Novel Hani
Novel Hani
Mimpi dan
harapan tuk merasakan Nuansa sunset yang begitu indah di sela pegunungan.
Sentuhan kabut lembut yang sangat ingin aku rasakan,jika aku bayangkan dengan
sentuhan kabut lembut di dampingi secangkir kopi panas,alunan gitar dan
disuguhi dengan indahnya pemandangan itu sangat sempurna bagi aku.Jika aku
igin meraihnya aku harus mendaki dengan rintangan dan halangan yang tentunya
harus aku hadapi.Banyak sekali rintangnya mulai dari persiapan yang matang
karena dinginnya cuaca,medan yang akan di tempuh dan yang paling berbahaya
yaitu minta izin pada ke dua orang tua ku.
Aku terlahir di keluarga yang cukup disiplin,tapi aku cukup bahagia
dititipkan tuhan pada malaikat yang sangat perhatian padaku.Ya benar,kedua
orang tua aku yang memberikan segala apa yang ia miliki untukku.Nama yang
diberikan malaikat aku adalah hanifa,artinya jalan yang lurus.Aku punya satu
orang kakak yang sayang pada aku.Jarak umur kami cukup jauh yaitu 6
tahun.Tapi walaupun jarak kami jauh kami tetap bisa berkomunikasi dengan baik
walau kadang kami seperti anjing dan kucing.
Sudah 17 tahun kami tinggal di rumah yang sangat nyaman ini.Ya, waktu
terasa sangat cepat.Rasanya dulu kami masih bermain-main bersama,sekarang ya
kami banyak menghabiskan waktu dengan keperluan masing-masing.Saya pulng
sekolah jam 5,dia pulang kerja jam 7.Kakak aku bersekolah di Sekolah Dasar
yang sama dengan aku, ia sangat pintar di bidang akademik dari kelas 1 SD
sampai SMA ia mendapatkan juara.Ia sangat gemar belajar,berbeda sekali dengan
aku.Aku tidak sepintar dia,tapi seiring dengan berjalan nya waktu karena aku
sering di banding-bandingkan oleh kedua orang tua aku sehingga aku mulai rajin
belajar dan mendapatkan kelas unggul waktu SMP,mewakili SMP aku untuk
bertanding olimpiade ke SMA Cendikia di Maninjau.
Di Cendikia aku memiliki kesan yang sangat lucu yang sampai-sampai Ibu
dan Ayah aku menjemput ke sana.Aku dari kecil adalah anak yang pemabok jika
diajak pergi dengan mobil.Setiap naik mobil dekat maupun jauh pasti muntah.Ya
benar, ke SMA Cendikia degan mobil jadi aku muntah dan tak sanggup
menghadapi olimpiade lagi degan kondisi yang sangat lemas dan
letih.Tapi,bagaimanapun aku harus mengikuti limpiade dan akhirnya jawaban yag
ku buat hanya berdasarkan felling.Hasilnya pun aku tak mendapatkan juara .
Aku tak sanggup membayangkan bagaimana akan pulang dengan
mobil.dan aku menelfon Ayah dan Ibu untuk menjemput aku ke sekolah Cendikia
tersebut dengan motor.Ayah dan Ibuku mau tak mau harus menjemputku,akhirnya
tak lamasetelah ujian merekapun datang.Aku pulang dengan motor,alhamdulillah
kami sampai di rumh dengan selamat.
Nasib! Terus ngak mau pergi ketika orang jalan-jalan.Karena itu semua
aku tertarik pada gunung,aku sedih jika keluarga aku jalan-jalan dengan mobil
terpaksa aku tinggal.Aku juga ingin menikmati keindahan alam yang tuhan
berikan kepada semua makhluknya yang ada di bumi ini.Aku berfikir bagaimana
menikmati keindahan yang allah berikan tanpa duduk di atas mobil dengan waktu
berjam-jam yang tak sanggup aku lalui.Aku berfikir,gunuang adalah tempat yang
tepat untuk aku.Tapi mewujudkannya yang sedit rumit dengan meminta izin ke
orang tua salah satu kerumitannya.
