Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS STRATEGI KEUNGGULAN KOMPETITIF B&G FOODS, Inc.

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Sistem Pengengendalian Manajeme yang Dibina Oleh
Bapak Dr. Eka Ananta Sidharta, S.E., M.M., Ak., CA.

Oleh :
Fahmi Hendriawansyah 170422620537

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
S1 AKUNTANSI
MEI 2020
BAB I
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Strategi

David (2011) mengemukakan bahwa strategi adalah sarana bersama dengan tujuan
jangka panjang yang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis,
diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetahuan, divestasi,
likuidasi dan joint venture. Strategi adalah rencana pelaksanaan dari suatu perusahaan.
Rencana tersebut memberikan kerangka untuk keputusan-keputusan manajerial. Dan aspek
utama dari lingkungan perusahaan adalah industri, Sebuah perusahaan harus berjuang
mencapai keuntungan kompetitif secara berkelanjutan, berupa (1) terus beradaptasi untuk
berubah dalam tren eksternal dan kapasitas internal, kemampuan dan sumber daya; dan (2)
perencanaan efektif, implemetasi, dan evaluasi strategi yang berperan besar. (Robinsoon,
2009; M.Porter, 2008; David, 2011). Michael Porter (2007), inti dari perumusan strategi
bersaing adalah menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya.

2.2 Analisis Lima Kekuatan Porter

Kodrat (2009) mengatakan bahwa tujuan dari analisis lima kekuatan Porter adalah
untuk menentukan keunggulan bersaing dan keunggulan kompetitif perusahaan. Menurut
David (2006), Model Lima Kekuatan Porter tentang analisis kompetitif adalah pendekatan
yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri. Menurut
Porter, hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan,
yaitu persaingan antar perusahaan sejenis, kemungkinan masuknya pesaing baru, potensi
pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok, kekuatan
tawar-menawar pembeli/konsumen (David, 2009).
2.2.1 Persaingan Antar Perusahaan Sejenis

Persaingan antar perusahaan saingan (Rivalry Among Existing Firms)


biasanya merupakan kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi
yang dijalankan oleh perusahaan dapat berhasil jika ia memberikan keunggulan
kompetitif dibanding strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan
strategi oleh satu perusahaan mungkin akan mendapat serangan balasan, seperti
menurunkan harga, meningkatkan kualitas, penambahan fitur, penyediaan layanan,
memperpanjang garansi, dan meningkatkan iklan (David, 2006).

Intensitas persaingan diantara perusahaan sejenis yang bersing cenderung


meningkat karena jumlah pesiang semakin bertambah karena pesaing semakin
seragam dalam hal ukuran dan kemampuan dan permintaan untuk produk industr
menurun, dan karena pemotongan harga semakin umum. Persaingan juga
meningkat ketika pelanggan dapat berpindah merek dengan mudah ketika produk
mudah rusak, perusahaan pesiang berbeda dalam hal strategis, tempat mereka
berasal dan budaya, merger dan akuisisi menjadi umum dalam suatu industry, serta
persaingan antar perusahaan sejenis semakin intensif, laba perusahaan menurun,
dalam beberapa kasus bahkan membuat suatu industri menjdi sangat tidak menarik
(David, 2006).

Perseteruan diantara perusahaan yang bersaing cenderung meningkat kalau


jumlah pesaing bertambah karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam
ukuran dan kemampuan, permintaan produk industri menurun, dan potongan harga

3
menjadi biasa. Strategi yang dijalankan oleh salah satu perusahaan dapat berhasil
hanya sejauh bahwa strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi
yang dijalankan oleh perusahaan pesaing (David, 2011).

2.2.2 Masuknya Pesaing Baru

Menurut Porter (1987) menyatakan bahwa ancaman masuknya pendatang


baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung
dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh si
pendatang baru. Jik rintangan atau hambatan ini besar dan/atau pendatang baru
memperkirkan akan ada perlawanan yang keras dari muka-muka lama, maka
ancaman masuknya pendatang baru akan rendah. Ada enam sumber utama
rintangan yang masuk yaitu Porter (1987) yaitu : skala ekonomis, diferensiasi
produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, akses ke saluran distribusi, dan
biaya tak menguntungkn terlepas dari skala

2.2.3 Pengembangan Produk Substitusi

Semua perushaan dalam suatu industri bersaing, dalam arti yang luas dengan
industri-industri yang menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti
membatasi laba potensial dari industri dengan menetpkan harga pagu (ceiling price)
yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri. Makin menarik alternative
harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan laba
industri. Mengenali produk-produk subtitusi (pengganti) adalah persoalan mencari
produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam
industri. Posisi dalam menghadapi produk pengganti mungkin merupakan persoaln
tindakan industri secara kolektif.

Produk pengganti menempatkan batas atas dari harga yang dapat ditetapkan
sebelum konsumen akan peindah ke produk pengganti. Kekuatan persaingan dari
produk pengganti paling baik diukur dengan pangsa pasar yang direbut oleh produk
tersebut, di samping rencana perusahaan itu yang meningkatkan kapasitas dan
penetrasi pasar (David, 2011).

4
2.2.4 Kekuatan Tawar-menawar Penjual/Pemasok

Daya Tawar Pemasok (Bargaining power of supplier) dapat menjadi sebuah


ancaman bagi perusahaan yang selama ini memperoleh input dari pemasok apabila
terjadi ketergantungan perusahaan pada salah satu pemasok yang menjadi semakin
besar dari waktu ke waktu. Indikator yang dapat digunakan untuk melihat
ketergantungan perusahaan kepada salah satu pemasok adalah indikator rasio
konsentrasi (concentration ratio) yang dapat menunjukkan rasio antara jumlah nilai
pasokan dari pemasok tertentu dengan keseluruhan nilai persediaan yang dipasok
oleh berbagai pemasok.

Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap para peserta


industri dengan mengamcam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk
atau jasa yang dibeli. Pemasok yang kuat karenanya dapat menekan
kemampulabaan industri yang tidak mampu mengimbangu kenaikan hargnya
(Porter, 1987).

2.2.4 Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli / Konsumen

Kekuatan tawar-menawar konsumen juga lebih tinggi ketika yang dibeli


adalah produk standar atau tidak terdirefensiasi. Ketika kondisinya seperti ini,
konsumen sering kali dapat bernegosiasi tentang harga jual, cakupan garansi, dan
paket aksesori hingga ke tingkat yang lebih tinggi (David, 2006). Disamping itu,
Kekuatan menawar konsumen juga lebih besar kalau produk yang dibeli standar
atau tidak berbeda. Perusahaan pesaing mungkin menawarakan garansi lebih
panjang atau pelayanan khusus untuk memperoleh loyalitas pelanggan kalau
kekuatan menawar dari konsumen luar biasa. Konsumen sering dapat melakukan
negosiasi harga jual, jaminan, dan asesoris kemasan sampai tingkat tertentu
(David, 2011).

2.3 Keunggulan Bersaing Generik

Dengan pemahaman ini, Porter mengklaim bahwa unit bisnis memiliki 2 cara generik
untuk merespons terhadap kesempatan dalam lingkungan eksternal & mengembangkan
keunggulan kompetitif yang berkesinambungan yaitu Biaya rendah & Diferensiasi.

5
 Biaya Rendah
Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya memproduksi
produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah.
Produk ini (barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif
mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga
sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat
sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low-
involvement,ketika konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan merek, (relatif)
tidak membutuhkan pembedaan produk, atau jika terdapat sejumlah besar konsumen
memiliki kekuatan tawar-menawar yang signifikan.
Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah, sebuah perusahaan harus mampu
memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber daya (resources) dan organisasi.
Strategi ini hanya mungkin dijalankan jika dimiliki beberapa keunggulan di bidang
sumber daya perusahaan, yaitu: kuat akan modal, trampil pada rekayasa proses (process
engineering), pengawasan yang ketat, mudah diproduksi, serta biaya distribusi dan
promosi rendah. Sedangkan dari bidang organisasi, perusahaan harus memiliki:
kemampuan mengendalikan biaya dengan ketat, informasi pengendalian yang baik,
insentif berdasarkan target (alokasi insentif berbasis hasil). (Umar, 1999).)
 Diferensiasi

Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong perusahaan untuk sanggup


menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk
(barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk
menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya.
Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan, fleksibilitas, kenyamanan
dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan merupakan sedikit contoh dari
diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan kepada para konsumen potensial yang
relatif tidak mengutamakan harga dalam pengambilan keputusannya (price insensitive).
Contoh penggunaan strategi ini secara tepat adalah pada produk barang yang bersifat
tahan lama (durable) dan sulit ditiru oleh pesaing.
Pada umumnya strategi biaya rendah dan pembedaan produk diterapkan perusahaan
dalam rangka mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage) terhadap para

6
pesaingnya pada semua pasar. (Lihat David, 1998; Fournier dan Deighton, 1997; Pass
dan Lowes, 1997; Porter, 1980 dan 1985). Secara umum, terdapat dua bidang syarat
yang harus dipenuhi untuk memutuskan memanfaatkan strategi ini ; bidang sumber daya
(resources) dan bidang organisasi.  Dari sisi  sumber daya perusahaan, maka untuk
menerapkan strategi ini dibutuhkan kekuatan-kekuatan yang tinggi dalam hal:
pemasaran produk, kreativitas dan bakat, perekayasaan produk (product engineering),
riset pasar, reputasi perusahaan, distribusi, dan ketrampilan kerja. Sedangkan dari sisi
bidangorganisasi, perusahaan harus kuat dan mampu untuk melakukan: koordinasi antar
fungsi manajemen yang terkait, merekrut tenaga yang berkemampuan tinggi, dan
mengukur insentif yang subyektif di samping yang obyektif. (Umar, 1999)

 Fokus
Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing dalam suatu
segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan
konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk
membeli relatif tidak dipengaruhi leh harga. Dalam pelaksanaannya, terutama pada
perusahaan skala menengah dan besar, strategi fokus diintegrasikan dengan salah satu
dari dua strategi generik lainnya.
Syarat bagi penerapan strategi ini adanya besaran pasar yang cukup,terdapat potensi
pertumbuhan yang baik, dan tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka
mencapai keberhasilannya. Strategi ini akan menjadi lebih efektif jika konsumen
membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang idak diminati oleh perusahaan pesaing.
Biasanya perusahaan yang bergerak dalam strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu
kelompok pasar tertentu, wilayah geografis tertentu, atau produk, barang atau jasa
tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik, excellent
delivery (David,1998;Fournier dan Deighton, 1997; Pass and Lowes; 1997; Porter, 1980
dan 1985)

7
BAB II
ISI

3.1. Profil Singkat B&G Foods, Inc.

Riwayat Singkat Perusahaan

B&G Foods adalahperusahaan induk untukmakanan bermerek. Perusahaan ini didirikan


pada tahun 1889 untuk menjual acar, kesukaan dan bumbu. Nama B&G berasal dari
keluarga Bloch dan Guggenheimer, penjual acar di Manhattan. Ini berbasis di Parsippany,
New Jersey dan memiliki sekitar 2500 karyawan. Kenneth G. Romanzi adalah CEO dan
[residen perusahaan. B&G telah diperdagangkan secara publik selama lebih dari satu dekade
pada tahun 2018 dan telah mengakuisisi merek-merek yatim sebagai bagian dari strategi
pertumbuhan.

produk-produk B&G Foods dipasarkan dengan banyak merek terkenal,


termasuk Ac’cent, B&G, B&M, Baker’s Joy, Brer Rabbit, Cream of Rice, Cream of
Wheat, Devonsheer, Don Pepino, Emeril’s, Grandma’s Molasses, JJ Flats, Joan of Arc, Las
Palmas, Maple Grove Farms, Molly McButter, Mrs. Dash, New York
Style, Old  London, Original Tings, Ortega, Pirate’s Booty, Polaner, Red
Devil, Regina, Rickland Orchards, Sa-són, Sclafani, Smart Puffs, Sugar
Twin, Trappey’s, TrueNorth, Underwood, Vermont Maid, Wright’s and now, Bear Creek
Country Kitchens, Spring Tree, Cary’s, MacDonald’s, New  York Flatbreads and Canoleo.
B&G Foods juga menjual dan mendistribusikan dua produk rumah tangga bermerek, Static

8
Guard dan Kleen Guard .

3.2 Visi Misi

VISI

Semua yang kami lakukan adalah memastikan Anda mendapatkan makanan yang enak
dan berkualitas tinggi yang bisa Anda rasakan enak saat memberi makan keluarga Anda.

