Anda di halaman 1dari 82

el

mb
Bi
a
rt
se
Pe
s
u su
Kh

TIM SAKTYA INSTITUTE

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KUTIPAN PASAL 72 :
Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta

(Undang-Undang No. 19 Tahun 2002)

1.Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana

el
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara masing-

mb
masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp.
1.000.000,00 (satu juta rupiah) atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh)

Bi
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
a
rt

2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau


se

menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta
atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan
Pe

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
s
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEPERAWATAN

el
mb
MEDIKAL BEDAH
Bi
a
rt
se

PRESENTASE JUMLAH SOAL 25 – 37%


Pe

SEKITAR 45 - 65 SOAL
s
u su
Kh

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SKALA GCS

Bayi Respon Anak/Dewasa


Eye
Spontan 4 Spontan

el
Terhadap 3 Terhadap perintah
perintah/suara

mb
Terhadap nyeri 2 Terhadap nyeri
Tidak ada respon 1 Tidak ada respon

Bi
Verbal
Bergumam 5 Terorientasi
Menagis lemah 4 Bingung
a
Menagis karena 3 Kata tidak teratur
rt

nyeri
Meintih karena nyeri 2 Tidak dapat
se

dimengerti
Pe

Tidak ada 1 Tidak ada


Motorik
Spontan 6 Sesuai perintah
s

Penarikan karena 5 Melokalisasi nyeri


su

sentuhan
Penarikan karena 4 Penarikan karena
u

nyeri nyeri
Kh

Fleksi abnormal 3 Fleksi abnormal


Ekstensi abnormal 2 Ekstensi abnormal
Tidak ada respon 1 Tidak ada respon

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TINGKAT KESADARAN

Nilai Deskripsi
Compos Kesadaran normal
Mentis
Apatis Keadaan acuh tak acuh dengan sekitarnya
Somnolen Respon psikomotor lambat, mudah tertidur,
namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang
(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur

el
kembali
Stupor Keadaan seperti tertidur lelap namun ada

mb
respon terhadap nyeri
Koma Tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon

Bi
terhadap rangsangan
a
rt
se
Pe

KEKUATAN OTOT
s

Nilai Deskripsi
su

5 Normal
4 Pergerakan aktif melawan gravitasi dan sedikit
u

tahanan
Kh

3 Hanya mampu melawan gravitasi


2 Tidak mampu melawan gravitasi
1 Kontraksi otot dapat di palpasi tampa gerakkan
persendian
0 Tidak ada kontraksi otot

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TETESAN INFUS

el
mb
Bi
a
rt
se
Pe

Sindrom Kompartemen
s
su

Pain Nyeri hebat


u
Kh

Pallor Pucat, menurunnya perfusi ke area tersebut


Pulselesness Berkurang / hilangnya denyut nadi
Parestesia Rasa kesemutan
Paralysis Menurunnya sensasi syaraf yang berlanjut
dengan hilangnya fungsi bagian tersebut

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


GRADE LUKA ULKUS

Grade Deskripsi
0 Tidak terdapat luka, gejala hanya seperti nyeri
1 Ulkus dangkal
2 Ulkus melibatkan ligamen, tendon, kapsul sendi

el
3 Ulkus mendalam dan melibatkan abses, osteomielitis

mb
dan atau sepsis bersama

Bi
4 Ulkus termasuk gangren di 1/3 anterior kaki
5 Terdapat gangren di seluruh tungkai kaki
a
rt
se

GRADE LUKA BAKAR


Pe
s

Grade Deskripsi
su

1 - Jaringan yang rusak hanya epidermis


- Klinis: ada myeri, kemerahan, kulit kering
u

- Tes jarum ada hiperalgesia


Kh

- Lama sembuh kurang lebih 7 hari


- Hasil: kulit kembali normal
2A - Jaringan yang rusak sebagian dermis, folikel rambut &
kelenjar keringat utuh
- Klinis : nyeri, warna lesi merah/ kuning, basah, bula
- Tes jarum hiperalgesia kadang normal
- Lama sembuh kurang lebih 7 hari
- Hasil : kulit normal / pucat

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


2B - Jaringan yangg rusak sampai dermis, hanya kelenjar
keringat yangg utuh
- Klinis : sama dengan grade II a
- Tes jarum hipoalgesia
- Lama sembuh 14 – 21 hari
- Hasil : kulit pucat, mengkilap, kadang ada sikatrik/
hipertrofi
3 - Jaringan yang rusak seluruh epidermisc/ dermis
- Klinis mirip grade II hanya kulit hitam/ kecoklatan
- Tes jarum tidak sakit

el
- Lama sembuh > 21 hari
- Hasil : sikatrik/ hipertrofi

mb
RULE OF NINE LUKA BAKAR Bi
a
rt
se
Pe
s
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RUMUS BAXTER

el
(Luas Luka Bakar)

mb
Bi
a
rt
se

RUMUS BALANCE CAIRAN


Pe
s
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RUMUS IWL

IWL = (15 x BB) / 24 jam


Dengan kenaikan suhu :
{(10% x CM) x jumlah kenaikan suhu} + IWL Normal
24 jam

el
mb
ANALISIS GAS DARAH
Bi
a
rt
se
Pe
s
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Kondisi pH PCO2 HCO3
Asidosis Menurun Meningkat -
respiratorik
Asidosis Menurun Menurun -
metabolik
Alkalosis Meningkat - Menurun
respiratorik
Alkalosis Meningkat - Meningkat

el
metabolik

mb
MASALAH KEPERAWATAN
Bi
a
rt

Masalah Ciri Khas


se

Bersihan jalan napas Ada suara napas


tidak efektif tambahan seperti ronchi,
Pe

wheezing, dll
Ada sekret / dahak /
s

sputum
su

Ada batuk
Pola nafas tidak efektif Pola napas tidak normal
u

(takipnea, bradipnea,
Kh

hiperventilasi, kusmaull,
cheyne-stoke)
Ada retraksi dinding dada,
pernapasan cuping hidung
Gangguan pertukaran gas Ada dispnea, hiperkapnia,
hipoksemia, adanya hasil
BGA abnormal

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Ketidakseimbangan Penurunan nafsu makan,
nutrisi kurang dari porsi makan tidak habis,
kebutuhan tubuh penurunan berat badan >
20%
Resiko ketidakstabilan Kadar GDS tidak stabil
glukosa darah seringkali > 300
Kerusakan integritas kulit

el
Defisit volume cairan Turgor kulit buruk, crt > 3
detik, bibir kering, mata

mb
cowong, lemas, balance

Bi
cairan (-)
Kelebihan volume cairan Penambahan berat badan,
a
edema, asites, balance
rt

cairan (+)
Gangguan eliminasi urine Adanya poliuri, anuria,
se

nocturia, inkontinensia
Pe

urine, retensi urine.


Penurunan cardiac output Perubahan frekuensi dan
s

irama jantung, perubahan


su

kontraktiltas jantung,
u

perubahan volume
Kh

sekuncup, perubahan after


load dan pre load,
perubahan EKG.
Intoleransi aktivitas Dispnea setelah
beraktivitas, keletihan,
kelemahan umum, adanya
respon tekanan darah

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


abnormal terhadap
aktivitas, frekuensi jantung
abnormal terhadap
aktivitas
Ketidakefektifan perfusi Penurunan fungsi perifer,
jaringan perifer perubahan fungsi motorik,
CRT > 3 detik, parestesia,

el
warna kulit pucat

mb
Bi
SUARA NAPAS ABNORMAL
Suara Napas Indikasi
a
Wheezing Adanya penyempitan saluran
rt

napas, yang terjadi saat


ekspirasi.
se

Pada pasien asma dan PPOK


Pe

Ronchi Adanya sekret/sputum


Crackles/rales terdapatnya cairan atau
sekresi pada jalan nafas yang
s

besar.
su

Gargling suara seperti berkumur,


kondisi ini terjadi karena ada
u
Kh

kebuntuan yang disebabkan


oleh cairan (ex: darah)
Stridor edema laring, kelumpuhan
pita suara, tumor laring,
stenosis laring yang biasanya
disebabkan oleh tindakan
trakeostomi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SUARA JANTUNG ABNORMAL
Suara Napas Indikasi
S3 (Gallop) Disebabkan oleh vibrasi
dinding ventrikel krn darah
masuk ke ventrikel secara tiba-
tiba pd saat pembukaan AV, pd
akhir pengisian cepat ventrikel.
S3 sering terdengar pd anak

el
dgn dinding toraks yang tipis

mb
atau penderita gagal ventrikel
S4 Terjadi akibat osilasi darah &

Bi
rongga jantung yg ditimbulkan
oleh kontraksi atrium.
Jarang terjadi pada individu
a
normal
rt

Murmur Suara jantung abnormal akibat


se

adanya arus turbulen di dlm


rongga jantung & pembuluh
Pe

darah
s

WATER SEAL DRAINAGE (WSD)


su

Pengertian WSD merupakan tindakan invasive yang


u

dilakukan untuk mengeluarkan udara,


Kh

cairan (darah,pus) dari rongga pleura,


rongga thorax; dan mediastinum dengan
menggunakan pipa penghubung.
Indikasi Pneumothorak, hematothorak,
thoraktomy, post op efusi pleura

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Tujuan Mengeluarkan cairan atau darah,
udara dari rongga pleura dan rongga
thorak
 Mengembalikan tekanan negative
pada rongga pleura
 Mengembangkan kembali paru yang
kolaps
 Mencegah refluks drainage kembali

el
ke dalam rongga dada
Jenis WSD 1 botol, 2 botol dan 3 botol

mb
Komplikasi perdarahan, edema paru, tension

Bi
pneumothoraks, atrial aritmia, infeksi
Prosedur Perbedaan tekanan udara pada rongga
dada dan botol WSD sehingga cairan di
a
dalam rongga dada bisa ditarik keluar
rt

Indikator  Tidak ada undulasi


WSD dilepas  Cairan yang keluar tidak ada
se

 Tidak ada gelembung udara yang


Pe

keluar
 Kesulitan bernafas tidak ada
 Dari rontgen foto tidak ada cairan
s
su

atau udara
 Dari pemeriksaan tidak ada cairan
u

atau udara
Kh

PEMASANGAN NGT
 Prinsip pemasangan NGT harus
memperhatikan high flower dengan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


meminta pasien untuk menempelkan dagu
ke dada.
 Pengukuran panjang NGT dari ujung
hidung ke xhypoid
 Jika terjadi perubahan kondisi mendadak
seperti sianosis dan kesulitan bernapas,

el
tarik selang segera mungkin.