Aku sudah tau pasti jawabannya tidak,yang aku fikirkan bagaimana
caranya untuk meyakinkan kedua orang tua aku supaya mengizinkan ku pergi ke
gunung.orang tua aku cukup tegas dalam mendidik anak apalagi ayah ku orang
betawi yang sifatnya sangat keras jika ia mengatakan tidak maka tidak.Ntah apa
yang akan aku lakukan.Ibuku adalah orang minang yang jika di bujuk dengan
rayuan menangis mungkin ku rasa bisa,yang aku fikirkan membujuk ayah aku
yang sifatnya sangat keras.
Aku mempunyai banyak kawan yang setia degan ku,laki-laki dan
perempuan yang aku rasa tulus berteman dgn ku.Tetangga ku juga pernah
mengajak ku pergi mendaki dan meminta izin ke ayah aku dan jawabannya
tidak,ternyata dugaan aku sangat tepat.Walaupun aku telah menangis atau apa itu
yang membuat aku boleh diizinkan sudah aku coba dan sampai sekarang aku
tetap belum pergi.
Saat itu aku hanya bisa pasrah,waktu terus berlanjut sampai aku urungkan
niat aku pergi ke gunung.Dulu sebelum aku mengurungkan niat untuk pergi
mendaki setiap sore aku sering mengambil gambar gunung yang begitu tampak
gagah dan mempesona dengan di balur mentari senja.Dan membuat aku
terkagum- kagum tiada henti. Sekarang aku sangat kecewa dengan semuanya.Saat
ku rindu ingin mengambil gambar gunung saat itu pula aku takut bersedih
kembali.
Aku coba untuk mengalihkan perhatian aku pada sosok gunung denga cara
mencari berbagai macam hobi yang aku senangi,misalnya mengikuti
extrakulikuler Paskibra.Aku ikuti dengan hati lapang berbahagia dengan ambisi
mengibarkan sangsaka merah putih di 17 Agustus nantinya.Aku mulai berlatih
mengikuti lomba-lomba yang diadakan SMA 5 Bukitinggi.Dengan bercucuran
keringat pantang menyerah,aku berlatih sekuat hati.
Ternyata aku menemukan kakak kelas yang mengikuti ekstrakurikuler
paskibra, orangnya ganteng tinggi,manis dan mempunyai jiwa yang amat tulus
yang terpancar dimatanya saat mengajari adek kelasnya pada saat baris
berbaris.Dan ternyata waktu aku stalking akun Instagram nya ia juga anak gunung
yang sering pergi mendaki.Di waktu dan detik itulah aku makin terkagum dan
makin suka dengan gunung .Gunung yang ia daki adalah gunung Merapi,Gunung
Singgalang,dan Gunung talang.
Benar kata orang usaha tak menghianati hasil dan Man Jadda wajada siapa
yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkannya aku dipanggil oleh
pembina paskibra dan kata tinggiku tinggi dan aku dipanggil untuk seleksi untuk
mengibarkan bendera di lubuk basuang masih seleksi di sekolah dan ternyata berat
yang di inginkan tidak sesuai dengan berat ku aku terlalu kurus untuk menjadi
sukses ya aku sangat kecewa.
Impian keduaku selain mendaki gunung yaitu menjadi Paskibra ternyata
berat badanku kurang itu sangat memukul jiwaku tetapi ya bagaimana itulah yang
terbaik aku tidak bisa memaksakannya akan tetapi rasanya sangat berguna di
hatiku ya aku mulai ikhlas untuk menjalani semuanya tanpa mendaki dan tanpa
pergi mengibarkan bendera. Mimpi ku hanya 2 itu tetapi tak terlaksana.Hati yang
besar untuk berharap tentang itu berakhir sirna.Aku merasa seperti bermimpi
setinggi langit dan di hempaskan ke jurang.
Entah bagaimana semua yang kulakukan terasa sangat berhubungan
dengan keindahan dan gagah yang menjulang tinggi di tengah-tengah desaku itu
adalah gunung,gunung Merapi gunung yang sangat aku idam-idamkan untuk
menginjakan kaki dan sampai sekarang belum juga kudaki. Aku kagum dengan
turis-turis dan aku merasa kecewa dengan diriku karena tak pernah menginjakan
kaki dan aku adalah orang yang tinggal di gunung atau di kaki gunung yang tak
pernah menggapainya.
