Anda di halaman 1dari 5

Ketua Kelas : “Selamat pagi bu”

Wali kelas: “Pagi, Oh iya Andi bagaimana rencana kita untuk study wisata di hutan pinus biru? apakah semua teman
temanmu mau?”

Ketua kelas: “Saya barusan sudah ngomong dengan teman teman kelas bu, kami semua setuju study alam di hutan
pinus, hanya ada usulan untuk wisata di pantai padawa saja bu”

Wali kelas: “Wahhh kenapa begitu?”

Ketua kelas: “Soalnya untuk di hutan pinus tidak ada tempat wisata yang bagus bu, yang ada hanya hutan sama
rumah pohon aja”

Wali kelas: “Hmmm tapi andi, ibu sudah bilang duluan tentang rencana kita ini ke kepala sekolah. Dan beliau pun
sudah menyetujui”

Ketua kelas: “Iya ibu, tapi sepetinya banyak yang gak ikut bu kalau study dan wisatanya di hutan pinus biru”

Wali kelas: “Duh, gimana ya? soalnya ibu sudah mempersiapkan semua ndi”

Ketua kelas: “Apa gini saja bu, biar saya aja sama teman teman semua nanti menghadap ke kepala sekolah untuk
bicara rencana kami”

Wali kelas: “Yaudah kalau begitu, sana menghadap beliau dan laporkan hasil diskusi sama ibu”

Ketua kelas: “Baik bu terimakasih”


Ketua pengusaha                : “Selamat siang, pak.”

Wakil pemerintah daerah     : “ Selamat siang, pak. Silakan duduk.”

Ketua pengusaha                : “Terimakasih.”

Wakil pemerintah daerah     : “ Apa yang bisa saya bantu?”

Ketua pengusaha                 : “Begini, saya selaku ketua pengusaha batik se-Salatiga ingin memberikan rancangan
program pembangunan laboratorium batik. Ini proposalnya.”

Ketua pengusahapun memberikan proposal tersebut. Setelah beberapa saat membaca, wakil pemerintah daerah
membicarakan pendapatnya tentang pembangunan laboratorium batik tersebut.

Wakil pemerintah daerah     : “Menurut saya, usulan laboratorium batik tersebut sangat bagus. Tetapi salah satu
masalah yang saya temukan disini adalah biayanya yang sangat besar.”

Ketua pengusaha                 : “ Setelah kami hitung-gitung memang biaya yang akan dikeluarkan akan sangat besar.
Maka dari itu, kami membutuhkan bantuan pemerintah demi pembangunan laboratorium batik.”

Wakil pemerintah daerah     : “Bagaimana kalau biayanya diturunkan sehingga menjadi 750 juta?”

Ketua pengusaha                 : “Tidak bisa, pak. Dana yang kami keluarkan untuk membantu pembangunan
laboratorium akan semakin banyak.”

Wakil pemerintah daerah     : “Lalu bagaiman? Pemerintah tidak mungkin mengeluarkan uang sebanyak itu.”

Ketua pengusaha                 : “ Bagaimana kalau 900 juta rupiah?”

Wakil pemerintah daerah     : “Itu masih terlalu mahal. Bagaimana kalau 775 juta?”

Ketua pengusaha                : “Bagaimana kalau 800 juta? Saya akan carikan bahan yang lebih murah tetapi kualitasnya
akan bagus? Pekerja yang dipekerjakan juga akan saya kurangi. Selain itu saya akan mengubah konsep bangunan
sehingga tidak perlu mengeluarkan uang yang tidak terlalu banyak tetapi tetap artistik.”

Wakil pemerintah daerah     : “ Baik saya seyuju. Saya akan tunggu revisi dari proposal tersebut. Dan akan segera
saya akan cairkan dana tersebut sehingga pembangunan laboratorium batik dapat segera dilaksanakan.”

Ketua pengusaha                : “ Baik, saya akan selesaikan proposal ini dengan segera. Senang bekerja sama dengan
anda.”

Wakil pemerintah daerah     : “Terimakasih”

Ketua pengusaha                : “Baik, selamat siang.”

Wakil pemerintah daerah     : “Selamat siang.”

Akhirnya kesepakatanpun terbentuk. Pembanguanan laboratorium batikpun berjalan lancar.


