Anda di halaman 1dari 73

1

PENGANTAR

Model pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai


dengan perkembangannya secara holistic dengan melibatkan secara aktif dalam
proses pembelajaran baik fisik maupun emosinya. Untuk itu aktivitas yang
diberikan meliputi aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip
keilmuan yang holistic, bermakna, dan otentik sehingga siswa dapat menerapkan
perolehan belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam
kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi dari salah satu strategi
pembelajaran berdasarkan pendekatan yang bertujuan untuk menciptakan atau
membuat proses pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak.
Selanjutnya pembelajaran terpadu dalam pelaksanaannya anak dapat diajak
berpartisipasi aktif dalam mengekplorasi topik atau kejadian, siswa belajar proses
dan isi (materi) lebih dari satu bidang studi pada waktu yang sama.
Terdapat 10 model pembelajaran terpadu menurut Fogarty (1991:xv) yang
dijelaskan diantaranya: model Fragmented (fragmen), model Connected
(terhubung), model Nested (tersarang), model Sequenced (terurut), model Shared
(terbagi), model Webbed (jaring laba-laba), model Threaded (untaian), model
Integrated (integrasi), model Immersed (terbenam), model Networked (jaringan).
Selanjutnya dalam pembahasan ini difokuskan pada salah satu model
pembelajaran terpadu yakni model Immersed (terbenam).
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Standar Kompetensi
Fisika Kimia Geografi Tikom
Menerapkan konsep memahami sifat- memahami sumber melakukan operasi
dan prinsip sifat senyawa daya alam dasar komputer
mekanika klasik organik atas dasar
system kontinu gugus fungus dan
dalam senyawa
menyelesaikan makromolekul
masalah
2

2. Kompetensi Dasar
Fisika Kimia Geografi Tikom
menganalisis menjelaskan proses mengidentifikasi menggunakan
hukum-hukum yang pembentukan dan jenis–jenis sumber perangkat lunak
berhubungan teknik pemisahan daya alam alam beberapa program
dengan fluida statis fraksui-fraksi aplikasi
dan dinamik serta minyak bumi serta
penerapannya kegunaanya
dalam kehidupan
sehari-hari

3. Indikator Kognitif
Peringkat Fisika Kimia
C1 Menyebutkan pengertian Menyebutkan komponen utama
viskositas (kekentalan) pembentuk minyak bumi
suatu fluida
C2 Menjelaskan persamaan menjelaskan proses pembentukan minyak
kekentalan atau viskositas bumi
dalam fisika.
C3 Menafsirkan persamaan Menafsirkan bagan penyulingan
kekentalan atau viskositas bertingkat untuk menjelaskan dasar dan
dalam fisika teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak
bumi
C4 Menganalisis dimensi menganalisis dampak pembakaran bahan
persamaan kekentalan atau bakar terhadap lingkungan
viskositas dalam fisika
C5 Mengkonstruksi keterkaitan Mengkontruksi keterkaitan antara
antara variable-variabel penambahan zat aditif dengan kenaikan
hokum Poiseuille bilangan oktan
C6 Mengevaluasi bilangan Mengevaluasi hasil distilasi minyak bumi
Reynold

2. Indikator Afektif
a. Penerimaan (Receiving) A1
Memberikan perhatian pada sebuah acara atau aktivitas
b. Merespon (Responding) A2
Memberikan reaksi pada sebuah acara melalui pembentukan beberapa aplikasi
3

c. Penilaian (Valuing) A3
Menerima atau menolak sebuah acara melalui ekspresi tingkah laku yang positif
atau negatif.
d. Mengatur atau Mengorganisasikan (Organizing) A4
Ketika menghadapi situasi yang lebih dari satu nilai, dengan rela membentuk
nilai, menentukan hubungan antara nilai, dan menerima beberapa nilai sebagai
sesuatu yang dominan dari yang lain (penting bagi siswa individu).
e. Menandai dengan nilai yang kompleks (Characterizing by a value complex)
A5
Secara konsisten bertindak dalam persetujuan dengan nilai yang telah diterima
dan memasukkan tingkah laku ini sebagai bagian dari kepribadiannya.
3. Indikator Psikomotorik
a. Peniruan (Imitation) P1
Mempertunjukkan aksi yang diamati
b. Manipulasi (Manipulation) P2
Melakukan sebuah aksi
c. Ketepatan (Precision) P3
Melakukan sebuah aksi dengan tepat
d. Artikulasi (Articulation) P4
Melakukan kegiatan yang terkoordinasi dengan cara yang efisien dan
terkoordinasi.
Tabel 1. Tujuan Pembelajaran
Kognitif Fisika Kimia
C1 Melalui penjelasan dan Melalui penjelasan dan diskusi siswa
diskusi siswa dapat dapat menyebutkan komponen utama
menyebutkan pengertian pembentuk minyak bumi
viskositas (kekentalan)
suatu fluida
C2 Melalui penjelasan dan Melalui penjelasan dan diskusi siswa
diskusi siswa dapat dapat menjelaskan proses pembentukan
menjelaskan persamaan minyak bumi
kekentalan atau viskositas
dalam fisika.
C3 Melalui penjelasan dan Melalui penjelasan dan diskusi siswa
4

diskusi siswa dapat dapat menafsirkan bagan penyulingan


menafsirkan persamaan bertingkat untuk menjelaskan dasar dan
kekentalan atau viskositas teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak
dalam fisika bumi

C4 Melalui penjelasan dan Melalui penjelasan dan pengamatan siswa


pengamatan siswa dapat dapat menganalisis dampak pembakaran
menganalisis dimensi bahan bakar terhadap lingkungan
persamaan kekentalan atau
viskositas dalam fisika
C5 Melalui penjelasan dan Melalui penjelasan dan pengamatan siswa
pengamatan siswa dapat dapat mengkontruksi keterkaitan antara
mengkonstruksi keterkaitan penambahan zat aditif dengan kenaikan
antara variable-variabel bilangan oktan
hukum Poiseuille
C6 Melalui penjelasan dan Melalui penjelasan dan pengamatan siswa
pengamatan siswa dapat dapat mengevaluasi hasil distilasi minyak
mengevaluasi bilangan bumi
Reynold

2. Afektif
a. Penerimaan (Receiving) A1
Memberikan perhatian pada sebuah acara atau aktivitas
b. Merespon (Responding) A2
Memberikan reaksi pada sebuah acara melalui pembentukan beberapa aplikasi
c. Penilaian (Valuing) A3
Menerima atau menolak sebuah acara melalui ekspresi tingkah laku yang positif
atau negatif.
d. Mengatur atau Mengorganisasikan (Organizing) A4
Ketika menghadapi situasi yang lebih dari satu nilai, dengan rela membentuk
nilai, menentukan hubungan antara nilai, dan menerima beberapa nilai sebagai
sesuatu yang dominan dari yang lain (penting bagi siswa individu).
e. Menandai dengan nilai yang kompleks (Characterizing by a value complex)
A5
Secara konsisten bertindak dalam persetujuan dengan nilai yang telah diterima
dan memasukkan tingkah laku ini sebagai bagian dari kepribadiannya.
5

3. Psikomotorik
a. Peniruan (Imitation) P1
Mempertunjukkan aksi yang diamati
b. Manipulasi (Manipulation) P2
Melakukan sebuah aksi
c. Ketepatan (Precision) P3
Melakukan sebuah aksi dengan tepat
d. Artikulasi (Articulation) P4
Melakukan kegiatan yang terkoordinasi dengan cara yang efisien dan
terkoordinasi.
6

II. PENGALAMAN PEMBELAJARAN


1. Peta Keterpaduan Model Immersed
Pembelajaran terpadu tipe immersed adalah pembelajaran yang dirancang
agar setiap individu dapat memadukan semua data setiap bidang ilmu dan
menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya. Pembelajaran terpadu tipe
immersed terjadi secara otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal
dalam diri pebelajar. Tipe ini tergantung pebelajarnya, akan tetapi sekali tipe ini
terpakai, maka tim pengajar harus dapat memfasilitasi proses perpaduan dengan
memperhitungkan materi pembelajaran yang luas, variasi materi pembelajaran, yang
dipadukan dengan keterampilan, konsep dan sikap kerja yang baik dari pebelajar
immersed (Fogarty,1991).
Pembelajaran terpadu tipe immersed yang merupakan perpaduan kurikulum
antar disiplin ilmu secara khusus meletakkan fokus perpaduan pada sejumlah materi
(Fogarty,1991.23). Pembelajaran terpadu tipe immersed yang dirancang secara
terencana memungkinkan timbulnya beragam pengalaman belajar bagi siswa
sehingga pembelajaran lebih bermakna dan berdaya guna dengan kata lain kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan.

FISIKA TIKOM
Viskositas (η), Menggunakan
Hukum Poiseuille, perangkat lunak
Hukum Reynolds program aplikasi :
Windows dan Linux

Ahli Teknik
Perminyakan

GEOGRAFI
KIMIA
Potensi sumber
Proses minyak daya minyak bumi
bumi, fraksi di Indonesia dan
minyak bumi persebarannya
7

2. Materi Pembelajaran
A. Minyak Bumi

Sumber energi utama yang digunakan untuk bahan bakar rumah tangga,
kendaraan bermotor dan mesin industri berasal dari minyak bumi, batubara dan gas
alam. Ketiga jenis bahan bakar tersebut terbentuk dariperuraian senyawa-senyawa
organik yang berasal dari jasad organisme kecil yang hidup di laut jutaan tahun yang
lalu. Proses peruraian berlangsung lambat di bawah suhu dan tekanan tinggi, dan
menghasilkan campuran hidrokarbon yang kompleks. Sebagian campuran berada dalam
fase cair dan dikenal sebagai minyak bumi. Sedangkan sebagian lagi berada dalam fase
gas dan disebut gas alam.
Karena memiliki nilai kerapatan yang lebih rendah dari air, maka minyak bumi
(dan gas alam) dapat bergerak ke atas melalui batuan sedimen yang berpori. Jika tidak
menemui hambatan, minyak bumi dapat mencapai permukaan bumi. Akan tetapi, pada
umumnya minyak bumi terperangkap dalam bebatuan yang tidak berpori dalam
pergerakannya ke atas. Hal ini menjelaskan mengapa minyak bumi juga disebut
petroleum. (Petro-leum dari bahasa Latin petrus artinya batu dan oleum artinya minyak).
Untuk memperoleh minyak bumi atau petroleum ini, dilakukan pengeboran.
Komponen Minyak Bumi
Minyak bumi dan gas alam adalah campuran kompleks hidrokarbon dan
senyawa-senyawa organik lain. Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi
terutama adalah alkana dan sikloalkana, senyawa lain yang terkandung didalam minyak
bumi diantaranya adalah Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang
mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga. Komposisi minyak
bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur lainnya dan dari daerah ke daerah
lainnya.
Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi.
Berdasarkan hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :
 Karbon : 83,0 - 87,0 %
 Hidrogen : 10,0 - 14,0 %
 Nitrogen : 0,1 - 2,0 %
8

 Oksigen : 0,05 - 1,5 %


 Sulfur : 0,05 - 6,0 %
Komponen hidrokarbon dalam minyak bumi berbeda–beda tergantung pada
umur, suhu pengolahan dan cara pembentukan zat–zat penyusunnya. Minyak bumi dari
Amerika banyak mengandung senyawa hidro karbon jenuh. Minyak bumi dari Rusia
banyak mengandung senyawa sikloalkana. Minyak bumi dari Indonesia banyak
mengandung senyawa aromatik dan kadar belerangnya rendah sehingga minyak bumi
dari Indonesia termasuk minyak bumi yang bermutu tinggi. Minyak bumi merupakan
campuran alkana, sikloalkana, hidro karbon aromatik, dan senyawa lain yang
mengandung belerang, nitrogen, oksigen dan organologam. Tetapi komponen utama
(yang terbesar) adalah golongan alkana.
Tabel 1. Komposisi Senyawa Hidrokarbon Dalam Beberapa Komponen Minyak Bumi
Komposisi Minyak Volume (%)
Bumi Alkana Sikloalkana Isoalkana Aromatik Residu
Gas 100 - - - -
Bensin 38 43 20 9 -
Kerosin 23 43 15 19 -
Solar 22 48 9 21 -
Pelumas 16 52 6 24 -
Residu 13 51 1 27 8

Jumlah minyak bumi dan gas alam sangat terbatas. Minyak bumi merupakan
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Pembentukan minyak bumi
membutuhkan waktu yang sangat lama, sampai jutaan tahun sehingga diperlukan
kesabaran dan upaya penghematan dalam penggunaan minyak bumi dan gas alam.
Upaya pengadaan sumber energi alternatif pengganti minyak bumi, misalnya energi
surya, energi panas bumi, energi air, energi angin, energi gelombang dan energi nuklir
sangat diperlukan mengingat minyak bumi
9

Bagaimana para ahli menemukan lokasi minyak bumi?


 Awalnya, mereka melihat petunjuk di permukaan bumi. Minyak bumi biasanya
ditemukan di bawah permukaan yang berbentuk kubah. Lokasinya bisa di darat (yang
dulunya lautan) atau di lepas pantai.
 Mereka kemudian melakukan survei seismik untuk menentukan struktur batuan di
bawah permukaan tersebut.
 Selanjutnya, mereka melakukan pengeboran kecil untuk menentukan ada tidaknya
minyak. Jika ada, maka dilakukan beberapa pengeboran untuk memperkirakan
apakah jumlah minyak bumi tersebut ekonomis untuk diambil atau tidak.

Pengeboran untuk mengambil minyak bumi (dan gas alam) di lepas pantai dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
 Menanam jalur pipa di dasar laut dan memompa minyak (dan gas alam) ke daratan.
Cara ini digunakan apabila jarak ladang minyak cukup dekat ke daratan.
 Membuat anjungan di mana minyak bumi (dan gas alam) selanjutnya dibawa oleh
kapal tanker menuju daratan.

Di darat, minyak bumi (dan gas alam) dibawa ke kilang minyak (refinery) untuk diolah.
10

Pengolahan minyak bumi


Minyak bumi ditemukan bersama-sama dengan gas alam. Minyak bumi yang telah
dipisahkan dari gas alam disebut juga minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dapat
dibedakan menjadi:
 Minyak mentah ringan (light crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang
rendah, berwarna terang dan bersifat encer (viskositas rendah).
 Minyak mentah berat (heavy crude oil) yang mengandung kadar logam dan belerang
tinggi, memiliki viskositas tinggi sehingga harus dipanaskan agar meleleh.
Minyak mentah merupakan campuran yang kompleks dengan komponen utama alkana
dan sebagian kecil alkena, alkuna, siklo-alkana, aromatik, dan senyawa anorganik.
Meskipun kompleks, untungnya terdapat cara mudah untuk memisahkan komponen-
komponennya, yakni berdasarkan perbedaan nilai titik didihnya. Proses ini disebut
distilasi bertingkat. Untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang diinginkan,
maka sebagian hasil dari distilasi bertingkat perlu diolah lebih lanjut melalui proses
konversi, pemisahan pengotor dalam fraksi, dan pencampuran fraksi.

Distilasi bertingkat
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi komponen-
komponen murni, melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok yang
mempunyai kisaran titik didih tertentu. Hal ini dikarenakan jenis komponen hidrokarbon
begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan.
Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi
sampai suhu ~600 0C. Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan ke
bagian bawah menara/tanur distilasi.
 Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat
(tray). Setiap pelat memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung
(bubble cap) yang memungkinkan uap lewat.
11

 Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan
mencapai ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair.
Zat cair yang diperoleh dalam suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.
 Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan
terkondensasi di bagian bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa
dengan titik didih rendah akan terkondensasi di bagian atas menara.
Sebagian fraksi dari menara distilasi selanjutnya dialirkan ke bagian kilang minyak
lainnya untuk proses konversi.

Gambar 2. Menara Distilasi


Proses konversi
Proses konversi bertujuan untuk memperoleh fraksi-fraksi dengan kuantitas dan kualitas
sesuai permintaan pasar. Sebagai contoh, untuk memenuhi kebutuhan fraksi bensin yang
tinggi, maka sebagian fraksi rantai panjang perlu diubah/dikonversi menjadi fraksi rantai
pendek. Di samping itu, fraksi bensin harus mengandung lebih banyak hidrokarbon
rantai bercabang/ alisiklik/aromatik dibandingkan rantai lurus. Jadi, diperlukan proses
konversi untuk penyusunan ulang struktur molekul hidrokarbon. Beberapa jenis proses
konversi dalam kilang minyak adalah:
- Perengkahan (cracking)
12

Perengkahan adalah pemecahan molekul besar menjadi molekul-molekul kecil.


Contohnya, perengkahan fraksi minyak ringan/berat menjadi fraksi gas, bensin,
kerosin, dan minyak solar/diesel.
- Reforming
Reforming bertujuan mengubah struktur molekul rantai lurus menjadi rantai
bercabang/alisiklik/aromatik. Sebagai contoh, komponen rantai lurus (C5-C6) dari
fraksi bensin diubah menjadi aromatik.
- Alkilasi
Alkilasi adalah penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar.
Contohnya, penggabungan molekul propena dan butena menjadi komponen fraksi
bensin.
- Coking
Coking adalah proses perengkahan fraksi residu padat menjadi fraksi minyak bakar
dan hidrokarbon intermediat. Dalam proses ini, dihasilkan kokas (coke). Kokas
digunakan dalam industri alumunium sebagai elektrode untuk ekstraksi logam Al.

Pemisahan pengotor dalam fraksi


Fraksi-fraksi mengandung berbagai pengotor, antara lain senyawa organik yang
mengandung S, N, O; air; logam; dan garam anorganik. Pengotor dapat dipisahkan
dengan cara melewatkan fraksi melalui:
- Menara asam sulfat, yang berfungsi untuk memisahkan hidrokarbon tidak jenuh,
senyawa nitrogen, senyawa oksigen, dan residu padat seperti aspal.
- Menara absorpsi, yang mengandung agen pengering untuk memisahkan air.
- Scrubber, yang berfungsi untuk memisahkan belerang/senyawa belerang.

PENCAMPURAN FRAKSI
Pencampuran fraksi dilakukan untuk mendapatkan produk akhir sesuai dengan yang
diinginkan. Sebagai contoh:
- Fraksi bensin dicampur dengan hidrokarbon rantai bercabang/alisiklik/aromatik dan
berbagai aditif untuk mendapatkan kualitas tertentu.
13

- Fraksi minyak pelumas dicampur dengan berbagai hidrokarbon dan aditif untuk
mendapatkan kualitas tertentu.
- Fraksi nafta dengan berbagai kualitas (grade) untuk industri petrokimia.

Selanjutnya, produk-produk ini siap dipasarkan ke berbagai tempat, seperti pengisian


bahan bakar dan industri petrokimia.
14

Kegunaan minyak bumi


Kegunaan fraksi-fraksi yang diperoleh dari minyak bumi terkait dengan sifat fisisnya
seperti titik didih dan viskositas, dan juga sifat kimianya.
Tabel 2. Fraksi-fraksi, Jumlah atom C, Titik didih dan Kegunaan
Fraksi Jumlah Titik didih (0C) Kegunaan
atom C
Gas C1 C4 < 20 0 C Sebagai bahan bakar elpiji (LPG =
Liquefied Petroleum Gas) dan bahan baku
untuk sintesis senyawa organik
Bensin C5 C10 40 - 180 Bahan bakar kendaraan bermotor
Nafta C6 C10 70 – 180 Fraksi nafta diperoleh dari fraksi bensin.
Nafta digunakan untuk sintesis senyawa
organic lainnya yang digunakan untuk
pembuatan plastic, karet sintetis,
deterjen, obat, cat, bahan pakaian, dan
kosmetik
Kerosin C11 C14 180 – 250 digunakan sebagai bahan bakar pesawat
udara dan bahan bakar kompor parafin
Minyak Solar C15 C17 250 – 300 Digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan bermesin diesel dengan,
& diesel
minyak solar untuk kendaraan mesin
diesel dengan rotasi tinggi, sedangkan
minyak diesel untuk rotasi
sedang/rendah, di samping sebagai
bahan bakar tungku di industri
Minyak C18 C20 300 – 350 Digunakan sebagai minyak pelumas. Hal
ini terkait dengan kekentalan (viskositas)
pelumas
yang cukup besar
Lilin > C20 > 350 Sebagai lilin paraffin untuk membuat lilin,
kertas pembungkus berlapis lilin, lilin
batik, korek api, dan bahan pengkilap
serta semir sepatu
Minyak bakar > C20 > 350 Bahan bakar di kapal, industry pemanas,
dan pembangkit listrik
Bitumen > C40 > 350 Materi aspal jalan dan atap bangunan.
Aspal juga digunakan sebagai lapisan anti
korosi, isolasi listrik dan pengedap suara
pada lantai
15

Bensin
Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang peranan
penting sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang
memiliki rantai C5-C10. Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan
kualitas yang diinginkan. Lalu, bagaimana sebenarnya penggunaan bensin sebagai bahan
bakar? Bensin sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Oleh karena bensin hanya
terbakar dalam fase uap, maka bensin harus diuapkan dalam karburator sebelum dibakar
dalam silinder mesin kendaraan. Energi yang dihasilkan dari proses pembakaran bensin
diubah menjadi gerak melalui tahapan sebagai berikut. Pembakaran bensin yang
diinginkan adalah yang menghasilkan dorongan yang mulus terhadap penurunan piston.
Hal ini tergantung dari ketepatan waktu pembakaran agar jumlah energi yang ditransfer
ke piston menjadi maksimum. Ketepatan waktu pembakaran tergantung dari jenis rantai
hidrokarbon yang selanjutnya akan menentukan kualitas bensin.
- Alkana rantai lurus dalam bensin seperti n-heptana, n-oktana, dan n-nonana sangat
mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi terlalu awal sebelum
piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul bunyi ledakan yang dikenal
sebagai ketukan (knocking). Pembakaran terlalu awal juga berarti ada sisa komponen
bensin yang belum terbakar sehingga energi yang ditransfer ke piston tidak
maksimum.
- Alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dalam bensin seperti isooktana tidak
terlalu mudah terbakar. Jadi, lebih sedikit ketukan yang dihasilkan, dan energi yang
ditransfer ke piston lebih besar.

Oleh karena itu, bensin dengan kualitas yang baik harus mengandung lebih banyak
alkana rantai bercabang/alisiklik/aromatik dibandingkan alkana rantai lurus. Kualitas
bensin ini dinyatakan oleh bilangan oktan.
Bilangan oktan
Bilangan oktan (octane number) merupakan ukuran dari kemampuan bahan bakar untuk
mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 ditetapkan
untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah
16

terbakar. Suatu campuran 30% nheptana dan 70% isooktana akan mempunyai bilangan
oktan:
= (30/100 x 0) + (70/100 x 100) = 70
Bilangan oktan suatu bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin
untuk memperoleh karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian
dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan
isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-
heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari
bensin yang diuji.
Fraksi bensin dari menara distilasi umumnya mempunyai bilangan oktan ~70. Untuk
menaikkan nilai bilangan oktan tersebut, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
- Mengubah hidrokarbon rantai lurus dalam fraksi bensin menjadi hidrokarbon rantai
bercabang melalui proses reforming. Contohnya mengubah n-oktana menjadi
isooktana.

- Menambahkan hidrokarbon alisiklik/aromatik ke dalam campuran akhir fraksi bensin.


- Menambahkan aditif anti ketukan ke dalam bensin untuk memperlambat pembakaran
bensin. Dulu digunakan senyawa timbal (Pb). Oleh karena Pb bersifat racun, maka
penggunaannya sudah dilarang dan diganti dengan senyawa organik, seperti etanol
dan MTBE (Methyl Tertiary Butyl Ether).

Dampak pembakaran bensin terhadap lingkungan


Pembakaran bensin dalam mesin kendaraan mengakibatkan pelepasan berbagai zat yang
dapat mengakibatkan pencemaran udara. Langkah-langkah mengatasi dampak dari
pembakaran bensin:
- Produksi bensin yang ramah lingkungan, seperti tanpa aditif Pb.
17

- Penggunaan EFI (Electronic Fuel Injection) pada sistem bahan bakar.


- Penggunaan konverter katalitik pada sistem buangan kendaraan.
- Penghijauan atau pembuatan taman dalam kota.
- Penggunaan bahan bakar alternatif yang dapat diperbaharui dan yang lebih ramah
lingkungan, seperti tenaga surya dan sel bahan bakar (fuel cell).

Minyak Pelumas
Sumber utama pelumas adalah minyak bumi yang merupakan campuran beberapa
organic, terutama hidrokarbon. Segala macam minyak bumi mengandung paraffin
(CnH2n-2), naftena (CnH2n) dan aromatik (CnHn), jumlah susunan tergantung sumber
minyaknya.
Aromatik mempunyai sifat pelumasan yang baik tetapi tidak tahan oksidasi.
Paraffin dan naftena lebih stabil tetapi tidak dapat menggantikan aromatik secara
keseluruhan. Karena tipe aromatik tertentu bertindak sebagai penghalang oksidasi dan
parafin murni tidak mempunyai sifat pelumasan yang baik.
Perbedaan yang lain yaitu aromatik mempunyai viskositas rendah, naftena mempunyai
viskositas sedang, dan parafin mempunyai viskositas tinggi. Oksidasi minyak mineral
umumnya menyebabkan meningkatkan viskositas serta terbentuknya asam dan zat yang
tidak dapat larut.
Apabila terjadi oksidasi besar-besaran akan menyebabkan korosi dan bahkan
merusak logam yang dilumasi, kemudian oli harus diperbaharui. Daya tahan oksidasi
berkurang pada suhu yang tinggi. Dengan minyak pelumas yang baik, oksidasi
berkurang pada suhu yang tinggi. Dengan minyak pelumas yang baik, oksidasi masih
akan tetap berlangsung perlahan-lahan pada suhu 80 0 C. diatas suhu tersebut kecepatan
oksidasi meningkat dengan cepat.
Kecepatan oksidasi tergantung pada suhu udara dan macam bahan bantalan
(bearing). Oleh karena itu sangat sulit menentukan suhu operasi maksimum dan
bagaimana seringnya minyak pelumas (oli) harus diganti.
18

B. VISKOSITAS

Viskositas merupakan salah satu sifat (property) fluida. Sebelum lebih jauh, kita
bahas terlebih dahulu beberapa konsep fluida. Secara sederhana, fluida dapat diartikan
sebagai zat yang dapat mengalir, seperti cairan dan gas. Jika zat padat diletakkan ke
dalam fluida, maka secara alamiah zat padat itu akan mengalami gaya Archimedes atau
biasa disebut dengan gaya apung (FA); dan gaya gesek internal atau gaya Stokes antara
zat padat tersebut dengan fluida. Gaya apung disebabkan oleh karena adanya perbedaan
massa jenis (ρ) sedangkan gaya Stokes (FS) disebabkan oleh kekentalan (viscosity).
Kekentalan atau viskositas dalam fisika dilambangkan dengan huruf Yunani η, ada juga
beberapa literatur yang melambangkannya dengan huruf Yunani μ.
FA = ρfluida . g. Vbenda yng berada di fluida tersebut
Fs = - 6.v.η.r2 (untuk bola)
Keterangan:
Tanda minus pada gaya Stokes hanya menunjukkan bahwa gaya tersebut selalu
berlawanan arah gerak benda yang mengalami gaya tersebut.
r = jari-jari bola
v = kecepatan bola terhadap fluida
Jenis-jenis aliran fluida (berdasarkan bilangan Reynold (Re):
1. Aliran Laminar (laminar flow) merupakan aliran fluida yang seragam, lancar,
smooth. (Re < 2100).
2. Aliran Turbulen (turbulent flow) merupakan aliran fluida yang acak, kacau, random.
(Re >> 2100).
3. Aliran Transisi (transition flow) merupakan aliran yang agaknya seragam namun
sedikit turbulen. (bilangan Reynold di antara Re laminar dan Re turbulen).
Aliran-aliran fluida di atas disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya
kecepatan fluida, viskositas fluida, massa jenis fluida, dan diameter pipa. Studi modern
dinamika fluida tentang aliran (flow) baik dari sisi sains maupun teknik ada pada konsep
bilangan Reynold, yang mana berguna untuk menganalisis kerusakan pipa minyak,
analisis pengikisan kolestrol oleh darah, dan lain sebagainya; tidak akan kita bahas lebih
jauh di sini.
19