MISI
kami berkomitmen untuk memperoleh dan berinvestasi dalam merek makanan yang
sudah mapan dan menjadikannya lebih relevan bagi pelanggan dan konsumen kami. strategi
pertumbuhan kami memastikan bahwa kami berubah dari satu hari ke hari berikutnya, selalu
membaik, tetapi satu hal tetap konstan: makanan lezat dari keluarga kami ke milik Anda

3.3 Five Force Analysis

Menurut Porter, Five Force Analysis digunakan untuk menganalisa lingkungan


eksternal perusahaan berdasarkan persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman pendatang
baru, ancaman produk substitusi, dan kekuatan tawar menawar.

3.3.1 Persaingan Antar Perusahaan Sejenis


Jika persaingan di antara para pemain yang ada dalam satu industri sangat ketat
maka itu akan menurunkan harga dan menurunkan keseluruhan profitabilitas
industri. B&G Foods, Inc. Beroperasi dalam industri Barang Olahan & Kemasan
yang sangat kompetitif. Kmpetisi ini memang berdampak pada keseluruhan
profitabilias jangka panjang perusahaan.

Bagaimana B&G Foods dapat mengatasi ancaman pesaing antar perusahaan


sejenis? Dengan membangun diferensiasi berkelanjutan. Dimana B&G Foods Inc
telah melakukan berbagai diferensiasi produk secara berkelanjutan. mereka tidak
hanya melebarkan sayapnya pada satu kategori produk saja, tetapi sudah sangat
banyak mulai dari produk snack, liquid rokok, syrup, seasoning, dan produk utama
mereka.

9
3.3.2 Ancaman Pendatang Baru
baru dalam barang olahan & kemasan membawa inovasi, cara baru dalam
melakukan sesuatu, dan menekan B&G Foods, Inc. Melalui strategi penetapan
harga yang lebih rendah, mengurangi biaya dan memberikan proposional nilai baru
kepada pelanggan. B&G Foods, Inc. Harus mengelola semua tantangan ini dan
membangun penghalang yang efektif untuk menjaga daya saingnya.
Bagaimana B&G Foods dapat mengatasi ancaman para pesaing baru? Dengan
berinovasi produk dan layanan baru. Produk baru tidak hanya membawa pelanggan
baru tetapi juga memberikan pelanggan lama alasan untuk membeli produk B&G
Foods, Inc. Contohnya pada tahun 2005, dia mengembangkan produk seasoningnya
yaitu Mrs. Dash’s yang awalnya menjadi bumbu bercita rasa tinggi bebas garam
dimana mereka menggaris bawahi untuk lebih berfokus kepada kesehatan
konsumen.
Bukan hanya itu, membangun kapasitas dan membelanjakan uang untuk
penelitian dan pengembangan. Pendatangbaru cenderung memasuki industri yang
dinamis, dimana para pemain mampan seperti B&G Foods terus mendefinisikan
standar secara teratur. Ini secara signifikan mengurangi jendelan keuntungan luar
biasa bagi perusahaan perusahaan baru dan mencegah pemain baru di industri.

3.3.1 Ancaman Produk Substitusi

Kita bisa mengetahui dengan adanya produk subbtitusi akan mengancam suatu
profibilitas perusahaan. Dalam hal ini B&G Foods, Inc.harus berorientasi layanan
daripada hanya berorientasi pada produk, dengan memahami kebutuhan inti
pelanggan daripada apa yang pelanggan beli dalam menghadapi perlakukan produk
Subtitusi. B&G Foods, Inc perlu meningkatkan produk dan layanannya mengingat
perusahaan ini memiliki SDM yang baik dan B&G Foods menginvestasikan ke
sumber dauya manusia yang berkualitas

3.3.4 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Pembeli sering banyak menuntut. Mereka ingin membeli penawaran terbaik

10
yang tersedia dengan membayar harga seminimum mungkin. Ini memberi tekanan
pada profitabilitas B&G Foods, Inc. dalam jangka panjang. Basis pelanggan yang
lebih kecil dan lebih kuat dari B&G Foods, Inc. Semakin tinggi daya tawar
pelanggan dan semakin tinggi kemampuan mereka untuk mencari diskon dan
penawaran yang meningkat.