4 Pokok Bahasan Negosiasi antara Pemerintah dengan Freeport,10 Persen Harus Jadi Milik Pemda Papua

Sabtu, 22 Desember 2018 10:31

Sri Mulyani bersama Presiden dan jajaran Menteri dalam perjanjian kepemilikan saham Freeport oleh Indonesia 

TRIBUNWOW.COM - Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa ada empat
hal yang menjadi bahasan dalam negoisasi yang dilakukan oleh Pemerintah dengan PT Freeport Indonesia.

Sri Mulyani mengatakan bahwa ia bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, Menteri Badan
Usaha Milik Negara Rini Soemarno dan Menteri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya telah
melaporkan kepada Presiden Republik Indonesia mengenai pelaksanaan penugasan yang diberikan oleh Presiden
Jokowi .

Penugasan tersebut terkait perundingan antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Freeport McMoran.

Sosok yang menjabat posisi Menteri Keuangan ini mengutarakan empat hal yang dibahas dalam perundingan.

"Perundingan mencakup 4 hal:


1) Mengharuskan  Freeport  untuk melakukan divestasi saham kepemilikan PT.  Freeport  Indonesia 51 persen untuk
pihak Indonesia- dimana 10 persen dimiliki oleh Pemerintah Daerah  Papua  dan kabupaten Mimika

2)  Freeport  harus membangun smelter di Indonesia dalam waktu 5 tahun.

3) Kepastian penerimaan negara (pajak pusat dan daerah dan penerimaan negara bukan pajak) harus lebih tinggi
dibandingkan periode kontrak karya dan pemberian kepastian Invetasi selama masa operasi.

4) Perpanjangan masa operasi PT.  Freeport  Indonesia selama 2x10 tahun hingga 2041 melalui penerbitan Izin Usaha
Pertambangan Khusus (IUPK)," tulis Sri Mulyani

Sri Mulyani mengatakan bahwa dirinya dan tim melaksanakan perundingan secara intesif, akuntabel, profesional dan
bebas dari kepentingan pribadi.

Seluruh elemen transaksi divestasi 51 persen telah diselesaikan pembayarannya sehingga PT. Freeport Indonesia
sudah dimiliki kembali oleh Republik Indonesia.

"Sumbangan penerimaan perpajakan dan PNBP untuk negara akan lebih besar dibanding pada masa kontrak karya.
Dan  Freeport  akan membangun smelter dalam waktu 5 tahun," tulis Sri Mulyani

Menteri Keuangan RI tersebut juga menyampaikan bahwa Presiden mengharapkan PT Freeport Indonesia akan terus
dapat dikelola secara profesional, baik dan bertanggung-jawab untuk semaksimal mungkin kemakmuran rakyat. Hal
tersebut merupakan tanggung jawab Pemerintah untuk bangsa dan negara Indonesia.

"Presiden mengharapkan PT  Freeport  Indonesia akan terus dapat dikelola secara profesional, baik dan bertanggung-
jawab untuk semaksimal mungkin kemakmuran rakyat. Itu tanggung jawab kami semua untuk bangsa dan negara
Indonesia," tutup Sri Mulyani dalam  caption tersebut.

Dikutip dari Tribunnews.com, sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk segera


menyelesaikan tahapan pengambilan saham PT Freeport Indonesia, sebesar 51 persen.

"Saya minta semua tahapan proses divestasi bisa diselesaikan dan sudah final sebelum akhir 2018, semuanya
rampung," papar Jokowi dalam rapat terbatas terkait divestasi Freeport Indonesia di kantor Presiden, Jakarta, Kamis
(29/11/2018).

Menurut Jokowi, proses divestasi Freeport merupakan sebuah langkah besar untuk mengembalikan mayoritas
kepemilikan sumber daya alam yang sangat strategis ke pangkuan ibu pertiwi.

"Akan kita gunakan sebesar-besarnya untuk peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat," kata Jokowi.

Untuk mencapai keinginan tersebut, Jokowi pun meminta laporan terkini dari jajaran menteri kabinet, tahapan apa
saja yang belum diselesaikan.
"Saya minta laporan mengenai perkembangan beberapa yang masih perlu segera dituntaskan, seperti penyelesaian
isu lingkungan, masalah limbah, masalah tailing," ungkap Jokowi.

