Anda di halaman 1dari 47

PENINGKATAN PEROLEHAN SUARA PARTAI KEADILAN

SEJAHTERA

KABUPATEN BENGKALIS PADA PEMILIHAN LEGISLATIF 2019

(Studi Kasus Daerah Pemilihan IV Kecamatan Mandau)

PROPOSAL

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana


Ilmu Pemerintahan

KAMANDANI
NIM: 1665201053

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2020

a
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................... i


DAFTAR TABEL ....................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iii
DAFTAR BAGAN ...................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


A. Latar Bekakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................... 9
D. Sistematika Penulisan ............................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 11


A. Kajian Terdahulu.................................................................... 11
B. Kerangka Teori ...................................................................... 14
C. Kerangka Pemikiran ............................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 32


A. Pendekatan Penelitian ............................................................ 32
B. Jenis dan Bentuk Penelitian .................................................... 33
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 33
D. Objek dan Subjek Penelitian ................................................... 34
E. Konsep Operasional ............................................................... 35
F. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 36
G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 37
H. Teknik Analisa Data ............................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 40

i
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perolehan Suara PKS 1999-2019 ..................................................... 5

Tabel 2. Perolehan Kursi di DPRD Kabupaten Bengkalis 2014 ..................... 7

Tabel 3. Perolehan Kursi di DPRD Kabupaten Bengkalis tahun 2019............ 7

Tabel 4. Perolehan Suara dan Kursi DPRD Bengkalis Dapil IV Kecamatan

Mandau Tahun 2014 dan 2019 ...................................................................... 8

Tabel 5.Jadwal Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 34

Tabel 6. Informan Penelitian ......................................................................... 35

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Alur Kerangka Pemikiran ............................................................ 31

iii
DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Marketing Politik ........................................................................... 27

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan dalam perpolitikan Indonesia sejak jatuhnya rezim Soeharto telah

memberikan ruang demokrasi yang sesungguhnya. Hakikat demokrasi adalah

sebuah proses bernegara yang bertumpu pada peran uama rakyat sebagai pemegang

peran tertinggi kedaulatan. Dengan kata lain pemerintahan demokrasi adalah

pemerintahan yang meliputi tiga hal dasar: pemerintahan dari rakyat, pemerintahan

oleh rakyat pemerintahan untuk rakyat (Ubaedillah, 2015:82). Ruang demokrasi

tersebut dalam Undang-undang tersebut diberi kewenangan untuk mengurus sistem

memperkuat asas demokrasi di indonesia (Budiardjo, 2008:105).

Demokrasi berusaha untuk mewujudkan keinginan bahwa keputusan yang

mempengaruhi perkumpulan secara keseluruhan harus diambil oleh semua yang

masing-masing anggota mempunyai hak yang sama dalam proses pengambilan

pembuatan keputusan. Dengan kata lain, demokrasi memiliki Prinsip kembar

sebagai kontrol rakyat atas proses pembuatan keputusa secara kolektif dan memiliki

kesamaan dalam mengendalikan hal itu.

Telaah tentang tolak tarik antara peranan negara dalam masyarakat tidak

dapat terlepas dri telaah tentang demokrasi . Menurut David Beetham dan Kevin

Boyle dalam Mufti (2013:21). Demokrasi merupakan bagian dari khazanah dalam

membuat keputusan secara kolektif. Demokrasi berusaha untuk mewujudkan

keinginan bahwa keputusan yang mempengaruhi perkumpulan secara keseluruhan

harus diambil oleh semua anggoata dan masing-masing anggota mempunyai hak

yang sama dala proses pengambilan keputusan, dengan kata lain Demokrasi

1
memiliki prinsip kembar sebagai kontrol rakyat atas proses pembuatan keputusan

secara kolektif dan memiliki kesamaa hak dalam mengendalikan hal itu.

Salah satu krakteristik negara yang menganut sistem politik demokrasi ialah

terlaksannya pemilihan umum (Pemilu). Pemilu merupakan salah satu ciri, dari

sistem demokrasi. Pemilu dan institusi legislatif yang dighasilkannya sebagai

penghubung yang sah antara rakyat dan pemrintah dalm suatu masyarakat

demokrasi, sebagi sarana artikulasi dan agregasi kepentingan bagi rakyat.

Keberadaan Pemilu menjadi mekanisme politik untuk melekukan rekrutmen dan

seleksi orang-orang yang akan duduk dalam lembaga perwakilan. Aspek dinamis

dalam penyelenggaraan pemilu yang berlangsung secara demokratis dala arti

langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil dan komperatif, akan menentukan sifat

perwakilan politik tersebut (Subakti, 2010:149).

Menurut UU No.7 Tahun 2017 Bab II Pasal 2 yat 1 tentang Pemilu, Pemilu

dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. UU

No.7 Tahun 2017 Bab II Pasal 3 ayat 1dala penyelenggaraan Pemilu harus

melaksanakan pemilu berdasarkan asas-asas sebagaimana yang dimaksud

penyelenggaraannya harus memenuhi prinsip mandiri, jujur, adil, berkepastian

hukum, tertip, terbuka, proposional, akuntabel,efektif dan efesien.

Pemilu dianggab sebagai lambang, sekaligus sebagi tolak ukur dari demokasi.

Hasil pemilu yang diselenggarakan dalam suasana keterbukaan dengan kebebas

berpendapat dan keebasan berserikat. Menurut Nohlen pemilu, adalah satu-satunya

metode demokratik untuk memilih wakil rakyat.

Berbicara menegenai pemilu tidak terlepas kaitannya denga suatu partai.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupkan sebuah partai yang ikut serta dalam

2
pentas perpolitikan di indonesia. Pada 20 Juli 1998 PKS berdiri dengan nama awal

Partai Keadilan (disingkat PK) dalam sebuah konferensi pers di Aula Masjid Al-

Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. Presiden (ketua) partai ini adalah Nurmahmudi

Isma'il.

Pada 20 Oktober 1999 PK menerima tawaran kursi kementerian Kehutanan

dan Perkebunan (Hutbun) dalam kabinet pemerintahan KH Abdurrahman Wahid,

dan menunjuk Nurmahmudi Isma'il (saat itu presiden partai) sebagai calon menteri.

Nurmahmudi kemudian mengundurkan diri sebagai presiden partai dan digantikan

oleh Hidayat Nur Wahid yang terpilih pada 21 Mei 2000. Pada 3 Agustus 2000

Delapan partai Islam (PPP, PBB, PK, Masyumi, PKU, PNU, PUI, PSII 1905)

menggelar acara sarasehan dan silaturahmi partai-partai Islam di Masjid Al-Azhar

dan meminta Piagam Jakarta masuk dalam Amandemen UUD 1945.

Akibat UU Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 tentang syarat berlakunya batas

minimum keikut sertaan parpol pada pemilu selanjutnya (electoral threshold) dua

persen, maka PK harus merubah namanya untuk dapat ikut kembali di Pemilu

berikutnya. Pada 2 Juli 2003, Partai Keadilan Sejahtera (PK Sejahtera)

menyelesaikan seluruh proses verifikasi Departemen Kehakiman dan HAM

(Depkehham) di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (setingkat Propinsi) dan Dewan

Pimpinan Daerah (setingkat Kabupaten/Kota). Sehari kemudian, PK bergabung

dengan PKS dan dengan penggabungan ini, seluruh hak milik PK menjadi milik

PKS, termasuk anggota dewan dan para kadernya. Dengan penggabungan ini maka

PK (Partai Keadilan) resmi berubah nama menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera).

