Anda di halaman 1dari 45

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 1

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

MANAJEMEN KEPERAWATAN
UNTUK KALANGAN POLITEKNIK NEGERI
INDRAMAYU

DISUSUN
WINANI REDI

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 2


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga telah tersusun Panduan Praktikum untuk Mata Kuliah Manajemen
Keperawatan untuk mahasiswa Program Studi Diploma III Politeknik negeri
Indramayu.

Penyusunan Panduan Praktikum ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa
pada saat praktik klinik keperawatan di Rumah sakit. Penyusun menyadari bahwa
Panduan praktikum ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan , sehingga bisa memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam proses
belajar di kelas maupun di Rumah sakit.

Indramayu, Okober 2021

Penyusun

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 3


DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 3
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 4
1. Standar Prosedur Operasional (SPO) Penerimaan Pasien baru ............................. 5
2. Standar Prosedur Operasional (SPO) Melakukan Komunikasi Interpersonal
dalam Melaksanakan Tindakan keperawatan.............................................................. 11
3. Standar Prosedur Operasional (SPO) Operan Pasien .......................................... 13
4. Standar Prosedur Operasional (SPO) Prosedur pre-Conference.......................... 20
5. Standar Prosedur Operasional (SPO) Prosedur post-Conference ........................ 24
6. Standar Prosedur Operasional (SPO) Ronde Keperawatan ................................. 27
7. Standar Prosedur Operasional (SPO) Discharge Planning ................................. 34
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 45

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 4


1. Standar Prosedur Operasional (SPO) Penerimaan Pasien baru

POLITEKNIK NEGERI PENERIMAAN PASIEN BARU


INDRAMAYU
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN
PL42KEPKR00104 00
1/2

Jl. Murah Nara No 7.


Indramayu
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur Politeknik Negeri
Indramayu
Standar Prosedur
Operasional
( SPO )
Casiman Sukardi, ST., MT
NIP.19630101 199201 1 001
1. PENGERTIAN Menerima pasien baru di ruang instalasi rawat inap
yang berasal dari IGD maupun poli umum untuk
dirawat sesuai kondisi pasien. Pasien segera
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebutuhan
2. TUJUAN Sebagai acuan untuk penerimaan pasien baru di rawat
inap
1. INDIKASI Pada pasien yang memerlukan perawatan rawat inap.

2. KONTRA -
INDIKASI
3. PERSIAPAN Beri penjelasan tentang rawat inap
PASIEN
4. PERSIAPAN Form Rekam medis
ALAT
5. CARA BEKERJA 1. Perawat menerima pasien dari IGD/ Poliklinik dan
memperkenalkan diri.
2. Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 5


3. Perkenalkan pada keluarga pasien/pasien, perawat
yang sedang berjaga dan beritahu dokter yang
bertanggung jawab selama pasien dirawat.
4. Serah terima pasien dan rekam medis dari IGD atau
Poli
5. Serah terima pasien dengan petugas pengirim pasien
tentang tindakan keperawatan, pengobatan yang
telah dilakukan dan rencana tindak lanjut serta
operan obat dan barang-barang pasien.
6. Periksa keadaan umum pasien, tanda-tanda vital
pasien serta tetesan infus sesuai advis.
7. Beri tahu keluarga tentang:
a. Keadaan pasien, program rencana
terapi/tindakan selanjutnya sesuai dengan
wewenang perawat.
b. Tata tertib rumah sakit.
c. Hak dan kewajiban pasien.
d. Letak ruang rawat, kamar mandi pasien,
mushola dan lain-lain.
e. Perkiaan tarif dalam satu hari meliputi tarif
akomodasi, tarif-tarif lainnya
8. Melakukan orientasi ruangan dan pengkajian.
9. Melengkapi RM dan mengisi buku register pasien
baru.
6. EVALUASI Perhatikan tanda-tanda vital pasien.
7. DOKUMENTASI Dokumentasikan pada rekam medis pasien
8. SUMBER 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 6


2. Kusyati, E., et al. (2013). Keterampilan dan
Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar
Edisi.EGC:Jakart
3. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care,
2009
4. Potter, Patricia A. 2005.Buku Saku Keterampilan
dan Prosedur Dasar Edisi 5.Dialih Bahasakan Oleh
Rosidah, Didah dan Ester, Monica. Jakarta : EGC
5. Potter P. A. dan Perry A. G. (2005).Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: konsep, Proses dan
Praktik.Jakarta: EGC

a. Alur penerimaan Pasien Baru

Pra Karu memberitahu PP akan ada pasien baru

PP menyiapkan:
1. Lembar pasien masuk RS
2. Lembar format pengkajian pasien
3. Nursing kit
4. Informed concent sentralisasi obat
5. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
6. Lembar tingkat kepuasan pasien
7. Tempat tidur pasien baru

Pelaksanaan Karu, PP dan PA menyambut pasien baru

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 7


Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA

PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum


dalam lembar penerimaan pasien baru

Terminasi

pasca Evaluasi

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 8


b. Mekanisme Penerimaan pasien baru

TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANAAN


Persiapan 1. Karu memberu tahu PP Nurse 5 menit Karu
bahwa akan ada pasien station PP
baru.
2. PP menyiapkan hal-hal
yang diperlukan dalam
penerimaan pasien baru,
diantaranya lembar
pasien masuk RS, lembar
pengkajian, lembar
informed concent, status
pasien, nursing kit,
lembar tata tertib pasien,
lembar kepuasan pasien,
dan kartu penunggu
pasien.
3. PP meminta bantuan PA
untuk mempersiapkan
tempat tidur pasien baru.
4. Karu menanyakan
kembali pada PP tentang
kelengkapan untuk
penerimaan pasien baru.
5. PP menyebutkan hal-hal
yang telah dipersiapkan.
Pelaksanaan 6. Karu dan PP menyambut Kamar 20 menit Karu
pasien dan keluarga pasien PP
dengan memberi salam PA
serta memperkenalkan Pasien
diri dan PP pada Keluarga
klien/keluarga
7. PP menunjukan /
mengorientasikan tempat
dan fasilitas yang ada di
ruang tersebut, kemudian
PP mengisi lembar pasien
masuk serta menjelaskan
mengenai beberapa hal
yang tercantum dalam
lembar penerimaan
pasien baru

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 9


8. Ditempat tidur pasien, PP
melakukan anamnesa
dengan dibantu oleh PA.
9. Ditanyakan kembali pada
pasien dan keluarga
mengenai hal-hal yang
belum dimengerti.
10. PP, pasien dan keluarga
menandatangani lembar
penerimaan pasien baru.
11. PP dan PA kembali ke
ruang karu.
Penutup 12. Karu memberikan reward Nurse 5 menit Karu
pada PP dan PA. station PP
PA
13. PP merencanakan
intervensi keperawatan

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 10


2. Standar Prosedur Operasional (SPO) Melakukan Komunikasi
Interpersonal dalam Melaksanakan Tindakan keperawatan

POLITEKNIK NEGERI MELAKUKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL


INDRAMAYU DALAM MELAKSANAKAN TINDAKAN
KEPERAWATAN

Halaman
No. Dokumen No. Revisi
PL42KEPKR001 1/2
Jl. Murah Nara No 7.
Indramayu
Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur Politeknik Negeri
4 Januari 2021 Indramayu
Standar Prosedur
Operasional
( SPO )
Casiman Sukardi, ST., MT
NIP.19630101 199201 1 001
Kemampuan melakukan komunikasi antara
perawat dengan klien/pasien, keluarga serta tim
Pengertian kesehatan lainnya. Kemampuan komunikasi ini
merupakan dasar dalam melakukan tindakan
keperawatan terhadap klien/pasien.
Sebagai Acuan dalam Melakukan Komunikasi
Tujuan Interpersonal Dalam Melaksanakan Tindakan
Keperawatan.
A. Pra interaksi
1. Ucapkan salam .
2. Sampaikan Identitas perawat.
Prosedur 3. Tanyakan/klarifikasi Identitas klien/pasien
dan keluarga.

B. Fase Interaksi

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 11


1. Jelaskan tujuan melakukan
hubungan/interaksi interpersonal.
2. Jelaskan Materi komunikasi
3. Gunakan bahasa yang jelas, dan sistematis.
4. Berikan kesempatan pada Klien/pasien atau
keluarga bertanya untuk klarifikasi.
5. Hargai Privasi klien/pasien selama
komunikasi.
6. Dengarkan dengan sabar dan penuh perhatian
serta empati.

C. Fase Terminasi
1. Rumuskan dan validasi. 2/2
2. Sampiakan Akhir komunikasi Kepada
klien/pasien.
3. Sampaikan Salam perpisahan/ penutupan.

Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi


Republik Indonesia Nomor : KEP.148/MEN/III/2007
Tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Sumber Nasional Indonesia Sektor Jasa Kesehatan Sub Sektor
Jasa Pelayanan Kesehatan Bidang Keperawatan.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 12


3. Standar Prosedur Operasional (SPO) Operan Pasien

POLITEKNIK NEGERI
INDRAMAYU OPERAN PASIEN

NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN


00
1/3

Jl. Murah Nara No 7.


Indramayu
Tanggal Terbit Ditetapkan,
PL42KEPKR0042 Direktur Politeknik Negeri
Indramayu
Standar Prosedur
Operasional
( SPO )
Casiman Sukardi, ST., MT
NIP.19630101 199201 1 001
1 PENGERTIAN Timbang terima sering disebut operan (over hand)
adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien (data fokus)
2 TUJUAN - Mengkomunikasikan keadaan pasien dan
menyampaikan beberapa informasi yang penting
3 INDIKASI Dilakukan saat operan. Pagi, siang dan malam.
Pasien dalam kondisi stabil.
Pasien dalam tahap maintenance.
Pasien dalam kondisi yang membutuhkan
pemantauan (observasi)
6 PERSIAPAN Persiapan alat:
a. Alat tulis
b. Format operan.
c. Rekam medik pasien

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 13


Persiapan perawat:
a. Kelompok dalam keadaan siap
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku
catatan

Persiapan pasien.
Pasien dalam kondisi stabil atau butuh pemantauan.
7 CARA BEKERJA 1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien
melaporkan langsung kepada perawat penanggung
jawab berikutnya. Cara ini memberikan
kesempatan diskusi yang maksimal untuk
kelanjutan dan kejelasan rencana keperawatan.
2. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan
di ruang perawat kemudian dilanjutkan dengan
berkeliling mengunjungi klien satu persatu.