Jika mendengar kata mimpi aku merasa tak punya mimpi lagi. Tapi kata
orang bermimpilah se tinggi mungkin. Tapi aku sangat troma tentang mimpi yang
tinggi itu. Dan aku mulai berfikir bagaimana masa depan ku tanpa mimpi. Hari
demi hari terlewati langkah demi langkah ku arungi tanpa mimpi dan berfikir
untuk apa aku melanggkah mengarungi hari tanpa tujuan. Aku berfikir bagaimana
aku di sekolah,aku tak se pintar kakakku. Dan aku melihat apa yang dimulai
kakak ku mungkin baik tapi kenyataan nya ia juara kelas dan juara umum
menghadiahkan nilai terbaik di tahun ajaran nya komlaud tetapi belum dapat
pekerjaan.
Aku berfikir kita sekolah tapi ujung-ujungnya juga mencari uang.
Buktinya kakakku dengan akademik yang sangat bagus toh belum dapat kerja.
Apalagi denganku nilai yang pas-pasan bagaimana mencari pekerjaan yang bagus.
Aku mulai mencoba dunia bisnis. Yang aku inginkan dari dunia bisnis adalah
tentang pengalaman,daya saing,daya jual dan terutama tentang saling mengenal
dengan teman adik kelas. Aku mulai berjualan sanjai yang aku ambil dari sanjai di
dekat rumah ku yang kebetulan anak ibu tersebut temanku.
Alhamdulillah banyak pesanan yang datang dari teman-temanku, aku
hanya mengambil untung 2000 perbungkus ituku kerjakan lebih kurang satu
bulan aku berhenti karena ibu tersebut tidak mau lagi menjual barang nya kepada
aku lagi. Ntah bagaimana,padahal uang yang ku berikan cash terus. Alasan ibu
tersebut adalah ia susah memperkirakan jika beli seperti itu, ia minta aku beli se
perempat yang ukuran nya sama dengan harga biasa yang aku beli 5000
perbungkus. Ya sudah aku telah mengambil pengalaman dari berjualan sanjai
tersebut.
Kedua aku berjualan online. Baju,sepatu,tas. Aku masukkan ke akun
Facebook dan membuat olshop di Instagramku dan mulai berjualan satu dua
barang dan hasil nya sangat mengecewakan . Yang di foto tak seperti kenyataan,
dari ukurannya dan dasarkainnya. Ya tentu saya merasa segan dengan teman saya.
Barangnya tidak sesuai dengan kenyataan,terpaksa aku sendiri yang memakainya.
Aku mulai berfikir apa yang bisa aku lakukan. Dari berjualan semua tak
berjalan mulus, aku berfikir tidak gampang tuk mencari uang yang gampang
hanya menghabisinya. Aku berfikir dan berfikir tak ingin merepotkan orang tuaku
jika aku ingin membeli sesuatu,aku mulai mencari apa yang sangat di perlukan
murid SMA. Aku menemukan nya,yaitu kuota internet. Aku mencari agen-agen
besar atau agen grosir an untuk aku jual kembali.
Ternyata mencari agen tersebut tak gampang. Aku cari di Instagram dan
aku DM berkali dan tak membuahkan hasil dan tidak ada jawaban dan aku DM
ternyata ia membalas belum buka reseller paket. Dan aku berkata ya sudahlah, aku
tunggu. Ntah beberapa bulan dan aku tanya kembali belum buka. Aku tak tahu
lagi dan akhirnya aku pergi ke konter-konter besar tuk menanya lokasi grosiran di
mana. Akan tetapi ia tak mau mengasih tau ku, aku tunggu lah grosir paket di
Instagram tersebut dan aku hampiri tokonya ia belum buka reseller dan pergi
mencari dan mencari ternyata aku temukan. Aku punya modal 500 rb dari uang
beasiswa yang aku dapat dan uang itu yang aku putar-putarkan terus .Aku mulai
merekrut teman-temanku yang berbeda lokal dan menerangkan sistim mainnya.
