Anda di halaman 1dari 8

Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

EKSTRAKSI SENYAWA FLAVONOID DAUN JATI (Tectona grandis L.)


DENGAN METODE ULTRASONIK
(KAJIAN RASIO BAHAN : PELARUT DAN LAMA EKSTRAKSI)

Flavonoid Extraction of Teak Leaf (Tectona grandis L.) with Ultrasonic


Method (Study Of Material:Solvent Ratio and Extraction Time)

Ika Buana Januarti1*, Arifin Santoso1, Akhdan Sultrawan Razak1


Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Jl. Kaligawe KM 4 Semarang 50012 Telp.(+6224) 6583584 Fax (+6224) 6594366
Penulis korespondensi*, Email : bjanuarti@unissula.ac.id

ABSTRACT

Teak leaves are widely used as a traditional medicine and natural dyes because they
contain flavonoids, alkaloids, tannins and saponins. Modern extraction with ultrasonic
method can be an option for efficiency in extracting compounds in teak leaves because
conventional extraction generally takes a long time and greater amount of solvent. This
research aims to determine the effect of the ratio of materials : solvent and extraction time
to flavonoid levels using ultrasonic method to produce the best teak leaf extract. Method of
this research was Randomized Block Design with 2 factors which is the ratio of material:
solvent (1: 5, 1:10, 1:15) and extraction time (10, 20 and 30 minutes). The best results with
the highest total flavonoid levels were the ratio of the ratio of material: solvent 1: 5 and 30
minutes time extraction.

Keywords : extraction, teak (Tectona grandis L.), ultrasonic, flavonoids

ABSTRAK

Daun jati selama ini banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisional dan
pewarna alami karena mengandung senyawa flavonoid, alkaloid, tanin dan saponin. Ekstraksi
modern dengan metode ultrasonik dapat menjadi pilihan untuk efisiensi dalam mengekstraksi
senyawa di dalam daun jati karena pada metode konvensional membutuhkan waktu ekstraksi
yang lama dan jumlah pelarut yang lebih banyak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh rasio bahan : pelarut serta lama ekstraksi terhadap kadar flavonoid menggunakan
metode ultrasonik sehingga dihasilkan ekstrak daun jati terbaik. Metode penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu rasio bahan : pelarut (1:5, 1:10,
1:15) dan lama ekstraksi 10, 20 dan 30 menit. Hasil terbaik dengan kadar flavonoid total
paling tinggi adalah rasio bahan : pelarut 1 : 5 dan lama waktu ekstraksi 30 menit.

Kata kunci : ekstraksi, jati (Tectona grandis L.), ultrasonik, flavonoid

PENDAHULUAN bahan alam dapat berasal dari tanaman dan


Indonesia termasuk negara yang hewan. Salah satu tanaman yang sering
banyak mempunyai sumber bahan alam dimanfaatkan secara tradisional sebagai
penghasil metabolit sekunder. Sumber pengobatan adalah daun jati (Tectona

