Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No.

2337- 6597
Vol.5.No.2, April 2017 (36): 271- 276

Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat (Sludge) Pabrik Pengolahan Kelapa


Sawit Sebagai Alternatif Penyediaan Unsur Hara Di Tanah Ultisol

Utilization Of Solid Sewage (Sludge) Palm Oil Mills As An Alternative Supply Of


Nutrients In Ultisol

Chrisman Daniel Pandapotan*, Mukhlis, Posma Marbun


Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155
*Corresponding author : crhisman.daniel9@gmail.com

ABSTRACT

Utilization of sludge palm oil mills as an alternative supply of nutrients in Ultisol


has not optimal. Therefore it needs assessment to utilization of sludge palm oil
mills. The experiments was conducted for four months began in November to
March in the screen house of Agriculture Faculty of North Sumatra University
and the analysis carried out in the Laboratory of Research and Technology
Faculty of Agriculture USU. This study uses a randomized block design non
factorial with no treatment (Z 0), 21.25 g sludge / pot (Z 1), 42.50 g sludge / pot (Z
2), 63.275 g sludge / pot (Z 3), 85.00 g sludge / pot (Z 4), 106.25 g sludge / pot (Z
5), 127.50 g sludge / pot (Z 6), 148.75 g sludge / pot (Z 7), and 3 replications. The
results showed significant sludge Award in increasing nutrient and growth of corn
plants in Ultisol namely: soil pH, organic C, available P, plant height, leaf
number, stem diameter, shoot dry weight and P uptake of plants. But no
significant effect in increasing total N, K exchange, and CEC Ultisol.

Keywords: nutrients, sludge, ultisol

ABSTRAK

Pemanfaatan sludge pabrik pengolahan kelapa sawit masih belum optimal, oleh
sebab itu perlu pengkajian pemanfaatan sludge sebagai alternatif penyediaan
unsur hara di tanah Ultisol. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai pada
bulan November 2015 hingga Maret 2016 di rumah kasa Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara dan analisis tanah serta tanaman dilakukan di
Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian USU. Penelitian ini
menggunakan rancangan acak kelompok non faktorial dengan tanpa perlakuan
(Z0), 21,25 g sludge/pot (Z1), 42,50 g sludge/pot (Z2), 63,275 g sludge/pot (Z3),
85,00 g sludge/pot (Z4), 106,25 g sludge/pot (Z5), 127,50 g sludge/pot (Z6),
148,75 g sludge/pot (Z7), dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian
sludge berpengaruh nyata dalam meningkatkan unsur hara dan pertumbuhan
tanaman jagung di tanah Ultisol yaitu : pH tanah, C-organik, P tersedia, tinggi
tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat kering tajuk dan serapan P tanaman.
Akan tetapi tidak berpengaruh nyata dalam meningkatkan N total, K tukar, dan
KTK tanah Ultisol.

Kata Kunci : sludge, Ultisol,unsur hara

271
Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.5.No.2, April 2017 (36): 271- 276