Gambar 4. Aliran Laminer dan Aliran Turbulen


Sekarang kita kembali ke bahasan utama, yaitu viskositas. Viskositas adalah sifat
fluida untuk cenderung membuat fuida itu menjadi sulit mengalir; dan juga mempersulit
mengalirnya benda lain relatif terhadap fluida tersebut. Semakin tinggi viskositas suatu
fluida maka fluida itu semakin sulit untuk mengalir, dan semakin rendah viskositas suatu
fluida maka fluida itu semakin mudah untuk mengalir.
Dengan praktikum sederhana, kita dapat mengetahui viskositas suatu fluida
(khusus untuk cairan) dengan menggunakan sebuah bola ukuran kecil yang dibiarkan
bergerak di dalam fluida, kita mengamati gerakan bola sebagai aliran fluida relatif bola
tersebut; ini tentu lebih mudah dilakukan ketimbang bola yang diam dan fluida yang
dialirkan melewati bola kecil tersebut. Untuk analisis, baik bola yang diam dan fluida
yang mengalir maupun fluida diam dan bola yang bergerak dalam fluida, keduanya
setara karena gerak adalah relatif, tapi kita cari cara yang lebih mudah.
20

Gambar 5. Bola berukuran kecil bergerak dalam fluida

Selanjutnya kita harus memenuhi syarat dan prosedur berikut:


Syarat yang harus dipenuhi adalah syarat berlakunya rumus gaya Stokes (FS), di mana
semua peralatan dan kondisinya ideal, syarat-syaratnya:
1. Luas wadah tempat fluida harus besar sekali relatif bola (atau bisa juga juga bola jauh
lebih kecil daripada wadah fluida asalkan bola cukup berat untuk bergerak tanpa
berbelok-belok dalam fluida tersebut). Hal ini agar aliran jejak terlewatinya bola tidak
mengacaukan pergerakan bola karena alirannya yang memantul dari dinding-dinding
wadah ke bola.
2. Kecepatan bola terhadap fluida tidak terlalu besar. Hal ini agar ruang kosong yang
disebabkan jejak bola yang bergerak tidak tertutup dengan cepat dan mengacaukan
gerakan bola.
3. Fluida tidak dalam keadaan turbulen.
21

Gambar 6. Prosedur praktikum sederhana menentukan viskositas

Pertama-tama, ukurlah massa dan jari-jari bola (catat sebagai m dan r), dan
ukurlah massa jenis fluida dengan menggunakan hidrometer (catat sebagai ρfluida).
Kemudian kita perlu mengukur kecepatan jatuh bola dalam fluida tersebut (v).
Untuk mengukur kecepatan bola yang jatuh di dalam fluida tersebut. Masukkan
bola berjari-jari r ke dalam tabung berjari-jari r berisi fluida yang akan dicari tahu
viskositasnya setelah sebelumnya tabung tersebut telah diberi tanda seperti pada gambar
(bisa dengan karet atau tali). Usahakan bola dimasukkan ke dalam fluida tanpa
kecepatan awal.
22

Gambar 7. Mengukur kecepatan bola ketika kecepatan konstan

Alasan diberi jarak dari permukaan fluida adalah agar saat kita mengukur
kecepatan bola tersebut, bola sudah dalam keadaan tunak atau sudah tidak dipercepat
lagi, kecepatannya sudah konstan; hal ini juga memudahkan kita untuk menentukan
viskositas dari analisis hukum Newton pertama (di mana a = 0, keadaan tunak).
Satu langkah lagi, kita perlu menurunkan rumus untuk mengetahui viskositas
fluida tersebut dari hukum Newton.

Gambar 8. Uraian gaya untuk menentukan viskositas


23

Dengan mensubstitusikan informasi-informasi besaran yang telah kita ukur


sebelumnya ke dalam rumus di atas, kita dapat mengetahui viskositas fluida tersebut.
Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.s
(pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk koefisien viskositas adalah
dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP =
1/100 P. Satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan Perancis,
almarhum Jean Louis Marie Poiseuille.
1 poise = 1 dyne . s/cm2 = 10-1 N.s/m2

Tabel.3. Koefisien viskositas berbagai jenis fluida


Fluida Temperatur (o C) Koefisien Viskositas
0 1,8 x 10-3
20 1,0 x 10-3
Air
60 0,65 x 10-3
100 0,3 x 10-3
Darah (keseluruhan) 37 4,0 x 10-3
Plasma Darah 37 1,5 x 10-3
Ethyl alkohol 20 1,2 x 10-3
Oli mesin (SAE 10) 30 200 x 10-3
0 10.000 x 10-3
Gliserin 20 1500 x 10-3
60 81 x 10-3
Udara 20 0,018 x 10-3
Hidrogen 0 0,009 x 10-3
Uap air 100 0,013 x 10-3
24

C. HUKUM POISEUILLE

Bila fluida mengalir melalui pipa, maka akan terjadi gesekan antara fluida
dengan dinding pipa, hal ini mengakibatkan kecepatan aliran semakin ke pusat pipa
semakin besar. Kelajuan aliran rata-rata yang dinyatakan dalam Q ditulis sebagai
berikut:

Q = Av = ΔV/Δt

Persamaan di atas adalah persamaan debit aliran. Kelajuan aliran tergantung dari
sifat fluida, dimensi pipa, dan perbedaan tekanan di kedua ujung pipa. Jean Poiseuille
mempelajari tentang aliran zat alir dengan viskositas konstan dalam pipa dan tabung
yang alirannya laminer. Dari studinya, Jean Louis Marie Poiseuille (baca: pwa zoo yuh)
berhasil menjabarkan persamaan untuk Kelajuan Aliran yang dikenal dengan hukum
Poiseuille, yaitu:

Keterangan:
Q = kelajuan aliran (m/s)
r = jari-jari pipa (m)
L = panjang pipa (m)
η = koefisien viskositas
P = tekanan (Pa)

Hukum Poiseuille menyatakan bahwa cairan yang mengalir melalui saluran pipa
akan berbanding lurus dengan penurunan tekanan sepanjang pipa dan
pangkat empat jari-jari pipa. Jadi rumus diatas dapat dinyatakan bahwa:

volume/detik = tekanan/tahanan
25

D. BILANGAN REYNOLDS
Dalam mekanika fluida, bilangan Reynolds adalah bilangan yang digunakan
sebagai penentu jenis aliran fluida apakah laminar atau turbulen yang merupakan
perbandiangan antara rasio gaya inersia (ρvs) terhadap gaya viskositas (μ/L) yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.
Bilangan ini digunakan untuk mengidentikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya
laminar dan turbulen. Namanya diambil dari Osborne Reynolds (1842–1912) yang
mengusulkannya pada tahun 1883.
Bilangan Reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang paling
penting dalam mekanika fluida dan digunakan, seperti halnya dengan bilangan tak
berdimensi lain, untuk memberikan kriteria untuk menentukan dynamic similitude. Jika
dua pola aliran yang mirip secara geometris, mungkin pada fluida yang berbeda dan laju
alir yang berbeda pula, memiliki nilai bilangan tak berdimensi yang relevan, keduanya
disebut memiliki kemiripan dinamis.
Rumusan bilangan Reynolds merupakan rasio antara gaya inersia (ρvs) terhadap
gaya viskositas (μ/L), sehingga dapat dituliskan sebagai:

di mana
vs = kecepatan fluida,
L = panjang karakteristik,
μ = viskositas absolut fluida dinamis,
ν = viskositas kinematik fluida: ν = μ / ρ,
ρ = kerapatan (densitas) fluida.

1. Aliran Laminer
Aliran laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan
(lanima-lanima) membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Hal
tersebut ditunjukan oleh percobaan Osborne Reynolds. Pada laju aliran rendah aliran
laminer tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran. Aliran ini
memiliki Bilangan Reynolds lebih kecil dari 2300.
26

Gambar 6. Aaliran laminer

2. Aliran Turbulen
Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara
acak dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling berinteraksi. Akibat dari
hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan. Oleh osborne reynolds
digambarkan sebagai bentuk yang tidak stabil yang bercampur dalam waktu yang cepat
yang selanjutnya memecah dan menjadi takterlihat. Aliran turbulen mempunyai bilangan
yang lebih besar dari 4000.

Gambar 9. Aliran turbulen


Aliran yang mempunyai bilangan reynold antara 2300 – 4000 ada yang
menyebut sebagai aliran dalam keadaan transisi.

E. POTENSI SUMBER DAYA MINYAK BUMI DI INDONESIA DAN


PERSEBARANNYA

1. Potensi Sumber daya Minyak Bumi di Indonesia


Minyak bumi dan gas merupakan sumber energi utama yang saat ini banyak
dipakai untuk keperluan industri, transportasi, dan rumah tangga. Saat ini telah
dikembangkan sumber energi alternatif, misalnya bioenergi dari beberapa jenis
tumbuhan dan sumber energi lainnya, seperti energi matahari, angin, dan gelombang.
Namun, produksi energi dari sumber energi alternatif masih terbatas jumlahnya.
27

Gambar 10. Skema gambaran proses Pengeboran minyak bumi

Cadangan minyak bumi Indonesia terus berkurang seiring dengan pengambilan


atau eksploitasi yang terus dilakukan. Sejumlah ahli memperkirakan bahwa dalam kurun
waktu 14 tahun ke depan, cadangan minyak bumi tersebut akan habis dan Indonesia
terpaksa harus membeli atau mengimpor dari negara lain. Hal itu tidak akan terjadi jika
ditemukan cadangan baru yang masih besar. Cadangan minyak bumi Indonesia
diperkirakan masih cukup besar. Adapun sebaran penghasil minyak pada sejumlah pulau
di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4. Daerah Penghasil Minyak Bumi di Indonesia
No Nama Pulau Daerah Penghasil Minyak Bumi
1 Sumatra Pereula dan Lhoksemawe (Aceh), Sungai pakning dan Dumai (Riau), Plaju,
Sungai Gerong dan Muara Enim (Sumatera Selatan.)
2 Jawa Jati barang Majalengka (Jawa barat, Wonokromo, Delta (Jawa Timur), Cepu,
Cilacap (Jawa Tengah).
3 Kalimantan Pulau tarakan, Balikpapan, Pulau Bunyu dan Sungai Mahakam (Kalimantan
Timur), Rantau, Tanjung dan Amuntai (Kalimantan Selatan).
4 Maluku Pulau Seram
5 Papua Klamono, Sorong, dan Babo
28

Produksi minyak bumi pertama di Indonesia adalah di Majalengka, Jawa Barat.


Pengeboran dilakukan oleh orang Belanda bernama J. Reerink pada tahun 1871.
Pengeboran dilakukan dengan bantuan tenaga lembu dan menghasilkan 6.000 liter
minyak bumi.
2. Persebaran Minyak Bumi Di Indonesia
Indonesia menduduki peringkat ke 25 sebagai negara dengan potensi minyak
terbesar yaitu sebesar 4.3 milyar barrel, 21 penghasil minyak mentah terbesar dunia
sebesar 1 juta barrel/hari, 24 negara pengimpor minyak terbesar sebesar 370.000/hari, 22
negara pengonsumsi minyak terbesar sebesar 1 juta barrel/hari, 13 negara dengan
cadangan gas alam terbesar sebesar 92.9 trillion cubic feet, 8 penghasil gas alam terbesar
dunia sebesar 7.2 tcf, 18 negara pengonsumsi gas alam terbesar sebesar 3.8 bcf/hari, 2
negara pengekspor LNG terbesar sebesar 29.6 bcf.