1259
1263
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

grandis L.). Daun jati dapat digunakan mempengaruhi perubahan-perubahan yang


untuk hemostatik, antiinflamasi dan terjadi pada proses kimia. Ekstraksi
pengobatan penyakit kulit (Khera dan ultrasonik memiliki kelebihan
Bhargava, 2013). Ekstrak etanolik daun dibandingkan ekstraksi konvensional
jati menurut (Shukla dkk, 2016) memiliki karena membutuhkan waktu yang singkat,
aktivitas antibakteri terhadap S.typhi, K. meningkatkan penetrasi dari cairan menuju
pneumoniae, E.coli, Streptococcus pyogens dinding sel (Kanifah dkk, 2015) dan laju
dan Enterococcus species. perpindahan masa lebih cepat (Hartuti dan
Senyawa fitokimia yang sudah Supardan, 2013).
diisolasi dari daun Tectona grandis adalah Penelitian ini bertujuan untuk
Acetovanillone, E-isofuraldehyde, mengetahui pengaruh rasio bahan : pelarut
Evofolin, syringaresinol, medioresinol, serta lama ekstraksi terhadap rendemen
balaphonin, lariciresinol, zhebeiresinol, 1- dan kadar flavonoid menggunakan metode
hydroxypinoresinol, dan dua kandungan ultrasonik.
baru yaitu Tectonoelin A and Tectonoelin
B (Rodney dkk, 2012). Ekstrak metanolik METODOLOGI
daun jati juga mengandung senyawa Bahan yang digunakan dalam
flavonoid yang memiliki aktivitas penelitian ini adalah daun jati, etanol 70%,
farmakologi sebagai antioksidan dan kuersetin, aquadest, AlCl3, etanol p.a. Alat
antikanker (Ghareeb dkk, 2014). yang digunakan dalam penelitian ini
Salah satu senyawa yang ingin disari adalah sonicator merk Elmasonic, ayakan
dari daun jati dalam penelitian ini adalah no 40 mesh, oven, penangas air, rotary
flavonoid. Flavonoid mempunyai sifat evaporator (Heidolph WB 2000),
polar, sehingga untuk menyarinya dapat moisturizer tester (Shimadzu moc63u),
menggunakan pelarut seperti etanol dan air spektrofotometer UV Vis (Agilent
yang mempunyai gugus hidroksil (Safithri Technologies Cary 60 UV-Vis).
dan Fahma, 2005; Astina, 2010). Penelitian Metode penelitian yang digunakan
ini berdasarkan prinsip tersebut yaitu adalah metode Rancangan Acak Kelompok
menyari flavonoid di dalam daun jati (RAK) 2 faktor yaitu rasio bahan : pelarut
menggunakan metode ekstraksi ultrasonik (1:5, 1:10, 1:15) dan lama waktu ekstraksi
dengan pelarut etanol. Proses ekstraksi (10, 20, 30 menit) dengan 3 kali replikasi.
dengan ultrasonik memanfaatkan efek Parameter yang diamati meliputi
gelombang ultrasonik untuk rendemen, kadar air dan kadar flavonoid

1260 1264
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

total yang dihasilkan dari proses ekstraksi berwarna kuning, hijau, hitam atau oranye
menggunakan gelombang ultrasonik. jika positif flavonoid (Krishnan, 2009).
b. Identifikasi saponin
Pembuatan Ekstrak Etanolik Daun Jati 0,1 g ekstrak dimasukkan tabung reaksi
Ditimbang sebanyak 850,0 gram kemudian ditambahkan 10 ml air hangat
daun jati yang telah dikeringkan, atau panas lalu dikocok selama 30 detik.
ditambahkan pelarut etanol 70% dengan Tes buih positif mengandung saponin bila
perbandingan rasio bahan : pelarut 1:5, terjadi buih yang stabil selama 30 menit
1:10, 1:15 kemudian diekstraksi dengan dengan tinggi 3 cm di atas permukaan
ultrasonic bath frekuensi 40 kHz selama cairan (Fitriyani dkk, 2011).
10, 20, 30 menit dengan 3 kali replikasi. c. Identifikasi alkaloid
Hasil ekstraksi disaring dan filtratnya 2 mL ekstrak dimasukkan tabung
diuapkan dengan rotary evaporator dengan reaksi kemudian tambahkan 2 ml
suhu 40o C dan kecepatan 100 rpm hingga kloroform dan amonia, kocok kemudian
diperoleh ekstrak etanolik daun jati. tambahkan HCL 2N, Larutan yang didapat
Analisis Rendemen dibagi ditambahkan pereaksi Dragendrof,
Ekstrak yang dihasilkan ditimbang dalam pereaksi Mayer dan pereaksi Wagner.
wadah kemudian berat ekstrak pekat Untuk pereaksi Dragendrof positif jika
dibandingkan dengan berat awal bubuk. terdapat endapan warna merah/jingga.
d. Identifikasi tanin
3 mL ekstrak dimasukkan tabung
Analisis Kadar Air
reaksi, ditambahkan 2-3 tetes FeCl3 1%.
Menggunakan alat moisture balance.
Larutan akan berwarna hitam kebiruan
Pertama-tama menyalakan tombol on/off
atau hijau jika mengandung senyawa tanin
kemudian 5 gram ekstrak diletakkan dalam
(Sangi et al.,2008).
punch dan setelah semua proses selesai
Analisis Kadar Flavonoid Total
maka persen kadar air akan terlihat secara
10 mg ekstrak dilarutkan dengan etanol
otomatis pada layar alat.
p.a. hingga konsentrasi 1000 µg/ml
Uji kualitatif ekstrak
kemudian dipipet 1 ml dan diencerkan lagi
a. Identifikasi flavonoid
hingga konsentrasi 100 µg/ml. 0,5 ml
3 mL ekstrak dimasukan tabung reaksi,
larutan sampel ditambahkan 0,5 ml AlCl3
tambahkan logam magnesium 0,5 mg dan
2% dan 2,5 mL aquades, divortex dan
HCL pekat 3 tetes. Campuran akan
didiamkan selama 60 menit pada suhu

