Anda di halaman 1dari 18

Mata Kuliah: Perkembangan Hewan

TEORI-TEORI PERKEMBANGAN HEWAN

OLEH :

KELOMPOK 5

Besse Maqfirah Ramadhani (1614442005)


Dian Rahmadani (1614442007)

Dosen Penanggungjawab:
Dr. A. Asmawati Azis, M.Si.

PENDIDIKAN BIOLOGI ICP


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim…..
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat limpahannya sehingga kami telah menyelesaikan makalah mata kuliah
Perkembangan Hewan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kami khususnya, umumnya bagi pembaca agar dapat mengetahui sejarah dan teori
perkembangan hewan. Dalam penyelesaian makalah ini kami menyadari
sepenuhnya bahwa secara nyata penyusun merupakan makhluk Allah yang tidak
luput dari kesalahan. Begitu pula dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya, Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran dari dosen terkait mata
kuliah ini dan dari pembaca makalah ini.

Polewali, 1 Juli 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan 3

B. Teori-Teori Perkembangan 3

BAB II I PENUTUP

A. Kesimpulan 12

DAFTAR PUSTAKA 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Embriologi perkembangan biasa disebut perkembangan hewan.
Embriologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perkembangan organisme
mulai dari zygote hingga lahir atau menetas.Sedangkan embriologi
perkembangan mempelajari perkembangan mulai dari zygote hingga lahir,
dan perkembangan organisme pasca lahir atau pasca menetas.
Perkembangan merupakan suatu proses yang berkenan dengan
terjadinya perubahan-perubahan progresif yang berlangsung di dalam sel,
jaringan, organ, atau organisme selama rentang hidupnya. Dengan kata lain
perkembangan merupakan proses transformasi dari suatu keadaan, susunan,
atau fungsi keadaan. Susunan, atau fungsi yang lain yang berlangsung secara
progresif dan relatif permanen, misalnya perkembangan telur katak menjadi
katak dewasa, perkecambahan biji, regenerasi anggota tubuh yang diamputasi
pada salamander atau perkembangan larva menjadi kupu-kupu.
Menurut Majumdar (1985), ada empat alasan mengapa perkembangan
hewan itu penting untuk dipelajari, diantaranya sebagai berikut :
1. Dapat membantu memahami fungsi berbagai organ yang berbeda pada suatu
organisme.
2. Dapat membantu mempelajari proses terjadinya organisme dan mencari
jawaban secara filosofis bagaimana terbentuknya organisme secara bertahap.
3. Banyak jenis penakit hanya dapat dimengerti sepenuhnya jika kita memliki
pengetahuan mengenai pekembangan organ dan organisme.
4. Dapat membantu memahami keterkaitan secara evolusi berbagai kelompok
hewan yang berbeda (Gilbert,1985).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan hewan ?
2. Apa saja teori- teori perkembangan hewan ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah perkembangan hewan ?
2. Mengetahui teori-teori perkembangan hewan ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan
Studi tentang embriologi ilmu yang berhubungan dengan
pembentukan dan pengembangan embrio dan janin. Orang dahulu percaya
bahwa organisme baru bisa timbul melalui reproduksi seksual, reproduksi
aseksual atau generasi spontan. Pada awal abad keenam B.C, dokter Yunani
dan filsuf menyarankan mengguakan telur ayam sebagai cara unuk
menyelidiki embriologi.
Aristoteles (384-322 ) menggambarkan dua model historis penting
yangdikenal sebagai Preformasi dan epigenesis. Menurut teori
preformationist, embrio atau miniatur individu berkembang dalam telur ibu
atau air mani ayah dan mulai berkembang saat dirangsang. Aristoteles
percaya bahwa embrio pada dasarnya dibentuk oleh koagulasi dalam rahim
segera setelah kawin ketika prinsip jantan bertindak pada substansi bahan
yang disediakan oleh betina.
William Harvey (1578-1657) menggunakan rusa yang dikawinkan
dan membedah rahim dan mencari embrio didalam tubuh rusa betina. Harvey
tidak dapat menemukan tanda-tanda embrio berkembang di dalam rahim
sampai sekitar enam atau tujuh minggu setelah perkawinan itu terjadi. Selain
eksperimen pada Rusa, Harvey melakukan studi sistematis dari
perkembangan telur ayam. Hasil pengamatannya menyakinkan bahwa
generasi berjalan dengan epigenesist yaitu penambahan secara bertahap
perkembangan. Namun demikian banyak pengikut Harvey menolak
epigenesist dan beralih ke teori Preformasi. Marcello Malpighi (1628-1694)
da  Jan Swammerdam (1637-1680) dua ahli yang melakukan pengamatan
dengan menggunakan mikoskop untuk mendukung teori preformasi.     
B. Teori-Teori Perkembangan