PENDAHULUAN anaerobik, kolam fakultatif, dan


kolam aerobik. Pada kolam
Kelapa sawit merupakan anaerobic terjadi beberapa proses
salah satu komoditi perkebunan yang menghasilkan limbah berupa
terbesar yang ada di Indonesia. lumpur padat (Sludge). Setelah dari
Perkembangan luas lahan dan kolam anaerobic limbah di teruskan
produksi kelapa sawit setiap tahun ke kolam fakultatif kemudian
meningkat. Menurut Ditjenbun dilanjutkan ke kolam aerobik.
(2014) perkembangan kelapa sawit Setelah melewati berbagai proses di
terus meningkat setiap tahunnya setiap kolam, limbah dapat dapat
terlihat dari rata-rata laju diaplikasikan ke lahan perkebunan
pertumbuhan luas areal kelapa sawit (Land Application) atau dibuang
selama 2004-2014 sebesar 7,67%, (PPKS, 2005).
luas areal yang mencapai 10,9 juta ha Menurut Wahyono, dkk
dengan produksi 29,3 juta ton CPO. (2008) sludge merupakan endapan
Pabrik kelapa sawit mengolah suspensi limbah cair dan
kelapa sawit menjadi Curve Palm Oil mikroorganisme yang ada
(CPO) dan Inti Sawit, disamping itu didalamnya yang berasal dari
dihasilkan juga 75% limbah padat pengolahan limbah di instalasi
dan limbah cair. Limbah padat pengolahan air limbah. Sludge yang
berupa tandan kosong, cangkang, dihasilkan dari kolam anaerob II
dan serat, sementara limbah cair dalam IPAL mengandung unsur hara
yang dihasilkan berupa lumpur dan sebagai berikut: C-Organik 5,52%,
sludge. Seiring dengan kemajuan C/N 30.81, N-total 0.18%, P-total
teknologi dan kepedulian terhadap 0.07%, K 0.06%, COD 10082 mg L-
lingkungan, pengolahan limbah 1, BOD 7333 mg L-1, TSS 7928 mg
sangat penting untuk mencegah L-1dan nilai pH 6,1 (Nursanti, et al
kerusakan lingkungan dan untuk 2013).
melestarikan lingkungan (Jenny dan Limbah Sludge atau lumpur
Suwadji, 1999). padat dapat digunakan sebagai
Setiap pabrik kelapa sawit kompos karena memiliki bahan
memiliki sistem pengolahaan limbah humus dan kandungan hara.
kelapa sawit yang dilakukan dalam Pemanfaatan limbah sludge ke tanah
IPAL (Instalasi Pengolahan Air secara tidak langsung dapat
Limbah). Limbah cair hasil memperbaiki kesuburan tanah
pengolahan kelapa sawit akan diolah tersebut, hal ini dikarenakan
dalamIPAL untuk menurunkan kadar kandungan yang dimiliki limbah
polutan dalam limbah tersebut sludge (Jenny dan Suwadji, 1999).
sebelum dibuang ke aliran sungai Atas dasar permasalahan
atau dibuang kembali ke lahan tersebut, maka perlu dilakukan
kelapa sawit (land application) penelitian pemanfaatan limbah
(KLH Jepang dan KLH Indonesia , sludge di tanah Ultisol sebagai salah
2013) satu alternatif penyediaan unsur hara.
Limbah yang masuk kedalam
Instalasi Pengolahan Air Limbah BAHAN DAN METODE
(IPAL) akan diproses kedalam
kolam-kolam limbah untuk diolah. Penelitian dilaksanakan di rumah
Terdapat 3 kolam utama yaitu kolam kasa, Fakultas Pertanian, Universitas

272
Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.5.No.2, April 2017 (36): 271- 276

