184-Article Text-551-1-10-20160303-Dikonversi
184-Article Text-551-1-10-20160303-Dikonversi
Ag. Isjudarto
Jurusan Teknik Pertambangan STTNAS
Isjudarto0911@gmail.com
Industri pertambangan membawa dampak positif dan negatif bagi masyarakat maupun pemerintah daerah serta negara.
Kegiatan pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan lubang-lubang besar di
permukaan bumi, kerusakan tanah, erosi dan sedimentasi serta kekeringan. Kegiatan pertambangan salah satunya
menumpuk tanah hasil pembongkaran pada disposal area. Disposal merupakan area terbuka yang rawan terhadap erosi
dan jika terjadi hujan yang cukup deras, pasti tanah tersebut dapat dengan mudah terkikis oleh tetesan air hujan
sehingga tanah yang semula sudah rusak akan tererosi dan berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya. Didaerah
Clereng, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo banyak dijumpai kegiatan penambangan batu andesit untuk
keperluan industri. Berdasarkan persamaan Universal Soil Loss Equation (USLE) diperoleh dugaan erosi yang terjadi di
lokasi timbunan tanah penutup (overburden) adalah 32.139,49 ton/ha/tahun pada timbunan OB.
2
Equition (USLE), untuk memprediksi erosi potensial lapangan hanya beberapa sifat tanah saja yang
di lokasi penelitian diperhatikan yaitu tekstur, struktur dan konsistensi.
Berdasarkan pengamatan lapangan dan berdasarkan
Tabel 1. Klasifikasi Tingkat Erosi ciri-ciri fisik tanah di lapangan maka tanah pada
Tingkat Erosi
No Kelas Erosi lokasi penelitian adalah jenis tanah pedsolik merah
(ton/ha/th)
kuning (PMK) yang terdiri dari siltstone, sandstone,
1. <15 Normal siltstone, tanah tersebut memiliki tekstur lempung
2. 15-60 Ringan berpasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, warna
3. 60-180 Moderat merah hingga kuning dan jenis tanah tersebut sangat
peka/rawan terhadap erosi.
4. 180-480 Berat
Nilai K dapat ditentukan dengan mengetahui jenis
5. >480 Sangat berat tanah yang yang tersebat di lokasi pertambangan.
(Sumber : Keputusan Ditjen Reboisasi dan Rehabilitasi Nilai erodibilitas tanah pada lokasi pengamatan yaitu
Departemen Kehutanan No. 041/Kpts/V/1998) 0,32. Tanah yang erodibilitasnya tinggi akan rentan
terkena erosi, dibandingkan tanah yang
Hasil Penelitian erodibilitasnya rendah.
Penetapan erosi potensial pada timbunan tanah • Faktor Panjang Dan Kemiringan Lereng
penutup yang dipilih untuk dijadikan sampel Timbunan (LS)
penelitian yang dilakukan adalah dengan Nilai LS dihitung dengan melihat panjang dan
pendekatan/metode Universal Soil Loss Equation kelerengan timbunan. Perhitungan nilai LS adalah :
(USLE). Masing-masing faktor dalam metode 1. Lokasi : timbunan over burden
tersebut akan ditentukan nilainya berdasarkan rumus - Tinggi lereng : 10 m
dan data yang diperoleh di lapangan serta data - Panjang lereng : 19,98 m
pendukung lainnya. Faktor-faktor erosi yang - Panjang datar : 17,32 m
dimaksud di sini adalah faktor pendukung yang - Kemiringan 57,73 % = 30°
dipakai dalam pendugaan erosi dengan menggunakan - Faktor kemiringan lereng (S) = (tinggi/panjang
rumus Universal Soil Loss Equation (USLE) tahun datar ) x 100
1978.( Supirin, 2002) - = 10/ 17,32) x 100 = 57,73 %
• Faktor Erosivitas Hujan (R) - Atau Faktor kemiringan lereng (S) = tan 30° x
Curah hujan mempunyai peranan yang cukup tinggi 100% = 57,73%
terhadap erosi tanah yang terjadi. Pada daerah yang - Lo = panjang kemiringan lereng timbunan (m)
terbuka, erosivitas hujan yang tinggi sangat - L = (19,98 m/22,1 m)0,5
berpengaruh terhadap besarnya erosi. Curah hujan - LS = 0,95 x 57,73 % = 0,55
yang cukup tinggi di lokasi penambangan merupakan • Faktor Tanaman Penutup Lahan atau Manajemen
salah satu faktor penyebab tingginya dugaan erosi Tanaman (C)
yang terjadi. Bahkan pada tahun ini diperkirakan Penentuan indeks pengelolaan ditentukan dari data
daerah tersebut tetap akan terjadi hujan walaupun yang langsung diperoleh di lapangan. Berdasarkan
pada musim kemarau. Dengan adanya curah hujan hasil dari pengamatan lapangan, timbunan tanah
yang tinggi maka nilai erosivitas hujan juga menjadi penutup merupakan tanah terbuka tanpa ada tanaman
tinggi, sehingga berpengaruh terhadap tingkat bahaya penutup. Untuk nilai faktor C pada timbunan tanah
erosi yang terjadi. penutup karena tidak ada tumbuhan penutup maka
Berdasarkan data curah hujan di atas maka nilai nilainya = 1
erosivitas hujan (R) dapat dihitung sebagai berikut : • Faktor Konservasi Lahan Praktis (P)
Curah hujan (H) = 663,78 mm/bulan Penentuan indek konservasi tanah ditentukan dari
Nilai R = 2,21 H1,36 = 2,21 Kj/ha-mm (663,78 interprestasi jenis tanaman di lahan yang dievaluasi
mm/bulan)1,36 dengan tidakan konservasi serta pengecekan di
= 15.217,56 Kj/ha/bulan lapangan. Berdasarkan hasil pengecekan lapangan
= 182.610,73 Kj/ha/tahun terhadap timbunan tanah penutup tidak ada dilakukan
• Faktor Erodibilitas Tanah (K) tindakan konservasi tanah yang bertujuan agar
Faktor penting yang mempengaruhi kepekaan tanah lapisan tanah yang hilang akibat erosi dapat
terhadap erosi adalah sifat fisik tanah. Sifat fisik dikurangi. Tanah penutup hanya dibiarkan begitu saja
tanah yang berpengaruh terhadap kepekaan erosi dan pada disposal. Untuk nilai faktor P pada timbunan
limpasan permukaan adalah tekstur, struktur, tanah penutup karena belum ada konservasi pada
kandungan bahan organik, konsistensi, kapasitas timbunan tersebut maka diberi nilai 1.
