Anda di halaman 1dari 250

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “F”


DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI HUSNIATY, AM.Keb
KOTA PALEMBANG

RENI MEI CRYSMAYANTI


NIM.31507130

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN 2018
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “F”
DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI HUSNIATY
KOTA PALEMBANG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar


Ahli Madya Kebidanan Pada Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Siti Khadijah Palembang

RENI MEI CRYSMAYANTI


NIM.31507130

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN 2018
HALAMAN PRSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “F”


DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI HUSNIATY
KOTA PALEMBANG

Oleh:

Reni Mei Crysmayanti


NIM.31507130

Telah disetujui untuk diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji


Laporan Tugas Akhir Prodi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Siti Khadijah Palembang

Tanggal,..............

Pembimbing I Pembimbing II

( ) ( )
NIP. NIP.
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “F”


DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI HUSNIATY
KOTA PALEMBANG

Oleh:

Reni Mei Crysmayanti


NIM.31507130

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir


Pada Tanggal :.....................

Ketua Penguji :

1. Nelly Mariyam, SST., M.Kes ( )

Anggota Penguji :

2. Husniyati, AM.Keb ( )

3. Eka Rahmadhayanti, SST, M.Kes ( )

Ketua STIK Siti Khadijah Mengetahui


Palembang Kaprodi D-III Kebidanan
STIK Siti Khadijah Palembang

(Meta Rosdiana, SST, M.Kes)


(Dr. Ibrahim Edy Sapada, M.Kes) NIK: 107650
NIK: 026831
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Reni Mei Crysmayanti

NIM : 31507130

Program Studi : D-III Kebidanan

Angkatan : 2018

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan

Laporan Tugas Akhir saya yang berjudul :

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY “F”


DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI HUSNIATY
KOTA PALEMBANG

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat,

maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Palembang, 25 Mei 2018

Penulis

Reni Mei Crysmayanti


NIM. 31507130
RIWAYAT HIDUP

A. BIODATA

Nama : Reni Mei Crysmayanti

Tempat & Tanggal Lahir : Sungai Belida, 17 Mei 1998

Agama : Islam

Alamat : Kayu Agung Kabupaten OKI Sumatera Selatan

No. Telpon/Hp : 081369611175

Nama Ayah : Imam Tohari, SE, MM, MSi

Nama Ibu : Sri Suyatmi, S.Pd

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 1 Mesuji Raya Lulus Tahun 2009

2. SMP Negeri 2 Mesuji Raya Lulus Tahun 2012

3. SMA Negeri 2 Kayu Agung Lulus Tahun 2015


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

 Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang disertai
do’a karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak akan berubah
dengan sendirinya tanpa berusaha, istiqomah dalam menghadapi cobaan.

Laporan Tugas Akhir Ini Kupersembahkan Kepada :


 Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang telah meridhoi
dan mempermudah setiap langkahku dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
 Ayahanda Imam Tohari, SE, MM, M.Si dan Ibunda Sri
Suyatmi, S.Pd, yang tercinta terimakasih atas do’a, cinta dan
kasih sayang yang kalian berikan kalian adalah penyemangat.
 Saudaraku Vivit Ari Apriyanto, M.Kep dan adikku Resti Ayu
Prabandari serta kakak iparku Umi Erlangga, A.Md.Keb terima
kasih atas do’anya selama ini.
 Tekan hidupku Sertu Dani Ferdian yang selalu memberikan ku
semangat dan dukungan dalam membuat laporan tugas akhirku.
Yang menemaniku disaat aku susah...Terimakasih.
 Almamaterku yang kubanggakan percayalah tidak ada usaha
yang mengkhianati hasilnya.
ABSTRAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SITI
KHADIJAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
LAPORAN TUGAS AKHIR JULI 2018

RENI MEI CRYSMAYANTI


Pembimbing : Nelly Mariyam, SST., M.Kes1, Husniyati, AM.Keb2
Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny “F” Di Bidan Praktik Mandiri
Husniaty, AM.Keb Kota Palembang

Proses kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir atau neonatus, dan
pemilihan metode KB merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan dan
berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak. Organisasi kesehatan tingkat dunia,
World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal
setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran.
Tujuan penelitian dapat menerapkan asuhan kebidanan komprehensif pada
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB dengan baik dan benar
berdasarkan metode pendokumentasian SOAP.
Metode penelitian dalam Laporan Tugas Akhir (LTA) ini ditulis
berdasarkan laporan kasus asuhan kebidanan berkesinambungan pada ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana dengan menggunakan jenis
metode penelitian studi penelaah kasus. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi terhadap Ny.F di BPM
Husniaty, AM.Keb Palembang.
Hasil penelitian didapatkan Ny “ F ‘’ datang ke BPM Husniyati Palembang
Pada tanggal 5 April 2018 pukul 11.45 WIB mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya, mengaku hamil 9 bulan anak kedua, gerakan janin masih
dirasakan. Tanggal 14 April 2018 Pukul 11.00 WIB, ibu datang ke BPM
Husniaty mengeluh sakit perut yang menjalar ke pinggang sejak jam 09.00 WIB
dan keluar lendir sejak jam 10.00 WIB dan gerakan anak masih dirasakan. Bayi
lahir pukul 17.55 WIB, lahir spontan, segera menangis, jenis kelamin laki-laki,
BB 2800 gram, PB 48 cm, plasenta lahir lengkap pukul 18.02 WIB, plasenta
lengkap dan tidak ada robekan jalan lahir pada ibu. Tanggal 18 Mei 2018 pukul
10.30 WIB, ibu mengatakan ingin memakai alat kontrasepsi dan alat suntik yang
digunakan adalah suntik 3 bulan.

Referensi : 36 (2005-2017)
Kata Kunci : Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana
ABSTRACT
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE SITI
KHADIJAH PALEMBANG
DIII MIDWIFERY STUDY PROGRAM
JULY 2018 FINAL PROJECT REPORT

The process of pregnancy, childbirth, childbirth, newborn or neonate, and the


selection of family planning methods is a continuous link and related to maternal
and child health. The World Health Organization (WHO) estimates that 800
women die every day due to complications of pregnancy and the birth process.
The aim of the study could be to apply comprehensive obstetric care to
pregnant women, childbirth, postpartum, newborns and family planning properly
and correctly based on SOAP documentation method.
The research method in the Final Assignment Report (LTA) was written
based on reports of cases of ongoing midwifery care in pregnant women,
childbirth, postpartum, newborns and family planning by using a type of case
study study method. Data collection techniques in this study used interviews and
observations of Mrs. F at BPM Husniaty, AM.Keb Palembang.
The results of the study found that Mrs. "F" came to BPM Husniyati
Palembang on April 5 2018 at 11:45 WIB said she wanted to have her pregnancy
checked, claiming she was 9 months pregnant with the second child, still felt fetal
movements. On April 14, 2018 at 11:00 a.m., a mother came to BPM Husniaty
complaining of stomach pain that had spread to her waist since 09.00 WIB and
had come out of mucus since 10:00 a.m. and the child's movements were still
being felt. Babies born at 5:55 p.m., born spontaneously, immediately crying,
male gender, BB 2800 grams, PB 48 cm, full placenta born at 18.02 WIB,
complete placenta and no tears in the birth canal of the mother. On May 18, 2018
at 10:30 a.m., the mother said she wanted to use contraceptives and the syringe
used was injecting 3 months.

Reference: 36 (2005-2017)
Keywords: Pregnancy, childbirth, childbirth, newborns, family planning
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Laporan Asuhan
Kebidanan Komprehensif pada Ny “F” di Bidan Praktik Mandiri Husniaty
Palembang dengan baik dan tepat waktu.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya di Program Kebidanan STIK
Khadijah Palembang.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan
banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih, kepada:
1. Bapak Dr. dr. H. Ibrahim Edy Sapada, M.Kes, selaku Ketua STIK Siti
Khadijah Palembang.
2. Ibu Meta Rosdiana, SST, M.Kes, selaku Ketua Program Studi D.III
Kebidanan STIK Siti Khadijah Palembang.
3. Ibu Nely Maryam, SST, M.Kes, selaku pembimbing I.
4. Ibu Husniaty, SST selaku pembimbing II.
5. Pegawai dan yang telah memberi ijin dan membantu dalam proses
penyelesaian penelitian ini.
6. Ny.”F” dan keluarga yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian
Laporan Tugas Akhir ini.
7. Teman sejawat dan seperjuanganku serta seluruh teman-teman mahasiswa
Jurusan Kebidanan STIK Siti Khadijah Palembang.
8. Semua pihak yang tidak dapat dijelaskan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam usulan Laporan Tugas Akhir ini masih
jauh dari kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan
Kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir
ini.
Palembang, 2 Juni 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP.................................................................................... v
PERSEMBAHAN....................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 4
D. Manfaat penulisan .............................................................. 5
E. Keaslian penelitian ............................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Kehamilan ......................................................................... 8
1. Konsep dasar ................................................................ 8
a. Pengertian kehamilan ............................................. 8
b. Usia kehamilan ....................................................... 8
c. Tanda-tanda kehamilan .......................................... 11
d. Fisiologi kehamilan ................................................ 12
e. Psikologi kehamilan ............................................... 19
f. Kebutuhan ibu hamil .............................................. 21
g. Tanda bahaya dalam kehamilan ............................. 28
h. Pelayanan ANC....................................................... 29
i. Kehamilan faktor resiko ........................................ 35
j. Pemeriksaan diagnostik........................................... 37
B. Persalinan .......................................................................... 44
1. Konsep dasar................................................................. 44
a. Pengertian Persalinan ............................................ 44
b. Mekanisme persalinan ............................................ 45
c. Tanda-tanda persalinan .......................................... 47
d. Tahapan persalinan ................................................. 48
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan ....... 51
f. Kebutuhan dasar ibu bersalin ................................. 53
g. Asuhan persalinan normal ...................................... 57
h. Partograf ................................................................. 64
C. Nifas.................................................................................... 70
1. Konsep dasar ................................................................ 70
a. Pengertian ............................................................... 70
b. Tahapan masa nifas ................................................ 70
c. Perubahan fisiologi masa nifas ............................... 71
d. Perubahan psikologi pada masa nifas .................... 76
e. Kebutuhan dasar pada masa nifas .......................... 77
f. Kunjungan masa nifas ............................................ 87

D. Bayi Baru Lahir................................................................. 90


1. Konsep dasar ................................................................ 90
a. Definisi ................................................................... 90
b. Ciri-ciri bayi baru lahir normal .............................. 91
c. Asuhan segera bayi baru lahir ................................ 92
d. Pemantauan BBL.................................................... 100
e. Mekanisme kehilangan panas ................................ 100
f. Penilaian apgar score .............................................. 102
g. Tanda bahaya bayi baru lahir ................................. 103
h. Inisiasi menyusu dini .............................................. 104
i. ASI Eksklusif ......................................................... 106
j. Manfaat pemberian ASI ......................................... 106
k. Kebaikan ASI dan menyusui .................................. 108

E. Keluarga Berencana ......................................................... 109


1. Konsep dasar................................................................. 109
a. Definisi ................................................................... 109
b. Beberapa definisi tentang KB................................. 110
c. Tujuan program KB................................................ 111
d. Sasaran program KB............................................... 111
e. Ruang lingkup KB................................................... 112
f. Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Sederhana. 113
g. Kontrasepsi dengan Metode Modern...................... 118
h. Kontrasepsi dengan Metode Operasi...................... 135
F. Manajemen Kebidanan.................................................... 143

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis laporan kasus ............................................................. 148
B. Lokasi dan waktu ............................................................... 148
C. Subyek laporan kasus ......................................................... 148
D. Instrument laporan kasus..................................................... 149
E. Teknik pengumpulan data................................................... 149
F. Alat dan bahan .................................................................... 150
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum daerah penelitian ................................... 152
1. Sejarah tempat penelitian ............................................. 152
2. Gambaran geografis ..................................................... 152
3. Sarana dan prasarana .................................................... 153
B. Tinjauan Kasus ................................................................... 154
1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil (37) Minggu.......... 155
2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin............................ 164
3. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 2 Jam Post Partum. 181
4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir..................... 192
5. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana (KB).............. 203
C. Pembahasan ........................................................................ 209

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan ............................................................................ 219
B. Saran ................................................................................... 220

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Leopold I........................................................................................ 39


2.2 Leopold II...................................................................................... 40
2.3 Leopold III..................................................................................... 41
2.4 Leopold IV..................................................................................... 41
2.5 Partograf......................................................................................... 68
2.6 Pencegahan kehilangan panas ....................................................... 101
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi TT.................................................... 33


2.2 Frekuensi kunjungan pada masa nifas .......................................... 89
2.3 Cara penilaian Apgar pada bayi baru lahir.................................... 102
DAFTAR ISTILAH

AKI : Angka Kematian Ibu


AKB : Angkat Kematian Bayi
WHO : World Health Organization
TB : Tinggi Badan
BB : Berat Badan
TD : Tekanan Darah
N : Nadi
RR : Pernapasan
T : Suhu
TT : Tetans Toxoid
IMT : Indeks Masa Tubuh
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
KB : Keluarga Berencana
TFU : Tinggi Fundus Uteri
LILA : Lingkar Lengan Atas
KEK : Kekurangan Energi Kronis
BBLR : Berat Badan Bayi Lahir Rendah
KIA : Kesehatan Ibu dan Aak
IUD : Intra Uterine Device
AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
MAL : Metode Amenorea Laktasi
PUS : Pasangan Usia Subur
K1 : Kunjungan Pertama
K4 : Kunjungan Ulang
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
TP : Tafsiran Persalinan
DJJ : Denyut Jantung Janin
ASI : Air Susu Ibu
BPM : Bidan Praktik Mandiri
KIE : Komunikasi Informasi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Partograf

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 3 Surat Jawaban Ijin Penelitian

Lampiran 4 Permohonan Menjadi Informan

Lampiran 5 Persetujuan Menjadi Informan

Lampiran 6 Lembar Konsultasi


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir atau neonatus, dan

pemilihan metode KB merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan

dan berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak. Setiap prosesnya tidak dapat

dipisahkan satu sama lain dan kondisi setiap proses akan mempengaruhi

proses selanjutnya. Pada umumnya kehamilan, persalinan nifas, dan neonatus

merupakan suatu kejadian fisiologis yang normal. Tapi kadang-kadang tidak

sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan,

persalinan, nifas, dan neonatus yang semula fisiologis berkembang menjadi

keadaan patologis dan dapat mengancam jiwa ibu serta bayi seperti

preeklamsia, perdarahan, nyeri hebat didaerah abdominopelvikum, ketuban

pecah dini, menggigil atau demam (Saifuddin, 2009).

Organisasi kesehatan tingkat dunia, World Health Organization

(WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap harinya akibat

komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh

kematian ibu terjadi di negara berkembang. (WHO dalam Irawan, 2015).

Sedangkan angka kematian bayi sekitar 2,6 juta meninggal di dalam

kandungan dan lebih dari satu juta bayi meninggal dalam persalinan (Gates,

2014).

Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) di negara-negara Asia

Tenggara diantaranya seperti Filipina 170 per 100.000 kelahiran hidup,


Vietnam 160 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran

hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000

kelahiran hidup (Irawan, 2015).

Jumlah kasus kematian bayi di Indonesia mengalami penurunan dari

33.278 di tahun 2015 menjadi 32.007 pada tahun 2016, dan di tahun 2017 di

semester I sebanyak 10.294 kasus. Demikian pula dengan angka kematian Ibu

turun dari 4.999 tahun 2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017

(semester I) sebanyak 1712 kasus (Kemenkes, 2017).

Angka kematian ibu yang dilaporkan di Provinsi Sumatera Selatan

berdasarkan data Profil Kesehatan Tahun 2015 yaitu 165/100.000 KH, tahun

2016 sebanyak 10 kematian ibu dari 29.521 kelahiran hidup dan tahun 2017

terdapat 7 kematian ibu dari 27.876 kelahiran hidup. Kematian ibu disebabkan

oleh beberapa faktor diantaranya hipertensi dalam kehamilan 72% (5 orang),

perdarahan 14% (1 orang) dan gangguan metabolik DM (1 orang). Sedangkan

Angka Kematian Bayi periode tahun 2015 terlaporkan 776 kasus (Dinkes

Provinsi Sumatera Selatan, 2017).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palembang, jumlah kematian

ibu tahun 2015 di Kota Palembang, berdasarkan laporan sebanyak 12 orang

dari 29.011 kelahiran hidup. Penyebabnya yaitu pendarahan (41.7%), diikuti

oleh emboli paru (1 kasus), suspek syok kardiogenik (1 kasus), eklampsia (1

kasus), suspek TB (1 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1 kasus), dan

lainnya. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) di tahun 2016 sebanyak 8

kematian bayi dari 29.011 atau 0.28 per 1000 kelahiran hidup. Angka
kematian bayi tahun 2017 sebanyak 29 kasus dari 27.876 bayi. Penyebab

kematian antara lain adalah diare, pneumonia, asfiksia, BBLR, kelainan

kongenital dan lainnya (Dinkes Kota Palembang, 2016).

Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu

hamil untuk mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir

seluruh ibu hamil di Indonesia (95,4%) sudah melakukan pemeriksaan

kehamilan (K1) dan frekuensi kehamilan minimal 4 kali selama masa

kehamilannya adalah 83,5%. Adapun untuk cakupan pemeriksaan kehamilan

pertama pada trimester pertama adalah 81,6% dan frekuensi ANC atau K4

(minimal 1 kali pada trimester pertama, minimal 1 kali pada trimester kedua

dan minimal 2 kali pada trimester 3) sebesar 70,4% (Riskesdas 2013)

Berdasarkan data dari BPM Husniaty, AM.Keb Palembang, pada tahun

2015 jumlah ibu hamil sebanyak 1.393 orang, ibu bersalin sebanyak 418

orang, ibu nifas sebanyak 418 orang, dan bayi baru lahir sebanyak 418 orang.

Tahun 2016 jumlah ibu hamil sebanyak 2.072 orang, ibu bersalin sebanyak

473 orang, ibu nifas sebanyak 473 orang dan bayi baru lahir sebanyak 473

orang, sedangkan tahun 2017 jumlah ibu hamil sebanyak 2.191 orang, ibu

bersalin sebanyak 426 orang, ibu nifas sebanyak 426 orang dan bayi baru lahir

sebanyak 426 orang.

Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam kesempatan ini penulis

akan melaporkan hasil pengaplikasian Asuhan Kebidanan yang berkaitan

dengan teori-teori yang ada dan yang telah dipelajari dengan membatasi

penulisan pada manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas
dan bayi baru lahir. Penulis berharap dengan adanya laporan ini dapat berguna

bagi pelayanan kebidanan dalam upaya menekan angka kematian maternald an

angka kematian neonatal.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana menerapkan Manajemen Asuhan Kebidanan pada ibu

hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir di Bidan Praktik Mandiri Husniaty,

AM.Keb Palembang dengan menggunakan metode pendokumentasian

SOAP ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Dapat menerapkan asuhan kebidanan komprehensif pada ibu

hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB dengan baik dan benar

berdasarkan metode pendokumentasian SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Dapat melakukan pengumpulan data subyektif pada ibu hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB berdasarkan metode

pendokumentasian SOAP.

b. Dapat melakukan pengumpulan data objektif pada ibu hamil, bersalin,

nifas, bayi baru lahir dan KB berdasarkan metode pendokumentasian

SOAP.
c. Dapat melakukan analisa data pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru

lahir dan KB berdasarkan metode pendokumentasian SOAP.

d. Dapat melakukan penatalaksanaan data pada ibu hamil, bersalin, nifas,

bayi baru lahir dan KB berdasarkan metode pendokumentasian SOAP.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Bidan Praktek Mandiri

Bagi tempat dilakukannya pengkajian diharapkan menjadi bahan

evaluasi, informasi dan pertimbangan bagi tenaga kesehatan dalam

melaksanakan pelayanan kesehatan khususnya asuhan kebidanan dalam

rangka meningkatkan standar pelayanan yang diberikan di BPM.

2. Bagi Institusi Pendidikan STIK Siti Khadijah Palembang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

pengetahuan tentang asuhan kebidanan secara komprehensif dan jugadapat

digunakan sebagai bahan pustaka di STIK Siti Khadijah Palembang

Jurusan Kebidanan.

3. Bagi Peneliti

Sebagai sarana pembelajaran dalam memberikan asuhan

kebideanan sekaligus mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat selama

perkuliahan serta mendapatkan pengalaman melaksanakan asuhan yang

komprehensif terhadap kasus nyata yang ada di masyarakat.

E. Keaslian Penelitian

Studi kasus atau penelitian sejenis pernah dilakukan oleh:


1. Isma Nur’aini, (2015) dengan judul Asuhan Kebidanan Komprehensif

Pada Ibu Dan Bayi Ny.E Di Gampong Jeulingke Kecamatan Syiah Kuala

Kota Banda Aceh dengan hasil selama pemberian asuhan pada masa

kehamilan (36-37) minggu, ibu mengeluh batuk dan sering BAK. Pada

masa persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek.

2. Desy Marwita (2017) dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ny. D Masa

Hamil Sampai Dengan Keluarga Berencana Di Bidan Praktek Mandiri Hj.

Rukni Lubis Jalan Luku I NO 289 Kec. Medan Johor Kota Madya Medan

Tahun 2017. Pada trimester III, asuhan yang diberikan kepada ibu berupa

melengkapi data yang berasal dari ibu (anamnesa), riwayat medis (riwayat

kehamilan sekarang, riwayat kontrasepsi, riwayat obstetri yang lalu,

riwayat kesehatan ibu dan keluarga serta riwayat sosial ekonomi),

pemeriksaan fisik, umum dan obstetri (head to toe), pemeriksaan

penunjang berupa pemeriksaan kadar hemoglobin, memberikan suplemen

penambah darah (tablet Fe) dan pencegahan penyakit (imunisasi TT1 dan

TT2) serta konseling disetiap kunjungan. Dari hasil pemeriksaan yang

dilakukan ditemukan kadar Hb (Haemoglobin) ibu 10,3 gr% (anemia

ringan). Memberikan ibu tablet fe dengan dosis 1x1 tablet sehari diminum

dengan air putih atau jus jeruk. Satu bulan kemudian kadar Hb ibu

diperiksa kembali dan hasilnya 11,4 gr%.

3. Putri Ayu Mayang Sari dengan judul Asuhan Kebidanan Komprehensif

Pada Ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir Dan KB Di UPT
Puskesmas Sooko Kabupaten Mojokerto. Berdasarkan pengkajian yang

sudah dilakukan pada Ny “N”, pada usia kehamilan 36 minggu Ny “N”

Mengeluh Nyeri punggung. Keluhan yang sering dialami Ny “N” masih

dikategorikan fisiologis karena umumnya terjadi pada ibu hamil trimester III.

Menurut Sulistyawati 2011 kehamilan tua yang disebabkan oleh

meningkatnya intensitas pertambahan usia kehamilan sehingga ibu hamil

sering mengalami nyeri punggung.

Perbedaan laporan ini dengan studi kasus sebelumnya terletak pada

jenis asuhan kebidanan yang diberikan secara berkesinambungan dari mulai

masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan perencanaan keluarga

berencana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KEHAMILAN

1. Konsep Dasar

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki

janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di

dalam rahim) (Walyani, 2015).

Kehamilan definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan

normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9

bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi menjadi 3

trimester, dimana trimester satu berlangsung dalam 12 minggu,

trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester

ketiga 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40 (Saifuddin dalam

Walyani, 2015).

b. Usia Kehamilan

Menurut Muslihatun (2011) usia kehamilan (usia gestasi) adalah

masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat kelahiran, dihitung

dari hari pertama haid terakhir (mesntrual age of pregnancy).

Kehamilan cukup bulan (term/ aterm adalah usia kehamilan 37 – 42

minggu (259 – 294 hari) lengkap. Kehamilan kurang bulan (preterm)


adalah masa gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari). Dan kehamilan

lewat waktu (postterm) adalah masa gestasi lebih dari 42 minggu (294

hari).

Menurut Varney (2006), kehamilan berlangsung selama 9 bulan

menurut penanggalan international, 10 bulan menurut penanggalan

luar, atau sekitar 40 minggu. Kehamilan dibagi menjadi tiga periode

bulanan atau trimester. Trimester pertama adalah periode minggu

pertama sampai minggu ke 13. Trimester kedua adalah periode minggu

ke 14 sampai ke 26, Sedangkan Trimester ke tiga, minggu ke 27

sampai kehamilan cukup bulan 38-40 minggu.

1) Usia kehamilan trimester I (0-3 bulan/ 1-13 minggu).

Dalam masa kehamilan trimester pertama terjadi pertumbuhan dan

perkembangan pada sel telur yang telah dibuahi dan terbagi dalam

3 fase yaitu fase ovum, fase embrio dan fase janin. Fase ovum

sejak proses pembuahan sampai proses implamasi pada dinding

uterus, fase ini di tandai dengan proses pembelahan sel yang

kemudian disebut dengan zigot. Fase ovum memerlukan waktu 10

– 14 hari setelah proses pembuahan. Fase embrio ditandai dengan

pembentukan organ organ utama,Fase ini berlangsung 2 sampai 8

minggu. Fase janin berlangsung dari 8 minggu sampai tibanya

waktu kelahiran, pada fase ini tidak ada lagi pembentukan

melainkan proses pertumbuhan dan perkembangan. Pemeriksaan

dokter atau bidan secara rutin pada periode kehamilan trimester II


bertujuan untuk mengetahui riwayat kesehatan ibu yang sedang

hamil, sehingga memungkinkan kehamilannya dapat diteruskan

atau tidak.

2) Usia kehamilan trimester II (4-6 bulan / 14 – 26 minggu)

Masa kehamilan trimester II merupakan suatu periode

pertumbuhan yang cepat. Pada periode ini bunyi jantung janin

sudah dapat didengar, gerakan janin jelas, panjang janin kurang

lebih 30 cm dan beratnya kurang lebih 600 gr.

3) Usia kehamilan trimester III (7-9 bulan/ 27 -40 minggu).

Trimester III kehamilan adalah periode penyempurnaan bentuk dan

organ organ tumbuh janin untuk siap dilahirkan. Berat janin pada

usia kehamilan trimester ini mencapai 2,5 Kg. Semua fungsi organ

organ tubuh yang mengatur kehidupan sudah berjalan dengan

sempurna. Oleh karena adanya perubahan tersebut, pemeriksaan

rutin lebih sering dilakukan biasanya 2 kali seminggu

Menurut (Sulistyawati Ari, 2009) Ada 2 cara untuk menentukan

usia kehamilan yaitu:

1) Menggunakan suatu alat khusus (skala yang sudah disesuaikan)

a) Tentukan terlebih dahulu hari pertama haid terakhir (HPHT)

b) Lihat dalam skala, akan terlihat usia kehamilan sekaligus

HPL-nya

2) Menggunakan cara manual (Menghitung)

a) Tentukan HPHT terlebih dahulu


b) Tentukan tanggal pemeriksaan hari ini

c) Buat daftar jumlah minggu dan kelebihanhari setiap bualan

d) Daftar jumlah minggu dan kelebihan hari di buat mulai

dari sisa hari di bulan HPHT sampai dengan jumlah

minggu dan hari di bulan saat pasien melakukan

pemeriksaan.

e) Setelah daftar selesai di buat,jumlah kan minggu dan

harinya, hasil akhir dikonversikan dalam jumlah minggu.

c. Tanda-Tanda Kehamilan

Menurut Andini (2013). Tanda dan gejalan kehamilan pasti, antara

lain :

1) Ibu merasa gerakan kuat byi di dalam perutnya.sebagian besar ibu

mulai merasakan tendangan bayi pasa usia kehamilan 5 bulan.

2) Bayi dapat dirasakan rahim. Sejak usia kehamilan 6 atau 7 bulan,

bidan dapat menemukan kepala, leher, panggul, lengan, bokong

dan tungkai dengan meraba perut ibu.

3) Denyut jantung bayi dapat terdengar. Saat usia kehamilan

menginjak bulan ke 5 atau ke-6 denyut jantung bayi terkadang

dapat didengar menggunakan instrument yang di buat untuk

mendengarkan, seperti stetoskop atau fetoskop. Menginjak bulan

ke 7 atau ke 8 kehamilan, bidan yang terampil biasanya dapat

mendengarkan denyut jantung di ine atau darah ibu. laboraturium

dengan urbayi saat ia melawtkan telinga pada perut ibu.


4) Tes kahamilan medis menunjukan bahwa ibu hamil. Tes ini

dilkukn ini mungkin mahal biayanya dan biasanya dengan

perangkat tes kehamilan di rumah atau di laboraturium dengan

urine atau darah ibu. Tes ini mungkin mahal biayanya dan

biasanya tidak perlu. Akan tetapi tes ini bermanfaat, misalnya jika

ibu ingin tahun apakah ia hamil sebelum mengonsumsi obat yang

kemungkinan membahayakan bayi dalam kandungannya.

d. Fisiologi Kehamilan

1) Perubahan Fisik pada Trimester I

Menurut Kurnia (2009, p. 185-189), perubahan fisik pada trimester

I adalah :

a) Pembesaran Payudara

Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi

peningkatan hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran

pembuluh darah dan untuk mempersiapkan pemberian nutrisi

pada jaringan payudara sebagai persiapan menyusui.

b) Sering buang air kecil

Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini

dikarenakan rahim yang membesar dan menekan kandung

kencing. Keadaan ini akan menghilang pada trimester II dan

akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung

kemih ditekan oleh kepala janin.

c) Konstipasi

Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena

peningkatan hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi


otot sehingga usus bekerja kurang efisien. Adapun keuntungan

dari keadaan ini adalah memungkinkan penyerapan nutrisi

yang lebih baik saat hamil.

d) Morning Sickness

Mual dan muntah Hampir 50% wanita hamil mengalami mual

dan biasanya mual dimulai sejak awal kehamilan. Mual muntah

diusia muda disebut morning sickness tetapi kenyataannya

mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.

e) Merasa lelah

Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk

menyesuaikan secara fisik dan emosional untuk kehamilan.

Juga peningkatan hormonal yang dapat mempengaruhi pola

tidur.

f) Sakit Kepala

Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil

pada awal kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah

ke tubuh sehingga ketika akan mengubah posisi dari duduk /

tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem sirkulasi

darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih

sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik

maupun emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang

dan depresi juga dapat menyebabkan sakit kepala.

g) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat

menstruasi di bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk

yang timbul hanya beberapa menit dan tidak menetap adalah

normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan

hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan

pembesaran dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang

untuk menyokong rahim.

h) Meludah

Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus

menerus dianggap normal sebab hal ini termasuk gejala

morning sickness.

i) Peningkatan Berat Badan

Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa

kesulitan memasang kancing / rok celana panjangnya, hal ini

bukan berarti ada peningkatan berat badan yang banyak tapi

karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang juga,

dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang

menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron

yang menyebabkan tubuh menahan air.

2) Perubahan fisik pada trimester II

Perubahan Fisik pada Trimester II Menurut Kurnia (2009), adalah :

a) Perut semakin membesar Setelah usia kehamilan 12 minggu,

rahim akan membesar dan melewati rongga panggul.

Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu.

Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan


puser (umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada

kebanyakan wanita, perutnya akan mulai membesar pada

kehamilan 16 minggu.

b) Sendawa dan buang angin Sendawa dan buang angin akan

sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah biasa dan normal

karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan.

Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung

dan tidak nyaman.

c) Pelupa Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa

selama kehamilannya. Ada beberapa teori tentang hal ini,

diantaranya adalah karena tubuh ibu hamil terus bekerja

berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga

menimbulkan blok pikiran.

d) Rasa panas di perut Rasa panas diperut adalah keluhan yang

paling sering terjadi selama kehamilan, karena meningkatnya

tekanan akibat rahim yang membesar dan juga pengaruh

hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna

sehingga mendorong asam lambung kearah atas.

e) Pertumbuhan rambut dan kuku Perubahan hormonal juga

menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh

lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan,

seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir

dengan rambut yang tumbuh tak semestinya ini, karena akan

hilang setelah bayi lahir.


f) Sakit perut bagian bawah Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu

hamil akan merasa nyeri di perut bagian bawah seperti ditusuk

atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena perenggangan

ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin

membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan

bersifat tidak menetap

g) Pusing Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama

kehamilan trimester kedua, karena ketika rahim membesar akan

menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan

tekanan darah menurun.

h) Hidung dan Gusi berdarah Hal ini juga terjadi karena

peningkatan aliran darah selama masa kehamilan. Kadang juga

mengalami sumbatan di hidung. Ini disebabkan karena adanya

perubahan hormonal.

i) Perubahan kulit Ibu hamil akan mengalami perubahan pada

kulit. Perubahan tersebut bisa berbentuk garis kecoklatan yang

dimulai dari puser (umbilicus) sampai ke tulang pubis yang

disebut linea nigra. Sedangkan kecoklatan pada wajah disebut

chloasma atau topeng kehamilan. Hal ini dapat menjadi

petunjuk sang ibu kurang asam folat.

j) Payudara Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan

cairan yang kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan

sekitarnya akan semakin berwarna gelap dan besar.

Bintikbintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah

kelenjar kulit.
k) Kram pada kaki Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah

yang lebih lambat saat kehamilan. Atasi dengan menaikkan

kaki ke atas dan minum kalsium yang cukup. Jika terkena kram

kaki ketika duduk atau saat tidur, cobalah menggerak-gerakkan

jari-jari kaki ke arah atas.

l) Sedikit Pembengkakan Pembengkakan adalah kondisi normal

pada kehamilan, dan hampir 40% wanita hamil mengalaminya.

Hal ini karena perubahan hormon yang menyebabkan tubuh

menahan cairan.

3) Perubahan Fisik pada trimester III

Perubahan Fisik pada Trimester III Menurut Kurnia (2009),

adalah :

a) Sakit bagian tubuh belakang.

Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang),

karena meningkatnya beban berat dari bayi dalam kandungan

yang dapat mempengaruhi postur tubuh sehingga menyebabkan

tekanan ke arah tulang belakang.

b) Payudara

Keluarnya cairan dari payudara, yaitu colostrum, merupakan

makanan bayi pertama yang kaya akan protein. Biasanya, pada

trimester ini, ibu hamil akan merasakan hal itu, yakni keluarnya

colostrum.
c) Konstipasi.

Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan

rahim yang membesar kearah usus selain perubahan hormon

progesteron.

d) Pernafasan.

Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran

darah ke paru-paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu

hamil akan merasa susah bernapas. Ini juga didukung oleh

adanya tekanan rahim yang membesar yang berada di bawah

diafragma (yang membatasi perut dan dada).

e) Sering kencing

Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul

akan makin menekan kandungan kencing ibu hamil.

f) Masalah tidur

Setelah perut besar, bayi akan sering menendang di malam hari

sehingga merasa kesulitan untuk tidur nyenyak.

g) Varises

Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan

akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang

mengakibatkan vena menonjol, dan dapat juga terjadi di daerah

vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi juga akan

menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk

varises. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.


h) Kontraksi perut

Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di

bagian perut yang ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu

hamil duduk atau istirahat.

i) Bengkak

Perut dan bayi yang kian membesar selama kehamilan akan

meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki

ibu hamil, dan kadang membuat tangan membengkak. Ini

disebut edema, yang disebabkan oleh perubahan hormonal

yang menyebabkan retensi cairan.

j) Kram pada kaki

Kram kaki ini timbul karena sirkulasi darah yang menurun,

atau karena kekurangan kalsium.

k) Cairan vagina

Peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal.

Cairan biasanya jernih. Pada awal kehamilan, cairan ini

biasanya agak kental, sedangkan pada saat mendekati

persalinan cairan tersebut akan lebih cair.

e. Psikologis Kehamilan

1) Perubahan psikologis pada trimester I

Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester

I adalah :

a) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci

dengan kehamilannya
b) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan

kadang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja

c) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar

hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya

d) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu

mendapat perhatian dengan seksama

e) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan

rahasia seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada

orang lain atau bahkan merahasiakannya

2) Perubahan Psikologi pada trimester II

Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester

II adalah :

a) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar

hormone yang tinggi

b) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya

c) Merasakan gerakan anak

d) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran

e) Libido meningkat

f) Menuntut perhatian dan cinta

g) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian

dari dirinya

h) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau

pada orang lain yang baru menjadi ibu


i) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan,

kelahiran, dan persiapan untuk peran baru

3) Perubahan psikologi pada trimester III

Menurut Sulistyawati (2009), perubahan psikologis pada trimester

III adalah :

a) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh,

dan tidak menarik

b) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu

c) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat

melahirkan, khawatir akan keselamatannya

d) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya

e) Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya

f) Merasa kehilangan perhatian

g) Perasaan mudah terluka (sensitif)

h) Libido menurun

f. Kebutuhan Ibu Hamil

Kebutuhan fisiologi dan psikologi ibu hamil antara lain:

1) Kebutuhan fisiologi ibu hamil

Menurut Kuswanti (2014), kebutuhan fisik ibu hamil trimester

I meliputi :

a) Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk

ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat


amil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan

oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang

dikandung.

b) Nutrisi

Pada saat hamil ibu harus makan makanna yang mengandung

nilai gizi bermutu tinggi meskipun tidak berarti makanan yang

mahal seperti kalori, protein, mineral dan vitamin.

c) Personal hygiene

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan

sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk

mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri

terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah

genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan.

d) Pakaian

Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat

langsung terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu

kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa aspek

kenyamanan dalam berpakaian.

e) Eliminasi (BAK dan BAB)

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan

eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kemih.

Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormone


progeterone yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos,

salah satunya otot usus.

Pada trimester I: frekuensi BAK meningkat karena kandung

kencing tertekan oleh pembesaran uterus, BAB normal

konstitensi lunak.

f) Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama

tidak ada riwayat penyakit seperti : sering abortus dan

kelahiran premature, perdarahan pervaginam, koitus harus

dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir

kehamilan, bila ketuban pecah, koitus dilarang karena dapat

menyebabkan infeksi janin intrauteri.

Pada trimester I minat menurun pada trimester (3 bulan)

pertama, biasanya gairah seks menurun. Jangankan kepingin,

bangun tidur saja sudah didera morning sickness, muntah,

lemas, malas, segala hal yang bertolak belakang dengan

semangat dan libido. Fluktuasi, kelelahan, dan rasa mual dapat

menghisap semua keinginan untuk melakukan hubungan seks.

g) Mobilisasi, Body Mekanik

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh akan

mengadakan penyesuaian fisik dengan pertambahan ukuran

janin. Keluhan yang sering muncul dari perubahan ini adalah

rasa pegal di punggung dan kram kaki pada malam hari.


h) Exercise/ senam hamil

Senam hamil dimulai paa umur kehamilan setelah 22 minggu.

Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-

otot sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam persalinan

normal serta mengimbangi perubahan titik berat tubuh.

i) Istirahat/tidur

Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya

beban berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh

tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh karena itu

istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil.

j) Imunisasi

Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan untuk

mencegah penyakit yang dapat menyebabkan kematian ibu dan

janin.

k) Traveling

Meskipun dalam keadaan ibu masih membutuhkan rekreasi

untuk menyegarkan pikiran dan perasaan, misalnya dengan

mengunjungi objek wisata atau pergi ke luar kota.

l) Persiapan laktasi

Persiapan menysui pada masa kehamilan merupakan hal yang

penting karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan

siap untuk menyusui bayinya.


m) Persiapan psikologis

Persiapan psikologis ibu untuk menyusui pada saat kehamilan

sangat berarti, karena keputusan atau sikap yang positif harus

sudah terjadi pada saat kehamilan atau bahkan jauh

sebelumnya.

n) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi

Meskipun hari perkiraan persalinan masih lama tidak ada

salahnya jika ibu dan keluarga mempersiapkan persalinan sejak

jauh hari sebelumnya.

o) Memantau kesejahteraan janin

Kesejahteraan janin dalam kandungan perlu dipantau secara

terus menerus agar jika ada gangguan janin dalam kandungan

akan dapat segera terdeteksi dan ditangani.

Kebutuhan Fisiologi ibu hamil trimester II, meliputi:

1) Kebutuhan Nutrisi

Pada semester II, ibu dan janin mengalami lebih banyak lagi

kemajuan dan perkembangan. Kebutuhan gizi juga semakin

meningkat seiring dengan kemajuan besarnya kehamilan.

2) Eliminasi

Frekuensi BAK normal kembali karena uterus telah keluar dari

rongga panggul
3) Hubungan seksual

Pada trimester II minat meningkat (kembali) memasuki

trimester kedua, umumnya libido timbul kembali. Tubuh sudah

dapat menerima dan terbiasa dengan kondisi kehamilan sehinga

ibu hamil dapat menikmati aktifitas dengan lebih leluasa dari

pada di trimester pertama.

Kebutuhan Fisiologi ibu hamil trimester III meliputi:

1) Kebutuhan nutrisi

Di trimester III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai.

Selain untuk mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai

cadangan energi untuk persalinan kelak. Itulah sebabnya

pemenuhan gizi seimbang tidak boleh dikesampingkan baik

secara kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan

terjadi cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang

persalinan. Karena itu, jangan sampai kekurangan gizi.

2) Eliminasi

Frekuensi BAK meningkat karena penurunan kepala ke PAP

(pintu atas panggul), BAB sering obstipasi (sembelit) karena

hormone progesterone meningkat.

3) Hubungan seksual

Pada trimester ketiga minat menurun lagi libido dapat turun

kembali ketika kehamilan memasuki trimester ketiga. Rasa

nyaman sudah jauh berkurang. Pegel di punggung dan pinggul,


tubuh bertambah berat dengan cepat, nafas lebih sesak (karena

besarnya janin mendesak dada dan lambung). Dan kembali

merasa mual, itulah beberapa penyebab menurunnya minat

seksual.

2) Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil

Menurut Kuswanti (2014), perubahan psikologis pada ibu hamil

yaitu :

a) Trimester I (1-3 bulan)

Segera setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan

estrogen dalam kehamilan akan meningkat. Hal ini akan

menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari,

lemah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan

sering kali membenci kehamilannya.

b) Trimester II (4-6 bulan)

Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik,

kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan. Ibu mulai

terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu

besar sehinga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu

sudah mulai menerima dan mengerti tentang kehamilannya.

c) Trimester III (7-9 bulan)

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan

waspada sebab pada saat itu merasa tidak sabar menunggu


kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut

merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.

g. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan

Menurut Sri Astuti, dkk (2017), tanda bahaya dalam kehamilan

trimester III adalah sebagai berikut :

1. Perubahan Antepartum

Perdarahan antepartum merupakan perdarahan yang terjadi

pada saat usi kehamilan ≥28 minggu. Perdarahan antepartu ini di

bagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a) Plasenta previa.

Plasenya previa merupakan letak plasenta yang berada di

depan jalan lahir. Plasenta previa ini mempunyai tanda dan

gejala yaitu keluar darah sedikit atau banyak dari jalan lahir

secara tiba-tiba tanpa disertai rasa mulas atau kontraksi pada

usia kehamilan ≥28 minggu.

b) Solusio Plasenta.

Solusio plasenta merupakan plasenta yang lepas dari

tenmpatnya sebelum waktunya atau sebelum terjadiny

perslinan.Tanda dan gejala sulosio plasenta yaitu di sertai

mulas atau kontraksi, perut tegang, keluar darah yang banyak

dari jalan lahir, dan bunyi denyut jantung janin sulit

didengarkan.
c) Pre-eklamsia Berat.

Pre-eklamsi berat merupakan terjadinya kenaikaan tekanan

darah yang disertai tanda gejala hipertensi dan peningkatan

proteinuria pada hasil laboratulium saat kehamilan.biasanya

terjadi pada masa kehamilan 32 m inggu. Jika tidak terdeteksi

atau tidak mendapatkan penanganan lebih awal ,maka dapat

menyebabkan eklamsi (kejang).

h. Pelayanan ANC

1) Definisi Asuhan Antenatal Care

Asuhan antenatal care adalah suatu program yang terencana

berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada ibu hamil,

untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan-persiapan

yang aman dan memuaskan (Walyani, 2014).

2) Tujuan Asuhan Antenatal Care

Menurut Sibagariang (2016), tujuan pemeriksaan dan

pengawasan ibu hamil antara lain:

a) Tujuan umum

Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak

selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga di

dapatkan ibu dan anak yang sehat.

b) Tujuan khusus

(1) Mengenal dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin

dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.


(2) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin

diderita sedini mungkin.

(3) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak

(4) Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari

tentang kehamilan, persalinan, nifas, laktasi dan keluarga

berencana.

Menurut Prawirohardjo dalam Sibagariang (2016), tujuan

antenatal care adalah:

a) Memantau kemajuan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,

dan sosial ibu dan bayi.

c) Mengenali secara dini ada tidaknya ketidaknormalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil.

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat ibu maupun bayinya.

e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.

3) Jadwal Kunjungan Antenatal Care

Menurut Sibagariang (2016), jadwal pemeriksaan

kehamilan (antenatal care), adalah sebagai berikut:


a) Satu kali pada triwulan I (sebelum 14 minggu) dilakukan untuk

penapisan dan pengobatan anemia, perencanaan persalinan,

pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

b) Satu kali pada triwulan II (antara minggu 14-28) dilakukan

untuk pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan

pengobatannya, penapisan pre-eklampsi, gemli, infeksi alat

reproduksi, dan saluran perkemihan, mengulang perencanaan

persalinan.

c) Dua kali kunjungan selama triwulan II (antara minggu 28-36),

mengenal adanya kelainan letak dan prestasi, memantapkan

rencana persalinan, mengenali tanda-tanda persalinan.

Menurut Sulistyawati (2011), standar asuhan kehamilan

adalah sebagai berikut:

a) Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu)

b) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu)

c) Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)

4) Asuhan Pelayanan ANC 14T

Berdasarkan Walyani (2015), pelayanan atau asuhan

standar pemeriksaan kehamilan minimal 14T, antaralain :

a) Timbang berat badan dan pengukuran tinggi badan

Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil

pengukuran > 145 cm. berat badan ditimbang setiap ibu datang

atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan BB dan penurunan


BB. Kenaikan BB ibu hamil normal rata-rata antara 6,5 kg

sampai 16 kg.

b) Tekanan darah

Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan

darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala hipertensi

dan preeklamsi. Apabila turun dibawah noral kita pikirkan

kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar

systole/diastole : 110/80 – 120/80 mmHg.

c) Pengukuran tinggi fundus uteri

Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik no pada tepi atas

sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak

boleh ditekan).

d) Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe)

Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan

nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring

dengan pertumbuhan janin.

e) Pemberian imunisasi TT

Untuk melindungi dari tetanus neonatorum. Efek samping TT

yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada

tempat penyuntikan.
Tabel 2.1
Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Imunisasi Internal Perlindungan Masa
Perlindungan
TT1 Pada kunjungan 0% Tidak ada
ANC pertama
TT2 4 minggu setelah 80% 3 tahun
TT1
TT3 6 bulan setelah TT2 95% 5 tahun
TT4 1 tahun setelah TT3 99% 10 tahun
TT5 1 tahun setelah TT4 99% 25 tahun/seumur
hidup

f) Pemeriksaan Hb

Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang

pertama, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan. Pemeriksaan

Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi anemia pada ibu

hamil.

g) Pemeriksaan protein urine

Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hail. Protein

urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah preeklamsi.

h) Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan veneral desease research laboratoy (VDRL) untuk

mengetahui adanya treponema pallidum/ penyakit menular

seksual antara lain syphilish.

i) Pemeriksaan urine reduksi

Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan

indikasi penyakit gula/DM atau riwayat penyakit gula pada

keluarga ibu dan suami.


j) Perawatan payudara

Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan

payudara yang ditunjukkan kepada ibu hamil. Manfaat

perawatan payudara adalah:

(1) Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu

(2) Mengencangkan serta memperbaiki bentuk putting susu

(pada putting susu terbenam)

(3) Merangsang kelenjar-kelenjar susu sehingga produksi ASI

lancar.

(4) Mempersiapkan ibu dalam laktasi.

Perawatan payudara dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan

mulai pada kehamilan 6 bulan.

k) Senam ibu hamil

Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan mempercepat

pemulihan setelah melahirkan serta mencegah sembelit.

l) Pemberian obat malaria

Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu hamil

didaerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas

malaria yaitu panas tinggi disertai menggigil.

m) Pemberian kapsul minyak beryodium

Kekurangan yodium dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan

dimana tanah dan air tidak mengandung unsur yodium. Akibat

kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok dan kretin


yang ditandai dengan:

(1) Gangguan fungsi mental

(2) Gangguan fungsi pendengaran

(3) Gangguan pertumbuhan

(4) Gangguan kadar hormon yang rendah

n) Temu wicara

Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong

orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai

dirinya dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi

permasalahan yang sedang dihadapinya.

Tujuan konseling pada antenatal care adalah:

(1) Membantu ibu hamil memahami kehamilannya dan sebagai

upaya preventif terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.

(2) Membantu ibu hamil untuk menemukan kebutuhan asuhan

kehamilan, penolong persalinan yang bersih dan aman atau

tindakan klinik yang mungkin diperlukan.

i. Kehamilan Faktor Resiko

Faktor resiko kehamilan adalah keadaan yang menambah resiko

kehamilan, namun tidak secara langsung meningkatkan resiko kematian

ibu. Kehamilan dengan faktor resiko adalah kehamilan dimana

ditemukannya suatu keadaan yang mempengaruhi optimalisasi pada

kehamilan yang dihadapi (PWS KIA Depkes, 2009).


Ada dua faktor resiko kehamilan. Pertama, faktor resiko yang terjadi

atau sudah ada sebelum kehamilan. Kedua, faktor resiko selama

kehamilan. Yang masuk dalam kategori faktor resiko yang terjadi

sebelum kehamilan biasanya adalah perempuan yang memiliki suatu

keadaan yang menyebabkan meningkatnya resiko selama kehamilan.

Faktor risiko pada ibu hamil adalah :

1) Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

2) Anak lebih dari 4.

3) Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2

tahun.

4) Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari

23,5 cm, atau penambahan berat badan < 9 kg selama masa

kehamilan.

5) Anemia dengan dari Hemoglobin < 11 g/dl.

6) Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi,

jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.

7) Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk

panggul dan tulang belakang

8) Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum

kehamilan ini.

9) Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis,

kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin (Diabetes

Mellitus, Sistemik Lupus Eritematosus, dll), tumor dan keganasan


10) Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik

terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat

kongenital

11) Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio

sesarea, ekstraksivakum/ forseps.

12) Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan,

Infeksi masa nifas, psikosis post partum (post partum blues).

13) Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan

riwayat cacat kongenital.

14) Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.

15) Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.

16) Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia

kehamilan lebih dari 32 minggu. (PWS KIA Depkes 2009)

i. Pemeriksaan Diagnostik

1) Inspeksi

a) Muka

Adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau

merah, keadaan sklera putih bersih tidak, bagaimana keadaan

lidah, gigi.

b) Leher

Adakah pembesaran vena jugularis, pembengkakan kelenjar

tiroid dan kelenjar limfa.


c) Dada

Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu, bentuk putting

susu.

d) Abdomen

Pembesaran abdomen pigmentasi linea alba dan linea nigra,

striae livide dan striae albican.

e) Genetalia eksterna

Keadaan perineum adakah varices dan pengeluaran secret

vagina.

f) Ekstremitas nifas dan bawah

Adakah varices, bentuk simetris atau asimetris, odema

2) Palpasi

Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan

dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan

menggunakan jari atau tangan. Palpasi dapat digunakan untuk

mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan, bentuk,

kosistensi dan ukuran. Rasa nyeri tekan dan kelainan dari

jaringan/organ tubuh. Dengan kata lain bahwa palpasi merupakan

tindakan penegasan dari hasil inspeksi, disamping untuk

menemukan yang tidak terlihat (Sulistyawati Ari, 2009).

a) Muka : adakah odema atau tidak

b) Lneher

Pembengkakan kelenjar tiroid I : ada / tidak ada


Pembesaran vena jugularis : ada / tidak ada

c) Abdomen

(1) Leopold I

Menentukan TFU, Usia kehamilan dan bagian yang

terdapat pada fundus uteri

(a) Kedua telapak tangan pemeriksa diletakan pada puncak

fundus uteri.

(a) Tentukan tinggi fundus uteri untuk menuntukan usia

kehamilan.

(b) Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus

(bokong atau kepala)

(c) Jika bokong, tersa lunak, lebar dan tidak melenting.jika

kepala terasa keras dan mudah melintang.

Gambar 2.1 Leopold I

(Sulistyawati,Ari,2009).
(2) Leopold II

Menentukan letak punggung janin dan bagian-bagian kecil

janin.

(a) Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun

kebawah sampai disamping kiri dan kanan umbilikus.

(b) Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan

lokasi auskultasi denyut jantung janin nantinya.

Tentukan bagian – bagian kecil janin

Gambar 2.2 Leopold II

(Sulistyawati, Ari, 2009)

(3) Leopold III

Menentukan bagian terbawah janin dan sudah menyentuh

PAP atau belum.

(a) Terendah janin dan ditentukan apakah sudah

mengalami engagemen atau belum.Pemeriksaan ini

dilakukan dengan hati – hati karena dapat

menyebabkan perasaan tidak nyaman bagi pasien.

(b) Bagian terendah janin dikecap diantara ibu jari dan

telunjuk tangan kanan.


Gambar 2.3 Leopold III

(Sulistyawati,Ari,2009).

(4) Leopold IV

Menentukan seberapa jauh bagian terbawah janin masuk ke

PAP

(a) Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap

kearah kaki pasien.

(b) Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan

bagian terendah janin.Digunakan untuk menuntukan

sampai berapa derajat desensus janin.

Gambar 2.4 Leopold IV

.
3) Auskultasi

Untuk mendengar denyut jantung janin(DJJ) dengan

menggunakan stetoskop monoral atau dopler. Denyut jantung

janin normal adalah 120-160 x/menit.

4) Perkusi

Untuk memeriksa adanya refleks patella, bila gerakannya

hiperrefleksi yang mengarah kepada tanda-tanda pre-eklamsi.

5) Periksa dalam

Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada primigravida usia

kehamilan 34-36 minggu atau multigravida usia kehamilan 40

minggu.

6) Pemeriksaan panggul

Keadaan panggul terutama penting pada primigravida,

karena panggulnya belum pernah di uji dalam persalinan,

sebaliknya pada multigravida anamnesa mengenai persalinan

yang gampang dapat memberikan keterangan yang berharga

mengenai keadaan panggul.

Seorang multipara yang sudah beberapa kali melahirkan

anak yang aterm dengan spontan dan mudah dapat dianggap

mempunyai panggul yang cukup luas. Walaupun begitu jalan

lahir seorang multipara yang dahulunya tak menimbulkan

kesukaran kadang-kadang dapat menjadi sempit, misalnya


kalau timbul tumor tulang (exostose, osteoma, ossteofibroma,

dll) dari tulang panggul tumor dari bagian lunak jalan lahir.

Ukuran-ukuran panggul:

a) Distansia spinarum (24-26 cm)

Jarak antara kedua spina iliaka anterior superior sinistra

dan dekstra.

b) Distansia kristarum (terdapat pada krista iliaka, 28-30 cm)

Jarak yang terpanjang antara dua tempat yang simetris pada

krista iliaka kanan dan kiri.

c) Konjugata eksterna/boudelogue (18-20 cm)

Merupakan jarak antara bagian atas simfisis ke prosesus

spinosus lumbal ke-5.

d) Distansia intertrokantrika

Merupakan jarak antara kedua trokanter mayor

e) Distansia tuberum (10,5 cm)

Jarak antara tuber ischii kanan dan kiri. Untuk

mengukurnya dipakai jangka panggul Osceander.

7) Pemeriksaan Penunjang

a) Pemeriksaan laboratorium

Meliputi pemeriksaan darah yaitu HB dan golongan darah

serta urine yaitu protein urine dan glukosa urine


b) Pemeriksaan lainnya

Meliputi pemeriksaan ultrasonografi (USG) jika

diperlukan.

B. PERSALINAN

1. Konsep Dasar

a. Pengertian Persalinan

Persalinan merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu). Lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18

jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan

adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin, uri) yang

dapat hidup kedunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau

dengan jalan lain (Indrayani, 2013).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar

kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan

bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di mulai

dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan

perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran

plasenta (Sulistyawati, 2012).


b. Mekanisme Persalinan

Menurut Rohani (2013), mekanisme persalinan normal antara lain:

1) Penurunan Kepala

Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II

persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan

retraksi dari segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan

langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang

bersamaan terjadi relaksasi dari segmen bawah rahim

sehinggaterjadi penipisan dan dilaktasi serviks. Keadaan ini

menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir. Penurunan

kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intrauterin,

kekuatan meneran, atau adanya kontraksi otot-otot abdomen

dan melurusnya badan anak

2) Fleksi

Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang

ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga

bertambah. Pada pergerakan ini, dagu dibawa lebih dekat

kearah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari

ubun-ubun besar. Hal ini disebabkan karena adanya tahanan

dari dinding serviks, dinding pelvis, dan lantai pelvis

3) Rotasi dalam (putaran paksi dalam)

Putaran paksi dalan adalah pemutaran dari bagian depan

sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan


janin memutar ke depan ke bawah simpisis. Pada persentasi

belakang kepala, bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun

kecil dan bagian inilah yang akan menutar kedepan kearah

simpisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan

karena merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi

kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan

pintu bawah panggul.

4) Ekstensi

Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun

kecil berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari

kepala janin. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada

pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga

kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Jika

kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul

tidak melakukan ekstensi, maka kepala akan tertekan pada

perineum dan dapat menembusnya.

5) Rotasi luar (putaran paksi luar)

Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu

kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk

menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran

paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di

dalam rongga panggul,bahu akan menyesuaikan diri dengan

bentuk panggul yang di laluinya sehingga didasar panggul


setelah bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam di mana

ukuran bahu (diameter bias kromial) menempatkan diri dalam

diameter dalam anteroposterior dari pintu bawah panggul.

6) Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah

simfisis dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu

belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir, selanjutnya eluruh

badan bayi di lahirka searah dengan sumbu jalan lahir

c. Tanda-Tanda Persalinan

Menurut Sulistyawati (2012), tanda-tanda persalinan

diantaranya adalah:

1) Terjadinya His Persalinan

Karakter dari his persalinan adalah:

a) Pinggang terasa sakit menjalar ke depan

b) Sifat his teratur, interval makin pendek dan kekuatan makin

besar

c) Terjadi perubahan pada serviks

d) Jika pasien menambah aktivitasnya misalnya dengan

berjalan maka kekuatannya bertambah

2) Pengeluaran lendir dan darah (penanda persalinan)

Dengan adanya his persalinan terjadi perubahan pada serviks

yang menimbulkan :

a) Pendataran dan pembukaan


b) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada

kanalis servikalis terlepasa

c) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah

3) Pengeluaran cairan

Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya

selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan

persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam. Namun jika

ternyata tidak tercapai, maka persalinan diakhiri dengan

tindakan tertentu, misalnya ekstraksi vakum atau sectio

caesarea.

d. Tahapan Persalinan

Menurut Indrayani (2013), dalam proses persalinan ada

beberapa tahapan yang harus dilalui oleh ibu, tahapan tersebut

dikenal dengan empat kala, yaitu:

1) Kala I (Kala pembukaan)

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus

atau dikenal dengan his yang teratur dan meningkat (baik

frekuensi maupun kekuatannya) hingga serviks berdilatasi

hingga 10 cm (pembukaan lengkap) atau kala pembukaan

berlangsung dari mulai adanya pembukaan sampai pembukaan

lengkap. Kala satu persalinan dibagi menjadi dua fase yaitu:

a) Fase laten pada kala satu persalinan

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Dimulai


dari adanya pembukaan sampai pembukaan serviks

mencapai 3 cm atau serviks membuka kurang dari 4 cm.

pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8

jam.

b) Fase aktif pada kala satu persalinan

Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan

meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap

adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam

waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau

lebih). Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan

lengkap atau 10 cm akan terjadi dengan kecepatan rata-rata

1 cm per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1

cm hingga 2 cm (multipara). Pada umumnya fase aktif

berlangsung hampir atau hingga 6 jam.

2) Kala II Pengeluaran Bayi

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks

sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi.

Kala dua disebut juga dengan kala pengeluaran bayi. Tanda dan

gejala kala dua adalah:

a) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi

b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum

dan atau vaginanya

c) Perineum menonjol
d) Vulva-vagina dan spingter ani membuka

e) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah

Kala dua berlangsung hingga 2 jam pada primipara dan 1 jam

pada multipara.

3) Kala III (Pelepasan uri)

Kala tiga persalinan disebut juga dengan kala uri atau kala

pengeluaran plasenta. Kala tiga persalinan dimulai setelah

lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput

ketuban. Setelah kala dua persalinan, kontraksi uterus berhenti

sekitar 5-10 menit. Dengan lahirnya bayi sudah mulai

pelepasan plasenta pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi

otor rahim. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan

memperhatikan tanda-tanda dibawah ini:

a) Perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri

b) Tali pusat bertambah panjang

c) Terjadi semburan darah seara tiba-tiba perdarahan (bila

pelepasan plasenta secara duncan/dari pinggir)

4) Kala IV (pemantauan )

Kala empat persalinan disebut juga dengan kala pemantauan.

Kala empat dimulai dari setelah lahirnya plasenta dan berakhir

dua jam setelah itu. Pada kala paling sering terjadi perdarahan

post partum, yaitu pada 2 jam pertama post partum. Masalah

komplikasi yang dapat muncul disebabkan oleh atonia uteri,


laserasi jalan lahir dan sisa plasenta. Oleh karena itu dilakukan

pemantauan yaitu pemantauan kontraksi dan mencegah

perdarahan pervaginam

e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Menurut Rohani (2013), faktor-faktor yang mempengaruhi proses

persalinan antara lain:

1) Power

Tenaga atau kekuatanyang mendorong janin dalam persalinan

adalah his,kontraksi otot-otot perut, kontraksi diagfragma,dan

aksi dari ligament. Kekuatan primer yang diperlukan dalam

persalinan adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya

adalah tenaga meneran ibu.

His (kontraksi uterus)

a) His pendahuluan atau his palsu (false labor pains), yang

sebetulnya hanya merupakan peningkatan dari kontraksi dari

Braxton hicks. His pendahuluan ini bersifat tidak teratur dan

menyebabkan nyeri perut bagian bawah dan lipatan paha,

tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang

keperut bagian bawah seperti his persalinan. Lamanya

kontraksi pendek dan tidak bertambahbila ibu berjalan,

bahkan sering berkurang.


b) His persalinan

Kontraksi bersifat otonom, artinya tidak dipengaruhi oleh

kemauan, namun dapat dipengaruhi dari luar misal

rangsangan oleh jari-jari tangan. (Rohani dkk, 2014: 16 17)

2) Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang

padat, dasar panggul, vagina, dan introitus.Janin harus berhasil

menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku,

oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan

sebelum persalinannya dimulai.

3) Passanger(Janin dan plasenta)

Cara penumpang (passenger)atau janin bergerak di sepanjang

jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa factor, yaitu

ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.

4) Psikis (Psikologis)

Faktor psikologis meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual

b) Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya

c) Kebiasaan adat

d) Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

5) Penolong

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan

menangani komplikasi, yang mungkin terjadi pada ibu dan


janin, dalam hal ini tergantung dari kemampuan dan kesiapan

penolong dalam menghadapi proses persalinan. (Rohani dkk,

2014: 36)

f. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

Menurut Jenny J.S Sondakh (2013), untuk dapat

memebantu pasien secara terus-menerut selama persalinan, bidan

harus dapat memperlihatkan perasaan berada terus dekat pasien,

bahkan bila mereka tidak lagi berada di ruangan kapan saja

persalinan terjadi.

