Anda di halaman 1dari 7

p-ISSN: 2337-5973

e-ISSN: 2442-4838

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)


TERPADU MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DENGAN STRATEGI
STUDENT GENERATED RESPRESENTATION (SGRS)

Evriani
Yudi Kurniawan
Riski Muliyani
Prodi Pendidikan Fisika, STKIP Singkawang
Email: yudikurniawan1012@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan peningkatan keterampilan
proses sains (KPS) terpadu dengan menggunakan model pembelajaran
guided inquiry dengan strategi student generated respresentation
(SGRs). Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen tes dan
non tes. Hasil penelitian menunjukan bahwa model guided inquiry
dengan strategi SGRs memiliki rata-rata N-gain sebesar 0,34 dengan
kategori sedang.

Kata Kunci: Guided Inquiry, SGRs, Keterampilan Proses Sains


Terpadu.

(Permendiknas, 2006: 377). Akan


PENDAHULUAN
tetapi yang terjadi di lapangan
Pembelajaran IPA seharusnya berdasarkan observasi di kelas, proses
dapat memberikan pengalaman pembelajaran masih berpusat pada
belajar pada siswa untuk guru sehingga siswa kurang aktif dan
mendapatkan keterampilan serta belum adanya proses pembelajaran
penguatan pada materi yang dipelajari yang melibatkan keterampilan proses
(Ramdan dan Hamidah, 2015: 106). sains (KPS) (Yuliani dkk, 2012: 208).
Pendidikan IPA diharapkan dapat KPS merupakan adaptasi dari
menjadi tempat bagi peserta didik keterampilan yang digunakan oleh
untuk mempelajari diri sendiri dan para ilmuwan untuk menyusun suatu
alam sekitar, serta proses penerapan konsep, menyelidiki suatu masalah
dalam kehidupan sehari-hari dan membuat kesimpulan atas

119
Evriani, Yudi.K. , Riski. M. – Peningkatan Keterampilan Proses ...

masalah tersebut (Karsli dkk, 2010: di Kota Singkawang, nilai rata-rata


778 ). Apabila seseorang sudah KPS siswa di kelas yaitu 46. Nilai
terlatih dengan KPS maka akan rata-rata tersebut menunjukan bahwa
memiliki keterampilan dalam KPS siswa rendah. Untuk mengatasi
memecahkan suatu masalah, meng- hal tersebut maka peneliti
analisis, melihat, dan membuat suatu memberikan solusi alternatif dengan
rencana (Ambarsari dkk, 2013: 82). memberikan pembelajaran yang dapat
KPS dibagi menjadi dua yaitu, KPS meningkatkan KPS terpadu siswa
dasar dan KPS terpadu. KPS dasar dengan menerapkan model
merupakan kemampuan dalam pembelajaran guided inquiry.
mengamati benda-benda dan Model pembelajaran Guided
peristiwa kemudian diklasifikasikan inquiry merupakan sebuah model
untuk menemukan suatu konsep baru pembelajaran yang bersifat student
dengan mencari persamaan maupun centered atau berpusat pada siswa,
perbedaan, sedangkan KPS terpadu model pembelajaran ini menempatkan
merupakan keterampilan dimana siswa dalam situasi dimana siswa
siswa lebih mencari tahu sendiri dituntut untuk bereksperimen secara
jawaban atas pertanyaannya dan mandiri agar dapat melihat sendiri
merancang investigasi untuk menguji fenomena yang terjadi
ide mereka sendiri (Rezba dkk, 2002: (Wulanningsing dkk, 2012: 34).
25). Model pembelajaran guided inquiry
Adapun aspek KPS terpadu dapat meningkatkan KPS, karena
meliputi, mengidentifikasi dan dalam tahap-tahap pembelajarannya
mendefiniskan variabel, me- akan memberikan kesempatan lebih
ngumpulkan dan mengubah data, banyak kepada siswa untuk mencari
memanipulasi, merekam data, dan menemukan sendiri fakta dengan
merumuskan hipotesis, merancang pengalaman secara langsung sehingga
masalah atau melakukan percobaan proses pembelajaran menjadi lebih
(Karamustafaoğlu, 2011: 26). optimal (Rizal, 2014: 161). Adapun
Berdasarkan hasil prariset yang tahap - tahap dalam model pem-
dilakukan di kelas VII salah satu SMP belajaran guided inquiry menurut

JPF. Vol. V. No. 2. September 2017 120


Evriani, Yudi.K. , Riski. M. – Peningkatan Keterampilan Proses ...

