Anda di halaman 1dari 31

BIOLOGI UMUM

BIOREPRODUKSI DAN TEKNOLOGI REPRODUKSI

Disusun Oleh:

Kelompok 6 :

1. Annisa Sabrina Pasaribu (4223341024)


2. Nurtri Rosinta Pasaribu (4223341045)
3. Nurul Hikmah Panggabean (4222141003)
4. Tazkia Khansa Putri Rahima (4223141066)
5. Yuliani Sueng (4222441001)

Dosen Pengampu :

Frens Silaban, M. Si

JURUSAN BIOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas Kuasa-Nya,
kami dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah yang berjudul "Degradasi
Lingkungan" sebagai salah satu tugas mata kuliah Biologi Umum ini dengan tepat
waktu meskipun masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Dan kami
juga berterimakasih kepada Bapak Frens Silaban, M.Si selaku dosen mata kuliah
Biologi Umum yang memberikan tugas ini.

Dalam Penulis kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan, baik dari isi,
sistematika maupun yang lainnya. Oleh karena itu, kami menunggu kritikan yang
bersifat membangun dari pembaca demi perbaikan kualitas makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami juga menyampaikan ucapan terimakasih


yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Bapak dosen kami yang telah memberikan tugas
dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat
pada waktunya.

Medan, 14 Oktober 2022

Kelompok 6

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………….………………………….……………….….3

1.2 Rumusan masalah……………………………..…………………………….3

1.3 Tujuan penulisan makalah…………..………………..…….……………….3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah perkembangan ilmu biologi perkembangan ….………………….….4

2.2 Sistem reproduksi manusia………..……..…………………………….……..7

2.3 Kopulasi dan fertilisasi………..…………………………….……………….12

2.4 Kehamilan dan kelahiran…………..…………..……..…….….…………….13

2.5 Keluarga Berencana…………………………………………………………17

2.6 Penyakit menular alat reproduksi………….…………………..……….…....22

2.7 Teknologi Reproduksi………………………………………………….…....25

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan….…….………………………………………………..……….26

3.2 Saran………………………….………………………………….……….….27

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan


yang baru. Sistem reproduksi merupakan sistem yang memiliki fungsi untuk
berkembang biak, yang terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin
lainnya. Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan
meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti, manusia tersebut musih dapat
bertahan hidup, sebagai contoh manusia yang dilakukan vasektomi pada organ
reproduksinya (testis atau ovarium) atau mencapai menopause dan andropouse
tidak akan mati. Sistem reproduksi ini akan berfungsi ketika seseorang mencapai
kedewasaan atau pubertas. Pada seorang pria akan menghasilkan sel kelamin
jantan dan hormon testosteron, sedangkan wanita menghasilkan sel telur atau
ovum dan hormon estrogen.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana sejarah dari perkembangan ilmu biologi perkembangan?


2. Bagaimana sistem reproduksi manusia?
3. Bagaimana itu korpulasi dan fertilisasi?
4. Bagaimana proses kehamilan dan kelahiran?
5. Bagaimana sistem keluarga berencana?
6. Apa saja penyakit menular dari sistem reproduksi manusia?
7. Bagaimana itu teknologi reproduksi?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

1. Untuk mengetahui sejarah dari perkembangan ilmu biologi perkembangan.


2. Untuk mengetahui siatem reproduksi pada manusia.
3. Untuk mengetahui tentang korpulasi dan fertilisasi.
4. Untuk mengetahui tentang kehilan dan kelahiran.
5. Untuk mengetahui tentang sistem keluarga berencana.
6. Untuk mengetahui jenis penyakit menular dari sistem reproduksi.
7. Untuk mengetahui tentang teknologi reproduksi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah perkembangan ilmu biologi perkembangan

A. Aristoteles, seorang ilmuan Yunani pada tahun 384-322 SM mencatat


sejarah tentang reproduksi yang tercatat dalam buku De Generations
Animalium. Pada zaman itu dipercaya bahwa manusia terbentuk dari
sekumpulan darah menstruasi yang tertahan. Kumpulan darah menstruasi
ini terjadi akibat hubungan seks antara jantan dan betina.
B. Gabriele Fallopius, seorang Italia, pada pertengahan abad XVI, menulis
kan tentang saluran telur pada mamalia secara teliti, yang pada tahun 1562
saluran yang dimaksud ini kemudian diberi nama "Tuba Fallopii".
C. William Harvey, seorang ilmuan dari Inggris pada tahun 1651 melakukan
pengamatan reproduksi melalui pengamatan embrio pada berbagai
organisme. Setelah pengamatan ini kemudian lahirlah ilmu "Embriology".
D. Anthony van Leuwenhook ilmuan dari Belanda yang merupakan penemu
mikroskop pada tahun 1667. Teori pertama dikenal sebagai "ovist" yang
menyebutkan embrio berasal dari ovum dan teori kedua dikenal sebagai
"animalcules" atau "spermist" yang menyebutkan embrio berasal dari
animalcules (yang kini dikenal sebagai spermatozoa).
E. Penemu dari telur mamalia serta mendeskripsikan folikel telur mamalia
pertama kali adalah de Graaf pada tahun 1672 maka dari itu, untuk
mengenang jasanya, folikel telur mamalia yang sudah matang sering
disebut folikel de Graaf.
F. Sperma manusia pertama kali ditemukan oleh Hamm dan Leuwenhoek
pada tahun 1677. Semula mereka menyangka bahwa sperma tersebut
adalah parasit yang terdapat pada cairan sperma.

Untuk lebih jelasnya berikut teori teori perkembangan reproduksi makhluk hidup:

1. Teori Preformasi

Sampai pada awal abad ke-19 orang percaya bahwa sel telur mengandung
bahan yang disebut homunkulus. Artinya bahwa telurlah yang menentukan

4
terbentuknya individu baru. Sejak ditemukannya spermatozoa oleh Hamm dan
Leeuwenhoek pada tahun 1677 maka teori preformasi terpecah menjadi dua
aliran, yaitu aliran animalkulis (spermists) dan aliran ovulis (ovists).

Aliran animalkulis sudah berkembang pada zaman Aristoteles (384-322 SM).


Sejak dulu orang percaya bahwa hanya laki-lakilah yang berperan dan
bertanggung jawab terhadap generasi penerus. Sel telur hanyalah merupakan
media tempat tumbuh dan berkembangnya homunkulus yang terdapat di dalam
sperma.

Aliran ovulis berpendapat bahwa hanya telurlah yang bertanggung jawab atas
terbentuknya individu baru. Hal ini didukung oleh penemuan Bonnet (1745)
bahwa telur dari beberapa jenis serangga dapat berkembang secara
partenogenesis, jadi menurut aliran ini sperma hanyalah suatu perangsang untuk
pertumbuhan janin. Pertentangan antara penganut aliran ovulis dan animalkulis
berakhir setelah Spallanzani (1729-1799) melakukan penelitian. Menurut hasil
eksperimennya, Spallanzani mengungkapkan bahwa baik gamet jantan maupun
betina sangat penting untuk perkembangan individu baru (janin).