Prosedur Pelaksanaan
1. Kedua kelompok dinas sudah siap.
2. Perawat yang melaksanakan timbang terima
mengkaji secara penuh terhadap masalah,
kebutuhan dan segenap tindakan yang telah
dilaksanakan serta hal-hal yang penting lainnya
selama masa perawatan ( tanggung jawab).
3. Hal-hal yang sifatnya khusus, memerlukan
perincian yang matang sebaiknya dicatat khusus
untuk kemudian diserahterimakan kepada petugas
berikutnya.
4. Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang
terima :

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 14


a. Identitas klien dan diagnosa medis.
b. Masalah Keperawatan yang masih muncul.
c. Tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan (secara umum )
d. Intervensi kolaboratif yang telah
dilaksanakan.
e. Rencana umum dan persiapan yang perlu
dilakukan dalam kegiatan operatif,
pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan
penunjang lain, persiapan untuk konsultasi
atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.
f. Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak
perlu dilaporkan.
5. Perawat yang melakukan timbang terima dapat
melakukan klarifikasi, tanya jawab dan
melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah
ditimbang terimakan atau berhak terhadap
keterangan-keterangan yang kurang jelas.
6. Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian
yang jelas, singkat dan padat.
7. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5
menit, kecuali dalam kondisi khusus dan
memerlukan keterangan yang rumit.

Hal-hal yang perlu Diperhatikan


1. Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian
dinas yang disepakati.
2. Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat
primer.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 15


3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan
dinas.
4. adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari
penanggung jawab.
5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat,
sistematik dan menggambarkan kondisi klien pada
saat ini serta kerahasiaan klien.
6. Timbang terima harus berorientasi pada masalah
keperawatan yang ada pada klien, dengan kata lain
informasi yang diberikan berawal dari masalahnya
terlebih dahulu ( setelah diketahui melalui
pengkajian ), baru kemudian terhadap tindakan
yang telah dilakukan dan belum dilakukan serta
perkembangan setelah dilakukan tindakan.
7. Timbang terima dilakukan didekat pasien,
menggunakan volume suara yang pelan dan tegas
( tidak berbisik ) agar klien disebelahnya tidak
mendengarkan apa yang dibicarakan untuk
menjaga privacy klien, terutama mengenai hal-hal
yang perlu dirahasiakan sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung di dekat klien.
8. Bila ada informasi yang mungkin membuat klien
terkejut sebaiknya jangan dibicarakan didekat
klien tetapi diruang perawat.

8 EVALUASI Kondisi pasien, tindakan yang sudah dan belum


dilakukan.
9 DOKUMENTASI - Catat tindakan yang telah dilakukan
- catat wktu dan Tanggal timbang terima.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 16


- catat Nama Perawat dan Tanda Tangan Perawat

SUMBER 1. Azis Alimul Hidayat, S.Kp; Buku Saku


Praktikum KDM
2. Kusyati, E., et al. (2013). Keterampilan dan
Prosedur Laboratorium Keperawatan Dasar
Edisi.EGC:Jakart
3. Nursalam. (2012). Manajemen Keperawatan:
Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional.Edisi 3. Salemba Medika:Jakarta
4. Potter, Patricia A. 2005.Buku Saku
Keterampilan dan Prosedur Dasar Edisi 5.Dialih
Bahasakan Oleh Rosidah, Didah dan Ester,
Monica. Jakarta : EGC
5. Potter P. A. dan Perry A. G. (2005).Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: konsep, Proses dan
Praktik.Jakarta: EGC

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 17


PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 18
PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 19
4. Standar Prosedur Operasional (SPO) Prosedur pre-Conference

POLITEKNIK NEGERI PROSEDUR PRE CONFERENCE


INDRAMAYU NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

PL42KEPKR00112 0 1/4

Jl. Murah Nara No 7.


Indramayu
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur Politeknik Negeri
4 Januari 2021 Indramayu
Standar Prosedur Operasional
( SPO )
Casiman Sukardi, ST., MT
NIP.196301011992011001

1. PENGERTIAN Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa


aspek klinik dan kegiatan konsultasi.
Conference dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan
asuhan pada pasien.
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa
2. TUJUAN
masalah-masalah secara kritis dan menjabarkan alternatif
penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran berbagai
situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk
menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan
kesiapan diri dalam pemberian asuhan keperawatan dan
merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan
perubahan non kognitif , Juga membantu koordinasi dalam
rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak
terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi
pemberi asuhan.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 20


POLITEKNIK NEGERI PROSEDUR PRE CONFERENCE
INDRAMAYU
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

PL42KEPKR00112
0 2/4

Jl. Murah Nara No 7.