Gambar 11. Daerah - Daerah Penghasil Minyak di Indonesia


Potensi ini terdapat di daerah-daerah sebagai berikut:
Tambang minyak bumi terdapat di :
1. Papua
Terletak di Babo, Irian Jaya Barat. Propinsi dengan luas daerah terbesar di
Indonesia mempunyai luas daerah 410.660 km2. di Irian Jaya Barat menghasilkan
sebanyak 14.811 barrel per hari. Dengan rincian 6568 barrel kondensat + 8243
barrel minyak mentah.Pertambangan perminyakan di Irian Jaya bagian Barat
29

dikelola oleh Pertamina, Petrochina dan British Petroleum. ketiga perusahaan ini
mengelola Blok Tangguh, Salawati dan Kepala burung.
 Papua – Sorong
 Klamano
2. Jawa Tengah
 Cepu (juga berbatasan dengan Jawa Timur)
 Cilacap
3. Jawa Barat
 Peureuk
 Majalengka
4. Jawa Timur
Provinsi Jawa Timur menjadi penghasil minyak dan gas ketiga di Indonesia
setelah Kalimantan Timur dan Riau. "Dengan 31 blok WKP (wilayah kerja
pertambangan) berstatus eksploitasi. Antara lain:
 Delta Sungai Berantas
 Wonokromo (Jawa Timur) Jawa timur per harinya sanggup menghasilkan 52.616
barrel per hari dengan perincian 52.290 barrel minyak mentah ditambah dengan
326 barrel kondensat. Propinsi padat ini memiliki Blok Tuban, Kangean,
Brantas, Cepu, Madura Barat, Bawean, dan Gresik.
5. Laut Jawa
Blok off shore ini terbentang dari Sumatera bagian tenggara sampai ke
daerah dekat Jawa barat. berbagai blok yang ada di laut Jawa adalah blok off shore
sekitar Pulau Bawean, Gresik, dan pulau-pulau kecil di wilayah Madura dan Blok
Sumatra Tenggara, kedua blok ini mampu menghasilkan produksi sebesar 65.154
barrel per harinya. dengan rincian 62.130 barrel minyak mentah ditambah 3.024
barrel kondensat. Perusahaan yang mengoperasikannya adalah British Petroleum,
Pertamina, CNOOC S.E.S. HESS, TOTAL, KODECO Energy, Exxon Mobil,
Lapindo, Kangean Energy, Pertamina, dan Petrochina.
30

6. Riau
Kepulauan Natuna sanggup menghasilkan 359.777 barrel minyak mentah dan 6.050
barrel kondensat per harinya. artinya total produksi per hari mencapai 365.827
barrel. Ada 6 blok yang berada di Riau, yaitu Rokan, Mountain Front Kuantan,
Siak, Selat Panjang, Coastal Plains, Pekanbaru dan Selat Malaca. kesemuanya
dioperasikan oleh Chevron, Petrosea, Pertamina, Bumi Siak Pusako, Sarana
Pembangunan Riau, Premier Oil, Conoco Philips, Star Energy dan Kondur
Petroleum. Pada bulan november 2006, ladang minyak Duri (DSF) telah mencapai
produksi 2 milyar barrel sejak pertama kali dioperasikan tahun 1958. Riau sendiri
dengan blok Rokannya saja mampu menghasilkan 340.206 barrel per hari, lebih
dari sepertiga total produksi harian di Indonesia. Selain Minyak Kepulauan Riau
juga mempunyai cadangan gas bumi terbesar di Indonesia.
 Sungai Paking
7. DI Aceh: Lhokseumawe
8. Sumatra Selatan
 Plaju
 Sungai Gerong. Blok perminyakan yang ada di Sumatra Selatan antara lain
adalah Rimau, Lematang, Pendopo Raja dan Ogan Komering. Keseluruhan blok
ini dioperasikan oleh Pertamina, Medco, Talisman, Golden spike, dan Conoco
Philips. Sumatera Selatan per harinya sanggup menghasilkan 30.718 barrel
minyak mentah dan 10.339 barrel kondensat yang berarti totalnya sanggup
menghasilkan 41.057 barrel per hari
9. Kalimantan Timur
Propinsi terluas kedua di indonesia setelah irian jaya barat. Ukurannya sama
dengan satu setengah kali pulau Jawa dan Madura. menurut perhitungan luasnya
adalah 245.237,80 km2. Kalimantan timur juga berbatasan langsung dengan
malaysia. perusahaan yang bekerja di kaltim adalah Total, Chevron, Vico, dan
Medco. Sementara blok yang dioperasikan bernama Sanga-sanga, Mamburungan,
Kutai, dan Mahakam. Produksi total per harinya bisa mencapai 134.626 barrel.
Dengan perincian sebagai berikut, 60.331 barrel minyak mentah dan 74.295 barrel
31

kondensat. Kaltim merupakan propinsi terbesar penghasil kondensat di Indonesia,


dengan mahakam bloknya. Total yang dioperasikan : Pulau Bunyu, Pulau Tarakan,
dan Balikpapan
10. Kalimantan Tengah
 Kembatin
11. Kalimantan Selatan
 Tanjung,
12. Maluku
 Pulau Seram
 Pulau Tenggara
13. Jambi
 Surolangun. Setiap harinya mampu menghasilkan 19.506 barrel. Dengan
perincian 8.847 barrel kondensat dan 10659 barrel minyak mentah. Ladang
minyak ketujuh terbesar di Indonesia ini dikelola oleh Petrochina, Pearl Oil, dan
Conoco Philips. Mereka mengelola blok Jabung, Bangko, Tungkal, dan Blok
Jambi Selatan.
14. Sumatra Utara
 Tanjungpura
 Pangkalan Brandan
15. Sumatra Selatan
 Plaju
 Sungai Gerong.

E. PERANGKAT LUNAK KOMPUTER

Perangkat lunak (software) atau disebut juga dengan piranti lunak adalah sebuah
program komputer yang menjembatani pengguna komputer dan perangkat keras yang
sedang digunakannya. Dengan kata lain, perangkat lunak merupakan penerjemah antara
manusia sebagai orang yang memberi instruksi dan komputer sebagai pihak yang
menerima instruksi. Dilihat dari fungsinya, perangkat lunak komputer terbagi menjadi
32

dua kategori, yakni perangkat lunak sistem dan perangkat lunak aplikasi. Perangkat
lunak sistem adalah perangkat lunak yang berhubungan langsung dengan komponen-
komponen perangkat keras komputer, perawatan maupun pemrogramannya. Perangkat
lunak sistem meliputi:
3. Sistem Operasi,
Yaitu perangkat lunak yang bertugas mengontrol dan melakukan manajemen
perangkat keras serta operasi-operasi dasar sistem, termasuk menjalankan perangkat
lunak aplikasi seperti pengolah kata dan browser web. Komputer tidak dapat
menjalankan perangkat lunak aplikasi yang sangat kita butuhkan jika tidak memiliki
sistem operasi di dalamnya. Dewasa ini, tersedia berbagai pilihan sistem operasi,
misalnya Linux, Unix, FreeBSD, Solaris, Macintosh dan Microsoft Windows. Dalam
materi ini kita akan belajar menggunakan sistem operasi Linux. Mengapa kita
menggunakan Linux? Sebab Linux merupakan perangkat lunak open source yang
bisa kita gunakan secara bebas dan memiliki banyak keunggulan dibanding sistem
operasi lainnya. Bersifat bebas atau gratis tidak berarti sistem operasi Linux tidak
berkualitas. Sistem operasi ini telah teruji dari sisi keamanan. Bahkan kini banyak
perusahaan maupun pengguna perorangan yang bermigrasi ke sistem operasi Linux.
4. Bahasa pemrograman
Yaitu intruksi dan aturan yang tertuang dalam bentuk kode-kode yang diberikan pada
komputer untuk melaksanakan suatu tugas. Manusia memberikan instruksi yang
dimengerti komputer melalui bahasa pemrograman, dan komputer akan
menerjemahkannya. Berdasarkan levelnya, bahasa pemrograman dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu:
 low level language (contohnya bahasa Assembly)
 middle level language (contohnya bahasa C dan C++)
 high level language (contohnya bahasa BASIC dan Pascal)
5. Program utility
Yaitu perangkat lunak yang ditujukan untuk melengkapi kinerja sistem operasi dan
meningkatkan kinerja komputer. Salah satu contoh program utility adalah antivirus.
Sistem operasi biasanya tidak dilengkapi dengan antivirus. Karena itu kita harus
33

menambahkan sendiri program utility ini. Contoh lain program utility adalah
program untuk mempartisi hardisk dan merapikan file-file yang tersebar di hardisk
(disebut defragmentasi).
Selain perangkat lunak sistem, komputer membutuhkan perangkat lunak aplikasi
agar dapat menangani pekerjaan-pekerjaan spesifik kita. Perangkat lunak aplikasi adalah
perangkat lunak yang berfungsi membantu manusia menyelesaikan suatu pekerjaan pada
bidang tertentu. Karena jenis pekerjaan spesifik semacam itu sangat banyak, jenis
perangkat lunak aplikasi pun tidak kalah banyaknya. Contoh perangkat lunak aplikasi
adalah pengolah presentasi, OpenOffice.org Impress yang berguna untuk membuat
slideslide presentasi. Ada pula OpenOffice.org Calc yang dapat kita gunakan untuk
melakukan perhitungan-perhitungan, baik perhitungan matematika, statistik, ekonomi,
maupun perhitungan lain.
Menjalankan program aplikasi
Pada saat menggunakan komputer, Anda perlu menjalankan beberapa perangkat lunak
aplikasi. Karena itu, dalam bagian ini kita akan membahas cara menjalankan perangkat
lunak aplikasi pada sistem operasi Linux. Sistem operasi Linux memiliki banyak
aplikasi yang otomatis terinstall pada saat kita menginstall sistem operasi tersebut. Jenis
perangkat lunak aplikasi yang disertakan dalam paket Linux sangat bervariasi, mulai
dari aplikasi perkantoran, grafis, pemrograman, multimedia, hingga aplikasi untuk
menjelajahi Internet. Anda dapat menambahkan perangkat lunak aplikasi lain sesuai
kebutuhan Anda. Aplikasi tambahan dapat Anda peroleh langsung dari Internet atau
CD/DVD repository.
Agar mendapatkan manfaat optimal dari perangkat lunak aplikasi, Anda perlu
belajar tentang bagaimana membuka atau menjalankan perangkat lunak aplikasi,
bagaimana membuat dokumen baru, bagaimana menyimpan dokumen, dan bagaimana
membuka kembali dokumen yang Anda buat. Di bagian ini Anda akan mencoba
menjalankan beberapa program aplikasi. Perangkat lunak aplikasi yang akan Anda
jalankan pada bagian ini adalah:
 Text Editor
 Terminal
34

 Take Screenswarm
 Home folder

Pada sistem operasi Linux, aplikasi-aplikasi di atas dikelompokkan dalam sub menu
Accessories. Untuk membukanya, pilih menu Application → Accessories. Setelah Anda
pilih, akan tampak tampilan seperti pada Gambar 12.

Program-program yang masuk dalam menu Accessories seperti yang tampak pada
Gambar 12 bisa jadi berbeda antara satu komputer dengan komputer lain. Hal itu terjadi
35

karena ada beberapa aplikasi lain yang ditambahkan atau dihilangkan dari menu
Accessories. Text Editor adalah perangkat lunak aplikasi yang dapat Anda gunakan
sebagai editor beragam bahasa pemrograman seperti HTML, PHP, C++, dan bahasa
lainnya. Untuk membuka Text Editor, pilih menu Application Accessories → → Text
Editor.
Aplikasi berikutnya yang akan kita bahas adalah Terminal. Terminal berfungsi
untuk mengetikkan perintah Linux dalam modus command line atau perintah tertulis.
Untuk membuka Terminal, Anda dapat memilih menu Application → Accessories
→Terminal.
Aplikasi menarik lainnya yang dapat Anda jalankan Take Screenswarm, yaitu
sebuah aplikasi yang berfungsi meng-capture gambar pada layar monitor. Sebagai
contoh, Anda membuka aplikasi Calculator dan ingin menyimpan gambar aplikasi
Calculator tersebut agar Anda dapat menempelkannya pada dokumen yang sedang Anda
ketik. Untuk menjalankan Take Screenswarm, Anda dapat memilih menu Application →
Accessories →Take Screenswarm.
Terakhir, Anda dapat menjalankan aplikasi Home Folder. Aplikasi ini sebenarnya
merupakan file manager yang berfungsi untuk mengorganisasi file-file di komputer.
Untuk menjalankan Home Folder, pilihlah menu Places → Home Folder. Untuk
mengakhiri Home Folder, Anda dapat menekan tombol silang atau pilih menu File →
Close.
36

III. STRATEGI PEMBELAJARAN


a. Pre-instructional Strategies
Pada pembelajaran ini menggunakan Pretest (Morrisson, Ross, & Kemp, 1991).
Fungsinya untuk memberikan motivasi dan menginformasikan kepada peserta didik
tentang apa yang mereka akan dapat lakukan ketika mereka menyelesaikan pelajaran dan
menjelaskan mengapa hal ini penting bagi peserta didik.
b. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Problem based learning merupakan pembelajaran berdasarkan masalah, telah
dikenal sejak zaman Jonh Dewey. Dewey mendeskripsikan pandangan tentang
pendidikan dengan sekolah sebagai cermin masyarakat yang lebih besar dan kelas akan
menjadi laboratorium untuk penyelidikan dan penuntasan masalah kehidupan nyata
(Arends, 2012:46). Menurut Piaget bahwa pedagogik yang baik itu harus melibatkan
penyodoran berbagai situasi di mana anak bisa bereksprimen, yang dalam artinya, yang
paling luas menguji cobakan berbagai hal untuk melihat apa yang terjadi, memanipulasi
benda, memanipulasi simbol-simbol, melontarkan pertanyaan dan mencari jawabannya
sendiri, merekonsiliasikan apa yang ditemukannya pada suatu waktu dengan apa yang
ditemukannya pada waktu yang lain, membandingkan temuannya dengan temuaan anak-
anak lain (Arends, 2012: 47).
Apa yang terungkap di atas memberikan dasar tentang salah satu model
pembelajaran yang sangat urgen dan unggul untuk diterapkan agar tujuan dari suatu
pembelajaran tercapai dengan maksimal. Howard Barrows dan Kelson (Amir, 2009: 21)
mengungkapkan bahwa problem based learning (PBL) adalah kurikulum dan proses
pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa
mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan
masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi
dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan yang sistemik untuk
memecahkan masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karier
dan kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud
37

untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan


berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri, hal ini
diungkapkan Arends dalam Trianto (2007: 68).
Dari pendapat tersebut di atas dapat dipahami bahwa problem based learning
atau pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang
menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk
belajar, dengan membangun cara berpikir kritis dan terampil dalam pemecahan masalah,
serta mengkostruksi pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Jadi
problem based learning memiliki gagasan bahwa pembelajaran dapat efektif dan dicapai
jika kegiatan pembelajaran dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang otentik,
relevan dan dipresentasikan dalam suatu konteks.
Dari asumsi tersebut guru terkesan hilang peran, problem based learning tidak
dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyak kepada
peserta didik. Tan dalam Amir (2009: 4) mengungkapkan bahwa pengetahuan kita akan
pendidik dan peserta didik berpartisipasi harus di ubah. Pendidik yang tadinya dianggap
orang yang paling berotoritas atas pengetahuan tertentu kini harus dipertanyakan.
Dengan perkembangan internet misalnya pengetahuan dapat diperoleh dengan
relatif mudah. Pendidik bukan lagi orang yang satu-satunya memiliki sumber
pengetahuan karena dahulu buku teks asli hanya dimiliki oleh seorang pendidik. Jika
demikian apakah sesungguhnya yang berbeda pada pendekatan pembelajaran yang
berpusat pada pendidik (teacher centred) dibandingkan dengan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada pemelajar (student centered).
Perbedaan yang tergambar di atas dapat dipahami bahwa pendekatan yang
berpusat pada pendidik itu memang punya banyak kelemahan, meskipun kita tahu
bahwa sistem ini masih sangat familer dengan paradigma tradisional. Sementara itu
pembelajaran yang berpusat pada Peserta didik kelihatannya mampu menggeser
kelemahan-kelemahan tadi, perbedaan keduanya punya banyak implikasi dalam proses
pembelajaran di kelas.
Oleh kerena itulah salah satu model pembelajaran yang menawarkan dan
membawa peserta didik kewilayahnya sendiri untuk mengkonstruksi diri dari dalam
38

dengan sebuah wadah belajar dikehidupan nyata. Peserta didik harus mengambil peran
aktif dalam memilih, mengelolah informasi, mengkonstruksi hipotesisnya, memutuskan
kemudian merefleksikan pengalamannya untuk menentukan bagaimana pengetahuan itu
dapat mereka transfer ke berbagai situasi yang lain.