1) Peran orang terdekat.

Suami atau orang terdekat dapat memainkan peran penting bagi

wanita yang sedang melahirkan, bila orang terdekat

menghindari kelas pren atal bersama dengan ibu, maka orang

tersebut dapat membersihkan informasi yang memebantu dan

menemai ibu selama proses persalinan.

2) Menjaga kebersihan dan kondisi kering

Kebersihan dan kondisi kering dapat meningkatkan kenyaman

dan relaksasi, serta menurunkan resiko terinfeksi, kombinasi

blooch show, keringat, cairan amnion, larutan untuk

pemeriksaan vagina, dan feses dapat membuat wanita merasa

sangat kotor, tidak nyaman, dan sangat tidak keruan, perawatan

perineum dan mempertahankannya tetap kering akan

menambah perasaan sejahtera pada wanita.


3) Mengajarkan dan Memandu.

Telah menjadi keyakinan bahwa ketakutan karena

ketidaktahuan berpengaruh pada rasa nyeri saat melahirkan.

Hal ini merupakan alasan utama untuk kelas-kelas prenatal.

Bila pasien dalam proses melahirkan tidak mengunjungi kelas

ini atau nenambah pengetahuan dengan buku, maka bidan

harus menerangkan, memandu, dan mengajarkan pada pasien

hal-hal yang remui dalam waktu yang amat singkat.

4) Makanan dan cairan

Sebagai peraturan khusus, makanan padat tidak boleh diberikan

selama persalinan aktif, karena makanan padat lebih lma

tinggal dalam labung dari pada cairan, dan pencernaan menjadi

sangat lambat selma persalinan. Pada saat bersamaan.

5) Eliminasi

Kandung kemih harus dikosongkan secara berkala sepanjang

proses persalinan, minimal setiap 2 jam. Catatan yang jelas

mengenai jumlah dan waktu berkemihnya menjaddi sistensi,

turunanya kepala janin kepelvis dapat tergantung, kandung

kemih yang dapat di palpasi tepat dibawah pubis. Hal ini amat

menyakitkan dan meningkat rasa tidak nyaman, tetapi karena

adanya kontraksi, pasien tidak mengenali sumber dari rasa

nyerinya. Bidan harus tetap memeriksa dengan cermat akan

kebutuhan pasien. Bila pasien telah menjalani enema pada saat


masuk, rektumnya akan kosong, oleh karena itu, bila pasien

mengatakan bahwa iya ingin buang air besar lagi, bidan harus

melihat pada perenium merangsang karak refleks saraf

sehingga menimbulkan ke inginan buang air besar.

6) Positioning dan Aktivitas

Beberapa orang mempunyai keyakinan bahwa bula ibu jongkok

atau berjalan, serviks akan berdilatasi dengan pendataran yang

lebih cepat. Terdapat bukti bahwa bila ibu benar-benar

merelaksasikan otot-otot abdomennya, persalinan dapat

berlanjut dengan lebih mudah.kemungkinan posisi paling

nyaman bagi ibu adalah posisi yang biasanya dilakukan bila ia

tidur. Meletakan bantal di belakang di bahwa abdomen, dan di

antara lutut juga dapat membantu, selain itu, oasin juga

merupakan hal yang dapat memberikan rasa nyaman. Orang

terdekat dapat menolong bidan untuk melakukan tindakan

tersebut, oleh karena teekanan uterus pada vena cava dan

pembuluh besar lainnya dapat melembatkan arus balik darah

vena, jangan bairkan ibu untuk berbaring telentang. Jika tetap

melakukan hal tersebut, maka dapat menyebabkan sindrom

hipotensi supinasi,keinginan untuk mandi dan ambulasi di

sekitar ruang bersalin biasanya diperbolehkan kecuali ibu telah

mendapat obat sedative atau terlihat gejala-gejala persinan yang

tepat. Sebagaian tempat tidur di ruang bersalinan dilengkapi


dengan bantalan bokong yang dapat diubah dengan cepat dan

mudah kapan saja dibutuhkan, merupakan hal penting utnuk

menjaga ibu tetap kering dan bersih karena hal ini tidak hanya

membuat menjadi lebih nyaman, tetapi juga untuk mengurangi

kontaminasi jalan lahir.

7) Kontrol Rasa nyeri

Rasa sakit selama melahirkan dan persalinan disebabkan oleh

ketegangan emosional, tekanan pada ujung saraf, regang pada

jaringan dan persendian, serta hipoksia otot uterus selama dan

setelah kontraksi yang panjang. Disproporsional sepalopelvis

dan penyebab lain yang menyulitkan kelahirkan kelahiraan

(distosia) dapat meningkatkan rasa sakit.

Metode persalinan secara alami dirancang untuk mengurangi

ketakutan dan mengontrol rasa sakit yang berhubungan saat

persalinan. Menggunakan latihan peregangan otot dan teknik

relaksasi merupakan motode untuk menyiapkan ibu untuk

melahirkan. Teknik ralaksasi digunakan untuk membantu

memberikan rasa nyaman pada ibu.

Pada proses bersalin, terdapat beberapa jenis latihan relaksasi

yang dapat membantu wanita bersalin, yaitu relaksasi yang

dapat membantu wanita bersalin, yaitu relaksasi progresif,

relaksasi terkendali, serta mengambil dan mengeluarkan napas.


8) Menjamin Privasi dan Mencegah pajanan

Menjamin privasi dan mencegah pajanan bukanlah sesuatu

yang harus dipastikan pada persalinan rumah, tetapi sangat

penting untuk diberikan pada penyuluhan dirumah sakit, privasi

bukan saja mengacu pada penghargaan terhadap tubuh ibu

sebagai sebagai seorang pribadi, tetapi juga menghormati

tubuhnya, yang merupakan haknya sebagai individu. Menjaga

privasi dan mencegah pajanan merupakan upayah untuk

menghormati martabat ibu. Pemikiran mengenai martabat

sangat bervariasi saat in, salah satu contohnya, seorang ibu

berpengetahuan tetap merasa nyaman walaupun tubuhnya tidak

diselimuti untuk menutupi organ genetalia eksternalnya.

Beberapa ibu merasa hal ini bertolak belakang dengan tradisi

yang menganggap memalukan jika area genetalia eksternalnya

terlihat. Mereka sangat merasa malu jika bidan tidak menutupi

tubuh mereka. Oleh karena itu, cara terbaik adalah dengan

menanyakan keinginan mereka berkenaan dengan hal tersebut.

g. Asuhan Persalinan Normal

1) Pengertian

Asuhan Persalinan Normal (APN) merupakan upaya

yang dilakukan oleh bidan dalam pertolongan persalinan secara

sehat dan normal yang dilakukan dengan

menggunakanperalatan yang steril, serta penatalaksanaan

komplikasi. Asuhan Persalinan Normal (APN) dapat dijadikan


sebagai standar persalinan normal pada bidan-bidan yang adadi

rumah sakit Umum, Puskesmas dan Bidan Praktek Swasta

(BPS ) (Depkes RI dalam Nurcahyanti, 2014).

2) Tujuan

Tujuan asuhan persalinan normal adalah menjaga

kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan yang

tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang terintegrasi

dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin

agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga

pada tingkat yang optimal (Rohani dkk, 2011).

3) 5 Benang Merah

Menurut Prawirohardjo (2014), ada lima aspek dasar

yang penting dan saling terkaitdalam asuhan persalinan yang

bersih dan aman. Aspek-aspek tersebut melekat pada setiap

persalinan, baik normal maupun patologis. Aspek tersebut

adalah sebagai berikut:

a) Membuat Keputusan Klinik

Membuat keputusan klinik adalah proses

pemecahan masalah yang akan digunakan untuk

merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Hal ini

merupakan suatu proses sistemik dalam mengumpulkan dan

menganalisis informasi, membuat diagnosis kerja, membuat

rencana tindakan yang sesuai dengan diagnosis,


melaksanakan rencana tindakan dan akhirnya mengevaluasi

hasil asuhan atau tindakan yang telah diberikan kepada ibu

dan bayi baru lahir.

Empat langkah proses pengambilan keputusan klinik.

(1) Pengumpulan Data

(a) Data Subjektif

(b) Data Objektif

(2) Diagnosis

(3) Penatalaksanaan Asuhan Dan Perawatan

(a) Membuat rencana

(b) Melaksanakan rencana

(4) Evaluasi

b) Asuhan Sayang Ibu dan Sayang Bayi

Asuhan Sayang Ibu adalah asuhan yang menghargai

budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu

prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan

mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses

persalinan dan kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian

menunjukkan bahwa jika para ibu diperhatikan dan diberi

dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi serta

mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan

asuhan yang akan mereka terima, mereka akan

mendapatkan rasa aman dan keluaran yang lebih baik.


Antara lain, juga disebutkan jika asuhan tersebut dapat

mengurangi jimlah persalinan dengan tindakan, seperti

ekstraksi vakum, forceps, dan seksio sesarea.

Asuhan sayang ibu dalam prose persalinan:

(1) Panggil ibu sesuai namanya, hargai, dan perlakukan

ibu sesuai martabatnya.

(2) Jelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan

pada ibu sebelum memulai asuhan tersebut.

(3) Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarganya.

(4) Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicaraka rasa

takut atau khawatir.

(5) Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran

ibu.

(6) Berikan dukungan, besarkan hatinya, dan tentramkan

perasaan ibu beserta anggota keluarga lainnya.

(7) Anjurkan ibu untuk ditemani suami dan anggota

keluarga yang lain.

(8) Ajarkan pada suami dan anggota keluarga mengenai

cara-cara bagaimana memperhatikan dan mendukung

ibu selama persalinan dan kelahiran bayinya.

(9) Lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang

baik dan konsisten.

(10) Hargai privasi ibu.


(11) Anjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama

persalinan dan kelahiran bayi.

(12) Anjurkan ibu untuk minum cairan dan makan ringan

bila ia menginginkanya.

(13) Hargai dan perbolehkan praktik-praktik tradisional

yang tidak memberi pengaruh merugikan.

(14) Hindari tindakan berlebihan dan mungkin

membahayakan seperti episiotomy, pencukuran dan

klisma.

(15) Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah

lahir.

(16) Membantu memulai pemberian ASI dalam satu jam

pertama setelah kelahiran bayi.

(17) Siapkan rencana rujukan.

(18) Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan

baik serta bahan-bahan, perlengkapan, dan obat-

obatan yang diperlukan. Siap untuk melakukan

resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi.

Asuhan sayang ibu pada saat pascapersalinan:

(1) Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya

(rawat gabung).

(2) Bantu ibu untuk mulai membiasakan menyusui dan

anjurkan pemberian ASI sesuai permintaan.


(3) Anjurkan suami dan anggota keluarga untuk memeluk

bayi dan mensyukuri kelahiran bayi.

(4) Ajarkan kepada ibu dan anggota keluarganya tentang

bahaya dan tanda-tanda bahaya yang dapat diamati dan

anjurkan mereka untuk mencari pertolongan jika

terdapat masalah atau kekhawatiran.

c) Pencegahan infeksi

Tujuan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari

komponen-komponen lain dalam asuhan selama persalinan

dan kelahiran bayi. Tindakan ini harus diterapkan dalam

setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir,

keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya

dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur.

Dilakukan pula upaya untuk menurunkan risiko penularan

penyakit-penyakit yang berbahaya yang hingga kini belum

diketemukan pengobatannya, seperti Hepatitis, HIV/AIDS.

Tindakan-tindakan PI termasuk hal-hal berikut:

1) Cuci tangan

2) Memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung

lainnya

3) Menggunakan teknik asepsis atau aseptik

4) Memproses alat bekas pakai

5) Menangani peralatan tajam dengan aman


6) Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk

pengelolaan sampah secara benar).

d) Pencatatan (dokumentasi)

Pencatatan adalah bagian penting dari proses membuat

keputusan klinik karena memungkinkan penolong persalinan

untuk terus menerus memperhatikan asuhan yang diberikan

selama proses persalinan dan kelahiran bayi.

e) Rujukan

Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke

fasilitas rujukan atau fasilitas yang lengkap, diharapkan mampu

menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun

sebagian besar ibu akan mengalami persalinan normal namun

sekitar 10-15% diantaranya akan mengalami masalah selama

proses persalinan dan kelahiran bayi sehingga perlu dirujuk ke

fasilitas kesehatan rujukan. Setiap tenaga penolong harus

mengetahui lokasi fasilitas rujukan terdekat yang mampu untuk

melayani kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir seperti:

(1) Pembedahan

(2) Transfusi darah

(3) Persalinan menggunakan ekstraksi vakum atau forceps

(4) Antibiotika

(5) Resusitasi bayi baru lahir dan asuhan lanjutan bagi bayi baru

lahir.
h. Partograf

1) Definisi

Partograf merupakan alat untuk mencatat informasi

berdasarkan observasi,anamnesi, dan pemeriksaann fisik ibu

dalam persalinan (Rohani, 2013).

2) Tujuan

Tujuan menggunakan partograf adalah:

a) Mengamati dan mencatat informasi kemajuan persalinan

denganmemeriksa dilatasi serviks saat peemeriksaan dalam.

b) Menentukan apakah persalinann berjalan normal atau

persalian lama, sehingga bidan dapat membuat deteksi dini

mengenai kemungkinan persalinan lama. (Rohani, 2013).

3) Komponen

Komponen dalam halaman depan patograf:

a) Informasi tentang ibu

b) Kondisi janin

c) Kemajuan persalinan

d) Jam dan waktu

e) Kontraksi uterus

f) Obat-obatan dan cairan yang diberikan

g) Kondisi ibu

h) Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya


4) Kondisi Ibu dan Janin

Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara

seksama sebagai berikut :

a) Denyut jantung janin (DJJ) diperiksa setiap ½ jam.

b) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus diperiksa setiap ½

jam.

c) Nadi di periksa setiap ½ jam.

d) Pembukaan serviks di periksa setiap 4 jam.

e) Penurunan di periksa setiap 4 jam.

f) Tekanan darah dan temperatur tubuh di periksa setiap 4 jam.

g) Produksi urine, aseton, dan protein di periksa setiap 2 sampai

4 jam.

Jika ditemui tanda-tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan

bayi harus lebih sering di lakukan. Lakukan tindakan yang

sesuai apabila dalam diagnosis ditetapkan adanya penyulit

dalam persalinan. Jika frekuensi kontraksi berkurang dalam

satu atau dua jam pertama, nilai ulang kesehatan dan kondisi

ibu serta bayinya.

5) Kemajuan Persalinan

Kemajuan persalinan menurut Rohani (2013), antara lain:

a) Pembukaan serviks.

Pembukaan serviks diperiksa setiap 4 jam (lebih sering

dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada


dalam fase aktif persalinan, catat pada patograf hasil

temuan dari setiap pemeriksaan.

b) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam),

atau lebih sering jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan

catat turunnya bagian terbawah atau presentasi janin. Pada

persalinan normal, kemajuan pembukaan serviks umumnya

diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau presentasi

janin. Akan tetapi, kadang kala turunnya bagian terbawah

atau presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan

serrviks sebesar 7 cm.

c) Garis waspada dan garis bertindak.

Garis waspada dimulai padapembukaan serviks 4 cm dan

berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap diharapkan

terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam.

d) Jam dan waktu.

(1) Waktu mulainya fase aktif persalinan.

Di bagian bawah patograf (pembukaan serviks dan

penurunan) tertera kotak-kotak yang di beri angka1-6.

(2) Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan.

Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catat

pembukaan serviks di garis waspada, kemudian catat


waktu aktual pemeriksaan ini di kotak waktu yang

sesuai.

e) Kontraksi uterus.

Setiap 30 menit raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10

menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik (berapa

kali dalam 10 menit lamanya berapa detik),misalnya : 3x

dalam 10 menit lamanya 30 detik.

Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk

menyatakan kontraksi yang lamanya kurang dari 20

detik

Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk

menyatakan kontraksi yang lamanya 20-40 detik

Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan

kontraksi yang lamanya lebih dari 40 detik

f) Obat-obatan dan cairan yang di berikan.

(1) Oksitosin

Jika tetesan drip sudah di mulai, dokumentasijumlah

unitoksitosin yang di berikan per volume cairan IV dan

dalam satuan tetesan per menit setiap 30 detik.

(2) Obat-obatan lain dan cairan IV

Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan atau

cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom

waktunya.
Gambar 2.5
Partograf
C. NIFAS

1. Konsep dasar

a. Pengertian Nifas

Masa nifas merupakan masa pulih kembali. Pulih dari

persalinan hingga alat-alat reproduksi kembali pada keadaan

sebelum hamil. Masa nifas pada seorang ibu setelah persalinan,

yaitu kurang lebih 6-8 minggu (Yupita Dwi Maharani, 2017).

b. Tahapan Masa Nifas

Menurut Dewi Maritalia, SST.,M.Kes (2017), tahapan masa nifas

adalah :

Masa nifas dibagai menjadi tiga tahap, yaitu :

1) Puerperium dini

Merupakan masa pemulihan awal dimana ibu

diperbolehkan utnuk berdiri dan berjalan-jalan. Ibu yang

melahirkan per vagina tanpa komplikasi dalam 6 jam pertama

setelah kala IV dianjurkan utnuk mobilisasi segera.

2) Puerperium internedial

Suatu masa pemulihan dimana organ-organ reproduksi

secara berangsur-angsur akan kembali ke keadaan sebelum

hamil. Masa ini berlangsung selama kurang lebih enam minggu

atau 42 hari.
3) Remote puerperium

Waktu yang diperlukan utnuk pulih dan sehat kembali

dalam keadaan sempurna terutama bila ibu selama hamil atau

waktu persalinan mengalami komplikasi. Rentang waktu

remote puerperium berbeda untuk setiap ibu, tergantung dari

berat ringanya komplikasi yang dialami selama hamil atau

persalinan.

c. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Menurut Yupita Dwi Maharani, (2017). Perubahan fisiologis masa

nifas dapat diperhatikan sebagai berikut:

1) Perubahan serviks

Perubahan fisiologis masa nifas salah satunya terjadi pada

serviks. Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus.

Setelah persalinan, astrium eksterna dapat dimasukan oleh dua

hingga tiga jari tangan, setelah enam minggu serviks menutup.

2) Perubahan Vulva dan Vagina

Perubahan pada vulva dan vagina, yaitu terjadinya penekanan

dan perenggangan yang sangat besr selama proses melahirkan

bayi,selian itu, dalam beberapa hari pertama sesudh proses

tersebut vulva dan vagina tetap berada dalam keadaan kendur.

Setelah tiga minggu vulva dan vagina kembali dalam keadaan

tidak hamil dan tugae dalam vagina secaara berangsur-angsur

akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.


3) Perubahan Perenium

Perubahan yang terjadi pada perenium, yaiut mengendurnya

perenium setelah melahirkan. Sebelumnya, perenium dalam

kondisi teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.

Pada post natal hari kelima, perenium sudah mendapatkan

kembali sebagian besar tonusnya sekali pun tetap lebih kendur

pada keadaan sebelum melahirkan.

4) Perubahan Payudara

Pada payudara terjadi perubahan, yaitu penurunan kadar

progesteron secra cepat dengan peningkatan hormon piolaktin

setelah persalinan. Produksi ASI terjadi pada saat hari keua

atau hari ketiga setelah persalina. Payudara menjadi besar Dan

keras sebagai tanda mulanya proses laktsi.

5) Perubahan Laktasi

Laktasi adalah pembentukan dan pengeluaran air susu ibu atau

ASI yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi yang

bersifat alamiah. Bagi ibu melahirkan akan tersedia makanan

tersediri bagi dirinya dan si anak akan merasa puas dalam

pelukan ibunya, merasa aman, tentram, hangat akan kasi

sayang ibunya.

6) Perubahan sistem pencernaan

Pada sistem pencernaan akan mengalami perubahan.

Umumnya, ibu akan mengalami obstipasi setelah persalinan.


Hal tersebut, disebabkan akibat melahirkan alat pencernaan

mengalami pencernaan yang menyebabkan kolon menjadi

kosong, akibatnya, pengeluaran cairan yang berlebihan pada

waktu persalinan atau dehedrasi,kurang makan, hemoroid,

laserasih jalan lahir.

7) Perubahan sistem perkemihan

Buang air kecil sering sulit pada 24 jam pertama. Kemungkinan

terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah

bagian ini mengalami kompresi antara keapala janin dan tulang

pubis selama persalinan. Urin akan di hasilkan dalam wktu 12-

36 jam sesduah melahirkan.

8) Perubahan sistem Musculoskeletal

Perubahn pada sistem musculoskeletal ditandai dengan

ligamen, fasia, dan difragma pelvis yang meregang ketika

proses persalinan atau setelah bayi dilahirkan. Dengan

demikian, perlahan-lahan kondisinya menjadi ciut dan pulih

kembali.

9) Perubahan sistem endokrin

Sistem endokrin mengalami perubahn fisiologis setelah

persalinan. Hal tersebut, terlihat dari hormon plasenta yang

menurun dengan cepat setelah persalinan. Human Chorionik

Gonodotiopin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap

sampai 10% dalam tiga jam hingga hari ke tujuh post partum.
10) Perubahan sistem kordiocaskular

Setelah kehamilan volume darah normal digunakan untuk

menampung aliran darah yang meningkat. Hal tersebut,

diperlukan oleh plasenta dan pembulu darah uterin.

a) Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran

bayi. Selama masa nifas ini ibu mengeluarkan banyak

sekali jumlah urine.

b) Hilangnya progesteron membantu mengurangi retensi

cairan yang melekat dengan meningkatnya volume pada

jaringan tersebut selama kehamilan.

c) Pada persalinan pervagina kehilangan darah sekitar (200-

400 cc). Perubahan terjadi dari volume darah atau blood

bolume dan hemotokrit atau hoemoconcentration.

d) Apabila persalinan pervagina, hemotrokit akan naik dan

pada seksio cesario, hemotokrit ceendrung stabil dan

kembali normal setelah 4-6 minggu.

11) Perubahan sistem hematologi

Selama minggu-minggu terakhir kehmilan terjadi peningkatan

kadar fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan

darah.

a) Pada hari pertma PP, kadar fibrinogen dan plasma akan

sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan


peningkatan viskositas, sehingga meningkatkan faktor

pembekuan darah.

b) Leukositosis yaang meningkat dimana jumlah sel darah

putih mencapai 15.000 selama persalinan akan tetap tinggi

dalam beberapa hari pertama dan masa PP.

c) Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa nail lagi sampai

25.000/30.000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita

tersebut mengalami persalinan lama.

d) Jumlah hemoglobine, hemorokit, dan eritrosyt akan sangat

darah, volume plasenta, dan tingkat volume darah yang

berubah-ubah.

e) wanita tersebut. Kira-kira selama kelahiran dan masa PP

terjadi kehilangan darah sekitar 200-250 ml.

12) Perubahan tanda-tanda vital

Setelah persalinan, yaitu 37,5 hingga 38 sebagai akibat kerja

keras waktu melahirkan, kehilangan cairaan yang berlebihan

dan kelelahan. Berikut ini, merupakan perubahan paada tanda-

tand vital.

a) Denyut nadi cepat

Setelah melahirkan biasanya denyut jantung menjadi lebih

cepat, normalnya nadi pada orang dewasa 60-80 kali per

menit.
b) Perubahan Tekanan Darah

Umumnya, tidak ada perubahan pada tekanan darah.

Kemungkinan terjadi tekanan darah menjadi rendah setelah

ibu melahirkan.

c) Kondisi Pernapasan

Denyut nadi dan suhu mempengaruhi kondisi pernafasan.

Apabila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan

mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada

saliran napas.

d. Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas

Perubahan psikologis pada masa nifas menurut Walyani &

Purwoastuti (2015), yaitu :

1) Fase taking in

Fase taking in yaitu periode ketergantungan, berlangsung

dar hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan, pada

fase ini ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri, ibu

akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang

dialaminya dari awal sampai akhir.

2) Fase taking hold

Fase taking hold adalah periode yang berlangsung atara 3-10

hari setelah melahirkan, pada fase ini timbul rasa khawatir akan

ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat

bayi.
3) Fase letting go

Fase letting go adalah periode menerima tanggung jawab akan

peran barunya sebagai orang tua, fase ini berlangsung 10 hari

setelah melahirkan.

e. Kebutuhan Dasar Pada Masa Nifas

Menurut Dewi Martalia (2017), kebutuhan ibu masa nifas

adalah

1) Nutrisi dan Cairan

Ibu nifas harus mengkonsumsi makanan yang

mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh ibu pasca

melahirkan dan untuk persiapan prosuksi ASI, bervariasi dan

seimbang, terpenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, zat besi,

vitamin dan mineral untuk mengatasi anemia, cairan dan serat

untuk memerlancar eksresi.

Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan

mengandung cukup kalori yang berfungsi untuk proses

metabolisme tubuh. Ibu yang berada dalam masa nifas dan

menyusui membutuhkan kalori yang sama dengan wanita

dewasa, ditambah 700 kalori pada 6 bulan pertama untuk

memberikan ASI ekslusif dan 500 klori pada bulan ke tujuh

dan selanjutnya.

Ibu di anjurkan untuk minum setiap kali menyusui dan

menjaga kebutuhan sedikitnya 3 liter setiap hari. Tablet besi


masih tetap diminum untuk mencegah anemia, minimal samapi

40 hari post oartum. Vitamin A (200.000 IU) dianjurkan untuk

mempercepat proses penymbuhan pasca persalinan dan

mentransfernya ke bayi melalui ASI.

2) Ambulansi

Pada proses persalinan normal. Ibu tidaak terpasang infus

dan kateter serta tanda-tanda vital berada dalam batas normal,

biasanya ibu diperbolehkan untuk ke kamar mandi dengan

dibantu, satu atau dua jam setelah melahirkan. Namun

sebelumnya ibu diminta utnuk melakukan latihan menarik

nafas yang dalam serta latihan tungkai sederhana dengan cara

mengayunkan tungkainya di tepi tempat tidur.

Mobilisasi sebaiknya dilakukan secara bertahap. Diawali

dengan gerakan miring ke kanan dan ke kiri di atas tenpat tidur

Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada ada

tidaknya komplikasi persalinan,nifas dan status kesehatan ibu

sendiri.terkait dengan mobilisasi, ibu sebaiknya memperhatikan

hal-hal :

a) Mobilisasi jangan dilakukan terlalu cepat karena bisa

menyebabkan ibu terjatuh. Namun, mobilisasi yang

terlambat dilakukan juga tidak baik pengaruhnya bagi ibu

karena bisa menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh,


tersumbatnya aliran darah, gangguan fungsi otot rangka dan

lain-lainya.

b) Pastikan bahwa ibu bisa melakukan gerakan-gerakan

tersebut di atas secara bertahap, jangan terburu-buru.

c) Pemulihan pasca salin akan berlangsung lebih cepat bil ibu

melakukan mobilisasi peredaran darah, pernafasan dan

otot-rangka.

d) Jangan melakukan mobilisasi secra berlebihan karena bisa

menyababkan meningktnya kerja jantung.

3) Eliminasi

Pada kala IV persalinan pemantauan urin dilakukan

selama 2 jam, setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama 30

menit sekali pada jam berikutnya. Pemantauan urin dilakukan

untuk memastikan kandung kemih tetap kosong sehingga

uterus dapat berkontraksi dengan baik. Dengan adanya

kontraksi uterus yang adekuat diharapkan perdarhan post

partum dapat dihindari.

Memasuki masa nifas, ibu diharapkan untuk berkemih

dalam 6-8 jam pertama. Pengeluaran urin masih tetap dipantau

dan diharapkan setiap kali berkemih urine yang keluar minimal

sekitar 150 ml. Ibu nifas yang mengalami kesulitan dalam

berkemih kemungkinan disebabkan oleh menurunnya tonus


otot kandung kemih, adanya edema akibat trauma persalinan

dan rasa takut timbulnya rasa nyri setiap kali berkemih.

Kabutuhan untuk defekasi biasanya timbul pada hari

pertama sampai hari ke tiga post partum. Kebutuhan ini dapat

terpenuhi bila ibu mengkonsumsi makan yang mengandung

tinggi serat, cukup cairan dan melakukan mobilisasi dengan

baik dan benar. Bila lebih dari waktu tersebut ibu belum

mengalami defeksi mungkin perlu diberikan obat pencahar.

4) Kebersihan Diri/Perineum

Kebersihan adalah kesadaran bebas dari kotoran,termasuk

diantaranya, debu, sampah, bau,virus, bakteripatogen dan

bahan kimia berbahaya. Kebersihan merupakan salah satu

tanda dari keadaan hygiene yang baik.

Pada masa nifas yang berlangsung selama lebih kurang 40

hari, kebersihan vagina perlu mendapat perhatian lebih. Vagina

merupakan bagian dari jalan lahir yang dilewati janin pada saat

proses persalinan. Kebersihan vagina yang tidak tejaga dengan

baik pada masa nifas dapat menyebabkan tilbulnya infeksi pada

vagina itu sendiri yang dapat meluas sampai ke rahim.

Beberapa alasan perlunya meningkatkan kebersihan

vagina pada masa nifas adalah :

a) Adanya darah dan cairan yang keluar dari vagina selama

masa nifas yang disebut lochea.


b) Secara anatomi, letak vagina berdekatan dengan saluran

buang air kecil (meatus eksternus) dan buang air besar

(anus) yang setiap hari kita lakukan. Kedua saluran tersebut

merupakan saluran pembuangan (muara eksreta) dan

banyak mengandung mikroorganisme patogen.

c) Adanya luka / trauma di daerah perenium yang terjadi

akibat proses persalinan dan bila terkena kotoran dapat

terinfeksi.

d) Vagina merupakan organ terbuka yang mudah dimasuki

mikrooganisme yang dapat menjalar ke rahim.

Untuk menjaga kebersihan vagina pada masa nifas dapat

dilakukan dengan cara :

a) Setiap selesai b.a.k atau b.a.b siramlah mulut vagina dengan

air bersih.

Basuh dari arah depan ke belakang hingga tidak ada sisa-

sisa kotoran yang menempel disekitar vagina baik itu urin

maupun feses yang mengandung mikroorganisme dan bisa

menimbulkan infeksi pada luka jahitan.

b) Bila keadaan vagina terlalu kotor, cucilah dengan sabun

atau cairan antiseptic yang berfungsi untuk menghilangkan

mikroorganisme yang terlanjur berkembang baik di darah

tersebut.
c) Bila keadaan luka perineum terlalu luas atau ibu dilakukan

eposiotomi, upaya menjaga kebersihan vagina dapat

dilakaukan dengan cara duduk berendam dalam cairan

antiseptik selama 10 menit setelah b.a.k atau b.a.b.

d) Mengganti pembalut setiap selesai membersihkan vagina

agar mikroorganisme yang ada pada pembalut tersebut tidak

ikut terbawa ke vagina yang baru dibersihkan.

e) Keringkan vagina dengan tisu atau handuk lembut setiap

kali selesai membasuh agar tetap kering dan kemudian

kenakan pembalut yang baru.

f) Bila ibu membutuhkan salep antibiotik, dapat dioleskan

sebelum memakai pembalut yang baru.

Di bawah ini merupakan tanda-tanda infeksi yang bisa

dialami ibu pada masa nifas apabila tidak melakukan perawatan

vagina dengan baik.

a) Terasa nyeri di perut

b) Suhu tubuh pada aksila melebihi 37,50C

c) Ibu menggigil, pusing, dan mual

d) Keputihsn ysng berbau

e) Keluar cairan seperti naanh dari vagina yang disertai bau

dan

f) Terjadi perdarahan pwervagina yang lebih banyak dari

biasanya
5) Istirahat

Kebutuhsn istirahat sangat diperlukan ibu beberapa jam

setelah melahirkan. Proses persalinan yang lama dan

melelahkan dapat membuat ibu frustasi bahkan depresi apabila

kebutuhan istirahatnya tidak terpenuhi. Bila ibu mengalami

kesulitan utnuk tidur pada malam hari, satu atau dua pertama

setelah melahirkan, dapat diberikan bantuan obat tidur dengan

mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter.