2. Teori Epigenesis

Caspar Friedrich Wolff, pada usia 26 tahun menulis sebuah tesis yang
mengemukakan teorinya tentang epigenesis. Ia berhipotesis bahwa perkembangan
embrio terjadi melalui pertumbuhan secara progresif dan diferensiasi. Hasil
penelitian Roux, menunjukkan bahwa pada banyak hewan, bagian dari zigot tidak
menunjukkan diferensiasi tertentu melainkan mempunyai kemampuan untuk
membentuk setiap bagian dari tubuh janin. Sedangkan Driesch menemukan bahwa
setiap bagian dari sel telur sebagai suatu sistem yang harmonis equipotensial. Hal
ini berarti bahwa setiap sistem menyesuaikan diri terhadap sistem yang lainnya.
Jadi setiap bagian dari sel telur dapat berkembang menjadi janin yang sempurna.
Hal ini mendasari teori terjadinya anak kembar identik pada manusia. Proses
diferensiasi mengurangi kemampuannya untuk membentuk setiap jaringan. Jadi
menurut teori epigenesis, sel telur tidak mengandung homunkulus; setiap .bagian
dari sel telur mempunyai kemampuan untuk membentuk bagian tertentu, asal

5
bagian tersebut datang pada tempat tertentu pula pada proses perkembangan
embrio.

3. Teori Rekapitulasi

Jika kitta amati suatu perkembangan janin, maka akan tampak sederetan
bentuk-bentuk perkembangan janin. Pada hewan tinggi tampak adanya kesamaan
pada awal-awal perkembangan. Berdasarkan hal di atas dan dari teori
rekapitulasinya, Ernst Heinrich Phillip Halckel (1834-1919) menyusun hukum
biogenesis. Ia mengemukakan "ontogeny epitomizes philogeny" artinya ontogeni
merupakan ulangan yang tidak sempurna dan merupakan percepatan dari filogeni.
Teori ini merupakan hasil penyempurnaan dari teori pendahulunya yaitu Fritz
Muller (1821-1897), yang bertitik tolak dari penemuannya selama menyelidiki
Crustacea.

4. Teori Plasma Germinal

Pada tahun 1883, Weismann mengemukakan suatu teori yang melibatkan


berbagai fenomena biologi, seperti penurunan sifat, perkembangan, regenerasi,
reproduksi seksual, dan evolusi berdasarkan seleksi alam. la seorang ahli kimia
dan fisika yang sangat cemerlang yang kemudian memfokuskan perhatiannya
pada masalah perkembangan dan metamorfosis. Kemajuan ilmu sitologi tahun
1870 memberikan inspirasi pada Weisman terutama tentang generasi seksual.
Hermann Fal dan Richard Hertwig secara terpisah meneliti proses penggabungan
sel telur dan sperma dan pronukleusnya. Van Beneden dan Strasburger
mengemukakan bahwa setiap inti sel somatis mengandung sejumlah kromosom
tergantung spesiesnya. Pada proses pembentukan gamet (sel germinal) kromosom
akan terbagi dua dan dipertemukan kembali pada proses fertilisasi. Dengan
menggunakan data-data tersebut Weismann mengajukan teori yang dikenal
dengan 'Teori Plasma Germinal". Pertama, dalam proses pembentukan individu
baru, baik sel telur maupun sperma memberikan kontribusi yang sama dalam hal
kromosom baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Kedua, kromosom membawa
sifat-sifat menurun pada individu/organisme baru dan juga sebagai dasar
kelangsungan hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Weismann juga,
menjelaskan bahwa dalam perkembangan embrio, walaupun sel-sel embrio

6
membelah menjadi belahan-belahan yang sama, tetapi tidak semua determinan
yang ada dalam kromosom memasuki setiap sel embrio, dengan kata lain setiap
sel yang berbeda dari hasil pembelahan mendapatkan determinan inti yang
berlainan. Pada perkembangan embrio sel-sel akan semakin terspesialisasi. Dari
zigot yang mempunyai determinan lengkap, akan terbentuk sel-sel yang lebih
khusus, misalnya sel-sel tertentu mengandung determinan khusus membentuk sel-
sel otot, tulang dan lain-lain. Jadi selain zigot, inti sel-sel lainnya hanya
mengandung sebagian dari determinan yang ada.Dengan demikian Weismann
mengajukan hipotesis tentang kontinuitas plasma germinal dan diversitas sel
somatik. Diferensiasi sel terjadi karena adanya proses pembagian determinan inti
ke dalam bermacam-macam tipe sel. Walaupun setiap sel mengandung kromosom
yang sama, tetapi tidak sama kualitasnya. Jalur sel germinal sangat terpisah dari
jalur sel somatis. Hal ini Weismann buktikan dengan eksperimennya. Ia mencoba
memotong ekor anak mencit sebanyak 19 generasi. Anak-anak dari mencit yang
dipotong ekornya tersebut ternyata selalu berekor panjang. Hal ini menunjukkan
bahwa jalur sel-sel germinal terpisah dari sel-sel somatis.

2.2 Sistem Reproduksi Manusia

2.2.1 Sistem reproduksi pria

Organ genitalia pria dibedakan menjadi organ genitalia interna dan organ
genitalia eksterna. Organ genitalia interna terdiri dari testis, epididimis, duktus
deferen, funiculus spermaticus, dan kelenjar seks tambahan. Organ genitalia
eksterna terdiri dari penis, uretra, dan skrotum.

1. Organ Genitalia Interna


A. Testis

Testis berbentuk seperti telur yang berukuran 4x3 cm yang dikelilingi oleh
jaringan ikat kolagen (tunika albuginea). Tunika albuginea akan memberikan
septa ke dalam parenkim testis dan membagi menjadi beberapa lobulus. Setiap
lobulus mengandung 1-4 tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus merupakan
tempat terjadinya produksi sperma. Pada ujung tubulus seminiferus ini terdapat
tubulus rektus yang menghubungkan tubulus seminiferus dengan rete testis. Rete

7
testis terdapat dalam jaringan ikat mediastinum yang dihubungkan oleh 10-20
duktus eferen yang ke distal menyatu pada duktus epididimis.

B. Epididimis

Epididimis adalah saluran yang berkelok-kelok dengan panjang sekitar 4-


6 meter yang terdiri dari caput, corpus, dan cauda. Di dalam epididimis,
spermatozoa akan matang sehingga menjadi motil dan fertil. Setelah melalui
epididimis yang merupakan tempat penyimpanan sperma sementara, sperma akan
menuju duktus deferen.

C. Duktus deferen dan funiculus spermaticus

Duktus deferen/vas deferen adalah suatu saluran lurus berdinding tebal


yang akan menuju uretra pars prostatika.18 Duktus deferen bersama pembuluh
darah dan saraf, dalam selubung jaringan ikat disebut funiculus spermaticus yang
akan melalui kanalis inguinalis.

D. Kelenjar seks tambahan

Kelenjar seks tambahan terdiri dari sepasang vesikula seminalis, prostat,


dan sepasang kelenjar bulbouretral. Vesikula seminalis terletak di bagian dorsal
vesika urinaria dan menghasilkan sekitar 60% dari volume cairan semen. Sekresi
dari vesikula seminalis mengandung fruktosa, prostaglandin, fibrinogen, dan
vitamin C. Fruktosa memiliki fungsi sebagai sumber energi primer untuk sperma,
sedangkan prostaglandin memiliki fungsi merangsang kontraksi otot polos
sehingga memudahkan transfer sperma Saluran dari masing-masing vesikula
seminalis bergabung dengan duktus deferens pada sisi yang sama untuk
membentuk duktus ejakulatorius. Dengan demikian, sperma dan cairan semen
masuk uretra bersama selama ejakulasi.17,19 Kelenjar prostat terletak di bawah
dasar vesika urinaria. Kelenjar prostat mengeluarkan cairan basa yang
menetralkan sekresi vagina yang asam, enzim pembekuan, dan fibrinolisin.
Kelenjar bulbouretral terletak di dalam otot perineal dan menghasilkan cairan
mukoid untuk pelumas.