mb
 Untuk memastikan bahwa selang masuk

Bi
ke dalam lambung, aspirasi cairan
lambung dengan spuit 20 cc, jika terlihat
a
rt

cairan berwarna hijau atau kecokelatan


maka posisi selang sudah benar.
se
Pe

KOLOSTOMI
 Pada pasien kolostomi perlu diberikan
s
su

pendidikan kesehatan tentang pemasangan


u

dan perawatan kantong ostomi


Kh

 Perawatan kolostomi dilakukan untuk


mencegah adanya kemerahan dan iritasi
pada kulit sekitar stoma

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


EKG

Manset MERAH : pergelangan tangan kanan


Manset KUNING : pergelangan tangan kiri
Manset HITAM : pergelangan kaki kanan

el
Manset HIJAU : pergelangan kaki kiri

mb
Bi
V1 : ICS 4 garis sternal kanan
V2 : ICS 4 garis sternal kiri
a
rt

V3 : Antara V2 dan V4
se

V4 : ICS 5 garis midclavicula kiri


Pe

V5 : ICS 5 garis aksilaris anterior kiri


V6 : ICS 5 garis aksilaris media kiri
s
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Gambaran EKG

Atrial Fibrilasi

el
mb
Bi
Atrial Flutter a
rt
se
Pe
s
su

Ventrikel Takikardia
u
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Ventrikel Fibrilasi

el
mb
Av Blok Derajat 1

Bi
a
rt
se
Pe

Av Blok Derajat 2 Tipe I


s
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Av Blok Derajat 2 Tipe II

el
Av Blok Total

mb
Bi
a
rt
se
Pe
s
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RONGGA PERUT

el
mb
Bi
a
SARAF KRANIAL
rt
se
Pe
s
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEPERAWATAN

el
GADAR

mb
Bi
a
rt

PRESENTASE JUMLAH SOAL 3 – 9%


se

SEKITAR 5 - 16 SOAL
Pe
s
su

TARGET BENAR :……… SOAL


u
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TRIAGE

el
mb
Bi
a
rt
se
Pe
s
su

KONDISI GAWAT DARURRAT


u

Gawat darurat Keadaan mengancam nyawa yang jika


Kh

tidak segera ditolong dapat meninggal atau


cacat sehingga perlu ditangani dengan
prioritas pertama. Sehingga dalam
keadaan ini tidak ada waktu tunggu.
Yang termasuk keadaan adalah pasien
keracunan akut dengan penurunan
kesadaran, gangguan jalan napas,
gangguan pernapasan, gangguan sirkulasi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


atau pemaparan pada mata yang dapat
menyebabkan kebutaan ini
Gawat Tidak Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak
Darurat memerlukan tindakan darurat. Keadaan ini
termasuk prioritas ke dua dan setelah
dilakukan resusitasi segera konsulkan ke
dokter spesialis untuk penanganan
selanjutnya.
Yang termasuk pasien gawat tidak darurat

el
adalah: pasien kanker stadium lanjut yang
mengalami keracunan akut.

mb
Darurat Tidak Keadaan yang tidak mengancam nyawa
Gawat tetapi memerlukan tindakan darurat.

Bi
Pasien biasanya sadar tidak ada ganguan
pernapasan dan sirkulasi serta tidak
a
memerlukan resusitasi dan dapat langsung
rt

diberi terapi definitive. Pasien dapat dirawat


di ruang rawat inap atau jika keadaannya
se

ringan dapat di pulangkan untuk


selanjutnya kontrol ke poliklinik rawat jalan
Pe

Tidak Gawat Keadaan yang tidak mengancam nyawa


Tidak Darurat dan tidak memerlukan tindakan darurat.
Gejala dan tanda klinis ringan atau
s

asimptomatis. Setelah mendapat terapi


su

definitive penderita dapat dipulangkan dan


selanjutnya kontrol ke poliklinik rawat jalan.
u
Kh

PRIMARY SURVEY
A airway, bebaskan jalan nafas
B breathing, beri nafas, tambah oksigen
C circulation, hentikan perdarahan, beri infus
D disability / SSP, cegah TIK naik

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TEKNIK PEMBEBASAN JALAN NAFAS

1. Chin Tilt (mengangkat dagu)


2. Head Tilt (menekan dahi)
3. Jaw Thrust (mengangkat sudut rahang bawah)
4. Heimlich Manuver
Dapat dilakukan dalam posisi berdiri dan terlentang.

el
Caranya berikan hentakan mendadak pada ulu hati

mb
(daerah subdiafragma – abdomen).
5. Back Blow

Bi
Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat.
Bila nafas tidak efektif atau berhenti, lakukan back blow
a
5 kali (hentakan keras pada punggung korban di titik
rt

silang garis antar belikat dengan tulang


punggung/vertebrae)
se

6. Chest Thrust (bayi)


Pe

Bila penderita sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan


tulang dada dengan jari telunjuk atau jari tengah kira-
kira satu jari di bawah garis imajinasi antara kedua
s
su

putting susu pasien). Bila penderita sadar, tidurkan


terlentang, lakukan chest thrust, tarik lidah apakah ada
u

benda asing, beri nafas buatan


Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


JENIS-JENIS POSISI PASIEN

Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk,
dimana bagian kepalatempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk mempertahankan
kenyamanan dan memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

el
mb
Bi
a
rt

Posisi semi fowler


Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk
se

15-60 derajat
Pe
s
su

Tujuan
u

1. Mobilisasi
Kh

2. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas


3. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Posisi sim
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi
ini dilakukan untuk memberi kenyamanan dan
memberikan obat melalui anus (supositoria).

el
mb
Posisi trendelenburg Bi
a
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan
rt

bagian kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi


se

ini dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke


otak.
Pe
s
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RJP (AHA, 2017)

el
mb
Bi
a
rt
se
Pe
s
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEPERAWATAN

el
MATERNITAS

mb
PRESENTASE JUMLAH SOAL 8 – 14% Bi
a
rt

SEKITAR 14 - 25 SOAL
se
Pe
s

TARGET BENAR :……… SOAL


u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


LEOPOLD

Leopold 1 Untuk menentukan umur kehamilan serta


bagian tubuh apa yang terdapat didalam
fundus uteri.
Leopold 2 Untuk menentukan dimana punggung anak
dan dimana letak bagian-bagian kecil.

el
Leopold 3 Untuk mengetahui apa yang ada pada bagian
bawah dan bagian bawah sudah terpegang

mb
oleh PAP (Pintu Atas Panggul) besar.
Leopold 4 Guna menentukan bagian bawah dalam Rahim

Bi
dan seberapa masuknya bagian bawah
tersebut ke dalam PAP.
a
rt
se

FASE / KALA PERSALINAN


Pe

Kala 1 kala pembukaan, terjadi pematangan dan


s

pembukaan serviks sampai lengkap


su

Fase laten pembukaan sampai mencapai 3 cm,


berlangsung sekitar 8 jam
u

Fase Aktif pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10


Kh

cm), berlangsung sekitar 6 jam


Kala 2 Dimulai pada saat pembukaan serviks telah
lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir
lengkap.
Kala 3 Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan
berakhir dengan lahirnya plasenta.
Kala 4 Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap,
sampai dengan 1 jam setelahnya.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


FASE MENSTRUASI

Fase Fase keluarnya darah haid ini dimulai pada hari


Menstruasi pertama menstruasi dan berlangsung sampai
antara hari ke 5 - 7 dari siklus menstruasi.
Fase Ini disebut fase folikuler karena kelenjar
Folikular pituitari (hipofisia) melepaskan hormon yang
disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH),
yang merangsang folikel dalam ovarium untuk

el
tumbuh menjadi dewasa (matang).
Fase Ovulasi adalah puncak dari semua kerja keras

mb
Ovulasi tubuh selama fase menstruasi sebelumnya.
Atas perintah otak melalui produksi homron LH

Bi
(luteinizing hormone) sel telur yang sudah
matang akan dilepaskan dari folikel di ovarium
ke saluran tuba (tuba fallopi) dan akan
a
bertahan selama 12-24 jam.
rt

Fase Disebut fase luteal karena pada fase


se

Luteal menstruasi ini terbentuk korpus luteum pada


ovarium yang merupakan bekas folikel setelah
Pe

ditinggal sel telur. Korpus luteum


menghasilkan hormon progesteron.
s

RUMUS NEAGLE
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


JENIS LOKHEA
Lokhea Rubra Lokhea ini muncul pada hari pertama dan
hari keempat postpartum. Cairan yang
keluar berwarna merah karena
mengandung darah segar, jaringan sisa-
sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo dan mekonium.
Lokhea Cairan yang berwarna merah kecoklatan

el
Sanguinolenta dan berlendir, berlangsung dari hari
keempat dan ketujuh postpartum.

mb
Lokhea Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan
Serosa karena mengandung serum, leukosit dan

Bi
robekan/laserasi plasenta, muncul pada
hari ketujuh dan hari keempat belas post
partum.
a
Lokhea Alba Mengandung leukosit, sel desidua, sel
rt

epitel, selaput lender servik dan serabut


se

jaringan yang mati, berlangsung selama 2


minggu sampai 6 minggu.
Pe

Lokhea Bila keluar cairan nanah dan berbau busuk


Purulenta selama postpartum
s
su

LAMA KEHAMILAN
u

Waktu Berat anak Istilah


Kh

< 22 minggu <500 g Abortus


22-28 minggu 500g-1000g Partus immaturus
28-37 minggu 1000g-2500g Partus praematurus
37-42 minggu >2500-4500g Partus aterm
(maturus)
>42 minggu >4500g Partus serotinus

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


HORMON

Follicle Hormon ini memiliki peranan penting terhadap


Stimulating perkembangan seksual seseorang. Selain
Hormone memengaruhi perubahan fisik saat memasuki
(FSH) masa pubertas, hormon FSH pada wanita juga
memiliki peran terhadap proses pembentukan

el
sel telur di ovarium serta turut mengendalikan
siklus menstruasi. Sedangkan pada pria,

mb
hormon ini berfungsi untuk mengendalikan
produksi sperma dan perkembangan organ

Bi
kelamin
Luteinizing Pada wanita, hormon reproduksi ini
Hormone memengaruhi fisiologis ovarium, produksi sel
a
(LH) telur (ovulasi), siklus menstruasi, dan
rt

kesuburan. Sementara pada pria, LH


merangsang produksi testosteron, yang
se

memengaruhi tingkat produksi sperma pria


Pe

Hormon Kadar hormon testosteron pada pria lebih


testosteron tinggi dibandingkan wanita. Fungsi hormon ini
pada pria, termasuk mengendalikan gairah
s

seksual, produksi sperma, kepadatan tulang,


su

dan juga massa otot, sehingga mampu


memengaruhi perubahan fisik dan emosional
u

pria secara signifikan.