Masa nifas sangat erat kaitannya dengan gangguan pola

tidur yang dialami ibu, terutama segera setelah melahirkan.

Pada tiga hari pertama dapat merupakan hari yang sulit bagi ibu

akibat menumpuknya kelelahan karena proses persalinan dan

nyeri yang timbul pada luka perineum. Pola tidur kembali

normal dalam 2 sampai 3 minggu setelah persalinan.

Kebutuhan tidur pada orang dewasa rata-rata sekitar 7-8

jam per 24 jam.pada masa nifas, kurang istirahat akan

mengakibatka :

a) Berkurangnya produksi ASI

b) Memperlambat proses involusi uterus dan meningkatkan

perdarahan.

c) Menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk

merawat bayi dan dirinya sendiri.


6) Seksual

Masa nifas yang berlangsung selama 6 minggu atau 40

hari merupakan masa pembersihan rahim. Sama hal nya seperti

pada saat menstruasi darah nifas mengandung trombosit, sel-sel

degeneratif, sel-sel mati dan sisa sel-sel endometrium.

Banyak pasangan suami istri merasa frekwensi

berhubungan intim semakin berkurang setelah memiliki anak.

Ada anggapan bahwa setelah persalinan seorang wanita kurang

bergairah karena pengaruh hormon, terutama pada bulan-bulan

pertama pasca persalinan.

Ibu yang melahirkan boleh melakukan hubungan seksual

kembali setelah 6 minggu pasca persalinan. Batasan waktu 6

minggu didasarkan atas pemikiran pada masa itu semua luka

akibat persalinan, termasuk luka episiotomi dan luka bekas

secsio caesarean (SC) biasanya telah sembuh dengan baik.

Meskipun hunungan telah dilakukan setelah minggu ke 6

aadakalahnya ibu-ibu tertentu mengeluh hubungan masih terasa

sakit atau nyeri meskipun telah beberapa bulan proses

persalinan.gangguan seperti ini disebut dyspareunia ataurasa

nyeri waktu senggama.

Pada prinsifnya, tidak ada masalh untuk melakukan

hubungan seksual setelah masa nifas 40 hari. Hormon prolaktin

tidak akan membuat ibu kehilangan gairah seksual. Beragam


prilaku seksual pada ibu-ibu pasca melahirkan yang menyusui.

Jika sebagian lagi merasa tidak bergairah utnuk melakukan

kegiatan seksual,sedangkan sebagian lagi merasa hasrat seksual

yang tinggiintinya ialah permasalahan psikologis dan kesiapan

ibu utnuk melakukan hubungan seksual setelah melewati masa

nifas.

7) Latihan Nifas

Pada masa nifas yang berlangsung selama lebih kurang 6

minggu, ibu membutuhkan latihan-latihan tertentu yang dapat

mempercepat proses involusi. Salah satu latihan yang

dianjurkan pada masa nifas ini adalah senam nifas.senam nifas

sebainya dilakukan 24 jam setelah persalinan, secara teratur

setiap hari. Ibu tidak perlu khawatir terhadap luka yang timbul

akibat proses persalinan karena 6 jam setelah persalinan normal

dan 8 jam setelah persalinanceasar, ibu sudah dianjurkan untuk

melakukan mobilisasi dini.

Senam nifas yang dilakukan tepat waktu secara bertahap

hari demi hari, akan membuahkan hasil yang maksimal. Bentuk

latihan senam nifas antara ibu yang melahirkan secara normal

dengan ibu yang melahirkan secara ceaser tentu akan berbeda.

Pada ibu yang mengalami persalinan ceaser, beberapa jam

setelah keluar dari kamar operasi,pernafasanlah yang dilatih

guna mempercepat penyembuhan luka operasi,sementara


latihan untuk mengencangkan otot perut dan melancarakan

sirkulasi darah di tungkai baru dilakukan 2-3 hari setelah ibu

dapat bangun dari tempat tidur.

Manfaat Senam niafas antara lain :

a) Memperbaiki sirkulasi darah sehingga mencegah terjadinya

pembekuan (trombosit) pada pembuluh darah terutama

pembuluh tungkai.

b) Memperbaiki sikap tubuh setelah kehamilan dan persalinan

dengan memulihkan dan menguatkan otot-otot punggung.

c) Memperbaiki tonus otot pelvis

d) Memperbaiki regangan otot tungkai bawah

e) Memperbaiki regangan otot abdomen setelah hamil dan

melahirkan

f) Meningkatkan kesadaran untuk melakukan relaksasi otot-

otot dasar panggul

g) Mempercepar terjadinya proses involusi organ-organ

reproduksi

Perlu diingat bahwa tidak semua ibu setelah

persalinan dapat melakukan senaqm nifas. Untuk ibu-ibu

yang mengalami komplikasi selama persalinan tidak

dibolehkan melakukan senam nifas.


f. Kunjungan Masa Nifas

Menurut Elisabeth Siwi Walyani, Amd. Keb & Th.

Endang Purwoastuti (2015), kunjungan masa nifas

a) Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan)

Tujuan :

1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

2) Mendeteksi dan merawat penyebab ini perdarahan, rujuk

jika perdarahan berlanjut.

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas

karena atonia uteri.

4) Pemberian ASI awal.

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi

hipotermi.

7) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus

tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama

setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan

stabil.

b) Kunjungan II (6 hari setelahpersalinan)

Tujuan :

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, fundus dibawah umbilicus,

tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.


2) Menilai tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

3) Memastikan ibu cukup mendapatkan makan, cairan dan

istirahat.

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konsling pada ibu mengenai asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan

merawat bayi sehari-hari.

c) Kunjungan III ( 2 minggu setelah persalainan)

Tujuan : sama dengan kunjungan II yaitu :

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, fundus di bawah umbilicus,

tidak ada perdarahan abnormal atau tidak ada bau.

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau

perdarahan abnormal.

3) Memastuikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan

dan istirahat.

4) Mmemastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memeperlihatkan tanda-tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat dan

merawat bayi sehari-hari.


d) Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)

Tujuan:

1) Menanyakan pada ibu, penyulit yang ia atau bayi alami.

2) Memberikan konseling KB secara dini.

Tabel 2.2
Frekuensi Kunjungan Pada Masa Nifas

Kunjungan Waktu Tujuan


1 6-8 jam 1. Mencegah
setelah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
persalinan 2. Mendeteksi
dan merawat penyebab lain perdarahan, jujur jika
perdarahan berlanjut.
3. Memberikan
konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
4. Pemberian
ASI awal.
5. Melakukan
hubungan antara ibu dan bayi.
6. Menjaga bayi
tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus
tinggal dengan ibu dan bayi lahir untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran atau ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
2 6 hari 1. Memastikan involusi uteri berjalan normal: uterus
berkontraksi baik, fundus dibawah umbilius, tidak
ada perdarahan abnormal, locheanya tidak berbau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, atau
perdarahan abnormal.
3. Memastikan ibu mendapat cukup makan cairan dan
istirahat.
4. Memberikan konseling kepada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan keperawatan bayi sehari-hari.
3 2 minggu Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan).
pasca
persalinan
4 6 minggu 1. Menanyakan pada ibu-ibu tentang penyulit yang
setelah ibu dan bayi alami.
persalinan 2. Memberikan konseling tentang KB sejak dini.
Sumber : Saifuddin, 2009

D. BAYI BARU LAHIR (BBL)

1. Konsep Dasar

a. Definisi

Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu

yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran

serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan

intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2010).

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia

kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2500-4000 gram (Dewi,

2010).

Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam

pertama kelahiran (Saifuddin, 2002)


b. Ciri-ciri bayi baru lahir normal

Menurut Dewi (2011), ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah

sebagai berikut :

1) Lahir aterm antara 37-42 minggu.

2) Berat badan 2500-4000 gram.

3) Panjang badan lahir 48-52 cm.

4) Lingkar dada 30-38 cm.

5) Lingkar kepala 33-35 cm.

6) Lingkar lengan 11-12 cm.

7) Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit

8) Pernafasan + 40-60 x/menit

9) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup.

10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna.

11) Kuku agak panjang dan lemas

12) Nilai APGAR > 7.

13) Gerakan aktif.

14) Bayi lahir langsung menangis kuat.

15) Refleks rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil

pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.

16) Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
17) Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk

dengan baik.

18) Refleks grapsing (menggenggam) sudah baik.

19) Genetalia

(a) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada

pada skrotum dan penis yang berlubang.

(b) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra

yang berlubang, serta adanya labia minora dan mayora.

20) Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam

24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan.

c. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir

Menurut Indrayani,dkk (2013), memberikan asuhan aman,dan

bersih segera bayi baru lahir merupakan bagian essensial dari asuhan

bayi baru lahir.

1) Pencegahan Infeksi

Bayi lahir sangat rentan terhadap infeksi yang di sebabkan

oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses

persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah bayi lahir.

Sebelum menangani bayi baru lahir, pastikan penolong persalinan

telah menerapkan upaya pencegahan infeksi antara lain:

a) Cuci tangan secara efektif sebelum bersentuhan dengan bayi.

b) Gunakan sarung tangan yang bersih pada saat mengenai bayi

yang belum dimandikan.


c) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama

klem, gunting, penghisap lender DeLee dan benang tali pusat

telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan bola karet

yang baru dan bersih jika akan melakukan pengisapan lender

dengan alat tersebut (jangan bola karet penghisap yang sama

untuk lebih dari satu bayi).

d) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang

digunakan untuk bayi sudah dalam keadaan bersih. Demikian

pula halnya timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop

dan benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi, juga

harus dalam keadaan bersih. Dekontaminasi dan cuci setiap

kali setelah digunakan.

2) Penilaian

Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain yang bersih dan

kering yang sudah disiapkan di atas perut ibu. Apabila tali pusat

pendek, maka letakkan bayi di antara kedua kaki ibu, pastikan

bahwa tempat tersebut dalam keadaan bersih dan kering. Segera

lakukan pemeriksaan awal pada bayi baru lahir:

a) Apakah bayi bernafas atau menangis kuat tanpa kesulitan?

b) Apakah bayi bergerak aktif?

c) Bagaimana warna kulit, apakah berwarna kemerahan ataukah

ada sianosis?
Apabila bayi mengalami kesulitan bernafas maka lakukan tindakan

resusitasi pada bayi baru lahir.

3) Perlindungan termal (termoregulasi)

Mekanisme pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum

berfungsi sempurna, untuk itu perlu dilakukan upaya pencegahan

kehilangan panas dari tubuh bayi karena bayi beresiko mengalami

hipotermi. Bayi dengan hipotermi sangat rentan terhadap kesakitan

dan kematian. Hipotermi mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya

dalam keadaan basah atau tidak segera di keringkan dan diselimuti

walaupun dalam ruangan yang relatif hangat.

a) Mekanisme kehilangan panas

Ada empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas dari

tubuh bayi baru lahirke lingkungannya.

(a) Konduksi

Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang

kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari

tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung).

(b) Radiasi

Panas di pancarkan dri BBL, keluar tubuhnya dari

lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2

objek yang mempunyai suhu berbeda).

(c) Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung pada

kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas

dengan cara merubah cairan menjadi uap).

Evaporasi di pengaruhi oleh :

 Jumlah panas yang di pakai.

 Tingkat kelembapan udara.

 Aliran udara yang melewati.

4) Proses daptasi

Dalam proses adaptasi kehilangan panas bayi mengalami:

(a) Stress pada BBL menyebabkan hypotermi.

(b) BBL mudah kehilangan panas.

(c) Bayi menggunakan timbunan lemak coklat untuk

meningkatkan suhu tubuhnya.

(d) Lemak ciklat terbatas sehingga apabila habis akan

menyebabkan adanya stress dingin.

5) Mencegah kehilangan panas

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah kehilangan panas

dari tubuh bayi adalah :

(a) Keringkan bayi dengan cara seksama.

Pastikan tubuh bayi di keringkan segera setelah lahir untuk

mencegah kehilangan panas secara evaporasi. Selain untuk

menjaga kehangatan tubuh bayi, mengeringkan dengan


menyeka tubuh bayi juga merupakan rangsangan taktil yang

dapat merangsang pernafasan bayi.

(b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan

hangat.

Bayi yang di selimuti kain yang sudah basah dapat terjadi

kehilangan panas secara konduksi. Untuk itu setelah

mengeringkan tubuh bayi, ganti kain tersebut dengan selimut

atau kain yang bersih, kering dan hangat.

(c) Tutup bagian kepala bayi.

Bagian kepala bayi merupakan bagian yang relatif luas dan

cepat kehilangan panas. Untuk itu tutupi bagian kepala bayi

agar bayi tidak kehilangan panas.

(d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.

Selain untuk memperkuat jalinan kasih saying ibu dan bayi,

kontak kulit antara ibu dan bayi akan menjaga kehangatan

tubuh bayi. Untuk itu anjurkan ibu untuk memeluk bayinya.

Selain itu juga dapat membuat bayi lebih tenang.

(e) Perhatikan cara menimbang bayi atau jangan memandikan bayi

baru lahir.

(1) Menimbang bayi tanpa alas timbangan dapat menyebabkan

bayi kehilangan panas secara konduksi. Jangan biarkan bayi

di timbang telanjang. Gunakan selimut atau kain berat


badan bayi dapat di hitung dari selisih berat bayi dengan

berat kain yang digunakan.

(2) Bayi baru lahir rentan mengalami hipotermi untuk itu tunda

memandikan bayi hingga 6 jam setelah lahir.

(f) Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat.

Jangan tempatkan bayi di ruang ber-AC. Tempatkan bayi

bersama ibu (rooming in). jika menggunakan AC, jaga suhu

ruangan agar tetap hangat.

(g) Jangan segera memandikan bayi baru lahir.

Bayi baru lahir akan cepat dan mudah kehilangan panas karena

system pengaturan panas di dalam tubuhnya belum sempurna.

Bayi sebaiknya dimandikan minimal 6 jam setelah lahir.

Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir

dapat menyebabkan hipotermi yang sangat membahayakan

kesehatan bayi baru lahir.

Praktek memandikan bayi yang dianjurkan:

(1) Tunggu minimal 6 jam setelah lahir (lebih lama lagi bila

bayi mengalami asfiksia atau hipotermi).

(2) Sebelum memandikan bayi, pastikan suhu bayi dalam

keadaan stabil (suhu aksila 36,5-37,5 ). Apabila suhu tubuh

bayi berada di bawah 36,5 , selimuti kembali tubuh bayi

secara longgra,tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama


ibunya di tempat tidur atau penerapan metode kanguru.

Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuhnya menjadi

stabil dalam waktu minimal satu jam.

(3) Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami

masalah pernafasan.

(4) Sebelum bayi di mandikan, pastikan ruangan kamar mandi

dalam keadaan hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan

handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi

dan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering

untuk menyelimuti tubuh bayi setelah di mandikan.

(5) Mandikan bayi secara cepat dengan menggunakan air

hangat.

(6) Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih

dan kering.

(7) Gantikan handuk yang basah dengan selimut yang bersih

dan kering, kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar,

pastikan bagian kepala bayi di selimuti dengan baik.

(8) Bayi dapat di letakkan bersebtuhan dengan kulit ibu atau

dengan penerapan metode kanguru.

(9) Ibu dan bayi dalam satu ruangan/ rawat gabung dan

anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya.

6) Merawat tali pusat.


Setelah plasenta lahir dan kondisi ibu dinilai sudah stabil maka

lakukan pengikatan tali pusat atau jepit dengan klem plastik tali

pusat (bila tersedia).

(a) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke

dalam larutan klorin 0,5% untuk membersihkan darah dan

sekresi lainya.

(b) Bilas tangan dengan air DTT .

(c) Keringkan dengan handuk atau kain bersih yang kering.

(d) Ikat tali pusat dengan jarak 1 cm dari pusat bayi. Gunakan

benang atau klem plastik penjepit tali pusat DTT atau steril.

Ikat kuat dengan simpul mati atau kuncikan penjepit tali pusat.

(e) Bungkus tali pusat yang sudah diikat dengan kassa steril.

7) Pemberian ASI.

Rangsangan hisapan bayi pada putting susu ibu akan diteruskan

oleh serabut syaraf ke hipifise anterior untuk mengeluarkan

hormone prolaktin.

8) Pencegahan infeksi pada mata.

Pencegahan infeksi pada mata dapat segera diberikan kepada bayi

baru lahir.pencegahan infeksi tersebut dilakukan dengan

mengunakan salep mata tetrasiklin 1%. Salep antibiotika tersebut

harus diberikan dalam waktu satu jam setelah kelahiran.

9) Profilaksis perdarahan pada bayi baru lahir.


Semua bayi baru lahir harus segera diberikan vitamin K1 injeksi 1

mg intramuskuler dip aha kiri sesegera mungkin untuk mencegah

perdarahan pada bayi baru lahir akibat defisiensi vitamin K yang

dapt dialami bayi baru lahir.

10) Pemberian imunisasi hepatitis B

Imunisasi hepatitis B bermanfaat untuk pencegahan infeksi pada

hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu ke bayi,

terdapat 2 jadwal pemberian imunisasi hepatitis B. jadwal pertama,

imunisasi hepatitis B sebanyak 3 kali pemberian, yaitu usia 0 hari (

segera setelah bayi lahir menggunakan uniject),1 dan 6 bulan.

Jadwal kedua,imunisasi hepatitis B sebanyak 4 kali pemberian,

yaitu pada 0 hari (setelah bayi lahir) dan DPT ,hepatitis B pada 2,3

dan 4 bulan usia bayi.

d. Pemantauan BBL

Segera setelah bayi lahir, letakkan bayi di atas kain bersih dan kering

yang disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal

dengan menjawab 4 pertanyaan:

1) Apakah bayi cukup bulan ?

2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?

3) Apakah bayi menangis atau bernapas ?

4) Apakah tonus otot bayi baik ?

e. Mekanisme Kehilangan Panas


Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya sehingga

akan mengalami stres dengan adanya perubahan lingkungan. Suhu

dingin menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga

mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan dingin pembentukan suhu

tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi

yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. (Rohani

dkk, 2011).

Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui

mekanisme berikut ini:

1) Evaporasi. Adalah cara kehilangan panas karena menguapnya

cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena

tubuh tidak segera dikeringkan.

2) Konduksi. Adalah kehilangan panas melalui kontak langsung

antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi

diletakkan di atas meja, timbangan atau tempat tidur.

3) Konveksi. Adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi

terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin, misalnya tiupan

kipas angin, penyejuk ruangan tempat bersalin dan lain-lain.

4) Radiasi. Adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi

ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih

rendah dari temperatur tubuh bayi.

Gambar 2.6 pencegahan kehilangan panas


(Rohani dkk, 2011).

Kehilangan panas tubuh bayi dapat dihindarkan melalui upaya-

upaya berikut ini:

Keringkan bayi secara seksama.

a. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.

b. Tutupi kepala bayi.

c. Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI.

d. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.

e. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat(Rohani dkk, 2011).

f. Penilaian Apgar Score

Penilaian awal pada bayi baru lahir dapat dilakukan dengan

observasi melalui pemeriksaan nilai APGAR. Penilaian APGAR ini

merupakan standar evaluasi untuk bayi baru lahir, dimana nilai ini

dapat mengidentifikasi bayi tersebut membutuhkan tindakan resusitasi

atau tidak. Bayi yang sehat harus mempunyai nilai APGAR 7-10 pada

1-5 menit pertama kehidupannya. (Rohani dkk, 2011).

Tabel 2.3
Cara penilaian APGAR Pada Bayi Baru Lahir
TANDA 0 1 2
Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(penampakan, warna) ekstremitas biru kemerah-merahan
Pulse (nadi, denyut Tidak Lambat (> 100 per menit)
jantung) teraba (< 100 permanit)
Grimace(mimik, Tidak ada Hanya pergerakan Menangis, batuk,
iritabilitas refleks wajah ketika bersih
terhadap stimulasi pada distimulasi
telapak kaki)
Activity(aktivitas, tonus Lemah Ekstremitas fleksi Gerakan aktif
otot) sedikit
Respiratory(pernapasan Tidak ada Lambat, tidak Menangis kuat,
, upayabernapas) teratur usaha napas baik.
(Rohani dkk, 2011).

Interpretasi:

1) Nilai 1-3 asfiksia berat

2) Nilai 4-6 asfiksia sedang

3) Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)

g. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Menurut Rohani (2013), tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai

pada bayi baru lahir

1) Pernapasan : frek nafas kurang dari 30x/m atau lebih dari 60 x/m.

2) Kehangatan : (> 38°C atau < 36°C)

3) Warna : kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat,

memar.

4) Pemberian makan : reflek hisap lemah, mengantuk berlebihan,

banyak muntah.

5) Tali pusat : merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, bernanah.


6) Infeksi : suhu tubuh meningkat, merah, bengkak keluar cairan

(nanah), bau busuk, pernafasan sulit.

7) Tinja / kemih : tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering

hijautua, ada lendir atau darah pada tinja

Aktivitas bayi : menggigil, atau tangis tidak bisa, sangat

mudahmenangis, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang

halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus

h. Inisiasi Menyusu Dini

1) Definisi

Segera setelah bayi lahir dan tali pusat diikat,letakan bayi

tengkurap didada ibu dan kulit bayi bersentuhan langsung kekulit

ibu. Biarkan kontak kulit kekulit ini berlangsung setidaknya satu

jam atau lebih. (JNPK-KR, 2008)

2) Keuntungan inisiasi dini bagi ibu dan bayi

(1) Keuntungan kontak kulit untuk bayi

(a) Optimalisai fungsi hormonal ibu dan bayi

(b) Kontak kulit kekulit dan IMD akan:

 Menstabilkan pernapasan

 Mengendalikan temperature tubuh bayi

 Memperbaiki pola tidur yang lebih baik


 Mendorong keterampilan bayi utuk menyusu yang lebih

cepat dan efektif

 Meningkatkan kenaikan berat badan

 Meningkatkan hubungan pisikologis antara ibu dan bayi

 Bayi tidak terlalu banyak menegis selama satu jam

pertama

 Menjaga Kolonisasi kuman yang aman dari ibu didalam

perut bayi sehinga memberikan perlindungan terhadap

infeksi

 Bilirubin akan cepat normal dan mengeluarkan

mekonium lebih cepat, sehinga menurunkan kejadian

Ikterus BBL

 Kadar gula dan parameter biokimia lebih baik selama

beberapa jam pertama hidupnya

(2) Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk ibu

Merangsang produksi oksitosin dan Prolaktin pada ibu

(a) Oksitosin

 Stimulasi kotraksi uterus dan menurunkan resiko

pendarahan paska persalinan .

 Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan

produksi ASI

 Keuntugan dan hubungan Mutualistik ibu dan bayi


 Ibu menjadi tenang pasilitasi kelahiran plasenta dan

pengalihan rasa ngeri dari berbagai prosedur paska

persalinan lainya

(b) Prolaktin

 Meningktakan produksi ASI

 Membantu ibu mengatasi stress terhadap berbagai rasa

kurang nyaman

 Memberi efeks relaksasi pada ibu setelah bayi selesai

menyusu

 Memudahkan ovulasi

(JNPK-KR, 2008)

i. ASI Eksklusif

1) Definisi

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam

larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi

oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi

bayinya (Walyani, 2015).

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam

bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif

ini (Walyani, 2015).

2) Manfaat Pemberian ASI

Menurut Asih (2016), manfaat pemberian ASI adalah:

a) Manfaat bagi bayi


(1) Komposisi sesuai kebutuhan

(2) Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi sampai usia

enam bulan

(3) ASI mengandung zat pelindung

(4) Perkembangan psikomotorik lebih cepat

(5) Menunjang perkembangan kognitif

(6) Menunjang perkembangan penglihatan

(7) Memperkuat ikatan batin antara ibu dan anak

(8) Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat

(9) Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya diri

b) Manfaat Bagi Ibu

(1) Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat

kembalinya rahim kebentuk semula

(2) Mencegah anemia defisiensi zat besi

(3) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil

(4) Menunda kesuburan

(5) Menimbulkan perasaan dibutuhkan

(6) Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium

c) Manfaat bagi keluarga

(1) Mudah dalam proses pemberiannya

(2) Mengurangi biaya rumah tangga

(3) Bayi yang mendapat ASI jarang sakit, sehingga dapat

menghemat biaya untuk berobat

d) Manfaat bagi negara


(1) Penghematan untuk subsidi anak sakit dan pemakaian obat-

obatan

(2) Penghematan devisa dalam hal pemberian susu formula dan

perlengkapan menyusui

(3) Mengurangi polusi

(4) Mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas

3) Kebaikan ASI dan Menyusui

ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan dan sifat sebagai

berikut:

a) ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis,

ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang

ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.

b) ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan

susu buatan.

c) ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi

bayi selama 5-6 bulan pertama seperti : immunoglobulin, lisozim,

complemen C3 dan C4, anti stapiloccocus, lactobacilus, bifidus,

lactoferrin.

d) ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat

menyebabkan alergi pada bayi.


e) Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara

ibu dan bayi (Irianto, 2014).

E. Keluarga Berencana (KB)

1. Konsep Dasar

a. Pengertian

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah

dan jarak anak yang diinginkan. Agar dapat tercapai hal tersebut,

maka dibuatlah beberapa cara atau alternative untuk mencegah

ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk

kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga

(Ari, 2016).

Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar pencegah sperma

laki laki mencapai dan membuahi sel telur wanita (fertilisasi), atau

mencegah telur yag sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat)

dan berkembang dalam rahim. Kontrasepsi dapat bersipat

reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontasefsi yag


reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap

saat tanpa efek lama dalam mengembalikan kesuburan atau

kemampuan untuk kembali memiliki anak. Metode kontrasepsi

permanen adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat

mengembalikan kesuburan karena melibatkan tindakan operasi.

Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan

cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), contohnya

kondom yang menghalangi sperma; metode hormonal seperti

konsumsi pil; dan kontrasepsi alami yang tidak menggunakan alat-

alat bantu maupun hormonal, namun berdasarkan fisiologis

seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi

(pembuahan).

Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah

efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian, efek samping, serta

kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara

teratur dan benar,. Selain hal tersebut, pertimbngan kontrasepsi

juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur

budaya mengenai kontrasepsi tersebut, faktor lainnya adalah

frekuensi melakukan hubungan seksual.

b. Beberapa Definisi tentang KB

1) Upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan

keluarga kecil yag bahagia sejahtera (Undang-undang No.

10/1992).
2) Keluarga merencana (family planning/planned parenthood)

merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan

jumlah dan jarak kehamilan dengan menggunakan korasepsi.

3) Menurut WHO (Expert Committee, 1970), tindakan yang

membantu individu/pasutri untuk mendapatkan

objektif;objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur

interval di antara kehamilan, dan menentukan jumlah anak

dalam keluarga

c. Tujuan program KB

Tujuan umumnya adalah membentuk keluarha kecil sesuai dengan

kekuatan social ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran

anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tujuan lain meliputi pengaturan kelahirn, pendewasaan usia

perkawian, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini sesuai

dengan teori pembanguan menurut Alex Inkeles dan David Smith yang

mengatakan bahwa pembngunan bukan sekedar perkara pemasok modal dan

teknologi saja tapi juga membutukan sesuatu yang mampu mengembangkan

sarana yang berorientasi pada masa sekarang dan masa depan, memiliki

kesanggupan untuk merencanakan, dan percaya bahwa manusia dapat

mengubah alam, bukan sebaliknya.

d. Sasaran Program KB
Sasaran Program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 sebagai berikut.

1) Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi 1,14% per

tahun.

2) Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per

perempuan.

3) Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin

menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara

kontrasepsi (unnet need) mejadi 6%.

4) Meningkatkan peserta KB laki-laki menjadi 4,5%

5) Meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan

efesien.

6) Meningkatnya rata-rata usia perkawian pertama perempuan menjadi 21

tahun.

7) Meningkatkan partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang

anak.

8) Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera 1 yang

aktif dalam usaha ekonimi produktif.

9) Meningkatnya jumlah intitusi masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan Program KB Nasional.

e. Ruang Lingkup KB

Ruang lingkup program KB mencakup sebagai berikut.

1) Ibu.
Dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kehamilan. Adapun manfaat

yang diperoleh oleh ibu adalah sebagai berikut.

a) Tercegahnya kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang

terlalu pendek, sehingga kesehatan ibu dapat terpelihara terutama

kesehatan organ reproduksinya.

b) Meningkatkan kesehatan mental dan social yang dimungkinkan oleh

adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anak dan beristirahat

yag cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan.

2) Suami.

Dengan memberikan kesempatan suami agar dapat melakukan hal berikut.

a) Memperbaiki kesehatan fisik.

b) Mengurangi beban ekonimi keluarga yang ditanggungnya.

3) Selutuh Keluarga

Dilaksanakannya program KB dapat meningkatkan kesejahteraan fisik,

mental, dan social setiap anggota keluarga; dan bagi nak dapat

memperoleh kesempatan yang lebih besar dalam hal pendidikan serta

kasih sayang orang tuanya.

Ruang lingkup KB secara umum adalah sebagai berikut.

a) Keluagra berencana.

b) Kesehatan reproduksi remaja

c) Ketahanan dalam pemberdayaan keluarga.

d) Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas.

e) Keserasian kebijakan kependudukan.


f) Pengelolaan SDM aparatur.

g) Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan kepemerintahan.

f. Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Sederhana

1) Metode Kalender

a) Mekanisme kerja

Metode kalender menggunakan prinsip pantang berkala, yaitu tidak

melakukan persetubuhan pada masa subur istri. Untuk menentukan

masa subur istri digunakan tiga patokan, (1) ovulasi terjadi 14+2 hari

sebelum haid yang akan datang, (2) sperma dapat hidup dan membuahi

selama 48 jam setelah ejakulasi, dan (3) ovum dapat hidup 24 jam

setelah ovulasi. Jadi apabila konsepsi ingin dicegah, koitus harus

dihindari sekurang-kurangnya selama tiga hari (72 jam), yaitu 48 jam

sebelum ovulasi dan 24 jam sesudah ovulasi.

b) Cara menentukan masa aman

Pertama, dicatat lama siklus haid selama tiga bulan terakhir, tentukan

lama siklus haid terpendek dan terpanjag. Kemudian siklus haid

terpendek dikurngi 18 hari dan sikuls haid terpanjng sikurangi 11 hari.

Dua angka yang diperoleh merupakan rentang masa subur. Dalam

jangka waktu subur tersebut pasangan suami istri harus pantang

nelakukan hubungan seksual.

2) Metode Suhu Basal

Cara lain untuk menentukan masa aman ialah dengan suhu basal

tubuh. Menjelang ovulasi suhu basal tubuh akan turun dan kurang lebih 24
jam setelah ovulasi suhu basal akan naik lagi sampai lebih tingin dari pada

suhu sebelum ovulasi.Suhu basal dicatat dengan teliti setiap hari, suhu basal

diukur waktu pagi segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan

aktifitas.

3) Metode Lendir Serviks

Metode ovulasi didasarkan pada pegenalan terhadap perubahan

lendir serviks selama siklus menstruasi yang menggambarkan masa subur

dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal dalam masa subur.

Pada saat seorang wanita merasakan sensasi pada vulva dan

keberadaan lendir sepanjang hari ketika ia melakukan aktivitas hariannya.

catat hasil pengamatan sebelum hari terakhir. Selama pencacatan siklus

yang pertama tidak boleh melakukan hubungan seksual agar familiar

terhadap sensasi dan adanya lendir.

4) Metode Simtomtermal

Anda harus mendapat instruksi untuk metode lendir dan suhu basal.

Masa subur dapat ditentukan dengan mengamati suhu tubuh dan lendir

serviks.

a) Setelah darah haid berhenti, hubungan seksual dapat dilakukan pada

malam hari pada hari kering (aturan awal), atau sama dengan metode

lendir serviks.

b) Masa subur mulai ketika ada perasaan basah atau munculnya lendir ini

adalah aturan awal. Aturan yang sama dengan metode lendir serviks
yaitu berpantang melakukan hubungan seksual sampai masa subur

berakhir.

c) Pantang melakukan hubungan seksual sampai hari puncak dan aturan

perubahan suhu telah terjadi.

d) Apabila atura ini tidak mengindetifikasi hari yang sama sebagai hari

akhir masa subur, selalu ikuti aturan yag paling konservatif, yaitu

aturam yang mengindentifikasikan masa subur yang paling panjang.

5) Koitus Interuptus

a) Cara Kerja

Alat kelamin pria (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga

sperma tidak masuk kedalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.

b) Metode Seserhana dengan Alat

(1) Kondom ( Mekanis/barier )

(a) Mekanisme kerja.

Menghalangi masuknya sperma kedalam vagina, sehingga

pembuahan dapat dicegah.

(b) Jenis kondom.

Pada dasarnya ada dua jenis kondom, yaitu kondom kulit dan kondom

karet.

(c) Daya guna keuntungan.

Secara teoritis kegagalan kondom haya terjadi jika kondom tersebut

sobek karena kurang hati-hati, pelumas kurang, atau karena tekanan

pada waktu ejakulasi.


(d) Keuntungan

Beberapa keuntungan kondom ialah murah, mudah didapat, tidak

memerlukan pengawasan, dan mengurangi kemungkinan penularan

penyakit kelamin.

(e) Efek samping.

Pada sejumlah kecik kasus terdapat reaksi alergi terhadap kondom

karet.

(f) Kontra indikasi.

Alergi terhadap kondom karet.

(g) Kondom untuk pria merupakan bahan karet (lateks) poliuretan

(plastik), atau bahan sejenis yang kuat, tipis dan elastic.

(h) Efektivitas, keluhan dan penatalaksanaan.

(1) Kondom harus ditempatkan sebelum penis mendekati genetalia

wanita karena virus HIV dapat ditemukan dalam cairan praejakulasi.

(2) Saat menggunakan kondom dengan ujung datar, harus

disediakanruang sepanjang ½ inci yang berfungsi sebagain tempat

pengumpulan semen, untuk mengurangi kemungkinan kondom sobek

pada saat ejakulasi.

(3) Karena penis menjadi kaku setelah ejakulasi, sangat pentig bagi para

pria untuk menarik penisnya dari vagina segera setelah ejakulasi

sambil memegang ujung kondom untuk mencegah kebocoran semen

dari ujung kondom yang terbuka sehingga kondom tidak dapat masuk

kedalam vagina saat pria menarik penisnya kembali.


2. Kondom untuk wanita ( Barier Intravagina )

Reality female condom telah mendapatkan persetujuan dri FDA untuk

digunakan di Amerika Serikat pada tahun 1993, tetapi tidak mendapat

sambutan masyarakatsampi bulan agustus tahun 1994.Terbuat dari lapisan

poriuretan tipis dengan cincin dalam yang fleksibel dan dapat digerakkan

pada ujung yang tertutup yang dimasukan ke dalam vagina, dan cincin kaku

yang lebih besar pada ujung terbuka dibagian depan yang tetap berada diluar

vagina dan terlindungi introitus.

Kondom untuk wanita tidak hanya berfungsi mencegah kehamilan,

tetapi juga merupakan alat yang efektif melawan HIV, gonore, klamida, dan

trikomoniasis, apabila digunakan dengan benar.

Untuk memasukan kondom wanita, tekan cincin kondom yang berada

didalam ujung tertutup kondom, kemudian ujung berselubung yang tertutup

dimasukan kedalam vagina sedalam mungkin untuk memasukannya melewati

tulang pubis. Saat ini selubung kondom menutupi setviks dan melekat pada

seluruh saluran vagina. Cincin yang terbuka tetap berada diluar vagina,

sebagai menutupi vulva dan perinium.

g. Kontrasepsi dengan Metode Modern

A. Kontrasepsi Oral

1. Profil.

a. Efektif dan revensibel

b. Harus diminum setiap hari


c. Pada bulan pertama pemakaian, efek samping berupa mual dan

perdarahan bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang.

d. Efek samping yang serius sangat jarang terjadi.

e. Dapat digunakan oleh semua perempuan usia reproduksi, baik

yang sudah mempunyai anak maupun belum.

f. Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin sedang tidak hamil.

g. Tidak dianjurkan pada ibu menyusui.

h. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat.

2. Cara Kerja.

a. Menahan ovulasi.

b. Mencegah inplantasi.

c. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma.

d. Pergerakan tuba terganggu sehingga transortasi telur dengan

sendirinya akan terganggu pula.

3. Manfaat.

a. Memiliki efektivitas yang tinggi

b. Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.

c. Tidak mengganggu hubungan seksual.

d. Siklus haid menjadi teratur, jumlah darah haid berkurang dan tidak

terjadi nyeri haid.

e. Dapat digunakan jangka selama ingin menggunakannya untuk

mencegah kehamilan.

f. dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.


g. Mudah dihentikan setiap saat.

h. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.

i. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.

4. Keterbatasan.

a. Mahal dan membosankan karena hrus menggunakannya setiap

hari.

b. Mual, terutama pada tiga bulan pertama.

c. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama pada tiga bulan

pertama.

d. Pusing.

e. Nyeri payudara.

f. Berat badan naik sedikit, namun pada perempuan tertentu kenaikan

berat badan justru meniliki dampak positif.

g. Berhenti haid (amenore), jarang terjadi pada penggunaan pil

kombinasi.

h. Tidak boleh untuk ibu menyusui, karena akan mengurangi

produksi ASI.

i. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan

perubahan suasana hati, sehingga untuk melakukan hubungan

seksual berkurang.

j. Dapat meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan, sehingga

menimbulkan resiko stroke dan gangguan pembekuan darah pada


vena dalam sedikit meningkat. Pada perempuan usia lebih dari 35

tahun dan merokok perlu hati-hati.

k. Tindak mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual), HBV, dan

HIV/AIDS.

5. Kontraindikasi

a. Kehamilan.

b. Tromboflebitis

c. Gangguan Tromboemboli

d. Cedera serebrovaskular, penyakit pembuluh darah otak, atau

penyakit arteri koroner

e. Kerusakan hati, kerusakan fungsi hati, atau hepatitis akut.

f. Tumor maligma atau benigma

g. Diabetes mellitus.

6. Efek samping dan resiko komplikasi

Para ahli mengelompokkan efek samping (dengan beramsusi

pada penyebab nonmedis) berdasarkan etiologi hormonal. Hal ini

sangat membantu mengingat bahwa setiap wanita memiliki mekanisme

pembentukan dan keseimbangan hormonal masing-masing. Oleh

karena itu, pil-pil dengan merek sama, dapat menyebabkan kelebihan

hormonal pada satu wanita dan defisiensi hormonal pada wanita lain.

Kedua kelompok wanita tersebut akan sama-sama mengalami efek

samping, tetapi efek samping yang dialami berbeda karena pola

hormonal yang mendasari juga berbeda.


7. Keuntungan kontrasepsi hormonal oral kombinasi.

Ada sejumlah Manfaat besar yang diperoleh wanita pengguna

pil kontrasepsi oral hormonal kombinasi. Semua manfaat ini harus

benar-benar dipertimbangkan bersama-sama oleh klian dan bidan,

kemudian dibandingkan dengan setiap resiko yang mungkin klien

hadapi. Pertimbangan ini khususnya penting dalam mencari titik

seimbang antara resiko potensial kanker payudara yang mungkin

muncul dan efek perlindungan yang diketahui dari konrasepsi tersebut

terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium.

B. Suntik/Injeksi

1. Profil.

a. Sangat efektif.

b. Aman.

c. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.

d. Kembalinya subur lebih lambat, rata-rata empat bulan.

e. Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI.

2. Jenis.

Tersedia dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung

progestin, yaitu sebagai berikut.


a. Depomendrikprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg

DMPA yang diberikan setiap tiga bulan dengan cara disuntik

intramuscular.

b. Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat), mengandung 200mg

noretindron enantat, diberikan 2 bulan dengan cara disuntik

intramuscular.

3. Cara Kerja.

a. Mencegah ovulasi.

b. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan

penestrasi sperma.

c. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.

d. Menghambat Transportasi gamet oleh tuba.

4. Efektivitas.

Kedua jenis kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang

tinggi,dengan 30% kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal

penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah

ditentukan.

5. Keuntungan.

a. Sangat efektif.

b. Pencegahan kehamilan jangka panjang.

c. Tidak dipengaruhi pada hubungan suami istri.


d. Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius

terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.

e. Tidak memiliki pengaruh terhadap produksi ASI.

f. Efek samping sedikit.

g. Klien tidak perlu menyimoan obat suntik.

h. dapat digunakan oleh perempuan lebih dari 35 tahun sampai

premenoupose.

i. Membantu mencegah kanker endrometrium dan kehamilan ektopik.

j. Menurunkan kejadian tumor jinak payudara.

k. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

l. Menurunkan klinis anemia bulan sabit (sickle cell).

6. Keterbatasan

a. Sering ditemukan gangguan haid seperti berikut.

1) Siklus haid yang memendek atau memanjang.

2) Perdarahan yang banyak atau sedikit.

3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting).

4) Tidak haid sama sekali.

b. Klien sangat bergantung pada serana pelayanan kesehatan (harus

kembali untuk disuntik).

c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntukan berikutnya.

d. Sering menimbulkan efek samping masalah berat badan.

e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular

seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV.


f. Terlambatnya kesuburan setelah penghentian pemakaian.

g. Terjadi perubahan pada lipid serum dengan penggunaan jangka

panjang.

h. Gangguan jangka panjang yaitu dapat sedikit menurunkan kepadatan

tulang (densitas).

7. Klien yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin.

a. Usia reproduksi.

b. Telah memiliki anak.

c. Menghendaki kontrasepsi jangka oanjang dan yang memiliki

efektifitas tinggi.

d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.

f. Setelah abortus atau keguguran.

g. Telah memiliki banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.

h. Perokok.

i. Tekamam darah <180/110mmHg dengan masalah gangguan

pembekuan darah atau dengan anemia bulan sabit.

j. Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung edtrogen.

k. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

l. Anemia defisiensi besi.

m. Mendekati usia menoupouse yng tidak mau tidak boleh menggunakan

pil kontrasepsi kombinasi.

8. Klien yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin.


a. Hamil atau dicurigai hamil.

b. Memiliki riwayat perdarahan pervaginam yang belum jelas

penyebabnya.

c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenore.

d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

e. Menderita diabetes mellitus disertai komplikasi.

9. Waktu untuk mulai menggunakan kontrasepsi suntikan progestin.

a. Setiap saat selama siklus haid, dengan syarat tidak hamil.

b. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.

c. Pada perempuan yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan

setiap saat, dengan syarat tidak hamil.

d. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain uang ingin

mengganti dengan kontrasepsi suntik.

e. Apabila sedang menggunakan satu jenis kontrasepsi suntik dan ingin

menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntik jenis lain.

f. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin

menggatinya dengan kontrasepsi hormonal.

g. Ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan

pertama dapat diberikan pada hari pertama smpai haid ke-7 siklus

haid.

h. Tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur.

10. Cara penggunaan kontrasepsi suntik.


a. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap tiga bulan dengan cara

disuntik intramuscular dalam didaerah bokong.

b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang

dibasahi oleh alcohol, biarkan kulit kering sebelum disuntik, lalu

setelah kering lalu disuntuk.

c. Kocok dengan baik dan hindari terjadinya gelembung udara.

Kontrasepsi suntuk tidak perlu didinginkan. Apabila terjadi endapan

putih pada dasar ampul, upayakan menhilangkanya dengan

menghangatkannya.

C. Subkutis/Implan

1. Profil.

a. Efektif lima tahun untuk norplant dan tiga tahun untuk Jadena,

Indoplan, atau Implanon.

b. Nyaman untuk digunakan.

c. Dapat digunakan oleh semua perempuan dalam usia repriduksi.

d. Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.

e. Kesuburan segera kembali setelah implant dicabut.

f. Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan

bercak, dan amenore.

g. Aman dipakai pada masa laktasi.

2. Jenis.
a. Norplant, terdiri atas enam batang silastik lembut berongga dengan

panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm yang diisi dengan 36mg

levonorgestrel. Lama kerjanga lima tahun.

b. Implanon, terdiri atas satu batang putih lentur dengan panjang kira-

kira 40 mm dan dan diameter 2 mm, yang diisi dengan 68mg 3-keto-

desogestrel dan lama kerjanga tiga tahun.

c. Jadena dan Indoplant, Terdiri atas dua batang yang berisi 75mg

levonorgestrel dengan lama kernya tiga tahun.

3. Cara kerja.

a. Lendir serviks menjadi kental.

b. Mengganggu proses pembentukan endrometrium sehingga sulit terjadi

implantasi.

c. Mengurangi tranfortasi sperma.

d. Menekan ovulasi.

4. Efektifitas.

Sangat efektif (0,2-1 kehamilan per 100 perempuan).

5. Keuntungan dari segi kontrasepsi.

a. Daya guna tinggi.

b. Perlindungan jangka panjang (sampai lima tahun).

c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.

d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.


e. Bebas dari pengaruh estrogen.

f. Tidak mengganggu aktivitas seksual.

g. Tidak menganggu produksi ASI.

h. Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.

i. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.

6. Keuntungan dari segi nonkontrasepsi.

a. Mengurangi nyesi haid.

b. Mengurangi jumlah darah haid.

c. Mengurangi/memperbaiki anemia.

d. Melindungi terjadinya kanker endrometrium.

e. Menurunkan angka kejadian tumor jinak payudara.

f. Menurunkan angka kejadian endrometritis.

7. Keterbatasan.

Pada kebanyakan klien metode ini dapat menyebabkan perubahan

pola haid berupa perdarahan bercak, hipermenorea atau meningkatnya

jumlah darah haid, serta menorea. Timbulnya keluhan-keluhan sebagai

berikut.

a. Nyeri kepala.

b. Peningkatan/penurunan beratt badan.

c. Nyeri payudara.

d. Perasaan mual.

e. Pening/penurunan berat badan.

f. Perubahan perasaan atau kegelisahan.


g. Membutuhkan tindakan pembedaha tumor untuk insersi dan

pencabutan.

h. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual

termasuk AIDS.

i. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini

sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus ke klinik untuk

pencabutan.

j. Terkjadinnya kehamilan ektofik sedikit lebih tinggi (1/3 per 100.000

perempuan per tahun).

8. Waktu mulai menggunakan implant.

a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak

diperlukan metode kontrasepsi tambahan.

b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat diyakinin tidak

terjadi kehamilan.

c. Apabila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan

syarat diyakini tidak ada kehamilan, klien dianjurkan tidak melakukan

hubugan seksual atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk

tujuh hari saja.

d. Apabila setelah enam minggu sampai enam bulan pascapersalinan,

insersi dapat dilakukan setiap saat.

e. Apabila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin mengganti

dengan implant, insersi dapat dilakukan setiap saat, dengan syarat

diyakini tidak hamil.


f. Apabila kontrasepsi sebelunya adalah kontrasepsi suntik, implant dapat

diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntik. Tidak diperlukan metode

kontrasepsi lainnya.

g. Pascakeguguran, implant dapat segera diinsersikan.

D. Intra-Uterine Devices (IUD/AKDR)

1. Sejarah.

Penggunaan AKDR merupakan salah satu usaha manusia untuk

menekan kesuburan sejak berabad-abad lalu. Pada tahun 1909, AKDR ini

pertama kali dikenalkan oleh Richter di Pilandia yang terdiri dari dua

benang sutra yang tebal.

Saat ini, AKDR telah mendapat penerimaan yang luas dikalangan

masyarakat sehingga beropengaruh pada tersedianya antibiotic untuk

mengendalikan infeksi, perbaikan desain AKDR, serta kesadaran yang

meningkat terhadap pengendalian kesuburan. Setelah melalui AKDR

generasi kedua yang mengira bahwa luas permukaan rongga uterus yang

tertutup oleh AKDR itu adalah faktor utama.

2. Mekanisme kerja.

Sampai sekarang belum ada orang yang yakin bagaimana

mekanisme kerja AKDR dalam mencegah kehamilan. Ada yang

berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi

radang setempat, dengan sebutan leukosit yang melarutkan blastisis atau

sperma.Meksnisme kerja AKDR yang dililitin kawat tembaga mungkin

berbeda. Tembaga dalam kontrasepsi kecil yang dikeluarkan ke dalam


rongga uterus selain menimbulkan reaksi radang seperti pada AKDR biasa,

juga menghamat khasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang

mengeluarkan hormone juga menebalkan lendir serviks sehingga

menghalangi sperma.

3. Daya guna.

Daya guna teoretis dan daya guna pemakaian hampir sama (1-5

kehamilan per 100 wanita pertahun). Kegagalan lebih rendah pada AKDR

yang mengeluarkan tembaga atau hormone. Namun angka

ketidaklangsungan pemaikaian tinggi, yaitu 20-40% tidak meneruskan

pemakaian AKDR dalam tahun pertama. Rata-rata AKDR tetap dipakai

selama 24 bulan.

4. Waktu pemasangan AKDR.

Bidan harus yakin bahwa klien tidak hamil dank lien bebas dari

infeksi vagina atau iuterus saat akan memasang AKDR. Beberapa dokter

lebih menyukai pemasangan AKDR selama klien mengalami periode

menstruasi. Melakukan pemasangan AKDR selama masih menstruasi akan

menghilangakan resiko pemasangan AKDRke dalam iterus yang dalam

keadaan hamil, namun klien lebih rentan terkena infeksi.

5. Obat-obatan pada pemasangan AKDR.

Sebelum prosedur pemasangan, bebera dokter biasanya member

pilihan obar pada klien, teruatama bila klien merasa tegang dan cemas atau

memiliki riwayat dismenorea. Beberapa obat yag ditawarkan antara lain

obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau Analgesik oral, setelah samapai


satu jam sebelum prosedur. Pilihan yang lain adalah penggunaan anastesi

lokal pada tempat pemasukan tenakulum atau blok paraserviks, namun pada

umumnya tindakan ini tidak dilakuka.

6. Pemasangan AKDR.

A. Pemeriksaan sebelum pemasangan AKDR.

Tanya kepada calon akseptor mengenai hal-hal sebagai berikut.

a. Tanggal hari pertama haid terakhir atau tanggal kelahiran anaknya

yang terakhir atau tanggal keguguran terakhir.

b. Lamanya haid dan banyaknya darah yang keluar, serta apakah ada

rasa sakit atau tidak.

c. Apakah baru sembuh dari suatu penyakit infeksi pinggul, misalnya

rasa sakit diperut bagian bawah dengan keaikan suhu badan dan

mengeluarkan cairan vernanah atau berbau busuk, terutama

sesudah melahirkan atau keguguran.

d. Periksa apakah rahim dapat diraba diatas simpisis pubis (bearti ada

kehamilan) dan ada rasa sakit (bearti ada ineksi panggul).

B. Cara Pemeriksaan perut.

a. Minta klien buag air kecil dahulu.

b. Gunakan penerangan (lampu) yang baik.

c. Agar tidak malu, beri tirai agar ruang pemeriksaan tertutup.

d. Tolonglah klien itu naik ke meja periksa, dan minta agar terlentang

untuk pemeriksaan perut.


e. Berilah klien sebuah AKDR dan tawarkan untuk mengajukan

pertanyaan-pertanyaan.

f. Rabalah pelan-pelan diatas pubis untuk menentukan adanya rasa

sakit (nyeri tekan). Rasa sakit dapat pula ditemukan dengan cara

menekan pelan-pelan dengan jari tangan yang diluruskan lalu

cepat-cepat dilepaskan (nyeri lepas).

g. Dalam keadaan normal tak akan teraa tahin atau benjolan lain

dalam perut bagian bawah.

7. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat tindak lanjut setelah pemasangan.

a. Keluhan-keluhan: perdarahan, sakit pinggang, mules-mules, keputihan

dan AKDR lepas (ekspulsi).

b. Haid berlebihan atau nyesi saat haid.

8. Efek samping.

a. Nyeri pada waktu pemasangan.

b. Kejang rahim, terutama pada bulan-bulan pertama. Hal ini dapat diatasi

dengan memberikan spasmilitikum atau pemakaian AKDR yang lebih

kecil ukurannya,

c. Nyeri pelviks. Pemberian spasmolitikum dapat mengurangi keluhan ini.

d. Pingsan dapat terjadi pada klien dengan predisposisi untuk keadaan ini,

dapat diberikan atropine sulfat sebelum pemasangan, untuk mengurangi

fruktualisasi bradikardi dan repleks vasovagal.

e. Perforasi uterus, dalam keadaan ini AKDR harus dikeluarkan melalui

laparoskopi atau laparatomi.


f. infeksi pelviks, infeksi yang ringan umumnya dapat diobati dengan

antibiotic, jika infeksinya berat, hendaknya dibuat biarkan dan uji

kepekaan dari daerah endoserviks.

g. Endrometritis, gejalah dini dalah keputihan yang berbau, dispareuni

metroragia dan menoragia, lebih lanjut dapat menjadi parametritis,

pembentukan abses pelviks dan peritonitis.

9. Kontraindikasi.

Kontraindikasi mutlak pemakaian AKDR ialah kehamilan dan

penyakit radang panggul aktif atau rekuren. Ada pula yang memasukan

sangkaan karsinoma serviks uteri, karsinoma korporis uteri, termasuk ulasan

Papanicolau yang masih meragukan, serta paparan terhadap PHS sebagai

indikasi kontra mutlak. Kontraindikasi relati antara lain ialah tumor

ovarium, kelainan uterus (miompolip, dan sebagainya) genorea, servisitis,

kelainan haid, dismenorea, stenosis kanalis servikalis, dan panjang cavum

uteri yang kurang dari 6,5 cm.

h. Kontrasepsi dengan Metode Operasi

A. Tubektomi (Metode Operasi Wanita-MOW)

Tubektomi pada wanita adalah setiap tindakan yang dilakukan pada kedua

saluran telur wanita yang mengakuibatkan orang yang bersangkutan tidak

akan mendapat keturunan lagi. Kontrasepsi ini hanya digunakan untuk

jangka panjang, walaupun kadang-kadang masih dapat dipulihkan kembali

seperti semula.
Tindakan tersebut awalnya disebut srerilisasi, dilakukan terutama atas

indikasi medis misalnya kelainan jiwa, kemungkinan kehamilan yang

dapat membahayakan jiwa ibu, serta penyakit keturunan. Meledaknya

jumlah penduduk dunia telah mengubah konsep ini sehingga tindakan

tersebut kini lilakukan untuk membatasu jumlah anak.

1. Cara Tubektomi

Tubektomi dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain: saat operasi,

cara mencapai tuba, dan cara penutupan tuba.

a. Saat Operasi.

Tubektomi dapat dilakukan pascakegugura, pasca persalinan, dan

masa interval sesudah keguguran tubektomi dapat langsung

dilakukan.

Tubektomi pascapersalinan sebaiknya dilakuk dalam 24 jam atau

selambat-lambatnya 48 jam setelah persalinan. Tubektomi yang

dilakukan lewat 48 jam pascapersalinan akan dipersulit oleh

adanya edema tuba, infeksi, dan kegagalan.

b. Cara mencapai tuba.

Cara-cara yang dilakukan di Indonesia saat ini ialah dengan

laparatomi, laparatomi mini,da laparoskopi.

1) Laparatomi.

Cara mencapai melalui laparatomi biasa, terutama pada masa

pascapersalinan, merupankan cara banyak yang dilakukan di

Indonesia sebelum tahun 70-an. Tubektomi juga dilakukan


bersamaan dengan bedah sesar, dimanakehamilan selanjutnya

tidak diinginkan lagi. Sebaiknya setiap laparatomi harus

dijadikan kesempatan untuk menawarkan tubektomi.

2) Laparatomi mini.

Laparatomi khusus untuk tubektomi ini paling mudah

dilakukan 1-2 hari pascapersalinan. Uterus yang masih besar,

tuba yang masi panjag, dan dinding perut yang masih longgar

memudahkan mencapai tuba dengan sayatan kecil debesar 1-

2 cm dibawah pusat.

3) Kolpotomi posterior.

Prosedurnya adalah pasien diposisikan dalam sikap litotomi.

Dinding vagina dijepit pada jarak 1 dan 3 cm dari serviks

dengan dua cunam. Lipatan dinding vagina diantara kedua

jepitan itu digunting sekaligus sampai menembus peritoneum.

Lubang sayatan diperlebar dengan dorongan speculum

Soonawalla. Tuba dapat langsung terlihat atau dipancing dan

ditarik keluar. Tubektomi dilakukan dengan cara Pomeroy

atau Kroener. Mukosa vagina dan peritoneum dijahit secara

jelujur,bersama atau dijahit sendiri-sendiri.

4) Laparoskopi.

Pasien dipisisikan dalam sikap litotomi. Kanula rubin

dipasang pada kanalis servikalis dan bibir depan tenakulum


bersama-sama. Pemasangan alat0alat ini dimaksudkan untuk

mengemudikan uterus selagi operasi dilakukan.

c. Cara mencapai tuba.

1) Cara Pomeroy

Tuba dijepit kita-kira pada pertengahannya, kemudian

diangkat sampai melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai

catgut biasan no.0 atau no.1, kemudian dipotong diatas ikatan

catgut tadi. Tujuan pemakaian catgut ini ialah agar segera

diandorpsi sehingga kedua ujung tuba yang dipotong bisa

segerah terpisah. Dengan demikian, tidak kemungkinan

terjadinya rekanalisasi kembali.

2) Cara Kroner.

Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba priksimal

dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutra atau dengan

catgut yang tidak mudah diabsopsi.

3) Cara Irving.

Tuba dipotong pada pertengahan panjangnya setelah kedua

ujung potongan diikat dengan catgut kronik no.0 atau 00.

Ujung potongan distal ditanamkan di dalam ligamentum

latum. Dengan cara ini rekanalisasi spontan tidak mungkin


terjadi. Cara tubektomi ini hanya dapat dilakukajn pada

laparotomi besar seperti bedah sesar.

4) Pemasangan cincin Falope.

Cincin Falope (yoon ring) terbuat dari silicon, dewasa ini

banyak digunakan dengan aplikator baguan ismus tuba ditarik

dan cincin dipasang pada bagian tuba tersebut.

5) Pemasangan klip.

Berbagai jenis klip telah dikembangkan untuk memperoleh

kerusakan minimal agar dapat dilakukan rekanalisasi bila

diperlukan kelak. Klip Filshine mempuanyai keuntungan

dapat digunakan pada tuba yang edema. Klip Huka-Clemens

digunakan dengan cara menjepit tuba. Oleh karena itu tidak

memoperpendek panjang tuba maka rekanalisasi lebih

mungkin dikerjakan.

6) Elekktro koagulasi dan pemutusan tuba.

Dengan memasukan grasping forceps melalui laparoskop,

tuba dijept kurang lebih 2cm dari koruna kemudian diangkat

menjauhi uterus dan alat-alat panggul lainnya. Setelah itu

dilakukan kauterisasi. Tuba terbakar kurang lebih 1cm ke

peroksimal dan distal serta mesosalping terbakar sejauh 2cm.

d. Indikasi Tubektomi

1) Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup.

2) umur 30 tahun dengan riga anak hidup.


3) umur 35 tahun dengan dua anak hidup.

B. Vasektomi ( Metode Operasi pada Pria- MOP)

1. Teknik Vasektomi Standar

a. Celana dibuka dan baringkan klien dalam posisi terlentang.

b. Daerah kulit skrotum, suprapubis, dan bagian dalam pangkal pada kiri

kanan dibersihkan dengan cairan yang tidak merangsang seperti

larutan betadin 0,75%, laritan klorheksidin (hibiscrup) 4% atau asam

pikrat 2%.

c. Tutuplah daerah yang telah dibersihkan tersebut dengan kain streril

berlubang pada tempat skrotum ditonjoljkan keluar.

d. Tempat di linea mediana diatas vas deerens, kulit skotrum diberi

anestesi lokal (prokain/lidokain/vovokain/xilikain 1-2%) 0.5 ml, lalau

jarum diteruskan msuk dan didaerah distal serta proksimal vas

deverens dideponir lagi msing-masing 0.5 ml.

e. Kulit skotrum diiris longitudinal 1 sampai 2 cm, tepat diatas vas

deverens yang telah ditonjolkan kepermukaan kulit.

f. Selain kulit dibuka, vas deverens dipegang dengan klem kemudian

dibersihkan dan dipisahkan sampai tampak vas deverens yang

mengkilat seperti mutiara. Perdarahan ditangani dengan cermat. Obat

anestesi sebaiknya diberikan kembali kedalam asia vas deferens dan

baru kemudian fasia disayat longitudinal sepanjang 0,5 cm, usahakan

tepi sayatan rata ( dapat dicapai jika pisau cukup tajam), hingga

memudahkan penjahitan kembali. Setelah tampak seperti mutiara,


Selanjutnya vas deverens dan fasianya dipisahkan dengan gunting

harus berujung runcing.

g. Jepitlah vas deverens dengan klem pada dua tempat dengan jarak 1-2

cm dan ikat dengan benang kedua ujungnya tapi jangan dipotong dulu.

h. Potonglah diantara kedua ikatan tersebut sepanjang 1 cm. Gunakan

benang sutra n0. 00,0, atau 1 untuk mengikat vas deverens tersebut.

Ikatan tidak boleh terlalu longgar tetapi juga jangan terlalu keras

karena dapat memotong vas deverens.

i. Untuk mencegah rekanalisasi spontan, interposisi fasia vas deverens

dianjurkan. adalah menjahit kembali fasia yang terbuka sedemikian

rupa, vas deverens bagian distal sebelah utertral debenamkan dalam

fasia dan vas deverens bagian prolsimal (sebelah testis) terletak diluar

fasia. Cara ini akan mencegah timbulnya kemungkinan tekanalisasi.

j. Lakukan tindakan diatas (langkah 6-9) untuk vas deverens kanan dan

kiri, setelah selesai tutuplah kulit dengan 1-2 jahitan plain catgut

no.000. Rawat luka operasi dengan baik, tutup dengan kasa streril dan

diplester.

2. Beberapa Metode Menutup Vas Deverens

a. Menjepit vas deverens dengan klip (jepitan) dari tantalum.

b. Mengadakan kateterisasi/fulfurasi kedua ujung.

c. Menyuntik vas deverens dengan sclerotizing agent (zat yang

menyebabkan sklerosis) sehingga menjadi buntu, misalnya dengan

formalin, fenol, dan lain;lain. Dilakukan biasa tanpa operasi.


d. Menutup vas deverens dengan tutup semacam jarum.

e. Hanya mengikat vas deverens.

f. Kombinasi antara dua metode, misalnya mengikat dan kateterisasi.

3. Penyulit dan cara mengatasinya.

a. Perdarahan.

Apabila perdarahan sedikit, cukup dengan pengamatan saja. Apabila

hendaknya dirujuk segera ke fasilktas kesehatan lain yang lebih

lengkap. Akan dilakukan operasi kembali dengan anestesi umum,

membuka luka serta menjepit dan mengikat.

b. Hematoma.

Biasanya terjadi bila daerah skrotum diberikan beban yang berlebihan,

missal naik sepeda, duduk terlalu lama dalam kendaraan dengan

jalanan yang rusak, dan sebagainya.

c. Infeksi

Infeksi pada kulit skrotrum cukup diobati dengan prinsip pengobatan

luka kulit. Luka basah ditangani dengan kompres zat yang tidak

merangsang. Luka kering ditangani dengan salep antibiotic.

d. Granuloma sperma.

