Anda di halaman 1dari 12

BIPOLAR

Nama kelompok :
1. RONALDO : 17081358
2. PUTRI NUR AZIZAH : 17081360
3. DEDE DWI RAHAYU : 17081367
4. ARSISTIKA WULANDARI : 17081371
5. RIMA SELVI AGUSTINA PIAY : 17081375
6. TRI KISWARNI : 17081376
DEFINISI BIPOLAR

Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang


menyerang kondisi psikis seseorang yang di tandai
dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim
berupa mania dan depresi.
Suasana hati dapat berubah secara tiba-tiba antara dua
kutub (bipolar)yang berlawanan yaitu kebahagiaan
(mania) dan kesedihan (depresi)yang berlebihan tanpa
pola atau waktu yang pasti.
GEJALA
MANIA HIPOMANIA

Pada episode mania biasanya ODB (orang Hipomania adalah fase yang lebih ringan dari
dengan bipolar) merasa gembira berlebihan, mania. Pada fase ini biasanya ODB mempunyai
sangat aktif, berbicara cepat, memiliki ide ide semangat yang baik, produktif, enerjik dan
dan semangat baru hingga insomnia. Tidak gembira untuk menjalankan aktifitas seakan
jarang pula ODB membuat keputusan aneh dan telah kembali dalam keadaan stabil, namun
impulsive hingga terkadang cenderung hipomania dapat menghasilkan keputusan yang
membahayakan diri sendiri. memburuk dan dapat membahayakan
hubungan sosial Hipomania dapat meningkat
menjadi mania fase depresi berat.

STABIL

Fase stabil atau euthymic adalah fase normal dimana ODB tidak dalam fase
mania, hipomania, depresi atau campuran. Pada fase stabil ODB memiliki
mood atau perasaan yang sama dengan orang pada umumnya.
CAMPURAN DEPRESI

Episode campuran adalah suatu kondisi disaat Fase depresi adalah fase kronis. Depresi
mania hipomania dan depresi terjadi didalam adalah suatu kondisi suasana hati yang sangat
waktu yang bersamaan .Tanda – tanda umum burukdan berkepanjangan. Ciri – ciri depresi
episode campuran termasuk depresi adalah suasana hati yang murung, perasaan
dikombinasikan dengan agitasi, iritabilitas, sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat
kegelisahan, insomnia, enerjik, agresif dan untuk melakukan aktivitas, mudah letih, sulit
mania. Hal itu terjadi bergantian dalam waktu konsentrasi, kurang percaya diri, putus asa
yang relative cepat. Pada fase ini ODB dan berpikir tentang kematian. Pada fase ini,
memiliki kombinasi energy tinggi dan rendah ODB sangat butuh perhatian serius dari orang
sehingga berisiko tinggi untuk bunuh diri. terdekat.
Episode campuran menjadi salah satu episode
yang paling membahayakan.
FAKTOR PENYEBAB
1. Faktor Genetik
Genetika bawaan adalah faktor umum penyebab gangguan bipolar. Seseorang
yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap gangguan
bipolar memiliki risiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15 % hingga
30%.
2. Faktor Biokimia
Sejumlah besar penelitian telah melaporkan berbagai kelainan di dalam
metabolit amin biofenic di dalam darah, urin, dan cairan serebrospinalis pada
pasien gangguan mood. Amin biogenic (Norepinefrin dan serotonin)
merupakan dua neutransmiter yang paling berperan dalam petofisiologis
gangguan mood (kaplan, dkk, 1996). Apabila Norepinefrin (NE) dan epinfrin
mengalami penurunan kadar NE dan epinefrin menyebabkan depresi,
sebaliknya peningkatan kadar keduanya menyebabkan mania. Serotonin
merupakan neurotransmiter aminergic yang paling sering dihubungkan
dengan depresi.
3. Faktor Lingkungan
Gangguan bipolar tidak memiliki penyebab tunggal. Tampaknya orang-orang
tertentu secara genetis cenderung untuk mengidap gangguan bipolar, namun
tidak semua orang dengan kerentanan mewarisi penyakit berkembang yang
menunjukkan bahwa gen bukanlah satu-satunya penyebab. Beberapa studi
pencitraan otak menunjukkan perubahan fisik pada otak penderita gangguan
bipolar. Dalam penelitian lain disebutkan, gangguan ini juga disebabkan oleh
poin ketidakseimbangan neurotransmitter, fungsi tiroid yang abnormal,
gangguan ritme sirkadian dan tingkat tinggi hormon stres kortisol. Faktor
eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini terlibat dalam
pengembangan gangguan bipolar. Faktor-faktor eksternal yang disebut
pemicu dapat memulai episode baru mania atau depresi dan membuat
gejala yang ada memburuk, namun banyak episode gangguan bipolar terjadi
tanpa pemicu yang jelas.
CONTOH KASUS
Pasien laki-laki, 45 tahun datang ke Poliklinik Psikiatri RSUD Wangaya
dengan keluhan tidak bisa tidur. Saat ditanya keluhan saat ini, pasien
mengatakan dirinya sulit untuk tidur apabila mendengar suara-suara gamelan
yang tidak didengar oleh orang lain. Pasien biasanya mampu tidur, dari jam 8
malam, kemudian pasien terbangun kira- kira jam 10 malam karena
mendengar suara gamelan yang dikatakan mengganggu, dan pasien merasa
ditarik untuk mondar-mandir di jalan raya selama kurang lebih dua jam.
Setelah itu pasien tidak bisa tidur lagi. Pasien mengatakan dirinya sulit untuk
tidur sejak enam bulan yang lalu. Parahnya dikatakan sejak satu bulan yang
lalu dikarenakan perasaaan kehilangan yang dialami pasien karena ditinggal
saudara dan ayahnya. Akibat dari kejadian tersebut pasien sering terbayang
terutama ketika pasien diam atau saat melamun. Apabila pasien sedang
kumat, dirinya merasa khawatir akan sesuatu hal yang buruk terjadi pada
dirinya, pasien juga merasa berdebar dan keringat dingin, selain itu pasien
juga susah memulai tidur dan jika bisa tidur pasien sangat mudah bangun
karena mimpi buruk. Sehingga pasien memutuskan untuk dirawat di RSUP.
Gejala-gejala tersebut menjadi jarang timbul setelah pulang dari RSUP dan juga dirasakan
lebih ringan. Pasien mengatakan saat ini dia sudah bisa bekerja dengan baik. Pasien
menceritakan dirinya adalah seorang yang percaya diri terutama sebelum ia ditinggal oleh
saudara dan ayahnya. Tetapi setelah kejadian tersebut pasien merasa memiliki keluarga yang
berantakan. Pasien juga merasa minder untuk bergaul dengan teman-temannya saat itu dan
cenderung menjauhi mereka. Pasien sering merasa dirinya tidak memiliki masa depan dan
ketakutan akan menjadi apa nantinya terutama ketika mengingat riwayat keluarganya. Pasien
mengatakan akhir-akhir ini ia kembali susah untuk memulai tidur, terkadang jam 2 pagi baru
bisa tertidur dan segera setelahnya pasien terbangun. Salah satu penyebab pasien terbangun
karena pasien sering bermimpi yang tidak menyenangkan, tetapi pasien tidak bisa mengingat
isi mimpinya. Saat pasien bangun pasien merasa kelelahan serta tidak tidur walaupun pasien
dapat tidur beberapa jam sebelumnya. Walaupun tidak bisa tertidur pasien masih memiliki
semangat kerja yang tinggi. Dikatakan bahwa pasien masih semangat untuk pergi bekerja.
Makan dikatakan saat ini lebih baik, tidak ada penurunan nafsu makan. Jika sedang kambuh
pasien sangat tidak enak makan. Pasien juga mengatakan aktivitasnya saat ini tidak
terganggu, pasien masih dapat berkerja sebagai tukang sablon, namun konsentrasi saat
bekerja dikatakan menurun.Tetapi saat pasien merasa cemas dan bingung semua kegiatan
yang dapat ia lakukan sebelumnya jadi kacau dan tidak terselesaikan. Saat ditanya apakah
pernah terlintas keinginan untuk mengakhiri hidup, pasien mengaku tidak pernah.
Pasien mengatakan sejak kecil tidak pernah memiliki riwayat penyakit serius.
Riwayat penyakit yang sama di keluarga disangkal. Riwayat penyakit fisik lain
disangkal. Riwayat minum-minuman keras serta obat-obatan terlarang disangkal.
Pasien pernah punya riwayat merokok dengan mengkonsumsi dua sampai tiga
batang rokok perhari, namun sudah ditinggalkannya setelah mengetahui bahaya dari
akibat merokok. Riwayat mengkonsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan
terlarang disangkal oleh pasien. Pasien juga mengatakan memiliki kebiasaan minum
kopi.

