Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN KEUANGAN PEMERINTAH

ANALISIS DOKUMEN PERENCANAAN

DISUSUN OLEH:

Firmansyah W. (041711333215)
Nur Isnaini (041711333236)
Tiara Eva Tresna (041711333260)
Nurhaliza Sani (041711333263)
Suham Cahyono (041811333013)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2020
Pada kesempatan kali ini, kelompok kami akan menganalisis kegiatan pada bidang
ekonomi. Menurut kelompok kami, RPJP, RPJMN dan RKP yang telah disusun sudah sesuai
atau saling terkait.
RPJP
Pada RPJP, bidang ekonomi dibagi menjadi empat kebijakan, yaitu kebijakan moneter,
fiscal, ekonomi kreatif dan SDM unggul. Kebijakan yang kita bahas pertama adalah
kebijakan ekonomi kreatif. Kebijakan ekonomi kreatif tercantum pada:
Poin 1 yang berbunyi “Perekonomian dikembangkan dengan mekanisme pasar yang
berlandaskan persaingan sehat dan memperhatikan nilai-nilai keadilan serta kepentingan
sosial sehingga terjamin kesempatan yang sama dalam berusaha dan bekerja bagi seluruh
masyarakat. Hal tersebut memperhatikan dinamika globalisasi, komitmen nasional di
berbagai fora perjanjian ekonomi internasional, dan kepentingan strategis nasional di dalam
menjaga kedaulatan ekonomi bangsa.”
Poin 2 yang berbunyi “Peranan pemerintah yang efektif dan optimal sebagai fasilitator
sekaligus katalisator pembangunan diupayakan melalui pengembangan institusi pasar sesuai
dinamika kebutuhan, pengembangan kerangka regulasi yang non-diskriminatif, serta
perbaikan fasilitasi subsidi dan insentif yang tepat dengan mekanisme yang transparan.”
Poin 3 yang berbunyi “Daya saing global perekonomian perlu terus dikembangkan
melalui kontiunitas perbaikan kemampuan sumberdaya manusia, penciptaan penguasaan dan
penerapan teknologi, serta dukungan stabilitas ekonomi dan penyediaan infrakstruktur fisik.”
Poin 4 yang berbunyi “Kebijaksanaan industry dikelola dengan pengembangan jaringan
rumpun industry (industrial cluster) yang sehat dan kompetitif melalui perkuatan fondasi
ekonomi mikro secara terarah dan teknologi yang responsif.”
Poin 5 yang berbunyi “Dalam rangka memperkuat daya saing global, kebijakan industri
perlu diintegrasikan dengan kebijakan perdagangan dan investasi karena kepentingannya
yang saling terkait.”
Poin 6 yang berbunyi “Dalam rangka memperlebar sekaligus memperkuat basis
produksi secara nasional, proses industrialisasi perlu mendorong peningkatan nilai tambah
kegiatan sektor primer terutama pertanian dalam arti luas, dan pertambangan.”
Poin 7 yang berbunyi “Pengembangan UKM dan koperasi diarahkan untuk berkembang
menjadi pelaku ekonomi yang berkeunggulan kompetitif melalui kekuatan kewirausahaan
dan peningkatan produktivitas.”
Sedangkan untuk kebijakan yang kedua adalah kebijakan SDM unggul. Kebijakan
SDM unggul tercantum pada:
Poin 8 yang berbunyi “Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam
jangka Panjang diarahkan pada peningkatan kualitas dan kemanfaatan iptek nasional dalam
rangka mendukung peningkatan daya saing secara global melalui peningkatan kualitas dan
kuantitas sumber daya manusia (SDM) Iptek, pembiayaan litbang, royalty system, patent,
HKI, kualitas produk (SNI dan ISO), MSTQ, dan penerapan Total Quality Management
(TQM).”
Poin 9 yang berbunyi “Upaya perluasan kesempatan kerja diarahkan untuk mendorong
pasar kerja yang fleksibel.”
Poin 16 yang berbunyi “Jaminan sosial diarahkan untuk mengembangkan system