Dan mereka setuju dengan itu dan aku merasa senang mempunyai reseller hampir
setiap kelasnya. Sekarang anggota reseler paket ku hingga 20an . Ya itu jumlah
yang sangat bagus untukku.
Yang aku tahu dan aku dapat pelajaran tentang dalam jiwa bisnis
jangan pantang menyerah. Jangan putus asa cari teman sebanyak-banyaknya.
Dengan aku yang sekarang, aku merasa sangat bangga dengan diriku sendiri. Aku
tak minat dalam bangku kuliah, ku ingin tamat SMA ini pergi merantau ke Jakarta
dengan kakak sepupuku yang berjualan baju. Tapi aku masih ragu apakah ingin ke
Jakarta berjualan baju atau disini membuka usaha sendiri. Aku akan
memikirkannya dengan matang.
Aku bertanya kepada ibuku apakah boleh aku pergi merantau ke Jakarta.
“Bu apakah boleh saya pergi ke kota tamat SMA ini?”kata ku pada ibu.
“Terserah padamu apa yang kamu inginkan ibu tetap mendukungnya”
dengan raut pasrah.
“Apakah ibu tidak khawatir jika saya anak bungsu ibu pergi ke kota untuk
merantau?.”.menghela nafas
“Tidak ibu tidak khawatir karna family kita banyak di sana.”
“ibu maunya saya kuliah atau pergi merantau ke Jakarta.”dengan
ketegasan hati.
“Menurut ibu terserah padamu kamu yang akan menjalani semuanya
walaupun ibu memaksa untuk kuliah jika kamu tidak minat bagaimana lagi
semuanya tidak bisa dipaksa apa yang kamu lakukan telah membuat ibu bahagia.”
Dengan raut wajah yang datar.
“baikbaik Bu baik bu.,apakah boleh sebelum saya berangkat ke Jakarta
saya akan mendaki gunung ini permintaan terakhir saya untuk pergi ke sana.”
“kau tau nak,kalau pertanyaan soal itu ibu tidak bisa menjawabnya. Ibu
takut jika kamu mengalami masalah di sana pasti semuanya akan menyalahkan
ibu, Jika ayahmu mengizinkan maka ibu akan izinkan kamu pergi.”
Kakakku ikut mempengaruhi ibu”jangan boleh kan bu, gunung itu sangat
berbahaya bagi anak perempuan jika ia pergi tidak pada orang yang tepat.”
Keadaan rumah pun mulai memanas.
“ya saya akan pergi kepada orang yang tepat ibu.”
“kau tau apa soal gunung?.”
“Ya semuanya telah ku bayangkan sudah aku bayangkan jika hujan panas
atau apapun itu pokoknya saya akan mendaki gunung tersebut.”
“Ya lihat besoklah tidak ini yang akan kita perdebatkan .”
Tidak ada titik terang tentang hobiku yang tak direstui itu.Ingin melupakan
tapi tak bisa. Setiap hari ku pandangi dan aku rasa aku tak bisa melupakannya.
Aku mencoba untuk fokus pada karir bisnis yang mulai berjaya. Aku telah
mendapatkan 20 orang lebih seller paket. Pendapatan yang yang lumayan baik
jika di rata-ratakan lebih kurang 50.000 sehari saya tidak hanya menjual paket
tetapi pulsa dan token listrik.
teman-teman saya semuanya menyuport bisnis ku. Baik laki-laki ataupun
perempuan,teman saya yang laki-laki adalah teman dari kecilku yaitu kami
bersekolah di SD yang sama. Mereka menjadi pelanggan paket aku. Saya suka
berlangganan dengan mereka karena walaupun dia bayarnya lama tetapi dia tepat
waktu. Tidak sama di sekolah yang bayarnya lama dan waktunya sering lewat.
Bagaimana juga ini resiko bagi saya jika berjualan dengan sistem hutang.