infiltrasi dan kadar air tanah. Namun pada kegiatan di • Perhitungan Erosi
perhitungan besarnya erosi yang terjadi di lokasi timbunan tanah penutup dapat ditentukan besarnya
3
prediksi erosi yang sedang terjadi pada timbunan Memburuknya kualitas air merupakan salah satu
tanah penutup (overburden) tersebut. Berdasarkan dampak erosi, dimana air menjadi sangat keruh
data-data primer dan sekunder, maka didapat nilai- karena partikel-partikel tanah larut dalam air.
nilai untuk tiap-tiap faktor dan besarnya potensi erosi Dampak erosi yang lain adalah hilangnya mata air
yang terjadi di tempat penelitian adalah sebagai yang menyebabkan sungai-sungai kecil menjadi
berikut hilang.
A = R x K x LS x C x P • Pelumpuran dan Pendangkalan Saluran Air dan
= 182.610,73 x 0,32 x 0,55 x 1 x 1 ton/ha/tahun Sungai
= 32.139,49 ton/ha/tahun Sebagai akibat dari erosi adalah terjadinya
sedimentasi pada saluran air dan sungai sungai alami
Pembahasan yang berada di sekitas lokasi penambangan.
Perhitungan dengan metode Universal Soil Loss Peningkatan sedimen ini dapat menyebabkan
Equation (USLE) sebagaimana tersebut di atas telah pendangkalan, sehingga pada musim penghujan akan
memperlihatkan dengan jelas besarnya dugaan erosi terjadi banjir (sungai) dan terjadi genangan air
yang terjadi. Dampak yang ditimbulkan dengan (saluran air) di areal penambangan.
adanya dugaan erosi di lokasi penambangan antara Selain faktor-faktor erosi di atas ada beberapa
lain sebagai berikut : faktor lain yang mempengaruhi laju erosi adalah
• Kehilangan Tanah untuk Keperluan Backfilling kondisi kebijakan perusahaan dalam pengelolaan
dan Reklamasi tanah penutup dalam upaya pengendalian erosi
Untuk mengurangi kehilangan tanah akibat erosi dimana:
pada timbunan, maka timbunan tanah penutup a. Belum adanya upaya pengendalian erosi (sarana
hendaknya dibuat teras dan diberi lapisan top soil pengendali erosi).
(diambil dari top soil bank) setebal sekitar (5 – 100) b. Belum adanya pengelolaan tanah penutup.
cm dan kemudian di tanami tanaman penutup. c. Belum dilaksankannya kebijakan pengelolaan
• Penurunan Daya Dukung Tanah dan Potensi lingkungan khususnya mengenai erosi dan
Terjadinya Longsor dampaknya di area penambangan dimana
Lereng timbunan yang curam dan hujan berintensitas pengelolaan timbunan tanah penutup dalam upaya
tinggi, kepekaan tanah terhadap erosi merupakan pengendalian erosi hanya sebatas rencana yang
beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan belum direalisasikan.
daya dukung tanah. Akibat lanjut dari kemerosotan d. Kurangnya koordinasi antar tim dalam
daya dukung tanah adalah longsor. Timbunan tanah pelaksanaan tugasnya.
penutup dengan tingkat erosi yang sangat berat, e. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap
begitu membahayakan karena menyebabkan sebagian dampak erosi belum dilaksanakan.
tanah yang berada di sekitarnya, terutama yang f. Keterbatasan sumber daya manusia yang
berada di bagian atas karena pengikisan yag terus berkualitas dalam bidang pengelolaan lingkungan
menerus oleh air dan tanah tidak dapat menampung pertambangan.