3
Setelah Pemilu 2004, Hidayat Nur Wahid (Presiden PKS yang sedang

menjabat) kemudian terpilih sebagai ketua MPR masa bakti 2004-2009 dan

mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden PK Sejahtera. Pada Sidang

Majelis Syuro I PKS pada 26 - 29 Mei 2005 di Jakarta, Tifatul Sembiringterpilih

menjadi Presiden PK Sejahtera periode 2005-2010. Seperti Nurmahmudi Isma'il

dan Hidayat Nur Wahid disaat Tifatul Sembiring dipercaya oleh Susilo Bambang

Yudhoyono Presiden Indonesia ke 6 sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika.

Maka estafet kepemimpinan pun berpindah ke Luthfi Hasan Ishaq sebagai pjs

Presiden PK Sejahtera. Pada Sidang Majelis Syuro PKS II pada 16 - 20 Juni 2010

di Jakarta, Luthfi Hasan Ishaq terpilih menjadi Presiden PK Sejahtera periode 2010-

2015.

Perlu di ketahui bahwa PKS lahir dari gerakan tarbiyah. Gerakan tarbiyah

sendiri awalnya lebih terfokus sebagai gerakan dakwah yang muncul diawal 1980-

an di era Orde Baru. Gerakan Tarbiyah bisa dipahami dari berbagai gerakan islam

saat itu. Untuk memahami dimana letak PKS dalam peta gerakan islam lain maka

seting politik saat itu perlu dicermati. Disini perlu diingatpenguasa Orde Baru saat

itu melakukan repsesi (hambatan) terhadap aktifitas Islam Politik. Islam Politik

adalah kecenderungan sebagian muslim yang aktif disektor politik dengan

membawa aspirasi agamanya karena repsesi itu timbul perlawanan dari kalangan

islam (Santoso, 2010:2).

4
Tabel 1: Perolehan Suara PKS 1999-2019

Pemilu Total Kursi Total Pemilihan % Urutan


1999 7 / 462 1.436.565 1,36% 7
2004 45 / 550 8.325.020 7,34% 6
2009 57 / 560 8.204.946 7,88% 4
2014 40 / 560 8.480.204 6,79% 7
2019 50 / 575 11.493.663 8,21% 6
Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/partai_Kedilan_Sejahtera

Pada Tabel diatas menjelaskan perolehan perolehan suara PKS dalam pemilu

dari masa ke masa pada tahun 1999 salah satu pesertanya adalah PKS, dengan

perolehan suara 1.436.565 atau 1,36% mendapati urutan ke 7 memperoleh 7 kursi

dari 462 kursi. Pemilu tahun 2004 PKS memperoleh suara sebanyak 8.325.020 atau

7,34% mendapati rutan 6 memperoleh 45 kursi dari 550 kursi. Pada tahun 2009

PKS memperoleh suara 8.204.946 atau 7.88% mendapati urutan ke 4 memperoleh

57 kursi dari 560 kursi. Pada tahun 2014 PKS memperoleh suara 8.480.204 atau

6,79% mendapai urutan ke 7 memperoleh 40 kursi dari 560 kursi. Selanjutnya pada

tahun 2019 PKS memperoleh suara 11.493.663 atau 8,21% dan mendapat urutan ke

6 memperoleh 50 kursi dari 575 Kursi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

perolehan suara adalah marketing politik yang diterapkan oleh Partai Keadilan

Sejahtera.

Marketing adalah segala bentuk fungsi organisasi dan berbagai bentuk proses

untuk mengimplementasikan nilai kepada konsumen sehingga dapat

menguntungkan organisasi. Dan mengenai ilmu marketing politik itu sendiri selalu

mengalami perkembangan dari zaman kezaman untuk menemukan bentuknya.

Dunia politik akan selalu berjalan dinamis, yang lemah bisa menjadi kuat, yang

5
kuat bisa menjadi lemah. Jika dicermati lebih dalam. Tidak ada bidang didunia ini

yang kemungkinan lebih penting untuk disimak ketimbang dunia politik. Karena

politik dunia yang sesungguhnya melibatka semua orang yang berada dalam satu

wilayah Negara atau mungkin seluruh dunia (Firmanzah, 2008:1).

Marketing politik merupakan perangkat metode yang dapat memfasilitasi

kontestan (individu atau partai politik) dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan

politik,idiologi politik, isu politik, karakteristik pemimpin partai dan program kerja

partai. Marketing politik merupakan bagian dari masyarakat dengan ciri lebih khas.

Pada intinya marketing politik adalah segala cara yang dipakai dalam kempanye

politik untuk mempengaruhi pilihan para pemilih.

PKS juga berkembang sampai ke Kabupaten Bengkalis, Pada Pemilu 2014

meraih 6 Kursi di DPRD Kabupaten Bengkalis. Salah satu Faktor menikngkatnya

perolehan suara ialah Marketing Politik yang diterapkan Partai Keadilan Sejahtera.

6
Tabel 2: Perolehan Kursi di DPRD Kabupaten Bengkalis tahun 2014

No. Nama Partai Jumlah Kursi

1. Partai Amanat Nasional (PAN) 8 Kursi

2. Partai Golongan Karya (GOLKAR) 8 Kursi

3. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 6 Kursi

4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 5 Kursi

5. Partai Gerakan Inndonesia Raya (GERINDRA) 4 Kursi

6. Partai Demokrat (PD) 4 Kursi

7. Partai Nasdem 3 Kursi

8. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2 Kursi

9’ Partai Hati Nurani Rakyat (HANURA) 2 Kursi

10. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 1 Kursi

11. Partai Bulam Bintang (PBB) 1 Kursi

12. PKPI 1 Kursi

Sumber: Data Olahan KPU Kabupaten Bengkalis Mei 2014

Pada Pemilihan Legisltif tahun 2014 PKS meraih 6 Kursi DPRD Kabupaten

Bengkalis, dengan demikian PKS menepatkan Posisi sebagai Wakil II DPRD

Kabupaten Bengkalis, dan pada Pemilihan Legislatif 2019 Perolehan suara PKS

Meningkat dengan tambahan 2 kursi.

Tabel 3: Perolehan Kursi di DPRD Kabupaten bengkalis tahun 2019

No. Nama Partai Jumlah Kursi

1. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 8 Kursi

2. Partai Golongan Karya (GOLKAR) 8 Kursi

3. Partai Amanat Nasional (PAN) 6 Kursi

7
4. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) 6 Kursi

5. Partai Gerakan Inndonesia Raya (GERINDRA) 6 Kursi

6. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 3 Kursi

7. Partai Nasdem 3 Kursi

8. Partai Demokrat (PD) 2 Kursi

9. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 1 Kursi

10. Partai Perindo 1 Kursi

11. Partai Bulan Bintang (PBB) 1 Kursi

Sumber: Data Olahan KPU Kabupaten Bengkalis Agustus 2019

Pada Tabel 3 Menjelaskan PKS mendapatkan 8 Kursi artinya adanya

peningaktan dari sebelumnya dengan penambahan sebanyak 2 kursi dan Dua kursi

tersebut didapatkan dari sebuah daerah pemilihan, yakni Daerah Pemilihan IV

Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

Tabel 4: Perolehan Suara Dan Kursi DPRD Bengkalis Dapil IV Kecamatan

Mandau Tahun 2014 dan 2019

Perolehaan Suara Perolehan Kursi


No Partai Politik
2014 2019 2014 2019

1. PKS 9.771 22.331 2 4

2. GOLKAR 9.824 10.342 2 2

3. PAN 9.390 11.028 2 2

4. PDIP 6.684 8.242 1 1

5. GERINDRA 4.821 5.477 1 1

6. DEMOKRAT 6.118 5.224 1 1

7. NASDEM 4.320 6.711 1 1

8
8. HANURA 3.216 2.241 1 -

9. PKPI 3.326 1.250 1 -

Sumber: Data Olahan KPU 2014 dan 2019

Dari Tabel di atas dapat dilihat adanya peningkatan secara drastis perolehan

suara dan kursi oleh partai keadilan sejahtera yakni dari 9.771 suara ke 22331 suara

atau 2 kursi ke 4 kursi.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian yang

berjudul “Peningkatan Perolehan Suara Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten

Bengkalis Pada Pemilihan Legislatif 2019 (Studi Kasus Daerah Pemilihan IV

Kecamatan Mandau)’’

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan

diangkat dalam penelitian adalah:

Bagaimana Sistem Marketing Politik Partai Keadilan sejahtera dalam

Meningkatkan suara pada pemilihan legislatif 2019 di Dapil IV Kecamatan Mandau

Kabupaten Bengkalis.

