Anda di halaman 1dari 6

[ LAPORAN KASUS ]

Malaria Falciparum Pada Anak

Fani Nur Fajri Fauzi


Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Malaria merupakan infeksi Plasmodiumyang ditransmisikan oleh nyamuk Anopheles.Angka kejadian dan kematian akibat
malaria masih sangat tinggi di dunia khususnya pada daerah tropis. Plasmodiumfalciparum merupakan jenis yang paling
berbahaya dibanding dengan spesies plasmodium yang lain. Manifestasi klinis demam malaria yang khas berupa trias
malaria. Penegakkan diagnosa dilakukan dengan ditemukannya plasmodium pada pemeriksaan mikroskopik. Seorang anak
laki-laki 11 tahun dengan demam selama 3 hari. Demam sifatnya hilang timbul, meningkat terutama malam hari dan
disertai dengan keluhan menggigil dan kemudian berkeringat banyak saat suhu tubuh pasien mulai turun. Pasien juga
mengeluh nyeri perut kanan atas dan BAB cair. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan kuadran kanan atas,
hepatomegali dan splenomegali schuffner I. Dari pemerikaan laboratorium dengan mikroskpis sediaan darah ditemukan
malaria falciparum. Pasien didiagnosa malaria falciparum. Terapi farmakologis berupa antimalaria (kombinasi
dehidroartemisinin dan piperakuin selama tiga hari dan primakuin pada hari pertama). Tatalaksana disesuaikan dengan
pedoman tatalaksana malaria yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. [J Agromed Unila 2015;
2(3):211-216]

Kata kunci: demam, malaria, Plasmodium falciparum

11 Years Old Boy with Malaria Falciparum


Abstract
Malaria is an infection of Plasmodium transmitted by Anopheles mosquitoes. There are highly incidences and mortalities due
to malaria in the world, especially in tropical regions. Plasmodium falciparum is the most dangerous type than other
plasmodium species. The clinical manifestations of malaria fever are typically of malaria triad. Diagnosis performed by the
discovery of plasmodium on microscopic examination. An 11 years old boy with chief complain of fever for three days. The
fever was intermittent, increased especially at night and accompanied by complaints of chills and then sweat a lot when the
patient's body temperature begins to fall. Patient also complained of right upper abdominal pain and bowel liquid. On
physical examination we found right upper quadrant tenderness, hepatomegaly and splenomegaly of schuffner I. From
laboratory examination using microscopic of thick blood smear we found malaria falciparum. Patient diagnosed with
malaria falciparum. Pharmacological therapy was antimalarial (combination of dyhidroartemisinin and piperaquin) for three
days and primaquine on the first day. Therapy for the treatment of malaria adapted to the guidelines issued by the Health
Ministry of Indonesia. [J Agromed Unila 2015; 2(3):211-216]

Keywords: fever, malaria, Plasmodium falciparum

Korespondensi: Fani Nur Fajri Fauzi | e-mail: fnff.93@gmail.com

Pendahuluan pada anak di bawah 5 tahun.3 Penyakit ini


Malaria masih merupakan salah satu paling banyak terjadi di wilayah tropis.2
masalah kesehatan masyarakat yang dapat Pada tahun 2010 di Indonesia terdapat
menyebabkan kematian. Selaian itu, secara 65% kabupaten endemis dimana hanya sekitar
langsung dapat menyebabkan anemia dan 45% penduduk yang berisiko tertular malaria.
dapat menurunkan produktivitas kerja.1 Prevalensi malaria menurun dari 1,39% (tahun
Malaria disebabkan oleh protozoa spesies 2007) menjadi 0,6% (tahun 2010).4,5 Provinsi
Plasmodium yang ditransmisikan oleh gigitan Lampung merupakan salah satu daerah
nyamuk Anopheles.2 endemis malaria dengan angka kejadian
Menurut World Health Organization 12,86% di Kota Bandar Lampung dan 8,51% di
(WHO), pada tahun 2013 sekitar 3,3 miliar Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2007.6
orang di 97 negara berisiko terkena malaria Malaria disebabkan oleh lima spesies
dengan 198 juta kasus yang terdeteksi dan dari genus Plasmodium yang dapat mengenai
menyebabkan 584.000 kematian akibat malaria manusia, yaitu P. falciparum, P. vivax, P. ovale,
terjadi di seluruh dunia dengan 78% terjadi P. malariae dan P. knowlesi.7 Parasit ini dapat
Fani Nur Fajri Fauzi | Malaria Falciparum pada Anak

ditularkan melalui penularan alami melalui Pasien juga mengeluhkan nyeri perut
gigtan nyamuk Anopheles dan penularan bukan kanan atas yang hilang timbul disertai muntah
alamiah (malaria bawaan) atau penularan dengan frekuensi muntah 1 X,sebanyak ½ gelas
secara mekanik melalui tranfusi darah atau belimbing.Muntah berupa makanan dan air,
jarum suntik.8 muntah bercampur darah (-). Pasien juga
Plasmodium falciparum diketahui sebagai mengeluhkan BAB cair dengan frekuensi 3
penyebab malaria dengan gejala klinis yang x/hari, lendir (-) darah (-). Urin normal tidak
berat. Spesies ini merupakan spesies berwarna seperti air teh, jumlahnya banyak
Plasmodium yang paling dominan di Indonesia dengan frekuensi seperti biasa.
di atas Plasmodium vivax.9,10 P. falciparum Pasien sempat dibawa ke dokter
dapat menyebabkan malaria berat dengan setempat dan dilakukan pemeriksaan
prognosis buruk seperti malaria serebral laboratorium didapatkan penurunan trombosit.
dengan tingkat kematian mencapai 15-20%.2 Pasien akhirnya dibawa ke RS Ahmad Yani Kota
Selain itu dapat terjadi penurunan kesadaran, Metro. Dan dilakukan cek laboratorium dengan
kejang berulang, syok, anemia berat, edema hasil penurunan trombosit dan Hb. Pasien
paru, gagal ginjal dan hemoglobinuria.11 didiagnosa demam berdarah dengue. Pasien
Gejala klinis malaria merupakan dirawat di rumah sakit daerah kota selama 2
petunjuk yang penting dalam diagnosis malaria. hari dan mendapat terapi infus serta obat
Manifestasi klinis malaria sangat khas dengan injeksi. Akhirnya karena kondisi pasien tak
adanya serangan demam yang intermitten, kunjung membaik, pasien dirujuk ke rumah
anemia dan splenomegali. Penyakit ini sakit provinsi. Pada pasien dilakukan
cenderung untuk beralih dari demam akut ke pemeriksaan mikroskopik apus darah tebal dan
keadaan menahun. Selama stadium akut didapatkan hasil berupa Plasmodium
terdapat masa demam yang intermitten. falciparum (+). Riwayat berkunjung dan
Sedangkan pada infeksi oleh plasmodium vivax, bermalam ke daerah endemik malaria (+) yaitu
panas bersifat ireguler, kadang-kadang remiten pantai mutun di daerah kabupaten pesawaran
atau intermiten. Dalam stadium menahun 2 minggu sebelum timbulnya gejala.
berikutnya terdapat masa laten yang diselingi Pasien tidak pernah mengalami kejang, epilepsi.
kambuh beberapa kali. Kambuhnya penyakit Adanya riwayat penyakit seperti diabetes
ini sangat mirip dengan serangan pertama. melitus, asma, penyakit jantung dan paru-paru
Sementara itu rekrudensi sering terjadi pada serta penyakit yang mengharuskan pasien
infeksi yang disebabkan plasmodium minum obat dalam jangka waktu lama
12
malariae. disangkal oleh pasien maupun keluarga.
Diagnosis malaria umumnya didasarkan Riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol
pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), disangkal oleh pasien maupun keluarga.
uji imunoserologis dan ditemukannya parasit Pada pemeriksaan fisik pasien
(plasmodium) dalam darah penderita. didapatkan keadaan umum baik, tekanan
Manifestasi klinis demam malaria seringkali darah 100/70 mmHg, nadi 86 x/m, laju napas
tidak khas dan menyerupai penyakit infeksi lain 22 x/m, suhu 37,7oC, konjungtiva anemis (+/+)
seperti demam dengue dan demam tifoid, dan skleraikterik (-/-). Pada pemeriksaan
sehingga sulit dilakukan diagnosa dengan abdomen ditemukan nyeri tekan kuadran
mengandalkan pengamatan secara klinis saja, kanan atas dan hepar teraba ½ dari arcus costa
namun perlu dilakukan pemeriksaan dan ½ ke arah procesus xyphoideus. Limpa
laboratorium untuk menunjang diagnosis teraba pada Schuffner I.
malaria sedini mungkin. Diagnosis pasien adalah malaria
falciparum. Terapi farmakologis yang diberikan
Kasus pada pasien ini berupa cairan Ringer Laktat XX
Pasien laki-laki 11 tahun mengeluhkan gtt/menit makro, Paracetamol sirup 3 x 2 cth,
demam selama 3 hari. Demam sifatnya hilang dan antimalaria yaitu kombinasi
timbul, demam disertai suhu tinggi terutama dehidroartemisinin dan piperakuin (arterakin)
malam hari. Demam disertai dengan keluhan selama tiga hari sebanyak 2½ tablet per hari
menggigil. Pasien juga sering berkeringat dan primakuin sebanyak 1¼ tablet pada hari
banyak terutama saat suhu tubuh pasien mulai pertama.
turun.

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 212


Fani Nur Fajri Fauzi | Malaria Falciparum pada Anak

Pembahasan hipotalamus yang merupakan pusat pengatur


Malaria merupakan penyakit infeksi akut suhu tubuh dan terjadi demam. Proses
hingga kronik yang disebabkan oleh spesies skizogoni pada keempat plasmodium
Plasmodium, ditandai dengan panas tinggi memerlukan waktu yang bebeda-beda.
bersifat intermiten, anemia, dan Plasmodium falciparum memerlukan waktu 36-
hepatosplenomegali. Untuk memastikan 48 jam, P. vivax/P. ovale 48 jam, dan P.
diagnosis diperlukan pemeriksaan darah tepi malariae 72 jam. Demam pada P. falciparum
(apusan tebal atau tipis) untuk konfirmasi dapat terjadi setiap hari, P. vivax/P. ovale
adanya parasit Plasmodium.8 selang waktu satu hari, dan P. malariae demam
Pada kasus ini pasien didiagnosa dengan timbul selang waktu 2 hari.1
malaria falciparum. Dasar penegakkan Selain itu, pada infeksi malaria
diagnosanya adalah adanya serangan demam terdapat gejala klasik malaria akut yang sering
dengan interval tertentu (paroksisme), di sebut Trias Malaria, secara berurutan :
diselingi periode bebas demam (periode laten). Periode dingin : Stadium ini mulai biasanya
Pada pasien ini didapatkan riwayat demam 3 menutup tubuhnya dengan selimut yang
hari dengan tiga stadium berurutan khas tersedia. Nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari
malaria yaitu stadium dingin dimana pasien pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat.
menggigil, stadium demam dimana suhu tubuh Stadium ini berlangsung antara lima belas
pasien meningkat disertai nyeri kepala dan menit sampai satu jam. diikuti meningkatnya
mual muntah, dan stadium berkeringat dimana temperatur. Periode demam : Setelah merasa
timbul gejala berkeringat dan suhu tubuh kedinginan, pada stadium ini penderita merasa
menurun.8,13 kepanasan. Suhu badan dapat meningkat
Anamnesis diperkuat dengan adanya riwayat sampai 40°C atau lebih. Muka merah, kulit
pasien berkunjung dan bermalam ke daerah kering dan dengan menggigil, kulit dingin dan
endemik 2 minggu sebelum timbulnya gejala. kering. Gigi gemeretak dan penderita terasa
Hal ini sesuai dengan masa inkubasi sangat panas seperti terbakar, sakit kepala,
Plasmodium falciparum yaitu 9-14 hari dengan nadi cepat, respirasi meningkat, muntah-
rata-rata 12 hari. Masa inkubasi adalah rentang muntah dan dapat terjadi syok (tekanan darah
waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnya turun) bahkan sampai terjadi kejang (pada
gejala klinis yang ditandai dengan demam.1,13 anak). Stadium ini berlangsung lebih lama dari
Gejala klinis malaria merupakan periode dingin, antara 2 sampai 4 jam.13-15
petunjuk yang penting dalam diagnosis malaria. Demam disebabkan oleh pecahnya
Manifestasi klinis malaria sangat khas dengan sison darah yang telah matang dan masuknya
adanya serangan demam yang intermiten, merozoit kedalam aliran darah. Periode
anemia dan splenomegali. Penyakit ini berkeringat : Pada periode ini penderita
cenderung untuk beralih dari demam akut ke berkeringat banyak sekali sampai-sampai
keadaan menahun. Selama stadium akut tempat tidurnya basah. Temperatur turun dan
terdapat masa demam yang intermitten. penderita merasa capek dan biasanya dapat
Sedangkan pada infeksi oleh plasmodium vivax, tidur nyenyak. Pada saat bangun dari tidur
panas bersifat ireguler, kadang-kadang remiten merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain,
atau intermiten. Dalam stadium menahun stadium ini berlangsung antara dua sampai
berikutnya terdapat masa laten yang diselingi empat jam.13-15
kambuh beberapa kali. Kambuhnya penyakit Gejala-gejala yang disebutkan di atas
ini sangat mirip dengan serangan pertama. tidak selalu sama pada setiap penderita,
Sementara itu rekrudensi sering terjadi pada tergantung pada spesies parasit dan umur dari
infeksi yang disebabkan plasmodium malaria.13 penderita, gejala klinis yang berat biasanya
Demam mulai timbul bersamaan terjadi pada malaria tropika. Hal ini disebabkan
dengan pecahnya skizon darah yang oleh adanya kecenderungan parasit (bentuk
mengeluarkan bermacam-macam antigen. trofozoit dan skizon). Untuk berkumpul pada
Antigen ini akan merangsang sel-sel makrofag, pembuluh darah organ tubuh seperti otak, hati
monosit atau limfosit yang mengeluarkan dan ginjal sehingga menyebabkan
berbagai macam sitokin, antara lain TNF tersumbatnya pembuluh darah pada organ-
(Tumor Nekrosis Factor) dan IL-6 (Interleukin-6). organ tubuh tersebut.2,13,15
TNF dan IL-6 akan dibawa aliran darah ke