air maka timbunan akan mengalami longsor. Memperhatikan beberapa faktor tersebut di atas,
Penanganan terhadap kemerosotan daya dukung diperlukan adanya suatu perencanaan pengelolaan
tanah dan potensi longsor adalah dengan pembuatan lingkungan di lokasi penambangan sehingga dapat
teras dan penanaman tanaman penutup tanah yang mencegah dan mengendalikan erosi yang terjadi,
cepat tumbuh seperti cover crop. yaitu melalui suatu model pengelolaan lingkungan
• Penurunan Kapasitas Infiltrasi Tanah yang berkelanjutan dan pada akhirnya akan
Rusaknya struktur tanah oleh erosi akan meminimalisasi dampak lingkungan fisik dan sosial
menyebabkan rusaknya pori-pori tanah yang ekonomi tanpa mengabaikan kesejahteraan
berukuran besar atau terjadinya perubahan dari pori masyarakat setempat.
yang besar ke pori yang kecil sehingga kapasitas Erosi tidak dapat begitu saja dihilangkan namun
infiltrasi tanah menurun dan hanya sedikit air yang dapat dikurangi dengan melakukan upaya konservasi
masuk ke dalam tanah. Akibatnya, hujan yang terhadap tanah. Untuk mengurangi timgkat erosi di
terjatuh selanjutnya akan dengan mudah terakumulasi lokasi penambangan daerah Clereng, ada beberapa
di permukaan membentuk limpasan permukaan usulan strategi yang dapat dilakukan yaitu :
sehingga aliran air permukan menjadi lancar. 1. Menimbun dan menata tanah penutup dengan
• Memburuknya Kualitas Air dan Menghilangnya geometri yang disesuaikan dengan jenis tanah.
Mata Air Karena jenis tanah adalah jenis tanah yang
rawan erosi dan longsong serta merupakan jenis
tanah lepas maka tinggi timbunan maksimal 10
m dengan kemiringan > 45°.
4
b. Tingkat erosi di lokasi penelitian termasuk sangat
berat. Faktor penyebabnya adalah curah hujan
yang tinggi, jenis tanah pedsolik merah kuning
yang peka terhadap erosi, faktor kemiringan
lereng timbunan, tidak adanya vegetasi penutup
timbunan tanah, erodibilitas tanah besar dan tidak
ada upaya konservasi terhadap timbunan tanah.
c. Erosi pada timbunan tanah petutup di lokasi
menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu
adanya sedimentasi yang berakibat terjadinya
pendangkalan sungai dan saluran air, potensi
terjadi longsor pada timbunan tanah, terjadinya
genangan air di lokasi penambangan karena daya
infiltrasi tanah yang berkurang dan hilangnya
lapisan tanah penutup.
Gambar 1. Timbunan Tanah penutup dengan d. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat erosi
Kemiringan Lereng Timbunan 30o adalah kondisi kebijakan perusahaan dalam
pengelolaan tanah penutup dalam upaya
pengendalian erosi dimana:
e. Belum adanya upaya pengendalian erosi (sarana
pengendali erosi).
f. Belum adanya pengelolaan tanah penutup.
g. Belum dilaksanakannya kebijakan pengelolaan
lingkungan khususnya mengenai erosi dan
dampaknya di area penambangan dimana
pengelolaan timbunan tanah penutup dalam upaya
pengendalian erosi hanya sebatas rencana yang
belum direalisasikan.
h. Kurangnya koordinasi antar tim dalam
pelaksanaan tugasnya.
i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap
dampak erosi belum dilaksanakan secara rutin dan
Gambar 2. Tanah Pedsolik merah kuning terpadu.
j. Keterbatasan sumber daya manusia yang
2. Pembuat teras bangku disertai saluran air pada berkualitas dalam bidang pengelolaan lingkungan
timbunan tanah penutup yang berfungsi untuk pertambangan.
memperpendek panjang lereng timbunan, k. Dalam upaya pengendalian erosi di lokasi
memperbesar resapan air, mengurangi laju penelitian, maka diusulkan beberapa strategi
aliran permukaan dan mengurangi erosi. penanggulangan erosi seperti memperkecil sudut
Sedangkan saluran air berfungsi untuk lereng timbunan, pembuatan teras pada timbunan,
mengatur air agar mengalir pada tempat tertentu penanaman cover crop pada timbunan serta
dan dapat mengurangi erosi. Desain teras serta pembuatan sediment pond dan saluran air
dimensi saluran air disesuaikan dengan debit air disekeliling timbunan.
limpasan.
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian Ucapan Terima Kasih
Tingkat Erosi pada Timbunan Tanah Penutup
(overburden) di daerah Clereng, Kecamatan Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada
Pengasih, Kabupaten Kulon Progo adalah sebagai Kopertis Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta
berkut : yang telah berkenan mendanai penelitian yang
a. Berdasarkan persamaan Universal Soil Loss penulis lakukan
Equation (USLE) diperoleh dugaan erosi yang
terjadi di lokasi timbunan tanah penutup
(overburden) adalah 32.139,49 ton/ha/tahun pada
timbunan over burden.
5
Daftar Pustaka