"Kemudian isu perubahan kontrak karya menjadi IUPK, kepemilikan saham pemerintah Provinsi Papua dan
kabupatan Mimika dan juga terkait dengan jaminan fiskal, perpajakan, royalti, stabilitas investasi," tambahnya.
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan alotnya negosiasi Freeport yang berlangsung cukup
panjang. Ia menjelaskan sejak tahun 1967, Freeport McMoran (FCX) memegang Kontrak Karya (KK) penambangan di
Papua. KK tersebut diperpanjang pada tahun 1991, untuk jangka waktu 30 tahun sampai dengan 2021.

"Pada Kontrak Karya 1991 tercantum bahwa setelah 2021 pemerintah Republik Indonesia akan memberikan
perpanjangan hak penambangan 2x10 tahun (hingga 2041) dan tidak akan melakukan penghentian kontrak tanpa
alasan yang wajar," kata dia seperti tertulis dalam instagramnya @smindrawati, Kamis, 27 Desember 2018.

Dengan berbekal KK tersebut, kata Sri Mulyani, Freeport McMoran bahkan sejak 7 tahun lalu sudah meminta proses
pembahasan untuk mendapatkan persetujuan perpanjangan KK hingga 2041. Ia memaparkan, alasan mereka adalah
keputusan perpajangan kontrak harus dilakukan jauh hari agar kepastian investasi ke depan dan kontinuitas operasi
penambangan dapat dijaga dan tidak berhenti.

"Alasan lain, Indonesia mengeluarkan Undang-undang Nomor 4 tahun 2009 mengenai Penambangan Mineral dan
Batubara yang mengharuskan semua kontrak karya diubah menjadi Ijin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Sehingga muncul tekanan kepada FCX untuk mengubah KK menjadi IUPK," ujarnya.

Pemerintahan SBY, kata dia, menghadapi situasi harus melaksanakan UU 4/2009 - termasuk menghadapi tekanan
DPR untuk melaksanakan undang-undang tersebut. Namun pada saat bersamaan pemerintah harus menghormati
dan menjalankan KK yang dipegang Freeport.

"Hingga Pemerintahan SBY berakhir 2014, tidak terjadi kesepakatan antara Pemerintahan RI dengan Freeport
mengenai perpajangan KK dan pengubahan KK menjadi IUPK," kata dia.

Tugas ini lanjut Sri Mulyani, dipikul oleh Presiden Jokowi sejak terpilih sebagai Presiden tahun 2014. Presiden Jokowi
menugaskan para menteri melakukan negosiasi kontrak Freeport yang menyangkut empat hal yang tidak
terpisahkan (satu paket) yaitu keharusan Freeport McMoran (FCX) melakukan divestasi 51 persen kepemilikan pada
PT Freeport Indonesia (FI) ke Indonesia.

Kemudian, keharusan Freeport membangun smelter dalam jangka waktu lima tahun semenjak persetujuan
perpanjangan operasi ditandatangani. Ketiga, keharusan FCX membayar lebih besar bagi penerimaan negara
(Perpajakan Pusat dan Daerah dan PNBP - Penerimaan Negara Bukan Pajak). "Perpajangan Operasi 2x10 tahun
hingga 2041 diatur dalam skema IUPK sebagai pengganti Kontrak Karya," ujar dia.

Proses divestasi saham PT Freeport Indonesia kepada PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero) rampung setelah
sekitar dua tahun proses negosiasi intensif antara Inalum, Freeport McMoran Inc dan Rio Tinto berlangsung.
Resminya pengalihan saham tersebut ditandai dengan proses pembayaran dan terbitnya Izin Usaha Pertambangan
Khusus Operasi Produksi sebagai pengganti Kontrak Karya PTFI yang telah berjalan sejak tahun 1967 dan
diperbaharui di tahun 1991 dengan masa berlaku hingga 2021.

Dengan terbitnya IUPK ini, Freeport Indonesia bakal mengantongi perpanjangan masa operasi 2 x 10 tahun hingga
2041, serta mendapatkan jaminan fiskal dan regulasi. PTFI juga akan membangun pabrik peleburan (smelter) dalam
jangka waktu lima tahun.

Terkait dengan pengalihan saham, INALUM telah membayar US$ 3,85 miliar kepada FreeportMcMoRan Inc dan Rio
Tinto, untuk membeli sebagian saham perusahaan asal Amerika Serikat dan hak partisipasi Rio Tinto di Freeport
Indonesia. Dengan demikian kepemilikan Inalum meningkat dari 9,36 persen menjadi 51,23 persen.

Anda mungkin juga menyukai