Anda di halaman 1dari 56

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom

KEPERAWATAN
MEDIKAL BEDAH

PRESENTASE JUMLAH SOAL 25 –


37%
TARGET BENAR :……… SOAL
SEKITAR 45 - 65 SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SKALA GCS

Bayi Respon Anak/Dewasa


Eye
Spontan 4 Spontan
Terhadap 3 Terhadap perintah
perintah/suara
Terhadap nyeri 2 Terhadap nyeri
Tidak ada respon 1 Tidak ada respon
Verbal
Bergumam 5 Terorientasi
Menagis lemah 4 Bingung
Menagis karena 3 Kata tidak teratur
nyeri
Meintih karena nyeri 2 Tidak dapat
dimengerti
Tidak ada 1 Tidak ada
Motorik
Spontan 6 Sesuai perintah
Penarikan karena 5 Melokalisasi nyeri
sentuhan
Penarikan karena 4 Penarikan karena
nyeri nyeri
Fleksi abnormal 3 Fleksi abnormal
Ekstensi abnormal 2 Ekstensi abnormal
Tidak ada respon 1 Tidak ada respon

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TINGKAT KESADARAN

Nilai Deskripsi
Compos Kesadaran normal
Mentis
Apatis Keadaan acuh tak acuh dengan sekitarnya
Somnolen Respon psikomotor lambat, mudah tertidur,
namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang
(mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur
kembali
Stupor Keadaan seperti tertidur lelap namun ada
respon terhadap nyeri
Koma Tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon
terhadap rangsangan

KEKUATAN OTOT

Nilai Deskripsi
5 Normal
4 Pergerakan aktif melawan gravitasi dan sedikit
tahanan
3 Hanya mampu melawan gravitasi
2 Tidak mampu melawan gravitasi
1 Kontraksi otot dapat di palpasi tampa gerakkan
persendian
0 Tidak ada kontraksi otot

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TETESAN INFUS

Sindrom Kompartemen

Pain Nyeri hebat


Pallor Pucat, menurunnya perfusi ke area tersebut
Pulselesness Berkurang / hilangnya denyut nadi
Parestesia Rasa kesemutan
Paralysis Menurunnya sensasi syaraf yang berlanjut
dengan hilangnya fungsi bagian tersebut

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


GRADE LUKA ULKUS

Grade Deskripsi
0 Tidak terdapat luka, gejala hanya seperti nyeri
1 Ulkus dangkal
2 Ulkus melibatkan ligamen, tendon, kapsul sendi
3 Ulkus mendalam dan melibatkan abses, osteomielitis dan
atau sepsis bersama

4 Ulkus termasuk gangren di 1/3 anterior kaki


5 Terdapat gangren di seluruh tungkai kaki

GRADE LUKA BAKAR

Grade Deskripsi
1 - Jaringan yang rusak hanya epidermis
- Klinis: ada myeri, kemerahan, kulit kering
- Tes jarum ada hiperalgesia
- Lama sembuh kurang lebih 7 hari
- Hasil: kulit kembali normal
2A - Jaringan yang rusak sebagian dermis, folikel rambut &
kelenjar keringat utuh
- Klinis : nyeri, warna lesi merah/ kuning, basah, bula
- Tes jarum hiperalgesia kadang normal
- Lama sembuh kurang lebih 7 hari
- Hasil : kulit normal / pucat

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


2B - Jaringan yangg rusak sampai dermis, hanya kelenjar
keringat yangg utuh
- Klinis : sama dengan grade II a
- Tes jarum hipoalgesia
- Lama sembuh 14 – 21 hari
- Hasil : kulit pucat, mengkilap, kadang ada sikatrik/
hipertrofi
3 - Jaringan yang rusak seluruh epidermisc/ dermis
- Klinis mirip grade II hanya kulit hitam/ kecoklatan
- Tes jarum tidak sakit
- Lama sembuh > 21 hari
- Hasil : sikatrik/ hipertrofi

RULE OF NINE LUKA BAKAR

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RUMUS BAXTER

(Luas Luka Bakar)

RUMUS BALANCE CAIRAN

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RUMUS IWL

IWL = (15 x BB) / 24 jam


GAS DARAH
Dengan kenaikan suhu :
{(10% x CM) x jumlah kenaikan suhu} + IWL Normal
24 jam

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom
KEPERAWATAN GADAR

PRESENTASE JUMLAH SOAL 3 – 9%


SEKITAR 5 - 16 SOAL

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TRIAGE

Gawat darurat Keadaan mengancam nyawa yang jika tidak


KONDISI GAWAT DARURRAT
segera ditolong dapat meninggal atau cacat
sehingga perlu ditangani dengan prioritas
pertama. Sehingga dalam keadaan ini tidak ada
waktu tunggu.
Yang termasuk keadaan adalah pasien
keracunan akut dengan penurunan kesadaran,
gangguan jalan napas,
gangguan pernapasan, gangguan sirkulasi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


atau pemaparan pada mata yang dapat
menyebabkan kebutaan ini
Gawat Tidak Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak
Darurat memerlukan tindakan darurat. Keadaan ini
termasuk prioritas ke dua dan setelah dilakukan
resusitasi segera konsulkan ke dokter spesialis
untuk penanganan selanjutnya.
Yang termasuk pasien gawat tidak darurat
adalah: pasien kanker stadium lanjut yang
mengalami keracunan akut.

Darurat Tidak Keadaan yang tidak mengancam nyawa


Gawat tetapi memerlukan tindakan darurat.
Pasien biasanya sadar tidak ada ganguan
pernapasan dan sirkulasi serta tidak
memerlukan resusitasi dan dapat langsung
diberi terapi definitive. Pasien dapat dirawat di
ruang rawat inap atau jika keadaannya
ringan dapat di pulangkan untuk selanjutnya
kontrol ke poliklinik rawat jalan
Tidak Gawat Keadaan yang tidak mengancam nyawa
Tidak Darurat dan tidak memerlukan tindakan darurat.
Gejala dan tanda klinis ringan atau
asimptomatis. Setelah mendapat terapi
definitive penderita dapat dipulangkan dan
selanjutnya kontrol ke poliklinik rawat jalan.