Dengan membangun basis besar pelanggan, ini akan membantu dalam dua
cara, ini akan mengurangi daya tawar pembeli dan akan memberikan kesempatan
perusahan untuk merampingkan proses penjualan dan produksinya. B&G Foods
mendapatkan pembeli basis besar, salah satunya yaitu Wal-Mart yaitu supermarket
terbesar di Amerika.

Dengan berinovasi dengan cepat produk-produk. Pelanggan sering mencari


diskon dan penawaran pada produk yang sudah mapan sehingga B&G Foods, Inc.
Terus menghasilkan produk baru, maka hal itu dapat membatasi daya tawar pembeli.

3.3.5 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Hampir semua perusahaan di industri Barang olahan dan kemasan membli


bahan baku mereka dari berbagai pemasok. Pemasok dalam posisi dminan dapat
mengurangi margin yang dapat diperoleh B&G Foods, Inc.di pasar. Pemasok kuat
disektor barang konsumnsi menggunakan kekuatan negosiasi mereka untuk
mengekstraksi harga yang lebih tinggi dari perusahaan di bidang barang di proses
dan dikemas. Dampak keseluruhan dari kekuatan tawar menawar pemasok yang
lebih tinggi adalah bahwa hal itu menurunkan profitabilitas Barang Olahan dan
Barang yang dikemas secara keseluruhan.

Mengembangkan pemasok berdedikasi yang bisnisnya bergantung pada


perusahaan. Salah satu pelajaran yang dapat di pelajari oleh B&G Foods, Inc. Dari
Wal-Mart dan Nike adalah bagaimana perusahaan-perusahaan ini mengembangkan
produsen pihak ketiga yang bisnisnya semata-mata bergantung pada mereka sehingga
menciptakan skenario dimana produsen pihak ketiga ini memiliki daya tawar yang
jauh lebih kecil dibandingkan dengan Wal-Mart dan Nike

11
3.4 Keunggulan Bersaing Generik

 Cost Leadership
1. B&G Foods, Inc. Melakukan penekanan terhadap biaya produksi produk untuk
meningkatkan profitabilitas karena jaringan distribusi yang kuat - Selama bertahun-
tahun B&G Foods, Inc. telah membangun jaringan distribusi yang andal yang dapat
menjangkau mayoritas pasar potensial dan Berkurangnya biaya transportasi karena
harga pengiriman yang lebih rendah juga dapat menurunkan biaya produk-produk B&G
Foods, Inc

 Diferensiasi

1. Melakukan riset dan pengembangan pasar agar tidak kehilangan pangsa pasar kecil

2. B&G Foods, Inc Melakukan pengembangan produk yang inovatif dan berdaya saing
tinggi, contohnya mengembangan merek Green Giant.

3. Tren baru dalam perilaku konsumen membuka pasar baru untuk B&G Foods, Inc. Ini
memberikan peluang besar bagi organisasi untuk n mendiversifikasi ke dalam kategori
produk baru juga.

 Fokus

1. B&G Foods, Inc. Berfokus pada pengembangan produk yang diminati konsumen

2. Menekan biaya sehingga menjadikan produknya terjangan oleh seluruh kalangan

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

12
4.1 Kesimpulan

Analisis Industri B&G Foods, Inc menunjukkan kekuatan perusahaan ini dalam
menanggapi bagaimana dengan 5 elemen persaingan di lingkup eksternal, perusahaan ini
memiliki kekuatan yang cukup dominan di pangsa pasarnya

Analisis Keunggulan Bersaing Generik B&G Foods, Inc. Menunjukkan bahwa mereka
bisa menciptalkan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen dengan harga yang terjangkau
dan distribusi yang baik.

Strategi utama yang dilakukan B&G Foods, Inc. Yaitu meningkatkan dan
memperbaiki SDM, Proses dan sistem dalam persaingan saat ini. Mereka mengangap bahwa
internal perlu menaikan kualitas sehinggabisa menciptakan produk yang berkualitas.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N., dan Vijay Govindarajan. 2009. Management Control System, 11thed. Jakarta
: Salemba Empat.

Annual Report B&G Foods, Inc.


www.bgfoods.com

www.fermfortuniversity.com

14

Anda mungkin juga menyukai