Anda di halaman 1dari 23

1

DIKTAT MATA KULIAH

KONSTRUKSI ALAT UKUR


KODE MATA KULIAH

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


2

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

SAP (SATUAN ACARA PEMBELAJARAN) 4


50. TES, ANGKET DAN SKALA PSIKOLOGI SEBAGAI ALAT UKUR 7
51. TES PRESTASI 13
52. PERENCANAAN TEST PRESTASI 16
53. PENEGASAN KAWASAN UKUR 23
54. PENULISAN ITEM 25
55. REVIEW 28

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


3

a. TES, ANGKET DAN SKALA PSIKOLOGI SEBAGAI ALAT UKUR

TES DAN PENGUKURANNYA


1. Definisi Tes
apakah tes dama dengan ujian?
2. Klasifikasi Tes
masuk ke dalam apakah tes prestasi itu?
3. Tes Prestasi dalam Pendidikan
apa fungsi tes prestasi dalam dunia pendidikan?
4. Fungsi dan Limitasi Tes
apa prinsip pengukuran prestasi belajar?

Definisi Tes
5. Secara fisik, tes merupakan sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab yang akan
memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu berdasarkan jawaban atau
cara individu menjawab pertanyaan tersebut.
6. Secara nonfisik, (mengacu pada pengertian tes psikologis) tes ditujukan guna
mengungkap aspek-aspek psikologis dalam diri individu.
7. Sebagian orang mengatakan tes sama halnya dengan ujian. Apakah tes = ujian ?

Ujian Psikologi TIDAK SAMA DENGAN Tes Psikologi


8. Individu yang menjalani ujian biasanya sudah tahu mengenai apa yang harus
dikerjakannya dan apa saja yang harus dipersiapkan karena sudah jelas batas-batasnya
dan sudah diketahui pula prosedur pengerjaannya.
9. Individu yang menjalani tes, akan merasakan ketidakpastian mengenai apa yang akan
ditanyakan.
10. Seperti contoh di atas, apabila individu akan menjalani tes psikologi, maka individu
akan merasakan “ketidakpastian” mengenai apa yang akan dikerjakan. Sedangkan
apabila individu akan menjalani ujian psikologi, maka individu mampu memiliki
gambaran apa yang akan dikerjakan.
11. Namun dalam dunia pendidikan, kedua kata ini sering memiliki konotasi yang sama
(contoh : UAS dan THB)

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


4

12. Agar tidak semua bentuk ujian dapat diklasifikasikan ke dalam tes, maka berikut
merupakan definisi tes secara mendasar.
13. Anne Anastasi (1976) : Tes merupakan suatu pengukuran yang objektif dan standar
terhadap sampel perilaku.
14. Frederick G. Brown (1976) : Tes adalah prosedur yang sistematik (objektif, standar,
dll) guna mengukur sampel perilaku seseorang.
15. Lee J. Cronbach (1970) : Prosedur sistematis untuk melihat perilaku seseorang dan
menggambarkannya melalui bantuan skala numerik.

Pada kenyataannya, tidak semua dari sekumpulan pertanyaan dapat dinamakan tes. Terdapat
beberapa syarat dan kualitas yang harus dipenuhi oleh rangkaian pertanyaan dapat disebut
tes. Berdasarkan beberapa definisi mengetai tes, maka kita dapat mengetahui batasan agar
sekumpulan pertanyaan tersebut dapat disebut sebagai tes (karakteristik tes).

1. Tes adalah prosedur yang sistematik


Item-item dalam tes disusun menurut cara dan aturan tertentu (tidak sembarangan),
prosedur administrasi tes dan pemberian angka (scoring) terhadap hasil tes harus
dispesifikasikan secara rinci, dan setiap individu yang mengikuti tes harus mendapatka item-
item yang sama dalam kondisi yang setara/sebanding.

2. Tes berisi sampel perilaku


• Item yang berada dalam suatu tes, tidak mampu mencakup seluruh isi materi yang
ditanyakan.
• Kelayakan tes bergantung pada sejauhmana item-item dalam tes mewakili secara
representatif perilaku yang akan diukur.

