Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENGGUNAAN FORM SBAR

RUANG ANDROMEDA RUMAH SAKIT GADING MEDIKA BENGKULU


TAHUN 2020

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan hasil pengkajian wawancara serta observasi terhadap ruang
Andromeda Rumah Sakit Gading Medika Bengkulu tahun 2020, didapatkan
kesimpulan bahwa masih belum digunakannya form SBAR saat serah terima.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat.
Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif antara perawat,
maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus
ditingkatkan efektifitasnya adalah saat pergantian shift.
Serah terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan
dengan singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi
yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Serah terima dilakukan oleh perawat primer kepada perawat
primer (penanggung jawab) dinas berikutnya secara tertulis dan lisan. Hampir di semua
ruang perawatan di rumah sakit selalu dilakukan timbang terima, namun masih belum
sesuai dengan model asuhan keperawatan professional dan belum menggunakan format
yang baku.
Dari hasil pengkajian mahasiswa keperawatan program studi profesi ners
keperawatan manajemen di RS Gading Medika bengkulu belum menerapkan
penggunaan SBAR pada saat serah terima. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk
menerapkan komunikasi efektif saat timbang terima yang berdasarkan standar asuhan
keperawatan. Harapan penulis kegiatan ini dapat diaplikasikan dalam manajemen ruang
Andromeda sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan.

B. RENCANA TINDAKAN
1. Rencana Tindakan
Memberikan form SBAR yang baku dan sesui standar
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah di berikan form SBAR diharapkan perawat dapat menerapkan
pada timbang terima di ruangan dan menularkan kebiasaan baru ini ke ruangan
– ruangan lainya, serta menjadi role model bukti update ilmu keperawatan
baru di dunia medis kesehatan di ruangan Andromeda RS Gading Medika
Bengkulu tahun 2020.
b. Tujuan Khusus
Setelah di berikan form SBAR diharapkan perawat mampu:

1) Memahami cara menerapkan metode timbang terima dengan metode


SBAR

2) Menjadi role model dan contoh bagi ruangan lain untuk menggunakan
metode timbang terima yang sesuai standar asuhan keperawatan dengan
metode SBAR

3. Jadwal Kegiatan
Hari/ Tanggal : Rabu/ 01 Juli 2020
Waktu : 09.00 s/d selesai
Tempat : Ruang Andromeda RS Gading Medika

4. Materi
Terlampir
Lampiran

FORMULIR SBAR
FORMULIR SBAR
RUMAH SAKIT Operan pasien
GADING MEDIKA S ( Situation) B (Backround)
BENGKULU A (Assesment) R (Recomendation)

S
Nama pasien : Ruangan :
Umur : Nomor RM :
DPJP : Tanggal Masuk :
SITUATION Dignosa Masuk :
Keluhan saat ini :

B
Riw,Penyakit Dahulu :
Alergi :
Terapi DPJP :
Background

A
Kesadaran : Hasil Lab (Abnormal) :
TD :
N :
ASSESMENT RR : Pemeriksaan X-Ray :
Suhu :

R
Tindakan (Asuhan Keperawatan) yang sudah di lakukan :

RECOMENDATION Intruksi/Order Dokter :

Tanggal/Jam Yang Melapor Yang Menerima Laporan


OPERAN JAGA
PERAWAT
(HANDOVER)
No.Dokumen Revisi Halaman Prodi Profesi Ners Jurusan
Rumah Sakit Gading Keperawatan
Medika Bengkulu Poltekkes Kemenkes
Bengkulu
Tanggal Terbit: Ditetapkan:
STANDAR
OPERASIONAL
PROSEDUR Direktur
PENGERTIAN Operan Jaga adalah pergantian/pengalihan tugas dan tanggung
jawab pelayanan kepada shift pengganti, yang disertai dengan
bukti tertulis.
TUJUAN 1. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara
paripurna.
2. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat. Akan
terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab
antar anggota tim perawat
3. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang
berkesinambungan
KEBIJAKAN 1. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak
lanjuti oleh perawat pada shift berikutnya.
2. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang
dilaporkan dengan keadaan klien yang sebenarnya.
3. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung
bila ada yang belum terungkap.
ASSESSMENT (A) 1. Kaji kelengkapan data pasien yang akan dilaporkan
PLANNING (P) 2. Persiapan perawat
3. Persiapan alat: status pasien, alat tulis
4. Persiapan lingkungan
5. Bina hubungan saling percaya: beri salam; perkenalkan diri
perawat; sampaikan tujuan serah terima pasien; kontrak
waktu dan tempat
IMPLEMENTATION Laporkan kondisi pasien :
(I) Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien) :
1. Perawat (P) menyebutkan nama dan umur pasien
2. P menyebutkan tanggal pasien masuk ruangan dan hari
perawatannya
3. P menyebutkan nama dokter yang menangani pasien
4. P menyebutkan diagnose medis pasien/ penyakit yang
dialami pasien
5. P menyebutkan masalah keperawatan pasien yang sudah &
belum teratasi
Background (info penting berhubungan dengan kondisi pasien
terkini)
6. P menjelaskan intervensi/ tindakan dari setiap masalah
keperawatan pasien
7. P menyebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan
8. P menyebutkan pemasangan alat invasif (infus dan alat
bantu lain seperti kateter dll), serta pemberian obat dan
cairan infus
9. P menjelaskan dan mengidentifikasi pengetahuan pasien
terhadap diagnose medis/ penyakit yang dialami pasien
Assesment (hasil pengkajian dari kondisi pasien terkini)
10. P menjelaskan hasil pengkajian pasien terkini
11. P menjelaskan kondisi klinik yang mendukung seperti hasil
lab, rontgen
Recommendation (rekomendasi)
12. P menyampaikan rekomendasi berupa saran,pemeriksaan
tambahan atau perubahan tatalaksana jika diperlukan
EVALUATION (E) 13. Evaluasi respon subjektif dan objektif dari petugas yang
menerima pasien
14. Berikan reinforcement positif
15. Tentukan rencana tindak lanjut
16. Beri salam
DOKUMENTASI Catat hasil tindkan yang sudah dilakukan dan respon/ hasilnya
MATERI

1. Komunikasi dengan pendekatan S B A R


Komunikasi efektif dapat terjadi dengan menggunakan suatu format baku agar
komunikasi terstandar dan berlangsung secara efektif dan efisien. Salah satu format baku
yang di pergunakan oleh JAHCO adalah format SBAR. SBAR merupakan kerangka
komunikasi yang mempermudah mengatasi hambatan dalam komunikasi. SBAR
merupakan bentuk struktur mendasari komunikasi antara pemberi informasi dengan
penerima informasi. SBAR mudah diingat yang praktis untuk komunikasi atau
percakapan.
SBAR tersusun sebagai berikut: S = Situation; B = Background; A = Assessment; R
= Recommendation. Komunikasi verbal atau komunikasi tulis yang kurang adekuat
merupakan sumber kesalahan yang serius pada pusat pelayanan kesehatan. Analisis akar
masalah ditemukan sebagai sumber kesalahan yang terjadi secara umum di sebabkan dari
kedua macam komunikasi ini. Terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi antar
petugas pemberi pelayanan karena factor hirarki, gender, suku, perbedaan gaya
komunikasi antar disiplin ilmu dan gaya komunikasi individual.

2. Tujuan dan keuntungan menggunakan SBAR


Tujuan dan keuntungan menggunakan SBAR (Sukesih, 2015) ,yaitu :
a. Meningkatkan keamanan keselamatan pasien ( patient safety ).
b. Memberikan standar untuk penyebaran atau berbagi informasi.
c. Meningkatkan kekuatan atau penjelasan dari para pemberi pelayanan kesehatan
dalam mengajukan permintaan perubahan perawatan pasien atau untuk
menyelesaikan informasi dalam keadaan kritis dengan benar dan akurat.
d. Meningkatkan efektivitas kerja tim.
e. Dapat dipergunakan pada daerah spesifik

3. Isi laporan SBAR


a. S (Situation):
1) Melaporkan situasi pasien, meliputi: nama pasien, umur, lokasi, masalah yang
ingin disampaikan, tanda-tanda vital pasien, kekhawatiran petugas terhadap
kondisi pasien yang belum maupun sudah teratasi.
2) Mengawali suatu komunikasi di perlukan pengenalan antara penyampai berita
dan penerima berita. Dalam hal ini identitas Anda (petugas) dan unit pelayanan
kesehatan diinformasikan. Selain itu juga perlu disampaikan kepada siapa
(penerima) informasi yang petugas ajak berkomunikasi
3) Dalam situasi ini perlu petugas menjelaskan permasalahan yang dihadapinya,
misalnya: pasien serta kekhawatiran bila tidak di lakukan tindakan. Dalam hal
menginformasikan pasien disebutkan identitas pasien.
b. B (Background):
1) Menyampaikan latar belakang atau masalah pasien sebelumnya (Background)
- Keluhan utama, intervensi yang telah dilakukan, respon pasien, diagnose
keperawatan, riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif
dan obat atau infuse
- Berilah informasi riwayat medis pasien,atau informasi yang berkaitan
dengan permasalahan yang ditemukan.untuk pasien perlu dijelaskan riwayat
medisnya, perlu dijelaskan atau digaris bawahi riwayat medis yang
bermakna. Bila permasalahan di bidang lain misalnya sampel darah atau
permasalahan obat maka poin penting dari permasalahan tersebut
ditonjolkan
c. A (Assessment):
1) Menyampaikan penilaian terhadap kondisi pasien dengan menyampaikan
masalah saat ini
2) Hasil Pengkajian kondisi pasien terkini (Assesment)
- Sebutkan tanda vital, pain score, GCS, status restrain, Resiko jatuh, Status
nutrisi, eliminasi hal yang kritis dan lain lain.
- Hasil pemerikasaan penunjang yang abnormal
- Informasi lain yang mendukung
- Penilaian terhadap masalah yang di temukan terkait dengan apa yang
menjadi masalah pada pasien. Berilah kesan pasien secara klinis serta hal
yang terkait dengan hal tersebut. Jelaskan pula tindakan apa yang sudah di
berikan kepada pasien untuk mengatasi permasalahan tersebut sambil
menunggu rekomendasi yang diterima petugas
d. R (Recommendation):
1) Menyampaikan rekomendasi berupa saran, pemeriksaan tambahan, atau
perubahan tatalaksana jika diperlukan.
- Usulan pemeriksaan atau tindakan atas kondisi pasien saat ini.
- Tindakan apa yang direkomendasikan untuk memperbaiki masalah
- Apa yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi pasien
- Kapan waktu yang di harapkan tindakan ini terjadi
2) Jelaskan kepada petugas rekomendasi yang diberikan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Saran disampaikan dengan jelas, bagaimana cara
melaksanakan saran serta tentukan waktu pelaksanaannya serta tindak lanjutnya.
Terakhir, rekomendasi yang diberikan, apakah sudah sesuai dengan harapan
pada akhir pembicaraan dengan klinisi atau petugas tersebut.

4. Komunikasi TBAK (menerima laporan dengan TBAK)


Komunikasi dengan pendekatan TBAK (Tulis-baca-konfirmasi) dilakukan saat
petugas menerima instruksi verbal pertelepon/ lisan dari Dokter penanggung jawab
pasien (DPJP). Komunikasi ini juga harus dilakukan pada saat petugas menerima laporan
hasil tes kritis/ critical test/ pemeriksaan cito, yaitu hasil pemeriksaan diagnostik/
penunjang yang memerlukan penanganan segera. Prosedur komunikasi TBAK, adalah
sebagai berikut:
TULIS:
Penerima pesan menuliskan pesan lengkap yang disampaikan pengirim di Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT), meliputi:
1) Tanggal & jam pesan diterima
2) Nama lengkap pasien, tanggal lahir, diagnosa
3) Gunakan simbol/ singkatan sesuai standar
4) Dosis/ nilai harus spesifik untuk menghindari salah penafsiran
5) Nama petugas pelapor/ memberi pesan
6) Nama dan ttd petugas penerima pesan
7) Bila pesan melalui telepon, pengirim pesan/ dokter menandatangani pada saat
visit hari berikutnya
BACA:
Baca yaitu membacakan kembali instruksi/ isi pesan lengkap tersebut kepada
pemberi pesan
KONFIRMASI:
1) Pemberi pesan mengkonfirmasi isi pesan dengan jawaban “Ya benar”
2) Pemberi pesan/ instruksi menanda tangani dan menulis tanggal dan jam
penandatanganan dalam kotak stempel KONFIRMASI dalam catatan
perkembangan terintegrasi, dalam waktu 1 x 24 jam

5. Kapan komunikasi SBAR digunakan/ dilakukan?


SBAR dipergunakan sebagai landasan menyusun komunikasi verbal, tertulis lewat
menyusun surat dari berbagai keadaan perawatan pasien, antara lain :
a. Saat serah terima Pasien (antar shift keperawatan, perpindahan pasien antar unit
kerja)
b. Saat Petugas melaporkan kondisi pasien kepada Dokter penanggung jawab Pasien
(DPJP). Isi laporan yang disampaikan, meliputi:
- Kondisi pasien yang kritis
- Pemeriksaan penunjang dengan hasil nilai kritis
- Kondisi pasien yang mendapat pengobatan dan memerlukan pengawasan
khusus
- Kondisi pasien yang memerlukan monitoring ketat
c. Pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.
d. Komunikasi pada kasus urgent dan non urgent.
e. Komunikasi dengan pasien, perorangan atau lewat telepon
f. Keadaan khusus antara dokter dan perawat.
g. Membantu konsultasi antara dokter dengan dokter.
h. Mendiskusikan dengan konsultan professional lain misal terapi respirasi, fisioterapi.
i. Komunikai dengan mitra bestari.
j. Komunikasi pada saat perubahan shift jaga.
k. Meningkatkan perhatian
l. Serah terima dari petugas ambulans kepada staf rumah sakit.
6. Manfaat Komunikasi SBAR
Komunikasi SBAR memiliki manfaat untuk :
a. Meningkatkan patient safety
b. Menurunkan angka malpraktik akibat komunikasi yang kurang
c. Meningkatkan kerja tim untuk menggunakan komunikasi yang efektif
d. Memberikan informasi terkait kondisi pasien secara lengkap

DAFTAR PUSTAKA

Tutiany., Lindawati., Krisanti, Paula. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Manajemen


Keselamatan Pasien. Kemenkes RI.

Sukesih & Istanti P,Y. Peningkatan Patient Safety dengan Komunikasi SBAR. The 2nd
University Research Coloqioum. 2015. ISSN 2407-9189.

Anda mungkin juga menyukai