Sistem Perpipaan
Sistem Perpipaan
Makalah
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengenalan Pabrik
yang dibimbing oleh Ir.Arizal Aswan,M.T.
Oleh :
Nama : FATMA CAHYANI
NIM : 061540411554
KELAS : 4.EG.A
1. 1. Latar Belakang
Sistem perpipaan terus berkembang kearah yang lebih baik. Pada
mulanya manusia memindahkan air dari sungai ke rumah dengan
menggunakan ember. Lalu berkembang dari satu orang menjadi banyak orang
yang berurutan sehingga proses pengambilan air menjadi lebih mudah. Melalui
analogi sederhana ini manusia berfikir untuk lebih mengefisienkan waktu dan
tenaga maka dibuatlah distribusi melalui sistem perpipaan.
Saat ini sistem perpipaan sudah amat maju, sebagai contoh sistem
perpipaan yang dibuat untuk mengantarkan minyak dari satu negara ke negara
lain melalui sistem perpipaan bawah laut (offshore). Dengan sistem ini akan
dihemat waktu lebih banyak, walaupun kendala yang akan dihadapi lebih
banyak.
Sistem perpipaan identik dengan saluran pembuluh darah yang
mengalirkan darah keseluruh bagian tubuh. Sistem perpipaan digunakan untuk
penyediaan dan pendistribusian air besih, pembuangan limbah dari kawasan
industri ataupun dari fasilitas publik lainnya. Selain itu, sistem pemipaan
digunakan untuk mentransportasikan minyak mentah dari sumur minyak
menuju tangki yang kemudian akan diproses selanjutnya, mentransportasikan
dan mendistribusikan gas alam dari sumber gas menuju tangki penyimpanan.
Sistem perpipaan juga di aplikasikan dalam pendistribusian minyak atupun gas
untuk menyuplai kebutuhan industri, mesin pembangkit tenaga dan keperluan
komersial. Sistem perpipaan juga digunakan untuk mengangkut cairan, bahan
kimia, campuran kimia dan uap pada industri makanan, pabrik kimia dan
industri lainnya. Sistem pemipaan juga digunakan untuk instalasi pemadam
kebakaran, untuk keperluan mesin-mesin dan lain – lain.
Semakin banyak penggunaan pipa dalam aspek kehidupan manusia
maka semakin banyak di perlukan ahli-ahli dibidang pemipaan. Umumnya
bagian perpipaan dan detailnya merupakan standar dari unit, seperti ukuran
diameter, jenis katup yang akan dipasang, baut dan gasket pipa, penyangga
pipa, dan lain-lain. Sehingga dengan demikian akan terdapat keseragaman
ukuran antara satu dengan lainnya. Sedangkan di pasaran telah terdapat
berbagai jenis pipa dengan ukuran dan bahan-bahan tertentu sesuai dengan
kebutuhan seperti dari bahan Carbon Steel, PVC (Polyvinil Chloride), stainless
Steel, dan lain-lain. Peralatan sistem perpipaan yang berbeda-beda yang
memiliki jenis dan fungsi masing-masingterkadang sulit untuk membedakan
yang satu dengan yang lain. Oleh karena itu dibuatlah makalah “Sistem
Perpipaan” ini agar nantinya mahasiswa yang ingin bekerja di suatu industri
dapat memahami seperti apakah sistem perpipaan itu dan memperluas
pengetahuannya di bidang sistem perpipaan.
1. 2. Rumusan Masalah
a. Apa kegunaan dari sistem perpipaan?
b. Apa saja jenis-jenis pipa dan bahan yang menyusun pipa tersebut?
c. Bagaimana cara membaca ukuran pipa dan standar suatu pipa ?
d. Bagaimana membedakan warna serta label (tanda) pada suatu pipa?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui kegunaan dari sistem perpipaan.
b. Mengetahui jenis-jenis pipa serta bahan yang menyusunnya.
c. Memahami pembacaan ukuran suatu pipa dan mengetahui standar nya.
d. Memahami perbedaan warna pipa sesuai materi yang mengalir di
dalamnya.
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di atas ada 3 buah tank, yang akan kita hubungkan satu persatu. Dalam sebuah
system atau pabrik, pasti akan ada fluida yang mengalir dari satu tempat ke
tempat lain. Nah dari 3 tank atau bisa di sebut dengan vessel, akan
dihubungkan fluida dari tank satu ke dua tank yang lain.
2. Pipa
Sebuah slongsong bulat yang terbuat dari metal (besi), plastic atau bahan bahan
lainya yang biasanya digunakan untuk mengalirkan fluida, gas atau apapun
yang dapat mengalir. Namun permasalahan disini (dari gambar di atas), pipa
biasanya selalu berbentuk lurus, padahal ketiga tank tersebut tidak dalam satu
garis.
