Anda di halaman 1dari 8

ANAMNESIS 1.

Membuka wawancara
Menyapa Pasien
Memeperkenalkan diri
“salam, selamat pagi bapak, perkenalkan naman saya
dokter yang bekerja disini”
2. Menanyakan identitas pasien
3. RPS, Menanyakan keluhan utama
“ada yang bisa saya bantu pak?”
, Lepra KU: lesi kulit mati rasa Atau pasien biasanya
datang dengan kondisi luka atau ulkus atau melepuh
karena pada lepra biasanya terjadi hand & glove anestesi,
jadi kalo terjadi luka ga kerasa pasien, tapi tiba tiba udah
jadi ulkus aja hemmm sedih
4. Tanyakan lokasi mati rasanya dimana
“rasa mati rasanya di sebelah mana bapak?”
Lokasi ini penting untuk nanti mendukung pemfis guna
mengetahui jumlah dan lokasi lesi untuk mendiagnosis
tipe lepra PB/MB
5. Menanyakan onset, durasi, kronologi
“keluhan kulitnya munculnya sejak kapan pak?”
Lepra biasanya muncul perlahan, masa inkubasinya 40
hari-40 tahun, rata-rata tiga-lima tahun
6. Menanyakan kualitas keluhan Biasanya pada
lepra, tidak
7. Menanyakn kuantitas keluhan
terindentifikasi
8. Menanyakan faktor pemberat
9. Menanyakan faktor yg memeperingan
10. Menanyakan gejala penyerta
Pada lepra keluhan lain dapat meliputi kesemutan,
pembengkakakan saraf, dan deformitas. Nyeri dan demam
biasanya ga ada emm
11. Menanyakan RPD
“Apakah pernah mengalami keluhan kulit serupa? Dan
diberi obat apa pak?”
12. Menanyakan RPK
“apakah keluarga ada yang mengalami keluhan yang sama
dengan bapak?”
Lepra hanya menular dengan adanya kontak yang erat
(tinggal serumah dan sering berinteraksi). Penularan
melalui kontak langsung antar kulit dalam jk waktu
lama. Biasanya yang menularkan penderita lepra tipe
MB
13. Riwayat Kebiasaan
Biasanya tidak spesifik pada lepra
14. Menanyakan apakah ada yg terlewat
1. INSPEKSI  Melakukan inspeksi lesi bisa menggunakan senter/kaca
“untuk mengetahui seberapa luas pembesar, dan sebutkan UKK nya
lesi kulitnya, saya perlu melihat  Periksa seluruh tubuh, dari kepala hingg kaki, bagian depan
seluruh tubuh ya pak. Saya mohon dan belakang tubuh
izin agar bapak dapat meminimalisir  Perhatikan adanya kerontokan alis mata. Pada lepra sering tjd
pakaian luarnya ya pak ya” kerontokan alis mata disertai facies leonine dan hidung pelana
 Cara menyebutkan UKK:
Lokasinya dimana
UKK primer + keterangan
Jumlahnya berapa (multipel, soliter)
Susunannya gimana (konfluen, diskret)
 UKK lepra biasanya: Bercak hipopigmentasi mati rasa
Atau makula patch hipopigmentasi mati rasa

