OLEH :
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Seminar Hasil Penelitian
Pada Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
AMANDEMEN KONSTITUSI
Telah diperiksa dan dapat disetujui untuk diajukan dalam ujian seminar
hasil penelitian.
Komisi Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Bagian Hukum Tata Negara,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................... 8
C. Tujuan Pemelitian ................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Prinsip Pemisahan Kekuasaan (Separation Of Power)
Lembaga-lembaga Negara.................................................... 10
1. Pemisahan Kekuasaan Sebelum Amandemen.............. 10
2. Pemisahan Kekuasaan Pasca Amandemen UUD 1945 13
B. Tinjauan Tentang Lembaga Legislatif.................................. 15
1. Pengertian Lembaga Legislatif ....................................... 15
2. Fungsi Lembaga Legislatif.............................................. 17
C. Tinjauan Tentang Amandemen............................................ 18
1. Pengertian Amandemen ................................................ 18
2. Tujuan Amandemen UUD 1945....................................... 19
3. Alasan Terjadinya Amandemen ..................................... 19
D. Tinjauan Tentang Konstitusi ................................................ 20
1. Pengertian Konstitusi...................................................... 20
2. Tujuan Konstitusi ........................................................... 23
E. Sistem Ketatanegaraan Indonesia Sebelum dan Sesudah
Amandemen UUD NRI 1945 ................................................ 24
1. Masa Pemerintahan Orde Baru ...................................... 24
2. Pelaksanaan UUD NRI 1945 Masa Orde Baru 11
Maret 1966 s/d 21 Mei 1998 ........................................... 33
iii
3. Sistem Ketatanegaraan Sesudah Amandemen UUD
NRI 1945 ......................................................................... 36
F. Kedudukan Kekuasaan Legislatif Sebelum dan Sesudah
Amandemen UUD NRI 1945 .............................................. 40
1. Kedudakan Lembaga Legislatif Pra Amandemen UUD
NRI 1945 ......................................................................... 40
2. Lembaga Legislatif Pasca Amandemen UUD NRI 1945 41
3. Pergeseran Kekuasaan Legislatif Pasca Amandemen . . 43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ...................................................................... 47
B. Jenis dan Sumber Bahan Hukum ....................................... 47
C. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum .................................... 48
D. Analisis Bahan Hukum ......................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pergeseran kekuasaan legislative pasca amandemen Undang-
undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ................ 49
...............................................................................................
B. Implikasi atas pergeseran kekuasaan legislative pasca
amandemen Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 .......................................................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 56
B. Saran .................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selama ini tidak
Mahkamah Konstitusi.
ketetntuan Pasal 20 ayat (1) UUD NRI 1945 yang menegaskan bahwa
1
Perubahan Ketiga UUD 1945,kecuali ketentuan Pasal 6A ayat (4) melalui Perubahan
Keempat UUD 1945.
2
Simak : Bagir Manan.2004. Perkembangan UUD 1945. Penerbit: FH-UII Press.
Yogyakarta. Hlm.93
3
Perubahan ketiga UUD 1945
1
DPR memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang. Sebelum
terjadi perubahan UUD NRI 1945, Pasal 5 ayat (1) UUD NRI 1945
pada Presiden. Kini, setelah perubahan Pasal 5 ayat (1) UUD NRI
kaitannya dengan Pasal 20 ayat (1) UUD NRI 1945, bukan suatu hal
penilaian ekstrim dari Bagir Manan 5, bahwa Pasal 5 ayat (1) UUD NRI
kekuasaan legislatif.
20 ayat (1) UUD NRI 1945, sesungguhnya bertolak dari fakta empirik
bahwa pada era pemeritahan Orde Baru, DPR tampak tidak berdaya
4
Bagir Manan. 2004. Op.Cit
5
Bagir Manan. 2003. “DPR, DPD, dan MPR Dalam UUD 1945 baru”. FH UII Press.
Yogyakarta. Hlm.20
6
Ni’matul Huda.2003.”Politik Ketatanegaraan Indonesia (Kajian Terhadap Perubahan
UUD)”. FH UII Press. Yogyakarta. Hlm. 19
2
mampu mengembangkan sikap kritis dalam setiap persidangan di
oleh Presiden.
perubahan UUD NRI 1945, harus diakui sebagai suatu upaya yang
tata kelola negara yang lebih demokratis. Dikatakan upaya luar biasa,
waktu yang relatif singkat, tetapi juga menguras tenaga dan biaya yang
tidak sedikit.
