PENDAHULUAN
2. PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
2.1. Studi Pustaka (Literatur)
Arsitektur adalah dunia yang tidak bisa dilepaskan dari tema, karena dengan tema
itulah kehadirannya dapat lebih bermakna. Lebih daripada itu arsitektur adalah dunia
yang di dalamnya terdapat semangat untuk teru mencari sesuatu yang baru dan semangat
untuk mencari jawaban.” ( AMI – Arsitek Muda Indonesia, Penjelajahan 1990 – 1995,
Subur, Jakarta, 1995 ).
Dalam arsitektur, banyak sekali tema yang digunakan dalam perancangan, berikut
merupakan tema-tema yang digunakan arsitek dalam perancangan:
1. Klasik
2. Futuristik
4. Industrial
Palet baja beton, plat stainless steel, baja dan cermin, serta batu bata
ekspos, dan dominasi warna abu-abu hitam putih, menjadi ciri-ciri khas yang
5. Homey
6. Oriental
7. Rustic
Ciri-ciri utama dari tema rustic ini sendiri adalah tidak difinishing
material-material yang digunakan sehingga material tersebut akan lebih
berkesan alami. Sesungguhnya gaya ataupun tema rustic ini merupakan
perpaduan dari tema etnik dan country. Keunggulan lain dari tema rustic
adalah penggunaan bahan-bahan nonpabrik sehingga desain yang dibuatpun
akan ramah lingkungan.
9. Etnik
10. Natural
11. Country
Lahir di amerika abad pertengahan dan bisa dibilang pada masa koboi
yang tidak bisa dilepaskan sebagai sejarah dalam terciptanya tema country
ini. Tema country ini merupakan tema yang ringan dan sangat ideal
digunakan untuk desain-desain di lahan yang mungil.
12. Skandinavia
Penggunaan warna putih sebagai warna dasar dan warna mayoritas dan
dipadupadankan dengan warna-warna cerah yang lain merupakan ciri khas
dari tema skandinavia ini. Warna putih selain memberikan kesan yang luas
dan bersih, warna putih juga merupakan warna yang mudah bila dipadukan
dengan warna-warna lain. Hakikatnya, tema ini mengacu kepada
kesederhanaan bentuk-bentuk fungsional. Hasil akhir akan menjadi kekuatan
dengan finishing yang tepat. Penggunaan material kayu dengan warna cerah
juga menjadi ciri khas dalam tema skandinavia ini.
Tema skandinavia ini merupakan tema yang menjadi cikal bakal gaya
minimalis yang sedang populer saat ini. Desain yang bertemakan skandinavia
ini sangatlah mirip dengan gaya minimalis yang menitikberatkan pada fungsi
ketimbang estetika, karena estetikanya berasal dari pemenuhan fungsi itu
sendiri.
Selain tema-tema yang disebut di atas, masih banyak perkembangan tema yang
terdapat dalam dunia arsitektur yang digunakan. Perkembangan tema sendiri berbanding
lurus dengan perkembangan zaman karena untuk menemukan kesan yang lebih fresh,
para arsitek harus menemukan tema- tema baru agar para penikmat arsitektur tidak
merasa bosan.
Konsep dan tema dalam arsitektur merupakan sesuatu hal yang tidak dapat
dipisahkan, berikut merupakan hasil observasi yang telah dilakukan pada Ice Mall yang
terletak di Jalan Teuk Umar No.6 Kota Denpasar.
Ice Mall merupakan sebuah mall yang cukup besar yang berdiri di kota Denpasar.
Ice Mall ini merupakan cabang pertama yang ada di Indonesia Bangunan yang meiliki 3
lantai ini menyediakan berbagai outlet yang berhubungan dengan gadget yang tersebar di
outlet-outlet yang terletak di dalam mall ini. Selain disediakan beberapa outlet
interiornya dibuat cukup luas dan terbuka untuk membuka stand dan area sirkulasi.
Untuk menentukan konsep dari Ice Mall ini dapat dilihat dari namanya sendiri yaitu
ice. Ice merupakan bahasa Inggris dari kata es yang dimana es ini sendiri memiliki sifat
yang bening namun keras. Dari sifat es tersebut bisa dilihat bahwa Ice Mall ini hampir
Tema yang digunakan pada bangunan ini adalah tema yang harus cocok dengan
fungsi bangunan. Bangunan Ice Mall ini difungsikan sebagai tempat atau wadah untuk
menampung brand-brand dari gadget dunia untuk melakukan aktivitas transaksi dan jual
beli di bangunan ini. Tema futuristik merupakan tema yang tepat untuk mengisi dan
melengkapi konsep dari bangunan ini. Hal ini disebabkan karena gadget sudah dianggap
sebagai tolak ukur untuk perkembangan informasi saat ini. Semakin lama akan semakin
muncul gadget-gadget baru yang semakin inovatif dan menunjukkan kemajuan zaman.
Oleh karena itulah tema futuristik menjadi tema yang cocok untuk merepresentasikan
desain dari Ice Mall ini.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Kebanyakan orang menganggap tema dan konsep adalah suatu hal yang sama,
namun konsep dan tema memiliki perbedaan pada kenyataannya. Konsep merupakan
landasan gagasan yang masih terkesan abstrak dan umum, sedangkan tema berkembang
dari konsep sehingga landasan perancangannya sudah mengkhusus dan mudah untuk
diolah menjadi desain perancangan arsitektur.
Konsep dan tema merupakan elemen yang diperlukan dalam perancangan arsitektur.
Dalam penentuan gagasan dalam perancangan tidak akan bisa dipisahkan dari 5 konsep
yang ada yaitu : analogi, metafora, esensi, programartik, dan utophia. Penentuan
pemilihan konsep ini tentunya berdasarkan fungsi dan jenis bangunan yang akan
dirancang agar rancangan menjadi tepat guna. Setelah penentuan konsep, baru dipilih
tema apa yang akan diusung dalam rancangan tersebut. Tema yang dipilih haruslah
mencerminkan karakter dari rancangan tersebut karena sebagai seorang arsitek, karakter
dalam desain sangatlah diperlukan untuk menjadi arsitek yang besar.
3.2. SARAN
1. Penentuan konsep dan tema perancangan harus ditentukan dengan cepat karena
apabila penentuan konsep dan tema saja sudah lamban, bagaimana dengan
perancangan nantinya.
2. Pemahaman terhadap konsep dan tema haruslah sangat baik sehingga tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan dalam perancangan yang akhirnya akan membuat
fungsi rancangan tidak maksimal.
Salain, Ir. Putu Rumawan. 1984. Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Barat.
Denpasar: Fakultas Teknik Universitas Udayana.
SUMBER MAJALAH