Indramayu

3. INDIKASI Pasien yang mendapat pelayanan di Rumah Sakit/


pelayanan Kesehatan

4. KONTRA INDIKASI -

5. PERSIAPAN ALAT 1. Siapkan dokumen

6. PERSIAPAN - Preconference dilaksanakan sebelum pemberian


LINGKUNGAN asuhan keperawatan dan post conference dilakukan
sesudah pemberian asuhan keperawatan
- Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
- Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya
tentang keadaan pasien, perencanaan tindakan rencana
dan data-data yang perlu ditambahkan
- Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan,
ketua tim dan anggota tim
1. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah
7. PROSEDUR
TINDAKAN dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan
jadwal pelaksana.
2. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim
3. Isi conference:
- Rencana tiap asuhan (rencana harian)
- Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung
jawab tim

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 21


POLITEKNIK NEGERI PROSEDUR PRE CONFERENCE
INDRAMAYU
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

PL42KEPKR00112
0 3/4

Jl. Murah Nara No 7.


Indramayu
4. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA
dalam timnya masing – masing.
5. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien
berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi pasien
yang dilaporkan oleh dinas malam
6. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal meliputi
- Keluhan pasien
- TTV dan kesadaran pasien
- Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis
terbaru
- Masalah keperawatan
- Rencana keperawatan hari ini
- Perubahan keadaan terapi medis
- Rencana medis
7. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan
perawat asosiet tentang masalah yang terkait dengan
perawatan pasien yang meliputi :
- Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti :
keterlambatan, kesalahan pemberian makan,
kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan.
- Ketepatan pemberian infuse

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 22


POLITEKNIK NEGERI PROSEDUR PRE CONFERENCE
INDRAMAYU
NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

PL42KEPKR00112
0 4/4

Jl. Murah Nara No 7.


Indramayu
- Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran
cairan
- Ketepatan pemberian obat / injeksi
- Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
- Ketepatan dokumentasi
8. Mengingatkan kembali standar prosedur yang
ditetapkan
9. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,
kejujuran dan kemajuan masing–masing perawatan
asosiet.
10. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah
yang tidak dapat diselesaikan.
Dokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan
8. EVALUASI
1. Marquis, Bessie L (2010). Kepemimpinan dan
9. SUMBER
Manajemen keperawatan: Teori & Aplikasi. Alih
Bahasa, Widyawati, Wilda Eka Handayani, Fruriolina
Ariani: Editor Bahasa Indonesia, Egi Komara,
Anastasia Onny Tampubolon, Ed 4. Jakarta: EGC.
2. Nursalam, M. Nur (Hons) (2014). Manajemen
Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
3. Mugianti, Sri (2016) Modul Bahan Ajar Cetak
Keperawatan. Manajemen dan kepemimpinan dalam
Praktik Keperawatan.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 23


5. Standar Prosedur Operasional (SPO) Prosedur post-Conference

POLITEKNIK NEGERI PROSEDUR POST CONFERENCE


INDRAMAYU NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

PL42KEPKR00113 0 1/4

Jl. Murah Nara No 7.


Indramayu
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur Politeknik Negeri
4 Januari 2021 Indramayu
Standar Prosedur Operasional
( SPO )
Casiman Sukardi, ST., MT
NIP.196301011992011001

Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik


10. PENGERTIAN
sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Conferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan
setiap hari. Konferensi dilakukan sebelum atau setelah
melakukan operan dinas, pagi, sore atau malam sesuai
dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. konference
sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat
mengurangi gangguan dari luar.
Tujuan post conference adalah untuk memberikan
11. TUJUAN
kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah dan
membandingkan masalah yang dijumpai.

12. INDIKASI Pasien yang mendapat pelayanan di Rumah Sakit/


pelayanan Kesehatan

13. SYARAT POST Post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan


CONFERENCE keperawatan
- Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 24


- Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya
tentang keadaan pasien, perencanaan tindakan
rencana dan data-data yang perlu ditambahkan
- Yang terlibat dalam conference adalah kepala
ruangan, ketua tim dan anggota tim

14. PERSIAPAN ALAT Siapkan dokumen

15. PERSIAPAN - Post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan


LINGKUNGAN keperawatan
- Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
- Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya
tentang keadaan pasien, perencanaan tindakan rencana
dan data-data yang perlu ditambahkan
- Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan,
ketua tim dan anggota tim

16. PROSEDUR 1. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah


TINDAKAN dilakukan pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan
jadwal perawatan pelaksana.
- Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA
dalam timnya masing – masing.
- Penyampaian perkembangan dan masalah klien
berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien
yang dilaporkan oleh dinas malam.
2. Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana
meliputi :
- Utamanya tentang klien (biodata, status sosial,
ekonomi, budaya)
- Keluhan klien
- TTV dan kesadaran
- Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic
terbaru.
- Masalah keperawatan
- Rencana keperawatan hari ini.
- Perubahan keadaan terapi medis.
- Rencana medis selanjutnya (tindak lanjut)

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 25


3. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan
perawat tentang masalah yang terkait dengan perawatan
klien yang meliputi :
- Klien yang terkait dengan pelayanan seperti :
keterlambatan, kesalahan pemberian makan,
kebisingan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan.
- Ketepatan pemberian infuse.
- Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
- Ketepatan pemberian obat / injeksi.
- Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
- Ketepatan dokumentasi.