3
Ada beberapa teori mengenai perkembangan hewan di mana secara
umum terdapat lima teori yang mendasari perkembangan hewan, yaitu teori
preformasi, epigenesis, rekapitulasi, hukum von baers, dan plasma germinal.

1. Teori Preformasi
Berbagai bagian tubuh embrio sudah ada dalam sebuah telur, da
organ–organ tersebut telah pula terbentuk dengan sempurna, sebagai betuk
miniature yang terkandung dalam benih. Teori ini diperkenalkan Marcello
Malpighi seorang ahli biologi. Teori Malpighi ini dimuat berupa karangan
pada majalah proceedings yang dterbitkan oleh The royal society of London,
dengan judul artikel ‘’De Ovo Incubato’’. Judul tersebut dapat diartikan
menjadi perkembangan embrio ayam.Menurut teori ini setiap organ ayam
dewasa pada embryo ayam sudah terbentuk sempurna dalam telur yang sudah
difertilisasi.Teoi inilah yang kemudian dikenal sebagai teori prefoormasi
yaitu makhluk hidup sudah ada dalam bentuk miniaturnya di dalam benih
atau gamet.
Hingga awal abad ke-19 orang percaya bahwa sel telur mengandung
bahan manusia yang tidak nampak yang disebut homunkulus. Ini berarti
bahwa telurlah yang menentukan terbentuknya individu baru. Sejak
ditemukannya spermatozoa oleh Hamm dan Leeuwenhoek pada tahun 1677
maka teori preformasi terpecah menjadi dua aliran, yaitu aliran animalkulis
(spermists) dan aliran ovulis (ovists).
a. Aliran animalkulis sudah berkembang pada zaman Aristoteles (384-322 SM).
Sejak dulu orang percaya bahwa hanya laki-lakilah yang berperan dan
bertanggung jawab terhadap generasi penerus. Sel telur hanyalah merupakan
media tempat tumbuh dan berkembangnya homunkulus yang terdapat di dalam
sperma.

4
Gambar 1.4 Homunculus
b. Aliran ovulis berpendapat bahwa hanya telurlah yang bertanggung jawab atas
terbentuknya individu baru. Hal ini didukung oleh penemuan Bonnet (1745)
bahwa telur dari beberapa jenis serangga dapat berkembang secara
partenogenesis, jadi menurut aliran ini sperma hanyalah suatu perangsang
untuk pertumbuhan janin.
Pertentangan antara penganut aliran ovulis dan animalkulis berakhir
setelah Spallanzani (1729-1799) melakukan penelitian. Menurut hasil
eksperimennya, Spallanzani mengungkapkan bahwa baik gamet jantan
maupun betina sangat penting untuk perkembangan individu baru (janin).
2. Teori Epigenesis
Caspar Friedrich Wolff, pada usia 26 tahun menulis sebuah tesis yang
mengemukakan teorinya tentang epigenesis. Ia berhipotesis bahwa
perkembangan embrio terjadi melalui pertumbuhan secara progresif dan
diferensiasi. Hasil penelitian Roux, menunjukkan bahwa pada banyak hewan,
bagian dari zigot tidak menunjukkan diferensiasi tertentu melainkan
mempunyai kemampuan untuk membentuk setiap bagian dari tubuh janin.
Sedangkan Driesch menemukan bahwa setiap bagian dari sel telur
sebagai
suatu sistem yang harmonis equipotensial. Hal ini berarti bahwa setiap sistem
menyesuaikan diri terhadap sistem yang lainnya. Jadi setiap bagian dari sel telur
dapat berkembang menjadi janin yang sempurna. Hal ini mendasari teori
terjadinya anak kembar identik pada manusia. Proses diferensiasi mengurangi
kemampuannya untuk membentuk setiap jaringan. Jadi menurut teori epigenesis,
sel telur tidak mengandung homunkulus; setiap .bagian dari sel telur mempunyai