Amilasari dan Sutiadi (2008: 3-5) pembelajaran guided inquiry dengan


yaitu 1) penyajian pertanyaan atau strategi SGRs pada materi
masalah, 2) membuat hipotesis, 3) pengukuran di salah satu SMP Negeri
merancang eksperimen, 4) melakukan Kota Singkawang.
eksperimen, 5) mengumpulkan dan
menganalisis data, 6) membuat METODE
kesimpulan. Teknik pengambilan sampel yaitu
Siswa biasanya mengalami purposive sampling dengan
kesulitan dalam membuat hipotesis pertimbangan siswa yang telah
dan menganalisis data, dikarenakan mempelajari materi pengukuran yang
siswa belum paham dengan dilakukan di kelas VII salah satu SMP
demonstrasi yang disajikan guru dan Negeri di Kota Singkawang. Teknik
ekperimen yang akan dilakukannya pengumpulan data yang digunakan
(Rizal, 2014: 160). Maka dalam yaitu tes dan non tes. Tes yang
penelitian ini digunakan strategi digunakan berupa soal keterampilan
tambahan yaitu Strategi Student proses sains (KPS) terpadu yang
Generated Representations (SGRs). diberikan sebelum dan sesudah
SGRs berisi pertanyaan arahan yang treatment pada materi pengukuran.
terdiri elicit artinya guru akan Sedangkan non tes berupa lembar
memberikan pertanyaan kepada siswa observasi keterlaksanaan model
apa yang menyebabkan hal tersebut pembelajaran guided inquiry dengan
bisa terjadi, clarify yaitu guru akan strategi student generated
memberikan pertanyaan berupa representations (SGRs) berupa
penyelidikan, dan extend yaitu guru pertanyaan dan lembar skala sikap
dapat memperluas ide siswa dengan untuk mengetahui respon siswa
membandingkan ide siswa dengan ide terhadap model pembelajaran guided
yang lain (Kenny, 2015: 3). inquiry dengan strategi SGRs.
Berdasarkan uraian tersebut, maka Dalam penelitian ini terdapat 12
peneliti ingin mengetahui soal KPS terpadu. Setelah aspek KPS
peningkatan KPS terpadu siswa terpadu tersebut didistribusikan ke
melalui penerapan model dalam pertanyaan berupa pilihan

JPF. Vol. V. No. 2. September 2017 121


Evriani, Yudi.K. , Riski. M. – Peningkatan Keterampilan Proses ...

ganda dengan alasan siswa tersebut posttest  pretest


g  (1)
yang menjawab, dan mendapatkan skormaks  pretest

hasil pretest dan posttest kemudian di Berikut kategori peningkatan KPS


analisis dengan uji gain ternormalisasi terpadu siswa yang diadopsi dari
(n-gain) yang diadposi dari Hake Hake (1998: 3) dapat dilihat pada
(1998: 3). Tabel 2.

Tabel 1. Klasifikasi Indeks Gain Ternormalisasi


Indeks gain Kategori
< 𝑔 > ≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ < 𝑔 > < 0,7 Sedang

< 𝑔 > < 0,3 Rendah

HASIL DAN PEMBAHASAN dengan strategi student generated


Penelitian ini bertujuan untuk respresentation (SGRs). Berdasarkan
menunjukkan peningkatan hasil analisis n-gain maka didapat
keterampilan proses sains (KPS) peningkatan KPS terpadu siswa per
terpadu siswa dengan menggunakan aspek pada Gambar 1.
model pembelajaran guided inquiry

Peningkatan KPS Terpadu Siswa


0,70
0,60
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
Merumuskan Merencakan Melakukan Menafsirkan data
hipotesis percobaan percobaan

pretest posttest N-gain

Gambar 1. Peningkatan KPS Terpadu

JPF. Vol. V. No. 2. September 2017 122


Evriani, Yudi.K. , Riski. M. – Peningkatan Keterampilan Proses ...

Berdasarkan gambar tersebut, (0,18 menjadi 0,30). Berdasarkan


dapat dillihat bahwa setiap aspek KPS hasil rata-rata n-gain yaitu 0,34
terpadu mengalami kenaikan setelah membuktikan bahwa model
diterapkannya model pembelajaran pembelajaran guided inquiry dengan
guided inquiry dengan strategi SGRs. strategi SGRs dapat meningkatkan
Aspek yang mengalami kenaikan KPS terpadu pada siswa dengan
tertinggi yaitu aspek merumuskan kategori sedang. Berikut kategori
msalah (0,2 menjadi 0,59) dan aspek peningkatan KPS terpadu yang dapat
yang mengalami kenikan terendah dilihat pada Tabel 2.
yaitu aspek melakukan percobaan
Tabel 2. Kategori Peningkatan KPS Terpadu
Aspek Keterampilan Proses
No Kategori n-gain
Sains (KPS) Terpadu
1 Merumuskan hipotesisis Sedang
2 Merencanakan percobaan Sedang
3 Melakukan percobaan Rendah
4 Menafsirkan data Sedang