2. Organ Genitalia Eksterna

8
A. Penis

Penis terbagi menjadi radix, corpus, dan glans penis. Penis terdiri dari 3 massa
silindris yaitu dua corpora cavernosa yang dipisahkan oleh septum dan terletak di
dorsal serta satu corpus spongiosum yang mengelilingi uretra dan terletak di
ventral. Glans penis adalah ujung terminal dari corpus spongiosum yang
membesar dan menutupi ujung bebas kedua corpora cavernosa penis. Preputium
adalah lipatan kulit yang retraktil pada glans penis yang akan dipotong dalam
sirkumsisi.

B. Uretra

Uretra terdiri dari 3 bagian yaitu uretra prostatika, uretra membranosa, dan uretra
spongiosa.

C. Skrotum

Skrotum adalah kantong kulit yang menggantung di luar rongga perut, antara kaki
dan dorsal penis. Terdiri dari 2 kantung yang masing-masing diisi oleh testis,
epididimis, dan bagian caudal funiculus spermaticus. Dalam kondisi normal, suhu
skrotum 3°C lebih rendah dari suhu tubuh agar dapat memproduksi sperma yang
sehat.

2.2.2 Sistem reproduksi wanita

Proses reproduksi dapat berlangsung dengan baik dan sukses dengan peran dan
tanggung jawab wanita yang jauh lebih besar daripada jantan. Fungsi sistem
reproduksi wanita tidak hanya untuk menghasilkan sel telur tetapi juga untuk
menerima sperma, menyiapkan kondisi yang cocok untuk fertilisasi, memberi
makanan pada bayi yang sedang berkembang sebelum maupun sesudah lahir.
Produksi telur terjadi di dalam ovarium.Langkah-langkah awal dalam produksi
telur terjadi sebelum kelahiran. Pada waktu fetus betina berumur 15 minggu,
semua oogonium yang akan ia punyai telah terbentuk. Secara anatomi, sistem
reproduksi wanita terdiri dari genitalia eksternal dan genitalia internal. Genitalia
eksternal terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, klitoris, glandula

9
vestibularis mayor, glandula vestibularis minor. Sedangkan genitalia internal
terdiri dari bagian hymen, tuba uterina, uterus, ovarium.

1. Organ Genitalia Interna


A. Vagina

Secara anatomi, vagina merupakan organ yang berbentuk tabung dan membentuk
sudut kurang lebih 60 derajat dengan bidang horizontal. Namun, posisi ini
berubah sesuai dengan isi vesika urinaria. Dinding ventral vagina yang ditembus
serviks panjangnya 7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior kurang lebih 9
cm. Dinding anterior dan posterior ini tebal dan dapat diregang. Dinding
lateralnya di bagian cranial melekat pada ligamen Cardinale, dan di bagian kaudal
melekat pada diafragma pelvis sehingga lebih rigid dan terfiksasi. Vagina ke
bagian atas berhubungan dengan uterus, sedangkan bagian kaudal membuka pada
vestibulum vagina pada lubang yang disebut introitus vaginae.

B. Himen

Himen Adalah lipatan mukosa yang menutupi sebagian dari introitus vagina.
Himen tidak dapat robek disebut hymen imperforata. Terdapat beberapa bentuk
hymen diantaranya : hymen annular, hymen septal, hymen cribiformis, hymen
parous.

C. Tuba uterina

Tuba uterina atau tuba fallopi memiliki panjang masing-masing tuba kurang lebih
10 cm. Dibagi atas 4 bagian (dari uterus ke arah ovarium) yaitu pars uterina tuba
(pars intramuralis), isthmus tuba, ampula tuba, dan infundibulum tubae.

D. Uterus

Uterus merupakan organ berongga dengan dinding muscular tebal, terletak di


dalam cavum pelvis minor (true pelvis) antara vesika urinaria dan rectum. Ke arah
kaudal, kavum uteri berhubungan dengan vagina. Uterus berbentuk seperti buah
pir (pyriformis) terbalik dengan apeks mengarah ke kaudal dorsal, yang
membentuk sudut dengan vagina sedikit lebih 90 derajat uterus seluruhnya

10
terletak di dalam pelvis sehingga basisnya terletak caudal dari apertura pelvis
cranialis.

E. Ovarium

Ukuran dan bentuk ovarium tergantung umur dan stadium siklus menstruasi.
Bentuk ovarium sebelum ovulasi adalah ovoid dengan permukaan licin dan
berwarna merah muda keabu-abuan. Setelah berkali-kali mengalami ovulasi,
maka permukaan ovarium tidak rata/licin karena banyaknya jaringan parut
(cicatrix) dan warnanya berubah menjadi abu-abu. Pada dewasa muda ovarium
berbentuk ovoid pipih dengan panjang kurang lebih 4 cm, lebar kurang lebih 2
cm, tebal kurang lebih 1 cm dan beratnya kurang lebih 7 gram. Posisi ovarium
tergantung pada posisi uterus karena keduanya dihubungkan oleh ligamen-
ligamen.

2. Organ Genitalia Eksterna

A. Mons pubis

Mons pubis adalah penonjolan berlemak di sebelah ventral simfisis dan daerah
suprapubik. Sebagian besar mons pubis terisi oleh lemak, jumlah jaringan lemak
bertambah pada pubertas dan berkurang setelah menopause. Setelah dewasa, mons
pubis tertutup oleh rambut kemaluan yang kasar.

B. Labia mayora

Labia mayora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan yang memanjang
berjalan ke kaudal dan dorsal dari mons pubis dan keduanya menutup rima
pudendi (pudendal cleft). Permukaan dalamnya licin dan tidak mengandung
rambut. Kedua labia mayora di bagian ventral menyatu dan terbentuk komisura
anterior. Jika dilihat dari luar, labia mayora dilapisi oleh kulit yang mengandung
banyak kelenjar lemak dan tertutup oleh rambut setelah pubertas.

C. Klitoris

Terletak dorsal dari komisura anterior labia mayora dan hampir seluruhnya
tertutup oleh labia minora. Klitoris mempunyai tiga bagian yaitu krura klitoris,
korpus klitoris dan glans klitoris.

11
D. Glandula vestibularis mayor

Sering disebut juga kelenjar Bartholini, merupakan kelenjar yang bentuknya


bulat/ovoid yang ada sepanjang dan terletak dorsal dari bulbus vestibule atau
tertutup oleh bagian posterior bulbus vestibuli.

E. Glandula vestibularis minor

Glandula vestibularis minor mengeluarkan lendir ke dalam vestibulum vagina


untuk melembabkan labia minora dan mayora serta vestibulum vagina. Organ ini
adalah daerah dengan peninggian di daerah dengan peninggian di daerah median
membulat terletak ventral dari simfisis pubis. Sebagian besar terisi oleh lemak.
Setelah pubertas, kulit diatas tertutup rambut kasar.

