Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIK

PENGENALAN DAN PERSIAPAN


PEMERIKSAAN MAMMOGRAFI

Dosen Pengampu:

Nirwana Per-Angin2.,S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

Fauziyah Renada Rahmi P07124119024


Mahda Nurliana Hutabarat P07124119041
Marsilla Saputri P07124119042
Nanda Mudy Cahyati P07124119052

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
DIPLOMA III JURUSAN KEBIDANAN
SEMETER II A
2019/2020
MAMMOGRAFI

A. Pengertian
Menurut Novvi Karlina dalam buku Keterampilan Dasar Kebidanan tahun 2016
menyebutkan bahwa Mammografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia
menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Mammografi
digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti dapat
mengurangi mortalitas akibat kanker payudara, Selain mammografi, pemeriksaan
payudara sendiri dan pemeriksaan oleh dokter secara teratur merupakan cara yang
efektif untuk menjaga kesehatan payudara. Beberapa negara telah menyarankan
mammografi rutin (1-5 tahun sekali) bagi perempuan yang telah melewati paruh baya
sebagai metode screening untuk mendiagnosa kanker payudara sedini mungkin.
Menurut Wikipedia tahun 2015 Mammografi adalah pemeriksaan sederhana dengan
menggunakan mesin X-ray.
Dengan menggunakan mesin mammografi tersebut, payudara ditempatkan di
antara dua plat dari mesin x-ray dan akan dilakukan penekanan. Keadaan ini mungkin
menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman, namun hal ini penting untuk mendapatkan
hasil gambar yang baik. Penekanan tersebut hanya berlangsung beberapa detik.
Seluruh prosedur mammografi biasanya memakan waktu sekitar 20-30 menit untuk
satu payudara. Mammografi merupakan pemeriksaan paling utama untuk melakukan
deteksi kanker payudara pada stadium awal. Meskipun hasil dari mammografi tidak
100% akurat, namun mammografi merupakan metode terbaik untuk mendeteksi
kanker payudara. Pemeriksaan mammografi sebaiknya dilakukan dua 50 tahun,
sedangkan usia diatas 50 tahun tahun sekali pada usia 35 dilakukan satu tahun sekali.

B. Tujuan Pemeriksaaan Mammografi

Tujuan dilakukannnya pemeriksaan mammografi adalah untuk mendeteksi dan


mendiagnosis adanya kelainan atau masalah kesehatan pada payudara, seperti kista,
tumor, dan kanker. Semakin cepat pendeteksian masalah pada payudara, maka akan
semakin cepat dan mudah untuk segera diatasi termasuk pada penyakit kanker payudara.
Dokter pun akan segera melakukan tindakan pengobatan dengan segera sebelum masalah
semakin sulit.
C. Bagian-bagian Mammografi
Menurut Lisda Nurindra tahun 2013 menyebutkan bahwa pemeriksaan
manmografi memerlukan seperangkat pesawat sinar-X yang mempunyai komponen
khusus Hal ini dikarenakan organ yang diperiksa mempunyai struktur yang khusus
berupa soft tissue atau jaringan lunak

Gambar 1.0 Pesawat Mammografi,alat yang digunakan untuk mendeteksi kanker


payudara

Adapun bagian-bagian pesawat mammografi adalah sebagai berikut :

1. Kapasitas pesawat
Pesawat mammografi yang digunakan mempunyai kapasitas tegangan
tabung rendah (25 -35 kv ) dan mAs yang tinggi. Penggunaan factor eksposi
berupa kv rendah diikuti dengan peningkatan mAs, dimaksudkan untuk
mendapatkan kontras yang tinggi dalam radiograf

2. Ukuran focal spot


Ukuran focal spot dari pesawat mammografi antara 0,1 sampai 0,6 mm.
Ukuran focal spot kecil diperlukan untuk mendapatkan ketajaman yang baik
dari organ Pesawat mammografi biasanya dibuat sistem anoda putar dan bahan
dari tungsten atau molybdenum untuk memungkinkan penggunaan fokus kecil
pada pembebanan arus tabung.
Gambar 1.1,Molybdenum Gambar 1.2 Tungsten

3. Pembatas sinar
Pembatas sinar pada pesawat mammografi berupa conus yang dapat
diganti-ganti sesuai dengan besarnya ukuran payudara.

4. Filter
Filter pada pesawat mammografi dimaksudkan untuk mendapatkan kualitas
berkas yang sesuai dengan keperluan, sehingga sinar-X yang mempunyai
panjang gelombang tinggi akan diserap oleh filter. Filter yang digunakan
adalah molybdenum dengan ketebalan 0,03 sampai 0,5 mm Al.

Gambar 1.3 Filter pada mammografi

5. Alat kompresi
Alat kompresi pada pesawat mammografi berfungsi untuk menghilangkan
kerutan kerutan pada kulit, menahan bagian payudara agar tidak bergerak, dan
untuk mendapatkan penampang payudara yang lebih luas Alat ini dibuat dari
bahan yang intersitasnya homogen sehingga tidak memberikan bayangan yang
menganggu gambaran.
Gambar 1.4 Alat Kompresi

6. Grid
Grid berfungsi untuk mengurangı sınar hambur diantara obyek dan film
Pesawat mammografi biasanya menggunakan grid dengan ratio 3,5 1 Grid yang
digunakan yaitu grid yang bergerak dan pergerakannya sudah diatur oleh
pesawat.

1.5 Grid pada mammografi

7. Film
Film yang digunakan dalam mammografi biasanya non screen dengan
emulsi tunggal (single emulsi) tanpa lembaran penguat, diletakkan dalam suatu
amplop. Film ini berukuran 15x 20 cm.

D. Indikasi Mammografi
Menurut Novvi Karlina dalam buku Keterampilan Dasar Kebidanan tahun 2016
menyebutkan bahwa tujuan klinik dari pemenksaan mammografi secara umum adalah
mendeteksi secara dini adanya kelainan pada payudara.
Pemeriksaan mammografi dılakukan apabila :

1. Screening test, pemenksaan penyaring terutama pada wanita yang berumur di


atas 35 tahun

2. Tiap kelainan benjolan pada payudara kemungkınan dapat dibedakan ganas


atau tidak.

3. Keluhan rasa tidak enak pada daerah mamae

4. Mempunyai riwayat keganasan.

5. Pada pasien-pasien pasca operasi (mastektomi) payudara yang kemungkinan


kambuh.

6. Diagnosa klinik Paget Disease of The Nipple

E. Teknik Radiografi Mammografi


Menurut Lisda Nurindra tahun 2013 menyebutkan bahwa teknik radiografi
Mammografi sebagai berikut
1. Proyeksi Supero lnfenor (Cranio Caudal)
Untuk memperlihatkan struktur jarıngan payudara dengan jelas dilihat dan
pandangan supenor inferior

Gambar 1.6. Contoh Proyeksi Superior Infenor (Cranio Caudal)


a. Posisi pasien : Duduk di atas kursi atau dapat juga berdiri
b. Posisi obyek :
1) Mammae diletakkan di atas kaset.
2) Film diatur horizontal
3) Tangan sebelah mammae yang difoto manekan kaset ke arah dalam
(posterior), tangan lain di belakang tubuh.
4) Sebaiknya dengan sistem kompresi (mengurangi ketebalan mammae
agar rata dan tipis)
5) Kepala menoreh ke arah yang berlawanan
c. Arah sinar : Vertical tegak lurus film
d. Titik bidik : Pertengahan mammae
e. FFD : 35-40 cm

2. Proyeksi Medio Lateral

Bertujuan memperlihatkan jaringan payudara terutama daerah lateral.

Gambar 1.7. Contoh Proyeksi Medio Lateral

a. Posisi pasien :
1) Tidur atau berdiri miring, sedikit obliq ke posterior.
2) Bagian mammae yang difoto terletak didekat kaset.
b. Posisi obyek :
1) Mammae diletakkan di atas kaset dengan posisi horizontal.
2) Lengan posisi yang difoto diletakkan di atas sebagai ganjal kepala.
3) Lengan lain menarik mammae yang tidak difoto ke arah medio lateral
agar tidak superposisi dengan lobus lain.

Arah sinar : Tegak lurus mammae arah medio lateral

Titik bidik : Pertengahan mammae

FFD : Sedekat mungkin (konuc menempel mammae), bila

perlu kontak.

3. Proyeksi Axila

Bertujuan untuk melihat penyebaran tumor di bagian kelenjar axial.

a. Posisi pasien :
Berdiri dari posisi AP tubuh yang tidak difoto dirotasikan anterior 150-
300 sehingga sedikit oblik.
b. Posisi obyek :
1) Obyek diatur di tengah film
2) Film vertical pada tepi posterior
3) Batas atas film yaitu iga 11-12
4) Lengan sisi yang difoto diangkat ke atas dan fleksi dengan tangan di
belakang kepala, lengan yang tidak difoto diletakkan di samping tubuh.

Arah sinar : Horizontal tegak lurus film

Titik bidik : 5 cm di bawah axila

FFD : 35 – 50 cm

F. Persiapan Alat
Sebelum melakukan tindakan medik pemeriksaan Mammografi, hendaknya kita
menyiapkan alat dan bahan sebagai berikut :
1. Alat Pemersika Mammografi
2. Baju khusus, alat tulis dan buku catatan
3. Lembar Informed Concent

G. Persiapan Pasien
Sebelum melakukan tindakan medik pemeriksaan Mammografi, pasien juga harus
dipersiapkan terlebih dahulu, persiapan pasien yang akan kita lakukan tindakan medik
Mammografi adalah sebagai berikut :
1. Meminta Pasien untuk mengganti bajunya dengan baju khusus.
2. Meminta pasien untuk melepaskan bra nya untuk memudahkan dan
memperjelas hasil pemeriksaan Mammografi.
3. Meminta pasien untuk melepaskan perhiasan jika ia sedang memakai
pemeriksaan.
4. Meminta pasien untuk tidak memakai deodoran karena partikel zat asing atau
logam yang terkandung di dalam produk-produk ini bisa tampak pada rontgen
sebagai bintik-bintik putih mirip pengapuran atau penumpukan kalsium. 
5. Menjelaskan kepada pasien bahwa pemeriksaan Mammografi mungkin akan
terasa sedikit sakit, tapi hanya untuk beberapa saat.
H. Cara Kerja

1. Menyambut klien dengan ramah dan sopan

2. Memperkenalkan diri kepada klien

3. Menjelaskan maksud dan tujuan dari tindakan yang dilakukan

4. Menyiapkan alat dan bahan :

a. Baju khusus, alat tulis dan buku catatan

b. Lembar Informed Concent

5. Menyiapkan ruangan tertutup dan dalam keadaan pencahayaan yang


cukup

6. Memposisikan pasien senyaman mungkin

7. mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan mengeringkan


tangan dengan handuk bersih

8. Memakai sarung tangan.

9. Melepaskan pakaian pasien sampai pinggang dan bagian depan terbuka

10. Melepaskan perhiasan pada leher

11. Memposisikan pasien duduk dan meletakkan payudara secara bergantian


diatas meja grid sinar x

12. Menyarankan pasien menahan napas ketika mengambil gambar

13. Menyarankan kepala pasien menghadap ke kekiri jika payudara kanan


yang diperiksa begitupun sebaliknya

14. Menyarankan pasien untuk memakai pakaian

15. Cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir


16. Membuat dokumentasi hasil tindakan

CHECKLIST PEMERIKSAAN MAMOGRAFI

Kriteria penilaian :
0 : Apabila keterampilan tidak dilakukan
1 : Apabila keterampilan dilakukan kurang sempurna
2 : Apabila keterampilan dilakukan dengan baik dan benar

N
PROSEDUR YANG DINILAI 2 1 0
O
SOFT SKILL
1 Menyambut klien dengan ramah dan sopan
2 Memperkenalkan diri kepada klien
3 Merespon terhadap reaksi klien
4 Menjaga privasi klien
5 Menjelaskan maksud dan tujuan dari tindakan yang dilakukan
6 Menggunakan bahasa yangyang mudah dimengerti
7 Penggunaan alat dan bahan
8 Memberikan kesempatan untuk bertanya, memberikan umpan balik
B HARD SKILL
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN :
9  Baju khusus, alat tulis dan buku catatan
 Lembar Informed Concent
PERSIAPAN RUANGAN
10 Ruangan tertutup
11 Ruangan dalam keadaan terang/pencahayaan cukup
PERSIAPAN PASIEN
12 Pasien diposisikan senyaman mungkin
PERSIAPAN TERUJI
18 Teruji mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk bersih serta memakai sarung
tangan.
C PROSEDUR
19 Melepaskan pakaian pasien sampai pinggang dan bagian depan terbuka
20 Melepaskan perhiasan pada leher
21 Memposisikan pasien duduk dan meletakkan payudara satu per satu
diatas meja grid sinar x
22 Menyarankan pasien menahan napas ketika mengambil gambar
23 Menyarankan pasien untuk memakai pakaian
24 Cuci tangan dengan sabun di air yang mengalir
25 Membuat dokumentasi hasil tindakan
D TEKNIK
1 Melaksanakan tindakan secara sistematis
2 Memberikan umpan balik
3 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri
4 Mendokumentasikan hasil tindakan
PARAF OBSERVER

Nilai : Total nilai yang didapat x 100 = ........


Total nilai x 3

vvvvv :
Catatan

Rekomendasi :

Paraf Pendamping :
PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ______________________________________________________

Umur/Jenis Kelamin : __________________________/Laki-laki/Perempuan*

Alamat : ______________________________________________________

Bukti diri/KTP : ______________________________________________________

Menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

Setuju dilakukan tindakan medic ………. a/n …………

Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Banjarbaru, _____/_________/_____

Perawat Yang Membuat Pernyataan

_______________________ _______________________
DAFTAR PUSTAKA

Uliyah, Musrifatul. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.

Eko, Nurul. 2010. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.

https://kumpulsore.blogspot.com/2014/02/teknik-pemeriksaan-mammografi.html

(diakses pada 8 Maret 2020)

https://doktersehat.com/mammografi/

(diakses pada 11 maret 2020)

Amir, A., 1997. Bunga Rampai Hukum Kesehatan, Widya Medika, Jakarta.

Achadiat, 1996. Pernik-Pernik Hukum Kedokteran Melindungi Pasien dan Dokter, Widya
Medika, Jakarta.

Guwandi, J., 1995. Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent), Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Univesrsitas Indonesia, Jakarta.

Guwandi, J., 2004. Hukum Medik (Medical Law), Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta.

Hanafiah, M.J.& Amir, A., 1999. Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan, Edisi 3, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai