Anda di halaman 1dari 102

DAFTAR ISI XXXII. Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) ............................

142
XXXIII. Kesejahteraan Pegawai ..................................................................... 143
XXXIV. BAPERTARUM / TAPERUM PNS ...................................................... 145
I. Pokok Pokok Kepegawaian ................................................................. 3
XXXV. KARIS / KARSU PNS ......................................................................... 150
II. Keanggotaan PNS Sebagai Anggota Korpri ........................................... 8
XXXVI. Kartu Pegawai (KARPEG).................................................................. 152
III. Sistem Pembinaan Pegawai Negeri Sipil ............................................... 11
XXXVII. Kartu TASPEN .................................................................................. 153
IV. Mutasi Kepegawaian .......................................................................... 14
XXXVIII. Asuransi Kesehatan (ASKES) .............................................................. 154
V. Formasi Pegawai Negeri Sipil .............................................................. 15
XXXIX. Cuti Pegawai Negeri Sipil .................................................................. 157
VI. Analisis Jabatan ................................................................................. 23
XL. Disiplin Pegawai Negeri Sipil ............................................................. 162
VII. Analisis Beban Kerja ........................................................................... 31
XLI. Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS ........................................... 175
VIII. Konversi NIP ..................................................................................... 38
XLII. Uji Kesehatan ................................................................................... 179
IX. Kartu PNS Elektronik (KPE) ................................................................ 43
XLIII. Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil ................................................. 181
X. Dokumen Tata Naskah Kepegawaian ................................................. 46
XLIV. Pensiun Pegawai Negeri Sipil ............................................................ 187
XI. Buku Penjagaan Administrasi Kepegawaian ........................................ 50
XLV. Tabungan Hari Tua dan Dana Pensiun .............................................. 195
XII. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil.......................................................... 51
XLVI. Audit kepegawaian.......................................................................... 202
XIII. Pengangkatan menjadi CPNS ............................................................. 56
XIV. Pengangkatan CPNS Menjadi PNS...................................................... 59
XV. Mutasi Antar Daerah/Pindah Wilayah Kerja (PWK) ............................. 62
XVI. Pendidikan dan Pelatihan Pegawai ..................................................... 63
XVII. Administrasi Belajar ........................................................................... 67
XVIII. Ujian Dinas ....................................................................................... 72
XIX. Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah ........................................ 75
XX. Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam Jabatan Struktural ............... 78
XXI. Komisi Kepegawaian Negara dan BAPERJAKAT.................................. 84
XXII. Tunjangan Jabatan ............................................................................ 86
XXIII. Pemberhentian dari dan Pengaktifan Kembali dalam Jabatan Organik . 87
XXIV. Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam Jabatan Fungsional ............. 89
XXV. Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS ................................................. 97
XXVI. Penilaian Kinerja PNS ........................................................................ 111
XXVII. Penghargaan dan Tanda Jasa Satya Lancana Karya Satya .................... 117
XXVIII. Kenaikan Pangkat PNS ...................................................................... 119
XXIX. Peninjauan Masa Kerja (PMK)........................................................... 129
XXX. Kenaikan Gaji Berkala (KGB) ............................................................ 133
XXXI. Penggajian PNS ................................................................................ 135

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pokok Pokok Kepegawaian 1 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pokok Pokok Kepegawaian 2
5) Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga tinggi negara
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pejabat
I. POKOK POKOK KEPEGAWAIAN Negara lainnya yang ditentukan oleh Undang-Undang. Pejabat Negara terdiri
atas:
A. UMUM a. Presiden dan Wakil Presiden;
Pegawai Negeri sebagai unsur aparatur negara dan abdi masyarakat, mempunyai b. Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat;
peran yang amat penting dalam rangka menciptakan masyarakat madani yang taat c. Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat;
hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil, dan bermoral tinggi yang d. Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda dan Hakim Agung pada Mahkamah
menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata, menjaga persatuan dan Agung, serta Ketua, Wakil Ketua dan Hakim pada semua Badan
kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang Undang Peradilan;
Dasar Tahun 1945. Kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan yang dicita- e. Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Dewan Pertimbangan Agung;
citakan oleh bangsa Indonesia. f. Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Badan Pemeriksa Keuangan;
g. Menteri dan jabatan yang setingkat Menteri;
Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang
h. Kepala Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan
berkemampuan melaksanakan tugas secara profesional dan bertanggung jawab
sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh,
dalam menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan, serta bersih dan
i. Gubernur dan Wakil Gubernur;
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.
j. Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota; dan
k. Pejabat Negara lainnya yang ditentukan oleh undang-undang.
B. PENGERTIAN PEGAWAI NEGERI 6) Jabatan Negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutif yang ditetapkan
1) Menurut UU Nomor 8 Tahun 1974 jo UU Nomor 43 tahun 1999 tentang berdasarkan peraturan perundang-undangan, termasuk didalamnya jabatan
Pokok-Pokok Kepegawaian dijelaskan pengertian Pegawai Negeri Sipil adalah dalam kesekretariatan lembaga tertinggi atau tinggi negara dan kepaniteraan
setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang pengadilan.
ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam 7) Jabatan Karier adalah jabatan struktural dan fungsional yang hanya diduduki
suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dan digaji Pegawai Negeri Sipil setelah memenuhi syarat yang ditentukan.
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 8) Jabatan Organik adalah jabatan negeri yang menjadi tugas pokok pada suatu
2) Pegawai Negeri Sipil adalah mereka yang : organisasi pemerintah.
a. Bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen 9) Manajemen PNS adalah keseluruhan upaya-upaya untuk meningkatkan
(LPND), Sekretariat Lembaga Negara, instansi vertikal di Daerah efisiensi, efektivitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan tugas, fungsi
Provinsi/Kabupaten/ Kota, Kepaniteraan Pengadilan, instansi TNI dan dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan,
Kepolisian; pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan
b. Bekerja pada Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota; dan pemberhentian.
c. Diperbantukan atau dipekerjakan pada Daerah Otonom dan organisasi 10) Urutan Pejabat Negara tersebut tidak berarti menunjukkan tingkatan
yang menyelenggarakan pelayanan publik lainnya; kedudukan dari pejabat tersebut. Pegawai Negeri yang diangkat menjadi
d. Menyelenggarakan tugas negara lainnya, seperti hakim pada Pengadilan Pejabat Negara diberhentikan dari jabatan organiknya selama menjadi
Negeri, Pengadilan Tinggi dan lain sebagainya; Pejabat Negara tertentu tidak kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri
e. Gajinya dibebankan pada APBN atau APBD.
3) Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan C. JENIS PEGAWAI NEGERI
mengangkat, memindahkan dan memberhentikan Pegawai Negeri
Sebagaimana dinyatakan dalam Undang Undang No. 8 tahun 1974 jo Undang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dinyatakan
4) Pejabat yang berwajib adalah pejabat yang karena jabatan atau tugasnya
bahwa Pegawai Negeri Sipil terdiri dari : (1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); (2) Anggota
berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang-
Tentara Nasional Indonesia (TNI); dan (3) Anggota Kepolisian Negara Republik
undangan yang berlaku;
Indonesia (POLRI).

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pokok Pokok Kepegawaian 3 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pokok Pokok Kepegawaian 4
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sendiri terdiri dari : (1) Pegawai Negeri Sipil Pusat; dan maupun dari partai yang tidak berkuasa. Keberadaan PNS yang netral idealnya tidak
(2) Pegawai Negeri Sipil Daerah. akan mengurangi kualitas dari pelayanan yang diberikan kepada semua pejabat
politik baik dari politik yang memerintah maupun yang kalah.
Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah Pegawai Negeri yang gajinya dibebankan kepada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan bekerja pada Departemen, Mengenai keanggotaan PNS dalam suatu partai politik telah diatur secara tegas
Lembaga Pemerintah Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, dalam PP Nomor 5 Tahun 1959 jo PP Nomor 12 Tahun 1999 tentang Perubahan
Instansi Vertikal di Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, Kepaniteraan Pengadilan, atau atas PP Nomor 5 Tahun 1999 tentang PNS yang menjadi Anggota Partai Politik.
bekerja menyelenggarakan tugas negara lainnya. Adapun inti dari materi dalam PP tersebut adalah:
Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri yang bekerja di Daerah 1) Sebagai aparatur negara, abdi negara, dan abdi masyarakat dalam
Provinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya dibebankan kepada Anggaran Pendapatan menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan, maka PNS harus
dan Belanja Daerah (APBD) dan bekerja pada instansi Pemerintah Daerah, atau bersikap netral dan menghindari penggunaan fasilitas negara untuk golongan
dipekerjakan diluar instansi induknya. tertentu. Selain itu juga dituntut tidak diskriminatif khususnya dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat;
Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah dapat diperbantukan di
2) PNS yang telah menjadi anggota atau pengurus parpol pada saat PP ini
luar instansi induk, dan gajinya dibebankan pada instansi yang menerima
ditetapkan dianggap telah melepaskan keanggotaan dan/atau
perbantuan.
kepengurusannya (hapus secara otomatis);
3) PNS yang tidak melaporkan keanggotaan dan/atau kepengurusannya dalam
D. KEDUDUKAN DAN NETRALITAS PNS partai politik, diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS;
PNS berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan 4) PNS yang ingin menjadi anggota atau pengurus harus mengajukan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam permohonan kepada atasan langsungnya.
penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan (UU Nomor 43 5) PNS yang mengajukan permohonan sebagai anggota dan/atau pengurus
tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian). Dalam rangka mewujudkan partai politik diberikan uang tunggu selama satu tahun. Dalam satu tahun
profesionalitas PNS sebagai unsur aparatur negara, maka netralitas PNS harus dijaga apabila tetap ingin menjadi anggota atau pengurus partai politik, maka yang
dari pengaruh semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam bersangkutan diberhentikan dengan hormat dan mendapat hak pensiun bagi
memberikan pelayanan kepada masyarakat. yang telah mencapai Batas Usia Pensiun (BUP).
Untuk menjamin netralitas PNS maka PNS dilarang menjadi anggota dan/atau
E. KEWAJIBAN DAN HAK PNS
pengurus partai politik. Hal ini secara tegas diatur dalam PP Nomor 5 Tahun 1999 jo
PP Nomor 12 Tahun 1999 tentang PNS yang menjadi anggota Partai Politik. Dalam 1. KEWAJIBAN
menjalankan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sebagai aparatur negara dan Setiap Pegawai Negeri Sipil wajib setia dan taat sepenuhnya kepada:
pelayan publik, PNS harus memiliki kebebasan dari pengaruh-pengaruh eksternal
(seperti pengaruh dari partai politik tertentu). Ketiadaan pengaruh eksternal ini 1) Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah Indonesia;
dimaksudkan agar PNS dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara 2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik
lebih demokratis sehingga hasil pelaksanaan pekerjaannya tidak hanya Indonesia;
menguntungkan salah satu pihak tertentu saja. Hal ini juga dimaksudkan untuk lebih 3) Mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
memperjelas garis akuntabilitas PNS. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab;
Agar terbebas dari pengaruh eksternal tersebut, secara fungsional dan organisasional 4) Menyimpan rahasia jabatan (Pasal 6 UU Nomor 8 Tahun 1974);
PNS harus dijamin hak-hak politiknya, misalnya dalam menentukan pilihan partai 5) Mengucapkan Sumpah/Janji (Pasal 26 UU Nomor 43 Tahun 1999);
politik dalam pemilihan umum. Namun, perlu dibatasi jika yang bersangkutan ikut 6) Mentaati kewajiban dan menjauhkan diri dari larangan sebagaimana
aktif dalam kepengurusan suatu partai politik baik langsung maupun tidak langsung. ditetapkan dalam Peraturan Disiplin PNS dan peraturan pelaksanaannya.
Kenetralan (netralitas) PNS merupakan karakter dan bentuk pelayanan yang
diberikan oleh PNS kepada pejabat politik manapun, baik dari partai yang berkuasa
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pokok Pokok Kepegawaian 5 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pokok Pokok Kepegawaian 6
2. HAK II. KEANGGOTAAN PNS SEBAGAI ANGGOTA KORPRI
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan akuntabel,
Pegawai Republik Indonesia sudah ada sejak kemerdekaan Indonesia
maka setiap PNS diberikan hak sebagai berikut:
diproklamirkan, secara resmi dinyatakan bahwa semua bekas pegawai pemerintah
1) Memperoleh gaji yang adil dan layak sesuai dengan beban pekerjaan dan tentara pendudukan Jepang dijadikan pegawai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
tanggung jawabnya (pasal 7 ayat (1) UU No. 43 Tahun 1999 atau pasal 7 UU Untuk menghimpun dan membina seluruh Pegawai Republik Indonesia tersebut
No. 8 Tahun 1974); khususnya di luar kedinasan, pemerintah membentuk satu-satunya wadah yaitu
2) Memperoleh cuti (pasal 8 UU No. 8 Tahun 1974). Cuti PNS sebagaimana KORPRI. Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) dibentuk dengan Keputusan
diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1976, terdiri dari : Presiden Nomor 82 Tahun 1971, tanggal 29 Nopember 1971. Tujuannya adalah
a. cuti tahunan; untuk lebih meningkatkan pengabdian Pegawai Negeri Sipil dalam mengisi
b. cuti besar; kemerdekaan dan pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.
c. cutu sakit;
Langkah berikutnya dalam rangka menyatukan gerak langkah PNS agar tidak
d. cuti bersalin;
terpecah belah adalah dengan ditetapkannya PP Nomor 20 Tahun 1976 tentang
e. cuti karena alasan penting;
Keanggotaan PNS dalam Partai Politik dan Golongan Karya. Dalam penjelasan
f. cuti di luar tanggungan negara.
umum PP tersebut dinyatakan bahwa PNS bukan saja unsur aparatur negara, tetapi
Yang dimaksud dengan cuti Pegawai Negeri Sipil adalah keadaan tidak masuk juga sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, yang hidup di tengah-tengah
kerja yang diizinkan dalam jangka waktu tertentu dan dikeluarkan/diberikan masyarakat dan bekerja untuk kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam
oleh pejabat yang berwenang seperti Pimpinan Lembaga Tertinggi/Negara, melaksanakan pembinaan, PNS bukan saja dilihat dan diperlakukan sebagai aparatur
Menteri, Jaksa Agung, Kepala Lembaga Pemerintahan Non-Departemen, negara tetapi juga harus dilihat dan diperlakukan sebagai warga negara.
Pimpinan Sekretariat Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan pejabat lain yang
Dengan demikian maka kesetiaan dan ketaatan PNS sepenuhnya berada di bawah
ditentukan oleh Presiden.
pimpinan pemerintah, agar terjamin kesatuan pimpinan dan garis pimpinan yang
3) Memperoleh perawatan bagi yang tertimpa kecelakaan dalam dan karena jelas dan tegas. Oleh karena itu keanggotaan PNS dalam Partai Politik tidak boleh
menjalankan tugas kewajiban (Pasal 9 UU Nomor 8 Tahun 1974); mengurangi kesetiaan dan ketaatan penuh PNS yang bersangkutan kepada Pancasila,
4) Memperoleh tunjangan bagi yang menderita cacat jasmani dan rohani dalam UUD tahun 1945, Negara, dan Pemerintahan, serta tidak boleh mengganggu
dan karena menjalankan tugas kewajibannya yang mengakibatkan tidak kelancaran pelaksanaan tugasnya.
dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga;
Pada MUNAS Pertama KORPRI yang diselenggarakan pada tahun 1978 melahirkan
5) Memperoleh uang duka bagi keluarga PNS yang tewas (Pasal 9 UU Nomor 8
doktrin KORPRI yang disebut “BHINNEKA KARYA ABDI NEGARA” yang artinya
Tahun 1974);
walaupun anggota KORPRI melaksanakan berbagai bidang dengan jenis karya yang
6) Memperoleh pensiun bagi yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan;
beraneka ragam tetapi tetap dalam rangka pelaksanaan pengabdian kepada bangsa,
7) Menjadi peserta TASPEN, berdasarkan PP Nomor 10 Tahun 1963;
negara dan masyarakat Indonesia.
8) Menjadi peserta ASKES, berdasarkan Keputusan Presiden Tahun 1977;
9) Menjadi peserta TAPERUM, berdasarkan KEPRES Nomor 64 Tahun 1994. Memperhatikan kenyataan selama Orde Baru, di mana KORPRI digunakan sebagai
kendaraan politik, maka dalam Munas KORPRI terakhir yang dilaksanakan bulan
Februari 1999 telah terjadi perubahan orientasi KORPRI. Hal ini tampak dalam
perubahan Anggaran Dasar yang telah ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah
Nasional ke-5 KORPRI Nomor Kep-03/Munas/1999 tentang Perubahan AD/ART
KORPRI yang ditegaskan kembali dalam Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2000
tentang Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar KORPRI sebagai pengganti Keppres
sebelumnya sebagaimana terdapat dalam Kepres Nomor 63 Tahun 1994 tentang
Pengesahan Anggaran Dasar KORPRI. Perubahan mendasar dalam AD/ART KORPRI
adalah dalam hal fungsi dan tujuan KORPRI.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pokok Pokok Kepegawaian 7 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Keanggotaan PNS Sebagai Anggota Korpri 8
A. FUNGSI KORPRI D. SUSUNAN ANGGOTA KORPRI
Dalam pasal 6 dinyatakan, bahwa fungsi KORPRI adalah sebagai berikut: Susunan organisasi KORPRI secara vertikal adalah sebagai berikut:
1) Pelopor dalam meningkatkan kesejahteraan dan profesionalisme anggota; 1) Tingkat nasional meliputi seluruh wilayah Republik Indonesia yang dipimpin
2) Melindungi dan mengayomi para anggota; oleh Dewan Pengurus Pusat untuk kemudian disingkat DPP KORPRI;
3) Penyalur kepentingan para anggotanya; 2) Tingkat provinsi dipimpin oleh Dewan Pengurus Daerah atau DPD KORPRI;
4) Pendorong dalam meningkatkan taraf hidup sosial ekonomi masyarakat dan 3) Tingkat Kabupaten dipimpin oleh Dewan Pengurus Cabang atau DPC
lingkungannya; KORPRI;
5) Pelopor dalam menyukseskan program pembangunan nasional; 4) Tingkat Kecamatan dipimpin oleh Dewan Pengurus Anak Cabang atau DPAC;
6) Mitra kerja yang aktif sebagai organisasi pekerja dalam proses pengambilan 5) Tingkat desa/kelurahan dipimpin oleh pengurus ranting.
keputusan dan kebijakan instansi yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. E. PANCA PRASETYA KORPRI
"Kami anggota KORPS Pegawai Republik Indonesia, adalah insan yang beriman dan
B. TUJUAN KORPRI bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjanji:
Berdasarkan fungsi di atas, yang menjadi tujuan dibentuknya KORPRI adalah:
1) Setia dan taat kepada Negara Kesatuan dan Pemerintah Republik Indonesia,
1) Mewujudkan pelaksanaan peraturan perundang-undangan Pegawai RI serta yang berdasarkan Panca sila dan Undang-Undang Dasar 1945;
menjamin perlindungan hak-hak Pegawai RI guna mencapai ketenangan dan 2) Menjunjung tinggi kehormatan bangsa dan negara serta memegang teguh
kelangsungan kerja usaha untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan, dan rahasia jabatan dan rahasia negara;
kesejahteraan Pegawai RI beserta keluarganya; 3) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat di atas kepentingan
2) Menghimpun dan menyatukan Pegawai RI untuk mewujudkan rasa setia pribadi dan golongan;
kawan dan tali persaudaraan antara sesama pegawai RI. 4) Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa serta kesetiakawanan KORPS
Pegawai Republik Indonesia;
C. USAHA-USAHA KORPRI 5) Menegakkan kejujuran, keadilan dan disiplin serta meningkatkan
kesejahteraan dan profesionalisme.
Dalam rangka mencapai tujuan, KORPRI melakukan usaha-usaha sebagai berikut:
1) Meningkatkan peran serta anggota KORPRI dalam pembangunan nasional
untuk mewujudkan cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945;
2) Memperjuangkan terciptanya dan terlaksananya peraturan perundangan
untuk mewujudkan kesejahteraan dan perlindungan hak-hak Pegawai
Republik Indonesia pada umumnya dan anggota KORPRI pada khususnya;
3) Mengadakan upaya-upaya untuk mempertinggi mutu pengetahuan,
keterampilan bidang pekerjaan dan atau profesi serta kemampuan organisasi;
4) Bekerjasama dengan badan pemerintah dan swasta serta organisasi-organisasi
lain didalam dan di luar negeri untuk melaksanakan usaha-usaha yang tidak
bertentangan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga;
5) Memperjuangkan anggota untuk memperoleh kesempatan yang sama dalam
mengembangkan karir sesuai dengan kemampuan masing-masing;
6) Membina korps dalam mewujudkan kesatuan pola pikir, ucapan, dan
tindakan, serta pengembangan mental dan rohani yang baik.
Keanggotaan KORPRI adalah mencakup seluruh Pegawai Republik Indonesia sesuai
dengan bidang tugas masing-masing.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Keanggotaan PNS Sebagai Anggota Korpri 9 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Keanggotaan PNS Sebagai Anggota Korpri 10
III. SISTEM PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL 2. Sistem Karir Tertutup
Suatu sistem kepegawaian dimana suatu jabatan yang lowong dalam suatu unit
Untuk menjamin penyelengaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara
organisasi, hanya dapat diduduki oleh pegawai yang ada dalam organisasi itu tidak
berdayaguna dan berhasilguna, serta untuk mewujudkan PNS yang profesional,
boleh diduduki oleh orang dari luar organisasi.
bertanggungjawab, jujur dan adil.
Sistem karier tertutup dibagi dalam dua arti, yaitu:
Manajemen pembinaan dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier
yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja. 1) Sistem karier tertutup dalam arti Departemen/Lembaga/Provinsi/Kabupaten/
Kota Artinya jabatan yang lowong hanya dapat diduduki oleh pegawai dari
Dalam rangka untuk meningkatkan mutu dan keterampilan serta untuk memupuk
Departemen/Lembaga/Provinsi/Kabupaten/Kota setempat, dan tidak boleh
kegairahan kerja, kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil yang dilaksanakan
diisi oleh pegawai di luar Departemen/Lembaga/Provinsi/Kabupaten/Kota
mencakup penetapan norma, standar, prosedur, formasi, pengangkatan,
lain.
pengembangan kualitas sumberdaya PNS, pemindahan, gaji, tunjangan
2) Sistem karier tertutup dalam arti Negara. Artinya jabatan-jabatan yang ada
kesejahteraan, pemberhentian, hak, kewajiban dan kedudukan hukum.
dalam organisasi pemerintah hanya dapat diduduki oleh pegawai yang ada
Untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan kebijaksanaan manajemen Pegawai dalam organisasi pemerintah saja. Dalam sistem karier tertutup dalam arti
Negeri Sipil, Badan Kepegawaian Negara (BKN) bertugas dan bertanggungjawab negara, setiap PNS dimungkinkan untuk pindah dari Departemen/Lembaga/
terhadap kelancaran penyelenggaraan pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang Provinsi/Kabupaten/Kota yang satu ke Departemen/ Lembaga/Provinsi/
mencakup perencanaan, pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipil Kabupaten/Kota yang lain atau sebaliknya, terutama untuk menduduki
dan administrasi kepegawaian, pengawasan dan pengendalian, penyelenggaraan dan jabatan yang bersifat manajerial.
pemeliharaan informasi kepegawaian, mendukung perumusan kebijaksanaan
3. Sistem Prestasi kerja
kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil serta memberikan bimbingan teknis kepada unit
organisasi yang menangani kepegawaian pada Instansi Pemerintah Pusat dan Suatu sistem kepegawaian dimana untuk pengangkatan seseorang Pegawai Negeri
Pemerintah Daerah. Sipil dalam suatu jabatan bukan saja didasarkan atas kecakapan, keahlian,
pengalamannya tetapi lebih didasarkan pada prestasi kerja yang harus dapat
A. SISTEM PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL. dibuktikan secara nyata.
Pembinaan PNS adalah setiap upaya yang dilakukan oleh instansi terhadap seluruh Sesuai dengan ketentuan pasal 12 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999,
pegawai, baik yang memangku jabatan struktural maupun fungsional agar dapat pembinaan Pegawai Negeri Sipil dilaksanakan perpaduan antara sistem prestasi kerja
melaksanakan tugasnya sesuai dengan harapan instansi. dan sistem karier yang dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.
Pembinaan PNS dilaksanakan secara menyeluruh, yaitu pengaturan pembinaan yang
B. INSTANSI YANG TERKAIT DALAM PEMBINAAN PNS
berlaku bagi semua PNS Pusat maupun Daerah, untuk menjamin terwujudnya
keserasian pembinaan dalam rangka meningkatkan dayaguna dan hasilguna yang Instansi yang secara fungsional terkait dalam Pembinaan Pegawai Negeri Sipil
sebesar-besarnya. adalah:

Sistem pembinaan karier bagi Pegawai Negeri Sipil digolongkan dalam 2 (dua) 1) Presiden Republik Indonesia, sebagai Kepala Pemerintahan memegang
kategori, yaitu pembinaan karir terbuka dan pembinaan karir tertutup selain itu juga kebijaksanaan pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh;
dikenal sistem pembinaan berdasarkan prestasi kerja. 2) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi membantu
Presiden dalam penetapan kebijaksanaan pendayagunaan aparatur negara;
1. Sistem Karir Terbuka 3) Badan Kepegawaian Negara, bertugas menyelenggarakan dan
Suatu sistem kepegawaian dimana untuk menduduki suatu jabatan yang lowong bertanggungjawab terhadap penyelenggaraan manajemen pembinaan PNS;
dalam suatu unit organisasi, berlaku untuk setiap warga negara yang memiliki 4) Lembaga Administrasi Negara, bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
kecakapan, keahlian dan pengalaman yang diperlukan untuk jabatan itu. pendidikan dan pelatihan Pegawai Negeri Sipil;
5) Departemen Keuangan, bertanggungjawab dalam pengelolaan anggaran
belanja Pegawai Negeri Sipil;
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Sistem Pembinaan Pegawai Negeri Sipil 11 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Sistem Pembinaan Pegawai Negeri Sipil 12
6) Departemen Kesehatan bertanggung jawab dalam penyelenggaaraan IV. MUTASI KEPEGAWAIAN
pemeliharaan kesehatan Pegawai Negeri Sipil;
7) Badan Pertimbangan Kepegawaian, yang dibentuk dengan Keputusan A. PENGERTIAN
Presiden Nomor 67 Tahun 1980 bertugas:
Mutasi kepegawaian adalah segala perubahan mengenai seseorang PNS, seperti
a. Memeriksa dan mengambil keputusan mengenai keberatan yang
pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, pemensiunan, perubahan susunan
diajukan oleh Pegawai Negeri Sipil golongan ruang IV/a ke bawah yang
keluarga dan lain-lain.
dijatuhi hukuman disiplin pemberhentian dengan hormat tidak atas
permintaan sendiri sebagai PNS dan pemberhentian dengan tidak B. RUANG LINGKUP MUTASI KEPEGAWAIAN
hormat sebagai PNS.
Ruang Lingkup Mutasi Kepegawaian meliputi:
b. Memberikan pertimbangan kepada Presiden mengenai usul penjatuhan 1) Mutasi Pegawai Baru
hukuman disiplin pemberhentian dgn hormat tidak atas permintaan 2) Mutasi CPNS : Pengangkatan CPNS
sendiri sebagai PNS dan pemberhentian tidak dengan hormat sebagai 3) Mutasi PNS : a. Pengangkatan PNS
PNS untuk gol/ruang IV/b ke atas serta pembebasan dari jabatan b. Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji PNS
struktural eselon I. c. Karpeg (Kartu Pegawai)
8) Perusahaan Umum (PERUM) Husada Bhakti bertugas menyelenggarakan 4) Mutasi Diklat :
a. Diklat Prajabatan
pemeliharaan kesehatan PNS dan penerima pensiun beserta anggota
b. Diklat dalam jabatan : Diklatpim, Diklat Fungsional, Diklat Teknis
keluarganya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1984 jo 5) Mutasi Pendidikan : a. Peningkatan Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984. b. Tugas Belajar
9) Persero Tabungan Asuransi Pegawai Negeri SipiI (TASPEN), 6) Mutasi Jabatan
menyelenggarakan asuransi sosial PNS termasuk dana pensiun dan tabungan a. Pengangkatan dalam jabatan
hari tua. b. Pembebasan dari Jabatan Organik
10) Tabungan Pemilikan Rumah (TAPERUM). 7) Mutasi Keluarga : Karis/Karsu/Anak/Perkawinan/Perceraian
11) Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) sebagai satu-satunya wadah 8) Mutasi Penghargaan
9) Mutasi Hukuman Disiplin
pembinaan Pegawai Negeri Sipil di luar kedinasan.
10) Mutasi Pindah Wilayah Kerja
11) Mutasi Pindah Instansi
12) Mutasi Peninjauan Masa Kerja
13) Mutasi Kenaikan Pangkat
14) Mutasi Pemberhentian
15) Mutasi Pensiun
16) Mutasi Pengujian Kesehatan
17) Mutasi Status Kepegawaian:
a. Aktif
b. CLTN (Cuti diLuar Tanggungan Negara), Pengaktifan kembali setelah CLTN
c. Pemberhentian Sementara
d. Penerima Uang Tunggu
e. Pembebasan Sementara dari Jabatan Organik
f. Prajurit Wajib
g. Pejabat Negara
h. Kepala Desa
i. Izin Perceraian dan Perkawinan
j. Tugas Belajar
k. Sedang dalam proses banding ke BAPEK
l. Masa Persiapan Pensiun
m. Titipan

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Sistem Pembinaan Pegawai Negeri Sipil 13 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Mutasi Kepegawaian 14
V. FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL  Tujuan penetapan formasi adalah agar setiap satuan organisasi negara
mempunyai jumlah dan mutu pegawai sesuai dengan beban kerja dan
A. PENGERTIAN tanggung jawab pada masing-masing satuan organisasi.
 Berdasarkan Pasal 15 UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
B. DASAR HUKUM
Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999,
dinyatakan bahwa "jumlah dan susunan pangkat PNS yang diperlukan 1) Undang Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian
ditetapkan dalam formasi". Dan, Formasi tersebut ditetapkan untuk jangka sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan beban kerja yang harus 2) Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang Formasi Pegawai
dilaksanakan. Negeri Sipil Juncto Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 tentang
 Formasi Pegawai Negeri Sipil adalah jumlah dan susunan pangkat Pegawai Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 97 Tahun 2000 Tentang
Negeri Sipil yang diperlukan dalam suatu satuan organisasi negara untuk Formasi Pegawai Negeri Sipil.
mampu melaksanakan tugas pokok dalam jangka waktu tertentu. Formasi 3) Surat Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 26 Tahun 2004
ditetapkan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan beban Tanggal 6 Mei 2004 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 97 Tahun
kerja yang harus dilaksanakan. 2000 tentang Formasi PNS sebagaimana diubah dengan PP Nomor 54
 Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, organisasi Tahun 2003.
harus selalu disesuaikan dengan perkembangan tugas pokok yang harus 4) Keputusan Presiden yang mengatur tentang Organisasi dan Tata Kerja
dilaksanakan untuk mencapai tujuan itu. Karena tugas pokok dapat Instansi yang bersangkutan.
berkembang dari waktu ke waktu, maka jumlah dan mutu PNS yang
diperlukan harus selalu disesuaikan dengan perkembangan tugas pokok. C. PERENCANAAN PEGAWAI
Perkembangan tugas dapat mengakibatkan makin besarnya jumlah PNS yang Perencanaan pegawai merupakan peramalan kebutuhan pegawai pada masa yang
diperlukan. akan datang dari berbagai jenis pekerjaan. Peramalan pengadaan pegawai pada saat
 Formasi PNS Pusat adalah formasi bagi PNS yang bekerja pada suatu satuan ini dan masa yang akan datang dengan berbagai jenis pekerjaan atas dasar tuntutan
Organisasi Pemerintah Pusat. organisasi. Peramalan pengadaan pegawai baik untuk keperluan saat sekarang
 Formasi PNS Daerah adalah formasi PNS yang bekerja pada suatu satuan maupun yang akan datang berarti menentukan jumlah pegawai yang diperlukan
Organisasi pemerintah Daerah. dengan berbagai kualifikasi atau latar belakang pendidikan yang dibutuhkan.
 Analisis Jabatan adalah proses, metoda dan teknik untuk memperoleh data Peramalan kebutuhan pegawai secara umum mendasarkan pada permintaan dan
jabatan, serta mengolahnya menjadi informasi jabatan. unit-unit yang ada dalam organisasi, mendasarkan pada analisis beban kerja
 Informasi Jabatan adalah uraian tentang hasil analisa jabatan yang berupa organisasi dan ketersediaan anggaran.
uraian jabatan dan peta jabatan.
 Uraian Jabatan adalah uraian tentang hasil analisis jabatan yang berisi Peramalan pengadaan kebutuhan pegawai untuk memenuhi kebutuhan jangka
informasi tentang nama jabatan, kode, unit organisasi ikhtisar jabatan, uraian pendek dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan teknik peramalan jangka
tugas, bahan kerja, perangkat kerja, hasil kerja, tanggung jawab, wewenang, pendek dengan mendasarkan pada ketersediaan anggaran dari beban kerja yang
nama jabatan yang berada dibawahnya, korelasi jabatan, kondisi lingkungan ada. Sedangkan teknik peramalan jangka panjang dapat dilakukan dengan
kerja, resiko bahaya, syarat jabatan dan informasi jabatan lainnya. menggunakan beberapa teknik, seperti: mendengar dari orang-orang ahli;
 Peta Jabatan adalah susunan nama dan tingkat jabatan struktural dan mendasarkan pada permintaan dari unit-unit; dan menggunakan berbagai analisis
fungsional yang tergambar dalam suatu struktur unit organisasi dari tingkat yang ada, misalnya menggunakan analisis trend.
yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi.
Secara empiris, dalam perencanaan kepegawaian dimulai dari inventarisasi
 Penyediaan pegawai adalah upaya suatu satuan organisasi Negara untuk
lowongan jabatan yang telah ditetapkan dalam formasi beserta syarat jabatannya,
mencari, mendapatkan dan mengembangkan pegawai sesuai dengan standar,
pengumuman, pelamaran, penyaringan, pengangkatan menjadi CPNS sampai
kualifikasi dan kompetensi jabatan dalam rangka memenuhi kebutuhan suatu
dengan pengangkatan menjadi Pegawai Negeri Sipil dan penempatannya.
satuan organisasi negara.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Formasi Pegawai Negeri Sipil 15 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Formasi Pegawai Negeri Sipil 16
D. TUJUAN d. Perkiraan Kapasitas Pegawai
Adalah kemampuan rata-rata seorang pegawai untuk menyelesaikan suatu jenis
Tujuan penetapan formasi adalah agar satuan-satuan organisasi pemerintah
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu. Perkiraan beban kerja dan prakiraan
mempunyai jumlah dan mutu/kualitas pegawai yang memadai sesuai beban kerja
kapasitas kerja diperlukan untuk masing-masing jenis pekerjaan.
dan tanggung jawab masing-masing satuan organisasi.
e. Jenjang dan Jumlah Jabatan serta Pangkat,
Formasi ditetapkan berdasarkan analisis kebutuhan dalam jangka waktu tertentu
Penentuan jenjang, jumlah jabatan dan pangkat dalam suatu organisasi harus
dengan mempertimbangkan macam-macam pekerjaan, rutinitas pekerjaan, keahlian
ditinjau dari sudut keseluruhan organisasi dan tidak ditinjau per unit organisasi.
yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan hal-hal lain yang mempengaruhi
Penentuan susunan pangkat merupakan satu syarat mutlak untuk dipelihara dengan
jumlah dan sumber daya manusia yang diperlukan
baik dalam suatu organisasi.
E. PENYUSUNAN FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL f. Analisis Jabatan
Formasi masing-masing satuan organisasi negara disusun berdasarkan analisa Analisis kebutuhan pegawai dapat diperoleh melalui analisis jabatan untuk
kebutuhan dan penyediaan pegawai sesuai dengan jabatan yang tersedia dengan mengetahui secara konkrit jumlah dan kualifikasi pegawai yang dibutuhkan oleh
memperhatikan informasi jabatan yang disusun setiap tahun anggaran. suatu unit organisasi untuk mampu melaksanakan tugasnya secara berdayaguna,
berhasilguna, dan berkesinambungan. Analisis jabatan adalah suatu kegiatan
Pejabat Pembina Kepegawaian menyusun formasi masing-masing satuan organisasi mengumpulkan, menilai, dan mengorganisasikan informasi tentang jabatan. Analisis
Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah selambat-lambatnya akhir bulan jabatan meliputi:
Januari setiap tahun angaran.
1) Uraian jabatan atau uraian pekerjaan, yaitu informasi yang lengkap tentang
1. Analisis Kebutuhan Pegawai tugas dan berbagai aspek lain dari suatu jabatan atau pekerjaan.
Analisis kebutuhan pegawai merupakan dasar bagi penyusunan formasi. Analisis 2) Kualifikasi atau syarat-syarat jabatan, yaitu keterangan mengenai syarat-syarat
kebutuhan pegawai adalah suatu proses perhitungan secara logis dan teratur dari yang diperlukan oleh seorang pegawai untuk dapat melakukan tugas tertentu
segala dasar-dasar/faktor-faktor yang ditentukan untuk dapat menentukan jumlah misalnya pendidikan tertentu,
dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan oleh suatu satuan 3) Peta jabatan, yaitu susunan nama dan tingkat jabatan struktural dan fungsional
organisasi negara untuk mampu melaksanakan tugasnya secara berdayaguna, yang tergambar dalam suatu struktur unit organisasi dari tingkat yang paling
berhasil guna dan berkelanjutan Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan: rendah sampai dengan yang paling tinggi dan jenis jabatan fungsional serta
jumlah yang diperlukan
a. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan adalah macam-macam pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu g. Prinsip pelaksanaan pekerjaan
satuan organisasi dalam melaksanakan tugas pokoknya, misalnya pekerjaan Prinsip pelaksanaan pekerjaan sangat besar pengaruhnya dalam menentukan formasi
pengetikan, pemeriksaan perkara, penelitian, perawatan orang sakit, dan lain-lain. pegawai. Misalnya, apabila pekerjaan membersihkan ruangan atau merawat
pekarangan harus dikerjakan sendiri oleh satuan organisasi yang bersangkutan, maka
b. Sifat Pekerjaan harus diangkat pegawai untuk pekerjaan-pekerjaan itu, akan tetapi kalau pekerjaan
Sifat pekerjaan adalah pekerjaan yang berpengaruh dalam penetapan formasi, yaitu membersihkan ruangan dan merawat pekarangan diborongkan kepada pihak ketiga,
sifat pekerjaan yang ditinjau dari sudut waktu untuk melaksanakan pekerjaan itu. maka tidak perlu mengangkat pegawai untuk pekerjaan itu.
Ada pekerjaan-pekerjaan yang cukup dilaksanakan selama jam kerja saja, misalnya
pekerjaan tata usaha, tetapi ada pula pekerjaan yang hams dilakukan selama 24 jam h. Peralatan yang tersedia
penuh, misalnya pemadam kebakaran, tenaga medis dan para medis di rumah- Peralatan yang tersedia atau yang diperkirakan akan tersedia dalam menyelesaikan
rumah sakit pemerintah. pekerjaan sesuai tugas pokok akan mempengaruhi jumlah dan mutu pegawai yang
diperlukan. Pada umumnya semakin tinggi mutu peralatan kerja yang ada dan
c. Perkiraan Beban Kerja tersedia dalam jumlah yang memadai akan mengurangi jumlah pegawai yang
Adalah frekuensi rata-rata dari masing-masing jenis pekerjaan dalam jangka waktu diperlukan.
tertentu.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Formasi Pegawai Negeri Sipil 17 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Formasi Pegawai Negeri Sipil 18
i. Kemampuan Keuangan Negara/ Daerah i. Daftar rencana penarikan kembali tenaga perbantuan dari Daerah
Faktor kemampuan keuangan negara adalah faktor penting yang selalu harus Otonomi lain/ instansi lain ke Daerah dalam tahun anggaran yang
diperhatikan dalam penentuan formasi Pegawai Negeri Sipil. Walaupun penyusunan bersangkutan;
formasi telah sejauh mungkin ditetapkan berdasarkan analisis kebutuhan pegawai j. Daftar jumlah PNS yang berhenti, pensiun dan meninggal dunia pada
seperti diuraikan terdahulu, akan tetapi apabila kemampuan keuangan negara masih tahun anggaran sebelumnya, serta jumlah PNS yang mencapai BUP
terbatas, maka penyusunan formasi tetap harus didasarkan kemampuan keuangan dalam anggaran ybs;
negara yang tersedia. Meskipun formasi telah disusun secara rasional berdasarkan k. Peta Jabatan. Apabila dalam tahun anggaran sebelumnya telah
hasil analisis jabatan dan analisis kebutuhan, realisasinya tetap disesuaikan dengan melampirkan, maka untuk tahun berikutnya tidak perlu melampirkan
kemampuan anggaran yang tersedia. kembali, kecuali terjadi perubahan organisasi.
3) Usul persetujuan formasi PNS di lingkungan PEMDA Kabupaten/ Kota diajukan
F. PROSEDUR PENGUSULAN FORMASI oleh Gubernur kepada Menteri yang bertanggungjawab di bidang
Prosedur pengusulan penetapan formasi PNS dibedakan antara PNS Pusat dan pendayagunaan aparatur negara dan Kepala BKN;
Daerah. Prosedur pengusulan penetapan formasi PNS Daerah diatur sbb : 4) Usul pemerintah persetujuan formasi tersebut bersamaan dengan permintaan
persetujuan formasi PNS di lingkungan PEMDA Propinsi;
1) Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) masing-masing Pemerintah Daerah 5) Berdasarkan usul dimaksud, Kepala BKN memberikan pertimbangan kepada
Kabupaten/Kota mengajukan usul persetujuan formasi kepada Menteri yang Menteri yang bertanggungjawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara
bertanggungjawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi dan Reformasi Birokrasi;
Birokrasi, dan Kepala BKN melalui Gubernur paling lambat akhir Bulan 6) Pertimbangan Kepala BKN tersebut disampaikan kepada Menteri yang
Februari; bertanggungjawab dibidang Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
2) Gubernur mengajukan persetujuan formasi Pemerintah Daerah Propinsi dan Birokrasi, setelah melalui pembahasan dalam Tim kerja Kepegawaian (TKK)
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada Menteri yang bertanggungjawab paling lambat akhir Bulan Juni;
di bidang pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, dan 7) Menteri yang bertangungjawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara
Kepala BKN paling lambat akhir bulan Maret. Dalam penyampaian usul dan Reformasi Birokrasi, memberikan persetujuan secara tertulis formasi PNS
persetujuan formasi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Gubernur dapat Daerah berdasar pertimbangan tertulis Kepala BKN paling lambat Bulan Juni;
memberikan rekomendasi. 8) Dalam persetujuan formasi dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang
a. Penyusunan bezetting (jumlah kekuatan PNS yang ada) dalam tahun pendayagunaan aparatur negara, dicantumkan jumlah formasi untuk masing-
anggaran yang lalu menurut golongan ruang; masing PEMDA (Propinsi, Kabupaten, Kota)
b. Pengolahan formasi PNS dalam tahun anggaran yang bersangkutan 9) Persetujuan formasi tersebut disampaikan oleh Menteri yang
menurut golongan ruang; bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara kepada
c. Daftar usul formasi PNS menurut pangkat/ golongan ruang dalam tahun Gubernur dan tembusannya kepada Kepala BKN dan Kepala Kanreg BKN
anggaran yang bersangkutan; sesuai dengan wilayah kerjanya. Selanjutnya Gubernur menyampaikannya
d. Daftar kebutuhan PNS menurut jabatan pada tahun anggaran yang kepada masing-masing Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/
bersangkutan; Kota paling lambat 7 hari kerja sejak diterimanya persetujuan tersebut
e. Susunan jabatan struktural dan fungsional yang diduduki oleh PNS yang
memiliki golongan ruang IV/a ke atas;
f. Daftar kebutuhan Tenaga Kesehatan dalam tahun anggaran yang
bersangkutan;
g. Daftar kebutuhan Tenaga Guru tahun anggaran yang bersangkutan;
h. Daftar jumlah PNS yang dipekerjakan dan diperbantukan pada satuan
organisasi pemerintah lainnya, Yayasan, Badan-badan swasta dan badan
lain yang ditentukan Pemerintah menurut golongan yang bersangkutan;

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Formasi Pegawai Negeri Sipil 19 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Formasi Pegawai Negeri Sipil 20
Alur SOP Penyusunan Formasi dari Kementrian PAN dan RB, adalah : 1) Jumlah Pegawai Negeri Sipil (bezetting) yang ada,
2) Jumlah Pegawai Negeri Sipil yang naik pangkat,
3) Jumlah PNS yang berhenti, pensiun, atau meninggal dunia, dan
4) Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil menurut jabatan dan pendidikan/jurusannya.

H. KETENTUAN LAIN - LAIN


Formasi yang telah ditetapkan berlaku dalam tahun anggaran yang bersangkutan,
sehingga lowongan formasi yang tidak diisi pada tahun yang bersangkutan tidak
dapat digunakan untuk tahun anggaran berikutnya.
Penetapan formasi Pegawai negeri Sipil yang tidak sesuai dengan prosedur yang
berlaku, maka tidak dapat digunakan untuk pengangkatan Calon Pegawai Negeri
Sipil/Pegawai Negeri Sipil.
Dalam rangka perencanaan dan pengendalian jumlah Pegawai Negeri Sipil maka
setiap keputusan Gubernur/Bupati/Walikota tentang penetapan formasi di
G. PENETAPAN FORMASI PNS lingkungannya, tembusannya harus disampaikan kepada Menteri yang
bertanggungjawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan Kepala BKN.
Formasi Pegawai Negeri Sipil secara nasional setiap tahun anggaran ditetapkan oleh
Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara, setelah
memperhatikan pendapat Menteri Keuangan dan pertimbangan Kepala Badan
Kepegawaian Negara Formasi Pegawai Negeri Sipil terdiri dari:
1) Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat
2) Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah.
Formasi Pegawai Negeri Sipil Pusat untuk masing-masing satuan organisasi
Pemerintah Pusat setiap tahun anggaran ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung
jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara setelah mendapat pertimbangan
dari Kepala BKN atas usul Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat.
Formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah untuk masing-masing satuan organisasi
Pemerintah Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota setiap tahun anggaran ditetapkan oleh
Kepala Daerah masing-masing setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri
yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara berdasarkan
pertimbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara.
Persetujuan formasi Pegawai Negeri Sipil Daerah berdasarkan usul dari Pejabat
Pembina Kepegawaian Daerah yang dikoordinasikan oleh Gubernur.
Formasi yang telah ditetapkan berlaku dalam tahun anggaran yang bersangkutan,
sehingga lowongan formasi yang tidak diisi pada tahun anggaran yang bersangkutan,
tidak dapat digunakan untuk tahun anggaran berikutnya. Dalam menetapkan
formasi untuk setiap tahun anggaran harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Formasi Pegawai Negeri Sipil 21 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Formasi Pegawai Negeri Sipil 22
VI. ANALISIS JABATAN D. PENGERTIAN
 Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab,
A. LATAR BELAKANG wewenang dan hak seseorang PNS dalam suatu satuan organisasi negara.
Seiring dengan bergulirnya Reformasi Birokrasi baik di pemerintah pusat maupun di  Analisis Jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk mendapatkan data
pemerintah daerah, maka diperlukan pembaharuan dan perubahan mendasar jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan*
terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek  Uraian Jabatan adalah uraian tentang informasi dan karakteristik jabatan,
kelembagaan (organisasi), sumber daya manusia aparatur, dan ketatalaksanaan seperti nama jabatan, kode jabatan, unit kerja, ringkasan tugas jabatan, hasil
(business process). Tujuan Reformasi Birokrasi adalah membangun aparatur negara kerja, bahan kerja, perangkat/alat kerja, tanggung jawab, wewenang, rincian
agar mampu mengemban misi, tugas dan fungsi serta perannya masing-masing secara tugas, nama jabatan di bawahnya, korelasi jabatan, keadaan tempat kerja,
bersih, efektif, dan efisien, dalam rangka meningkatkan pelayanan publik yang lebih prestasi kerja, upaya fisik, resiko bahaya dan syarat jabatan.
baik. Berkaitan dengan penataan kelembagaan, kepegawaian, perencanaan  Syarat Jabatan adalah syarat yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh seseorang
pendidikan dan pelatihan untuk pegawai, maka analisis jabatan mutlak untuk untuk menduduki suatu jabatan dan merupakan tuntutan kemampuan kerja
dilaksanakan. yang ditunjukkan dengan keahlian atau keterampilan kerja yang diidentifikasi
dari pemilikan pengetahuan kerja, pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja,
B. LANDASAN HUKUM dan kemampuan dari aspek psikologis dan kekuatan fisik.
Atau secara singkat didefinisikan sebagai persyaratan minimal yang harus
1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
dipenuhi oleh PNS untuk menduduki suatu jabatan, agar dapat melaksanakan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
tugas dengan baik.
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
 Peta Jabatan adalah susunan jabatan yang digambarkan secara vertikal
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor. 35 Tahun 2012
maupun horisontal menurut struktur kewenangan, tugas dan tanggung jawab
tentang Analisis Jabatan di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
jabatan serta persyaratan jabatan dan menggambarkan seluruh jabatan yang
Pemerintah Daerah;
ada dan kedudukannya dalam unit kerja.
3. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor. 12 Tahun 2011 tentang
 Informasi jabatan sebagai hasil dari Analisis Jabatan berisi Uraian Jabatan,
Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan;
Syarat Jabatan dan Peta Jabatan
4. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah
E. ASPEK-ASPEK ANALISIS JABATAN
Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008
Nomor 21). 1. Uraian Jabatan, yang meliputi:
a. Nama Jabatan
C. MAKSUD DAN TUJUAN Nama jabatan atau nomenklatur jabatan merupakan sebutan yang bersifat
Bagi pemerintah daerah, Analisis Jabatan digunakan sebagai panduan dalam rangka ringkas untuk mengidentifikasikan suatu jabatan. Perumusan nama jabatan
penataan kelembagaan, kepegawaian, perencanaan kebutuhan pendidikan dan mendasarkan pada tindak kerja, bahan kerja, perangkat kerja, dan hasil kerja.
pelatihan para pegawai. Di samping itu, Analisis Jabatan dilaksanakan untuk Contoh nama jabatan : Operator Komputer.
mendapatkan informasi jabatan.
b. Kode Jabatan
Sedangkan tujuan dilakukannya Analisis Jabatan adalah untuk: Kode jabatan merupakan kode yang dibuat untuk memudahkan
pengadministrasian jabatan.
a. Pembinaan dan penataan kelembagaan, kepegawaian, dan ketatalaksanaan.
b. Perencanaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan para pegawai. c. Ikhtisar Jabatan
c. Evaluasi kebijakan program pembinaan dan penataan kelembagaan, Ikhtisar jabatan merupakan ringkasan dari uraian tugas yang disusun dalam
kepegawaian, ketatalaksanaan dan perencanaan kebutuhan pendidikan dan satu kalimat yang mencerminkan pokok-pokok tugas jabatan. Penyusunan
pelatihan para pegawai. ikhtisar jabatan harus memenuhi kriteria:
i. Apa yang dikerjakan dan obyek yang dikerjakan.
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Jabatan 23 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Jabatan 24
ii. Bagaimana cara mengerjakan. mempunyai peranan sebagai penyeimbang terhadap tanggung jawab, guna
iii. Mengapa tugas itu harus dikerjakan. mendukung berhasilnya pelaksanaan tugas. PNS hanya dapat memikul
tanggung jawab apabila diberikan wewenang yang memadai.
d. Uraian Tugas
Uraian tugas merupakan suatu paparan atau bentangan atas semua tugas j. Korelasi Jabatan
jabatan yang dilakukan oleh pemegang jabatan dalam memproses bahan kerja Korelasi jawaban adalah hubungan kerja antara jabatan yang satu dengan
menjadi hasil kerja dalam konsisi tertentu, ditulis dengan singkat dan jelas, jabatan yang lainnya ataupun orang lain yang berhubungan dengan jabatan
serta disusun secara berurutan dari yang paling berat sampai dengan yang tersebut. Hubungan tersebut dapat dilakukan secara vertikal, horisontal, dan
paling ringan. diagonal baik di dalam maupun di luar instansi.
Penyusunan uraian tugas harus memenuhi kriteria: k. Kondisi Lingkungan Kerja
Kondisi lingkungan kerja merupakan kondisi di dalam dan sekitar PNS dalam
i. Apa yang dikerjakan dan obyek yang dikerjakan.
melaksanakan tugas-tugas jabatan maupun mengolah bahan kerja dengan
ii. Bagaimana cara mengerjakan.
peralatan kerja sehingga menjadi hasil kerja. Kondisi lingkungan kerja meliputi
iii. Mengapa tugas itu harus dikerjakan.
aspek keadaan tempat kerja, suhu, udara, keadaan ruangan, letak,
e. Bahan Kerja penerangan/pencahayaan, suara, keadaan tempat kerja, dan getaran.
Bahan kerja terdiri atas data, orang, benda yang berwjujud atau tidak
l. Resiko Bahaya
berwujud yang merupakan suatu masukan untuk diproses menjadi hasil kerja.
Resiko bahaya adalah kejadian atau keadaan yang mungkin akan dialami PNS
f. Perangkat Kerja sehubungan dengan keberadaannya dalam lingkungan pekerjaan.
Perangkat kerja adalah sarana atau peralatan yang dipergunakan untuk
2. Syarat Jabatan, yang meliputi:
memproses bahan kerja menjadi hasil kerja. Perangkat kerja dapat berupa
mesin, perkakas, perlengkapan, dan alat kerja bantu lainnya. a. Pangkat/Golongan Ruang
Pangkat/golongan ruang minimal yang dipersyaratkan untuk menduduki suatu
g. Hasil Kerja jabatan.
Hasil kerja adalah suatu produk berupa barang, jasa, dan informasi yang
dihasilkan dari suatu proses pelaksanaan tugas dengan menggunakan bahan Contoh pangkat/golongan ruang pada Operator Komputer adalah Pengatur
kerja dan peralatan kerja dalam waktu dan kondisi tertentu, dapat bersifat Muda/IIb
manajerial dan non manajerial. Hasil manajerial dapat berupa petunjuk kerja,
b. Pendidikan
pembagian tugas maupun koordinasi kerja. Sedangkan hasil non manajerial
Pendidikan formal minimal yang dipersyaratkan untuk menduduki suatu
diperoleh dalam pelaksanaan tugas teknis atau tugas lain yang tidak
jabatan.
berhubungan dengan bawahan.
Contoh pendidikan pada Operator Komputer adalah SLTA.
h. Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan tuntutan jabatan terhadap kesanggupan seorang c. Kursus/Diklat
PNS untuk menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan Pendidikan dan Pelatihan yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan
sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya serta berani menanggung resiko atas manajerial dan non manajerial, sesuai dengan syarat pekerjaan dan fungsi
keputusan yang diambil atau tindakan yang dilakukannya. Selain itu, seorang pekerjaannya.
PNS juga bertanggung jawab terhadap bahan kerja yang diolah, alat kerja
yang digunakan, hasil kerja yang diperoleh, lingkungan kerja, dan kepada d. Pengalaman Kerja
orang lain. Pengalaman kerja merupakan pengembangan pengetahuan, keterampilan
kerja, sikap mental, kebiasaan mental dan fisik yang tidak diperoleh dari
i. Wewenang pelatihan, namun diperoleh dari masa kerja sebelumnya dalam kurun waktu
Wewenang merupakan hak dan kekuasaan pemegang jabatan untuk memilih, tertentu yang berkaitan dengan pekerjaan jabatan saat ini.
mengambil sikap, atau tindakan tertentu dalam melaksanakan tugas, dan

