Anda di halaman 1dari 33

SISTEM PERPIPAAN

Makalah
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengenalan Pabrik
yang dibimbing oleh Ir.Arizal Aswan,M.T.

Oleh :
Nama : FATMA CAHYANI
NIM : 061540411554
KELAS : 4.EG.A

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang
Sistem perpipaan terus berkembang kearah yang lebih baik. Pada
mulanya manusia memindahkan air dari sungai ke rumah dengan
menggunakan ember. Lalu berkembang dari satu orang menjadi banyak orang
yang berurutan sehingga proses pengambilan air menjadi lebih mudah. Melalui
analogi sederhana ini manusia berfikir untuk lebih mengefisienkan waktu dan
tenaga maka dibuatlah distribusi melalui sistem perpipaan.
Saat ini sistem perpipaan sudah amat maju, sebagai contoh sistem
perpipaan yang dibuat untuk mengantarkan minyak dari satu negara ke negara
lain melalui sistem perpipaan bawah laut (offshore). Dengan sistem ini akan
dihemat waktu lebih banyak, walaupun kendala yang akan dihadapi lebih
banyak.
 Sistem perpipaan identik dengan saluran pembuluh darah yang
mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh. Sistem perpipaan digunakan untuk
penyediaan dan pendistribusian air besih, pembuangan limbah dari kawasan
industri ataupun dari fasilitas publik lainnya. Selain itu, sistem pemipaan
digunakan untuk mentransportasikan minyak mentah dari sumur minyak
menuju tangki yang kemudian akan diproses selanjutnya, mentransportasikan
dan mendistribusikan gas alam dari sumber gas menuju tangki penyimpanan.
Sistem perpipaan juga di aplikasikan dalam pendistribusian minyak atupun gas
untuk menyuplai kebutuhan industri, mesin pembangkit tenaga dan keperluan
komersial. Sistem perpipaan juga digunakan untuk mengangkut cairan, bahan
kimia, campuran kimia dan uap pada industri makanan, pabrik kimia dan
industri lainnya. Sistem pemipaan juga digunakan untuk instalasi pemadam
kebakaran, untuk keperluan mesin-mesin dan lain – lain.
Semakin banyak penggunaan pipa dalam aspek kehidupan manusia
maka semakin banyak di perlukan ahli-ahli dibidang pemipaan. Umumnya
bagian perpipaan dan detailnya merupakan standar dari unit, seperti ukuran
diameter, jenis katup yang akan dipasang, baut dan gasket pipa, penyangga
pipa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian akan terdapat keseragaman
ukuran antara satu dengan lainnya. Sedangkan di pasaran telah terdapat
berbagai jenis pipa dengan ukuran dan bahan-bahan tertentu sesuai dengan
kebutuhan seperti dari bahan Carbon Steel, PVC (Polyvinil Chloride), stainless
Steel, dan lain-lain. Peralatan sistem perpipaan yang berbeda-beda yang
memiliki jenis dan fungsi masing-masingterkadang sulit untuk membedakan
yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu dibuatlah makalah “Sistem
Perpipaan” ini agar nantinya mahasiswa yang ingin bekerja di suatu industri
dapat memahami seperti apakah sistem perpipaan itu dan memperluas
pengetahuannya di bidang sistem perpipaan.

1. 2. Rumusan Masalah
a. Apa kegunaan dari sistem perpipaan?
b. Apa saja jenis-jenis pipa dan bahan yang menyusun pipa tersebut?
c. Bagaimana cara membaca ukuran pipa dan standar suatu pipa ?
d. Bagaimana membedakan warna serta label (tanda) pada suatu pipa?

1.3 Tujuan
a. Mengetahui kegunaan dari sistem perpipaan.
b. Mengetahui jenis-jenis pipa serta bahan yang menyusunnya.
c. Memahami pembacaan ukuran suatu pipa dan mengetahui standar nya.
d. Memahami perbedaan warna pipa sesuai materi yang mengalir di
dalamnya.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis - Jenis Pipa


Untuk melayani jenis-jenis penggunaan dari pipa, maka pipa-pipa
telah dibedakan menjadi beberapa jenis. Berikut hanya beberapa klasifikasi
dari keseluruhan klasifikasi pipa, antara lain :
1. Berdasarkan jenis fluida yang dialirkan.
- Pipa air
- Pipa minyak
- Pipa gas
- Pipa uap
- Pipa udara
- Pipa lumpur
- Pipa drainage
- dan sebagainya

2. Berdasarkan bahan pembuatnya.


- Pipa logam
- Pipa non logam

3. Berdasarkan jenis instalasinya.


- Pipa proses
- Pipa service
- Pipa utilitas
- Pipa kelautan (marine piping)
- Pipa transportasi
- Pipa sipil
- Plumbing
2.2 Komponen Perpipaan
Komponen perpipaan harus dibuat berdasarkan spesifikasi standar yg
terdaftar dalam simbol dan kode yg telah dibuat atau dipilih sebelumnya.
Komponen perpipaan yg dimaksud disini meliputi :
1. Tank

Di atas ada 3 buah tank, yang akan kita hubungkan satu persatu. Dalam sebuah
system atau pabrik, pasti akan ada fluida yang mengalir dari satu tempat ke
tempat lain. Nah dari 3 tank atau bisa di sebut dengan vessel, akan
dihubungkan fluida dari tank satu ke dua tank yang lain.

2. Pipa
Sebuah slongsong bulat yang terbuat dari metal (besi), plastic atau bahan bahan
lainya yang biasanya digunakan untuk mengalirkan fluida, gas atau apapun
yang dapat mengalir. Namun permasalahan disini (dari gambar di atas), pipa
biasanya selalu berbentuk lurus, padahal ketiga tank tersebut tidak dalam satu
garis.

3. Fitting / Sambungan

Fitting adalah bagian dari system pemipaan yang berungsi untuk merubah arah
aliran (dikenal dengan elbow), membuat percabangan (seperti halnya Tee),
atau menghubungkan antara pipa besar dengan pipa kecil. Lihat gambar diatas,
kita lihat dari tank pertama, ia butuh elbow, untuk membelokan aliran dari tank
pertama. Kemudian bergerak ke arah selanjutnya, kita butuh Tee yang
menghubungkan tank pertama ke tank 2 dan tank 3. Dan sisi selanjutnya, kita
membutuhkan reducer, karena ukuran pipa yang disambungkan berbeda
diameternya. Itu semua adalah jenis jenis dari fitting.
4. Flange

Sebuah mekanisme penyambungan atar pipa ke pipa, atau dari pipa ke


ekuipment seperti halnya vessel. Sebenarnya untuk mekanisme penyambungan
tidak hanya digunakan flange, kita dapat menyambungkan dengan cara di las,
bisa mengunakan ulir atau soket. Digunakan flange disini supaya
penyambungan dapat dengan mudah di bongkar dan di pasangkembali, dan
cukup kuat untuk menahan pressure yang tinggi. Oleh karena itulah kita akan
menggunakan suatu flange.

5. Valve
Valve yaitu sebuah mekanisme yang dapat membuka dan menutup aliran.
Disamping itu, ada valve yang bekerja untuk mencegah aliran berbalik arah.
Ada beberapa jenis valve, diantaranya globe valve, gate valve, ball valve dan
lain sebagainya.

6. Strainer / Penyaring

Dalam sebuah system pemipaan terutama yang mengunakan steam, maka


kerusakan sering sekali disebabkan karena adanya kotoran-kotoran yang
mengalir pada pipa seperti kerak, karat atau spesenyawaan pada sambungan.
Semua kotoran tersebut perlu disaring, yang nantinya di harapkan akan
mengurangi waktu penghentian/downtime akibat perwatan.
7. Expansion joint

Expansion joint ini biasanya digunakan untuk meredam expansi (pemuaian


panjang) yang dibatasi oleh jarak atau ruang. Petanyaan selanjutnya adalah,
ketika fluida mengalir, maka ia akan memiliki parameter berbeda dari sisi
pressure, temperature sama flow rate (laju aliran).

8. Instrument

Kita butuh instrument. Peralatan instrument ini yang nantinya


mengindikasikan, mencatat dan mengenadikan aliran di dalam pemipaan.
9. Support

Ada banyak jenis support, semua tergantung dari referensinya juga


perhitugnannya. Yang kita kenal beberapa jenisnya adalah, stopper (limit),
guide, ancor dan hanger. Biasanya untuk judgment (penetapan) seperti apa
support yang harus di pasang dalam pemipaan tersebut, akan di lakukan oleh
tim stress analys engineer setelah dilakukan kalkulasi terhadap tengangan pada
pipa.

2.3 Jenis – Jenis dan Kegunaan Komponen Sistem Perpipaan

1. Jenis jenis Pipes (pipa-pipa) dan Kegunaannya


Piping atau pemipaan adalah pekerjaan yang akan selalu ditemukan
dalam sebuah proyek - proyek  sipil, migas dan fasilitas industri, dan lain-
lain. Pipa merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
sistem plumbing. Ada beragam jenis pipa yang terbagi menurut fungsi,
letak, dan materialnya. Menurut fungsinya, jenis pipa terbagi dalam pipa
saluran untuk air bersih, pipa saluran air kotor, pipa saluran air bekas, dan
pipa saluran air hujan. Perbedaan air kotor dan air bekas adalah dari
sumbernya, dimana air bekas bersumber dari air bekas pakai atau cucian,
sedangkan air kotor adalah yang bersumber dari toilet / closet maupun
urinoir. Pada intinya, air bekas bisa langsung masuk ke saluran kota,
sedangkan air kotor akan masuk ke dalam instalasi septic tank atau STP.
a. Material Pipa
Secara umum, pipa dapat diartikan sebagai suatu benda yang relatif
panjang, memiliki lubang dan berfungsi untuk memindahkan sebuah zat
ataupun materi yang memiliki karakteristik dapat mengalir. Materi tersebut
dapat berupa cairan, gas, uap, zat padat yang dilelehkan ataupun butiran
yang sangat halus.
Bahan penyusun pipa yang digunakan pun sangat beragam dan
tergantung kebutuhannya, mulai dari beton, kaca, timah, kuningan, tembaga,
plastik, alumunium, baja tuang, baja karbon, dan baja alloy. Penggunaan
material tersebut sangat tergantung pada peruntukan pemipaan, karena
setiap material memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Namun
karena pembahasan kali ini lebih ke arah pemipaan migas dan industri,
maka bahan penyusun pipa yang paling banyak digunakan adalah baja
karbon (carbon steel).
Sedangkan jenis pipa menurut materialnya terbagi dalam :
a)  Pipa GIP (Galvanized Iron Pipe)
Pipa GIP atau lebih dikenal dengan pipa besi galvanis, yang
biasanya digunakan untuk intalasi air bersih yang dingin saja, karena tidak
dianjurkan untuk saluran pipa air panas.
Pipa galvanis adalah pipa yang telah dilapisi dengan lapisan seng.
Zat kimia Seng dapat memberikan penghalang terhadap korosi, sehingga
pipa galvanis tidak dapat langsung  terkena unsur-unsur lingkungan luar.
Hambatan pelindung atau seng telah terbukti dapat memberikan ketahanan
material pipa galvanis dari kelembaban seperti didalam ruangan.
Jenis pipa galvanis ini telah digunakan dalam berbagai aplikasi.
Dimulai sekitar 30 tahun yang lalu, pipa galvanis yang digunakan untuk
pipa pasokan air di konstruksi. Hal ini digunakan dalam aplikasi luar
ruangan mana pun kekuatan baja yang diinginkan, seperti tiang pagar dan
rel, scaffolding dan sebagai pagar pelindung.
 Sistem perpipaan yang saat ini semakin maju dengan berbagai
variable pertimbangan yang menjadikan semakin banyaknya muncul
berbagai macam jenis-jenis pipa yang dikeluarkan produsen pipa. Banyak
kebutuhan akan pipa saat ini digunakan untuk mendistribusikan berbagai
macam fluida cair maupun fluida solid. Beragam fluida cairlah yang
menjadikan banykanya muncul bermacam-macam pipa karena fluida cair
tersebut memiliki kemampuan yang menjadikan tidak semua pipa cocok
untuk dialiri cairan fluida.
Fluida cair seperti minyak tentu saja memiliki tingkat korosif yang
tinggi sehingga menyebabkan pipa mudah terkorosi dan membuat pipa
tersebut bocor. Tentu saja hal ini menjadi salah satu varible penting yang
menjadikan produsen pipa terus meningkatkan cara mengurangi korosi pada
pipa yang diproduksinya dengan mencampurkan tambahan material
seng/zinc (Zn) kedalam material pembuat pipa tersebut. Hal ini diharapkan
mampu mengurangi tingkat korosi pada pipa sehingga menjadi lebih awet.
Teknik penghindaran korosi dengan menggunakan zink tidak hanya dengan
mencapurkan bahan tersebut namun bisa saja dilakukan dengan metode
hotdipping atau metode galvanisasi.
Metode galvanisasi merupakan sebuah langkah pencegahan korosi
dengan mencelupkan material kedalan material seng (Zn) yang sudah
dicairkan. Teknik ini merupakan salah satu cara produksi material yang
tahan terhadap korosi. Selain itu metode galvanis bisa juga menggunakan
metode elektrokimi dan metode elektrodeposisi. Metode-metode tersebutlah
yang memunculkan banyak produk pipa yang muncul berdasarkan teknik
pembuatannya untuk mencegah korosi sehingga muncul lah pipa galvanis.
Pengertian pipa galvanis sendiri berdasarkan literatur di atas berarti
sebuah pipa yang menggunakan material seng (Zn) sebagai bahan tambahan
maupun sebagai pelapis pipa utamanya dengan menggunakan metode
galvanisasi seperti dijelaksan di atas baik dengan menggunakan pencelupan
panas atau elektrokimia dan lain sebagainya.
Melihat dari teknik tersebut tidak cukup sulit tentu saja menjadikan
produk pipa galvanis ini muncuk pasaran dengan harga pipa galvanis yang
lebih murah dan terjangkau sehingga banyak juga digunakan disistem
perpipaan perumahan dan perhotelan. Selain itu aplikasi pipa ini banyak
digunakan sebagai tiang listrik di jalan-jalan kota saat ini. Selain itu juga
banyak digunakan untuk bahan bangunan seperti pembuatan pagar, pintu
gerbang dan penguat kursi besi bahkan mobil-mobil baru saat ini juga
banyak menggunakan pipa baja galvanis sebagai bagian dari rangka maupun
bagian-bagian tertentunya seperti kenalpot.

b) Pipa PVC
Pipa PVC (Poly Vinyl Chloride) adalah pipa yang terbuat dari
gabungan material vinyl plastik yang menghasilkan pipa yang kuat, ringan,
tidak berkarat serta tahan lama. Jenis pipa ini lebih cocok digunakan pada
intalasi air dingin saja. Sebagai contoh merk pipa PVC terbaik adalah pipa
saluran Vinilon, yang telah memiliki sertifikat SNI.
Pipa PVC atau biasa disebut peralon akrab digunakan dalam
pembuatan sistem pengairan maupun kelistrikan. Secara alamiah, pipa ini
memiliki sifat tidak membusuk dan tidak berkarat serta tidak gampang
rusak. Hal ini tidak lain karena komponen penyusunannya terdiri dari plastik
yang dicampur dengan berbagai bahan vinyl lainnya.
Adapun satuan ukuran pipa PVC yang umum dipakai di Indonesia
adalah inchi. Satuan ini berdasarkan pada standar JIS (Japanese Industrial
Standart). Sedangkan untuk proyek-proyek pemerintah, seperti
pembangunan saluran PDAM di suatu rumah maka akan menggunakan
standar SNI (Standar Nasional Indonesia).
Berdasarkan tingkat ketebalannya, pipa peralon bisa dibagi menjadi
3 macam yaitu :
 Tipe C : Ini adalah pipa yang paling tipis. Ukuran diameter yang ada di
pasaran mulai dari yang 5/8 inci, 1/2 inci, 3/4 inci, 1 inci, 1 1/4 inci, 1 /2
inci, 2 inci, 2 1/2 inci, 3 inci, 4 inci sampai dengan 5 inci. Pipa jenis ini
biasanya digunakan saat membangun saluran pembuangan air dengan
tekanan yang lemah dan sebagai pelindung kabel listrik.
 Tipe D : Ini adalah jenis pipa dengan ketebalan yang sedang. Biasanya
dipakai di dalam saluran pembuangan air dengan tekanan yang normal.
Adapun ukuran diameter yang dijual di pasaran mulai dari 1 1/4 inci
hingga 10 inci
 Tipe AW : Ini adalah pipa PVC yang paling tebal. Ukuran diameternya
mulai dari 1/2 inci sampai yang 1inci. Adapun kegunaan dari pipa AW
diperlukan saat membangun saluran air bertekanan tinggi, seperti saluran
pompa air tanah.
Selain fungsi-fungsi umum di atas, dalam pembangunan sistem
pengairan juga ada beberapa ukuran yang lumrah digunakan saat
membangun sesuatu. Jadi hal ini sudah mendarah daging dan seperti sudah
menjadi sebuah standar, meskipun anda bebas menggunakan ukuran berapa
saja saat membangun saluran. Berikut ini beberapa ukuran pipa yang sering
digunakan :
 Untuk membuat saluran pembuangan air bertekanan lemah biasa
menggunakan pipa tipe C ukuran 3 inci dan 4 inci.
 Untuk melindungi kabel listrik biasa menggunakan pipa tipe C ukuran 5/8
inci.
 Untuk membangun saluran buangan kamar mandi rumah tangga biasa
menggunakan pipa tipe D ukuran 2 1/2 inci, 3 inci, dan 4 inci.
 Untuk penyedian air minum di dalam rumah tangga biasa menggunakan
pipa tipe AW ukuran 1/2 inci dan 3/4 inci.