c. Karakteristik Model Problem Based Learning


Problem based learning dengan pengharapan peserta didik belajar di lingkungan
kecil atau kelompok kecil akan membantu perkembangan masyarakat belajar. Bekerja
dalam kelompok juga membantu mengembangkan karakteristik esensial yang
dibutuhkan untuk sukses setelah siswa tamat belajar seperti dalam berkomunikasi secara
verbal, berkomunikasi secara tertulis dan keterampilan membangun team kerja.
Dari berbagai model pembelajaran yang mulai dikembangkan itu memiliki
masing-masing karakteristik. Para pengembang pembelajaran problem based learning
(Krajcik, Blumenfeld, Marx, Soloway, Slavin Maden, Dolan, Wasik, Cognition dan
Teknology Group at Vanderbit) telah mendeskripsikan karakteristik sebagai berikut
(Arends, 2012: 42):

1) Pengajuan pertanyaan atau masalah.


Pembelajaran problem based learning mengorganisasi pembelajaran dengan
diseputar pertanyaan dan masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara
pribadi bermakna bagi peserta didik. Pengajuan situasi kehidupan nyata autentik untuk
menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi
untuk situasi itu.

2) Berfokus pada interdisipliner.


Meskipun problem based learning dipusatkan pada subjek tertentu atau mata
pelajaran tertentu, akan tetapi masalah yang dipilihkan benar-benar nyata agar dalam
pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
39

3) Investigasi autentik
Problem based learning mengharuskan siswa untuk melakukan investigasi
autentik atau peyelidikan autentik untuk menemukan solusi riil. Mereka harus
menganalisis, mendefinisikan masalah, mengembangkan hipotesis dan membuat
prediksi, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melaksanakan eksprimen (bila
memungkinkan) membuat inferensi dan menarik kesimpulan.

4) Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya


Problem based learning menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu
dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili
bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa
transkrip debat, debat bohong-bohongan, dan dapat juga dalam bentuk laporan, model
fisik, video, maupun program computer. Karya nyata itu kemudian di demonstrasikan
kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari dan
menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah.

5) Kolaborasi
Problem based learning dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu sama lain,
paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok-kelompok kecil. Bekerjasama
memberikan motivasi untuk keterlibatan secara berkelanjutan dalam tugas-tugas
kompleks dan meningkatkan kesempatan untuk melakukan penyelidikan dan dialog
bersama dan untuk mengembangkan berbagai keterampilan sosial dan keterampilan
berpikir.
Jadi problem based learning tidak dirancang untuk membantu guru
menyampaikan informasi dengan jumlah besar kepada peserta didik, akan tetapi
problem based learning dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan
keterampilan berpikir, keterampilan menyelesaikan masalah dan keterampilan
intelektualnya, mempelajari peran-peran orang dewasa dengan mengalaminya melalui
berbagai situasi riil atau situasi yang disimulasikan, dan menjadi peserta didik yang
40

mandiri dan otonom. Illustrasi karakteristik yang dijalani pada proses pembelajaran
dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 13. Karakteristik PBL


Keterampilan berpikir yang dibangun pada pelaksanaan problem based learning
tentu berimplikasi dari apa yang menjadi karakternya.

d. Prosedur Pelaksanaan Model Problem Based Learning


Konsep tentang problem based learning adalah sangat jelas, tidak rumit dan
mudah untuk menangkap ide-ide dasar yang terkait dengan model ini. Namun
bagaimanapun juga pelaksanaan model itu secara efektif lebih sulit. Penerapan model
pembelajaran ini membutuhkan banyak latihan dan mengharuskan untuk mengambil
keputusan-keputusan khusus pada saat fase perencanaan, interaksi dan fase setelah
pembelajarannya.
Beberapa prinsip pembelajaran sama dengan prinsip yang telah dideskripsikan
untuk presentasi, pengajaran langsung dan cooperative learning, tetapi sebagian lainnya
unik bagi problem based learning. Penekanandiberikan pada ciri unik model tersebut
dalam proses pelaksanaannya adalah (Arends, 2009: 52-56), (Ibrahim dan Nur, 2005:
24-29):
1) Melaksanakan Perencanaan
Pada tingkat yang paling mendasar, problem based learning dicirikan mengenai
peserta didik bekerja dalam berpasangan atau kelompok kecil untuk melakukan
41

penyelidikan masalah-masalah kehidupan nyata yang belum teridentifikasi dengan baik.


Karena tipe pembelajaran ini sangat tinggi kualitas interaktifnya, beberapa ahli
berpendapat bahwa perencanaan yang terinci tidak dibutuhkan dan bahkan tidak
mungkin. Penyederhanaan ini tidak benar. Perencanaan untuk pembelajaran problem
based learning seperti halnya dengan pelajaran interaktif yang lain, pendekatan yang
berpusat pada peserta didik, membutuhkan upaya perencanaan sama banyaknya atau
bahkan lebih. Perencanaan guru itulah yang memudahkan pelaksanaan berbagai fase
pembelajaran problem based learning dan pencapaian tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
2) Penetapan tujuan
Penetapan tujuan pembelajaran khusus untuk pembelajaran problem based
learning merupakan salah satu di antata tiga pertimbangan penting perencanaan.
Sebelumnya problem based learning dirancang untuk membantu mencapai tujuan-tujuan
yaitu meningkatkan keterampilan intelektual dan investigasi, memahami peran orang
dewasa, dan membantu peserta didik untuk menjadi mandiri. Akantetapi kemungkinan
yang lebih besar adalah guru hanya akan menekankan pada satu atau dua tujuan
pembelajaran tertentu.
3) Merancang situasi masalah
Problem based learning didasarkan pada anggapan dasar bahwa situasi
bermasalah yang penuh teka teki dan masalah yang tidak terdefinisikan secara ketat akan
merangsang rasa ingin tahu peserta didik hingga membuat mereka tertarik untuk
menyelidiki.
Menurut Sanjaya (2008: 216) bahan pembelajaran atau masalah yang ditawarkan
adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau
antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang di harapkan. Kesenjangan tersebut bisa
dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan dan kecemasan. Oleh karena itu
kriteria pemilihan bahan pelajaran atau masalah adalah :
a) Masalah yang mengandung isu-isu, konflik (compflict issue) yang bisa bersumber dari
berita, rekaman video dan yang lainya.
42

b) Yang dipilih adalah bahan yang bersifat familier dengan peserta didik, shingga setiap
peserta didik dapat mengikutinya dengan semangat.
c) Yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak
(universal), sehingga terasa manfaatnya.
d) Yang dipilih merupakan bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus
dimiliki oleh peserta didik sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
e) Yang dipilih sesuai dengan minat peserta didik sehingga setiap peserta didik merasa
perlu untuk mempelajarinya.

4) Organisasi sumber daya dan rencana logistik


Problem based learning mendorong peserta didik untuk bekerja dengan berbagai
bahan dan alat, beberapa di antaranya dilakukan di dalam kelas, yang lainnya di
perpustakaan atau laboratorium komputer, sementara yang lainnya berada di luar
sekolah. Untuk pekerjaan yang berada di luar sekolah mendatangkan masalah khusus
bagi guru. Oleh karena itu tugas mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan
kebutuhan untuk penyelidikan peserta didik, haruslah menjadi tugas perencanaan yang
utama bagi guru.

5.Melaksanakan Pembelajaran
Pada pelaksanaan problem based learning ada lima fase dan perilaku yang
dibutuhkan dari guru untuk dilalui yakni:
1) Memberikan orientasi masalah kepada siswa
Guru harus menjelaskan proses-proses dan prosedur-prosedur model itu secara
terperinci, hal yang perlu dielaborasi antara lain:
(a) Tujuan utama pembelajaran bukan untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru
tetapi menginvestigasi berbagai permasalah penting dan menjadi pelajar yang
mandiri. Untuk peserta didik yang lebih muda, konsep ini dapat dijelaskan sebagai
pelajaran bagi mereka untuk dapat “menemukan sendiri makna berbgai hal”.
43

(b) Permasalah atau pertanyaan yang diinvestigasi tidak memiliki jawaban yang mutlak
“benar” dan sebagian besar permasalahan kompleks memiliki banyak solusi yang
kadang-kadang saling bertentangan.
(c) Selama fase investigasi pelajaran, peserta didik akan didorong untuk melontarkan
pertanyaan dan mencari informasi. Guru akan memberikan bantuan, tetapi siswa
mestinya berusaha bekerja secara mandiri atau dengan teman-temannya.
(d) Selama fase analisis dan penjelasan pelajaran, siswa akan di dorong untuk
mengekspresikan ide-idenya secara terbuka dan bebas. Semua siswa akan diberi
kesempatan untuk berkonstribusi dalam investigasi dan mengekspresikan ide-idenya.
2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Pada model pembelajaran berdasarkan masalah dibutuhkan pengembangan
keterampilan kerjasama diantara siswa dan saling membantu untuk menyelidiki masalah
secara bersamaan. Berkenaan dengan hal tersebut peserta didik memerlukan bantuan
guru untuk merencanakan penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan.
3) Membantu penyelidikan individu dan kelompok
Hal yang dilakukan guru adalah membantu penyelidikan peserta didik secara
individu maupun kelompok dengan jalan yaitu:
(a) Pengumpulan data dan eksperimentasi, guru membantu peserta didik untuk
pengumpulan informasi dari berbagai sumber, peseta didik diberi pertanyaan yang
membuat mereka berpikir tentang suatu masalah dan jenis informasi yang diperlukan
untuk memecahkan masalah tersebut. Peserta didik diajarkan untuk menjadi
penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah
yang dihadapinya, peserta didik juga perlu diajarkan apa dan bagaimana etika
penyelidikan yang benar.
(b) Guru mendorong pertukaran ide secara bebas dan penerimaan sepenuhnya gagasan-
gagasan tersebut merupakan hal yang sangat penting dalam tahap penyelidikan dalam
rangka, selama tahap penyelidikan, guru seharusnya menyediakan bantuan yang
dibutuhkan tampa mengganggu aktifitas peserta didik.
44

4) Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah


Tahap akhir problem based learning meliputi aktivitas yang dimaksudkan untuk
membantu siswa menganalisa dan mengevaluasi proses berpikir mereka sendiri dan di
samping itu juga keterampilan penyelidikan dan keterampilan intelektual yang mereka
gunakan.
Selama tahap ini, guru meminta peserta didik untuk melakukan rekonstruksi
pemikiran dan aktivitas mereka selama tahap-tahap pelajaran yang dilewatinya. Kapan
mereka pertama kali memperoleh pemahaman yang jelas tentang situasi masalah?
Kapan mereka merasa yakin dalam pemecahan masalah? Mengapa mereka dapat
menerima beberapa penjelasan lebih dahulu daripada yang lainnya? Mengapa mereka
menolak beberapa penjelasan? Mengapa mereka mengadopsi pemecahan final mereka?
Apakah mereka telah mengubah pemikirannya tentang situasi masalah itu ketika
penyelidikan berlangsung? Apa penyebab perubahan itu? Apakah mereka akan
melakukan secara berbeda di waktu yang akan datang? Dibawah ini adalah bagaimana
prosesdur pelaksanaan problem based learning.
Perilaku yang dilakukan guru dan peserta didik pada Problem based learning
berhubungan dengan masing-masing fase dirangkum dalam tabel berikut ini:
Tabel 5. Syntax for Problem-Based Learning
Phase Teacher Behavior
Phase 1: Teacher goes over the objectives of the
Orient students to the problem. lesson, describes important logistical
requirements, and motivates students to
engage in problem-solving activity.
Phase 2: Teacher helps students define and organize
Organize students for study. study tasks related to the problem.
Phase 3: Teacher encourages students to gather
Assist independent and group appropriate information, conduct
investigation. experiments, and search for explanations and
solutions.
Phase 4: Teacher assists students in planning and
Develop and present artifacts and preparing appropriate artifacts such as
exhibits. reports, videos, and models, and helps them
share their work with others.
45

Phase 5: Teacher helps students to reflect on their


Analyze and evaluate the problem- investigations and the processes they used.
solving process.
Sumber: (Arends, 2012)

Kelebihan dan Kelemahan PBL


a. Kelebihan PBL
1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi
pelajaran.
2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembanhkan pengetahuan
barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di
samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan
evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses.
5) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata
pelajaran merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa,
bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
6) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
7) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis
dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan
baru.
8) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
9) Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-menerus
belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
b. Kelemahan PBL
1) Jika siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk
mencoba.
46

2) Keberhasilan strategi pembelajarn melalui problem based learning membutuhkan


cukup waktu untuk persiapan.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

e. Model Pembelajaran Kooperatif


Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Model pembelajaran kooperatif memiliki basis
pada teori psikologi kognitif dan teori pembelajaran sosial (Arends, 2012). Fokus
pembelajaran kooperatif tidak saja tertumpu pada apa yang dilakukan peserta didik
tetapi juga pada apa yang dipikirkan peserta didik selama aktivitas belajar berlangsung.
Informasi yang ada pada kurikulum tidak ditransfer begitu saja oleh guru kepada peserta
didik, tetapi peserta didik difasilitasi dan dimotivasi untuk berinteraksi dengan peserta
didik lain dalam kelompok, dengan guru dan dengan bahan ajar secara optimal agar ia
mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Dari uraian di atas nampak bahwa guru bukanlah sebagai pusat pembelajaran,
sumber utama pembelajaran, serta pentransfer pengetahuan sebagaimana terjadi pada
pembelajaran konvensional. Pusat pembelajaran telah bergeser dari guru ke peserta
didik. Dalam model pembelajaran kooperatif, guru berperan sebagai fasilitator, penyedia
sumber belajar bagi peserta didik, pembimbing peserta didik dalam belajar kelompok,
pemberi motivasi peserta didik dalam memecahkan masalah, dan sebagai pelatih peserta
didik agar memiliki ketrampilan kooperatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
1. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri:
1) Untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara
bekerja sama.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan
rendah.
47

3) Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan
jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan
tersebut.
4) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
1) Hasil belajar akademik, yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-
tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu
siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.
2) Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya
yang mempunyai berbagai macam latar belakang.
3) Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk mengembangkan keterampilan
sosial siswa di antaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat
orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan
bekerja dalam kelompok.

Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif diperlihatkan pada table 2 berikut ini.


Tabel 13. Syntax of the Cooperative Learning Model
Phase Teacher Behavior
Phase 1: Clarify goals and establish Teacher goes over goals for the lesson and establishes
set. learning set.
Teacher presents information to students either
Phase 2: Present information.
verbally or print or online text.
Phase 3: Organize students into Teacher explains to students how to form learning
learning teams. teams and helps groups make efficient transition.
Phase 4: Assist teamwork and study. Teacher assists learning teams as they do their work.
Teacher assesses students’ knowledge of learning
Phase 5: Test on the materials.
materials or groups present results of their work.
Teacher finds ways to recognize both individual and
Phase 6: Provide recognition.
group effort and achievement.
Sumber: (Arends, 2012)
48

a. Fase pertama
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa. Guru mengklasifikasi maksud
pembelajaran kooperatif. Hal ini penting untuk dilakukan karena siswa harus memahami
dengan jelas prosedur dan aturan dalam pembelajaran.
b. Fase kedua
Guru menyampaikan informasi, sebab informasi ini merupakan isi akademik.
c. Fase ketiga
Guru harus menjelaskan bahwa siswa harus saling bekerja sama di dalam
kelompok. Penyelesaian tugas kelompok harus merupakan tujuan kelompok. Tiap
anggota kelompok memiliki akuntabilitas individual untuk mendukung tercapainya
tujuan kelompok. Pada fase ketiga ini terpenting jangan sampai ada free-rider atau
anggota yang hanya menggantungkan tugas kelompok kepada individu lainnya.
d. Fase keempat
Guru perlu mendampingi tim-tim belajar, mengingatkan tentang tugas-tugas
yang dikerjakan siswa dan waktu yang dialokasikan. Pada fase ini bantuan yang
diberikan guru dapat berupa petunjuk, pengarahan, atau meminta beberapa siswa
mengulangi hal yang sudah ditunjukkan.
e. Fase kelima
Guru melakukan evaluasi dengan menggunakan strategi evaluasi yang konsisten
dengan tujuan pembelajaran.
f. Fase keenam
Guru mempersiapkan struktur reward yang akan diberikan kepada siswa.
Variasi struktur reward dapat dicapai tanpa tergantung pada apa yang dilakukan orang
lain. Struktur reward kompetitif adalah jika siswa diakui usaha individualnya
berdasarkan perbandingan dengan orang lain. Struktur reward kooperatif diberikan
kepada tim meskipun anggota tim-timnya saling bersaing.

1.3.3. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif


1. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif
Kelebihan model pembelajaran kooperatif terdiri atas:
49

a. Dapat mengurangi rasa kantuk dibanding belajar sendiriJika belajar sendiri sering
kali rasa bosan timbul dan rasa kantuk pun datang. Apalagi jika mempelajari
pelajaran yang kurang menarik perhatian atau pelajaran yang sulit.Dengan belajar
bersama, orang punya teman yang memaksa aktif dalam belajar.Demikian pula ada
kesempatan bersenda gurau sesedikit mungkin untuk mengalihkan kebosanan.
b. Dapat merangsang motivasi belajar.
c. Melalui kerja kelompok, akan dapat menumbuhkan perasaan ada saingan. Jika sudah
menghabiskan waktu dan tenaga yang sama dan ternyata ada teman yang mendapat
nilai lebih baik, akan timbul minat mengejarnya. Jika sudah berada di atas, tentu
ingin mempertahankan agar tidak akan dikalahkan teman-temannya.
d. Ada tempat bertanya.
e. Kerja secara kelompok, maka ada tempat untuk bertanya dan ada orang lain yang
dapat mengoreksi kesalahan anggota kelompok. Belajar sendiri sering terbentur pada
masalah sulit terutama jika mempelajari sejarah. Dalam belajar berkelompok,
seringkali dapat memecahkan soal yang sebelumnya tidak bisa diselesaikan
sendiri.Ide teman dapat dicoba dalam menyelesaikan soal latihan. Jika ada lima
orang dalam kelompok itu, tentu ada lima kepala yang mempunyai tingkat
pengetahuan dan kreativitas yang berbeda. Pada saat membahas suatu masalah
bersama akan ada ide yang saling melengkapi.
f. Kesempatan melakukan resitasi oral.
g. Kerja kekompok, sering anggota kelompok harus berdiskusi dan menjelaskan suatu
teori kepada teman belajar.Inilah saat yang baik untuk resitasi.Akan dijelaskan suatu
teori dengan bahasa sendiri. Belajar mengekspresikan apa yang diketahui, apa yang
ada dalam pikiran ke dalam bentuk kata-kata yang diucapkan.
h. Melalui kerja kelompok akan dapat membantu timbulnya asosiasi dengan peristiwa
lain yang mudah diingat. Misalnya, jika ketidaksepakatan terjadi di antara kelompok,
maka perdebatan sengit tak terhindarkan. Setelah perdebatan ini, biasanya akan
mudah mengingat apa yang dibicarakan dibandingkan masalah lain yang lewat
begitu saja. Karena dari peristiwa ini, ada telinga yang mendengar, mulut yang
berbicara, emosi yang turut campur dan tangan yang menulis.Semuanya sama-sama
50

mengingat di kepala.Jika membaca sendirian, hanya rekaman dari mata yang sampai
ke otak, tentu ini dapat kurang kuat.
2. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari
dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut.
a. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan
lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
b. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan
fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
c. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik
permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
d. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan
siswa yang lain menjadi pasif.
Agar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri, maka dapat
dilakukan secara efektf dengan model pembelajaran Face to Face Tutorial (F2T). F2T
ini dirancang secara khusus untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam belajar
mandiri dengan mengintegrasikan model PBL dan model Kooperatif. Melalui F2T ini,
maka kelemahan model PBL dan Kooperatif yang berkaitan dengan waktu dan sarana
pembelajaran dapat diatasi dengan baik.
Model F2T ini dikembangkan melalui pandangan konstruktivisme baik kognitif
maupun sosial dalam pembelajaran, di mana siswa secara aktif membangun
kemandiriannya dalam pembelajaran sains dari pengalaman pribadinya dengan orang
lain dan lingkungan. Pengembangan Model F2T untuk mengembangkan proses dan
sikap kemandirian siswa dapat menerapkan pandangan konstruktivisme kognitif Piaget
tentang kondisi disekuilibrasi pemikiran siswa untuk menumbuhkan motivasi
belajarnya, serta pentingnya ketersediaan lingkungan belajar, materi maupun tugas-
tugas yang merangsang pengembangan kreativitas dalam proses pembelajaran
(Moreno, 2010).
51

Gagasan Bruner tentang guided discovery juga dapat memudahkan keterlibatan


aktif dan keterbukaan ide-ide kreatif siswa dalam penyelesaian masalah secara menarik
dan menyenangkan, serta memberikan penekanan yang besar pada bahasa dan
komunikasi. Konstruktivisme sosial Bandura menghendaki kemandirian dapat diajarkan
melalui pemodelan, melalui pengamatan siswa dapat melakukan pemrosesan informasi
melalui proses attention, retention, production, dan motivation, serta menerapkan self
regulated learning untuk mengontrol semua aspek pembelajarannya sendiri dari awal
sampai akhir pembelajaran (Moreno, 2010). Gagasan Vigotsky yang terkenal dengan
The Zone of Proximal Development (Slavin, 2006) memungkinkan terjadinya
scaffolding dalam mengkonstruksi proses dan sikap kemandirian, serta pengetahuan
siswa melalui pemodelan, tutor sebaya, dan kolaborasi.
Model F2T memiliki beberapa karakteristik yang dirumuskan berdasarkan
pandangan konstruktivisme sebagai berikut:
1. Permasalahan menjadi starting point dalam pembelajaran.
2. Pembelajaran dikaitkan dengan pengetahuan awal siswa. Untuk itu tutor
perlu memeriksa pengetahuan awal siswa. Jika siswa belum memiliki pengetahuan
awal yang memadai maka tutor perlu memberi pengalaman belajar sesuai
kebutuhan.
3. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang berkaitan dengan dunia
nyata. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective).
4. Permasalahan, menantang kognitif yang dimiliki oleh siswa, apektif, dan kompetensi
yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam
belajar.
5. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan evaluasi
sumber informasi merupakan proses yang esensial.
6. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif.
7. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya
dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan.
8. Adanya keterbukaan proses meliputi sintesis dan integrasi sebuah proses belajar.
9. Melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dalam proses belajar.
52

Model Face to Face Tutorial (F2T) yang akan dikembangkan mengacu pada alur
Pembelajaran Mandiri, yaitu:

Tujuan: Untuk Meningkatkan Keterampilan Belajar Mandiri Siswa

Langkah-langkah yang memandu siswa belajar pada sebuah proses kemandirian


menemukan kebutuhan sendiri, mengerjakan tugas rutin, memiliki kemampuan
inisiatif, mampu mengatasi masalah, percaya diri, dan dapat mengambil
keputusan dalam memilih.

PBL F2T Cooperative


1. Konsep Dasar 1. Clarify goals and establish
1. Orient students to the
Oreientasi Masalah set.
problem.
(Basic Concept) 2. Present information
2.Mengorganisasi Siswa
2. Organize students for Mendefinisikan 3. Organize students into
Masalah
study. learning teams.
(Defining the
Problem)
3. Assist independent and 3. Membantu
Penyelidikan 4. Assist teamwork and study.
group investigation.
(Assist Investigation)
4. Pembelajaran
Mandiri
(Self Directed
Learning)
5. Menyajikan Hasil
Karya dan
4. Develop and present Pertukaran 5. Test on the materials.
artifacts and exhibits. Pengetahuan
(Exchange
Knowledge)
6. Evaluasi dan
5. Analyze and evaluate the Penghargaan 6. Provide recognition
problem-solving process. (Assessment and
Recognition)
Alur pengembangan model F2T
53

1. Tujuan Model
Model pembelajaran F2T dikembangkan dengan tujuan untuk membelajarkan:
a) Penguasaan konsep fisika
b) Keterampilan kemampuan belajar mandiri
2. Sintaks
Model pembelajaran F2T memiliki sintaks dengan fase Konsep Dasar Orientasi
Masalah (Basic Concept), Mengorganisasi Siswa Mendefinisikan Masalah (Defining the
Problem), Pembelajaran Mandiri (Self Directed Learning), Menyajikan Hasil karya dan
Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge), Penilaian dan Penghargaan (Assessment and
Recognition).
54

Tabel 14. Sintaks Model Face to Face Tutorial (F2T)


Sintaks Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
G u r u meninjau ulang tujuan Siswa mempersiapkan diri
pembelajaran, menjabarkan menerima tujuan
Fase 1: Konsep Dasar
persyaratan logistik yang penting pembelajaran, menerima
Orientasi masalah
dan memotivasi siswa untuk motivasi agar dapat
(Basic Concept)
terlibat dalam kegiatan pemecahan terlibat dalam kegiatan
masalah. pembelajaran.