Dapat terjadi pada ujung vas deverens atau pada epididimis. Gejalanya

merupakan benjolan kenyal dengan kadang-kadang terdapat keluhan

nyeri. Granuloma sperma dapat terjadi 1-2 minggu setelah vasektomi.

e. Antibody sperma.
Separuh sampai dua sepertiga akseptor vasektomi akan membentuk

antibody terhadap sperma. Sampai saat ini tidak oernah terbukti

adanya penyulit yag disebabkan adanya antybodi tersebut.

f. Kegagalan vasektomi.

Walaupun vasektomi dinilai paling efektif untuk mengontrol

kesuburan pria, tetapi masih mungkin dijumpai suatu kegagalan.

g. Vasektomi dianggap gagal bila terjadi hal berikut.

1) Pada analisis sperma setelah tiga bulan pascavasektomi atau

setelah setelah 10-12 kali berhubungan.

2) Pada ejakulasi dijumpai spermatozoa setelah sebelumnya

azoosperma.

3) Istri (Pasangan) hamil.

F. Manajemen Kebidanan

a. Pengertian Manajemen Kebidanan

Menejemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang

digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan dan tindakan

berdasarkan teori ilmiah, temuan serta keterampilan dalam rangkaian

/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang berfokus pada

pesien (Sulistyawati, 2014).

b. Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan


Menurut Sulistyawati (2014), langkah-langkah manajemen

kebidanan adalah sebagai berikut :

1. Langkah 1 : Tahap Pengumpulan Data Dasar

Mengumpulkan semua data yang dubutuhkan untuk menilai

keadaan klien secara keseluruhan, kegiatan pengumpulan data dimulai

saat pasien masuk dan dilanjutkan secara terus-menerus selama proses

asuhan kebidanan berlangsung. Data dapat dikumpulkan dari berbagai

sumber melalui tiga macam teknik, yaitu wawancara (anamnesis),

observasi dan pemeriksaan fisik. Wawancara adalah perbincangan

terarah dengan cara tatap muka dan pertanyakan yang diajukan

mengarah kepada data yang relevan dengan pasien. Observasi adalah

pengumpulan data melalui indera penglihatan.

2. Lngakah II : Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis, masalah

dan kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulakan. Langkah awal dari perumusan diagnosa atau masalah adalah

pengolahan data dan analisis dengan menggunakan data satu dengan lainnya

sehingga tergambar fakta. Dalam laangkah interpretasi data ini dibagi

menjadi tiga bagian yaitu :

a. Diagnosa kebidanan/Nomenklatur
b. Masalah

c. Kebutuhan paien

3. Langkah III : Merumuskan Dignosa/Masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalh yang lain juga. Langkah ini

memberitahukan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil

terus mengamati kondisi klien. Bidan diharpkan dapat bersiap-bersiap bila

diagnosa atau masalah potensial benar-benar terjadi

4. Langkah IV :Mengidentifikasi Dan Menetapkan Kebutuhan Yang

Memerlukan Penanganan Segara

Dalam pelaksanaannya terkadang bidan dihadapkan pada beberapa

situasi yang memerlukan penanganan segera (Emergensi) dimana bidan harus

segera melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasien, namun kadang juga

berada pada situasi pasien yang memerlukan tindakan segera sementara

menunggu intruksi dokter. Atau bahkan mungkin juga situasi pasien yang

memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain. Disini bidan sangat

dituntut kemampuannya untuk dapat selalu melakukan evaluasi keadaan

pasien agar asuhan yang diberikan tepat dan aman.

5. Langkah V : Merencanakan Asuhan kebidanan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh berdasarkan

langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat harus berdasarkan

pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan teori yang up to date,

perawatan berdasarakan bukti (evidence based care), serta divalidasikan


dengan asumsi mengenai apa yang diinginkan dan tidak diinginkanoleh

pasien. Dalam menyusun perencanaan sebaiknya pasien dilibatkan, karena

pada akhirnya pengambilan keputusan dalam melakukansuatu rencana asuhan

harus disutujui oleh pasien.

6. Langkah VI :Pelaksanaan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada lanagkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Realisasi dari perencanaan dapat dilakukan oleh bidan tidak melakaukannya

sendiri ia tetap memikul tanggung jawab atas terlaksananya seluruh

perencanaan. Dalam situasi dimana ia harus berkolaborasi dengan dokter,

misalnya karena pasien mengalami komplikasi, bidan masih tetap

bertanggung jawab terhadap terlaksannya rencana asuhan.

7. Langkah VII :Evaluasi

Pada langkah ketujuh ini untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan

asuhan yang kita berikan kepada pasien, kita mengacu kepada beberapa

pertimbangan yaitu :

a. Tujuan Asuhan Kebidanan

1) Meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan

2) Memfasilitasi ibu untuk menjalani kehamilannya dengan rasa aman

dan penuh percaya diri.


3) Meyakinkan wanita dan pasangannya untuk mengembangkan

kemampuannya sebagai orang tua dan untuk mendapatkan

pengalaman berharga sebagai orangtua.

4) Membantu keluarga untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebuthan

mereka dan mengemban tanggung jawab terhadap kesehatannya

sendiri.

b. Efektifitas Tindakan Untuk Mengatasi Masalah

Dalam mealkukan evaluasi sebera efektif tindakan dan asuhan yang

kita berikan kepada pasien, kita perlu mengkaji respon pasien dan

peningkatan kondisi yang kita tergetkan pada saat penyusun perencanaan.

Hasil pengkajian ini kita jadikan sebagai acuan data pelaksanaan asuhan

kebidanan.

c. Hasil Asuhan

Hasil asuhan adalah bentuk konkret dari perubahan kondisi pasien dan

keluarga yang meliputi pemulihan kondisi pasien, peningkatan

kesejahteraan emosional, peningkatan pengetahuan dan kemampun pasien

mengenai perawatan diri, serta peningkatan kemandirian pasien dan

keluarga dalam memenuhi kebuthan kesehatannya.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Laporan Kasus

Laporan Tugas Akhir (LTA) ditulis berdasarkan laporan kasus asuhan

kebidanan berkesinambungan pada ibu hamil dan nifas ini dilakukan dengan

menggunakan jenis metode penelitian studi penelaah kasus dengan cara

meneliti suatu permasalahan yang berhubungan dengan kasus itu sendiri,


faktor-faktor yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul

sehubungan dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu

perlakuan.

B. Lokasi dan Waktu

1. Waktu

Penelitian dilakukan pada bulan 5 April -5 Mei tahun 2018

2. Lokasi

Penelitian ini telah dilakukan di BPM Husniaty, AM.Keb Palembang

C. Subyek Laporan Kasus

Subyek yang digunakan dalam studi kasus dengan manajemen asuhan

kebidanan ini adalah ibu hamil normal mulai usia kehamilan 34 minggu pada

bulan April 2018 di BPM Husniaty, AM.Keb Palembang kemudian diikuti

sampai ibu bersalin dan nifas sampai dengan bulan Mei tahun 2018.

D. Instrument Laporan Kasus

Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara dan

studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir sesuai dengan KEPMENKES

NO.938/MENKES/SK/VIII/2007.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan:


1. Data primer

a. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah

respondennya sedikit/kecil (Sugiono, 2014).

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara

mendalam dengan Ny.F sebagai informan.

b. Pemeriksaan/observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciriyang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara

dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi

dengan orang maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga

objek-objek alam yang lain. Observasi merupakan suatu proses yang

kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan

psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses

pengamatan dan ingatan (Sugiono, 2014).

Observasi dalam penelitian ini dilakukan terhadap kondisi Ny.F

pada saat pertama kali datang ke BPM Husniaty, AM.Keb Palembang

yaitu pemeriksaan kehamilan trimester III, persalinan, bayi baru lahir,

dan nifas.

2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pemeriksaan secara

tidak langsung atau terapi yang diperoleh dari keterangan keluarga,

lingkungannya, mempelajari status dan dokumentasi pasien dan catatan

dalam kebidanan (Notoatmodjo, 2012).

Data sekunder dalam laporan ini diperoleh dari data rekam medik di BPM

Husniaty Kota Palembang diantarnaya buku registrasi, buku Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA) atau buku kunjungan, kantong persalinan, kohort,

partograf dan data-data lain yang berhubungan dengan laporan tugas akhir.

F. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah:

1. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan observasi dan

pemeriksaan fisik: tensimeter, stetoskop, dopler, timbangan berat badan,

thermometer, jam, handschoon.

2. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara : format

asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin dan nifas. Serta bayi baru lahir.

3. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi : dokumentasi :

catatan medik atau status pasien, buku KIA.


BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1. Sejarah Tempat Penelitian

Bidan husniyati lulusan D4 dari Aisyah Angkatan 1999, BPS

Husniaty berdiri pada tanggal 3 Juni 2003 dan sudah menjadi bidan delima

pada tanggan 1 Juni 2006 dengan nomor 183/04/01/STK/CPS.APN/VII/06

(SK786 /MENKES/ SK/VIII/I/1999). Diselenggarakan pada tanggal 14

sampai dengan 19 Agustus 2006 di RS Anak Bersalin Tiara Patrin, RB


Ananda, RB Budi Indah, STB diperpanjang dikeluarkan pada tanggal 28

Agustus 2005 dan perpanjangan SIPB 28 Agustus 2009. BPS Husniaty

berada di Wilayah Kerja Puskesmas Plaju.

2. Gambaran Geografis

Bidan Praktek Swasta Husniaty Palembang terletak di Jalan Kapten

Abdullah RT.09 Kelurahan Talang Bubuh Plaju. Bidan Husniaty memiliki

luas tanah 320 m2.

Dengan batas wilayah terdiri atas:

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan RT.09

b. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Jalan Setia

c. Sebelah Barat : Berbatasan dengan RT.08

d. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Jalan Raya

3. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di BPM Husniaty Palembang dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel
Sarana dan Prasarana di BPM Husniaty Palembang

No Fasilitas-Fasilitas Jumlah Keterangan


1. Ruangan 6 - Ruang tunggu
- Ruang pemeriksa
- Ruang bersalin
- Ruang nifas
- Ruang VIP
2. Tempat tidur 10 Digunakan untuk bersalin (2
tempat tidur), berobat dan
ANC (1 tempat tidur), nifas
(5 tempat tidur), VIP (2
tempat tidur)
3. Tempat tidur bayi 5 Digunakan untuk tempat
bayi baru lahir (1 tempat
tidur), setelah bayi 2 jam
lahir (4 tempat tidur)
4. Lemari 13 Digunakan untuk tempat
obat (2), lemari arsip (2),
untuk USG ( 1), untuk infuse
set (1), untuk spuit, betadine,
kasa, kapas (1), untuk pasien
nifas (4), ruang VIP (1),
untuk alat partus (1)
5. Meja 3 Untuk tempat pendaftaran
(1), untuk timbangan bayi
(1), untuk ruang tunggu (1)
6. Alat sterilisasi 1 Digunakan untuk
mensterilisasikan alat dan
untuk menyimpan alat partus
agar tidak terkontaminasi
7. Alat bedah obstetri
a. Partus set 4 Digunakan untuk partus (4
b. Heating set 1 set), untuk heating (1 set),
c. Implant set 1 untuk kuretase (4 set), untuk
d. IUD set 1 implant (1 set) untuk IUD (1
set).
8. Oksigen 2 Digunakan untuk pasien
gawat janin dan resusitasi
bayi yang asfiksia

9. Lampu sorot 2 Digunakan untuk partus,


heting

10. Wastapel 2 Digunakan untuk mencuci


tangan sebelum dan setelah
melakukan tindkaan
11. Lemari es 1 Digunakan untuk
menyimpan vaksin dan obat-
obatan
12. Televisi, AC, kipas, Digunakan untuk sarana
dan dispenser tambahan untuk pasien TV
(4), AC (1), Kipas angin (3),
dispenser (2).
B. TINJAUAN KASUS

Asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan pada Ny.F sejak usia

kehamilan 37 minggu sampai dengan 1 minggu postpartum dengan tujuh kali

asuhan diantaranya: Asuhan kebidanan pada usia kehamilan 37 minggu,

Asuhan kebidanan pada usia kehamilan 38 minggu, asuhan kebidanan

persalinan normal, asuhan kebidanan bayi baru lahir, asuhan kebidanan nifas

normal 6 Jam post partum, asuhan kebidanan nifas normal 1 minggu post

partum, asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 2 jam post partum, asuhan

kebidanan pada bayi baru lahir 1 minggu post partum dan asuhan kebidanan

keluarga berencana. Hasil dokumentasi kegiatan selama ini bisa dilihat

dibawah ini:

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY “F”


G2P1A0 HAMIL 37 MINGGU DI BIDAN PRAKTIK
MANDIRI HUSNIYATI KOTA PALEMBANG

No. Registrasi :
Pengkajian Data, Tanggal : 5 April 2018
Tempat : BPM Husniyati Palembang
Waktu : 11.45
I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Klien : Ny “F” Nama Suami : Tn “H”
Umur : 24 Tahun Umur : 28 Tahun
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Sungai Pinang RT.21 C Rambutan Kota Banyuasin

B. Alasan Datang
Ny “ F ‘’ datang ke BPM Husniyati Palembang Pada tanggal 5 April 2018
pukul 11.45 WIB mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya,
mengaku hamil 9 bulan anak kedua, gerakan janin masih dirasakan.
C. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun Teratur/Tidak : teratur
Lama Haid : 6 hari Disminorhoe : (+) hari pertama
Banyaknya : 3x ganti pembalut Warna Darah : merah kecoklatan
D. Riwayat Pernikahan
Status Pernikahan : 1 x menikah
Usia Menikah : 19 tahun
Lama Pernikahan : 5 tahun

E. Riwayat Kehamilan Sekarang


G2 P1 A0
HPHT : 16-07-2017
TP : 23-04-2018
Usia Kehamilan : 37 minggu
ANC : 6x
Tempat Pemeriksaan : BPM Husniyati Palembang
TabletFe
- Jumlah diberikan : 90 tablet
- Jumlah dimakan : 60 tablet
Imunisasi
- TT I : 24 Januari 2018
- TT II : 29 Maret 2018
- TT III :
- TTIV :-
- TTV :-
Keluhan Selama Kehamilan
- Trimester I : Pusing, mual, muntah
- Trimester II : tidak ada keluhan
- Trimester III : Sering BAK, sakit pinggang

F. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu:


Tempat Usia Jenis Penolo Anak
Keha persali Keada
milan nan
Aterm Spont Bidan 3000gr

G. Riwayat KB
Pernah menjadi Akseptor KB : pernah
Jenis Kontrasepsi yang digunakan : KB Suntik 3 bulan
Lama Pemakaian : 1 tahun
Keluhan : Tidak ada
Alasan Berhenti menjadi Akseptor KB : Ingin menambah anak
Rencana Kontrasepsi yang Akan Datang : KB Suntik 3 bulan
Alasan : Agar produksi ASI tidak
terganggu
H. Data Kesehatan
1. Riwayat Penyakit yang Pernah diderita :
TBC : Tidak Ada Ginjal : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada Diabetes Melitus : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Tumor : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Kanker : Tidak Ada HIV/AIDS : Tidak Ada
2. Riwayat Operasi yang Pernah dijalani :
SC : Tidak Ada
3. Riwayat Penyakit Keluarga/Keturunan
TBC : Tidak Ada Retardasi Mental : Tidak Ada
HIV/AIDS : Tidak Ada Kelainan Darah : Tidak Ada
Hepatitis : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Diabetes Melitus : Tidak Ada Kelainan Kongenital : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Kelianan Kembar : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada Peny. Ginjal : Tidak Ada
4. Riwayat Alergi
Obat : Tidak Ada
Makanan : Tidak Ada
Lain-lain : Tidak Ada
I. Data Kebiasaan Sehari-Hari (Activity Daily Living/ADL)
1. Nutrisi
Pola Makan : 3x/ hari
Porsi : Sepiring nasi, sepotong lauk, 1 mangkuk sayur,
buah
Pantangan : Tidak Ada
Masalah : Tidak Ada
Minum :± 8 gelas/ hari
Jenis : Air Putih dan 1 gelas susu
2. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : ± 8x/ hari Frekuensi : 1x/ hari
warna : kuning jernih konsistensi : lunak
masalah : Tidak Ada warna : kecoklatan
masalah : Tidak Ada
3. Istirahat
- Tidur Siang : ± 2 jam/ hari
- Tidur Malam : ± 8 jam/ hari
- Masalah : Tidak ada
4. Olahraga dan Rekreasi
Olahraga : 1 x seminggu
Rekreasi : 1 x sebulan

5. Personal Hygiene
Gosok Gigi : 3 x/Hari
Mandi : 3 x/Hari
Ganti Pakaian Dalam : 3 x/Hari

J. Riwayat Psikososial
1. Pribadi
Hubungan ibu dengan Suami : Harmonis
Hubungan Ibu dengan Keluarga : Baik
Rencana Persalinan : Normal, di Bidan
Persiapan yang sudah dilakukan : Tabulin, pakaian bayi dan
kendaraan
Rencana Menyusui : ASI Ekslusif
Rencana Merawat Anak : Merawat Sendiri
2. Keluarga
Harapan Suami dan Keluarga : Ibu dan Bayi sehat
Persiapan yang dilakukan : Uang dan Kendaraan
Keluarga Lain yang Tinggal Serumah : Adik ipar
Jumlah Seluruh Keluarga yang Tinggal Serumah: 3 orang
Pengambilan Keputusan dalam Keluarga : Suami
3. Budaya
Kebiasaan/Adat Istiadat yang dilakukan Selama Kehamilan : Tidak
Ada
II. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Baik
2. Tanda Vital
T : 36,50C TD : 120/80 mmHg
P : 21x/ menit N : 82x/ menit
3. Sikap Tubuh : Baik
4. TB : 157 cm
5. BB
BB Sekarang : 59 kg
BB Sebelum Hamil : 48 kg
6. LILA : 26 cm
7. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Kebersihan : Bersih, tidak berketombe
Warna Rambut : Hitam
Rontok/mudah dicabut : Tidak rontok
b. Muka
Cloasma Gravidarum : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada

c. Mata
Conjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Penglihatan : Baik
Alat Bantu : Tidak Ada
d. Hidung
Kebersihan : Bersih
Polip : Tidak Ada
e. Mulut
- Bibir : Simetris, Tidak Pecah-pecah
- Gigi : Bersih
- Caries : Tidak Ada
- Stomatitis : Tidak Ada
- Lidah : Bersih
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pendengaran : Baik
Kebersihan : Bersih, tidak ada serumen
Masalah : Tidak Ada
g. Leher
Hiper Thyroid : Tidak Ada Pembesaran
Distensi Vena Jugularis : Tidak Ada Pembesaran
h. Jantung : Teratur
i. Paru-paru : Normal
j. Payudara
Bentuk : Simetris
Konsistensi : Lunak
Kebersihan : Bersih
Kolostrum : Sudah Keluar
Areola Mammae : Hiperpigmentasi
Putting Susu : Menonjol kanan dan kiri
Kelainan : Tidak Ada
k. Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Luka Bekas Operasi : Tidak Ada
Linea : Ada
Striae : Ada
Kandung Kemih : Kosong
- Leopold I : TFU 3 jari dibawah Px ( 34 cm ), teraba
bokong.
- Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba punggung
dan bagian kiri perut ibu teraba bagian
kecil-kecil janin (ekstremitas).

- Leopold III : Presentasi kepala belum masuk Pintu Atas


Panggul (PAP)
- Leopold IV :-
- TBJ : ( 34-12) x 155 = 3410
- DJJ :(+)
- Frekuensi : 134x/ menit
- Lokasi : Sebelah kanan bawah perut ibu
- Teratur/Tidak : Teratur
l. Genetalia Eksterna
Vagina : Normal dan Tidak Ada oedema
Pembesaran Kelenjar : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Pengeluaran
- Jenis : Tidak ada
- Bau : Tidak ada
- Warna : Tidak ada
Anus : Tidak Ada Haemoroid

m.Ekstremitas Bawah
Tungkai : Simteris
Oedema : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
Refleks Patella : Positif
n. Pengukuran Panggul Luar
- Distansia Spinarum : 35
- Distansia Cristarum : 21
- Boudelouge : 20
- Lingkar Panggul : 80

o. Panggul Dalam
- Indikasi : Tidak dilakukan
- Promontorium : Tidak dilakukan CD : cm, CV : cm
- Linea Inominata : Tidak dilakukan
- Sacrum : Tidak dilakukan
- Spina Ischiadika : Tidak dilakukan
- Arcus Pubis : Tidak dilakukan
- Kesan Panggul : Tidak dilakukan
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
- HB : 11,0 gr%
- Golongan Darah : AB
b. Urine
- Protein : Tidak dilakukan
- Glukosa : Tidak dilakukan
c. USG : Tidak dilakukan
d. Rontgen : Tidak dilakukan
e. Lain-lain : Tidak dilakukan

III. ANALISA DATA


Diagnosa : G2 P1 A0 37 minggu, janin tunggal hidup
presentasi kepala

IV. PENATALAKSANAAN
a) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan
Keadaan umum ibu diantaranya TD: 120/80 mmHg, T: 36,5 0C, P: 21
x/menit dan Nadi: 82x/menit dan menjelaskan kepada ibu bahwa hasil
pemeriksaan ibu dan janin dalam keadaan sehat serta memberitahu ibu
tafsiran persalinan (ibu mengerti).
b) Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya kehamilan trimester
III seperti perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, masalah
penglihatan/pandangan kabur, bengkak pada muka dan tangan, nyeri
perut yang hebat, gerakan bayi berkurang.
c) Menjelaskan kepada ibu tentang kebutuhan fisiologis ibu pada trimester
III seperti sakit bagian punggung-pinggang, sering kencing/BAK,
konstipasi karena tekanan rahim yang membesar dan adanya kontraksi.
d) Menghadirkan suami dan keluarga untuk mendampingi Ibu dan
memberikan dukungan pada ibu.
e) Menjelaskan kepada ibu tentang persiapan persalinan seperti tempat
persalinan, memilih tenaga kesehatan terlatih, pengambil keputusan,
transportasi, tabungan/dana.
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY “F”
G2P1A0 HAMIL 38 MINGGU DI BIDAN PRAKTIK
MANDIRI HUSNIYATI KOTA PALEMBANG TAHUN 2018

No. Registrasi :
Pengkajian Data, Tanggal : 14 April 2018
Tempat : BPM Husniyati Palembang
Waktu : 17.40 WIB

I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Klien : Ny “F” Nama Suami : Tn “H”
Umur : 24 Tahun Umur : 28 Tahun
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Sungai Pinang RT.21 C Rambutan Kota Banyuasin

B. AlasanDatang :
Ibu datang pada tanggal 14 April 2018 Pukul 11.00 WIB, ibu datang ke
BPM Husniaty mengeluh sakit perut yang menjalar ke pinggang sejak jam
09.00 WIB dan keluar lendir sejak jam 10.00 WIB dan gerakan anak
masih dirasakan.
C. Keluhan Utama :
Sakit perut menjalar ke pinggang

D. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun Teratur/Tidak : teratur
Lama Haid : 6 hari Disminorhoe : (+) hari pertama
Banyaknya : 3x ganti pembalut Warna Darah : merah kecoklatan
E. Riwayat Pernikahan
Status Pernikahan : 1 x menikah
Usia Menikah : 19 tahun
Lama Pernikahan : 5 tahun
F. Riwayat Kehamilan Sekarang
G2 P1 A0
HPHT : 16-07-2017
TP : 23-04-2018
Usia Kehamilan : 37 minggu
ANC : 6x
Tempat Pemeriksaan : BPM Husniyati Palembang
TabletFe
- Jumlah diberikan : 90 tablet
- Jumlah dimakan : 60 tablet
Imunisasi
- TT I : 24 Januari 2018
- TT II : 29 Maret 2018
- TT III :-
- TT IV :-
- TT V :-
Keluhan TM I : Mual, muntah
- Terapi yang diberikan : Tablet Fe, Kalk, asam folat
- Nasihat yang diberikan : Makan sedikit tapi sering
Keluhan TM II : Tidak ada
- Terapi yang diberikan : Tablet Fe, Kalk, dam Asam Folat
- Nasihat yang diberikan : Istirahat yang cukup dan minum susu ibu
hamil
Keluhan TM III : Sakit pinggang dan mules
- Terapi yang diberikan : Tablet Fe, Kalk, dam Asam Folat
- Nasihat yang diberikan : Istirahat yang cukup dan sering-sering
jongkok dan jalan
G. RiwayatKehamilan, Persalinan, danNifas yang lalu :
No. Tahun Tempat Usia Jenis Penolong K.U Anak
Partus Partus kehamilan persalinan Nifas JK PB BB Keadaan
1 2014 BPM Aterm Spontan Bidan Baik LK 50 cm 3000gr Hidup
2 Ini

H. Riwayat KB
Pernah menjadi Akseptor KB : pernah
Jenis Kontrasepsi yang digunakan : KB Suntik 3 bulan
Lama Pemakaian : 1 tahun
Keluhan : Tidak ada
Alasan Berhenti menjadi Akseptor KB : Ingin menambah anak
Rencana Kontrasepsi yang Akan Datang : KB Suntik 3 bulan
Alasan : Agar produksi ASI tidak
terganggu
I. Data Kesehatan
1. Riwayat penyakit yang pernah diderita :
TBC : Tidak Ada Ginjal : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada Diabetes Melitus : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Tumor : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Kanker : Tidak Ada HIV/AIDS : Tidak Ada

2. Riwayat Operasi yang pernah dijalani


SC : Tidak Pernah
Appendiks : Tidak Pernah

3. Riwayat penyakit Keluarga/Keturunan


TBC : Tidak Ada Retardasi Mental : Tidak Ada
HIV/AIDS : Tidak Ada Kelainan Darah : Tidak Ada
Hepatitis : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Diabetes Melitus : Tidak Ada Kelainan Kongenital : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Kelianan Kembar : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada Peny. Ginjal : Tidak Ada

4. Riwayat Alergi
Obat : Tidak Ada
Makanan : Tidak Ada

J. Data Kebiasaan Sehari-hari (Activity Daily Living)


1. Nutrisi
Pola Makan : 3x/ hari
Porsi : Sepiring nasi, sepotong lauk, 1 mangkuk sayur,
buah
Pantangan : Tidak Ada
Masalah : Tidak Ada
Minum : ± 8 gelas/ hari
Jenis : Air Putih dan 1 gelas susu
2. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : ± 8x/ hari Frekuensi : 1x/ hari
warna : kuning jernih Konsistensi : lunak
masalah : Tidak Ada Warna : kecoklatan
Masalah : Tidak Ada
3. Istirahat
- Tidur Siang : ± 2 jam/ hari
- Tidur Malam : ± 8 jam/ hari
- Masalah : Tidak ada
4. Olahraga dan Rekreasi
Olahraga : 1 x seminggu
Rekreasi : 1 x sebulan
5. Personal Hygiene
Gosok Gigi : 3 x/Hari
Mandi : 2 x/Hari
Ganti Pakaian Dalam : 3 x/Hari
K. RiwayatPsikososial
1. Pribadi
Hubungan ibu dengan Suami : Harmonis
Hubungan Ibu dengan Keluarga : Baik
Rencana Persalinan : Normal, di Bidan
Persiapan yang sudah dilakukan : Tabulin, pakaian bayi dan
kendaraan
Rencana Menyusui : ASI Ekslusif
Rencana Merawat Anak : Merawat Sendiri
2. Keluarga
Harapan Suami dan Keluarga : Ibu dan Bayi sehat
Persiapan yang dilakukan : Uang dan Kendaraan
Keluarga Lain yang Tinggal Serumah : Adik ipar
Jumlah Seluruh Keluarga yang Tinggal Serumah: 3 orang
Pengambilan Keputusan dalam Keluarga : Suami
3. Budaya
Kebiasaan/Adat Istiadat yang dilakukan Selama Kehamilan : Tidak Ada

II. DATA OBJEKTIF


1. KeadaanUmum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaanemosional : Stabil
2. Tanda Vital
Temp : 36,50C TD : 120/80mmHg
Pernafasan : 23 x / menit N : 82 x /menit
3. Sikap Tubuh : Lordosis Gravidarum
4. Tinggi Badan : 157 cm
5. Berat Badan
BB Sebelum hamil : 48 Kg
BB Sekarang : 59 Kg
LILA : 26 cm
6. PemeriksaanFisik
a. Kepala
Kebersihan : Bersih, tidak berketombe
Warna Rambut : Hitam
Rontok/mudah dicabut : Tidak rontok
b. Muka
Cloasma Gravidarum : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
c. Mata
Conjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Penglihatan : Baik
Alat Bantu : Tidak Ada
d. Hidung
Kebersihan : Bersih
Polip : Tidak Ada
e. Mulut
- Bibir : Simetris, Tidak Pecah-pecah
- Gigi : Bersih
- Caries : Tidak Ada
- Stomatitis : Tidak Ada
- Lidah : Bersih
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pendengaran : Baik
Kebersihan : Bersih, tidak ada serumen
Masalah : Tidak Ada
g. Leher
Hiper Thyroid : Tidak Ada Pembesaran
Distensi Vena Jugularis : Tidak Ada Pembesaran
h. Jantung : Bunyi teratur dan jelas
i. Paru-paru : Bersih
j. Payudara
Bentuk : Simetris
Konsistensi : Lunak
Kebersihan : Bersih
Kolostrum : Sudah Keluar
Areola Mammae : Hiperpigmentasi
Putting Susu : Menonjol kanan dan kiri
Kelainan : Tidak Ada
k. Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Luka Bekas Operasi : Tidak Ada
Linea : Ada
Striae : Ada
Kandung Kemih : Kosong
- Leopold I : TFU pertengahan PX dan pusat teraba
bulat, lunak dan tidak melenting (Mc.
Donald = 32 cm)
- Leopold II : Teraba punggung janin disebelah kanan
perut ibu dan bagian ekstremitas di bagian
kiri perut ibu
- Leopold III : Teraba punggung janin disebelah perut
ibu dan sudah masuk PAP (preskep).
- Leopold IV : Sudah masuk PAP 3/5
- TBJ : (TFU-11) x 155 = (27-11) x 155 = 2480 gr
- DJJ :(+)
- Frekuensi : + 130 x/ menit
- Lokasi : Sebelah kanan bawah perut ibu
- Teratur/Tidak : Teratur
l. Genetalia Eksterna
Vagina : Tidak ada pembekakan
Pembesaran Kelenjar : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Pengeluaran
- Jenis : Tidak ada
- Bau : Tidak ada
- Warna : Tidak ada
Anus : Tidak Ada Haemoroid
m. Ekstermitas Bawah
Tungkai : Simetris
Oedema : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Kelainan : Tidak Ada
Refleks Patella : Kanan ( + ), Kiri ( + )
n. Pengukuran Panggul Luar
Distansia Spinarum : Tidak dilakukan
Distansia Cristarum : Tidak dilakukan
Boudelouge : Tidak dilakukan
Lingkar Panggul : Tidak dilakukan
o. Panggul Dalam
Indikasi : Tidak dilakukan
Promontorium : Tidak dilakukan CD : cm, CV : cm
Linea Inominata : Tidak dilakukan
Sacrum : Tidak dilakukan
SpinaIschiadika : Tidak dilakukan
Arcus Pubis : Tidak dilakukan
KesanPanggul : Tidak dilakukan

7. Pemeriksaan Dalam
Indikasi : Keluar lendir
Tujuan : Memantau persalinan dan pembukaan
Hasil
- Portio : Tidak teraba
- Pembukaan : 3cm
- Pendataran : 10%
- Ketuban : (+)
- Presentasi : Kepala
- Penunjuk : Ubun-ubun kecil kiri depan
- Penurunan : 3/5
- Kelainan Lain : Tidak ada
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
HB : 11,0gram %
GolonganDarah : AB
b. Urine
Protein : Tidak dilakukan
Glukosa : Tidak dilakukan
c. USG : Tidak dilakukan
d. Rontgen : Tidak dilakukan
e. Lain – lain : Tidak dilakukan

III. ASSESMENT
Diagnosa : G2P1A0 38 minggu, kala I, fase laten, janin tunggal hidup
presentasi kepala

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan bahwa

ibu sebentar lagi akan melahirkan dengan hasil pemeriksaan ibu dan janin

dalam keadaan baik dengan pembukaan 5 cm dan DJ 144 x/menit (ibu dan

keluarga mengerti dengan kondisinya saat ini)

2. Membuat surat persetujuan tindakan medik (informed concent) (suami Ny.F

telah menyetujui dengan semua tindakan medik yang akan dilakukan dan telah

mendatangi surat persetujuan tindakan medik)

(keluarga dan suami menandatangani dan menyetujui inform concent)

3. Memberi support, motivasi pada ibu dan kerjasamanya pada saat bersalin nati

(ibu mengikuti anjuran bidan).

4. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang aman atu miring kekiri jangan

terlentang karena bisa menekan vena cava dan mengikuti anjuran bidan untuk

memilih posisi yang nyaman).

5. Menjelaskan kepada ibu tentang penyebab nyeri persalinan, penyebabnya

karena kontraksi uterus untuk membuka jalan lahir dan memantau proses

persalinan. Ibu diharapkan dapat beradaptasi pada nyeri yang timbul (ibu

mengerti dengan penjelasan bidan tentang awal penyebab nyeri semakin kuat).

6. Mengajarkan ibu cara ehnik relaksasi seperti menarik nafas panjang lewat

hidung pada saat perut sakit dan membuang nafas lewat awal penyebab nyeri

semakin kuat)

7. Melakukan obervasi His, DJJ. Vt, kandung kemih)

No Tanggal Waktu TD His DJJ Suhu P N Keterangan

1 13-03- 14.00 120/80 3x10”45’ 140x/m 36,50C 18x/m 80x/m Vt : 5 cm


2018
14.30 3x10”45’ 135x/m 80x/m
15.00 120/80 4x10”45’ 135x/m 18x/m 82x/m Vt : 7 cm

15.30 4x10”45’ 135x/m 80x/m

16.00 120/70 4x10”45’ 130x/m 360C 18x/m 80x/m

16.30 4x10”45’ 133x/m 81x/m

17.00 130/80 5x10”45’ 135x/m 20x/m 80x/m Vt : 10 cm

17.30 5x10”45’ 135x/m 85x/m

17.40 130/80 5x10”45’ 140x/m 370C 21x/m 85x/m

8. Mengajarkan bu untuk minum antara 2 his untuk menambah tenaga

(ibu telah minum)

9. Persiapan alat dan memastikan alat telah siap tindakan telah dilakukan dan alat

telah siap).

10. Mencatat hasil observasi

KALA II
Tanggal : 14 April 2018
Pukul : 18.45

I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bahwa perutnya semakin mules dan bertambah kuat serta ingin
timbul rasa meneran
II. DATAOBJEKTIF
1. KeadaanUmum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaanemosional : Stabil
2. Tanda Vital
Temp : 36,50C TD : 120/80 mmHg
Pernafasan : 23 x / menit N : 82 x /menit
3. Pemeriksaan dalam
- Portio : Tidak teraba
- Pembukaan : Lengkap
- Pendataran : 100%
- Ketuban : (-)
- Presentasi : Kepala
- Penunjuk : Ubun-ubun kecil kiri depan
- Penurunan : 0/5
- Kelainan Lain : Tidak ada

III. ASSESMENT
G2P1A0 inpartu kala II

IV. PLANNING
a. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan kemajuan

persalinan yaitu : pembukaan sudah lengkap dan ketuban sudah pecah

( ibu dan keluarga paham dengan penjeasan bidan)

b. Partus set, obat-obatan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir

serta kebutuhan ibu dan bayi sudah siap dan lengkap (alat-alat lengkap)

c. Menghadirkan suami dan keluarga untuk mendampingi ibu pada sat proses

persalinan (tindakan sudah dilakukan suai yang mendampingi ibu pada

proses persalinan).

d. Membantu ibu mengatur posis untuk bersalin, yaitu posisi setengah

diaduk/ibu mengikuti anjuran bidan)

e. Penolong persalinan menggunakan APD lengkap (APD telah dipakai)

f. Melihat adanya tanda gejala kala II, yaitu :

a) Ibu merasa ada dorongan untuk meneran

b) Perineum menonjol
c) Terlihat tekanan pada anus

d) Vulva, vagina dan spingterani membuka (terlihat adanya tanda gejala

kala II)

e) Membantu ibu mengatur posisi meneran, lebarkan kedua paha dengan

mengaitkan tangan dilipatan lutut dan tarik lutut ke arah dada,

tempelkan dagu ibu ke dada dan arahkan pandangan mata ibu ke perut

(bu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan).

f) Mengajarkan pada ibu teknik meneran yang benar yaitu : ibu dapat

meneran bersamaan dengan datangnya rasa sakit dan dorongan yang

kuat untuk meneran jangan angkat bokong ibu saat meneran, anjurkan

ibu untuk istirahat diantara kontraksi (ibu mengerti dan ibu

beristirahat pada saat tidak merasakan sakit)

g) Melakukan pimpinan persalinan 60 langkah sesuai prosedur kepala ibu

(tindakan dilakukan)

h) Memberikan ibu minum bila merasa lelah serta memotivasi selama

persalijanj berlangsung (bila mau minum di sela-sela dan mengikuti

sasran bidan untuk seangat dalam proses elahirkan.

i) Memberitahu ibu bayinya telah lahir dengan selamat dan lengkap tanpa

kurang sedikitpun pada pukul 16.40 dan berjenis kelamin laki-laki bayi

lahir sehat, menangis kuat, tonus otot aktif, warna kulit kemerahan (ibu

merasa bahagia atas keluhan bayinya)

j) Mengeringan bayi kemudian menelungkupkan bayi di antara payudara

ibu untuk IMD memakaikan topi (IMD telah dilakukan).


KALA III
Tanggal : 14 April 2018
Pukul : 18.02

I. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan lelah dan perutnya masih terasa mules

II. DATAOBJEKTIF
1. KeadaanUmum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaanemosional : Stabil
2. Tanda Vital
Temp : 36, 5‫ ﹾ‬C TD : 110/80mmHg
Pernafasan : 20 x / menit N : 84 x /menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Palpasi
- Tidak teraba janin kedua
- TFU : sepusat
- Kontraksi uterus : baik
- Kandung kemih : tidak penuh
b. Inspeksi
Adanya terlihat tanda gejala kala III yaitu :
- Tali pusat memanjang
- Semburan darah tiba-tiba
- Uterus membundar
III. ASSESMENT
P2A0 Postpartum kala III
IV. PENATALAKSANAAN
a) Mengobservasi vital sign, kontraksi uterus, kandung kemih, pendarahan,

TD:110/80 mmHg, RR:20x/menit, Nadi: 84x/menit, Suhu: 36,5ºC,

Kontraksi uterus: baik, kandung kemih: kosong, perdarahan:150 cc

b) Melakukan manajemen aktif kala III, melakukan masase uterus,

menyuntikan oksitosin 10 UI secara IM di 1/3 paha kanan bagian luar

setelah 1 menit bayi lahir

c) Melihat tanda-tanda lepasnya plasenta seperti semburan darah secara tiba-


tiba, tali pusat memanjang dan uterus berbentuk globular
d) Melakukan peregangan tali pusat: pindahkan klem 5-10 cm depan vulva

ibu, tangan kanan tegangkan tali pusat sejajar lantai, tangan kiri

dorsokranial, tarik ke atas lalu kebawah, sambut plasenta dengan kedua

tangan dan putar searah jarum jam, lakukan masase 15 detik, melakukan

masase uterus segera setelah plasenta lahir selama 15 detik, memeriksa

kelengkapan plasenta (flyzen bersatu, kotiledon 20 buah, tebal 2 cm, dan

diameter 20 cm = semua lengkap). Memeriksa laserasi jalan lahir,

memeriksa kembali kontraksi ibu, plasenta lahir lengkap pukul 18.02

WIB, plasenta lengkap dan tidak ada robekan jalan lahir pada ibu.

KALA IV
Tanggal : 14 April 2018
Pukul : 18.15

I. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa bahagia dengan kelahiran bayinya dengan merasa mules dan lelah
II. DATAOBJEKTIF
1. KeadaanUmum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaanemosional : Stabil
2. Tanda Vital
T : 36,5 ‫ ﹾ‬C TD : 120/80mmHg
Pernafasan : 20 x / menit N : 82 x /menit
3. Kontraksi uetrus : baik,
4. TFU : 2 jari dibawah pusat

III. ASSESMENT
P2A0 Postpartum kala IV

IV. PENATALAKSANAAN
a) Mengobservasi vital sign, TD 120/80 mmHg, suhu 36,50C, RR

20x/menit, Nadi 82x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus

baik, perdarahan normal dan kandung kemih tidak penuh

b) Memberitahu kepada ibu bahwa saat ini ibu sedang dalam masa

pemantauan

c) Membersihkan tubuh ibu dan tempat tidur dengan menggunakan air

bersih, mengganti pakaian ibu dengan pakaian yang bersih dan memasang

pembalut serta mensterilkan semua peralatan yang telah digunakan.

d) Menganjurkan ibu untuk masase uterus yaitu dengan cara menggosok

perut dengan gerakan memutar

e) Menganjurkan ibu untuk istirahat agar rasa lelah ibu berkurang.


f) Menjelaskan kepada ibu tentang nutrisi yang cukup dibutuhkan oleh ibu
menyusui seperti karbohidrat (nasi, roti), protein (tempe, tahu, telur, ikan
dan lain-lain), vitamin dan mineral yang di dapatkan dari sayuran dan
buah-buahan.
g) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa

pendamping ASI dan perawatan payudara dengan membersihkan daerah

puting susu seperti bilas dengan air hangat

h) Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya post partum misal terjadi nyeri

perut yang hebat & suhu tubuh lebih dari 38º C.

i) Memantau kala IV setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada

1 jam kedua.

j) Mendokumentasikan semua asuhan dan temuan selama proses persalinan

pada lembar partograf.


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY “F”
P2A0 POST PARTUM 2 JAM DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
HUSNIYATI KOTA PALEMBANG

No. Registrasi :
Pengkajian Data, Tanggal : 14- 04- 2018
Tempat : BPM Husniyati Palembang
Waktu : 20.00

I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Klien : Ny “F” Nama Suami : Tn “H”
Umur : 24 Tahun Umur : 28 Tahun
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Sungai Pinang RT.21 C Rambutan Kota Banyuasin

B. Keluhan :
Ny.F usia 24 tahun dengan P2A0. Ibu mengaku habis melahirkan 2 jam
tanggal 14 April 2018, pukul 20.00 WIB, ibu mengeluh masih terasa
mules-mules, bayinya sudah mau menyusu dan ASI yang keluar sudah
lancar

C. Riwayat Pernikahan
Status Pernikahan : 1 x menikah
Usia Menikah : 19 tahun
Lama Pernikahan : 5 tahun
D. Riwayat Persalinan Sekarang
Jenis Persalinan : Spontan
Penolong Persalinan : Bidan
Tempat Persalinan : Bidan Praktek Mandiri Husniyati
Ketuban : Jernih
Plasenta
- Kotiledon : Lengkap
- SelaputPlasenta : Lengkap
Lama persalinan
- Kala I : 5 Jam/Menit
- Kala II : 15 Jam/Menit
- Kala III : 15 Jam/Menit
- KalaIV : 2 Jam/Menit
- Jumlah Perdarahan : + 550 cc
- Episiotomi : Tidak dilakukan
- Komplikasi : Tidak ada

E. RiwayatKehamilan, PersalinandanNifas yang lalu:


No. Tahun Tempat Usia Jenis Penolong K.U Anak
Partus partus Kehamilan persalinan Nifas JK PB BB Keadaan
1 2014 BPM Aterm Spontan Bidan Baik LK 50 cm 3000gr Hidup

2 2018 BPM Aterm Spontan Bidan Baik LK 48 cm 2800 gr Hidup

F. RiwayatKelahiranBayi
TanggalLahir : 14-04-2018 BB : 2800 gram
JenisKelamin : Laki-laki PB : 48 cm
Nilai APGAR : 8/10
CacatBawaan : Tidak ada
MasaGestasi :
G. Riwayat KB
Pernah menjadi Akseptor KB : pernah
Jenis Kontrasepsi yang digunakan : KB Suntik 3 bulan
Lama Pemakaian : 1 tahun
Keluhan : Tidak ada
Alasan Berhenti menjadi Akseptor KB : Ingin menambah anak
Rencana Kontrasepsi yang Akan Datang : KB Suntik 3 bulan
Alasan : Agar produksi ASI tidak
terganggu
H. Data Kesehatan
1. Riwayat Penyakit yang Pernah diderita :
TBC :Tidak Ada Ginjal :Tidak Ada
Malaria :Tidak Ada Diabetes Melitus :Tidak Ada
Hipertensi :Tidak Ada Tumor :Tidak Ada
Jantung :Tidak Ada Peny. Kelamin :Tidak Ada
Kanker :Tidak Ada HIV/AIDS :Tidak Ada

2. Riwayat Operasi yang pernah dijalani :


SC : Tidak Ada
Appendiks :Tidak Ada
3. Riwayat Penyakit Keluarga/Keturunan
TBC :Tidak Ada Retardasi Mental :Tidak Ada
HIV/AIDS:Tidak Ada Kelainan Darah :Tidak Ada
Hepatitis :Tidak Ada Peny. Kelamin :Tidak Ada
DM :Tidak Ada Kelainan Kongenital :Tidak Ada
Hipertensi :Tidak Ada Kelainan kembar :Tidak Ada
Jantung :Tidak Ada Peny. Ginjal :Tidak Ada
4. Riwayat Alergi
Obat : Tidak Ada
Makanan : Tidak Ada
Lain-lain : Tidak Ada
I. Data Kebiasaan Sehari-hari (Activity Daily Living/ADL)
1. Nutrisi
PolaMakan : 3x/ hari
Porsi : sepiring nasi, sepotong lauk, 1 mangkuksayur,
buah
Pantangan : Tidak Ada
Masalah : Tidak Ada
Minum : ± 8gelas/ hari
Jenis : 7 gelas air putih, 1 gelas susu
2. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : ± 8x/ hari Frekuensi : 1x/ hari
warna : kuning jernih konsistensi : lunak
masalah : Tidak Ada warna : kecoklatan
masalah : Tidak Ada
3. Istirahat
- Tidur Siang : ± 1 jam/ hari
- TidurMalam : ± 7 jam/ hari
- Masalah : Tidak ada
4. OlahragadanRekreasi
Olahraga : Jalan santai di pagi hari
Rekreasi : 1 x seminggu
5. Personal Hygiene
Gosok Gigi : 3 x/Hari
Mandi : 2 x/Hari
GantiPakaianDalam : 3 x/Hari
J. Riwayat Psikososial
4. Pribadi
Hubungan ibu dengan Suami : Harmonis
Hubungan Ibu dengan Keluarga : Baik

5. Keluarga
Dukungan Suami/Keluarga Lain : Baik
Keluarga Lain yang Tinggal Serumah : Adik ipar
Jumlah Seluruh Keluarga yang Tinggal Serumah: 4 orang
Pengambilan Keputusan dalam Keluarga : Suami
6. Budaya
Kebiasaan/Adat Istiadat yang dilakukan Selama Masa Nifas : Tidak
Ada

V. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keada an Emosional : Stabil
2. Tanda Vital
T : 36,50 c TD : 130/80
P : 21x/ menit N : 80x/menit
3. TinggiBadan : 158 cm
4. PemeriksaanFisik
a. Kepala
Kebersihan : Bersih, tidak berketombe
Warna Rambut : Hitam
Rontok/mudah dicabut : Tidak rontok
b. Muka
Cloasma : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
c. Mata
Conjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Penglihatan : Baik
Alat Bantu : Tidak ada

d. Hidung
Kebersihan : Bersih
Polip :Tidak ada
e. Mulut
Bibir : Tidak kering
Gigi : Bersih
Caries : Tidak ada
Stomatitis : Tidak ada
Lidah : Bersih
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pendengaran: Baik
Kebersihan : Bersih, tidak ada serumen
Masalah : Tidak ada
g. Leher
Pembesaran Kelenjar Thyroid : Tidak ada
Pembesaran Vena Jugularis : Tidak ada
h. Ekstremitas Atas : Simetris
i. Jantung : Teratur
j. Paru-paru : Normal
k. Payudara
Bentuk : Simetris
Areola Mammae : Hiperpigmentasi
Putting Susu : Menonjol kanan dan kiri
Konsistensi : Lunak
Kolostrum : Sudah keluar
Kelainan : Tidak ada
l. Abdomen
Striae : Ada
Linea : Ada
Luka Bekas Operasi : Tidak ada
Tinggi Fundus Uteri : 2 Jari dibawah pusat
Kontraksi Uterus : Baik
Kandung Kemih : Kosong
m. Ekstremitas Bawah
Tungkai : Simetris
Oedema : Tidak ada
Varises : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Refleks Patella : (+) kanan dan kiri
n. Genetalia Eksterna
Oedema : Tidak ada
Varises :Tidak ada
KelenjarBartholini : Normal
Vagina : Normal
Urethra : Normal
Kista : Tidak ada
Abses : Tidak ada
Pengeluaran Vulva :
- Jenis : Lochea rubra
- Bau : Amis
- Warna : Merah
Perineum
- Luka Heacting : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada
Anus : Tidak ada haemoroid
5. PemeriksaanPenunjang
a. Laboratorium
- Darah
HB : 11,5 gr%
GolonganDarah : AB

- Urine
Protein :Tidakdilakukan
Glukosa :Tidakdilakukan
b. USG :Tidakdilakukan
c. Rontgen :Tidakdilakukan
d. Lain-lain :Tidakdilakukan

VI. ANALISA DATA


Diagnosa : G2P2A0 2 jam post partum, keadaan umum ibu baik

VII. PENATALAKSANAAN
a) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan umum KU : baik, TD : 120/80

mmHg, nadi : 21 x/menit, RR : 80x/menit, T : 36 0C, kontraksi uterus :

baik, lochea : rubra, TFU : 3 jari bawah pusat.

b) Menganjurkan kepada ibu untuk makan sayur-sayuran yang berserat agar

BAB tidak keras dan tubuh kembali sehat.

c) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan

pemberian dilakukan sesering mungkin sampai payudara terasa kosong

karena ASI sangat bermanfaat bagi ibu dan bayi dan membantu proses

kontraksi uterus.

d) Mengajarkan kepada ibu cara perawatan payudara dengan cara

membersihkan puting susu sebelum dan sesudah menyusui bayinya, dan

menggunakan BH yang menyokong payudara


e) Menganjurkan kepada ibu untuk mobilisasi dini agar loche yang keluar

lancar.

f) Menganjurkan kepada ibu untuk personal hygine agar tidak terjadi infeksi

dan tumbuhnya jamur

g) Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada 6 hari kemudian dan

apabila ada kelainan.

Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas 6 Hari Post


Partum tanggal 20 April 2018, Pukul 09.00 WIB di BPM Husniaty
Palembang.
1) Subjective:
Ibu mengeluh air susunya sedikit
2) Objective:
Hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik, Kesadaran Composmentis, TD:
110/80 mmHg, RR : 20 x/menit, Nadi : 84 x/menit, Suhu : 36 oC, TFU : 2 jari
bawah pusat, Kontraksi : Baik, Kandung kemih : Kosong, Lochea : Rubra.

3) Assasment :
Diagnosa : Ibu mengatakan keadaannya baik – baik saja, ASI yang
keluar sudah banyak.

4) Penatalaksanaan :
a. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan memberitahu ibu hasil

pemeriksaan bahwa TD 110/80 mmHg, nadi 84 x/menit, pernapasan 20

x/menit, suhu 360C, ibu dalam keadaan baik, pengeluaaran pervagiam

normal bahwa merah kekuningan yang normal terjadi pada 1 minggu


setelah bersalin (Melakukan pemeriksaan dan memberitahu ibu hasil

pemeriksaan).

b. Memberi KIE tentang nutrisi pada masa nifas, yaitu makan sayur-sayuran

hijau (Sayur bayam, katu, jantung, pisang, yang bisa melancarkan ASI),

lauk pauk seperti (Ayam, ikan, tahu, tempe) dan buah-buahan (Pepaya

yang bisa melancarkan BAB, pisang, apel, semangka) dan minum air putih

yang cukup (Ibu mengerti dan mau mengikuti anjuran bidan).

c. Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup, yaitu ibu tidur saat ketika

bayi tidur agar istrahat ibu cukup (Ibu mengerti dan mau mengikuti

anjuran bidan untuk beristrahat ibu cukup di sela-sela bayi tidur dan

memanfaatkan waktu untuk beristrahat).

d. Menganjurkan ibu untuk senam nifas yang bertujuan untuk

mengembalikan kekuatan otot badan, yaitu (Rahim, vagina dan kandung

kemih), (Ibu mengerti dan mengerti dan mengikuti saran bidan).

e. Memberi ibu konseling KB yang sesuai dengan keadaan ibu yang sedang

menyusui, bidan menyarankan KB suntik 3 bulan yang cocok untuk ibu

yang menyusui karena tidak mengganggu produksi ASI (Ibu memilih

metode KB suntik 3 bulan seperti yang dianjurkan bidan).

f. Memberitahu ibu dan suami jika ingin melakukan hubungan seksual

sebaiknya ditunda terlebih dahulu dan tunggu setelah darah merah berhenti

atau 6 minggu setelah persalinan (Suami mengerti dengan penjelasan

bidan mengenai kondisi ibu saat ini yang tidak bisa melakukan hubungan

seksual), (Suami mengerti dengan penjelasan bidan).


g. Mengingatkan kembali untuk bhaya masa nifas seperti sakit kepala hebat,

pelinghata kabur, bengkak pada muka, kaki dan betis, demam, payudara

memerah, perdarahan hebat, apabila ibu mengalami tanda bahaya tersebut

diharapan ibu dan keluarga segera kepetugas kesehatan terdekat (ibu

mengerti dengan tanda bahaya masa nifas).


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NY “F”
USIA 2 JAM DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
HUSNIYATI KOTA PALEMBANG

No. Registrasi :
Pengkajian Data, Tanggal : 14-04-2018
Tempat : BPM Husniyati Palembang
Waktu : 17.55

I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Bayi : By Ny “F”
Tanggal Lahir : 14-04-2018
Pukul : 17.55
Jenis Kelamin : Laki-laki
Nama Klien : Ny “F” Nama Suami : Tn “H”
Umur : 24 Tahun Umur : 28 Tahun
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Sungai Pinang RT.21 C Rambutan Kota Banyuasin

B. Riwayat Kehamilan
Antenatal Care : 6x
Tempat Pemeriksaan : 6x di BPM Husniyati Palembang
Kebiasaan Waktu Hamil
Makan : 3x/ hari
Minum : ± 9 gelas/ hari
Obat – Obatan : Tidak Ada
Jamu : Tidak Ada
Rokok : Tidak Ada
Imunisasi Selama Kehamilan : Suntik TT
Penyakit yang diderita Selama Kehamilan : Tidak Ada

C. Riwayat Persalinan
Usia Kehamilan : 38 minggu
Anak Ke :2
Jenis Persalinan : Spontan
Penolong Persalinan : Bidan
Tempat Persalinan : BPM Husniyati Palembang
Ketuban : Jernih
Plasenta
- Kotiledon : Lengkap
- Selaput Plasenta : Lengkap
Lama persalinan
- Kala I : 5 jam/menit
- Kala II : 15 jam/menit
- Kala III : 15 jam/menit
- KalaIV : 2 jam/menit
- Komplikasi : Tidak Ada
D. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit yang pernah diderita Ibu :
TBC : Tidak Ada Ginjal : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada Diabetes Mellitus : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada HIV/AIDS : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada Lain - lain : Tidak Ada
2. Riwayat Operasi yang pernah dijalani Ibu :
Jenis Operasi : Tidak Ada
3. Riwayat Penyakit yang pernah diderita Ayah :
TBC : Tidak Ada Ginjal : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada Diabetes Mellitus : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada HIV/AIDS : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada Lain - lain : Tidak Ada
4. Riwayat Penyakit Keluarga/Keturunan
TBC : Tidak Ada Ginjal : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada Diabetes Mellitus : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada HIV/AIDS : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada Lain - lain : Tidak Ada

E. Riwayat Psikososial
Penerimaan Ibu terhadap Kehadiran Bayinya : Sangat bahagia
Penerimaan Ayah terhadap Kehadiran Bayinya : Sangat bahagia
Hubungan Ibu dengan Suami dan Keluarga : Harmonis
Keluarga Lain yang Tinggal Serumah : Tidak ada
Jumlah Seluruh Keluarga yang Tinggal dirumah : 4 orang

F. Pola Nutrisi
ASI On Demand : Ada
Colostrum : Sudah ada
PASI : Tidak ada
- Alasan :-
- Jenis :-
Makanan Lain : Tidak ada
- Jenis :-
- Pola :-
Keluhan dalam Makan
- Muntah : Tidak Ada
G. Pola Eliminasi
BAK : 8 x/hari
Nyeri : Tidak Ada
Darah : Tidak Ada
BAB : 3 x /hari
Diare : Tidak Ada
Konsistensi : Lembek
Warna : Coklat kehitaman
Bau : Khas
Darah : Tidak Ada

II. DATA OBJEKTIF


1. Nilai APGAR

No Aspek yang 0 1 2 Menit


. dinilai 1 5
1 Warna Kulit Biru/pucat Merah Jambu/ Merah Jambu 2
ujung – ujung
biru
2 Reaksi terhadap Tidak Ada Meringis Menangis 2
Rangsangan
3 Denyut Jantung Tidak Ada < 100 x/menit >100 2
x/meni
t
4 Tonus Otot Lemah Sedang Baik 2
5 Pernafasan Tidak Ada Tak Teratur Baik 2
Total 10
Menit 1 menentukan derajat asfiksia, untuk menentukan perlu tidaknya tindakan
Menit 5 menentukan prognosis jangka panjang

2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Vital
T : 370c
P : 30x/menit
N : 120x/menit
b. Kepala
- Sutura : Tidak ada moulase
- Caput Suksadaneum : Tidak Ada
- Cephal Haematom : Tidak Ada
- Perdarahan Intrakranial : Tidak Ada
- Kelainan Lain
 Hydrocephal : Tidak Ada
 Anencephal : Tidak Ada
 Makrocephal : Tidak Ada
 Mikrocephal : Tidak Ada
c. Mata
- Conjungtiva : Merah muda
- Sklera : Putih
- Palpebra : Tidak ada pembengekakan
- Bentuk : Simetris
- Perdarahan : Tidak Ada
- Lain – lain : Tidak Ada
d. Hidung
- Pengeluaran Cairan : Tidak Ada
- Nafas Cuping Hidung : Tidak Ada
e. Mulut
- Bibir : Simetris, tidak ada kelainan
- Lidah : Bersih
- Lain – lain : Tidak Ada
f. Telinga
- Bentuk : Simetris
- Serumen : Tidak Ada
- Pendengaran : Baik
- Kelainan : Tidak Ada
g. Leher
- Gerakan : Normal
h. Bahu
- Bentuk : Simetris
- Clavikula : Simetris, tidak fraktur
i. Dada
- Bentuk : Simetris
- Retraksi : Tidak Ada
Auskultasi Dada
- Bunyi Nafas : Tidak ada bising usus
- Bunyi Jantung : Normal, teratur
- Lain – lain : Tidak Ada
j. Abdomen
- Tali Pusat : Masih basah
- Auskultasi Abdomen : Baik
- Perkusi Abdomen : Baik
k. Punggung
- Bentuk : Simetris
- Spina Bifida : Tidak Ada
- Meningocele : Tidak Ada
l. Panggul
- Bentuk : Simetris
m.Genetalia (Laki – Laki )
- Penis : Berlubang
- Scrotum : Testis sudah turun
- Kelainan : Tidak Ada
n. Anus : Berlubang dan tidak ada haemoroid
o. Tungkai / Ekstremitas
- Bentuk Tangan : Simetris
- Bentuk Kaki :Simetris
- Jari Tangan : Lengkap
- Jari Kaki : Lengkap
3. Pemeriksaan Antropometri :
- Berat Badan : 2800 gram
- Panjang Badan : 48 cm

- Lingkar Kepala :
CFO : 34 CMO : 30
DFO : 19 DMO : 17
- Lingkar Dada : 33
- LILA : 10 cm
4. Pemeriksaan Refleks
- Refleks Moro : Baik
- Refleks Glabellar : Baik
- Refleks Rooting : Baik
- Refleks Sucking : Baik
- Refleks Swallowing : Baik
- Refleks Graps : Baik
- Refleks Babinski : Baik
- Refleks Tonic Neck : Baik
5. Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Klinik
- Darah : Tidak dilakukan
- Urine : Tidak dilakukan
- Feses : Baik
- Lain - lain : Tidak ada

III. ANALISA DATA


Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 2 jam

IV. PENATALAKSANAAN
a. Mengobservasi keadaan umum bayi dan melakukan pemeriksaan TTV

seperti suhu, pernafasan dan nadi bayi (tindakan telah dilaksanakan)


b. Memberikan injeksi vitamina K1 mg secara IM pada paha kiri 1/3 bagian

luar atas untuk mecegah terjadinya perdarahan pada bayi baru lahir dan

salep mata critromycin 0,5 % pada kedua mata bayi untuk mencegah

terjadinya infeksi mata pada bayi baru lahir (tindakan telah dilakukan bayi

telah disuntik Vit.K)

c. Melakukan rooming in (rawat gabung) antara ibu dan bayi dengan tujuan

meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya serta mempermudah ibu

dalam proses menyusui bayinya (rooming in telah dilakukan ibu merasa

senang didekat bayinya)

d. Memberitahu ibu agar tidak langsung memberikan putih-putih pada badan

bayi karena berguna untuk mencegah bayi dari infeksi (ibu mengerti

dengan saran bidan)

e. Menjaga bayi agar tetap hangat dengan cara :

1) Memakaikan pakaian yang bersih dan kering

2) Menutupi epala bayi dengan topi

3) Memakaikan bayi dengan kain bersih dan kering

4) Mengganti pakaian bayi bila basah atau kotor

5) Memakaikan bedong pada bayi, tetapi jangan terlalu erat dan

memperhatikan posisi bayi saat dibedong, jangan letakan bayi dibawah

kipas angin / AC dalam keadaan terbuka (pencegahan hipotermi

dilakukan bayi dalam keadaa hangat).

6) Melatih bayi untuk mulai belajar menyusu dengan cara :


a) Letakkan bayi menghadap perut ibu dengan posisi perut bayi dan

ibu menempel

b) Beri rangsangan kepala bayi dengan menyentuh pipi dan mulut

bayi menggunakan jari jibu.

c) Ketika bayi mulai membuka mulutnya dan mencari ke arah

ramgsamgam yang diberikan, masukkan putting ibu ke mulut bayi,

usahakan bagian areola dimasukkan seluruhnya kedalam mulut

bayi agar tidak membuat putting ibu menjadi keras.

d) Biarkan bayi tetap menyusu hingga bayi merasa cukup dan

melepaskan sendiri putting ibu dari mulutnya.

7) Setelah bayi selesai menyusu, sendawakan bayi dengan menepuk

secara perlahan pada punggung bayi dengan membalikkan bayi sambil

digendong sampai bayi bersendawa untuk mencegah bayi dari muntah

(bayi sedang menyusu dan adekuat).

8) Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin atau

setiap 2 jam atau jika bayi menginginkannya dan menganjurkan ibu

memberikan asi eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan pendamping

apapun (ibu mengerti dan mau mengikauti ajuran bidan)

9) Menjaga kebersihan bayi dengan baik

a) Mengganti pakaian bayi bila kotor / setiap habis BAK dan BAB

(bayi sudah BAK 4x warna kuning jernih dan BAB 1x warnah

hijau kehitaman konsistensi lembek)


b) Memastikan lingkungan di sekitar bayi tetap bersih kebersihan bayi

terjaga dan selalu mengganti segera setiap BAB atau BAK)

c) Setelah cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi

ajarkan pada ibu dan keluarga yang mendampingi datang

berkunjung (ibu mengerti dan mengikuti anjuran bidan).

Catatan Perkembangan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 6


Hari Post Partum Pada Tanggal 20 April 2018, Pukul 09.00 WIB di
BPM Husniaty Palembang
1) Subjective:
Ibu mengatakan bayi sehat, menyusu kuat, gerakan aktif, tangis kuat,
tidak rewel, perutnya tidak kembung dan buang airkecil dan buang air
besar lancar.
2) Objective:
Keadaan umum baik, suhu 36,50C, nadi : 128 x/menit, pernapasan
40x/menit, mulut bersih, tidak ada bintik-bintik putih, reflex menghisap
kuat, kulit bersih dan tali pusat belum lepas.
3) Assesment:
Diagnosa : Bayi Ny “F” lahir spontan 6 hari post partum
4) Penatalaksanaan
Berdasarkan rencana tindakan yang telah dijabarkan diatas, tindakan yang
dilakukan bidan adalah:
a) Melakukan pemeriksaan tanda vital dan keadaan bayi: suhu 36,5oC,
pernapasan 40x/menit, nadi 128 x/menit.
b) Mengingatkan ibu untuk tetap memberikan ASI secara eksklusif yaitu
selama 6 bulan pemberian ASI dilakukan sesering mungkin sampai
payudara terasa kosong.
c) Menjelaskan kepada ibu agar memperhatikan pola tidur bayi yaitu
pola tidur bayi normal pada 1 minggu pertama minimal 165 jam
sehari.
d) Menjelaskan kepada ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayi dan
keadaan bayi dengan cara megganti pakaian bayi bila terasa lembab
atau bayi habis buang air besar dan buang air kecil, sehingga tidak
menimbulkan iritasi pada kulit bayi terutama daerah lipatan paha
bayi. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk mencuci tangan dulu
sebelum memegang bayi.

e) Menjelaskan ibu untuk membawa bayinya ke BPM terutama bila ada


keluhan atau jika bayi tetap terlihat kuning padahal sudah sering
disusui dan dijemur, dan untuk mendapatkan imunisasi pada bayi
yaitu imunisasi BCG, hepatitis B-2, polio-2, dan DPT-1 pada bulan
kedua.

Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi

Sidik Jempol Kiri Ibu Sidik Jempol Kanan Ibu


ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA BERENCANA NY “F”
DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI HUSNIYATI
KOTA PALEMBANG

No. Registrasi :
Pengkajian Data, Tanggal : 18 Mei 2018
Tempat : BPM Husniyati Palembang
Waktu : 10.30

I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Klien : Ny “F” Nama Suami : Tn “H”
Umur : 24 Tahun Umur : 28 Tahun
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Indonesia Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Sungai Pinang RT.21 C Rambutan Kota Banyuasin

B. Alasan Datang
Ny “ F ‘’ datang ke BPM Husniyati Palembang Pada tanggal 18 Mei 2018
pukul 10.30 WIB, ibu mengatakan ingin memakai alat kontrasepsi

C. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun Teratur/Tidak : teratur
Lama Haid : 6 hari Disminorhoe : (+) hari pertama
Banyaknya : 3x ganti pembalut Warna Darah : merah kecoklatan

D. Riwayat Pernikahan
Status Pernikahan : 1 x menikah
Usia Menikah : 19 tahun
Lama Pernikahan : 5 tahun
E. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu:
No. Tahun Tempat Usia Jenis Penolong K.U Anak
Partus partus Kehamilan persalinan Nifas JK PB BB Keadaan
1 2014 BPM Aterm Spontan Bidan Baik LK 50 cm 3000gr Baik
2 2018 BPM Aterm Spontan Bidan Baik LK 48 cm 2800gr Baik

F. Riwayat KB
Pernah menjadi Akseptor KB : pernah
Jenis Kontrasepsi yang digunakan : KB Suntik 3 bulan
Lama Pemakaian : 1 tahun
Keluhan : Tidak ada
Alasan Berhenti menjadi Akseptor KB : Ingin menambah anak
Rencana Kontrasepsi yang Akan Datang : KB Suntik 3 bulan
Alasan : Agar produksi ASI tidak
terganggu
G. Data Kesehatan
1. Riwayat Penyakit yang Pernah diderita :
TBC : Tidak Ada Ginjal : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada Diabetes Melitus : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Tumor : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Kanker : Tidak Ada HIV/AIDS : Tidak Ada
2. Riwayat Operasi yang Pernah dijalani :
SC : Tidak Ada
3. Riwayat Penyakit Keluarga/Keturunan
TBC : Tidak Ada Retardasi Mental : Tidak Ada
HIV/AIDS : Tidak Ada Kelainan Darah : Tidak Ada
Hepatitis : Tidak Ada Peny. Kelamin : Tidak Ada
Diabetes Melitus : Tidak Ada Kelainan Kongenital : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada Kelianan Kembar : Tidak Ada
Jantung : Tidak Ada Peny. Ginjal : Tidak Ada
H. Data Kebiasaan Sehari-Hari (Activity Daily Living/ADL)
1. Nutrisi
Pola Makan : 3x/ hari
Porsi : Sepiring nasi, sepotong lauk, 1 mangkuk sayur,
buah
Pantangan : Tidak Ada
Masalah : Tidak Ada
Minum :± 8 gelas/ hari
Jenis : Air Putih dan 1 gelas susu
2. Eliminasi
BAK BAB
Frekuensi : ± 8x/ hari Frekuensi : 1x/ hari
warna : kuning jernih konsistensi : lunak
masalah : Tidak Ada warna : kecoklatan
masalah : Tidak Ada
3. Istirahat
- Tidur Siang : ± 2 jam/ hari
- Tidur Malam : ± 8 jam/ hari
- Masalah : Tidak ada
4. Olahraga dan Rekreasi
Olahraga : 1 x seminggu
Rekreasi : 1 x sebulan
5. Personal Hygiene
Gosok Gigi : 3 x/Hari
Mandi : 3 x/Hari
Ganti Pakaian Dalam : 3 x/Hari

II. DATA OBJEKTIF


1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Baik
2. Tanda Vital
T : 36,50C TD : 120/80 mmHg
P : 21x/ menit N : 80x/ menit
3. Sikap Tubuh : Baik
4. TB : 157 cm
5. BB : 59 kg
6. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Kebersihan : Bersih, tidak berketombe
Warna Rambut : Hitam
Rontok/mudah dicabut : Tidak rontok
b. Muka
Cloasma Gravidarum : Tidak Ada
Oedema : Tidak Ada
c. Mata
Conjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
Penglihatan : Baik
Alat Bantu : Tidak Ada
d. Hidung
Kebersihan : Bersih
Polip : Tidak Ada
e. Mulut
- Bibir : Simetris, Tidak Pecah-pecah
- Gigi : Bersih
- Caries : Tidak Ada
- Stomatitis : Tidak Ada
- Lidah : Bersih
f. Telinga
Bentuk : Simetris
Pendengaran : Baik
Kebersihan : Bersih, tidak ada serumen
Masalah : Tidak Ada
g. Leher
Hiper Thyroid : Tidak Ada Pembesaran
Distensi Vena Jugularis : Tidak Ada Pembesaran
h. Ekstremitas Atas
Bentuk : Simetris
Engan yang sering digunakan : Kanan
i. Payudara
Bentuk : Simetris
Konsistensi : Lunak
Kebersihan : Bersih
Kolostrum : Sudah Keluar
Areola Mammae : Hiperpigmentasi
Putting Susu : Menonjol kanan dan kiri
Kelainan : Tidak Ada
j. Abdomen
Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
Luka Bekas Operasi : Tidak Ada
k. Genetalia Eksterna
Vagina : Normal dan Tidak Ada oedema
Pembesaran Kelenjar : Tidak Ada
Varises : Tidak Ada
Pengeluaran
- Jenis : Tidak ada
- Bau : Tidak ada
- Warna : Tidak ada
Anus : Tidak Ada Haemoroid
7. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah
- HB : 11,0 gr%
- Golongan Darah : AB
b. Urine
- Protein : Tidak dilakukan
- Glukosa : Tidak dilakukan
c. USG : Tidak dilakukan
d. Rontgen : Tidak dilakukan
e. Lain-lain : Tidak dilakukan

III. ANALISA DATA


Diagnosa : Ny.”F” usia 24 tahun akseptor KB suntik

IV. PENATALAKSANAAN

a) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan keadaan umum TD: 120/80


mmHg, pernapasan 21x/menit, nadi 80 x/menit, suhu 36,5 0C, tinggi
badan ibu 158 cm dan berat badan 56 kg.
b) Menjelaskan kembali keuntungan dan kerugian KB suntik 3 bulan
1) Tidak berinteraksi dengan obat lain
2) Relatif aman untuk menyusui
3) Bermanfaat bagi wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi
yang mengandung estrogen
4) Tidak perlu berhitung lebih dulu saat ingin berhubungan seksual,
suntikan dapat bertahan hingga 8-13 minggu.
5) Jika ingin berhenti tidak perlu kedokter
Kerugian KB suntik 3 bulan :
1) Dapat mendatangkan efek samping berupa sakit kepala, kenaikan
berat badan, payudara nyeri, perdarahan, menstruasi tidak teratur,
efek ini berlangsung selama jangka waktu penyuntikan berlangsung
2) Bisa membutuhkan waktu hingga setelah dihentikan jika ingin
kembali subur.
3) Kontrasepsi sejenis suntik tidak memberikan perlindungan dari
penyakit menular seksual. Hingga tetap perlu menggunakan kondom
saat berhubungan seksual (ibu mengerti mengenai keuntungan dan
kerugian KB suntik 3 bulan.

D. PEMBAHASAN

Pada pembahasan studi kasus ini penulis akan menyajikan pembahasan

yang membandingkan antara teori dengan asuhan kebidanan komprehensif

pada Ny.F mulai dari tanggal 05 April 2018 sampai 18 Mei 2018 di BPM

Husniaty Palembang. Asuhan yang diberikan mulai dari asuhan kebidanan

kehamilan, asuhan kebidanan persalinan, asuhan kebidanan masa nifas dan

asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan pembahasan sebagai berikut:

1. Masa Kehamilan

Klien dengan identitas Ny”F” mengaku hamil anak pertama dimana

usia saat ini 24 tahun. Kehamilan ini merupakan kehamilan yang normal

dan tidak memiliki faktor resiko. Dimana menurut Syafruddin (2009),

Faktor resiko pada ibi hamil meliputi : Primigravida kurang dari 20 tahun

atau lebih dari 35 tahun, mempunyai anak >4, Jarak persalinan terakhir

dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun, Kurang energi kronis (KEK)
dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat

badan <9kg selama kehamilan, Anemia dengan dari hemoglobin <11 g/dl.

Selama kehamilannya, Ny “F” memeriksakan kehamilan secara

teratur, frekuensi ANC sebanyaknya 6x di Puskesmas, yaitu 2x pada

terimeter 1, 2 x di trimeter II, dan dan 2x di trimetr III. Hal ini sesusai

dengan standar pelayanan antenatal menurut buku standar pelayanan

kebidanan menurut Kemenkes, RI (2015)untuk menghindari resiko

komplikasi pada kehamilan dan persalinan, ajurkansetiap ibu hamil untuk

melakukan kunjungan antenatal komprehensip yang berkualitas minimal 4

x selama kehamilannya yaitu sebanyak 1x pada trimeter I (<16 minggu),

1x pada trimeter II (14-28 minggu), 2x pada trimeter III (>30 minggu)

(Walyani,2015).

Pada awl kunjungan ANC pertama, pada anemsis ibu pernah

mengatakan mendapat imunisasi TT (Ttetanus toxoid) sebanyak 2 kali atas

anjuran bidan dengan alasan untuk memberikan kekebalan tubuh pada ibu

terhadap infeksi tetanus neonatorum. Hal ini berati ibu telah mendapatkan

pelayanan antenetal sesuai standat 10 T yang salah satunya adalah

mendapat imunisasi TT (Kemenkes,2012). Tetapi untuk pemeriksaan

laboratorium tidak dilakukan secara rutin dan khusus di BPM karena

sarana dan prasarana pada BPM untuk laboratorium tidak lengkap dan

terkhusus pemeriksaan malaria, HIV, sifilis tidak ada.

Pada kunjungan ANC terakhir berat badan ibu sebelum hamil 48

kg sedangkan setelah hamil berat badan ibu 59 kg. Jadi kenaikan berat
badan ibu selama hamil adalah sekitar rata-rata antara 11 kg dan nilai IMT

yang didapatkan 26,6, ini berarti kenaikan berat badan ibu dalam batas

normal sesuai dengan teori Kemenkes (2012), yang mengatakan bahwa ibu

yang cukup gizinya akan mendapatkan kenaikan Berat Badan (BB) yang

cukup baik. Kenaikan berat badan selama kehamilan berkisar rata-rata 11

kg – 13 kg dan IMT yang didapat dalam batas normal sesuai dengan teori

(Walyani,E. 2015).

Secara keseluruhan tidak ada penyulit yang menyertai Ny. “F” mau

bekerja sama dan mau mengikuti setiap anjuran yang bidan berikan. Ny

“F” juga engerti akan pentingnya menjaga kesehatan dirinya dan

kehamilannya serta pentingnya persiapan persalinan nanti.

2. Masa Persalinan

Ny “F” datang ke BPM pada pukul 11.00 WIB mengeluh sakit perut

menjalar kepinggang dan dilakukan pemeriksaan dalam, ibu memasuki

masa persalinan pada usia kehamilan 38 minggu tepatnya pada tanggal 14

April 2018 dimana lebih 2 hari dari tafsiran persalinan yaitu pada tanggal

16 April 2018. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

persalinan normal terjadi pada usia kehamilan cukup bulan yakni 37-42

minggu (Kemenkes, 2015).

Persalinan kala I berlangsung selama + 2 jam. Hal ini sesuai dengan

teori kepustakaan bahwa lama waktu persalinan kala I pada primigravida

berlangsung 12 jam (Nugaraheny, 2010). Persalinan pada kala I pda

terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif. Dikatakan fase laten
jika dimana serviks membuka sampai 3 cm sedangkan bila dikatakan fase

aktif dimana serviks membuka 3-10 cm, Lamanya kala 1 untuk

primigravida berlangsung selama 12 jam (Nugaraheny,2010).

Pemantauan pada Ny. “F” didokumentasikan dalam pertograf

karena Ny.”F” datang pembukaan 5cm,. Pada kala 1 fase aktif,

pemantauan kemajuan persalinan dilakukan dengan partograf seperti TD

setiap 4 jam yang ditulis dengan skala,nadi diperiksa setiap 30 menit, suhu

setiap 2 jam, dan urien 2-4 dan kondisi janin (DJJ setiap 30 menit dihitung

dalam 1 menit penuh, warna ketuban, penyusupan, mollase), pembukaan

dan penurunan kepala setiap 4 jam dan kontraksi uterus 4 jam dan

kontraksi uterus setiap 30 menit dan mengindentifikasi kualitas konraksi

memantau tanda-tanda kala II anus dan Vuva membuka, perineum

menonjol.

Pada pukul 17.40 WIB ibu mengeluh perut perut semakin kuat dan

mengatakan ingin meneran dan buang air besar kemudian dilakukan

pemerikasaan dalam, dan hasil yang didapatkan portio tidak teraba,

pendataran 100 %, pembukaan lengkap, ketuban pecah spontan, presentasi

kepala, hodge IV, penunjuk UUK Kiri depan. Dan untuk kala I fase aktif

pada Ny. “F” telah dilakukan sesuai dengan teori dan tidak melewati garis

waspada (Sulistyawati,2015).

Penolong persalinan menganjurkan kepada keluarga atau suami

untuk mendampingi ibu saat proses persalinan berlangsung untuk

memberikan ibu support dan motivasi agar ibu merasa tenang dan
menjalani proses persalinan dengan lancar. Hal tersebut sesuai dengan

teori yang menyatakan untuk menganjurkan ibu agar selalu didampingi

oleh keluarga dan diberi dukungan selama proses persalinan dan kelahiran

bayinya (Kemenkes,2015).

Pada saat menolong persalinan,memakai APD (Alat Pelindung

Diri) sudah mulai disiapkan seperti memakai celemek, handscoon, namun

untuk kaca mata googel, masker tidak dipakai karena dapat membuat

pasien merasa cemas dan menggangu fsikologis ibu. Untuk mencegah

terjadinya infeksi alat-alat instrumen partus set, heacing set dan resusitasi

serta handscoon yang digunakan dalam keadaan steril sehingga

pertolongan persalinan berlangsung dengan aman selama persalinan dan

setelah bayi lahir, serta upaya mencegah komplikasi terutama pendarahan

pasca persalinan, hipotermi,asfiksia bayi baru lahir (Kemenkes,2015).

Setelah proses kala III selesai , bidan membersihkan pasien dan

tempat bersalin serta dilakukan dekontaminasi alat-alat bekas pakai dengan

merendam dengan di larutan klorin 0,5% selama 10 menit hal ini sesuai

dengan teori (Kemenkes,2015) dan mencuci alat dengan air sabunsetelah

itu dibilas dan di keringkan setelah itu taruh alat partus yang telah dicuci

ke dalam otoklaf untuk diseterilkan.

3. Masa Nifas

Proses masa nifas yang dialami Ny.”F” bejalan dengan normal,

lochea yang keluar pada 2 jam post patrum adalah lochea rubra yang berupa

darah segar bercampur sisa selaput ketuban, hal ini sesuai dengan teori
(Nany, 2011),yaitu, Loche ini muncul pada hari 1-3 masa nisaf, warnanya

merah dan mengandung darah dari perobekan/luka pada plasenta dan

serabut dari desidua dan chorin.

Pada 2 jam post patrum sepusar, hal ini sesuai dengan kepustakaan

TFU Seputar (Kemenkes, RI 2015). Selain itu pada 2 jam post patrum, ibu

mengatakan keadaan baik, ibu sudah dapat berkemih, serta ibu sudah

melakukan mobilisasi seperti duduk, miring kanan, dan miring kiri berjalan

ke toilet tetapi masih dibantu suami dan keluarga hal ini sesuai dengan teori

kebutuhan ibu masa nifas yang mengatakan bahwa hendaknya ibu kencing

dan mobilisasi dilakukan sendiri secepatnya (Rukiyah, 2017).

Pada pernyataan ibu hari ke-6 pos parfum, ibu mengatakan

keadaannya baik, tidak ada keluhan pada ibu maupun bayi, Bak dan BAB

lancar, loche yang keluar adalah lochea sanguinolenta yang berupa darah

bercampur lendir, hal ini sesuai dengan teori (Nany, 2011) yang

menyatakan bahwa pada hari ke 3-7 terdapat loche sanguinolenta berupa

darah campur lendir. Pada payudara tidak terjadi masalah , tidak ada infeksi,

putting susu tidak lecet bengkak, tidak terasa padat suhu tubuh 36,50C, serta

ibu dapat menyusui dengan lancar tanpa ada penyulit.

4. Bayi Baru Lahir

Bayi Ny, “F” lahir pada tanggal 14 April 2018, pukul 17.55 WIB,

lahir spontan, hidup, sehat, tidak ada cacat bawaan dan jenis kelamin laki-

laki Berat badan Bayi Ny. “F” adalah 2800 gram termasuk masih dalam

batas normal kerena menurut salah satu literatur yang mengatakan bahwa
berat badan bayi lahir normal bekisar 2500-4000 gram (Dewi,2017), Setelah

lahir bayi Ny. “F” diberi suntikan vitamin K 1 mg secara IM dipaha 1/3

paha atas bagian luar, dan salep mata tetransiklin 1% hal ini sudah sesuai

dengan yang diungkapkan oleh (Safarudin,(2009).

Pada kunjungan selanjutnya yakni 6 hari post partum keaadan bayi

semakin membaik, ia dapat menyusu kuat tali pusat lepas hari ke-5 dan bayi

diberi ASI dan susu formula karena air susu ibu keluar lancar tetapi bayi

masih rewel, warna kulit kemerahan , dengan kata lain sampai saat

kunjungan 6 hari post partum bayi dalam keadaan sehat

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37

– 42 minggu dan berat badanya 2500 – 4000 gram (Vivian, 2010).

Tindakan segera setelah bayi lahir dilakukan tindakan seperti

mengeringkan tubuh bayi dan membersihkan jalan napas bayi lalu

melakukan pemotongan tali pusat kemudian bayi diletakkan diantara kedua

payudara ibu untuk melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini).

Setelah itu bayi Ny “F” dilakukan pengukuran berat badan dan

panjang badan. BB:2800 gram, PB: 48 cm, lingkar 34. Hal ini sesuai

dengan teori Vivian (2013: 2) Bahwa berat badan bayi lahir normal adalah

2500-4000 gram dan panjang badan bayi baru lahir normal adalah 48-52

cm. Namun pengukuran lingkar dada, lingkar lengan atas, tidak dilakukan

karena menurut bidan setelah melihat keadaan fisiknya bayi tidak

mengalami kelainan.
Pada pemantauan 1 jam setelah kelahiran, bayi dalam keadaan sehat,

warna kulit kemerahan, bayi sudah menyusu, daya hisap kuat, mekonium

telah keluar, tali pusat masih basah, tidak berbau dan tidak ada gejala

infeksi. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa lebih dari 90%

bayi baru lahir akan 24 jam pertama, sedangkan sisanya akan mengeluarkan

mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini terjadi maka harus

dipikirkan adanya obstipasi (Vivian, 2010).

Apgar score bayi diperiksa pada 5 menit pertama yaitu 9 dan pada 5

menit kedua 10, hal ini termasuk hal yang normal karena sesuai dengan teori

Vivian (2010), bahwa apgar score normal adalah 7-10.

Rencana asuhan yang diberikan kepada bayi NY ”F” yaitu melakukan

injeksi Vit K dan pemberian salep mata, imunisasi hepatitis B, injeksi Vit.K

dan salep mata di berikan 1 jam setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD).

Melakukan perawatan bayi baru lahir yaitu menjaga kehangatan tubuh bayi

dengan segera mengganti pakaian apabila basah, menjaga kebersihan dan

menjaga lingkungan disekitar bayi agar bayi merasa nyaman. Menganjurkan

pada Ibu untuk memeberi ASI eksklusif selama 6 bulan setelah lahir tanpa

makanan pendamping dan dianjurkan untuk menyusui sesering mungkin.

Setelah dilakukan pengawasan dari hari pertama dan kunjungan rumah

2 minggu post partum, bayi dalam keadaan sehat, tidak rewel dan menyusu

dengan kuat. Pada hari pertama pemeriksaan tali pusat tidak terdapat

kemerahan, tidak bengkak, tidak bernanah, tidak berbau pada tali pusat,

melainkan tali pusat berwarna putih kebiruan dan tali pusat puput pada hari
ke tujuh. Hal ini dalam keadaan normal sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa pemeriksaan ini normal apabila warna tali pusat putih

kebiruan pada hari pertama dan mulai mengering atau mengecil dan lepas

antara hari ke-5 sampai dengan hari ke-10 setelah persalinan (World Health

Organization. 2003)

5. Keluarga Berencana (KB)

Ny. “F” datang pada tanggal 18 mei 2018. Pukul 10.30 WIB untuk

melakukan KB suntik 3 bulan, karena sebelumnya pada kunjungan

kehamilan dan nifas ibu melakukan konseling tentang kontrasepsi yang

sesuai dengan kondisi ibu saat ini, pada saat konseling penulis

menjelaskan keuntungan, kerugian KB suntik 3 bulan seperti Sangat

Efektif, Pencegahaan kehamilan jangka panjang, tidak berpengaruh pada

hubungan suami istri, tidak mengandung estrogen sehingga tidak

berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan

darah, tidak memiliki pengaruh terhadap ASI, dan kerugian Sering

ditemukan gangguan haid, klien sangat bergantung pada tempat sarana

pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan, tidak dapat di

hentikan sewaktu-waktu sebelum suntukan berikutnya, permasalahan

kenaikan berat badan merupakan efek samping tersering, yang sesuai

dengan teori (Marmi,2016).

Keluarga Berencana adalah upayah peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui pendewasaan Usia Perkawinan (PUP),

pengatur kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan keluarga


kecil, bahagia dan sejahtera (Dikutip dari Imelda Fitri 2018, menurut UU

No.10 tahun 1992).

40 hari setelah melahirkan Ny F datang ke BPM mengatakan ingin

suntik KB 3 bulan. Penulis terlebih dahulu memberikan konseling tentang

suntik KB 3 bulan kepada Ny F. Setelah penulis memberikan konseling

KB suntik 3 bulan, Ny F mengatakan ingin menggunakan KB tersebut.

Penulis melakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan kepada Ny F.

Terlebih dahulu obat di masukkan kedalam spuit 3cc. Penyuntikan tersebut

dilakukan di 1/3 tulang SIAS (Sepina, Iliaka, Anterior, Suprior) dengan

spuit berdiri tegak 900. Tangan kiri memegang dan mencubit bagian yang

akan di suntikan sedangkan tangan kanan melakukan penyuntikan, tapi

sebelum dilakukannya penyuntikan usap hama terlebih dahulu di tempat

yang akan di suntik, masukkan jarum setelah jarum masuk secara

sempurna suntikan obat sampai habis secara perlahan, jika obatnya sudah

habis cabut jarum dan di buang di tempat sampah. Suntik KB 3 bulan ini

termasuk aman dan tidak mempengaruhi produksi ASI disaat menyusui.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Kehamilan

Dari hasil pengkajian mengenai Askeb pada masa kehamilan,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir pada ny “F” di BPM Husniyati,Am.Keb

Palembang tahun 2018 di simpulkan sebagai berikut:

a. Penulis mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny.F hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Ny.F yang berumur 24 tahun, suku

Palembang, bangsa Indonesia, beragama Islam, pendidikan terakhir

SMA, pekerjaan ibu rumah tangga.

b. Penulis mampu melakukan pengkajian data objektif yang di dapat pada

Ny.”F” di Bidan Praktik Mandiri Husniaty AM.Keb Palembang

meliputi keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan

emosional baik, tekanan darah normal, nadi normal, pernapasan

normal serta pemeriksaan fisik dalam keadaan normal dan tidak ada

masalah.

c. Penulis mampu mengidentifikasikan diagnosa, masalah dan kebutuhan

pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayhi baru lahir. Diagnosa yang

didapat berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan pada


saat hamil yaitu G2P1A0 hamil 9 bulan JTH Preskep. Selama

kehamilan, bersalin, nifas dan bayi baru lahir yaitu melaksanakan

pemeriksaan kehamilan sesuai dengan standar.

d. Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana

yaitu melakukan pertolongan persalinan dengan 58 langkah meskipun

APD tidak dipakai lengkap tetapi alat yang digunakan sudah steril dan

sesuai dengan prinsip APN yaitu pertolongan persalinan yang bersih

dan aman, serta melaksanakan asuhan pada bayi baru lahir dan ibu

nifas sesuai dengan standar meskipun masih ada yang tidak diterapkan.

B. Saran

1. Bagi BPM Husniaty, AM.Keb Palembang

Diharapkan kepada ibu Husniaty agar dapat menjaga dan

mempertahankan kualitas pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir normal.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan laporan tugas akhir ini dapat berguna sebagai acuan untuk

membimbing mahasiswa yang terjun di lahan praktek dengan menerapkan

asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir

normal serta memantau kinerja mahasiswa selama di lahan praktek melalui

bimbingan secara intensif.


3. Bagi Mahasiswa

a. Diharapkan untuk terus-menerus mengasah keterampilan dalam asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir normal

selama proses pembelajaran di kampus maupun di lahan praktek.

b. Diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih aktif dan lebih cekatan

dalam meningkatkan kemampuan dalam belajar di lapangan.


DAFTAR PUSTAKA

Andiri, Vita Sutanto. 2013. Asuhan pada kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Fres

Astuti, Sri. 2017. Asuhan Ibu dalam Masa Kehamilan. Jakarta: Erlangga

Depkes RI. 2008. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Jakarta: Erlangga

Depkes RI. Dirijen Binkesmas, 2009. PedomanPemantauan Wilayah Setempat


Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). UNICEF. Jakarta.

Dewi, Nanny Lia. 2010. Asuhan neonates bayi dan anak balita. Jakarta : Salemba
Medika.
Dinkes Kota Palembang. 2016. Angka Kematian Ibu di Kota Palembang.
http://www.dinkes.go.id, diakses 20 April 2018
Dinkes Provinsi Sumatera Selatan. 2016. Angka Kematian Ibu di Provinsi
Sumatera Selatan. http://www.dinkes.go.id, diakses 20 April 2018
Dwienda. 2014. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/ Balita dan Anak Prasekolah
Untuk para Bidan. Yogyakarta: Deepublish

Gates, Melinda .2014. Angka kematian bayi bayi menurut data WHO.
http://www.kompas.com, diakses 20 Februari 2018
Henderson. 2006. Asuhan Kebidanan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Jakarta:
Erlangga

Indrayani. 2013. Asuhan persalinan dan bayi baru lahir. Jakarta : Trans Info
Media

Irawan. 2015. Angka Kematian Ibu Masih Tinggi. http://www.warta


kesehatan.com, diakses 10 Februari 2017.
Jannah N. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Jakarta : EGC.
Kurnia, Nova. 2009. Menghindari Gangguan Saat Melahirkan & Panduan.
Lengkap Mengurut Bayi. Yogjakarta : Panji Pustaka

Maharani, Yupita Dwi. 2017. Buku Pintar Kebidanan dan Keperawatan. Sleman
Yogyakarta: Brilliant Books

Manuaba. 20008. Asuhan Kebidanan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Jakarta:


Erlangga
Marmi. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pusta Plajar
Marni. 2012. Intranatal Care, Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Mrtalia, Dewi. 2017. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta: Gosyen
Publishing

Muslihatun, WafiNur. 2011. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta:


Fitramaya

Prawiraharjo. 2005. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Jakarata: Erlangga

Rohani. 2011. Asuhan kebidanan pada masa persalinan. Jakarta : Salemba


Medika
Saifuddin. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Sarwono Prawirohardjo
Saufudin. 2005. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan. Jakarta: Erlangga

Sibagariang, Eva Ellya. 2016. Kesehatan reproduksi wanita. Yogyakarta : TIM

Siwi Walyani, Elisabeth. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yogyakarta: Pustaka Baru Fres.

Sondakh, Jenny. 2013. Asuhan Kebidanan, Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga

Sukarni, K Icesmi. 2013. Kehamilan, Persalinan, dan Nifas. Yogyakarta: Medical


Book

Sulistyawati A, Nugraheny E. 2009. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin. Jakarta:


Salemba Medika

Sulistyawati, Ari. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba


Medika.
Varney. 2006. Buku ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC

Walyani, Elisabeth Siwi. 2015. Asuhan kebidanan pada kehamilan. Yogyakarta :


Pustaka Baru Press.
WHO. 2016. Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. Jakarta: AIPKIND

Widatiningsih, Sri. 2017. Praktik Terbaik Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: Tras


Medika

Yanti, Damai. 2017. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Bandung: Rafika Aditama

Yuliani, Ferti. 2013. Asuhan Kebidanan pada Persalinan. Bandung: Pustaka


Plajar
DOKUMENTASI PENELITIAN
Sidik Telapak Kaki Kiri Bayi Sidik Telapak Kaki Kanan Bayi

Sidik Jempol Kiri Ibu Sidik Jempol Kanan Ibu

Anda mungkin juga menyukai