Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS STRUKTUR MICRO MATERIAL BAJA KARBON RENDAH (ST 37) SNI

AKIBAT PROSES BENDING

Melati Nurul Insani


Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar
melmelnur123@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan struktur mikro material baja
karbon rendah (St 37) SNI akibat proses bending. Pengambilan data dalam penelitian ini
dilakukan di Laboratorium Metalurgi Fisik Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Sampel
dari penelitian ini sebanyak 10 spesimen, 9 sampel diberikan perlakuan bending dengan 3
variasi kecepatan yaitu 1 mm/s, 10 mm/s dan 20 mm/s kemudian 1 specimen tanpa bending.
Data penelitian berupa hasil rata – rata ukuran butir struktur mikro baja St 37 SNI yaitu yaitu
11.27 untuk variasi kecepatan 1 mm/s; 11.33 untuk variasi kecepatan 10 mm/s; 11.42 untuk
variasi kecepatan 20 mm/s dan tanpa bending yaitu 12.07. Dengan demikian dapat ditarik
kesimpulan bahwa dari hasil pengujian uji bending terdapat perubahan yang signifikan dari
besar ukuran butir antara baja St 37 SNI yang mengalami bending dengan tanpa perlakuan
bending.

Kata kunci: bending, struktur mikro dan ukuran butir baja

PENDAHULUAN fasa – fasa yang dapat diamati melalui


teknik metalografi. Struktur ini hanya
Suatu logam mempunyai sifat dapat dilihat dengan menggunakan alat
mekanik yang tidak hanya tergantung pada pengamat struktur mikro diantaranya:
komposisi kimia suatu paduan, tetapi juga mikroskop electron, miskroskop field ion,
tergantung pada struktur mikronya. Suatu mikroskop field emission, dan mikroskop
paduan dengan komposisi kimia yang sinar-X (Zainuri,dkk :2011). Perubahan
sama dapat memiliki struktur mikro yang struktur mikro dapat berubah – ubah sesuai
berbeda, dan sifat mekaniknyapun akan dengan perlakuan yang diberikan. Ini
berbeda, hal ini disebabkan oleh perlakuan tergantung pada proses pengerjaan dan
yang diberikan. Ada beberapa hal yang proses laku-panas yang diterima selama
dapat dilakukan untuk mengetahui apakah proses pengerjaan. Ketahanan suatu
suatu baja atau specimen dapat dikatakan komponen terhadap beban berulang akan
layak atau tidak untuk digunakan. Cara itu dipengaruhi oleh struktur mikro dari
adalah dengan mengetahui struktur material komponen tersebut.
mikronya. Salah satu cara untuk Baja pada dasarnya adalah bentuk
mengetahuinya adalah dengan perpaduan suatu logam dengan logam
mengevaluasi struktur mikronya. induk (base metal) besi (Fe), berdasarkan
Struktur bahan dalam orde kecil pengertian ini maka baja diklasifikasikan
sering disebut struktur mikro. Struktur
mikro adalah gambaran dari kumpulan
menjadi dua kelompok besar yaitu baja yang mengalami pembebanan bending
karbon dan baja paduan secara berulang. Telah disebutkan
(selain karbon) (Indera, 2013) . sebelumnya bahwa komponen yang telah
Salah satu pemanfaatan baja di dunia mengalami pembebanan berulang dalam
industri adalah sebagai bahan atau material jangka waktu yang lama sangat beresiko
konstruksi (struktur) pada bangunan – mengalami kegagalan saat beroperasi.
bangunan seperti pada jembatan, tower Sehingga perlu dilakukan pengujian untuk
dan rangka gedung. Jenis – jenis baja memprediksi kegagalan tersebut supaya
konstruksi umumnya sangat banyak sekali dapat menghindari kegagalan material saat
baik menurut standard ASTM, DIN, JIS, komponen digunakan. Proses
BS dan lain – lain. Baja – baja yang pembentukan bahan logam ini dikerjakan
digunakan pada konstruksi umumnya oleh ahli logam dengan keterampilan
memiliki spesifikasi tegangan (tensile khusus. Adapun perlakuan dalam hal ini
strength) yang jelas. Karena dasar yaitu Proses Bending.
pemilihan baja konstruksi untuk Bending merupakan pengerjaan
pembuatan suatu bangunan didasarkan dengan cara memberi tekanan pada bagian
pada kekuatan dari baja tersebut. Oleh tertentu sehingga terjadi deformasi plastis
karena itu pada standard DIN dan JIS pada bagian yang diberi tekanan.
diberikan pada pengkodean baja Sedangkan proses bending merupakan
konstruksi. Baja yang digunakan dalam proses pembengkokan atau penekukan plat
penelitian ini merupakan baja karbon dengan alat bending baik manual maupun
rendah. dengan menggunakan mesin bending.
Baja karbon rendah (St 37) Pengerjaan bending biasanya dilakukan
merupakan bukan baja yang keras karena pada bahan baja karbon rendah untuk
kadar karbonnya sedikit. Baja ini disebut menghasilkan suatu produk dari bahan
denga baja ringan (mild steel) atau baja plat. Prosedur atau metode yang tepat pada
perkakas yang mengandung karbon kurang saat proses bending dilakukan sangat
dari 0,3%. Setiap satu ton baja karbon berpengaruh pada kualitas produk yang
rendah mengandung 10 – 30 kg karbon. dihasilkan.
Baja karbon rendah bersifat kuat, mudah Berdasarkan kajian teori tersebut
dibentuk dan dapat dilakukan pengerjaan diatas, maka dapat disusun suatu kerangka
dalam keadaan panas maupun pengerjaan pikir berdasarkan tujuan dari penelitian ini
dingin. Arti dari St itu sendiri adalah yaitu untuk mengetahui apakah ada
singkatan dari Steel (baja). Sedangkan perubahan struktur mikro yang terjadi
angka 37 berarti menunjukkan batas akibat proses bending maka untuk lebih
minimum untuk kekuatan tarik 37 jelasnya peneliti perlu memahami prosedur
km/mm2. Selain itu, Adapun untuk kerja dan pengujian yang akan digunakan
penggunaannya, baja ini dapat dijadikan dalam penelitian ini. Untuk lebih jelasnya,
mur, baut, ulir sekrup dan lain – lain. dapat dilihat pada diagram alur penelitian
Komponen tersebut merupakan komponen ini ditunjukkan pada skema berikut:
yang berfungsi untuk meneruskan daya
yang mungkin mempengaruhi dapat
dihilangkan. Metode eksperimental
bertujuan untuk mencari hubungan sebab
akibat dengan memanipulasi salah satu
atau lebih variabel, pada satu atau lebih
kelompok eksperimental dan
membandingkan hasilnya dengan
kelompok kontrol yang tidak mengalami
Gambar 2.6. Diagram Alur Penelitian manipulasi.