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui dan menjelaskan sistem marketing politik Partai Keadilan

Sejahtera dalam Meningkatkan suara pada Pemilihan legislatif 2019 di Daerah

Pemilihan IV Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian Ini bermanfaat untuk:

9
a. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan Para Kader Partai

Keadilan Sejahtera Umumnya di seluruh Indonesia dan secara khusus di dapil IV

kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, sehingga dalam Melakukan Marketing

Politik bisa dilakukan dengan baik sehingga mendongkrak Suara pada pileg yang

berikutnya, dan dapat menambah kajian ilmu yang bermanfaat dalam studi ilmu

Pemerintahan.

b. Secara Praktis

Penelitian Ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi para kader dan

juga team Kemenangan dalam ruang lingkup partai keadilan sejahtera di

Kabupaten Bengkalis terkhususnya Daerah Pemilihan IV Kecamatan Mandau.

D. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 (Lima) bab sesuai dengan buku

Pedoman penyusunan skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Abdurrab Pekanbaru tahun 2017.

BAB I: PENDAHULUAN

Pada Bab ini berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan dan Manfaat Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini berisikan tentang mengenai Kajian Terdahulu, Kerangka Teori,

dan Kerangka Pemikiran.

BAB III: METODE PENELITIAN

10
Pada Bab ini berisikan tentang, Jenis dan Bentuk Penelitian, Waktu dan

Tempat, Objek dan Subjek, Konsep Operasional, Jenis dan Sumber Data, Teknik

Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.

BAB IV: GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini berisikan tentang gambara umum lokasi penelitian dan aka

diterangkan hasil dari penelitian secara pembahasan.

BAB V: PENUTUP

Pada Bab ini berisika tentang Kesimpulan dan Saran, Kesimpulan yang

diberisikan tentang hasil simpulan dari pembahasan sedangkan dran adalah bentuk

rekomendasi terhadap hasil penelitian.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Terdahulu

Pertama, Penelitian ini dilakukan Lailatul Faiza, Universitas Abdurrab

Dengan Judul “Strategi Komunikasi Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

dalam Meningkatkan Perolehan Suara Pada Pemilhan Umum (PEMILU)

Tahun 2019 Dikota Pekanbaru”. Penelitian ini merupakan Skripsi Jurusan Ilmu

Pemerintahan Universitas Abdurrab, Rumusan Masalah Dalam Penelitian ini yaitu:

Bagaimana Strategi Komunikasi Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam

Meningkatkan Perolehan Suara Pada Pemilihan Umum (PEMILU) Tahun 2019 di

Kota Pekanbaru. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Strategi

Komunikasi Politik Menurut Anwar Arifin, 2011:235) Metode Penelitian Yang

digunakan deskriptif Kulitatif. adapun hasil penelitian ini adalah Ketokohan dan

kelembagaan, PKS banyak mendorong para kader untuk menjadi tokoh-tokoh

formal,ketua RT/RW, Organisasi,tokoh agama, sehingga PKS bisa dikenal dan

dipercaya Oleh masyarakat.

Kedua,Penelitian ini dilakukan Ade Suryani, Universitas Abdurrab, dengan

judul penelitian, “Strategi Komunikasi Politik Partai Golkar dalam

Memenangkan Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 di Kota Pekanbaru”.

Penelitian ini merupakan Skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Abdurrab,

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: bagaimana strategi Komunikasi partai

Golkar dalam memenangkan pemilu legislatif tahun 2014 di Kota Pekanbaru. Teori

yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori strategi komunikasi politik

menurut Harold D Lasswell. Yakni who say in which channel to whom whith whath

12
effect? (Efendy,1994). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

deskriptif kualitatif, adapun hasil penelitian ini adalah strategi komunikasi partai

Golkar dalam memenangkan pemilu legislatif tahun 2014 di Kota Pekanbaru yaitu

publik relation (PR) atau menjalin hubungan kedekatan masyarakat, melakukan

kempanye politik dan media masa sebagai alat penyampaian visi dan misi. Ketiga

strategi komunilkasi politik tersebut yang menjadikan partai Golkar menang dalam

pemilu tahun 2014 di kota Pekanbaru.

Ketiga, Penelitian ini dilalukan oleh Ismail, Universitas Abdurrab dengan

judul penelitian “Strategi Politik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam

Memenangkan Pemilu Legislatif di Kabupaten Kampar Tahun 2009”

Penelitian ini merupakan skripsi Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Abdurrab,

rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: bagaimana Strategi Politik Partai

Keadilan Sejahtera dalam memenangkan pemilu legislatif Kabupaten Kampar

Tahun 2009. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori strategi

komunikasi politik menurut Harold D Laswell who say in which channel to whom

whith whath effect? (Cangara, 2009:495). Metode Penelitian yang digunakan dalam

yaitu deskriptif kuslitatif, adapun hasil penelitian ini adalah pertama penggenalan

secara langsung para calon yang ingin memimpin suatu daerah oleh masyarakat

adalah suatu hal yang dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap calon

tersebut, kedua partai politik sebagai saluran kekuasaan harus juga bersikap

transparan dalam melakuka rekrutmen pemimpin.

Dari kesimpulan penelitian diatas, beberapa hasil penelitian sebelumnya

menunjukkan bahwa telah ada membahas mengenai strategi politik dan strategi

komunikasi politik. Namun penulis ingin meneliti yang berbeda dari peneliti

13
terdahulu yaitu mengenai Peningkatan Perolehan Suara Partai Keadilan Sejahtera

Kabupaten Bengkalis Pada Pemilihan Legislatif 2019 (Studi Kasus Daerah

Pemilihan IV Kecamatan Mandau). Penulis ingin melihat penerapan marketing

politiknya apakah sudah tepat sasaran dan sesuai dengan yang telah diterapkan.

B. Kerangka Teori

1. Pengertian Marketing Politik

Nursal (2004:23) Mengatakan bahwa Political marketing atau pemasaran

politik adalah serangkaian aktivitas rencana, strategi dan juga taktik berdimensi

jangka panjang dan jangka pendek untuk menyebarkan makna politik kepada para

pemilih.

Menurut O’ Cass (1999) dalam Firmanzah (2008:321), filosofi marketing

memberikan arahan bagaimana kita bisa menerapkan ilmu marketing dalam ilmu

politik. Karena pada dasarnya ilmu marketing melihat bahwa kebutuhan konsumen

(stakeholder) adalah hal terpenting sehingga perlu di identifikasi dan dicari

bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut. Konsep marketing komersial bedasarkan

pada permis bahwa senua perencanaan dan operasi perusahaan dan pada perumusan

konsumen (stakeholder).