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Jabatan 25 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Jabatan 26
Contoh pengalaman kerja pada Operator Komputer adalah 1 (satu) tahun di j. Upaya Fisik
bidang pengetikan. Upaya fisik merupakan penggunaan organ fisik meliputi seluruh bagian
anggota tubuh dalam pelaksanaan tugas jabatan.
e. Pengetahuan Kerja
Pengetahuan kerja merupakan akumulasi hasil dari proses selama menempuh k. Kondisi Fisik
pendidikan formal maupun informal yang dimanfaatkan oleh seorang PNS di Kondisi fisik merupakan kondisi tertentu yang diperlukan oleh pemangku
dalam pemecahan masalah, daya cipta, serta di dalam melaksanakan jabatan agar dapat melakukan tugas jabatan dengan baik. Syarat kondisi fisik
tugas/pekerjaan. terdiri dari:
Contoh pengetahuan kerja apada Operator Komputer adalah pengetahuan 1) Jenis kelamin yang diperbolehkan untuk memangku jabatan;
mengenai program-program komputer, 2) Umur tertentu yang disyaratkan;
3) Tinggi badan tertentu;
f. Keterampilan Kerja
4) Berat badan tertentu;
Keterampilan kerja merupakan tingkat kemampuan dan penguasaan teknis
5) Postur tubuh;
operasional PNS dalam suatu bidang tugas pekerjaan tertentu.
6) Penampilan, faktor lain seperti sikap ramah, suara merdu, tegas, lemah
Contoh keterampilan pada Operator Komputer adalah keterampilan lembut, pendiam dan lain-lain.
mengetik, menyiapkan dan memelihara komputer, serta keterampilan
l. Fungsi Pekerja
mencetak file.
Fungsi pekerja adalah tingkat hubungan PNS dengan data, orang, dan benda.
g. Bakat Kerja
Contoh fungsi pekerja pada Operator Komputer:
Bakat kerja merupakan kapasitas khusus atau kemampuan potensial yang
disyaratkan bagi seseorang untuk dapat mempelajari dan memahami beberapa D5 = Menyalin Data
tugas atau pekerjaan. O7 = Melayani Orang
B5 = Melayani mesin
Contoh bakat kerja pada seorang Operator Komputer adalah:
3. Peta Jabatan
G = Intelegensia Q = Ketelitian
Peta jabatan dibuat sesuai dengan struktur organisasi dari setiap unit kerja. Peta
V = Verbal F = Kecekatan Jari
jabatan terdiri atas susunan nama dan tingkat jabatan struktural dan fungsional
N = Numerik
yang tergambar dalam struktur unit organisasi dari tingkat yang paling rendah
h. Temperamen Kerja sampai dengan tingkat yang paling tinggi. Peta jabatan menggambarkan
Temperamen kerja merupakan syarat kemampuan penyesuaian diri yang harus seluruh jabatan yang ada dan kedudukan dalam unit organisasi serta memuat
dipenuhi PNS sesuai dengan sifat pekerjaan. jumlah pegawai, pangkat/golongan ruang, kualifikasi pendidikan, dan beban
kerja unit organisasi.
Contoh temperamen kerja pada Operator Komputer: R = Rutinitas
i. Minat Kerja F. TIM ANALISIS JABATAN
Minat kerja merupakan kecenderungan untuk memiliki kemauan, keinginan, Dalam rangka melaksanakan Analisis Jabatan di pemerintah kabupaten, maka
dan kemampuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan dengan baik dibentuk Tim Analisis Jabatan yang dikoordinasikan oleh Sekretaris Daerah, dalam
berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimilki. pelaksanaannya dilakukan oleh Pejabat yang membidangi Organisasi.
Contoh minat kerja pada Operator Komputer: Tim Analisis Jabatan terdiri dari:
1b = Komunikasi dada 1. Pengarah, yaitu Bupati.
3a = Rutin konkrit dan teratur 2. Penanggung Jawab, yaitu Sekretaris Daerah.
4a = Baik untuk orang lain 3. Ketua, yaitu Kepala Bagian Organisasi.
4. Sekretaris, yaitu Kasubbag Kelembagaan.
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Jabatan 27 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Jabatan 28
5. Anggota, yaitu pejabat struktural pada masing-masing SKPD yang membidangi jabatan, dan rekomendasi hasil temuan lapangan. Setelah mendapatkan
Kepegawaian dan para pemangku jabatan fungsional umum pada masing- masukan dan persetujuan kemudian diproses untuk ditetapkan menjadi
masing SKPD yaitu penganalisis jabatan dan/atau yang menangani Keputusan Bupati.
kepegawaian.
H. HASIL DAN MANFAAT
1. Tugas dari Tim Analisis Jabatan adalah:
Hasil Analisis Jabatan dipergunakan sebagai:
a. Mengumpulkan data Analisis Jabatan.
b. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan Analisis Jabatan. 1. Pembinaan dan penataan kelembagaan yang meliputi:
c. Memantau pelaksanaan Analisis Jabatan.
a. Penyusunan organisasi dan unit-unitnya;
d. Mengolah, menyusun, menganalisis dan memverifikasi hasil Analisis
b. Pengembangan organisasi;
Jabatan (Informasi Jabatan).
c. Perampingan organisasi;
e. Menetapkan hasil Analisis Jabatan.
d. Penggabungan unit-unit organisasi.
f. Membuat laporan hasil Analisis Jabatan.
2. Pembinaan dan penataan ketatalaksanaan yang meliputi:
G. PELAKSANAAN ANALISIS JABATAN a. Tata kerja;
1. Persiapan, meliputi : b. Standardisasi;
c. Sistem kerja.
a. Perencanaan Proses Analisis Jabatan;
b. Pembentukan Tim Analisis Jabatan; 3. Pembinaan dan penataan kepegawaian yang meliputi:
c. Pemberitahuan kepada unit organisasi yang menjadi sasaran; a. Perencanaan kebutuhan pegawai;
d. Penyampaian formulir Analisis Jabatan dan petunjuk pengisiannya. b. Rekruitmen, seleksi dan penempatan;
2. Pengumpulan Data Jabatan, meliputi: c. Pengembangan karier;
d. Mutasi;
a. Pengisian daftar pertanyaan; e. Kesejahteraan.
b. Interview;
c. Observasi; 4. Pembinaan dan penataan
d. Referensi. Pembinaan dan penataan dalam perencanaan kebutuhan pendidikan dan
3. Pengolahan Data Jabatan, meliputi: pelatihan para pegawai yang meliputi kegiatan perencanaan kebutuhan
pendidikan dan pelatihan dalam mengembangkan pengetahuan pegawai
a. Penyusunan Uraian Jabatan; sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan jabatan.
b. Penyusunan Spesifikasi Jabatan;
c. Penyusunan Peta Jabatan.
I. PENUTUP
4. Verifikasi Jabatan
Pelaksanaan Analisis Jabatan dimaksudkan sebagai panduan dalam rangka penataan
Hasil-hasil dari pengolahan data diperiksa kembali kebenarannya, dengan kelembagaan, kepegawaian, perencanaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan para
melakukan pengecekan untuk mengetahui ada tidaknya hal yang perlu pegawai. Hasil dari Analisis Jabatan adalah untuk mendapatkan informasi jabatan
diperbaiki. yang meliputi uraian jabatan, syarat jabatan dan peta jabatan.
Selanjutnya, hasil dari Analisis Jabatan ini akan dimanfaatkan sebagai bahan
5. Penyempurnaan
pelaksanaan evaluasi jabatan, dimana evaluasi jabatan dilaksanakan untuk
Hasil verifikasi selanjutnya disempurnakan sebelum ditetapkan. menetapkan nilai jabatan dan kelas jabatan.
6. Penetapan Hasil Analisis Jabatan Dukungan dan kesepakatan yang kuat dari semua pihak terutama pimpinan daerah
untuk melaksanakannya secara konsisten sangat diperlukan agar pelaksanaan Analisis
Hasil Analisis Jabatan yang sudah disempurnakan selanjutnya dipaparkan Jabatan ini dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
kepada para pimpinan SKPD yang meliputi uraian jabatan, syarat jabatan, peta

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Jabatan 29 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Jabatan 30
VII. ANALISIS BEBAN KERJA C. MAKSUD DAN TUJUAN
Pelaksanaan ABK ini dimaksudkan untuk mengukur dan menghitung beban kerja
A. LATAR BELAKANG setiap jabatan/unit kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang, sehingga
Profesionalisme sumber daya aparatur dalam pelaksanaan urusan pemerintahan dapat diperoleh informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja organisasi
mutlak diperlukan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang efektif dan
Sedangkan tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas organisasi yang
efisien melalui penataan kelembagaan, ketatalaksanaan & kepegawaian. Namun
profesional, transparan, proporsional dan rasional dalam rangka mewujudkan
profesionalisme yang diharapkan belum sepenuhnya terwujud, karena pemerintah
kepemerintahan yang baik (Good Governance).
masih menghadapi berbagai permasalahan di bidang sumber daya manusia aparatur,
diantaranya:
D. PENGERTIAN
1. Ketidaksesuaian antara kompetensi pegawai dengan jabatan yang  Analisis Beban Kerja (ABK) adalah teknik manajemen yang dilakukan secara
didudukinya. sistematis untuk memperoleh informasi mengenai tingkat efektifitas dan
2. Alokasi dalam kuantitas dan kualitas sumber daya aparatur. efisiensi kerja organisasi berdasarkan volume kerja.
3. Distribusi tak seimbang dan belum didasarkan pada beban kerja organisasi.  Volume Kerja adalah sekumpulan tugas/pekerjaan yang harus diselesaikan
4. Tingkat produksi PNS yang rendah. dalam waktu satu tahun.
5. MSDM belum dilaksanakan secara optimal.  Efektifitas dan Efisiensi adalah perbandingan antara Beban Kerja dengan
6. Sistem penggajian PNS belum berdasarkan pada bobot pekerjaan. Waktu Kerja Efektif (WKE) dalam rangka penyelesaian tugas dan fungsi
7. Gaji pokok yang ditetapkan berdasarkan golongan/ pangkat tak organisasi.
mencerminkan beban kerja dan tanggungjawab.  Beban Kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan
8. Tunjangan kinerja belum dikaitkan penilaian kinerja. yang merupakan hasil kali Volume Pekerjaan dan Norma Waktu
9. Pembentukan organisasi cenderung tidak berdasarkan kebutuhan nyata.  Norma Waktu adalah waktu yang wajar dan nyata-nyata digunakan secara
Oleh karena itu, untuk mencapai performance pemerintah daerah sesuai yang efektif dalam kondisi normal oleh seorang pemangku jabatan.
diharapkan, di pandang perlu untuk melaksanakan Analisis Beban Kerja (ABK) di  Waktu Kerja Efektif adalah jumlah waktu yang wajar dan benar-benar
Pemerintah Kabupaten Magelang. dipergunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan oleh pemegang jabatan
Jadi merupakan jam kerja formal dikurangi waktu kerja yg hilang krn tdk
Harapan ke depan, dengan dilaksanakannya ABK di Pemerintah Kabupaten bekerja (Allowance = rata-rata 25 %).
Magelang, tuntutan kebutuhan untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi serta  Waktu luang (Allowance) adalah waktu kerja yang diperkenankan untuk
profesionalisme SDM aparatur yang memadai di setiap instansi serta kemampuan digunakan tidak produktif karena faktor kelelahan dasar, pengaruh tempat
melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara lancar kerja, dan untuk keperluan yang sifatnya pribadi seperti beribadah.
dengan dilandasi semangat pengabdian kepada masyarakat bisa terpenuhi.  Hari Kerja Efektif adalah jumlah hari dalam kalender di kurangi hari libur dan
cuti.
B. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat E. ASPEK-ASPEK ABK
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, ABK dilakukan terhadap aspek-aspek sebagai berikut:
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pedoman 1. Norma waktu (variabel tetap), yang merupakan waktu yang dipergunakan
Analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah untuk menyelesaikan tugas/kegiatan. Norma waktu ditetapkan dalam standar
Daerah; norma waktu kerja dengan asumsi tidak ada perubahan yang menyebabkan
3. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 21 Tahun 2008 tentang norma waktu tersebut berubah. Namun, perubahan norma waktu dapat
Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah terjadi karena:
Kabupaten Magelang (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 a. Perubahan kebijakan;
Nomor 21). b. Perubahan peralatan;

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Beban Kerja 31 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Beban Kerja 32
c. Perubahan kualitas SDM; 2. Penghitungan Hari Kerja Efektif
d. Perbahan organisasi, sistem dan prosedur.
a. Untuk 5 Hari Kerja
2. Volume kerja (variabel tidak tetap), yang diperleh dari target pelaksanaan
 Jumlah Hari Per Tahun 365 Hari
tugas untuk memperoleh hasil kerja dalam satu tahun. Setiap volume kerja
 Libur Sabtu-Minggu 104 Hari
yang berbeda-beda antar unit/jabatan merupakan variabel tidak tetap dalam
 Libur Resmi 14 Hari
pelaksanaan ABK.
 Cuti 12 Hari +
3. Jam kerja efektif, yang merupakan alat ukur dalam melakukan ABK, sehingga
 Jumlah Libur dan Cuti 130 Hari ---- 130 Hari _
pelaksanaannya dapat dilakukan secara transparan. Kriteria alat ukur yaitu:
 Hari Kerja Efektif 235 Hari
a. Valid, artinya alat ukur yang akan dipergunakan sesuai dengan material
yang akan diukur. b. Untuk 6 Hari Kerja
b. Konsisten, artinya dalam melakukan ABK harus konsisten dari waktu ke  Jumlah Hari Per Tahun 365 Hari
waktu.  Libur Minggu 104 Hari
c. Universal, artinya alat ukur harus dapat dipergunakan untuk mengukur  Libur Resmi 14 Hari
berbagai unit kerja maupun hasil kerja, sehingga tidak alat ukur lain  Cuti 12 Hari +
untuk suatu unit kerja atau hasil kerja.  Jumlah Libur dan Cuti 78 Hari ---- 78 Hari _
 Hari Kerja Efektif 287 Hari
Dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan jam kerja
instansi pemerintah adalah 37 jam 30 menit per minggu, baik untuk 5 (lima) hari c. Perhitungan Gabungan
kerja maupun 6 (enam) hari kerja sesuai yang ditetapkan Kepala Daerah masing-  Jam Kerja Formal Per Minggu = 37 Jam 30 Menit
masing. Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat dihitung jam kerja efektif yang akan  Jam Kerja Efektif Per Minggu (dikurangi waktu luang 25%)=
digunakan sebagai alat ukur dalam melakukan ABK.  75% x 37,5 Jam = 28 Jam
 Jam Kerja Efektif Per Hari:
1. Penghitungan Jam Kerja Efektif
- 5 Hari Kerja = 28 Jam / 5 Hari = 5 Jam 36 Menit/Hari
a. Untuk 5 Hari Kerja - 6 Hari Kerja = 28 Jam / 6 Hari = 4 Jam 23 Menit/Hari
 Jam Kerja PNS Per Minggu = 37,5 Jam (37 Jam 30 Menit)  Jam Kerja Efektif Per Tahun:
 Jam Kerja PNS Per Hari = 37,5 Jam : 5 = 7,5 Jam (7 Jam 30 Menit)  5 Hari Kerja = 235 Hari x 5 Jam 36 Menit/Hari = 1.324 Jam = => 1.300
 Jam Kerja Efektif Per Hari = 75% x 7,5 Jam = 5 Jam 37 Menit = 337 Jam
Menit, dibulatkan menjadi 330 Menit (5 Jam 30 Menit)  6 Hari Kerja = 287 Hari x 4 Jam 23 Menit/Hari = 1.339 Jam = => 1.300
 Jam Kerja Efektif Per Minggu = 5 Hari x 330 Menit = 1.650 Menit Jam
 Jam Kerja Efektif Per Bulan = 20 Hari x 330 Menit = 6.600 Menit
 Jam Kerja Efektif Per Tahun = 12 Bulan x 6.600 Menit = 79.200 Menit = F. TEKNIK PELAKSANAAN ABK
1.320 Jam, dibulatkan menjadi 1.300 Jam Pelaksanaan ABK di Kabupaten Magelang dilaksanakan oleh Tim ABK Tingkat
b. Untuk 6 Hari Kerja Kabupaten dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
 Jam Kerja PNS Per Minggu = 37,5 Jam (37 Jam 30 Menit) 1. Pengumpulan Data
 Jam Kerja PNS Per Hari = 37,5 Jam : 6 = 6,25 Jam (6 Jam 15 Menit)
 Jam Kerja Efektif Per Hari = 75% x 6,25 Jam = 4 Jam 40 Menit = 280 Sebelum melakukan pengumpulan data, para analis harus melakukan
Menit, dibulatkan menjadi 275 Menit (4 Jam 35 Menit) pengkajian organisasi sehingga diperoleh kejelasan mengenai tugas pokok dan
 Jam Kerja Efektif Per Minggu = 6 Hari x 275 Menit = 1.650 Menit fungsi, rincian tugas, dan rincian kegiatan dari setiap unit kerja/SKPD yang di
 Jam Kerja Efektif Per Bulan = 24 Hari x 275 Menit = 6.600 Menit analisis.
 Jam Kerja Efektif Per Tahun = 12 Bulan x 6.600 Menit = 79.200 Menit = Setelah melakukan pengkajian data, pelaksanaan pengumpulan data dapat
1.320 Jam, dibulatkan menjadi 1.300 Jam. dilakukan dengan cara:

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Beban Kerja 33 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Beban Kerja 34
a. Menyebarkan formulir isian (Form A1, A2 dan B); a. Apakah unit organisasi tersebut sering/rata-rata sepanjang tahun
b. Wawancara; dan melakukan kerja lembur yang nyata (tidak fiktif).
c. Observasi. b. Perlu dilakukan pengamatan secara acak atas kesibukan harian unit yang
dianalisis.
2. Pengolahan Data Beban Kerja
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan menggunakan 4. Penetapan Hasil ABK
formulir sebagai berikut: Penetapan hasil pengukuran beban kerja di lingkungan pemerintah daerah
Kabupaten Magelang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Formulir C, digunakan untuk menghitung beban/bobot kerja setiap
jabatan yang berada pada satu unit organisasi. a. Setelah selesai melakukan pengolahan data beban kerja, Tim ABK
b. Formulir D, digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan menyampaikan hasilnya kepada pimpinan SKPD yang dianalisis.
pegawai/pejabat, tingkat Efektivitas dan Efisiensi Jabatan (EJ) dan b. Apabila dinilai sudah memadai, hasil tersebut dibuatkan surat pengantar
Tingkat Prestasi Kerja Jabatan (PJ). yang ditujukan kepada Sekretaris Daerah untuk memperoleh keputusan
c. Formulir E, digunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan penetapannya.
pegawai/pejabat unit, tingkat Efektivitas dan Efisiensi Unit (EU) dan c. Berdasarkan surat pengantar tersebut, Sekda menugaskan unit kerja yag
Tingkat Prestasi Kerja Unit. membidangi ABK untuk melakukan penelaahan.
d. Dalam melakukan penelaahan, unit kerja yang membidangiABK wajib
a. Kriteria tingkat Prestasi Kerja Jabatan/Unit adalah sebagai berikut:
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam
EJ/EU di atas 1,00 = A (Sangat Baik)
SKPD kabupaten yang ditelaah maupun antar unit lain yang terkait.
EJ/EU antara 0,90 – 1,00 = B (Baik)
e. Hasil penelaahan kemudian diajukan kepada Sekda dalam bentuk
EJ/EU antara 0,70 – 0,89 = C (Cukup)
telaahan staf, untuk selanjutnya diproses menjadi Surat Keputusan
EJ/EU antara 0,50 – 0,69 = D (Sedang)
Bupati.
EJ/EU di bawah 0,50 = (Kurang)
G. HASIL DAN MANFAAT
EJ dicari dengan menggunakan rumus:
EJ = Jumlah Beban Kerja Jabatan Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan ABK adalah:
1.300 Jam
1. Informasi Jabatan, yang terdiri dari:
EU dicari dengan menggunakan rumus:
a. Efektivitas dan efisiensi jabatan (EJ) serta Efektivitas dan Efisiensi Unit
EU = Jumlah Beban Kerja Unit
Kerja (EU);
Jumlah Pegawai Unit x 1.300 Jam
b. Prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
3. Penelaahan Hasil Olahan Data c. Jumlah kebutuhan pegawai/pejabat;
Hasil pengukuran beban kerja perlu ditelaah lebih lanjut untuk memperoleh d. Jumlah beban kerja jabatan dan jumlah beban kerja unit;
hasil yang akurat dan obyektif serta menggambarkan kondisi yang senyatanya. e. Standar norma waktu kerja.
Dari hasilpengukuran beban kerja sering dijumpai kecenderungan yang 2. Standar Sarana dan Prasarana Kerja (Peralatan yang dibutuhkan dalam
bervariasi dengan kemungkinan tidak rasional: menyelesaikan tugas/kegiatan)
Adapun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan ABK adalah sebagai berikut:
a. Di atas normal, yang disebabkan adanya mark up pada data volume 1. Penataan SOTK.
kerja dan atau norma waktu. 2. Penilaian prestasi kerja jabatan/unit kerja.
b. Di bawah normal, yang disebabkan kurang lengkapnya produk dan 3. Bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja.
kecilnya norma waktu yang dapat diinventarisir. 4. Sarana peningkatan kinerja kelembagaan.
Untuk mengurangi deviasi yang dapat terjadi, maka hasil yang diperoleh perlu 5. Penyusunan standar beban kerja jabatan/kelembagaan, penyusunan daftar
dievaluasi dengan unit organisasinya kembali dengan memeriksa: susunan pegawai atau bahan penetapan eselonisasi jabatan struktural.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Beban Kerja 35 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Beban Kerja 36
6. Penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai beban kerja VIII. KONVERSI NIP
organisasi.
7. Program mutasi pegawai. A. PENGANTAR
8. Program promos pegawai.
Sebagaimana diketahui, bahwa NIP PNS yang lama dianggap sudah tidak sesuai lagi
9. Reward and Punishment terhadap unit atau pejabat.
dengan kaidah dan kondisi serta mobilitas operasional kepegawaian. Untuk
10.Bahan penyempurnaan program diklat.
ketertiban dan keteraturan serta pengandalian administrasi PNS, maka setiap PNS
11. Bahan penetapan kebijakan bagi pimpinan untuk peningkatan pendayagunaan
harus diberi Nomor Identitas baru. Dimana, Nomor identitas baru tersebut haruslah
SDM.
bermakna yg dapat mencerminkan ciri khusus dan fungsinya, sehingga nomor yg
digunakan tersebut memiliki jati diri dan nilai guna serta bermanfaat baik bg instansi
maupun pegawainya.
H. PENUTUP NIP lama yang digunakan terdiri dari 9 angka yaitu 2 angka pertama menunjukan
Pelaksanaan ABK dimaksudkan untuk mengukur dan menghitung beban kerja setiap Instansi dimana PNS yang bersangkutan terdaftar pada waktu PUPNS Tahun 1974
jabatan/unit kerja di lingkungan pemerintah Kabupaten Magelang, sehingga atau Instansi yang mengangkat pertama kali sebagai CPNS/PNS. Dengan demikian
diperoleh informasi tentang efisiensi dan efektivitas kerja organisasi, serta kode instansi hanya bisa diberikan dari angka” 01” sampai dengan angka “99”.
mempunyai tujuan untuk meningkatkan kapasitas organisasi yang profesional, Sedangkan 7 angka berikutnya menunjukan nomor urut PNS yang bersangkutan
transparan, proporsional dan rasional dalam rangka mewujudkan kepemerintahan pada Instansi.
yang baik (Good Governance). Dengan perkembangan administrasi Kepegawaian PNS dewasa ini, maka prinsip 2
angka pertama yang menunjukan Instansi tersebut, sudah tidak sesuai dengan
Hasil dari ABK juga dapat dijadikan tolok ukur untuk meningkatkan produktivitas prinsip-prinsip manajemen PNS, karena :
kerja serta langkah-langkah lainnya dalam rangka meningkatkan
1) Sistem kepegawaian yang memungkinkan seorang PNS pindah Instansi, dan
pembinaan,penyempurnaan dan pendayagunaan aparatur negara baik dari segi
apabila PNS yang bersangkutan pindah instansi maka NIP yang bersangkutan
kelembagaan, ketatalaksanaan maupun kepegawaiannya.
tetap menggunakan NIP pada instansi waktu pertama yang bersangkutan
Oleh karena itu, agar instrumen ini dapat berjalan sesuai yang diharapkan, diangkat dan tidak menggunakan kode NIP Instansi yang baru,
dibutuhkan dukungan dan kesepakatan yang kuat dari semua pihak terutama 2) Telah beberapa kali terjadi penghapusan/penggabungan Instansi sejak orde
pimpinan daerah untuk melaksanakannya secara konsisten. baru sampai dengan orde reformasi, sehingga NIP PNS yang instansinya
dihapus/digabung tetap menggunakan kode instansi yang dihapus/digabung,
3) Dengan adanya pengalihan besar-besaran PNS Pusat menjadi PNS Daerah pada
Tahun 2000 dan 2001, sehingga setiap Pemerintah Daerah telah memiliki PNS
dengan kode NIP yang bermacam-macam.
Terkait dengan hal tersebut diatas, telah mempengaruhi psikologis pembinaan
disetiap instansi karena tidak jarang dijumpai perlakuan diskriminatif dengan
melihat asal Instansi ( kode instansi yang tercantum dalam NIP ),
4) Perkembangan pembentukan instansi/ pemerintah daerah yang memerlukan
kode NIP telah melebihi 100 instansi, padahal ketentuannya hanya mampu
menampung 99 instansi ( 01 :DDN s.d. 99 : Irian Jaya Barat).
Dari alasan-alasan tersebut, maka telah ditetapkan Peraturan Kepala BKN Nomor 22
Tahun 2007 tentang Nomor Identitas PNS yang disingkat NIP, dan Peraturan Kepala
BKN Nomor 43 Tahun 2007 tentang Tata cara Permintaan, Penetapan dan
Penggunaan NIP, ke dua Peraturan Kepala BKN ini telah merubah ketentuan lama
yang mengatur nomor induk PNS yang berlaku selama ini dirubah menjadi nomor
identitas PNS.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Analisis Beban Kerja 37 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Konversi NIP 38
B. DASAR HUKUM 2) Penentuan nomor urut didasarkan tahun, bulan, dan tanggal lahir, tahun dan
1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian bulan pengangkatan pertama sebagai CPNS/PNS, & jenis kelamin yang sama.
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 3) Setiap PNS termasuk Calon Pegawai Negeri Sipil diberikan NIP.
2) Peraturan Pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan Pegawai 4) NIP berfungsi sebagai nomor identitas dalam hal :
Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 a. pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil;
Tahun 2002 b. pelayanan gaji;
3) Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 22 Tahun 2007 c. pelayanan pensiun;
Tentang Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil d. pelayanan asuransi sosial;
4) Peraturan Kepala BKN Nomor 43 Tahun 2007 tentang Tata cara Permintaan, e. pelayanan tabungan;
Penetapan dan Penggunaan NIP. f. pengelolaan administrasi kepegawaian; dan
g. pelayanan lain yang bermanfaat bagi Pegawai Negeri Sipil.
5) NIP ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara.
C. PENGERTIAN
6) NIP berlaku selama yang bersangkutan menjadi PNS, pensiunan PNS, atau
1) Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat dengan NIP janda/dudanya.
adalah nomor yang diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil sebagai identitas 7) NIP berlaku juga bagi keluarga yang menjadi tanggungan PNS dan penerima
yang memuat tahun, bulan, dan tanggal lahir, tahun dan bulan pengangkatan pensiun serta orangtua penerima pensiun PNS yang tewas.
pertama sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, jenis kelamin Pegawai Negeri 8) PNS yang pindah antar instansi pemerintah atau diperbantukan/dipekerjakan
Sipil dan nomor urut. atau ditugaskan kepada instansi lain tetap menggunakan NIP yang telah
2) Mutasi kepegawaian adalah segala perubahan mengenai data Calon Pegawai ditetapkan baginya.
Negeri Sipil/Pegawai Negeri Sipil yang berkaitan dengan pengangkatan, 9) NIP bagi PNS yang telah mengisi formulir PUPNS dan yang diangkat setelah
pemindahan, pemberhentian, pemensiunan dan perubahan susunan keluarga PUPNS sampai dengan berlakunya Peraturan Kepala Badan Kepegawaian
serta perubahan lain di bidang kepegawaian. Negara ini, data dasarnya ditetapkan berdasarkan data lahir dalam keputusan
3) Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil yang untuk selanjutnya disingkat pengangkatan pertama sebagai CPNS/PNS.
PUPNS adalah pemutakhiran data kepegawaian yang diselenggarakan oleh 10) PNS yang tidak mengisi formulir PUPNS karena alasan yang sah, NIP
Pemerintah pada bulan Juli 2003 yang dijadikan sebagai bahan dalam ditetapkan setelah ada permintaan dari Pejabat Pembina Kepegawaian
penetapan NIP. masing-masing.
4) Digit adalah letak angka pada bilangan. 11) Permintaan NIP sebagaimana dimaksud, dilengkapi dengan :
a. Daftar nominatif;
D. KONVERSI NIP BARU PNS b. Formulir PUPNS yang telah diisi oleh PNS yang bersangkutan;
1) NIP terdiri atas 18 (delapan belas) digit, dengan urutan sebagai berikut : c. Alasan tidak mengisi formulir PUPNS; dan
a. 8 (delapan) digit pertama adalah angka pengenal yang menunjukkan d. Daftar gaji kolektif bulan terakhir sebelum diajukan permintaan.
tahun, bulan, dan tanggal lahir Calon Pegawai Negeri Sipil/Pegawai 12) Pemberian NIP bagi PNS sebagaimana dimaksud diatas, ditetapkan secara
Negeri Sipil yang bersangkutan, dengan ketentuan untuk bulan dan kolektif dengan Keputusan Kepala BKN. Berdasarkan Keputusan tersebut
tanggal lahir masing-masing dua digit. dibuat Petikan Keputusan yang diberikan kepada setiap PNS.
b. 6 (enam) digit berikutnya adalah angka pengenal yang menunjukkan 13) Dalam hal permintaan NIP hanya diajukan untuk 1 (satu) orang Pegawai
tahun dan bulan pengangkatan pertama sebagai Calon Pegawai Negeri Negeri Sipil, ditetapkan secara perorangan dengan Keputusan Kepala BKN.
Sipi/Pegawai Negeri Sipil, dengan ketentuan untuk bulan pengangkatan 14) Keputusan penetapan NIP sebagaimana diatas, disampaikan kepada Pejabat
pertama dua digit. Pembina Kepegawaian masing-masing.
c. 1 (satu) digit berikutnya adalah angka pengenal yang menunjukkan jenis 15) Pejabat Pembina Kepegawaian menyampaikan petikan keputusan/keputusan
kelamin CPNS/PNS yang bersangkutan. penetapan NIP kepada setiap PNS di lingkungannya.
d. 3 (tiga) digit terakhir adalah angka pengenal yang menunjukkan nomor
urut Calon Pegawai Negeri Sipil/Pegawai Negeri Sipil.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Konversi NIP 39 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Konversi NIP 40
E. KETENTUAN PERALIHAN DAN LAINNYA b. Usulan Revisi Konversi Nip Baru
1) CPNS yang diangkat setelah berlakunya Peraturan Kepala BKN ini, NIP CPNS Setiap usulan revisi SK Konversi NIP, dilampiri dengan :
i. Fotocopy SK CPNS
ditetapkan bersamaan dengan permintaan penetapan NIP pengangkatannya
ii. Fotocopy SK PNS
sebagai CPNS.
iii. Fotocopy SK Kepangkatan terakhir
2) Nomor Induk PNS bagi pensiunan PNS dan janda/dudanya yang ditetapkan iv. Fotocopy Ijazah Terakhir (bagi PNS yang mengajukan revisi Nama
berdasarkan ketentuan sebelum berlakunya peraturan Kepala BKN ini, dan/atau tanggal lahir)
dinyatakan tetap berlaku. c. Konfirmasi Usulan Revisi Konversi Nip
3) Dalam setiap terjadi mutasi kepegawaian yang ditetapkan oleh Pejabat yang Setiap usulan revisi SK Konversi NIP bagi PNS yang sudah pernah
berwenang, harus mencantumkan NIP sebagaimana dimaksud dalam mengajukan tetapi sampai dengan saat ini belum mendapatkan
Peraturan Kepala BKN ini. realisasinya, dilampiri dengan :
4) Pada saat mulai berlakunya Perka BKN Nomor 22 Tahun 2007, ketentuan i. Fotocopy SK CPNS
yang mengatur tentang Nomor Induk/Nomor Identitas PNS dan angka ii. Fotocopy SK PNS
pengenal Nomor Induk/Nomor Identitas PNS yang ditetapkan sebelum iii. Fotocopy SK Kepangkatan terakhir
berlakunya Peraturan Kepala BKN ini, dinyatakan masih tetap berlaku sampai iv. Fotocopy Ijazah Terakhir (bagi PNS yang mengajukan revisi Nama
dengan Peraturan Kepala BKN ini berlaku efektif. dan/atau tanggal lahir)
d. Catatan :
F. PENYELESAIAN REVISI KONVERSI NIP PNS i. Dalam hal BKN Pusat maupun Kanreg 1 BKN Yogyakarta
memerlukan adanya tambahan berkas/dokumen kelengkapan
1) Kondisi riil sampai dengan saat ini masih terdapat beberapa PNS yang Data
tambahan, PNS yang bersangkutan atau SKPD yang mengusulkan
pada petikan SK Konversi NIP baru belum sesuai dengan data kepegawaian
akan segera dikonfirmasi untuk dapat menyusulkan kekurangan
yang bersangkutan.
berkas/dokumen tersebut.
2) Akan tetapi, sampai dengan usulan revisi konversi NIP yang telah diajukan
ii. Pada kondisi data tertentu, usulan revisi Konversi NIP memerlukan
baik kepada BKN Pusat ataupun Kanreg I BKN Yogyakarta pada tahun ini,
adanya pengisian Formulir PUPNS baru, karena data yang
masih terdapat beberapa PNS yang usulan revisi Konversi NIP barunya masih
bersangkutan dinyatakan sudah pensiun atau tidak aktif oleh BKN
belum terealisasi.
Pusat.
3) Berkenaan dengan beberapa poin diatas, Mekanisme usulan revisi Konversi
4) Sesuai dengan Perka BKN yang mengatur adanya pelimpahan wewenang,
NIP dan konfirmasi revisi Konversi NIP yang sudah pernah diajukan adalah
kewenangan melaksanakan revisi dan cetak Petikan SK Konversi NIP, adalah :
sebagaimana Surat edaran Kepala BKD Nomor 871/151/13/2011 Tanggal 22
a. Revisi Tanggal Lahir dan Mutasi Antar Wilayah di luar wilayah kerja
Pebruari 2011 Perihal : Percepatan Penyelesaian Konversi NIP PNS, yaitu :
Kanreg 1 BKN Yogyakarta (Revisi Instansi/Unit Kerja)
a. PNS Yang Belum Mendapatkan Petikan SK Konversi Nip Baru.
i. Revisi Tanggal Lahir dan Revisi Instansi/Unit Kerja dilaksanakan
Setiap usulan permohonan petikan SK Konversi NIP Baru, dilampiri :
oleh BKN Pusat.
i. Fotocopy SK CPNS
ii. Fotocopy SK PNS
ii. Cetak Petikan revisi SK Konversi NIP dilaksanakan oleh Kanreg 1
iii. Fotocopy SK Kepangkatan terakhir BKN Yogyakarta.
iv. Fotocopy Ijazah Terakhir b. Revisi TMT CPNS, Jenis Kelamin, dan Nama, serta Mutasi Antar Wilayah
v. Fotocopy SK Mutasi masuk ke Pemerintah Kabupaten Magelang (bagi dalam lingkup wilayah kerja Kanreg 1 BKN Yogyakarta (Revisi
PNS yang mutasi antar daerah) Instansi/Unit Kerja)
vi. Fotocopy SK Pengalihan dan/atau pengangkatan pertama dan/atau i. Revisi Konversi NIP dilaksanakan oleh Kanreg 1 BKN Yogyakarta.
pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional Khusus (bagi PNS ii. Cetak Petikan revisi SK Konversi NIP dilaksanakan oleh Kanreg 1
yang alih jenis jabatan) BKN Yogyakarta.
vii. Fotocopy SK kenaikan jenjang dalam JFK terakhir (bagi PNS yang dalam
jenjang jabatan fungsional khususnya masa Batas Usia Pensiunnya
menjadi lebih dari 56 tahun)
viii. Fotocopy daftar gaji 3 (tiga) bulan terakhir.
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Konversi NIP 41 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Konversi NIP 42
IX. KARTU PNS ELEKTRONIK (KPE) C. TUJUAN
Tujuan diterbitkannya Kartu PNS Elektronik adalah untuk memudahkan pelayanan
A. SEJARAH kepada PNS, penerima pensiun PNS dan Keluarganya. Di sisi lain dalam
BKN sebagai pelaksana tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian implementasinya Pencetakan KPE ini bertujuan untuk :
negara sebagaimana diamanatkan dalam UU 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
1) Mendapatkan data biometric fisik PNS yang akurat untuk keperluan
Kepegawaian, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan kinerja Pegawai
perencanaan, pengembangan dan kesejahteraan PNS.
Negeri Sipil (PNS) dalam menjalankan tugas pemerintahan dan pembangunan.
2) Membangun database KPE yang memiliki tingkat keotentikan dan identifikasi
Untuk meningkatkan kinerja PNS tersebut diperlukan kegiatan yang dapat
yang tinggi sehingga menghasilkan data dan informasi yang akurat.
memotivasi PNS agar bekerja lebih baik dengan meningkatkan pelayanan di bidang
3) Mewujudkan Data Kepegawaian yang mutakhir di Instansi Pusat maupun
kepegawaian. Pemberian pelayanan yang baik sangat tergantung pada keakuratan
Daerah yang terintegrasi secara nasional dalam sistem informasi kepegawaian
data PNS dan perlu dibangun sistem informasi dan database kepegawaian melalui
yang dapat diakses oleh PNS bersangkutan melalui Anjungan KPE
kegiatan Pendataan Ulang Pegawai Negeri Sipil (PUPNS) pada tahun 2003 dan
4) Memberikan fasilitas multifungsi layanan kepada PNS yang lebih efektif dan
kegiatan konversi NIP dalam rangka keakuratan dan efektifitas informasi data
efesien melalui penggunaan Kartu PNS Elektronik.
kepegawaian dengan memanfaatkan teknologi informasi terkini.
Selain pengaturan administrasi PNS agar tertib dan teratur, maka PNS selaku
D. MANFAAT
aparatur negara memiliki tanggung jawab dalam mengemban pelayanan masyarakat
sebagai kepanjangan tangan pemerintah. Tugas dan tanggung jawab tersebut akan Manfaat yang diperoleh dari KPE adalah memberikan kemudahan dalam layanan
berdaya guna dan berhasil guna jika secara menyeluruh dan konsisten adanya kepada PNS meliputi :
dukungan layanan kepegawaian yang bermanfaat yang dilaksanakan secara 1) Gaji;
komprehensif dan terpadu, sehingga PNS dan keluarganya merasakan layanan 2) Kesehatan;
kepada dirinya dan keluarganya sudah lebih diperhatikan. 3) Pensiun;
Sebagai contoh, selama ini Kartu Pegawai Negeri Sipil (KARPEG) yang berlaku belum 4) Tabungan hari tua;
dapat dimanfaatkan untuk kemudahan pemberian pelayanan secara multiguna 5) Tabungan perumahan;
kepada PNS, Penerima Pensiun, dan keluarganya. Untuk itu, BKN memandang perlu 6) Transaksi keuangan/perbankan; dan
membangun sistem layanan yang lebih efesien dengan menfaatkan teknologi 7) Layanan lainnya.
informasi. Sehingga, diciptakan Kartu PNS Elektronik (KPE) yaitu kartu identitas PNS Disamping itu dalam pelaksanaan kegiatan Implementasi Kartu PNS Elektronik juga
yang menggunakan teknologi smartcard dan otentifikasi sidik jari, sehingga selain mendapatkan manfaat antara lain :
sebagai identitas, KPE juga dapat dimanfatkan untuk berbagai layanan seperti 1) Mempermudah dalam pelaksanaan pembangunan platform elektronik yang
perbankan, kesehatan, Taspen, Taperum, dan aktivitas transaksi merchant, serta mendukung pelaksanaan e-Government sebagai media pencatatan,
fungsi-fungsi lain dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, serta mendukung pengawasan dan kontrol serta dapat diintegrasikan dengan layanan sektor
profesionalisme PNS. Dengan demikian KPE ini nantinya akan menggantikan fungsi yang lainnya.
KARPEG yang selama ini kita gunakan. 2) Tersedianya informasi PNS yang akurat untuk keperluan perencanaan,
pengembangan, kesejahteraan dan pengendalian PNS, dan informasi data
B. DASAR HUKUM kepegawaian PNS dapat diakses oleh PNS bersangkutan melalui KPE dan
Anjungan KPE.
1) UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian Pasal 12 Ayat (2) yaitu
3) Tersedianya fasilitas layanan dalam rangka penanganan dan pengelolaan KPE
mewujudkan PNS yang profesional dan sejahtera serta memiliki misi yaitu
menyelenggarakan manajemen PNS berbasis kompetensi untuk mewujudkan PNS
serta pengendalian data PNS.
yang profesional dan sejahtera. 4) Tersedianya acuan data PNS bagi instansi dan pihak yang terkait dalam
2) Peraturan Kepala BKN Nomor 22 Tahun 2007 tentang Nomor Identitas PNS. rangka peningkatan layanan kepegawaian secara efektif, efisien dan terpadu,
3) Peraturan Kepala BKN Nomor 43 Tahun 2007 tentang Tata Cara Permintaan, seperti layanan pembayaran gaji, asuransi kesehatan, tabungan pensiun,
Penetapan dan Penggunaan Nomor Identitas PNS. tabungan perumahan, dsb.
4) Peraturan Kepala BKN Nomor 7 Tahun 2008 tentang Kartu PNS Elektronik.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kartu PNS Elektronik (KPE) 43 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kartu PNS Elektronik (KPE) 44
E. BENTUK DAN WARNA X. DOKUMEN TATA NASKAH KEPEGAWAIAN
Gambar 1. Desain Tampak Muka KPE Gambar 2. Desain Tampak Belakang KPE
A. PENGERTIAN
1) Tata naskah kepegawaian adalah sistem penyimpanan dan pemeliharaan
surat / keputusan di bidang kepegawaian yang dikeluarkan/ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang yang disusun secara teratur, tertib, dan terus
menerus dalam media yang ditetapkan sesuai dengan keperluan.
2) Jadwal Retensi Arsip adalah Daftar sebagaimana dimaksud Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 34 Tahun 1979, Pasal 4 ayat 3, yaitu
daftar berisi sekurang-kurangnya jenis arsip beserta jangka waktu
KPE dibuat dengan warna dasar kuning dalam bentuk persegi panjang dengan ukuran penyimpanannya sesuai dengan nilai kegunaannya dan dipakai sebagai
sebagai berikut : pedoman penyusutan arsip
1) Panjang 85,60 mm 3) Berkas Perseorangan adalah arsip yang tercipta dalam rangka perjalanan
2) Lebar 53,98 mm karier orang perseorangan, pegawai di Lembaga-lembaga Negara dan Badan-
3) Tebal 0,7 mm badan Pemerintah
Bagian depan KPE berlatar belakang peta wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia 4) Arsip Dokumentasi Kepegawaian adalah informasi mengenai perkembangan
yang diatasnya terdapat : karier Pegawai Negeri Sipil yang disusun berdasarkan Arsip Dokumentasi
1) Gambar burung Garuda Pancasila
Kepegawaian dari instansi yang bersangkutan
2) Tulisan BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
5) Jadwal Retensi Arsip Kepegawaian PNS dan Pejabat Negara, merupakan satu
3) Tulisan KARTU PNS ELEKTRONIK (KPE)
4) Microchip warna kuning emas kesatuan yang tidak terpisahkan. Digunakan sebagai pedoman penyusutan
5) Nama, NIP, dan foto pemilik KPE arsip yang berkaitan dengan Arsip Kepegawaian PNS dan Pejabat Negara di
Tempat dan tanggal ditetapkannya KPE. Dalam microchip memuat data elektronik pemilik lingkungan Lembaga-lembaga Negara dan Badan-badan Pemerintah Pusat
KPE antara lain : data kepegawaian, sidik jari, data keluarga , nama jabatan. dan Daerah.
Aplikasi yang dibangun dlm KPE ini digunakan untuk mengakses informasi tentang :
1) Tabungan Perumahan B. DASAR HUKUM
2) Asuransi Kesehatan
1) UU No. 7 Tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan pokok kearsipan
3) Tabungan Hari Tua dan Pensiun
4) Keuangan/Perbankan
2) Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1979 Tentang Arsip
5) Fasilitas layanan lainnya Bagian Belakang KPE memuat : 3) Keputusan Bersama Kepala ARNAS dan Kepala BAKN No. 02 Tahun 2000
a. Logo dari pihak-pihak yang terkait program KPE dan No. 22 Tahun 2000 tentang Jadwal Retensi Arsip Kepegawaian Pegawai
b. Magnetic Stripe ( Swipe Contact) Negeri Sipil dan Pejabat Negara.
c. Pengumuman atau himbauan berkaitan dengan KPE
d. Tulisan BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA (BKN), alamat, dan nomor telp. C. PENGELOLAAN ARSIP KEPEGAWAIAN
F. MEKANISME PENGAJUAN REVISI KPE Dilaksanakan dalam rangka meningkatkan pentingnya dokumen/berkas tata naskah /
1) Data yang tercantum pada Petikan SK Konversi NIP harus sudah Benar. arsip Kepegawaian PNS sebagai salah satu sumber informasi manajemen
2) Setiap usulan revisi KPE, harus dilampiri dengan : kepegawaian yang dapat membentuk citra positif arsip/tata naskah kepegawaian.
a. Fotocopy Petikan SK Konversi NIP Fungsi ketersediaan dokumen tata naskah kepegawaian antara lain sebagai:
b. Fotocopy SK CPNS 1) Bukti fisik yang disusun secara kronologis sejak seorang PNS menjadi pegawai
c. Fotocopy SK PNS sampai dengan purna tugas
d. Fotocopy SK Kepangkatan terakhir 2) Instrumen yuridis jika terjadi sengketa pegawai
e. Fotocopy Ijazah Terakhir (bagi PNS yang mengajukan revisi Nama dan/atau 3) Bukti akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
tanggal lahir)

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kartu PNS Elektronik (KPE) 45 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Dokumen Tata Naskah Kepegawaian 46
Dalam rangka menyusun dokumen tata naskah kepegawaian yang baik, setiap c. Kenaikan Gaji Berkala
pengelola arsip kepegawaian, diharapkan perlu : d. Kenaikan Pangkat/Golongan/Jabatan
1) Menjaga kerapihan penyimpanan; e. Pengangkatan dan Pemberhentian dalam Jabatan Struktural/Fungsional
2) Menjaga kebersihan tempat penyimpanan; 7) Administrasi Pegawai
3) Menjadi Petugas yang terampil dan terdidik; a. Surat Perintah/Surat Tugas/SK Perjalanan Dinas (DN dan LN)
b. Dokumentasi Identitas Pegawai, meliputi : Pembuatan Karpeg, Karis/Karsu
4) Menciptakan sistem arsip yang mudah dalam penyimpanan dan mudah
dan Bukti diri/NIP, Taspen, Keanggotaan organisasi, Profesi Kedinasan
menemukan kembali;
(KORPRI,Dharma Wanita,Koperasi, MSI, Arsiparis, dll), Keanggotaan
5) Menjaga keamanan arsip, melaksanakan fumigasi, dan lainnya sebagaimana
Parpol/LSM ORMAS/KP4/LP2P
ketentuan pengamanan dokumen arsip umum/lainnya.
c. Cuti Diluar Tanggungan Negara; dan Cuti lainnya.
Pengelolaan dokumen / berkas tata naskah (takah) PNS, hendaknya, dilaksanakan 8) Kesejahteraan Pegawai, meliputi : Layanan Beras/Pakaian Dinas; Layanan
secara konvensional maupun elektronik. Saat ini Di BKD sedang dilaksanakan Pemeliharaan; Kesehatan Pegawai; Layanan Asuransi Pegawai; Layanan
penataan ulang tata naskah (takah) seluruh Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Tabungan; Perumahan; Bantuan Dinas/Layanan Bantuan Sosial; Layanan
Pemerintah Kabupaten Magelang.Takah-takah yang berisi dokumen dan arsip Olahraga dan Rekreasi.
kepegawaian masing-masing PNS yang disusun berdasarkan urutan tertentu dan 9) Proses Pemberhentian Pegawai/Pensiun
nomor urutan tersebut di-entry-kan/dikoneksikan dengan database kepegawaian 10) Keputusan Pemberhentian Pegawai/Pensiun
untuk mempermudah pencarian dan penyusunan katalog takahnya. 11) Perselisihan/Sengketa Kepegawaian
12) Pemberian Tanda Jasa/Penghargaan
D. JENIS ARSIP KEPEGAWAIAN 13) Data Kepegawaian
1) Formasi Pegawai 14) Dokumentasi Kepegawaian
2) Penerimaan Pegawai, meliputi : Pengumuman, Seleksi administrasi, 15) Berkas Perorangan Pegawai Negeri Sipil
Pemanggilan peserta test, Pelaksanaan ujian tertulis, Keputusan hasil ujian, E. KELENGKAPAN DOKUMEN TATA NASKAH KEPEGAWAIAN
Wawancara/Litsus, Penetapan Tahap akhir PERSEORANGAN
3) Pengangkatan Pegawai, meliputi :
1) Lamaran
a. Usulan Pengangkatan CPNS/PNS, yaitu : Berkas lamaran diterima, Surat
2) Nota Persetujuan Kepala BKN (Persetujuan NIP)
Keterangan hasil penelitian/screening, Berkas usulan CPNS/PNS
3) Pengangkatan CPNS, terdiri atas : SK dan Pernyataan melaksanakan tugas;
b. SK Kolektif
4) Hasil Pengujian Kesehatan;
c. SK Perseorangan
5) Pengangkatan PNS, terdiri atas : SK PNS dan Berita Acara Sumpah/janji PNS;
4) Pembinaan Karir Pegawai :
6) Daftar Riwayat Hidup;
a. Diklat/Kursus/Magang/Tugas Belajar/Ujian Dinas/Izin Belajar Pegawai,
7) Kartu Pegawai (KARPEG);
meluputi : Surat Perintah/Surat Tugas/SK/Surat Izin, Laporan Kegiatan,
8) Kartu istri/Suami (KARIS/KARSU);
STTPL Diklat
9) Kartu Peserta Taspen;
b. Peninjauan Masa Kerja
10) Kartu Pegawai Elektronik (KPE);
c. DP3
11) Tanda Peserta Asuransi, terdiri atas : Kartu Peserta dan keluarga Askes;
d. Penetapan Angka Kredit
12) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP 3) dari pertama sampai terakhir;
e. Disiplin Pegawai : Daftar Hadir, Rekap Hadir, Catatan Pelanggaran.
13) Kenaikan Gaji Berkala dari pertama sampai dengan terakhir;
5) Penyelesaian Pengelolaan Keberatan Pegawai
14) Surat Pengangkatan/Pemberhentian ke/dari Jabatan (Struktural/Fungsional):
6) Mutasi Pegawai, meliputi :
a. Surat Pernyataan Pelantikan.
a. Alih Tugas / Diperbantukan / Dipekerjakan, yaitu : Usulan, Nota
b. Surat Pernyataan Menduduki Jabatan.
Persetujuan c. Berita Acara, Naskah Pelantikan, Surat Pernyataan Pelantikan, dsb.
b. Mutasi Keluarga (Nikah, Anak, Cerai), yaitu : Surat Nikah/Cerai, Akte d. SK/Petikan SK Pengangkatan / Pemberhentian Jabatan Struktural /
Kelahiran Anak Fungsional