3. Fitting / Sambungan
Fitting adalah bagian dari system pemipaan yang berungsi untuk merubah arah
aliran (dikenal dengan elbow), membuat percabangan (seperti halnya Tee),
atau menghubungkan antara pipa besar dengan pipa kecil. Lihat gambar diatas,
kita lihat dari tank pertama, ia butuh elbow, untuk membelokan aliran dari tank
pertama. Kemudian bergerak ke arah selanjutnya, kita butuh Tee yang
menghubungkan tank pertama ke tank 2 dan tank 3. Dan sisi selanjutnya, kita
membutuhkan reducer, karena ukuran pipa yang disambungkan berbeda
diameternya. Itu semua adalah jenis jenis dari fitting.
4. Flange
5. Valve
Valve yaitu sebuah mekanisme yang dapat membuka dan menutup aliran.
Disamping itu, ada valve yang bekerja untuk mencegah aliran berbalik arah.
Ada beberapa jenis valve, diantaranya globe valve, gate valve, ball valve dan
lain sebagainya.
6. Strainer / Penyaring
8. Instrument
b) Pipa PVC
Pipa PVC (Poly Vinyl Chloride) adalah pipa yang terbuat dari
gabungan material vinyl plastik yang menghasilkan pipa yang kuat, ringan,
tidak berkarat serta tahan lama. Jenis pipa ini lebih cocok digunakan pada
intalasi air dingin saja. Sebagai contoh merk pipa PVC terbaik adalah pipa
saluran Vinilon, yang telah memiliki sertifikat SNI.
Pipa PVC atau biasa disebut peralon akrab digunakan dalam
pembuatan sistem pengairan maupun kelistrikan. Secara alamiah, pipa ini
memiliki sifat tidak membusuk dan tidak berkarat serta tidak gampang
rusak. Hal ini tidak lain karena komponen penyusunannya terdiri dari plastik
yang dicampur dengan berbagai bahan vinyl lainnya.
Adapun satuan ukuran pipa PVC yang umum dipakai di Indonesia
adalah inchi. Satuan ini berdasarkan pada standar JIS (Japanese Industrial
Standart). Sedangkan untuk proyek-proyek pemerintah, seperti
pembangunan saluran PDAM di suatu rumah maka akan menggunakan
standar SNI (Standar Nasional Indonesia).
Berdasarkan tingkat ketebalannya, pipa peralon bisa dibagi menjadi
3 macam yaitu :
Tipe C : Ini adalah pipa yang paling tipis. Ukuran diameter yang ada di
pasaran mulai dari yang 5/8 inci, 1/2 inci, 3/4 inci, 1 inci, 1 1/4 inci, 1 /2
inci, 2 inci, 2 1/2 inci, 3 inci, 4 inci sampai dengan 5 inci. Pipa jenis ini
biasanya digunakan saat membangun saluran pembuangan air dengan
tekanan yang lemah dan sebagai pelindung kabel listrik.
Tipe D : Ini adalah jenis pipa dengan ketebalan yang sedang. Biasanya
dipakai di dalam saluran pembuangan air dengan tekanan yang normal.
Adapun ukuran diameter yang dijual di pasaran mulai dari 1 1/4 inci
hingga 10 inci
Tipe AW : Ini adalah pipa PVC yang paling tebal. Ukuran diameternya
mulai dari 1/2 inci sampai yang 1inci. Adapun kegunaan dari pipa AW
diperlukan saat membangun saluran air bertekanan tinggi, seperti saluran
pompa air tanah.
Selain fungsi-fungsi umum di atas, dalam pembangunan sistem
pengairan juga ada beberapa ukuran yang lumrah digunakan saat
membangun sesuatu. Jadi hal ini sudah mendarah daging dan seperti sudah
menjadi sebuah standar, meskipun anda bebas menggunakan ukuran berapa
saja saat membangun saluran. Berikut ini beberapa ukuran pipa yang sering
digunakan :
Untuk membuat saluran pembuangan air bertekanan lemah biasa
menggunakan pipa tipe C ukuran 3 inci dan 4 inci.
Untuk melindungi kabel listrik biasa menggunakan pipa tipe C ukuran 5/8
inci.
Untuk membangun saluran buangan kamar mandi rumah tangga biasa
menggunakan pipa tipe D ukuran 2 1/2 inci, 3 inci, dan 4 inci.