4. Menggiatkan kembali standar prosedur yang


ditetapkan.
5. Menggiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,
kejujuran dan kemajuan masing–masing perawatan
asosiet.
6. Membantu perawat menyelesaikan masalah yang tidak
dapat diselesaikan.

17. EVALUASI Dokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan


4. Marquis, Bessie L (2010). Kepemimpinan dan
18. SUMBER
Manajemen keperawatan: Teori & Aplikasi. Alih
Bahasa, Widyawati, Wilda Eka Handayani, Fruriolina
Ariani: Editor Bahasa Indonesia, Egi Komara,
Anastasia Onny Tampubolon, Ed 4. Jakarta: EGC.
5. Nursalam, M. Nur (Hons) (2014). Manajemen
Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
6. Mugianti, Sri (2016) Modul Bahan Ajar Cetak
Keperawatan. Manajemen dan kepemimpinan dalam
Praktik Keperawatan.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 26


6. Standar Prosedur Operasional (SPO) Ronde Keperawatan

POLITEKNIK NEGERI RONDE KEPERAWATAN


INDRAMAYU NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

PL42KEPKR00114 0 1/3

Jl. Murah Nara No 7.


Indramayu
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur Politeknik Negeri
4 Januari 2021 Indramayu
Standar Prosedur Operasional
( SPO )

Casiman Sukardi, ST., MT


NIP.196301011992011001
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan
19. PENGERTIAN
yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
klien yang akan dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan
asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer
dan /atau perawat konselor, kepala ruangan, perawat
associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
kesehatan.

20. TUJUAN Tujuan Umum :


Menyelesaikan masalah klien melalui pendekatan berpikir
kritis.
Tujuan Khusus:
- Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis.
- Meningkatkan kemampuan validasi data klien.
- Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 27


- Menumbuhkan pemikiran tentang tindakkan
keperawatan yang berorientasi pada masalah klien.
-
- Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana
asuhan keperawatan.
- Meningkatkan kemampuan justifikasi.
- Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

21. INDIKASI - Pasien yang mendapat pelayanan di Rumah Sakit


- Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi
meskipun sudah dilakukan tindakan keperawatan.
- Klien dengan kasus baru atau langka.

22. METODE - Diskusi

23. PERSIAPAN ALAT - Siapkan dokumen Pasien


- Alat Tulis

24. PERSIAPAN - Pastikan penunggu pasien sesuai aturan


LINGKUNGAN

25. PROSEDUR Langkah-langkah kegiatan ronde keperawatan


TINDAKAN 1. Praronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak
teratasi dan masalah yang langka).
b. Menentukan tim ronde keperawatan.
c. Mencari sumber atau literatur.
d. Membuat proposal.
e. Mempersiapkan pasien : informed consent dan
pengkajian.
f. Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?, Apa data
yang mendukung ? Bagaimana intervensi yang
sudah dilakukan?; Apa hambatan yang ditemukan
selama perawatan?
2. Pelaksanaan ronde
a. Menjelaskan tentang pasien oleh PP yang
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan dan/atau telah dilaksanakan
serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 28


b. mendiskusikan antar anggota tim tentang kasus
tersebut.
c. Memberikan justifikasi oleh PP atau perawat
konselor atau kepala ruangan tentang masalah
klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3. Pascaronde
a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan
diagnosis dan intervensi keperawatan selanjutnya.

26. EVALUASI Dokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan


7. Marquis, Bessie L (2010). Kepemimpinan dan
27. SUMBER
Manajemen keperawatan: Teori & Aplikasi. Alih
Bahasa, Widyawati, Wilda Eka Handayani, Fruriolina
Ariani: Editor Bahasa Indonesia, Egi Komara,
Anastasia Onny Tampubolon, Ed 4. Jakarta: EGC.
8. Nursalam, M. Nur (Hons) (2014). Manajemen
Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
9. Mugianti, Sri (2016) Modul Bahan Ajar Cetak
Keperawatan. Manajemen dan kepemimpinan dalam
Praktik Keperawatan.

a. Peran Masing-masing Anggota Tim


1) Peran perawat primer dan perawat associate.
a) Menjelaskan data-data yang mendukung masalah klien.
b) Menjelaskan diagnosis keperawatan.
c) Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
d) Menjelaskan hasil yang didapat.
e) Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
f) Menggali masalah – masalah klien yang belum terkaji.

2) Peran perawat konselor


a) Memberikan justifikasi.
b) Memberikan reinforcement.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 29


c) Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional
tindakan.
d) Mengarahkan dan mengoreksi.
e) Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari.

b. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut.
1) Struktur
a) Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
b) Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
c) Persiapan dilakukan sebelumnya.

c. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2) Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan.

d. Hasil
1) Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2) Masalah klien dapat teratasi.
3) Perawat dapat :
a) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c) Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
d) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah klien.
f) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
g) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 30


Contoh Ronde Keperawatan

RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. A


DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH PADA DIAGNOSIS MEDIS PPOK, DM, DAN
HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT

Topik : Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Masalah


Keperawatan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh pada
Diagnosis medis PPOK, DM, dan Hipertensi.
Saaran : Ny. A
Hari/Tanggal : Kamis, 1 April 2020
Waktu : 60 menit (pk. 11.00-12.00)
Tujuan Umum : Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi yaitu
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Tujuan Khusus : - Menjastifikasi masalah yang belum teratasi
- Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat
primer, tim kesehatan lain.
- Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien.
- Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai
masalah pasien.
Sasaran : Pasien ny. A umur 68 tahun, di rawat di kelas 3 no tempat
tidur 1 Ruang Cengkir.
Materi : 1. Teori asuhan keperawatan pasien dengan PPOK, DM
dan Hipertensi.
2. Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan
PPOK, DM, dan Hipertensi dan Intervensi keperawatan
pada pasien dengan PPOK, DM, dan Hipertensi dengan
masalah keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
Media : - Dokumen/ status pasien

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 31


- Sarana diskusi: kertas, balpoin
- Materi yang disampaikan secara lisan

KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN


Waktu Tahap Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Tempat
pasien
1 hari Pra- Pra Ronde: Penanggung Ruang
sebelum ronde 1. Menentukan kasus jawab Cengkir
Ronde dan topik.
2. Menentukan tim
ronde
3. Menentukan literatur
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan
pasien
6. Diskusi pelaksanaan
5 menit Ronde Pembukaan: Kepala Nurse
1. Salam pembuka ruangan Station
2. Memperkenalkan tim
ronde
3. Menyampaikan
identitas dan masalah
pasien
4. Menjelaskan tujuan
ronde
30 menit Penyajian masalah: PP Mendengarkan Nurse
1. Memberi salam dan Station
memperkenalkan
pasien dan keluarga
kepada tim Ronde
2. Menjelaskan riwayat
penyakit dan
keperawatan pasien.
3. Menjelaskan masalah
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan dan serta
menetapkan prioritas
yang perlu
didiskusikan.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 32


Waktu Tahap Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Tempat
pasien
Validasi data. Karu, PP, Memberikan R.
4. Mencocokkan dan Perawat respon dan Perawatan
menjelaskan kembali Konselor menjawab
data yang telah pertanyaan
disampaikan
5. Diskusi antar anggota Karu, PP,
tim dan pasien tentang Perawat
masalah keperawatan Konselor
tersebut
6. Pemberian justifikasi
oleh perawat primer
atau konselor atau
kepala ruang tentang
masalah pasien serta
rencana tindakan yang
akan dilakukan.
7. Menentukan tindakan Karu
keperawatan pada
masalah prioritas yang
telah di tetapkan
10 menit Pasca 1. Evaluasi dan Karu, - Nurse
ronde rekomendasi supervisor, Station
intervensi perawat
konselor,
pembimbing
2. Penutup

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 33


7. Standar Prosedur Operasional (SPO) Supervisi Klinik

POLITEKNIK NEGERI SUPERVISI KLINIK


INDRAMAYU NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

PL42KEPKR00116 0 1/3

Jl. Murah Nara No 7.


Indramayu
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Dire ktur Politeknik Negeri
Standar Prosedur Operasional 4 Januari 2021 Indramayu
( SPO )
Casiman Sukardi, ST., MT
NIP.196301011992011001
Kegiatan yang terencana melalui aktivitas bimbingan,
28. PENGERTIAN
pengarahan, observasi, motivasi, dan evaluasi pada
perawat dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
Meningkatkan kualitas proses pelayanan Keperawatan
29. TUJUAN
melalui penggunaan sistem evaluasi, memberikan
kesempatan perawat belajar selama proses supervisi,
meningkatkan kinerja perawat, menurunkan risiko
terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD),
memastikan tugas perawat dilakukan sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan, dan memungkinkan supervisor
memperbaiki kompetensi perawat.
A. Tahap Pra Interaksi
30. PROSEDUR
1. Menciptakan hubungan saling percaya antara
supervisor dan perawatyang akan disupervisi.
2. Mengidentifikasi pengalaman supervisi
sebelumnya.
B. Tahap Interaksi

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 34


1. Menjelaskan tehnik supervisi
2. Menjelaskan stuktur dan prosedur yang akan
dilakukan sebagai tindak lanjut supervisi.
3. Memberikan Kesempatan kepada para perawat
untuk merefleksikan dan mereview asuhan
keperawatan.
4. Mendiskusikan kasus-kasus individu secara
mendalam.
5. Mendukung para perawat untuk
mengubah/memodifikasi asuhan keperawatan.
6. Mendukung pengembangan ketrampilan
keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
C. Tahap Terminasi
1. Mengidentifikasi kesenjangan dalam pemberian
asuhan keperawatan.
2. Membuat rencana tindak lanjut dengan
menggunakan pendekatan bersama perawat agar di
dapatkan peningkatan kemampuan perawat yang
optimal.
31. EVALUASI Dokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan, waktu dan
tanggal tindakan, nama pasien, usia, nomor rekam medik,
nama perawat dan tanda tangan perawat.