1261
1265
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

ruangan lalu diukur absorbansi larutan Suku : Verbenaceae


pada panjang gelombang 436 nm. Kurva Marga : Tectona L.f.
baku standar diperoleh dari hubungan Spesies : Tectona grandis L.
antara konsentrasi kuersetin (ppm) dengan Daun jati yang didapat, dikeringkan
absorbansi. Kadar flavonoid total diukur pada suhu 400C, diserbuk dan diayak
menggunakan kurva standar kuersetin hingga diperoleh serbuk berukuran 40
(Ordonez dkk, 2006). mesh selanjutnya dilakukan proses
Data yang diperoleh dilihat ekstraksi menggunakan metode ultrasonik.
distribusinya dengan uji normalitas Ekstrak etanolik daun jati kemudian
menggunakan uji Shapiro-wilk dan uji dihitung kadar airnya seperti tersaji pada
homogenitas menggunakan uji Levene Tabel 1.
Statistic. Data terdistribusi tidak normal Tabel 1. Hasil pembuatan ekstrak
dan tidak homogen maka dilakukan uji etanolik daun jati
Parameter Hasil
Kruskal Wallis dan Mann-whitney. Organoleptis Bentuk : cairan kental
Pengolahan data dilakukan dengan SPSS Warna : merah
kehitaman
Multivariat versi 16. Bau : khas
Rasa : pahit
Kadar air rasio 3,81%
HASIL DAN PEMBAHASAN bahan : pelarut (1:5)

Penelitian ini bertujuan untuk Kadar air rasio 3,61%


bahan : pelarut
mengetahui rasio bahan : pelarut dan lama
(1:10)
ekstraksi senyawa flavonoid yang paling Kadar air rasio 6,84%
bahan : pelarut
optimal dari ekstrak etanolik daun jati (1:15)
dengan metode ultrasonik. Penelitian
diawali dengan determinasi tanaman jati Seluruh kelompok rasio ekstrak:pelarut
yang dilakukan di Laboratorium Biologi menunjukkan kadar air kurang dari 10%
FMIPA Universitas Negeri Semarang. sehingga sudah memenuhi standar dari
Hasilnya menunjukkan bahwa tanaman Depkes (2008). Kandungan air di dalam
yang digunakan di dalam penelitian benar- ekstrak harus kurang dari 10% agar tidak
benar merupakan spesies dari Tectona menjadi media pertumbuhan bagi jamur
grandis L. dan kapang yang menyebabkan reaksi
Divisi : Magnoliophyta enzimatik sehingga menguraikan zat aktif
Kelas : Magnoliopsida pada ekstrak Depkes (2008).
Sub Kelas : Asteridae

1262 1266
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

Tahap selanjutnya adalah menguji Extraction (UAE). Pada tabel 3 diketahui


kandungan senyawa di dalam ekstrak semakin besar rasio bahan:pelarut dan
melalui proses skrining fitokimia lama waktu ekstraksi maka semakin besar
sebagaimana tersaji dalam Tabel 2. Hasil rerata rendemennya.
skrining fitokimia diketahui bahwa ekstrak Tabel 3. Rerata Total rendemen ekstrak
etanolik daun jati mengandung senyawa Daun Jati akibat Pengaruh Rasio
flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid. Bahan : Pelarut dan Lama Ekstraksi
Hasil ini sesuai dengan penelitian dari Waktu Rasio Rerata
(menit) Bahan : Pelarut Rendemen
Hartati (2005) bahwa ekstrak etanolik daun
(b/v) (%)
jati mengandung senyawa aktif flavonoid, 1:5 8,40
10 1 : 10 13,58
Rasio 1 : 15 14,09
Waktu
Bahan:Pelarut Sig 1:5 8,53
(menit)
(b/v) 20 1 : 10 12,13
10 0,050* 1 : 15 15,21
1:5 dengan 1:10 20 0,050* 1:5 8,24
30 0,050* 30 1 : 10 11,74
10 0,050* 1 : 15 14,12
1:5 dengan 1:15 20 0,050*
30 0,050*
10 0,513 Tabel 4. Analisis Statistik Rasio Bahan :
1:10 dengan 1:15 20 0,050* Pelarut dengan Lama Waktu Ekstraksi
30 0,275
saponin, tannin galat, tannin katekat, Terhadap Rerata Rendemen

kuinon dan steroid/triterpenoid.


Ket : (*)=Beda signifikan (p ≤ 0,05)
Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia
ekstrak etanolik daun jati Berdasarkan hasil analisis statistik
Golongan Pereaksi Hasil Ketera- di tabel 4 yaitu perbandingan rasio
Senyawa warna ngan
Flavonoid Mg, HCL Kuning Positif bahan:pelarut dengan lama waktu ekstraksi
pekat terhadap rerata rendemen maka hampir
Saponin Akuades Berbuih Positif
semua kelompok mempunyai perbedaan
Tanin FeCl3 1% Hitam Positif
signifikan kecuali pada rasio bahan:pelarut
Alkaloid H2SO4 Tidak Negatif 1:10 dengan 1:15 dengan lama waktu
2N, terdapat
reagen endapan ekstraksi 10 dan 30 menit.
Dragen- putih
Prinsip ekstraksi ini memanfaatkan
dorf
Metode ekstraksi yang digunakan gelombang ultrasonik yang ditransmisikan
adalah ultrasonik atau Ultrasound Assisted melalui pelarut untuk menyebabkan

1263
1267
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

kavitasi mikro pada sekeliling bahan yang Tabel 5. Rerata Kadar Flavonoid
akan diekstraksi sehingga terjadi ekstrak Daun Jati akibat Pengaruh
pemanasan akhirnya melepaskan senyawa Rasio Bahan : Pelarut
ekstrak. Efek mekanik yang ditimbulkan Waktu Rasio Rerata Kadar
(menit) Bahan : Flavonoid (%)
adalah memecah dinding sel tanaman
Pelarut (b/v)
sekaligus meningkatkan transfer massa 10 1:5 5,7209
sehingga senyawa fitokimia yang 1 : 10 3,3347
1 : 15 3,5081
terkandung di dalam tanaman lebih banyak 20 1:5 6,1994
berdifusi (Mandal dkk, 2015). Proses 1 : 10 3,5803
1 : 15 3,4739
kavitasi akan meningkatkan polaritas 30 1:5 6,6882
sistem termasuk zat yang disari dan pelarut 1 : 10 3,7165
1 : 15 4,0133
etanol sehingga semakin banyak jumlah Rerata kadar flavonoid dengan
pelarut etanol yang kontak dengan zat yang gelombang ultrasonik pada parameter rasio
disari maka akan menimbulkan proses bahan:pelarut dan lama waktu ekstraksi
plasmolisis yang menyebabkan zat aktif dapat dilihat pada tabel 5. Pada penelitian
keluar sel dan memaksimalkan hasil ini, kadar flavonoid total pada rasio
rendemen ekstrak (Anam, 2010). bahan:pelarut 1:10 mulai mengalami
Ekstraksi flavonoid total daun jati penurunan yang didukung oleh analisis
menggunakan pelarut etanol 70% karena statistik pada tabel 6 yang menunjukkan
sifatnya yang semi polar diharapkan bahwa seluruh kelompok rasio
seluruh jenis flavonoid ikut terekstraksi bahan:pelarut 1:5 dengan 1:10 dan 1:5
dan berdasarkan pada penelitian Xu dkk dengan 1:15 pada waktu ekstraksi 10, 20
(2005) bahwa kadar flavonoid yang dan 30 menit dengan parameter rerata
diperoleh cukup tinggi saat diekstraksi kadar flavonoid total menunjukkan
dengan etanol yang selang konsentrasinya perbedaan yang signifikan. Hal ini terjadi
50-90%. Metode ekstraksi yang digunakan karena ekstrak sudah berada pada titik
adalah ultrasonik karena berdasarkan jenuh larutan dan intensitas proses kavitasi
Mandal dkk (2015) bahwa metode ini berkurang oleh karena itu tidak akan
dapat mengekstrak senyawa polisakarida, terjadi peningkatan hasil ekstraksi dengan
hidrokarbon tersaturasi, selulose, penambahan pelarut (Brennan, 2006).
flavonoid, ester asam lemak dan steroid. Penyebab lain adalah energi dari
gelombang ultrasonik diserap terlebih
dahulu oleh pelarut sebelum masuk ke

1264 1268
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

dinding sel tanaman di dalam ekstrak Berdasarkan hasil dan pembahasan


sehingga energi gelombang ultrasonik akan di atas, dapat diketahui bahwa rasio bahan:
berkurang ketika masuk ke dalam dinding pelarut yang mempunyai rendemen paling
sel tanaman (Wang dan Wang, 2004). tinggi adalah 1:15 dengan lama ekstraksi
Keadaan yang berbeda pada rasio 20 menit, sedangkan rasio bahan : pelarut
bahan:pelarut 1:5 bahwa semakin lama yang mempunyai kadar flavonoid total
waktu ekstraksi maka rerata kadar tertinggi adalah 1:5 dengan lama waktu
flavonoid total menjadi semakin besar ekstraksi 30 menit.
karena jumlah bahan dan pelarutnya cukup
untuk mengekstrak seluruh flavonoid yang SIMPULAN
ada. Ekstraksi daun jati dengan metode
Tabel 6 juga menunjukkan bahwa ultrasonik dengan kadar flavonoid total
kelompok rasio bahan:pelarut 1:10 dengan tertinggi adalah pada rasio bahan : pelarut
1:15 dengan lama waktu ekstraksi 10, 20 (1:5) dan lama waktu ekstraksi 30 menit.
dan 30 menit tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan. Hal ini sesuai DAFTAR PUSTAKA
dengan tabel 5 bahwa rerata kadar Astina, I Gusti Arya Asmarantara, 2010,
Optimasi Pembuatan Ekstrak
flavonoid mengalami penurunan dengan
Etanolik Kayu Secang (Caesalpinia
bertambahnya pelarut karena ekstrak sudah sappan L.) Secara Digesti: Aplikasi
Desain Faktorial, Skripsi,
berada pada titik jenuh larutan.
Yogyakarta: Universitas Sanata
Tabel 6. Analisis Statistik Rasio Bahan : Dharma
Pelarut dengan Lama Waktu Ekstraksi Anam, C., 2010, Ekstraksi Oleoresin Jahe
Terhadap Rerata Kadar Flavonoid (Zingiber officinale) Kajian dari
Total Ukuran Bahan, Pelarut, Waktu dan
Suhu, Jurnal Pertanian MAPETA 2,
Rasio Waktu Sig 72-144.
Bahan:Pelarut (menit) Brennan, J.G, 2006, Food Processing
(b/v) Handbook, WILEY-VCH Verlag
10 0,049* GmbH&Co.KgaA Weinheim,
1:5 dengan 1:10 20 0,050* Germany
30 0,050* Depkes, 2008, Farmakope Herbal
10 0,050* Indonesia, Departemen Kesehatan
1:5 dengan 1:15 20 0,050* Republik Indonesia, Jakarta
30 0,050* Fitriyani, A., Lina, W. Siti, M.,dan
10 0,513 Nuri.2011., Antiinflamasi Ekstrak
1:10 dengan 1:15 20 0,513 Metanol Daun Sirih Merah (Piper
30 0,513 crocatum Ruiz & Pav) Pada Tikus
Putih.Majalah Obat
Ket : (*)=Beda signifikan (p ≤ 0,05) Tradisional:16(1),34-42.