2.3 Kopulasi dan Fertilisasi

Agar fertilisasi terjadi, harus melalui kegiatan coitus sehingga sperma dapat
masuk melalui vagina dan waktunya berdekatan dengan masa ovulasi.
Selanjutnya sperma meneruskan perjalanan, menyeberangi uterus, dan masuk ke
dalam oviduk (atau tuba fallopi) dan disinilah fertilisasi berlangsung.Fertilisasi
merupakan proses terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sperma dan ditandai
dengan bergabungnya inti kedua sel kelamin tersebut di dalam oviduk. Sebelum
terjadi fertilisasi, terlebih dahulu terjadi proses kopulasi (persetubuhan). Sperma
yang bercampur dengan air mani (semen) masuk ke dalam saluran reproduksi
wanita (vagina). oleh enzim proteolitik, sperma yang berada dalam vagina terlihat
sangat motil, kemudian sperma bergerak menuju uterus hingga oviduk (tuba
fallopi). Di Bagian atas oviduk lah fertilisasi terjadi. Agar sel telur dapat dibuahi
oleh sperma, sperma mengeluarkan enzim hialuronidase dan enzim protease. Oleh
kedua enzim tersebut, sel telur dapat ditembus oleh sperma. Sperma harus
menembus tiga lapisan sel telur berturut-turut yaitu korona radiata, zona pelusida,
dan membran plasma.
Setelah sel telur dibuahi oleh satu sel sperma, segera sel telur mengeluarkan
senyawa tertentu menuju zona pelusida. Senyawa tersebut berfungsi untuk
melindungi sel telur supaya tidak tertembus kembali oleh sperma lainnya. Sperma
bersifat haploid (n= 23 kromosom) dan sel telur juga bersifat haploid (n= 23
kromosom). Akibatnya, pembuahan sperma pada sel telur akan menghasilkan
zigot yang bersifat diploid (2n= 23 pasang kromosom). Zigot bergerak menuju
uterus melalui oviduk dan sembari membelah secara mitosis. Pada saat ini juga
zigot sudah mulai berkembang menjadi embrio. Pembelahan zigot menghasilkan
sel-sel yang bentuknya sama dan fasenya dinamakan morula. Pembelahan morula
menghasilkan blastosit dan fasenya dinamakan blastula. Kurang lebih lima hari

12
setelah fertilisasi, blastosit menempel pada endometrium dan prosesnya
dinamakan implantasi. Implantasi ini menyebabkan kehamilan.
Kehamilan terjadi apabila implantasi blastosit dapat dilakukan dengan
sukses. Pada manusia berlangsung kira-kira 266 hari atau 38 bulan. Awalnya,
blastosit terbagi menjadi tiga bagian, antara lain trofoblas (sel-sel terluar),
embrioblas (sel-sel bagian dalam), dan blastocoel (rongga yang berisi cairan).
Trofoblas merupakan sel-sel terluar dari blastosit yang mengeluarkan enzim
proteolitik sehingga mampu terjadi implantasi pada endometrium.
Sementara, embrioblas merupakan sel-sel bagian dalam blastosit yang terdapat
bintik benih sebagai hasil pembelahan selnya.21 Antara trofoblas dan bintik benih
dipisahkan oleh bagian berisis cairan yang disebut selom. Fase blastula akan
segera berlanjut menuju fase gastrula. Pada fase ini, bintik benih tumbuh dan
membelah menjadi lapisan yang berbeda. Lapisan tersebut yakni lapisan luar
(ektoderm), lapisan tengah (mesoderm) dan lapisan dalam (endoderma).
Kemudian masing-masing lapisan tersebut akan berkembang menjadi organ-organ
yang memeiliki embrio atau mengalami organogenesis.

2.4 Kehamilan dan kelahiran

Kehamilan adalah proses yang terjadi dari pembuahan sampai kelahiran.


Proses ini dimulai dari sel telur yang dibuahi oleh sperma, lalu tertanam di dalam
lapisan rahim, dan kemudian menjadi janin. Kehamilan terjadi selama 40 minggu,
yang terbagi ke dalam tiga trimester yaitu: Trimester pertama (0-13 minggu):
struktur tubuh dan sistem organ bayi berkembang. Kebanyakan keguguran dan
kecacatan lahir muncul selama periode ini. Trimester kedua (14-26 minggu): fase
perkembangan dan pertumbuhan janin. Trimester ketiga (27-40 minggu): fase
maturasi atau kematangan organ dan pertumbuhan janin. Pada beberapa kasus,
bayi bisa bertahan di dalam rahim sampai minggu ke-42. Waktu kehamilan bisa
berbeda-beda antarcalon ibu hamil. Gejala kehamilan bisa segera dirasakan atau
mungkin muncul dalam beberapa minggu setelah berhubungan seks terakhir kali.
Namun umumnya, setelah berhubungan intim menunjukkan ciri-ciri hamil,
seperti: telat haid, mual dan muntah (morning sickness), payudara nyeri dan
puting menggelap, kram perut, perut kembung, lebih emosional, ngidam, keluar
bercak darah dari vagina (perdarahan implantasi), merasa cepat lelah, dan sering
buang air kecil. Sering kencing menjadi tanda kehamilan yang paling konsisten
muncul di sepanjang usia kehamilan.

13
Ini diakibatkan oleh perkembangan rahim dari trimester pertama sampai ketiga
yang akan menekan kandung kemih. Itulah alasannya kenapa ibu hamil sering
terlihat bolak-balik ke kamar mandi, meski baru saja pipis atau baru sedikit
minum. Ada banyak tanda-tanda yang bisa Anda jadikan patokan usia kehamilan,
tapi mengira-ngira dari situ saja tidak cukup. Terlebih tidak semua ibu hamil akan
mengalami gejala yang seragam. Ada pula ibu hamil yang tidak pernah
mengalami gejala apa pun sehingga tidak menyadari dirinya sedang hamil.
Kehamilan baru dapat terdeteksi secara akurat oleh alat setidaknya 14 hari setelah
telat haid. Ini karena selama rentang waktu tersebut, tubuh Anda sudah mulai
melepaskan hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG). HCG adalah
hormon khusus dalam urin atau darah yang hanya ada ketika hamil. Sebab HCG
hanya diproduksi setelah sel telur yang sudah dibuahi tertanam pada dinding
rahim. Seterusnya, jumlah HCG akan meningkat setiap hari sepanjang masa
hamil. Ada beberapa cara melakukan tes hamil yang bisa dilakukan ibu hamil,
yakni berikut.

- Test pack.

- Pemeriksaan USG.

- Tes darah untuk melihat hormon hCG pada darah ibu hamil.

Berikut ini tahapan berbagai proses pembuahan hingga Anda menjad ibu hamil :

1. Hubungan seks

Pada saat berhubungan intim, pria yang ejakulasi akan mengeluarkan air
mani yang mengandung sperma di dalam vagina. Setelah masuk, sperma mulai
berenang menyusuri leher rahim wanita sampai ke dalam rahim untuk mencari sel
telur yang siap dibuahi sehingga terjadi kehamilan atau pembuahan. Sel telur
wanita dihasilkan oleh indung telur alias ovarium. Ketika usianya sudah cukup
matang, sel telur akan keluar dari ovarium dan berjalan turun ke rahim melewati
saluran tuba falopi. Ini adalah bagian dari proses ovulasi. Jika sperma berhasil
bertemu sel telur di tengah perjalanannya, pembuahan bisa terjadi.