A airway, bebaskan jalan nafas


PRIMARY SURVEY
B breathing, beri nafas, tambah oksigen
C circulation, hentikan perdarahan, beri infus
D disability / SSP, cegah TIK naik

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TEKNIK PEMBEBASAN JALAN NAFAS

1. Chin Tilt (mengangkat dagu)


2. Head Tilt (menekan dahi)
3. Jaw Thrust (mengangkat sudut rahang bawah)
4. Heimlich Manuver
Dapat dilakukan dalam posisi berdiri dan terlentang.
Caranya berikan hentakan mendadak pada ulu hati
(daerah subdiafragma – abdomen).
5. Back Blow
Bila penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila
nafas tidak efektif atau berhenti, lakukan back blow 5 kali
(hentakan keras pada punggung korban di titik silang garis
antar belikat dengan tulang punggung/vertebrae)
6. Chest Thrust (bayi)
Bila penderita sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan
tulang dada dengan jari telunjuk atau jari tengah kira- kira
satu jari di bawah garis imajinasi antara kedua putting susu
pasien). Bila penderita sadar, tidurkan terlentang, lakukan
chest thrust, tarik lidah apakah ada benda asing, beri nafas
buatan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


JENIS-JENIS POSISI PASIEN

Posisi Fowler
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana
bagian kepalatempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi
ini dilakukan untuk mempertahankan kenyamanan dan
memfasilitasi fungsi pernapasan pasien.

Posisi semi fowler


Semi fowler adalah sikap dalam posisi setengah duduk 15-60
derajat

Tujuan
1. Mobilisasi
2. Memerikan perasaan lega pada klien sesak nafas
3. Memudahkan perawatan misalnya memberikan makan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Posisi sim
Posisi sim adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini
dilakukan untuk memberi kenyamanan dan memberikan obat
melalui anus (supositoria).

Posisi trendelenburg
Pada posisi ini pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah daripada bagian kaki. Posisi ini
dilakukan untuk melancarkan peredaran darah ke
otak.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RJP (AHA, 2017)

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEPERAWATAN
MATERNITAS
PRESENTASE JUMLAH SOAL 8 – 14%
SEKITAR 14 - 25 SOAL

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


LEOPOLD

Leopold 1 Untuk menentukan umur kehamilan serta


bagian tubuh apa yang terdapat didalam
fundus uteri.
Leopold 2 Untuk menentukan dimana punggung anak dan
dimana letak bagian-bagian kecil.
Leopold 3 Untuk mengetahui apa yang ada pada bagian
bawah dan bagian bawah sudah terpegang
oleh PAP (Pintu Atas Panggul) besar.
Leopold 4 Guna menentukan bagian bawah dalam Rahim
dan seberapa masuknya bagian bawah
tersebut ke dalam PAP.

FASE / KALA PERSALINAN

Kala 1 kala pembukaan, terjadi pematangan dan


pembukaan serviks sampai lengkap
Fase laten pembukaan sampai mencapai 3 cm,
berlangsung sekitar 8 jam
Fase Aktif pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm),
berlangsung sekitar 6 jam
Kala 2 Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap
dan berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap.

Kala 3 Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan


berakhir dengan lahirnya plasenta.
Kala 4 Dimulai pada saat plaenta telah lahir lengkap,
sampai dengan 1 jam setelahnya.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


FASE MENSTRUASI

Fase Fase keluarnya darah haid ini dimulai pada hari


Menstruasi pertama menstruasi dan berlangsung sampai
antara hari ke 5 - 7 dari siklus menstruasi.
Fase Ini disebut fase folikuler karena kelenjar pituitari
Folikular (hipofisia) melepaskan hormon yang disebut
Follicle Stimulating Hormone (FSH), yang
merangsang folikel dalam ovarium untuk
tumbuh menjadi dewasa (matang).
Fase Ovulasi adalah puncak dari semua kerja keras
Ovulasi tubuh selama fase menstruasi sebelumnya. Atas
perintah otak melalui produksi homron LH
(luteinizing hormone) sel telur yang sudah matang
akan dilepaskan dari folikel di ovarium ke saluran
tuba (tuba fallopi) dan akan
bertahan selama 12-24 jam.
Fase Disebut fase luteal karena pada fase menstruasi ini
Luteal terbentuk korpus luteum pada ovarium yang
merupakan bekas folikel setelah
ditinggal sel telur. Korpus luteum menghasilkan
hormon progesteron.
RUMUS NEAGLE

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


JENIS LOKHEA

Lokhea Rubra Lokhea ini muncul pada hari pertama dan hari
keempat postpartum. Cairan yang keluar
berwarna merah karena mengandung darah
segar, jaringan sisa- sisa plasenta, dinding
rahim, lemak bayi,
lanugo dan mekonium.
Lokhea Cairan yang berwarna merah kecoklatan
Sanguinolenta dan berlendir, berlangsung dari hari
keempat dan ketujuh postpartum.
Lokhea Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena
Serosa mengandung serum, leukosit dan
robekan/laserasi plasenta, muncul pada hari
ketujuh dan hari keempat belas post
partum.
Lokhea Alba Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,
selaput lender servik dan serabut jaringan yang
mati, berlangsung selama 2
minggu sampai 6 minggu.
Lokhea Bila keluar cairan nanah dan berbau busuk
Purulenta selama postpartum

