Disusun Oleh
Kelompok 16
Anindita Nawinda 1711015320003
Milda 1711015420002
Shafira Aliefia 1711015220025
Ulvina Mu’minah 1711015220027
2.1 Metamfetamin
Amfetamin merupakan sebuah golongan dari gabungan zat kimia termasuk
obat-obatan yang digunakan baik untuk tujuan medis maupun rekreasional.
Golongan ini, d-amfetamin dan metamfetamin di beberapa negara diizinkan untuk
pengobatan sejumlah gangguan (disorders) termasuk attention-deficit
hyperactive disorder6, narcolepsy7, dan obesitas atau kelebihan berat badan.
Obat-obatan ini sebagaimana amfetamin lainnya [contoh: 3,4-
methylenedioxyamphetamine (MDA), dan 3,4- methylenedioxymethamphetamine
(MDMA: dikenal sebagai pil ekstasi atau inex)] digunakan untuk tujuan
rekreasional (Hart et al., 2015).
(Olson, 2007).
Shabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang
berlebihan), menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih bagi mereka
yang sering berpikir tidak positif dan halusinasi visual. Masing masing pemakai
mengalami efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Shabu mempunyai pengaruh
yang sangat kuat terhadap syaraf. Pengguna shabu cenderung untuk menggunakan
shabu dalam jumlah yang banyak dalam satu sesi dan sukar untuk berhenti kecuali
shabu yang dimiliki telah habis dan pengguna juga akan selalu merasa tergantung
pada shabu tersebut (Olson, 2007).
Pengaruh pemakaian langsung dapat menyebabkan nafsu makan berkurang,
kecepatan napas dan denyut jantung meningkat secara tidak normal, demam
tinggi, pupil melebar, rasa nyaman, energi dan kepercayaan diri meningkat secara
tidak normal, susah tidur, hiperaktif dan banyak bicara, mudah panik, mudah
tersinggung, mudah marah dan agresif, pembuluh darah dapat pecah dan
menyebabkan kematian. Bila penggunaannya dalam jangka waktu yang lama
dapat menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan penyakit,
beresiko tinggi kurang gizi, dapat mengalami gangguan jiwa, ketergantungan,
keracunan terhadap logam berat dari aluminium foil Sedangkan bila pecandu
mengalami gejala putus obat menyebabkan cepat marah, tidak tenang/gelisah,
cepat lelah, tidak bersemangat/ingin tidur terus (Olson, 2007).
BAB III
METODE PENELITIAN
Methamphetamine
Dilarutkan dalam metanol dan etil asetat
Dibuat konsentrasi standar 0,5; 1; 1,5; 2,5
ng/mg
Diinjeksikan masing-masing sebanyak 1 μg ke
dalam GC-MS
Hasil
b. Preparasi dan Ekstraksi Rambut Pengguna Methamphetamine
Rambut pengguna sabu-
sabu
Dikumpulkan sebanyak 10 orang yang telah
menggunakan sabu-sabu lebih dari 14 hari
Dibersihkan dan disimpan menggunakan
aluminium foil.
Ditimbang sebanyak 40 mg dan dipotong kecil
(1-2 mm)
Dicuci berturut-turut dengan metanol dan
dikeringkan di udara terbuka
Ditambahkan 2,5 ml etanol-etil asetat (9:1)
Disonifikasi selama 5 menit dengan
pemanasan 50℃ (pH 9)
Diderivatisasi menggunakan MSTFA (dengan
1% TMIS) selama 5 menit
Dicukupkan kembali larutan dengan metanol
hingga 10 ml
Didinginkan pada suhu ruangan
Diidentifikasi menggunakan marquist test dan
porta drug test kit
Diinjeksikan masing-masing sebanyak 1 μg ke
dalam GC-MS
Dilakukan interpretasi data
Hasil
c. Analisa GC-MS
- Digunakan Gas kromatografi (GC) Agilent digabung dengan
Spektroskopi Massa (MS) model 7890.
- Kolom yang digunakan adalah HP 5 MS dengan 0,25 mm ID dan 0,25 µl
ketebalan film.
- Gas pembawa Helium dengan laju konstan 1,5 ml/menit.
- Model splitles.
- Temperatur injector = 250℃ dan temperatur interface 265℃
- Temperatur oven 150℃ selama 2 menit dan meningkat menjadi 280℃
dengan laju (rate) 10℃/menit.
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL
Hart, C. L., J. Csete & D. Habibi. 2015. Methamphetamine: Fact vs. Fiction and
Lesson from the Crack Hysteria. New York State Psychiatric Institute, New
York.
Olson, K.R. 2007. Poisoning and Drug Overdoses Fifth Edition. Mc Graw Hill,
New York.