Kh

Hormon Hormon estrogen lebih tinggi pada wanita,


estrogen dibandingkan pria. Hormon estrogen pada
wanita berperan dalam perkembangan
seksual saat masa pubertas. Juga berperan
mengendalikan pertumbuhan dinding rahim
selama siklus menstruasi dan masa
kehamilan, serta turut andil terhadap kenaikan
atau penurunan berat badan.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TARGET BENAR :……… SOAL

KEPERAWATAN

el
mb
ANAK
Bi
a
rt
se

PRESENTASE JUMLAH SOAL 8 – 14%


Pe

SEKITAR 14 - 25 SOAL
s
u su
Kh

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


APGAR SCORE
Keterangan Skor 0 Skor 1 Skor 2
Appearance Suluruh tubuh Hanya Seluruh
warna tangan dan warna kulit
kebiruan / kaki yang normal
pucat kebiruan (merah
muda)
Pulse Denyut Dibawah Diatas

el
jantung tidak 100x /menit 100x/menit
ada

mb
Grimace Tidak ada Wajah Meringis,
respon meringis saat menarik,

Bi
distimulasi batuk atau
bersin saat
distimulasi
a
rt

Activity Lemah, tidak Lengan dan Bergerak


ada gerakan kaki posisi aktif dan
se

fleksi spontan
Respiration Tidak Menangis Menangis
Pe

bernafas lemah, kuat,


merintih, pernapasan
pernapasan baik dan
s

lambat tidak teratur


su

teratur
Interpretasi :
u

0 – 3 : Asfiksia berat
Kh

4 – 6 : Asfiksia ringan
7 – 10 : Normal

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
Fase oral Pada tahap ini, sumber kenikmatan yang
0-1 tahun dirasakan oleh anak berasal dari mulut. Anak
memperoleh kepuasan tersebut dengan cara
menghisap, mengunyah makanan, atau
meminum asi. Jika tahap ini tidak terpenuhi,
maka dapat mengakibatkan rasa
ketergantungan dan berpengaruh pada

el
perkembangan verbal anak.
Fase anal Dalam tahap ini sumber kenikmatan anak

mb
1-3 tahun terletak pada anus. Orangtua dapat
menanamkan sikap disiplin pada anak melalui

Bi
toilet training.
Fase latik Kepuasan terletak pada autoerotik atau daerah
3-6 tahun kemaluan. Menurut Freud, pada fase ini anak
a
cenderung mengidentifikasikan diri dengan
rt

orangtua yang sama jenis dan mencintai


se

orangtuanya yang berbeda jenis kelamin.


Peristiwa ini disebut oedipus complex, yaitu
Pe

anak laki-laki mencintai ibunya dan berusaha


menghindari ayahnya. Begitu juga sebaliknya,
pada anak perempuan yang disebut sebagai
s

electra complex.
su

Fase Periode laten adalah saat eksplorasi di mana


laten energi seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke
u

5-12 daerah lain seperti pengejaran intelektual dan


Kh

tahun interaksi sosial. Tahap ini sangat penting dalam


pengembangan keterampilan sosial dan
komunikasi dan kepercayaan diri.
Fase Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual,
genital individu mengembangkan minat seksual yang
kuat pada lawan jenis

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


IMUNISASI

el
mb
Bi
a
rt
se
Pe
s
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


el
KEPERAWATAN

mb
Bi
JIWA a
rt
se

PRESENTASE JUMLAH SOAL 8 – 14%


Pe

SEKITAR 14 - 25 SOAL
s
u su
Kh

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TAHAP BERDUKA

Denial Ketika pertama kali menyadari kehilangan,


maka akan sukar menerima kenyataan dan
berpikir “Ini tidak mungkin terjadi”.
Penyangkalan biasanya merupakan
pertahanan sementara untuk diri sendiri.

el
Angry Individu tidak dapat senantiasa menyangkal
sehingga emosi yang menguasai perasaan

mb
akan muncul
Bergaining Muncul sebuah harapan supaya individu

Bi
dapat sedemikian menunda kehilangan.
Secara psikologis, individu mengatakan “Saya
mengerti bahwa penyakit ini merupakan
a
penyakit mematikan, namun jika saya
rt

diberikan lebih banyak waktu maka saya akan


…. ”
se

Depression Penderita akan menghabiskan banyak waktu


Pe

untuk menangis dan berduka. Proses ini


memberikan kesempatan pada pasien yang
sekarat untuk memutuskan hubungan dengan
s

sesuatu yang dicintainya.


su

Acceptance Tahap ketika akhirnya bisa menerima


kenyataan perpisahan, meski bukan
u

kebahagiaan yang sebenarnya tetapi


Kh

kenyataan bahwa kida sadar semua akan


baik-baik saja

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


MASALAH KEPERAWATAN

Ganggaun klien dengan disorientasi, apa yg dia


proses pikir : katakan tdk menggambarkan kondisi
waham nyatanya. "saya seorang nabi, kamu
harus tunduk dengan ajaran saya
supaya masuk surga"

el
Perilaku klien yg sering marah2, sering
kekerasan memukul2 walau hanya tampak

mb
pengepalan telapak tangan saja. "Awas
kamu ya, akan kutusuk kamu"

Bi
Halusinasi klien yang sering bicara sendiri,
menangis sendiri tanpa ada sebab.
"Pergi kamu, pergi dari sini, jangan
a
ganggu aku"
rt

Harga diri klien dengan kontak mata kurang,


se

rendah merasa dirinya kurang dan tak pantas


"siapalah diri ini yang tak punya apa2"
Pe

Resiko bunuh Klien dengan perkataan "bunuh saja diri


diri ini"
Defisit klien dengan kondisi kumal, jarang
s

perawatan diri mandi, tdk ganti baju, rambut


su

berantakan, hingga berbau


Isoloasi sosial klien jarang keluar rumah, tdk mau
u

berinteraksi dgn orang lain, diam


Kh

dikamar

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SP KEPERAWATAN JIWA
Perilaku SP 1  Mengidentifikasi penyebab PK
kekerasan  Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
 Mengidentifikasi PK yang dilakukan
 Mengidentifikasi akibat PK
 Mengajarkan cara mengontrol PK
 Melatih pasien cara kontrol PK fisik I
(nafas dalam).

el
SP2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya

mb
 Melatih pasien cara kontrol PK fisik II
(memukul bantal / kasur / konversi

Bi
energi).
SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
a
 Melatih pasien cara kontrol PK secara
rt

verbal (meminta, menolak dan


mengungkapkan marah secara baik)
se

SP 4  Memvalidasi masalah dan latihan


sebelumnya
Pe

 Melatih pasien cara kontrol PK secara


spiritual (berdoa, berwudhu, sholat)
SP 5  Memvalidasi masalah dan latihan
s

sebelumnya
su

 Menjelaskan cara kontrol PK dengan


minum obat (prinsip 5 benar minum
u

obat).
Kh

Isolasi Sosial SP 1  Mengidentifikasi penyebab isolasi


sosial pasien
 Mengidentifikasi keuntungan
berinteraksi dengan orang lain.
 Mengidentifikasi kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
 Melatih pasien berkenalan dengan
satu orang.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien berkenalan dengan
dua orang atau lebih
SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien berinteraksi dalam
kelompok
Harga Diri SP 1  Mengidenfikasi kemampuan dan

el
Rendah aspek positif yang dimiliki pasien
 Membantu pasien menilai

mb
kemampuan pasien yang masih
dapat digunakan
 Membantu pasien memilih kegiatan

Bi
yang akan dilatih sesuai dengan
kemampuan pasien
 Melatih pasien kegiatan yang dipilih
a
rt

sesuai kemampuan
SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan
se

sebelumnya
 Melatih kegiatan kedua (atau
Pe

selanjutnya) yang dipilih sesuai


kemampuan
Halusinasi SP 1  Mengidentifikasi jenis halusinasi
s

pasien
 Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
su

 Mengidentifikasi waktu halusinasi


u

pasien
 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
Kh

pasien
 Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
 Mengidentifikasi respons pasien
terhadap halusinasi
 Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan menghardik

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan berbincang dengan orang
lain
SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan kegiatan (yang biasa

el
dilakukan pasien)
SP 4  Memvalidasi masalah dan latihan

mb
sebelumnya
 Menjelaskan cara kontrol halusinasi

Bi
dengan teratur minum obat (prinsip 5
benar minum obat).
Defisit SP 1  Menjelaskan pentingnya kebersihan
perawatan diri
a
diri
 Menjelaskan
rt

cara menjaga
kebersihan diri
 Melatih
se

pasien cara menjaga


kebersihan diri
SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan
Pe

sebelumnya
 Menjelaskan cara makan yang bai
 Melatih pasien cara makan yang baik
s

SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan


su

sebelumnya
 Menjelaskan cara eliminasi yang baik
u

 Melatih cara eliminasi yang baik.


Kh

SP 4  Memvalidasi masalah dan latihan


sebelumnya
 Menjelaskan cara berdandan
 Melatih pasien cara berdandan
Waham SP 1  Membantu orientasi realita.
 Mengidentifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


 Melatih pasien memenuhi
kebutuhannya
SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki
 Melatih kemampuan yang dimiliki
SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Menjelaskan

el
penggunaan obat
secara benar
 Mengidentifikasi benda-benda yang

mb
Resiko bunuh SP 1
diri dapat membahayakan pasie
 Mengamankan benda-benda yang

Bi
dapat membahayakan pasien
 Melakukan kontrak treatment
 Mengajarkan cara mengendalikan
a
rt

dorongan bunuh diri


SP 2  Mengidentifikasi aspek positif pasien
se

 Mendorong pasien untuk berfikir


positif terhadap diri
Pe

SP 3  Mengidentifikasi pola koping yang


biasa diterapkan pasien
 Menilai pola koping yang biasa
s

dilakukan
su

 Mengidentifikasi pola koping yang


konstruktif
u

 Mendorong pasien memilih pola


Kh

koping yang konstruktif


SP 4  Membuat rencana masa depan yang
realistis bersama pasien
 Mengidentifikasi cara mencapai
rencana masa depan yang realistis
 Memberi dorongan pasien melakukan
kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


NO DIAGNOSA TINDAKAN PERTEMUAN
1 2 3 4 5 S.D 12
1 ISOLASI PASIEN 1. Identifikasi penyebab 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi
SOSIAL: isolasi sosial, siapa bercakap-cakap kegiatan kegiatan kegiatan

el
MENARIK yang serumah, siapa (berapa orang). Beri bercakap-cakap bercakap-cakap bercakap-cakap
DIRI yang dekat, yang pujian. (berapa orang) saat melakukan saat melakukan

mb
tidak dekat, dan apa 2. Latih cara bercakap- saat melakukan 4 kegiatan kegiatan harian
sebabnya. cakap dengan 2 orang 2 kegiatan harian. Beri dan sosialisasi.
2. Keuntungan punya lain dalam 2 kegiatan harian. Beri pujian. Beri pujian.