Aku melewati hari demi hari sebentar lagi Ujian Nasional akan segera
menghampiri kami semua. YaituYaitu berkaitan dengan perpisahan.Teman
dekatku di sekolah adalah nadia,dina dan yulia mereka adalah teman atau bisa
dikatakan dengan sahabat yang selalu ada di saat senang maupun duka. Mengenal
tentangg perpisahan hati ini terasa menyedihkan jjika hari-hari tanpanya.
Tempat duduk kami pun berdekatan berempat, kelas bagi kami adalah
tempat yang selalu membuat kerusuhan yang membuat kelas berisik yaitu kami.
Tapi kami senang dengan semuanya bahagia tertawa.tapi kami tidak bisa
membayangkan bagaimana hamil asam berpisah dan tidak akan berjumpa dalam
waktu yang lama. Bagaimanapun semua badai pasti berlalu walaupun tak sanggup
ya pasti kita bisa melakukannya dengan bersama.
” Sebentar lagi kita akan berpisah ya.” Kata yulia
”Ya sebentar lagi lebih kurang 3 bulan lagi kita akan berpisah.” Sambil
mengusap mata.
“Aku tak sanggup membayangkan kita berpisah,tak jumpa-jumpa. Aku takut jika
kita nantinya tak saling kenal jika berjumpa.”
“Iya benar,aku juga takut seperti itu.” Kata dina khawatir.
“waktu terasa cepat yang kurasa kita bersama-sama menginjakkan gerbang
SMA ini dan akhirnya kita akan keluar dengan sama-sama dari SMA ini.” Sahut
yulia
“ waktu yang sebentar saya merasakan kehilangan kamu pagi-pagi saya terus
berjumpa dengan kalian suka jika kita berpisahkita tak akan berjumpa lagi di pagi
hari dengan sambutan dan mengerjakan pr pagi-pagi dengan ricuh meminjam
punya teman.”Sahutku sangat pilu.
“Ting tong” bel sekolah berbunyi tanda berakhirnya pelajaran.
kami pulang dengan sorak bahagia,semua menuju rumah masing masing. Dan aku
menunggu angkot dengan teman-teman. “tin-tin” itu mobil yang kami tunggu-
tunggu. Kami menuju pulang.
”assalamualaikum “ dengan letih dan lapar masuk ke dalam rumah.
“Waalaikumsalam”kata ibuku.
Dan aku menuju kamar tidurku.“Blub blub” notifikasi WhatsApp aku. Dan
ternyata aku masuk group pendaki yang anggotanya adalah teman se kelasku yang
mebuat group untuk pergi mendaki. Aku sangat terkejut melihatnya.”blub-blub”
Sayfal bertanya kepada anggota WhatsApp tersebut.
”Teman jadikah kita pergi mendaki ke SDA baesok”? Tanya sayfal
SDA adalah awal mula para pendaki akan menginjakkan kaki di sana,perjalanan
nya adalah sampai seperdelapan dari gunung tersebut.
” Ya jadi lah” sambut dila.
perasaan ku sangat bimbang, sangat ingin sekali pergi ibu dan ayah ku tak
mengizinkan.kali ini akan ku pastikan ibu dan ayah ku mengizinkan aku.
“ibu,ibuu...,bu boleh ya aku pergi ke SDA,sda itu dekat bu. Tidak samapi
puncak kok bu ,hanya seperdelapan dari gunung tidak jauh kok bu”.
“Ibu sih ya terserah pada ayahmu kalau boleh mengizinkan ya boleh.coba saja
kau tanya pada ayah mu langsung”.
“Bu yang pergi 10 orang kok bu,kami ramai-ramai pergi nya bu”
“kalau ibu sih boleh nak tapi ayah mu,nanti jika hanya keputusan ibu nanti ayah
mu marah-marah nak.”
“horeeee.berarti ibu boleh kan,ya sudah aku pergi besok ya bu.”
“Hnnnnn.”jawab ibu sangat pasrah.
“ Blub blub” notifikasi group pendaki tersebut
“yang pasti pergi besok siapa teman?.” Tanya yulia.
“ dila pasti pergi” jawab dila.
“Yulia juga pasti pergi” jawab yulia
Notifikasi group mulai bayak di dalamnya membahas siapa saja yang
pergi. Dan akhirnya tinggal aku yang belum menjawab. Aku ragu apakah aku mau
pergi nekat, dan hasrat ku ingin pergi .Dan aku menjawab pergi di group pendaki
tersebut.
“Hani pergi ya teman”.
“ kita udah deal pergi ya”kata sayfal
“ok besok kita kumpul di koto baru jam 7 “kata sayfal.
Dan aku harus pergi karna sudah janji pada teman ku.Aku menyiapkan
baju untuk besok,dan aku pun tidur tak sabar untk pergi besok. “Sreeettt” bunyi
gorden yg di buka ibu ku.
”bangun udah pagi ni.” Kata ibu.
Aku pun terkejut karna sudah pagi dan langsung mengambil jam ternyata masih
jam 5.Ibu bohong,tapi aku bangun lah nanti aku takut ketiduran dan bersiap-siap.
”blub blub” bangun teman-teman siap- siap mau pergi yaaa,jangan ketiduran.
aku sholat subuh dulu makan dan ibu ku hanya terheran melihatku kok rajin
bnget paadahall masih pagi.
”Kamu mau kemana hani?” sahut ayah padaku.
“khuk khuk khuk.....” aku tersedak. Dan lalu minum air.
“mau kemana kamu? Tanya ayah sekali lagi.
Perasaaan ku sangat bergejolak mau berbohong atau jujur.kalau aku jujur pasti tak
akan boleh kalau berbohong,kalau ketahuan nanti tambah parah.
“Mauu...mau pergi ke SDA.” wajahwajah ayah tiba-tiba memerah.
“Apa kamu bilang,nakal sekali kamu sudah berapa kali ayah mengatakan tak
boleh pergi .”
Air mata yang tak bisa ku tahan dan terbendung dan tak bisa ku tahan lagi jatuh
dan mengalir.
“Ayah....aku pergi ramai kok yah 10 orang,aku udah janji lo sama teman ku
yah”.
“kata ayah tidak ya tidak kamu ngerti ngak!!!.” Membentak.
“ayah selalu begini aku ngk boleh kemana mana ya hanya menjaga warung
dan terus hanya menjaga warung.Bagaimana dengan teman-temanku boleh saja
sama orang tuanya berbeda dengan keluarga ini. Aku merasa tersandra di rumah
ini tapi aku tak berani meninggalkn rmh ini. Pokoknya aku ingin pergi . Matahari
pun mulai menampakan wujudnya dan jaga baya pun mulai menyerang.kulihat
game sudah menunjukkan setengah tujuh entah apa yang akan kukatakan lagi
dengan semua kekerasan hati ayah yang tak ingin memberikan izin padaku.
Ayahku mengatakan jika kau tetap ingin pergi susah kau pulang-pulang llagidan
aku pergi ke kamar dan membanting pintu dan bingung harus ngomong apa
kepada teman temanku yang telah menungguku di koto baru.
“Blub blub blub blub” notifikasi yang sngat banyak dari teman- teman ku yg
menanya kan bagaimana udah jaln atau gimana?. Telfon tak terjawab pun sangat
bnyak. Dan aku takut mereka marah tentang janji ku yang ingin pergi.aku sangat
merasa malu dan seperti pencundang yang sangat pembohong.aku balas satu
persatu pesan yang masuk.
”kamu udah jalan atau bagaimana?,kami telah terlalu lma menunggu mu.”
”maaf teman-teman,kalau kalian marah sama aku aku terima aku tau aku salah
dan sangat salah,ntah bagaimana aku menerangkan nya dari awal”mengetik
dengan air mata yang berjatuhan.
“ Jadi bagaimana kamu pergi atau tidak?”
“Tidak,ayah ku tak mengizinkan aku sangat malu pada kalian, sekali lagi maaf
kan aku .dan aku menelfon mereka dengan vidiocall dan dengan berderai air
mata.dan menjelaskan nya.aku pun menyelesaikan panggilan nya.”