1. Pemeriksaan Sensibilias
Lesi
A. Sentuh  Pilin kapas hingga ujungnya
“bapak, setelah ini saya mohon izin mengecil. Sentuhkan pada pasein saat mata terbuka dan
akan menyentuhkan pilinan kapas tertutup
ini yah pak”  Jika ps menunjuk jauh dari sentuhan
“sekarang kita coba ya pak, nanti kapan maka kemungkinan lesi mati rasa dan merupakan kasus
silahkan bapak menunjuk lokasinya lepra
dimana. Silahkan bapak
memejamkan mata”
A. Nyeri  Bisa menggunakan ujung jarum untuk menekan daerah
Saat pasien membuka mata di lesi, tapi hanya tekan ringan saja ya, jangan terlalu keras
infokan dulu “ pak nanti akan saya  Pada lepra, sensasi nyeri juga menghilang pada lesi
rangsang seperti ini ya pak, nanti  Kita juga bisa pake pemeriksaan tajam tumpul
jika bapak terasa nyri silahkan
ditunjukkan lokasinya dimana”
“Silahkan matanya dipejamkan pak”
“kerasa ga pak? Nyerinya di bagian
mana pak?”
A. SUHU  Menggunakan tabung reaksi suhu 40 derajat untuk panas
“Kita cek dulu ya pak, kalo dingin dan suhu 20 derajat untuk dingin
rasanya seperti ini, kalo panas gini”  Pada lepra, sensasi suhu juga menghilang pada lesi
“sekarang matanya silahkan ditutup
pak, nanti bapak sebutkan yah
apakah tabung yang saya tempelkan
rasanya dingin atau panas”
1. Palpasi Nervus  Pada palpasi saraf dinilai apakah ada
Kita ngeceknya N. Auricularis pembengkakan/penebalan saraf dan nyeri. Jadi setiap
magnus, N. Ulnaris, N. Peroneus palpasi juga harus lihat ekspresi wajah pasien yah.
communis dan N. Tibialis Umunya kalo kusta kalo cuman pembesaran saraf sih
posterior aja yaaa (dr. Ratih) pasien ga akan meraskan nyeri, tapi kalo udah tjd reaksi
kusta waw biasanya nyeri, huhu.
 Ingat bahwasanya palpasi harus dicek kanan kiri yah

“Bapak saya akan memeriksa  Ini utk meriksa N. Auricularis magnus. Letaknya di blkg
apakah ada pembesaran pada saraf telinga menyilang M.sternokleidomastoideus
atau tidak ya pak, bapak silahkan
duduk berhadapan dengan saya.  Jan lupa yah cek nya gantian tengok kanan lalu cek lalu

Badannya tetap menghadap ke saya tengok kiri lalu cek kembali

ya pak, lalu Silahkan bapak


menengok total ke kanan terlebih
dahulu lalu ke kiri”

 N. Ulnaris.
“baapak, tangan kanannya salaman Tangan kanan pemeriksa bersalaman dgn tangan kanan
dengan saya ya pak, dicek lalu pasien, lalu tangan kiri memeriksa di bagian sulkus ulnaris
gantia tangan kiri” di antara epikondilus medial dan olecranon. Nah ini ingat
ya posisi tangann pasien hendaknya rileks, jangan tegang ,
lebih baik posisi tangannya 900

 N. Peroneus communis
“duduknya yang nyaman ya pak, Di bagian posterior caput fibula, ditarik ke belakang kira2
posisi kakinya menggantung yaa” 1 cm nah itu ada njeglong (aduh bahasa indonya apa ini)
tepatnya di bagian fossa poplitea. Kalo bisa posisi kakinya
menggantung biar lemas dan ga kaku uwaw
 N. Tibialis Posterior
Palpasi ini dengan posisi kedua tangan menyilang yak, jadi
tangan kanan ya menyentuh kaki kanan, tangan kiri touch
kaki kiri. Tepatnya menyentuh bagian distal dan posteror
maleolus medialis

 NAH INGAT INI, UNTUK MENGETAHUI APAKAH


ADA PEMBESARAN NERVUS ATAU NGGAK ITU
RASANYA KALO DIPEGANG KERAS KAKU
KAYAK KAWAT (HAYO INGAT YAA)
 Untuk laporannya seperti ini:
N. Auricularis magnus -/- dst.
Cardinal Sign of Lepra
1. Plak yang mati rasa
Salah Satu saja sudah ada yang positif
2. Pembesaran saraf perifer dari cardinal sign tersebut maka dapat
tegak diagnosis Lepra
3. BTA (+)

PEMERIKSAAN FISIK (MOTORIK)


N. Fasialis “coba pejamkan mata pak, ditahan yaa, jangan sampai saya bisa
membuka mata bapak”
“silahkan mengangkat alis, tersenyum, mengembungkan pipi
pak”

N. Ulnaris “permisi ya pak, coba dekatkan jari manis dan jari kelingkingnya
pak”
“sekarang dekatkan lagi, lawan jari saya ya pak”

N. Medianus “Ibu jarinya digerakkan ke atas yapak”


“sekarang gerakkan lagi pak, lawan jari saya ya pak”

