Ikm Des2006 10 PDF
Ikm Des2006 10 PDF
NJJA
AUUA
ANN PPU
USSTTA
AKKA
A
Albiner Siagian
ABSTRACT
Nutrition is a critical determinant of immune responses and malnutrition is the
most common cause of infectious disease. The relationship between nutritional
status and the immune system has been a topic of study for much of the 20th
century. Dramatic increases in our understanding of the organization of the
immune system an the factors that regulate immune function has been
demonstrated a remarkable and close concordance between host nutritional
status and immunity. Nowdays, the research was focussed on the role of
nutrition (macro- and micronutrients) in prevention of infectioud diseases. This
paper reviews the the studies regarding the relationships among nutritional
status, immunity, and the immunodeficiency.
188
Universitas Sumatera Utara
rekannya yang berstatus gizi lebih baik. mukosal, imunitas berperantara sel,
Sementara itu, terdapat kaitan antara pembentukan komplemen, T-lymphocytes,
kekurangan gizi tingkat sedang dan buruk dan T-cells (Scrimshaw and SanGiovanni,
pada awal episode penyakit infeksi 1997).
(Scrimshaw, 2003). Tulisan ini membahas kaitan gizi-
Pada tahun 1968, World Health imunitas-penyakit infeksi. Pembahasan dimulai
Organization (WHO) menerbitkan WHO dengan pendahuluan yang mengenalkan kaitan
Monograph on Nutrition-infection Interactions. antara zat gizi dan penyakit infeksi secara
Publikasi ini merupakan hasil kerjasama umum. Topik selanjutnya adalah sejarah
Nevin S. Scrimshaw, Carl Taylor, dan John penelitian mengenai kaitan gizi dan penyakit
Gordon (Scrimshaw et al. 1968). Pada infeksi. Selanjutnya dilakukan kajian literatur
publikasi ini, Scrimshaw dan koleganya kaitan antara gizi dan penyakit infeski.
untuk pertama kali mengemukakan bahwa Pandangan tradisional (Gambar 2a)
kaitan antara malagizi dan infeksi adalah mengenai kaitan gizi dan infeksi mulai
sinergistis. Artinya, malagizi memperparah berubah. Ada bukti bahwa status gizi inang
penyakit infeksi, demikian juga halnya memiliki efek langsung pada patogen
infeksi memperburuk malagizi. Sebaliknya, (Gambar 2b). Sebagai contoh, ketika strain
status gizi yang makin baik akan coxsackievirus B3 yang tidak berbahaya
meringankan diare, dan selanjutnya, diare diinokulasikan ke dalam tikus yang
yang makin ringan akan memperbaiki status mengalami kekurangan baik selenium
gizi. Contoh klasik untuk ini adalah kaitan maupun vitamin E, ditemukan bahwa virus
antara malagizi dengan diare (Gambar 1). berubah menjadi strain yang sangat
berbahaya yang memiliki komposisi
nukleotida yang berbeda (pada berbagai sisi)
dari komposisi nukleotida tikus asal
(Levander, 1997).
Malagizi Diare
GIZI DAN IMUNITAS
DIET DIET