Diagnosis:
Diagnosis multiaksial pasien adalah aksis I: Gangguan Afektif Bipolar, Manik,
Dengan Gejala Psikotik (F31.2), aksis II: ciri-ciri kepribadian dissosial, aksis III:
tidak ada diagnosis, aksis IV: permasalah dengan primary support group, aksis V:
GAF 60-51. Pasien mendapatkan terapi yaitu psikoterapi, dan farmakoterapi berupa
haloperidol 1 x 5 mg dan trihexyphenidyl 1 x 2 mg.
TABEL PILIHAN TERAPI STABILISATOR MOOD
UNTUK MANIA (THE EXPERT CONSENSUS
GUIDELINE SERIES, MEDICATION TREATMENT OF
BIPOLAR DISORDER 2000)
Presentasi Klinis Stabilisator Mood yang Stabilisator pilihan
dilanjutkan lain
Mania dengan Gejala Divalproat
Psikotik Litium

Mania Tipe Disforik Divalproat


atau Mania campuran Litium Karbamazepin
murni
Hipomania Divalproat
Litium
TABEL PILIHAN TERAPI ANTIPSIKOTIK UNTUK
MANIA (THE EXPERT CONSENSUS GUIDELINE
SERIES, MEDICATION TREATMENT OF BIPOLAR
DISORDER 2000)
Presentasi Klinis Antipsikotik yang Antipsikotik pilihan lain
dianjurkan
Mania dengan gejala psikotik Olanzapin, Antipsikotik, Antipsikotik, Konvensional,
Konvensional, Potensi tinggi, Potensi sedang Quetiapin
Risperidon

Mania tipe eforik, disforik Olanzapin Antipsikotik, Konvensional,


dan campuran murni Risperindo Potensi tinggi atau sedang
Quetiapin

Hipomania Tidak ada pilihan lini pertama Olanzapin atau risperidon


jika Antipsikotik diperlukan
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai