Anda di halaman 1dari 5

Teori - Teori Perkembangan

1. Teori Preformasi

Para pencetus preformasi yaitu Spallzani, Swammerdam, Leuwenhoek meyakini bahwa


semua manusia telah ada dalam bentuk miniatur sejak masa penciptaan dalam bentuk
sperma adam maupun sel telur hawa, sehingga semua manusia ini berjejalan menunggu
giliran keluar seperyti boneka rusia. Semua itu dimulai ketika Swammerdam
menggunakan pisau bedan untuk mengupas kulit luar suatu serangga tertentu. Salah satu
anggota filum Arthropoda yaitu Bombys mori. Serangga itu digunakan dalam
eksperimen yang digunakannya pada tahun 1669 itu adalah ulat sutra. Swammerdam
mengupas kulit seekor ulat sutra untuk memperlihatkan apa yang terlihat seperti model
kecil dari larva masa depan dari dalam tubuh hewan itu dari probosis, antena hingga
sayap yang terlipat.
Hingga awal abad ke-19 orang percaya bahwa sel telur mengandung bahan manusia
yang tidak nampak yang disebut homunkulus. Ini berarti bahwa telurlah yang
menentukan terbentuknya individu baru. Sejak ditemukannya spermatozoa oleh Hamm
dan Leeuwenhoek pada tahun 1677 maka teori preformasi terpecah menjadi dua aliran,
yaitu aliran animalkulis (spermists) dan aliran ovulis (ovists).
Berdasarkan teori preformasi tersebut muncullah 2 aliran yang sering bertentangan satu

sama lain. Kedua aliran tersebut yaitu:


 Aliran ovulisme, yaitu bahwa pada ovum telah terkandung berbagai organ yang
lengkap dalam bentuk miniatur. Adapun fungsi spermatozoa adalah untuk
menstimulasi pertumbuhan embrio.
 Aliran animalculisme, yaitu bahwa pada spermatozoa lah terkandung berbagai
organ yang telah sempurna dalam bentuk miniatur. Berdasarkan aliran ini ada
spermatozoa terkandung miniatur manusia, sedangkan tubuh wanita hanya
sebagai tembat tumbuh animalculus yang terkadung dalam spermatozoa disebut
juga homunculus atau manusia mini
2. Teori Epigenesis
Teori ini menyatakan bahwa dalam telur tidak ada miniatur alat-alat. Organ-organ
tumbuh secara berangsur. Teori ini di kemukana oleh Caspar Friedrich wolff. Yang
di dasarkan teori pada penelitian embriologi pada ayam. Wolff berpendapat bahwa
teori ini tidak bisa diakui, karena terbukti usus ayam tidak tebentuk berupa tabung
sudah jadi , tetapi pada awalny berupa lipatan dari lapisan sel-sel yang berupa suatu
jaringan bakal embrionik pada awal pengeraman.
embriologi ini tumbuh dan berkembang lebih pesat sejak Leeuwenhoek melihat
spermatozoa pada semen dan menemukan ovum dalam folikel ovarium.
Teori epigenesis beranggapan bahwa tidak ada struktur yang menyelubungi, tetapi
seperangkat interaksi substansi kimia dari kumpulan yang tampak dapat muncul
ketika reaksi terjadi.
Jadi menurut teori epigenesis, sel telur tidak mengandung homunkulus; setiap .bagian
dari sel telur mempunyai kemampuan untuk membentuk bagian tertentu, asal bagian
tersebut datang pada tempat tertentu pula padaproses perkembangan embrio.

Pertentangan Preformasi terhadap Epigenesis


Sebuah pertanyaan yang diajukan oleh Aristoteles adalah apakah embrio sudah terbentuk
sebelumnya dan oleh karena itu hanya membesar selama perkembangan atau apakah itu
membedakan dari awal yang tidak berbentuk. Dua aliran pemikiran yang bertentangan
telah didasarkan pada pertanyaan itu: sekolah preformation menyatakan bahwa telur
mengandung miniatur individu yang berkembang menjadi tahap dewasa di lingkungan
yang tepat; sekolah epigenesis percaya bahwa telur pada awalnya tidak terdiferensiasi
dan perkembangan itu terjadi sebagai serangkaian langkah. Pendukung terkemuka dari
doktrin preformation, yang secara luas dipegang hingga abad ke-18, termasuk Malpighi,
Swammerdam, dan Leeuwenhoek. Pada abad ke-19, ketika kritik terhadap preformation
meningkat, embriolog Estonia Estonia Karl Ernst von Baer memberikan bukti terakhir
terhadap teori tersebut. Penemuannya tentang telur mamalia dan pengakuannya terhadap
pembentukan lapisan kuman di mana organ embrio berkembang meletakkan dasar-dasar
embriologi modern.

3. Teori Rekapitulasi
Berawal dari teori evolusi yang mengemukakan bahwa hewandan tumbuhan
berkembang secara bertahap jutaan tahun yanglalu dari organisme uniselluler ke
multiselluler. Beranjak dariide teori evolusi, Frizt Muller (1864) mengemukakan
bahwa dalam proses perkembangan organisme (misalnya ayam),karakter-karakter
leluhurnya tampak lebih dahulu disbanding-kan dengan karakter-karakter yang baru
(misalnya karakter ikan tampak lebih dahulu dari pada karakter amphibia danreptilia).
Jadi secara phylogenetik, karakter ikan tampak lebihdahulu dari pada karakter

a
mphibia, reptilia, dan burung.Dalam perkembangan ayam, karakter ikan seperti celah
insangtampak lebih dahulu dibandingkan dengan karakter burung.Setelah mempela-
jari teori Muller, Ernst Haeckel (1886)memberi nama teori tersebut dengan nama
Hukum biogenetik atau teori rekapitulasi, dan menyimpulkan bahwa
ontogenimerupakan rekapitulasi yang disederhanakan dari phylogeni.Ontogeni adalah
sejarah perkembangan makhluk hidup mulaisaat fertilisasi, lahir dan mati., sedangkan
phylogeni adalahsejarah perkembangan makhluk hidup secara evolusi.
Alih-alih mengklaim bahwa memungkinkan organisme untuk mempersiapkan tuntutan
kehidupan di masa depan, ia berpendapat bahwa bermain adalah peralihan perilaku
yang penting untuk kelangsungan hidup di masa lalu evolusi tetapi tidak lagi penting.
Kata "rekapitulasi" menangkap gagasan bahwa ontogeni anak menghidupkan kembali
filogeni spesies manusia. Dengan kata lain, perkembangan manusia individu
mengikuti sejarah evolusi dari seluruh spesies manusia. Dengan demikian permainan
anak-anak melewati tahap perkembangan ras manusia dalam urutan evolusi. Menurut
teori rekapitulasi Hall (1908/1978), tidak ada keterampilan atau kemampuan baru yang
dapat muncul dalam permainan karena permainan terdiri dari sisa-sisa masa lalu
evolusi.

4. Teori plasma germinal


Teori plasma nutfah, konsep dasar fisik hereditas yang diungkapkan oleh ahli biologi
abad ke-19, August Weismann . Menurut teorinya, plasma nutfah, yang independen dari
semua sel lain dari tubuh (somatoplasm), adalah elemen penting dari sel-sel germinal
(telur dan sperma) dan merupakan bahan keturunan yang diwariskan dari generasi ke
generasi. Weismann pertama kali mengajukan teori ini pada tahun 1883; itu kemudian
diterbitkan dalam risalahnya Das Keimplasma (1892; The Germ-Plasm: A Theory of
Heredity). Pandangan ini bertentangan dengan teori Lamarck tentang karakteristik yang
diperoleh, yang merupakan teori umum tentang keturunan zaman itu. Meskipun rincian
teori plasma nutfah telah dimodifikasi, premisnya tentang kontinuitas materi herediter
adalah dasar dari pemahaman modern dari proses pewarisan fisik.
Dalam Pengantar The Germ-Plasm, Weismann memberikan sejarah singkat teori
herediter sebelum teori plasma nutfah. Weismann juga memberikan penjelasan untuk ahli
biologi yang telah mempengaruhinya. Sebelum teori plasma nutfah, Herbert Spencer dan
Charles Darwin, keduanya di Inggris, telah mengajukan teori hereditas mereka sendiri.
Weismann berpendapat bahwa semua teori hereditas sebelumnya, termasuk teori
pangenesis Darwin, tidak memuaskan. Dalam bukunya tahun 1868, The Variation of
Animals and Plants under Domestication, Darwin memaparkan teori pangenesis
berdasarkan konsep gemmules, zat-zat warisan atom yang dipancarkan sel-sel tubuh.
Darwin menyatakan bahwa gemmules bisa beredar melalui darah dan bergabung menjadi
sel-sel germinal, tetapi Weismann tidak setuju dengan klaim Darwin.

Gambar di atas memperlihatkan tentang kekekalan jalur sel germinal dan jalur sel somatis

yang bersifat sementara (temporer). Michael Foster mengemukakan bahwa pada dasarnya

tubuh hewan hanyalah merupakan kendaraan dari sel telur (ova), sedangkan E.B. Wilson
mengemukakan "suatu individu mati, tetapi sel germinal terus hidup, dari suatu generasi
ke generasi berikutnya".
Daftar Pustaka

Eugenesis,J. 2002. Middlesex. Jakarta : PT Serambi Ilmu Semesta.


Hal : 317
Sumarmin, R. 2016. Perkembangan Hewan. Jakarta : Kencana.
Hal : 1-6
https://www.britannica.com/science/biology#ref498762
https://www.scribd.com/doc/33597523/EMBRIOLOGI-PERKEMBANGAN
https://www.sciencedirect.com/topics/neuroscience/recapitulation-theory
https://www.britannica.com/science/germ-plasm-theory
https://embryo.asu.edu/pages/germ-plasm-theory-heredity-1893-august-weismann
repository.ut.ac.id/4291/1/PEBI4310-M1.pdf

Anda mungkin juga menyukai