1265
1269
Media Farmasi Indonesia Vol 12 No 2

Ghareeb, M.A., Shoeb, H.A., Madkour, Ordonez A.A.L., Gomez J.G., Vattuone
H.M.F., Refaey, L.A., Mohamed, M.A., Isla M.I., 2006, Antioxidant
M.A., Saad, A.M., 2014, Antioxidant activity of Sechium edule (Jacq.)
and Cytotoxic Activities of Tectona Swart extracts, Food Chem 97:452-
Grandis Linn Leaves, International 458.
Journal of Phytopharmacology, Vol Rodney, L., Rosa MV, Jose MGM, Clara
5 (2) : 143-157. N dan Francisco AM., 2012,
Hartati, R.S.A. Gana dan K. Ruslan, 2005, Tectonoelins, new norlignans from
Telaah Flavonoid dan Asam Fenolat bioactive extract of Tectona grandis.
Daun Jati (Tectona Grandis L.f., Phytochem Lett, 5: 382-386.
verbenaceae), Skripsi, Institut Safithri, M. dan Fatma, F. 2005. Potency
Teknologi Bandung, Bandung. of Piper crocatum decoction as an
Hartuti, S. dan Supardan, M.D., 2013, antihyperglicemia in rat strain
Optimasi Ekstraksi Gelombang Sprague Dawley. Hayati J. Biosci 15
Ultrasonik Untuk Produksi Oleoresin (1):45-48.
Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Sangi, M. M. R. J., Runtuwene, H. E.
Menggunakan Response Surface I.,Simbala, dan Makang, V.M. A.,
Methodology (RSM), Agritech, Vol 2008, Analisa fitokimia Tumbuhan
33 No.4 : 415- 423. Obat Di Minahasa Utara, Chem,
Kanifah, U. dan Lutfi, M. dan Susilo, B., Prog, 1 (1); 47.
2015, Karakterisasi Ekstrak Daun Shukla, S., Mishra, N. Shukla, H. dan
Sirihb Merah (Piper crocatum) Sandhu, S.S., 2016, Evaluation of
Dengan Metode Ekstraksi Non Antibacterial Potential of Different
Thermal Berbantukan Ultrasonik Extracts of Tectona Grandis, World
(Kajian Perbandingan Jenis Pelarut Journal of Pharmacy and
dan Lama Ekstraksi), Jurnal Pharmaceutical Science, Vol 5 Issue
Bioproses dan Komoditas Tropis, 5 : 1272 - 1281
Vol.3 No.1 : 73-79 Wang, L. dan Wang, Y, 2004, Application
Krishnan, A., 2009, Phytopharmacological of High Intensity Ultrasound and
Study on Antidesma acidium Retz. – Surfactants in Rice Starch Isolation,
A Folk Plant, Dissertation, Rajiv Journal Food Science University of
Gandhi University of Health Arkansas 81:1, 140-144.
Sciences. Xu Y, Zhang R, Fu H, 2005, Studies on the
Mandal, S.C., Mandal, V. dan Das, A.K., Optimal Process to Extract
2015, Essentials of Botanical Flavonoids from Red-raspberry
Extraction : Principles and Fruits, J Nat Sci 3:43-46
Application, Elsevier, 96.

1266 1270

Anda mungkin juga menyukai