LAMAWaktu Berat anak


KEHAMILAN Istilah
< 22 minggu <500 g Abortus
22-28 minggu 500g-1000g Partus immaturus
28-37 minggu 1000g-2500g Partus praematurus
37-42 minggu >2500-4500g Partus aterm
(maturus)
>42 minggu >4500g Partus serotinus

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


HORMON

Follicle Hormon ini memiliki peranan penting terhadap


Stimulating perkembangan seksual seseorang. Selain
Hormone memengaruhi perubahan fisik saat memasuki
(FSH) masa pubertas, hormon FSH pada wanita juga
memiliki peran terhadap proses pembentukan sel
telur di ovarium serta turut mengendalikan siklus
menstruasi. Sedangkan pada pria, hormon ini
berfungsi untuk mengendalikan produksi sperma
dan perkembangan organ
kelamin
Luteinizing Pada wanita, hormon reproduksi ini memengaruhi
Hormone fisiologis ovarium, produksi sel telur (ovulasi),
(LH) siklus menstruasi, dan kesuburan. Sementara pada
pria, LH merangsang produksi testosteron, yang
memengaruhi tingkat produksi sperma pria

Hormon Kadar hormon testosteron pada pria lebih tinggi


testosteron dibandingkan wanita. Fungsi hormon ini pada
pria, termasuk mengendalikan gairah seksual,
produksi sperma, kepadatan tulang, dan juga
massa otot, sehingga mampu memengaruhi
perubahan fisik dan emosional
pria secara signifikan.
Hormon Hormon estrogen lebih tinggi pada wanita,
estrogen dibandingkan pria. Hormon estrogen pada wanita
berperan dalam perkembangan seksual saat masa
pubertas. Juga berperan mengendalikan
pertumbuhan dinding rahim selama siklus
menstruasi dan masa kehamilan, serta turut andil
terhadap kenaikan
atau penurunan berat badan.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TARGET BENAR :……… SOAL

KEPERAWATAN
ANAK

PRESENTASE JUMLAH SOAL 8 – 14%


SEKITAR 14 - 25 SOAL

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


APGAR SCORE

Keterangan Skor 0 Skor 1 Skor 2


Appearance Suluruh tubuh Hanya tangan Seluruh warna
warna kebiruan dan
/ kaki yang kulit normal
pucat kebiruan (merah
muda)
Pulse Denyut jantung Dibawah Diatas
tidak 100x /menit 100x/menit
ada
Grimace Tidak ada Wajah Meringis,
respon meringis saat menarik,
distimulasi batuk atau
bersin saat
distimulasi
Activity Lemah, tidak Lengan dan Bergerak
ada gerakan kaki posisi aktif dan
fleksi spontan
Respiration Tidak Menangis Menangis
bernafas lemah, kuat,
merintih, pernapasan
pernapasan baik dan
lambat tidak teratur
teratur
Interpretasi :
0 – 3 : Asfiksia berat
4 – 6 : Asfiksia ringan
7 – 10 : Normal

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TAHAP PERKEMBANGAN ANAK
Fase oral Pada tahap ini, sumber kenikmatan yang dirasakan
0-1 tahun oleh anak berasal dari mulut. Anak memperoleh
kepuasan tersebut dengan cara menghisap,
mengunyah makanan, atau meminum asi. Jika tahap
ini tidak terpenuhi, maka dapat mengakibatkan rasa
ketergantungan dan berpengaruh pada
perkembangan verbal anak.

Fase anal Dalam tahap ini sumber kenikmatan anak terletak


1-3 tahun pada anus. Orangtua dapat menanamkan sikap
disiplin pada anak melalui
toilet training.
Fase latik Kepuasan terletak pada autoerotik atau daerah
3-6 tahun kemaluan. Menurut Freud, pada fase ini anak
cenderung mengidentifikasikan diri dengan
orangtua yang sama jenis dan mencintai
orangtuanya yang berbeda jenis kelamin. Peristiwa
ini disebut oedipus complex, yaitu anak laki-laki
mencintai ibunya dan berusaha menghindari
ayahnya. Begitu juga sebaliknya, pada anak
perempuan yang disebut sebagai
electra complex.
Fase Periode laten adalah saat eksplorasi di mana energi
laten seksual tetap ada, tetapi diarahkan ke daerah lain
5-12 seperti pengejaran intelektual dan interaksi sosial.
tahun Tahap ini sangat penting dalam
pengembangan keterampilan sosial dan komunikasi
dan kepercayaan diri.
Fase Pada tahap akhir perkembangan psikoseksual,
genital individu mengembangkan minat seksual yang
kuat pada lawan jenis

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


IMUNISASI

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEPERAWATAN JIWA

PRESENTASE JUMLAH SOAL 8 – 14%


SEKITAR 14 - 25 SOAL

TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TAHAP BERDUKA

Denial Ketika pertama kali menyadari kehilangan, maka


akan sukar menerima kenyataan dan berpikir “Ini
tidak mungkin terjadi”. Penyangkalan biasanya
merupakan
pertahanan sementara untuk diri sendiri.
Angry Individu tidak dapat senantiasa menyangkal
sehingga emosi yang menguasai perasaan akan
muncul
Bergaining Muncul sebuah harapan supaya individu dapat
sedemikian menunda kehilangan. Secara
psikologis, individu mengatakan “Saya mengerti
bahwa penyakit ini merupakan penyakit
mematikan, namun jika saya diberikan lebih
banyak waktu maka saya akan
…. ”
Depression Penderita akan menghabiskan banyak waktu
untuk menangis dan berduka. Proses ini
memberikan kesempatan pada pasien yang sekarat
untuk memutuskan hubungan dengan
sesuatu yang dicintainya.
Acceptance Tahap ketika akhirnya bisa menerima kenyataan
perpisahan, meski bukan kebahagiaan yang
sebenarnya tetapi
kenyataan bahwa kida sadar semua akan baik-
baik saja