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Dokumen Tata Naskah Kepegawaian 47 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Dokumen Tata Naskah Kepegawaian 48
15) Surat Keputusan Kenaikan Pangkat mulai dari pertama sampai terakhir; XI. BUKU PENJAGAAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN
16) Surat Keputusan Hukuman Disiplin dan Berita Acara Pemeriksaan;
17) Surat Keterangan Hasil Penelitian Khusus; 1) Daftar Kepemilikan Kartu Tunjangan Pensiun (TASPEN)
18) Surat Keputusan Peninjauan Masa Kerja; 2) Daftar Nama Pejabat Struktural
19) Perbantuan pada Instansi lain, terdiri : SK Perbantuan Kepala Daerah 3) Daftar Nama Pejabat Fungsional
Otonom/Instansi Lain dan SK Penarikan kembali dari perbantuan. 4) Daftar Cuti Pegawai Negeri Sipil
20) Surat Keputusan dipekerjakan pada Instansi; 5) Buku Penjagaan Kenaikan Pangkat (KP) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
21) Surat Keputusan Perpindahan Wilayah Kerja; 6) Buku Penjagaan Kenaikan Gaji Berkala (KGB) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
22) Surat Keputusan Perpindahan Antar Instansi; 7) Daftar Kepemilikan Kartu Istri / Suami (KARIS / KARSU)
23) Surat Keputusan tanda Kehormatan/jasa/Penghargaan; 8) Daftar Kepemilikan Kartu Pegawai Negeri Sipil (KARPEG)
24) Surat Keputusan Cuti Di Luar Tanggungan Negara (CLTN) dan SK 9) Daftar Kepemilikan Kartu Asuransi Kesehatan (ASKES)
Persetujuan/Penugasan Kembali Cuti diluar Tanggungan Negara; 10) Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah
25) Salinan Ijazah Pendidikan Umum /Kedinasan/ Kursus dalam dan Luar Negeri : 11) Buku Catatan Pensiun dan Realisasinya
a. Pendidikan Umum dari tingkat terendah sampai dengan terakhir 12) Buku Catatan Pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Pendidikan /Latihan Struktural yang pernah diikuti 13) Buku Daftar Pegawai yang Mengikuti Diklat
c. Pendidikan/latihan Fungsional (diisi sesuai diklat yang sudah di ikuti); 14) Buku Daftar Pegawai yang Mengikuti Tugas Belajar
d. Pendidikan/Latihan Teknis (diisi sesuai diklat teknis yang sudah di ikuti);
15) Buku Daftar Pegawai yang Mengikuti Tugas - Tugas Lainnya
26) Surat Tugas/ijin Belajar Dalam/Luar Negeri;
16) Buku Induk Pegawai Negeri Sipil (PNS)
27) Data / Mutasi keluarga PNS, yang terdiri dari : Laporan Perkawinan, Laporan
Kelahiran Anak, Surat Kematian Istri/Suami/Anak, Surat Izin
Perceraian/Perkawinan, Surat Keputusan Penggantian Nama;
28) Pemberhentian dari & Pengangkatan kembali dalam jabatan organik, terdiri :
a. SK Pembebasan dari Jabatan Organik karena menjadi Pejabat Negara,
b. SK Pengangkatan Pemberhentian Sebagai Pejabat Negara,
c. Izin Menjadi anggota Partai Politik,
d. Penolakan Permintaan izin menjadi anggota Partai Politik,
e. Pencabutan izin menjadi anggota Partai Politik,
f. Pengaktifkan kembali dari pemberhentian sementara;
29) Laporan dan Surat Peningkatan Pendidikan/kursus;
30) Inpassing bagi gaji maupun jabatan;
31) Penetapan Angka Kredit/fungsional;
32) Pas foto berwarna ukuran 4 x 6 cm 2 (dua) lembar;
33) Nomor Pokok Wajib Pajak PNS;
34) Surat Ijin Bepergian ke Luar Negeri
35) SK Pernyataan Hilang dan SK Kembalinya PNS yang Dinyatakan Hilang;
36) SK Meninggal Dunia/Hilang;
37) Surat Keputusan Pemberhentian Sementara/uang tunggu;
38) Surat Keputusan Pemberhentian Pensiun atau SK Pemberhentian sebagai PNS;
F. JADWAL RETENSI ARSIP KEPEGAWAIAN PNS DAN PEJABAT NEGARA
Jadwal Retensi Arsip Kepegawaian PNS dan Pejabat Negara adalah sebagaimana
tercantum dalam lampiran Keputusan Bersama Kepala ANRI dan Kepala BKN No. 02
Tahun 2000 dan No. 22 Tahun 2000 tentang Jadwal Retensi Arsip Kepegawaian
Pegawai Negeri Sipil dan Pejabat Negara.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Dokumen Tata Naskah Kepegawaian 49 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Buku Penjagaan Administrasi Kepegawaian 50
XII. PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL e. Pelamaran
f. Pelaksanaan penyaringan
A. PENGERTIAN g. Pengangkatan menjadi CPNS sampai pengangkatan menjadi PNS
2) Penghitungan Biaya
Dalam penjelasan PP 98 Tahun 2000 tentang Pengadaan PNS, dijelaskan bahwa :
Dalam perencanaan pengadaan PNS selain harus memperhitungkan
Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang lowong.
penyediaan anggaran gajinya, juga sekaligus diperhitungkan biaya yang
Lowongannya formasi dalam suatu organisasi pada umumnya disebabkan oleh dua
diperlukan untuk menyelenggarakan pengadaan PNS.
hal, yaitu adanya Pegawai Negeri Sipil yang berhenti, pensiun dan meninggal dunia
atau adanya perluasan organisasi Perencanaan pengadaan PNS dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
Karena pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi yang lowong, Pengadaan PNS hanya diperkenankan dalam batas formasi yang telah
maka Pengadaan dilaksanakan atas dasar kebutuhan, baik dalam arti jumlah dan ditetapkan dengan memprioritaskan:
mutu pegawai maupun kompetensi jabatan yang diperlukan.
1) Pegawai pelimpahan/penarikan dari Departemen/LPND/Pemerintah
Pengadaan PNS harus didasarkan atas syarat-syarat objektif yang telah ditentukan, Daerah yang kelebihan pegawai
dan tidak boleh didasarkan atas jenis kelamin, suku, agama, ras, golongan atau 2) Siswa / mahasiswa ikatan dinas setelah lulus dari pendidikannya
daerah. 3) Tenaga medis dan paramedis yang telah selesai melaksanakan masa bakti
sebagai pegawai tidak tetap
B. DASAR HUKUM
2. Pengumuman
1) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok kepegawaian
Setiap kegiatan pengadaan pegawai harus diumumkan seluas-luasnya melalui media
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 tahun 1999
masa yang tersedia dan atau bentuk lainnya yang mungkin digunakan sehingga
2) PP Nomor 98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan PNS, sebagaimana telah
kegiatan tersebut diketahui umum. Disamping itu untuk memberikan kesempatan
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2002
yang luas kepada setiap WNI untuk mengajukan lamaran, juga memberikan lebih
3) Keputusan kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002 Tanggal 17 Juni 2002
banyak kemungkinan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk memilih
4) Peraturan MENPAN dan RB Nomor 197 Tahun 2012 Tentang Kebijakan
calon PNS yang cakap dalam melaksanakan tugas yang akan dibebankan kepadanya.
Pengadaan CPNS Bagi Jabatan Yang Dikecualikan Dalam Penundaan
Sementara Penerimaan CPNS. Pengumuman tersebut harus dilakukan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
5) Peraturan Kepala BKN Nomor 9 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan sebelumnya tanggal penerimaan lamaran. Dalam pengumuman tersebut
Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil dicantumkan antara lain:
1) Jumlah dan jenis jabatan yang lowong
C. PERENCANAAN, PENGUMUMAN, PERSYARATAN DAN PELAMARAN
2) Kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan
Dalam lampiran 1 Keputusan Kepala BKN Nomor 11 Tahun 2002, 3) Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar
disebutkan bahwa : 4) Alamat dan tempat lamaran diajukan
1. Perencanaan 5) Batas waktu pengajuan lamaran
6) Waktu dan tempat seleksi
Perencanaan pengadaan Pegawai Negeri Sipil, antara lain meliputi: 7) Lain - Lain yang dipandang perlu.
1) Penjadwalan kegiatan, antara lain meliputi: 3. Persyaratan
a. Inventarisasi lowongan jabatan yang telah ditetapkan dalam formasi
serta syarat jabatannya Syarat yang harus dipenuhi oleh setiap pelamar adalah:
b. Pengumuman akan dilaksanakannya pengadaan PNS 1) Warga Negara Indonesia. Apabila diragukan tentang kewarganegaraan
c. Penyiapan materi ujian seorang pelamar, maka harus dimintakan bukti kewarganegaraannya, yaitu
d. Penyiapan sarana dan prasarana yang diperlukan Putusan Pengadilan Negeri yang menetapkan ybs sebagai warga negara.
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengadaan Pegawai Negeri Sipil 51 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengadaan Pegawai Negeri Sipil 52
Apabila seorang WNI berganti nama, harus dimintakan pula surat pernyataan 1) Foto copy STTB/Ijazah yang disyahkan oleh pejabat yang berwenang
ganti nama yang dikeluarkan oleh Bupati / Walikota yang bersangkutan. 2) Kartu tanda pencari kerja dari Dinas Tenaga Kerja
2) Berusia serendah-rendahnya 18 (delapan belas) tahun dan setinggi-tingginya 3) Pas photo menurut ukuran dan jumlah yang ditentukan
35 (tiga puluh lima) tahun.
Usia seorang pelamar ditentukan berdasarkan tanggal kelahiran yang D. PENYARINGAN
tercantum dalam STTB/Ijazah yang digunakan sebagai dasar pengangkatan
1. Pemeriksaan Administratif
3) Tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap, karena melakukan suatu Setiap surat lamaran yang diterima diperiksa dan diteliti sesuai dengan persyaratan
tindak pidana kejahatan. Dalam ketentuan ini tidak termasuk bagi mereka yang telah ditentukan dalam pengumuman. Pemeriksaan tersebut dilakukan secara
yang dijatuhi hukuman percobaan fungsional oleh pejabat yang diserahi urusan kepegawaian. Surat lamaran yang tidak
4) Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau memenuhi syarat dikembalikan kepada pelamar disertai dengan alasan-alasannya,
tidak dengan hormat sebagai PNS / anggota TNI/ anggota Kepolisian Negara sedangkan yang memenuhi syarat disusun dalam daftar untuk memudahkan
atau diberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai Swasta. pemanggilan.
5) Tidak berkedudukan sebagai calon/Pegawai Negeri 2. Panitia Ujian
Seorang yang berkedudukan sebagai Calon/Anggota TNI dan Calon/Anggota
Kepolisian negara tidak dapat diterima untuk menjadi CPNS Untuk melaksanakan ujian penyaringan, pejabat pembina kepegawaian dengan surat
6) Mempunyai pendidikan, kecakapan, keahlian dan ketrampilan yang keputusan membentuk panitia ujian yang sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dengan
diperlukan susunan :
7) Berlakuan baik, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Berkelakuan Baik 1) seorang ketua merangkap anggota
dari kepolisisan setempat 2) seorang sekretaris merangkap anggota dan
8) Sehat jasmani dan rohani, yang dibuktikan dengan Surat Keterangan dari 3) seorang anggota
Dokter
9) Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah NKRI atau Negara lain yang Tugas panitia adalah:
ditentukan oleh pemerintah 1) menyiapkan dan mengumpulkan bahan ujian
10) Syarat lain yang ditentukan dalam persyaratan jabatan, termasuk syarat khusus 2) menentukan pedoman pemeriksaan dan penilaian ujian
yang ditentukan instansi ybs. 3) menentukan tempat dan jadwal ujian
Pengangkatan CPNS pada prinsipnya tidak boleh melebihi 35 (tiga puluh lima) 4) menyelenggarakan ujian
tahun. Pengangkatan sebagai CPNS dapat dilakukan bagi yang melebihi batas 35 5) memeriksa dan menilai hasil ujian
(tiga puluh lima) tahun dengan ketentuan: 6) menyampaikan hasil ujian kepada pejabat kepegawaian yang disusun
berdasarkan nilai tertinggi sampai yang terendah
1) Telah mengabdi kepada instansi pemerintah baik pusat mauupun daerah 7) membuat laporan secara tertulis kepada pejabat kepegawaian
sekurang-kurangnya 5 tahun secara terus menerus sebelum PP 11 Tahun 2002
yang ditetapkan tanggal 17 April 2002 3. Materi Ujian
2) Masih melaksanakan tugas pada instansi tersebut Materi ujian disusun sedemikian rupa sehingga pelamar yang akan diterima benar-
3) Pengangkatan tersebut dilakukan berdasarkan kebutuhan khusus dan dilakukan benar mempunyai kecakapan, keahlian dan ketrampilan yang diperlukan. Adapun
secara selektif serta tidak boleh melebihi usia 40 (empat puluh) tahun materi ujian meliputi:
1) Test kompetensi, yang disesuaikan dengan kebutuhan persyaratan jabatan. Tes
4. Pelamaran Kompetensi meliputi:
Setiap pelamar harus mengajukan surat lamaran yang ditulis dengan tulisan tangan a. Pengetahuan Umum
sendiri ditujukan kepada pejabat pembina kepegawaian instansi yang bersangkutan, b. Bahasa Indonesia
yang dilampiri: c. Kebijaksanaan Pemerintah

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengadaan Pegawai Negeri Sipil 53 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengadaan Pegawai Negeri Sipil 54
d. Pengetahuan Teknis, yaitu pengetahuan yang diperlukan untuk jabatan XIII. PENGANGKATAN MENJADI CPNS
yan bersangkutan atau syarat jabatan
e. Pengetahuan lainnya Pelamar yang ditetapkan diterima, wajib melengkapi dan menyerahkan kelengkapan
f. Penyusunan materi ujian harus didasarkan pada persyaratan jabatan administrasi kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau yang ditunjuk olehnya.
yang diperlukan Apabila salah satu kelengkapan administrasi tidak dipenuhi, maka yang bersangkutan
2) Psikotes, yang disesuaikan dengan kebutuhan persyaratan jabatan dan tidak dapat diangkat sebagai CPNS.
kemampuan instansi masing-masing. Psikotes dilakukan untuk mengetahui Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat/Daerah menyampaikan daftar pelamar yang
kepribadian, minat dan bakat bagi pelamar. dinyatakan lulus ujian penyaringan dan ditetapkan diterima untuk diangkat sebagai
4. Pemanggilan Pelamar Calon PNS kepada BKN untuk mendapat Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil.
Pelamar yang memenuhi syarat, dipanggil secara tertulis untuk mengikuti ujian Berdasarkan NIP PNS yang ditetapkan BKN, Pejabat Pembina Kepegawaian
penyaringan. Pemanggilan dilakukan secara fungsional oleh pejabat yang disertai menetapkan keputusan pengangkatan menjadi CPNS. Pengangkatan CPNS dilakukan
tugas urusan kepegawaian. Untuk menghindari keterlambatan atau tidak dalam tahun anggaran berjalan dan penetapannya tidak boleh berlaku surut. Yang
diterimanya surat penggilan tersebut, maka disamping pemanggilan dilakukan secara dimaksud dengan tahun anggaran yang berjalan yaitu berdasarkan formasi yang
tertulis, juga dilakukan dengan pengumuman melalui media massa ditetapkan tahun anggaran yang bersangkutan Penetapan berlakunnya
pengangkatan CPNS pada bulan berjalan yang bersangkutan tersebut, yaitu pada
5. Ujian
tanggal 1 (satu) bulan berikutnya setelah pemberian NIP. Dalam hal pemberian NIP
Dalam rangka menjamin objektifitas penyelenggaraan ujian penyaringan penerimaan dilakukan pada bulan terakhir tahun anggaran berjalan, maka pengangkatan sebagai
pegawai, maka ujian penyaringan dilaksanakan secara tertulis. Apabila diperlukan, CPNS berlaku mulai tanggal 1 bulan terakhir tahun anggaran yang bersangkutan.
dapat diadakan ujian lisan berupa wawancara, yang merupakan pelengkap dari
ujian tertulis. Bagi pelamar yang akan mengisi lowongan tertentu, diadakan ujian Selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan sejak diterimanya surat keputusan
ketrampilan, seperti operator komputer, pengemudi dsb. pengangkatan CPNS, yang bersangkutan wajib melapor pada satuan organisasi dan
melaksanakan tugasnya.
Selain ujian tertulis, ujian lisan dan ketrampilan, bagi pelamar yang akan mengisi
jabatan tertentu dapat diadakan ujian kepribadian (psikotes) 1. Golongan Ruang
Golongan ruang yang ditetapkan untuk pengangkatan sebagai CPNS adalah sbb:
6. Pengumuman Pelamar Yang Diterima
Pejabat Pembina Kepegawaian setelah menerima daftar nama dan nomor serta nilai 1) Golongan ruang I/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
ujian peserta dari Panitia Ujian, menetapkan pelamar yang dinyatakan diterima memiliki dan menggunakan STTB/Ijazah Sekolah Dasar atau yang setingkat
berdasarkan urutan nilai tertinggi sesuai dengan jumlah lowongan dan kualifikasi 2) Golongan ruang I/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
pendidikan yang tersedia. memiliki dan menggunakan STTB/Ijazah SLTP atau yang setingkat
3) Golongan ruang II/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
Pejabat Pembina Kepegawaian atau Pejabat lain mengumumkan nomor peserta memiliki dan menggunakan STTB/Ijazah SLTA, Diploma I atau yang setingkat
ujian yang ditetapkan diterima melalui media massa dan bentuk lainnya. Selain itu 4) Golongan II/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki
kepada pelamar yang diterima disampaikan pemberitahuan secara tertulis melalui dan menggunkan STTB/Ijazah SPGLB atau Diploma II
surat tercatat. Dalam pengumuman dan surat pemberitahuan tersebut, 5) Golongan II/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki
diinformasikan kapan, dimana, kepada pejabat mana, dan batas waktu untuk dan menggunakan STTB/Ijazah Sarjana Muda, Akademi atau Diploma III.
melapor bagi pelamar yang diterima. Apabila pelamar yang dipanggil sampai batas 6) Golongan III/a bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya memiliki
waktu yang ditentukan tidak melapor, maka dianggap mengundurkan diri. Batas dan menggunkan STTB/Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV
waktu melapor sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung mulai 7) Golongan ruang III/b bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
tanggal dikirimkannya surat pemberitahuan tersebut. memiliki dan menggunkan STTB/Ijazah Dokter, Apoteker dan Magister (S 2)
atau Ijazah lain yang setara
8) Golongan ruang III/c bagi yang pada saat melamar serendah-rendahnya
memiliki dan menggunkan STTB/Ijazah Doktor (S 3)
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengadaan Pegawai Negeri Sipil 55 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan menjadi CPNS 56
Ijazah lain yang setara dengan Ijazah Dokter, Apoteker dan Magister sebagaimana 4) Masa selama menjalankan kewajiban untuk membela negara, antara lain
dimaksud di atas adalah yang dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi yang bobot untuk sebagai Prajurit Wajib dan sukarelawan
memperolehnya setara dengan Ijazah Dokter, Apoteker dan Magister yang 5) Masa selama menjadi pegawai/karyawan Perusahaan milik pemerintah seperti
penetapan kesetaraannya dilaksanakan oleh menteri yang bertanggung jawab di BUMN dan BUMD
bidang Pendidikan Nasional.
Masa kerja yang diperhitungkan setengah adalah masa kerja sebagai
Ijazah sebagaimana dimaksud diatas adalah Ijazah yang diperoleh dari Sekolah atau pegawai/karyawan dari Perusahaan yang berbadan hukum di luar lingkungan Badan
Perguruan Tinggi Negeri dan /atau Ijazah yang diperoleh dari Sekolah atau pemerintah (termasuk Perusahaan swasta asing yang berbadan hukum) yang tiap kali
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi dan /atau telah mendapat ijin tidak kurang dari 1 (satu) tahun dan tidak terputus, dengan ketentuan bahwa masa
penyelenggaraan dari Menteri yang bertanggungjawab di bidang Pendidikan kerja tersebut diperhitungkan sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tahun
Nasional atau pejabat lain sesuai Peraturan perundangan yang berlaku
3. Masa Percobaan
Ijazah yang diperoleh dari Sekolah atau Perguruan tinggi di luar Negeri hanya dapat Masa selama menjadi CPNS merupakan masa percobaan. Lamanya sekurang-
dihargai bila telah diakui dan ditetapkan sederajat dengan Sekolah atau Perguruan kurangnya 1 (satu) tahun dan paling lama 2 (dua) tahun yang dihitung sejak tanggal
Tinggi Negeri di Indonesia oleh Menteri yang bertanggungjawab dibidang yang bersagkutan diangkat sebagai CPNS.
Pendidikan Nasional atau pejabat lain sesuai Peraturan perundangan yang berlaku
2. Penghasilan
Hak atas gaji CPNS adalah 80% (delapan puluh persen) dari gaji pokok PNS, mulai
berlaku pada tanggal yang bersangkutan secara nyata melaksanakan tugasnya yang
dinyatakan dengan surat pernyataan oleh Kepala Kantor atau satuan organisasi yang
bersangkutan. Surat pernyataan telah melaksanakan tugas dibuat oleh Kepala Kantor
atau satuan organisasi selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah yang bersangkutan
secara nyata telah melaksanakan tugas.
Selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah surat pernyataan telah melaksanakan
tugas dibuat, Pejabat Pembuat Daftar Gaji sudah mengajukan usul pembayaran gaji
kepada Kepala KPKN/Kas Daerah
CPNS yang penempatannya jauh dari tempat tinggalnya, sudah dianggap nyata
melaksanakan tugas sejak ia berangkat menuju ke tempat tugasnya yang dibuktikan
surat perintah perjalanan/penugasan dari pejabat yang berwenang.
Bila pada saat pengangkatan pertama CPNS telah mempunyai masa kerja maka
dapat diperhitungkan sebagai masa kerja untuk penetapan gaji pokok. Masa kerja
yang dapat diperhitungkan penuh untuk penetapan gaji pokok dalam pengangkatan
pertama adalah:
1) Masa selama menjadi Calon/Pegawai Negeri kecuali masa menjalankan CLTN
2) Masa selama menjadi pejabat Negara
3) Masa selama menjalankan tugas Pemerintahan, yang antara lain masa
penugasan sebagai:
a. Lokal staf pada perwakilan RI di luar negeri
b. Pegawai tidak tetap
c. Perangkat desa
d. Pegawai/tenaga pada Badan Inernasional
e. Petugas pada Pemerintahan lainnya yang penghasilannya dibebankan
pada APBN
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan menjadi CPNS 57 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan menjadi CPNS 58
XIV. PENGANGKATAN CPNS MENJADI PNS B. PEMBERHENTIAN CALON PNS
Calon PNS diberhentikan dengan hormat, apabila :
A. PROSES PENGANGKATAN CPNS MENJADI PNS 1) mengajukan permohonan berhenti
CPNS yang telah menjalankan masa percobaan diangkat menjadi PNS dalam jabatan 2) tidak memenuhi syarat kesehatan
dan pangkat tertentu dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian. 3) tidak lulus pendidikan dan pelatihan prajabatan
Pengangkatan tersebut ditetapkan apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut: 4) tidak menunjukkan kecakapan dalam melaksanakan tugas
5) menunjukkan sikap dan budi pekerti yang tidak baik yang dapat mengganggu
1) Setiap unsur penilaian prestasi kerja / DP 3 sekurang-kurangnya bernilai baik lingkungan pekerjaan
2) Telah memenuhi syarat kesehatan jasmani dan rohani untuk diangkat menjadi 6) dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang
PNS 7) menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik dan telah mengajukan surat
3) Telah lulus Pendidikan dan pelatihan Prajabatan permohonan berhenti secara tertulis kepada pejabat pembina kepegawaian
Tanggal mulai berlakunya keputusan pengangkatan menjadi PNS tidak boleh berlaku 8) 1 (satu) bulan setelah diterimanya keputusan pengangkatan Calon PNS tidak
surut. melapor dan melaksanakan tugas, kecuali bukan karena kesalahan yang
bersangkutan.
Calon PNS yang telah menjalankan masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun dan
telah memenuhi syarat untuk diangkat PNS, tetapi karena suatu sebab belum Calon PNS diberhentikan tidak dengan hormat, apabila :
diangkat menjadi PNS, maka hanya dapat diangkat menjadi PNS apabila alasannya
bukan karena kesalahan yang bersangkutan. Pengangkatan menjadi PNS Pusat bagi 1) Pada waktu melamar dengan sengaja memberikan keterangan atau bukti
CPNS Pusat yang menjalani masa percobaan lebih dari 2 (dua) tahun ditetapkan yang tidak benar. Yang dimaksud keterangan-keterangan atau bukti-bukti
oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara. Sedangkan bagi CPNS Daerah yang akan yang tidak benar dalam ketentuan ini adalah apabila keterangan tersebut
diangkat menjadi PNS Daerah yang menjalani masa percobaan lebih dari 2 (dua) mengakibatkan kerugian pada negara atau setelah diketahui kebnarannya
tahun ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian daerah Propinsi seharusnya tidak memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Calon PNS.
/Kabupaten/Kota setelah mendapat pertimbangan teknis dari Kepala Kantor 2) Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang sudah
Regional BKN. mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja melakukan
sesuatu tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan
Calon Pegawai Negeri Sipil yang tewas diangkat menjadi PNS terhitung mulai jabatan/tugasnya;
tanggal 1 (satu) pada bulan yang bersangkutan dinyatakan tewas. CPNS yang cacat 3) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat
karena dinas, yang oleh Team Penguji Kesehatan dinyatakan tidak dapat bekerja lagi 4) Menjadi anggota dan/atau pengurus patai politik tanpa mengajukan surat
dalam semua jabatan Negeri, diangkat menjadi PNS terhitung mulai tanggal 1 (satu) permohonan berhenti secara tertulis kepada pejabat pembina kepegawaian
pada bulan ditetapkannya surat keterangan Team Penguji Kesehatan, dan
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan diberikan hak-hak kepegawaian Pemberhentian Calon PNS ditetapkan dengan surat keputusan pejabat pembina
sesuai dengan perundangan yang berlaku. kepegawaian.

Pengangkatan menjadi PNS bagi CPNS yang tewas atau cacat karena dinas
ditetapkan dengan keputusan Kepala BKN/Kantor Regional BKN baik bagi CPNS
Pusat maupun Daerah (PP No 09 tahun 2003) C. PENGANGKATAN CPNS MENJADI PNS YANG TELAH MENJALANI MASA
PERCOBAAN LEBIH DARI DUA TAHUN
CPNS yang telah menjalani masa percobaan lebih dari 2 tahun dan telah memenuhi
syarat diangkat menjadi PNS, tetapi karena suatu sebab belum diangkat menjadi
PNS, maka hanya dapat diangkat menjadi PNS apabila alasannya bukan karena
kesalahan yang bersangkutan

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan CPNS Menjadi PNS 59 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan CPNS Menjadi PNS 60
Pengangkatan dari CPNS baik Pusat maupun CPNS Daerah yang akan diangkat XV. MUTASI ANTAR DAERAH/PINDAH WILAYAH KERJA (PWK)
menjadi PNS yang menjalani masa percobaan lebih 2 (dua) tahun ditetapkan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing setelah mendapat pertimbangan A. MEKANISME
teknis dari Kepala BKN
Salah satu jenis mutasi Pegawai Negeri Sipil adalah pindah wilayah kerja Perpindahan
Persyaratan : tugas dan / atau wilayah kerja tersebut meliputi:
1) Antar Departemen/ Lembaga;
1) SK CPNS 2) Antara Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen /Lembaga;
2) SPMT 3) Antar Daerah Propinsi;
3) STTPL Pra Jabatan 4) Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Kabupaten/kota Propinsi lainnya;
4) Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter Penguji/Team penguji Kesehatan 5) Antar Daerah kabupaten/Kota dalam satu Propinsi; atau
5) DP 3 6) Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Propinsi.
6) Ijazah Perpindahan PNS antar instansi dapat terbagi dalam rangka usaha penyebaran tenaga
7) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas atau Surat Penugasan ahli, untuk kepentingan dinas atau sebab lainnya
8) Pas Foto Hitam Putih 3 x 4 cm 1 Lembar. Prosedur perpindahan dengan pindah instansi, diatur sebagai berikut:
9) Blanko Nota Persetujuan dari Instansi (rangkap 5) 1) Perpindahan harus didasarkan atas persetujuan dari instansi asal dan instansi
penerima sesuai dengan kebutuhan;
2) Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi yang membutuhkan mengeluarkan surat
D. PERBAIKAN
persetujuan untuk menerima kepindahan PNS yang ditujukan kepada Pimpinan
Dalam proses penetapan nota persetujuan Kepala BKN, kemungkinan terjadi instansi asal PNS asal untuk mendapat persetujuan;
kesalahan penetapan, sehingga untuk memperbaiki nota persetujuan tersebut perlu 3) Apabila Pimpinan Instansi asal ybs. menyetujui, maka Pimpinan Instansi asal
diajukan perbaikan kepada Kepala BKN. membuat Surat Pernyataan Persetujuan
4) Berdasar Persetujuan Pimpinan Instansi asal, Instansi Penerima mengusulkan
kepada:
a) Kepala BKN untuk mendapatkan penetapan pemindahan:
i. Antar Departemen/Lembaga
ii. Antar Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen/Lembaga
iii. Antar Daerah Propinsi
iv. Antar Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah Kab/Kota Propinsi lainnya
b) Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi untuk mendapatkan
penetapan pemindahan:
i. Antar Kabupaten/Kota dalam satu Propinsi
ii. Antara Kabupaten/Kota dan daerah Propinsi
5) Berdasarkan Keputusan Kepala BKN atau Pejabat Pembina Kepegawaian
Daerah Propinsi tersebut, Pimpinan Instansi penerima menerbitkan surat
keputusan penempatan.
6) Persyaratan yang harus dipenuhi untk pengajuan SK PWK:
a) Surat pernyataan pindah instansi dari instansi dari instansi asal
b) Surat persetujuan dari instansi penerima
c) Surat rekomendasi dari Gubernur instansi penerima tentang kesanggupan
pembayaran gaji bagi PNS yang pindah
d) DP 3 terakhir

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Mutasi Antar Daerah/Pindah Wilayah Kerja 62


Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan CPNS Menjadi PNS 61 (PWK)
XVI. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI c. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada
pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat.
A. UMUM d. Menciptakan kesamaan Visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan
Untuk mewujudkan kepemerintahan dan pembangunan yang baik dan untuk tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya
menjawab tuntutan masyarakat, diperlukan sosok PNS yang mempunyai kepemerintahan yang baik.
kompetensi pendidikan dalam melaksanakan tugas.
E. JENIS DAN JENJANG
Dalam rangka meningkatkan kompetensi aparatur diperlukan peningkatan mutu
Diklat PNS terdiri dari 2 jenis:
profesionalisme, sikap pengabdian dan kesetiaan pada perjuangan bangsa dan
Negara, semangat persatuan dan kesatuan serta pengembangan wawasan - Diklat prajabatan
pengetahuan PNS melalui pendidikan formal maupun informal merupakan - Diklat dalam jabatan
bagian tak terpisahkan dari usaha pengembangan pegawai. 1. Diklat prajabatan
Diklat prajabatan merupakan diklat yang dipersyaratkan dalam pengangkatan
B. DASAR
CPNS menjadi PNS. Setiap CPNS untuk diangkat menjadi PNS wajib mengikuti
a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan lulus diklat prajabatan CPNS wajib diikut sertakan dalam diklat prajabatan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999; selambat-lambatnya 2 tahun setelah pengangkatannya sebagai CPNS.
b. PP Nomor 98 Tahun 2000 jo. PP Nomor 11 Tahun 2002;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003; Diklat prajabatan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dalam rangka
d. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 11 Tahun 2002; pembentukan wawasan kebangsaan, Kepribadian dan etika PNS, disamping
e. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2003 pengetahuan dasar tentang system penyelenggaraan pemerintah Negara,
Bidang tugas dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan
C. PENGERTIAN peranannya sebagai pelayan masyarakat.
Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) PNS adalah proses penyelenggaraan belajar Diklat prajabatan terdiri dari:
mengajar dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pegawai. a. Diklat Prajabatan Golongan I untuk CPNS berijazah SLTP kebawah;
Diklat mengandung dua fungsi yaitu peningkatan pengetahuan sekaligus b. Diklat Prajabatan Golongan II untuk CPNS berijazah SLTA sampai D-III;
menambah ketrampilan pegawai. c. Diklat Prajabatan Golongan III untuk CPNS berijazah Diploma IV/S-1
2. Diklat dalam jabatan
D. SASARAN DAN TUJUAN
Pendidikan dan Pelatihan dalam jabatan terdiri dari:
Sasaran Diklat PNS adalah terwujudnya PNS yang memiliki kompetensi yang
sesuai dengan persyaratan masing-masing jabatan. a. Diklat Kepemimpinan
Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan atau disingkat Diklatpim
Sedangkan tujuan Diklat adalah: dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur
a. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan dan sikap untuk alat pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural yang diemban.
melaksanakan tugas jabatan secara professional dengan dilandasi kepribadian Kompetensi dalam Pendidikan dan pelatihan kepemimpinan ini merupakan
dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi. salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi PNS yang diangkat dalam jabatan
b. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat struktural dalam rangka memenuhi kompetensi jabatannya disamping syarat-
persatuan dan kesatuan bangsa. syarat lain yang ditentukan.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pendidikan dan Pelatihan Pegawai 63 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pendidikan dan Pelatihan Pegawai 64
Oleh karena diklat ini ditujukan bagi mereka yang akan/sudah menduduki 1. Diklat teknis bidang umum/administrasi dan manajemen yaitu diklat
jabatan struktural, maka keikutsertaan PNS dalam diklat kepemimpinan yang memberikan keterampilan dan/atau penguasaan pengetahuan di
sifatnya selektif dan siikuti atas dasar penugasan, dan bukan merupakan bidang pelayanan teknis yang bersifat umum dan di bidang administrasi
fasilitas yang bersifat terbuka dan dapat diminta sebagai hak. dan manajemen dalam menunjang tugas pokok instansi yang
Hal ini disebabkan jabatan pada dasarnya merupakan penugasan dan bukan bersangkutan;
sesuatu yang dapat diminta. 2. Diklat teknis bidang substantif yaitu diklat yang memberikan
keterampilan dan/atau penguasaan pengetahuan teknis yang
Pendidikan dan Pelatihan kepemimpinan terdiri dari empat jenjang yaitu:
berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan tugas pokok instansi
a. Diklatpim Tingkat IV, yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon IV; yang bersangkutan.
b. Diklatpim Tingkat III, yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon III;
Bagi PNS yang belum memenuhi persyaratan kompetensi jabatan perlu
c. Diklatpim Tingkat II, yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon II;
mengikuti Diklat teknis yang bekaitan dengan persyaratan kompetensi jabatan
d. Diklatpim Tingkat I, yang dipersyaratkan untuk jabatan eselon I;
masing-masing.
Meskipun Diklatpim berjenjang, namun keikutsertaan PNS dalam Diklat
kepemimpinan tingkat tertentu tidak dipersyaratkan mengikuti Diklatpim
tingkat dibawahnya.

b. Diklat fungsional
Diklat Fungsional merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai
persyaratan kompetensi yang sesuai dengan jenis dan jenjang jabatan
fungsional masing-masing

Jenis dari jenjang diklat fungsional untuk masing-masing jabatan fungsional


tersebut ditetapkan oleh instansi pembina jabatan fungsional yang
bersangkutan.

Jenis dan jenjang diklat fungsional:

1. Diklat fungsional keahlian yaitu diklat yang memberikan pengetahuan


dan keahlian fungsional tertentu yang berhubungan langsung dengan
pelaksanaan tugas jabatan fungsional keahlian yang bersangkutan;
2. Diklat fungsional keterampilan yaitu diklat yang memberikan
pengetahuan dan keterampilan fungsional tertentu

c. Diklat teknis
Diklat Teknis merupakan diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan
kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS.

Kompetensi teknis yang dimaksud adalah kemampuan PNS dalam bidang-


bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing.

Jenis dan jenjang diklat teknis :

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pendidikan dan Pelatihan Pegawai 65 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pendidikan dan Pelatihan Pegawai 66
XVII. ADMINISTRASI BELAJAR kecakapan PNSD yang bersangkutan serta guna menunjang pelaksanaan
program kerja Pemerintah Daerah.
A. UMUM  Keterangan Belajar adalah keterangan yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang kepada CPNSD dalam hubungan dengan tugas dan kepentingan
Minat dan keinginan para PNS dan CPNS di Lingkungan Pemkab Magelang untuk
dinas untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang satu tingkat lebih tinggi
meningkatkan kapasitas dan kompetensinya melalui peningkatan pendidikan formal
dengan tingkat ijazah yang dijadikan dasar dalam penetapan pengangkatan
ke jenjang satu tingkat lebih tinggi atau pada jenjang yang sama semakin meningkat.
sebagai CPNSD, baik yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah maupun
Di sisi lain karena kedudukan dan jabatannya, PNS dan CPNS dituntut untuk
lembaga swasta dalam negeri dengan tujuan untuk mempertinggi mutu
senantiasa menyelenggarakan tugas pemerintahan yang diemban secara optimal.
kecakapan CPNSD yang bersangkutan serta guna menunjang pelaksanaan
Dengan pertimbangan guna terciptanya peningkatan kualitas dan profesionalitas program kerja Pemerintah Daerah.
sumber daya aparatur pemerintah daerah, jaminan kesinambungan penyelenggaraan  Keterangan Memiliki Ijazah adalah keterangan yang diberikan oleh pejabat
tugas-tugas pemerintahan yang diamanatkan kepada segenap PNSD dan PNSD agar yang berwenang kepada CPNSD/PNSD yang memiliki ijazah satu tingkat lebih
tertib administrasi kepegawaian, Bupati Magelang dengan Peraturan Bupati Nomor tinggi dari tingkat ijazah yang dijadikan dasar dalam pengangkatan sebagai
34 Tahun 2010 telah menetapkan Pedoman Tugas Belajar, Izin Belajar, Keterangan CPNSD atau dasar dalam pengangkatan sebagai PNSD bagi PNSD yang proses
Belajar, Keterangan Memiliki Ijazah dan Izin Penggunaan Gelar Akademik bagi pengangkatannya tanpa melalui tahap CPNSD.
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang.  Izin Penggunaan Gelar Akademik adalah izin yang diberikan oleh pejabat yang
berwenang dalam hubungan dengan tugas dan kepentingan dinas kepada
B. DASAR HUKUM PNSD yang memiliki ijazah satu tingkat lebih tinggi atau sama dengan tingkat
ijazah yang dijadikan dasar penetapan pangkat terakhir untuk menggunakan
1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2001 tentang Izin Belajar
gelar akademik dalam administrasi kepegawaian.
dan Ujian Penyesuaian KP PNS di Lingkungan Departemen Dalam Negeri;
2. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pemberian Izin Belajar, KP Penyesuaian Ijazah dan KP Reguler ke Pembina
D. SASARAN DAN TUJUAN
Golongan Ruang IV/a ke atas Bagi PNS di Lingkungan Pemprov Jawa Tengah; Sasaran pemberian administrasi belajar adalah untuk mewujudkan tertib administrasi
3. Peraturan Bupati Magelang No. 43 Tahun 2010 tentang tentang Pedoman Tu- pelaksanaan Tugas Belajar, Izin Belajar, Keterangan Belajar, Keterangan Memiliki
gas Belajar, Izin Belajar, Keterangan Belajar, Keterangan Memiliki Ijazah, dan Ijazah dan Izin Penggunaan Gelar Akademik bagi PNSD dan CPNSD Lingkungan
Izin Penggunaan Gelar Akademik Bagi PNS di Lingkungan Pemkab Magelang. Pemerintah Kabupaten Magelang.
Administrasi Belajar diberikan kepada PNSD/CPNSD dengan tujuan untuk
C. PENGERTIAN mencukupi kekurangan tenaga ahli dan/atau terampil yang berpengetahuan luas dan
 Tugas Belajar adalah tugas yang diberikan oleh pejabat yang berwenang mempertinggi mutu kecakapan PNSD/CPNSD guna menunjang pelaksanaan program
kepada PNSD/CPNSD dalam hubungan dengan tugas dan kepentingan dinas kerja pemerintah daerah dan/atau nasional.
untuk mengikuti pendidikan ke jenjang satu tingkat lebih tinggi, baik yang
diselenggarakan oleh lembaga pemerintah maupun lembaga swasta dalam E. JENIS ADMINISTRASI BELAJAR
dan/atau luar negeri dengan tujuan untuk mencukupi kekurangan tenaga ahli
a. Surat Rekomendasi Ijin Belajar/Tugas Belajar
dan/atau terampil yang berpengetahuan luas dan mempertinggi mutu
b. Surat Keputusan Tugas Belajar
kecakapan PNSD/CPNSD yang bersangkutan guna menunjang pelaksanaan
c. Surat Ijin Belajar
program kerja pemerintah daerah dan/atau nasional.
d. Surat Ijin Penggunaan Gelar Akademik
 Izin Belajar adalah izin tertulis yang diberikan oleh pejabat yang berwenang
e. Surat Keterangan Memiliki Ijazah
kepada PNSD dalam hubungan dengan tugas dan kepentingan dinas untuk
f. Surat Keterangan Belajar
melanjutkan pendidikan ke jenjang satu tingkat lebih tinggi atau pada jenjang
yang sama dengan tingkat ijazah yang dijadikan dasar dalam penetapan
pangkat terakhir, baik yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah maupun
lembaga swasta dalam negeri dengan tujuan untuk mempertinggi mutu
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Administrasi Belajar 67 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Administrasi Belajar 68
F. PERSYARATAN TEKNIS ADMINISTRASI BELAJAR ix. Surat pernyataan bersedia menanggung seluruh biaya pendidikan bagi
1. Surat Rekomendasi Ijin Belajar/Tugas Belajar (RIB/RTB) pendidikan tugas belajar yang bersifat urgen, khusus, langka dan dibiayai
sendiri oleh yang bersangkutan;
i. Surat Permohonan Rekomendasi seleksi Tugas Belajar dari PNS; x. Foto kopi dilegalisasi SK Pangkat terakhir.
ii. Surat Pengantar dari Atasan/Pimpinan SKPD; xi. Surat Keterangan Penyandang Dana selama Pendidikan.
iii. Foto kopi dilegalisasi DP3 dua tahun terakhir, dan bernilai baik;
iv. Surat pernyataan tidak sedang dalam proses penjatuhan hukuman 3. Surat Keterangan Ijin Belajar (KIB)
disiplin dan/atau menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat i. Surat Pengantar dari Atasan Langsung/Pimpinan SKPD;
ditandatangani oleh pimpinan SKPD; ii. Surat Permohonan Ijin Belajar dari yang bersangkutan;
2. Surat Keputusan Tugas Belajar (KTB) iii. Surat Rekomendasi Ijin Belajar dari BKD;
iv. Surat Keterangan diterima mengikuti pendidikan;
i. Syarat Ketentuan pangkat, masa kerja, usia dan program studi.. v. Surat Keterangan status penyelenggaraan dan proses pendidikan dari
a. Syarat Ketentuan Pangkat dan masa kerja. lembaga pendidikan;
1) telah menduduki pangkat paling rendah Pengatur Muda vi. Foto kopi ijin penyelenggaraan/akreditasi lembaga pendidikan;
golongan ruang II/a dan paling singkat telah 1 (satu) tahun vii. Foto kopi jadwal kegiatan akademik dari lembaga pendidikan;
dalam pangkat terakhir bagi PNSD yang akan diberikan tugas viii. Surat Keterangan uraian tugas dari pimpinan SKPD;
belajar pada jenjang pendidikan Diploma II (D2) atau Diploma ix. Surat Pernyataan memiliki kinerja baik dari pimpinan SKPD;
III (D3); x. Surat Pernyataan tidak akan menuntut penyesuaian ijazah;
2) telah menduduki pangkat paling rendah Pengatur golongan xi. Foto kopi SK Pangkat terakhir.
ruang II/c dan paling singkat telah 1 (satu) tahun dalam pangkat
terakhir bagi PNSD yang akan diberikan tugas belajar pada 4. Surat Keterangan Belajar (SKB)
jenjang pendidikan Diploma IV (D4) atau Sarjana Strata Satu i. Surat Pengantar dari Atasan Langsung/Pimpinan SKPD;
(S1); ii. Surat Permohonan Keterangan Belajar dari CPNS yang bersangkutan;
3) telah menduduki pangkat paling rendah Penata Muda iii. Surat Keterangan Kesesuaian antara Prodi/Jurusan dengan syarat
golongan ruang III/a dan paling singkat telah 1 (satu) tahun Jabatan;
dalam pangkat terakhir bagi PNSD yang akan diberikan tugas iv. Surat Keterangan status penyelenggaraan dan proses pendidikan dari
belajar pada jenjang pendidikan Sarjana Strata 2 (S2) atau lembaga pendidikan;
Sarjana Strata 3 (S3) atau Doktor; v. Foto kopi ijin penyelenggaraan/akreditasi lembaga pendidikan;
b. Syarat Ketentuan Usia dan program, sepanjang tidak diatur khusus vi. Foto kopi jadwal kegiatan akademik dari lembaga pendidikan;
oleh pemberi beasiswa, maka mempunyai ketentuan. vii. Surat Keterangan Lokasi KBM/Perkuliahan & jarak tempuh dengan
1) Usia paling tinggi 25 tahun untuk program Diploma II (D2), tempat tugas;
Diploma III (D3) dan Program Strata I (S1); viii. Jadwal KBM/Perkuliahan.
2) Usia 37 tahun untuk Program Strata II (S2); ix. Surat Keterangan uraian tugas dari Pimpinan SKPD;
3) Usia 40 tahun untuk Program Strata III (S3) atau setara. x. Surat Pernyataan tidak akan menuntut penyesuaian ijazah;
ii. Surat Permohonan Tugas Belajar dari pimpinan SKPD; xi. Foto kopi SK CPNSD.
iii. Surat Permohonan dari PNS/CPNS;
iv. Surat Rekomendasi dari Kepala BKD; 5. Surat Keterangan Memiliki Ijazah (SKMI)
v. Surat Keterangan diterima mengikuti pendidikan; i. Surat Pengantar SKMI dari Atasan Langsung/Pimpinan SKPD;
vi. Foto kopi dilegalisasi DP3 dua tahun terakhir, dan bernilai baik; ii. Surat Permohonan SKMI dari yang bersangkutan;
vii. Surat pernyataan tidak sedang dalam proses penjatuhan hukuman iii. Foto kopi dilegalisir Ijazah dan transkrip nilai;
disiplin dan/atau menjalani hukuman disiplin tingkat sedang atau berat iv. Foto kopi dilegalisir ijin penyelenggaraan/akreditasi;
ditandatangani oleh pimpinan SKPD; v. Surat Keterangan uraian tugas dari pimpinan SKPD;
viii. Surat keterangan uraian tugas dari Pimpinan SKPD; vi. Surat Pernyataan tidak akan menuntut penyesuaian ijazah;
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Administrasi Belajar 69 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Administrasi Belajar 70
vii. Foto kopi dilegalisir SK Pangkat terakhir. XVIII. UJIAN DINAS
viii. Foto kopi dilegalisir SK Jabatan terakhir.
ix. Surat Keterangan status penyelenggaraan dan proses pendidikan dari A. PENGERTIAN
lembaga pendidikan;
Setiap PNS yang akan naik pangkat ke dalam golongan yang lebih tinggi diharuskan
6. Surat Ijin Penggunaan Gelar Akademik (IPGA) menempuh dan lulus ujian dinas bagi mereka yang telah menduduki pangkat juru
i. Pengantar IPGA dari Pimpinan SKPD; Tingkat I golongan ruang I/d, Pengatur Tingkat I golongan ruang II/d dan Penata
ii. Permohonan IPGA dari yang bersangkutan; Tingkat I golongan ruang III/d sekurang-kurangnya 2 tahun dan tidak dalam
iii. Foto kopi dilegalisir ijazah dan transkrip akademik; keadaan diberhentikan sementara, menerima uang tunggu dan cuti diluar
iv. Foto kopi dilegalisir SKTB / SIB / SKB / SKMI; tanggungan negara.
v. Foto kopi dilegalisir DP-3 terakhir.
vi. Foto kopi dilegalisir SK Pangkat terakhir. B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;
2. Peraturan Pemerintahan Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2002;
3. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2002 tanggal
17 Juni 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintahan Nomor
99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002;
4. Surat Edaran Bersama Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara dan
Ketua Lembaga Administrasi Negara Nomor 12/SE/1981 dan Nomor
193/Seklan/8/1981 tentang Pelaksanaan Ujian Dinas.

C. KETENTUAN UJIAN DINAS


Sasaran Pelaksanaan Ujian Dinas Tingkat I adalah bagi PNS yang memiliki pangkat
Pengatur Tingkat I (II/d) sekurang-kurangnya telah 2 (dua) tahun dan Ujian Dinas
Tingkat II adalah bagi PNS yang memiliki pangkat Penata Tingkat I (III/d).
1. Ujian Dinas Tingkat I untuk kenaikan pangkat dari pengatur Tingkat I (II/d)
menjadi penata Muda (III/a);
2. Ujian Dinas Tingkat II untuk kenaikan pangkat dari Penata Tingkat I (III/d)
menjadi pembina (IV/a).
1. PNS yang dikecualikan dalam Ujian Dinas
a. Akan diberikan kenaikan pangkat karena telah menunjukan prestasi kerja
luar biasa baiknya;
b. Akan diberikan kenaikan pangkat karena menemukan penemuan baru yang
bermanfaat bagi negara;
c. Akan diberikan kenaikan pangkat pengabdian, karena ;
i. meninggal dunia;
ii. mencapai batas usia pensiun;
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Administrasi Belajar 71 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Ujian Dinas 72
iii. oleh tim penguji kesehatan dinyatakan cacat karena dinas. F. TANDA LULUS UJIAN DINAS
d. Telah mengikuti dan lulus Diklatpim, diantaranya; 1. kepada pegawai negeri sipil yang lulus ujian dinas diberikan tanda lulus ujian
i. Sepada/Adum/Sepala/Diklatpim tingkat IV untuk ujian dinas tk. I; dinas;
ii. Sepadya/Spama/Diklatpim tingkat III untuk ujian dinas tingkat II. 2. tanda lulus ujian dinas berlaku sepanjang pegawai negeri sipil yang
e. Telah memperoleh, diantaranya : bersangkutan belum naik pangkat.
i. ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV untuk ujian dinas tingkat I;
ii. ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, Magister (S2) dan ijazah lain yang
setara / Doktor (S3), untuk ujian dinas tk. I dan ujian dinas tingkat II.
f. Menduduki jabatan fungsional tertentu.
2. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta Ujian Dinas
a. Mengisi Biodata calon peserta rangkap 2 (dua).
b. Pas foto hitam putih sebanyak 5 (lima) lembar.
c. Fotocopy SK Pangkat terakhir masing-masing rangkap 2 (dua).
d. Foto copy SK Jabatan terakhir dan Berita Acara Pelantikan yang telah
dilegalisir oleh Kepala SKPD (khusus bagi calon peserta Ujian Dinas
Tingkat II).
e. Foto copy DP-3 terakhir yang telah dilegalisir oleh Kepala SKPD
f. Persyaratan peserta Ujian Dinas dimasukkan dalam stopmap warna
merah bagi peserta Ujian Dinas Tingkat I dan warna biru bagi peserta
Ujian Dinas Tingkat II.

D. MATERI
1. kebijakan negara, Pancasila, UUD 1945;
2. otonomi daerah;
3. Peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian;
4. pengetahuan perkantoran dan organisasi dan manajemen;
5. tugas pokok, fungsi, struktur organisasi dan tata kerja instansi;
6. bahasa Indonesia;
7. sejarah Indonesia;
8. visi dan misi pemerintah daerah.

E. PELAKSANAAN UJIAN DINAS


1. ujian dinas dilaksanakan sebelum pegawai negeri sipil yang bersangkutan
dipertimbangkan kenaikan pangkatnya ke dalam golongan yang lebih tinggi;
2. apabila ternyata pegawai negeri sipil yang bersangkutan tidak lulus dalam
ujian dinas tersebut, maka kepadanya diberikan kesempatan untuk ikut serta
dalam ujian dinas berikutnya pada tingkat yang sama.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Ujian Dinas 73 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Ujian Dinas 74
XIX. UJIAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH 5. Ijazah Sarjana (SI), Atau Ijazah Diploma IV dan masih berpangkat Pengatur
Tingkat I, golongan ruang II/d ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi
A. PENGERTIAN Penata Muda, golongan ruang III/a,
6. Ijazah Dokter, Ijazah Apoteker, Ijazah Magister (S2) atau ijazah lain yang
PNS yang telah memperoleh Ijazah / Surat Tanda Tamat Belajar, kenaikan
setara, dan masih berpangkat Penata Muda, golongan ruang, III/a ke bawah,
pangkatnya dapat disesuaikan melalui Kenaikan Pangkat Penyesuaian ijazah.
dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I, gol/ruang III/b,
Pegawai Negeri Sipil yang dapat diusulkan sebagai calon peserta ujian kenaikan 7. Ijazah Doktor (S3), dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I gol/ruang
pangkat penyesuian ijazah, adalah mereka yang telah lulus pendidikan dan III/b kebawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata, gol/ruang III/c.
memperoleh STTB/Ijazah akan tetapi masih berpangkat lebih rendah dari pangkat
yang ditentukan berdasarkan STTB/Ijazah yang diperolehnya.
Tabel Kepangkatan Penyesuaian Ijazah sesuai Perbup Nomor 35 Tahun 2010
B. DASAR HUKUM
Syarat Syarat
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian Golongan MK MK ikut Golongan
UKPPI
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; No STTB/Ijazah sekurang ikut usul PI Sasaran
2. Peraturan Pemerintahan Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat (psl.3) kurangnya Ujian (psl. 7) (psl.
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah (psl.4)
Nomor 12 Tahun 2002;
1 UKPPI SLTP I/b - 1 Th I/c
3. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2002 tanggal
17 Juni 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintahan Nomor 2 Tk.I SLTA/SLTA Kejuruan I/d 1 Th 2 Th II/a
99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002; /D1
4. Peraturan Bupati Magelang Nomor 35 Tahun 2010 tentang Pedoman Ujian
3 UKPPI Diploma II II/a - 1 Th II/b
Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah dan Kenaikan Pangkat Penyesuaian
Ijazah bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tk.II
Magelang
4 Sarjana Muda II/b - 1 Th II/c
C. SYARAT DAN KETENTUAN KENAIKAN PANGKAT PENYESUAIAN IJAZAH /Diploma III
Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh STTB/ljazah/Diploma /Akademi/Bakaloreat
Pegawai Negeri Sipi yang memperoleh :
5 UKPPI Sarjana/Diploma IV II/c 1 Th 2 Th III/a
1. Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau yang
Tk.III
setingkat dan masih berpangkat Juru Muda Tingkat I golongan ruang I/b ke
bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Juru golongan ruang I/c. 6 UKPPI S-2/Dokter/Apoteker III/a - 1 Th III/b
2. Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Diploma I
atau setingkat dan masih berpangkat Juru Tingkat I golongan ruang I/d ke 7 Tk.IV Doktor III/b - 1 Th III/c
bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Muda, gol/ruang II/a.
3. Surat Tanda Tamat Belajar/Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau
Diploma II dan masih berpangkat Pengatur Muda, gol/ruang II/a kebawah,
Ket : Memiliki masa kerja paling singkat 5 (lima) tahun terhitung sejak diangkat
dapat dinaikan pangkatnya menjadi Pengatur Muda Tingkat I, gol/ruang II/b,
sebagai CPNSD atau 2 (dua) tahun bagi PNSD yang pengangkatannya
4. Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi, atau Ijazah Diploma III, dan masih
tanpa melalui tahap CPNSD (pasal 7 ayat 2 point a).
berpangkat Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b ke bawah, dapat
dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur golongan ruang II/c,

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah 75 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah 76
1. Ketentuan Lain yang dipersyaratkan diantaranya XX. PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN
a. Ijazah sebagaimana dimaksud adalah ijazah yang diperoleh dari sekolah STRUKTURAL
atau perguruan tinggi negeri dan/atau ijazah yang diperoleh dari sekolah
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi dan/atau telah A. UMUM
mendapat izin penyelenggaraan dari Menteri yang bertanggung jawab Pengangkatan PNS dalam jabatan struktural antara lain dimaksudkan untuk
dibidang pendidikan nasional atau pejabat lain yang berdasarkan membina kareier PNS dalam jabatan struktural dan kepangkatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku berwenang persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang berlaku
menyelenggarakan pendidikan.
b. Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah diadakan pada jangka waktu Pengangkatan PNS dalam satu jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip
tertentu dengan mempertimbangan formasi yang tersedia serta kualifikasi profesionalisme sesuai dengan kompetensi, prestasi kerja, dan jenjang pangkat yang
pendidikan yang dibutuhkan. ditetapkan untuk jabatan itu serta syarat obyektif lainnya tanpa membedakan jenis
c. Kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil yang memperoleh Surat kelamin, suku, agama, ras atau golongan
Tanda Tamat Belajar/Ijazah/ Diploma dapat dipertimbangkan setelah
1. Dasar Hukum
memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Memiliki Surat Ijin Belajar atau Surat Keterangan Belajar atau Surat 1) Undang-undang No 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian
Keterangan Memiliki Ijazah. sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang No 43 Tahun 1999
2) Menduduki jabatan atau diberi tugas yang memerlukan 2) Peraturan Pemerintah No 100 Tahun 2000 Jo. Peraturan Pemerintah No. 13
pengetahuan atau keahlian sesuai dengan ijazah yang diperoleh; Tahun 2002
3) Lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah bagi PNSD yang 3) Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan,
menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional umum; Pemindahan dan Pemberhentian PNS
4) Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan pada Daftar 4) Keputusan Kepala BKN No. 13 Tahun 2002 Tanggal 17 Juni 2002
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) dalam 2 (dua) tahun 2. Pengertian
terakhir paling rendah bernilai baik;
5) Tidak dalam proses penjatuhan hukuman disiplin PNSD atau  Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab,
sedang dalam proses menjalani hukuman disiplin PNSD tingkat wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil;
sedang atau tinggi yang dibuktikan dengan surat keterangan  Jabatan Karier adalah jabatan struktural dan jabatan fungsional yang hanya
pejabat pembina kepegawaian SKPD. dapat diduduki oleh PNS;
6) Formasi pada SKPD tempat yang bersangkutan bekerja tersedia  Jabatan struktural adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,
untuk kenaikan pangkat tersebut. tanggungjawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam
7) Usul Kenaikan pangkat tersebut telah disetujui oleh Baperjakat. rangka memimpin suatu satuan organisasi negara
d. Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah berpedoman pada materi  Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas,
ujian penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil sesuai tingkat ijazah yang tanggungjawab, wewenang dan hak seorang PNS dalam suatu satuan
diperoleh dan substansi yang berhubungan dengan tugas pokoknya yang organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian
pelaksanaanya diatur lebih lanjut oleh instansi masing-masing. dan/atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri

B. PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN


Jabatan struktural hanya dapat diduduki oleh ereka yang bestatus sebagai PNS.
Calon Pegawai Negeri Sipil tidak dapat diangkat dalam jabatan struktural. Anggota
Tentara Nasional Indonesia dan Anggota Kepolisian Negara hanya dapat diangkat
dalam jabatan struktural apabila telah beralih status menjadi PNS, kecuali ditentukan
lain dalam peraturan perundangan.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 78


Manajemen Administrasi Kepegawaian | Ujian Kenaikan Pangkat Penyesuaian Ijazah 77 Jabatan Struktural
b. Pelaksanaan Pengangkatan
Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon I dilingkungan instansi pusat
Eselon dan jenjang pangkat jabatan struktural sesuai PP Nomor 13 Tahun 2002
ditetapkan dengan keputusan Presiden setelah mendapat pertimbangan tertulis
JENJANG PANGKAT GOLONGAN RUANG dari Komisi Kepegawaian Negara. Sedangkan pengangkatan dalam jabatan
NO ESELON TERENDAH TERTINGGI struktural eselon II kebawah pada Instansi pusat ditetapkan Pejabat Pembina
PANGKAT GOL/RU PANGKAT GOL/RU Kepegawaian Pusat setelah mendapat pertimbangan dari Baperjakat Instansi
1 I.A Pembina Utama Madya IV/d Pembina Utama IV/e Pusat.
2 I.B Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama IV/e
Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon I di propinsi (Sekda) ditetapkan
3 II.A Pembina Utama Muda IV/c Pembina Utama IV/d
Madya Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi setelah mendapat persetujuan
4 II.B Pembina Tingkat I IV/b Pembina Utama Muda IV/c Pimpinan DPRD Propinsi, setelah sebelumnya dikonsultasikan secara tertulis
5 III.A Pembina IV/a Pembina Tingkat I IV/b kepada Menteri Dalam Negeri sedangkan pengangkatan dalam jabatan
6 III.B Penata Tingkat I III/d Pembina IV/a Struktral eselon II kebawah ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
7 IV.A Penata III/c Penata Tingkat I III/d Daerah Propinsi setelah mendapat pertimbangan dari Baperjakat Instansi
8 IV.B Penata Muda Tingkat I III/b Penata III/c Daerah Propinsi
9 V Penata Muda III/a Penata Muda Tkt I III/b
Pengangkatan dalam jabatan struktural eselon II ke bawah di Kabupaten/Kota,
ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten / Kota
Penetapan organisasi Eselon V secara selektif, dengan memperhatikan: setelah mendapat pertimbangan dari Baperjakat Instansi Daerah
Kabupaten/Kota. Khusus untuk pengangkatan Eselon II dan Sekretaris Daerah
1) kebutuhan organisasi; Kabupaten/Kota setelah mendapat persetujuan dan terlebih dahulu
2) rentang kendali; dikonsultasikan secara tertulis kepada Gubernur.
3) kondisi geografis
4) karakteristik tugas pokok dan fungsi jabatan yang berhubungan langsung Dalam setiap keputusan tentang pengangkatan dalam jabatan struktural, harus
dengan pelayanagn kepada masyarakat dicantumkan nomor dan tanggal pertimbangan Baperjakat, eselon dan
besarnya tunjangan jabatan struktural
1. Pengangkatan
c. Pelantikan
a. Persyaratan PNS yang diangkat dalam jabatan struktural, termasuk PNS yang menduduki
Persyaratan PNS yang akan diangkat dalam jabatan struktural, antara lain: jabatan struktural yang diangkatkan eselonnya, selambatnya 30 hari sejak
1. Berstatus Pegawai Negeri Sipil; penetapan pengangkatan wajib dilantik dan diambil sumpahnya oleh pejabat
2. Serendah-rendahnya memiliki pangkat satu tingkat dibawah jenjang yang berwenang. Demikian juga yang mengalami perubahan nama jabatan
pangkat yang ditentukan aau perubahan fungsi dan tugas jabatan maka PNS yang bersangkutan dilantik
3. Memiliki kualifikasi dan tingkat pendidikan yang ditentukan dan diambil sumpahnya kembali
4. Semua unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun terakhir
5. Memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan d. Pendidikan dan Pelatihan
6. Sehat jasmani dan rohani PNS yang akan atau telah menduduki jabatan struktural harus mengikuti dan
lulus Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) sesuai dengan kompetensi yang
Selain persyaratan tersebut, Pejabat Pembina Kepegawaian perlu ditetapkan untuk jabatan tersebut. Artinya, PNS dapat diangkat dalam jabatan
memperhatikan faktor: struktural meskipun yang bersangkutan belum mengikuti dan lulus Diklatpim.
1. Senioritas dalam kepangatan Namun demikian untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan dan
2. Usia menambah wawasan, maka kepada PNS yang bersangkutan tetap diharuskan
3. Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Jabatan untuk mengikuti dan lulus Diklatpim yang dipersyaratkan kompetensi jabatan
4. Pengalaman struktural dimaksud.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 79 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 80
Jabatan Struktural Jabatan Struktural
PNS yang telah memenuhi persyaratan kompetensi jabatan struktural tertentu 2. Pimpinan Instansi penerima menghubungi Pimpinan Instansi asal PNS asal
dapat diberikan sertifikat sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh untuk mendapat persetujuan;
instansi Pembina dan Instansi Pengendali serta dianggap telah mengikuti dan 3. Sebelum Pimpinan Instansi penerima menghubungi Pimpinan Instansi asal
lulus Diklatpim yang ditentukan untuk jabatan tersebut. terlebih dahulu harus mendapat pertimbangan dari Baperjakat
4. Apabila Pimpinan Instansi asal ybs menyetujui, maka pimpinan Instansi asal
PNS yang menduduki jabatan struktural dapat diangkat dalam jabatan
membuat Surat Pernyataan Persetujuan
struktural setingkat lebih tinggi apabila sekurang-kurangnya telah dua tahun
5. Perpindahan dalam jabatan dilakukan berdasarkan pesetujuan antara
dalam jabatannya, kecuali pengangkatan dalam jabatan struktural yang
Pimpinan Instansi asal dan Pimpinan Instansi Penerima
menjadi wewenang Presiden.
6. Berdasar persetujuan Pimpinan instansi asal, Instansi Penerima mengusulkan
2. Perpindahan kepada:
a. Kepala BKN untk mendapat penetapan perpindahan;
Untuk kepentingan dinas dan dalam rangka memperluas pengalaman, kemampuan
i. Antar Dpartemen/Lembaga
dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, diselenggarakan perpindahan
ii. Anara Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen /Lembaga
tugas dan/atau perpindahan wilayah kerja, khususnya bagi pejabat struktural eselon
iii. Antar Daerah Propinsi
III ke atas. Perpindahan bagi pejabat eselon III keatas tersebut dimaksudkan bahwa
iv. Antara Daerah Kab/Kota dan Daerah Kab/Kota Propinsi lainnya
Pejabat eselon III ke atas tersebut adalah jabatan yang memimpin suuatu satuan
b. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi untuk mendapat
organisasi tertentu, seperti Kepala Kantor/Badan/Dinas Kabupaten/Kota, Kepala
penetapan pemindahan:
Kantor/Badan/Dinas Propinsi serta Sekretasi Daerah Kabupaten/Kota/Propinsi dsb.
i. Antar Kabupaten/Kota dalam satu Propinsi
Perpindahan tugas dan/atau wilayah kerja tersebut meliputi: ii. Antara Kabupaten/kota dan Daerah Propinsi
7. Berdasarkan Keputusan Kepala BKN atau Pejabat Pembina Kepegawaian
1. Antar Departemen/Lembaga;
Daerah Propinsi tersebut, Pimpinan Instansi penerima menerbitkan surat
2. Antara Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota dan Departemen/lembaga;
keputusan pengangkatan dalam sruktural
3. Antar Daerah Propinsi;
4. Antara Daerah Kab/Kota dan Daerah Kabupaten/kota Propinsi lainnya; Dalam hal perpindahan jabatan struktural bukan merupakan pindah instansi tetapi
5. Antar Daerah Kabupaten/Kota dalam sat propinsi; atau hanya dipekerjakan, maka keputusan pengangkatan dalam jabatan struktural
6. Antara Daerah Kabupaten/Kota dan Daerah propinsi; dilakukan oleh instansi yang membutuhkan setelah menerima persetujuan pindah
dari instansi asal.
Perpindahan jabatan dapat dilakukan secara:
Dalam hal perpindahan jabatan struktural sifatnya diperbantukan, maka keputusan
1. Horizontal, yaitu perpindahan jabatan struktural dalam eselon yang sama
dalam jabatan struktural dilakukan oleh instansi yang membutuhkan setelah
2. Vertikal, yaitu perpindahan dari eselon yang lebih rendah ke eselon yang
menerima persetujuan pindah dari instansi asal untuk menjamin pembinaan karier
lebih tinggi
yang sehat, pada prinsipnya tidak diperbolehkan perpindahan jabatan struktural dari
3. Diagonal, yaitu perpindahan dari jabatan struktural ke dalam jabatan
eselon yang lebih tinggi kedalam eselon yang lebih rendah.
fungsional atau sebaliknya
3. Pemberhentian
Perpindahan jabatan struktural antar instansi dalam rangka usaha penyebaran tenaga
ahli atau untuk kepentingan dinas dilakukan dengan cara pindah instansi, Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dari jabatan struktural karena:
dipekerjakan, atau diperbantukan. 1. Mengundurkan diri dari jabatan
Prosedur perpindahan jabatan struktural dengan pindah instansi diatur sbb: 2. Mencapai batas usia pensiun
3. Diberhentikan sebagai PNS
1. Perpindahan jabatan harus didasarkan atas persetujuan dari instansi awal 4. Diangkat dalam jabatan struktural lainnya atau jabatan fungsional
dan instansi penerima sesuai dengan kebutuhan jabatan; 5. Cuti di luar tanggungan negara, kecuali cuti diluar tanggungan negara
karena persalinan

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 81 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 82
Jabatan Struktural Jabatan Struktural
6. Tugas belajar lebih dari 6 bulan XXI. KOMISI KEPEGAWAIAN NEGARA DAN BAPERJAKAT
7. Adanya perampingan organisasi pemerintah
8. Tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan rohani A. PEMBENTUKAN
9. Hal lain yang ditetapkan perundangan yang berlaku
Untuk membantu Presiden dalam merumuskan kebijaksanaan manajemen PNS dan
Pemberhentian PNS dari jabatan struktural ditetapkan dengan keputusan pejabat memberikan pertimbangan tertentu, dibentuk Komisi Kepegawaian Negara (KKN).
yang berwenang setelah melalui pertimbangan Komisi Kepegawaian Pembentukan KKN dimaksudkan untuk menjamin kualitas dan objektifitas
Negara/Baperjaka disertai alasan yang jelas atas pemberhentiannya pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS dalam dan dari pejabat
struktural eselon I di lingkungan Instanmsi Pusat dan jabatan lain yang
PNS yang meninggal dunia dianggap telah diberhentikan dari jabatan strukturalnya. pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya menjdi wewenang Presiden.
4. Perangkapan Jabatan Sebelum KKN terbentuk pertimbangan pengangkatan, pemindahan dan
Untuk optimalisasi kinerja, disiplin dan akuntabilitas pejabat struktural serta pemberhentian PNS dalam dan dari jabatan struktural eselon I dilakukan
menyadari akan keterbatasan kemampuan manusia, PNS yang menduduki jabatan berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Untuk menjamin
struktural tidak dapat menduduki jabatan rangkap, baik dengan jabatan struktural kwalitas dan objektifitas pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS dalam
lain maupun jabatan fungsional. dan dari jabatan srtuktural eselon II ke bawah, dibentuk Badan pertimbangan
Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat). Baperjakat terdiri dari:
Rangkap jabatan hanya diperbolehkan apabila ketentuan perangkapan jabatan
tersebut diatur dengan Undang-undang atau peraturan pemerintah 1. Beperjakat Instansi Pusat, yang dibentuk PPK Pusat
2. Baperjakat Instansi Daerah Propinsi, yang dibentuk PPK Propinsi
5. Ketentuan Lain Lain
3. Baperjakat Instansi daerah Kabupaten/Kota, yang dibentuk Pejabat
PNS yang diangkat dalam jabatan struktural setelah berlakunya PP 100 tahun 2000 Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota
dan pangkatnya masih 2 (dua) tingkat atau lebih dibawah jenjang pangkat dalam
jabatan yang ditentukan, keputusan dalam jabatan struktural tersebut dinyatakan B. KENGGOTAAN
tidak sah dan harus dibatalkan.
Susunan keanggotaan KKN adalah tersiri dari 2 (dua) Anggota Tetap yang
PNS yang diangkat dalam jabatan struktural yang tingkat eselon jabatannya tidak berkedudukan sebagai Ketua dan Sekretaris Komisi, serta 3 (tiga) Anggota Tidak
sesuai dengan eselon jabatan yang telah ditetapkan, keputusan pengangkatan dalam tetap yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden
jabatan struktural tersebut dinyatakan tidak sah dan harus dibatalkan.
Ketua dan Sekretaris Kmisi Kepegawaian secara ex officio dijabat oleh Kepala dan
Wakil Kepala BKN.
Susunan Kenggotaan Baperjakat terdiri dari:
1. Seorang ketua merangkap anggota
2. Paling banyak 6 orang anggota
3. Seorang sekretaris
Ketua dan Sekretaris Baperjakat Instansi Pusat adalah pejabat eselon I dan pejabat
eselon II yang secara fungsional bertanggungjawab di bidang kepegawaian dengan
anggota pejabat eselon I lainnya. Bagi Instansi Pusat yang hanya terdapat satu
pejabat eselon I, Ketua dan Sekretaris Baperjakat adalah pejabat eselon II dan
pejabat eselon III yang secara fungsional bertanggungjawab di bidang kepegawaian
dengan anggota pejabat eselon II.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 83


Jabatan Struktural Manajemen Administrasi Kepegawaian | Komisi Kepegawaian Negara dan BAPERJAKAT 84
Ketua Baperjakat Instansi Daerah Propinsi adalah Sekretaris Daerah Propinsi dengan XXII. TUNJANGAN JABATAN
anggota para pejabat eselon II dan Sekretarisdijabat oleh pejabat eselon III yang
membidangi kepegawaian. A. PEMBAYARAN
Ketua Baperjakat Instansi Daerah Kabupaten/Kota adalah Sekretaris Daerah PNS yang diangkat dalam jabatan struktural berhak mendapat tunjangan jabatan
Kabupaten/Kota dengan anggota para pejabat eselon II dan Sekretaris dijabat oleh struktural setiap bulan, yang diberikan terhitung mulai tanggal satu bulan berikutnya
pejabat eselon III yang membidangi kepegawaian. setelah pelantikan.

Untuk menjamin objektifitas dan kepastian dalam pengambilan keputusan, anggota


B. PENGHENTIAN
Baperjakat ditetapkan dalam jumlah ganjil
Pembayaran tunjangan struktural dihentikan muai bulan berikutnya sejak PNS :
Masa keanggotaan Baperjakat paling lama 3 tahun dan dapat diangkat kembali
untuk masa kenggotaan berikutnya. Dalam hal Ketua Baperjakat Insansi Pusat dan 1. Diberhentikan dari jabatan struktural
Daerah kosong, maka Pejabat Pembina Kepegawaian menunjuk salah seorang 2. Diberhentikan sementara
anggota yang senior untuk menjadi ketua. 3. Menjalani cuti diluar tanggungan negara
4. Dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan
C. TUGAS yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja
melakukan suatu tindak
Komisi Kepegawaian Negara bertugas memberikan pertimbangan kepada Presiden 5. Menjalani cuti besar
dalam:
PNS yang diberhentikan dari jabatan strukturalnya karena belajar lebih dari
1. Merumuskan kebijaksanaan umum kepegawaian; 6 (enam) bulan, dihentikan pembayaran tunjangan jabatan strukturnya terhitung
2. Merumuskan kebijaksanaan penggajian dan kesejahteraan PNS;
mulai bulan berikutnya setelah yang bersangkutan dihentikan dari jabatannya.
3. Memberikan pertimbangan dalam pengangkatan, pemindahan dan
pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural tertentu yang menjadi
C. PEMBAYARAN KEMBALI
wewenang Presiden.
Tunjangan jabatan struktural bagi PNS yang telah selesai menjalankan cuti bersama
Baperjakat Insansi Pusat dan Baperjakat Instansi Daerah Propinsi Kabupaten.Kota diluar tanggungan negara karena persalinan dan cuti besar, dibayarkan kembali
bertugas memberikan pertimbangan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian dalam: terhitung mulai tanggal 1 (satu) bulan berikutnya PNS yang bersangkutan telah aktif
1. Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan melaksanakan tugas yang dinyatakan dengan surat pernyataan dari pejabat yang
struktural eselon II kebawah berwenang.
2. Pemberian kenaikan pangkat bagi yang menduduki jabatan truktural, Pembayaran kembali tunjangan jabatan struktural bagi PNS yang diberhentikan
menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya, atau menemukan sementara, dilakukan sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku.
penemuan baru yang bermanfaat bagi negara
3. Perpanjangan batas usia pensiun bagi PNS yang menduduki jabatan D. TUNJANGAN JABATAN STRUKTURAL BAGI PNS YANG JABATANNYA
struktural eselon I dan eselon II MENGALAMI PERUBAHAN ESELON
4. Pengangkatan Sekretaris Propinsi/Kabupaten/Kota
Apabila terjadi perubahan tingkat eselon suatu jabatan, maka pejabat yang
berwenang harus menetapkan surat keputusan pengangkatan dalam jabatan
strukturan PNS yang bersangkutan sesuai dengan jenjang eselon yang baru sebagai
dasar pembayaran tunjangan jabatan.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Komisi Kepegawaian Negara dan BAPERJAKAT 85 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Tunjangan Jabatan 86
XXIII. PEMBERHENTIAN DARI DAN PENGAKTIFAN KEMBALI DALAM 1) Perbantuan PNS khusus untuk mengisi jabatan pimpinan yang telah
JABATAN ORGANIK dipersamakan eselonnya
2) Perbantuan PNS atas permintaan Lembaga Internasional dengan persetujuan
A. PENGAKTIFAN KEMBALI atas penunjukan Pemerintah RI
3) Perbantuan Dosen atau Guru pada Yayasan/Perguruan Swasta
Pengaktifan kembali adalah mutasi mengenai pengaktifan kembali Pegawai Negeri 4) Perbantuan karena perluasan/penyederhanaan organisasi
Sipil yang untuk sementara waktu dibebaskan dari organisasinya
Pengaktifan kembali Pegawai Negeri Sipil tersebut antara lain: D. PENGAKTIFAN KEMBALI PEGAWAI NEGERI SIPIL MENJADI KEPALA
DESA
1) Pegawai Negeri Sipil setelah selesai menjalani CLTN
2) Pegawai Negeri Sipil yang menjadi Pejabat negara Pegawai Negeri yang diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan dari jabatan
3) Pegawai Negeri Sipil yang diangkat menjadi Kepala Desa organiknya selama menjadi Pejabat Negara tanpa kehilangan statusnya sebagai
Pegawai Negeri
B. PENGAKTIFAN KEMBALI PNS SETELAH SELESAI MENJALANI CLTN Pegawai Negeri Sipil yang telah selesai menjalankan tugasnya sebagai Kepala Desa
PNS setelah menjalankan CLTN wajib melaporkan diri kepada instansi induknya diperkerjakan kembali di instansi tempatnya bekerja semula.
untuk ditempatkan kembali apabila ada lowongan
Persyaratan:
Pimpinan Instansi yang menerima laporan adanya PNS yang selesai menjalani CLTN
1) Salinan sah Surat Keputusan dalam pangkat terakhir
wajib: 2) Surat ijin untuk menjadi Kepala Desa dari Pimpinan Instansi yang
1) Menempatkan dan mempekerjakan kembali bersangkutan
2) Bila tak ada lowongan melaporkan ke BKN untuk kemungkinan disalurkan 3) Salinan sah Surat Keputusan pengangkatan sebagai Kepala Desa
ke instansi lain 4) Salinan sah Surat Keputusan pemberhentian sebagai Kepala Desa dari Pejabat
3) Bila tidak memungkinkan ditempatkan di tempat lain, atas dasar Yang Berwenang
pemberitahuan dari BKN tersebut Pimpinan Instansi Induk memberhentikan
PNS ybs dari jabatan karena kelebihan pegawai
4) Penempatan kembali Pegawai Negeri Sipil yang selesai CLTN ditetapkan
dengan SK PYB setelah mendapat persetujuan Ka BKN
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk permintaan Nota Pertimbangan Pengaktifan
kembali
1) Surat Pengantar dari PYB
2) Blanko pengaktifan kembali dari CLTN (rangkap 5)
3) Nota permohonan CLTN maupun perpanjangan CLTN
4) Salinan SK Kenaikan Pangkat terakhir
5) Surat Nikah

C. PERBANTUAN PNS PADA INSTANSI SWASTA BUMN/BUMD ATAU


LEMBAGA-LEMBAGA INTERNASIONAL
PNS yang diperbantukan pada instansi swasta, BUMN/BUMD atau lembaga-lembaga
internasional dihentikan/dibatasi, kecuali :

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pemberhentian dari dan Pengaktifan Kembali 87 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pemberhentian dari dan Pengaktifan Kembali 88
dalam Jabatan Organik dalam Jabatan Organik
XXIV. PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN B. DASAR HUKUM
FUNGSIONAL 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;
A. LATAR BELAKANG 2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 Tentang Peraturan Gaji Pegawai
Kedudukan manusia dalam organisasi sangat penting dan menentukan. Disamping Negeri Sipil sebagaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan
sebagai aset utama dari rganisasi, sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2011;
penentu dari keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Bahkan suatu keunggulan 3. Peraturan Pemerintah Tahun 16 Tahun 1994 Tentang Jabatan Fungsional
konpetitif akan mungkin sekali dapat dicapai mealui pengelolaan SDM yang baik. Pegawai Negeri Sipil Jo Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010;
Oleh karena itu sangat mudah bagi suatu organisasi untuk mengelola SDM-nya 4. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang
secara baik dan benar. Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil;
5. Keputusan Presiden RI Nomor 87 Tahun 1999 Tentang Rumpun Jabatan
Dalam organisasi negara, peranan dan kedudukan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat Fungsional Pegawai Negeri Sipil
strategis. PNS merupakan unsur Aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan
pelayanan kepaa masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam C. JABATAN FUNGSIONAL
penyelenggaraan tugas Negara, pemerintah, dan pembangunan. Kelancaran
Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggungjawab,
penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan nasional terutama tergantung dari
wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang
kesempurnaan Aparatur Negara dan kesempurnaan Aparatur Negara tergantung dari
dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan/atau ketrampilan
kesempurnaan PNS.
tertentu serta bersifat mandiri. Pejabat fungsional pada hakekatnya adalah seorang
Dengan kedudukan yang penting dan strategis tersebut, maka PNS perlu yang mempunyai tanggungjawab hasil pelaksaan tugas dan kewenangan
dikelola/dimanage, dan dibina sehingga mampu bekerja secara optimal. Salah satu pelaksanaan tugas secara mandiri. Didalam pelaksanaan tugas pejabat fungsional
bentuk dari pembinaan Pegawai Negeri Sipil adalah pembinaan kariernya. tidak mutlak harus bekerja sendiri, namun bisa dibantu pejabat fungsional yang lain,
hanya tanggungjawab hasil pelaksanaan tugas dan kewenangan pelaksanaan tugas
Pembinaan karier yang baik adalah salah satu sendi organisasi yang baik, karena
tetap melekat pada pejabat fungsional terebut.
dengan system pembinaan karier yang baik dan dilaksanakan dengan baik pula akan
dapat menimbulkan kegairahan bekerja, dan rasa tanggungjawab dari seluruh Jabatan fungsional dapat dikategorikan menjadi dua yaitu Jabatan Fungsional
pegawai. (H. Nainggolan 1985) Ketrampilan dan Jabatan Fungsional Keahlian.
Dalam rangka pembinaan karier Pegawai Negeri Sipil tidak dapat dipisahkan dari 1. Jabatan Fungsional Ketrampilan
pengangkatan mereka dalam satu jabatan, disamping masalah kenaikan pangkat dan Jabatan Fungsional Ketrampilan adalah jabatan fungsional yang pelaksanaan
Pendidikan dan Pelatihan. Namun demikian masalah promosi dalam jabatan yang tugasnya (PP 16 Tahun 1994 Jo PP 40/2010 ttg Jabatan Fungsional PNS)
sering mendapat sorotan.
1. Mensyaratkan kualifikasi teknis professional dan/atau penunjang
Pada masa sekarang ini. Kesempatan organisasi untuk mengembangkan kareier professional dengan pendidikan serendah-rendahnya Sekolah Menengah
PNSnya melalui jalur promosi dalam jabatan sangat terbatas. Hal ini disebabkan Umum atau Sekolah Menengah Kejuruan dan setinggi-tingginya setingkat
adanya kecnderunagn organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan kinrja melalui Diploma III
upaya penyemitan struktur organisasi, atau sering diebut “miskin struktur kaya 2. Meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan penerapan
fungsi”. Oleh karena itu maka jalur yang menungkinkan untuk suatu fungsional, konsep atau metoda operasional dari suatu bidang profesi
yaitu dengan cara membuka jabatan fungsional yang sesuai dengan yugas pokok dan 3. Terikat pada etika perofesi tertentu yang ditetapkan, Jabatan fungsional
fungsi dari organisasi yang bersangkutan. profesinya
Berdasarkan penilaian bobot jabatan fungsional, Jabatan fungsional
ketrampilan terdiri empat jenjang, yaitu:

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 89 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 90
Jabatan Fungsional Jabatan Fungsional
1. Penyelia : Gol.III/c-III/d awalnya rumpun jabatan pendidikan hanya terdiri dari dosen dan guru. Namun
2. Pelaksana Lanjutan : Gol.III/a-III/b karena tingkat kompleksitas kegiatan di bidang pendidikan timbul kebutuhan
3. Pelaksana : Gol.II/b-II/d fungsional baru seperti ahli kurikulum, ahli pengujian dan sebagainya (penjelasan PP
4. Pelaksana Pemula : Gol.II/a 16 Tahun 1994). Dapat pula terjadi pengembangan jabatan dari spesialisasi kearah
sub spesialisasi.
2. Jabatan Fungsional Keahlian
Jabatan Fungsional keahlian adalah jabatan fungsional yang pelaksanaan Penetapan jabatan fungsional dalam suatu unit organisasi dimungkinkan sepanjang
tugasnya: jabatan fungsional tersebut sesuai dengan tugas dan fungsi dari organisasi yang
bersangkutan.
1. Mensyaratkan kualifikasi professional dnan pendidikn serendah-rendahnya
berijazah sarjana (Strata 1); E. PENGANGKATAN JABATAN FUNGSIONAL
2. meliputi kegiatan yan berkaitan dengan penelitian dan pengembanagn,
Pengangkatan dalam jabatan fungsional dapat dibedakan menjadi :
peningkatan dan penerapan konsep dan teori sertametoda operasional dan
penerapan disiplin ilmu pengetahuan yang mendasari pelaksanaan tugas 1. Pengangkatan Pertama, yaitu pengangkatan untuk mengisi lowongan
dan fungsi jabatan fungsional jabatan fungsional yang bersangkutan; formasi melalui cpns.
3. terikat pada etika profesi tertentu yang ditetaokan oleh ikatan profesinya.
2. Pengangkatan Perpindahan, yaitu pengangkatan yg dilakukan melalui
Berdasarkan penilaian terhadap bobot penilaian jabatan fungsional, jabatan perpindahan dari jabatan struktural atau jabatan fungsional lain ke dalam
fungsional keahlian dibagi dalam empat jenjang yaitu: jabatan fungsional tertentu.
1. Utama : Gol.IV/c-IV/e 3. Pengangkatan karena inpassing/penyesuaian, yaitu Pengangkatan dalam
2. Madya : Gol.IV/a-IV/b jabatan fungsional bagi PNS yg pada saat Peraturan Menpan ditetapkan,
3. Muda : Gol.III/c-III/d telah dan masih melaksanakan tugas jabatan fungsional dimaksud.
4. Pertama : Gol.III/a-III/b
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengangkatan PNS dalam
Untuk menetapkan jenjang jabatan pada setiap jenis jabatan fungsional, baik jabatan jabatan fungsional antara lain:
fungsional keahlian maupun jabatan fungsional ketrampilan dilakukan melalui
evaluasi jabatan sesuai dngan faktor-faktor penilaian yang ditetapkan dengan 1. Berstatus PNS.
memperhatikan karakterisik jabatan yang bersangkutan. Jabatan fungsional hanya dapat diduduki oleh mereka yang berstatus sebagai
Jenjang jabatan keahlian dan ketrampilan mempunyai jalur jenjang jabatan yang PNS, sehingga bagi mereka yang masih berstatus sebagai Calon PNS belum bisa
berbeda dan mempunyai jenjang pangkat yang berbeda pula satu sama lain. diangkat dalam jabatan fungsional.
2. Pendidikan Formal
D. RUMPUN JABATAN FUNSIONAL
Untuk diangkat dalam jabatan fungsional, ada beberapa jabatan fungsional
Rumpun jabatan fungsional adalah himpunan jabatan fungsional keahlian dan/atau yang mempersyaratkan pendidikan formal untuk untuk pengangkatannya. Hal
jabatan fungsional ketrampilan yang mempunyai fungsi dan tugas yang berkaitan ini berkaitan dengan kategori dan jenjang jabatan fungsional yang akan
erat satu sama lain dalam melaksanakan salah satu tugas umum pemerintahan. didudukinya, baik dalam tingkatan ahli maupun terampil.
Menurut Keppres Nomor 87 Tahun 1999 ada 25 rumpun jabatan fungsional,yang
masing-masing diantara terdiri dari jabatan-jabatan fungsional yang jumlahnya 3. Diklat fungsional
kurang lebih dari 114 jabatan fungsional.
Untuk meningkatkan kompetensi PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional,
Jabatan-jabatan di dalam suatu rumpun jabatan tidak berdifat statis, tetapi dapat maka perlu diikutsertakan dalam Diklat Fungsional sesuai kompetensi yang
berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga dapat dibutuhkan.
terjadi pemerkayaan jabatan di dalam suatu rumpun jabatan. Sebagai contoh pada

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 91 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 92
Jabatan Fungsional Jabatan Fungsional
4. Usia Pejabat Fungsional dapat dibebaskan sementara dari jabatan fungsional,
apabila :
Pengangkatan PNS dalam jabatan fungsional harus mempertimbangkan usia,
sehingga potensi PNS tersebut masih bisa dikembangkan. a. Tidak Dapat Mengumpulkan Angka Kredit
b. Dijatuhi hukuman Disiplin.tingkat sedang atau berat berupa penurunan
5. Jenjang kepangkatan pangkat
Pengangkatan PNS dalam jabatan fungsional harus memperhatikan jenjang c. Diberhentikan sementara sebagai PNS
kepangkatan minimal untuk jabatan tersebut. d. Ditugaskan secara penuh diluar jabatan
e. Cuti diluar tanggungan negara
6. Penetapan PAK f. Tugas belajar lebih dari enam bulan
Untuk diangkat dalam jabatan fungsional harus ditetapkan angka kreditnya Pejabat Fungsional dapat diberhentikan dari jabatan fungsional, apabila :
dahulu.
a. 1 tahun sejak dibebaskan sementara tidak dapat mengumpulkan angka
Hal-hal yang berkaitan dengan pengangkatan dalam Jabatan Fungsional kredit yang ditentukan.
1. Pembentukan Jabatan Fungsional b. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat & telah mempunyai kekuatan
hukum tetap kecuali penurunan pangkat.
Pembentukan suatu jabatan fungsional dibuat dan diusulkan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian kepada Menteri yang bertanggungjawab di bidang 4. Kewajiban Pejabat Fungsional
Aparatur Negara. Pejabat fungsional mempunyai kewajiban (secara umum) untuk :
2. Pembinaan Jabatan Fungsional a. Untuk kelancaran penilaian & penetapan angka kredit wajib
Instansi Pembina Jabatan Fungsional adalah instansi yang menggunakan mencatat/menginventarisir seluruh kegiatan yg dilakukan
jabatan fungsional yang mempunyai bidang kegiatan sesuai dengan tugas b. Mengajukan usul penilaian dan penetapan angka kredit
pokok instansi tersebut atau instansi yang apabila dikaitkan dengan bidang c. Penilaian dan penetapan angka kredit sekurang-kurangnya 2 kali dalam 1
tugasnya dianggap mampu untuk ditetapkan sebagai pembina jabatan tahun yaitu 3 bulan sebelum periode kenaikan pangkat.
fungsional.
5. Tunjangan pejabat
Pembinaan jabatan fungsional meliputi penetapan dan pengendalian terhadap Pejabat yang berwenang membuat usulan besarnya pemberian tunjangan
standar profesi yang meliputi kewenangan penanganan, prosedur pelaksanaan jabatan fungsional dalam lingkungan setelah dikonsultasikan dengan Menteri
tugas dan metodologinya, termasuk didalamnya penetapan petunjuk teknisnya Keuangan, sesuai pangkat dan jenjang jabatan yang kemudian ditetapkan
3. Pengangkatan/Pembebasan/Pemberhentian dengan Keputusan Presiden (Keppres).
Setiap PNS yang diangkat dalam jabatan fungsional mendapatkan tunjangan
Pengangkatan pembebasan sementara dan pemberhentian PNS dalam jabatan
jabatan fungsional yang besarnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam
fungsional ditetapkan oleh pejabat yang berwenang mengangkat,
keppres tentang jabatan fungsional tersebut.
memindahkan dan memberhentikan PNS dengan memperhatikan kebutuhan
Tunjangan jabatan fungsional mulai dibayarkan mulai tanggal 1 bulan
organisasi.
berikutnya setelah PNS yang bersangkutan secara nyata melaksanakan tugas
Pengangkatan PNS dalam suatu jabatan fungsional disamping perlu sesuai dengan surat keterangan yang dikeluarkan pejabat yang berwenang.
mempertimbangkan lingkup tugas organisasi dengan rincian tugas jabatan Pembayaran tunjangan jabatan fungsional diberhentikan apabila:
fungsional, harus pula mempertimbangkan beban kerja yang ada yang a. Diberhentikan dari jabatan fungsional
memberi kemungkinan untuk pencapaian angka kredit bagi pejabat fungsional b. Berhenti sebagai PNS
yang bersangkutan. c. Diberhentikan sementara dari jabatan fungsional
d. Dijatuhi hukuman penjara atau hukuman kurungan berdasar keputusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 93 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 94
Jabatan Fungsional Jabatan Fungsional
e. Tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan e. Usul dari Pimpinan unit kerja
6. Penetapan Angka Kredit (Pembuat PAK) 9. Kenaikan Pangkat
Angka Kredit adalah Satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi PNS yang naik pangkat harus memenuhi angka kredit yang dipersyaratkan
nilai butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat fungsional yangdigunakan sesuai jumlah yang dipersyaratkan untuk jenjang jabatan fungsional tersebut.
sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dalam jabatan, kenaikan jabatan PNS yang menduduki jabatan fungsional dapat dinaikkan pangkatnya, apabila
dan pangkat. memenuhi ketentuan :
Pembentukan jabatan fungsional harus mempertimbangkan sistim kenaikan a. Sekurang-kurangnya telah dua tahun dalam pangkat terakhir.
pangkat sesuai jabatan fungsional dimaksud, yaitu apakah harus dengan angka b. Telah mencapai angka kredit kumulatif yg ditentukan (PAK)
kredit, siapa yang berwenang menetapkan angka kredit dsb. Berkaitan dengan c. DP-3 bernilai baik setiap unsurnya
hal tersebut, maka Tim Penilai Angka Kredit harus dibentuk oleh Pejabat yang d. Usul dari Pimpinan unit kerja
Berwenang
Untuk kenaikan Pangkat dalam jenjang Jabatan yang lebih tinggi, dapat
Pembentukan Tim Penilai Angka Kredit, diatur sebagai berikut :
dipertimbangkan apabila kenaikan jabatannya telah ditetapkan oleh pejabat
a. Tim Penilai Pusat ditetapkan oleh pemimpin instansi Pembina jabatan
yang berwenang (saat ini baru diberlakukan pada jabatan-jabatan tertentu)
fungsional. yang dimaksud instansi jabatan Pembina jabatan fungsional
adalah instansi yang menggunakan jabatan fungsional yang mempunyai 10. Alih Jenjang
bidang kegiatan sesuai dengan tugas pokok instansi tersebut atau instansi Alih Jenjang dari Terampil ke Ahli dapat dipertimbangkan bagi pejabat
yang apabila dikaitkan dengan bidang tugasnya dianggap mampu untuk fungsional apabila :
ditetapkan sebagai Pembina jabatan fungsional.
b. Tim Penilai Instansi ditetapkan oleh pemimpin instansi pengguna jabatan a. Mempunyai ijazah S-1 / D-IV sesuai dg ketentuan
fungsional b. Nilai DP-3 semua unsur baik
c. Mekanisme pendelegasian wewenang ditetapkan oleh instansi Pembina c. Angka Kredit yang dipersyaratkan mencukupi dan dinilai 65% pada unsur
d. Tim Penilai Pusat mempunyai kewenangan untuk menilai pejabat utama kecuali pendidikan, unsur penunjang dihilangkan (saat ini masih
fungsional Madya pangkat Pembina Tk.I golongan ruang IV/b sampai dalam jabatan-jabatan tertentu, seperti : bidan, penyuluh pertanian,
dengan Utama Pangkat Pembina Utama golongan ruang IV/e. perikanan, kehutanan, penilik dll.)
e. Tim Penilai Instansi mempunyai kewenangan untuk menilai pejabat d. telah mengikuti Diklat penjenjangan Ahli bagi yang dipersyaratkan
fungsional Pelaksana Pemula pangkat golongan ruang II/a sampai dengan 11. Angka Kredit
Madya pangkat golongan ruang IV/a.
Angka kredit yang dipakai sebagai penilaian prestasi kerja merupakan salah
7. Uraian kegiatan satu unsur dari daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) PNS, oleh
Uraian mengenai kegiatan apa saja yang dapat dimasukkan dalam penilaian karenanya maka unsur-unsur lain yang dipersyaratkan dalam DP3 bagi
pada pembuatan angka kredit harus jelas dan terukur, sehingga PNS yang kenaikan pangkat atau kenaikan jabatan perlu dipenuhi oleh pejabat
memangku jabatan fungsional tersebut tidak mengalami kesulitan dalam fungsional.
melaksanakan tugas dan memperoleh angka kredit yang dibutuhkan untuk
keperluan kenaikan pangkat.
8. Kenaikan Jabatan
PNS yang menduduki jabatan fungsional dapat dinaikkan Jabatannya, apabila
memenuhi ketentuan :
a. Sekurang-kurang nya 1 tahun dalam jabatan terakhir
b. Telah mencapai angka kredit kumulatif yg ditentukan (PAK)
c. DP-3 bernilai baik setiap unsurnya
d. Tersedianya formasi
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 95 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pengangkatan dan Pemberhentian Dalam 96
Jabatan Fungsional Jabatan Fungsional
XXV. PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN PNS  Pengabdian adalah penyumbangan pikiran dan tenaga secara ikhlas
dengan mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan golongan
A. UMUM atau pribadi.
 Dalam rangka untuk lebih menjamin objektifitas dalam pembinaan PNS 2. Prestasi Kerja
berdasarkan sisem karier dan sistem prestasi kerja, maka dikeluarkan Peraturan  Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang PNS dalam
Pemerintah No. 10 Tahun 1979, tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (P-3) melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
PNS (conduite staat)  Prestasi kerja dapat dipengaruhi oleh: kecakapan, ketrampilan,
 Hasil penilaian dituangkan dalam Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan pengalaman dan kesungguhan PNS yang bersangkutan.
(DP-3) yang memuat hasil P-3 seorang PNS selama 1 (satu) tahun yang dibuat
oleh pejabat penilai. UNSUR
 Pejabat penilai adalah atasan langusng dari PNS yang bersangkutan YANG URAIAN SEBUTAN ANGKA
DINILAI
PRESTASI 1. Mempunyai kecakapan dan menguasai segala seluk Amat baik 91-100
B. DASAR HUKUM KERJA beluk bidang tugasnya dan bidang lain yang
a. Undang undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian jo. berhubungan dengan tugasnya
2. Mempunyai ketrampilan yang sangat baik dalam
Undang undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-undang melaksanakan tugasnya
Nomor 8 Tahun 1974 3. Mempunyai pengalaman yang luas dibidang
b. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tentang Penilaian Pelaksanaan tugasnya dan bidang lain yang berhubungan dengan
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil. bidang tugasnya
4. Selalu bersunggung-sungguh dan tidak mengenal
waktu dalam melaksanakan tugasnya
C. PENGERTIAN 5. Mempunyai kesegaran dan kesehatan jasmani dan
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan adalah: rohani yang baik
6. Selalu melaksanakan tugas secara berdaya guna dan
a. Penilaian individu mengenai pelaksanaan pekerjaan di tempat kerja dan berhasil guna
kesanggupan untuk memperolah kemajuan secara sistematis (Moekijat, 7. Hasil kerjanya jauh melebihi hasil kerja rata-rata
1991:99) yang ditentukan baik dalam arti mutu maupun
jumlah
b. Merupakan penilaian hasil kerja yang dicapai oleh pegawai, artinya meliputi
8. Mempunyai kecakapan dan menguasai segala seluk Baik 76-90
jumlah dan mutu yang dihasilkan sesuai standar yang ditetapkan (Mokhamad beluk bidang tugasnya
Syuhadak, 1996:72) 9. Mempunyai ketrampilan yang baik dalam
melaksanakan tugasnya
D. TUJUAN 10. Mempunyai pengalaman yang luas di bidang
tugasnya
Untuk memperoleh bahan-bahan pertimbanan yang objektif dalam pembinaan 11. Selalu bersungguh-sungguh dalam melaksanakan
PNS berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja. tugasnya
12. Pada umumnya mempunyai kesegaran jasmani dan
rohani yang baik
E. UNSUR YANG DINILAI
13. Pada umumnya melaksanakan tugas secara
1. Kesetiaan berdayaguna dan berhasilguna
14. Mencapai hasil kerja hasil rata-rata yang ditentukan,
 Kesetiaan: adalah kesetiaan, ketaatan dan pengabdian kepada Pancasila, baik dalam arti mutu maupun jumlah
UUD-45, Negara dan Pemerintah 15. Mempunyai kecakapan yang cukup dalam Cukup 61-75
 Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan mantaati, melaksanakan dan melaksanakan tugasnya
mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan 16. Mempunyai ketrampilan yang cukup dalam
tanggungjawab. melaksanakan tugasnya

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 97 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 98
UNSUR 4. Ketaatan
YANG URAIAN SEBUTAN ANGKA
DINILAI Ketaatan adalah kesanggupan ketulusan hati seorang PNS untuk mentaati
17. Mempunyai pengalaman yang cukup di bidang segala peraturan perundangan dan peraturan kedinasan yan berlaku.
tugasnya Mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang,
18. Bersungguh-sungguh melaksanakan tugasnya kalau serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang ditentukan.
ada dorongan
19. Adakalanya terganggu kesehatannya 5. Kejujuran
20. Adakalanya tidak dapat melaksanakan tugasnya
secara berdayaguna dan berhasilguna
Kejujuran adalah ketulusan hati seorang PNS dalam melaksanakan tugas dan
21. Adakalanya tidak mencapai hasil kerja hasil rata- kemapuan utnuk tidak menyalagunakan wewenang yang diberikan
rata yang ditentukan, baik dalam arti mutu maupun kepadanya.
jumlah
22. Mempunyai kecakapan yang sedang dibidang Sedang 51-60 UNSUR
tugasnya YANG URAIAN SEBUTAN ANGKA
23. Mempunyai ketrampilan yang sedang dalam DINILAI
melaksanakan tugasnya KEJUJURAN 1. Selalu melaksanakan tugas dengan ikhlas Amat Baik 91-100
24. Mempunyai pengalaman yang sedang di bidang 2. Tidak pernah menyalahgunakan wewenangnya
tugasnya 3. Selalu melaporkan hasil kerjanya kepada atasannya
25. Adakalanya tidak bersungguh-sungguh dalam menurut keadaan yang sebenarnya
melaksanakan tugasnya 4. Pada umumnya melaksanakan tugas dengan ikhlas Baik 76-90
26. Berkali-kali terganggu kesehatan jasmaninya sering 5. Pada umumnya tidak pernah menyalahgunakan
terganggu pelaksanaan tugasnya wewenangnya
27. Berkali-kali tidak dapat melaksanakan tugasnya 6. Pada umumnya melaporkan hasil kerjanya kepada
secara berdayaguna dan berhasilguna atasannya menurut keadaan yang sebenarnya
28. Berkali-kali tidak mencapai hasil kerja hasil rata- 7. Adakalanya kurang ikhlas melaksanakan tugasnya Cukup 61-75
rata yang ditentukan, baik dalam arti mutu maupun 8. Karena terpengaruh oleh lingkungan, adakalanya
jumlah menyimpang dari wewenangnya tetapi tidak
29. Kurang mempunyai kecakapan dibidang tugasnya Kurang 50 menimbulkan kerugian terhadap negara dan
kebawah masyarakat
30. Kurang ketrampilan yang sedang dalam 9. Adakalanya hasil kerjanya dilaporkan kepada atasan
melaksanakan tugasnya kurang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
31. Kurang pengalaman yang sedang di bidang tugasnya 10. Adakalanya tidak ikhlas melaksanakan tugasnya Sedang 51-60
32. Kurang bersungguh-sungguh melaksanakan 11. Adakalanya menyimpang dari wewenangnya tetapi
tugasnya tidak menimbulkan kerugian terhadap negara
33. Sering terganggu kesehatan jasmaninya 12. Kadang-kadang hasil kerjanya dilaporkan kepada
34. Sering tidak dapat tidak dapat melaksanakan atasan lebih baik daripada keadaan yang sebenarnya
tugasnya secara berdayaguna dan berhasilguna 13. Sering tidak ikhlas melaksanakan tugasnya Kurang 50
35. Hasil kerjanya selalu jauh dibawah hasil kerja rata- kebawah
rata yang ditentukan baik baik dalam arti mutu 14. Sering menyimpang dari wewenangnya yang
maupun jumlah adakalanya menimbulkan kerugian terhadap negara
atau masyarakat
15. Sering hasil kerjanya yang dilaporkan pada atasan
3. Tanggung jawab menyimpang dari keadaan yang sebenarnya.

Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang PNS dalam menyelesaikakn


pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada
waktunya serta berani memikul atas keputusan yang diambilnya atau
tindakan yang dilakukannya.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 99 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 100
6. Kerjasama UNSUR
YANG URAIAN SEBUTAN ANGKA
Kerjasama adalah kemampuan seorang PNS untuk bekerja bersama-sama DINILAI
dengan orang lain dalam menyelesaikan sesuatu tugas yang ditentukan 10. Tanpa petunjuk atau perintah dari atasan ragu-ragu Sedang 51-60
sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya mengambil keputusan atau melakukan tindakan
yang diperlukan dalam melaksanakan tugasnya
7. Prakarsa 11. Kurang berusaha mencari tata kerja baru dalan
mencapai dayaguna dan hasilguna yang sebesar-
Prakarsa adalah kemampuan seorang PNS untuk mengambil keputusan,
besarnya
langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam 12. Kurang berani memberikan saran kepada pimpinan
melaksanakan tugas pokok tanpa menunggu perintah dari atasan. 13. Tanpa petunjuk atau perintah dari atasan tidak Kurang 50
berani mengambil keputusan atau melakukan kebawah
UNSUR
tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan
YANG URAIAN SEBUTAN ANGKA
tugasnya
DINILAI
14. Tidak berusaha mencari tata kerja baru dalan
PRAKARSA 1. Tanpa menunggu petunjuk atau perintah dari Amat Baik 91-100
mencapai dayaguna dan hasilguna yang sebesar-
atasan, mengambil keputusan atau melakukan
besarnya
tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan
15. Tidak berani memberikan saran kepada pimpinan
tugasnya, tetapi tidak bertentangan dengan
kebijaksanaan umum pimpinan
2. Selalu berusaha mencari tata kerja baru dalan
8. Kepemimpinan
mencapai dayaguna dan hasilguna yang sebesar-
besarnya Kepemimpinan adalah kemampuan seorang PNS untuk meyakinkan orang
3. Selalu berusaha memberikan saran yang lain sehingga dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas
dipandangnya baik, dan berguna kepada atasan, baik
pokok. (khusus untuk PNS yang berpangkat Pengatur Muda golongan ruang
yang diminta atau tidak diminta mengenai atau yang
ada hubungannya dengan pelaksanaan tugas II/a ke atas yang memangku suatu jabatan)

4. Dalam keadaan yang mendesak, tanpa menunggu Baik 76-90 F. SIFAT DP-3
petunjuk atau perintah atasan mengambil keputusan
atau melakukan tindakanyang diperlukan dalam Sifat DP-3 adalah rahasia :
melaksanakan tugasnya, tetapi tidak bertentangan
dengan kebijaksanaan umum pimpinan
 Harus disimpan dan dipelihara dengan baik
5. Pada umumnya berusaha mencari tata kerja baru  Hanya dapat diketahui oleh PNS yang dinilai, pejabat penilai atasan, pejabat
dalan mencapai dayaguna dan hasilguna yang penilai, atasan dari atasan pejabat penilai (sampai yang tertinggi) dan atau
sebesar-besarnya pejabat lain yang karena tugas atau jabatannya mengharuskan ia mengetahui
6. Pada umumnya selalu berusaha memberikan saran DP-3.
yang dipandangnya baik, dan berguna kepada
atasan, baik yang diminta atau tidak diminta
mengenai atau yang ada hubungannya dengan G. PENGGUNAAN DP-3
pelaksanaan tugas a. Dp-3 digunakan sebagai bahan dalam melaksanakan pembinaan atau
pengembangan karis PNS antara lain: dalam mempertimbangkan kenaikan
7. Tanpa petunjuk atau perintah dari atasan, Cukup 61-75
adakalanya lambat dalam mengambil keputusan atau pangkat, penempatan dalam jabatan, pemindahan dan lain-lain.
melakukan tindakan yang diperlukan dalam b. Nilai dalam DP-3 digunakan sebagai bahan pertimbanan untuk menetapkan
melaksanakan tugasnya suatu mutasi kepegawaian dalam tahun berikutnya kecuali ada perbuatan
8. Adakalanya berusaha mencari tata kerja baru dalan tercela yang dilakukan oleh PNS yang bersangkutan yang dapat mengurangi
mencapai dayaguna dan hasilguna yang sebesar- atau meniadakan nilai tersebut.
besarnya
9. Baru mau memberikan saran kepada pimpinan
apabila diminta
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 101 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 102
H. PEJABAT PENILAI No Pejabat Yang Dinilai
Pejabat Penilai Atasan Pejabat
Keterangan
(PP) Penilai (APP)
Pejabat penilai adalah atasan langsung dari PNS yng dinilai, dengan ketentuan: B. Badan
1. Kepala Badan Sekretaris Daerah Bupati
a. Serendah-rendahnya Kepala Urusan atau pejabat lain yangsetingkat dengan 2. Sekretaris Kepala Badan Sekretaris Daerah
itu, kecuali ditentukan lain oleh Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan 3. Kepala Bidang Kepala Badan Sekretaris Daerah
4. Kepala Sub Bagian Sekretaris Kepala Badan
Kesekretariatan, Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga 5. Kepala Sub Bidang Kepala Bidang Kepala Badan
Pemerintah Non Departemen, dan Gubernur dalam lingkungan masing- 6. Pejabat Fungsional Khusus Kepala Badan Sekretaris Daerah
masing. 7. Staf / Pejabat Fungsional Kepala Sub Bagian / Sekretaris / Kepala
Umum Kepala Sub Bidang Bidang
b. Pejabat penilai dapat memberikan penilaian apabila ia telah membawahi PNS
yang bersangkutan sekurang-kurangnya 6 bulan, kecuali untuk suatu mutasi C. UPT Badan
1. Kepala UPT Kepala Badan Sekretaris Daerah Bagi UPT yang memiliki
kepegawaian maka pejabat penilai dapat melakukan penilaian pelaksanaan 2. Kasubag TU UPT Kepala UPT Kepala Badan wilayah kerja satu
pekerjaan dengan menggunakan bahan-bahan yang ditinggalkan oleh pejabat 3. Pejabat Fungsional Khusus Kepala UPT Kepala Badan Kecamatan,Daftar
Penilaian Pelaksanaan
yang lama. 4. Staf / Pejabat Fungsional Kasubag TU UPT Kepala UPT
Pekerjaan bagi Kepala UPT
Umum
c. Pejabat peniaia berkewajiban melakukan penilaian terhadap PNS yang secara dibuat oleh Pejabat Penilai
dan Atasan Pejabat Penilai
langsung berada di bawahnya. berdasarkan bahan
d. Penilaian dilakukan pada bulan Desember tiap-tiap tahun, jangka waktu penilaian yang dibuat oleh
Camat dimana Kepala UPT
penilaian mulai bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang tersebut bertugas
bersangkutan. D. Kantor Perpustakaan dan
Arsip
Pejabat Penilai Atasan Pejabat
No Pejabat Yang Dinilai Keterangan 1. Kepala Kantor Sekretaris Daerah Bupati
(PP) Penilai (APP)
1 Sekretaris Daerah dan Staf Ahli Bupati 2. Kepala Sub Bagian TU Kepala Kantor Sekretaris Daerah
Bupati 3. Kepala Seksi Kepala Kantor Sekretaris Daerah
1. Sekretaris Daerah Bupati Bupati 4. Pejabat Fungsional Khusus Kepala Kantor Sekretaris Daerah
2. Asisten Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Bupati 5. Staf / Pejabat Fungsional Kepala Seksi / Kepala Kantor
3. Staf Ahli Bupati Sekretaris Daerah Bupati Umum Kepala Sub Bagian
4. Kepala Bagian Asisten Sekretaris Sekretaris Daerah TU
Daerah
5. Pejabat Fungsional Khusus Kepala Bagian Asisten Sekretaris E. RSU Muntilan
Daerah 1. Direktur Sekretaris Daerah Bupati
6. Staf / Pejabat Fungsional Umum Kepala Sub Bagian Kepala Bagian 2. Kepala Bagian Tata Usaha Direktur Sekretaris Daerah
3. Kepala Bidang Direktur Sekretaris Daerah
2 Sekretaris DPRD 4. Kepala Sub Bagian Kepala Bagian Tata Direktur
1. Sekretaris DPRD Sekretaris Daerah Bupati Usaha
2. Kepala Bagian Sekretaris DPRD Bupati 5. Kepala Seksi Kepala Bidang Direktur
3. Kepala Sub Bagian Kepala Bagian Sekretaris DPRD 6. Pejabat Fungsional Khusus Kepala Bagian / Direktur
4. Pejabat Fungsional Khusus Sekretaris DPRD Sekretaris Daerah Kepala Bidang
5. Staf / Pejabat Fungsional Umum Kepala Sub Bagian Kepala Bagian 7. Staf / Pejabat Fungsional Kepala Sub Bagian / Kepala Bagian /
Umum Kepala Seksi Kepala Bidang
3 Lembaga Teknis Daerah Dan
F. Satpol PP
Satpol PP
A. Inspektorat 1. Kepala Satpol PP Sekretaris Daerah Bupati
1. Inspektur Sekretaris Daerah Bupati 2. Kasubag TU Kepala Satpol PP Sekretaris Daerah
2. Sekretaris Inspektur Sekretaris Daerah 3. Kepala Seksi Kepala Satpol PP Sekretaris Daerah
3. Inspektur Pembantu Inspektur Sekretaris Daerah 4. Pejabat Fungsional Khusus Kepala Satpol PP Sekretaris Daerah
4. Kepala Sub Bagian Sekretaris Inspektur 5. Staf / Pejabat Fungsional Kepala Sub Bagian Kepala Satpol PP
Umum TU / Kepala Seksi
5. Pejabat Fungsional Khusus Inspektur Pembantu Inspektur
Auditor
6. Pejabat Fungsional Khusus Sekretaris Inspektur 4 Dinas Daerah
Lainnya A. Dinas Daerah
7. Staf / Pejabat Fungsional Kepala Sub Bagian Sekretaris 1. Kepala Dinas Sekretaris Daerah Bupati
Umum 2. Sekretaris Kepala Dinas Sekretaris Daerah

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 103 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 104
Pejabat Penilai Atasan Pejabat Pejabat Penilai Atasan Pejabat
No Pejabat Yang Dinilai Keterangan No Pejabat Yang Dinilai Keterangan
(PP) Penilai (APP) (PP) Penilai (APP)
3. Kepala Bidang Kepala Dinas Sekretaris Daerah 6. Staf / Pejabat Fungsional Kepala Seksi / Camat
4. Kasubag Sekretaris Kepala Dinas Umum Kepala Sub Bagian
5. Kepala Seksi Kepala Bidang Kepala Dinas 7. Sekretaris Desa Kepala Seksi / Sekretaris
6. Pejabat Fungsional Khusus Kepala Dinas Sekretaris Daerah Kepala Sub Bagian Kecamatan
7. Staf / Pejabat Fungsional Kepala Sub Bagian / Sekretaris / Kepala
Umum Kepala Seksi Bidang B. Kelurahan
1. Lurah Camat Sekretaris Daerah
B. UPT Dinas Daerah 2. Sekretaris Kelurahan Lurah Camat
1. Kepala UPT Kepala Dinas Sekretaris Daerah Bagi UPT yang memiliki 3. Kepala Seksi Lurah Camat
2. Kasubag TU UPT Kepala UPT Kepala Dinas wilayah kerja satu 4. Pejabat Fungsional Khusus Lurah Camat
3. Pejabat Fungsional Khusus Kepala UPT Kepala Dinas Kecamatan,Daftar 5. Staf / Pejabat Fungsional Kepala Seksi / Lurah
4. Staf / Pejabat Fungsional Kepala Sub Bagian Kepala UPT Penilaian Pelaksanaan Umum Sekretaris
Umum TU UPT Pekerjaan bagi Kepala UPT Kelurahan
dibuat oleh Pejabat Penilai
dan Atasan Pejabat Penilai 6 Lembaga Lain
berdasarkan bahan A. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Dan Badan Pelaksana Penyuluhan
penilaian yang dibuat oleh dan Ketahanan Pangan
Camat dimana Kepala UPT 1. Kepala Badan Sekretaris Daerah Bupati
tersebut bertugas
2. Sekretaris Kepala Badan Sekretaris Daerah
3. Kepala Bidang Kepala Badan Sekretaris Daerah
C. SMP / SMA / SMK
4. Kepala Sub Bagian Sekretaris Kepala Badan
1. Kepala SMP / SMA / SMK Kepala Bidang Kepala Dinas Daftar Penilaian
Ketenagaan Pelaksanaan Pekerjaan 5. Kepala Sub Bidang Kepala Bidang Kepala Badan
2. Kepala Tata Usaha Kepala SMP / SMA / Kepala Bidang bagi Guru SMP / SMA / 6. Pejabat Fungsional Khusus Kepala Badan Sekretaris Daerah
SMK Ketenagaan SMK DPK Sekolah Swasta 7. Staf / Pejabat Fungsional Kepala Sub Bagian / Sekretaris / Kepala
3. Guru SMP / SMA / SMK Kepala SMP / SMA / Kepala Bidang dibuat oleh Pejabat Penilai Umum Kepala Sub Bidang Bidang
SMK Ketenagaan dan Atasan Pejabat Penilai
4. Guru SMP / SMA / SMK DPK Kepala Bidang Kepala Dinas berdasrkan bahan B. Kantor Pendidikan dan Pelatihan Ketenagakerjaan-
sekolah Swasta Ketenagaan penilaian yang dibuat oleh Aparatur
Kepala Sekolah dimana 1. Kepala Kantor Sekretaris Daerah Bupati
Guru tersebut bertugas. 2. Kasubag Tata Usaha Kepala Kantor Sekretaris Daerah
5. Pejabat Fungsional Khusus Kepala SMP / SMA / Kepala Bidang 3. Kepala Seksi Kepala Kantor Sekretaris Daerah
Non Guru SMK Ketenagaan
4. Pejabat Fungsional Khusus Kepala Kantor Sekretaris Daerah
6. Staf / Pejabat Fungsional Kepala Tata Usaha Kepala SMP / SMA /
5. Staf / Pejabat Fungsional Kepala Sub Bagian Kepala Kantor
Umum SMK
Umum TU / Kepala Seksi
D. Sekolah Dasar / TK
1. Kepala Sekolah Dasar / TK Kepala UPT Dinas Kepala Bidang Daftar Penilaian C. Sekretariat KPU
Kecamatan Ketenagaan Pelaksanaan Pekerjaan 1. Sekretaris KPU Sekretaris Daerah Bupati
2. Guru SD / TK Kepala Sekolah SD / Kepala UPT Dinas bagi Guru SMP / SMA / 2. Kepala Seksi Sekretaris KPU Sekretaris Daerah
TK Kecamatan SMK DPK Sekolah Swasta 3. Pejabat Fungsional Khusus Sekretaris KPU Sekretaris Daerah
3. Guru SD TK DPK Sekolah Kepala UPT Dinas Kepala Bidang dibuat oleh Pejabat Penilai 4. Staf / Pejabat Fungsional Kepala Seksi Sekretaris KPU
Swasta Kecamatan Ketenagaan dan Atasan Pejabat Penilai Umum
berdasrkan bahan
penilaian yang dibuat oleh
Kepala Sekolah dimana
Guru tersebut bertugas.
5 Kecamatan dan Kelurahan
I. KETENTUAN BAGI CPNS:
A. Kecamatan a. DP-3 hanya dibuat dalam tahun yang bersangkutan apabila sampai dengan
1. Camat Sekretaris Daerah Bupati Daftar Penilaian
2. Sekretaris Kecamatan Camat Sekretaris Daerah Pelaksanaan Pekerjaan Desember telah 6 bulan menjadi CPNS.
3. Kepala Seksi Camat Sekretaris Daerah bagi Sekretaris Desa b. Apabila belum 6 bulan menjadi CPNS, P-3 dilakukan dalam tahun berikutnya.
dibuat
4. Kepala Sub Bagian Sekretaris Camat
oleh Pejabat Penilai dan c. CPNS yang akan diangkat menjadi PNS, P-3 dilakukan sekurang-kurangnya
Kecamatan
5. Pejabat Fungsional Khusus Camat Sekretaris Daerah
Atasan Pejabat Penilai 1 tahun menjadi CPNS terhitung mulai secara nyata melaksanakan tugasnya
berdasarkan bahan
penilaian yang dibuat oleh sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1976 Pasal 12
Kepala Desa dimana jo Peraturan pemerintah Nomor 98 Tahun 2000 Pasal 14, sehingga tidak usah
Sekretaris Desa tersebut
bertugas lagi dibuat DP-3 nya pada Desember tahun yang bersangkutan.
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 105 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 106
J. KEWAJIBAN PEJABAT PENILAI melalui hirarki. Keberatan dituliskan dalam DP-3 pada tempat yang telah
a. Melakukan P-3 terhadap PNS yang berada di bawahnya disediakan. Keberatan tersebut harus sudah diajukan dalam jangka waktu 14
b. Mengisi dan memelihara buku catatan penilaian yang memuat catatan (empat belas) hari terhitung mulai ia menerima DP-3 itu. Keberatan yang
tingkah laku/perbuatan/tindakan PNS yang menonjol baik yang positif atau diajukan melebihi batas waktu 14 (empat belas) hari menjadi kadaluwarsa dan
negatif selama 5 tahun. Buku catatan -3 PNS yang diangkat menjadi Pejabat tidak dapat dipertimbangkan lagi. Walaupun PNS yang bersangkutan keberatan
Negara, sedang menjalankan tugas belajar diperbantukan/dipekerjakan pada terhadap nilai dalam DP-3 nya ia tetap harus menandatangani D-3 tersebut.
perusahaan milik negara, organisasi profesi, badan swasta yang ditentukan, Pejabat penilai setelah menerima keberatan dari PNS yang dinilai membuat
negara sahabat atau badan internasional tetap dipelihara oleh Pejabat Penilai tanggapan secara tertulis atas keberatan yang diajukan oleh PNS yang dinilai.
dari instansi induk dengan menggunakan bahan-bahan dari pimpinan yang Tanggapan tersebut dituliskan dalam DP-3 pada ruang yangtelah disediakan. DP-
besangkutan di mana PNS tersebut bekerja atau tugas belajar 3 yang telah ditandatangani oelh pejabat penilai dan PNS yang dinilai dikirimkan
oleh pejabat penilai kepada atasan pejabat penilai selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari terhitung mulai ia menerima kembli DP-3 itu dari PNS yang
K. TATA CARA PENILAIAN
dinilai.
a. Nilai dinyatakan dengan sebutan dan angka sebagai berikut:
 Amat baik : 91 – 100 N. ATASAN PEJABAT PENILAI
 Baik : 76 – 90
 Sedang : 51 – 60 Atasan pejabat penilai berkewajiban memeriksa DP-3 yang disampaikan
 Kurang : 51 ke bawah kepadanya baik ada keberatan meupun tidak ada keberatan dari PNS yang
b. Pedoman Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan: dinilai. Dalam hal ada keberatan dari PNS yang dinilai, atasan pejebat penilai
c. Lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 berkewajiban memeriksa dan memperhatikan denan seksama keberatan yang
d. Setiap unsur penilaian harus ditentukan dulu nilainya dalam angka kemudian diajukan dan tanggapan terhadap keberatan tersebut. Apabila atasan pejabat
ditentukan dalam sebutan peniai mempunyai alasan-alasan yang cukup kuat, ia dapat mengedakan
e. Hasil penilaian dituangkan dalam DP-3 perubahan terhadap nilai yang diberikan oleh pejabat penilai, baik dalam arti
menaikkan nilai atau menurunkan nilai. Perubahan nilai yang dibuat oleh atasan
pejabat penilai tidak dapat diganggu gugat (tidak dapat lagi diajukan keberatan).
L. PENYAMPAIAN DP-3
Perubahan nilai tersebut dicantumkan nilai yang baru. Nilai lama yang dicoret
DP-3 yang dibuat dan telah ditandatangani oleh pejabat penilai diberikan secara harus tetap terbaca dan setiap coretan harus diparaf oleh atasan pejabat penilai.
langsung kepada PNS yang dinilai oleh pejabat penilai. Apabila tempat bekerja DP-3 baru berlaku sah setelah ada pengesahan dari atasan pejabat penilai.
antara pejabat penilai dengan PNS yang dinilai berjauhan, maka DP-3 dikirimkan
kepada PNS yang dinilai. PNS yang dinilai wajib mencantumkan tanggal O. PEJABAT PENILAI YANG MERANGKAP MENJADI ATASAN PEJABAT
penerimaan DP-3 yang dikirimkan kepadanya pada ruangan yangdisediakan. PENILAI
Apabila PNS yang dinilai menyetujui penilaian terhadap dirinya, ia
menendatangani DP-3 tersebut pada tempat yang disediakan, kemudian Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi
mengembalikan DP-3 tersebut kepada pejabat penilai selambat-lambatnya 14 Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Gubernur adalah
(empat belas) hari terhitung mulai ia menerima DP-3 itu. DP-3 yang telah pejabat penilai dan atasan pejabat penilai tertinggi dalam lingkungan masing-
ditandatangani oleh PNS yang dinilai diteruskan oleh pejabat penilai kepada masing. DP-3 yang dibuat oleh pejabat penilai yang merangkap menjadi atasan
atasan pejabat penilai dalam waktu sesingkat mungkin untuk mendapatkan penilai sebagaimana disebutkan di atas tidak dapat diganggu gugat.
pengesahan.
P. PENILAIAN BAGI PNS YANG DIANGKAT MENJADI PEJABAT NEGARA
M. KEBERATAN TERHADAP NILAI DALAM DP-3  Pejabat penilai bagi PNS yang diangkat menjadi pejabat negara adalah pejabat
PNS yang merasa keberatan atas nilai yang tercantum dalam DP-3 yang penilai dari instansi semula di mana PNS yang bersangkutan bekerja sebelum
bersangkutan baik sebagian maupun keseluruhan nilai, dapat mengajukah diangkat menjadi pejabat negara. Bahan-bahan penilaian diminta dari
keberatan secara tertulis disertai alasan-alasan kepada atasan pejabat penilai
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 107 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 108
pimpinan Badan atau Dewan dimana PNS yang bersangkutan menjalankan termasuk kota administratif di bawah Propinsi danPimpinan Instansi Vertikal
tugasnya sebagai pejabat negara. Tingkat Kabupaten/Kota.
 Khusus bagi PNS yang diangat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dibebastugaskan dari jabatan U. MUTASI
organiknya, bahan-bahan penilaian diberikan oleh Ketua Fraksi yang
 Apabila seorang PNS pindah dari instansi yang satu ke instansi yang lain, maka
bersangkutan. Apabila PNS yang bersangkutan menjabat ketua Fraksi maka
catatan penilaian dan DP-3 dikirimkan oleh pimpinan instansi lama kepada
bahan-bahan penilaian dibuat/diberikan oleh salah seorang anggota Pimpinan
pimpinan instasni baru, misalnya dari Departemen Dalam Negeri ke
Fraksi yang bersangkutan.
Departemen Luar Negeri
 Apabila seorang PNS pindah unit organisasi tetapi masih tetap dalam satu
Q. PENILAIAN BAGI YANG MENJALANKAN TUGAS BELAJAR instansi, mak hanya buku catatan penilaian saja yang dikirimkab oleh
Bagi PNS yang sedang menjalankan tugas belajar, pejabat penilai dari instansi pimpinan unti organisasi yang lama kepada piminan unit organisasi yang baru,
semula dimana PNS yang bersangkutan bekerja sebelum ia menjalankan tugas sedang Dp-3 tetap disimpan dan dipelihara oleh pejabat yang diserahi urusan
belajar. Bahan-bahan penilaian dimintakan dari Pimpinan Perguruan Tinggi, kepegawaian.
sekolah atau kursus yang bersangkutan. Khusus bagi PNS yang menjalankan tugas
belajar diluar negeri bahan-bahan penilaian diberikan oleh Kepala Perwakilan RI V. PENYIMPANAN DP-3
di negara yang bersangkutan.
 DP-3 disimpan dan dipelihara dengan baik oleh pejabat yang diserahi urusan
kepegawaian. DP-3 disimpan selama 5 (lima) tahun, DP-3 yang lebih dari 5
R. PENILAIAN BAGI PNS YANG DIPERBANTUKAN/DIPEKERJAKAN PADA (lima) tahun tidak dapat digunakan lagi. DP-3 PNS yang berpangkat Pembina
DAERAH OTONOM ATAU INSTANSI PEMERINTAH LAINNYA golongan ruang IV/a keatas dibuat dalam rangkap 2 (dua) yaitu :
Pejabat penilai bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada Daerah  1(satu) rangkap untuk arsip instasni yang bersangkutan,
Otonom atau Instansi Pemerintah adalah pejabat penilai dari daerah Otonom  1(satu) rangkap dikirim kepada Kepala BKN
atau dari Instansi Pemerintah yang bersangkutan.  DP-3 PNS yang berpangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d kebawah
dibuat 1(satu) rangkap.
S. PENILAIAN BAGI PNS YANG DIPERBANTUKAN/DIPEKERJAKAN PADA  DP-3 dapat dibuat melebihi jumlah rangkap sebahai tersebut diatas sesuai
BADAN-BADAN LAIN dengan ketentuan dari Menteri Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan
Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pmpinan Lembaga Pemerintah Non
 Pejabat penilai bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada Perusahan
Departemen dan Gubernur yang bersangkutan.
Milik Negara, Organisasi profesi, Badan swasta yang ditentukan, negara
sahabat atau Badan Internasional adalah pejabat peniai dari Instansi semula
PNS yang bersangkutan bejerja sebelum diperbantukan/dipekerjakan pada
perusahaan, organisasi atau Badan Internasional. Bahan-bahan penilaian
diminta dari Pimpinan Perusahaan, organisasi atau Badan yang bersangkutan.
 Khusus bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada negara sahabat atau
Badan Internasional bahan-bahan penilaian diminta dari Kepala Perwakilan
Negara Ri di negara yang bersangkutan.

T. ATASAN PEJABAT PENILAI YANG TERTINGGI


Apabila atasan pejabat penilai yang tertinggi mempunyai bukti-bukti yang cukup
kuat tentang adanya hal-hal yang tidak wajar mengenai nilai dalam DP-3, ia
dapat mengambil tindakan seperlunya untuk menyelesaikan hal-hal yang tidak
wajar itu. Ketentuan tersebut diatas berlaku juga bagi atasan pejabat penilai yang
menjabat eselon I, Pimpinan Instasni Vertikal Tingkat Propinsi, Bupati/Walokota
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 109 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan PNS 110
XXVI. PENILAIAN KINERJA PNS C. PENGERTIAN
1. Penilaian prestasi kerja PNS adalah suatu proses penilaian secara sistematis
A. UMUM yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan
Dalam rangka untuk lebih menjamin objektifitas dalam pembinaan PNS berdasarkan perilaku kerja PNS.
sisem karier dan sistem prestasi kerja dan sebagai pengganti Peraturan Pemerintah
2. Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan
No. 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (P-3) PNS maka
organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja.
ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Kinerja
Pegawai Negeri Sipil. 3. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja
dan target yang akan dicapai oleh seorang PNS.
Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip :
4. Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan
a. Objektif
tugas jabatan.
Adalah penilaian terhadap pencapaian prestasi kerja sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya tanpa dipengaruhi oleh pandangan atau penilaian subjektif 5. Perilaku kerja adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan
pribadi dari pejabat penilai. oleh PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Terukur
Adalah penilaian prestasi kerja yang dapat diukur secara kualitatif dan 6. Rencana kerja tahunan adalah rencana yang memuat kegiatan tahunan dan
kuantitatif target yang akan dicapai sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang
telahditetapkan oleh instansi pemerintah.
c. Akuntabel
Adalah seluruh hasil penilaian prestasi kerja harus dapat
D. TUJUAN
dipertanggungjawabkan kepada pejabat yang berwenang.
Penilaian prestasi kerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS
d. Partisipatif yang dilakukan berdasarkan sistem prestasi kerja dan sistem karier yang
Adalah seluruh proses penilaian prestasi kerja dengan melibatkan secara aktif dititikberatkan pada sistem prestasi kerja.
antara pejabat penilai dengan PNS yang dinilai.
e. Transparan E. SASARAN KERJA PEGAWAI
Adalah seluruh proses dan hasil penilaian prestasi kerja bersifat terbuka dan 1. Setiap PNS wajib menyusun SKP
tidak bersifat rahasia.
2. SKP memuat tugas jabatan dan target yang harus dicapai dalam kurun waktu
1. Penilaian prestasi
pr kerja PNS terdiri atas unsur : penilaian yang bersifat nyata dan dapat diukur.
a. SKP; dan 3. SKP harus disetujui dan ditetapkan oleh pejabat penilai.
b. Perilaku kerja. 4. Dalam hal SKP yang disusun oleh PNS tidak disetujui oleh pejabat penilai maka
keputusannya diserahkan kepada atasan pejabat penilai dan bersifat final.
B. DASAR HUKUM
5. SKP ditetapkan setiap tahun pada bulan Januari.
1. Undang undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok Pokok Kepegawaian jo.
Undang undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-undang 6. Dalam hal terjadi perpindahan pegawai setelah bulan Januari maka yang
Nomor 8 Tahun 1974 bersangkutan tetap menyusun SKP pada awal bulan sesuai dengan surat
perintah melaksanakan tugas atau surat perintah menduduki jabatan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Kinerja
Pegawai Negeri Sipil.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Kinerja PNS 111 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Kinerja PNS 112
7. PNS yang tidak menyusun SKP dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan 7. Penilaian prestasi kerja dilakukan setiap akhir Desember pada tahun yang
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai disiplin bersangkutan dan paling lama akhir Januari tahun berikutnya.
PNS.
8. Nilai Prestasi Kerja PNS dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai
8. Penilaian SKP paling sedikit meliputi aspek kuantitas, kualitas, dan waktu, berikut :
sesuai dengan karakteristik, sifat, dan jenis kegiatan pada masing-masing unit
91 – ke atas: sangat baik
kerja.
76 – 90: baik
9. Dalam hal kegiatan tugas jabatan didukung oleh anggaran maka penilaian
meliputi aspek biaya. 61 – 75: cukup
10.Setiap instansi menyusun dan menetapkan standar teknis kegiatan sesuai 51 – 60: kurang
dengan karakteristik, sifat, jenis kegiatan, dan kebutuhan tugas masing-masing
jabatan. 50 ke bawah: buruk

11. Instansi dalam menyusun standar teknis kegiatan dilakukan berdasarkan 9. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penilaian diatur dengan Peraturan
pedoman yang ditetapkan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara Kepala Badan Kepegawaian Negara.

12.Dalam hal realisasi kerja melebihi dari target maka penilaian SKP capaiannya G. PEJABAT PENILAI DAN ATASAN PEJABAT PENILAI
dapat lebih dari 100 (seratus)
1. Pejabat penilai wajib melakukan penilaian prestasi kerja terhadap setiap PNS
13.Dalam hal SKP tidak tercapai yang diakibatkan oleh faktor diluar kemampuan di lingkungan unit kerjanya.
individu PNS maka penilaian didasarkan pada pertimbangan kondisi
2. Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi
penyebabnya
hukuman disiplin sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
14.Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan dan penilaian SKP mengatur disiplin PNS.
diatur dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara.
3. Pejabat pembina kepegawaian sebagai pejabat penilai dan/atau atasan pejabat
penilai yang tertinggi di lingkungan unit kerja masing-masing.
F. PERILAKU KERJA
1. Penilaian perilaku kerja meliputi aspek : orientasi pelayanan, integritas, H. PELAKSANAAN PENILAIAN
komitmen, disiplin, kerjasama; dan kepemimpinan.
1. Hasil penilaian prestasi kerja diberikan langsung oleh pejabat penilai kepada
2. Penilaian kepemimpinan hanya dilakukan bagi PNS yang menduduki jabatan PNS yang dinilai.
struktural.
2. PNS yang dinilai dan telah menerima hasil penilaian prestasi kerja wajib
3. Penilaian perilaku dilakukan melalui pengamatan oleh pejabat penilai menandatangani serta mengembalikan kepada pejabat penilai paling lama 14
terhadap PNS sesuai kriteria yang ditentukan. (empat belas) hari sejak tanggal diterimanya hasil penilaian prestasi kerja.
4. Pejabat penilai dalam melakukan penilaian perilaku kerja PNS dapat 3. PNS yang dinilai dan/atau pejabat penilai tidak menandatangani hasil
mempertimbangkan masukan dari pejabat penilai lain yang setingkat di penilaian prestasi kerja maka hasil penilaian prestasi kerja ditetapkan oleh
lingkungan unit kerja masing-masing. Atasan Pejabat Penilai.
5. Nilai perilaku kerja dapat diberikan paling tinggi 100 (seratus). 4. Pejabat penilai wajib menyampaikan hasil penilaian prestasi kerja kepada
atasan pejabat penilai paling lama 14 (empat belas) hari sejak tanggal
6. Penilaian prestasi kerja dilaksanakan oleh pejabat penilai sekali dalam 1 (satu)
diterimanya penilaian prestasi kerja.
tahun.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Kinerja PNS 113 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Kinerja PNS 114
5. Hasil penilaian prestasi kerja mulai berlaku sesudah ada pengesahan dari 5. Penilaian prestasi kerja bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada
atasan pejabat penilai. Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota atau instansi pemerintah lainnya
dilakukan oleh pejabat penilai dimana yang bersangkutan bekerja.
6. Pejabat penilai berdasarkan hasil penilaian prestasi kerja dapat memberikan
rekomendasi kepada pejabat yang secara fungsional bertanggung jawab 6. Penilaian prestasi kerja bagi PNS yang diperbantukan/dipekerjakan pada
dibidang kepegawaian sebagai bahan pembinaan terhadap PNS yang dinilai. negara sahabat, lembaga internasional, organisasi profesi, dan badan-badan
swasta yang ditentukan oleh pemerintah dilakukan oleh pimpinan instansi
I. KEBERATAN HASIL PENILAIAN induknya atau pejabat lain yang ditunjuk berdasarkan bahan yang diperoleh
dari instansi tempat yang bersangkutan bekerja.
1. Dalam hal PNS yang dinilai keberatan atas hasil penilaian maka PNS yang
dinilai dapat mengajukan keberatan disertai dengan alasan-alasannya kepada 7. PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara atau pimpinan/anggota lembaga
atasan pejabat penilai secara hierarkhi paling lama 14 (empat belas) hari sejak nonstruktural dan diberhentikan dari jabatan organiknya, Cuti Diluar
diterima hasil penilaian prestasi kerja. Tanggungan Negara, Masa Persiapan Pensiun, diberhentikan sementara,
2. Atasan pejabat penilai berdasarkan keberatan yang diajukan wajib memeriksa dikecualikan dari kewajiban.
dengan seksama hasil penilaian prestasi kerja yang disampaikan kepadanya. 8. Bagi PNS yang melakukan tugas belajar dan diperbantukan/dipekerjakan pada
negara sahabat, lembaga internasional, organisasi profesi, dan badan-badan
3. Terhadap keberatan, atasan pejabat penilai meminta penjelasan kepada
swasta yang ditentukan oleh pemerintah dikecualikan dari kewajiban.
pejabat penilai dan PNS yang dinilai.
9. Penilaian prestasi kerja bagi PNS diatur tersendiri dalam Peraturan Kepala
4. Atasan pejabat penilai wajib menetapkan hasil penilaian prestasi kerja dan
Badan Kepegawaian Negara.
bersifat final.
5. Dalam hal terdapat alasan-alasan yang cukup, atasan pejabat penilai dapat
melakukan perubahan nilai prestasi kerja PNS.

J. KETENTUAN LAIN
1. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini berlaku juga bagi Calon PNS.
2. Penilaian prestasi kerja bagi PNS yang diangkat sebagai pejabat negara atau
pimpinan/anggota lembaga nonstruktural dan tidak diberhentikan dari jabatan
organiknya dilakukan oleh pimpinan instansi yang bersangkutan berdasarkan
bahan dari instansi tempat yang bersangkutan bekerja.
3. Penilaian prestasi kerja bagi PNS yang sedang menjalankan tugas belajar di
dalam negeri dilakukan oleh pejabat penilai dengan menggunakan bahan-
bahan penilaian prestasi akademik yang diberikan oleh pimpinan perguruan
tinggi atau sekolah yang bersangkutan.
4. Penilaian prestasi kerja bagi PNS yang menjalankan tugas belajar di luar negeri
dilakukan oleh pejabat penilai dengan menggunakan bahan-bahan penilaian
prestasi akademik yang diberikan oleh pimpinan perguruan tinggi atau
sekolah melalui Kepala Perwakilan Republik Indonesia di negara yang
bersangkutan.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Kinerja PNS 115 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penilaian Kinerja PNS 116
XXVII. PENGHARGAAN DAN TANDA JASA SATYA LANCANA KARYA SATYA 3. Selama dinas tidak pernah cuti di luar tanggungan negara.

A. DASAR HUKUM F. SYARAT PENGAJUAN


1. UU Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda 1. *10 tahun
Kehormatan. a. Foto copy SK Pengangkatan CPNS
2. PP no 25 Tahun 1994 tentang Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya. b. Foto copy Surat Keputusan Pangkat terakhir;
3. PP Nomor 1 Tahun 2010 tentang Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda c. Foto copy SK. Pengangkatan Dlm Jab. bagi Pejabat;
Kehormatan. d. Surat Keterangan dari pejabat yang berwenang yang menyatakan tidak
4. PP No. 35 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan UU No. 20 Tahun 2009 tentang pernah dikenakan tindakan hukuman disiplin PNS.
Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan. e. Mengisi blangko usulan satyalancana.

B. PENGERTIAN 2. *20 tahun

Satyalancana Karya Satya adalah tanda kehormatan yang dianugerahkan kepada Syarat sebagaimana *10 ditambah dengan Fotocopy Piagam Satyalancana
Pegawai Negeri Sipil sebagai penghargaan atas jasa-jasanya terhadap negara. Karya Satya 10 Tahun (bila ada).
Satyalancana Karya Satya dianugerahkan kepada Pegawai Negeri Sipil yang dalam 3. *30 tahun
melaksanakan tugasnya telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan,
Syarat sebagaimana *10 ditambah dengan Fotocopy Piagam Satyalancana
kejujuran dan kedispilinan.
Karya Satya 10 Tahun dan 20 Tahun (bila ada).
C. MACAM-MACAM TANDA JASA SATYA LANCANA KARYA SATYA PNS Masing-masing persyaratan di buat rangkap 3 (tiga) dan harus disahkan oleh
1. Satyalancana Karya Satya 10 Thn berwarna perunggu diberikan kpd PNS yg Pejabat Kepegawaian.
telah bekerja terus-menerus sekurang 2 nya 10 tahun;
2. Satyalancana Karya Satya 20Tahun berwarna perak diberikan kpd PNS yg G. PEMAKAIAN
telah bekerja secara terus-menerus sekurang 2 nya 20 tahun; Pemakaian Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya dengan pakaian PSL
3. Satyalancana Karya Satya 30 Tahun berwarna emas diberikan kpd PNS yg (Pakaian Sipil Lengkap) digunakan pada saat upacara-upacara memperingati hari-hari
telah bekerja secara terus-menerus sekurang 2 nya 30 tahun besar nasional dan/atau menghormati peristiwa-peristiwa penting, maupun upacara
resmi lain. Dengan pemakaian PSL di dada sebelah kiri diatas saku kiri.
D. WAKTU PENYERAHAN PENGHARGAAN
Contoh. Dipakai pada acara HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus, dll.
Setiap pemberian Satyalancana Karya Satya disertai piagam tanda kehormatan yang
ditandatangani Presiden yang penganugerahannya dilaksanakan :
1. Hari Besar Nasional (contoh 17 Agustus).
2. Hari Ulang Tahun Instansi / Hari jadi (Hari Jadi Kota Mungkid).
3. HUT KORPRI; dan lainnya.

E. PERSYARATAN.
PNS yg dapat diberikan tanda kehormatan Satyalancana Karya Satya adalah yg
memenuhi ketentuan :
1. Bekerja secara terus menerus sesuai dengan masa kerja 10 tahun, 20 tahun
atau 30 tahun;
2. Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin;
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penghargaan dan Tanda Jasa Satya Lancana 117 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penghargaan dan Tanda Jasa Satya Lancana 118
Karya Satya Karya Satya
XXVIII. KENAIKAN PANGKAT PNS Nama dan Susunan Pangkat serta Golongan Ruang PNS adalah sebagai berikut :
No Pangkat Golongan Ruang
A. PENGERTIAN
1 Juru Muda I a
Kenaikan pangkat merupakan salah satu elemen penting dalam pembinaan karier 2 Juru Muda Tingkat 1 I b
Pegawai Negeri Sipil, karena melalui kenaikan pangat yang tepat waktu dan sasaran, 3 Juru I c
diharapkan akan menumbuhkan semangat kerja bagi PNS yang bersangkutan. 4 Juru Juru Tingkat 1 I d
Kenaikan pangkat merupakan penghargaan yang diberikan atas pengabdian PNS 5 Pengatur Muda II a
terhadap negara, yang dimaksudkan sebagai dorongan kepada PNS untuk lebih 6 Pengatur Muda Tingkat 1 II b
meningkatkan prestasi kerja dan pengabdiannya. 7 Pengatur II c
8 Pengatur Tingkat 1 II d
Yang dimaksud dengan :
9 Penata Muda III a
1) Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang Pegawai Negeri 10 Penata Muda Tingakat 1 III b
Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan 11 Penata III c
digunakan sebagai dasar penggajian. 12 Penata Tingkat 1 III d
2) Kenaikkan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan 13 Pembina IV a
pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap Negara. 14 Pembina Tingkat 1 IV b
15 Pembina Utama Muda IV c
B. DASAR HUKUM 16 Pembina Utama Madya IV d
17 Pembina Utama IV e
1) UU Nomor 8 Tahun 1974 jo. Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999
2) PP Nomor 99 tahun 2000 jo Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002
3) Keputusan Kepala BKN No. 12 Tahun 2002. D. KENAIKAN PANGKAT REGULER
Kenaikan Pangkat Reguler adalah penghargaan yang diberikan kepada PNS yang
C. SISTEM, MASA DAN SUSUNAN PANGKAT PNS telah memenuhi syarat yang ditentukan tanpa terikat pada jabatan.
Sesuai dengan Pasal 18 (1) UU Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah Kenaikan Pangkat Reguler diberikan PNS yang :
dengan UU No. 43 tahun 1999, dinyatakan bahwa kenaikan pangkat dilaksanakan
dengan : 1) Tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu
2) Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak menduduki jabatan
1) Sistim Kenaikan Pangkat Reguler struktural atau fungsional tertentu
2) Sistim Kenaikan Pangkat Pilihan 3) Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh diluar instansi induk dan tidak
menduduki jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau
Disamping itu, kepada Pegawai Negeri Sipil dapat diberikan :
jabatan fungsional tertentu.
1) Kenaikan Pangkat Anumerta bagi PNS yang tewas
Syarat-syarat kenaikan pangkat reguler adalah :
2) Kenaikan Pangkat Pengabdian bagi PNS yang :
a. Meninggal dunia; 1) Berstatus Pegawai Negeri Sipil
b. Mencapai batas usia pensiun; 2) Tidak melampaui pangkat atasan langsung
c. Cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan 3) Masih dalam jenjang kepangkatan
negeri. 4) Lulus ujian yang dipersyaratkan
5) Penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam dua tahun terakhir
Masa kenaikan pangkat PNS ditetapkan tanggal 1 April dan 1 Oktober setiap tahun
6) Sekurang-kurangnya telah empat tahun dalam pangkat terakhir
kecuali Kenaikan Pangkat Anumerta dan Kenaikan Pangkat Masa kerja untuk
7) PNS yang dipekerjakan / diperbantukan diluar instansi induk secara penuh
kenaikan pangkat pertama PNS dihitung sejak pengangkatan sebagai calon Pegawai
pada proyek pemerintah, organisasi profesi, negara sahabat, Badan
Negeri Sipil.
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kenaikan Pangkat PNS 119 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kenaikan Pangkat PNS 120
Internasional, atau badan swasta yang ditentukan dapat diberikan kenaikan 1. KP PNS yang menduduki jabatan struktural
pangkat reguler sebanyak-banyaknya tiga kali selama penugasan/perbantuan 1) Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya
kecuali yang dipekerjakan/diperbantukan pada lembaga pendidikan, sosial, masih satu tingkat jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk jabatan
kesehatan dan perusahaan jawatan. itu, dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi apabila :
a. Telah satu tahun dalam pangkat terakhir
Kenaikan Pangkat Reguler diberikan kepada PNS sampai dengan jenjang b. Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam jabatan struktural yang
GOL RUANG GOL.RUANG didudukinya, yang dihitung sejak pelantikan.
NO STTB/IJAZAH c. Setiap unsur penilaian prestasi kerja bernilai baik dalam 2 tahun terakhir
PERMULAAN TERTINGGI
1. SD I/a II/a 2) PNS yang diangkat dalam jabatan struktural dan pangkatnya masih satu
2. SLTP I/c II/c tingkat dibawah jenjang pangkat terendah untuk jabatan yang diduduki tetapi
3. SLTP Kejuruan I/c II/d telah empat tahun atau lebih dalam pangkat terakhir yang dimiliki, dapat
4. SLTA / SLTA Kejuruan / DI II/a III/b dipertimbangkan KP-nya setingkat lebih tinggi pada periode KP setelah
pelantikan apabila setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 sekurang-
5. Diploma II II/b III/b
kurangnya bernilai baik dalam dua tahun terakhir
6. SGPLB II/b III/c
3) PNS yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya telah mencapai
7. Sarjana Muda / Diploma III / Akademi / II/c III/c
jenjang pangkat terendah yang ditentukan telah mencapai jenjang pangat
Bakaloreat
terendah yang ditentukan untuk jabatan itu, dapat dipertimbangkan KP pilihan
8. Sarjana / Diploma IV III/a III/d
setingkat lebih tinggi apabila:
9 Dokter / S – 2 / Apoteker III/b IV/a
a. Sekurang-kurangnya telah empat tahun dalam pangkat terakhir
10. Dokter III/c IV/b
b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik
dalam dua tahun terakhir
E. KENAIKAN PANGKAT PILIHAN
2. KP bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu
KP Pilihan adalah kepercayaan dan penghargaan yang diberikan kepada PNS atas
prestasi kerjanya yang tinggi. PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu dapat dinaikkan pangkatnya setiap
kali setingkat lebih tinggi apabila :
KP Pilihan diberikan kepada PNS yang :
1) Sekurang-kurangnya telah dua tahun dalam pangkat terakhir
1) Menduduki jabatan struktural/jabatan fungsional tertentu 2) Telah memenuhi angka kredit yang ditentukan
2) Menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan dengan 3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam
Keppres dua tahun terakhir.
3) Manunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya
4) Menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara 3. KP bagi PNS yang menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya
5) Diangkat menjadi pejabat negara ditetapkan dengan KEPRES
6) Memperoleh STTB/Ijazah KP bagi PNS yang menduduki jabatan tertentu yang pengangkatannya ditetapkan
7) Melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan struktural dengan KEPRES diatur dengan peraturan perundangan tersendiri
atau fungsional tertentu
8) Telah selesai mengikuti dan lulus tugas belajar 4. KP bagi PNS yang menunjukkan prestasi yang luar biasa baiknya
9) Dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar instansi induknya yang PNS yang menunjukkan prestasi luar biasa baiknya selama 1 (satu) tahun terakhir,
diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah ditetapkan persamaan eselonnya dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi tanpa terikat jenjang pangkat,
atau jabatan fungsional tertentu. apabila:
1) Sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terakhir

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kenaikan Pangkat PNS 121 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kenaikan Pangkat PNS 122
2) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 bernilai amat baik dalam 1 tahun 4) Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III dan masih berpangkat
terakhir Pengatur Muda Gol. Ruang II/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya
menjadi Pengatur Gol. Ruang II/c
Yang dimaksud prestasi kerja yang luar biasa baiknya disini adalah prestasi yang
5) Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV dan masih berpangkat Pengatur Tingkat I
sangat menonjol baiknya yang secara nyata diakui dalam lingkungannya, sehingga
Gol. Ruang II/d ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata
PNS tersebut menjadi teladan bagi yang lain. Prestasi kerja yang luar biasa baiknya
Muda Gol. Ruang III/a
tersebut dinyatakan dengan surat keputusan yang ditandatangani oleh PPK.
6) Ijazah Dokter (S3) dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I Gol. Ruang
5. Kenaikan pangkat bagi PNS yang menemukan penemuan baru yang III/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Gol. Ruang III/c
bermanfaat bagi negara
Ijazah sebagaimana tersebut di atas adalah ijazah yang diperoleh dari sekolah atau
PNS yang menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara, dinaikkan perguruan tinggi negeri dan atau ijazah dari yang diperoleh dari sekolah/perguruan
pangkatnya setingkat lebih tinggi tanpa terikat jenjang pangkat yang diberikan pada tinggi swasta yang terakreditasi dan atau telah mendapat izin penyelenggaraan dari
saat yang bersangkutan telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir dan penilaian Menteri yang bertanggungjawab di bidang pendidikan nasional atau pejabat lain
baik, dan tidak ada unsur yang bernilai kurang. berdasarkan peraturan perundangan.
6. Kenaikan pangkat bagi PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara Untuk ijazah yang diperoleh dari sekolah/perguruan tinggi di luar negeri dihargai
1) PNS yang diangkat menjadi Pejabat Negara dan diberhentikan dari jabatan setelah di akui dan ditetapkan sederajat dengan ijazah dari sekolah atau perguruan
organiknya, dapat dinaikkan pangkatnya setiap kali setingkat lebih tinggi tanpa tinggi negeri yang ditetapkan Menteri yang bertanggungjawab dibidang pendidikan
terikat jenjang pangkat, apabila : nasional.
a. Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir KP sebagaimana tersebut dapat dipertimbangkan setelah memenuhi syarat sbb:
b. Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 dalam 1 (satu) tahun terakhir
sekurang-kurangnya bernilai baik 1) Diangkat dalam jabatan/tugas yang memerlukan pengetahuan/keahlian yang
2) PNS yang diangkat menjai Pejabat Negara tetapi tidak diberhentikan dari sesuai dngan ijazah yang diperoleh
jabatan organiknya, kenaikan pangkatnya dipertimbangkan berdasarkan 2) Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir
jabatan organik yang didudukinya, dengan ketentuan: 3) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 bernilai baik dlm 1 (satu) tahun
a. Bagi yang menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu, KP-nya terakhir
dipertimbangkan berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk pemberian 4) Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang menduduki jabatan
kenaikan pangkat pilihan sesuai dengan jabatan yang didudukinya. fungsional tertentu
b. Bagi yang tidak menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu, KP- 5) Lulus ujian penyesuaian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah ijazah yang
nya dipertimbangkan berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk diperoleh sebagaimana tersebut di atas termasuk didalamnya ijazah yang
pemberian KP reguler diperoleh sebelum yang bersangkutan diangkat sebagai PNS

7. Kenaikan pangkat bagi PNS yang memperoleh STTB/Ijazah atau Diploma 8. Kenaikan pangkat bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar dan
Bagi PNS yang memperoleh: sebelumnya menduduki jabatan tertentu
PNS yang sedang melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya menduduki jabatan
1) STTB/Ijazah SLTP / yg setingkat dan masih berpangkat Juru Muda Tingkat I stuktural atau jabatan fungsional tertentu diberikan kenaikan pangkat setiap kali
Gol/Ruang I/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Juru Gol. setingkat lebih tinggi bila:
Ruang I/c
2) STTB/Ijazah SLTA, Diploma I atau yang setingkat dan masih berpangkat Juru 1) sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir
Tingkat I Gol. Ruang I/D ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi 2) setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2
Pengatur Muda, Gol Ruang II/a. (dua) tahun terakhir
3) STTB/Ijazah SPGLB atau Diploma II dan masih berpangkat Pengatur Muda,
KP tersebut diberikan dalam jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan
Gol. Ruang II/a ke bawah dapat dinaikan pangkatnya menjadi Pengatur
struktural/fungsional tertentu yang terakhir didudukinya.
Muda Tingkat I, Gol. Ruang II/b
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kenaikan Pangkat PNS 123 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kenaikan Pangkat PNS 124
9. Kenaikan pangkat bagi PNS yang telah sesuai mengikuti dan lulus tugas F. KENAIKAN PANGKAT ANUMERTA
belajar
PNS yang dinyatakan tewas, diberikan KP anumerta setingkat lebih tinggi, yang
PNS yang melaksanakan tugas belajar apabila telah lulus dan memperoleh: berlaku mulai tanggal yang bersangkutan tewas.
1) Ijazah SGPLB atau Diploma II, dan masih berpangkat Pengetur Muda Gol. Pemberian KP anumerta harus diusahakan sebelum PNS yang tewas dimakamkan
Ruang II/a ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur Muda Tingkat I dan surat keputusan KP anumerta tersebut hendaknya dibacakan pada waktu
Gol. Ruang II/b upacara pemakaman. Untuk menjamin agar pemberian kenaikan anumerta dapat
2) Ijazah Sarjana Muda, Akademi, atau Diploma III dan masih berpangkat diberikan sebelum PNS yang tewas itu dimakamkan, maka ditetapkan sementara.
Pengatur Muda Tingkat I, Gol. Ruang II/b ke bawah, dinaikkan pangkatnya
menjadi Pengatur Gol. Ruang II/c Pejabat yang berwenang menetapkan keputusan sementara adalah PPK instansi
3) Ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV dan masih berpangkat Pengatur Tingkat I masing-masing untuk semua PNS yang dinyatakan tewas dalam pangkat Pembina
Gol. Ruang II/d ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda Gol. Utama golongan ruang IV/e ke bawah. Apabila kedudukan PPK tersebut jauh dari
Ruang III/a instansi tempat bekerja PNS yang tewas sehingga tidak memungkinkan diberikan
4) Ijazah Dokter, Apoteker dan Magister (S2) atau ijazah lain yang setara dan kenaikan pangkat anumerta sebelum PNS yang tewas itu dimakamkan, Camat atau
masih berpangkat Penata Muda Gol. Ruang III/a ke bawah, dinaikkan Pejabat Pemerintah setempat lainnya dapat mengeluarkan keputusan sementara.
pangkatnya menjadi Penata Muda Tingkat I Gol. Ruang III/b Kepala Kantor atau Pimpinan Unit kerjanya membuat laporan tentang tewasnya
5) Ijazah Doktor (S3) dan masih berpangkat Penata Muda Tingkat I Gol. Ruang PNS sebagai sebagai bahan penetapan keputusan sementara oleh Camat atau Pejabat
III/b ke bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Gol. Ruang III/c lainnya. Berdasarkan laporan tersebut Camat atau Pejabat Pemerintah setempat
Kenaikan pangkat tersebut baru dapat dipertimbangkan bila: mempertimbangkan pemberian kenaikan pangkat anumerta, dan apabila menurut
pendapatnya memenuhi syarat sesuai peraturan perundangan yang berlaku, maka
1) Sekurang-kurangnya telah 1 (satu) tahun dalam pangkat terakhir pejabat tersebut menetapkan keputusan sementara tentang pemberian KP anumerta.
2) Setiap unsur penilaian prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam
1 (satu) tahun terakhir Pejabat yang menetapkan keputusan sementara selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja wajib melaporkan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian instansi PNS yang
10. Kenaikan pangkat PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan secara tewas. Berdasarkan bahan-bahan kelengkapan administrasi yang disampaikan oleh
penuh di luar instansi induknya yang diangkat dalam jabatan pimpinan pejabat yang menetapkan keputusan sementara tersebut, maka PPK
yang telah ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional mempertimbangkan penetapan pemberian kenaikan pangkat anumerta.
tertentu
Apabila terdapat alasan yang cukup untuk pemberian KP anumerta maka:
PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di luar instansi induknya dan diangkat
dalam jabatan pimpinan yang ditetapkan persamaan eselonnya, dapat diberikan Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat dan Daerah menyampaikan usul kepada:
kenaikkan pangkat setiap kali setingkat lebih tinggi bila:
1) Presiden bagi PNS Pusat dan Daerah yang diusulkan menjadi Pembina Utama
1) Sekurang-kurangnya telah 4 (empat) tahun dalam pangkat terakhir Muda golongan ruang IV/c ke atas dan tembusan disampaikan kepada Kepala
2) Setiap unsur penilaian prestasi kerja/DP-3 sekurang-kurangnya bernilai baik BKN sebagai bahan pertimbangan teknis kepada Presiden
dalam 2 (dua) tahun terakhir 2) Kepala BKN bagi PNS Pusat dan Daerah yg diusulkan mjd Juru Muda Tingkat
I golongan ruang I/b sampai dgn Pembina Tingkat I golongan ruang IV/b
KP sebagaimana tersebut diatas hanya dapat diberikan sebanyak-banyaknya 3 (tiga)
kali, kecuali bagi yang dipekerjakan atau diperbantukan pada lembaga Apabila almarhum/almarhumah PNS yang dinyatakan tewas oleh Kepala BKN atau
kependidikan, sosial, kesehatan dan perusahaan jawatan. Pejabat lain yang ditunjuk dalam lingkungannya dan diberikan kenaikan pangkat
anumerta dan uang duka tewas, maka keputusan sementara tentang pemberian
PNS yang diperbantukan/ dipekerjakan diluar instansi induk dan yang menduduki
kenaikan pangkat anumerta ditetapkan menjadi keputusan definitive oleh pejabat
jabatan fungsional tertentu yang untuk KP-nya harus memenuhi angka kredit,
yang berwenang, yaitu:
disamping syarat-syarat lainnya sebagaimana dipersyaratkan untuk KP PNS yang
menduduki jabatan fungsional.
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kenaikan Pangkat PNS 125 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kenaikan Pangkat PNS 126
1) Presiden, bagi PNS Pusat dan Daerah yang dinaikkan pangkatnya menjadi b. Keputusan Kepala BKN, bagi PNS Pusat an Daerah yang dinaikan
Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c ke atas setelah mendapat pangkatnya menjadi Juru Muda Tingkat I gol/ruang I/b sampai dengan
pertimbangan teknis dari Kepala BKN; Pembina Tingkat I gol/ruang IV/b.
2) Kepala BKN, bagi PNS Pusat dan daerah yang dinaikkan pangkatnya menjadi
KP Pengabdian bagi PNS yang meninggal dunia berlaku terhitung mulai tanggal PNS
Juru Muda Tingkat I golongan ruang I/b ke atas sampai Pembina Tingkat I
yang bersangkutan meninggal dunia
golongan ruang IV/b;
KP Pengabdian bagi PNS yang mencapai batas usia pensiun berlaku TMT 1 pada
Apabila almarhum/almarhumah PNS ternyata tidak memenuhi syarat untuk
bulan yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun.
dinyatakan tewas, maka keputusan sementara tentang pemberian kenaikan pangkat
anumerta tidak dapat ditetapkan menjadi keputusan definitive oleh pejabat yang 2. Kenaikan Pangkat Pengabdian yang disebabkan cacat karena dinas
berwenang, dan keputusan sementara tersebut tidak berlaku. Dalam hal yang
PNS yang oleh Tim Penguji Kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak
bersangkutan memenuhi syarat untuk mendapatkan kenaikan pangkat pengabdian
dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, diberikan KP pengabdian setingkat
karena meninggal dunia dapat diberikan kenaikan pangkat pengabdian dengan
lebih tinggi, yang berlaku mulai tanggal yang bersangkutan oleh Tim Penguji
keputusan pejabat yang berwenang.
Kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat kerja lagi dalam jabatan
negeri.
G. KENAIKAN PANGKAT PENGABDIAN
1. Kenaikan pangkat pengabdian bagi PNS yang meninggal dunia atau akan Apabila oleh Tim Penguji Kesehatan PNS tersebut dinyatakan cacat karena dinas dan
diberhentikan dengan hormat karena mencapai batas usia pensiun. tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan negeri, maka:

