DALAM KOMUNIKASI
Secara umum
komunikasi tidak selalu berlangsung secara efektif, karena mengalami suatu
hambatan. Bukan perencanaannya kurang baik, melainkan karena ada kejadian-kejadian
yang tidak terduga, maupun akibat antisipasi yang kurang cermat atas situasi
atau kondisi yang ada.
Hambatan
komunikasi bisa berasal dari dua sumber, yaitu:
1.
Hambatan
internal, yaitu hambatan komunikasi yang
berasal dari dalam diri komunikator.
2.
Hambatan
eksternal, yaitu hambatan komunikasi yang berasal dari luar diri komunikator.
HAMBATAN
INTERNAL
Hambatan komunikasi
yang berasal dari dalam diri komunikator ini meliputi beberapa aspek, antara
lain:
·
Keterbatasan fisik pada komunikator, misalnya komunikator sedang sakit sehingga
suaranya serak, komunikator kurang baik pendengaran atau penglihatannya, komunikator
kurang tinggi badannya, komunikator buta warna, power suara komunikator
lemah, suara komunikator kelewat cempreng, dan lain-lain.
Komunikator tidak patuh. Dalam berbagai praktek komunikasi hambatan juga terjadi karena
orang
yang ditunjuk sebagai komunikator tidak mematuhi apa yang direncanakan. Misalnya
penyiar televisi membuat interpretasi sendiri atas suatu peristiwa, tidak
mematuhi teks yang sudah disusun oleh tim redaksinya. Contoh lain adalah operator
pada radio atau televisi tidak memutar atau menayangkan iklan yang seharusnya
disiarkan, sesuai jumlah – jam tayang – kelengkapan tayang – waktu tayang yang
disepakati dengan pihak pemasang iklan, sedangkan semua itu sangat mempengaruhi
efektivitas pesan yang disampaikan.
HAMBATAN EKSTERNAL
·
Cuaca yang buruk, bisa berupa udara atau cuaca sangat buruk, terlalu dingin atau terlalu
panas, sehingga membuat orang tidak mampu fokus pada apa yang disampaikan.
Gangguan pada alat komunikasi, misalnya baterei pada mikrofon habis, listrik
padam, gangguan transmisi, laptop dan LCD berbeda sistem sehingga gambar tidak muncul,
jaringan padat
atau terputus, dan lain sebagainya.
Suara dari sumber lain, bila kelewat keras akan mengganggu sehingga komunikasi terhambat.
Contohnya adalah suara toa dari masjid di dekat sekolah yang kelewat keras membuat
siswa tidak mendengar dengan jelas,
konsentrasi belajar terpecah sehingga proses belajar mengajar terhambat. Contoh
lain adalah suara berisik lalu lintas kendaraan, suara musik yang terlalu keras
dari tetangga sebelah, dan sebagainya.