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


MASALAH KEPERAWATAN

Ganggaun klien dengan disorientasi, apa yg dia


proses pikir : katakan tdk menggambarkan kondisi
waham nyatanya. "saya seorang nabi, kamu harus
tunduk dengan ajaran saya
supaya masuk surga"
Perilaku klien yg sering marah2, sering
kekerasan memukul2 walau hanya tampak
pengepalan telapak tangan saja. "Awas
kamu ya, akan kutusuk kamu"
Halusinasi klien yang sering bicara sendiri, menangis
sendiri tanpa ada sebab. "Pergi kamu, pergi
dari sini, jangan
ganggu aku"
Harga diri klien dengan kontak mata kurang,
rendah merasa dirinya kurang dan tak pantas
"siapalah diri ini yang tak punya apa2"
Resiko bunuh Klien dengan perkataan "bunuh saja diri
diri ini"
Defisit klien dengan kondisi kumal, jarang
perawatan diri mandi, tdk ganti baju, rambut
berantakan, hingga berbau
Isoloasi sosial klien jarang keluar rumah, tdk mau
berinteraksi dgn orang lain, diam dikamar

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SP KEPERAWATAN JIWA

Perilaku SP 1  Mengidentifikasi penyebab PK


kekerasan  Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
 Mengidentifikasi PK yang dilakukan
 Mengidentifikasi akibat PK
 Mengajarkan cara mengontrol PK
 Melatih pasien cara kontrol PK fisik I
(nafas dalam).
SP2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien cara kontrol PK fisik II
(memukul bantal / kasur / konversi
energi).
SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien cara kontrol PK secara
verbal (meminta, menolak dan
mengungkapkan marah secara baik)
SP 4  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien cara kontrol PK secara
spiritual (berdoa, berwudhu, sholat)
SP 5  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Menjelaskan cara kontrol PK dengan
minum obat (prinsip 5 benar minum
obat).
Isolasi Sosial SP 1  Mengidentifikasi penyebab isolasi
sosial pasien
 Mengidentifikasi keuntungan
berinteraksi dengan orang lain.
 Mengidentifikasi kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain
 Melatih pasien berkenalan dengan satu
orang.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien berkenalan dengan dua
orang atau lebih
SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien berinteraksi dalam
kelompok
Harga Diri SP 1  Mengidenfikasi kemampuan dan aspek
Rendah positif yang dimiliki pasien
 Membantu pasien menilai kemampuan
pasien yang masih dapat digunakan
 Membantu pasien memilih kegiatan yang
akan dilatih sesuai dengan kemampuan
pasien
 Melatih pasien kegiatan yang dipilih
sesuai kemampuan

SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan


sebelumnya
 Melatih kegiatan kedua (atau
selanjutnya) yang dipilih sesuai
kemampuan
Halusinasi SP 1  Mengidentifikasi jenis halusinasi
pasien
 Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
 Mengidentifikasi waktu halusinasi
pasien
 Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
pasien
 Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
 Mengidentifikasi respons pasien
terhadap halusinasi
 Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan menghardik

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan berbincang dengan orang lain

SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan


sebelumnya
 Melatih pasien cara kontrol halusinasi
dengan kegiatan (yang biasa
dilakukan pasien)
SP 4  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Menjelaskan cara kontrol halusinasi
dengan teratur minum obat (prinsip 5
benar minum obat).
Defisit SP 1  Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
perawatan diri  Menjelaskan cara menjaga
kebersihan diri
 Melatih pasien cara menjaga
kebersihan diri

SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan


sebelumnya
 Menjelaskan cara makan yang bai
 Melatih pasien cara makan yang baik
SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Menjelaskan cara eliminasi yang baik
 Melatih cara eliminasi yang baik.
SP 4  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Menjelaskan cara berdandan
 Melatih pasien cara berdandan
Waham SP 1  Membantu orientasi realita.
 Mengidentifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


 Melatih pasien memenuhi
kebutuhannya
SP 2  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki
 Melatih kemampuan yang dimiliki
SP 3  Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
 Menjelaskan penggunaan obat
secara benar
Resiko bunuh SP 1  Mengidentifikasi benda-benda yang
diri dapat membahayakan pasie
 Mengamankan benda-benda yang dapat
membahayakan pasien
 Melakukan kontrak treatment
 Mengajarkan cara mengendalikan
dorongan bunuh diri
SP 2  Mengidentifikasi aspek positif pasien
 Mendorong pasien untuk berfikir
positif terhadap diri
SP 3  Mengidentifikasi pola koping yang
biasa diterapkan pasien
 Menilai pola koping yang biasa
dilakukan
 Mengidentifikasi pola koping yang
konstruktif
 Mendorong pasien memilih pola
koping yang konstruktif
SP 4  Membuat rencana masa depan yang
realistis bersama pasien
 Mengidentifikasi cara mencapai rencana
masa depan yang realistis
 Memberi dorongan pasien melakukan
kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEPERAWATAN
KOMUNITAS,
KELUARGA,
GERONTIK
PRESENTASE JUMLAH SOAL
KOMUNITAS : 3 – 9%
TARGET BENAR :………
KELUARGA : 8 – SOAL
14%
GERONTIK : 3 – 9%

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TIPE KELUARGA

Tipe tradisional Nuclear Keluarga yang terdiri dari


Family ayah, ibu dan anak-anak
(Keluarga Inti)
Extended keluarga inti di tambah dengan
Family sanak saudara, misalnya nenek,
(Keluarga keponakan, saudara sepupu,
Besar) paman, bibi
dan sebagainya
Keluarga Dyad suatu rumah tangga yang terdiri
dari suami dan istri tanpa anak.