Menurut Firmanzah (2008:156), marketing politik adalah konsep permanen

yang harus dilakukan terus-menerus oleh sebuah partai politik atau kontestan dalam

membangun kepercayaan dan image publik. Membangun kepercayaan dan image

ini hanya bisa dilakukan melalui hubungan jngka panjang, tidak hanya masa

kempanye. marketing politik harus dilihat secara konferasif:

a. Marketing politik lebih dari pada sekedar komunikasi politik

14
b. Marketing politik diaplikasikan dalam seluruh proses organisasi partai

politik. Tidak hanya tentang kempanye politik tetapi juga sampai pada

tahap bagaimana menginformasikan produk politik melalui pembangunan

simbol image, flatform,dan program yang ditawarkan.

c. Marketing politik menggunakan konsep marketing secara luas, tidak

hanya terbatas pada teknik marketing namun juga sampai strategi

marketing, dari teknik publikasi, menawarkan ide dan program dan dsain

produk sampai ke market inteligent serta memorsesan informasi.

d. Marketing politik melibatkan banyak desiplin ilmu dalam membahasnya,

seperti sosiologi dan psikologi. Misalnya produk politik merupakan

fungsi dari pemahaman sosiologis mengenai simbol dan identitas,

sedangkan faktor psikologisnya adalah kedekatan emosional dan karakter

seorang pemimpin , sampai ke aspek rasionalitas flatform partai.

e. Marketing politik bisa diterapkan dalam berbagai situasi politik, mulai

dari pemeliharaan umum sampai ke proseslobi di parlemen.

Sesuai dengan penjelasan diatas maka diketaui bahwa marketing politik

bukan dimaksud untuk menjual kontestan pada publik, namun sebagai teknik untuk

memeliara hubungan dengan publik agar tercipta ubungan dua ara yang langgeng.

2. Peran Marketing Politik

Menurut Firmanzah (2008:319) marketing politik memiliki peran yang ikut

menentukan dalam proses demokrasi. Di negara-negara maju, partai-partaim politik

mengerahkan kemampuan marketing mereka untuk merebut sebanyak mungkin

konstituen. Berbagai teknik yang sebelumnya dipakai dalam dunia bisnis, sekarang

15
ini telah dicangkokkan kedalam kehidupan politik. Semakin canggih teknik

marketing yang diterapkan dalam kehidupan politik.

Para anggota team sukses berusaha menjual jago mereka dengan berbagai

cara yang seringkali kita rasakan tidak ada bedanya dengan mengiklankan produk

dimedia, mempromosikan outdoor maupun indoor. Segala taktik dipakai agar rating

jago mereka tinggi dan rakyat memilihnya di bilik-bilik suara. Selain itu, maeketing

politik dapat memperbaiki kualitas hubungan antara kontestan dengan pemilih.

Pemilih adalah pihak yang harus mengerti, dipahami dan dicarikan jalan pemecah

dari setiap permasakahan yang dihadapi.

Marketing politik meletakkan bahwa pemilihan adalah subjek, bukan objek

manipulasi dan eksplorasi. Marketing politik tidak hanya bisa diterapkan di negara-

negara maju, di negara-negara berkembang pun hukum-hukum mrketing pun bisa

diterapkan dalam dunia politik untuk menarik sebanyak mungkin pemberi suara.

Marketing politik tidak menentukan kemenangan sebuah partai politik atau

kadidat presiden. Marketing politik hanyalah sebuah metode dan peralatan bagi

partai politik atau calon persiden untik melakukan pendekatan kepada publik.

Sistematisasi pendekatan yang dilakukan oleh kadidat perlu dilakukan mengingat

selalu mendapat keterbatasan sumber daya yang dimiliki setiap kadidat.

Persaingan merupakan fenomena yang tidak dapat di hindarkan dalam iklim

demokrasi. Untuk dapat memegang kekuasaan partai politik atau seorang kadidat

harus memenangkan pemilihan umum dengan perolehan suara terbanayak diantara

kontestan lainnya.

Menurut Firmanzah (2008:147), dalam kondisi persaingan politik masing-

masing kontestan membutuhkan cara dengan metode yang tepat untuk bisa

16
memenangkan persaingan. Mengukur kemenangan dalam dunia politik dilakukan

dengan melihat siapa keluar sebagai pemenang dala pemilihan umum. Namun

kemenangan ini juga harus dikaji dan dianalisis dengan hati-hati mengingat

perimbangan kekuasaan yang ada diantara partai-partai politik.

Dikebanyakan negara berkembang, peran dan fungsi politik dilakukan oleh

sekelompok kecil elit politik. Karena itu sering kali mekanisme politiknya sangant

ditentukan oleh dinamitas elit-elit politik.

Mobilisasi massa digerakkan oleh elit-elit politik. Orentasi pada tokoh masih

sangat kuat. Satu tokoh yang berpengaruh sangat menentukan berhasil tidaknya

upaya suatu kelompok atau partai dala perebutan kursi. Kesadaran masyarakat kelas

bawah masih relatif kecil untuk ikut serta mewarnai kebijakan-kebijaka publik.

Masyarakat masih fasif dan lebih banyak menunggu untuk digerakkan oleh

elit politik. Hal ini tentunya membuat konsekuensi bahwa masyarakat kelas bawah

sering kali dijadikan objek politik oleh para elit. Mobilisasi mereka dilakukan untuk

pencapaian elit politik, selain itu konsekuensi dari politik yang sangat tersentralisasi

membuat kontrol sosial sulit dilakukan.

Fungsi kontrol lebih banyak dilakukan oleh kekuatan-kekuatan oposan elit

politik. Begitu tersentralisasinya sehingga masyarakat lapisan bawah tidak dapat,

atau sulit, mendapatkan informasi. Hal ini menyulitkan mereka untuk menganalisis

apa sebanarnya yang terjadi. Marketing politik dapat berperan dalam pendistribusia

informasi yang dulunya sulit dijangkau.

Besarnya peran para tokoh elit di negara-negara berkembang memberikan

kesan bahwa marketing politik tidak diperlukan. Padahal tidak demikian. Fungsi

marketing politik bukan sekedar untuk mempromosikan tokoh atau tokoh-tokoh

17
partai. Marketing politik juga berfungsi dalam pembelajaran politik kalangan

bawah.

Tujuan utama interaksi sosial dalam suatu masyarakat dalam membuat suatu

sistem dapat memberdayakan (empowering) dan memampukan (enabling)

masyarakat menjadi kritis. Masyarakat kritis yang dimaksudkan, dalam hal ini

adalah masyarakat yang memiliki landasan dan kemampuan untuk terus menyikapi

d n mengkritisi setiap perkembangan kondisi yang ada. Sikap kritis ini terutama

ditunjukan pada setiap kebijakan keputusan politik.

Marketing politik dilihat sebagai suatu proses dapat meningkatkan daya kritis

masyarakat dalam politik. Agar rakyat tidak selalu menjadi korban dan objek

manipulasi para elit, masyarakat perlu diberdayakan dan perlu ada kondisi yang

memungkinkan proses pembelajaran politik. Untuk dapat menciptakan masyarakat

yang kritis marketing politik harus melalui serangkaian tahapan. Peran dan fungsi

marketing politik dalam usaha menciptakan masyarakat yang kritis dalam dunia

politik meliputi:

a. Distribusi informasi politik

Marketing politik membantu sebagai media distribusi dan penyebaran

sejumlah hal ke masyarakat luas, hal ini sangat bertolak belakang keadaan

yang berlaku dalam sistem politik tertutup , dimana distribusi dan penyebaran

informasi serta pengetahuan politiknya terbatas pada suatu (sekelompok

tertentu). Dengan demikian marketing politik sekaligus sebagai media

partisipasi.

Hal pertama yang disebarkan dan diseminasi oleh marketing politik ke

masyarakat adalah informasi dan pengetahuan (knowledge) tentang politik.