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan membersayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.”
Kebijakan ketiga adalah kebijakan moneter, yang tercantum pada:
Poin 10 yang berbunyi “Pengembangan sektor keuangan diarahkan pada peningkatan
kemampuan dalam pembiayaan kegiatan ekonomi dan peningkatan ketahanan terhadap
gejolak yang melanda sektor keuangan dan perekonomian, penguatan kondisi internal
industri jasa keuangan, penguatan sistem pengaturan yang efektif, mengantisipasi
perkembangan pasar keuangan internasional, mendorong peningkatan kemampuan UKM.”
Poin 11 yang berbunyi “Dalam rangka memperkuat stabilitas ekonomi, kerangka
stabilitas sistem keuangan dibangun untuk meminimalisasikan terjadinya krisis, serta
mengelola jika terjadi krisis dengan adanya pembagian peranan dari masing-masing lembaga
terkait dalam pengawasan dan pengaturan sector keuangan.”
Poin 12 yang berbunyi “Pengembangan keuangan pemerintah diarahkan pada perbaikan
pengelolaan keuangan negara yang bertumpu pada system anggaran yang transparan,
bertanggung jawab, dan dapat menjamin efektivitas pemanfaatan. Kepentingan utama
pembiayaan pemerintah adalah penciptaan pembiayaan pembangunan yang dapat menjamin
kemampuan peningkatan pelayanan public baik di dalam penyediaan pelayanan dasar,
prasarana dan sarana fisik serta ekonomi, dan mendukung peningkatan daya saing ekonomi.”
Poin 13 yang berbunyi “Pemilihan sistem nilai tukar mata uang dalam 20 tahun
mendatang disesuaikan dengan gejolak eksternal dan kondisi ketahanan sistem keuangan
dalam negeri. Bila gejolak eksternal yang mereda sementara ketahanan sistem keuangan telah
mantap, yang didukung pula oleh stabilitas politik dan keamanan yang baik, dimungkinkan
adanya perubahan system nilai tukar ke arah yang lebih tetap untuk mendorong kepastian di
sektor riil.”
Kebijakan yang terakhir adalah kebijakan fiskal, yang tercantum pada:
Poin 14 yang berbunyi “Ketahanan pangan ditingkatkan dengan perluasan pemenuhan
produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang tercermin
dari tersedianya pangan yang cukup, baik dalam jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan
terjangkau. Peranan pemerintah dari tingkat pusat sampai pada pemerintah daerah adalah
memfasilitasi dan menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan pengawasan
terhadap ketersediaan pangan.”
Poin 15 yang berbunyi “Dalam kaitan itu ditingkatkan produksi pangan multi
komoditas dari dalam negeri berdasarkan keunggulan komparatif dan kompetitifnya;
efektivitas dan efisiensi distribusi pangan; akses masyarakat terhadap bahan pangan;
kemampuan penyediaan pangan (jumlah, mutu, dan ragamnya); kemampuan penyediaan
cadangan pangan pengetahuan masyarakat tentang pangan dan gizi.”
RPJPN
RPJPN 2005-2025 dilaksanakan dalam empat tahapan rencana pembangunan jangka
menengah (RPJM) dengan rumusan arah prioritas kebijakan, yang dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.

RKP
Sedangkan dalam RKP, pada pembangunan ekonomi terdiri atas 9 (sembilan) bidang,
yaitu: (1) Bidang Keuangan Negara; (2) Bidang Stabilitas Harga; (3) Bidang Usaha Mikro
Kecil Menengah dan Koperasi; (4) Bidang Perdagangan Dalam Negeri; (5) Bidang Kerja
Sama Internasional; (6) Bidang Jasa Keuangan; (7) Badan Usaha Milik Negara; (8) Bidang
Data dan Informasi Statistik; dan (9) Bidang Ketenagakerjaan yang akan kita tampilkan
dalam bentuk tabel sederhana.

Anda mungkin juga menyukai