Tes mengukur perilaku


Item-item dalam tes dibuat guna menunjukkan apa yang diketahui atau apa yang
dipelajari oleh individu dengan cara menjawab item-item dalam tes.

Selain itu, terdapat pula beberapa hal yang tidak menunjukkan karakteristik dari suatu tes,
antara lain :
1. Definisi tes tidak memberikan spesifikasi mengenai format tes.
2. Definisi tes tidak membatasi jenis materi yang dapat dicakup dalam suatu tes.
`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.
5

3. Individu tidak perlu tahu aspek psikologis apakah yang sedang diungkap dari dalam
dirinya.

Pengetesan = Pengukuran
Di sisi lain, selain kata ujian yang sering dikaitkan dengan tes, pengukuran juga
seringkali memiliki arti yang sama dengan tes.
4. Tyler (1971) : Pengukuran adalah assignment of numerals according to rules.
5. Mengukur adalah membandingkan atribut yang hendak diukur dengan alat ukurnya
secara deskriptif (hasil ukur dinnyatakan dalam secara kuantitaif).

Klasifikasi Tes
Menurut Cronbach (1970), tes terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu :
6. Tes yang Mengukur Performansi Maksimal
7. Dirancang untuk mengungkap apa yang dapat dilakukan dan seberapa baik individu
melakukan suatu tugas.
8. Stimulus yang disajikan harus jelas struktur dan tujuannya.
9. Jawaban individu atas stimulus tersebut dapat bernilai benar/salah.
10. Prosedur pengerjaan harus jelas dan sederhana.
11. Individu mengetahui cara pemberian skor dan batas waktu pengerjaannya.
12. Hanya pendekatan dan strategi pengerjaan soalnya saja yang tidak dapat diketahui
oleh individu.
13. Tes ini mendorong individu untuk berusaha sebaik-baiknya agar mampu memperoleh
skor setinggi mungkin.
14. Contoh : tes potensi akademik, tes bakat, tes prestasi belajar.

Tes yang Mengukur Performansi Tipikal


15. Dirancang untuk mengungkap kecenderungan reaksi atau perilaku individu dalam
situasi tertentu.
16. Jawaban individu atas stimulus tidak dapat bernilai salah/benar, melainkan
didiagnosis menurut norma-norma tertentu.
17. Stimulus dalam tes ini umumnya dibuat dengan struktur ambiguous, sehingga
memungkinkan individu untuk menginterpretasikan secara subjektif.
18. Contoh : tes sikap, tes skala kepribadian.

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


6

Berdasarkan atribut yang diungkap, tes dibagi sesuai dengan gambar diagram di bawah ini :

Tes Prestasi dalam Sistem Pendidikan


Benyamin S. Bloom dkk membagi kawasan belajar yang menjadi tujuan pendidikan menjadi
tiga kawasan, yaitu :
19. Kawasan kognitif Tes prestasi belajar dalam bentuk tertulis
20. Kawasan afektif
21. Kawasan psikomotor
Tujuan tes prestasi belajar : mengungkap keberhasilan individu dalam belajar serta sebagai
dasar dalam pengambilan keputusan.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, tes prestasi digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan, diantaranya :
22. Keputusan didaktik
memenuhi kebutuhan pengajaran seperti ketepatan kurikulum yang berlaku
23. Keputusan administratif
memenuhi kebutuhan administrasi seperti keputusan mengenai nilai/kelulusan
24. Keputusan bimbingan penyuluhan
memberikan bimbingan dalam penjurusan/penentuan karir

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


7

Berbagai macam keputusan pendidikan tersebut, menempatkan tes prestasi belajar dalam
beberapa fungsi, diantaranya :
25. Fungsi penempatan
mengklasifikasikan individu ke dalam bidang yang sesuai dengan kemampuan
individu
26. Fungsi formatif
nelihat kemajuan belajar yang telah dicapai oleh individu
27. Fungsi diagnostik
mendeteksi kesukaran dan kelemahan individu
28. Fungsi sumatif
informasi mengenai penguasaan pelajaran (contoh : UAS)

Fungsi tes
29. Tes sebagai pengukur prestasi
Robert L. Ebel (1979) mengatakan bahwa fungsi utama tes prestasi adalah mengukur
prestasi belajar siswa, tidak semata-mata memberikan angka-angka saja.
30. Tes sebagai motivator dalam belajar
Thorndike dkk (1991) mengatakan bahwa pentingnya nilai, yang merupakan umpan
balik pembelajaran, guna meningkatkan belajar individu sehingga tes dapat merupakan
salah satu faktor yang memotivasi dan mengarahkan individu dalam belajar.