METODOLOGI PENELITIAN OBJEK PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif Yang dimaksud obyek penelitian,


dengan pendekatan eksperimental. adalah hal yang menjadi sasaran penelitian
Penelitian eksperimen adalah penelitian di ( Kamus Bahasa Indonesia; 1989: 622).
mana peneliti dengan sengaja Menurut Supranto (2000: 21) Objek
membangkitkan timbulnya suatu kejadian penelitian adalah himpunan elemen yang
atau keadaan, dengan kata lain penelitian dapat berupa orang, organisasi atau barang
eksperimen adalah suatu cara untuk yang akan diteliti. Kemudian dipertegas
mencari hubungan sebab akibat (causal Anto Dayan (1986: 21) menyatakan bahwa
effect) antara dua faktor yang sengaja “Obyek penelitian adalah pokok persoalan
ditimbulkan oleh peneliti dengan yang hendak diteliti untuk mendapatkan
mengeliminasi atau mengurangi atau data secara lebih terarah”. Adapun objek
menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa dalam penelitian ini yaitu baja karbon
mengganggu. Eksperimen selalu dilakukan rendah St 37 SNI. Objek penelitian ini
dengan maksud untuk melihat akibat dari terdiri dari 10 buah, 9 buah yang diberikan
suatu perlakuan yang dilakukan oleh perlakuan bending dan 1 buah tanpa
peneliti. Dengan kata lain suatu penelitian perlakuan bending.
eksperimen pada prinsipnya dapat
didefinisikan sebagai metode sistematis TEKNIK PENGUMPULAN DATA
guna membangun hubungan yang Teknik pengumpulan data
mengandung fenomena sebab akibat merupakan suatu hal yang penting dalam
(Causal-effect relationship). Pada metode penelitian, karena ini merupakan strategi
ini variabel – variabel dikontrol atau cara yang digunakan oleh peneliti
sedemikian rupa, sehingga variabel luar untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penelitiannya. Hasil yang diperoleh dalam penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah berupa gambar mikro struktur
dimaksudkan untuk memperolehbahan – dari sampel yang sudah dipreparasi. Dari
bahan, keterangan, kenyataan – kenyataan hasil tersebut dalam dilihat secara jelas
dan informasi yang dapat dipercaya struktur mikro baja karbon rendah (st 37)
metode pengumpulan data. Menurut SNI. Dalam proses pemolesan penelitian
Sudaryono (2016: 75) Metode (cara atau ini menggunakan kertas gosok Grit 150
teknik) menunjukkan suatu kata yang sampai dengan Grit 7000 dan yang
abstrak dan tidak diwujudkan dalam terakhir dipoles menggunakan batu hijau.
benda, tetapi hanya dapat diperlihatkan Dalam pengetsaan larutan etsa yang
dalam penggunaannya. digunakan yaitu campuran asam nitrat
sebanyak 4 ml dan alcohol 95% sebanyak
TEKNIK ANALISIS DATA 100 ml. Dari 10 specimen yang digunakan,
Teknik analisis data dilakukan specimen 3 sedikit terkorosi, dapat
setelah proses pengumpulan data selesai. ditunjukkan dari gambar yang memiliki
Teknik analisis data merupakan proses warna kecoklatan pada bagian tertentu.
penyusunan, pengaturan dan pengolahan Hal tersebut diakibatkan karena pada saat
data untuk membuktikan kebenaran proses pengetsaan cenderung terlalu lama
hipotesis yang telah dirumuskan apakah direndam oleh larutan nital. Namun proses