c) Pipa HDPE
Pipa HDPE (High-Density Poly Ethylene) adalah pipa yang terbuat
dari bahan poly-ethylene yang mempunyai kepadatan tinggi sehingga jenis
pipa HDPE ini dapat menahan daya tekan yang lebih tinggi. Adapun
karakteristik pipa HDPE ini adalah kuat, lentur atau fleksibel dan tahan
terhadap bahan kimia.
Pengertian Pipa HDPE yang perlu anda ketahui, bahwa pipa ini
berbeda dengan pipa lain pada umumnya. Pipa HDPE adalah pipa khusus anti
karat dan tahan asam. Jenis pipa ini umumnya ditemukan dan digunakan pada
saluran air maupun gas. Pipa ini  terbuat dari  plastik yang berasal dari minyak
bumi, yaitu polymer. Karena terbuat dari polymer, pipa jenis ini mempunyai
umur penggunaan yang relatif lama yaitu sekitar setengah abad (50 tahun).
Ditambah lagi, lapisan pipa yang keras mampu bertahan di suhu 120 derajat. 
Pipa ini memiliki satuan ukuran tersendiri yaitu SDR (Standard
Dimension Ratio). Satuan tersebut berguna sebagai standar pengukuran tebal
dan diameter (OD) pipa. Rumusnya yaitu diameter pipa (OD) dibagi dengan
tebal pipa,  yang nantinya akan menghasilkan SDR. Contohnya jika OD 300
mm, dan tebal pipa 15mm maka SDRnya yaitu 20, yang harus dicatat yaitu jika
nilai SDR semakin kecil maka pipa akan semakin tebal, yang berarti semakin
baik.

d) Pipa Baja (Steel Pipe)


Secara umum, ada 3 metode pembuatan pipa baja karbon, dimana
juga metode tersebut menjadi nama untuk menyebutkan jenis pipa-pipa
tersebut,(carbon steel) yang digunakan untuk bidang migas dan industri. ketiga
metode itu adalah metode Seamless pipe, butt-welded pipe, dan spiral welded
pipe.

e) Pipa Tembaga
Pipa tembaga merupakan jenis pipa yang kuat dan tahan lama, dan
biasanya lebih banyak digunakan untuk instalasi air panas. Pipa Tembaga bisa
menjadi alternatif karena lebih flexibel dan tidak berkarat,selain juga tahan
panas dan tekanan tinggi.pemasangan tidak perlu banyak sambungan
,sehinggga lebih praktis dan cepat.harganya lebih mahal meskipun lebih murah
ketimbang pipa besi.

f) Pipa Beton
Pipa Beton adalah adalah suatu komposisi bahan bangunan yang
dibuatdari campuran semen atau bahan perekat sejenisnya,air, batu koral dan
agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi
mutu pipa beton itu.Digunakan untuk saluran limbah, terowongan, dan irigasi.
2. Jenis-jenis Flange (sambungan) dan Kegunaanya
Flange berguna sebagai sambungan baut di mana dua buah pipa,
equipment, fitting atau valve dapat dihubungkan bersama-sama. Mereka
tersedia dalam berbagai bentuk, tekanan, rating dan ukuran untuk memenuhi
persyaratan desain. Flange di bagi dalam berbagai jenis, perbedaan jenis-jenis
flange ini salah satunya adalah berdasarkan facenya, seperti yang pernah saya
bahas di artikel type flange berdasarkan facenya. Kali ini saya akan berbagi
mengenai perbedaan jenis flange dari kategori yang lain.

a. Jenis flang berdasarkan ratingnya


Flange atau yang memiliki nama lain forging (untuk jenis yang self
reinforcement), dapat di bagi menjadi beberapa jenis bila di lihat dari
ratingnya. Yaitu flange rating 150#, 300#, 600#, 900#, 1500# bahkan sampai
2500#. Pembagian flange dari jenis ratingnya dikarenakan flange tersebut
bekerja dalam pressure (tekanan) yang berbeda sesuai dengan ratingnya, rating
flange tersebut dalam satuan pound. Lain kesempatan, saya akan membahasnya
lebih dalam mengenai rating pada flange.

b. Jenis flange berdasarkan ukurannya (NPS)


Flange juga dapat dibagi menurut ukuran pipanya. Jadi antara satu
pipa dengan pipa lainya yang ukurannya berbeda, jenis flangenya pun berbeda.
Dalam artikel sejarah dan teori dasar pemipaan, disinggung bahwa untuk
menyebut ukuran dalam pipa kita mengenalnya dengan istilah NPS. NPS
adalah kependekan dari nominal pipe size, yaitu suatu ukuran nominal yang
digunakan untuk membedakan pipa.
Kembali mengenai flange, pembagian jenis flange beradarkan
NPSnya kita akan mengenal ukuran ½”, ¾”, 1”, 2” … 10”, 12”… 24” dan
seterusnya, mengikuti ukuran dari pipa yang akan di pasangkan flange. Saya
tidak mebahasnya secara detail pembagian jenis flange ini karena cukup mudah
untuk dipahami.
Pertanyaan selanjutnya, Kalau memang flange di bedakan
beradarkan NPSnya, apakah flange dibedakan juga melalui schedule nya
seperti halnya pipa? ternyata tidak, hanya flange jenis weldneck lah yang
memiliki schedulue.

c. Jenis flange beradarkan ANSI


Di flange ANSI, kita akan membedakan flange dari bentuknya dan
kegunaanya. Agak membingungkan sebenarnya meberikan jenis klasifikasi
flange dari sisi ini, soalnya ada yang menyebutkan pembagian flange ini karena
design-nya. Satu sisi lagi, klasifikasi flange disini bisa di dibilang di bedakan
dari jenis sambungan flangenya, mirip dengan artikel sebelumnya yang
membahas jenis sambungan pada pipa.
Tapi saya tidak akan memperdebatkanya karena esensinya sama,
namun saya akan mengikuti literatur yang saya baca, saya membanginya
berdasar ANSI. Apa itu ANSI? Ansi adalah American National Standards
Institute. Berdaraskan ansi, flange dibedakan jenisnya menjadi :
1. FlangeTipe Weldneck
Weldneck flange, flange jenis ini memiliki ciri yang amat ketara
yaitu penyambungan flangenya mengunakan las. Flange jenis ini biasa dan
paling banyak digunakan dalam sebuah plant, karena sifatnya mudah untuk
disambungkan dengan pipa. Flange jenis ini dapat digunakan untuk
pressureyang tinggi, baik untuk temperature rendah atau tinggi.