2. Pembuahan

14
Sperma yang mampu berenang sangat cepat dapat bertemu dengan sel
telur dalam waktu 45 menit hingga 12 jam. Namun, pada tahap ini kehamilan
belum tentu ada karena proses kehamilan belum sepenuhnya terjadi. Satu sel telur
bisa saja didekati oleh ratusan hingga ribuan sperma sekaligus, tapi hanya sperma
yang paling kuatlah yang bisa menembus dinding terluar sel telur. Jika sperma
sudah berhasil masuk sampai inti sel telur, selanjutnya sel telur akan membuat
benteng untuk mencegah sperma lain masuk. Sementara itu, sperma “pemenang”
dan sel telur kemudian bergabung menjadi satu. Proses ini dinamakan sebagai
pembuahan atau konsepsi.

3. Implantasi

Setelah sperma dan sel telur bersatu, materi ini akan bergerak dari tuba
falopi menuju rahim sembari membelah diri menjadi banyak. Selama
perjalanannya, materi tersebut akan membentuk sebuah bola kecil bernama
blastokista yang berisi kurang lebih 100 sel berbeda. Blastokista umumnya akan
sampai ke rahim sekitar 3-4 hari setelah pembuahan. Namun, blastokista juga bisa
mengapung dulu di rahim selama 2-3 hari sebelum akhirnya menemukan dinding
rahim untuk ditempel. Ketika blastokista sudah menempel di dinding rahim,
proses ini dinamakan sebagai implantasi.

Dalam penelitian ini, kehamilan dibagi menjadi 2 (tiga) yaitu kehamilan


diinginkan dan kehamilan tidak diinginkan. Pada kehamilan yang tidak diinginkan
terdapat dua kondisi yaitu kehamilan tidak tepat waktu (belum menginginkan saat
itu) dan tidak menginginkan sama sekali. Hasil penelitian ini menemukan proporsi
ibu yang mengalami kehamilan tidak diinginkan (KTD) ada sebanyak 15,4 persen.
Perilaku ibu hamilsangat berperan dalam perilaku perawatan Pengaruh Status
Kehamilan Tidak Diinginkan kehamilan dan perawatan bayinya. Masalah
psikososial dapat berdampak pada perkembangan janin, kesehatan ibu dan
perawatan bayi hingga balita.

Kehamilan merupakan kodrat seorang Wanita sebagai salah satu fase kehidupan
dan merupakan fase reproduksi manusia yang berfungsi melahirkan janin sebagai
manusia baru di dunia. Banyak perubahan yang terjadi selama proses kehamilan
sampai bayi dilahirkan, baik perubahan fisik maupun psikososial akibat dari

15
pertumbuhan dan perkembangan janin. Banyak faktor yang mempengaruhi
kehamilan, dari dalam maupun dari luar yang dapat menimbulkan masalah,
terutama bagi yang pertama kali hamil.

Perubahan yang terjadi pada kehamilan dapat berdampak pada aspek


psikologis kehamilan. Setiap tahun di seluruh dunia terdapat jutaan wanita yang
mengalami kehamilan. Kehamilan terjadi karena direncanakan ataupun tidak
direncanakan. Setiap kehamilan seharusnya merupakan kehamilan yang
diinginkan oleh ibunya, termasuk kapan kehamilan dikehendaki dan berapa
jumlah anak yang diinginkan. Kehamilan yang diinginkan jika kehamilan terjadi
pada waktu yang tepat atau memang sudah berkeinginan untuk hamil (intended
pregnancy). Namun tidak semua wanita menghendaki dirinya hamil, bahkan dapat
menimbulkan perasaan syok dan menyangkal kehamilan tersebut. Tidak sedikit
kasus wanita seperti ini yang mengambil jalan pintas yaitu dengan menggugurkan
kandungannya tanpa mempertimbangkan moral manusia sebagai makhluk Tuhan
Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD/unintended pregnancy) didefinisikan
sebagai kehamilan yang terjadi pada saat tidak menginginkan anak pada saat itu
(mistimedpregnancy) dan kehamilan yang tidak diharapkan sama sekali
(unwanted pregnancy). Gilda Sedgn melaporkan bahwa pada tahun 2012 terdapat
213,4 juta kehamilan di seluruh dunia dengan angka kehamilan usia 15-44 tahun
133 per 1000 wanita pada kelompok usia yang sama dan 40 persen diantaranya
adalah angka kehamilan yang tidak diinginkan. Sedangkan di kawasan Asia
Tenggara terdapat 18,8 juta total kehamilan dan 44 persen diantaranya adalah
KTD.

Status kehamilan yang tidak diinginkan masih cukup tinggi. Kehamilan


yang tidak diinginkan ini dapat mempengaruhi perilaku ibu untuk tidak
melakukan ataupun kalua melakukan tidak maksimal, kunjungan perawatan
antenatal, persalinan, nifas, dan bayi, karena ibu yang KTD pada umumnya
berharap kehamilannya tidak akan berlanjut. Karakteristik ibu KTD pada
umumnya dalam tataran variable penghambat seperti pendidikan rendah, tidak
bekerja, dan tinggal di perdesaan. Hanya dari sisi status ekonomi (kuintail) tidak
ada perbedaan proporsi yang berarti antar kuintailnya. Status kehamilan tidak
diinginkan mempunyai pengaruh terhadap perilaku perawatan kehamilan yang

16
tidak sesuai dengan kriteria (OR=1,79). Status kehamilan tidak diinginkan
mempunyai peluang yang sama dengan kehamilan diinginkan untuk tidak
memberikan ASI eksklusif dan imunisasi dasar lengkap. Pengaruh status
kehamilan tdak diinginkan terhadap perilaku ibu selama kehamilan dan setelah
kelahiran juga dipengaruhi oleh status ekonomi. Makin miskin cenderung makin
tidak melakukan ANC dan imunisasi dasar lengkap. makin kaya cenderung tidak
memberikan ASI Eksklusif.

2.5 Keluarga Berencana

Upaya Keluarga Berencana mula-mula timbul atas prakarsa kelompok orang-


orang yang menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu, yaitu pada awal abad
XIX di Inggris yaitu Marie Stopes (19880-1950) yang menganjurkan pengaturan
kehamilan di kalangan buruh. Di Amerika Serikat dikenal dengan Margareth
Sanger (1883-1966) dengan program “birth control” nya merupakan pelopor KB
Modern. Pada tahun 1917 didirikan National Birth Control League dan pada
Nopember 1921 diadakan American National Birth Control Conference yang
pertama. Pada tahun 1925 ia mengorganisir Konperensi International di New
York yang menghasilkan pembentukan International Federation of Birth Control
League. Pada tahun 1948 Margareth Sanger turut aktif di dalam pembentukan
International Committee on Planned Parenthood yang dalam konferensinya di
New Delhi pada tahun 1952 meresmikan berdirinya International Planned
Parenthood Federation (IPPF). Federasi ini memilih Margareth Sanger dan Lady
Rama Ran dari India sebagai pimpinannya. Sejak saat itu berdirilah perkumpulan-
perkumpulan keluarga berencana di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, yang
merupakan cabang-cabang IPPF tersebut.

Sejalan dengan perkembangan KB di luar negeri, di Indonesia telahdilakukan


usaha membatasi kelahiran secara tradisional dan bersifat individual. Dalam
kondisi angka kematian bayi dan ibu yang melahirkan di Indonesia cukup tinggi,
upaya mengatur kelahiran tersebut makin meluas terutama di kalangan dokter.
Sejak tahun 1950-an para ahli kandungan berusaha mencegah angka kematian
yang terlalu tinggi dengan merintis Bagian Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA). Pada
tahun 1957, didirikan Perkumpulan Keluarga Berencana yang dalam

17
perkembangannya berkembang menjadi Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI), namun dalam kegiatan penerangan dan pelayanan masih
dilakukan terbatas mengingat PKBI, sebagai organisasi sosial yang bergerak
dalam bidang KB masih mendapat kesulitan dan hambatan, terutama KUHP
nomor 283 yang melarang penyebarluasan gagasan keluarga berencana (KB).
Pada tahun 1967 PKBI diakui sebagai badan hukum oleh Departemen
Kehakiman.

Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan


nasional dan bertujuan untuk meniptakan kesejahteraan ekonomi spiritual dan
social budaya penduduk indoonesia agar dapat di capai keseimbangan yang baik
dengan kemampuan produksi nasional. jenis alat kontrasepsi yang paling sering
digunakan:

A. Kondom

Kondom berasal dari kata latin condus yang berarti baki atau mampan
penampung.kondom adalah semacam kantung yang di sarungkan ke penis ereksi
sebelum melakukan seksual.

B. Pil KB

Salah satu alat kontrasepsi yang banyak dilakukan adalah dengan menggunakan
pil KB yang banyak mengandung beberapa komponen hormon estrogen dan
progestoren.pil KB dinilai cukup nevektif dalam mencegah ovulasi(pembuahan).

C. IUD

IUD (intrauterine device) atau juga dikenal sebagai Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) adalah sebuah tindakan kontrasepsi yang dilakukan dengan
memasang alat berbentuk T di dalam rahim untuk mencegah terjadinya
pembuahan.

D. KB suntik

KB suntik adalah jenis kontrasepsi yang diberikan dengan cara menyuntikkan


hormon ke dalam tubuh. Hormon tersebut nantinya bertugas untuk mencegah
ovulasi (pelepasan sel telur) di masa subur-KB suntik.

18
E. KB implan atau susuk

Implan merupakan kontrasepsi berupa susuk karet silikon yang mengandung


hormon progesteron yang jangka waktu pemakaiannya 5-3 tahun (Rahayu dan
Siti, 2016). Menurut BKKBN (2015), kontrasepsi yang mengandung hormon
progesteron yang digunakan untuk mecegah pertemuan sel telur dan sel sperma.

F. Vasektomi dan tubektomi (KB permanen)

Tubektomi/vasektomi (steril) merupakan tindakan memandulkan laki-laki atau


perempuan dengan jalan operasi agar tidak dapat menghasilkan keturunan. Pada
perempuan disebut dengan tubektomi sedangkan pada laki-laki disebut vasektomi
Program keluarga berencana tidak semata-mata dibuat untuk memenuhi target
pemerintah saja. Jika dilihat dari kacamata medis, program ini sebenarnya
memiliki banyak keuntungan, termasuk kesehatan fisik juga mental setiap anggota
keluarga. Tak hanya ibu, anak dan suami juga bisa merasakan manfaat atau efek
dari program KB secara langsung. Manfaat KB bahkan juga terasa ketika Anda
dan pasangan masih menunda dan masih mempersiapkan kehamilan.

Berikut berbagai manfaat menjalankan program keluarga berencana (KB):

1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

Di Indonesia, ada sekitar 20% insiden kehamilan tidak direncanakan atau


diinginkan dari total jumlah kehamilan yang tercatat pada populasi pasangan
menikah. Ini menandakan bahwa akses informasi dan pengetahuan soal
kontrasepsi masih tergolong rendah. Berbeda dengan program hamil (promil),
kehamilan yang tidak direncanakan bisa terjadi pada wanita yang belum atau
sudah pernah hamil tetapi sedang tidak ingin punya anak.

Kejadian ini juga bisa saja terjadi karena waktu kehamilan yang tidak sesuai,
misalnya jarak usia anak pertama dan kedua terlalu dekat.

2. Mengurangi risiko aborsi

Kehamilan di luar rencana akibat tidak menjalani program keluarga berencana


sangat berisiko meningkatkan angka aborsi ilegal yang bisa berakibat fatal. Pada
dasarnya, hukum Indonesia menyatakan aborsi adalah tindakan ilegal dengan

19
beberapa pengecualian tertentu. Tindak aborsi sangat diatur ketat dalam UU
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 61
tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Berdasarkan dua aturan tersebut,
prosedur aborsi di Indonesia hanya boleh dilakukan di bawah pengawasan tim
dokter setelah didasari alasan medis yang kuat.

3. Menurunkan angka kematian ibu

Sebelumnya sudah dijelaskan sedikit di atas bahwa kehamilan yang tidak


direncanakan dapat memperbesar peluang risiko komplikasi, termasuk kematian
ibu. Komplikasi kehamilan dan melahirkan sebagian besar ditunjukkan oleh
kelompok perempuan yang menikah di usia terlalu dini. Data kolaborasi BPS dan
UNICEF Indonesia melaporkan, anak perempuan usia 10-14 tahun berisiko 5 kali
lebih besar meninggal akibat komplikasi daripada perempuan yang hamil di usia
20-24 tahun. Beberapa risiko komplikasi yang harus dihadapi oleh anak
perempuan yang hamil di usia belia adalah fistula obstetri, infeksi, perdarahan
hebat, anemia, dan eklampsia. Hal ini bisa terjadi karena tubuh anak perempuan
belum “matang” secara fisik maupun biologis. Alhasil, mereka lebih berisiko
mengalami dampak dari kehamilan yang tidak direncanakan dengan matang.

4. Mengurangi angka kematian bayi

Berbagai laporan mengatakan bahwa bayi yang dilahirkan oleh perempuan


berusia sangat belia memiliki risiko kematian dini lebih tinggi daripada ibu yang
berusia lebih tua. Hal ini terjadi karena janin bersaing untuk mendapatkan asupan
gizi dengan tubuh ibunya karena sama-sama masih dalam tahap perkembangan.
Bayi yang tidak mendapatkan cukup asupan gizi dan darah bernutrisi akan
terhambat atau bahkan janin gagal berkembang dalam kandungan.

5. Membantu mencegah HIV/AIDS

Cara hamil bayi perempuan Salah satu metode kontrasepsi yang umum dan
paling mudah ditemukan adalah kondom. Sayangnya, banyak orang masih segan
menggunakan kontrasepsi satu ini karena merasa bahwa kondom justru
mengurangi kenikmatan saat berhubungan seksual. Padahal, manfaat penggunaan
kondom tak hanya sebatas untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

20
dalam program keluarga berencana. Kondom juga dapat mencegah penularan
penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.

6. Mencegah infeksi menular seksual

Pencegahan penyakit menular seksual Selain HIV/AIDS, penggunaan alat


kontrasepsi seperti kondom dalam program keluarga berencana dapat mengurangi
risiko penularan berbagai penyakit menular seksual.

Penyakit seperti sifilis, klamidia, gonore, atau HPV (human papilomavirus) dapat
menular dengan mudah melalui hubungan seksual.

Penyakit seksual bisa berbahaya bagi janin. Ibu yang terinfeksi HPV bisa
menularkan penyakit tersebut pada bayinya dan mengakibatkan komplikasi serius.

7. Menjaga kesehatan mental keluarga

Keluarga Bahagia Meski pahit untuk didengar, kenyataannya tidak semua


anak hasil kehamilan di luar rencana tergolong sejahtera lahir batin selama
hidupnya. Kehamilan yang tidak diinginkan berpotensi merampas hak anak untuk
tumbuh secara maksimal dari segala aspek, mulai dari tumbuh kembang secara
biologis, sosial, dan pendidikan. Ingat, setiap anak yang dilahirkan berhak untuk
mendapatkan kasih sayang yang tulus dari orangtua.