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 213


Fani Nur Fajri Fauzi | Malaria Falciparum pada Anak

Pada pemeriksaan fisik yang didapatkan Antimalaria yang digunakan yaitu


meliputi adanya tanda anemia seperti kombinasi tetap (fixed dose combination = FDC)
konjungtiva anemis, kulit pucat disertai yang berisi dehidroartemisinin dan piperakuin
hepatomegali dan splenomegali. Hepatomegali (DHP) yang merupakan terapi Artemisin
dan splenomegali terjadi akibat peningkatan Combination Therapy (ACT) lini pertama yang
proses produksi dan penghancuran eritrosit direkomendasikan WHOdan Kementerian
dan sel-sel darah lainnya yang terlibat dalam Kesehatan. Satu tablet FDC mengandung 40 mg
respon imun terhadap Plasmodium di hepar dihidroartemisinin dan 320 mg piperakuin.
dan limpa yang merupakan organ Untuk pengobatan malaria falciparum tanpa
retikuloendotelial.1,14 komplikasi digunakan antimalaria lini pertama
Dari pemeriksaan penunjang ditemukan berupa ACT ditmbah primakuin pada hari
penurunan Hb yang menimbulkan manifestasi pertama. Menurut pedoman tatalaksana
anemia, disertai peningkatan leukosit yang malaria yang dikeluarkan Kementerian
mengarah adanya peningkatan sistem imun kesehatan RI, dosis antimalaria untuk berat
disertai penurunan trombosit yang bisa badan 18-30 kg (usia 5-9 tahun) adalah 1½
mengarah pada gangguan integritas kapiler tablet per hari selama tiga hari ditambah
Anemiaterjadi karena pecahnya sel darah primakuin 1½ tablet pada hari pertama.
merah yang terinfeksi maupun yang tidak Artemisin Combination Therapy yang diberikan
terinfeksi. Plasmodium vivax dan P. ovale pada pasien ini berupa kombinasi dari
hanya menginfeksi sel darah merah muda yang dihidroartemisinin dan piperakuin dengan
jumlahnya hanya 2% dari seluruh jumlah sel dosis pada hari 1-3 sebanyak 2½ tablet dan
darah merah, sedangkan P. malariae pemberian primakuin pada hari pertama
menginfeksi sel darah merah tua yang sebanyak 1¼ tablet. Namun, pada pasien ini
jumlahnya hanya 1% dari jumlah sel darah terdapat ketidaksesuaian berat badan dengan
merah. Sehingga anemia yang disebabkan oleh kelompok umur (25 kg pada usia 11 tahun)
P. vivax , P. ovale dan P. malariae umumnya sehingga digunakan dosis obat sesuai dengan
terjadi pada keadaan kronis. Plasmodium berat badan pasien. Dosis dihiroartemisinin 2-4
falciparum menginfeksi semua jenis sel darah mg/kgBB, piperakuin 16-32 mg/kgBB,
merah, sehingga anemia dapat terjadi pada primakuin 0,75 mg/kgBB (hari 1). Bila
infeksi akut dan kronis.1 disesuaikan dengan berat badan maka
Pemeriksaan penunjang lainnya yang pemberian antimalaria pada pasien ini sudah
mendukung diagnosis kerja adalah sesuai dengan rekomendasi.1,16
pemeriksaan laboratorium sediaan darah (SD) Pengobatan malaria yang tidak tepat
tebal dan tipis untuk menentukan ada tidaknya dapat mengakibatkan terjadinya resistensi,
parasit malaria, serta spesies dan stadium sehingga menyebabkan meluasnya malaria dan
plasmodium. Pada pemeriksaan yang telah meningkatnya morbiditas. Untuk itu WHO
dilakukan ditemukan adanya parasit malaria telah merekomendasikan pengobatan malaria
berupa Plasmodium falciparum.1,2,13 secara global dengan penggunaan regimen
Adapun penatalaksanaan meliputi pemberian obat ACT dan telah disetujui oleh Depkes RI
cairan intravena Ringer Laktat dengan sejak tahun 2004 sebagai obat lini pertama di
kebutuhan cairan berdasarkan berat badan seluruh Indonesia.
pasien ini yaitu 25 kg, sehingga diberikan 1700 Tujuan terapi radikal pada malaria adalah
cc/hari dengan kecepatan pemberian XX mengeliminasi semua stadium parasit meliputi
tetes/menit. Pada pasien ini juga diberikan stadium aseksual dan stadium seksual
antipiretik karena terdapat keluhan yang (gametosit) dari darah kemudian mendapatkan
merupakan manifestasi utama dari penyakit ini kesembuhan klinis dan parasitologik serta
yaitu demam. Diberikan parasetamol sirup memutuskan rantai penularan. Telah diketahui
dengan dosis Paracetamol 3 x 2 cth dan jika bahwa gametosit berperan penting dalam
keluhan demam telah hilang maka pemberian transmisi infeksi malaria. Gametosit
obat ini dapat dihentikan. Sesuai dengan berat merupakan stadium infektif yang akan
badan pasien 25 kg dan dosis paracetamol 10- melanjutkan tahap perkembangan berikutnya
15 mg/kgBB maka diberikan 250-375 mg. di tubuh nyamuk. Ditemukannya gametosit
Sediaan paracetamol syrup adalah 125mg/5ml dalam darah pasien menunjukkan masih
dan pemberian pada pasien ini sudah tepat. adanya sumber infeksi.