Keterbatasan Tes Prestasi


3. Pengukuran aspek psikologis tidak pernah mencapai keakuratan yang tinggi
4. Hasil yang didapat berupa estimasi mengenai posisi relatif (relative standing) individu
menurut tingkat kemampuannya pada suatu tugas
5. Tidak terdapat nilai 0 mutlak
6. Tes prestasi belum tentu dapat digunakan sebagai indikator penguasaan materi yang
sesungguhnya yang telah dicapai oleh individu yang bersangkutan, dikarenakan :
7. Konsep yang menjadi objek ukur tes belum dirumuskan secara baik dan operasional
8. Isi materi belum dibatasi secara spesifik
9. Item-item yang disajikan belum cukup komprehensif dan representatif terhadap domain
yang ingin diukur
10. Item-item yang disajikan hanya sampai pada tingkat penguasaan yang rendah (tidak
terdapat tingkatan kompetensi yang tinggi seperti analisis/problem solving)

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


8

Adanya keterbatasan yang dimiliki oleh tes prestasi, diharapkan agar :


1. Penyusunan tes didasarkan pada perencanaan yang teliti
2. Penulisan item-item yang mengikuti kaidah standar
3. Evaluasi yang kontinyu

Prinsip Pengukuran Prestasi Belajar


4. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai
dengan tujuan instruksional
5. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan
dari materi yang dicakup oleh program instruksional pengajaran
6. Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur
hasil belajar yang diinginkan
7. Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan
hasilnya
8. Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus
ditafsirkan dengan hati-hati
9. Tes prestasi harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar para anak didik

TUGAS
- Diskusikan bersama kelompok perbedaan tes, skala, dan angket.
- Carilah contoh skala dan angket lalu paparkan perbedaannya.

Daftar Pustaka
o Azwar, S. 1995. Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
o Azwar, S. 1999. Penyusunan Tes Prestasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


9

b. TES PRESTASI
Pengertian Tes
1.Anne Anastasi (1976)
St pengukuran yg objektif dan standar thd sampel perilaku
2.Frederick G. Brown (1976)
Prosedur yg sistematik utk mengukur sampel perilaku

Tes adalah............................
 prosedur yg sistematik
 mengandung sampel perilaku
 mengukur perilaku

Klasifikasi Tes
Cronbach (1970)
1. Tes yg mengukur performansi maksimal
2. Tes yg mengukur performansi tipikal

Menurut atribut yang diungkap


1. Atribut Kognitif :
 abilitas potensial (umum & khusus)
 abilitas aktual (prestasi)
- Atribut Non-kognitif (kepribadian, afektif)

Tes Prestasi
 Mengungkap prestasi atau hasil belajar seseorang
 Pengambilan keputusan

Fungsi tes :
1. Fungsi penempatan
2. Fungsi formatif
3. Fungsi diagnostik
4. Fungsi sumatif

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


10

FUNGSI TES
1. TES SEBAGAI PENGUKUR PRESTASI\
• Mengukur prestasi atau hasil yang telah dicapai siswa dalam belajar.
• Robert L. Ebel (1979)
• Fungsi utama tes prestasi di kelas adalah mengukur prestasi belajar para siswa.
• Tes membantu guru memberikan nilai yang akurat (valid) dan dapat dipercaya.
• Namun bagi siswa, tes lbh bertujuan utk mendapatkan NILAI.
Bukti kemajuan/keberhasilan suatu program pendidikan

2. TES SEBAGAI MOTIVATOR DALAM BELAJAR


Konsep behaviorisme, kognitif, dan psikologi belajar :
Umpan balik berupa nilai penting untuk meningkatkan belajar.
Robert L. Ebel (1979)
Tes adalah jenis motivator esktrinsik
Mana yang lebih baik? Motivator ekstrinsik atau motivasi intrinsik?

KETERBATASAN TES PRESTASI


Yang harus diperhatikan (hal-hal yang bisa menjadi keterbatasan tes prestasi)
1.Konsep yang harus dikuasai belum dirumuskan secara baik dan operasional.
2.Isi yang diujikan belum ada batas cakupan secara spesifik.
3.Aitem-aitem yang disajikan dalam tes belum cukup komprehensif dan belum mewakili
kawasan (domain) pengetahuan yang hendak diukur.
4.Aitem-aitem dalam tes ditulis hanya pada tingkat penguasaan (kompetensi) yang rendah
sehingga tidak mencerminkan tingkatan kompetensi yang lebih tinggi.

PRINSIP-PRINSIP PENGUKURAN PRESTASI BELAJAR (GRONLUND, 1977)


5.Harus mengukur hasil belajar yang dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.
6.Mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup
oleh program instruksional atau pengajaran.
7.Berisi aitem-aitem dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang
diinginkan.
8.Dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya.
9.Reliabilitas harus diusahan tinggi dan hasil ukur ditafsirkan dengan hati-hati.

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


11

10. Harus dapat digunakan untuk meningkatkan belajar pada anak didik.

TUGAS
o Pilihlah 1 topik dari satu mata pelajaran siswa SD kelas 5 atau 6.
o Berlatihlah membuat soal model pilihan ganda sebanyak 10 aitem.
o Kumpulkan dalam bentuk laporan tertulis

Daftar Pustaka
 Azwar, S. 1995. Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
 Azwar, S. 1999. Penyusunan Tes Prestasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


12

c. PERENCANAAN TEST PRESTASI

Penyusunan Tes Memerlukan Perencanaan

Pertimbangan dlm perancangan tes prestasi


• Awal : perencanaan
• Pertimbangkan segala aspek :
• tujuan penyusunan tes
• spesifikasi tes; isi materi, batasan perilaku, tipe aitem, taraf kesukaran item,
banyaknya item, waktu penyajian, skoring, dan sebagainya.

SPESIFIKASI TES
11. Uraian isi materi.
12. Batasan perilaku.
13. Tipe aitem.
14. Rata-rata taraf kesukaran aitem.
15. Lama penyajian aitem.
16. Cara skoring.

Langkah standar dalam perencanaan dan penyusunan tes prestasi belajar

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


13

 Identifikasi Tujuan & Kawasan Ukur


Identifikasi tujuan :
• Penegasan tujuan pengukuran; terkait fungsi tes
• pembatasan kawasan ukur; lingkup materi ukur yg hendak diungkap
• Hrs spesifik dan kongkret

B’dasarkan fungsi tes:


 Penempatan; mengacu pd kriteria penguasaan, taraf kesukaran tdk tinggi
 Formatif; meliputi semua unit pokok materi, taraf kesukaran bervariasi b’dsr unit
pokok materi yg telah diajarkan, mengacu pd kriteria.
 Diagnostik; taraf kesukaran aitem rendah, aitem2 meliputi bgn2 tugas dimana
umumnya sering tjd kesalahan
 Sumatif; aitem mewakili slrh materi ajar, taraf kesukaran b’variasi, dan penilaian
hasil mengacu pd norma.

 Penguraian Komponen Isi


Hal yg penting
 Dlm penulisan:
 tes tdk keluar dr lingkup materi
 tdk melewatkan penekanan atas bagian yg penting
A. Dari segi materi:
 aitem tes hrs komprehensif
(m’cakup slrh materi, jml aitem proporsional)
 aitem tes hrs relevan
(benar2 terkait materi & sgl sst yg dianggap perlu)
Terkait validitas isi
1. Langkah-langkah :
 menguraikan isi mnrt bgn2 materi
 beri bobot ssi kepentingan
makin tinggi bobot st materi makin byk proporsi aitem,
makin kecil bobot st materi makin sedikit poroporsi aitem

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


14

Contoh Uraian Komponen Isi

 Batasan Perilaku & Kompetensi


Batasan perilaku
1. operasionalisasi tujuan instruksional
2. indikator perilaku
3. dapat diukur
Benjamin Bloom (1956)
taksonomi tujuan pendidikan mengukur 3 domain perilaku:
• kawasan afektif ; minat, sikap
• kawasan kognitif ; aspek intelektual/fungsi pikir
• kawasan psikomotor ; aspek ketrampilan motori

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


15

 Tabel Spesifikasi
Berupa Tabel Blue-Print
Memuat uraian isi dan tk kompetensi

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


16

Msg2 bagian isi terurai mnrt bbrp tingkatan kompetensi

Tipe – tipe Aitem


Pembagian Aitem b’dsrkan prosedur p’berian angka
a. Tipe Objektif
Hanya ada 1 jawaban t’baik/benar
a. Tipe Esai/karangan
Jawaban dlm bentuk rumusan kata-kata
Jawaban pendek/panjang; tergantung arahan soal

Menurut kelasnya (Brown, 1971) :


A.tipe m’milih alternatif
m’milih satu pilihan jawaban yg dianggap t’baik
cth: multiple choice, B-S, matching
B.tipe jawaban pendek
b’btk kalimat pendek, cth: m’lengkapi
C.tipe karangan
jawaban b’btk uraian
D.tipe problem
merumuskan st prosedur dan digunakan u/ menyelesaikan st problem
cth: matematika, bidang kuantitatif

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


17

 Menentukan Tipe Aitem


Penting
Berdasar pertimbangan tertentu:
• hakikat hasil belajar; mengukur hasil belajar
• kualitas yg mungkin dibuat

Tipe Aitem yg Baik


- Sesuai materi tes
- Tingkat kompetensi yg diungkap
- Tingkat pendidikan siswa yg dites

Tipe Pilihan Ganda


Kelebihan:
• Komprehensif
• Pemeriksaan & skoring mudah
• Efisien & hemat
• Kualitas item dpt dianalisis scr empiris
• Reliabilitas baik
Kelemahan:
• Pembuatan sulit, bth waktu
• Sulit jka dibuat tk kompetensi tinggi
• Jawaban benar bisa krn tebakan

Tipe Esai
Kelebihan:
• Mdh dibuat
• Dpt mengungkap tingkat kompetensi tinggi
• Baik utk kemampuan verbal tulis
Kelemahan:
• Kurang komprehensif
• Bth waktu dlm memeriksa
• Hrs diperiksa o/ pembuat soal
• Subjektivitas tinggi
• Pertimbangan skoring kompleks

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


18

• Reliabilitas krg baik


Tipe Benar Salah
Kelebihan:
• Komprehensif
• Pemeriksaan & skoring mudah dan cepat
• Efisian dan hemat bahan
• Kualitas item dpt dianalisis scr empiris
• Objektivitas tinggi
• Mudah dibuat
Kelemahan:
• Mengungkap tk kompetensi rendah
• Jawaban benar krn tebakan

 Menentukan Tipe dan Banyaknya Aitem


MenentukanTipe Aitem :
 sesuaikan dgn materi tes
 tingkat kompetensi yg akan diungkap
 tingkat pendidikan subjek
Menentukan Banyaknya Aitem :
- B’dsr p’timbangan teoritis
hrs byk mengandung aitem yg independen (tdk terikat) satu sama lain
- B’dsr p’timbangan praktis
 tujuan tes
 waktu penulisan aitem & pemeriksaan jawaban
 jumlah dan kondisi partisipan
 tipe aitem

TUGAS
Rancanglah suatu tes prestasi lalu buat blue-print dan 10 soal aitem tipe pilihan ganda. Try
outkan di lapangan.

