Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 4 ( LINGKUNGAN )

KELAS E6
Nama Kelompok :
1. Ahmad Furqon (30.0396)
2. Andi Muhammad Fathur (30.1173)
3. Daniel Bayu (30.0917)
4. Fathirman Ismail (30.1111)
5. Fiqri Buchori (30.0544)
6. Louwvia Tawainella (30.1400)
7. Natasya Alfadilla R.H (30. 0973)

A) Masalah : Permasalahan Lingkungan Di Kalimantan Timur , Sang Ibu Kota Negara Baru
B) Tujuan :
1. Mengetahui layakkah Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Negara dan Pusat
Pemerintahan.
2. Mengetahui permasalahan yang muncul berkaitan dengan pemindahan Ibu Kota Negara
atau Pusat Pemerintahan.
3. Mengetahui skenario-skenario apa saja yang muncul berkaitan dengan pemindahan Ibu
Kota Negara Pusat Pemerintahan serta apa yang harus dilakukan sebagai tindaklanjutnya.
c) Strategi :
Dalam strategi pengembangan ekonomi IKN Kalimantan Timur
 Diversifikasi dan sektor ekonomi baru
 Prinsip pengembangan industry
 Pembangunan IKN sebagai prime-mover pemulihan ekonomi pasca Covid-19
Dalam strategi pengembangan transportasi IKN Kalimantan Timur
 Mengoptimalkan proposi perjalanan plot sekaligus mengoptimalkan mode transportasi
untuk setiap perjalanan
 Inovasi transportasi guna menciptakan jaringan transportasi dan pengalaman perjalanan
yang efisien
d) Sumber Usulan :
 UU No. No. 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota
Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
 Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo dalam Sidang Tahunan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia pada 16 Agustus 2019 dan disusul dengan
Pengumuman Pemindahan Ibu Kota Negara oleh Presiden pada 26 Agustus 2019 di
Istana Negara.
 RUU IKN ( Sudah Masuk Program Legislasi Nasional atau Prolegnas 2021 )

e) Penyediaan Input :
1. Peraturan-peraturan sebagai berikut :
 Pasal 28H ayat 1 UUD Tahun 1945
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.”
 Pasal 33 ayat 4 UUD Tahun 1945
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta
dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
 Pasal 12 ayat 2 UU 32 Tahun 2009
Dalam hal RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum tersusun, pemanfaatan sumber
daya alam
dilaksanakan berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan
memperhatikan:
a. keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup;
b. keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan
c. keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat.
 Pasal 65 ayat 1 UU 32 Tahun 2009
Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi
manusia.
 UU 5 Tahun 1990, UU 41 Tahun 1999,
“Hutan, sebagai salah satu penentu sistem penyangga kehidupan dan sumber kemakmuran
rakyat, oleh
karena itu keberadaannya harus dipertahankan secara optimal, dijaga daya dukungnya secara
lestari”
 Pasal 2 huruf b dan c dan Pasal UU 26 Tahun 2007
Dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, penataan ruang diselenggarakan
berdasarkan asas:
b. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan;
c. keberlanjutan;
 Pasal 3 UU 26 Tahun 2007.
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang
aman,
nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional dengan:
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan
dengan
memperhatikan sumber daya manusia; dan
c. terwujudnya pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan
akibat
pemanfaatan ruang.
2. Dana
Bahwa anggaran yang dibutuhkan terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) pada tahun
2021 ini, mencapai Rp1,7 triliun. anggaran tersebut terbagi ke dalam anggaran belanja masing-
masing kementerian dan lembaga (K/L) maupun non K/L. Belanja PUPR, Kemenhub, KLHK,
ATR sebesar Rp800 miliar dan di dana belanja Project Development Fund (PDF) sebesar Rp900
miliar yang masuk ke non K/L. Anggaran itu selalu ada di dalam masing-masing K/L. PUPR ada
belanja yg dipakai untuk mempersiapkan berbagai infrastruktur dasar di sana

3. Pembentukan kelompok sasaran


 Rakyat Indonesia
 Para Investor
4. Pengawasan
 Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )
 Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK )
 Badan Pengawas Keuangan ( BPK )
 Inspektorat
5. Perangkat Pelaksana
 Pemerintahan Pusat
 Pemerintahan Provinsi atau Daerah