Aku membuka YouTube dan melihat bagaimana rasa pergi ke sana dengan
tanjakan lumpur hangat nya keberaamaan canda tawa yang tak bisa ku
rasakan.aku merasa tak memiliki kesempurnaan lagi,ya keluarga ku suka sekali
jalan-jalan dengan mobil tetapi aku seorang anak yang pemabok dan tak bisa pergi
jau jauh dengan mobil aku menemukan hobi yng tak membuatku manok dan
ternyata tak boleh jua.ya beginilah nasib ku.tak bahagia.
Blub blub” telfon vidio call dari teman-temanku.Akumelihat mereka
dengan wajah yang sedikit pun tak marah padaku dan mengatakan
“kita sama-sama mendaki kok cuman beda tempat aja.kamu masih ada kok
sama “.
Disana lh aku terhenyuk mendengar kata-kata mereka yang begitu tulus
menyayangiku.ya vidiocall an kami pun terputus karna sinyal yang tak
mendukung.sampai mereka turun tak ada sinyal.
Dengan kesunyian dan tk ingim bicara banyak dan seharian
berkurung di kamar.tak tau mau berbuat apa dan tak ingin mendengaar apa yang
dikatakan orang.ya disana aku butuh ketenangan.tak butuh lagi kehangatan.dan
berfikir ingin melupakan gunung yang gagah yang ku lihat tiap hari,tapi aku tau
aku tak bisa.
“Iya dia mah cuma ngejalanin apa yang diperintahkan oleh orang yang menyuruh
untuk membakar hutan untuk membuka lahan baru mereka hanya memikirkan
uang yang mereka dapat sebagai upah untuk membakar hutan. Ya bagaimana lagi,
mereka pasti ditangkap kok” kata Adit dengan pasrah.
“Iya kamu benar” seruku.
Waktu terus terus berlanjut. Libur panjang semester 2 akan datang ancang-
ancang untuk pergi berlibur pun dengan teman telah kami persiapkan .Mendaki
gunung sampai ke puncaknya, Iya benar tanpa restu yang kedua kalinya. Mungkin
aku adalah anak yang suka adrenalin dengan tidak meminta izin kepada orang
tuaku untuk pergi ke puncak. Aku tahu kalau aku meminta izin kepada orang tua
aku pasti tidak akan dapat,dengan kejadian-kejadian tanpa restu orang tua aku
bisa sampai juga ke SDA. Mungkin ini saatnya untuk pergi ke gunung ya cita-
citaku.
“Blub blubb blub”dering hp-ku dari notifikasi grup pendaki ku.
“Kita jadi pergi ke puncak? Tanya Sayfal.
“Iya jadi”kata Yulia.
“ok,dua hari lagi kita pergi ya”.
“ok “kata Vanu setuju.
Aku mulai memikirkan caranya agar dapat izin pergi dari rumah. Dengan
alasan menemani Nadia di rumahnya karena keluarganya pergi.
“Ibu boleh ngak aku pergi ke rumah Nadia untuk menemaninya di rumah karena
keluarganya pergi ke luar kota”
“Boleh” kata ibu.
“Serius bu?” Dengan perasaan yang menggebu-gebu.
“Ia”kata ibu.
“Makasi bu” kata ku.
Dan karena barang barang telah dipersiapkan Sayfal, jadi kami tidak perlu
bawa banyak keperluan. Kami hanya membawa baju dan membawa seperlunya
saja.besok aku akan berangkat ke puncak tapi dengan perasaan yang lumayan
khawatir karena tidak mendapatkan Restu. Apa boleh buat semuanya telah
tersusun rapi ya tinggal pergi saja. Besok kami pergi jam 5 sore ngumpul di
posko. Dan aku sekarang bersiap-siap untuk tidur, tetapi mataku tak bisa tidur
karena perasaan yang khawatir.Dan akhirnya aku tertidur hampir subuh.dan
terbangun segera aku siap-siap tuk pergi ke gunung.
“bu,aku pergi dulu ya kerumah nadia”dengan hatiyang bimbang.