PNS yang meninggal dunia atau akan diberhentikan dengan hormat dengan hak PPK Pusat dan Daerah menyampaikan usul kenaikan pangkat pengabdian kepada:
pensiun karena mencapai batas usia pensiun, dapat diberikan kenaikan pangkat
1) Presiden bagi PNS Pusat dan Daerah yang diusulkan menjadi Pembina Utama
pengabdian setingkat lebih tinggi apabila:
Muda golongan ruang IV/c ke atas dan tembusan disampaikan kepada Kepala
1) Memiliki masa bekerja sebagai PNS selama: BKN sebagai pertimbangan teknis kepada Presiden
a. Sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) tahun secara terus menerus dan 2) Kepala BKN bagi PNS Pusat dan Daerah yang diusulkan menjadi Juru Muda
sekurang-kurangnya telah satu bulan dalam pangkat terakhir Tingkat I golongan I/b sampai dengan Pembina Tingkat I Golongan ruang IV/b
b. Sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) tahun secara terus menerus dan
Kenaikan pangkat pengabdian ditetapkan dengan:
sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam pangkat terakhir
c. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun secara terus menerus dan 1) Keputusan Presiden, bagi PNS Pusat dan Daerah untuk kenaikan pangkat
sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam pangkat terakhir menjadi Pembina Utama Muda gol/ruang IV/c ke atas setelah mendapat
2) Setiap unsur Penilaian Prestasi kerja sekurang-kurangnya bernilai baik dalam pertimbangan teknis dari Kepala BKN
1 (satu) tahun terakhir 2) Keputusan Kepala BKN, bagi PNS Pusat dan Daerah untuk kenaikan pangkat
3) Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dalam satu menjadi Juru Muda Tingkat I (I/b) sampai dengan gol/ruang IV/b
tahun terakhir.
CPNS yang oleh Tim Penguji Kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak
4) Masa bekerja sebagai PNS secara terus menerus dimaksud dalam ketentuan ini
dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri, diangkat menjadi PNS, dan diberikan
adalah masa kerja yang dihitung sejak diangkat menjadi CPNS atau PNS
KP pengabdian.
sampai dengan yang bersangkutan meninggal dunia atau mencapai BUP dan
tidak terputus statusnya sebagai PNS. Pengangkatan menjadi PNS sebagaimana tersebut di atas TMT tanggal 1 pada bulan
5) Kenaikkan pangkat Pengabdian bagi PNS yang meninggal dunia atau mencapai yang bersangkutan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam
BUP tersebut ditetapkan dengan: semua jabatan negeri.
a. Keputusan Presiden, bagi PNS Pusat dan Daerah yang dinaikkan
pangkatnya menjadi Pembina Utama Muda gol/ruang IV/c keatas setelah
mendapat pertimbangan teknis Kepala BKN

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kenaikan Pangkat PNS 127 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kenaikan Pangkat PNS 128
XXIX. PENINJAUAN MASA KERJA (PMK) b. Pengalaman masa kerja yang diperoleh dari swasta
1) Status sebagai Calon/Pegawai Negeri Sipil
A. PENINJAUAN MASA KERJA GOLONGAN 2) Pengalaman Kerja pada swasta yang dapat diperhitunkan menjadi masa
kerja golongan adalah pengalaman kerja yang diperoleh dari swasta yang
CPNS/PNS yang memiliki pengalaman kerja pada Pemerintah/Swasta yang Berbadan
berbadan hukum (misalnya, PT, CV dan sebagainya).
Hukum yang belum diperhitungkan sebagai masa kerja golongan dapat ditinjau
3) Pengalaman kerja pada swasta tersebut baru dapat diperhitungkan apabila
kembali/diperhitungkan untuk penetapan gaji pokok PNS.
sekurang-kurangnya memiliki pengalaman kerja 1 (satu) tahun dan didapat
1. Syarat-syarat secara terus menerus tanpa terputus

a. Pengalaman masa kerja yang diperoleh dari Pemerintah. Dari jumlah pengalaman kerja yang dimiliki hanya dihargai setengahnya dan paling
1) Status sebagai Calon/Pegawai Negeri Sipil tinggi hanya dapat dihitung 8 (delapan) tahun
2) Memiliki pengalaman kerja yang diperoleh pada Pemerintah yang belum
2. Bahan-bahan yang perlu dilampirkan dalam nota usul Formulir D-3/D.II.C
diperhitungkan sebagai masa kerja golongan.
3) Pengalaman kerja pada Pemerintah yang tidak menerima penghasilan 1) Daftar riwayat Hidup/Daftar Riwayat Pekerjaan
secara harian/bulanan atau sebagai penerima upah yang bersifat tidak tetap 2) Salinan sah STTB/Ijazah/Diploma/Akta yang digunakan pada saat bekerja
(pekerja borongan) atau kerja sukarela/magang, masa kerjanya tidak dapat dipemerintah/swasta
diperhitungkan 3) Salinan sah Surat Kewputusan Pengangkatan sebagai CPNS
4) Masa kerja yang dapat diperhitungkan setinggi-tingginya ditetapkan 4) Salinan sah Surat Keputusan Pengangkatan dan Pemberhentian sebagai
berdasarkan masa kerja maximum setelah dikurangi dengan 2 (dua) kali Bukti Pengalaman Kerja yang diperoleh
Kenaikan Gaji Berkala yang terakhir dalam golongan ruang tersebut. 5) Salinan sah SK pengangkatan dalam pangkat terakhir.
5) Pengalaman kerja yang dapat diperhitungkan sebagai masa kerja golongan 3. Cara Pemeriksaan
gaji adalah pengalaman kerja yang dapat dibuuktikan dengan Surat
Keputusan dari pejabat yang berwenang (berdasarkan KEP. KA. BKN Data / Lampiran Formulir model D-3 / D.II.C yang perlu diperiksa, adalah :
Nomor 11 Tahun 2002 cukup keterangan dan bukt lainnya). 1) Data yang tercantum dalam Surat Keputusan Pengalaman Kerja harus sesuai
6) Pengalaman kerja yang diperoleh dari Pemerintah dimaksud meliputi dengan data yang tertuang dalam Surat Keputusan Pengangkatan Pertama
(berdasarkan pasal 13 PP. 98 tahun 2000 jo. Kep. KA. BKN Nomor 11 sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil.
Tahun 2002) yaitu: 2) Pengalaman Kerja yang diperoleh dalam waktu yang bersamaan hanya
a) Masa selama menjadi CPNS/PNS kecuali masa selama menjadi CLTN diperhitungkan satu kali perhiungan masa kerja.
b) Masa selama menjadi pejabat Negara
c) Masa selama menjalankan tugas pemerintahan yang antara lain Misalnya,
penugasan sebagai:
Tanggal 1 Juni 2000 sampai dengan 31 Agustus 2004 bekerja sebagai guru
i. Lokal staff pada perwakilan RI di Luar Negeri tidak tetap SMA Swasta. Tanggal 1 September 2001 sampai dengan 31 mei
ii. Pegawai tidak tetap, umpamanya masa bakti Dokter selama 2002 bekerja sebagai honorer pada Kantor Pemerintah Daerah Tingkat I
menjadi PTT
Jawa Barat.
iii. Perangkat Desa
iv. Pegawai/Tenaga pada Badan-badan Internasional 3) Kita membandingkan dengan STTB/Ijazah/Diploma/Akta yang dimiliki
v. Petugas pada pemerintah lainnya yang penghasilannya dibebankan berasal dari daerah mana dan bukti pengalaman kerja diperoleh dari
pada APBN daerah mana.
d) Masa selama menjalankan kewajiban untk membela Negara, antara lain
Misalnya,
masa selama manjadi Prajurit Wajib dan Sukarelawan
e) Msa selama manjadi Pgawai/karyawan Perusahaan Milik Pemerinta STTB SMA IPS tahun 1989 dari sekolah swasta di Pelembang, Ijazah
meliputi BUMN dan BUMD Akademi tahun 1993 dari Akademi Administrasi Niaga di Padang. Bukti

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Peninjauan Masa Kerja (PMK) 129 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Peninjauan Masa Kerja (PMK) 130
pengalaman kerja yang terlampir adalah dari tanggal 1 Januari 1990 sampai a) Masa Bhakti Veteran perjuangan kemerdekaan antara tanggal 17
dengan tanggal 31 Agustus 1999 diperoleh dari PT. Usaha industri Jakarta. Agustus 1949 (maksimal 4 tahun 4 bulan x 2 = 8 tahun 8 bulan)
b) Masa perjuangan integrasi dan selama menjadi pegawai pada
Bila ditemukan data-data yang demikian maka jelas bahwa salah satu data
Pemerintah sementara Timor-Timor yaitu mulai tanggal 1 Juli 1974
tersebut atau keseluruhannya adalah palsu, karena tidak mungkin seseorang
sampai dengan 31 Juli 1976 (maksimal 2 tahun 3 bulan x 2 = 4 tahun
dapat kuliah di Sumatra dan bekerja di Jakarta dalam waktu yang
6 bulan)
bersamaan
4) Perlu diperhatikan bahwa penetapan besarnya gaji pokok sesuai dengan B. PENGALAMAN KERJA YANG TIDAK DAPAT DIPERHITUNGKAN UNTUK
status pegawai yang bersangkutan. Apabila masih berstatus Calon diberikan PENINJAUAN MASA KERJA GOLONGAN
80% dan apabila telah berstatus Pegawai Negeri Sipil ditetapkan 100% 1) Pengalaman kerja yang sudah dihargai dengan uang pesangon/uang
dari gaji pokok. pesangon yang bersifat untuk pensiun
5) Pengalaman kerja yang diperoleh sewaktu masih berpendidikan lebih 2) Masa selama menjalani Cuti Diluar Tanggungan Negara
rendah dari pada pendidikan yang digunakan sebagai dasar pengangkatan 3) Diberhentikan dengan hormat bukan atas permintaan sendiri,
sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka perhitungan masa kerja golongannya pengangkatan CPNS setelah berlakunya PP. 98 Tahun 2000 jo.PP. 11
harus dikenakan pengurangan secara horizontal sesuai dengan golongan Tahun 2002
ruang gaji pegawai yang bersangkutan 4) Diberhentikan dengan tidak hormat
6) Pengalaman kerja dari swasta yang Berbadan Hukum yang dapat 5) Pengalaman kerja yang diperoleh secara pararel hanya diperhitungkan
diperhitungkan adalah yang didalam Surat Keputusan / Surat Ketrangan 1 pengalaman
dicantumkan besarnya penghasilan dari pegawai yang bersangkutan dan 6) Pengalaman kerja di Swasta yang kurang dari 1 (satu) tahun
diberhentikan dengan hormat dari pekerjaannya / jabatannya dan atau 7) Pengalaman kerja yang diperoleh sebelum berusia 18 tahun
diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri. Apabila dalam Surat
Keputusan / Surat Keterangan yang menyatakan bahwa Pegawai yang
C. CONTOH SOAL DAN JAWABAN PENINJAUAN MASA KERJA
bersangkutan diberhentikan dengan tidak hormat atau diberhentikan bukan
atas permintaan sendiri, maka pengalaman kerja yang bersangkautan tidak Contoh 1
dapat diperhitungkan, bahkan pengangkatan yang bersangkutan sebagai Sdr. BUDIMAN, S.IP lahir 01 Mei 1972, dengan riwayat pendidikan sebagai berikut:
Calon Pegawai Negeri Sipil dapat ditinjau kembali/dibatalkan, apabila
pengangkatan yang bersangkutan dilaksanakan setelah berlakunya Berijazah D.III dari AAN tahun 1994, berdasarkan ijazah D.III tersebut ybs. Bekerja
Peraturan Pemerintah Nomor 98 Thun 2000 jo Peraturan Pemerintah pada PT sebuah perusahaan Keramik, dan sambil bekerja Sdr. BUDIMAN
Nomor 12 Tahun 2002 melanjutkan pendidikan S.1 dan lulus pada tahun 2001. selanjutnya Sdr. BUDIMAN
melamar sebagai CPNS dan diangkat dalam golongan ruang III/a TMT. 1-12-2004,
Cara pemeriksaan / penelitian adalah seperti pemeriksaan terhadap lampiran- dengan SK. Bupati Gunungkidul. Oleh Bupati Gunungkidul Peninjauan masa
lampiran yang diajukan untuk usul mutyasi bidang kepangkatan dan penggajian. kerjanya diajukan
4. Peninjauan Masa Kerja dari Masa Bhakti Veteran dan Masa Kerja sebagai Dalam hal ini bagaimana perhitungan masa kerjanya, seandainya Sdr. BUDIMAN
penghargaan dalam perjuangan. telah mengajukan berhenti dari PT Keramik tersebut pada akhir Agustus 2004.
a. Syarat-syarat Jawab
1) Status sebagai Calon /Pegawai Negeri Sipil
2) Calon/Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dinyatakan sebagai pejuang Pengalaman kerja dengan dasar pendidikan D.III dari,
bagi Negara Republik Indonesia
1-1-1995 s/d 1-8-2004 = 9 tahun, 7 bulan
3) Bhakti Veteran yang diajukan untuk diperhitungkan 2 (dua) kali, hanya
dihargai ½ = 4 tahun, 9 bulan
dapat diperhitungkan apabila telah melalui heregrestrasi yang dilakukan
masa kerja segaris = 3 tahun
oleh Baminvet Puscadnas.
masa skerja golongan II = 7 tahun, 9 bulan
4) Masa Bhakti yang dapat diperhitungkan 2 (dua) kali, adalah:
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Peninjauan Masa Kerja (PMK) 131 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Peninjauan Masa Kerja (PMK) 132
masa kerja golongan III = 2 tahun, 9 bulan B. PANDUAN DALAM PERHITUNGAN KENAIKAN GAJI BERKALA
1. Selalu berpedoman pada daftar gaji pokok pegawai negeri sipil
2. Untuk gol. Ruang I/a, gol. III dan gol. IV kenaikan gaji berkala jatuh pada
XXX. KENAIKAN GAJI BERKALA (KGB) masa kerja tahun genap
3. Untuk gol. Ruang I/b s/d I/d dan gol. II kenaikan gaji berkala jatuh pada masa
A. PENGERTIAN kerja tahun ganjil
Kenaikan gaji berkala (KGB) adalah kenaikan gaji yang diberikan kepada PNS yang 4. Pastikan masa kerja golongan ruang jatuh pada o (nol) bulan
telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk KGB yaitu setiap 2 (dua) a. contoh point 2 : kgb jatuh pada mk 02 tahun 00 bulan;
tahun sekali dan apabila telah memenuhi persyaratan berdasarkan peraturan 04 tahun 00 bulan; 06 tahun 00 bulan dst.
perundang-undangan yang berlaku. Pegawai negeri sipil diberikan kenaikan gaji b. contoh point 3 : kgb jatuh pada mk 01 tahun 00 bulan;
berkala apabila dipenuhi syarat-syarat : 03 tahun 00 bulan; 05 tahun 00 bulan dst

1. Telah mencapai masa kerja golongan yang ditentukan untuk kenaikan gaji C. CONTOH PERHITUNGAN KBG
berkala;
2. Penilaian pelaksanaan pekerjaan dengan nilai rata-rata sekurang-kurangnya  Diangkat sebagai Cpns gol. Ruang II/c
"cukup".  Tmt 01-01-2010 dengan masa kerja 03 tahun 00 bulan
3. Pemberitahuan kenaikan gaji berkala diterbitkan 2 (dua) bulan sebelum  Diangkat menjadi PNS tmt 01-11-2011 dengan masa kerja 04 tahun 10
kenaikan gaji berkala itu berkala; bulan, kapan kgbnya ?
4. Apabila PNS yang bersangkutan belum memenuhi syarat penilaian pelaksanaan  Ingat !!! :
pekerjaan dengan nilai rata-rata sekurang-kurangnya “cukup” maka kenaikan  Bahwa kgb untuk gol II jatuh pada masa kerja ganjil
gaji berkalanya ditunda paling lama untuk waktu 1 (satu) tahun;  Ketika diangkat pada tmt Januari tersebut dalam posisi masa kerja
5. Apabila sehabis penundaan PNS yang bersangkutan belum juga memenuhi 00 bulan maka kgb akan jatuh pada bulan Januari
syarat maka kenaikan gaji berkalanya ditunda lagi tiap-tiap kali paling lama  Selanjutnya untuk tahunnya bisa ditarik dari cpns ditambah 2 tahun
untuk waktu 1 (satu) tahun; atau dari pns sehingga terpenuhi menjadi 05 tahun 00 bulan
6. Apabila tidak ada alasan lagi untuk penundaan , maka kenaikan gaji berkala sehingga jatuhnya KGB pada 01 Januari 2012
tersebut diberikan mulai bulan berikutnya dari masa penundaan itu;
D. KENAIKAN GAJI ISTIMEWA
Pemberian kenaikan gaji berkala dilakukan dengan surat pemberitahuan dari Kepala
 Kepada Pegawai Negeri Sipil yang menurut Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan
Kantor/Satuan Organisasi yang bersangkutan atas nama pejabat yang berwenang
menunjukkan nilai amat baik sehingga ia patut dijadikan teladan, dapat
kepada Kepala Wilayah Pembayaran (DPPKAD/Kepala Bagian Keuangan/KPKN)
diberikan kenaikan gaji istimewa sebagai penghargaan dengan memajukan saat
setempat sesuai dengan pasal 51 ayat (1) Keputusan Presiden No. 16 Tahun 1994.
kenaikan gaji berkala yang akan datang dan saat-saat kenaikan gaji berkala
Surat pemberitahuan kenaikan gaji berkala tersebut disampaikan dua bulan sebelum
selanjutnya pada pangkat yang dijabatnya pada saat pemberian kenaikan gaji
kenaikan gaji berkala tersebut berlaku.
istimewa.
Pegawai Negeri Sipil yang tidak memenuhi syarat kenaikan gaji berkala dapat  pemberian kenaikan gaji istimewa sebagaimana dimaksud di atas, dilakukan
ditunda untuk paling lama satu tahun, dan apabila setelah penundaan tersebut oleh Menteri/Pimpinan lembaga yang bersangkutan.
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan belum juga memenuhi syarat Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan, maka kenaikan gaji berkalanya ditunda lagi tiap-tiap kali
paling lama untuk satu tahun. Penundaan kenaikan gaji berkala dilakukan dengan
Surat Keputusan Pejabat yang berwenang.
Masa penundaan kenaikan gaji berkala dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala
berikutnya.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kenaikan Gaji Berkala (KGB) 133 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kenaikan Gaji Berkala (KGB) 134
XXXI. PENGGAJIAN PNS a. Tunjangan Istri/Suami
Yang dimaksud dengan tunjangan istri/suami adalah tunjangan yang diberikan
A. PENGERTIAN DASAR MENGENAI GAJI DAN TUNJANGAN kepada pegawai negeri yang beristri/suami. Ketentuan –ketentuan yang
berkaitan dengan tunjangan istri/suami adalah :
Yang dimaksud dengan gaji pegawai adalah gaji pokok berikut tunjangannya bagi
Pegawai Negeri Sipil (PNS) termasuk CPNS. Gaji pegawai disediakan dari Anggaran 1. Diberikan untuk 1 istri/suami pegawai negeri yang sah;
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang bersumber dari Dana Alokasi Umum 2. Besarnya tunjangan istri//suami adalah 10% dari gaji pokok;
(DAU) melalui Belanja Tidak Langsung Pegawai masing-masing SKPD. 3. Tunjangan istri/suami diberhentikan pada bulan berikutnya setelah terjadi
Dalam UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian disebutkan perceraian atau meninggal dunia;
pada pasal 7 bahwa setiap PNS berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan 4. Untuk memperoleh tunjangan istri/suami harus dibuktikan dengan surat
pekerjaan dan tanggungjawabnya. Selanjutnya dalam penjelasannya ditegaskan nikah/akta nikah dari Kantor Urusan Agama atau Kantor Catatan Sipil.
bahwa pada dasarnya setiap PNS beserta keluarganya harus dapat hidup layak dari b. Tunjangan anak
gajinya sehingga dengan demikian ia dapat memusatkan perhatian untuk Yang dimaksud dengan tunjangan anak adalah tunjangan yang diberikan
melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. kepada PNS/CPNS yang mempunyai anak (anak kandung, anak tiri dan anak
Ketentuan Pasal 7 UU Nomor 8 Tahun 1974 juga mengatur bahwa besarnya gaji angkat) dengan ketentuan :
harus memperhatikan Keuangan Negara dan harus pula memperhatikan keadaan
1. Belum mempunyai batas usia 21 tahun;
dimana PNS itu dipekerjakan. Gaji PNS dan tunjangan yang melekat pada gaji
2. Tidak atau belum pernah menikah;
adalah penghasilan yang diterima oleh PNS yang telah diangkat oleh pejabat yang
3. Tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan
berwenang dengan surat keputusan sesuai ketentuan yang berlaku.
4. Nyata menjadi tanggungan pegawai negeri yang bersangkutan.
Gaji Pegawai terdiri dari :
Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan tunjangan anak adalah :
1. GAJI POKOK
1. Diberikan maksimal untuk 2 (dua) orang anak;
Gaji pokok adalah landasan dasar dalam menghitung besarnya gaji seseorang
2. Dalam hal PNS pada tanggal 1 Maret 1994 telah memperoleh tunjangan
PNS. Hal ini disebabkan sebagian komponen perhitungan gaji seperti
anak untuk lebih dari 2 orang anak, kepadanya tetap diberikan tunjangan
tunjangan istri , tunjangan anak dan tunjangan perbaikan penghasilan dihitung
anak untuk jumlah menurut keadaan pada tanggal tersebut. Apabila setelah
atas dasar persentase tertentu dari gaji pokok. Besarnya gaji pokok seseorang
tanggal tersebut jumlah anak yang memperoleh tunjangan anak berkurang
PNS tergantung atas gol/ruang penggajian yang ditetapkan untuk pangkat
karena menjadi dewasa, kawin/meninggal, pengurangan tersebut tidak
yang dimilikinya. Karena itu pangkat berfungsi pula sebagai dasar penggajian.
dapat digantikan, kecuali jumlah anak menjadi kurang dari dua;
Besarnya gaji pokok diberikan kepada pegawai sesuai dengan besaran yang 3. Besarnya tunjangan anak adalah 2 % per anak dari gaji pokok;
tercantum dalam surat keputusan pengangkatan, surat keputusan kenaikan 4. Tunjangan anak diberhentikan pada bulan berikutnya setelah tidak
pangkat, surat pemberitahuan gaji berkala, atau surat penetapan lainnya. memenuhi ketentuan pemberian tunjangan anak atau meninggal dunia;
Kepada seseorang yang diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 5. Pegawai wajib melaporkan bahwa anak yang masuk dalam tanggungan
diberikan gaji pokok sebesar 80% (delapan puluh persen) dari gaji pokok yang pegawai tersebut telah tidak memenuhi ketentuan pemberian tunjangan
ditentukan untuk golongan /ruang gaji menurut pangkat yang didudukinya. anak atau meninggal dunia;
6. Batas usia anak tersebut diatas dapat diperpanjang dari usia 21 tahun
2. TUNJANGAN –TUNJANGAN YANG MELEKAT PADA GAJI
sampai usia 25 tahun, apabila anak tersebut masih bersekolah dengan
Tunjangan –tunjangan yang melekat pada gaji terdiri atas tunjangan ketentuan sebagai berikut :
istri/suami, tunjangan anak, tunjangan jabatan structural/fungsional, tunjangan a. Dapat menunjukkan surat pernyataan dari kepala sekolah
yang dipersamakan dengan tunjangan jabatan, tunjangan kompensasi kerja, /kursus/perguruan tinggi bahwa anak tersebut masih
tunjangan beras, tunjangan khusus PPh, tunjangan Irian Jaya/Papua, Tunjangan sekolah/kursus/kuliah;
pengabdian wilayah terpencil, tunjangan perbaikan penghasilan, tunjangan b. Masa pelajaran pada sekolah/kursus/perguruan tinggi tersebut
asuransi kesehatan (askes 2%). sekurang-kurangnya satu tahun;
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penggajian PNS 135 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penggajian PNS 136
7. Untuk memperoleh tunjangan anak harus dibuktikan dengan : d. Tunjangan Jabatan Fungsional
a. Surat Keterangan Kelahiran Anak dari pejabat yang berwenang pada Tunjangan jabatan fungsional dalah tunjangan jabatan yang diberikan kepada
Catatan Sipil/Lurah/Camat setempat: pegawai negeri yang menduduki jabatan fungsional sesuai dengan peraturan
b. Surat Keputusan Pengadilan yang memutuskan /mensahkan perceraian perundangan dan ditetapkan dengan surat keputusan dari pejabat yang
dimana anak menjadi tanggungan penuh janda/duda untuk tunjangan berwenang menurut peraturan perundang-undangan dengan ketentuan:
anak tiri bagi janda/duda yang bercerai;
1. Besaran tunjangan JFK dibedakan berdasarkan Peraturan Presiden;
c. Surat Keterangan dari lurah/camat bahwa anak-anak tersebut adalah
2. Bagi PNS yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dapat
tanggungan si janda/duda untuk tunjangan anak tiri bagi janda/duda
merangkap jabatan fungsional dan struktural, hanya diberikan satu
yang suami/istrinya meninggal dunia;
tunjangan jabatan yang menguntungkan baginya;
d. Surat Keputusan Pengadilan Negeri tentang pengangkatan anak
3. Tunjangan jabatan fungsional sekaligus menentukan perpanjangan batas
(hukum adopsi) untuk tunjangan anak bagi anak angkat (apabila
usia pensiun bagi pegawai yang bersangkutan (dapat diperpajang sampai
pegawai mengangkat anak lebih dari 1 anak angkat maksimal 1 anak).
dengan usia 58 tahun, 60 tahun dan 65 tahun);
b. Tunjangan anak dimasukkan dalam pengajuan daftar gaji setelah
4. Tunjangan jabatan fungsional dibayarkan pada bulan berikutnya setelah
diterimanya surat kelahiran oleh Pengelola Administrasi Gaji.
tanggal melaksanakan tugas.
Pembayaran anak tidak berlaku surut.
5. Tunjangan jabatan fungsional tidak dapat berlaku surut dari tanggal
c. Untuk tunjangan anak tiri/anak angkat dimasukkan dalam pengajuan
penetapan keputusan pengangkatan dalam jabatan fungsional;
daftar gaji setelah diterimanya surat kelahiran oleh satuan
6. Pembayaran tunjangan jabatan fungsional dihentikan terhitung mulai bulan
kerja/pejabat administrasi belanja pegawai (Pembayaran tunjangan
berikutnya sejak pegawai negeri yang bersangkutan :
anak tiri/anak angkat tidak berlaku surut) dengan syarat :
a. Tidak lagi menduduki jabatan fungsioal
i. Ayah yang sebenarnya dari anak tersebut telah meninggal dunia
b. Diberhentikan sementara
yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dari pamong
c. Dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan
praja (serendah-rendahnya camat),
d. Sedang menjalani cuti diluar tanggungan Negara .
ii. Ayah yang sebenarnya dari anak tersebut bukan pegawai negeri
e. Dijatuhi hukuman penjara atau kurungan berdasarkan putusan
dan tunjangan anak untuk anak-anak itu diberikan kepada
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
ayahnya yang harus dibuktikan dengan surat keterangan dari
f. Dibebaskan dari tugas jabatannya selama lebih dari 6 bulan
kantor tempat ayahnya bekerja.
(dihentikan mulai bulan ketujuh)
iii. Anak tersebut tidak lagi menjadi tanggungan ayahnya yang
g. Sedang menjalani cuti besar.
dibuktikan dengan surat keputusan dari pengadilan negeri
7. Tunjangan JFK dibuktikan dengan surat pernyataan melaksanakan tugas;
bahwa anak tersebut telah diserahkan sepenuhnya kepada ibu
8. Untuk kepastian pembayaran tunjangan jabatan fungsional , setiap awal
dari anak tersebut dan disyahkan oleh pamong praja serendah-
tahun anggaran pejabat yang berwenang diharuskan membuat surat
rendahnya camat).
pernyataan masih menduduki jabatan;
c. Tunjangan Jabatan Stuktural 9. Tunjangan jabatan fungsional bagi PNS yang diperbantukan dibayarkan
Kepada PNS yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam jabatan oleh instansi tempat pegawai negeri yang bersangkutan bekerja;
struktural diberikan tunjangan jabatan struktural setiap bulan. Besarnya 10.Tunjangan jabatan fungsional bagi pegawai negeri yang dipekerjakan tetap
tunjangan jabatan struktural diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun dibayarkan oleh instansi induknya.
2007 tentang Tunjangan Jabatan Struktural. Pemberian tunjangan jabatan
e. Tunjangan Kompensasi Kerja (Risiko Bahaya atas pekerjaan)
struktural dihentikan apabila seorang PNS diangkat dalam jabatan fungsional
atau karena hal lain yang mengakibatkan pemberian tunjangan dihentikan f. Tunjangan beras
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Ketentuan lebih lanjut Tunjangan beras adalah tunjangan yang diberikan kepada PNS dan anggota
mengenai pelaksanaan peraturan presiden perihal tunjangan jabatan diatur keluarganya dalam bentuk natura atau dalam bentuk inatura (uang) dengan
oleh Menteri Keuangan dan/atau Kepala BKN, baik secara bersama-sama besaran sesuai ketentuan yang berlaku. Ketentuan –ketentuan mengenai
maupun sendiri sendiri menurut bidang tugasnya masing-masing. tunjangan beras diatur sebagai berikut:
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penggajian PNS 137 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penggajian PNS 138
1. Diberikan kepada PNS dalam bentuk natura (beras) atau inatura (uang) 3. Iuran Asuransi Kesehatan 2%
2. Tunjangan beras untuk pegawai negeri sipil sebanyak 10 kg/bulan . Apabila Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2003 dan Keputusan
diberikan dalam bentuk uang maka besaran harga beras per kgnya Menteri Keuangan RI nomor :378/KMK.02/2003 tanggal 6 Agustus 2003
ditetapkan oleh Menteri Keuangan tentang subsidi dan iuran Pemerintah Daerah dalam dalam penyelenggaraan
3. Tunjangan beras untuk anggota keluarga pegawai negeri sipil diberikan Asuransi Kesehatan ditetapkan bahwa besarnya iuran asuransi kesehatan
sebanyak 10 kg/orang/bulan atau apabila diberikan dalam bentuk uang adalah 2 % dari penghasilan (Gaji pokok+ tunjangan keluarga).
maka besaran harga beras per kgnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan
4. PPh pasal 21
g. Tunjangan khusus PPh
Tunjangan khusus PPh adalah tunjangan khusus pajak yang diberikan oleh Adalah potongan pajak yang dikenakan terhadap penghasilan pegawai negeri
pemerintah dalam rangka membantu PNS yang dikenakan pajak penghasilan yang melampaui batas Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 jo Keputusan
B. POTONGAN Menteri Keuangan Nomor 636/KMK/04/1994 menyatakan bahwa pengenaan
Potongan yang termuat dalam daftar gaji terdiri atas; PPh Pasal 21 bagi pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI dan
Pensiunan termasuk janda/duda dan atau anak-anaknya atas penghasilam
1. Iuran Wajib Pegawai Negeri (IWP) berupa gaji kehormatan, gaji atau uang pension, tunjangan yang terkait
Besaran potongan Iuran Wajib Pegawai (IWP) sebesar 10% dari (Gaji dengan gaji kehormatan yang tercantum dalam daftar gaji/daftar pembayaran
Pokok+Tunjangan keluarga) dengan perincian sebagai berikut: pensiunan atau daftar pembayaran lain.
a. 4,75% untuk iuran pensiun
Demikian juga terhadap honorarium, uang sidang, uang prestasi kerja, dan
b. 2,00% untuk iuran pemeliharaan kesehatan
imbalan lain denan nama apapun yang dibebankan pada keuangan negara
c. 3,25% untuk iuran hari tua
dipotong PPh pasal 21 sebesar 15% jumlah bruto penghasilan

2. Tabungan Perumahan Pegawai (Taperum) C. SISTEM PENGGAJIAN


adalah potongan yang dikenakan kepada PNS untuk membiayai usaha-usaha 1. SISTEM BERKALA TUNGGAL
peningkatan kesejahteraan PNS dalam bidang perumahan yang besarnya diatur
Yang dimaksud dengan sistem skala tunggal adalah system penggajian yang
menurut perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Keputusan Presiden
memberikan gaji yang sama kepada pegawai yang berpangkat sama dengan
Nomor 14 tahun 1993 dan Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 1994
tidak atau kurang memperhatikan sifat pekerjaan yang dilakukan dan beratnya
besarnya tabungan tiap bulan adalah sebagai berikut:
tanggungjawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.
a. Golongan I Rp 3.000,- a. Keuntungan system skala tunggal
b. Golongan II Rp 5.000,- Adalah kesederhanaannya, karena hanya memerlukan satu peraturan yang
c. Golongan III Rp 7.000,- mengatur skala gaji untuk segenap Pegawai Negeri Sipil.
d. Golongan IV Rp 10.000,-
b. Kerugian system skala tunggal
Pembentukan Dana Tabungan Perumahan PNS ini dimaksudkan untuk Adalah dirasakan tidak adil bagi Pegawai Negeri Sipil yang memikul
meningkatkan kesejahteraan PNS, dengan cara membantu membayar uang tanggungjawab lebih berat.
muka Pembelian rumah dengan fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan 2. SISTEM SKALA GANDA
membantu sebagai biaya membangun rumah untuk sebagian PNS yang sudah
Yang dimaksud dengan sistem skala ganda adalah sistem penggajian yang
memiliki tanah ditempatnya bekerja.
menentukan besaran gaji bukan saja didasarkan pada pangkat tetapi juga
didasarkan pada sifat pekerjaan yang dilakukan, prestasi kerja yang dicapai
dan beratnya tanggung jawab yang dipikul dalam melaksanakan pekerjaan itu.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penggajian PNS 139 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penggajian PNS 140
a. Keuntungan sistem skala ganda XXXII. SURAT KETERANGAN PENGHENTIAN PEMBAYARAN (SKPP)
Adalah memberikan rangsangan yang dapat menimbulkan kegairahan
bekerja bagi Pegawai Negeri Sipil yang melaksanakan beban tugas yang
besar dan memikul tanggungjawab yang berat. Surat Keterangan Penghentian Pembayaran (SKPP) adalah surat keterangan tentang
b. Kerugian system skala ganda penghentian pembayaran gaji karena mutasi /pensiun sehingga dapat menunjukkan
Adalah menimbulkan ketidakadilan pada waktu mereka pension. Karena batas akhir hak yang seharusnya diterima pegawai negeri /pensiunan bersangkutan .
gaji pokok adalah dasar penetapan pokok pensiun, maka pensiun pokok A
SKPP diterbitkan dengan tujuan agar pegawai yang berubah status/pindah dapat
akan berbeda dengan pensiun pokok B, padahal pada waktu mereka sama-
dilanjutkan pembayaran gajinya oleh satker ditempat kerja yang baru , atau
sama pensiun tidak ada lagi perbedaan besarnya beban tugas dan
dibayarkan pensiunnya oleh PT Taspen bagi pegawai yang memasuki masa pensiun.
perbedaan berat tanggungjawab.
Pada SKPP selain dicantumkan perincian penghasilan bulan terakhir yang telah
3. SISTEM SKALA GABUNGAN dibayar , juga dicantumkan utang-utang kepada Negara dari pegawai yang
bersangkutan bila ada.
Untuk menghilangkan kerugian yang terdapat pada sistem skala tunggal dan
sistem skala ganda, maka sistem penggajian PNS yang akan digunakan adalah
Sistem Skala Gabungan yaitu gaji pokok bagi PNS yang berpangkat sama
A. SKPP DITERBITKAN DALAM HAL
ditetapkan sama, disamping itu diberikan tunjangan bagi PNS yang 1. Pegawai pindah ke satker lain, baik yang mengakibatkan perubahan DPPKAD
berdasarkan penilaikan melaksanakan beban tugas yang lebih besar dan pembayar maupun tetap dalam wilayah pembayaran DPPKAD yang sama;
memikul tanggung jawab yang lebih berat dibandingkan dengan yang lain. 2. Pegawai pindah ke/dari luar negeri;
3. Pegawai diperbantukan /pindah ke daerah otonom ;
4. Pegawai diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak pension, uang
tunggu :
5. Siswa Ikatan Dinas yang diangkat menjadi pegawai (bila ikatan dinas diberi
gaji)
6. Pegawai yang berpindah statusnya dari pegawai honorer /kontrak menjadi
cpns/pns
7. Pegawai yang pindah dari /ke Kabupaten Magelang

B. SYARAT –SYARAT PENERBITAN SKPP


1. Surat pengantar dari SKPD
2. Surat Keterangan Penghentian Pembayaran Sementara yang diterbitkan oleh
SKPD
3. Fotocopy Surat Keputusan mutasi/pindah, pensiun, pensiun janda/duda ,
uang tunggu penggangkatan pegawai bagi mantan siswa ikatan dinas
4. Fotocopy gaji terakhir yang diterimakan (Rincian daftar gaji terakhir)
SKPP dibuat rangkap 4 ;
1. Lembar 1 untuk yang bersangkutan
2. Lembar 2 untuk Taspen
3. Lembar 3 untuk BKD
4. Lembar 4 untuk SKPD terakhir pegawai bekerja

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Surat Keterangan Penghentian Pembayaran 142


Manajemen Administrasi Kepegawaian | Penggajian PNS 141 (SKPP)
XXXIII. KESEJAHTERAAN PEGAWAI c. Sedang menjalani hukuman disiplin sedang dan berat diantaranya :
Diberhentikan sementara untuk pertimbangan peradilan, dijatuhi
A. DASAR HUKUM hukuman disiplin Pemberhentian dengan hormat sebagai PNS maupun
Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS, Dijatuhi hukuman
1. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
tingkat sedang dan hukuman disiplin tingkat berat.
Daerah;
d. Meninggalkan tugas secara tidak sah lebih dari 6 hari dalam 1 (satu)
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
bulan berdasarkan daftar hasir.
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
e. Sedang menjalani masa Persiapan Pensiun (BPP)
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
f. Diklat lebih dari 1 Bulan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
g. Bagi PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berupa Pembebasan dari
Pengelolaan Keuangan Daerah;
Jabatan dapat diberikan Tambahan penghasilan setelah menjalani
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2008 tentang Pedoman
hukuman disiplin paling singkat 1 (satu) tahun.
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009;
4. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan
D. BESARNYA TAMBAHAN PENGHASILAN :
Keuangan Daerah;
5. Peraturan Bupati Magelang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Tambahan Berdasarkan Keputusan Bupati Nomor. 188.45/43/KEP/31/2009 tanggal 6 April
Penghasilan bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten 2009 besaran Tambahan Penghasilan berdasarkan beban kerja bagi PNS di
Magelang. Lingkungan Pemerintah Daerah Kab. Magelang TA 2009 sbb :
6. Keputusan Bupati Magelang Nomor 188.45/43/KEP/31/2009 tentang Besaran
1. Sekretaris Daerah Rp. 3.375.000,-
Tambahan Penghasilan Berdasarkan Beban Kerja bagi Pegawai Negeri Sipil di
2. Asisten Sekda, Kepala Badan, Kepala Dinas/
Lingkungan Pemerintah Daerah Kab. Magelang Tahun Anggaran 2009.
Sekretaris DPRD, Inspektur dan Staf Ahli Bupati Rp. 2.250.000,-
3. Kepala Kantor, Kepala Bagian pada Setda dan Camat Rp. 1.350.000,-
B. PENGERTIAN 4. Sekretaris Badan / Dinas, Inspektur Pembantu,
 Pemerintah Daerah memberikan Tambahan Penghasilan kepada PNS Kabag pada Set DPRD, Kepala Bidang dan
berdasarkan peratuan perundang – undangan yang berlaku. Sekretaris Camat Rp. 1.125.000,-
 Tambahan Penghasilan diberikan berdasarkan pertimbangan yang obyektif 5. Eselon IV Rp. 900.000,-
dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan memperoleh 6. Eselon V Rp. 675.000,-
persetujuan DPRD. 7. Pegawai Golongan IV Rp. 450.000,-
 Tambahan penghasilan diberikan kepada PNS dalam rangka peningkatan 8. Pegawai Golongan III Rp. 375.000,-
kesejahteraan pegawai berdasarkan beban kerja atau kondisi kerja. 9. Pegawai Golongan II Rp. 255.000,-
 Tambahan Penghasilan diberikan kepada PNS yang dibebani pekerjaan untuk 10. Tenaga Fungsional Rp. 250.000,-
menyelesaikan tugas-tugas yang dinilai melampaui beban kerja normal.
 Tambahan Penghasilan diberikan kepada PNS yang dalam melaksanakan
tugasnya berada pada lingkungan kerja yang memiliki resiko tinggi.

C. TAMBAHAN PENGHASILAN DIKECUALIKAN BAGI :


1. Calon Pegawai Negeri Sipil ( CPNS ).
2. Pegawai Negeri Sipil yang :
a. Sedang menjalani Cuti, yaitu : Cuti besar, Cuti Bersalin, Cuti Alasan
penting lebih dari 20 hr, Cuti diluar Tanggungan Negera, Cuti Sakit lebih
dari 1 bulan.
b. Sedang menjalani tugas belajar.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kesejahteraan Pegawai 143 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kesejahteraan Pegawai 144
XXXIV. BAPERTARUM / TAPERUM PNS Perhitungan tersebut dilakukan sejak 1 Januari 1993 sampai dengan yang
bersangkutan berhenti bekerja, yang disebabkan pensiun, meninggal dunia, atau
A. UMUM sebab-sebab lain.
Pembayaran tabungan perumahan dilakukan dengan cara pemotongan gaji PNS tiap
Perumahan merupakan kebutuhan pokok manusia, sehingga setiap manusia perlu
bulan dimulai Bulan Februari 1993 yang disetor ke rekening Menkeu atas nama
memenuhinya, termasuk didalamnya Pegawai Negeri Sipil (PNS). Namun demikian
Bapertarum PNS.
kemampuan keuangan PNS terbatas sehingga perlu diupayakan cara agar kebutuhan
tersebut bisa terpenuhi sesuai kemampuan PNS. Untuk itulah perlu usaha gotong-
F. KETENTUAN UMUM
royong berdasar kebersamaan, kekeluargaan dan kesetiakawanan PNS melalui
tabungan perumahan. 1. Yang berhak atas bantuan Taperum PNS aktif Gol Ruang I, II dan III dan
Golongan IV/a dan IV/b dengan prioritas Gol I dan II.
B. PENGERTIAN 2. Belum memiliki rumah sendiri
3. Mempunyai masa kerja minimal 5 tahun
Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan (BAPERTARUM) PNS adalah salah satu
4. Diberikan sekali semasa menjadi PNS (aktif)
program yang dicanangkan Pemerintah dalam upaya membantu PNS untuk
5. Apabila suami PNS, yang berhak Taperum hanya salah Satu
mendapatkan perumahan
6. Besarnya bantuan :
a. Golongan I sebesar Rp. 1-200.000,-
C. LANDASAN HUKUM b. Golongan II sebesar Rp. 1.500.000,-
1. Keppres 14 Tahun 1993 Tentang Tabungan Perumahan PNS jo Keppres 46 c. Golongan III sebesar Rp. 1.800.000,-
Tahun 1994 tentang perubahan Keppres 14 Tahun 1993 d. Golongan IV/a dan IV/b sebesar Rp. 2.100.00,-
2. Keputusan Menteri Negara Perumahan Rakyat Selaku Ketua Harian 7. Tabungan dikembalikan tanpa bunga kepada PNS yang berhenti karena
BAPERTARUM-PNS Nomor 01/KPTS/1995/tentang Perubahan Bantuan permintaan sendiri/diberhentikan dan belum pernah menerima Taperum
Pemilikan Rumah bagi Pegawai Negeri Sipil . 8. Biaya renovasi rumah tidak termasuk dalam program Bapertarum
3. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 12 tahun 2011 tentang 9. Bentuk bantuan berupa :
Tambahan Bantuan Uang Muka dan Bantuan Sebagian Biaya Membangun a. Bantuan uang muka KPR kepada PNS
Rumah bagi PNS. b. Bantuan sebagai biaya membangun rumah diatas tanah yang dimiliki
secara syah dan berada dilokasi pemohon bekerja.
D. MAKSUD DAN TUJUAN
Taperum PNS dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan PNS dengan cara: G. JENIS BANTUAN BAPERTARUM - PNS
1. membantu uang muka pembelian rumah 1. Bantuan Uang Muka ( BUM ).
2. membantu sebagian biaya pembangunan rumah bagi PNS yang sudah memiliki Bantuan Uang Muka (BUM) Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah bantuan
tanah sendiri didaerah tempat kerja yang diberikan kepada PNSdalam rangka membantu uang muka pembelian
Pengelolaan dana tabungan perumahan PNS ditangan BAPERTARUM rumah yang dilakukan melalui fasilitas KPR.
2. Bantuan Sebagian Biaya Membangun ( BM ).
E. PERHITUNGAN DAN BESARAN IURAN
Perhitungan Pengembalian Tabungan merupakan akumulasi dari iuran tabungan yg Bantuan Sebagian Biaya Membangun (BM) Kredit Membangun Rumah (KMR)
dipotong setiap bulannya dari gaji PNS sesuai dgn golongan, yaitu : adalah bantuan yang diberikan kepada PNS dalam rangka membantu sebagian
 Golongan I : Rp 3.000,- biaya membangun rumah di atas tanah sendiri yang dilakukan melalui fasilitas
 Golongan II : Rp 5.000,- KMR .
 Golongan III : Rp 7.000,-
 Golongan IV : Rp 10.000,-

Manajemen Administrasi Kepegawaian | BAPERTARUM / TAPERUM PNS 145 Manajemen Administrasi Kepegawaian | BAPERTARUM / TAPERUM PNS 146
H. BESARAN BANTUAN 2. Bantuan Sebagian Biaya Membangun Rumah Diatas Tanah Milik Sendiri
Besarnya bantuan yg diberikan untuk masing-masing golongan yg tidak Mengajukan permohonan dilampiri :
dikembalikan yaitu :
a. Fc. KTP yang disyahkan
1. Rp 1.200.000,- untuk PNS golongan I b. Fc. KARPEG
2. Rp 1.500.000,- untuk PNS golongan II c. Fc. SK PNS pangkat terakhir yang disyahkan
3. Rp 1.800.000,- untuk PNS golongan III d. Surat Keterangan belum memiliki rumah sendiri
e. Fc. IMB atau surat ijin mendirikan rumah tinggal
Selain bantuan tersebut, PNS juga berhak memanfaatkan tambahan bantuan f. Fc. Bukti kepemilikan tanah
pinjaman dana uang muka dengan bunga 6 % annuitas per-tahun yg hrs g. SPPT (pajak)
dikembalikan sesuai dengan jangka waktu KPR/KMR, yaitu : h. Bila tanah atas nama istri, dilengkapi surat nikah
1. Rp. 13.800.000,- untuk PNS golongan I i. Tanah benar-benar tidak ada bangunan
2. Rp.13.500.000,- untuk PNS golongan II j. Sungguh-sungguh belum memiliki rumah
3. Rp. 13.200.000,- untuk PNS golongan III k. Bukan untuk biaya renovasi

Total Bantuan yang diterima PNS adalah setiap golongan Rp. 15.000.000,- K. Pengambilan Taperum Bagi PNS Yang Berhenti Karena Pensiun,
(bantuan + pinjaman) Meninggal Dunia Atau Berhenti Bekerja

I. PERSYARATAN UMUM BUM/BM : 1. Mengisi formulir bermaterai Rp. 6.000 (enam ribu) yang direkomendasi oleh
pejabat yang berwenang (Kepala BKD/Kepala Biro Kepegawaian/ Kepala
1. PNS aktif golongan I,II, dan III. Bagian Kepegawaian) dengan melampirkan persyaratan :
2. Memiliki masa kerja paling sedikit 5 tahun. 2. Fotocopy sah Kartu Pegawai atau Kartu Identitas Pensiun
3. Belum pernah menerima dan memanfaatkan layanan TAPERUM-PNS. 3. Fotocopy sah SK Golongan, SK Perubahan Golongan sampai dengan SK
4. Belum memiliki rumah. Pensiun/SK Pemberhentian
5. Khusus utk permohonan BM, hrs memiliki tanah yg dibuktikan dgn bukti 4. Fotocopy sah Surat Keterangan Kematian dan Surat Keterangan Ahli Waris dari
kepemilikan hak atas tanah yg sah (sesuai Peraturan Bank Pelaksana) Camat Setempat
5. Fotocopy sah KTP
J. PERSYARATAN PENGAJUAN 6. Fotocopy sah SKPP gaji untuk PNS yang meninggal dunia atau berhenti
1. Bantuan Uang Muka KPR dengan sebab lain.
(Dapat dilaksanakan melalui Bank BRI).
Mengisi formulir bantuan dilampiri :
a. Fc. KTP disyahkan Lurah dan Camat L. TATA CARA PENGAJUAN
b. Fc. KARPEG disyahkan institusi (untuk uang muka KPR dan bantuan SBMR)
c. Surat keterangan telah bekerja minimal 5 tahun
d. Surat keterangan belum memiliki rumah sendiri dari RT, RW, Lurah, 1. Mengambil formulir permohonan (Biro Kepegawaian)
Camat dan Instansi kerja 2. Mengisi formulir dan melengkapi persyaratan
e. Surat penegasan persetujuan penyediaan kredit dari Bank 3. Diajukan ke Biro Kepeg
f. Fc. SK CAPEG 4. Biro Kepeg mengusulkan PNS yang lulus seleksi ke Gubernur
g. Fc. Sk terakhir 5. Gubernur mengirim permohonan ke BAPERTARUM
6. Laporan PNS yang lolo seleksi ke Biro Kepeg untuk diketahui

Manajemen Administrasi Kepegawaian | BAPERTARUM / TAPERUM PNS 147 Manajemen Administrasi Kepegawaian | BAPERTARUM / TAPERUM PNS 148
M. TATA CARA PENYALURAN XXXV. KARIS / KARSU PNS
1. Pembayaran bantuan uang muka KPR
a. BTN cabang setempat diberi wewenang mengeluarkan persetujuan A. DASAR HUKUM
bantuan uang muka KPR. BTN Pusat melaporkan realisasinya kepada 1. UU No. 8 Tahun 1974 jo UU No. 43 Tahun 1999.
BAPERTARUM PNS 2. Kep. Ka. BKN No. 115.a/KEP/1983 jo Kep. Ka. BKN No. 007/KEP/1988.
b. Keter. Pendukung adalah KTP, SK KP terakhir, fc surat penegasan 3. SE. BAKN No. 08/SE/1983.
persetujuan penyediaan kredit/surat perjanjian akat kredit dari BTN dan
surat pernyataan belum memiliki rumah dari PNS B. PENGERTIAN
2. Pembayaran bantuan sebagian membangun rumah
1. Kepada setiap isteri Pegawai Negeri Sipil diberikan Kartu Isteri, disingkat
a. Bank penyalur menerima dana untuk bantuan SBMR dari BTN berdasar
KARIS, dan kepada setiap suami Pegawai Negeri Sipil diberikan Kartu Suami,
surat perintah membayar dari BAPERTARUM PNS
disingkat KARSU;
b. Bank penyalur menyampaikan dana pada PNS dengan data pendukung:
KTP, SK KP terakhir, fc IMB, pernyataan belum memiliki rumah
3. Pembayaran pengembalian tabungan perumahan
a. Yang berhak menerima pengembalian adalah PNS yang pensiun, ahli
waris dari PNS yang meninggal dunia atau PNS yang berhenti karena
sebab lain dan belum pernah menerima fasilitas uang muka KPR ataupun
bantuan SBMR
b. Bank Penyalur pengembalian taperum adalah Bank BRI (Kantor Cabang)
Keterangan pendukung: KTP, SK KGB/KP terakhir, SK Pensiun atau SK
pemberhentian, atau SK dari PYB bagi PNS yang meninggal dunis dan
surat ahli waris

N. BANK PELAKSANA YANG DITUNJUK


1. Bank Tabungan Negara (BTN)
2. Bank Bukopin

2. KARIS/KARSU, adalah kartu identitas isteri/suami Pegawai Negeri Sipil dalam


arti bahwa pemegangnya adalah isteri/suami sah dari Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan;
3. KARIS/KARSU berlaku selama yang bersangkutan menjadi isteri/suami sah
dari Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan;
4. Apabila seorang Pegawai Negeri Sipil berhenti/ diberhentikan dengan tidak
hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil tanpa hak pensiun, maka KARIS/KARSU
yang telah diberikan kepada isteri/suaminya dengan sendirinya tidak berlaku
lagi;
5. Apabila seorang isteri/suami Pegawai Negeri Sipil bercerai, maka KARIS/
KARSU yang telah diberikan kepadanya, dengan sendirinya tidak berlaku lagi
tetapi apabila ia rujuk/kawin kembali dengan bekas suami/istrinya, maka
KARIS/KARSU tersebut dengan sendirinya berlaku kembali;

Manajemen Administrasi Kepegawaian | BAPERTARUM / TAPERUM PNS 149 Manajemen Administrasi Kepegawaian | KARIS / KARSU PNS 150
6. Apabila Pegawai Negeri Sipil berhenti dengan hormat dengan hak pensiun, XXXVI. KARTU PEGAWAI (KARPEG)
maka KARIS/KARSU yang telah diberikan kepada isteri/suaminya tetap
berlaku, begitu juga apabila Pegawai Negeri Sipil atau A. DASAR PENETAPAN
7. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil meninggal dunia, maka KARIS/KARSU tetap
1. UU No. 8 Tahun 1974 Jo. UU No. 43 Tahun 1999, Tentang Pokok-pokok
berlaku selama masih ada janda / duda / anak yang berhak atas pensiun.
Kepegawaian,
2. PP No. 98 Tahun 2000 Jo.PP No. 11 Tahun 2002. tentang Pengadaan PNS.
C. SYARAT-SYARAT PENGUSULAN KARIS/KARSU:
3. Kep. Ka. BAKN No. 01/KEP/1994 tentang Penetapan KARPEG PNS.
Usulan dengan Surat Pengantar dari Instansi yg bersangkutan dikirim ke BKD
B. PENGERTIAN
Kabupaten Magelang dilampiri :
1. KARPEG diberikan kepada mereka yang telah berstatus sebagai PNS,
1. Daftar Isian Formulir pengajuan KARIS/KARSU (2 lembar); 2. dengan kata lain, pada CPNS belum dapat diberikan Kartu Pegawai.
2. Foto Copy SK CPNS & PNS di ligalisir (2 lembar); 3. KARPEG adalah Kartu Identitas diri sebagai PNS, dalam arti lain pemegang
3. Fotocopy Akta Nikah / Surat Nikah diligalisir 2 lembar); harus berstatus sebagai PNS.
4. Pasfoto hitam putih ukuran 2x3 cm sebanyak (2 lembar); 4. KARPEG berlaku selama yang bersangkutan menjadi PNS, apabila yang
5. Apabila kehilangan KARIS/KARSU harus disertai dengan Surat Kehilangan dari bersangkutan telah berhenti sebagai PNS, maka KARPEG dengan
Kepolisian (2 lembar); sendirinya/secara otomatis tidak berlaku lagi.
Masing-masing persyaratan harus di legalisasi oleh pimpinan unit kerja.

C. SYARAT-SYARAT PEMBUATAN KARPEG:


Syaratnya dgn surat pengantar yang dikirimkan ke BKD Kab. Magelang (pelayanan
satu pintu) dgn dilampiri berkas sbb :
1. Fotocopy SK CPNS diligalisir (2 lembar);
2. Fotocopy SK PNS diligalisir (2 lembar);
3. Fotocopy STTPL diligalisir (2 lembar);
4. Pasfoto Hitam Putih ukuran 3x4 Cm (2 lembar);
5. Apabila kehilangan KARPEG usulan harus disertai dgn Surat Kehilangan dari
Kepolisian asli.
6. Masing-masing persyaratan harus diligalisir oleh pimpinan unit kerja.
D. KEGUNAAN KARPEG PNS:
1. Sebagai Kartu Identitas diri bagi PNS;
2. Sebagai syarat pengusulan untuk Kenaikan Pangkat;
3. Sebagai syarat pengajuan PAK ( jab fung);
4. Sebagai syarat pengusulan untuk pengajuan (KGB),dan;
5. Sebagai syarat pengusulan Pengajuan Pensiun.
Manajemen Administrasi Kepegawaian | KARIS / KARSU PNS 151 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kartu Pegawai (KARPEG) 152
XXXVII. KARTU TASPEN XXXVIII. ASURANSI KESEHATAN (ASKES)

A. DASAR HUKUM : Asuransi Kesehatan Sosial merupakan penugasan Pemerintah kepada PT Askes
(Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1991.
1. Undang-undang Nomor 11 tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan Pensiun
Janda Duda Pegawai; PROGRAM UNTUK MENDAPATKAN PELAYANAN KESEHATAN DI FASILITAS
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 25 tahun 1981 tentang Peserta Asuransi Sosial KESEHATAN YANG BEKERJASAMA DENGAN PIHAK ASKES
PNS pada PT. Taspen (persero).
3. Kepres No.56 Tahun 1974 jo No. 8 Tahun 1977 tentang Potongan IWP. A. PROGRAM ASKES SOSIAL
1. Peserta Program Askes Sosial
B. PENGERTIAN.
Peserta program Askes Sosial, adalah :
Kartu Tabungan Asuransi Pensiun (Kartu Taspen) merupakan kartu identitas/bukti
sah yang wajib dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil dan merupakan suatu jenis asuransi a. PNS dan, Calon PNS, Pejabat Negara, Penerima Pensiun (Pensiunan PNS,
sosial pada PT. Taspen (persero) yang memberikan jaminan keuangan bagi PNS Pensiunan PNS di lingkungan Kementrian Pertahanan, TNI/Polri,
pada saat pensiun atau kepada ahli waris apabila peserta meninggal dunia. Pensiunan Pejabat Negara), Veteran ( Tuvet dan Non Tuvet) dan Perintis
Kemerdekaan beserta anggota keluarga*) yg ditangggung.
b. Pegawai Tidak Tetap (Dokter/Dokter Gigi/Bidan – PTT, melalui SK
Menkes nomor 1540/MENKES /SK/XII/2002, tentang Penempatan
Tenaga Medis Melalui Masa Bakti dll
2. Anggota Keluarga :
a. Isteri/suami yg sah dari peserta yg mendapat tunjangan istri/suami.
b. Anak (anak kandung/anak tiri/anak angkat) yg sah dr peserta yg
mendpat tunjangan anak, blm berumur 21 tahun atau telah berumur 21
thn sampai 25 thn bagi anak yg masih melanjutkan pend formal, dan
tidak atau blm pernah kawin, tdk mempunyai penghasilan sendiri serta
masih menjadi tanggungan peserta.
Jml anak yg ditanggung maksimal 2 (dua) anak sesuai dgn urutan tgl
Berdasarkan Kepres no. 8/1977 Taspen dari Iuran Wajib Pegawai (IWP) sebesar 10 lahir, termasuk didlmnya anak angkat maksimal satu orang.
% dari Gaji Pokok dan Tunjangan Keluarga dengan Rincian sbb :
1. 4,75 % untuk Iuran Pensiun. B. CARA MEMPEROLEH KARTU ASKES.
2. 3,25 % untuk Iuran Hari Tua. Mengisi Data Induk Daftar Isian Registrasi Peserta dengan menunjukan / melampiri
3. 2,00 % untuk Askes. persyaratan Asli/Fc :
C. PERSYARATAN PENGUSULAN. 1. Fc. SK. sebagai PNS/Pensiunan/petikan Gelar Kehormatan Veteran/Perintis
Pengusulan Kartu Taspen diusulkan secara hierarki melalui unit kerja masing-masing Kemerdekaan/Peg. tdk Tetap.
dengan surat Pengantar yang dikirimkan ke BKD dengan dilengkapi persyaratan 2. Fc. Daftar Gaji terakhir yg dilegalisir bagi PNS dan Surat Tanda Bukti
sebagai berikut: Penerima Pensiun (STBPP) bagi Penerima Pensiun.
1. Foto copy sah SK CPNS; 3. Fc. Srt Nikah, Akte Kelahiran Anak/Ket Lahir, Surat Kep Pengadilan Negeri
2. Foto copy sah SK PNS; utk Anak Angkat
3. Foto copy Surat Peryataan Melaksanakan Tugas (SPMT); 4. Surat Ket dr Sekolah/Perguruan Tinggi (bagi anak berusia lebih dari 21 s/d 25
4. masing masing persyaratan rangkap 2 (dua) dan diligalisir. thn).
5. CPNS cukup Fc. SK CPNS dan SPMT 5. Asli/fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Kartu TASPEN 153 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Asuransi Kesehatan (ASKES) 154
6. Surat Pernyataan/Ket Melaksanakan Tugas perorangan (SPMT) bagi Peg. Tdk F. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Tetap (PTT). 1. Konsultasi, penyuluhan, pemeriksaan medis dan pengobatan.
7. Melampirkan pasfoto terbaru masing-masing 1 (satu) lembar ukuran 3 x 4 cm, 2. Pemeriksaan dan pengobatan gigi.
kecuali bagi anak usia balita. 3. Tindakan medis kecil/sederhana.

G. PELAYANAN KESEHATAN LANJUTAN


1. Rawat Jalan
a. Konsultasi, pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis
b. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik : Laboratorium, Rontgen/
Radiodiagnostik, Elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih
sesuai ketentuan PT Askes (Persero).
2. Rawat Inap
a. Rawat Inap di ruang perawatan sesuai hak Peserta.
C. PENGGANTIAN KARTU ASKES. b. Pemeriksaan, pengobatan oleh dokter spesialis
1. Kartu Askes Hilang c. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik : Laboratorium, Rontgen/
a. Menyerahkan surat pernyataan hilang dari ybs . Radiodiagnostik, Elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih
b. Menunjukkan KTP dan Asli/fotocopy sesuai ketentuan PT Askes (Persero).
c. Surat Keputusan sebagai PNS/ Pensiunan/ petikan Gelar Kehormatan d. Dan lainnya.
Veteran/ Perintis Kemerdekaan/ Pegawai Tidak Tetap.
2. Kartu Askes Rusak :
a. Menyerahkan Kartu Peserta Askes yang rusa.
b. Menunjukkan KTP dan Asli/fotocopy.
c. Surat Keputusan sebagai PNS/ Pensiunan/ Petikan Gelar Kehormatan
Veteran / Perintis kemerdekaan / Pegawai Tidak Tetap.

D. PEMBERI PELAYANAN DASAR


1. Puskesmas
2. Dokter Keluarga / Dokter Gigi Keluarga
3. Poliklinik Milik Institusi
4. Klinik 24 Jam

E. PEMBERI PAYANAN LANJUTAN


1. Rumah Sakit Umum Pemerintah,
2. RS Khusus Pemerintah (Jantung, Paru, Orthopedi, Jiwa, Kusta, Mata, Infeksi,
Kanker dll)
3. Rumah Sakit TNI/POLRI
4. Rumah Sakit Swasta
5. Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD)/PMI
6. Dan lainnya.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Asuransi Kesehatan (ASKES) 155 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Asuransi Kesehatan (ASKES) 156
XXXIX. CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL 1. Cuti Tahunan
Setiap PNS yang telah bekerja sekurang-kurangnya satu tahun secara terus
A. UMUM menerus berhak atas cuti tahunan. Lamanya cuti tahunan adalah 12 hari kerja
Dalam rangka usaha menjamin kesegaran jasmani dan rohani, maka kepada Pegawai Cuti tahunan dapat diambil secara terpecah=pecah dengan ketentuan setiap
Negeri Sipil (PNS) setelah bekerja dalam waktu tertentu perlu diberikan cuti. bagian tidak boleh kurang dari 3 (tiga) hari kerja

B. DASAR HUKUM Cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan dapat
diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 (delapan belas) hari
1. Undang-undang nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan
kerja termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang berjalan
Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999
2. Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1976 Tentang Cuti PNS Cuti tahunan yang tidak diambil dalam kuruk waktu 2 (dua) tahun berturut-
3. Surat Edaran Kepala BAKN No. 01/SE/1977 turut atau lebih, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 24
(dua puluh empat) hari kerja, termasuk cuti tahunan dalam tahun yang sedang
C. PENGERTIAN berjalan
Cuti adalah tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka waltu tertentu Apabila cuti tahunan dijalankan ditempat yang sulit perhubungannya, maka
waktu cuti tahunan dapat ditambah untuk paling lama 14 (empat belas) hari.
D. TUJUAN Ketentuan ini tidak berlaku bagi cuti tahunan yang diambil kurang dari 12 (dua
1. Untuk memberikan kesempatan istirahat bagi PNS dalam rangka menjamin belas) hari kerja
kesegaran jasmani dan rokhaninya Untuk kepentingan dinas cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya
2. Untuk kepentingan PNS yang bersangkutan oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti tahunan. Penangguhan ini
tidak boleh lebih llama dari satu tahun. Apabila terjadi penangguhan maka cuti
E. PEJABAT YANG BERWENANG MEMBERIKAN CUTI tahunan yang ditangguhkan itu dapat diambil oleh PNS yang bersangkutan
1. Pemimpin lembaga tertinggi /Tinggi Negara bagi pemimpin Kesekretariatan dalam tahun berikutnya selama 24 (dua puluh empat) heri kerja termasuk cuti
Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara; tahunan yang sdang berjalan.
2. Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Tertinggi Non
2. Cuti Besar
Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi Negara/Lembaga
Tinggi Negara dan Pejabat lain yang ditentukan Presiden bagi PNS dalam Setiap Pegawai Negeri Sipil yang telah bekerja sekurang-kurangnya 6 (enam)
lingkungan kekuasaannya; tahun secara terus menerus berhak atas cuti besar selama 3 (tiga) bulan,
3. Kepala Perwakilan RI di Luar Negeri termasuk cuti tahunan dalam tahun yang bersangkutan
Pejabat sebagaimana tersebut diatas dapat mendelegasikan kewenanannya
Yang dimaksud bekerja secara terus menerus adalah bekerja dengan tidak
kapada Pejabat lain dalam lingkungannya untuk memberikan cuti, kecuali
terputus karena menjlankan cuti di luar tanggungan negara atau karena
ditentukan lain
diberhentikan dai jabatan negara dengan menerima uang tunggu.

F. JENIS CUTI Cuti besar yang tidak diambil oleh PNS yang bersangkutan tepat pada
1. Cuti Tahunan waktunya, dapat diambil pada ahun-tahun berikutnya, tetapi keterlambatan
pengambulan cuti besar itu tidak dapat diperhitungkan untuk pengambilan cuti
2. Cuti Besar
3. Cuti Sakit besar kurang dari 3 bulan, maka sisa cuti besar yang menjadi haknya hapus
4. Cuti Bersalin Apabila ada kepentingan dinas yang mendesak mala pelaksanaan cuti besar
5. CKAP dapat ditangguhkan untuk paling lama 2 (dua) tahun. Dalam hal yang
6. Cuti diluar tanggungan Negara demikian maka waktu penangguhan itu dihitung penuh untuk perhitungan hak
atas cuti besar berikutnya.
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Cuti Pegawai Negeri Sipil 157 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Cuti Pegawai Negeri Sipil 158
3. Cuti Sakit 4. Cuti Bersalin
Setiap Pegawai Negeri Sipil yang menderita sakit berhak atas Cuti Sakit PNS wanita berhak atas cuti bersalin untu persalinan anaknya yang pertama,
kedua, dan ketiga. Persalinan pertama yang dimaksud adalah persalinan
PNS yang sakit selama 1 (satu) atau 2 (dua) hari harus memberitahukan kepada
pertama sejak yang bersangkutan menjadi PNS. Sedangkan untuk persalinan
atasannya baik secara tertulis maupun dengan pesan melalui perantara orang
anak yang keempat dan seterusnya, kepada PNS wanita tersebut tidak
lain.
diberikan cuti bersalin, tetapi dapat diberikan Cuti di luar tanggungan negara.
PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari,
Pegawai Negeri Sipil wanita yang akan bersalin untuk yang keempat dan
harus mengajukan permintaah cuti sakit secara tertulis kepada pejabat yang
seterusnya, apabila menjelang saat persalinan tersebut mempunyai hak atas
berwenang memberikan cuti dengan melampirkan surat keterangan dokter,
cuti besar, dapat menggunakan cuti besar tersebut sebagai cuti persalinan.
baik dokter pemerintah maupun dokter swasta.
Lamanya cuti besar adalah 1 (satu) bulan sebelum dan 2 (dua) bulan setelah
PNS yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari, harus mengajukan permintaah persalinan.
cuti sakit secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti
Pegawai Negeri Sipil wanita yang telah selesai menjalankan cuti di luar
dengan melampirkan surat keterangan dokter, baik dokter pemerintah
tanggungan negara untu persalinan, dengankeputusan pejabat yang
maupun dokter swasta yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan.
berwenang diaktifkan kembali dalam jabatan semula.
Cuti sakit tersebut diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan berdasarkan
5. Cuti Karena Alasan Penting
surat keterangan dokter pemerintah atau dokter swasta yang ditunjuk oleh
Menteri Kesehatan Pegawai Negeri Sipil dapat cuti karena alasan penting untuk paling lama 2
bulan. Lamanya cuti karena alasan penting hendaknya ditetapkan sedemikian
PNS yang telah menderita sakit selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan rupa, sehingga benar-benar hanya untuk waktu yang diperlukan saja.
belum sembuh dari penyakitnya, harus diuji kembali kesehatannya oleh dokter
yang ditunjuk oleh Menteri Kesehatan Yang dimaksud cuti karena alasan penting adalah cuti karena:

Apabila berdasarkan hasil pengujian kesehatan tersebut PNS yang a. Ibu, bapak. Istri/suami, anak, adik, kakak, mertua, atau menantu sakit
bersangkutan: keras atau meninggal dunia.
b. Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud dalam huruf a diatas
a. Belum sembuh dari penyakitnya, yeyapi ada harapan sembuh dan dapat meninggal dunia dan menurut ketentuan hukun yang berlaku PNS yang
bekerja kembali sebagai PNS, maka ia diberhentikan dengan hormat dari bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarganya yang
jabatan karena sakit, dengan mndapat uang tunggu menurut peraturan meninggal itu.
perundang-undangan yang berlaku c. Melangsungkan perkawinan pertama
b. Belum sembuh dari penyakitnya dan tidak ada harapan untuk dapat d. Alasan penting lainnya yang ditetapkan oleh Presiden
bekerja kembali sebagai PNS, maka ia diberhentikan dengan hormat
sebagai PNS dengan mendapat hak-hak kepegawaian menurut peraturan Untuk mendapatkan cuti karena alasan penting, PNS harus mengajukan secara
perundang-undangan yang berlaku. tertulis dengan menyebutkan alasannya kepada pejabat yang berwenang
memberikan cuti, karena alasan penting diberikan dengan surat keputusan
PNS wanita yang mengalami gugur kandunan berhak atas cuti sakit paling pejabat yang berwenang.
lama 1 ½ (satu setengah) bulan.
Dalam hal mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat menunggu
PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan karena menjalankan tugas keputusan dari pejabat yang berwenang, maka PNS tersebut dapat
kewajibannya yang mengakibatkan PNS tersebut perlu mendapat perawatan, mengajukan permintaan izin smentara kepada Kepala Pemerintahan setempat.
berhak atas cuti sakit sampai sembuh.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Cuti Pegawai Negeri Sipil 159 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Cuti Pegawai Negeri Sipil 160
6. Cuti di Luar Tanggungan Negara XL. DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
Cuti diluar negara dapat diberikan kepada PNS yang telah bekerja sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun secara terus menerus dan adanya alasan-alasan A. UMUM
pribadi yang penting dan mendesak Terselenggaranya Good Governance merupakan salah satu issue dan tuntutan
Yang dimaksud dengan alasan-alasan pribadi yang penting dan mendesak masyarakat saat ini. Masyarakat berharap agar dalam penyelenggaraa negara dan
misalnya seorang PNS wanita yang suaminya bertugas di luar negeri, sehingga pembangunan, Aparatur Negara mampu menjalankan tugas dan fungsinya secara
mengharuskan PNS wanita tersebut mendampingi suaminya di tempat tugas sungguh-sungguh, penuh tanggung jawab, efektif, efisien, bebas KKN dan selalu
itu. memenuhi kaidah peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Cuti diluar tanggungan negara hanya dapat diberikan ddengan surat keputusan Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan salah satu unsur aparatur negara mempunyai
pejabat yang berwenang memberikan cuti setelah mendapat persetujuan dati tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai apa yang
kepala BKN. menjadi beban tugasnya, serta mampu memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat. Untuk itulah kepada PNS, perlu diberikan pembinaan yang baik.
Cuti diluar tanggungan negara bukanlah hak, karena itu permintaan cuti diluar
tanggungan negara dapat dikabulkan atau ditolak oleh pejabat yang Salah satu elemen dalam pembinaan PNS adalah dengan ditetapkannya Peraturan
berwenang, demi kepentingan dinas. Disiplin PNS. Peraturan Disiplin PNS diundangkan dengan tujuan agar dapat
menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelasanaan tugas. Tata tertib
Cuti diluar tanggunagn negara diambil untuk waktu paling lama 3 (tiga) tahun dimaksud dapat terwujud antara lain bilamana setiap PNS mengetahui dengan pasti
dan apabila ada alasan penting dapat diperpanjang untuk paling lama satu kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan dan larangan yang harus dijauhi.
tahun.
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil,
Selama menjalankan cuti diluar tanggungan negara, PNS yang bersangkutan mengatur tentang kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak boleh
dibebaskan dari jabatannya, kecuali dalam hal PNS wanita menjalankan cuti dilanggar oleh setiap PNS.
diluar tanggungan negara untuk persalinan yang keempat dan seterusnya.
Jabatn yang lowong karena pemberian cuti diluar tanggungan negara dapat B. DASAR HUKUM
diisi.
a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
PNS setelah habis menjalankan cuti diluar tanggungan negara wajib sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 tahun 1999
melaporkan diri kepada instansinya induknya untuk ditempatkan kembali b. PP Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS
apabila ada lowongan, PNS yang tidak melaporkan diri kepada instansi c. PP No. 9 Tahun 2003 Tentang Wewenang Pengangkatan Pemindahan dan
induknya setelah habis masa menjalankan cuti diluar tanggungan negara, Pemberhentian PNS
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS. d. Peraturan Kepala BKN Nomor 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan Pelaksanaan
PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin PNS
Penghasilan PNS selama menjalankan Cuti
Selama menjalankan cuti diluar tanggunan negara PNS yang bersangkutan C. PENGERTIAN
tidak menerima penghasilan apapun dari negara. Selama menjalankan cuti  Peraturan disiplin PNS adalah suatu peraturan yang memuat kewajiban,
besar, PNS yang bersangkutan tetap menerima gaji dan tunjangan keluarga, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar
kecuali tunjangan jabatan (bila ada). maka akan dikenakan sanksi.
 Kewajiban yang harus ditaati oleh setiap PNS adalah sebagaimana tertuang
dalam Pasal 2 PP No. 53 Tahun 2010 sebanyak 17 butir dan larangan yang
tidak boleh dilanggar oleh setiap PNS adalah sebagaimana tertuang dalam
Pasal 3 ayat (1) PP. 53 Tahun 2010 ada sebanyak 15 butir.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Cuti Pegawai Negeri Sipil 161 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Disiplin Pegawai Negeri Sipil 162
 Tulisan adalah pernyataan pikiran atau perasaan secara tertulis baik dalam 15. Membimbing bawahan dlm melaksanakan tugas
bentuk tulisan maupun dalam bentuk gambar, karikatur, coretan, dll; atau 16. Memberikan kesempatan kpd bawahan untuk mengembangkan karier , dan
yang serupa dengan itu. 17. Menaati peraturan kedinasan yg ditetapkan oleh Pejabat Yang Berwenang.
 Perbuatan adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh
PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai peraturan F. LARANGAN PNS
perundang-undangan.
1. Menyalahgunakan wewenang
 Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan PNS yang
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang
tidak menaati kewajiban dan / atau melanggar larangan ketentuan disiplin
lain dengan menggunakan kewenangan orang lain
PNS, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
3. Tanpa izin pemerintah menjadi pegawai atau bekerja untuk negara lain
dan/atau lembaga atau organisasi internasional
D. TUJUAN 4. Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau LSM asing
Tujuan hukuman disiplin PNS adalah untuk memperbaiki, membina dan mendidik 5. Memiliki, menjual, membeli,, menggadaikan, menyewakan atau meminjamkan
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, agar kembali memiliki sikap ketaatan barang-barang baik bergerak atau tdk bergerak, dokumen atau surat berharga
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu setiap Pejabat milik negara scr tdk sah
yang berwenang menghukum wajib memeriksa lebih dahulu dengan seksama PNS 6. Melakukan kegiatan bersama dg atasan, teman sejawat, bawahan atau orang
yang melakukan pelanggaran disiplin, sehingga dapat diketahui latar belakang dan lain di dalam maupun diluar lingkungan kerjanya dg tujuan untuk keuntungan
motif terjadinya pelanggaran disiplin, sehingga hukuman disiplin yang dijatuhkan pribadi, golongan atau fihak lain yg scr langsung atau tdk langsung merugikan
benar-benar sesuai dan memenuhi asas keadilan. negara
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kpd siapapun baik scr
E. KEWAJIBAN PNS langsung atau tdk langsung dg dalih apapun untuk diangkat dlm jabatan
8. Menerima hadiah atau suatu pemberian apa saja dari siapapun juga yg
Setiap PNS wajib :
berhubungan dg jabatan dan/atau pekerjaannya
1. Mengucapkan sumpah atau janji PNS 9. Bertindak sewenang-wenang pada bawahannya
2. Mengucapkan sumpah atau janji jabatan 10. Melakukan suatu tindakan atau tdk melakukan suatu tindakan yg dpt
3. Setia dan taat sepenuhnya kpd Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Pemerintah menghalangi atau mempersulit salah satu fihak yg dilayani shg mengakibatkan
4. Menaati segala peraturan perundang-undangan kerugian bagi yg dilayani
5. Melaksanakan tugas kedinasan yg dipercayakan kpd PNS dg penuh 11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan;
pengabdian, kesadaran, dan tanggungjawab 12. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan
6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah dan martabat PNS Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, atau Dewan Perwakilan
7. Mengutamakan kepentingan negara dr pd kepentingan sendiri, seseorang, Rakyat Daerah dengan cara:
dan/atau golongan a. ikut serta sebagai pelaksana kampanye;
8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah hrs b. menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut partai atau
dirahasiakan atribut PNS;
9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan c. sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS lain; dan/atau
negara d. sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas negara;
10. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yg 13. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden dengan cara:
dpt membahayakan atau merugikan negara, atau pemerintah terutama di a. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
bidang keamanan, keuangan dan materiil merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan
13. Menggunakan dan memelihara barang milik negara dg sebaik-baiknya
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kpd masyarakat

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Disiplin Pegawai Negeri Sipil 163 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Disiplin Pegawai Negeri Sipil 164
b. Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap 2. Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan a. Teguran lisan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, b. Teguran tertulis
atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
anggota keluarga, dan masyarakat; 3. Jenis hukuman sedang terdiri dari:
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota Dewan Perwakilan Daerah atau a. Penundaan KGB selama 1 ( satu ) tahun
calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dengan cara memberikan surat b. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 ( satu ) tahun
dukungan disertai foto kopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan c. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 ( satu ) tahun
Tanda Penduduk sesuai peraturan perundangundangan; dan 015. memberikan 4. Jenis hukuman berat terdiri dari:
dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, dengan cara: a. Penurunan pangkat setinggat lebih rendah selama 3( tiga ) tahun
a. terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala b. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
Daerah/Wakil Kepala Daerah; c. Pembebasan dari jabatan
b. menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan d. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS
kampanye; e. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau I. PEJABAT YANG BERWENANG MENJATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
1. Presiden
pasangan calon yang menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan
sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, 1. Bagi PNS yang menduduki jabatan structural eselon I dan jabatan lain yang
atau pemberian barang kepada PNS dalam lingkungan unit kerjanya, pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi wewenang Presiden untuk
anggota keluarga, dan masyarakat. jenis hukuman disiplin:
a. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
G. HUKUMAN DISIPLIN b. Pembebasan dari Jabatan
c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
 Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena PNS
melanggar peraturan disiplin PNS. d. Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
 PNS dan CPNS yang tidak menaati kewajiban atau melanggar larangan 2. Penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan berdasarkan usul dari PPK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan/atau Pasal 4 Peraturan Pemerintah 3. Jabatan lain yang pengangkatan dan pemberhentiannya menjadi
Nomor 53 Tahun 2010 dijatuhi hukuman disiplin. wewenang Presiden antara lain Panitera Mahkamah Agung dan Panitera
 Setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan PNS yang melanggar Pasal 3 dan Pasal 4 Mahkamah Konstitusi
Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 dijatuhi hukuman disiplin
 Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang- 2. Instansi Pusat
undangan pidana, PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman PPK Pusat menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi :
disiplin.
1. Struktural eselon I untuk jenis hukuman disiplin ringan, sedang dan
H. TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 ( tiga ) tahun.
2. Fungsional tertentu jenjang utama di lingkungannya untuk jenis hukuman
1. Tingkat hukuman disiplin terdiri dari: disiplin ringan, sedang, berat.
a. Hukuman disiplin ringan 3. Fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e
b. Hukuman disiplin sedang dilingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan, sedang, berat.
c. Hukuman disiplin berat 4. Struktural eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya dan fungsional
Penyelia di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sedang dan berat.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Disiplin Pegawai Negeri Sipil 165 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Disiplin Pegawai Negeri Sipil 166
5. Struktural eselon II di lingkungan instansi vertikal dan pejabat setara yang b. Pejabat Struktural eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada PPK untuk jenis hukuman Penyelia dan fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan
disiplin ringan, sedang dan berat. ruang III/d di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan.
6. Fungsional umum golongan ruang IV/a s.d golongan ruang IV/c untuk jenis c. Pejabat Struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan
hukuman disiplin sedang dan berat Pelaksana Lanjutan dan fungsional umum golongan ruang II/c s.d
7. Struktural eselon III ke bawah, fungsional tertentu jenjang Muda dan golongan ruang III/b di lingkungannya untuk jenis hukuman
Penyelia ke bawah di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sedang penundaan KGB selama 1 tahun dan penundaan KP selama 1 tahun.
dan berat. 3. Pejabat Eselon II menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi :
8. Fungsional umum golongan ruang III/ d ke bawah di lingkungannya untuk a. Struktural eselon III, fungsional tertentu jenjang Muda dan Penyelia,
jenis hukuman disiplin penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 ( dan fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d
satu ) tahun, 3 ( tiga ) tahun, pemberhentian dengan hormat dan tidak di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan.
dengan hormat sebagai PNS b. Struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama dan
Pelaksana Lanjutan dan fungsional umum golongan ruang II/c s.d
3. Instansi Daerah Kabupaten / Kota
golongan ruang III/b untuk jenis hukuman disiplin penundaan KGB
1. PPK Daerah Kabupaten / Kota menetapkan penjatuhan hukuman disiplin selama 1 tahun dan penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun.
bagi PNS Daerah Kabupaten / Kota yang menduduki jabatan : 4. Pejabat struktural eselon III menetapkan penjatuhan hukuman disiplin bagi
a. Sekretaris Daerah Kabupaten / Kota di lingkungannya untuk jenis a. Struktural eselon IV, fungsional tertentu jenjang Pertama, Pelaksana
hukuman disiplin ringan, sedang dan penurunan pangkat setingkat Lanjutan dan fungsional umum golongan ruang II/c s.d golongan
lebih rendah selama 3 ( tiga ) tahun. ruang III/b di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplinringan.
b. Fungsional tertentu jenjang utama di lingkungannya untuk jenis b. Struktural eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan
hukuman disiplin ringan, sedang, berat. Pelaksana Pemula, dan fungsional umum golongan ruang II/a dan
c. Fungsional umum golongan ruang IV/d dan golongan ruang IV/e golongan ruang II/b di lingkungannya untuk jenis hukuman hukuman
dilingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan, sedang, berat. penundaan KGB selama 1 tahun dan penundaan KP selama 1 tahun.
d. Struktural eselon II, fungsional tertentu jenjang Madya dan fungsional 5. Pejabat struktural eselon IV dan pejabat yang setara menetapkan
Penyelia di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan, penjatuhan hukuman disiplin bagi :
sedang dan berat. a. Struktural eselon V, fungsional tertentu jenjang Pelaksana dan
e. Fungsional umum golongan ruang IV/a s.d golongan ruang IV/c untuk Pelaksana Pemula, fungsional umum gol/ruang II/b dan golongan
jenis hukuman disiplin ringan, sedang dan berat. ruang II/b di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan.
f. Struktural eselon III ke bawah, fungsional tertentu jenjang Muda dan b. Fungsional umum golongan ruang I/a s.d golongan ruang I/d untuk
Penyelia ke bawah di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin jenis hukuman hukuman penundaan KGB selama 1 ( satu ) tahun dan
sedang dan berat. penundaan kenaikan pangkat selama 1 ( satu ) tahun.
g. Fungsional umum golongan ruang III/c dan golongan ruang III/d di 6. Pejabat struktural eselon V dan pejabat setara menetapkan penjatuhan
lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin sedang dan berat. hukuman disiplin bagi :
h. Fungsional umum golongan ruang III/b ke bawah di lingkungannya a. PNS yang menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a
untuk jenis hukuman disiplin penurunan pangkat setingkat lebih s.d I/d di lingkungannya untuk jenis hukuman disiplin ringan.
rendah selama 1 ( satu ) tahun, 3 ( tiga ) tahun, pemberhentian b. PNS yang dipekerjakan atau diperbantukan di lingkungannya yang
dengan hormat dan tidak dengan hormat sebagai PNS. menduduki jabatan fungsional umum golongan ruang I/a s.d I/d
2. Sekretaris Daerah Kabupaten/ Kota menetapkan penjatuhan hukuman untuk jenis hukuman disiplin ringan.
disiplin bagi : 7. Pejabat yang setara adalah PNS yang diberi tugas tambahan untuk
a. Pejabat Struktural eselon II di lingkungannya untuk jenis hukuman memimpin satuan unit kerja tertentu, misalnya :
disiplin ringan. a. Rektor dan Dekan pada PTN setara dengan eselon I
b. Ketua Pengadilan Tinggi setara dengan eselon II
c. Ketua Pengadilan Negeri & Direktur Akademi setara dengan eselon III
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Disiplin Pegawai Negeri Sipil 167 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Disiplin Pegawai Negeri Sipil 168
d. Kepala Sekolah Menengah Atas dan Kepala Sekolah Menengah L. PENJATUHAN HUKUMAN
Pertama setara dengan eselon IV Dalam menentukan jenis hukuman disiplin haruslah dipertimbangkan dengan
e. Kepala Sekolah Dasar dan Kepala Taman Kanak-Kanak setara dengan seksama agar hukuman disiplin yang akan dijatuhkan setimpal dengan pelanggaran
eselon V disiplin yang dilakukan.
8. Kewajiban Menjatuhkan Hukuman Disiplin
Pejabat yang berwenang menghukum wajib menjatuhkan hukuman disiplin Berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata PNS melakukan beberapa pelanggaran
kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin. Apabila pejabat yang disiplin maka yang bersangkutan dijatuhi 1 jenis hukuman disiplin yang terberat. PNS
berwenang menghukum tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin dan melakukan pelanggaran lagi dijatuhi
yang melakukan pelanggaran disiplin maka pejabat tersebut akan dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat.
hukuman disiplin oleh atasannya sama dengan hukuman disiplin yang
dijatuhkan kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin. M. TATACARA PENJATUHAN HUKUMAN
9. Kekosongan Jabatan a. Teguran lisan
Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang menghukum maka Ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum dan
kewenangan menjatuhkan hukuman disiplin menjadi kewenangan pejabat harus disebutkan jenis pelanggaran disiplin yang dilakukan
yang lebih tinggi. b. Teguran Tertulis
Ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum dan
J. PEMANGGILAN disebutkan jenis pelanggaran disiplin yang dilakukan PNS yang bersangkutan.
PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin, diperiksa oleh atasan c. Pernyataan tidak puas secara tertulis
langsungnya. Panggilan tersebut dilakukan secara tertulis paling lambat 7 ( tujuh ) Ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum dan
hari sebelum tanggal pemeriksaan. Apabila panggilan pertama yang bersangkutan disebutkan jenis pelanggaran disiplin yang dilakukan PNS yang bersangkutan.
tidak hadir maka dilakukan pemanggilan kedua paling lambat 7 ( tujuh ) hari d. Penundaan kenaikan gaji Berkala (KGB)
kerja sejak tanggal yang bersangkutan diperiksa pada pemanggilan pertama. Dan Ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum dan
jika pada pemanggilan kedua yang bersangkutan tetap tidak hadir maka pejabat didalamnya disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan PNS yang
yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan alat bersangkutan.
bukti dan keterangan yang ada tanpa dilakukan pemeriksaan. Ditetapkan untuk masa sekurang-kurangnya 3 bulan dan untuk masa paling
lama 1 tahun.
K. PEMERIKSAAN Masa penundaan gaji berkala dihitung penuh untuk masa kenaikan gaji
berkala (KGB) berikutnya.
Pemeriksaan dilakukan secara tertutup. PNS yang diperiksa wajib menjawab semua
e. Penundaan Kenaikan Pangkat Selama 1 ( satu ) tahun
pertanyaan yang diajukan oleh atasan langsungnya, dan apabila tidak mau
Ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum dan
menjawab maka yang bersangkutan dianggap mengakui pelanggaran disiplin yang
didalamnya disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan PNS yang
dituduhkan serta apabila mempersulit pemeriksaan penjatuhan hukuman disiplin
bersangkutan, berlaku untuk selama 1 tahun TMT KP yang bersangkutan
berdasarkan bukti-bukti yang ada. Hasil pemeriksaan dituangkan dalam berita acara
dipertimbangkan. Masa kerja selama penundaan KP tidak dihitung pada masa
pemeriksaan.
kerja KP berikutnya.
Apabila penjatuhan hukuman disiplin kewenangan atasan langsungnya maka atasan f. Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 1 ( satu ) tahun
langsung wajib menjatuhkan hukuman disiplin namun jika kewenangannya pejabat Ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum dan
yang lebih tinggi maka atasan langsung wajib melaporkan secara hierarki disertai didalamnya disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan PNS yang
berita acara pemeriksaan. bersangkutan. Setelah menjalani hukuman disiplin penurunan pangkat selesai
maka pangkat PNS yang bersangkutan dengan sendirinya kembali kepada
Apabila pelanggaran disiplin yang ancaman hukumannya sedang dan berat maka
pangkat semula. Masa kerja selama penurunan pangkat tidak dihitung masa
PPK atau pejabat yang ditunjuk dapat membentuk Tim Pemeriksa yang terdiri dari
kerja KP. KP berikutnya baru dapat dipertimbangkan setelah PNS yang
atasan langsung, unsur pengawasan dan unsur kepegawaian atau pejabat yang
bersangkutan paling singkat 1 tahun setelah kembali pada pangkat semula.
ditunjuk.
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Disiplin Pegawai Negeri Sipil 169 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Disiplin Pegawai Negeri Sipil 170
setingkat
g. Penurunan Pangkat setingkat lebih rendah selama 3 ( tiga ) tahun menunjuk pejabat lain untuk menyampaikan keputusan tersebut. Dan apabila
Ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum dan PNS yang bersangkutan tidak hadir, maka keputusan hukuman disiplin dikirim
didalamnya disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan PNS yang kepada yang bersangkutan melalui alamat terakhir yang diketahui dan tercatat di
bersangkutan. Setelah menjalani hukuman disiplin penurunan pangkat selesai instansinya. Penyampaian hukuman disiplin dilakukan paling lambat 14 ( empat
maka pangkat PNS yang bersangkutan dengan sendirinya kembali kepada belas ) hari sejak keputusan ditetapkan.
pangkat semula. Masa kerja selama penurunan pangkat tidak dihitung masa
Khusus untuk hukuman disiplin yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden,
kerja kenaikan pangkat. Kenaikan pangkat berikutnya baru dapat
disampaikan kepada PNS yang bersangkutan oleh pimpinan instansi induknya.
dipertimbangkan setelah PNS yang bersangkutan paling singkat 1 (satu) tahun
setelah kembali pada pangkat semula.
h. Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah O. UPAYA ADMINISTRATIF
Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah Prosedur yang dapat ditempuh oleh PNS yang tidak puas terhadap hukuman
dilakukan dengan mempertimbangkan lowongan jabatan yang lebih rendah disiplin yang dijatuhkan kepadanya berupa keberatan atau banding administratif.
dan kompetensi yang bersangkutan sesuai dengan persyaratan jabatan yang
Keberatan adalah upaya admininistratif yang dapat ditempuh oleh PNS yang
ditentukan. Ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang
tidak puas terhadap hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang
menghukum dan didalamnya disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan
berwenang menghukum kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum.
PNS yang bersangkutan. Tunjangan jabatan yang lama dihentikan mulai
bulan berikutnya dan diberikan tunjangan jabatan sesuai dengan jabatan baru Banding administratif adalah upaya administratif yang dapat ditempuh oleh PNS
yang didudukinya. yang tidak puas terhadap hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan
i. Pembebasan jabatan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat
Ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum dan sebagai PNS yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada
didalamnya disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan PNS yang Badan Pertimbangan Kepegawaian ( BAPEK ).
bersangkutan.
Setelah dijatuhi hukuman disiplin, PNS yang bersangkutan masih tetap 1. Hukuman Disiplin Yang Tidak Dapat Diajukan Upaya Administratif
menerima penghasilan penuh kecuali tunjangan jabatan. a. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Presiden
PNS yang bersangkutan baru dapat diangkat lagi dalam suatu jabatan b. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh PPK berupa hukuman disiplin
sekurang-kurangnya 1 tahun setelah menjalani hukuman. ringan, sedang, dan berat kecuali pemberhentian dengan hormat tidak atas
j. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS.
Ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum dan di c. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Gubernur selaku wakil pemerintah
dalamnya disebutkan pelanggaran yang dilakukan PNS yang bersangkutan. berupa jenis hukuman pemindahan dalam penurunan pangkat setingkat
PNS yang diberhentikan sebagai PNS tidak atas permintaan sendiri diberikan lebih rendah dan pembebasan jabatan.
hak-hak kepegawaian sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. d. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Kepala Perwakilan Republik
seb
k. Pemberhentian Tidak dengan Hormat se bagai PNS Indonesia berupa hukuman disiplin ringan, pemindahan dalam penurunan
Ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum dan pangkat setingkat lebih rendah dan pembebasan jabatan.
didalamnya disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan PNS yang e. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang
bersangkutan. PNS yang diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS menghukum untuk jenis hukuman disiplin ringan.
tidak diberikan hak pensiun.
2. Hukuman Disiplin Yang Dapat Diajukan Upaya Administratif
N. PENYAMPAIAN HUKUMAN DISIPLIN a. Pejabat struktural eselon I dan pejabat yang setara ke bawah untuk jenis
hukuman disiplin penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 ( satu ) tahun
PNS yang dijatuhi hukuman disiplin dipanggil secara tertulis untuk hadir
dan penundaan kenaikan pangkat selama 1 ( satu ) tahun.
menerima keputusan hukuman disiplin. Penyampaian keputusan hukuman
b. Sekretaris Daerah / pejabat struktural eselon II Kabupaten/ Kota ke bawah/
disiplin disampaikan secara tertutup. Apabila tempat kedudukan pejabat yang
pejabat setara ke bawah untuk jenis hukuman disiplin penundaan kenaikan
berwenang menghukum dan tempat PNS yang dihukum berjauhan maka dapat
gaji berkala selama 1 tahun dan penundaan KP selama 1 tahun.
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Disiplin Pegawai Negeri Sipil 171 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Disiplin Pegawai Negeri Sipil 172
c. Pejabat struktural eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan Q. BERLAKUNYA KEPUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN
unit setara dengan sebutan lain yang atasan langsungnya pejabat struktural 1. Jenis hukuman disiplin ringan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
eselon I yang bukan PPK untuk jenis hukuman disiplin penundaan kenaikan 2. Keputusan hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Presiden, PPK, Gubernur
gaji berkala selama 1 tahun dan penundaan KP selama 1 tahun. selaku wakil pemerintah, Kepala Perwakilan Republik Indonesia, Pejabat Yang
d. Pejabat struktural eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan Berwenang Menghukum berupa hukuman disiplin ringan dan sedang mulai
kantor perwakilan provinsi dan unit setara dengan sebutan lain yang berlaku sejak tanggal keputusan ditetapkan.
berada di bawah dan bertanggungjawab kepada PPK, untuk jenis hukuman 3. Hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh Pejabat struktural eselon I s.d eselon
penundaan KGB selama 1 tahun dan penundaan KP selama 1 ( satu ) tahun. IV atau pejabat setara, pejabat struktural eselon II yang atasan langsungnya
e. Pejabat struktural eselon II ke bawah di lingkungan instansi vertikal dan PPK atau pejabat eselon I yang bukan PPK berupa penundaan KGB selama 1
unit setara dengan sebutan lain yang atasan langsungnya pejabat struktural tahun, penundaan KP selama 1 tahun dan penurunan pangkat setingkat lebih
eselon I yang bukan PPK dan yang berada di bawah dan bertanggung rendah selama 1 tahun mulai berlaku pada hari ke 15 setelah keputusan
jawab kepada PPK untuk jenis hukuman disiplin penurunan pangkat hukuman disiplin diterima dan apabila tidak diajukan keberatan, atau mulai
setingkat lebih rendah selama 1 ( satu ) tahun. tanggal ditetapkan keputusan atas keberatan apabila diajukan keberatan.
f. Hukuman disiplin yang dapat diajukan banding administratif adalah yang 4. Hukuman Disiplin yang dijatuhkan oleh PPK atau Gubernur selaku wakil
dijatuhkan oleh PPK dan Gubernur sebagai wakil pemerintah untuk jenis pemerintah berupa Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan
hukuman disiplin berat berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas sendiri sebagai PNS dan Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
permintaan sendiri sebagai PNS dan pemberhentian dengan tidak hormat mulai berlaku pada hari ke 15 ( lima belas ) setelah keputusan hudis diterima
sebagai PNS. apabila tidak diajukan banding adminsitratif dan tanggal ditetapkan keputusan
atas banding administratif apabila diajukan banding administratif.
P. TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN KEPADA ATASAN PEJABAT YANG 5. Apabila PNS tidak hadir pada waktu penyampaian keputusan hukuman
BERWENANG MENGHUKUM disiplin, maka berlaku pada hari ke 15 ( lima belas ) sejak tanggal yang
1. Yang diajukan keberatan ditentukan untuk penyampaian keputusan hukuman disiplin.
Keberatan diajukan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang
menghukum. PNS yang dijatuhi salah satu hukuman disiplin dapat mengajukan R. LAIN-LAIN
keberatan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum, melalui PNS yang meninggal dunia atau mencapai Batas Usia Pensiun yang dijatuhi
saluran hirarki. Keberatan tersebut di ajukan selambat-lambatnya 14 (empat hukuman disiplin Penundaan KGB, Penundaan kenaikan pangkati atau
belas) hari kalender terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menerima Penurunan pangkat, dianggap telah selesai menjalani hukuman disiplin tersebut
keputusan hukuman disiplin. Keberatan yang diajukan melebihi waktu 14 dan diberhentikan dengan hormat sebagai PNS.
(empat belas) hari tidak bisa diterima.
Calon PNS yang dijatuhi hukuman tingkat sedang atau berat tidak dapat
Tanggapan disampaikan secara tertulis dalam jangka waktu 6 ( enam ) hari diangkat menjadi PNS dan diberhentikan dengan hormat atau tidak hormat
kerja terhitung mulai tanggal yang bersangkutan menerima tembusan surat sebagai Calon PNS.
keberatan dan dalam jangka waktu 21 hari kerja terhitung mulai tanggal atasan
pejabat menerima surat keberatan wajib mengambil keputusan.
2. Yang dapat diajukan keberatan kepada BAPEK
PNS yang dijatuhi hukuman disiplin oleh PPK dan Gubernur berupa hukuman
disiplin Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
PNS dan Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS dapat mengajukan
keberatan ke BAPEK. Apabila tidak mengajukan banding administrative maka
gajinya dihentikan terhitung mulai bulan berikutnya sejak hari ke 15 ( lima
belas ) keputusan hukuman disiplin diterima.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Disiplin Pegawai Negeri Sipil 173 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Disiplin Pegawai Negeri Sipil 174
XLI. IJIN PERKAWINAN DAN PERCERAIAN BAGI PNS E. PERCERAIAN
1. Alasan Perceraian
A. UMUM
Yang dapat dijadikan alasan yang sah untuk melakukan perceraian adalah :
PNS sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat diharapkan
menjadi teladan yang baik bagi masyarakat dalam tingkah laku, tindakan dan 1. Salah satu pihak berbuat zina ;
ketaatan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk 2. Salah satu pihak menjadi pemabok, pemadat atau penjudi yang sukar
menyelenggarakan kehidupan berkeluarga. Perkawinan adalah ikatan lahir batin disembuhkan ;
antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan 3. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain 2 tahun berturut-turut tanpa ijin
membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha pihak lain dan tanpa alasan yang sah ;
Esa. PNS harus menaati kewajiban tertentu dalam hal hendak melangsungkan 4. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun lebih ;
perkawinan, beristeri lebih dari satu dan atau bermaksud melakukan perceraian. 5. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang
Kehidupan PNS harus ditunjang oleh kehidupan yang serasi, sejahtera dan bahagia membahayakan pihak lain.
sehingga setiap PNS dalam melaksanakan tugasnya tidak akan banyak terganggu 6. Antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan
oleh masalah-masalah keluarga. Dalam rangka untuk meningkatkan dan tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi.
menegakkan disiplin PNS serta memberikan kepastian hukum dan rasa keadilan 7. Alasan isteri mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak
maka peraturan tentang izin perkawinan dan perceraian bagi PNS dapat dijadikan dapat menjalankan kewajibannya sebagai isteri tidak dapat menjadi dasar
pedoman dalam mengarungi kehidupan berkeluarga. untuk memberikan izin perceraian.
2. Permohonan Izin Beristeri Lebih Dari Seorang
B. DASAR HUKUM
PNS pria yang akan beristeri lebih dari seorang wajib mengajukan
1. PP No. 9/1975 tentang Pelaksanaan UU No. 1/1974 tentang Perkawinan. permohonan izin secara tertulis kepada Pejabat yang berwenang.
2. PP No. 10/1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS
3. PP No. 45/1990 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS. 3. Larangan Hidup Bersama Diluar Ikatan Perkawinan Yang Sah
4. SE Ka BAKN No. 08/SE/1983 tentang Petunjuk Pelaksanaan Izin Perkawinan Setiap PNS dilarang hidup bersama diluar ikatan perkawinan yang sah; yaitu
dan Perceraian bagi PNS melakukan hubungan sebagai suami isteri dengan wanita yang bukan isterinya
5. SE Ka 48/SE/1990 tentang Juklak Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS. atau pria yang bukan isterinya atau pria yang bukan suaminya seolah-olah
merupakan suatu rumah tangga.
C. PENGERTIAN
4. Izin Perkawinan
1. Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
Izin perkawinan dapat diberikan apabila memenuhi sekurang-kurangnya satu
wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia
syarat alternatif dan ketiga syarat kumulatif yaitu, :
dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, maka beristeri lebih dari
seorang dan perceraian sejauh mungkin harus dihindarkan; Syarat alternatif :
2. PNS yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin tertulis atau
surat keterangan lebih dahulu dari Pejabat. a. Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri (karena menderita
3. PNS pria maupun wanita yang akan melakukan perceraian dan berkedudukan cacat penyakit jasmani atau rohani yang sukar disembuhkan), sehingga
sebagai penggugat, wajib memperoleh izin tertulis lebih dahulu dari Pejabat. tidak dapat memenuhi kewajibannya secara biologis maupun kewajiban
lainnya,
D. TUJUAN b. Istri tidak dapat melahirkan keturunan setelah menikah sekurang-kurangnya
10 th.
Digunakan sebagai pedoman untuk menyelesaikan masalah perkawinan dan atau
perceraian Pegawai Negeri Sipil berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS 175 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS 176
Syarat Kumulatif : 4. Apabila anak ada yg mengikuti PNS ybs dan ada yg mengikuti bekas istri maka
1/3 gaji yang menjadi hak anak dibagi menurut jumlah anak.
a. Ada persetujuan tertulis yang dibuat secara ikhlas oleh istri PNS yang
5. Hak atas bagian gaji sebagai tersebut tidak berlaku apabila perceraian terjadi
bersangkutan,
atas kehendak istri, KECUALI istri meminta cerai karena dimadu dan atau
b. PNS pria ybs berpenghasilan cukup untuk membiayai lebih dari seorang
suami berzina/ melakukan kekejaman / pemabok / pemadat / penjudi yang
istri dan anak-anaknya.
sukar disembuhkan / meninggalkan istri selama 2 Th berturut turut, maka
c. Ada jaminan tertulis dari PNS pria yang bersangkutan bahwa ia akan
sesudah perceraian terjadi bekas istri tersebut berhak atas bagian gaji bekas
berlaku adil terhadap istri-istri dan anak-anaknya.
suami.
5. Permohonan Izin Ditolak 6. Apabila bekas istri kawin lagi maka tidak berhak atas bagian gaji terhitung
mulai bulan berikutnya bekas istri kawin lagi dan bagian gaji tersebut
Permohonan izin ditolak apabila :
dibayarkan lagi kepada PNS yang bersangkutan. Apabila semua anak ikut
1. Bertentangan dengan ajaran / peraturan agama / kepercayaan yang bekas istri tersebut maka, sepertiga gaji tetap menjadi hak anak tersebut yang
dianutnya. diterimakan kepada bekas istri tersebut.
2. Tidak memenuhi salah satu syarat alternatif dan semua syarat kumulatif.
3. Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. G. SANKSI
4. Alasan-alasan yang dikemukakan untuk beristri lebih dari seorang PNS atau atasan / Pejabat dijatuhi hukuman disiplin berat apabila :
bertentangan dengan akal sehat.
5. Ada kemungkinan mengganggu pelaksanaan tugas kedinasan, yang 1. Tidak memberitahukan perkawinan pertamanya secara tertulis kepada Pejabat
dinyatakan dengan surat keterangan. dalam jangka waktu selambat-lambatnya satu tahun setelah perkawinan
dilangsungkan.
6. Permohonan Izin Dikabulkan 2. Melakukan perceraian tanpa memperoleh izin bagi yang berkedudukan
Permohonan izin dikabulkan apabila : sebagai penggugat atau tanpa surat keterangan bagi yang berkedudukan
1. Tidak bertentangan dengan ajaran / peraturan agama / kepercayaan yang sebagai tergugat terlebih dahulu dari Pejabat.
dianutnya 3. Beristeri lebih dari seorang tanpa memperoleh izin terlebih dahulu dari
2. Telah memenuhi salah satu syarat alternatif dan semua syarat kumulatif. Pejabat.
3. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Melakukan hidup bersama di luar ikatan perkawinan yang sah dengan wanita
4. Alasan-alasan yang dikemukakan dapat diterima dengan akal sehat. yang bukan isterinya atau pria yang bukan suaminya.
5. Tidak akan mengganggu pelaksanaan tugas kedinasan, yang dinyatakan 5. Tidak melaporkan perceraiannya kepada Pejabat dalam jangka waktu
dengan surat keterangan. selambat-lambatnya atu tehun setelah terjadinya perceraian.
6. Tidak melaporkan perkawinan yang kedua / ketiga / keempat kepada Pejabat
F. PEMBAGIAN GAJI dalam jangka waktu selambat-lambatnya satu tahun setelah perkawinan
Apabila perceraian terjadi atas kehendak PNS Pria maka ia wajib menyerahkan dilangsungkan.
sebagian gajinya untuk penghidupan bekas isteri dan anak-anaknya, dengan 7. PNS wanita yang menjadi isteri kedua / ketiga / keempat, diberhentikan
ketentuan : dengan tidak hormat sebagai PNS.