Untuk penyedian air minum di dalam rumah tangga biasa menggunakan
pipa tipe AW ukuran 1/2 inci dan 3/4 inci.
c) Pipa HDPE
Pipa HDPE (High-Density Poly Ethylene) adalah pipa yang terbuat
dari bahan poly-ethylene yang mempunyai kepadatan tinggi sehingga jenis
pipa HDPE ini dapat menahan daya tekan yang lebih tinggi. Adapun
karakteristik pipa HDPE ini adalah kuat, lentur atau fleksibel dan tahan
terhadap bahan kimia.
Pengertian Pipa HDPE yang perlu anda ketahui, bahwa pipa ini
berbeda dengan pipa lain pada umumnya. Pipa HDPE adalah pipa khusus anti
karat dan tahan asam. Jenis pipa ini umumnya ditemukan dan digunakan pada
saluran air maupun gas. Pipa ini terbuat dari plastik yang berasal dari minyak
bumi, yaitu polymer. Karena terbuat dari polymer, pipa jenis ini mempunyai
umur penggunaan yang relatif lama yaitu sekitar setengah abad (50 tahun).
Ditambah lagi, lapisan pipa yang keras mampu bertahan di suhu 120 derajat.
Pipa ini memiliki satuan ukuran tersendiri yaitu SDR (Standard
Dimension Ratio). Satuan tersebut berguna sebagai standar pengukuran tebal
dan diameter (OD) pipa. Rumusnya yaitu diameter pipa (OD) dibagi dengan
tebal pipa, yang nantinya akan menghasilkan SDR. Contohnya jika OD 300
mm, dan tebal pipa 15mm maka SDRnya yaitu 20, yang harus dicatat yaitu jika
nilai SDR semakin kecil maka pipa akan semakin tebal, yang berarti semakin
baik.
e) Pipa Tembaga
Pipa tembaga merupakan jenis pipa yang kuat dan tahan lama, dan
biasanya lebih banyak digunakan untuk instalasi air panas. Pipa Tembaga bisa
menjadi alternatif karena lebih flexibel dan tidak berkarat,selain juga tahan
panas dan tekanan tinggi.pemasangan tidak perlu banyak sambungan
,sehinggga lebih praktis dan cepat.harganya lebih mahal meskipun lebih murah
ketimbang pipa besi.
f) Pipa Beton
Pipa Beton adalah adalah suatu komposisi bahan bangunan yang
dibuatdari campuran semen atau bahan perekat sejenisnya,air, batu koral dan
agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi
mutu pipa beton itu.Digunakan untuk saluran limbah, terowongan, dan irigasi.
2. Jenis-jenis Flange (sambungan) dan Kegunaanya
Flange berguna sebagai sambungan baut di mana dua buah pipa,
equipment, fitting atau valve dapat dihubungkan bersama-sama. Mereka
tersedia dalam berbagai bentuk, tekanan, rating dan ukuran untuk memenuhi
persyaratan desain. Flange di bagi dalam berbagai jenis, perbedaan jenis-jenis
flange ini salah satunya adalah berdasarkan facenya, seperti yang pernah saya
bahas di artikel type flange berdasarkan facenya. Kali ini saya akan berbagi
mengenai perbedaan jenis flange dari kategori yang lain.
5. Reducing Flange
Reducing flange, jenis flange yang satu ini memiliki fungsi untuk
mengabungkan pipa yang memiliki diameter berbeda.
6. Blind Flange
Blind flange adalah jenis flange yang berfungsi untuk menutup
aliran, seperti halnya cap dalam fitting. Jenis flange ini rata, tidak ada apapanya
karena memang berfungsi untuk menutup.
Lalau kenapa aliran itu di tutup? Bisa jadi pipa yang di tutup
alirannya di maksudnya untuk dilakukan maintenance kemudian hari, atau
memang aliran itu di tutup untuk akeses manusia. Untuk akeses manusia? Iya,
seperti dalam nozzle, biasanya ada manhole yang di tutup dengan blind flange.
Untuk yang belum tau manhole, bisa membaca artikel istilah istilah dalam
vessel.
2. Globe Valve
Globe Valve digunakan untuk mengatur besar kecilnya laju aliran
fluida dalam pipa (throttling). Prinsip dasar dari operasi Globe Valve adalah
gerakan tegak lurus disk dari dudukannya. Hal ini memastikan bahwa ruang
berbentuk cincin antara disk dan cincin kursi bertahap sedekat Valve
ditutup.
3. Ball Valve
Ball Valve adalah sebuah Valve atau katup dengan pengontrol
aliran berbentuk disc bulat (seperti bola/belahan). Bola itu memiliki lubang,
yang berada di tengah sehingga ketika lubang tersebut segaris lurus atau
sejalan dengan kedua ujung Valve / katup, maka aliran akan terjadi. Tetapi
ketika katup tertutup, posisi lubang berada tegak lurus terhadap ujung katup,
maka aliran akan terhalang atau tertutup.
Ball valve banyak digunakan karena kemudahannya dalam
perbaikan dan kemampuan untuk menahan tekanan dan suhu tinggi.
Tergantung dari material apa mereka terbuat, Bal Valve dapat menahan
tekanan hingga 10.000 Psi dan dengan temperature sekitar 200 derajat
Celcius. Ball Valve digunakan secara luas dalam aplikasi industri karena
mereka sangat serbaguna, dapat menahan tekanan hingga 1000 barr dan
suhu hingga 482 ° F (250 ° C). Ukurannya biasanya berkisar 0,2-11,81 inci.
4. Check Valve
Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran
fluida hanya mengalir ke satu arah saja atau agar tidak terjadi reversed
flow/back flow. untuk mengalirkan fluida hanya ke satu arah dan mencegah
aliran ke arah sebaliknya. tidak menggunakan handel untuk mengatur aliran,
tapi menggunakan gravitasi dan tekanan dari aliran fluida itu sendiri. Karena
fungsinya yang dapat mencegah aliran balik (backflow) Check Valve sering
digunakan sebagai pengaman dari sebuah equipment dalam sistem
perpipaan.
Aplikasi valve jenis ini dapat dijumpai pada outlet/discharge dari
centrifugal pump. Ketika laju aliran fluida sesuai dengan arahnya, laju aliran
tersebut akan membuat plug atau disk membuka. Jika ada tekanan yang
datang dari arahberlawanan, maka plug atau disk tersebut akan menutup.
5. Butterfly Valve
Butterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika dibandingkan
dengan valve-valve yang lain. Butterfly menggunakan plat bundar atau disk
yang dioperasikan dengan ankel untuk posisi membuka penuh atau menutup
penuh dengan sudut 90°. Disk ini tetap berada ditengah aliran, dan
dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat valve dalam keadaan tertutup, Disk
tersebut tegak lurus dengan arah aliran, sehingga aliran terbendung, dan saat
valve terbuka wafer sejajar/ segaris dengan aliran, sehingga zat dapat mengalir
melalui valve. Butterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan
(pressure drop) yang minimal. Valve ini bagus untuk pengoperasian on-off
ataupun throttling, dan bagus untuk mengontrol aliran zat cair atau gas dalam
jumlah yang besar. Namun demikian valve ini biasanya tidak memiliki
kekedapan yang bagus, dan harus digunakan pada situasi/ sistem yang
memiliki tekanan rendah (low-pressure).
6. Safety Valve
Safety/Relief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari
valve-valve yang lain. Valve ini didisain khusus untuk melepas tekanan
berlebih yang ada di equipment dan sistem perpipaan. Untuk mencegah
kerusakan pada equipment, dan lebih penting lagi cedera pada pekerja, relief
valve dapat melepas kenaikan tekanan sebelum menjadi lebih ekstrim.
Relief valve menggunakan pegas baja (lihat gambar di bawah ini),
yang secara otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level yang tidak
aman. Level tekanan pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa ditentukan pada
level tekanan berapa valve ini akan terbuka. Ketika tekanan kembali normal,
relief valve secara otomatis akan tertutup kembali.
Safety valve merupakan jenis valve yang mekanismenya secara
otomatis melepaskan zat dari boiler, Bejana tekan, atau suatu sistem, ketika
tekanan atau temperatur melebihi batas yang telah ditetapkan.
• ASME / ANSI B16 - Standar Pipa dan Fittings - The ASME B16 Standar
mencakup pipa dan alat kelengkapan dalam besi cor, cor perunggu, tembaga
tempa dan baja.
• BSi - Pipa, Tube dan Fittings Standar dan Spesifikasi - standar Inggris dan
spesifikasi untuk pipa, tabung dan alat kelengkapan.
• Karbon dan Low-Alloy Steels Klasifikasi - Baja dianggap baja karbon bila
tidak ada konten minimum yang ditentukan atau diperlukan untuk kromium,
kobalt, columbium (niobium), molibdenum, nikel, titanium, tungsten,
vanadium atau zirkonium.
• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 150 - ASME / ANSI
B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 150 Flensa - diameter luar
dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut.
• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 1.500 - ASME /
ANSI B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 1.500 Flensa -
diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut.
• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 2.500 - ASME /
ANSI B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 2.500 Flensa -
diameter luar dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut.
• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Class 300 - ASME / ANSI
B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 300 Flensa - diameter luar
dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut.
• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 400 - ASME / ANSI
B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 400 Flensa - diameter luar
dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut.
• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 600 - ASME / ANSI
B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 600 Flensa - diameter luar
dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut.
• Karbon dan Stainless Steel flensa - ASME / ANSI Kelas 900 - ASME / ANSI
B16.5-1996 Pipa flensa dan flens Fittings - Kelas 900 Flensa - diameter luar
dan dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut.
• Baja Karbon Flange - Tekanan dan Ratings Suhu - Suhu maksimum dan
peringkat tekanan flensa dimensi sesuai ASME B16.5 dan bahan spesifikasi
ASTM A-105.
• Cast Iron Flensa - ASME / ANSI Kelas 125 - ASME / ANSI B16.1 - 1998 -
Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens - Kelas 125 Flensa - diameter luar dan
dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut.
• Cast Iron Flensa - ASME / ANSI Kelas 25 - ASME / ANSI B16.1 - 1998 -
Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens - Kelas 25 Flensa - diameter luar dan
dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut.
• Cast Iron Flensa - ASME / ANSI Kelas 250 - ASME / ANSI B16.1 - 1998 -
Cast Iron Pipe Fittings flensa dan flens - Kelas 250 Flensa - diameter luar dan
dalam, lingkaran baut, jumlah dan diameter baut.
• DIN - Pipa, Tube dan Fittings Standar dan Spesifikasi - Deutsches Institut für
Normung - DIN - pipa, tabung dan alat kelengkapan standar dan spesifikasi.
• Flensa - Peringkat di Kelas dan Nomor Tekanan (PN) - Tekanan nomor (PN)
dibandingkan dengan sebutan kelas flange.
• JIS - Flensa, Baut, Nuts, dan Standar Paking - industri Jepang flensa, baut,
mur, dan standar gasket dan spesifikasi dari JAS - Asosiasi Standar Jepang.
• Pipa Baja Dimensi - ANSI Jadwal 80 - diameter internal dan eksternal,
daerah, bobot, volume dan jumlah benang untuk jadwal 80 pipa baja.
• Pipa Baja Dimensi - ANSI Jadwal 40 - diameter internal dan eksternal,
daerah, bobot, volume dan jumlah benang untuk jadwal 40 pipa baja.
• Baja Tabung menurut BS 1387 - Dimensi dan bobot tabung baja menurut BSi
- BS 1387:1985 Spesifikasi tabung baja kacau dan socketed dan tubular dan
untuk tabung baja akhir polos cocok untuk pengelasan atau untuk meniduri ke
BS 21 benang pipa.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sejarah manusia memproduksi pipa dimulai ketika manusia mulai
membutuhkan aliran air dari suatu tempat ketempat lain tanpa harus
mengangkutnya menggunakan tenaga manusia. Kebutuhan serta aktivitas manusia
yang beraneka ragam membuat berbagai jenis pipa bermunculan contohnya pipa
baja, PVC, galvanis, dan lain-lain. Pipa tersebut digunakan sesuai dengan fungsinya
masing-masing sehingga membutuhkan bahan-bahan penyusun pipa yang baik dan
berkualitas.
Dalam sebuah sistem perpipaan, terdapat istilah NPS, Nominal Pipe Size
dan satu lagi adalah DN, yaitu singakatan dari Diameter Nominal untuk
menentukan ukuran suatu pipa. Sedangkan untuk ukuran ketebalan dan panjang
pipa memilki satuan dan sebutan dan satuan tersendiri. Selain itu untuk warna pipa,
terdapat beragam jeis warna yang digunakan, tergantung pada zat atau materi yang
dialirkan dalam pipa tersebut.
Untuk mendukung proses dalam sistem perpipaan terdapat beberapa
komponen yang penting. Komponen –komponen tersebut meliputi : (1). Pipes
(pipa-pipa), (2). Flanges ( flens-flens), (3). Fittings (sambungan), (4). Valves
(katup-katup), (5). Pump (Pompa).
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran kepada
pembaca sebagai berikut:
1. Sebagai generasi muda hendaknya kita memiliki pengetahuan yang luas
dengan banyak membaca referensi-referensi yang akurat dan dapat
dipercaya.
2. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita mampu dan mau
menyalurkan ilmu yang dimiliki untuk dibagi kepada sesama sehingga
bermanfaat dan tercipta kelestarian lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Adzim, Hebbie Ilma. 2013. Label (Tanda) Kode Warna Perpipaan, (Online)
(http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/label-tanda-dan-
kode-warna-perpipaan.html, diakses pada 9 Maret 2015).