Anda di halaman 1dari 1

Sebagaimana yang telah disebutkan pada cerita bahwa populasi bighorn yang diisolasi tersebut

mengalami fluktuasi ukuran populasi yang pada akhirnya ukuran populasi terus menurun mencapai 50
ekor populasi pada tahun 1985. Populasi ternyata mengalami masalah, variasi genetis yang ada ternyata
lebih rendah dibandingkan dengan populasi awal diambilnya si bighorn sheep tersebut. Hal tersebut
terjadi karena adanya inbreeding di populasi ini. Inbreeding adalah perkawinan yang terjadi antara dua
individu yang memiliki kekerabatan dekat. Hal tersebut sangat mungkin terjadi pada populasi ini karena
jumlah pasangan yang terbatas dalam populasi ini memungkinkan domba2 ini saling kawin dengan
domba2 yang berkerabat dekat. ditambah mereka terisolasi dan keturunan keturunan yang dihasilkan
pada generasi berikutnya pasti memiliki kekerabatan karena mereka hanya berasal dari 12 domba tetua.
Pada kasus bighorn sheep ini diketahui koefisien inbreedingnya berdasarkan sumber yang saya baca
adalah 0,25. Koefisien inbreeding adalah koefisien yang menunjukkan besarnya kemungkinan bahwa
dua alel dalam suatu indiviidu adalah identic karena keturunan. Nilainya berkisar dari 0-1. 0
menunjukkan tidak ada individu inbreeding sedangkan 1 menunjukkan populasinya mengalami
inbreedin sempurna. Inbreeding meningkatkan homozigositas dan mengurangi heterozygositas dari
suatu populasi. Inbreeding yang terjadi pada bighorn sheep ini ternyata menyebabkan terjadinya
inbreeding depression yaitu suatu keadaan dimana populasi inbreeding yang ada mengalami penurunan
kebugaran relative hal tersebut terjadi karena alel-alel identic yang membentuk homozigot pada
inbreeding ternyata adalah alel-alel yang bersifat merugikan. Dalam hal ini inbreeding depression
menyebabkan survavilitas dan laju reproduksi dari bighorn sheep menurun. Inbreeding depression ini
apabila dibiarkan begitu saja dapat menyebabkan terjadinya kepunahan pada populasi bighorn sheep
yang diisolasi tersebut.s

Anda mungkin juga menyukai