18
Melalui aktivitas markering seperti Man dan promosi, intormasi serta

pengetahuan akan dapat dengan mudah disebarluaskan oleh partai politik dan

kontestan. Tidak hanya informasi tentang partai politik dan kontestan yang

tersedia dalam pasar, melainkan infomasi tentang kondisi dan harapan-

harapan konstituen pun akan terbuka.

Informasi dan pengetahuan tidak hanya satu arah dari konstituen ke partai

politik, namun juga informasi tentang partai politik yang diterima konstituen.

Kedua belah pihak saling membutuhkan informasi dan pengetahuan satu

sama lain. Marketing politik merupakan aktivitas yang dilakukan oleh partai

politik dan kontestan individu dalam merancang isu-isu yang akan dilempar

ke masyarakat, mengkomunikasikan solusi yang hendak diterapkan. ketika

berkuasa, ideologi partai dan kontrol sosial terhadap partai/individu yang

berkuasa.

Marketing politik dilakukan dengan melibatkan media TV, radio, koran dan

pamflet yang mencoba melontarkan semua hal yang perlu disampaikan

kepada publik. Persaingan antar partai politik, masing-masing kontestan

mencoba bersaing untuk memengaruhi opini publik.

Marketing politik dalam peran ini membuat masyarakat tidak buta infomasi.

Mereka tidak lagi memilih asal memilih,melainkan lebih mempertimbangkan

banyak hal ketika memutuskan akan memilih jago mereka. Melalui media

promosi, iklan, konferensi pers, talk show dan debat publik, partai politik atau

kandidat perseorangan dapat meningkatkan ketersediaan informasi yang

nantinya sangat dibutuhkan oleh pemilih dalam menentukan kandidat mana

19
yang akan dipilih. markering politik juga semakin meningkatkan ketersediaan

informasi politik yang dapat diakses masyarakat. Melalui marketing politik,

informasi yang tadinya tertutup dan hanya dikonsumsi sejurnlah elit politik

tertentu sekarang menjadi semakin terbuka untuk menjadi konsumsi publik.

Masyarakat pun menjadi semakin mudah mengakses informasi yang dulunya

sulit sekali didapatkan. Melalui pemberitaan, aktivitas promosi dan iklan

partai, jumlah infomasi yang tersedia di masyarakat akan semakin meningkat.

b. Edukasi politik

Masih berkaitan dengan peran informatif, marketing politik berguna untuk

proses pembelajaran terbuka bagi setiap elemen yang terdapat dalam suatu

negara. Dari informasi memadai yang mereka dapatkan, masyarakat niscaya

mendapatkan pelajaran- pelajaran yang berfaedah bagi mereka, tertama

dalam memilih calon yung tepat.

Pembelajaran ini dapat terwujud karena sesungguhnya masing- masing pihak

akan memetik hasil dari interaksi yung tercipta selama berlangsungnya proses

marketing politik. Proses pertukaran informasi membuat masing-masing

aktor politik dapat lebih mudah memahami hal-hal yang diinginkan pihak

lain. Partai poiltik dapat belajar untuk memahami konstituen dan masyarakat

secara luas untuk meningkatkan pemahaman berpolitik.

Markering politik merupakan aktivitas yang dapat melibatkan banyak pihak

sekaligus. Karena apa pun yang dilakukan aktor politik akan dapat dilihat,

dianalisis, dievaluasi dan dikontrol oleh pihak lain, sejumlah aktor social

dapat menggunakan marketing politik sebagai media pembelajaran. Bahkan

20
kalangan LSM dapat memanfatkan teori-teori marketing politik untuk

mendidik masyarakat dalam politik.

Dengan begitu, LSM bisa menyelenggarakan fungsinya sebagai penyedia

informasi politik yang berguna bagi masyarakat. masyarakat secara luas juga

perlu mendapatkan pembelajaran politik. Proses pembelajaran yang paling

bermanfaat bagi kalangan luas adalah pembelajaran seluruh masyurakat itu

sendiri. Dengan marketing politik, masyarakat diajak berkenalan dengan

proses demokrusi yung sesungguhnya. masyarakat dapat melakukan proses

pembelajaran dari aktivitas- aktivitas yang tercipta dalam marketing politik.

masyarakat bisa mengetahui hak dan kewajiban dalam politik. perilaku para

aktor politik, output atau reali sasi janji-janji partai politik atau kandidat

individu, dan semua peraturan yang terkait dalam kehidupan berpolitik.

c. Kesadaran politik

Melalui proses edukasi politik, masyarakat akan sadar akan hak dan kewajiban

politik mereka. Pemberian dan penyediaan infomasi politik membuat

masyarakat perlahan dan pasti. penyadaran akan hak dan kewajiban,

diharapkan akan muncul transformasi sosial politik dalam masyarakat.

Transformasi yung paling diharapkan dengan adanya marketing politik adalah

perubahan paradigma. Perubahan ini dapat terjadi di sisi kontestan (partai

politik dan kandidat individu) maupun di sisi masyarakat luas. Dari sisi

kontestan: adanya marketing politik dan semakin meningkatnya kesadaran

masyarakat luas terhadap hak dan kewajiban politik mereka, membuat partai

21
politik dan kontestan individual menjadi lebih berhati-hati dan menempatkan

konstituen sebugai tuan, bukannya sebagai objek yang akan dieksploitusi.

Dengan adanya marketing politik, semua anggota masyarakat akan lebih

mampu memahami bentuk politik yang sebenarmya. Segala yang

berlangsung dalam politik adalalh 'rahasia umum' dalam batas-batas tertentu.

peran elit politik yang kuat. Mereka mempunyai kekuasaan lebih besar dalam

menentukan gerak jalannya negara dan bangsa. Secara umum marketing

politik telah membuka keran-keran informasi bagi masyarakat.

d. Partisipasi dan Keterlibatan Politik

Seiring dengan semakin teredukasinya masyarakat dan semakin tingginya

kesadaran politik masyarakat, semakin meningkat juga keterlibatan dan

partisipasi politik masyarakat. Marketing politik juga dapat meningkatkan

partisipasi dan keterlibatan semua pihak dalam kehidupan politik. Marketing

politik tidak hanya meibatkan partai-partai politik dan kontestan individu,

melainkan semua lapisan masyarakat temasuk media dan pers pun terlibat

selama periode kampanye maupun periode non kampanye. Masing-masing

pihak berhak ikut serta dalam kehidupan berpolitik. Bahkan regulotar pun

membutuhkan marketing politik untuk menangkap aspirasi semua pihak dan

menerjemahkannya dalam peraturan fomal yang mengikat para peserta

pemilihan umum.

Marketing politik memungkinkan adanya interaksi semua pihak serta

dihindarinya dominasi satu kelompok tertentu. Hal ini membuat parisipasi

dan keterlibatan semua pihak meningkt. Salah satu penyebab meningkatnya

22
partisipasi dan keterlibatan politik adalah meningkatnya rasa kepemilikan

politik. Dengan semakin terbukanya sistem politik, Dengan semakin

meningkatnya hak-hak berpolitik. Masyarakat luas memiliki kesempatan

untuk berperan sertamewarnai kehidupan politik melalui kebebasan

bergabung dan mendirikan suatu partai tertentu. Hal ini memungkinkan

semakin besarnya masyarakat yang tergabung dan berperan aktif dalam suatu

partai politik, keterlibatan dan intensitas dalam kehidupan politik secara

langsung pun semakin meningkat. Dengan semakin meningkatnya

keterlibatan semua pihak dalam kehidupan politik, diharapkan semakin

meningkat pula ikatan dan rasa memiliki pada diri semua elemen di dalam

kehidupan politik.

Marketing politik diyakini dapat meningkatkan ikatan rasional maupun

emosional kontestan dengan para pendukungnya. Serangkaian aktivitas

marketing politik membuat hubungan antara kontestan dengan konstituen

menjadi lebih intens. Masyarakat kritis adalah masyarakat yang mengetahui

apa yang diinginkan dan dibutuhkan, juga mengetahui mengekspresikannya.

Masyarakat yang kritis akan melakukan kontrol sosial terhadap setiap

kebijakan dan aktivitas politik yang dilakukan pemerintahh maupun

kontestan. Masing-masing pihak akan dapat me lakukan kontrol terhadap

pihak lain. Masyarakat yang kritis menuntut adanya praktik politik yang lebih

transparan dan terbuka. Masyarakat tidak hanya memerhatikan hal-hal yung

bersifat nyata dan tampak di permukaan, namun juga perlu mengetahui proses

disusunnya suatu keputusan politik.

23
3. Pendekatan Marketing dalam Politik

Strategi pemasaran politik merupakan berbagai kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan oleh kandidat dalam memasarkan muatan-muatan politik, seperti visi dan

misi, idiologi (platform). program dan identitas kontestan yang akan mengikuti

pemilihan umum. Strategi pemasaran politik harus dilaksanakan dengan muksimal

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Ries dan Trout, 1981 dalam Adman Nursal (2004: 75). pemasaran

politik dilaksanakan dengan langkah strategis untuk menyampaukan berbagai

muatan ide dan gagasan politik agar masyarakat tidak but ainformasi politik. Rakyat

akan semakin matang dalam mempertimbangkan, memutuskan dan menjatuhkan

pilihan mereka pada hari pemungutan suara. Salah satu strategi pemasaran politik

dilakasanakan dengan positoining politik, yaitu semua aktivitas untuk menanamkan

kesan di benak konsumen agar mereka bisa membedakan produk dan jasa yang

dihasilkan oleh organisasi.

Menanamkan dan menempatkan image dalam benak masyarakat tidak hanya

terbatas pada produk saja dan jasa, karena organisasi perusahaan secara keseluruhan

juga pelu ditambahkan dalam benak konsumen. Hal-hal seperti kredibilitas dan

reputasi dapat digunakan sebagai media untuk melukukan Positioning Ketika

konsep ini diadopsi dalam iklim persaingan, kandidat harus mampu menepatkan

produk politik dan image politik dalam benak masyarakat. Untuk dapat tertanam,

produk dan image politik harus memilik sesuatu yang berbeda dibandingkan

dengan produk politik lainnya.

24
Masing-masing kandidat harus berusahan menjadi dominan dan menguasai

benak masyarakat. Posisi yang kuat dalam benak masyarakat membantu suatu

kandidat selalu diingat dan menjadi referensi bagi masyarakat ketika mereka

dihadapkan pada serangkaian pilihan politik. Menjadi referensi berarti bahwa

kandidat tersebut menjadi acuan dan pertama kali muncul dalam benak masyarakat

ketika mereka dihadapkan pada suatu permasalahan.

Tentunya metode dan konsep murketing memerlukan banyak sekal adaptasi dengan

situasi dan kondisi dunia politik. Tidak semua metode marketing dapat langsung

digunakan dalam konteks dunia politik. Namun, partai politik dan kontestan sangat

membutuhkan metode efektif untuk bisa membangun bubungan jangka panjang

dengan konstituen dan masyarakat luas.

Marketing yang diadaptasi dalam dunia politik dapat digunakan untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas transfer ideologi dan program kerja, dari

kontestan kemasyarakat. marketing dapat memberikan inspirasi tentangcara suatu

kontestan dalam membuat produk berupa isu dan program kerja berdasarkan

pemasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi masyarakat.

Menurut Firmanzah (2008: 148). tidak ubahnya domain aktivitas sosial

lain,dunia politik telah menjadi lebih terbuka dan transparan. Dunia politik pun

tidak kebal terhadap persaingan. Persaingan terjadi untuk memperebutkan hati

konstituen dan membuat mereka memilih kandidat (partai politik atau kontestan

individu) masing- masing selama periode pemilihan umum.

Firmanzah (2012: 217-218) menyalakan bahwa tendapat tiga jenis sitrategi

pendekatan pasar, antara lain adalah:

25
a. Push-marketing

Pada strategi ini partai politik berusaha mendapatkan dukungan melalui

stimulan yang diberikan kepada pemilih. Masyarıkat perlu mendapatkan

dorongan dan energi untuk pergi ke bilik suara dan memilih kandidat tersebut.

Disamping itu partai politik perlu menyediakan alasan yang rasional maupun

emosial kepada pemilih untuk memotivasi mereka agar mereka bersedia

mendukung kandidat tersebut

b. Pass-marketing

Strategi ini menggunakan individu maupun kelompok yang dapat

mempengaruhi opini pemilih. Sukses tidaknya penggalangan masa akan sangat

ditentukan oleh pemilihan tokoh yang berperan tersebut. Semakin tepat tokoh

yang dipilih, efek yang diraik pun Semakin besar daam mempengaruhi

pendapa.

c. Pull-marketing

Strategi ini menitik berutkan pada pembentukan image politik yang positif.

Macconald (1989) menganjurkan bahwa supaya simbol dan image politik dapat

memiliki dampak yang signifikan., kedua hal tersebut harus mampu

membangkitkan sentimen. Pemilih cenderung memilih partai yang sama

dengan apa yang mereka rasakan.

26
Bagan 1: Strategi Marketing Politik

Push Marketing

Kebijakan
Positioning Orang Pass Marketing Marketing Politik
Partai

Pull Marketing

Polling

Sumber: Firmanzah (2008:218)

4. Partai Politik

a. Pengertian partai Politik

Menurut Pendapat Rusadi kantaprawira dalam bukunya Ahmad Furhan,

(2008:7) Partai Politik adalah organisasi manusia dimana dimana di dalamnya

terdapat pembagian tugas dan petugas untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai

idiologi (political doctrine, political ideal, political thesis, ideal objective), dan

mempunyai program politik (political platform, material objective) sebagai rencana

pelaksanaan atau cara pencapaian tujuan secara lebih pragmatis menurut

pentahapan jangka dekat sampai jangka panjang serta pempunyai ciri berupa

keinginan berkuasa.

Menurut Miriam Budiarjo, (2008:16) Partai politik adalah suatu kelompok

yang terorganisir, yang anggota-anggotanya mempunyai oriantasi, nilai-nilai, dan

cita-cita yang sama, tujuannya untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut

kedudukan politik dengan cara konstitusional.

b. Fungsi partai Politik

27
Menurut Miriam Budiarjo, (2008:22) didalam dunia demokrasi , pertai

politik menyelenggarakan beberapa fungsi yaitu:

(1) Partai Politik berfungsi sebagai sarana komunikasi politik. Dalam hal

ini partai politik merumuskan kebijakan yan bertumpu pada aspirasiyan

bertumpu pada aspirasiyan bertumpu pada aspirasiyan bertumpu pada

aspirasiyan bertumpu pada aspirasiyan bertumpu pada aspirasidari

masyarakat. Kemudian rumusan tersebut diartikulasikan kepada

pemerintah agar dapat dijadikan sebagai sebuah kebijakan. Proses ini

menunjukan bahwa komunikasi antara pemerintah dengan masyrakat

dapat dijembatani oleh partai politik dan bagi partai polotik dapat

diartikulasikan aspirasi raktyat merupakan kewajiban yang tidak dapat

diletakkan terutama bila partai politik tersebut ingin tetap eksis dalam

kancah politik nasional.