Sumatera Utara dengan ketinggian Pelaksanaan Penelitian


tempat ± 25 m dpl dan analisis tanah dilakukan dengan mengambilan
di Laboratorium Riset dan Teknologi sampel tanah Ultisol diambil secara
Fakultas Pertanian Universitas acak dengan melihat areal yang
Sumatera Utara. Penelitian akan relatif seragam. Analisis awal
dimulai dari bulan Oktober 2015 dilakukan dengan mengukur kondisi
sampai Mei 2016. awal sampel tanah Ultisol dan
Analisa sludge dilakukkan dengan
Bahan yang digunakan adalah mengukur kandungan unsur hara
sludge dari pabrik kelapa sawit PT. yang terd Persiapan lokasi penelitian
London Sumatera PP. Turangi dengan mengukur luas lahan pada
Eastate Langkat, Sumatera Utara rumah kasa dengan ukuran 3x8 m2
sebagai bahan penambah unsur hara yang akan di gunakan dan membuat
dalam tanah Ultisol. Bahan tanah jarak antar wadah tanam . Lahan
Ultisol Mancang sebagai media dibersihkan dari gulma dan
tanam. Benih jagung (Zea mays L.) diratakan. Aplikasi perlakuan
sebagai tanaman indikator di tanah kedalam polybag sebanyak 10 kg
Ultisol. Pestisida untuk pengendalian setara tanah kering oven dan sludge
hama dan penyakit jika diperlukan. sesuai dosis di setiap perlakuan
Alat yang digunakan adalah dicampurkan secara homogen dan
cangkul untuk mengambil contoh diinkubasi selama 2 minggu dalam
bahan tanah Ultisol dan Sludge, keadaan kapasitas lapang. Persiapan
Ember dan Goni sebagai wadah benih jagung kira-kira 100 gram
contoh tanah dan sludge, polybag 10 dipilih yang terbaik sebelum
kg digunakan sebagai tempat media ditanam. Penanaman dilakukan
tanam jagung, ayakan pasir untuk setelah masa inkubasi sludge selama
mengayak tanah, Timbangan 15 kg 2 minggu. Benih jagung ditanam
untuk menimbang tanah sebelum sebanyak 2 benih /polybag pada
dimasukkan ke polybag dan alat - polybag yang telah disediakan
alat laboratorium lainnya yang dengan perlakuan masing-masing.
dipergunakan selama penelitian. Pemeliharaan tanaman dilakukan
Penelitian ini menggunakan dengan penyiraman, penyiangan
metode Rancangan Acak Kelompok dengan cara mencabut gulma yang
non faktorial dengan 8 perlakuan dan tumbuh di sekitar pot, dan
3 ulangan, yaitu: Z0 = kontrol (tanpa pengendalian hama dan penyakit.
sludge kelapa sawit), Z1 = dosis 4,25 Pengendalian hama dilakukan
ton/ha sludge kelapa sawit (21,25 dengan cara menyemprot tanaman
g/Pot), Z2 = dosis 8,5 ton/ha sludge dengan pestisida.Pemanenan
kelapa sawit (42,50 g/Pot), Z3 = dilakukan pada akhir masa vegetatif
dosis 12,75 ton/ha sludge kelapa dengan memotong tanaman bagian
sawit (63,75 g/Pot), Z4 = dosis 17 atas (tajuk) dan memisahkan akar
ton/ha sludge kelapa sawit (85,00 dari tanah. Kemudian dikeringkan
g/Pot), Z5 = dosis 21,25 ton/ha pada oven dengan temperatur 70o C.
sludge kelapa sawit (106,25 g/Pot), Adapun parameter yang diamati
Z6 = dosis 29,75 ton/ha sludge kelapa meliputi :pH H2O dengan metode
sawit (127,50 g/Pot) Z7 = dosis Elektrometri setelah inkubasi 2
34,00 ton/ha sludge kelapa sawit minggu, C-organik (%) metode
(148,75 g/Pot). Walkley & Black setelah inkubasi 2

273
Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.5.No.2, April 2017 (36): 271- 276

minggu, N-total tanah (%) metode Serapan P tanaman (mg/tanaman)


Kjeldhal setelah inkubasi 2 minggu, metode destruksi basah
P-tersedia tanah (ppm) metode Bray
II setelah inkubasi 2 minggu, K-tukar HASIL DAN PEMBAHASAN
(me/100g) metode Ekstraksi
Amonium Asetat pH 7, KTK Pemberian limbah lumpur
tanah(me/100g) metode Ekstraksi padat (sludge) mampu meningkatkan
Amonium Asetat pH 7, Tinggi pH tanah, C-organik, dan P tersedia
tanaman (cm) pada akhir vegetatif, tanah Ultisol secara nyata, akan
Jumlah Daun (helai) pada akhir tetapi tidak meningkatkan N-total, K
vegetatif, Diameter Batang (mm) tukar, dan KTK tanah. Hal tersebut
pada akhir vegetatif, Berat kering dapata dilihat pada Tabel 1, berikut
tajuk (g) pada akhir vegetatif, Berat ini
kering akar (g) pada akhir vegetatif,

Tabel 1. Analisis Tanah Akibat Pemberian Limbah Lumpur Padat (Sludge)