2.6 Penyakit menular pada alat reproduksi

PMS merupakan istilah terkenal untuk menyebutkan penyakit-penyakit yang


dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Baik pada laki-laki maupun
perempuan, PMS akan menimbulkan gejala tertentu. Sayangnya, pada perempuan
gejalanya tidak terlalu dapat dikenali dan sering menjadi sumber penularan. PMS
dibagi menjadi PMS mayor dan minor. Di bawah ini merupakan PMS yang paling
sering dijumpai dan memiliki risiko yang berbahaya, diantaranya:

a. Gonore

Gonore disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrheae. Daerah yang paling


mudah terinfeksi adalah mukosa vagina terlebih lagi yang belum matur. Masa
tunasnya singkat, 2-5 hari, dan pada wanita biasanya tidak memberikan gejala.

21
Gejala umum adalah rasa sakit ketika buang air kecil. Pada laki-laki gejala yang
sering dialami adalah uretritis dan keluarnya cairan purulen/bernanah dari saluran
kemih. Sedangkan pada wanita terdapat keputihan kental warna kuning dan rasa
nyeri di rongga panggul. Akibat yang paling berat adalah peradangan panggul dan
dapat menyebabkan kemandulan.

b. Sifilis

Sifilis sering disebut dengan penyakit raja singa dan disebabkan oleh kuman
jenis Treponema pallidum dengan masa tunas sekitar 2-6 minggu. Penyakit ini
dapat menjalar ke seluruh tubuh dan dapat ditularkan dari ibu ke janin yang dapat
berakibat kecacatan atau keguguran. WHO secara epidemiologik membagi
stadium sifilis menjadi stadium dini menular dan stadium lanjut tak menular. Pada
stadium dini menular didapatkan luka pada kemaluan tanpa nyeri dan memberikan
keluhan berupa bercak kemerahan yang menyebar luas di seluruh tubuh dan bisa
disertai demam. Sedangkan stadium lanjut tak menular dapat mengakibatkan
gangguan saraf, jantung, dan pembuluh darah.

c. Herpes Simpleks Genitalis

PMS ini berupa infeksi yang disebabkan oleh virus Herpes Simpleks tipe II
yang memberikan gejala berupa bintil berair berkelompok yang sangat nyeri pada
kemaluan. Bintil tersebut dapat menjadi kering dan mengerak. Virus dapat sampai
pada janin melalui plasenta yang dapat menyebabkan kematian sehingga biasanya
pada ibu penderita PMS ini dilakukan operasi.

d. AIDS

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome yang


merupakan fase akhir dari infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus
ini menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga orang yang terinfeksi tidak dapat
mengatasi serbuan infeksi lain. HIV hanya berada pada sel darah putih tertentu
yaitu sel T4 yang terdapat dalam cairan tubuh.Penting untuk diperhatikan bahwa
HIV tidak menular melalui udara, bersin, dan batuk, bersentuhan dengan penderita
seperti bersalaman atau berpelukan, serta gigitan nyamuk dan serangga.
Kurangnya pengetahuan ini sering menyebabkan penderita HIV terkucilkan oleh

22
masyarakat luas. Cara penularan utama melalui darah, cairan tubuh, dan
berhubungan seksual, serta penularan dari ibu ke bayi. Saat ini, puluhan juta
penduduk dunia terinfeksi oleh virus ini dan orang yang tertular HIV positif
disebut ODHA (Orang dengan HIV dan AIDS). Penularan HIV juga terkait
dengan penggunan narkotik yang biasanya karena penggunaan jarum suntik
bergantian.

Upaya Pencegahan Penyakit Sistem Reproduksi Manusia

Sistem reproduksi pada manusia harus dijaga sebaik-baiknya. Selain untuk


kesehatan, hal ini dilakukan sebagai salah satu cara kita mengagungkan ciptaan
Tuhan. Penyakit pada sistem reproduksi dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Faktor pertama adalah kurang menjaga kebersihan organ reproduksi. Apabila
kebersihan organ reproduksi kurang dijaga, akan dapat terjangkit oleh penyakit
yang disebabkan oleh jamur, bakteri ataupun parasit. Berikut ini ada beberapa
upaya untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi
jamur, bakteri, ataupun parasit:

1. Menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan bertekstur lembut.


Hindari bahan yang bersifat panas, kurang menyerap keringat dan
berbahan ketat (misalnya jeans).
1. Biasakan membilas dengan bersih organ reproduksi setiap selesai buang
air kecil maupun buang air besar. Selanjutnya, keringkan sisa air yang
masih menempel di kulit dengan menggunakan tisu atau handuk hingga
benar-benar kering. Ini akan dapat mengurangi resiko terjadinya infeksi
oleh jamur pada bagian organ reproduksi.
2. Mengganti celana dalam minimal 2–3 kali sehari.
3. Memotong rambut yang ada di daerah organ reproduksi apabila sudah
panjang, karena apabila terlalu panjang akan menjadi sarang kuman.
4. Bagi perempuan, apabila sedang mengalami menstruasi, gantilah pembalut
sesering mungkin. Pada saat aliran darah banyak, dapat menggantinya
minimal 5-6 jam sekali. Darah yang tertampung pada pembalut bisa
menjadi media tumbuhnya kuman penyebab infeksi.

23
5. Bagi perempuan, hindari menggunakan sabun pembersih daerah
kewanitaan dan patyliner secara terus menerus. Penggunaan sabun
pembersih daerah kewanitaan akan mengubah pH vagina dan membunuh
bakteri baik (flora normal) dalam vagina, yang selanjutnya akan memicu
tumbuhnya jamur.
6. Rajin berolahraga dan banyak mengonsumsi buah dan sayur. Selain
bermanfaat bagi kesehatan, juga dapat mencegah terjadinya infeksi organ
reproduksi oleh jamur

2.7 Inovasi teknologi reproduksi

Beberapa inovasi teknologi reproduksi antara lain yaitu inseminasi buatan,


kloning, kultur jaringan hidroponik dan vertikultur.

a. Inseminasi buatan

Inseminasi buatan adalah salah satu teknologi reproduksi yang mampu dan
telah berhasil untuk meningkatkan perbaikan mutu genetik ternak, Sehingga
dalam waktu pendek dapat menghasilkan anak dengan kualitas baik dalam jumlah
yang besar dengan memanfaatkan pejantan unggul sebanyak-banyaknya.
Inseminasi buatan ini sangat kontras dengan keberhasilan transfer embrio di
dalam perbaikan mutu genetik. Perbaikan mutu genetik menggunakan inseminasi
buatan pada sapi perah dapat digunakan sebagai progenitas untuk menghasilkan
pejantan unggul yang dapat dimanfaatkan menghasilkan spermatozoa salah
satunya berdasar pada seleksi ukuran testisnya. Secara umum inseminasi buatan
berfungsi untuk perbaikan mutu genetik, pencegahan penyakit menular, recording
lebih akurat, biaya lebih murah dan mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh
pejantan. Inseminasi buatan dapat difasilitasi dengan menggunakan sinkronisasi
dan dapat dilakukan pengaturan jenis kelamin dengan pemanfaatan pemisahan
spermatozoa. Kelemahan dari inseminasi buatan jika tidak dikelola dengan baik
yaitu bila seleksi pejantan salah maka bisa menyebarkan sifat jelek, membutuhkan
keterampilan yang tinggi dari Balai inseminasi Buatan, Penyimpanan selama
transport inseminator juga peternaknya dan bisa menghilangkan sifat bangsa lokal
dalam waktu yang cepat.