3
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
dari itu, DPD hanya sebatas membahas RUU seperti yang ditentukan
seperti layaknya DPR (Pasal 20 ayat (1) UUD NRI 1945). Tidak eperti
yang ada saat ini, dimana DPD tampak hanya sebagai pelengkap
DPR.
ketentuan Pasal 20 ayat (2) UUD NRI 1945, bahwa setiap RUU
4
tidak terlibat, meskipun RUU yang telah disetujui bersama menjadi UU
Pasal 20 ayat (4) UUD NRI 1945, bahwa Presiden mengesahkan RUU
Pasal 20 ayat (5) yang muncul setelah Perubahan Kedua UUD NRI
bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh
5
pengesahan maupun pengundangan terhadap suatu UU,
power).
Presiden ke DPR tidak hanya dilihat dalam konteks ada dan tidaknya
yang penting dari itu adalah soal ada dan tidaknya mekanisme checks
6
Selain Jilmy Asshiddiqie, Saldi Isra 8 juga telah mengakaji soal
sebagaimana dengan Firman Allah dalam Q.S. Ali ‘Imran ayat 26:
Terjemahan:
“Katakanlah (Muhammad), “ Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau
berikan kekuasaan kepada siapapun yang Engkau kehendaki, dan
Engkau cabut kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan siapapun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah
segala kebijakan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala
sesuatu”.
7
sisi lain yang masih perlu didalami dalam konteks perubahan struktur
B. Rumusan Masalah
Tahun 1945?
C. Tujuan Pemelitian
8
2. Untuk mengetahui dan menganalisa implikasi atas pergeseran
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretik
2. Manfaat Praktik
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lembaga Negara
10
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim.(1988). “Hukum Tata Negara Indonesia”.
Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara FH UI, hlm. 143
11
Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, ibid
12
Jimly Asshiddiqie.(2005).” Format Kelembagaan Negara dan Pergeseran Kekuasaan
Dalam UUD 1945”. Yogyakarta: FH UII PRESS, hlm. 35
10
berpendapat bahwa pemisahan kekuasaan dapat bersifat
karena:
2) UUD NRI 1945 tidak membatasi kekuasaan itu dibagi atas tiga
lainnya.
13
Moh. Kusnardi dan Harmaily. Ibid., hlm. 181
11
Demikian juga Jimly14, yang menyatakan bahwa selama ini
kekuasaan itu tidaklah bersifat primer. Karena itu, dalam UUD NRI
1945 yang asli (UUD NRI 1945 sebelum amandemen) tidak diatur
sebenarnya. Hal ini dapat dilihat dari ketentuan UUD NRI 1945
12
Demikian juga kekuasaan Presiden yang lain mendapatkan porsi
13
bahwa sistem pemerintahan yang berbeda telah mengembangkan
ilmuwan politik).
15
Geoffrey Marshalml.(1971).”Constitutional Theory”. London : Oxford University
Press., hlm. 97
14
terpisah dan dijalankan oleh orang yang berbeda, tidak ada agen
negara berada pada satu atau sejumlah kecil orang. Kontrol dan
1. Pengertian Legislatif
sebagai asal mula atau bakal (yang akan menjadi sesuatu) bentuk
16
Agus Wahyudi.(2005).” Doktrin Pemisahan Kekuasaan Akar Filsafat dan Praktek”.,
dalam Jurnal Hukum Lentera,”Nega-ra & Kekuasaan”. Edisi 8
15
asli (rupa, wujud) acuan, ikatan badan atau organisasi dengan
melakukan suatu usaha dan pola perilaku yang mapan yang terdiri
16
tersebut juga dipertegas oleh Hans Kelsen, bahwa fungsi legislatif
2. Fungsi Legislatif
eksekutif.21
kontrol khusus.
17
1. Pengertian Amandemen
undang.
sempurna.
18
Amandemen UUD NRI 1945 yang telah dilakukan beberapa
tujuan nasional;
rakyat;
Asasi Manusia)
bernegara.
19
kaitannya dengan kemampuan memerintah dan mengurangi
lainnya.
amandemen sebelumnya.