Bi
teman dan bercakap- harian. pujian. 2. Latih cara 2. Latih kegiatan
cakap. 3. Masukkan pada jadwal 2. Latih cara bercakap-cakap harian.
3. Kerugian tidak punya kegiatan untuk latihan bercakap-cakap dalam kegiatan 3. Nilai

a
teman dan tidak bercakap-cakap (4-5 orang) sosial: belanja kemampuan

rt
bercakap-cakap. dengan 2-3 orang: dalam 2 ke warung, yang telah
4. Latih cara bercakap- tetangga atau tamu, kegiatan harian meminta mandiri.

se
cakap dengan saat melakukan baru. sesuatu, 4. Nilai apakah
anggota keluarga kegiatan harian. 3. Masukkan pada menjawab isolasi sosial
dalam 1 kegiatan jadwal kegiatan pertanyaan. teratasi.
harian.
5. Masukkan dalam
jadwal untuk kegiatan
Pe untuk latihan
bercakap-cakap
dengan 4-5
3. Masukkan pada
jadwal kegiatan
untuk latihan
us
harian. orang saat bercakap-cakap
melakukan 4 dengan >5
us

kegiatan harian. orang, orang


baru, saat
melakukan
Kh

kegiatan harian,
dan sosialisasi.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KELUARGA 1. Diskusikan masalah 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi
yang dirasakan keluarga dalam kegiatan kegiatan kegiatan
dalam merawat merawat/melatih keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam
pasien. pasien bercakap-cakap merawat/melatih merawat/melatih merawat/melatih

el
2. Jelaskan pengertian, saat melakukan pasien pasien pasien
tanda dan gejala, kegiatan harian. Beri bercakap-cakap bercakap-cakap bercakap-cakap

mb
dan proses pujian. saat melakukan saat melakukan saat melakukan
terjadinya isolasi 2. Jelaskan kegiatan kegiatan harian kegiatan harian, kegiatan harian,
sosial (gunakan rumah tangga yang dan rumah RT, berbelanja. RT, berbelanja,

Bi
booklet). dapat melibatkan tangga. Beri Beri pujian. kegiatan lain
3. Jelaskan cara pasien bercakap-cakap pujian. 2. Jelaskan follow dan follow up.
merawat isolasi (makan, solat 2. Jelaskan cara up ke PKM, Beri pujian.

a
sosial. bersama). melatih pasien tanda kambuh 2. Nilai

rt
4. Latih cara merawat: 3. Latih cara dalam dan rujukan. kemampuan
bercakap-cakap saat membimbing pasien melakukan 3. Anjurkan keluarga

se
melakukan kegiatan bercakap-cakap dan kegiatan sosial, membantu merawat pasien.
harian. member pujian. seperti pasien sesuai 3. Nilai
berbelanja, jadual dan kemampuan

Pe meminta
sesuatu, dll.
3. Latih keluarga
memberi pujian. keluarga
melakukan
control ke PKM.
us
mengajak
pasien belanja.
2 HARGA DIRI PASIEN 1. Identifikasi
us

1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi


RENDAH kemampuan pertama yang dipilih kegiatan kegiatan kegiatan latihan
melakukan kegiatan dan berikan pujian. pertama dan pertama, kedua, dan berikan
Kh

dan aspek positif 2. Bantu pasien kedua yang dan ketiga yang pujian.
pasien (buat daftar memilih kegiatan telah dilatih telah dilatih dan 2. Latih kegiatan
kegiatan) berikan pujian. dilanjutkan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


2. Bantu pasien menilai kedua yang akan dan berikan 2. Bantu pasien sampai tak
kegiatan yang dapat dilatih pujian. memilih terhingga.
dilakukan saat ini 3. Latih kegiatan kedua 2. Bantu pasien kegiatan 3. Nilai
(pilih dari daftar (alat dan cara) memilih keempat yang kemampuan

el
kegiatan) : buat 4. Masukkan pada kegiatan akan dilatih yang telah
daftar kegiatan yang jadual kegiatan ketiga yang 3. Latih kegiatan mandiri.

mb
dapat dilakukan saat untuk latihan: dua akan dilatih keempat (alat 4. Nilai apakah
ini kegiatan masing- 3. Latih kegiatan dan cara) harga diri
3. Bantu pasien masing dua kali per ketiga (alat 4. Masukkan pada pasien

Bi
memilih salah satu hari dan cara) jadual kegiatan meningkat.
kegiatan yang dapat 4. Masukkan untuk latihan:
dilakukan saat ini pada jadual empat kegiatan,

a
untuk dilatih kegiatan masing-masing

rt
4. Latih kegiatan yang untuk latihan: dua kali per hari
dipilih (alat dan cara tiga kegiatan,

se
melakukannya) masing-
5. Masukkan pada masing dua
jadual kegiatan untuk kali per hari

KELUARGA
latihan dua kali per
hari
1. Diskusikan masalah
Pe
1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi 1. Evaluasi
us
yang dirasakan keluarga dalam kegiatan kegiatan kegiatan
dalam merawat klien. membimbing pasien keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam
2. Jelaskan pengertian,
us

melaksanakan membimbing membimbing membimbing


tanda dan gejala, kegiatan kebersihan pasien pasien pasien
dan proses diri, beri pujian. melaksanakan melaksanakan melakukan
Kh

terjadinya harga diri 2. Bersama keluarga kegiatan yang kegiatan, beri kegiatan yang
rendah (gunakan melatih pasien dalam telah dilatih, beri pujian. dipilih oleh
booklet). melakukan kegiatan pujian.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


3. Jelaskan cara kedua yang dipilih 2. Bersama 2. Bersama pasien, beri
merawat harga diri pasien keluarga melatih keluarga melatih pujian.
rendah terutama 3. Anjurkan membantu pasien dalam pasien dalam 2. Nilai
memberikan pujian pasien sesuai jadual melakukan melakukan kemampuan

el
semua hal yang dan memberi pujian. kegiatan ketiga kegiatan keluarga
positif pada pasien. yang dipilih keempat yang membimbing

mb
4. Latih keluarga pasien dipilih pasien pasien.
memberi tanggung 3. Anjurkan 3. Jelaskan follow 3. Nilai
jawab kegiatan yang membantu up ke PKM, kemampuan

Bi
dipilih pasien: pasien sesuai tanda kambuh, keluarga
bimbing dan beri jadual dan rujukan, melakukan
pujian. memberi pujian. 4. Anjurkan kontrol ke PKM.

a
5. Anjurkan membantu membantu

rt
pasien sesuai jadual pasien sesuai
dan cara jadual dan

se
memberikan pujian. memberikan
pujian.

3 GANGGUAN
CITRA
TUBUH
PASIEN 1. Identifikasi citra
tubuh pasien: dulu
dan saat ini,
Pe
1. Evaluasi kegiatan yang
sudah dilakukan.
2. Latih interaksi secara
us
perasaan dan bertahap: jadual
harapan citra kegiatan sehari-hari,
tubuhnya saat ini
us

aktifitas dalam
2. Identifikasi aspek keluarga dan sosial
positif dirinya (teman atau orang lain
Kh

(potensi bagian yang


tubuh lainnya) berarti/mempunyai
peran penting baginy).

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


3. Ajarkan pasien cara 3. Beri pujian terhadap
meningkatkan citra keberhasilan pasien
tubuh melakukan interaksi
4. Masukkan dalam

el
jadual untuk kegiatan
harian.

mb
KELUARGA 1. Diskusikan masalah 1. Melatih cara merawat
yang dihadapi oleh pasien dengan

Bi
keluarga gangguan citra tubuh:
2. Jelaskan terjadinya menyediakan fasilitas
proses gangguan untuk memenuhi

a
citra tubuh kebutuhan pasien

rt
3. Jelaskan cara dirumah, memfasilitasi
mengatasi pasien interaksi

se
dengan gangguan dirumah,melaksanakan
citra tubuh kegiatan dirumah dan
4. Anjurkan membantu sosial, memberikan
pasien sesuai jadual
dan cara
memberikan pujian.
Pe pujian atas kegiatan
yang telah dilakukan
pasien
us
2. Evaluasi kemampuan
pasien dan
us

memberikan pujian
atas keberhasilannya
3. Beri pujian yang
Kh

realistis terhadap
keberhasilan keluarga.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


4 HALUSINASI PASIEN 6. Identifikasi 2. Evaluasi kegiatan 2. Evaluasi 2. Evaluasi 2. Evaluasi
halusinasi: isi, menghardik. Beri pujian. kegiatan latihan kegiatan latihan kegiatan latihan
frekuensi, waktu 4. Latih cara mengontrol menghardik dan menghardik, menghardik,
terjadi, situasi halusinasi dengan obat minum obat. Beri obat dan obat, bercakap-

el
pencetus, (jelaskan 6 benar: jenis, pujian. bercakap- cakap dan
perasaan, guna, dosis, frekuensi, 3. Latih cara cakap. Beri kegiatan harian.

mb
respon. cara, kontinuitas minum mengontrol pujian. Beri pujian.
7. Jelaskan cara obat). halusinasi 3. Latih cara 3. Latih kegiatan
mengontrol 5. Masukkan pada jadual dengan mengontrol harian.

Bi
halusinasi: kegiatan untuk latihan bercakap-cakap halusinasi 4. Nilai
hardik, obat, menghardik dan minum saat terjadi dengan kemampuan
bercakap-cakap, obat. halusinasi. melakukan yang telah

a
melakukan 4. Masukkan pada kegiatan harian mandiri.

rt
kegiatan. jadual kegiatan (mulai 2 5. Nilai apakah
8. Latih cara untuk latihan kegiatan). halusinasi

se
mengontrol menghardik, 4. Masukkan pada terkontrol.
halusinasi minum obat dan jadual kegiatan
dengan bercakap-cakap. untuk latihan
menghardik.
9. Masukkan pada
jadwal kegiatan
Pe menghardik,
minum obat,
bercakap-cakap
us
untuk latihan dan kegiatan
menghardik. harian.
us
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KELUARGA 5. Diskusikan 4. Evaluasi kegiatan 4. Evaluasi 4. Evaluasi 4. Evaluasi
masalah yang keluarga dalam kegiatan kegiatan kegiatan
dirasakan dalam merawat/melatih pasien keluarga dalam keluarga dalam keluarga dalam
merawat pasien. menghardik. Beri pujian. merawat/melatih merawat/melatih merawat/melatih

el
6. Jelaskan 5. Jelaskan 6 benar cara pasien pasien pasien
pengertian, memberikan obat. menghardik dan menghardik, menghardik,

mb
tanda dan gejala, 6. Latih cara memberikan memberikan memberikan
dan proses memberikan/membimbing obat. Beri pujian. obat dan obat dan
terjadinya pasien minum obat. 5. Jelaskan cara bercakap- bercakap-cakap

Bi
halusinasi 7. Anjurkan membantu bercakap-cakap cakap. Beri dan melakukan
(gunakan pasien sesuai jadual dan dan melakukan pujian. kegiatan harian
booklet). memberi pujian. kegiatan untuk 5. Jelaskan follow dan follow up.

a
7. Jelaskan cara mengontrol up ke PKM, Beri pujian.

rt
merawat halusinasi. tanda kambuh 5. Nilai
halusinasi. 6. Latih dan dan rujukan. kemampuan

se
8. Latih cara sediakan waktu 6. Anjurkan keluarga
merawat bercakap-cakap membantu merawat pasien.
halusinasi: dengan pasien pasien sesuai 6. Nilai
hardik.
9. Anjurkan
membantu
Pe terutama saat
halusinasi.
7. Anjurkan
jadual dan
memberi pujian.
kemampuan
keluarga
melakukan
us
pasien sesuai membantu kontrol ke PKM.
jadual dan pasien sesuai
member pujian. jadual dan
us

memberi pujian.
5 RESIKO PASIEN 6. Identifikasi 5. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi 5. Evaluasi
Kh

PERILAKU penyebab, tanda latihan fisik 1 dan 2. kegiatan latihan kegiatan latihan kegiatan latihan
KEKERASAN dan gejala, PK Beri pujian. fisik 1 dan 2, dan fisik 1 dan 2, fisik 1,2, minum
obat, verbal dan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


yang dilakukan, 6. Latih cara mengontrol obat. Beri obat dan verbal. spiritual dan
akibat PK. PK dengan obat pujian. Beri pujian. berikan pujian.
7. Jelaskan cara (jelaskan 6 benar: jenis, 2. Latih cara 2. Latih cara 6. Nilai
mengontrol PK: guna, dosis, frekuensi, mengontrol PK mengontrol PK kemampuan

el
fisik, obat, cara, kontinuitas minum secara verbal (3 secara spiritual yang telah
verbal, spiritual. obat). cara yaitu: (2 kegiatan). mandiri.

mb
8. Latih cara 7. Masukkan pada jadual mengungkapkan, 3. Masukkan pada 7. Nilai apakahPK
mengontrol PK kegiatan untuk latihan meminta, jadual kegiatan terkontrol.
fisik 1 (tarik fisik dan minum obat. menolak dengan untuk latihan

Bi
nafas dalam) dan benar). fisik, minum
2 (pukul kasur 3. Masukkan pada obat, verbal dan
atau bantal). jadual kegiatan spiritual.

a
9. Masukkan pada untuk latihan fisik

rt
jadual kegiatan minum obat, dan
untuk latihan verbal.

se
fisik.

KELUARGA 6. Diskusikan 4. Evaluasi kegiatan 4. Evaluasi 1. Evaluasi 4. Evaluasi


masalah yang
dirasakan dalam
merawat klien.
Pe keluarga dalam merawat/
melatih pasien fisik 1, 2.
Beri pujian.
kegiatan
keluarga dalam
merawat/ melatih
kegiatan
keluarga dalam
merawat/
kegiatan
keluarga dalam
merawat/
us
7. Jelaskan 5. Jelaskan 6 benar cara pasien fisik 1, 2 melatih pasien melatih pasien
pengertian, memberikan obat. dan memberikan fisik 1, 2 dan fisik 1, 2 dan
tanda dan gejala,
us

6. Anjurkan membantu obat. Beri pujian. memberikan memberikan


dan proses pasien sesuai jadual dan 5. Latih cara obat, verbal dan obat, verbal dan
terjadinya PK memberi pujian. membimbing spiritual. Beri spiritual dan
Kh

(gunakan verbal/bicara. pujian. follow up. Beri


booklet). 6. Latih cara 2. Jelaskan follow pujian.
membimbing up ke PKM,

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


8. Jelaskan cara kegiatan tanda kambuh, 5. Nilai
merawat PK. spiritual. rujukan. kemampuan
9. Latih 1 cara 7. Anjurkan 3. Anjurkan merawat pasien.
merawat PK: fisik membantu membantu 6. Nilai

el
1, 2. pasien sesuai pasien sesuai kemampuan
10. Anjurkan jadual dan jadual dan keluarga

mb
membantu memberi pujian. memberi pujian. melakukan
pasien sesuai kontrol ke PKM.
jadual dan

Bi
memberikan
pujian.
6 WAHAM PASIEN 10. Identifikasi 3. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi

a
tanda dan gejala pemenuhan pemenuhan kegiatan kegiatan

rt
waham kebutuhan pasien kebutuhan pasien, pemenuhan pemenuhan
11. Bantu dan berikan kegiatan yang kebutuhan kebutuhan

se
orientasi realitas: pujian. dilakukan pasien dan pasien, kegiatan pasien,
panggil nama, 4. Diskusikan berikan pujian. yang telah kegiatan yang
orientasi waktu, orang kemampuan yang 2. Jelaskan tentang dilatih dan dilatih dan

12.
dan
tempat/lingkungan.
Diskusikan
Pe dimiliki.
5. Latih kemampuan
yang dipilih dan
obat yang diminum
(6 benar: jenis, guna,
dosis, frekuensi,
minum obat,
Berikan pujian.
2. Diskusikan
minum obat,
Berikan
pujian.
us
kebutuhan pasien berikan pujian. cara, kontinuitas kebutuhan lain 5. Nilai
yang tidak terpenuhi. 6. Masukkan pada minum obat) dan cara kemampuan
13.
us

Bantu pasien jadual 5. Masukkan pada memenuhinya. yang telah


memenuhi pemenuhan jadual pemenuhan 3. Diskusikan mandiri.
kebutuhannya yang kebutuhan dan kebutuhan, kegiatan kemampuan 6. Nilai apakah
Kh

realistis. kegiatan yang yang telah dilatih dan yang dimiliki dan waham
14. Masukkan telah dilatih. obat. memilih yang terkontrol.
pada jadual kegiatan akan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


untuk pemenuhan dilatih.Kemudian
kebutuhan. latih.
5. Masukkan pada
jadual

el
pemenuhan
kebutuhan,

mb
kegiatan yang
telah dilatih dan
obat.

Bi
KELUARGA 10. Diskusikan 8. Evaluasi kegiatan 8. Evaluasi kegiatan 7. Evaluasi 1. Evaluasi

a
masalah yang keluarga dalam keluarga dalam kegiatan kegiatan

rt
dirasakan dalam membimbing membimbing keluarga dalam keluarga
merawat pasien. pasien memenuhi memenuhi membimbing dalam

se
11. Jelaskan kebutuhannya. kebutuhan pasien memenuhi membimbing
pengertian, tanda dan Beri pujian. dan membimbing kebutuhan memenuhi

Pe
gejala, dan proses 9. Latih cara pasien pasien, kebutuhan
terjadinya waham memenuhi melaksanakan membimbing pasien,
(gunakan booklet). kebutuhan kegiatan yang telah pasien membimbing
12. Jelaskan cara pasien. dilatih. Beri pujian. melaksanakan pasien
us

merawat: tidak 10. Latih 9. Jelaskan obat yang kegiatan yang melaksanakan
disangkal, tidak cara melatih diminum oleh pasien telah dilatih dan kegiatan yang
us

diikuti/diterima kemampuan yang dan minum obat. telah dilatih


(netral). dimiliki pasien. caramembimbingnya. Beri pujian. dan minum
Kh

13. Latih cara 11. Anjurkan 10. Anjurkan 8. Jelaskan follow obat. Beri
mengetahui membantu pasien membantu pasien up ke PKM, pujian.
kebutuhan pasien dan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


mengetahui sesuai jadual dan sesuai jadual dan tanda kambuh 2. Nilai
kemampuan pasien. memberi pujian. memberi pujian. dan rujukan. kemampuan
14. Anjurkan 9. Anjurkan keluarga
membantu pasien membantu merawat

el
sesuai jadual dan pasien sesuai pasien.
memberi pujian. jadual dan 3. Nilai

mb
memberi pujian. kemampuan
keluarga
melakukan

Bi
kontrol ke
PKM.

a
7 RESIKO PASIEN 10. Identifikasi 8. Evaluasi 1. Evaluasi kegiatan 4. Evaluasi 8. Evaluasi

rt
BUNUH DIRI beratnya masalah kegiatan berpikir positif kegiatan berpikir kegiatan
resiko bunuh diri: berpikir positif tentang diri, keluarga positif tentang latihan
isyarat, ancaman, tentang diri dan lingkungan. Beri diri, keluarga peningkatan

se
percobaan (jika sendiri. Beri pujian. Kaji resiko dan lingkungan positif diri,
percobaan segera pujian. Kaji bunuh diri. serta kegiatan keluarga dan
rujuk).
11. Identifikasi
benda-benda
Pe ulang resiko
bunuh diri.
9. Latih cara
2. Diskusikan harapan
dan masa depan.
3. Diskusikan cara
yang dipilih.
Beri pujian.
5. Latih tahap
lingkungan
dan berikan
pujian.
us
berbahaya dan mengendalikan mencapai harapan kedua kegiatan 9. Evaluasi
mengamankannya diri dari dan masa depan. mencapai masa tahapan
(lingkungan aman dorongan 4. Latih cara-cara depan. kegiatan
us

untuk pasien). bunuh diri: buat mencapai harapan 6. Masukkan pada mencapai
12. Latihan cara daftar aspek dan masa depan jadual kegiatan harapan masa
Kh

mengendalikan diri positif keluarga secara bertahap latihan berpikir depan.


dari dorongan bunuh dan lingkungan, (setahap demi positif tentang
diri: buat daftar aspek latih setahap). diri, keluarga

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


positif dari diri sendiri, afirmasi/berpikir 5. Masukkan pada dan lingkungan 10. Latih
latihan aspek positif jadual latihan berpikir serta kegiatan kegiatan
afirmasi/berpikir keluarga dan positif tentang diri, yang diplih harian.
aspek positif yang lingkungan. keluarga dan untuk mencapai 11. Nilai

el
dimiliki. 10. Masukkan pada lingkungan dan masa depan. kemampuan
13. Masukkan jadual latihan tahapan kegiatan yang telah

mb
pada jadual latihan berpikir positif yang diplih. mandiri.
berpikir positif 5 kali tentang diri, 12. Nilai
per hari. keluarga dan apakah resiko

