Identitas Pasien
Nama : TN. T
Umur : 60 tahun
Agama : Islam
I. Deskripsi Kasus
Seorang laki-laki usia 60 tahan datang ke poli jiwa sudah tanpa keluhan,
Awalnya pasein mengeluhkan cemas , selalu merasa gampang sedih dan
pasen juga sebelumnya ada susah tidur pada waktu itupasien sampai 1
minggu sulit untuk tidur.
Pasien juga mudah lelah dan sulit untuk mengerjakan pekejaan seperti
biasanya tidak bersemangat, biasa pasien mengalami sakit badan .
Kasus ini menarik untuk dibahas karena pasien dengan terbuka dan
kooperatif dapat menjelaskan masalahnya sehingga informasi yang
dibutuhkan terkait untuk mendiagnosis gangguan dapat dikumpulkan.
1. Apa latar belakang pasien depresi ?
2. Apa latar belakang pasien depresi kemudian menjadi manik?
3. Bagimana peran neurotransmiter pada depresi dan manik?
4. Apa DD dari disgnosis
1
II. Evaluasi
a. Pengalaman Baik
Pasien sangat koopertif untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
dprpenanya
b. Pengalaman Buruk
Tidak ada pengalman yang buruk pada saat pemeriksaan.
Aksis IV
Primer support group.
Aksis V
GAF scale 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disability
ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll).
2
IV. Analisis
Seorang laki-laki usia 60 tahan datang ke poli jiwa sudah tanpa keluhan,
Awalnya pasein mengeluhkan cemas,cemas yang di alami sudah berulang-
ulang di rasakan, keluhan ini di rasakan sudah sjak lama, pasien juga
sebelumnya pernah berobat ke sampai ke makassar namun belum ada
perubahan, pasien juga sering meraskan jika dia mudah sedih dan gelisah.
pasen juga sebelumnya ada susah tidur pada waktu itu pasien sampai 1
minggu sulit untuk tidur dan pada saat susah untuk tidur pasien mencoba
untuk pergi ke keluarganya untuk menceritakan hal tersebut ,akhirnya pasien
di bawa untuk berobat ke dukun namun nyantanya pasien masi tetap saja
susah untuk tidur.
Pasien juga mengatakan bahwa dia tidak memiliki anak dan mengatakan
tidak enak jika tidak memiliki anak,namun sekarang pasien suda
menggangkat 2 orang untuk di jadikan anak pasien ,sehingga sekarang p.asien
yang membiyai kedua orang anak tersebut
Pasien juga mudah lelah sampai-sampai pasien sulit untuk mengerjakan
pekejaan seperti biasanya , pasien dulunya bekerja di untad namun untuk
sekarang pasien bisa bekerja sebagai ojek
biasa pasien mengalami sakit-sakit badan dan selalu kurang bersemangat,
nafsu makan menurun .
namun pada pasien ini tidak di dapatkan ada halusinasi auditorik maupun
halusninasi visual.
3
dan gaya bicara cepat. Mood agak euforia , afek luas, empati tidak dapat
dirabarasakan. Gangguan proses berfikir didapatkan produktivitas cukup;
kontinuitas: relevan.
Berdasarkan deskripsi kasus diatas, kasus ini merupakan pasien dengan
Gangguan Afektif Bipolar.
a. Gangguan bipolar I.
Ditandai oleh satu atau lebih episode manik atau campuran yang
biasanya disertai oleh episode-episode depresi mayor
b. Gangguan bipolar II
Gambaran utama ditandai oleh terjadinya satu atau lebih episode
depresi mayor yang disertai oleh paling sedikit satu episode hipomanik
.Dengan Episode manik
a. Deskripsiumum
Pasien yang sedangdalam episode manikakanbanyakbicara,
hiperaktif, dan tereksitasi. Pada waktu tertentu mereka jelas
sekali menunjukkan gejala psikotik dan terdisorganisasi,
sampai mereka memerlukan pengikatan fisik dan
penyuntikan intramuscular obatsedatif agar mereka dapat
tenang dan terkontrol.
b. Mood, afek dan perasaan
Pasien yang sedang dalam episode manikb iasanya euphoria
dan lekas marah. Secara emosional mereka sangatlah labil,
mereka bias sangat gampang berubah daritertawa menjadi
marah dan bias menjadi depresi dalam waktu yang singkat.
c. Pembicaraan
Pasien dalam episode manic sangatlah susah untuk
dipotong saat mereka sedang berbicara dan sering kali
menjadi pengganggu orang-orang disekitarnya. Apabil
amereka sedang dalam keadaan aktifitas yang meningkat,
maka mereka akan berbicara penuh kelucuan, dan
banyaknya hal- hal yang tidak relefan. Dan apabila aktifitas
4
lebih meningkat lagi maka kemampuan konsentrasi mereka
mulai hilang sehingga akan muncul gagasan yang
meloncat-loncat.
d. Gangguanpersepsi
Waham ditemukan 75% dari semua pasien manik.
e. Pikiran
Isi pikirannya hanyalah kepercayaan dan kebesaran diri,
pasien dengan episode manic sering sekali perhatiannya
mudah dialihkan. Sedangkan fungsi kognitifnya tidak dapat
dikendalikan, olehs ebab ide mereka begitu cepat dan tidak
terkendali.
f. Sensorium dan kognisi
Pada pasien dengan episode manic mereka masih bias
orientasi dengan baik dan daya ingat mereka juga cukup
baik, meskipun pada beberapa pasien yang sangat euforik,
merek asering kali menjawab secara tidak tepat (mania
delirium).
g. Pengendalian impuls
Pasien dengan episode manik rata-rata senang menyerang
dan senang mengancam.
a. Pertimbangan dan Tilikan
Tanda dari pasien manic adalah gangguan pertimbangan,
dan mereka senang melanggar peraturan.
b. Reliabilitas
5
Faktor psikodinamik depresi yang di jelaskan sigmun freud di
kembangkan karld abraham di kenal sebgai pandagan klasik mengenai
depresi . teori ini meliputi 4 poin penting (1) gangguan hubungan ibu –
bayi selama fase oral (10 -18 bulan pertama kehidupan) menjadi
predisposisi kerentanan selanjutnya terhadap depresi (2)depresi dapat
terkait dengan kehilangan objek yang nyata atau khayalan (3) introyeksi
objek yang meninggal adalah menkanisme pertahanan yang di lakukan
untuk menghadapi penderita akibat kehilangan objek dan (4) kehilangan
objek di anggap sebagai campuran cinta dan benci sehingga rasa marah di
alihkan ke dalam diri sendiri. Sebagaimana dalam kasus, pasien
merupakan orang yang dekat dengan kelurga tinggal dan hidup dengan
keluarga ,segala sesuatu ada campur tanggan kelurga pasien diamana pada
saat ingi menikah pasien juga di pilihkan pasangan hidpunya namun stelah
menikah pasien di haruskan untuk pindah dan mentap di palu menjadi
seorang pns di sinilah pasien meraskan depresi. Kemudian ini juga di
kaitkan dengan perubahan pasien yang dlunya depresi kemudia menjadi
manik Karl Abraham meyakini bahwa episode manik dapat mencerminkan
ketidak mampuan menoleransi suatu tragedi perkembagan , misalnya
kehilangan orang tua . kedaaan manik juga terjadi akibat superego yang
bersifat tirani yang menghasilkan krtik diri yang tidak dapat di toleransi
yang kemudian di gantikan kepuasan diri yang bersifat euforia.
6
Jika kedua orangtua menderita Gangguan bipolar, terdapat kemungkinan
50-75 persen anaknya menderita Gangguan mood.
7
acticvity”, dan menghambat “cyclic AMP (adenosine monophosphate)
dan phospoinositides.
V. KESIMPULAN
- Diagnosis gangguan afektif bipolar jika didapatkan gejala episodik manik
dan episodik depresi sekurang-kurangnya 2 episode.
- Pengobatan psikososial. Pasien dapat terbantu dengan terapi keluarga,
latihan keterampilan sosial, dan rehabilitasi kognitif.
8
DAFTAR PUSTAKA
9
10