1377 1946 1 PB PDF
1377 1946 1 PB PDF
Abstrak
Malaria merupakan infeksi Plasmodiumyang ditransmisikan oleh nyamuk Anopheles.Angka kejadian dan kematian akibat
malaria masih sangat tinggi di dunia khususnya pada daerah tropis. Plasmodiumfalciparum merupakan jenis yang paling
berbahaya dibanding dengan spesies plasmodium yang lain. Manifestasi klinis demam malaria yang khas berupa trias
malaria. Penegakkan diagnosa dilakukan dengan ditemukannya plasmodium pada pemeriksaan mikroskopik. Seorang anak
laki-laki 11 tahun dengan demam selama 3 hari. Demam sifatnya hilang timbul, meningkat terutama malam hari dan
disertai dengan keluhan menggigil dan kemudian berkeringat banyak saat suhu tubuh pasien mulai turun. Pasien juga
mengeluh nyeri perut kanan atas dan BAB cair. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan kuadran kanan atas,
hepatomegali dan splenomegali schuffner I. Dari pemerikaan laboratorium dengan mikroskpis sediaan darah ditemukan
malaria falciparum. Pasien didiagnosa malaria falciparum. Terapi farmakologis berupa antimalaria (kombinasi
dehidroartemisinin dan piperakuin selama tiga hari dan primakuin pada hari pertama). Tatalaksana disesuaikan dengan
pedoman tatalaksana malaria yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. [J Agromed Unila 2015;
2(3):211-216]
ditularkan melalui penularan alami melalui Pasien juga mengeluhkan nyeri perut
gigtan nyamuk Anopheles dan penularan bukan kanan atas yang hilang timbul disertai muntah
alamiah (malaria bawaan) atau penularan dengan frekuensi muntah 1 X,sebanyak ½ gelas
secara mekanik melalui tranfusi darah atau belimbing.Muntah berupa makanan dan air,
jarum suntik.8 muntah bercampur darah (-). Pasien juga
Plasmodium falciparum diketahui sebagai mengeluhkan BAB cair dengan frekuensi 3
penyebab malaria dengan gejala klinis yang x/hari, lendir (-) darah (-). Urin normal tidak
berat. Spesies ini merupakan spesies berwarna seperti air teh, jumlahnya banyak
Plasmodium yang paling dominan di Indonesia dengan frekuensi seperti biasa.
di atas Plasmodium vivax.9,10 P. falciparum Pasien sempat dibawa ke dokter
dapat menyebabkan malaria berat dengan setempat dan dilakukan pemeriksaan
prognosis buruk seperti malaria serebral laboratorium didapatkan penurunan trombosit.
dengan tingkat kematian mencapai 15-20%.2 Pasien akhirnya dibawa ke RS Ahmad Yani Kota
Selain itu dapat terjadi penurunan kesadaran, Metro. Dan dilakukan cek laboratorium dengan
kejang berulang, syok, anemia berat, edema hasil penurunan trombosit dan Hb. Pasien
paru, gagal ginjal dan hemoglobinuria.11 didiagnosa demam berdarah dengue. Pasien
Gejala klinis malaria merupakan dirawat di rumah sakit daerah kota selama 2
petunjuk yang penting dalam diagnosis malaria. hari dan mendapat terapi infus serta obat
Manifestasi klinis malaria sangat khas dengan injeksi. Akhirnya karena kondisi pasien tak
adanya serangan demam yang intermitten, kunjung membaik, pasien dirujuk ke rumah
anemia dan splenomegali. Penyakit ini sakit provinsi. Pada pasien dilakukan
cenderung untuk beralih dari demam akut ke pemeriksaan mikroskopik apus darah tebal dan
keadaan menahun. Selama stadium akut didapatkan hasil berupa Plasmodium
terdapat masa demam yang intermitten. falciparum (+). Riwayat berkunjung dan
Sedangkan pada infeksi oleh plasmodium vivax, bermalam ke daerah endemik malaria (+) yaitu
panas bersifat ireguler, kadang-kadang remiten pantai mutun di daerah kabupaten pesawaran
atau intermiten. Dalam stadium menahun 2 minggu sebelum timbulnya gejala.
berikutnya terdapat masa laten yang diselingi Pasien tidak pernah mengalami kejang, epilepsi.
kambuh beberapa kali. Kambuhnya penyakit Adanya riwayat penyakit seperti diabetes
ini sangat mirip dengan serangan pertama. melitus, asma, penyakit jantung dan paru-paru
Sementara itu rekrudensi sering terjadi pada serta penyakit yang mengharuskan pasien
infeksi yang disebabkan plasmodium minum obat dalam jangka waktu lama
12
malariae. disangkal oleh pasien maupun keluarga.
Diagnosis malaria umumnya didasarkan Riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol
pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), disangkal oleh pasien maupun keluarga.
uji imunoserologis dan ditemukannya parasit Pada pemeriksaan fisik pasien
(plasmodium) dalam darah penderita. didapatkan keadaan umum baik, tekanan
Manifestasi klinis demam malaria seringkali darah 100/70 mmHg, nadi 86 x/m, laju napas
tidak khas dan menyerupai penyakit infeksi lain 22 x/m, suhu 37,7oC, konjungtiva anemis (+/+)
seperti demam dengue dan demam tifoid, dan skleraikterik (-/-). Pada pemeriksaan
sehingga sulit dilakukan diagnosa dengan abdomen ditemukan nyeri tekan kuadran
mengandalkan pengamatan secara klinis saja, kanan atas dan hepar teraba ½ dari arcus costa
namun perlu dilakukan pemeriksaan dan ½ ke arah procesus xyphoideus. Limpa
laboratorium untuk menunjang diagnosis teraba pada Schuffner I.
malaria sedini mungkin. Diagnosis pasien adalah malaria
falciparum. Terapi farmakologis yang diberikan
Kasus pada pasien ini berupa cairan Ringer Laktat XX
Pasien laki-laki 11 tahun mengeluhkan gtt/menit makro, Paracetamol sirup 3 x 2 cth,
demam selama 3 hari. Demam sifatnya hilang dan antimalaria yaitu kombinasi
timbul, demam disertai suhu tinggi terutama dehidroartemisinin dan piperakuin (arterakin)
malam hari. Demam disertai dengan keluhan selama tiga hari sebanyak 2½ tablet per hari
menggigil. Pasien juga sering berkeringat dan primakuin sebanyak 1¼ tablet pada hari
banyak terutama saat suhu tubuh pasien mulai pertama.
turun.
16. World Health Organizaiton. Guidelines for malaria falciparum patients with ACT
the treatment of malaria. Edisi ke-2. failed therapy in Hanura public health
Geneva: World Health Organization; 2010. center, Pesawaran, Lampung, Indonesia.
17. Suwandi JF, Supargiyono, Asmara W, Open J of Epidemiology. 2014; 4:169-77.
Kusnanto H. Mapping and prevalence of