(2) Partai politik berfungsi sebagai sarana sosialisasi dan pendidikan partai

politik berkewajiban untuk mensosialisasikan wacana politiknya kpada

masyarakat. Wacana politik dari sebuah partai dapat dilihat dari visi,

misi, flatform, dan program partai tersebut. Dengan sosialisasi wacana

politik ini diharapkan masyarakat akan menjadi semakin dewasa dan

terdidik dalam politik. Sosialisasi dan pendidikan ini memposisikan

masyarakat sebagai objek.

(3) Partai politik berfungsi sebagai sarana rekruitmen politik, partai politik

berkewajiban untuk melakukan seleksi dan rekruitmen dalam rangka

mengisi posisi dan jabatan politik tertentu, dengan adanya rekruitmen

politik maka dimungkinkan terjadinya rotasi calon mobilitas oilitik

28
pada sebuh sistem politik maka akan muncul detaktorisme dan stagnasi

politik dalam system tersebut.

(4) Partai politik berfungsi sebagai sarana peredam dan pengatur konflik.

Dalam negara demokrasi yang masyarakatnya bersifat terbuka, adanya

perbedaan dan persaingan pendapat sudah merupskan hal yang wajar.

Akan tetapi pada masyarakan yang heterogensi sifatnya perbedaan

pendapat baik yang berdasarkan etnis, status, sosial ekonomi atau

agama, mudah sekali mengundang konflik.pertikaian- pertikaian yang

dapat diatasi dengan bantuan partai politik, sekurang-kurangnya dapat

diatur sedemikian rupa sehingga akibat-akibat negatifnya seminimal

mungkin.

5. Pemilihan Umum Legislatif

Indonesia diidentik dengan sistem demokrasinya. Demokrasi sendiri

dimaknai sebagai suatu sistem yang lebih menekankan pada keterlibatan

masyarakatnya dalam berbagai hal. Menurut Hadiwijoyo (2012:33) Secara garis

besar demokrasi merupakan bentuk pemerintahan dimana formulasi kebijakan

secara langsung atau tidak langsung ditentukan oleh suara terbanyak dari warga

masyarakat yang memiliki hak memilih dan dipilih, melalui wadah pembentukan

suara dalam keadaan bebas dan tanpa paksaan. Demokrasi yang dimaksud salah

satunya adalah berupa pemilihan umum. Pemilihan umum yang diterapkan di

Indonesia merupakan pemilihan yang bersifat langsung.

Sistem demokrasi menghendaki adanya kedaulatan berada ditangan rakyat.

Rakyat dianggap sebagai pemegang kendali dalam penentuan kebijakan yang

diambil oleh pemerintah. Pemilihan Umum menjadi sarana rakyat dalam

29
mengimplementasikan kedaulatannya. Menurut Jurdi (2014:76-77) pemilihan

umum merupakan sarana untuk mewujudkan asas kedaulatan ditangan rakyat

sehingga pada akhirnya akan tercipta suatu hubungan kekuasaan dari rakyat, oleh

rakyat, dan untuk rakyat.

Pemilihan umum di Indonesia sendiri sangat beraneka ragam mulai dari

pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden, memilih kepala

daerah dalam hal ini gubernur, walikota atau bupati serta wakilnya, atau memilih

wakil-wakil rakyat yang duduk baik di tingkat pusat maupun daerah atau yang

sering disebut sebagai lembaga legislative. Wakil-wakil rakyat tersebut terdiri dari

DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi maupun DPRD kabupaten/Kota.

30
C. Kerangka Pemikiran

Dari Latar belakang dan rumusan masalah , maka penulis menjabarkan dalam

bentuk memikiran.

Gambar 1. Alur kerangka pemikiran

UU No.7 Tahun 2017 Bab II Pasal 2 ayat 1 tentang Pemilu

Partai Keadilan Sejahtera

Fimanzah (2012: 217-218) menyatakan bahwa terdapat tiga


jenis strategi pendekatan pasar, antara lain adalah:

1. Push-marketing (Sebagai sasaran kempanye)


2. Pass-marketing (Sebagai objek kempanye media)
3. Pull-marketing ( Sebagai agen kempanye)

Peningkatan Perolehan Suara Partai Keadilan Sejahtera

Kabupaten Bengkalis Pada Pemilihan Legislatif 2019

Daerah Pemilihan IV Kecamatan Mandau

Sumber: Data Olahan Penelitian 2020

31
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatam kualitatif, dimana penelitian ini

menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tetulis atau lisan dari orang-orang

dan prilaku yang dapat diminati (Moeleong, 2010:6). Penelitian kualitatif dari sisi

defenisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu merupakan penelitian yang

memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memhami sikap,

pandangan, dan prilaku individu atau sekelompok orang.

Defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yag dialami

oleh subjek penelitian misalnya prilaku, presepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagi metode ilmiah. Secara

sederhana dapat dinyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah meneliti informan

sebagai subjek penelitian dalam lingkungan hidup kesehariannya (Idrus, 2009:23).

Penelitian ini menggunaakan pendekatan Kualitatif karena penulis berharap

dan segala hasil dari penelitian ini nantinya bersumber dari wawancara dari

informan yang bersangkutan, seperti Kepengurusan partai Keadilan Sejahtera

Kabupaten Bengkalis dan juga para tokoh masyarakat serta anggota Legislatif yang

terpilih dari Daerah Pemilahan IV Kecamatan Mandau.

32
B. Jenis dan bentuk Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini bermaksud

untuk memperoleh gambaran serta penjelasan mengenai Peningkatan Perolehan

Suara Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Bengkalis Pada Pemilihan Legislatif

2019 di Daerah Pemilihan IV Kecamatan Mandau. Dengan metode ini penulis dapat

memahami dan mengungkapkan tentang masalah yang penulis teliti berupa

penuturan informan, dokumen-dokumen pribadi, prilaku,gerak tubuh, mimik, atau

sikap (Idrus, 2009:25).

2. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan field reasearch, yaitu bentuk

penelitian yang bertujuan mengungkapkan makna yang diberikan oleh anggota

masyarakat pada prilakunya dan kenyataan sekitar (Sunyoto, 2013:22).

Field reasearch sangat dibutuhkan dalam penilitian ini, karena bersentuhan

langsung kelapangan seperti bertemu dengan tokoh masyarakat serta anggota

legeslatif yang bersangkutan sehingga hasil yang diharapkan lebih kongkrit dan

dapat dipertanggung jawabkan.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Daerah Pemilihan IV Kecamatan Mandau

Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau.

33
2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Mulai November 2019. Untuk Melihat tahapan-

tahapan dan Pencapaian dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel 5: Jadwal Pelaksanaan Penelitian

2019 2020
Jenis Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar April Mei Jun

Pengajuan Judul

Penyusunan Proposal

Bimbingan Proposal

Seminar Proposal

Penelian Lapangan

Analisis Data Lapangan

Bimbingan Skripsi

Ujian Skripsi

Sumber: Data Olahan Penelitian 2019

D. Objek dan Subjek Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah peningkatan serolehan suara Partai Keadilan

Sejahtera Kabupaten Bengkalis pada Pemilihan Legislatif 2019 di Daerah

Pemilihan IV Kecamatan Mandau.

2. Subjek Penelitian

34
Subjek penelitian merupakan pengurus Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten

Bengkalis serta kader-kader Partai Keadilan Sejahtera yang terlibat langsung dalam

peningkatan perolehan suara Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Bengkalis pada

Pemilihan Legislatif 2019 di Daerah Pemilihan IV Kecamatan Mandau. Kemudian

untuk memenuhi kebutuhan dan kelengkapan data, penulis menggunaka teknik

purposif sampling yaitu teknik penentuan informan dengan pertimbangan tertentu.