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 214


Fani Nur Fajri Fauzi | Malaria Falciparum pada Anak

Pengobatan dengan ACT harus disertai 4. Departemen Kesehatan Republik


dengan kepastian ditemukannya parasit Indonesia. Riset kesehatan dasar 2010.
malaria secara mikroskopik atau sekurang- Jakarta: Depkes RI; 2010.
kurangnya dengan pemeriksaan RDT (Rapid 5. Elyazar IRF, Hay SI, Baird JK. Malaria
Diagnostic Test). Saat ini yang digunakan distribution, prevalence, drug resistance
program nasional adalah derivate artemisinin and control in Indonesia. Adv Parasitol.
dengan golongan aminokuinolin, yaitu 2011; 74:41–175.
Kombinasi dehiroartemisinin dan piperakuin 6. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. Profil
(DHP) dan artesunat-amodiakuin.1 kesehatan Provinsi Lampung. Bandar
Pencegahan malaria dilakukan untuk menekan Lampung; Dinkes Lampung; 2008.
angka kesakitan dan kematian dilakukan 7. Aminake MN, Pradel G. Antimalarial drugs
melalui program pemberantasan malaria resistance in Plasmodium falciparum and
dengan penegakkan diagnosis dini dan terapi the current strategies to overcome them.
yang cepat dan tepat. Upaya pencegahan yang Dalam: Mendez-Vilas A, editor. Microbial
dapat dilakukan meliputi pemakaian kelambu pathogens and strategies for combating
dan pengendalian vektor (nyamuk).15 them: science, technology and education.
Prognosis pada kasus ini dubia ad Spain: Formatex Research Center; 2013.
bonam. Dikarenakan dari perawatan pasien 8. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman
yang semakin hari makin membaik. Keluhan pelayanan medis ikatan dokter anak
juga berkurang berangsur-angsur berkurang. indonesia jilid 1. Jakarta: Penerbit IDAI;
Demam juga sudah menghilang serta belum 2009.
ada tanda-tanda yang mengarah pada 9. Elyazar IRR, Gething PW, Patil AP, Rogayah
komplikasi. H, Kusriastuti R, Wismarini DM, et al.,
Plasmodium falciparum malaria
Simpulan endemicity in Indonesia in 2010. PLoS One.
Malaria merupakan penyakit infeksi yang 2011; 6:e21315.
disebabkan oleh parasit Plasmodium yang 10. Supargiyono, Bretscher MT, Wijayanti MA,
ditularkan secara langsung melalui gigitan Sutanto I, Nugraheni D, Rozqie R, et al.,
nyamuk Anopheles atau secara tidak langsung Seasonal changes in the antibody
melalui transfusi darah. Manifestasi klinis yang responses against Plasmodium falciparum