hipotesis tersebut diterima atau ditolak. pengamatan berlangsung dengan baik
Teknik analisis data berperan sentral karena struktur mikro bisa terlihat jelas
dalam pemrosesan data kuantitatif. Peneliti dari butiran dan fasa. Sayangnya
kuantitatif melakukan estimasi mikroskop yang digunakan belum
(penaksiran) tentang kekuatan hubungan memiliki software yang dapat membaca
variabel, dan menguji hipotesis secara ukuran butir suatu specimen yang diuji.
statistik. Pada specimen juga terlihat struktur
HASIL DAN PEMBAHASAN pearlite yang jelas, pearlite berwarna hitam
buram. Sementara itu yang berwarna hitam
Rata - Rata Ukuran Butir Hasil pekat adalah fasa cementite dan yang
Perhitungan Struktur Mikro berwarna putih adalah fasa ferrite.
12.2 Pembesaran yang digunakan dalam
melihat struktur mikro adalah pembesaran
12 12.07 500 kali. Pada saat pengelolahan data
11.8 dengan menggunakan metode Hillard
11.6 dapat diketahui nilai ukuran butiran
pengujian hasil struktur mikro dengan
11.4
11.42 menggunakan mikroskop laser optic pada
11.2 11.33 pelat baja St 37 SNI yang telah diberi
11.27
11 perlakuan bending yaitu 11.27 untuk
variasi kecepatan 1 mm/s; 11.33 untuk
10.8
Tanpa 1 mm/s 10 mm/s 20 mm/s
variasi kecepatan 10 mm/s; 11.42 untuk
Bending variasi kecepatan 20 mm/s dan tanpa
bending yaitu 12.07.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa seperti fasa, butiran, batas butiran dan
terdapat perubahan yang dari ukuran strukturnya.
butiran baja karbon yang diberikan
perlakuan bending dan tanpa perlakuan Adapun saran yang dapat saya
bending. Sedangkan pada hasil foto berikan dalam melakukan penelitian ini
menggunakan mikroskop hal tersebut yaitu:
menujukkan tidak begitu jauh 1. Sebaiknya pada proses polishing
perbedaannya. Dapat juga dilihat dari dibantu menggunakan mesin poles, sebab
diagram balok rata – rata pengujian pengerjaannya akan lama jika dilakukan
bending dan diagram balok rata – rata secara manual.
ukuran butir hasil dari perhitungan struktur
mikro. Jika kecepatan pada saat bending 2. Sebaiknya penelitian selanjutnya
semakin lambat maka semakin besar gaya bukan hanya menggunakan proses bending
yang diberikan, ini dikarenakan sudut yang sebagai pembanding, tetapi diberikan
dibentuk 60 derajat sehingga semakin lama perlakuan panas pada specimen agar
waktu yang diberikan semakin lama pula perubahan dari segi foto struktur mikronya
alat tekan menyentuh benda kerja terlihat lebih jelas.
(specimen) sehingga membutuhkan gaya
DAFTAR PUSTAKA
yang lebih besar. Dan ukuran butir struktur
mikro mempengaruhi sifat mekanis yaitu Amyrezaa. 2015. Mengenal Definisi
nilai kekerasan bahan. Jadi semakin besar Paduan Besi Dan Jenis – Jenis
ukuran butir maka nilai kekerasan bahan Baja. https://
semakin kecil. metallurgistwannabe.wordpress.c
om/2015/08/05/ferrous-alloy-1-
KESIMPULAN DAN SARAN mengen al-definisi-paduan-besi-
dan-jenis-jenis-baja/. Diakses
Berdasarkan hasil penelitian dan pada 02 Januari 2019.
pembahasan, didapatkan hasil metalografi
berupa gambaran mikro struktur dari baja Anto Dajan. 1986. Pengantar Metode