Bi
lingkungan. bunuh diri
teratasi.
KELUARGA 11. Diskusikan 7. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 4. Evaluasi 1. Evaluasi

a
masalah yang keluarga dalam keluarga dalam kegiatan kegiatan

rt
dirasakan dalam memberikan memberikan pujian keluarga dalam keluarga
merawat klien. pujian dan dan penghargaan memberikan dalam

se
12. Jelaskan penghargaan atas pada pasien serta pujian dan memberikan
pengertian, tanda dan keberhasilan dan menciptakan penghargaan, pujian,
gejala, dan proses aspek positif suasana positif menciptakan penghargaan,
terjadinya resiko
bunuh diri (gunakan
booklet).
Pe pasien. Beri
pujian.
8. Latih cara
dalam keluarga. Beri
pujian.
2. Bersama keluarga
suasana
keluarga yang
positif dan
menciptakan
suasana yang
positif dan
us
13. Jelaskan cara memberikan berdiskusi dengan kegiatan awal membimbing
merawat resiko bunuh penghargaan pasien tentang dalam mencapai langkah-
diri.
us

pada pasien dan harapan masa depan harapan masa langkah


14. Latih cara menciptakan serta langkah- depan. Beri dalam
memberikan pujian suasana positif langkah pujian. mencapai
Kh

hal positif pasien, dalam keluarga, mencapainya . 5. Bersama harapan masa


memberikan tidak keluarga depan. Beri
membicarakan berdiskusi pujian.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


dukungan pencapaian keburukan 3. Anjurkan membantu tentang langkah 2. Nilai
masa depan. anggota keluarga. pasien sesuai jadual dan kegiatan kemampuan
15. Anjurkan 9. Anjurkan dan memberi pujian. untuk mencapai keluarga
membantu pasien membantu pasien harapan masa merawat

el
sesuai jadual dan sesuai jadual dan depan. pasien.
memberikan pujian. memberi pujian. 6. Jelaskan follow 3. Nilai

mb
up ke PKM, kemampuan
tanda kambuh, keluarga
rujukan. melakukan

Bi
7. Anjurkan kontrol ke
membantu PKM.
pasien sesuai

a
jadual dan

rt
memberi pujian.

se
8 DEFISIT PASIEN 1. Identifikasi masalah 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi
PERAWATAN perawatan diri: kebersihan diri. kebersihan diri dan kegiatan kegiatan
DIRI kebersihan diri, Beri pujian. berdandan. Beri kebersihan diri, latihan
berdandan,
makan/minum,
BAB/BAK.
Pe
2. Jelaskan cara
dan alat untuk
berdandan.
pujian.
2. Jelaskan cara dan
alat makan dan
berdandan dan
makan dan
minum. Beri
perawatan
diri:
kebersihan
us
2. Jelaskan pentingnya 3. Latih cara minum. pujian. diri,
kebersihan diri. berdandan 3. Latih cara makan 2. Jelaskan cara berdandan,
3. Jelaskan cara dan
us

setelah dan minum yang BAB dan BAK makan dan


alat kebersihan diri. kebersihan diri: baik. yang baik. minum, BAB
4. Latih cara menjaga sisiran, rias muka 4. Masukkan pada 3. Latih BAB dan dan BAK. Beri
Kh

kebersihan diri:mandi untuk perempuan, jadual kegiatan untuk BAK yang baik. pujian.
dan ganti pakaian, sisiran, cukuran latihan kebersihan 4. Masukkan pada 2. Latih kegiatan
untuk pria. diri, berdandan dan jadual kegiatan harian.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


sikat gigi, cuci rambut, 4. Masukkan pada makan dan minum untuk latihan 3. Nilai
potong kuku. jadual kegiatan yang baik. kebersihan diri, kemampuan
5. Masukkan pada untuk kebersihan berdandan dan yang telah
jadual kegiatan untuk diri dan makan dan mandiri.

el
latihan mandi, sikat berdandan. minum yang 4. Nilai apakah
gigi (2 kali per hari), baik, BAB dan perawatan diri

mb
cuci rambut (2 kali per BAK. telah baik.
minggu), potong kuku
(1 kali per minggu).

Bi
KELUARGA 1. Diskusikan masalah 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi 1. Evaluasi
yang dirasakan dalam keluarga dalam keluarga dalam kegiatan kegiatan
merawat pasien. merawat/ melatih merawat/ melatih keluarga dalam keluarga

a
2. Jelaskan pengertian, pasien pasien kebersihan merawat/ dalam

rt
tanda dan gejala, dan kebersihan diri. diri dan berdandan. melatih pasien merawat/
proses terjadinya Beri pujian. Beri pujian. kebersihan diri, melatih pasien

se
defisit perawatan diri 2. Bimbing keluarga 2. Bimbing keluarga berdandan, kebersihan
(gunakan booklet). membantu pasien membantu makan makan dan diri,
3. Jelaskan cara berdandan. dan minum pasien. minum. Beri berdandan,
merawat defisit
perawatan diri.
4. Latih cara merawat
Pe 3. Anjurkan
membantu pasien
sesuai jadual dan
3. Anjurkan membantu
pasien sesuai jadual
dan memberi pujian.
pujian.
2. Bimbing
keluarga
makan dan
minum, BAB
dan BAK. Beri
us
kebersihan diri memberi pujian. merawat BAB pujian.
5. Anjurkan membantu dan BAK 2. Nilai
pasien sesuai jadual
us

pasien. kemampuan
dan memberikan 3. Jelaskan follow merawat
pujian. up ke PKM, pasien.
Kh

tanda kambuh, 3. Nilai


rujukan. kemampuan
keluarga

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


4. Anjurkan melakukan
membantu kontrol ke
pasien sesuai PKM.
jadual dan

el
memberi pujian.

mb
Bi
a
rt
se
Pe
us
us
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEPERAWATAN

el
KOMUNITAS,

mb
Bi
KELUARGA, a
GERONTIK
rt
se

PRESENTASE JUMLAH SOAL


Pe

KOMUNITAS : 3 – 9%
KELUARGA : 8 – 14%
s

GERONTIK : 3 – 9%
u su
Kh

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TIPE KELUARGA

Tipe tradisional Nuclear Keluarga yang terdiri dari


Family ayah, ibu dan anak-anak
(Keluarga Inti)
Extended keluarga inti di tambah

el
Family dengan sanak saudara,
(Keluarga misalnya nenek, keponakan,

mb
Besar) saudara sepupu, paman, bibi
dan sebagainya

Bi
Keluarga Dyad suatu rumah tangga yang
terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
a
Single Parent suatu rumah tangga yang
rt

terdiri dari satu orang tua


(ayah/ibu) dengan anak
se

(kandung/angkat). Kondisi ini


dapat disebabkan oleh
Pe

perceraian atau kematian


Single Adult suatu rumah tangga yang
hanya terdiri seorang dewasa
s

(misalnya seorang yang telah


su

dewasa kemudian tinggal kost


untuk bekerja atau kuliah)
u

Commuter Kedua orang tua bekerja


Kh

Family dikota yang berbeda. Tetapi


salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan
orang tua ysng bekerjs diluar
kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat
akhir pecan (week end).
Blended Keluarga yang dibentuk oleh
Family duda atau janda yang

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


menikah kembali dan
membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
Tipe Non The unmarried Keluarga yang terdiri dari
Tradisional teenage orang tua (terutama ibu)
mother denga anak tiri dari hubungan
tanpa nikah
The Keluarga dengan orang tua tiri
Stepparent
Family

el
Commune Beberapa pasangan keluarga
Family (dengan anaknya) yang tidak

mb
ada hubungan saudara hidup
bersama dalam satu rumah,

Bi
sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang
sama
a
Group Keluarga inti yang dibatasi
rt

networking oleh set aturan/nilai-nilai,


family hidup berdekatan satu sama
se

lain dan saling menggunakan


barang-barang rumah tangga
Pe

bersma, pelayanan dan


pertanggung jawab
membesarkan anaknya
s

The Non Keluarga yang hidup bersama


su

Marital dan berganti–ganti pasangan


Heterosexual tanpa melelui pernikahan
u

Conhibitang
Kh

Family
Cohibiting Orang dewasa yang hidup
Couple bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa
alas an tertentu
Gay And Seseorang yang mempunyai
Lesbian Family persamaan sex hidup
bersama sebagaimana suami
– istri (marital partners).

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


FUNGSI KELUARGA

Fungsi ekonomi keluarga diharapkan menjadi keluarga yang


produktif yang mampu menghasilkan nilai
tambah ekonomi dengan memanfaatkan
sumber daya keluarga

el
Fungsi keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan
mendapatkan strata sosialnya oleh keluarga lain yang

mb
status sosial berbeda disekitarnya
Fungsi keluarga mempunyai peran dan

Bi
pendidikan tanggungjawab yang besar terhadap
pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi
kehidupan dewasanya
a
Fungsi orang tua atau keluarga diharapkan mampu
rt

sosialisasi bagi menciptakan kehidupan sosial yang mirip


anaknya dengan luar rumah
se

Fungsi keluarga diharapkan dapat memenuhi


pemenuhan kebutuhan dasar primer dalam rangka
Pe

kesehatan melindungi dan pencegahan terhadap


penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.
Fungsi religius keluarga merupakan tempat belajar tentang
s

agama dan mengamalkan ajaran agama.


su

Fungsi rekreasi keluarga merupakan tempat untuk melakukan


kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan
u

akibat berada di luar rumah


Kh

Fungsi bukan hanya mengembangkan keturunan


reproduksi tetapi juga tempat untuk mengembangkan
fungsi reproduksi secara menyeluruh,
diantaranya seks yang sehat dan berkualitas
serat pendidikan seks bagi anak-anak
Fungsi afektif keluarga merupakan tempat yang utama
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial
sebelum anggota keluarga berada di luar
rumah

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

Keluarga baru perkawinan dari sepasang insan yang


menandakan bermulanya keluarga baru.
Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas
perkembangan, yaitu membina hubungan dan

el
kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersam,
membina hubungan dengan keluarga lain, teman,

mb
kelompok sosial dan merencanakan anak atau
KB

Bi
Keluarga dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga
sedang bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas
mengasuh perkembangan seperti persiapan bayi, membagi
a
anak (child peran dan tanggungjawab, adaptasi pola
rt

bearing hubungan seksual, pengetahuan tentang


family) kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.
se

Keluarga keluarga dengan anak pertama yang berumur 30


dengan usia bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas
Pe

anak pra perkembangan, yaitu membagi waktu,


sekolah pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran
yang berikutnya dan membagi tanggungjawab
s

dengan anggota keluarga yang lain.


su

Keluarga dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun


dengan anak tugas perkembangan keluarga ini, yaitu
u

usia sekolah menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan


Kh

keuangan, kerjasama dalkam memnyelesaikan


masalah, memperhatikan kepuasan anggota
keluarga dan sistem komunikasi keluarga.
Keluarga dengan usia anak pertam 13 tahun sampai
dengan anak dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga
remaja ini adalah menyediakan fasilitas kebutuhan
keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga
dalam bertanggungjawab dan mempertahankan
filosofi hidup

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Keluarga keluarga dengan anak pertama, meninggalkan
dengan anak rumah dengan tugas perkembangan keluarga,
dewasa yaitu menata kembali sumber dan fasilitas,
penataan yanggungjawab antar anak,
mempertahankan komunikasi terbuka,
melepaskan anak dan mendapatkan menantu.
Keluarga usia dimulai ketika anak terakhir meninggalakan
pertengahan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun
tugas perkembangan, yaitu mempertahankan
suasana yang menyenangkan,

el
bertanggungjawab pada semua tugas rumah
tangga, membina keakraban dengan pasangan,

mb
mempertahankan kontak dengan anak dan
berpartisipasi dalam aktivitas sosial

Bi
Keluarga usia tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai
lanjut dari salah satu pasangan memasuki masa
pensiun, terus berlangsung hingga salah satu
a
pasangan meninggal dunia. Adapun tugas
rt

perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi


pensiun, saling rawat, memberi arti hidup,
se

mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan


masyarakat
Pe

APGAR KELUARGA
s
su

Fungsi Sosial Uraian Skor


(A) Saya puas bahwa saya dapat 1
u

Adaptasi kembali pada keluarga (teman-


Kh

teman) saya untuk membantu


pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
(P) Saya puas dengan cara 2
Partnership keluarga (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan
masalah dengan saya

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


(G) Saya puas bahwa keluarga 2
Growth (teman-teman) saya menerima
dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas atau
arah baru
(A) Saya puas dengan cara 1
Afek keluarga (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi-
emosi saya, seperti marah,

el
sedih, atau mencintai
(R) Saya puas dengan cara teman- 2

mb
Resolve teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama-

Bi
sama
Interpretasi hasil :
Skor > 6 : fungsi baik
a
Skor 4 – 6 : disfungsi sedang
rt

Skor < 3 : disfungsi berat


se
Pe

METODE PROMOSI KESEHATAN


s
su

Diskusi Dalam diskusi kelompok agar semua anggota


kelompok klompok dapat bebas berpartisipasi dalam
u

diskusi, maka formasi duduk para peserta


Kh

diatur sedemikian rupa sehingga mereka dapt


berhadap-hadapan atau saling memandang
satu sama lain, misalnya dalam bentuk
lingkaran atau segi empat.
Brain storming Metode ini merupakan modifikasi metode
diskusi kelompok. Prinsipnya sana dengan
metode diskusi kelompok. Bedanya, pada
permulaan pemimpin kelompok memancing
dengan satu masalah dan kemudian tiap
peserta memberikan jawaban atau tanggapan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


(curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-
jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart atau papan tulis. Sebelum semua
peserta mencurahkan pendapatnya, tidak
boleh dikomentari oleh siapa pun. Baru
setelah semua anggota dikeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat
mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi
Snowball Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan
(1 pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan

el
suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih
kurang 5 menit maka tiap 2pasang bergabung

mb
menjadi satu. Msreka tetap mendiskusikan
masalah tersebut, dan mencari

Bi
kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang
sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung
lagi dengan pasangan lainnya, demikian
a
seterusnya sehingga akhirnya akan terjadi
rt

diskusi seluruh anggota kelompok


Buzz Group Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-
se

kelompok kecil (buzz group) yang kemudian


diberi suatu permasalahan yang sama atau
Pe

tidak sama dengan kelompok lain, Masing-


masing kelompok mendiskusikan masalah
tersebut, Selanjutnya hasil dan tiap kelompok
s

didiskusikan kembali dan dicari


su

kesimpulannya.
Role play Dalam metode ini beberapa anggota
u

kelompok ditunjuk sebagai pemegang peran


Kh

tertentu untuk memainkan peranan, misalnya


sebagai dokter Puskesmas, sebagai perawat
atau bidan, dan sebagainya, sedangkan
anggota yang lain sebagai pasien atau
anggota masyarakat. Mereka memperagakan,
misalnya bagaimana interaksi atau
berkomunika sehari-hari dalam melaksanakan
tugas.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Simulasi Metode ini merupakan gabungan antara role
play dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan
kesehatan disajikan da lam beberapa bentuk
permainan seperti permainan monopoli. Cara
memainkannya persis seperti bermain
monopoli, dengan menggunakan dadu, gaco
(petunjuk arah), selain beberan atau papan
main. Beberapa orang menjadi pemain, dan
sebagian lagi berperan sebagai narasumber.

el
mb
PERAN PERAWAT KOMUNITAS

Bi
Care provider Memberikan asuhan keperawatan melalui
mengkaji masalah skeperawatan yang ada,
a
merencanakan tindakan keperawatan,
rt

melaksanakan tindakan keperawatan dan


mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan
se

kepada individu, keluarga, kelompok dan


masyarakat
Pe

Educator Memberikan pendidikan kesehatan kepada


individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat
s

secara terorganisir dalam rangka menanamkan


su

perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan


perilaku seperti yang diharapkan dalam
u

mencapai derajat kesehatan yang optimal.


Kh

Advocator Pembelaan dapat diberikan kepada individu,


kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat
keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam
masyarakat.
Case Perawat kesehatan masyarakat diharapkan
manager dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan
kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


dengan beban tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.
Kolaborator Peran perawat sebagai kolaborator dapat
dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan
tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi,
ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya
membantu mempercepat proses penyembuhan
klien
Case finder Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada individu, keluarga,

el
kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan

mb
yang timbul serta berdampak terhadap status
kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-

Bi
pertemuan, observasi dan pengumpulan data
a
rt

METODE PENGKAJIAN KOMUNITAS


se

Windshield Windshield survery dilakukan dengan berjalan-


Pe

survey jalan di lingkungan komunitas untuk menentukan


gambaran tentang kondisi dan situasi yang terjadi
di komunitas, lingkungan sekitar komunitas,
s

kehidupan komunitas, dan karakteristik penduduk


su

yang ditemui di jalan saat survai dilakukan.


Informant Sebelum terjun ke masyarakat, instrument
u

interview pengkajian sebaiknya dikembangkan dan


Kh

dipersiapkan terlebih dahulu. Instrument yang perlu


dikembangkan untuk melakukan pengkajian
terhadap masyarakat antara lain kuesioner,
pedoman wawancara, dan pedoman observasi.
Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan agar
masyarakat membina rasa percaya (trust) dengan
perawat diperlukan kontak yang lama dengan
komunitas. Perawat juga harus menyertakan
lembar persetujuan (informed consent) komunitas

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


yang dibubuhi tanda tangan atau cap jempol akan
melakukan tindakan yang membutuhkan
persetujuan komonitas.
Observasi Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu
Partisipasi diobservasi. Tentukan berapa lama observasi akan
dilakukan, apa, dimana, waktu, dan tempat
komunitas yang akan di observasi. Kegiatan
observasi dapat dilakukan menggunakan format
observasi yang sudah disiapkan terlebih dahulu,
kemudian catat semua yang terjadi, dengan

el
tambahan penggunaan kamera atau video.
Informasi yang penting diperoleh menyangkut

mb
aktivitas dan arti sikap atau tampilan yang
ditemukan di komunitas.

Bi
Focis Group FGD merupakan diskusi kelompok terarah yang
Discussion dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
mendalam tentang perasaan dan pikiran mengenai
a
satu topic melaui proses diskusi kelompok,
rt

berdasarkan pengalaman subjektif kelompok


sasaran terhadap satu institusi/produk tertentu
se

FGD bertujuan mengumpulkan data mengenai


persepsi terhadap sesuatu, misalnya, pelayanan
Pe

yang dan tidak mencari consensus serta tidak


mengambil keputusan menganai tindaka yang
harus dilakukan. Peserta FGD terdiri dari 6-12
s

orang dan harus homogen, dikelompokkan


su

berdasarkan kesamaan jenis kelamin, usia, latar


belakang social ekonomi (pendidikan,suku, status
u

perkawinan, dsb). Lama diskusi maksimal 2 jam.


Kh

Lokasi FGD harus memberikan situasi yang aman


dan nyaman sehingga menjamin narasumber
berbicara terbuka dan wajar

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEMAMPUAN ADL LANSIA

Indeks Katz
SKOR KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah,
ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi

el
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali satu dari fungsi tersebut

mb
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali mandi dan satu fungsi tambahan

Bi
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan
a
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
rt

hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan


satu fungsi tambahan
se

F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-


hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
Pe

berpindah dan satu fungsi tambahan


G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut
s
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RESIKO JATUH LANSIA

Morse Fall Scale

el
mb
Bi
a
rt
se
Pe
s
u su
Kh

Interpretasi :
0 – 24 = tidak beresiko
25 – 50 = resiko rendah
> 50 = resiko tinggi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


MANAJEMEN

el
KEPERAWATAN

mb
Bi
a
rt

PRESENTASE JUMLAH SOAL 3 - 9%


se

SEKITAR 5 – 16 SOAL
Pe
s
su

TARGET BENAR :……… SOAL


u
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN

Autonomi prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan


bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
mampu memutuskan sesuatu dan orang lain
harus menghargainya. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Salah satu contoh
yang tidak memperhatikan otonomi adalah

el
Memberitahukan klien bahwa keadaanya baik,
padahal terdapat gangguanatau penyimpangan

mb
Benefience prinsip ini menentut perawat untuk melakukan
hal yan baik dengan begitu dapat mencegah

Bi
kesalahan atau kejahatan. Contoh perawat
menasehati klien tentang program latihan untuk
memperbaiki kesehatan secara umum, tetapi
a
perawat menasehati untuk tidak dilakukan
rt

karena alasan resiko serangan jantung.


Justice nilai ini direfleksikan dalam praktek professional
se

ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar


sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan
Pe

yang benar untuk memperoleh kualitas


pelayanan kesehatan. Contoh ketika perawat
dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru
s

masuk serta ada juga klien rawat yang


su

memerlukan bantuan perawat maka perawat


harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam
u

faktor tersebut kemudian bertindak sesuai


Kh

dengan asas keadilan.


Non prinsi ini berarti tidak menimbulkan
maleficence bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
Contoh ketika ada klien yang menyatakan
kepada dokter secara tertulis menolak
pemberian transfuse darah dan ketika itu
penyakit perdarahan (melena) membuat
keadaan klien semakin memburuk dan dokter
harus mengistrusikan pemberian transfuse
darah. akhirnya transfuse darah ridak diberikan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


karena prinsi beneficence walaupun pada situasi
ini juga terjadi penyalahgunaan prinsi
nonmaleficince.
Veracity nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat
(kejujuran) namun harus dimiliki oleh seluruh pemberi
layanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setia klien untuk meyakinkan
agar klien mengerti. Informasi yang diberikan
harus akurat, komprehensif, dan objektif.
Kebenaran merupakan dasar membina

el
hubungan saling percaya. Klie memiliki otonomi
sehingga mereka berhak mendapatkan informasi

mb
yang ia ingin tahu. Contoh Ny. S masuk rumah
sakit dengan berbagai macam fraktur karena

Bi
kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam
kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny. S
selalu bertanya-tanya tentang keadaan
a
suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada
rt

perawat untuk belum memberitahukan kematian


suaminya kepada klien perawat tidak
se

mengetahui alasan tersebut dari dokter dan


kepala ruangan menyampaikan intruksi dokter
Pe

harus diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan


oleh konflik kejujuran.
Fidelity perawat harus memiliki komitmen menepati janji
s

dan menghargai komitmennya kepada orang


su

lain.
Confidentiality kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus
u

dijaga privasi klien. Dokumentasi tentang


Kh

keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca


guna keperluan pengobatan dan peningkatan
kesehatan klien.
Accountability akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa
tindakan seorang professional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanda
tekecuali. Contoh perawat bertanggung jawab
pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman
sejawat, karyawan, dan masyarakat.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


GAYA KEPEMIMPINAN

Otoriter Gaya kepemimpinan otokratik berpusat pada


pemimpin atau manjer(leader-centeret). Manajer
atau pimpinan merasa lebih mengetahui dan lebih
mampu daripada bawahannya/ perawat pelaksana.
Manajer meyakinkan bahwa pandangannya yang
paling benar (persuasive selling) sedangkan

el
terhadap pandangan individu menekan/tidak setuju
(disagreement). Manager ruangan mencegah akan

mb
perawat pelaksana tidak banyak berhubungan dan
terlalu banyak tau kebijakannya. Manajer tidak

Bi
memberi penjelasan tujuan organiasi atau
kelompok dan hubungan terhadap kegiatan yang
dilakukan dengan tujuannya. Bahkan manajer
a
mengnggap perawat adalah sebagai alat mencapai
rt

tujuan. Akibat gaya otoriter ini menyebabkan


perawat banyak yang merasa tidak puas akan
se

kinerjanya dan ingin memberontak.


Demokratif Gaya kepemimpinan demokrasi berpusat pada
Pe

anggota (member-centered) atau mengikuti teori Y


Mc Gregor yang menyatakan semua manusia
adalah baik dan menekankan kepada pemanfaatan
s

berbagai sumber yang ada dlam kelompok yang


su

dapat dimanfaatkan. Tindakan pimpinan antara lain


membantu perawat mencapai tujuan kelompok,
u

melibatkan dalam semua kegiatan, memberi


Kh

kesempatan anggota mengekspresikan


kemampuan dan bakatnya tanpa rasa takut,
menekan keputusa berdasarkan persetujuan
kelompok. Akibatnya situasi kerja yang akan
berkembang adalah setiap perawat akan memiliki
rasa kohesip dan moral kelompok yang tinggi,
memiliki antusias atau motivasi dan rasa tanggung
jawab yang tinggi, dan belajar cara memecahkan
maslah serta menerapkan proses kepemimpinan.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Laisez Faire Gaya kepemimpinan laisez faire tidak berpusat
pada pimpinan atau anggota (noncenteredstyele)
membiarkan segala sesuatu berjalan sendiri sesuai
kehendak masing-masing. Tindakan pimpinan
antara lain membiarkan segala sesuatu
mengambang, menganggap segala akan berjalan
sdengan baik-baik saja, tidak pernah merumuskan
tujuan yang jelas, tidak pernah mengambil
keputusan, tidak ada evaluasi pengembangan
kelompok, dan situasi keberkembang tanpa

el
pengarahan (non-directiveness). Akibat bagi setiap
perawat adalah cenderung menarik diri dari

mb
keterlibatan aktif, perawat memiliki rasa kohesip
dan moral kelompok rendah sehingga perhatian

Bi
terhadap tugas rendah, anggota perawat memiliki
rasa peka yang tinggi, bingung, prustasi terhadap
perkembangan kelompok dan tidak bisa tinggal
a
landas ( Takeoff ground), dan merasa rendah,
rt

apatis dan bosan serta mencari kambing hitam.


Autokratis Pada dasarnya kepemimpinan ini hampir sama
se

dengan gaya kepemimpinan dictator namun


bobotnya agak kurang. Segala keputusan berada
Pe

di tangan pemimpin, pendapat dari bawahan tidak


pernah dibenarkan
Partisipatif Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan
s

bersama antara gaya kepemimpinan otoriter dan


su

demokratis dengan cara mengajukan masalah dan


mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian
u

mengundang kritikan, usul dan saran bawahan.


Kh

Dengan mempertimbangkan masukan tersebut,


pimpinan selanjutnya menetapkan keputusan final
tentang apa yang harus dilakukan bawahannya
untuk memecahkan masalah yang ada.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


JENIS MAKP

Fungsional Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam


pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan
utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan
perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1 –
2 jenis intervensi keperawatan kepada semua

el
pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi
tugas dari filosofi keperawatan, perawat

mb
melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu
berdasarkan jadwal kegiatan yang ada

Bi
Kasus Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat
oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan
a
tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh
rt

orang yang sama pada hari berikutnya. Metode


penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu
se

perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk


perawat privat atau untuk keperawatan khusus
Pe

seperti isolasi, intensive care.Metode ini


berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi
keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap
s

asuhan dan observasi pada pasien tertentu


su

Primer Pada metode keperawatan primer terdapat


kontinutas keperawatan dan bersifat komprehensif
u

serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat


primer biasanya mempunyai 4 – 6 klien dan
Kh

bertanggung jawab selama 24 jam selama klien


dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung
jawab untuk mengadakan komunikasi dan
koordinasi dalam merencanakan asuhan
keperawatan dan juga akan membuat rencana
pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer
sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan
didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse)

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Tim Metode yang digunakan bila perawat pelaksana
terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan dan
kemampuannya.Metode ini menggunakan tim yang
terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga
professional, tehnikal dan pembantu dalam satu
grup kecil yang saling membantu

el
mb
Bi
KOMUNIKASI SBAR
a
Situation 1. Sebutkan nama pasien, umur, tanggal
rt

masuk, dan hari perawatan, serta dokter


yang merawat
se

2. Sebutkan diagnosis medis dan masalah


keperawatan yang belum atau sudah
teratasi/ keluhan
Pe

Contoh Penerapan Rumah Sakit :


 Pemindahan pasien : isi dengan tanggal,
waktu, dari ruang asal ke ruang tujuan
s

pemindahan
su

 Diagnosa medis : isi dengan diagnosa medis


yang terakhir diputuskan oleh dokter yang
u

merawat
Kh

 Masalah utama keperawatan saat ini, isi


dengan masalah keperawatan pasien yang
secara aktual pada pasien yang wajib
dilanjutkan diruang kepindahan yang baru
Background 1. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan
respons pasien dari setiap diagnosis
keperawatan
2. Sebutkan riwayat alergi, riwayat
pembedahan, pemasangan alat invasif, dan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


obat – obatan termasuk cairan infus yang
digunakan
3. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan
respon pasien dari setiap diagnosis
keperawatan
4. Sebutkan riwayat alergi, riwayat
pembedahan, pemasangan alat invasif, dan
obat – obatan termasuk cairan infus yang
digunakan
5. Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga

el
terhadap diagnosis medis
Contoh Penerapan Rumah Sakit :

mb
 Riwayat alergi/reaksi obat : isi dengan apa
jenis alergi yang diderita atau jenis reaksi obat

Bi
tertentu pada pasien dulu hingga sekarang
 Hasil investigasi abnormal : isi keadaan
abnormal/keluhan saat pasien datang ke RS
a
sehingga mengharuskan pasien tersebut
rt

dirawat (riwayat keluhan saat masuk rumah


sakit)
se

Assesment 1. Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian


pasien terkini seperti tanda vital, skor nyeri,
Pe

tingkat kesadaran, braden score, status


restrain, risiko jatuh, pivas score, status
nutrisi, kemampuan eliminasi, dan lain – lain.
s

2. Jelaskan informasi klinik lain yang


su

mendukung.
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
u

 Observasi terakhir, GCS: Eye, Verbal, Motorik


Kh

(EVM) : isi dengan vital sign dan tingkat


kesadaran pasien secara numerik. contoh : E
4, V 5 M 6
 BAB dan BAK, diet, mobilisasi, dan alat bantu
dengar, isi / di ceklist sesuai keadaan pasien
 Luka decubitus : isi dengan kondisi saat ini
(misalnya ada pus, jaringan nekrotik, dll,)
lokasi dan ukurannya juga dilengkapi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


 Peralatan khusus yang diperlukan: isi
misalnya WSD, colar brace, infuse pump dll
Recomendation Rekomendasikan intervensi keperawatan yang
telah dan perlu dilanjutkan (refer to nursing care
plan) termasuk discharge planning dan edukasi
pasien dan keluarga.
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
 Konsultasi, fisiotherafi dll, isi dengan rencana
konsultasi, rencana fisiotherafi dll
 Obat, barang dan berkas-berkas yang lain : isi

el
jumlah barang / berkas

mb
Bi
DELEGASI a
Delegasi adalah proses dimana manajer mengalokasikan
rt

wewenang kepada bawahannya. Sebagai manajer perawat


menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif
se

dalam melakukan fungsi manajemen lainnya.


Pe

Empat kegiatan dalam delegasi wewenang :


1. Manager perawat menetapkan dan memberikan tugas dan
s

tujuannya kepada orang yang diberi pelimpahan


su

2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk


mencapai tujuan
u
Kh

3. Perawat yang meneriman delegasi baik eksplisit maupun


implisit menimbulkan kewajiban dan tanggunh jawab
4. Manajer perawat menerima pertanggungjawaban
(akuntabilitas) atas hasil yang telah dicapai

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SUPERVISI

Supervisi adalah suatu proses yang menunjang manajemen


dimana sebagian besar kegiatan merupakan bimbigan dan
sebagian kecil pengawasan.
Manfaat supervisi antara lain :

el
1. Dapat lebih meningkatkan efektivitas kerja dan dapat lebih
meningkatkan efisien kerja

mb
2. Peningkatan efektivitas kerja dihubungkan dengan makin
meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan “bawahan”

Bi
serta makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang
lebih harmonis antara “atasan dan bawahan”
a
rt
se
Pe
s
u su
Kh

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom

Anda mungkin juga menyukai