1. Pengertian Konstitusi
20
Undang-Undang Dasar dibuat sebagai pegangan untuk
24
Miriam Budiarjo.(2008). “Dasar dasar Ilmu Politik”. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama., hlm. 171
21
Menurut Prof. Mr. A.A.H. Struycken Konstitusi adalah
Customs, or conventions.
25
Hestu Cipto Handoyo.(2003).” Hukum Tata Negara,Kewarganegaraan,& Hak Asasi
Manusia (memahami Proses Konsolidasi Sistem Demokrasi di Indonesia).
Yogyakarta., hlm. 266
22
2) Dalam arti sempit, dituangkan dalam suatu dokumen, seperti
undang-undang dasar.
2. Tujuan Konstitusi
hukum tata negara pada dasarnya sama dan karena sumber utama
cara bekerjanya.
dan.
26
G.S. Diponolo.(1975). ”Ilmu Negara Jilid 2”. Jakarta : Balai Pustaka., hlm.166
23
5) Hal-hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman.27
27
Budiyanto.(2004). “Kewarganegaraan Untuk SMA kelas X”. Jakarta: Erlangga, cet.I.,
hlm. 152
24
mandataris MPR serta dalam menjalankan pemerintahan diawasi
25
1) Kekuasaan menjalankan perundang- undangan Negara, disebut
antara lain:
28
C.ST. Kansil. (1978).“Sistem Pemerintahan Indonesia”. Hlm.83. Jakarta : Aksara
Baru
26
Dalam prinsip UUD NRI 1945 ini, Republik Indonesia tidak
29
Oetojo Oesman.(1991). “Pancasila Sebagai Ideologi Negara”. Hlm. 295. Jakarta :
BP7 Pusat.
27
Lembaga tertinggi Negara adalah Majelis Permusyawaratan
oleh MPR.
28
haluan Negara, maka DPR menyampaikan memorandum untuk
dilaksanakan.
a. Pimpinan MPR
30
C.S.T. Kansil. Op Cit. hlm.90
29
b. Badan Pekerja MPR
c. Komisi Majelis
yang terdapat dalam UUD 1945 ialah presiden (Pasal 4 s.d 15),
NRI 1945). Tidak ada ketentuan lebih rinci mengenai tugas wakil
30
1) Tugas Umum : Sesuai dengan Pasal 4 ayat (2) UUD NRI 1945,
melaksanakan tugasnya
2) Tugas Khusus:
bersangkutan.31
31
Ibid
31
presiden. Susunan dan kedudukan DPA diatur dalam Undang-
32
1) Presiden ialah penyelenggara kekuasaan pemerintahan negara
2. Pelaksanaan UUD NRI 1945 Masa Orde Baru 11 Maret 1966 s/d
21 Mei 1998
Pada masa Orde Baru, UUD NRI 1945 juga menjadi konstitusi yang
33
a) Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa
34
2) Pidato Presiden setiap tanggal 16 Agustus didepan sidang
dalam konvensi.32
35
tersebut hanya diikuti dua partai politik dan satu Golongan Karya.
tersebut.33
33
Macheda.blog.uns.ac.id.Sejarah Ketatanegaraan
36
negara Indonesia bisa lebih menyerap kebutuhan rakyat serta
sesuai dengan kondisi yang terjadi saat ini. Karena UUD NRI 1945
ketatanegaraan.
undang.
37
penafsiran (multitafsir), misalnya Pasal 7 UUD NRI 1945
(sebelum di amandemen).
orisinalitasnya.
(NKRI).
38
demokratis, supremasi hukum, pemberdayaan rakyat,
39
Setelah pelaksanaan amandemen, Presiden tetap
40
tinggi negara. Pengaturannya terdapat dalam Bab VII Pasal 19
sampai dengan Pasal 22. Realisasi dari Pasal 19 UUD NRI 1945
sekuasa".34
34
J. C.T. Simorangkir dan B. Mang Reng Say.(1982).”Tentang dan Sekitar
UUD 1945”. Hlm. 75. Jakarta: Jambatan
41
Perwakilan Rakyat hanya memberikan persetujuan, maka
fungsi legislasi".35
42
akuntabilitas Presiden menjadi kuat. Presiden hanya bertanggung
kedudukan dan fungsi lembaga ini sangat kuat, yang pada akhirnya
eksekutif.