3. Tokoh
Natasya sebagai Menteri Lingkungan Hidup Dan Keuangan RI
Louwvia sebagai Menteri Keuangan RI
Daniel sebagai Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat RI
Fathir sebagai Wakil Ketua DPR RI
Fathur sebagai Badan Perencanaan Pengembangan Nasional
Fiqri sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur
Furqon sebagai Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
4. Skenario
Pada rapat terbatas Presiden RI dan Jajaran nya serta pernyataan resmi Presiden RI
mengenai yang semula berlokasi di DKI Jakarta berpindah ke Ibu Kota Negara baru ke Provinsi
Kalimantan Timur menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan. Seperti contohnya Wakil
Ketua DPR RI dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengkritik
tentang pemindahan ini.
Dengan adanya pernyataan diatas, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
mengadakan rapat dengan beberapa jajaran nya serta termasuk tokoh yang mengkritik tentang
pemindahan Ibu Kota Negara Baru yang pada akhirnya diadakan rapat secara online. Pada rapat
tersebut Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI membuka rapat terlebih dahulu mengenai
dasar-dasar legalitas mengenai pemindahan Ibu Kota Baru serta pemaparan dari Bappenas
mengenai limitasi ekologis dan lingkungan hidup di Kalimantan Timur. Setelah pemaparan ini,
langsung menuai kontra dan menjelaskan laporan ada nya isu lingkungan yang akan terjadi di
Kalimantan Timur oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur.
Rapat dilanjutkan oleh Menteri PUPR dimana beliau menjelaskan faktor yang membuat
Ibu Kota Negara harus di pindahkan seperti pemerataan pembangunan nusantara dan persebaran
penduduk. Pada bagian ini terjadi situasi yang memanas yaitu, pada saat Guru Besar Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Indonesia mengkritik atas kebijakan pemindahan Ibu Kota Baru karena
menurut beliau “Kita ini negara kepulauan, ada 17.000 pulau, diapit dua samudera dan berada di
pusat lalu lintas maritim. Di Brasil, kau bisa jalan kaki atau naik sepeda dari Rio ke Brasilia.
Disini, Kau tidak bisa jalan kaki ke Kalimantan, Jadi jangan disamakan negara kita dengan ibu
kota kontingen. Kita ini negara kepulauan, Mana logikanya” dengan nada tinggi. Karena beliau
merasa Pemerintah tidak bertanggung jawab dan seperti melarikan diri dari masalah kepadatan di
Ibu Kota DKI Jakarta. Dengan memanasnya situasi ini rapat masih dilanjutkan dengan
menyisakan pemaparan dari Menteri Keuangan RI mengenai pembiayaan IKN Baru.
Rapat tetap dilanjutkan dan isi dari pemaparan Menteri Keuangan yaitu, bahwa anggaran
yang dibutuhkan terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) pada tahun 2021 ini, mencapai
Rp1,7 triliun. anggaran tersebut terbagi ke dalam anggaran belanja masing-masing kementerian
dan lembaga (K/L) maupun non K/L. Belanja PUPR, Kemenhub, KLHK, ATR sebesar Rp800
miliar dan di dana belanja Project Development Fund (PDF) sebesar Rp900 miliar yang masuk
ke non K/L. Anggaran itu selalu ada di dalam masing-masing K/L. PUPR ada belanja yg dipakai
untuk mempersiapkan berbagai infrastruktur dasar di sana. Di ujung rapat terdapat kritik dari
Wakil Ketua DPR RI, mengenai keuangan yang ada di Indonesia ini mengenai pemindahan Ibu
Kota Negara. Beliau menyinggung bahwa keuangan Negara ini sedang sulit sehingga beliau
melemparkan kritik yang sangat dalam “"Di tengah minta untuk mendapatkan anggaran dana
sulit, pencapaian negara sulit apakah ini masuk akal? Jadi menurut saya sih enggak masuk akal
untuk saat ini, kecuali kita ada kelebihan anggaran dana yang memang dipersiapkan dan tempat
juga penting dimana” ucap Wakil Ketua DPR RI.
Hal ini memicu Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan RI selaku objek yang
bertanggung jawab atas pemindahan ini untuk menengahi segala pro dan kontra mengenai
permasalahan pemindahan Ibu Kota Negara Baru. Maka dari itu beliau langsung mengeluarkan
suata solusi dan kebijakan atau program yang akan di realisasikan untuk pemindahan Ibu Kota
Negara ini.
5. Keputusan akhir berbentuk kebijakan ataupun program
Maka dari itu, dengan ada nya rencana pemindahan Ibu Kota Negara Baru, akan diadakan
dan diterbitkan suatu kebijakan dimana RUU IKN yang meliputi revisi UU Pemerintahan
Provinsi DKI Jakarta dan Kalimantan, Raperpres Badan Otorita, Raperpres Rencana Tata Ruang
(RTR) Kawasan Strategis Nasional (KSN) IKN, RDTR Pusat Ekonomi IKN, Rencana Detail
Tata Ruang (RDTR) Pusat Pemerintahan IKN, RDTR BWK IKN, Serta RPP atau Raperpres
Insentif Swasta Dalam Pembangunan IKN, RPP/Raperpres Skema Pembiayaan IKN.

Anda mungkin juga menyukai