khas meliputi demam intermiten, menggigil merozoite surface antigens in areas of
dan berkeringat. Pemeriksaan fisik dapat differing malaria endemicity in Indonesia.
ditemukan demam, konjungtiva dan akral J Malaria. 2013; 12:444-54.
pucat, splenomegali dan hepatomegali. 11. Sutanto I, Rawina, Astuti H, Yuwanto F,
Diagnosis pasti ditegakkan dengan Setyaningrum E, Kardia D, et al.,
pemeriksaan mikroskopis yang menemukan Penggunaan uji cepat plasmotec malaria-3
parasit malaria. Terapi yang diberikan adalah untuk diagnosis penderita malaria akut di
antimalaria sesuai pedoman yang dikeluarkan puskesmas Hanura, Lampung Selatan. J
Kementerian Kesehatan RI. Kedokteran Indo Medika. 2006; 9(32):540-
5.
Daftar Pustaka 12. Harijanto PN, Nugroho A, Gunawan CA.
1. Kementerian Kesehatan Republik Malaria dari molekuler ke klinis. Edisi ke-2.
Indonesia. Peraturan menteri kesehatan Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
Republik Indonesia nomor 5 tahun 2013 2009.
tentang pedoman tata laksana malaria. 13. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku ajar
Jakarta: Kemenkes RI; 2013. infeksi dan pediatri tropis. Edisi Ke-2.
2. White NJ, Breman JG, Malaria. Dalam: Jakarta: Penerbit IDAI; 2010.
Longo D, Fauci A, Kasper D, Hauser S, 14. Aru WS, Bambang S, Idrus A, Marcellus SK,
JamesonJ, Loscalzo J, editor. Harrison’s Siti S. Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III.
principles of internal medicine. Edisi ke-18. Edisi ke-5. Jakarta; Interna Publishing;
New York: McGraw Hill Medical; 2012. 2009.
3. World Health Organization. World malaria 15. Arsin AA. Malaria di indonesia: tinjauan
report 2014. Switzerland: WHO Press; aspek epidemiologi. Makassar: Masagena
2014. Press; 2012.

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 215


Fani Nur Fajri Fauzi | Malaria Falciparum pada Anak

16. World Health Organizaiton. Guidelines for malaria falciparum patients with ACT
the treatment of malaria. Edisi ke-2. failed therapy in Hanura public health
Geneva: World Health Organization; 2010. center, Pesawaran, Lampung, Indonesia.
17. Suwandi JF, Supargiyono, Asmara W, Open J of Epidemiology. 2014; 4:169-77.
Kusnanto H. Mapping and prevalence of

J Agromed Unila | Volume 2 | Nomor 3 | Agustus 2015 | 216

Anda mungkin juga menyukai