43
terjadinya suatu perubahan dan timbulnya keadaan baru yang
menjadi tidak ada. Ada dua hal yang perlu digaris bawahi dalam
menyangkut:
44
masing pihak boleh memiliki pandangan tersendiri dalam melihat
Legislasi.
45
perwakilan rakyat ini tidak akan punya peran signifikan. Jika
adanya Pasal 20 Ayat (1) UUD NRI 1945 yang menyatakan bahwa
Tidak hanya itu, Pasal 20A Ayat (1) UUD NRI 1945 secara eksplisit
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
atau substansi hukum, asas hukum, teori hukum, dalil-dalil hukum dan
perbandingan hukum.36
47
Sebagai bahan hukum sekunder yang terutama adalah buku-
buku hukum termasuk skripsi, tesis dan disertasi hukum dan jurnal-
jurnal hukum.38
hukum primer dan bahan hukum sekunder serta bahan hukum tersier
penelitian berlangsung.
BAB IV
38
Ibid. hal. 195
48
HASIL PENELITIAN
Tahun 1945
mempresentasikan rakyat.
49
berpijak bertolak dari argumentasi bahwa segala kehendak dan
Perundang-undangan.
50
perundang-undangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
seperti diatas dapat dilihat pada UU NRI No.5 Tahun 1974 tentang
(2) UUD NRI 1945, yakni soal keterlibatan Presiden bersama DPR
51
bagian pembukaan tiga UU NRI tersebut masih mencantumkan
10 Tahun 2004.
NRI No. 32 Tahun 2002, dan UU NRI No. 18 Tahun 2003, tidak
52
bertuliskan frasa: Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT.39
yang disebutkan di atas (Tahun 2002 dan 2003) lebih dulu dari
53
dari prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat. Oleh karena itu,
10 Tahun 2004.
54
adalah DPR sebagai lembaga yang mempresentasikan rakyat.
40
Rousseau, The Social Contract,… Loc Cit,
55
(konsiderans mengingat) pada format bagian pembukaan setiap
negara republik Indonesia. Pada masa itu, MPR dan DPR belum
41
Jimly Asshiddiqie. Format Kelembagaan, Op.Cit, Hlm.9
56
Pencantuman frasa PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
periode pertama berlaku UUD NRI Tahun 1945 (UU Tahun 1945
President.43
42
Sima pernyataan Soepomo dalam Rapat Besar BPUPKI tanggal 15 Juli 1945 dalam Saafroedin
Bahar, dkk (Penyunting), Op Cit, hlm. 274, dan Moh. Mahfud, MD.1999.” Amandemen Konstitusi
Menuju Reformasi Tata Negara” .UII Press, Yogyakarta. Hlm. 51
43
Muhammad Yamin.”Naskah Persiapan”. Op Cit, hlm. 260
57
Tahun 1945 dimana telah menempatkan kedudukan DPR sebagai
UUD NRI 1945, maka salah satu materi perubahan yang perlu
58
Paling tidak, DPD diberi kewenangan untuk mengajukan RUU,
kepentingan daerah.
perubahan kelima UUD NRI Tahun 1945, tentu saja tidak bisa
format UU NRI.
59
terkait dengan wewenang DPD, selanjutnya telah dibahas dan
60
mendapatkan persetujuan bersama. Lalu, dengan terlepasnya
setiap UU NRI.
61
BAB V
A. Kesimpulan
1. (BELUM DIISI)
B. Saran
1. (belum diisi)
terpenuhi.
62
63
DAFTAR PUSTAKA
Literatur:
64
Hestu Cipto Handoyo.(2003). Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan &
Hak Asasi Manusia (memahami Proses Konsolidasi Sistem
Demokratis di Indonesia). Yogyakarta
Indra, Muh. Ridwan. (1990). UUD Sebagai Karya Manusia. Jakarta: Sinar
Harapan.
65
Syahruddin Nawi.(2018). Penelitian hukum normartif versus penelitian
hukum empiris. Makassar: PT. Umitoha Ukhuwah Grafika Makassar
PerUndang-undangan :
Sumber-Sumber Lain :
http://menangpemilulegislatif.blogspot.com/2011/03/legislatif-di-
indonesia.html Macheda.blog.uns.ac.id.Sejarah Ketatanegaraan
Sudarsono, Kamus Hukum, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007).
66