32. SUMBER 10. Marquis, Bessie L (2010). Kepemimpinan dan


Manajemen keperawatan: Teori & Aplikasi. Alih
Bahasa, Widyawati, Wilda Eka Handayani, Fruriolina
Ariani: Editor Bahasa Indonesia, Egi Komara,
Anastasia Onny Tampubolon, Ed 4. Jakarta: EGC.
11. Nursalam, M. Nur (Hons) (2014). Manajemen
Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 35


12. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak :
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek
Keperawatan,

13. Quality, A. for H. R. and. (2013). Guide to Patient and


Family Engagement IDEAL Discharge Planning
Overview, Process, and Checklist Evidence for
engaging patients and families in discharge planning.
Agency for Healthcare Research and Quality, 1–7.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 36


8. Standar Prosedur Operasional (SPO) Discharge Planning

POLITEKNIK NEGERI DISCHARGE PLANNING


INDRAMAYU NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

PL42KEPKR00115 0 1/3

Jl. Murah Nara No 7.


Indramayu
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur Politeknik Negeri
4 Januari 2021 Indramayu
Standar Prosedur Operasional
( SPO )

Casiman Sukardi, ST., MT


NIP.196301011992011001
perencanaan perkiraan pemulangan pasien berdasarkan
33. PENGERTIAN
kondisi kesehatan pasien sesuai dengan kebutuhan pasien
1. Untuk memberikan gambaran perkiraan pemulangan
34. TUJUAN
pasien.
2. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan
keperawatan di rumah
3. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada
pasien.
4. Membantu pasien memiliki pengetahuan, keterampilan
dan sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan
status kesehatan pasien.
Pasien yang akan pulang ke rumah
35. INDIKASI
1. Perawat harus tahu penyakit apa yang diderita pasien,
36. Persiapan perawat
dan bagaimana melakukan perawatan di rumah, dan
pencegahannya.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 37


2. Perawat harus percaya diri dalam menyampaikan
discharge planning.
1. Memberi salam
5. PROSEDUR
2. Mengenalkan nama perawat.

3. Memberi penyuluhan kepada pasien dengan cara


diskusi, tanya jawab, demonstrasi.
4. Menggunakan alat peraga bila diperlukan
5. Mengadakan evaluasi
6. Memberikan umpan balih
7. Mengakhiri dengan memberikan salam.
8. Mencatat hasil penyuluhan.
- Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana
asuhan keperawatan.
- Meningkatkan kemampuan justifikasi.
- Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
Dokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan, waktu dan
6. EVALUASI
tanggal tindakan, nama pasien, usia, nomor rekam medik,
nama perawat dan tanda tangan perawat.

7. SUMBER 1. Marquis, Bessie L (2010). Kepemimpinan dan


Manajemen keperawatan: Teori & Aplikasi. Alih
Bahasa, Widyawati, Wilda Eka Handayani, Fruriolina
Ariani: Editor Bahasa Indonesia, Egi Komara,
Anastasia Onny Tampubolon, Ed 4. Jakarta: EGC.
2. Nursalam, M. Nur (Hons) (2014). Manajemen
Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 38


3. Quality, A. for H. R. and. (2013). Guide to Patient and
Family Engagement IDEAL Discharge Planning
Overview, Process, and Checklist Evidence for
engaging patients and families in discharge planning.
Agency for Healthcare Research and Quality, 1–7.

a. Perencanaan Pulang ( Discharge Planning)

Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan kemudahan
pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan sesudah pulang
(Nursalam 2011). Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis agar tim
kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien melakukan
perawatan mandiri di rumah.
Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi dimana perawat profesional,
pasien dan keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontinuitas
keperawatan. Perencanaan pulang diperlukan oleh pasien dan harus berpusat pada
masalah, yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta perawatan rutin yang
sebenarnya (Nursalam 2011).
b. Tujuan Perencanaan Pulang (Nursalam 2011)
1) Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis dan sosial
2) Meningkatkan kemadirian pasien dan keluarga
3) Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien.
4) Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain.
5) Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien.
6) Melaksanakan rentang perawatan antar rumah sakit dan masyarakat.

c. Prinsip-Prinsip Perencanaan Pulang (Nursalam 2011)

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 39


1) Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang sehingga nilai keinginan
dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2) Kebutuhan dari pasien diidentifikasi lalu dikaitkan dengan masalah yang
mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga kemungkinan masalah
yang timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
3) Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif karena merupakan pelayanan
multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja sama
4) Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan
pengetahuan dari tenaga/sumber daya maupun fasilitas yang tersedia di
masyarakat.
5) Perencanaan pasien pulang dilakukan pada setiap system atau tatanan
pelayanan kesehatan.

d. Komponen Perencanaan Pulang Terdiri Atas: (Nursalam 2011)


1) Perawatan di rumah meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan
(health education) mengenai diet, mobilisasi, waktu kontrol dan tempat kontrol.
Pemberian pelajaran disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan keluarha
mengenai perawatan selama pasien di rumah.
2) Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya, meliputi dosis, cara
pemberian dan waktu yang tepat minum obat.
3) Obat-obat yang dihentikan, karena meskipun ada obat-obat tersebut sudah tidak
diminum lagi oleh pasien, obat-obat tersebut tetap dibawa pulang pasien.
4) Hasil pemeriksaan, termasuk hasil pemeriksaan luar sebelum masuk rumah
sakit dan hasil pemeriksaan selama masuk rumah sakit, semua diberikan ke
pasien saat pulang.
5) Surat-surat seperti surat keterangan sakit, surat kontrol

e. Faktor Yang Perlu Dikaji Dalam Perencanaan Pulang Adalah: (Quality 2013)
1) Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit, terapi dan perawatan yang
diperlukan