Untuk lebih jelasnya daftar informan penelitian dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 6: Informan Penelitian

No Informan Penelitian Jumlah

1. Ketua DPD PKS Kabupaten Bengkalis 1 Orang

2. Sekretaris PKS Kabupaten Bengkalis 1 Orang

3. Ketua Team Kemenangan PKS Kabupaten Bengkalis 1 Orang

4. Anggota Legeslatif Fraksi PKS Daerah Pemilihan Mandau 4 Orang

5. Tokoh Masyarakat 2 Orang

Sumber: Data Olahan Pemnelitian 2019

E. Konsep Operasional

Marketing politik adalah konsep permanen yang harus dilakukan terus-

menerus oleh sebuah partai politik atau kontestan dalam membangun kepercayaan

dan image publik. Membangun kepercayaan dan image ini hanya bisa dilakuka

melalui hubungan jngka panjang, tidak hanya masa kempanye. marketing politik

harus dilihan secara konferasif. tendapat tiga jenis strategi pendekatan pasar, antara

lain adalah:

35
a. Push-marketing Pada strategi ini partai politik berusaha mendapatkan dukungan

melalui stimulan yang diberikan kepada pemilih. Masyarıkat perlu

mendapatkan dorongan dan energi untuk pergi ke bilik suara dan memilih

kandidat tersebut. Disamping itu partai politik perlu menyediakan alasan yang

rasional maupun emosial kepada pemilih untuk memotivasi mereka agar

mereka bersedia mendukung kandidat tersebut

b. Pass-marketing Strategi ini menggunakan individu maupun kelompok yang

dapat mempengaruhi opini pemilih. Sukses tidaknya penggalangan masa akan

sangat ditentukan oleh pemilihan tokoh yang berperan tersebut. Semakin tepat

tokoh yang dipilih, efek yang diraih pun semakin besar dalam mempengaruhi

pendapat.

c. Pull-marketing Strategi ini menitik beratkan pada pembentukan image politik

yang positif. Macconald (1989) menganjurkan bahwa supaya simbol dan image

politik dapat memiliki dampak yang signifikan, kedua hal tersebut harus mampu

membangkitkan sentimen. Pemilih cenderung memilih partai yang sama

dengan apa yang mereka rasakan.

F. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dimana data di

peroleh (Arikunto, 2006:123). Untuk memperoleh data sehubungan dengan

masalah yang penulis teliti, perlunya sumber data yang akan memberikan informasi

diantaranya yaitu:

1. Data primer
Yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama yang diperoleh secara

langsung berkaitan dengan masalah yang ingin dikaji dalam penelitian. Data primer

diperoleh melalui wawancara langsung dengan informan penelitian yang terlibat

36
dalam Peningkatan Suara Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Bengkalis Pada

Pemilihan Legilatif 2019 di Daerah Pemilihan IV Kecamatan Mandau.

2. Data sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data

yang dibutuhkan. Data sekunder di klarifikasikan menjadi dua:

a. Internal data, yaitu tersedia tertulis pada sumber data sekunder seperti data

yang diberi oleh pihak instansi/lembaga, berupa trobosan besar PKS berkaitan

tentang SIM seumur hidup, Pajak pendapatan dibawah delapan juta gratis dan

pajak motor gratis.

b. Eksternal data, yaitu data yang diperoleh dari sumber luar seperti studi

kepustakaan berupa bacaan maupun sumber literatur lainnya seperti buku serta

laporan-laporan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti tentang

Peningkatan Suara Partai Keadilan Sejahtera Kabupaten Bengkalis Pada

Pemilihan Legilatif 2019 di Daerah Pemilihan IV Kecamatan Mandau.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan

informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek

peneliti (Emzir, 2010:50). Dengan kemajuan teknologi informan seperti saat ini,

wawancara bisa saja dilakukan tanpa tatap muka, yakni melalui media

telekomunikasi. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan yang

memperoleh informan secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang

37
diangkatdalam penelitian, merupakan proses terhadap informasi atau keterangan

yang telah diperoleh lewat teknik yang lain sebelumnya.

Dalam hal ini wawanacara dilakukan peneliti langsung kepada kepengurusan

DPD Partai Keadilan Sejahtera, Anggota Legislatif terpilih yang berasal dari

Daerah Pemilihan IV Kecamatan Mandau, dan juga Tokoh masyarakat yang

terlibat.

2. Dokumentasi

Informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk

surat,catatan harian, arsip photo hasil rapat, jurnal kegiatan, dan sebagainya.Data

berupa dokumen seperti ini biasa dipakai untuk menggali informasi dimasa silam.

Peneliti perlu memiliki kepekaan teoritik unuk memaknai semua dokumen tersebut

sehingga tidak sekedar barang yang tidak bermakna (Hidayat,2011:100).

Dalam hal ini dokumentasi yang diperlukan adalah Foto-foto hasil

dokumentasi marketing politik pada saat kempanye dan juga faktor pendukung

berupa arsipan dokumen tengtang program yang ditawarkan.

H. Teknik Analisa Data

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, jadi setelah data terkumpul proses

selanjutnya adalah menyederhanakan data yang diperoleh kedalm bentuk yang

mudah dipahami, dibaca, dan di interpensikan. Pada hakikatnya merupakan upaya

untuk mencari jawaban yang telah dirumus. Menurut siddel (1998 dalam basrowi

dan Suwandi,2008:193), Peroses analisa data kualitatif sebagai berikut:

1. Mencatat peristiwa yang ada dilapangan berupa catatan lapangan, kemudian

diberi kode sehingga diberi data dapat ditelusuri.

38
2. Mengumpul, memilah-milah, melekukan klarifikasi.

3. Berfikir untuk memperjelas katagori data sehingga data yang ada bermakna

dengan mencari dan menemukan pola serta hubungan-hubungan, dan membuat

temuan-temuan baru.

39
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Peraktek, Rineka


Cipta,Jakarta,2006.

Budiardjo, Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta


Utama, Jakarta,2008.
Ubaedillah, A Pendidikan Kewarganegaraan (civic education)
Pancasila,Demokrasi, dan Pencegahan Korupsi,Pranadamedia Group,
Jakarta: 2015.
Budiardjo, Miriam, Dasar-dasar Ilmu Politik, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Utama, Jakarta,2008.
Emzir, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif, PT. Raja Grafindo
Persada,Jakarta, 2010.
Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, Yayasan Obor
Indonesia,Jakarta,2008.
Firmanzah, Marketing Politik Antara Pemahaman dan Realitas, Yayasan Obor
Indonesia,Jakarta,2012.
Hadiwijoyo, Suryo Sakti, Negara, Demokrasi dan Civil society, Graha Ilmu,
Yogyakarta,2012.
Hamid, Ahmad Farhan, Partai Politik Lokal di Aceh: Desentralisasi Politik dalam
Negara Kebangsaan, Kemitraan, Jakarta, 2008
Hidayat,A.A.A, Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data, Salemba
Medika, Jakarta, 2010
Idrus, M, Metode Penelitian Ilmu Sosial, PT. Gelora Akasara Pratama,
Yogyakarta,2009.
Jurdi, Fatahullah, Studi Ilmu plitik, Graha Ilmu, Yogyakarta,2014.
Moeleong, L. J, Metode Penelitian Kualitatif ,PT. Remaja Rosda Karya, Jakarta,
2010.
Nursal, Adman, 2004. Political Marketing, PT Gramedia Pusaka: Jakarta
Sunyoto, U, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Pustaka Belajar,
Yogyakarta. 213.

40
Subakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik, PT.Grasindo, Jakarta: 2017.

Suber lain

UU No.7 Tahun 2017. Tentang Pemilihan Umum.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/partai_Kedilan_Sejahtera

KPU Kabupaten Bengkalis tahun 2014

KPU Kabupaten Bengkalis tahun 2019

41
42

Anda mungkin juga menyukai