5
kemampuan untuk membentuk bagian tertentu, asal bagian tersebut datang pada
tempat tertentu pula pada proses perkembangan embrio.
3. Hukum Von Baers
Hukum Von Baers dikemukakan oleh Karl Ernst Von Baers pada
tahun  1828. Menurut teori ini jika suatu organism berkembang dari suatu sel
telur maka ciri-ciri yang lebih umum berkembang lebih awal, dan ciri-ciri
spesifik berkembang belakangan. Misalnya pada perkembangan ayam,
karakter yang pertama muncul adalah ciri-ciri umum dari chordata,
sedangkan ciri-ciri khusus dari aves berkembang kemudian seperti bulu dan
paruh. Paru ayam baru tampak dengan jelas pada umur inkubasi 15 hari.

4. Teori Rekapitulasi
Kalau kita amati suatu perkembangan janin, maka akan tampak
sederetan bentuk-bentuk perkembangan janin. Pada hewan tinggi tampak
adanya kesamaan pada awal-awal perkembangan (perhatikan Gambar 2.6).

6
Gambar 2.6 Perkembangan embrio pada hewan tinggi (Gilbert, 1985)
Berdasarkan hal di atas dan dari teori rekapitulasinya, Ernst Heinrich
Phillip Halckel (1834-1919) menyusun hukum biogenesis. Ia mengemukakan
"ontogeny epitomizes philogeny" artinya ontogeni merupakan ulangan yang tidak
sempurna dan merupakan percepatan dari filogeni. Teori ini merupakan hasil
penyempurnaan dari teori pendahulunya yaitu Fritz Muller (1821-1897), yang
bertitik tolak dari penemuannya selama menyelidiki Crustacea.
5. Teori Plasma Germinal
Pada tahun 1883, Weismann mengemukakan suatu teori yang
melibatkan berbagai fenomena biologi, seperti penurunan sifat,
perkembangan, regenerasi, reproduksi seksual, dan evolusi berdasarkan
seleksi alam. la seorang ahli kimia dan fisika yang sangat cemerlang yang
kemudian memfokuskan perhatiannya pada masalah perkembangan dan
metamorfosis. Kemajuan ilmu sitologi tahun 1870 memberikan inspirasi pada
Weisman terutama tentang generasi seksual. Hermann Fal dan Richard

7
Hertwig secara terpisah meneliti proses penggabungan sel telur dan sperma
dan pronukleusnya. Van Beneden dan Strasburger mengemukakan bahwa
setiap inti sel somatis mengandung sejumlah kromosom tergantung
spesiesnya.
Pada proses pembentukan gamet (sel germinal) kromosom akan
terbagi dua dan dipertemukan kembali pada proses fertilisasi. Dengan
menggunakan data-data tersebut Weismann mengajukan teori yang dikenal
dengan 'Teori Plasma Germinal". Pertama, dalam proses pembentukan
individu baru, baik sel telur maupun sperma memberikan kontribusi yang
sama dalam hal kromosom baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Kedua, kromosom membawa sifat-sifat menurun pada
individu/organisme baru dan juga sebagai dasar kelangsungan hidup dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Weismann juga, menjelaskan bahwa dalam
perkembangan embrio, walaupun sel-sel embrio membelah menjadi belahan-
belahan yang sama, tetapi tidak semua determinan yang ada dalam kromosom
memasuki setiap sel embrio, dengan kata lain setiap sel yang berbeda dari
hasil pembelahan mendapatkan determinan inti yang berlainan. Pada
perkembangan embrio sel-sel akan semakin terspesialisasi. Dari zigot yang
mempunyai determinan lengkap, akan terbentuk sel-sel yang lebih khusus,
misalnya sel-sel tertentu mengandung determinan khusus membentuk sel-sel
otot, tulang dan lain-lain.
Jadi selain zigot, inti sel-sel lainnya hanya mengandung sebagian dari
determinan yang ada. Dengan demikian Weismann mengajukan hipotesis
tentang kontinuitas plasma germinal dan diversitas sel somatik. Diferensiasi
sel terjadi karena adanya proses pembagian determinan inti ke dalam
bermacam-macam tipe
sel. Walaupun setiap sel mengandung kromosom yang sama, tetapi tidak sama
kualitasnya. Jalur sel germinal sangat terpisah dari jalur sel somatis. Hal ini
Weismann buktikan dengan eksperimennya. Ia mencoba memotong ekor anak
mencit sebanyak 19 generasi. Anak-anak dari mencit yang dipotong ekornya
tersebut ternyata selalu berekor panjang. Hal ini menunjukkan bahwa jalur sel-sel