Berdasarkan hasil n-gain aspek siswa berhipotesis dan memprediksi


yang mengalami peningkatan paling (Lestari dkk, 2015: 51).
tinggi yaitu merumuskan hipotesis Aspek yang mengalami
(0,51), hal ini dapat disebabkan peningkatan dengan kategori rendah
sebelum memasuki kegiatan inti hasil uji n-gain yaitu aspek
pembelajaran guru selalu memberikan melakukan percobaan (0,15).
pertanyaan - pertanyaan yang Rendahnya ini bisa disebabkan dalam
mengarahkan siswa untuk lebih proses pembelajaran guru hanya
berpikir lagi, sehingga siswa menyampaikan materi tanpa meng-
terdorong untuk menemukan sendiri ajarkan siswa untuk menemukan
jawaban dengan merumuskan sendiri pengetahuan melalui kegiatan
kemungkinan jawaban dari setiap eksperimen dengan alasan ke-
pertanyaan yang akhirnya membuat terbatasan waktu dan jumlah siswa

JPF. Vol. V. No. 2. September 2017 123


Evriani, Yudi.K. , Riski. M. – Peningkatan Keterampilan Proses ...

yang terlalu banyak. Selain itu, siswa penerapan model pembelajaran


inkuiri terbimbing. Jurnal
kurang terbiasa melakukan eks-
Pengajaran MIPA FPMIPA
perimen sehingga siswa minim akan UPI, 12(2), 1-8.
Hake, R. R. (1998). Interactive-
pengetahuan penggunaan alat
engagement versus traditional
praktikum yang akan mengakibatkan methods: A six-thousand-
student survey of mechanics
siswa kurang teliti dalam membaca
test data for introductory
alat ukur (Kurniawan dan Endah, physics courses. American
journal of Physics, 66(1), 64-74.
2012: 154-155 ).
Karamustafaoğlu, S. (2011).
Improving the science process
skills ability of prospective
PENUTUP
science teachers using I
Kesimpulan diagrams. Eurasian Journal of
Physics and Chemistry
Berdasarkan hasil analisis uji n-gain,
Education, 3(1), 26-38.
peningkatan keterampilan proses Karsli, F., Yaman, F., & Ayas, A.
(2010). Prospective chemistry
sains (KPS) terpadu siswa materi
teachers’ competency of
pengukuran dapat meningkatkan evaluation of chemical
experiments in terms of science
KPS terpadu sebesar 0,34 dengan
process skills. Procedia-Social
kategori sedang, dan respon siswa and Behavioral Sciences, 2(2),
778-781.
terhadap model pembelajaran guided
Kenny, John. 2014. Student
inquiry dengan strategi student Generated Representations (
SGRs) as a strategy for learning
generated representations (SGRs).
and teaching science. pp 1-3.
Kurniawan, wawan., dan Endah,
Diana. 2012. Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Fisika dengan Metode Inquiry
Ambarsari, W., Santosa, S., & Maridi, Terbimbing untuk
M. (2013). Penerapan mengembangkan Keterampilan
Pembelajaran Inkuiri Proses Sains.Tersedia:http://e-
Terbimbing Terhadap jurnal.
Keterampilan Proses Sains upgrismg.ac.id/index.php/JP2F/
Dasar Pada Pelajaran Biologi article/view/116
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Lestari, F., Achmad, A., & Marpaung,
Surakarta. Pendidikan Biologi, R. R. T. (2015). Pengaruh
5(1). Penggunaan LKS Berbasis
Amilasari, A., & Sutiadi, A. (2008). Inkuiri Terbimbing Terhadap
Peningkatan kecakapan Keterampilan Proses Sains
akademik siswa SMA dalam Siswa. Jurnal Bioterdidik, 3(8).
pembelajaran fisika melalui

JPF. Vol. V. No. 2. September 2017 124


Evriani, Yudi.K. , Riski. M. – Peningkatan Keterampilan Proses ...

Permendiknas. 2006. Peraturan


Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2006 Tentang Standar Isi
Untuk Satuan Pendidikan Dasar
Dan Menengah. Jakarta.
Ramdan, S., & Hamidah, I. (2016).
Peningkatan Keterampilan
Proses Sains Siswa SMP
Melalui Penerapan Levels Of
Inquiry Dalam Pembelajaran
IPA Terpadu. EDUSAINS,
7(2), 105-113.
Rizal, M. (2014). Pengaruh
Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing dengan Multi
Representasi terhadap
Keterampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep IPA Siswa
SMP. Jurnal Pendidikan Sains,
2(3), 159-165.
Rezba, R. J., Sprague, C., & Fiel, R.
(2003). Learning and assessing
science process skills. Kendall
Hunt.
Yuliani, H. (2012). Pembelajaran
Fisika dengan Pendekatan
Keterampilan Proses dengan
Metode Eksperimen dan
Demonstrasi Ditinjau dari Sikap
Ilmiah dan Kemampuan
Analisis (Studi pada Materi
Pembelajaran Fluida Statis
untuk Siswa Kelas XI Semester
2 SMA Negeri 1 Jakenan Pati T
(Doctoral dissertation, UNS
(Sebelas Maret University)).

JPF. Vol. V. No. 2. September 2017 125

Anda mungkin juga menyukai