Daftar Pustaka
1. Azwar, S. 1999. Penyusunan Tes Prestasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


19

d. PENEGASAN KAWASAN UKUR


Pengantar
• Salah satu cara yang dapat memudahkan identifikasi tujuan dan kawasan ukur adalah dengan
cara menguraikan komponen-komponen atau faktor-faktor yang ada dalam konsep teoritik
mengani atribut yang ingin diukur.
• Komponen atau factor ini biasanya berasal dari dimensi atau aspek yang tercakup dalam
definisi atau disebutkan dalam teori mengenai atribut yang bersangkutan.

Penegasan kawasan ukur skala altruisme


Altruisme didefinisikan sebagai:
“memberikan bantuan kepada orang lain tanpa mengharapkan penghargaan dari sumber external atas
pemberian bantuan tersebut” (Schroeder, 1995).

Penegasan kawasan ukur skala altruisme


Menurut Schoreder (1995), orang dengan altruism memiliki karakterisitik sebagai berikut:
 Memiliki kecenderungan yang konsisten untuk berespon secara emosional terhadap pengalaman
emosional orang lain dan memahami sudut pandang mereka.
 Bertanggung jawab atas tindakan diri sendiri dan tindakan yang berhubungan dengan kesejahteraan
orang lain.
 Keyakinan untuk mengatasi segala tantangan yang dihadapi dalam hidupnya, mampu membuat
perencanaan dan mengimplementasikannya, serta mau menerima konsekuensi dari tingkah lakunya.
 Memiliki perasaan kelekatan terhadap orang lain yang ditolong.

Definisi dan pendapat Schoreder (1995) ini kemudian digunakan untuk merumuskan indikator
perilaku, sebagai berikut:
1. Mampu menghayati perasaan orang lain
2. Mampu memahami sudut pandang orang lain
3. Bertanggung jawab atas tindakan diri sendiri
4. Merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan orang lain
5. Memiliki keyakinan diri mampu mengatasi segala tantangan
6. Mempunyai keyakinan dapat membuat perencanaan dan mengimplemantasikannya
7. Mau menerima konsekuensi dari tingkah lakunya
8. Memiliki perasaan kelekatan terhadap orang lain yang ditolong

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


20

Blue print skala altruisme


Dime Indikator Perilaku Bo
nsi bot
Memiliki kecenderungan yang Mampu menghayati perasaan orang
konsisten untuk merespon secara lain
emosional terhadap pengalaman Mampu memahami sudut pandang 25
emosional orang lain dan memahami orang %
sudut pandang mereka lain
Bertanggung jawab atas tindakan diri Bertanggung jawab atas tindakan diri
sendiri dan tindakan yang berhubungan sendiri
dengan kesejahteraan orang lain Bertanggung jawab atas 25
%
kesejahteraan orang lain

Keyakinan untuk mengatasi segala Memiliki keyakinan diri mampu


tantangan yang dihadapi dalam mengatasi segala tantangan
hidupnya, mampu membuat
perencanaan dan Mempunyai keyakinan dapat membuat 25
perencanaan dan %
mengimplementasikannya, serta mau
menerima konsekuensi dari tingkah mengimplementasikannya
lakunya
Memiliki perasaan kelekatan terhadap Memiliki perasaan kelekatan terhadap
orang lain yang ditolong orang yang ditolong. 25%

Pembobotan
• Pembobotan dilakukan dengan berdasar pada pendapat bahwa satu dimensi bisa jadi
lebih penting dibandingkan dengan dimensi yang lain. Dengan demikian dimensi
yang lebih penting diberikan bobot yang lebih besar dibandingkan dimensi yang lain.
• Proporsi bobot didasari oleh teori atau hasil analisis factor yang dilakukan
sebelumnya. Bila tidak mempunyai dasar mengenai ini, sebaiknya setiap dimensi
diberikan bobot yang sama.

TUGAS
Buatlah penegasan kawasan ukur untuk skala kepribadian.

Daftar Pustaka
 Azwar, Saifuddin. (1996). Tes Prestasi-Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi
Belajar-Ed2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
 Azwar, Saifuddin. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


21

e. PENULISAN AITEM

Pertimbangan
 Estimasi taraf kesukaran aitem; tujuan & fungsi tes
 Tingkat pendidikan partisipan, dll
 Kreativitas dan skill
Sangat ditentukan juga oleh skill masing-masing penulis aitem.