8
germinal terpisah dari sel-sel somatis. Secara singkat teori plasma germinal dari
Weismann dapat Anda perhatikan pada Gambar 3.8 berikut.

Gambar 3.8 Diagram teori plasma germinal (Gilbert, 1985)

Gambar di atas memperlihatkan tentang kekekalan jalur sel germinal


dan jalur sel somatis yang bersifat sementara (temporer). Michael Foster
mengemukakan bahwa pada dasarnya tubuh hewan hanyalah merupakan
kendaraan dari sel telur (ova), sedangkan E.B. Wilson mengemukakan "suatu
individu mati, tetapi sel germinal terus hidup, dari suatu generasi ke generasi
berikutnya" (Sumarmin, 2016).
Selain kelima teori perkembangan tersebut terdapat teori-teori
perkembangan lainnya diantaranya sebagai berikut.
1. Teori Mekanik
His setelah menemukan microtome, berpendapat bahwa perkembangan
individu adalah proses mekanik artinya satu fase merangsang fase berikutnya dan
demikian seterusnya sesuai dengan fungsi organ-organ tubuh. Fertilisasi atau
parthenogenesis merangsang pembelahan dan diferensisasi sel-sel, spesialisasi
jaringan-jaringan dan seterusnya.
2. Teori Plasma Benih dari Weismann
August Weismann yang mempelajari telur-telur
serangga mengambil kesimpulan bahwa bakal benih
yang akan menjadi gonade sudah memisahkan diri
sejak fase dini dari pertumbuhan embryo. Sel benih
mengandung "hereditary determinant" yang mengatur
perkembangan individu berikutnya. Sel-sel lain yang

9
disebut sel soma tumbuh menjadi sel-sel tubuh, sedang germ sel tumbuh menjadi
gonads. Sel-sel soma tidak mengandung determinant melainkan berbeda satu
sama lain dan masing-masing sudah ditetapkan untuk menjadi organ yang
berbeda-beda. Somtaoplasma pada suatu saat akan mati karena hanya bertugas
membawa dan memberikan makanan pada germplasma sedangkan germplasma
karena menghasilkan kelamin dan bila dirangsang pada fertilisasi atau
parthenogenesis akan menjadi individu dengan bagian-bagian germpalsma dan
somatoplasma kembali. Dengan demikian germplasma itu adalah immortal dan
bersifat ad infinitium. Jadi menurut Weismann tak pernah berakhir sejak bentuk
protista hingga sekarang.
3. Teori Mosaik
Wilhelm Roux menganjurkan metode
eksperimental dalam membuka tabir rahasia
diferensiasi sel-sel mikroba. Ia mengemukakan bahwa
perkembangan embryo katak disebabkan oleh faktor
atau proses phisico-chemical.  Mulai pada fase ovum
sudah terdapat beberapa area yang ditakdirkan untuk
menjadi organ-organ tertentu misalnya bagian gelap
disebelah atas kutub animal akan menjadi bagian
kepala sedangkan area vegetal hemisphere akan
menjadi bagian posterior. Ovum bersifat simetris radial, baru setelah
fertilisasi akibat masuknya sperma berubah menjadi simetris bilateral. Bila
zigot membelah menjadi banyak sel, maka area - area tertentu makin banyak
pula sehingga susunannya menjadi mosaik. Teori mosaik mendorong
penelitian embryologi kearah cell lineage .   Satu cara untuk mengikuti
pertumbuhan blastomer-blastomer tertentu dengan jalan memberi tanda dan
mengidentifikasinya menurut fase-fase pertumbuhan embryo maka timbulah
cabang embryologi yang disebut  cellular embryology, gabungan antara
cytologi dan embryologi.