1. Apabila anak mengikuti bekas istri, maka 1/3 gajinya untuk PNS Pria yang
bersangkutan, 1/3 untuk bekas istri dan 1/3 untuk anak yang diterimakan
kepada bekas istri.
2. Apabila perkawinan tidak dikaruniai anak, maka gaji dibagi dua yaitu ½ untuk
PNS Pria ybs dan ½ untuk bekas isterinya.
3. Apabila anak mengikuti PNS Pria ybs, maka pembagian gajinya 1/3 untuk PNS
Pria yang bersangkutan, 1/3 untuk bekas istri dan 1/3 untuk anak yang
diterimakan kepada PNS pria ybs.
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS 177 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS 178
XLII. UJI KESEHATAN 2. Prosedur
PNS dengan kriteria di atas diusulkan kepada Tim Penguji Kesehatan melalui
A. UMUM BKD untuk diuji kesehatannya oleh pejabat yang berwenang, dengan
Dalam rangka usaha pembinaan Aparatur Negara, perlu dijamin dan dipelihara melampirkan :
kesehatan jasmani dan rohani PNS sehingga mereka dapat melaksanakan tugas 1. Surat usulan dari Kepala SKPD
secara berdayaguna, berhasil guna dan berkelanjutan. 2. Fotokopi surat izin Cuti Sakit.

B. DASAR HUKUM F. HASIL UJI KESEHATAN


1. Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 1977 tentang Pengujian Kesehatan PNS 1. Tindak lanjut dari hasil Uji Kesehatan adalah :
dan Tenaga-tenaga lainnya yang Bekerja pada Negara RI a. Jika hasil Uji kesehatan “ditolak untuk sementara” , maka kepada PNS yang
2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti PNS bersangkutan diharuskan melakukan pengobatan, dan dijadwalkan Uji
Kesehatan kembali.
C. PENGERTIAN b. Jika hasil Uji kesehatan “tidak memenuhi syarat” atau “ditolak” , maka
Uji Kesehatan bagi PNS yang sakit adalah pemeriksaan dan penilaian kesehatan, kepada PNS yang bersangkutan selanjutnya diproses untuk Pensiun Dini
jasmani dan rohani terhadap PNS dengan kriteria sebagai berikut : Karena Uzur/Sakit.
2. Hasil Uji Kesehatan diberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan
1. Menurut pejabat yang berwenang tidak dapat melanjutkan pekerjaannya dan pejabat yang berwenang.
karena kesehatannya;
2. Oleh pejabat yang berwenang dianggap memperlihatkan tanda-tanda sesuatu
penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya dan atau lingkungan
kerjanya;
3. Setelah berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali;

D. PELAKSANA UJI KESEHATAN


Yang berwenang menguji kesehatan PNS yang sakit adalah Tim Penguji Kesehatan
PNS Kab. Magelang yang terdiri dari sejumlah dokter dan dibentuk oleh Menteri
Kesehatan. Pengujian kesehatan dilaksanakan di RSUD Muntilan Kab. Magelang.

E. PROSEDUR UJI KESEHATAN BAGI PNS SAKIT


1. Kriteria
Kriteria PNS sakit yang diusulkan untuk Uji Kesehatan adalah sebagai berikut :
a. Menurut pejabat yang berwenang tidak dapat melanjutkan
pekerjaannya karena kesehatannya;
b. Oleh pejabat yang berwenang dianggap memperlihatkan tanda-tanda
sesuatu penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya dan atau
lingkungan kerjanya;
c. Setelah berakhirnya cuti sakit (selama 1 tahun), belum mampu bekerja
kembali.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Uji Kesehatan 179 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Uji Kesehatan 180
XLIII. PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL C. PEMBERITAHUAN KARENA MENCAPAI BATAS USIA PENSIUN
Batas usia seorang PNS adalah 56 (lima puluh enam) tahun. Namun demikian bagi
A. UMUM PNS yang menjabat jabatan tertentu dapat diperpanjanag sampai usia tertentu.
PNS yang telah mencapai batas usia pensiun (BUP) sesuai dengan ketentuan yang
PNS yang telah mencapai BUP diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dan
berlaku, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS. Demikian pula PNS yang
kepadanya diberikan hak-hak kepegawaian sesuai peraturan yang berlaku.
sebelum mencapai BUP mengajukan permohonan berhenti sebagai PNS atas
permintaan/kemauan sendiri, diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan PNS yang menjabat jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 Peraturan
mendapat hak-hak kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979, apabila tidak menjabat lagi jabatan tersebut,
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS denan mendapat hak-hak kepegawaian
Pemberhentian sebagai PNS adalah pemberhentian yang menyebabkan yang
sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
bersangkutan tidak lagi berkedudukan sebagai PNS. Seorang PNS dapat
diberhentikan sebagai PNS karena alasan sebagai berikut: PNS yang menjabat jabatan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979, apabila ia diberhentikan dari
1. Pemberhentian atas permintaan sendiri
jabatannya dan ada rencana dalam waktu singkat mengangkatnya dalam jabatan
2. Pemberhetian karena mencapai batas usia pensiun
yang setingkat atau lebih tinggi, maka menunggu pengangkatannya dalam jabatan
3. Pemberhentian karena adanya penyeserhanaan organisasi
baru, PNS yang bersangkutan tidak dibrhentikan sebagai PNS dan dalam waktu 6
4. Pemberhentian karena melakukan pelanggaran/tindak pidana/penyelewengan
(enam) bulan sudah harus ada keputusan pengangkatan dalam jabatan baru tersebut.
5. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani/rohani (uzur)
6. Pemberhentian karena meninggalkan tugas Selambat-lambatnya 15 (lima belas) bulan sebelum PNS mencapai BUP, pimpinan
7. Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilang instansi wajib memberitahukan kepada PNS yang bersangkutan, bahwa ia akan
8. Pemberhentian karena hal-hal lain diberhentikan sebagai PNS. Berdasarkan pemberitahuan tersebut, PNS mengajukan
permohonan berhenti dengan hak pensiun.
Pemberhentian dari jabatan negeri adalah pemberhentian yang menyebabkan yang
bersangkutan tidak lagi pada satu satuan organisasi negara, tetapi ia masih PNS yang telah mencapai BUP tetapi tidak mengajukan permohonan berhenti,
mempunyai kedudukan sebagai PNS diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan mendapat hak-hak kepegawaian
sesuai pereturan perundangan yang berlaku berdasarkan data yang berlaku
Setiap pemberhentian dengan hormat sebagai PNS tidak harus diikuti pemberian
brdasarkan data yang ada pada instansi yang bersangkutan.
pensiun sepanjang persyaratan lain tidak terpenuhi seperti usia, masa kerja dll
D. PEMBERHENTIAN KARENA ADANYA PENYEDERHANAAN ORGANISASI
B. PEMBERHENTIAN ATAS PERMINTAAN SENDIRI
Perubahan satuan-satuan organisasi ada kalanya mengakibatkan kelebihan PNS.
Pegawai Negeri Sipil yangmeminta berhenti, diberhentikan dengan hormat sebagai
Apabila terjadi hal yang demikian, maka PNS yang kelebihan itu disalurkan kepada
PNS. Namun demikian, permintaan tersebut dapat ditunda untuk paling lama 1
satuan organisasi negara lainnya.
(satu) tahun apabila ada kepentingan dinas yang mendesak.
Instansi yang karena disederhanakan organisasinya kemudian menyusun daftar PNS
Permintaan berhenti seorang PNS dapat ditolak apabila yang bersangkutan terikat
tersebut dan menyampaikan kepada kepala BKN. Kemudian BKN mengatur
pada ikatan dinas, sedang menjalani wajib militer dll yang serupa dengan itu sesuai
penyaluran kelebihan PNS tersebut setelah berkonsultasi dengan pimpinan instansi
peraturan perundangan yang berlaku.
yang membutuhkan
PNS yang diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri diberikan hak-hak
Apabila kelebihan PNS karena adanya penyederhanaan organisasi tidak mungkin
kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku, sebagai contoh bila saat
disalurkan kepada instansi lain maka PNS tersebut diberhentikan dengan hormat
berhenti usia telah mencapai 50 tahun dan masa kerja telah 20 tahun maka
sebagai PNS dengan hak kepegawaian sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
kepadanya diberikan hak pensiun.
1. Apabila telah mencapai usia 50 (lima puluh) tahun, maka ia diberhentikan
dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil 181 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil 182
2. Apabila usia belum mencapai 50 (lima puluh) tahun dan atau belum memiliki F. PEMBERHENTIAN KARENA TIDAK CAKAP JASMANI ATAU ROHANI
masa kerja 10 (sepuluh) tahun, maka ia diberhentikan dengan hormat dari (UZUR)
jabatan negeri dengan mendapat uang tunggu.
PNS diberhentikan dengan hormat dengan mendapat hak-hak kepegawaian
3. Uang tunggu tersebut diberikan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun, dan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila berdasarkan
dapat diperpanjang tiap-tiap kali untuk paling lama 1 (satu) tahun, sengan
Team Penguji Kesehatan dinyatakan:
ketentuan tidak boleh lebih dari 5 (lima) tahun. Apabila pada saar berakhirnya
pemberian uang tunggu usia PNS telah mencapai 50 (lima puluh) tahun dan 1. Tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri karena kesehatannya
memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun, maka ia 2. Menderita penyakit/kelainan yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan atau
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun. lingkungan kerjanya
4. Apabila PNS tersebut diatas pada saat berakhirnya uang tunggu belum 3. Setelah berakhirnya cuti sakit belum mampu bekerja kembali.
mencapai usia 50 (lima puluh) tahun tetapi telah memiliki masa kerja 10
(sepuluh) tahun maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan G. PEMBERHENTIAN KARENA MENINGGALKAN TUGAS
hak pensiun yang diberikan pada saat ia mencapai usia 50 tahun.
PNS yang meninggalkan tugas secara tidak sah dalam waktu 2 bulan secara terus-
5. Apabila PNS tersebut diatas pada sat berakhirnya uang tunggi telah mencapai
menerus, dihentikan pembayaran gajinya mulai bulan ketiga PNS meninggalkan
usia 50 tahun tetapi masa kerja kurang dari 10 tahun maka ia duberhentikan
tugas secara tidak sah lebih dari 2 (dua) bulan tetapi kurang dari 6 (enam) bulan
denan hormat sebagai PNS tanpa hak pensiun.
melaporkan diri kepada pimpinan instansinya dapat:

E. PEMBERHENTIAN KARENA MELAKUKAN PELANGGARAN / TINDAK 1. Ditugaskan kembali apabila alasannya dapat diterima oleh pejabat yang
PIDANA berwenang
2. Diberhentikan dengan hormat sebagai PNS, apabila penyebabnya karena
PNS dapat diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS karena:
kelalaian PNS yang bersangkutan dan menurut pejabat yang berwenang akan
1. Melanggar sumpah/janji PNS, sumpah/janji jabatan atau pelanggaran disiplin mengganggu seasana kerja jika ia ditugaskan kembali.
berat;
PNS yang selama 6 (enam) bulan atau lebih terus menerus meninggalkan tugasnya
2. Dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah mempunyai
secara tidak sah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS.
kekuatan hukum tetap, karena dengan sengaja melakukan tindakan pidana
kejahatan yang diancam pidana penjarasetinggi-tingginya 4 tahun atau
ancaman pidana lebih berat.
H. PEMBERHENTIAN KARENA MENINGGAL DUNIA ATAU HILANG
 PNS yang meninggal dunia, dengan sendirinya dianggap diberhentikan dengan
Pemberhentian sebagaimana tersebut diatas dapat dilakukan dengan hormat atau hormat sebagai PNS
tidak dengna hormat, tergantunf pertimbangan pejabat yang berwenang atas berat  PNS yang hilang dianggap meninggal dunia pada akhir bulan ke 12 sejak ia
atau ringannya perbuatan yang dilakukan dan besar atau kecilnya akibat dinyatakan hilang.
yangditimbulkan oleh perbuatan itu.  PNS yang dinyatakan hilang yang sebelum melewati 12 bulan ditemukan
PNS diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS apabila dipidana penjara atau kembali masih hidup dan sehat, dipekerjakan kembali sebagai PNS.
kurungan berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan  PNS yang dinyatakan hilang yang sebelum melewati 12 bulan diketemukan
hukum tetap, karena: kembali tetapi cacat, diperlakukan sebagai berilut:
a. Diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak pensiun bila ia
a. Melakukan tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya denan jabata, memiliki masa kerja sekurangnya 4 tahun
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 413 sampai dengann 436 Kitab Undang- b. Apabila hilang dan cacatnya dalam dan karena menjalankan kewajiban
undang Hukum Pidana jabatannya, ia diberhentikan sebagai PNS sengan hak pensiun tanpa
b. Melakukan tindak pidana kejahatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 memandang masa kerja
sampai dengan 161 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.  Pegawai Negeri Sipil yang telah dinyatakan hilang kemudian diketemukan
kembali setelah melewati waktu 12 bulan diperlakukan sbb:
a. Apabila ia masih sehat, dipekerjakan kembali
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil 183 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil 184
b. Apabila ia tidak dapat bekerja kembali dalam semua jabatan negeri 2. Uang Tunggu
berdasarkan surat keterangan dari Tim Penguji Kesehatan, diberhentikan Yang berhak menerima Uang Tunggu adalah PNS yang diberhentikan dari
dengan hormat sebagai PNS dengan mendapatkan hak kepegawaian jabatan negeri karena:
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
1. Sebagai tenaga kelebihan akibat penyederhanaan organisasi dan tidak
I. PEMBERHENTIAN KARENA SEBAB LAIN dapat disalurkan ke instansi lain serta belum memenuhi syarat pensiun
2. Menderita penyakit uang membahayakan bagi diri dan oarng ain dan
PNS yang tidak melaporkan diri kembali pada instansi induknya setelah habis
belum memenuhi syarat pensiun
menjalankan Cuti Diluar Tanggungan Negara, diberhentikan dengan hormat sebagai
3. Berakhirnya cuti sakit, belum mampu bekerja kembali dan belum
PNS
memenuhi syarat pensiun
PNS yang terlambat melaporkan diri kembali kepada instansi induknya setelah habis 4. Tidak dapat dipekerjakan kembai setelah berakhirnya cuti di luar
Cuti Diluar Tanggungan Negara, maka: yanggungan negara dan belum memenuhi syarat-syarat pensiun

a. Apabila keterlambatan melaporkan diri itu kurang dari 6 bulan, maka PNS Lamanya pemberian uang tunggu 1 tahun dan dapat diperpanjang setiap kali
yang besangkutan dapat dipekerjakan kembali apabila alasan keterlambatan paling lama 1 tahun, dengan ketentuan tidak boleh lebih dari 5 tahun.
tersebut dapat diterima oejabat yang berwenang dan ada lowongan setelah
terlebih dahulu mendapat persetujan dari kepala BKN Besarnya uang tunggu:
b. Apabila keterlambatan melaporkan diri itu kurang dari 6 bulan tetapi alasan 1. 80% dari gaji pokok tahun pertama
tentang keterlambatan itu tidak dapat diterima oleh pejabat yang berwenang, 2. 75% dari gaji pokok untuk selanjutnya
maka PNS yang besangkutan diberhentikan denga hormat sebagai PNS
c. Apabila keterlambatan melaporkan diri lebih dari 6 bulan, maka PNS yang Selama menjalani uang tunggu, masih berstatus sebagai PNS, sehingga berhak
bersangkutan harus diberhentikan sebagai PNS diberikan kenaikan gaji berkala, tunjangan keluarga, tunjangan pangan.
PNS yang selesai menjalani uang tunggu:
J. HAK-HAK KEPEGAWAIAN a. Telah berusia sekurang-kurangnya 50 tahun dan masa kerja sekurang-
1. Diberhentikan dengan hormat lurangnya 10 tahun diehentikan dengan hormat sebagai PNS dengan hak
1. Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan sebagai akubat penyedrhanan pensiun;
organisasi, diberhentikan denan hormat dengan diberikan hak-hak b. Telah memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 10 tahun tetapi belum
kepegawaian sbb: mencapai usia 50, maka ia diberhentikan dengan hormat sebagai PNS
a. Diberikan hak pensiun bila usia sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tetapi pensiunnya baru diberikan terhitung mulai tanggal satu bulan
tahun dan mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 10 tahun; berikutnya ia mencapai usia 50 tahun.
b. Diberhentikan dari jabatan negeri dengan diberikan uang tunggu, bila c. Belum mencapai usia 50 tahun dan masa kerja kurang dari 10 tahun maka
belum memenuhi usia dan masa kerja dimaksud ia diberhentikan denan hormat sebagai PNS tanpa hak pensiun
2. PNS yang menurut surat Keterangan Team Penguji Kesehatan dinyatakan tidak
dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri karena kesehatannya
diberhentikan sebagai PNS dengan mendapat hak pensiun apabila:
a. Tanpa terikat masa kerja pensiun, bila penyebabnya oleh dan karena
manjalankan kewajiban jabatan
b. Telah memiliki masa kerja 4 tahun bila bukan disebabkan oleh dan
karena menjalankan kewajiban jabatan.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil 185 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil 186
XLIV. PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL Besarnya pensiun pegawai negeri sipil sebulan adalah 2,5% dari dasar pensiun untuk
tiap-tiap tahun masa kerja, dengan ketentuan sbb:
A. UMUM a. Pensiun pegawai negeri sipil sebulan sebanyak-banayaknya 75% dan sekurang-
Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969b antara lain menyatakan bahwa kurangnya 40% dari dasar pensiun;
pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap PNS yang telah b. Apabila PNS mengalami keuzuran jasmani/rohani oleh dan karena
bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara manjalankan tugas kewajiban jabatannya, mnala besarnya pensiun yang
diterima adalah 5% dari dasar pensiun
Selain dari pada itu Undang-undang No 8 Tahun 1974 jo. Undang-undang Nomor
c. Pensiun pegawa sebulan tidak boleh kurang dari gaji pokok terendah menurut
43 tahun 1999 juga menegaskan bahawa setiap PNS yang diberhentikan denan
peraturan perundangundangan yang berlaku
hormat sebagai PNS dan telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan berhak atas
pensiun
D. MASA KERJA PENSIUN
Pada pokoknya pensiun adalahmenjadi kewajiban dari setiap oramhuntk berusahan Masa kerja yang dihitung untuk menetapkan hak dan besarnya pensiun adalah:
menjamin hari tuanya, dan untuk itu setiap PNS wajib menjadikan peserta dari suatu
badan asuransi sosial yang dibentuk oleh pemeintah 1. Waktu bekerja sebagai PNS
2. Waktu bekerja sebagai anggota ABRi
Karena pensiun bukan hanya sebagai jaminan hari tua tetapi juga adalah sebagai 3. Waktu bekerja sebagai tenaga bulanan/harian dengan menerima penghasilan
balas jasa, maka pemerintah memberikan sumbangannya kepada PNS. Iuran pensiun dari Sngaran Negara, APBN atau Bank Negara
PNS dan sumbangan pemerintah ersebut dipupuk dan dikelola oleh badan asuransi 4. Masa selama menjalankan kewajiban sebagai pelajar dalam Pemerintahan RI
sosial. pada masa perjuangan phisik
5. Masa sebagai Veteran Pembela Kemedekaan
B. SYARAT-SYARAT PENSIUN 6. Masa sebagai Veteran Pejuang Kemerdekaan
PNS berhak atas pensiun apabila: 7. Masa sebagai Veteran pegawai pada sekolah

1. Telah mencapai sekurang-kurangnya 50 tahun dan mempunyai masa kerja


E. PENSIUN JANDA/DUDA
pensiun sekurang-kurangnya 20 tahun
2. Oelh tim penguji kesehatan pegawai negeri sipil dinyatakan tidak dapat Yang berhak menerima pensiun janda/duda adalah istri (istri-istri) PNS pria, atau
bekerja lagi dalam jabatan apapun karena keadaan jasmani/rohani yang suami PNS wanita yang meninggal dunia/tewas, atau penerima pensiun pegawai
disebabkan oleh dan karena menjalankan tugas kewajiban jabatan negeri yang meningal dunia dan mereka sebelumnya sudah terdaftar sebagai
3. Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 4 tahun dan oleh Tim Penguji istri/suami sah PNS yang bersangkutan.
Kesehatan Pegawai Negeri Sipil dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam Besarnya Pensiun Janda/Duda adalah 36% dari dasar pensiun dengan ketentuan:
jabatan apapun karena keadaan jasmani/rohaninya yangtidak disebabkan oleh
dan kerena menjalankan tugas kewajiban jabatanntannya a. Apabila terdapat lebih dari seorang yang berhak menerima pensiun janda
4. Diberhentikan denan hormat sebagai PNS atau dari jabatan negeri karena besarnya bagian pensiun janda untuk masing-masing istri adalah 36% dari
sebagai tenaga kelebihan, apabila telah berusaha sekurang-kurangnya 50 tahun dasar pensiun dibagi rata antara istri-istri itu.
dan memiliki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun b. Besarnya pensiun janda/duda dimaksud diatas, tidak boleh kurang dari 75%
5. Mencapai BUP menurut ketentuan Peraturan Pemerintahan No 32 Tahun 1979 dari gaji pokok terendah menurut peratuan gaji yang berlaku bagi almarhum
suami/istrinya
C. DASAR PENSIUN Besarnya pensiun janda/duda PNS yang tewas adalah 72% dari dasar pensiun,
Dasar pensiun yang dipakai untuk menentukan besarnya pensiun/pensiun pokok dengan ketentuan:
ialah gaji pokok terakhir sebulan yang berhak diterima oleh PNS berdasarkan
peraturan gaji yang berlaku.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pensiun Pegawai Negeri Sipil 187 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pensiun Pegawai Negeri Sipil 188
a. Apabila terdapat lebih dari seorang istri yang berhak menerima pensiun maka H. PEMBERIAN PENSIUN
besarnya bagian pensiun janda untuk masing-masing istri 72% dari dasar Pemberian pensiun PNS, Pensiun janda/duda dan bagian pensiun janda ditetapkan
pensiun dibagi rata istri-istri oleh Pejabat yang berwenang memberhentikan PNS yang besangkutan, dibawah
b. Jumlah 72% dari dasar pensiun termaksud diatas, tidak boleh kurang dari gaji pengawasan dan koordinasi Kepal Badan Kepegawaian Negara
pokok terendah menurut peraturan gaji yang berlaku bagi almarhum
suami/istri.
I. PENDAFTARAN ISTERI/SUAMI/ANAK
F. PENSIUN ANAK Pendaftaran istri (istri-istri)/suami/anak sebagai yang berhak menerima pensiun
janda/duda harus dilakuakn PNS yang bersangkutan sesuai petunjuk kepala BKN.
Apabila PNS atau penerima pensiun meninggal dunia sedangkan ia tidak mempunyai Pendaftaran lebih dari seorang isteri sebagai yang berhak menerima pensiun harus
istri/suami yang berhak menerima pensiun janda atau duda maka : dilakuakn dengan sepengethuan tiap-tiap isteri yang didaftarkan.
a. Pensiun janda diberikan kepada anak/anak-anaknya, apabila terdapat satu Jika hubungan perkawinan dengan isteri/suami yang telah terdaftar terputus, maka
golongan anak yang seayah-seibu terhitung mulai tanggal perceraian berlaku, sah istri/suami itu dihapus dari daftar
b. Satu bagian pensiun janda diberikan kepada masing-masing golongan anak isteri/suami yang berhak menerima pensiun.
seayah-seibu
c. Pensiunan duda diberikan kepada anak Anak yang dapat didaftarkan sebagai anak yang berhak menerima pensiun
anda/duda atau bagian pensiun janda adalah:
Apabila PNS pria atau penerima pensiun pria meninggal dunia, sedangkan ia
mempunyai istri (istri-istri) yang berhak menerima pensiun janda/bag pensiun janda a. Anak-anak PNS atau penerima pensiun pegawai dari perkawinannya denga
disamping anak dari istri yang telah meninggal dunia atau telah secari, mka bagian isteri/suami yangdidaftar sebagai yang berhak menerima pensiun janda/duda
pensiun janda diberikan kepada masing-masing istri dan golonga anak seayah seibu b. Anak-anak PNS wanita atau penerima pensiun wanita

Kepada anak (anak-anak) yang ibu dan ayahnya berkedudukan sebagai PNS dan Yang dianggap dilahirkan dari perkawinan yangsah ialah kecuali anak-anak yang
kedua-duanya meninggal dunia, diberikan satu pensiun janda, bagian pensiun janda dilahirkan selama perkawinan itu, juga anak yang dilahirkan selambat-lambatnya
atau duda atas dasar yang lebih menguntungkan. 300 hari sesudah perkawinan itu terputus

Anak-anak sebagaimana sebagaimana dimaksud diatas ialah anak yang pada waktu Pendaftaran isteri (istri/istri)/anak (anak-anak) sebagai yang berhak menerima
PNS atau penerima pensiun pegawai meningal dunia: pensiun janda harus dilakuakan dalam waktu 1 (satu) tahun sesudah
perkawinan/kelahiran
a. Berusia kurang dari 25 tahun atau
b. Tidak mempunyai penghasilan sendiri atau
J. PERMINTAAN PENSIUN JANDA/DUDA
c. Belum menikah/belum pernah manikah
Untuk memperoleh pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda, janda-
G. PENSIUN ORANG TUA janda/duda yang bersangkutan mengajukan surat permintaan kepada pejabat yang
berwenang denga disertai:
Apabila seorang PNS/CPNS tewas, apabila tidak meninggalkan suami/isteri/anak
yang berhak menerima pensiun janda/duda, maka kepada orang tua almarhun a. Surat keterangan kematian atau salinannya uang disahkan oleh yang berwajib
diberikan pensiun orang tua yang besarnya 20%dari pensiun janda/duda b. Salinan surat nikah yang disahkan oleh yang berwajib
c. Daftar susunan keluarga uang disahkan oleh yang berwajib yang memuat
Jika kedu orang tua telah bercerai, maka kepada mereka masing-masing diberikan nama, tanggal kelahiran dan alamat mereka yang berkepentingan
separoh dari jumlah dimaksud d. Surat keputusan yang menetapkan pangat dan gaji terakhir pegawai yang
meninggal dunia

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pensiun Pegawai Negeri Sipil 189 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pensiun Pegawai Negeri Sipil 190
Pemberian pensiun janda/duda atau bagian pesiun-janda/duda atau bagian pensiun- K. HAPUSNYA PENSIUN PEGAWAI/PENSIUN JANDA/DUDA
janda kepada anak (anak-anak) termaksud, dilakukan atas permintaan dari atau atas Hak untuk menerima pensiun pegawai atau pensiun janda/duda hapus:
nama anak (anak-anak) yang berhak menerimanya.
a. Jika penerima pesiun tidak seizin pemerintah menjadi anggota tentara atau
Permintaan dimaksud diatas harus dilengapi dengan: Pegawai Ngeri suatu Negara asing;
a. Surat keteranan kematian atau salinannya yang disahkan oleh yang berwajib b. Jika penerima pensiun pegawai/pensiun janda atau duda atau begian pensiun
b. Salinan kelahiran anak (anak-anak) atau daftar susunan keluarga pegawai yang janda menurut keputusan pejabat/badan Negara yang berwenang dinyatakan
bersangkutan yang disahkan oleh yang berwajib, yang memuat nama, alamat salah melakukan tindakan atau terlibat dalam suatu gerakan yang
dan tanggal lahir dari mereka yang berkepentingan bertentangan dengan kesetiaan terhadap Negara dan haluan Negara yang
c. Surat keteranagn dari yang berwajin yang menerangan bahwa anak (anak- berdasarkan pencasila;
anak) itutidak pernah kawin dan tidak mempunyai penghasilan sendiri c. Jika ternyata bahwa keterangan-keterangan yang diajukan sebagai bahan
d. Surat keputusan yangmenetapkan pangkat dan gaji pokok terakhir pegawai untuk penetapan pemberian pensiun pegawai atau pensiun janda/duda atau
atau penerima pensiun pegawai yang meninggal dunia begian ppensiun tidak benar dan bekas PNS atau janda/duda/anak yang
bersangkutan sebaenarnya tidak berhak diberikan pensiun
Kepala kantor dimana PNS yang meninggal dunia terakhir bekerja berkewajiban Dalam hal-hal tersebut pada angka (1) dan (2), maka surat keputusan pemberian
untuk membantu agar mengirim surat-surat permintaan besarnya lmpiran- pensiun dibatalkan, sedang dalam hal-hal tersebut angka (3) surat keputusan
lampirannya termaksud diatas terlaksana selekas mungkin termaksud dicabut.
Pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda diberikan mulai berlaku pada bulan
berkutnya PNS atau penerima pensiun oegawai yang bersangkutan meninggal dunia L. PERSYARATAN BERKAS USUL SK PENSIUN
atau mulai bulan berikutnya hak atas pensiun janda/bagian pensiun janda itu 1. Pensiun Atas Permintaan Sendiri
diperoleh oelh yang besangkutan. Bagi anak yang dilahirkan dalam batas waktu 300
a. Permohonan Pensiun Atas Permintaan Sendiri (APS) dari PNS yang
hari setelah PNS atau penerima pensiun meninggal dunia, pensiun janda/bagian
bersangkutan
pensiun janda diberikan mulai bulan berikutnya tanggal kelahiran anak itu
b. Data Perorangan Calon Pensiun (DPCP)
1. Berakhirnya pensiun janda/duda c. Salinan/Fotocopy sah SK Pengangkatan sebagai CPNS
d. Salinan/Fotocopy sah SK Pengangkatan menjadi PNS
Pemberian pensiun janda/duda atau bagian pensiun janda berakhir pada akhir
e. Salinan/Fotocopy sah SK Pangkat terakhir
bulan:
f. Salinan/Fotocopy sah KGB terakhir disertai Daftar Penerimaan Gaji
a. Janda/duda yang bersangkutab meninggal dunia Terakhir
b. Tidak lagi terdapat anak yang memenuhi syarat-syarat untuk g. Salinan/Fotocopy sah Kartu Pegawai
menerimanya h. Daftar Susunan Keluarga
i. Salinan/Fotocopy sah surat nikah
2. Pembatalan Pensiun janda/duda j. Surat Kematian Istri/Suami*)
Pensiun janda/duda atau begian pensiun janda yang diberikan kepada janda k. Salinan/Fotocopy sah akte kelahiran anak
pensiun/duda yang tidak mempunyai anak, dibatalkan jika janda/duda yang l. Daftar Riwayat Pekerjaan
bersangkutab menikah lagi, terhitung mulai bulan berikutnya perkawainan out m. Surat Keterangan Milik Negara
dilangsungkan. n. Pas Photo Terbaru ukuran 4 x 6 sebanyak 5 lembar
Apabila kemudian khusus dalam hal janda (janda-janda) perkawinan *) jika ada
termaksud diatas terputus, maka terhitung dari bulan berikutnya kepada janda
yang bersangkutan diberikan lagi pensiun janda tau bagian pensiun janda yang 2. Pensiun karena mencapai Batas Usia Pensiun
telah dibatalkan, atau jika lebih menguntungkan, kepadanya diberikan pensiun a. Permohonan Pensiun BUP dari yang bersangkutan
janda yang dapat diperolehnya karena perkawinan terakhir. b. DPCP

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pensiun Pegawai Negeri Sipil 191 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pensiun Pegawai Negeri Sipil 192
c. Salinan/Fotocopy sah SK Pengangkatan sebagai CPNS e. Salinan/Fotocopy sah SK Pangkat terakhir
d. Salinan/Fotocopy sah SK Pengangkatan menjadi PNS f. Salinan/Fotocopy sah KGB terakhir
e. Salinan/Fotocopy sah SK Pangkat terakhir g. Salinan/Fotocopy sah Kartu Pegawai
f. Salinan/Fotocopy sah Kartu Pegawai h. Salinan/Fotocopy sah Kartu Isteri/Suami
g. Salinan/Fotocopy sah Kartu Isteri/Suami i. Daftar Susunan Keluarga
h. Daftar Susunan Keluarga j. Salinan/Fotocopy sah surat nikah
i. Salinan/Fotocopy sah surat nikah k. Salinan/Fotocopy sah akte kelahiran anak
j. Salinan/Fotocopy sah akte kelahiran anak l. Pas Photo Terbaru ukuran 4 x 6 sebanyak 5 lembar
k. Pas Photo Terbaru ukuran 4 x 6 sebanyak 5 lembar m. Salinan/Fotocopy sah SK Pengangkatan dalam jabatan terakhir
l. Salinan/Fotocopy sah SK Pengangkatan dalam jabatan terakhir n. Daftar Gaji Terakhir
m. Surat Kematian Istri/Suami*) o. Surat Kematian Istri/Suami*)
n. Salinan/Fotocopy sah DP3 dalam 1 (satu) tahun terakhir *) jika ada
o. Surat Pernyataan Tidak dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau
berat dalam 1 (satu) tahun terakhir.
*) jika ada
3. Pensiun Janda/Duda/Anak
a. Permohonan Pensiun Janda/Duna/Anak dari Ahli Waris PNS yang
meninggal dunia (suami/istri/anak)
b. Data Perorangan Calon Pensiun (DPCP) yang ditandatangani oleh ahli
waris (suami/istri)
c. Salinan/Fotocopy sah SK Pengangkatan sebagai CPNS
d. Salinan/Fotocopy sah SK Pengangkatan menjadi PNS
e. Salinan/Fotocopy sah SK Pangkat terakhir
f. Salinan/Fotocopy sah Kartu Pegawai
g. Salinan/Fotocopy sah Kartu Isteri/Suami
h. Daftar Susunan Keluarga
i. Salinan/Fotocopy sah Surat Kematian dari Desa/Kelurahan
j. Surat Keterangan Janda/Duda
k. Salinan/Fotocopy sah surat nikah
l. Salinan/Fotocopy sah akte kelahiran anak
m. Pas Photo Terbaru (janda/duda/anak) ukuran 4 x 6 sebanyak 5 lembar
n. Salinan/Fotocopy sah SK Pengangkatan dalam jabatan terakhir
o. Surat Kematian Istri/Suami
p. Salinan/Fotocopy sah DP3 dalam 1 (satu) tahun terakhir
q. Surat Pernyataan Tidak dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau
berat dalam 1 (satu) tahun terakhir.
4. Pensiun karena Tidak Cakap Jasmani/Rohani (Uzur)
a. Permohonan dari Unit Kerja
b. Asli Hasil Pengujian Kesehatan dari Tim Penguji Kesehatan
c. Salinan/Fotocopy sah SK Pengangkatan sebagai CPNS
d. Salinan/Fotocopy sah SK Pengangkatan menjadi PNS
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pensiun Pegawai Negeri Sipil 193 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Pensiun Pegawai Negeri Sipil 194
XLV. TABUNGAN HARI TUA DAN DANA PENSIUN 2. Asuransi Kematian(ASKEM)
Kepada peserta suami/istri/anak yang terdaftar/tertunjang yang meninggal
A. PENGERTIAN dunia diberikan asuransi kematian. Khusus untk ASKEM anak dibayarkan
THT merupakan suatu program asuransi yang terdiri dari asuransi dwiguna dan maksimum tiga kali kematian anak
asuransi kematian 3. Dana Pensiun
Asuransi Dwi Guna adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuanan Para PNS yang pensiun akan menerima pensiun pokok tiap bulannya yang
bagi peserta meninggal dunia Besarnya Pensiun Pokok Pegawai sebulan adalah 2,5 % X Gaji Pokok X
Masa Kerja dengan ketentuan Maximal 75 % dari Gaji pokok dan Minimal
Asuransi kematian adalah suatu jenis asuransi yang memberikan jaminan keuntungan
40 % dari Gaji pokok. Bagi para Janda/Duda PNS akan menerima pensiun
pada peserta bila istri/suami, anak meninggal dunis atau kepada ahli waris bila
pokok tiap bulan yang Besarnya Pensiun Pokok Janda/ Duda Pegawai
peserta meninggal dunia
sebulan adalah 36 % dari gaji pokok.
B. TUJUAN
F. PERSYARATAN KEPENGURUSAN TASPEN (MASING-MASING RANGKAP 2)
Memberikan jaminan keuangan bagi peserta pada saat berhenti bekerja baik dengan
1. PENSIUN PERTAMA SENDIRI (PNS AKTIF)
hak pensiun ataupun tanpa hak pensiun, atau pada ahli warisnya pada saat peserta
meninggal dunis sebelum sesudah pensiun. a. Mengisi Formulir Permintaan Pembayaran.
b. SKPP dari DPPKAD Lembar I dan II (Asli).
C. PESERTA c. Fotocopy SK Pensiun.
d. Tembusan SK Pensiun berpas photo jika ada.
1. PNS (Pusat dan Daerah)
e. Fotocopy SK CPNS.
2. PNS DPB/DPK BUMN/BUMD
f. Fotocopy KARPEG.
3. Pejabat Negara
g. Footocopy Kartu Taspen.
4. Pegawai beberapa BUMN/BUMD
h. Fotocopy KTP Pemohon.
i. Pasphoto terbaru ukuran 3 x 4 cm (Peserta 2 lembar dan Suami/Istri 1
D. KEWAJIBAN PESERTA lembar).
Membayar premi yang setiap bulan secara langsung dipotong dari gaji j. Fotocopy nomor rekening buku tabungan.
k. Formulir SP3R.
1. Tabungan Hari Tua, premi sebesar 3,25% kali penghasilan (gaji pokok +
l. Asli dan Fotocopy Surat Keterangan Sekolah/Kuliah (bagi anak yang
tunjangan keluarga)
berusia 21 s/d 25 tahun).
2. Dana Pensiun, premi sebesar 4,75 % kali penghasilan
m. Fotocopy NPWP.
n. Fotocopy Daftar Gaji bulan terakhir.
E. HAK PESERTA o. SPTB bagi yang Pensiun yang bukan BUP (bisa APS, Usur dll).
1. Tunjangan Hari Tua (THT)
2. PENSIUNAN JANDA/DUDA/YATIM PIATU dari PNS AKTIF YANG
a. Hak THT diberikan kepada peserta yang berhenti karena pensiun MENINGGAL DUNIA
b. Hak nilai tunai THT diberikan kepada peserta yang
berhenti/diberhentikan dengan hormat/tidak dengan hormat a. Mengisi Formulir Permintaan Pembayaran.
c. Peserta yang meninggal sebelum BUP, diberikan kepada ahli waris b. Mengisi Formulir SPTB berpasphoto
c. Mengisi Formulir Kejandaan/Kedudaan
d. SKPP dari DPPKAD Lembar I dan II (Asli)
e. Asli dan tembusan SK Pensiun berpasphoto
f. Asli dan Fotocopy Surat Keterangan Sekolah/Kuliah (bagi anak yang
berusia 21 s/d 25 tahun).
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Tabungan Hari Tua dan Dana Pensiun 195 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Tabungan Hari Tua dan Dana Pensiun 196
g. Fotocopy KTP Pemohon. d. Formulir Surat Pernyataan Pos/ Kantor bayar.
h. Fotocopy nomor rekening buku tabungan. (Jika tidak ada Istri/ Suami dan pengajuan pada bulan yang berbeda).
i. Formulir SP3R. e. Foto copy Surat Kematian dilegalisir Lurah/ Kepala Desa.
j. Pasphoto terbaru ukuran 3 x 4 cm = 2 lembar f. Foto copy Surat Nikah dilegalisir Lurah/ Kepala Desa/ KUA.
k. Untuk Pensiun Yatim/Piatu ditambah : g. Foto copy SK Pensiun.
i. Surat Keterangan belum menikah dari Lurah/Kades h. Foto copy bintang jas dilegalisir Ajen/ Lembaga yang berwenang.
ii. Surat Keterangan belum bekerja dari Lurah/Kades i. Asli dan foto copy KARIP.
iii. Fotocopy ijasah terakhir dan fotocopy akte kelahiran j. Foto copy KTP Pemohon.
k. Pasphoto terbaru ukuran 3 x 4 cm = 1 lembar.
3. PENSIUN JANDA/DUDA/YATIM PIATU dari PENSIUNAN YANG MENINGGAL
l. Foto copy Kartu Keluarga (KK) Pemohon.
DUNIA
a. Mengisi Formasi Permintaan Pembayaran. 5. TUNJANGAN VETERAN
b. Formulir SPTB berpasphoto. a. Mengisi Formulir Permintaan Pembayaran.
c. Formulir Kejandaan/ kedudaan. b. Formulir SPTB berpasphoto.
d. Asli SK Pensiun berpasphoto/ SK impasing PP.37/1993 (warna putih lis c. Foto copy piagam gelar kehormatan.
hijau). d. Foto copy SK Tuvet dilegalisir KAMINVET.
e. Foto copy surat nikah (lagalisir Lurah/ Kades/ KUA). e. Foto copy pendaftaran calon PENTUVET.
f. Foto copy Syrat Kematian (lagalisir Lurah/ Kades). f. Surat keterangan tidak mampu dari Lurah/ Kepala Desa.
g. Foto copy KTP Pemohon. g. Foto copy KTP Pemohon.
h. Foto Copy nomor rekening buku tabungan + Formulir SP3R (bila h. Foto copy Surat Nikah.
menghendaki pembayaran melalui Bank). i. Hadir di PT Taspen (Persero) dan bersedia untuk wawancara.
i. Asli dan foto copy Surat Keterangan Sekolah/ Kuliah (bagi anak yang j. Pasphoto terbaru ukuran 3 x 4 cm (Peserta 2 lembar / suami/ Istri 1
berusia 21 s/d 25 tahun). lembar)
j. Pasphoto terbaru ukuran 3 x4 = 2 lembar.
6. SP3 B (PENSIUN TIGA BULAN TIDAK DIAMBIL)
k. untuk Yatim Piatu ditambah:
i. Surat keterangan belum menikah dari Lurah/ Kepala Desa. a. Mengisi Formulir Permintaan Pembayaran.
ii. Surat keterangan belum berkerja dari Lurah/ Kepala Desa. b. FormulirSPTB berpasphoto.
iii. Surat perwalian dari Lurah/ Kepala Desa apabila yang menjadi wali c. Formulir Kejandaan.
adalah orang tua/ saudra kandung. d. Daftar Mutasi II dari Kantor Bayar.
iv. Surat perwalian dari Pengadilan Negeri apabila yang menjadi wali e. Foto copy SK Pensiun.
adalah orang lain. f. Foto copy Karip.
v. Foto copy ijazah Terakhir dan Foto copy Akte Kelahiran. g. Foto copy KTP.
l. Untuk Janda/ Duda Veteran ditambah:
7. PENSIUN PINDAHAN/TIDAK MUNCUL
i. Surat keterangan tidak mampu dari Lurah/ Kepala Desa.
ii. Foto copy Piagam Gelar Kehormatan. a. Mengisi Formulir Permintaan Pembayaran.
iii. Foto copy SK Tuvet. b. Formulir SPTB berpasphoto.
c. Formulir Kejandaan.
4. UANG DUKA WAFAT dari PENSIUNAN YANG MENINGGAL DUNIA d. Formulir Pernyataan Pos.
a. Mengisi Formulir Permintaan Pembayaran. e. Foto copy SKPP dari Taspen Asal.
b. Formulir Surat Kuasa Ahli Waris. f. Asli dan Foto copy SK Pensiun.
c. Surat Keterangan Merawat dari Lurah/ Kepala Desa apabila Pemohon g. Asli dan foto copy Karip.
bulan Anak Kandung. h. Pasphoto terbaru berukuran 3 x 4 cm.
i. Foto copy KTP.
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Tabungan Hari Tua dan Dana Pensiun 197 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Tabungan Hari Tua dan Dana Pensiun 198
G. PERSYARATAN PENGAJUAN KLAIN ASURANSI e. Foto copy KARIP/ Buku Pensiun apabila yang meninggal istri.
1. PEGAWAI AKTIF KELUAR/PENSIUN BUMN f. Foto copy Surat Kelahiran apabila yang meninggal anak legalisir Lurah/
Kepala Desa, jika anak berusia 21 -25 tahun dan masih
a. Mengisi Formulir Permintaan Pembayaran. tertunjangdilampiri SKS.
b. Foto copy Surat Keputusan Pengangkatan I/ Capeg. g. Foto copy KTP yang masih berlaku.
c. Foto copy Surat Keputusan yang menunjukan pokok gaji terakhir. h. Mengisi Blanko Suarat Kuasa Ahli Waris, apabila pemohon anak
d. Foto copy SK. Pemberhentian Instansi. kandung/ saudara/ orang tua.
e. Surat Keputusan Pemberhentian Pembayaran (SKPP) Gaji.
f. Asli Kartu Taspen bagi yang keluar tanpa Hak Pensiun. H. PERHITUNGAN THT
g. Foto copy KTP yang masih berlaku.
1. Hak THT
2. PEGAWAI AKTIF MENINGGAL DUNIA
 Rumus hak peserta berhenti karena pensiun
a. Mengisi Formulir Permintaan Pembayaran.  HAK = (0,60 x MI1 x P1) + {0,60 x MI2 x (P2 – P1)}
b. Mengisi Blanko Keterangan Ahli Waris.  Rumus hak peserta yang berhenti karena meninggal dunia sebelum
c. Kutipan Perincian Penerimaan Gaji/ SKPP. pensiun
d. Foto copy Surat Kematian Legalisir Lurah.  HAK = (0,60 x Y1 x P1) + {0,60 x Y2 x (P2 – P1)}
e. Foto copy Surat Nikah diketahui Lurah/ Kepala Desa (asli dibawa saat  Rumus hak pension berhenti karena sebab lain
mengajukan haknya).  HAK = (Faktor1 x P1) + { Faktor2 x (P2 – P1)}
f. Foto copy Surat Keputusan yang menunjukkan gaji pokok terakhir.  Hak ASKEM
g. KTP yang masih berlaku.
h. Foto copy Kartu Taspen. 2. Peserta
i. Foto copy SK Pengangkatan Pertama/ SK CAPEG.  HAK = {2 x (1 + 0,10 B/12)}P2
j. Tembusan Usul SK Janda/ Duda dari instansi. Suami/Istri Peserta
 HAK = {1,5 x (1 + 0,10 C /12)}P2
3. KELUARGA PEGAWAI AKTIF MENINGGAL DUNIA
Anak
a. Mengsi Formulir Permintaan Pembayaran.  HAK = {0,75 x (1 + 0,10 C/12)}P2
b. Foto copy Surat Kematian legalisir lurah. Keterangan:
c. Kutipan Perincian Penerimaan Gaji.  MI masa iur adalah masa iur sejak diankat menjadi peserta sampai
d. Foto copy Surat Keputusan yang menunjukkan pokok gaji terakhir. berhenti
e. Foto copy Surat Nikah bila istri meninggal legalisir Lurah/ Kepala Desa.  MI1 Masa iur dari CPNS sampai dengan BUP
f. Foto copy Kartu Taspen/ Karpeg.  MI2 Masa iur sejak 1 Januari 2001 sampai dengan berhenti
g. KTP yang masih berlaku.  P Penghasilan adalah penghasilan terakhir, terdiri dari gaji
h. Foto copy Surat Kelahiran/ Akta lahir bila anak meninggal lagalisir Lurah/ pokok, tunjangan istri/suami dan anak
Kepala Desa.  P1 Penghasilan (Gaji dan Tunjangan istri/suami dan anak) PNS
i. Bagi anak yang meninggal usia 21 tahun, masih tertunjang dilengkapi menurut Peraturan Gaji PP 6 Tahun 1997
Surat Keterangan Kuliah.  P2 Penghasilan (Gaji dan Tunjangan istri/suami dan anak) PNS
menurut Peraturan Gaji PP 26 Tahun 2001
4. KELUARGA PENSIUN MENINGGAL DUNIA (ISTRI/SUAMI DAN ANAK)
 Y Adalah selisih BUP (56 th) dan usia saat menjadi peserta
a. Formulir Permintaan Pembayaran. CPNS. Jika usia saat meninggal dunia lebih dari 56 tahun,
b. Foto copy Surat Keputusan Pensiun Pertama. maka Y adalah selisih antara saat meninggal dunia dengan usia
c. Foto copy Surat Kematian legalisir Lurah/ Kepala Desa. menjadi peserta.
d. Foto copy Surat Nikah apabila yang meninggal istri legalisir Lurah/  Y2 Adalah selisih antara BUP (56 tahun) sampau usia pada
Kepala Desa. Januari 2001
Manajemen Administrasi Kepegawaian | Tabungan Hari Tua dan Dana Pensiun 199 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Tabungan Hari Tua dan Dana Pensiun 200
 B Adalah jumlah bulan yang dihitung dari tanggal peserta XLVI. AUDIT KEPEGAWAIAN
diberhentikan dengan hak pensiun sampai dengan peserta
meninggal dunia. Apabila peserta aktif meninggal dunia, maka
B=0 Dalam perspektif manajemen, pada hakekatnya pengawasan merupakan upaya yang
 C Adalah jumlah bulan yang dihitung dari tanggal peserta dilakukan secara sistematis dalam mengendalikan pelaksanaan kegiatan
diberhentikan dengan hak pensun atau meninggal dunia penyelenggara negara agar berjalan sesuai dengan rencana ketentuan-ketentuan
sampai dengan tanggal suami/istri/anak meninggal dunia. Bila yang berlaku dan dan memenuhi asas efisiensi dan efektifitas yang mengandung
meninggal dunia saat masih aktih maka C=0 pengertian untuk menjaga stabilitas dan keseimbangan
 Faktor Adalah besaran yang nilainya tergantung masa iuran dan tahun
berhenti sebagai peserta Perencanaan > pelaksanaan > pengawasan
 Faktor 1 Faktor yang dihitung berdasarkan MI1
1. Kegiatan diawali dengan perencanaan
 Faktor 2 Faktor yang dihitung berdasarkan MI2
2. Setelah rencana ditetpkan untuk dilaksanakan
3. Dalam pelaksanaan perlu dilakukan pengawasan (untuk menjamin kesesuaian
antara perencanaan dengan peklaksanaan
4. Hasil dari pengawasan merupakan feedback dalam membuat perencanaan

A. PENDAHULUAN
Pengawasan sangat diperlukan bagi setiap organisasi untuk menjamin pelaksanaan
tugas dan fungsi sesuai dengan rencana dan peraturan per undangan-undangan.
Pengawasan adalah seluruh proses kegiatan audit, review, pemantauan dan evaluasi
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi berdasarkan tolok ukur dan
ketentuan yg berlaku.
Pengawasan dan pengendalian kepegawaian dilakukan untuk meminimalisir
penyimpangan dan pelanggaran yang terkait dengan bidang kepegawaian, sehingga
dapat memberikan jawaban terhadap tuntutan dan pengaduan masy. Yang tidak
puas untuk memperoleh solusi atas berbagai masalah pengawasan dan pengendalian
perlu dioptimalkan hal-hal mendasar yang dimulai dengan komitmen awal dari
pimpinan dalam menjunjung penegakan hukum.
Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi bukti yg dilakukan scr
independen, obyektif & profesional, utk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
efektifitas, efisiensi dan keandalan informasi pelaksanaan tugas & fungsi (di bidang
kepegawaian)
Pengawasan intern bidang kepegawaian ditujukan dlm rangka memberikan
keyakinan yg memadai bhw kegiatan kepegawaian telah dilaksanakan sesuai
peraturan/ketentuan dan tolok ukur yg telah ditetapkan secara efektif & efisien
untuk kepentingan pimpinan dlm mewujudkan pemerintahan yg baik.

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Tabungan Hari Tua dan Dana Pensiun 201 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Audit kepegawaian 202
B. PARADIGMA PENGAWASAN 2. Pasal 28 peraturan pemerintah nomor 9 tahun 2003 tentang wewenang
 Tidak mencari-cari kesalahan melainkan identifikasi kesalahan atau pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian PNS.
penyimpangan untuk perbaikan 3. Peraturan MENPAN nomor 19 tahun 2009 tentang jabatan fungsional
 Pemberian bimbingan pada kinerja organisasi, bukan hanya pada proses penyelenggaraan pengawasan pemerintah di daerah
administrasi 4. Peraturan kepala BKN nomor 15 tahun 2011 tentang pedoman audit
 Tidak berorentasi pada jumlah melainkan pada mutu temuan laporan kepegawaian
 Kurang bermakna jika tidak ditindaklanjuti Sesuai dengan ketentuan permendagri nomor 23 th 2007 tentang tatacara
pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah
C. PRINSIP PENGAWASAN Antara lain dilakukan pengawasan terhadap :
1. Harus obyektif dan mengasilkan fakta 1. Kebijakan daerah
2. Pengawas adalah menilai ada atau tidak ada penyimpangan dalam 2. Kelembagaan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang telah digariskan pimpinan 3. Pengawai daerah
3. Bersifat preventif dan atau reprensif 4. Keuangan daerah
4. Sebagai sarana untuk mengendalikan keadaan organisasi 5. Barang daerah
5. Menemukan kesalahan bukan mencari kesalahan
6. Perlu adanya tindak lanjut. H. JENIS AUDIT
• AUDIT REGULER adalah kegiatan pemeriksaan yg dilakukan secara tetap thd
D. INSTRUMEN pelaksanaan administrasi kepegawaian
 Norma standar dan prosedur (nsp) yang diatur dalam peraturan perundang- • AUDIT INVESTIGATIF dilakukan lebih mendalam thd masalah yg menjadi
undangan di bidang kepegawaian fokus perhatian Pimpinan dan/atau atas pengaduan masyarakat untuk
 Data awal pengangkatan cpns dan dokumen mutasi lainnya memberikan kesimpulan.
 Laporan kepegawaian • AUDIT REVIEW dilakukan peninjauan atas hasil audit yg telah dilakukan krn
 Personil atau aparat pengawasan kepegawaian diperolehnya bukti baru yg perlu diteliti dan dipertimbangkan.

E. TUJUAN
• Menghindari sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan,
penyelewengan, hambatan, kesalahan dan kegagalan dalam mencapai tujuan
dan pelaksanaan tugas organisasi
• Mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan kegiatan pemerintahan
dan pembangunan

F. OBYEK PENGAWASAN
 Mutasi kepegawaian atau menejemen pembinaan kepegawaian dari
pengadaan sampai dengan pemberhentian
 Disiplin
 Pelayanan pns kepada masya

G. LANDASAN HUKUM
1. Pasal 34 Undang-Undang nomor 43 tahun 1999 tentang perubahan atas uu
no. 8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian

Manajemen Administrasi Kepegawaian | Audit kepegawaian 203 Manajemen Administrasi Kepegawaian | Audit kepegawaian 204

Anda mungkin juga menyukai