24
b. Kloning

Berdasarkan etimologi, istilah kloning atau klonasi berasal dari bahasa Yunani,
yaitu dari kata Klonus atau Kloon yang berarti ranting, stek, tunas, atau cangkok.
Pada hakekatnya, kloning merupakan langkah penggandaan(pembuatan tiruan
yang sama persis) dari suatu makhluk hidup dengan menggunakan kode DNA
makhluk tersebut. Makhluk hidup hasil kloning disebut klon.

Perkembangan Kloning hewan telah muncul sejak awal tahun 1900, tetapi contoh
hewan kloning baru dapat dihasilkan lewat penelitian Wilmut et al pada tahun
1996 dan untuk pertama kali membuktikan bahwa kloning dapat dilakukan pada
hewan mamalia dewasa (Hine, 2004). Menurut Budidaryono (2009), kloning pada
hewan dimulai ketika para pakar biologi reproduksi Amerika, Briggs dan King,
pada tahun 1952 berhasil membuat klon katak melalui teknik Transplanting
Genetic Material dari suatu sel embrional katak ke dalam sel telur katak yang
telah diambil intinya. Pada tahun 1962, Gurdon melakukan transplantasi nukleus
sel usus katak (somatik) yang telah mengalami diferensiasi ke dalam sel telur
katak yang telah diambil intinya. Sel telur berinti sel intestinum tersebut kemudian
berkembang menjadi klon katak (Arnold, 2009). Selanjutnya pada tahun 1967,
Mintz berhasil melakukan transplantasi sel somatik embrional pada stadium
blastula dan morula ke dalam rahim seekor tikus sehingga dihasilkan klon tikus
(Budidaryono, 2009).

c. Kultur jaringan

Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah
budidaya dan jaringan adalah Sekelompok sel yang mempunyai bentuk daun dan
fungsi yang sama. Maka, kultur jaringan artinya suatu teknik membudidayakan
jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang lengkap dan mempunyai sifat
seperti induknya. Kultur jaringan merupakan suatu teknik perbanyakan tanaman
dengan cara mengisolasi bagian dari tanaman lalu dicampurkan pada media yang
mengandung unsur berupa mineral, gula vitamin dan zat pengatur tumbuh.
Sehingga eksplan yang ditanam itu tumbuh menjadi tumbuhan yang lengkap
kembali titik eksplan adalah penanaman bagi bagian tanaman yang diambil dan
diisolasi pada media kultur jaringan. Eksplan ini biasanya diambil pada beberapa

25
jaringan para organ tanaman mulai dari akar, batang, daun, buah dan bagian lain
yang potensial untuk dijadikan eksplan. Dasar yang menjadi landasan
pengembangan dari Kultur jaringan adalah teori Totipotensi sel yang
dikemukakan oleh Shleiden dan Schwan. Teori ini menyebutkan bahwa setiap sel
tanaman itu bersifat otonom dan mampu tumbuh menjadi tumbuhan lengkap jika
ditempatkan pada media yang sesuai.

d. Hidroponik

Hidroponik atau hydroponics berasal dari bahasa Latin ( Greek) yaitu hydro
yang berarti air dan kata ponos yang berarti kerja sehingga hidroponik dimaksud
sebagai air yang bekerja hidroponik adalah aktivitas pertanian yang dijalankan
menggunakan air sebagai medium untuk menggantikan tanah titik jadi, hidroponik
dapat diartikan sebagai suatu pengerjaan atau pengelolaan air sebagai media
tumbuh tanaman tanpa menggunakan media tanam sebagai media tanam dan
mengambil unsur hara mineral yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang
dilarutkan dalam air hidroponik adalah teknik penanaman dengan media tanam
dan tanah, biasa berupa kerikil, pasir kasar, atau sabut kelapa.

e. Vertikultur

Vertikultur berasal dari bahasa Inggris yaitu vertikal dan culture titik jadi
vertikultur adalah sistem budidaya tanaman yang dilakukan secara vertikal atau
bertingkat baik indoor ( di dalam ruangan) maupun outdoor ( di luar ruangan).
Cara penanamannya dapat menggunakan rak bertingkat, menggantung atau
disusun dengan beberapa jenis wadah tanaman titik cara tanam ini sangat sesuai
diusahakan pada lahan terbatas atau halaman rumah.

26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Ada 4 teori tentang perkembangan reproduksi makhluk hidup yaitu teori


preformasi, teori epigenesis, teori rekapitulasi, teori plasma germinal.
2. Sistem reproduksi pria terdiri dari organ genital ia interna (testis,
epididimis, Duktus deferens, dan kelenjar seks tambahan) sedangkan
organ genital eksterna (penis, uretra, skrotum).
3. Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ genital interna (vagina, Himen,
tuba uterina, uterus, dan ovarium) sedangkan organ genital eksterna (Mons
pubish, labia mayora, klitoris, glandula, vestibularis mayor dan minor).
4. Fertilisasi merupakan proses terjadinya pembuahan sel telur oleh sel
sperma dan ditandai dengan bergabungnya inti kedua sel kelamin tersebut
di dalam oviduk. Sebelum terjadi fertilisasi, terlebih dahulu terjadi proses
kopulasi (persetubuhan).
5. Kehamilan adalah proses yang terjadi dari pembuahan sampai kelahiran.
6. Keluarga Berencana mula-mula timbul atas prakarsa kelompok orang-
orang yang menaruh perhatian pada masalah kesehatan ibu, yaitu pada
awal abad XIX di Inggris.
7. Manfaat menjalankan program KB adalah mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan, mengurangi resiko aborsi, mengurangi angka kematian bayi,
membantu mencegah HIV/Aids, mencegah infeksi menular seks,
mencegah kesehatan mental keluarga.
8. Penyakit menular alat reproduksi yaitu gonore, sifilis, hepes simpleks
genitalis, Aids.
9. Beberapa inovasi teknologi reproduksi antara lain yaitu inseminasi buatan,
kloning, kultur jaringan hidroponik dan vertikultur.

27
3.2 Saran

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, maka
dari itu untuk menyempurnakan makalah ini diharapkan pembaca memberikan
kritik dan saran yang mendukung dan kedepannya penulis mampu lebih fokus dan
kreatif dalam menjelaskan makalah ini.

28
DAFTAR PUSTAKA

Sinambela, Masdiana, dkk. 2022. Biologi umum. Medan : FMIPA Universitas


Negeri Medan.

Djuhanda, T. (1980). Embriologi Perbandingan. Bandung: Armico.

Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika.

Campbell. 2004. Biologi. Jakarta : Erlangga

Fitri, Nurul Susi. 2020. Modul Pembelajaran Biologi. Lampung : Selatan.

Ferial, W Eddyman. 2013. Biologi Reproduksi. Jakarta : Erlangga

Kusumawati, Eunike Dwi. 2017. Inseminasi Buatan. Malang : Media Nusa


Creative

Istiqomah, Siti. Menanam Hidroponik. Azka Press

Terriawaru, Eka Pratiwi. (2013). Kloning Hewan. Jurnal dinamika. 4(1). 49-61.

29
30

Anda mungkin juga menyukai