2. Flange Tipe Slip-on dan Lap Joint


Untuk tipe flange slip–on, sebenarnya hampir mirip bentuknya
dengan jenis flange lap joint. Kedua jenis flange ini sama sama memasukan
pipa utamanya ke dalam flange, bedanya kalau slip on si pipa tidak sampai
keluar dari flange, sedangakan tipe lap joint, ada sisi pipa yang keluar dari
flange, dan sisi samping dalam flangenya pun biasanya radial.
Dalam slip on, flange hanya masuk sebagain, sisi luar dan
dalamnya akan di las. Oleh karena si pipa itu masuk ke dalam flange, maka
diametar dalam slip on harus lebih besar daripada diameter outside si pipa, lihat
gambar di bawah.
Dalam beberapa literatur, slip opening ada yang menyebutnya
dengan sleeve opening.
Untuk lap joint flange sendiri, jenis flange ini biasanya digunakan
untuk pipa yang sering dibongkar, atau di dimana fluida tidak diperkenankan
kontak dengan las lasan atau tipe penyambungan lainya. Karena pipa ini tidak
di las, maka penyambungannya dapat di puntir tanpa memikirkan
posisibautnya. Jenis flange ini tidak bisa disarankan untuk pressure yang tinggi.

3. Flange Tipe Threaded (ulir)


Seperti namanya, jenis flange ini memiliki tipe penyambungan
mengunakan ulir. Biasanya digunakan untuk system yang sangat rawan
kebakaran kalau mengunakan las, disamping itu flange tipe ini harganya lebih
murah.
4. Flange Tipe Soket
Soket flange, jenis flange ini mirip dengan slip on, hanya saja pada
sisi terluar dari flange terdapat tahanan yang menyebabkan pipa yang
dimasukan ke dalamnya tidak tembus.

5. Reducing Flange
Reducing flange, jenis flange yang satu ini memiliki fungsi untuk
mengabungkan pipa yang memiliki diameter berbeda.

6. Blind Flange
Blind flange adalah jenis flange yang berfungsi untuk menutup
aliran, seperti halnya cap dalam fitting. Jenis flange ini rata, tidak ada apapanya
karena memang berfungsi untuk menutup.
Lalau kenapa aliran itu di tutup? Bisa jadi pipa yang di tutup
alirannya di maksudnya untuk dilakukan maintenance kemudian hari, atau
memang aliran itu di tutup untuk akeses manusia. Untuk akeses manusia? Iya,
seperti dalam nozzle, biasanya ada manhole yang di tutup dengan blind flange.
Untuk yang belum tau manhole, bisa membaca artikel istilah istilah dalam
vessel.

d. Jenis flange bedasarkan cara pemasangan


Masih ada satu lagi pembagian flange berdasarkan cara ia di pasang
di dalam pipa atau vessel. Memang semua pembagian tersebut tidak ada aturan
bakunya, hanya pembagian dari flange dari ANSI yang mungkin paling
mendekati klasifikasi sebenarnya dari flange.

3. 2. Jenis – Jenis Valves (Katup-Katup)dan Kegunaannya


Valve atau yang biasa disebut katup adalah sebuah perangkat yang
mengatur, mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan (gas,
cairan, padatan terfluidisasi) dengan membuka, menutup, atau menutup
sebagian dari jalan alirannya Valve/katup dalam kehidupan sehari-hari,
paling nyata adalah pada pipa air, seperti keran untuk air. Contoh akrab
lainnya termasuk katup kontrol gas di kompor, katup kecil yang dipasang di
kamar mandi dan masih banyak lagi.

a.Jenis – jenis Valve yang sering digunakan


1. Gate valve
Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka
aliran dengan cara mengangkat gerbang penutup nya yang berbentuk bulat
atau persegi panjang. Gate Valve merupakan jenis valve yang paling sering
dipakai dalam sistem perpipaan karena fungsinya adalah membuka dan
menutup aliran.
Gate valve tidak untuk mengatur besar kecil laju suatu aliran fluida
dengan cara membuka setengah atau seperempat posisinya, Jika posisi gate
setengah terbuka maka akan terjadi turbulensi pada aliran tersebut.
Turbulensi akan menyebabkan :
a. Akan terjadi pengikisan pada sudut-sudut gate valve
b. Terjadi perubahan pada posisi dudukan gerbang penutupnya

2. Globe Valve
Globe Valve digunakan untuk mengatur besar kecilnya laju aliran
fluida dalam pipa (throttling). Prinsip dasar dari operasi Globe Valve adalah
gerakan tegak lurus disk dari dudukannya. Hal ini memastikan bahwa ruang
berbentuk cincin antara disk dan cincin kursi bertahap sedekat Valve
ditutup.

3. Ball Valve
Ball Valve adalah sebuah Valve atau katup dengan pengontrol
aliran berbentuk disc bulat (seperti bola/belahan). Bola itu memiliki lubang,
yang berada di tengah sehingga ketika lubang tersebut segaris lurus atau
sejalan dengan kedua ujung Valve / katup, maka aliran akan terjadi. Tetapi
ketika katup tertutup, posisi lubang berada tegak lurus terhadap ujung katup,
maka aliran akan terhalang atau tertutup.
Ball valve banyak digunakan karena kemudahannya dalam
perbaikan dan kemampuan untuk menahan tekanan dan suhu tinggi.
Tergantung dari material apa mereka terbuat, Bal Valve dapat menahan
tekanan hingga 10.000 Psi dan dengan temperature sekitar 200 derajat
Celcius. Ball Valve digunakan secara luas dalam aplikasi industri karena
mereka sangat serbaguna, dapat menahan tekanan hingga 1000 barr dan
suhu hingga 482 ° F (250 ° C). Ukurannya biasanya berkisar 0,2-11,81 inci.

4. Check Valve
Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran
fluida hanya mengalir ke satu arah saja atau agar tidak terjadi reversed
flow/back flow. untuk mengalirkan fluida hanya ke satu arah dan mencegah
aliran ke arah sebaliknya. tidak menggunakan handel untuk mengatur aliran,
tapi menggunakan gravitasi dan tekanan dari aliran fluida itu sendiri. Karena
fungsinya yang dapat mencegah aliran balik (backflow) Check Valve sering
digunakan sebagai pengaman dari sebuah equipment dalam sistem
perpipaan.
Aplikasi valve jenis ini dapat dijumpai pada outlet/discharge dari
centrifugal pump. Ketika laju aliran fluida sesuai dengan arahnya, laju aliran
tersebut akan membuat plug atau disk membuka. Jika ada tekanan yang
datang dari arahberlawanan, maka plug atau disk tersebut akan menutup.