K-
C- N- KTK
P Tersedia tukar
Perlakuan pH organik total Tanah
(ppm) (me/10
(%) (%) (me/100g)
0g)
Z0 4.90 e 0.35 e 0.38 7.58 b 0.78 16.94
Z1 4.96 cde 0.51 bc 0.41 7.52 b 0.74 19.49
Z2 4.97 cde 0.59 abc 0.38 7.50 b 0.73 20.61
Z3 4.94 de 0.57 abc 0.38 7.55 b 0.72 19.09
Z4 5.17 b 0.76 a 0.44 8.17 b 0.71 20.96
Z5 5.09 bcd 0.66 ab 0.37 7.68 b 0.76 16.68
Z6 5.12 bc 0.68 ab 0.43 8.12 b 0.79 14.33
Z7 5.33 a 0.73 ab 0.31 10.68 a 0.80 10.11
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5%
menurut uji DMRT

Tabel 2. Analisis Tanaman Akibat Pemberian Limbah Lumpur Padat (Sludge)


Tinggi Jumlah Diameter
BKA Serapan P
Perlakuan Tanaman Daun Batang BKT (g)
(g) (mg/100g)
(cm) (helai) (mm)
Z0 74.6 c 9.67 c 7.65 b 0.93 5.72 c 61.43 c
Z1 102.17 b 11.67 bc 12.22 a 0.94 10.81 bc 199.23 bc
Z2 112.03 ab 12.00 ab 12.82 a 1.90 17.51 ab 221.44 bc
Z3 110.7 ab 12.3 ab 12.43 a 3.50 12.90 bc 250.82 bc
Z4 115.8 ab 12.33 ab 14.93 a 2.68 18.35 ab 340.78 ab
Z5 120.17 a 12.67 ab 13.77 a 3.92 22.19 a 545.30 a
Z6 114.27 ab 12.00 ab 13.81 a 3.74 20.02 ab 314.03 ab
Z7 120.9 a 13.00 a 14.66 a 5.15 17.23 ab 298.68 b
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf 5%
menurut uji DMRT

274
Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.5.No.2, April 2017 (36): 271- 276

Pemberian limbah lumpur (1999), secara tidak langsung sludge


padat (sludge) mampu meningkatkan mampu meningkatkan kesuburan
pertumbuhan tanaman jagung secara tanah. Bersama dengan mineral
nyata, seperti : Tinggi tanaman, tanah, bahan sludge yang
Jumlah Daun, Diameter batang, diaplikasikan berpengaruh pada
Berat kering tajuk, dan serapan P, sejumlah aktivitas kimia tanah.
akan tetapi tidak meningkatkan berat Berdasarkan penelitian yang
kering akar secara nyata. Hal dilakukan Budianta (2004)
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. pemberian limbah cair kelapa sawit
Pemberian limbah sludge mampu meningkatkan kandungan
kelapa sawit mampu meningkatkan hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
pH tanah, C-organik tanah, dan P Pemberian limbah sludge
tersedia tanah. Peningkatan tertinggi kelapa sawit yang diberikan ke tanah
untuk pH dan P tersedia tanah Ultisol memberikan peningkatan
terdapat pada perlakuan Z7 (127,5 berat kering tajuk dan serapan P
g/pot), sedangkan peningkatan tanaman. Peningkatan ini
tertinggi C-organik terdapat pada menunjukkan perbedaan yang nyata
perlakuan Z4 (85 g/pot). Peningkatan secara statistik. Hal tersebut
ini menunjukkan perbedaan yang dikarenakan sludge yang
nyata secara statistik, dan diaplikasikan ke tanah memiliki
peningkatan ini juga terjadi akibat kandungan hara yang dapat
pemberian limbah sludge kelapa meningkatkan pertumbuhan
sawit yang termasuk/tergolong bahan tanaman.
organik yang dapat meningkatkan C- Pertumbuhan berat kering
organik, pH, dan P tersedia. tajuk dan serapan P tanaman jagung
Widhiastuti, et al (2006) mengatakan menurun dari perlakuan Z5 (21,25
bahwa limbah cair kelapa sawit yang ton/ha) hingga Z7 (34 ton/ha),
diaplikasikan ke lahan pertaian dapat walaupun terjadi penurunan akan
berfungsi sebagai bahan organik tetapi penurunan tersebut tidak
yang dapat meningkatkan pH, kadar menunjukkan perbedaan yang nyata
bahan organik, N total, P tersedia, K secara statistik. Hal ini dikarenakan
dan Mg tukar tanah. sifat kimia tanah Ultisol pun
Pemberian limbah sludge menurun pada perlakuan tersebut.
kelapa sawit dapat meningkatkan Pemberian limbah sludge
pertumbuhan tanaman jagung. Hal mampu meningkatkan sifat kimia
tersebut dapat dilihat dari adanya tanah Ultisol dan meningkatkan
peningkatan tinggi tanaman, jumlah pertumbuhan serta serapan P
daun, dan diameter batang. tanaman Jagung. Dari hasil
Peningkatan tersebut menunjukkan penelitian dapat dilihat bahwa
perbedaan yang nyata secara perlakuan Z4 (17 ton/ha) adalah
statistik, dan peningkatan perlakuan terbaik dalam
pertumbuhan tanaman secara tidak meningkatkan pH tanah, C-organik,
langsung dipengaruhi pemberian N-total, P tersedia, K tukar, dan KTK
limbah sludge kelapa sawit yang tanah Ultisol. Sementara pemberian
mengandung unsur hara yang dapat sludge pada dosis Z5 (21,25 ton/ha)
digunakan tanaman untuk bertumbuh merupakan perlakuan terbaik dalam
dengan optimal. Seperti yang meningkatkan tinggi tanaman,
disebutkan dalam Jenny dan Sawadji jumlah daun, diameter batang, berat

275
Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.5.No.2, April 2017 (36): 271- 276

kering akar, berat kering tajuk, dan sebagai Pupuk Tanaman


serapan P tanaman Jagung. dan Media Jamur Kayu.
BATAN, Bogor.
SIMPULAN DAN SARAN KLH Jepang dan KLH Indonesia.
2013. Panduaan
Simpulan Pengolahan Air Limbah di
Pemberian limbah Sludge Pabrik Kelapa Sawit.
meningkatkan pH tanah, C-organik, Nursanti, I., D. Budianta., A.
dan P tersedia, namun tidak Napoleon dan Y. Parto.
berpengaruh terhadap peningkatkan Pengolahan Limbah Cair
N ±total, K- tukar, dan KTK tanah. Pabrik Kelapa Sawit
Pemberian limbah Sludge Kolam Anaerob Sekunder
sebesar 21,25 ton/ha adalah dosis I Menjadi Pupuk Organik
terbaik dalam meningkatkan Melalui Pemberian Zeolit.
pertumbuhan tanaman jagung seperti dalam Seminar Nasional
tinggi tanaman, jumlah daun, Sains & Teknologi V
diameter batang, berat kering tajuk, Lembaga Penelitian
dan serapan P tanaman. Universitas Lampung 19-
20 November 2013,
Saran Lampung
Peningkatan kesuburan dan PPKS. 2005. Pengolahan Limbah
unsur hara tanah Ultisol akibat Pabrik Kelapa Sawit
pemberian limbah sludge pabri Ramah Lingkungan.
pengolahan kelapa sawit masih PPKS. Medan
linier, maka disarankan untuk Widhiastuti, R ., D. Suryanto .,
meningkatkan dosis sludge tersebut Mukhlis dan H.
pada percobaan selanjutnya sampai Wahyuningsih. 2006.
diperoleh dosis maksimum. Pengaruh Pemanfaatan
Limbah Cair Pabrik
DAFTAR PUSTAKA Pengolahan Kelapa Sawit
sebagai Pupuk terhadap
Budianta. D. 2004. Evaluasi Biodiversitas Tanah. J.
Pemanfaatan Limbah Cair Ilmiah Pertanian Kultura
Kelapa Sawit Terhadap 41(1) , Medan
Ketersediaan Hara dan
Produksi Tandan Buah
Segar Kelapa Sawit. J.
Tanah Trop. 10(1) : 27-32
, Sumatera Selatan.
Ditjenbun. 2014. Pertumbuhan Areal
Kelapa Sawit Meningkat.
Diakses dari
http://ditjenbun.pertanian.g
o.id pada tanggal 8 juli
2015
Jenny, M.U dan E. Suwadji. 1999.
Pemanfaatan Limbah
Minyak Sawit (Sludge)

276

Anda mungkin juga menyukai