Fase 2: Mengorganisasi G u r u membantu siswa Siswa dengan bantuan guru


Siswa Mendefinisikan mendefinisikan dan menyusun mendefinisikan dan
Masalah (Defining the tugas- tugas belajar yang terkait menyusun tugas-tugas yang
Problem) dengan perrnasalanan terkait dengan
permasalahan yang ada.
Fase 3: Membantu Guru membantu siswa untuk Siswadengan bantuan guru
Penyelidikan (Assist mengadakan penyelidikan. melakukan penyelidikan
Investigation)
Guru mendorong siswa untuk Siswa mengu mpu lk an
Fase 4: Pembelajaran Mandiri mengumpulkan informasi yang infor masi y ang sesu ai,
(Self Directed sesuai, mengadakan percobaan, melak ukan p er co b aan ,
Learning) mencari penjelasan dan solusi. melak san ak an p emb elajar an
secar a mand ir i.
G u r u membantu s i s w a dalam Merencanakan dan
Fase 5: Menyajikan Hasil
merencanakan dan mempersiapkan mempersiapkan karya
karya dan Pertukaran
karya yang sesuai seperti laporan, yang sesuai dan bertukar
Pengetahuan (Present
video, dan model, serta membantu informasi dengan siswa
Artifact and Exchange
rnereka membagikan pekerjaan lainnya.
Knowledge)
mereka dengan orang lain.
G u r u membantu siswa untuk Siswa melakukan refleksi
Fase 6: Evaluasi dan merefleksikan penyelidikan mereka diri dan melakukan
Penghargaan dan proses yang mereka gunakan. penilaian diri sudah sejauh
(Assessment and mana telah menguasai
Recognition) pembelajaran dengan baik
dan efektif.
55

Secara lebih rinci Sintaks model F2T dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Konsep Dasar Orientasi masalah
Jika dipandang perlu, fasilitator dapat memberikan konsep dasar, petunjuk,
referensi, atau link dan skill yang diperlukan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar siswa lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajaran dan
mendapatkan ‘peta’ yang akurat tentang arah dan tujuan pembelajaran. Lebih jauh, hal
ini diperlukan untuk memastikan siswa mendapatkan kunci utama materi pembelajaran
sehingga tidak ada kemungkinan terlewatkan oleh siswa seperti yang bisa terjadi jika
siswa mempelajari secara mandiri. Konsep yang diberikan tidak perlu detail, diutamakan
dalam bentuk garis besar saja sehingga siswa dapat mengembangkannya secara mandiri
secara mendalam. Pada bagian ini dimungkinkan juga tidak berupa paparan konsep
dasar oleh guru tetapi penggalian teori pendukung dari pembelajaran pendukung pada
semester sebelumnya yang dibutuhkan untuk mendasari pemahaman dalam mata
pelajaran ini oleh siswa secara mandiri. Untuk memastikan siswa mengikuti langkah ini
maka langkah konsep dasar dilakukan dengan mengikuti petunjuk.

2. Mengorganisasi Siswa Mendefinisikan Masalah


Langkah kedua dari metode Lima Langkah F2T adalah Pendefinisian Masalah
(Defining The Problem). Dalam langkah ini fasilitator menyampaikan scenario atau
permasalahan dan dalam kelompoknya, siswa melakukan berbagai
kegiatan. Pertama, brainstorming. Brainstroming ini dilaksanakan dengan cara semua
anggota kelompok mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap scenario
secara bebas sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam
alternative pendapat. Setiap anggota kelompok memiliki hak yang sama dalam
memberikan dan menyampaikan ide dalam diskusi serta mendokumentasikan secara
tertulis pendapat masing-masing dalam kertas kerja. Selain itu, setiap kelompok harus
mencari istilah yang kurang dikenal dalam scenario tersebut dan
berusaha mendiskusikan maksud dan artinya. Jika ada bagian yang belum dapat
dipecahkan dalam kelompok tersebut, ditulis dalam permasalahan kelom- pok.
56

Selanjutnya, jika ada bagian yang belum dapat dipecahkan dalam kelompok tersebut,
ditulis sebagai isu dalam permasalahan kelompok.
Kedua, melakukan seleksi alternatif untuk memilih pendapat yang lebih
fokus. Ketiga, menentuan permasalahan dan melakukan pembagian tugas dalam
kelompok untuk mencari referensi penyelesaian dari isu permasalahan yang
didapat. Fasilitator memvalidasi pilihan-pilihan yang diambil siswa. Jika tujuan yang
diinginkan oleh fasilitator belum disinggung oleh siswa, fasilitator mengusulkannya
dengan memberikan alasannya.
Pada akhir langkah ini siswa diharapkan memiliki gambaran yang jelas tentang
apa saja yang mereka ketahui, apa saja yang mereka tidak ketahui, dan pengetahuan
apa saja yang diperlukan untuk menjembataninya. Untuk memastikan setiap siswa
mengikuti langkah ini maka pendefinisian masalah dilakukan dengan mengikuti
petunjuk.
3. Melakukan Penyelidikan
Hal yang dilakukan guru adalah membantu penyelidikan peserta didik secara
individu maupun kelompok dengan jalan pengumpulan data dan eksperimentasi, guru
membantu peserta didik untuk pengumpulan informasi dari berbagai sumber, peseta
didik diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir tentang suatu masalah dan jenis
informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Peserta didik diajarkan
untuk menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk
masalah yang dihadapinya, peserta didik juga perlu diajarkan apa dan bagaimana etika
penyelidikan yang benar.
4. Pembelajaran Mandiri
Setelah mengetahui tugasnya, masing-masing siswa mencari berbagai sumber
yang dapat memperjelas isu yang sedang diselidiki. Sumber yang dimaksud bisa dalam
bentuk artikel tertulis yang tersimpan di perpustakaan, halaman web, atau bahkan pakar
dalam bidang yang relefan. Tahap investigasi memiliki dua tujuan utama yaitu (1)
agar siswa mencari informasi dan mengembangkan pemahaman yang relevan dengan
permasalahan yang telah didiskusikan di kelas, dan (2) informasi dikumpulkan dengan
57

satu tujuan yaitu dipresentasikan di kelas dan informasi tersebut haruslah relevan dan
dapat dipahami.
Di luar pertemuan dengan fasilitator, siswa bebas untuk mengadakan pertemuan
dan melakukan berbagai kegiatan. Dalam pertemuan tersebut siswa akan saling bertukar
informasi yang telah dikumpulkannya dan pengetahuan yang telah mereka bangun.
Siswa juga harus mengorganisasi informasi yang didiskusikan sehingga anggota
kelompok lain dapat memahami relevansi terhadap permasalahan yang dihadapi.
Proses pelaksanaan pembelajaran mandiri dapat dimulai bila seleksi alternatif
dan pembagian tugas sudah dilakukan. Setiap siswa melakukan pendalaman materi
sesuai dengan pembagian tugas dalam kelompok masing-masing. Pendalaman materi
dapat dilakukan melalui referensi (buku, jurnal, majalah, browsing internet, dan
informasi dari ahli), atau percobaan (simulasi dan perancangan perangkat keras).
5. Menyajikan Hasil karya dan Pertukaran Pengetahuan
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi dalam langkah
pembelajaran mandiri, selanjutnya pada pertemuan berikutnya siswa berdiskusi
dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari
permasalahan kelompok. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara
siswa berkumpul sesuai kelompok dan fasilitatornya.
Tiap kelompok menentukan ketua diskusi dan tiap siswa menyampaikan hasil
pembelajaran mandiri dengan cara mengintegrasikan hasil pembelajaran mandiri
untuk mendapatkan kesimpulan kelompok. Langkah selanjutnya presentasi hasil
dalam pleno (kelas besar) dengan mengakomodasi masukan dari pleno, menentukan
kesimpulan akhir, dan dokumentasi akhir. Untuk memastikan setiap siswa mengikuti
langkah ini maka dilakukan dengan mengikuti petunjuk yang sudah diberikan.
6. Evaluasi dan Penghargaan
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),
kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan
yang mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir
semester (UAS), ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan.
Penilaian terhadap kecakapan dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajran
58

baik software, hardware, maupun kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan


penilaian terhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill yaitu keaktifan
dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran
pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh guru yang
bersangkutan sebagai bentuk penghargaan yang diberikan kepada siswa.
Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan model pembelajan
adalah sebagai berikut.
a) Sistem sosial
Berdasarkan sintaks yang telah disusun di atas, sistem sosial yang menyatakan
peran siswa dan guru pada model pembelajaran F2T. Sistem sosial tersebut
tercermin pada sintaks pembelajaran yaitu aktivitas siswa dan guru.
b) Prinsip reaksi
Prinsip reaksi berkaitan dengan bagimana guru memperhatikan dan memperlakukan
siswa, guru memberikan respon terhadap pertanyaan, jawaban, tanggapan yang
tercermin dalam sintaks.
c) Sistem pendukung
Sistem pendukung suatu model adalah semua sarana, bahan, dan alat yang
diperlukan untuk menerapkan model tersebut. Sumber dan perangkat pembelajaran
yang diperlukan untuk mengimplementasikan model pembelajaran F2T meliputi:
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), buku ajar
siswa, dan instrumen evaluasi.
d) Dampak instruksional dan dampak pengiring
Dampak instruksional merupakan hasil belajar yang dicapai langsung dengan
mengarahkan siswa pada tujuan yang diharapkan. Dampak pengiring merupakan
hasil belajar yang dihasilkan melalui suatu proses pembelajaran sebagai akibat
terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh siswa tanpa arahan guru.
Dampak instruksional yang dihasilkan oleh model pembelajaran F2T meliputi:
1) Siswa mampu menguasai materi yang dipelajari.
2) Siswa terampil menyelesaikan masalah.
3) Siswa dapat bekerja sama dalam kelompok.
59

4) Siswa mampu belajar mandiri.


Dampak pengiring yang dihasilkan oleh model pembelajaran F2T meliputi:
1) Siswa mempunyai motivasi belajar yang ditunjukkan dengan respon positif
terhadap pelaksanaan pembelajaran.
2) Siswa mempunyai kepercayaan diri, tanggung jawab, dan mandiri.

3. Lingkungan Belajar
Salah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan pembelajaran adalah
penciptaan lingkungan pembelajaran yang kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam
hal ini merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses
pembelajaran. Situasi kondusif yang sesuai dengan model pembelajaran F2T.
Lingkungan belajar diciptakan sedemikian rupa dengan sistem pengelompokan siswa
dan pengaturan tempat duduk yang tepat sehingga dapat memfasilitasi siswa. Sistem
pengelompokan berdasarkan keheterogenan dengan jumlah anggota kelompok 4 – 6
siswa setiap kelompok dan pengaturan tempat duduk melingkar saling berhadapan.

1.1 Kebaruan Model Face to Face Tutorial (F2T)


1. Pengintegrasian Evaluasi Pembelajaran dengan domain Kognitif (K),
Psikomotor (P), dan Afektif (A) menggunakan komposisi 5K, 2P, dan 3A.
2. Sintaks model F2T merupakan model pembelajaran inovasi dari sintaks model
PBL dan Cooperative Learning dengan penambahan 1 sintaks Self Directed
Learning.
3. Model F2T bertujuan untuk mendorong siswa belajar mandiri ketika
dihadapkan pada suatu masalah.
60

III. PROSEDUR EVALUASI

1. Instrumen Penilaian Domain Kognitif

KISI-KISI TES HASIL BELAJAR DOMAIN KOGNITIF

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : X/2
Pokok Bahasan : Viskositas
Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi:
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik system kontinu dalam menyelesaikan
masalah
Kompetensi Dasar :
menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Kriteria Penilaian Domain Kognitif:

Nilai Akhir Kognitif :


NA :

Nilai kognitif mendapatkan porsi 50% dari hasil belajar siswa.

TABEL 15. KISI-KISI KOGNITIF

Ranah Bentuk
No. Indikator Butir Soal Kunci Skor
kognitif soal
1. Menyebutkan Gaya gesekan antara molekul- C1 Pilihan A 1
pengertian molekul yang menyusun suatu ganda
viskositas fluida disebut . . .
(kekentalan) suatu A. Viskositas
fluida B. Tegangan permukaan
C. Aliran luminar
D. Kecepatan terminal
E. Turbulensi
2. Menjelaskan Kekentalan atau viskositas dalam C2 Pilihan E 2
persamaan fisika dilambangkan dengan huruf ganda
kekentalan atau Yunani η, ada juga beberapa
viskositas dalam literatur yang melambangkannya
fisika. dengan huruf Yunani μ .
Persamaan viskositas yang benar
adalah . . .
61

A. η = - 6.v/r2 . Fs
B. η = - 6.v+r2 . Fs
C. η = - 6.v - r2 . Fs
D. η = - 6.v (r2 - Fs)
E. η = - 6.v.r2 / Fs
3. Menafsirkan Jika a = η, b=- 6, c= v=1, d= r2 - C3 Pilihan B 3
persamaan = 1 dan e = Fs=2, maka ganda
kekentalan atau persamaan kekentalan atau
viskositas dalam viskositas yang benar adalah:
fisika A. a = - 6.v.r2 / Fs
B. a = - 3
C. a = - 6.v.r2 / 2
D. a = - 5.v.r2 / 2
E. a = - 2.
4. Menganalisis Satuan Sistem Internasional (SI) C4 Pilihan D 4
dimensi untuk koefisien viskositas adalah ganda
persamaan Ns/m2 = Pa.s (pascal sekon).
kekentalan atau Satuan CGS (centimeter gram
viskositas dalam sekon) untuk koefisien viskositas
fisika adalah dyn.s/cm2 = poise (P).
Viskositas juga sering dinyatakan
dalam sentipoise (cP). 1 cP =
1/100 P. Satuan poise digunakan
untuk mengenang seorang
Ilmuwan Perancis, almarhum Jean
Louis Marie Poiseuille.
1 poise = 1 dyne . s/cm2 = 10-1
N.s/m2. Dimensi 1 poise adalah...
A. [M. T. L]
B. [M. T. L2]
C. [M. T. L-2]
D. [M. T-1. L-1]
E. [M. T-2. L]
5. Mengkonstruksi Jean Poiseuille mempelajari C5 Pilihan B 5
keterkaitan antara tentang aliran zat alir dengan ganda
variable-variabel viskositas konstan dalam pipa dan
hokum Poiseuille. tabung yang alirannya laminer.
Dari studinya, Jean Louis Marie
Poiseuille (baca: pwa zoo yuh)
berhasil menjabarkan persamaan
untuk Kelajuan Aliran yang
dikenal dengan hukum Poiseuille,
yaitu:
62

Perhatikan tabel di bawah ini.

r4= (P1-
No Q
2a P2)=3a
1. 3 2 1 6
2. 1 2 3 …
3. 2 3 3 …
4. 2 2 2 …
5. 1 1 1 …

Maka nilai Q terkecil adalah…

A. No. 1
B. No. 2
C. No. 3
D. No. 4
E. No. 5
6. Mengevaluasi Rumusan bilangan Reynolds C6 Pilihan D 6
hasil bilangan merupakan rasio antara gaya ganda
Reynoud inersia (ρvs) terhadap gaya
viskositas (μ/L), sehingga dapat
dituliskan sebagai:

Perhatikan table berikut:

Perc. ρ Re
1 2 ...
2 3 ...
3 4 ...
Berdasarkan data tabel dan
rumusan Bilangan Reynold di
atas, jika komponen L, Vs , dan
µ dibuat tetap, maka bilangan
Reynold yang terbesar adalah
....
A. Perc. 1 karena ρ  Re
B. Perc. 2 karena ρ  Re
C. Perc. 3 karena ρ berbanding
terbalik Re
D. Perc. 3 karena ρ sebanding
dengan Re
E. Perc. 2 karena ρ  Re
63

2. Instrumen Penilaian Domain Kognitif

KISI-KISI TES HASIL BELAJAR DOMAIN KOGNITIF

Satuan Pendidikan : SMA


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Semester : X/2
Pokok Bahasan : Minyak Bumi
Waktu : 2 x 45 menit

Standar Kompetensi:
Memahami sifat-sifat senyawa organik atas dasar gugus fungsi dan senyawa
makromolekul.