5. Butterfly Valve
Butterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika dibandingkan
dengan valve-valve yang lain. Butterfly menggunakan plat bundar atau disk
yang dioperasikan dengan ankel untuk posisi membuka penuh atau menutup
penuh dengan sudut 90°. Disk ini tetap berada ditengah aliran, dan
dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat valve dalam keadaan tertutup, Disk
tersebut tegak lurus dengan arah aliran, sehingga aliran terbendung, dan saat
valve terbuka wafer sejajar/ segaris dengan aliran, sehingga zat dapat mengalir
melalui valve. Butterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan
(pressure drop) yang minimal. Valve ini bagus untuk pengoperasian on-off
ataupun throttling, dan bagus untuk mengontrol aliran zat cair atau gas dalam
jumlah yang besar. Namun demikian valve ini biasanya tidak memiliki
kekedapan yang bagus, dan harus digunakan pada situasi/ sistem yang
memiliki tekanan rendah (low-pressure).

6. Safety Valve
Safety/Relief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari
valve-valve yang lain. Valve ini didisain khusus untuk melepas tekanan
berlebih yang ada di equipment dan sistem perpipaan. Untuk mencegah
kerusakan pada equipment, dan lebih penting lagi cedera pada pekerja, relief
valve dapat melepas kenaikan tekanan sebelum menjadi lebih ekstrim.
Relief valve menggunakan pegas baja (lihat gambar di bawah ini),
yang secara otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level yang tidak
aman. Level tekanan pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa ditentukan pada
level tekanan berapa valve ini akan terbuka. Ketika tekanan kembali normal,
relief valve secara otomatis akan tertutup kembali.
Safety valve merupakan jenis valve yang mekanismenya secara
otomatis melepaskan zat dari boiler, Bejana tekan, atau suatu sistem, ketika
tekanan atau temperatur melebihi batas yang telah ditetapkan.

2.4 Kode Warna Pada Sistem Perpipaan


1. Standar BS 1710 Tahun 2014 dari Inggris
Selain Amerika, beberapa Negara juga menerapkan standar tersendiri untuk
pewarnaan pipa, seperti Inggris misalnya, mereka mengeluarkan standar BS
1710 yang versi terbarunya dikeluarkan pada tahun 2014. Menurut standar
BS 1710 berikut pewarnaan pipa berdasarkan isi materialnya :

Isi Pipa Standar Warna


Air Perak – Abu-abu
Minyak (dari mineral, tumbuhan atau binatang) Coklat
Gas (semua gas, kecuali udara) Kuning
Asam/Alkalis Ungu
Udara Biru Muda
Cairan lainnya Hitam
Keperluan listrik atau ventilasi Oranye

 2.Standar AS 2700 Tahun 2011 dari Australia

Kemudian Australia juga mengeluarkan standar dengan kode AS 2700 dengan


versi terbarunya dirilis pada tahun 2011, berdasarkan standar tersebut berikut
pewarnaan pipanya :
Isi Pipa Standar Warna
Air Hijau
Minyak dan Cairan mudah terbakar Coklat
Gas Coklat muda
Asam/Alkalis Ungu
Udara Biru Muda
Cairan lainnya Hitam
Keperluan listrik atau ventilasi Oranye
Steam Perak – Abu-abu
Pipa Kebakaran Merah
Keperluan Komunikasi Putih
Material berbahaya Kuning Emas
Air bersih Biru Tua

3. Standar tim HSE


Adapun standar yang penulis bersama tim HSE lainnya gunakan, sebagaimana
telah disinggung sebelumnya, akan dijabarkan sebagai berikut : 
Warna
Warna Warna Dasar
Jenis Cairan
Dasar Huruf
& Tulisan
Cairan Pendingin Api (Hydran)/Fire
Merah Putih Putih
quenching fluids
Cairan Beracun & Korosif / Toxic and
Jingga Hitam Hitam
corrosive fluids
Cairan Mudah Terbakar / Flammable fluids Kuning Hitam Hitam
Cairan Dapat Diminum, Pendingin, Pengisi
Boiler, dll/ Potable, cooling, boiler feed and Coklat Putih Putih
other water
Udara Bertekanan / Compressed Air Biru Putih Putih
Lainnya / Others Abu-abu Putih Putih
Cara Penandaan Pipa
Ada 2 cara untuk penandaan pipa
1. Pipa di cat berdasarkan persyaratan warna menurut ANSI A13.1, lalu diberi
stiker (Brand, Jenis Cairan, Tanda)
2. Pipa tidak perlu di cat, tetapi di tempel stiker menurut persyaratan ANSI
A13.1

Ukuran Huruf Ukuran Band


Diameter Luar Ukuran Label
Pipa Stiker (B)
(A) (C)
¾ – 1 ¼ inch
½ inch (13 mm) 8 inch (200 mm) ½ inch (13 mm)
(19-32 mm)
1 ½ – 2 inch (38-
¾ inch (19 mm) 8 inch (200 mm) ¾ inch (19 mm)
51 mm)
2 ½ – 6 inch (64-
1 ¼ inch (32 mm) 12 inch (300 mm) 1 ¼ inch (32 mm)
150 mm)
8 – 10 inch (200-
2 ½ inch (64 mm) 24 inch (600 mm) 2 ½ inch (64 mm)
250 mm)
Lebih dari 10
3 ½ (89 mm) 32 inch (800 mm) 3 ½ inch (89 mm)
inch

2.5. Standarisasi Sistem Pemipaan

Integritas sistem perpipaan tergantung pada pertimbangan dan


prinsip yang digunakan dalam desain, konstruksi dan pemeliharaan sistem.
Sistem perpipaan yang terbuat dari banyak komponen seperti pipa, flensa,
dukungan, gasket, baut, katup, saringan, fleksibel dan sendi ekspansi.
Komponen dapat dibuat dalam berbagai bahan, dalam berbagai jenis dan
ukuran dan dapat diproduksi dengan standar nasional umum atau sesuai item
produsen proprietary. Beberapa perusahaan bahkan mempublikasikan standar
mereka sendiri pipa internal yang berdasarkan standar nasional dan sektor
industri. Piping kode dan standar dari organisasi standardisasi sebagai ANSI,
ASME, ISO, DIN dan lain-lain, adalah yang paling umum digunakan dalam
pipa dan sistem perpipaan spesifikasi. Perbedaan antara kode pipa dan standar
pipa dapat didefinisikan sebagai:

Piping Kode: Kode Piping mendefinisikan persyaratan desain, fabrikasi,


penggunaan bahan, tes dan pemeriksaan pipa dan sistem perpipaan. Sebuah
kode memiliki yurisdiksi yang terbatas didefinisikan oleh kode.

Piping Standar : Piping standar mendefinisikan desain aplikasi dan aturan


konstruksi dan persyaratan untuk komponen perpipaan seperti flensa, siku, tee,
katup dll

Sebuah standar memiliki ruang lingkup terbatas didefinisikan oleh standar.


No Kode standar Negara Penjelasan
1 AFNOR Perancis Perancis Norma
2 ASME Amerika American Society of Mechanical
Engineers
3 ASTM Amerika American Society untuk Pengujian dan
Material
4 DIN Jerman Jerman Norma

5 JIS Jepang Standar Jepang

6 ISO Internasiona Organisasi Internasional untuk


l Standardisasi

7 ANSI American National Standards Institute

• ASME / ANSI B16 - Standar Pipa dan Fittings - The ASME B16 Standar
mencakup pipa dan alat kelengkapan dalam besi cor, cor perunggu, tembaga
tempa dan baja. 

• ASTM International - ASTM International - American Society untuk


Pengujian dan Material - adalah organisasi ilmiah dan teknis yang
mengembangkan dan menerbitkan standar sukarela pada karakteristik bahan,
produk, sistem dan layanan. 
• ASTM International - Standar untuk Pipa Baja, Tabung dan
Perlengkapannya - Standar ASTM meliputi berbagai jenis pipa baja, tabung
dan alat perlengkapan untuk suhu tinggi layanan, penggunaan biasa dan
aplikasi khusus seperti penggunaan proteksi kebakaran. 

• ASTM International - Volume 01.01 Baja - Piping, Tabung, Fittings - Suatu


ikhtisar Volume ASTM 01.01 standar.

• Perunggu Flensa - ASME / ANSI £ 150 - diameter Flange, ketebalan,


lingkaran baut, jumlah dan diameter baut untuk ASME / ANSI B16.15 -
Fittings Bronze Threaded Cast - 150 Bronze lb flensa dengan wajah polos.

• Perunggu Flensa - ASME / ANSI £ 300 - diameter Flange, ketebalan,


lingkaran baut, jumlah dan diameter baut untuk ASME / ANSI B16.15 -
Fittings Bronze Threaded Cast - 300 Bronze lb Flensa dengan wajah polos. 

• BSi - Pipa, Tube dan Fittings Standar dan Spesifikasi - standar Inggris dan
spesifikasi untuk pipa, tabung dan alat kelengkapan. 

• Karbon dan Low-Alloy Steels Klasifikasi - Baja dianggap baja karbon bila
tidak ada konten minimum yang ditentukan atau diperlukan untuk kromium,
kobalt, columbium (niobium), molibdenum, nikel, titanium, tungsten,
vanadium atau zirkonium. 

• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 150 - ASME / ANSI
B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 150 Flensa - diameter luar
dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. 

• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 1.500 - ASME /
ANSI B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 1.500 Flensa -
diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. 

• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 2.500 - ASME /
ANSI B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 2.500 Flensa -
diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. 
• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Class 300 - ASME / ANSI
B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 300 Flensa - diameter luar
dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. 

• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 400 - ASME / ANSI
B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 400 Flensa - diameter luar
dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. 

• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 600 - ASME / ANSI
B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 600 Flensa - diameter luar
dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. 

• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 900 - ASME / ANSI
B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 900 Flensa - diameter luar
dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. 

• Karbon dan Stainless Steel Flange Welding Bores Leher - Flange


membosankan leher las flensa sesuai ASME / ANSI B16.5-1996 Pipa flensa
dan flens Fittings. 

• Baja Karbon Flange - Tekanan dan Ratings Suhu - Suhu maksimum dan
peringkat tekanan flensa dimensi sesuai ASME B16.5 dan bahan spesifikasi
ASTM A-105. 

• Pipa Baja Karbon - Membandingkan Spesifikasi Amerika & Eropa -


Membandingkan standar pipa baja karbon dari Amerika Serikat, Jerman,
Inggris dan Swedia. 

• Cast Iron Flensa - ASME / ANSI Kelas 125 - ASME / ANSI B16.1 - 1998 -
Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens - Kelas 125 Flensa - diameter luar dan
dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. 
• Cast Iron Flensa - ASME / ANSI Kelas 25 - ASME / ANSI B16.1 - 1998 -
Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens - Kelas 25 Flensa - diameter luar dan
dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. 

• Cast Iron Flensa - ASME / ANSI Kelas 250 - ASME / ANSI B16.1 - 1998 -
Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens - Kelas 250 Flensa - diameter luar dan
dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut. 

• Membandingkan Standar Piping Amerika dan Inggris - Membandingkan US


Amerika (ASTM) dan Inggris (BSi) pipa standar - spesifikasi, nilai dan
deskripsi materi. 

• Referensi Silang Spesifikasi Material ASTM - Fittings, Flange, Serikat


Pekerja dan Katup Cast dan Forged. 

• DIN - Pipa, Tube dan Fittings Standar dan Spesifikasi - Deutsches Institut für
Normung - DIN - pipa, tabung dan alat kelengkapan standar dan spesifikasi. 

• Pipa Fiberglass - Standar umum - Umumnya digunakan standar untuk pipa


fiberglass dan aplikasi mereka. 

• Flensa - API vs ASME / ANS I - Membandingkan API dan ASME / ANSI


flensa. 

• Flensa - Peringkat di Kelas dan Nomor Tekanan (PN) - Tekanan nomor (PN)
dibandingkan dengan sebutan kelas flange. 

• ISO - Pipa, Tube dan Fittings Standar dan Spesifikasi - Organisasi


Internasional untuk Standardisasi - ISO - pipa, tabung dan alat kelengkapan
standar dan spesifikasi. 

• JIS - Flensa, Baut, Nuts, dan Standar Paking - industri Jepang flensa, baut,
mur, dan standar gasket dan spesifikasi dari JAS - Asosiasi Standar Jepang. 

• JIS - Standar Industri Jepang - Standar Jepang Asosiasi - JSA. 


• JIS - Pipa, Tube dan Fittings Standar - Jepang pipa tabung, industri dan
standar fitting dan spesifikasi dari JAS - Asosiasi Standar Jepang. 

• Stainless Steel - Membandingkan Standar Internasional - Membandingkan


standar internasional stainless steel dari Amerika (AS), Perancis, Jerman, Italia,
Jepang, Rusia, Spanyol, Swedia, Inggris (Inggris) dan Uni Eropa. 

• Pipa Stainless Steel - Membandingkan Standar Amerika dan Eropa -


Membandingkan Amerika - US - dan Eropa - Jerman, Inggris (Inggris) dan
Swedia - standar stainless steel pipa.

• Stainless Baja Klasifikasi - Stainless baja umumnya dikelompokkan menjadi


baja tahan karat martensit, baja tahan karat feritik, baja tahan karat austenit,
baja tahan karat dupleks (feritik-austenitic), dan presipitasi-pengerasan baja
stainless. 

• Baja Organisasi Standardisasi Pipe - di dunia yang paling penting organisasi


standardisasi pipa baja yang luas. 

• Pipa Baja Dimensi - ANSI Jadwal 80 - diameter internal dan eksternal,
daerah, bobot, volume dan jumlah benang untuk jadwal 80 pipa baja. 

• Pipa Baja Dimensi - ANSI Jadwal 40 - diameter internal dan eksternal,
daerah, bobot, volume dan jumlah benang untuk jadwal 40 pipa baja. 

• Baja Tabung menurut BS 1387 - Dimensi dan bobot tabung baja menurut BSi
- BS 1387:1985 Spesifikasi tabung baja kacau dan socketed dan tubular dan
untuk tabung baja akhir polos cocok untuk pengelasan atau untuk meniduri ke
BS 21 benang pipa. 

• Threaded & Socket Welded Fittings Tekanan-Kelas dan Jadwal - Tekanan


kelas, jadwal, dan bobot dari pipa untuk peralatan las ulir & socket.

• Komite Eropa untuk Standarisasi CEN - CEN / TC 69 - Published standar


 ASME B31.1 Power Piping
 ASME B31.3 Process Piping
 ASME B31.4 Liquid Transportation System for Hyrocarbons, Liquid
Petroleum gas, Anhydrous Ammonia, And Alcohols.
 ASME B31.7 Nuclear Power Piping
 ASME B31.11 Slurry Transportation Piping System
 ASME B16.5 Pipe Flange and Flange Fitting
 API 5L Specification for Line Pipe
 API 570 Piping Inspection Code
 API 574 Inspection Practices for Piping Components

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sejarah manusia memproduksi pipa dimulai ketika manusia mulai
membutuhkan aliran air dari suatu tempat ketempat lain tanpa harus
mengangkutnya menggunakan tenaga manusia. Kebutuhan serta aktivitas manusia
yang beraneka ragam membuat berbagai jenis pipa bermunculan contohnya pipa
baja, PVC, galvanis, dan lain-lain. Pipa tersebut digunakan sesuai dengan fungsinya
masing-masing sehingga membutuhkan bahan-bahan penyusun pipa yang baik dan
berkualitas.
Dalam sebuah sistem perpipaan, terdapat istilah NPS, Nominal Pipe Size
dan satu lagi adalah DN, yaitu singakatan dari Diameter Nominal untuk
menentukan ukuran suatu pipa. Sedangkan untuk ukuran ketebalan dan panjang
pipa memilki satuan dan sebutan dan satuan tersendiri. Selain itu untuk warna pipa,
terdapat beragam jeis warna yang digunakan, tergantung pada zat atau materi yang
dialirkan dalam pipa tersebut.
Untuk mendukung proses dalam sistem perpipaan terdapat beberapa
komponen yang penting. Komponen –komponen tersebut meliputi : (1). Pipes
(pipa-pipa), (2). Flanges ( flens-flens), (3). Fittings (sambungan), (4). Valves
(katup-katup), (5). Pump (Pompa).

4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran kepada
pembaca sebagai berikut:
1. Sebagai generasi muda hendaknya kita memiliki pengetahuan yang luas
dengan banyak membaca referensi-referensi yang akurat dan dapat
dipercaya.
2. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita mampu dan mau
menyalurkan ilmu yang dimiliki untuk dibagi kepada sesama sehingga
bermanfaat dan tercipta kelestarian lingkungan hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Dreant. 2014. Indonesian Piping Knowledge, (Online)


(http://www.idpipe.com/search/label/ General%20Piping, diakses pada 21 Februari
2017).
Kharisma, Adila. 2014. Sistem Perpipaan Uing, (Online)
(https://www.scribd.com/doc/248275968/SISTEM-PERPIPAAN-Uing-doc,
diunduh 20 februari 2017).

Adzim, Hebbie Ilma. 2013. Label (Tanda) Kode Warna Perpipaan, (Online)
(http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/label-tanda-dan-
kode-warna-perpipaan.html, diakses pada 9 Maret 2015).

Setiawan, Agoes. 2013 Jenis-Jenis Pipa, (Online)


(http://agoessetiawan.blogspot.com/ 2013/01/3-jenis-pipa-untuk-industri-piping-
atau.html, diakses pada 9 Maret 2015).

Piping, Pujangga. 2010. Code And Standard ASME, (Online)


(http://pujanggapiping.blogspot.com/2010/02/code-dan-standard-asme.html,
diakses pada 22 Februari 2017).

Adithya, Rendy. 2012. Pipa Beton, (Online)


(https://www.scribd.com/doc/84211131/PIPA-BETON, diunduh pada 21 Februari
2017).

Anonim. 2010. Macam-Macam Pompa, (Online) (http://artikel-


teknologi.com/pompa-2-macam-macam-pompa/, diakses pada 20 Februari 2017).

Anda mungkin juga menyukai