“Lah kenapa cepat sekali?,kamu kan nemenin nadia buat tidur aja.Ini masih pagi
llo.”dengan raut wajah ibu yang binggung
“Aku....aku mau pergi maraton bu,dan nanti langsung aja kerumah
Nadia”jawabku gugup.
“oowh begitu,baiklah.”
“Aku pergi dulu ya bu, assalamualaikum” masih dalam keadaan yang bergejolak.
“waalaikumsalam,hati-hati ya.”
“iya bu.”Kataku.
Aku merasa berdosa karena berbohong,tapi bagaimana lagi.Aku sangat
ingin merasakan bagaimana ciptaan tuhan yang sangat bagus.
“Blub blub blub” dering hpku berbunyi.Waktu telah menunjukkan jam 05.30
WIB.
Aku mulai berberes-beres.
Aku berangkat jam 5.30. dengan penuh kekhawartira a di hati karena tak
minta restu dari orang tua.tapi aku cukup berteguh hati untuk pergi tanpa izin ya
kapan lagi dalam pikiranku.dari pagi sampai jam 3 sore kami mendaki gunung
mungkin istirahat dengan sedikit-sedikit hanya duduk dan meminum berhemat
hemat kami menikmatinya sangat sangat menikmati.jika ku lihat betapa indahnya
kekuasaan Tuhan yang diberikan-nya aku rasa kalau aku tak mendaki aku sangat
rugi.
perjalanan ku berhenti di jam 3 sore dengan menegakkan tenda dengan
lelahnya kami menunggu sunset di atas gunung yang begitu indah. Dan kami
masak bercanda mendirikan tenda dan sangat begitu indah. Tidak ada kata-kata
lagi yang mungkin bisa aku ucapkan karena begitu indahnya di sana. Indah indah
dan begitu indah yang selalu ku ucapkan.
Apalagi saat sunset datang,ya sangat begitu indah dan saya pun menangis
melihatnya Tak ada kata tak ada suara hanya bisa membisu menikmati indahnya
sunset. Waktu menikmati itu sangat singkat yang sangat singkat.
mentari pun turun dan bersembunyi di samping gunung dan membuat
suasana menjadi kelam. Di sini juga kunang-kunang. Tidak hanya seekor, ribuan
malah. Juga tidak tersesat. Kunang-kunang itu terbang mendenging bersama di
sela dedaunan hutan hujan tropis. Di tengah gelapnya malam, formasi cahaya
Mereka terlihat menawan. Kerlap kerlip. Kerlap kerlip.
Kami mendirikan tenda 2 buah utuk perempuan dan satu untuk laki- laki.
Di tengahnya malam kami membakar api unggun.di atas sana sangat dingin kami
pun masak air di atasnya dan kami pegang wajarnya tak terasa panas.
“ Dining sekali di atas ini hani.”
“Aku sangat kedinginan” kata yulia.
Saya pun memegang wajan untuk penanak air di air yang mendidih dan itu tak
terasa.yulia dan dila ingin buang air kecil dan meminta temenin dengan saya.
“Hani,dila mau pipis tapi dila takut,temenin ya”
“Hani juga takut lla,sama yulia aja ya.”
“Dila yuk kita pergi”kata yulia.
mereka pun pergiberduaa,Kami pun tidur bersama-sama.Dan di tengah malam
tenda kami rasa di seruduk-seruduk.
“Van tenda kita kenapa ya van,”tanyaku ketakutan.
“Aaahh,itu babi” kata vani agak kaget.
“Ini ngak papa van?”.
“Ngak papa,mereka hanya mencari makan”.
Dan kami lanjut tertidur.kami tak mau ketinggalan melihat momen
matahari keluar dari selagunung.kami tunggu-tunggu mentari muncul.Dan akhir ia
keluar.Momen yang tidak akan pernahku lupakan.Ia sangat menawan muncul dari
sela pegunungan tak bisa ku ceritakan dengan kata-kata.
Kami menikmati di gunung dan kami pun turun jam 9 pagi.kami sangat
berhati-hati kalau turun.medan yang sangat terjal dan tidak bisa di rem menuntun
kami dalam kecepatan tinggi.Alhamdulillah kami selamat sampai dibawah.