10
4. Teori beda metabolisme berjenjang dari child ( child metabolic axial
gradien)

Perbedaan lokalisasi daripada area dalam ovum


disebabkan oleh perbedaan stimulus yang datang dari
lingkungannya dengan kata lain ovum dalam
morfologinya yang homogen sebenarnya secara
fisiologis adalah heterogen karena aktivitas
metabolisme tidak sama disuatu tempat lainnya.
Bahkan semasih didalam ovarium pun ovum sudah ditentukan oleh lingkungan
kimiawinya. Masuknya sperma mengakibatkan terjadinya perubahan lingkungan
baru dan pada gilirannya mengatur prelokalisasi dengan faktor-faktor/area-area.
Lingkungan menyebabkan karakteristik pada letak nukleus, distribusi yolk dan
keluarnya polocyte. Child menjelaskan lokalisasi tersebut karena perbedaan
metabolisme yang bermula pada animal pole lalu menurun ke arah vegetal pole.
5. Teori pengorganisasi dari Spemann's ( Spemann's Theory of Organizer)
Spemann menemukan bahwa bibit dorsal
blastoporus pada embryo amphibia, bila
ditransplantasikan kebagian mana saja dari pada embryo
amphibian maka bagian tersebut akan menjadi larva.
Karena itu bibir dorsal blastoporus disebut sebagai
pengorganisasi dalam proses pembentukan organ-organ
embryo. Ternyata organizer tersebut haanyalah pusat
induksi pada proses pembentukan mesoderm dan neural tube. Sesungguhnya
protoplasm sendiri sudah merupakan komponen yang terorganisasi dengan rapi.
Meskipun paham-paham atau teori-teori tersebut tidak 100% salah akan tetapi
tidak ada yang memuaskan. Penemuan-penemuan genetika yang mendasarkan
proses perkembangan kepada ada atau tidaknya gen sudah merupakan pendapat
modern. Akan tetapi belum bisa memecahkan problema-problema yang sangat
kompleks karena orang belum mengetahui apa itu gen. Dengan menggunakan
alat-alat optik dan penelitian-penelitian pada virus, bakteri, ditemukan bahwa

11
proses perkembangan ditentukan oleh molekul-molekul protein. Dua macam
protein yang memegang peranan adalah DNA dan RNA.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahawa Embriologi
adalah ilmu yang mempelajari mengenai perkembangan organisme. Aristoteles
mengambarkan dua model hitoris yang dikenal sebagai preformasi dan Epigenesis
dan William Harvey menggunakan rusa yang dikawinkan dan membedah rahim
dan mencari embrio didalam tubuh rusa betina. Malpighi dan Jam Swammerdam
dua ahli yang melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop untuk
mendukung teori preformasi. Beberapa pandangan mengenai proses
perkembangan melahirkan berbagai teori yang secara umum diketahui yaitu, teori
preformasi, teori epigenetik, hukum von baers, teori rekapitulasi, dan teori plasma
germinal (teori determinan).

DAFTAR PUSTAKA

13
Aryulina, D. M. 2006. Biologi 3. Erlangga. Jakarta.

Gilbert, S.F. 1985. Developmental Biology Sinauer Ass. Publ. Sunderland.


Massachusetts.

Majumdar,N.M.1985. Texbook. Of Vertebrates Embryology. Mc. Graw Hill Pulb.


Co. New Delhi.

Sumarmin Ramadhan. 2016. Perkembangan Hewan, Kencana. Jakarta.

14
15

Anda mungkin juga menyukai