Aitem Tipe Pilihan Ganda


1. Bentuknya pernyataan yg belum selesai, dilanjutkan dgn jawaban yg terdiri atas sejumlah
alternatif.
2. Aitem terdiri atas:
- kalimat pernyataan; stem
1. beberapa pilihan jawaban; options
2. jawaban benar; key
3. alternatif lainnya; distraktor

Kaidah Penulisan Aitem Tipe Pilihan Ganda


 Menanyakan hal yg penting u/ diketahui
 Berisi pernyataan pasti
 Utamakan aitem yg mengandung pernyataan umum
 Mengandung hanya satu gagasan
 Menyatakan inti pernyataan dgn jelas, kalimat sederhana dan tdk berlebihan.
 Tidak didasari pernyataan negatif
 Bahasa jelas, pernyataan langsung
 Ada alternatif bagi isi pernyataan yg plg penting
 Alternatif jawaban hrs b’beda, struktur dan arti berada dlm satu kategori.
 Antar alternatif tdk saling meniadakan
 Alternatif jawaban disusun secara logis
 Hindari m’gunakan alternatif “bukan salah satu di atas” atau “semua benar”
 Jgn menjebak dgn soal yg tidak ada jawabannya
 Hindari m’gunakan kata2 yg dpt menjadi petunjuk dlm menjawab

Aitem Tipe Benar-Salah

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


22

Bentuknya berupa pernyataan yg diikuti dgn alternatif jawaban benar-salah

Kaidah Penulisan Aitem Tipe Benar-Salah


• Mengungkap ide/gagasan yg penting
• Menguji pemahaman, bukan hanya hafalan atau fakta
• Kebenaran/ketidakbenaran st aitem b’sifat mutlak
• Hrs menguji materi yg spesifik
• Aitem hrs jelas

Aitem Tipe Jawaban Pendek


Bentuknya berupa pernyataan yg belum selesai kemudian melengkapi dgn jawaban pendek;
satu/dua kata

Kaidah Penulisan Aitem Tipe Jawaban Pendek


 Pernyataan dibuat dgn hati2 dan hanya ada satu jawaban pasti
 Rumuskan jawaban terlebih dahulu baru kemudian menulis pernyataan
 Gunakan pertanyaan langsung
 Usahakan tdk terdapat petunjuk pertanyaan
 Jgn m’gunakan kata/kalimat yg dikutip lgsg dr buku

Aitem Tipe Pasangan


Bentuknya menyerupai aitem tipe pilihan ganda Mencocokkan pilihan yg ada dengan
stimulusnya/

Kaidah Penulisan Aitem Tipe Jawaban Pasangan


• Jml pernyataan tdk sama dgn jml jawaban
• Pernyataan dan jawaban satu kategori
• Kalimat pernyataan & jawaban hrs pendek
• Petunjuk pemasangan hrs jelas
• Susunan pernyataan dan jawaban sebaiknya alfabet atau menurut besaran kuantitatif
Aitem Tipe Esai/Karangan
Bentuknya berupa pernyataan/perintah yg menuntut jawaban uraian

Kaidah Penulisan Aitem Tipe Esai

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.


23

 Pertanyaan hrs mampu menunjukkan penguasaan atas st pengetahuan


 Buatlah pertanyaan yg arah jawabannya jelas
 Jangan menanyakan sikap/pendapat
 Awali dgn kata “bandingkan”, “berikan alasan”, “beri contoh”, “jelaskan mengapa”,
dsb
 Hindarkan kesempatan memilih soal
 Tulis dulu jawaban baru menyusun pertanyaan

TUGAS
Analisalah soal mata pelajaran untuk anak SD sesuai dengan tipe aitemnya.

Daftar Pustaka
 Azwar, S. 1995. Sikap Manusia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
 Azwar, S. 1999. Penyusunan Tes Prestasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

`Yusuf Adi Putera S. psi, M, Psi.

Anda mungkin juga menyukai