Single Parent suatu rumah tangga yang terdiri


dari satu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat).
Kondisi ini dapat disebabkan
oleh
perceraian atau kematian
Single Adult suatu rumah tangga yang hanya
terdiri seorang dewasa (misalnya
seorang yang telah dewasa
kemudian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah)
Commuter Kedua orang tua bekerja dikota
Family yang berbeda. Tetapi salah satu
kota tersebut sebagai tempat
tinggal dan orang tua ysng
bekerjs diluar kota bisa
berkumpul pada
anggota keluarga pada saat akhir
pecan (week end).
Blended Keluarga yang dibentuk oleh
Family duda atau janda yang
menikah kembali dan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
Tipe Non The unmarried Keluarga yang terdiri dari orang
Tradisional teenage mother tua (terutama ibu)
denga anak tiri dari hubungan
tanpa nikah
The Stepparent Keluarga dengan orang tua tiri
Family

Commune Beberapa pasangan keluarga


Family (dengan anaknya) yang tidak
ada hubungan saudara hidup
bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang
sama
Group Keluarga inti yang dibatasi oleh
networking set aturan/nilai-nilai, hidup
family berdekatan satu sama lain dan
saling menggunakan barang-
barang rumah tangga bersma,
pelayanan dan pertanggung
jawab
membesarkan anaknya
The Non Keluarga yang hidup bersama
Marital dan berganti–ganti pasangan
Heterosexual tanpa melelui pernikahan
Conhibitang
Family
Cohibiting Couple Orang dewasa yang hidup
bersama diluar ikatan
perkawinan karena beberapa
alas an tertentu
Gay And Seseorang yang mempunyai
Lesbian Family persamaan sex hidup bersama
sebagaimana suami
– istri (marital partners).

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


FUNGSI KELUARGA

Fungsi ekonomi keluarga diharapkan menjadi keluarga yang


produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah
ekonomi dengan memanfaatkan
sumber daya keluarga
Fungsi keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan
mendapatkan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda
status sosial disekitarnya
Fungsi keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab
pendidikan yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya
untuk menghadapi kehidupan dewasanya

Fungsi orang tua atau keluarga diharapkan mampu


sosialisasi bagi menciptakan kehidupan sosial yang mirip
anaknya dengan luar rumah
Fungsi keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
pemenuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan
kesehatan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin
dialami oleh keluarga.
Fungsi religius keluarga merupakan tempat belajar tentang
agama dan mengamalkan ajaran agama.
Fungsi rekreasi keluarga merupakan tempat untuk melakukan
kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan
akibat berada di luar rumah
Fungsi bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi
reproduksi juga tempat untuk mengembangkan fungsi
reproduksi secara menyeluruh,
diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat
pendidikan seks bagi anak-anak
Fungsi afektif keluarga merupakan tempat yang utama untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum
anggota keluarga berada di luar rumah

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

Keluarga baru perkawinan dari sepasang insan yang menandakan


bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini
mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina
hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan
bersam, membina hubungan dengan keluarga lain,
teman,
kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB

Keluarga dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi


sedang berusia 30 bulan. Mempunyai tugas perkembangan
mengasuh seperti persiapan bayi, membagi peran dan
anak (child tanggungjawab, adaptasi pola
bearing hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan,
family) persalinan dan menjadi orang tua.
Keluarga keluarga dengan anak pertama yang berumur 30
dengan usia bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas
anak pra perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan
sekolah keuangan, merencanakan kelahiran
yang berikutnya dan membagi tanggungjawab dengan
anggota keluarga yang lain.
Keluarga dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun tugas
dengan anak perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan
usia sekolah aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan,
kerjasama dalkam memnyelesaikan
masalah, memperhatikan kepuasan anggota keluarga
dan sistem komunikasi keluarga.
Keluarga dengan usia anak pertam 13 tahun sampai dengan 20
dengan anak tahun. Tugas pekembangan keluarga ini adalah
remaja menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang
berbeda, menyertakan keluarga
dalam bertanggungjawab dan mempertahankan
filosofi hidup

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Keluarga keluarga dengan anak pertama, meninggalkan rumah
dengan anak dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata
dewasa kembali sumber dan fasilitas, penataan
yanggungjawab antar anak,
mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan
anak dan mendapatkan menantu.
Keluarga usia dimulai ketika anak terakhir meninggalakan rumah
pertengahan dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun tugas
perkembangan, yaitu mempertahankan suasana
yang menyenangkan,
bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga,
membina keakraban dengan pasangan,
mempertahankan kontak dengan anak dan
berpartisipasi dalam aktivitas sosial
Keluarga usia tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari
lanjut salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal
dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini,
yaitu menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti
hidup, mempertahankan kontak dengan anak, cucu
dan
masyarakat

APGAR KELUARGA

Fungsi Sosial Uraian Skor


(A) Saya puas bahwa saya dapat 1
Adaptasi kembali pada keluarga (teman-
teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan
saya
(P) Saya puas dengan cara keluarga 2
Partnership (teman-teman) saya
membicarakan sesuatu dengan
saya dan mengungkapkan masalah
dengan saya

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


(G) Saya puas bahwa keluarga (teman- 2
Growth teman) saya menerima dan
mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas atau
arah baru
(A) Saya puas dengan cara keluarga 1
Afek (teman-teman) saya
mengekspresikan afek dan
berespon terhadap emosi- emosi
saya, seperti marah,
sedih, atau mencintai
(R) Saya puas dengan cara teman- 2
Resolve teman saya dan saya menyediakan
waktu bersama-
sama
Interpretasi hasil :
Skor > 6 : fungsi baik
Skor 4 – 6 : disfungsi sedang
Skor < 3 : disfungsi berat

METODE PROMOSI KESEHATAN

Diskusi Dalam diskusi kelompok agar semua anggota


kelompok klompok dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi,
maka formasi duduk para peserta diatur
sedemikian rupa sehingga mereka dapt berhadap-
hadapan atau saling memandang
satu sama lain, misalnya dalam bentuk lingkaran
atau segi empat.
Brain storming Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi
kelompok. Prinsipnya sana dengan metode diskusi
kelompok. Bedanya, pada permulaan pemimpin
kelompok memancing dengan satu masalah
dan kemudian tiap
peserta memberikan jawaban atau tanggapan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


(curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-
jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam
flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta
mencurahkan pendapatnya, tidak boleh
dikomentari oleh siapa pun. Baru setelah semua
anggota dikeluarkan
pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari,
dan akhirnya terjadi diskusi
Snowball Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1
pasang 2 orang) dan kemudian dilontarkan suatu
pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5
menit maka tiap 2pasang bergabung menjadi satu.
Msreka tetap mendiskusikan masalah tersebut,
dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap 2
pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini
bergabung lagi dengan pasangan lainnya,
demikian seterusnya sehingga akhirnya akan
terjadi
diskusi seluruh anggota kelompok
Buzz Group Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-
kelompok kecil (buzz group) yang kemudian
diberi suatu permasalahan yang sama atau tidak
sama dengan kelompok lain, Masing- masing
kelompok mendiskusikan masalah tersebut,
Selanjutnya hasil dan tiap kelompok didiskusikan
kembali dan dicari
kesimpulannya.
Role play Dalam metode ini beberapa anggota kelompok
ditunjuk sebagai pemegang peran tertentu untuk
memainkan peranan, misalnya sebagai dokter
Puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dan
sebagainya, sedangkan anggota yang lain sebagai
pasien atau anggota masyarakat. Mereka
memperagakan, misalnya bagaimana interaksi
atau
berkomunika sehari-hari dalam melaksanakan
tugas.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Simulasi Metode ini merupakan gabungan antara role play
dengan diakusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan
disajikan da lam beberapa bentuk permainan
seperti permainan monopoli. Cara memainkannya
persis seperti bermain monopoli, dengan
menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain
beberan atau papan main. Beberapa orang
menjadi pemain, dan
sebagian lagi berperan sebagai narasumber.

PERAN PERAWAT KOMUNITAS

Care provider Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji


masalah skeperawatan yang ada, merencanakan
tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan
keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah
diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat

Educator Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu,


keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah,
puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir
dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga
terjadi perubahan
perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
Advocator Pembelaan dapat diberikan kepada individu,
kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat
keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat.

Case Perawat kesehatan masyarakat diharapkan


manager dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan
kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


dengan beban tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.
Kolaborator Peran perawat sebagai kolaborator dapat
dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim
kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu
mempercepat proses penyembuhan
klien
Case finder Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang
timbul serta berdampak terhadap status kesehatan
melalui kunjungan rumah, pertemuan-
pertemuan, observasi dan pengumpulan data

METODE PENGKAJIAN KOMUNITAS

Windshield Windshield survery dilakukan dengan berjalan- jalan di


survey lingkungan komunitas untuk menentukan gambaran
tentang kondisi dan situasi yang terjadi di komunitas,
lingkungan sekitar komunitas, kehidupan komunitas,
dan karakteristik penduduk yang ditemui di jalan saat
survai dilakukan.
Informant Sebelum terjun ke masyarakat, instrument pengkajian
interview sebaiknya dikembangkan dan dipersiapkan terlebih
dahulu. Instrument yang perlu dikembangkan untuk
melakukan pengkajian terhadap masyarakat antara lain
kuesioner, pedoman wawancara, dan pedoman
observasi. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dan
agar masyarakat membina rasa percaya (trust) dengan
perawat diperlukan kontak yang lama dengan
komunitas. Perawat juga harus menyertakan
lembar persetujuan (informed consent) komunitas

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


yang dibubuhi tanda tangan atau cap jempol akan
melakukan tindakan yang membutuhkan persetujuan
komonitas.
Observasi Setiap kegiatan kehidupan di komunitas perlu
Partisipasi diobservasi. Tentukan berapa lama observasi akan
dilakukan, apa, dimana, waktu, dan tempat
komunitas yang akan di observasi. Kegiatan
observasi dapat dilakukan menggunakan format
observasi yang sudah disiapkan terlebih dahulu,
kemudian catat semua yang terjadi, dengan
tambahan penggunaan kamera atau video.
Informasi yang penting diperoleh menyangkut
aktivitas dan arti sikap atau tampilan yang
ditemukan di komunitas.
Focis Group FGD merupakan diskusi kelompok terarah yang
Discussion dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
mendalam tentang perasaan dan pikiran mengenai
satu topic melaui proses diskusi kelompok,
berdasarkan pengalaman subjektif kelompok
sasaran terhadap satu institusi/produk tertentu
FGD bertujuan mengumpulkan data mengenai
persepsi terhadap sesuatu, misalnya, pelayanan
yang dan tidak mencari consensus serta tidak
mengambil keputusan menganai tindaka yang
harus dilakukan. Peserta FGD terdiri dari 6-12
orang dan harus homogen, dikelompokkan
berdasarkan kesamaan jenis kelamin, usia, latar
belakang social ekonomi (pendidikan,suku, status
perkawinan, dsb). Lama diskusi maksimal 2 jam.
Lokasi FGD harus memberikan situasi yang aman
dan nyaman sehingga menjamin narasumber
berbicara terbuka dan wajar

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


KEMAMPUAN ADL LANSIA

Indeks Katz
SKOR KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah,
ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari- hari,
kecuali satu dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari- hari,
kecuali mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari- hari,
kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi
tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-
hari, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu
fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari- hari,
kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil,
berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


RESIKO JATUH LANSIA

Morse Fall Scale

Interpretasi :
0 – 24 = tidak beresiko
25 – 50 = resiko rendah
> 50 = resiko tinggi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


MANAJEMEN
KEPERAWATAN

PRESENTASE JUMLAH SOAL 3 - 9%


SEKITAR 5 – 16 SOAL
TARGET BENAR :……… SOAL

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN

Autonomi prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa


individu mampu berpikir logis dan mampu membuat
keputusan sendiri. Orang dewasa mampu
memutuskan sesuatu dan orang lain harus
menghargainya. Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Salah satu contoh yang tidak
memperhatikan otonomi adalah Memberitahukan
klien bahwa keadaanya baik,
padahal terdapat gangguanatau penyimpangan
Benefience prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal
yan baik dengan begitu dapat mencegah kesalahan
atau kejahatan. Contoh perawat menasehati klien
tentang program latihan untuk memperbaiki
kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati
untuk tidak dilakukan
karena alasan resiko serangan jantung.
Justice nilai ini direfleksikan dalam praktek professional
ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar
sesuai hukum, standar praktik dan keyakinan yang
benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan. Contoh ketika perawat dinas sendirian
dan ketika itu ada klien baru masuk serta ada juga
klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka
perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor
dalam faktor tersebut kemudian bertindak sesuai
dengan asas keadilan.

Non prinsi ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera


maleficence fisik dan psikologis pada klien. Contoh ketika ada
klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis
menolak pemberian transfuse darah dan ketika itu
penyakit perdarahan (melena) membuat keadaan
klien semakin memburuk dan dokter harus
mengistrusikan pemberian transfuse
darah. akhirnya transfuse darah ridak diberikan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


karena prinsi beneficence walaupun pada situasi ini
juga terjadi penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.

Veracity nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun


(kejujuran) harus dimiliki oleh seluruh pemberi layanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setia
klien untuk meyakinkan agar klien mengerti.
Informasi yang diberikan harus akurat,
komprehensif, dan objektif. Kebenaran merupakan
dasar membina hubungan saling percaya. Klie
memiliki otonomi sehingga mereka berhak
mendapatkan informasi yang ia ingin tahu. Contoh
Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam
fraktur karena kecelakaan mobil, suaminya juga ada
dalam kecelakaan tersebut dan meninggal dunia. Ny.
S selalu bertanya-tanya tentang keadaan suaminya.
Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk
belum memberitahukan kematian suaminya kepada
klien perawat tidak mengetahui alasan tersebut dari
dokter dan kepala ruangan menyampaikan intruksi
dokter
harus diikuti. Perawat dalam hal ini dihadapkan oleh
konflik kejujuran.

Fidelity perawat harus memiliki komitmen menepati janji dan


menghargai komitmennya kepada orang lain.

Confidentiality kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga


privasi klien. Dokumentasi tentang keadaan
kesehatan klien hanya bisa dibaca guna keperluan
pengobatan dan peningkatan
kesehatan klien.
Accountability akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa
tindakan seorang professional dapat dinilai dalam
situasi yang tidak jelas atau tanda tekecuali. Contoh
perawat bertanggung jawab
pada diri sendiri, profesi, klien, sesame teman
sejawat, karyawan, dan masyarakat.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


GAYA KEPEMIMPINAN

Otoriter Gaya kepemimpinan otokratik berpusat pada pemimpin


atau manjer(leader-centeret). Manajer atau pimpinan
merasa lebih mengetahui dan lebih mampu daripada
bawahannya/ perawat pelaksana. Manajer meyakinkan
bahwa pandangannya yang paling benar (persuasive
selling) sedangkan terhadap pandangan individu
menekan/tidak setuju (disagreement). Manager ruangan
mencegah akan perawat pelaksana tidak banyak
berhubungan dan terlalu banyak tau kebijakannya.
Manajer tidak memberi penjelasan tujuan organiasi
atau kelompok dan hubungan terhadap kegiatan yang
dilakukan dengan tujuannya. Bahkan manajer
mengnggap perawat adalah sebagai alat mencapai tujuan.
Akibat gaya otoriter ini menyebabkan
perawat banyak yang merasa tidak puas akan
kinerjanya dan ingin memberontak.

Demokratif Gaya kepemimpinan demokrasi berpusat pada anggota


(member-centered) atau mengikuti teori Y Mc Gregor
yang menyatakan semua manusia adalah baik dan
menekankan kepada pemanfaatan berbagai sumber yang
ada dlam kelompok yang dapat dimanfaatkan. Tindakan
pimpinan antara lain membantu perawat mencapai
tujuan kelompok, melibatkan dalam semua kegiatan,
memberi kesempatan anggota mengekspresikan
kemampuan dan bakatnya tanpa rasa takut, menekan
keputusa berdasarkan persetujuan kelompok. Akibatnya
situasi kerja yang akan berkembang adalah setiap
perawat akan memiliki rasa kohesip dan moral
kelompok yang tinggi, memiliki antusias atau motivasi
dan rasa tanggung jawab yang tinggi, dan belajar cara
memecahkan
maslah serta menerapkan proses kepemimpinan.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Laisez Faire Gaya kepemimpinan laisez faire tidak berpusat pada
pimpinan atau anggota (noncenteredstyele)
membiarkan segala sesuatu berjalan sendiri sesuai
kehendak masing-masing. Tindakan pimpinan antara
lain membiarkan segala sesuatu mengambang,
menganggap segala akan berjalan sdengan baik-baik
saja, tidak pernah merumuskan tujuan yang jelas, tidak
pernah mengambil keputusan, tidak ada evaluasi
pengembangan kelompok, dan situasi keberkembang
tanpa pengarahan (non-directiveness). Akibat bagi
setiap perawat adalah cenderung menarik diri dari
keterlibatan aktif, perawat memiliki rasa kohesip dan
moral kelompok rendah sehingga perhatian terhadap
tugas rendah, anggota perawat memiliki rasa peka yang
tinggi, bingung, prustasi terhadap perkembangan
kelompok dan tidak bisa tinggal landas ( Takeoff
ground), dan merasa rendah,
apatis dan bosan serta mencari kambing hitam.

Autokratis Pada dasarnya kepemimpinan ini hampir sama dengan


gaya kepemimpinan dictator namun bobotnya agak
kurang. Segala keputusan berada di tangan pemimpin,
pendapat dari bawahan tidak
pernah dibenarkan
Partisipatif Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan
bersama antara gaya kepemimpinan otoriter dan
demokratis dengan cara mengajukan masalah dan
mengusulkan tindakan pemecahannya kemudian
mengundang kritikan, usul dan saran bawahan. Dengan
mempertimbangkan masukan tersebut, pimpinan
selanjutnya menetapkan keputusan final tentang apa
yang harus dilakukan bawahannya
untuk memecahkan masalah yang ada.

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


JENIS MAKP

Fungsional Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam


pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama
pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena masih
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap
perawat hanya melakukan 1 –
2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di
bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari
filosofi keperawatan, perawat
melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan
jadwal kegiatan yang ada
Kasus Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh
kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh
perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang
sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk
keperawatan khusus seperti isolasi, intensive
care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari
filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab
terhadap
asuhan dan observasi pada pasien tertentu
Primer Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas
keperawatan dan bersifat komprehensif serta dapat
dipertanggung jawabkan, setiap perawat primer biasanya
mempunyai 4 – 6 klien dan bertanggung jawab selama
24 jam selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat
primer bertanggung jawab untuk mengadakan
komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan
keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang
klien jika diperlukan. Jika perawat primer
sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan
didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse)

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


Tim Metode yang digunakan bila perawat pelaksana terdiri
dari berbagai latar belakang pendidikan dan
kemampuannya.Metode ini menggunakan tim yang
terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim/ group
yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan
pembantu dalam satu
grup kecil yang saling membantu

KOMUNIKASI SBAR

Situation 1. Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk,


dan hari perawatan, serta dokter yang merawat
2. Sebutkan diagnosis medis dan masalah
keperawatan yang belum atau sudah teratasi/
keluhan
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
 Pemindahan pasien : isi dengan tanggal, waktu,
dari ruang asal ke ruang tujuan pemindahan
 Diagnosa medis : isi dengan diagnosa medis yang
terakhir diputuskan oleh dokter yang merawat
 Masalah utama keperawatan saat ini, isi dengan
masalah keperawatan pasien yang secara aktual
pada pasien yang wajib
dilanjutkan diruang kepindahan yang baru

Background 1. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan


respons pasien dari setiap diagnosis keperawatan
2. Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan,
pemasangan alat invasif, dan

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


obat – obatan termasuk cairan infus yang
digunakan
3. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan
respon pasien dari setiap diagnosis keperawatan
4. Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan,
pemasangan alat invasif, dan obat – obatan
termasuk cairan infus yang digunakan
5. Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga
terhadap diagnosis medis
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
 Riwayat alergi/reaksi obat : isi dengan apa jenis
alergi yang diderita atau jenis reaksi obat tertentu
pada pasien dulu hingga sekarang
 Hasil investigasi abnormal : isi keadaan
abnormal/keluhan saat pasien datang ke RS
sehingga mengharuskan pasien tersebut
dirawat (riwayat keluhan saat masuk rumah sakit)

Assesment 1. Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien


terkini seperti tanda vital, skor nyeri, tingkat
kesadaran, braden score, status restrain, risiko
jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan
eliminasi, dan lain – lain.
2. Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
 Observasi terakhir, GCS: Eye, Verbal, Motorik
(EVM) : isi dengan vital sign dan tingkat
kesadaran pasien secara numerik. contoh : E 4, V
5M6
 BAB dan BAK, diet, mobilisasi, dan alat bantu
dengar, isi / di ceklist sesuai keadaan pasien
 Luka decubitus : isi dengan kondisi saat ini
(misalnya ada pus, jaringan nekrotik, dll,)
lokasi dan ukurannya juga dilengkapi

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


 Peralatan khusus yang diperlukan: isi
misalnya WSD, colar brace, infuse pump dll
Recomendation Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah
dan perlu dilanjutkan (refer to nursing care plan)
termasuk discharge planning dan edukasi pasien
dan keluarga.
Contoh Penerapan Rumah Sakit :
 Konsultasi, fisiotherafi dll, isi dengan rencana
konsultasi, rencana fisiotherafi dll
 Obat, barang dan berkas-berkas yang lain : isi
jumlah barang / berkas

DELEGASI

Delegasi adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang


kepada bawahannya. Sebagai manajer perawat menerima prinsip-
prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan
fungsi manajemen lainnya.
Empat kegiatan dalam delegasi wewenang :
1. Manager perawat menetapkan dan memberikan tugas dan
tujuannya kepada orang yang diberi pelimpahan
2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk
mencapai tujuan
3. Perawat yang meneriman delegasi baik eksplisit maupun
implisit menimbulkan kewajiban dan tanggunh jawab
4. Manajer perawat menerima pertanggungjawaban
(akuntabilitas) atas hasil yang telah dicapai

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom


SUPERVISI

Supervisi adalah suatu proses yang menunjang manajemen dimana


sebagian besar kegiatan merupakan bimbigan dan sebagian kecil
pengawasan.
Manfaat supervisi antara lain :
1. Dapat lebih meningkatkan efektivitas kerja dan dapat lebih
meningkatkan efisien kerja
2. Peningkatan efektivitas kerja dihubungkan dengan makin
meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan “bawahan” serta
makin terbinanya hubungan dan suasana kerja yang lebih
harmonis antara “atasan dan bawahan”

SAKTYA INSTITUTE | Buku Saku Ukom

Anda mungkin juga menyukai