Kompetensi Dasar :
Menjelaskan proses pembentukan dan teknik pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi serta
kegunaannya

Kriteria Penilaian Domain Kognitif:

Nilai Akhir Kognitif :


NA :

Nilai kognitif mendapatkan porsi 50% dari hasil belajar siswa.

TABEL 16. KISI-KISI KOGNITIF

No. Indikator Butir Soal Ranah Bentuk Kunci Skor


kognitif soal
1. Menyebutkan Minyak bumi merupakan C1 Pilihan A 1
komponen utama campuran berbagai senyawa ganda
pembentuk hidrokarbon yang memiliki
minyak bumi kegunaan yang luas dalam
kehidupan sehari-hari. Komponen
utama minyak bumi adalah
hidrokarbon …
A. jenuh
B. tak jenuh
C aromatik
D. alifatik
E. siklik
2. Menjelaskan Minyak bumi harus digunakan C2 Pilihan E 2
64

proses secara hemat karena proses ganda


pembentukan pembentukannya memerlukan
minyak bumi waktu yang sangat lama. Menurut
teori pembentukannya, minyak
bumi berasal dari…
A. Letusan gunung berapi
B. Ledakan meteor
C. Reaksi batu karbit dengan air
D. Pelapukan batuan
E. Pelapukan makhluk hidup

3. Menafsirkan Berikut ini data hasil penyulingan C3 Pilihan B 3


bagan bertingkat minyak bumi ganda
penyulingan Fraksi Jumlah Selang titik
bertingkat untuk atom C didih 0C
menjelaskan dasar 1. C1 – C4 < 40
dan teknik 2. C5 – C10 40 – 180
pemisahan fraksi- 3. C11 – C12 160 – 250
fraksi minyak 4. C13 – C25 220 – 350
bumi 5. C26 – C28 > 350
Fraksi nomor 4 biasa digunakan
untuk…
A. Bahan bakar kendaraan
B. Bahan bakar mesin diesel
C. Bahan bakar pembuatan lilin
D. Bahan bakar pembuatan
pupuk
E. Bahan bakar pembuatan aspal
4. Menganalisis Gas CO dihasilkan dari C4 Pilihan D 4
dampak pembakaran tidak sempurna ganda
pembakaran senyawa hidrokarbon dari bahan
bahan bakar bakar yang berasal dari minyak
terhadap bumi pada kendaraan bermotor.
lingkungan Kendaraan bermotor dapat
menghasilkan rata-rata 6,25 gram
CO per kilometer jarak tempuh.
Kadar CO di udara yang mencapai
100 bpj sangat berbahaya
karena…

A. Dapat menyebabkan sakit


kepala, lelah, sesak napas,
pingsan bahkan kematian
B. CO dapat bereaksi dan
berikatan dengan hemoglobin
(Hb) di dalam darah
C. Dapat menimbulkan efek
rumah kaca
D. Jawaban A dan B benar
E. Jawaban A, B dan C benar
5. Mengkonstruksi Bensin merupakan contoh hasil C5 Pilihan E 5
keterkaitan antara minyak bumi yang banyak ganda
penambahan zat digunakan. Untuk memperoleh
aditif dengan kualitas yang baik, terdapat sekitar
65

kenaikan bilangan 22 zat aditif yang dapat


oktan ditambahkan dalam proses
pengolahannya. Penambahan zat
aditif dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas bensin, hal
ini karena…
A. Mutu atau kualitas bensin
ditentukan oleh persentase
isooktana yang terkandung di
dalamnya atau yang biasa
disebut sebagai bilangan
oktan
B. Zat aditif pada bensin berguna
untuk menaikkan angka oktan
C. Mutu bahan bakar bensin
dikaitkan dengan jumlah
ketukan (knocking) yang
ditimbulkannya dan
dinyatakan dengan nilai
oktan. Semakin sedikit
ketukannya, semakin baik
mutunya, dan semakin tinggi
nilai oktannya
D. Untuk meningkatkan bilangan
oktan bensin, ditambahkan
satu zat yang disebut TEL
(tetraetil lead) atau tetraetil
timbal.
E. Penambahan TEL dalam
konsentrasi sampai 0,01% ke
dalam bensin dapat
menaikkan bilangan oktan,
sehingga ketukan pada mesin
dapat dikurangi.
6. Mengevaluasi Data berikut merupakan hasil C6 Pilihan D 6
hasil distilasi pemisahan komponen minyak ganda
minyak bumi bumi.
 Pada suhu 0-70oC dihasilkan
gas.
 Pada suhu 70-140oC dihasilkan
bensin ringan
 Pada suhu 140-180 oC
dihasilkan naftalena
 Pada suhu 180-250 oC
dihasilkan kerosin
 Pada suhu 250-350 oC
dihasilkan solar.
Kesimpulan yang dapat diambil
berdasarkan data tersebut ialah ...
A. Solar terbentuk dari rantai
karbon yang paling pendek
B. Bensin ringan terbentuk dari
rantai karbon yang paling
panjang
66

C. Rantai karbon untuk bensin >


rantai karbon untuk solar
D. Rantai karbon untuk naftalena
> rantai karbon untuk bensin
E. Rantai karbon untuk solar <
rantai karbon untuk kerosin
67

INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF


KISI-KISI TES HASIL BELAJAR DOMAIN AFEKTIF
TAHUN AJARAN 2014/2015
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran/Kelas : FISIKA/ X
Pokok Bahasan : Viskositas
Kurikulum : 2015
Alokasi waktu : 60 menit

Standar Kompetensi
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik system kontinu dalam menyelesaikan
masalah
Kompetensi Dasar
Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator
1. Memberikan perhatian pada sebuah acara atau aktivitas
2. Memberikan reaksi pada sebuah acara melalui pembentukan beberapa aplikasi
3. Menerima atau menolak sebuah acara melalui ekspresi tingkah laku yang positif
atau negatif.
4. Ketika menghadapi situasi yang lebih dari satu nilai, dengan rela membentuk
nilai, menentukan hubungan antara nilai, dan menerima beberapa nilai sebagai
sesuatu yang dominan dari yang lain (penting bagi siswa individu).
5. Secara konsisten bertindak dalam persetujuan dengan nilai yang telah diterima
dan memasukkan tingkah laku ini sebagai bagian dari kepribadiannya.

TABEL 17. PENILAIAN DOMAIN AFEKTIF

Skor
Tingkatan Diskriptor Bobot Total
1 2 3 4
Memberikan perhatian pada
Menerima
(Receiving) sebuah acara atau aktivitas 1
A1
Merespon Memberikan reaksi pada sebuah
(Responding) 2
acara melalui pembentukan
A2
68

beberapa aplikasi

Menilai Menerima atau menolak sebuah


(Valuing)
acara melalui ekspresi tingkah
A3 3
laku yang positif atau negatif.

Ketika menghadapi situasi yang


lebih dari satu nilai, dengan rela
membentuk nilai, menentukan
Mengorganisasi hubungan antara nilai, dan
Organizing 4
menerima beberapa nilai
A4
sebagai sesuatu yang dominan
dari yang lain (penting bagi
siswa individu).
Secara konsisten bertindak
dalam persetujuan dengan nilai
Mengkarakterissasi yang telah diterima dan
Characterizing by a
memasukkan tingkah laku ini 5
value complex
A5 sebagai bagian dari
kepribadiannya.
69

INSTRUMEN PENILAIAN PSIKOMOTORIK


KISI-KISI TES HASIL BELAJAR DOMAIN PSIKOMOTORIK
TAHUN AJARAN 2014/2015
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran/Kelas : FISIKA/X
Pokok Bahasan : Viskositas
Kurikulum : 2015
Alokasi waktu : 70 menit

Standar Kompetensi
Menerapkan konsep dan prinsip mekanika klasik system kontinu dalam menyelesaikan
masalah
Kompetensi Dasar
Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statis dan dinamik serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
Indikator

a. Peniruan (Imitation) P1
Mempertunjukkan aksi yang diamati
b. Manipulasi (Manipulation) P2
Melakukan sebuah aksi
c. Ketepatan (Precision) P3
Melakukan sebuah aksi dengan tepat
d. Artikulasi (Articulation) P4
Melakukan kegiatan yang terkoordinasi dengan cara yang efisien dan
terkoordinasi.

LEMBAR 18. PENILAIAN DOMAIN PSIKOMOTORIK

Skor
Tingkatan Diskriptor Bobot Total
1 2 3 4
Mempertunjukkan aksi yang
Peniruan
(Imitation) diamati 1
P1
Manipulasi Melakukan sebuah aksi 2
(Manipulation)
70

P2

Artikulasi Melakukan sebuah aksi


(Articulation)
dengan tepat 3
P3

Melakukan kegiatan yang


Artikulasi terkoordinasi dengan cara
(Articulation)
yang efisien dan 4
P4
terkoordinasi.

Sumber:
Domain Afektif berdasarkan taksonomi Bloom, Krathwol, dan Masia (1964) dalam
Kemp. J. E, Morisson, G.R, and Ross, S.M. 1994. Design Effective Intruction,
United State of America : Macmilan College Publishing Company.
71

SIMULASI PEROLEHAN NILAI TOTAL

Nama Siswa: Nasir

Tabel 19. Domain Kognitif


Domain Kunci
No. Soal Bobot Jawaban Skor
Kognitif Jawaban
1 C1 1 A A 1
2 C2 2 A A 2
3 C3 3 A A 3
4 C4 4 D D 4
5 C5 5 B B 5
6 C6 6 D D 6
7 C1 1 A A 1
8 C2 2 C C 2
9 C3 3 D D 3
10 C4 4 D D 4
11 C5 5 A A 5
12 C6 6 B B 6
Total 42 42

Tabel 20. Domain Psikomotor


Skor
Tingkatan Diskriptor Bobot Total
1 2 3 4
Mempertunjukkan aksi yang
Peniruan
(Imitation) diamati 1  1
P1
Manipulasi
(Manipulation) Melakukan sebuah aksi
2  6
P2

Artikulasi Melakukan sebuah aksi dengan


(Articulation)
tepat 3  9
P3

Melakukan kegiatan yang


Artikulasi
(Articulation) terkoordinasi dengan cara yang
4  12
P4 efisien dan terkoordinasi.
72

Tabel 21. LEMBAR PENILAIAN PSIKOMOTOR

Nama Deskripsi Psikomotor Siswa


Nilai
No. Siswa/ P1 P2 P3 P4
Total
NIS 1poin 2poin 3poin 4poin
1 Nasir 1 6 9 12 28
1. AFEKTIF
TABEL 22 PENILAIAN DOMAIN AFEKTIF

Bob Skor Tot


Tingkatan Diskriptor
ot 1 2 3 4 al
Menerima Memberikan perhatian pada sebuah acara atau
(Receiving) aktivitas 1  3
A1
Merespon Memberikan reaksi pada sebuah acara melalui
(Responding) pembentukan beberapa aplikasi 2  6
A2
Menilai Menerima atau menolak sebuah acara melalui
(Valuing) ekspresi tingkah laku yang positif atau negatif. 3  9
A3
Ketika menghadapi situasi yang lebih dari satu
nilai, dengan rela membentuk nilai, menentukan
Mengorganisasi
hubungan antara nilai, dan menerima beberapa
(Organizing) 4  12
nilai sebagai sesuatu yang dominan dari yang
A4
lain (penting bagi siswa individu).

Secara konsisten bertindak dalam persetujuan


Mengkarakterissasi
dengan nilai yang telah diterima dan
(Characterizing by a
memasukkan tingkah laku ini sebagai bagian 5  15
value complex)
dari kepribadiannya.
A5

TABEL 23. PENILAIAN DOMAIN AFEKTIF


Domain afektif
Nama Nilai Nilai
Siswa/NIS A1 A1 A2 A2 A3 A3 A4 A4 A5 A5 Total Akhir
1 poin 2 poin 3 poin 4 poin 5 poin
1. 3 6 9 12 15 45 45
73

PROPORSI NILAI TOTAL

Nilai Ranah Kognitif = 50%


Nilai Ranah Psikomotor = 20%
Nilai Ranah Afektif = 30% (Prabowo, 2012)

Nilai Akhir = (0,5 × Nilai Kognitif) + (0,3 × Nilai Afektif) + (0,2 × Nilai Psikomotor)

Nilai Akhir = (0,5 × 100) + (0,3 × 75) + (0,2 × 70) = (50) + (22,5) + (14) = 86,5

Jadi nilai Nasir dalam pembelajaran adalah 86,5

Anda mungkin juga menyukai