N. Radialis  Posisi tangan kayak lagi mengenadarai motor


 “pergelangan tangannya diangkat seperti ini ya pak”
 “sekarang diangkat lagi, lawan tangan saya ya pak”
Tipe Lepra PB (PAUCIBACILLARY) MB (MULTIBACILLARY)
Lesi 1-5 >5
Pembesaran Saraf Perifer 0/1 >1
BTA (-) (+)
Note: semisal ditemukan lesi 2, pembesaran saraf 1, BTA (+), makka itu masuknya
yang MB ya. Intinya salah satu aja kriteria udah masuk MB  PASIEN UDAH TIPE
MB, 

PEMERIKSAAN USULAN: Tes BTA


PENUNJANG  Bisa diambil dari telinga/ kulit nanti akan dilihat dibawah
mikroskop jumlah bakterinya berapa
 Dari tes BTA, kita bisa menentukan IB dan IM
IB (Indeks  +1: Ketemu jumlah bakteri 1-10 dlm 10-100/LPB (perbesaran
Bakteriologik) 100x)
 +2: 1-10 dalam 10 LPB
 +3: ketemu BTA 1-10/1 LPB
 +4: BTA 1-10/>10-100 LPB
 +5: BTA 1-10/>100-1000 LPB
 +6: udah globus, membentuk gerombol parah uwaaa

IB ini hanya untuk mengetahui pasien lepra atau tidak, yang


paling penting untuk dasar terapi adalah IM nya

IB ini biasanya baru turun 1 tingkat ± 2 tahun


IM (indeks Morfologik) IM: Jumlah bakteri hidup/jumlah total bakteri semuanya*
100%
namun, IM hanya bs dihitung kalo IB nya ≥ +3
 Contoh: diketahui IB +3, dicek mikros, tampak
bakteri utuh 6 yang hancur/denature 4 berarti IM
nya?
 6/10*100% = 60%
 IM inilah yg digunakan untuk patokan kesembuhan
Note: jadi pasien Tb beda sama kusta/morbus hansen (MH).
Kalo Tb target pengobatannya 2 bulan sudah hilang. Kalo MH
gapapa BTA masih positif IB nya, tapi IM nya harus bernilai 0%

Jadi kalo ada pasien lepra dan BTA (+), kita cek dulu, ada yang
utuh gak bakterinya. Kalo misal bakterinya udah debature semua
berarti udah selese pengobatan tapi tinggal masa kontrol, gituu.
DIAGNOSIS BANDING
 Idealnya dd  Lesi makular: vitiligo, ptriasis versicolor, ptriasis alba
ditegakkan  Lesi meninggi: psoriasis
sebelum
pemeriksaan
penunjang hehe,
DDPPDK
 DD pada ikk itu
patokannya cari
penyakit yang
kira2 mirip
predileksi dan ukk
nya
TERAPI PB (paucibacillary)
Untuk dewasa  1x sehari, hari ke-1
Bulan
2 kapsul Rifampicin (2x300 mg)
pertama
1 tablet dapsone (100 mg)
 1x sehari, hari ke 2-28
1 tablet dapsoen 100 mg
 Total Pengobatan 6 -9bulan (6 blister packs)
MB (Multibacillary)
 1x sehari, hari ke-1
2 caps rifampicin (2x300 mg)
3 caps clofazimin/lamprene (3x100 mg)
1 tab dapsone (100 mg)
 1x sehari, hari ke 2-28
1 capsule clofazimine (50 mg)
1 tablet dapson (100 mg)
 Diberikan selama 12-18 bulan (12 blister packs)
Tx. Lepra pada  MDT aman untk bumil dan menyusui, tetap lakukan spt
kehamilan pada psien tidak hamil
 Sejumlah kecilobat akan diekskresikan melalui ASI, tidak
akan ada adverse effect kecuali mild skin discolouration
e.c clofazimin
 Apabila ps hanya memiliki 1 lesi (PB)  tunda terapi
sampai selesai melahirkan
Edukasi Pasien  Edukasi terutama pada ES obat
 Rifampisin: kulit terasa panas, gatal, perut nyeri, mual,
muntah, diare, sesak, urine berwarna merah
 Clofazimin: hiperpigmentasi kulit dan mukosa, kulit dan
mukosa terasa kering
 Dapson: reaksi alergi, anemia hemolitik, neuritis perifer
 Berikan edukasi pada pasien dan keluarga untuk minum
obat secara teratur dan lengkap

Anda mungkin juga menyukai