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 40


2) Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam keluarga
3) Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan mereka
memberi asuhan
4) Bantuan yang diperlukan pasien
5) Pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari seperti makan, minum,
eliminasi, istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri, keamanan dari
bahaya, komunikasi, keagamaan, rekreasi dan sekolah.
6) Sumber dan sistem pendukung yang ada di masyarakat.
7) Sumber finansial dan pekerjaan fasilitas yang ada di rumah dan harapan pasien
setelah dirawat.
f. Tindakan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien sebelum pasien
diperbolehkan pulang.
1) Pendidikan kesehatan: diharapkan bisa mengurangi angka kambuh atau
komplikasi dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang
perawatan pascarawat.
2) Program pulang bertahan: bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali
kelingkungan keluarga dan masyarakat. Program ini meliputi apa yang harus
dilakukan pasien di rumah sakit dan apa yang harus dilakukan oleh keluarga.
3) Rujukan: integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung
antara perawat komunitas atau praktik mandiri perawat dengan rumah sakit
sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien di rumah.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 41


9. Standar Prosedur Operasional (SPO) Penjadwalan Tugas

POLITEKNIK NEGERI PENJADWALAN TUGAS


INDRAMAYU NO DOKUMEN NO REVISI HALAMAN

PL42KEPKR00117 0 1/3

Jl. Murah Nara No 7.


Indramayu
Tanggal Terbit Ditetapkan,
Direktur Politeknik Negeri
4 Januari 2021 Indramayu
Standar Prosedur
Operasional
( SPO )
Casiman Sukardi, ST., MT
NIP.196301011992011001
Membuat prosedur jadwal dinas untuk semua ruang di
1. PENGERTIAN
Bidang keperawatan dengan aturan yang sama
diberlakukan atas kesepakatan bersama dengan tanggung
jawab masing-masing.
Sebagai pedoman bagi Kepala Ruang dalam membuat
2. TUJUAN
jadwal dinas agar kegiatan keperawatan di Instalasi lain
dapat tercapai dan berjalan dengan optimal
A. Kepala Ruang membuat jadwal dinas rangkap 3(Tiga)
3. PROSEDUR
masing- masing untuk :
1. Arsip Bagian Kepegawaian
2. Arsip Bidang Keperawatan
3. Arsip Ruang perawatan atau Instalansi
B. Kepala ruang membuat jadwal dinas dengan
persetujuan dari kepala instalansi dan kepala bidang
keperawatan.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 42


C. Kepala ruang membuat jadwal 3 Shift dalam sehari,
yaitu :
1. Pagi : jam 07.00-14.00
2. Siang : jam 14.00-21.00
3. Malam : Jam 21.00-07.00
D. Perawat Shif melaksanakan pola penjadwalan
2 hari dinas siang, jumlah dinas pagi menyesuaikan
kondisi, 2hari dinas malam dan 2 hari libur.
E. Memberikan Kesempatan kepada para perawat untuk
merefleksikan dan mereview asuhan keperawatan.
F. Mendiskusikan kasus-kasus individu secara
mendalam.
G. Mendukung para perawat untuk
mengubah/memodifikasi asuhan keperawatan.
H. Mendukung pengembangan ketrampilan keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan.
I. Tahap Terminasi
a. Mengidentifikasi kesenjangan dalam pemberian
asuhan keperawatan.
b. Membuat rencana tindak lanjut dengan
menggunakan pendekatan bersama perawat agar di
dapatkan peningkatan kemampuan perawat yang
optimal.
Dokumentasikan kegiatan yang telah dilakukan, waktu dan
4. EVALUASI
tanggal tindakan, nama pasien, usia, nomor rekam medik,
nama perawat dan tanda tangan perawat.

5. SUMBER 1. Marquis, Bessie L (2010). Kepemimpinan dan


Manajemen keperawatan: Teori & Aplikasi. Alih
Bahasa, Widyawati, Wilda Eka Handayani, Fruriolina
Ariani: Editor Bahasa Indonesia, Egi Komara,
Anastasia Onny Tampubolon, Ed 4. Jakarta: EGC.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 43


2. Nursalam, M. Nur (Hons) (2014). Manajemen
Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Penerbit Salemba
Medika.
3. Sri Mugianti., Model Dan Bahan Ajar Cetak :
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek
Keperawatan,

4. Quality, A. for H. R. and. (2013). Guide to Patient and


Family Engagement IDEAL Discharge Planning
Overview, Process, and Checklist Evidence for
engaging patients and families in discharge planning.
Agency for Healthcare Research and Quality, 1–7.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 44


DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2011. 3 Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional Edisi 3. 3rd ed. ed. Peni Puji Lestari. Jakarta: Salemba Medika.
Quality, Agency for Healthcare Research and. 2013. “Guide to Patient and Family
Engagement IDEAL Discharge Planning Overview, Process, and Checklist
Evidence for Engaging Patients and Families in Discharge Planning.” Agency for
Healthcare Research and Quality: 1–7.

PANDUAN PRAKTIKUM LABORATORIUM 45

Anda mungkin juga menyukai