Statistik II. Jakarta: Penerbit
karbon rendah (St 37) SNI dan nilai
LP3ES.
ukuran butiran pengujian hasil struktur
mikro dengan menggunakan mikroskop Budi Kho. 2016. Pengetian Histogram dan
laser optic pada pelat baja St 37 SNI yang Cara Membuatnya.
telah diberi perlakuan bending yaitu 11.27 https://ilmumanaje
untuk variasi kecepatan 1 mm/s; 11.33 menindustri.com/pengertian-
untuk variasi kecepatan 10 mm/s; 11.42 histogram-dan-cara-
membuatnya/. Diakses pada 15
untuk variasi kecepatan 20 mm/s dan tanpa
Januari 2019.
bending yaitu 12.07. Maka disimpulkan
bahwa ukuran butir struktur mikro Fiqih Adi Noor Susetyo. 2017. Struktur
mempengaruhi sifat mekanis yaitu nilai Mikro Pada Baja. Jogjakarta:
kekerasan bahan. Jadi semakin besar Universitas Negeri Jogjakarta.
ukuran butir maka nilai kekerasan bahan
Indera Cahya Perdana. 2013. Laporan ST
semakin kecil. Dari hasil tersebut juga 37.
dapat ditampilkan struktur mikro logam https://id.scribd.com/doc/1945082
58 /Laporan-ST-37. Diakses pada Sudaryono. 2016. Metode Penelitian
26 Desember 2018. Pendidikan. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Ing.Alois Schonmetz & Karl Gruber.
2013. Pengetahuan Bahan dalam Sudijono, anas. 2015. Pengantar Statistik
Pengerjaan Logam. Bandung: Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
Angkasa.
Sugiyono. 2009. Statistik untuk penelitian.
Irfan Fadhilah. 2019. Analisis Struktur Bandung: Alfabeta.
Mikro (Metalografi) .
https://www.academia.edu/36906 Sukma, JA. 2012. Baja Karbon.
130/Analisis_Struktur_Mikro_Me http://eprints.undip.ac.id/41534/4/
talografi. Diakses pada 04 BAB_II.pdf. Diakses pada 05
Agustus 2019. Januari 2019.
J. Supranto. 2000. Statistik (Teori dan Wahyuddin, dkk. 2015. ReSearcher
Aplikasi), Edisi Keenam. Jakarta: Pengantar Penelitian. Lamongan:
Erlangga. Pustaka Jingga.
Muh. Nur Alam. 2016. Perbandingan Yugantoro, Anonim. 2010. Penelitian
Struktur Mikro Hasil Pengelasan Pengaruh Variasi TemperaStur
Las Asetil en Dengan Las Listrik Pemanasan Low Tempering,
Pada Pelat. Makassar: Universitas Medium Tempering Dan High
Negeri Makassar. Tempering Pada Medium Carbon
Steel Produksi Pengecoran Batur-
Mushfi, MF. 2016. Pengujian Pengelasan Klaten Terhadap Struktur Mikro
Terhadap Kekuatan Tarik Kekerasan Dan Ketangguhan
Dan Struktur Mikro Las SMAW. (Toughness), Surakarta:
http://repository.umy.ac.id/bitstre Universitas Muhammadiyah
am/handle/1234 Surakarta.
56789/11164/BAB%20II.pdf?seq
uence=5&isAllowed=y. Diakses Zainuri, dkk. 2011. Analisa Kekerasan
pada 06 Januari 2019. Dan Struktur Mikro Pada Baja
AISI 1018 Akibat Proses Pack
Safitri, E. 2016. Carburizing Dengan Variasi
http://eprints.undip.ac.id/61355/6/ Konsentrasi Serbuk Cangkang
BAB_2___KAJIAN_PUSTA Keong Mas.
KA_DAN_KERANGKA_BERPI https://media.neliti.com/media/pu
KIR.pdf. Diakses pada 05 Januari blications/589 69-ID-analisa-
2019. kekerasan-dan-struktur-mikro-
pad.pdf. Diakses pada 26
Samnur. 2006. Pengujian Dan Desember 2018.
Pemeriksaan Bahan. Makassar:
Badan Penerbit Uni versitas
Negeri Makassar.

Anda mungkin juga menyukai