KEWAJIBAN DAN
TANGGUNG JAWAB NEGARA
Penulis:
Anggarani Utama Dewi, SH
Elis Widyaningsih, SH., CN., MH
Editor:
Fanilia Arly, S.Pd
Penulis:
Anggarani Utama Dewi, SH
Elis Widyaningsih, SH., CN., MH
ISBN : 978–623–6060–43–8
Editor :
Fanilia Arly, S.Pd
Diterbitkan oleh :
Pusat Pengembangan Diklat Fungsional Dan HAM
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum Dan HAM
Kementerian Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Jalan Raya Gandul – Cinere, No. 4, Depok 16512
Telp. (021) 7540077, 7540124 Fax. (021) 7543709
Dicetak oleh :
CV. Alnindra Putra Perkasa - Depok
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya serta kerja keras Tim
Penyusun Modul dan Editor sehingga berhasil disusun Modul
Pelatihan Dasar-dasar Hak Asasi Manusia dengan Metode E-Learning.
Halaman
BAB I PENDAHULUAN............................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................... 1
B. Deskripsi Singkat ...................................................... 2
C. Manfaat Modul........................................................... 2
D. Tujuan Pembelajaran................................................ 3
E. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ....................... 3
F. Petunjuk Pembelajaran ............................................ 4
Halaman
Halaman
A. Latar Belakang
Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang melekat dalam diri
manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai anugerah
Tuhan Yang Maha Esa yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi.
Hakikat HAM sendiri merupakan upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui keseimbangan antara
kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Oleh
karena itu upaya menghormati, melindungi dan menjunjung tinggi
HAM menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama antara
individu, pemerintah, dan negara.
B. Deskripsi Singkat
C. Manfaat Modul
D. Tujuan Pembelajaran
1. Hasil Belajar
Setelah mempelajari modul ini peserta mampu menjelaskan
kewajiban dan tanggung jawab negara dalam hak asasi
manusia
Materi Pokok dan Sub Materi Pokok yang disajikan dalam modul
ini terdiri dari:
F. Petunjuk Pembelajaran
1
Knut D Asplund et al., Hukum Hak Asasi Manusia, Ketiga. (Yogyakarta: Pusat Studi Hak
Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (PUSHAM UII), 2008), 52.
2
Steven Wheatley, The Idea of International Human Rights Law (Oxford: Oxford University
Press, 2019), 1.
3
Hersch Lauterpacht, “The Subjects of International Law” dalam Andrea Bianchi, ed.,
Non-State Actors and International Law (Surrey: Ashgate Publishing limited, 2009), 3.
4
Asplund et al., Hukum Hak Asasi Manusia, 53.
5
Eva Maria Lassen “Universalism and Relativism” dalam Anja Mihr and Mark Gibney,
eds., The SAGE Handbook of Human Rights (London: Sage Publications Ltd, 2014), 49.
6
Andrew Clapham, Human Rights Obligations of Non-State Actors: The Collected Courses
of the Academy of European Law (Oxford: Oxford University Press, 2006), 25–28.
1. Individu
7
Asplund et al., Hukum Hak Asasi Manusia, 54.
8
Stephan Hobe “Individuals and Groups as Global Actors” dalam Rainer Hofmann, ed.,
Non-State Actors as New Subjects of International Law, 1999, 128–129.
(Sumber: merdeka.com)
2. Kelompok
9
Thomas M. Franck “Individuals and Groups of Individuals as Subjects of International
Law” dalam ibid., 97.
10
Lihat Pasal 28J ayat (1) dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, 1945, “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”.
11
Hersch Lauterpacht, “The Subjects of International Law” dalam Bianchi, Non-State Actors
and International Law, 5.
(Sumber: republika.co.id)
12
Scott Sheeran and Sir Nigel Rodley, “Routledge Handbook of International Human Rights
Law,” Routledge Handbook of International Human Rights Law (2014): 529.
3. Korporasi
13
Daniel Thiirer, “The Emergence of Non-Governmental Organizaions and Transnational
Enterprises in International Law and the Changing Role of the State” dalam Bianchi,
Non-State Actors and International Law, 57.
14
Clapham, Human Rights Obligations of Non-State Actors: The Collected Courses of the
Academy of European Law, 3.
15
Sheeran and Rodley, “Routledge Handbook of International Human Rights Law,” 537.
(Sumber: laborrights.org)
1. Individu
Dalam kerangka hak asasi manusia, individu adalah
pemangku hak yang harus dipenuhi haknya oleh pemangku
kewajiban. Individu menjadi pihak yang terdampak dari norma
atau aturan yang diciptakan oleh pemangku kewajiban.
Individu yang dimaksud sebagai pemegang hak berbeda
dengan individu sebagai kombatan. Hal ini sebagaimana
diatur dalam Konvensi Jenewa 1949 dan Konvensi Den Haag
1907, dimana terdapat prinsip pembedaan (distinction
principal) antara individu sipil (civilian) dengan individu
kombatan (combatant). Menurut konvensi ini, bahwa individu
yang berlaku sebagai kombatan bukan merupakan pihak
yang dilindungi menurut Konvensi Jenewa.17
16
John Ruggie, The UN Guiding Principles on Business and Human Rights: Implementing
the United Nations “Protect, Respect, and Remedy” Framework, 2011.
17
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Naskah Komprehensif Perubahan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: Latar Belakang, Proses, Dan Hasil
Pembahasan 1999-2002 Buku VIII Warga Negara Dan Penduduk, Hak Asasi Manusia Dan
Agama (Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2010),
120.
(Sumber: radarlombok.com)
E. Rangkuman
F. Evaluasi
18
Asplund et al., Hukum Hak Asasi Manusia, 21.
19
Sigrun I Skogly “Extraterritoriality: universal human rights without universal obligations?”
dalam Sarah Joseph and Adam McBeth, eds., Research Handbook on International Human
Rights Law (Cheltenham: Edward Elgar Publishing, 2010), 71.
20
Muhammad Syafari Firdaus et al., Pembangunan Berbasis Hak Asasi Manusia: Sebuah
Panduan, ed. Soetandyo Wignjosoebroto, 2nd ed. (Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, 2013), 27.
21
James Crawford, State Responsibility: The General Part (New York: Cambridge University
Press, 2013), 9–11.
22
KOMNAS HAM, Komentar Umum Kovenan Internasional Hak Sipil Dan Politik; Kovenan
Internasional Hak Ekonomi, Sosial Dan Budaya (Jakarta: Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia, 2009), 76–82.
23
Mátyás Bódig, “Doctrinal Innovation and State Obligations: The Patterns of Doctrinal
Development in the Jurisprudence of the UN Committee on Economic, Social and Cultural
Rights” dalam Kurt Mills and David Jason Karp, eds., Human Rights Protection in Global
Politics: Responsibilities of State and Non-State Actors (Hampshire: Palgrave Macmillan,
2015), 55.
24
Mátyás Bódig, “Doctrinal Innovation and State Obligations: The Patterns of Doctrinal
Development in the Jurisprudence of the UN Committee on Economic, Social and Cultural
Rights” dalam ibid., 58.
jaminan sosial
Protect Mengambil tindakan Mengambil tindakan
pencegahan bagi aktor pencegahan bagi aktor
bukan negara untuk bukan negara untuk
melakukan berbagai melakukan tindakan
pelanggaran, seperti diskriminasi dengan
perekrutan milisi, gerakan- memberikan
gerakan yang tidak persyaratan dan
beradab, atau organisasi membatasi akses
militer diluar negara terhadap pelayanan.
Fulfill Perbaikan sistem peradilan, Realisasi yang progresif
penjara, aparat penegak atas peningkatan hak
hukum, pemilihan umum kesehatan, pendidikan
dan kesejahteraan,
serta jaminan sosial
25
Alette Smeulers and Fred Grünfeld, International Crimes and Other Gross Human Rights
Violations: A Multi- and Interdisciplinary Textbook, International and Comparative Criminal
Law Series, vol. 32 (Leiden: Martinus Nijhoff Publishers, 2011), 9.
26
Sabine C. Carey, Mark Gibney, and Steven C. Poe, The Politics of Human Rights: The
Quest for Dignity (New York: Cambridge University Press, 2010), 43.
27
Ibid., 49.
28
American Association for the International Commission of Jurists, “Siracusa Principles
on the Limitation and Derogation Provisions in the International Covenant on Civil and
Political Rights” (New York, 1984).
31
Ibid., 76.
32
Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Naskah Komprehensif Perubahan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: Latar Belakang, Proses, Dan Hasil
Pembahasan 1999-2002 Buku VIII Warga Negara Dan Penduduk, Hak Asasi Manusia Dan
Agama, 53.
33
Ibid., 308.
34
Pasal 1 dan Pasal 7 dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000
Tentang Pengadilan HAM, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 208,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4026 (Republik Indonesia, 2000).
35
Penjelasan Pasal 104 ayat (1) dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39
Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3886 (Republik
Indonesia, 1999).
36
Karin Buhmann, Lynn Roseberry, and Mette Morsing, eds., Corporate Social and Human
Rights Responsibilities: Global Legal and Management Perspectives, 1st ed. (New York:
Palgrave Macmillan, 2011), 10.
37
Mahdev Mohan, Business and Human Rights in Southeast Asia, Business and Human
Rights in Southeast Asia, 2014, 264.
D. Latihan
E. Rangkuman
A. Simpulan
B. Tindak Lanjut
BAB II
EVALUASI
BAB III
EVALUASI
Carey, Sabine C., Mark Gibney, and Steven C. Poe. The Politics of
Human Rights: The Quest for Dignity. New York: Cambridge
University Press, 2010.
Mihr, Anja, and Mark Gibney, eds. The SAGE Handbook of Human Rights.
London: Sage Publications Ltd, 2014.
Mills, Kurt, and David Jason Karp, eds. Human Rights Protection in
Global Politics: Responsibilities of State and Non-State Actors.
Hampshire: Palgrave Macmillan, 2015.