Oleh:
IFRORIZA (319101395)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI2
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah mengidentifikasi kasus yang diberikan oleh Ibu Sri Larasati Dra.,M.M.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pembimbing kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu ketika ada sebuah kamera yang tertinggal di kursi restoran karena tamu tergesa-gesa
ke bandara, seorang waiter menemukannya dan waiter tersebut merasa tidak perlu melapor
kepada supervisor, karena dia berkeyakinan tamu pasti akan kembali maka kamera tersebut
disimpan oleh waiter tersebut dengan harapan tamu akan kembali lagi untuk mengambilnya.
Setelah satu minggu, ternyata benar tamu tersebut datang kembali dan bertanya kepada
petugas restoran untuk menanyakan barangnya. Supervisor menanyakan barang yang
tertinggal tersebut kepada karyawannya dan waiter yang menemukan kebetulan sedang
bekerja saat itu sehingga mempermudah pengembalian kamera yang disimpan waiter
tersebut untuk segera dikembalikan. Lalu, tamu merasa senang dan memujinya karena
waiter mempunyai etika yang baik untuk menyimpan barang tamu.
Namun berbeda bagi supervisor, waiter tersebut dianggap salah karena sudah ada aturan
kalau ada barang tamu yang tertinggal harus segera dilaporkan ke bagian Lost & Found
untuk diproses dan disimpan namun beberapa supervisor lainnya membela waiter tersebut
karena mempunyai niat yang baik untuk mau menjaga dan menyimpan kamera tersebut.
3. Apakah ada pengaruh pengawasan supervisor dan kinerja karyawan terhadap prestasi
kerja karyawan?
4
1.3 Tujuan Penulisan
1. Bagi perusahaan
2. Bagi penulis
Dari hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta pengalaman yang sangat
berharga dalam menerapkan teori yang diperoleh dari bangku kuliah maupun pengalaman di
luar kuliah.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengawasan
2.1.2 Supervisor
6
2.1.3 Kinerja
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa
kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari kegiatan
menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga mengakibatkan kepuasan
walaupun efektif dinamakan tidak efesien. Sebaliknya, bila akibat yang dicaricari
tidak penting atau remeh maka kegiatan tersebut efisien.
b. Otoritas (wewenang)
Otoritas menurut adalah sifat darisuatu komunikasi atau perintah dalam suatu
organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota yang lain
7
untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya. Perintah tersebut
mengatakan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi
tersebut.
c. Disiplin
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku. Jadi, disiplin
karyawan adalah kegiatan karyawan yang bersangkutan dalam menghormati
perjanjian kerja dengan organisasi dimana dia bekerja.
d. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk ide
untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
Tujuan pokok penilaian kinerja menurut Rudianto (2006) adalah untuk memotivasi
karyawan dalam mencapai secara organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku
yang telah ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diinginkan.
Sedangkan Mulyadi (2001) menyatakan bahwa ada lima manfaat penilaian kinerja
yaitu sebagai berikut:
8
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka
menilai kinerja mereka.
Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja adalah Rivai
& Basri (2004), antara lain:
a. Meningkatkan motivasi.
d. Umpan balik dari kinerja lalu yang kurang akurat dan konstruktif.
j. Suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang perlu untuk
dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut.
9
2.1.7 Manfaat Bagi Penilai (Supervisor)
Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja Rivai & Basri (2004) adalah:
f. Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa takut, rasa grogi,
harapan, dan aspirasi mereka.
g. Menigkatkan kepuasan kerja baik terhadap karyawan dari para manajer maupun
dari para karyawan.
i. Meningkatkan rasa harga diri yang kuat diantara manajer dan juga para
karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan dengan ide para
manajer.
k. Kesempatan bagi para manajer untuk menjelaskan pada karyawan apa yang
sebenarnya diingikan oleh perusahaan dari para karyawan sehingga para
karyawan dapat mengukur dirinya, menempatkan dirinya, dan berjaya sesuai
dengan harapan dari manajer.
10
l. Sebagai media untuk menigkatkan interpersonal relationship atau hubungan
antara pribadi antara karyawan dan manajer.
n. Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat menilai kembali apa
yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan merevisi target atau menyusun
prioritas kembali.
Menurut Hasibuan (2005) tujuan dan kegunaan penilaian prestasi karyawan sebagai
berikut:
2. Untuk mengukur potensi kerja yang sejauh mana karyawan bisa sukses dalam
pelaksanaanya.
4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja,
metode kerja, struktur organisasi, gaya pengawasan, kondisi kerja dan peralatan
kerja.
11
5. Sebagai indicator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang
berada di dalam organisasi.
10. Sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengembangkan uraian pekerjaan (job
description).
Menurut Larasati (2018), ada empat hal yang harus diperhatikan dalam menyusun
standar penilaian kinerja yang baik dan benar, yaitu:
1. Validity adalah keabsahan standar tersebut sesuai dengan jenis pekerjaan yang
dinilai. Keabsahan yang dimaksud di sini adalah standar tersebut memang benar
benar sesuai atau relevan dengan jenis pekerjaan yang akan dinilai tersebut.
3. Realism adalah standar penilaian bersifat realistis, dapat dicapai oleh para
pegawai dan sesuai dengan kemampuan pegawai.
12
Adapun ukuran kinerja menurut T.R Mitchell dalam Larasati (2018) dapat dilihat
dari lima hal yaitu:
1. Quality of work ± kualitas hasil kerja
2. Promptness ± ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan
3. Initiative ± prakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan
4. Capability ± kemampuan menyelesaikan pekerjaan
5. Communication ± kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain
13
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Pada hal ini, sikap yang dilakukan waiter terhadap kamera yang tertinggal disanggah oleh
supervisor. Supervisor menganggap hal ini melanggar etika SOP yang berlaku di hotel tersebut.
Akan tetapi beberapa supervisor setuju terhadap tindakan waiter tersebut. Pasalnya, hal ini juga
disetujui oleh si tamu bahkan merasa senang dan memuji waiter tersebut karena etikanya meski
waiter tersebut melanggar validity.
Kinerja waiter tersebut sesuai menurut Suprihatno (Srimulyo) dalam Larasati (2018) berpendapat
bahwa bahwa kinerja atau prestasi kinerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja
seseorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan kemungkinan, misalnya
standar, target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama. Waiter tersebut mampu memenuhi target dengan tindakannya sendiri dan
telah disepakati oleh beberapa supervisor sehingga hal ini tidak menimbulkan masalah berarti.
Waiter tersebut bahkan mendapat prestasi kerja yang dibuktikan oleh sanjungan yang dia
dapatkan oleh tamu.
Menurut Hasibuan (2000) prestasi kerja adalah dimana pegawai ini mampu mencapai hasil kerja
yang dapat dipertanggung jawabkan kualitas maupun secara kuantitas dan bekerja secara efektif
dan efisien. Waiter mampu mengemban tugas yang diberikan dan dengan intuisinya dia bahkan
mendapat sanjungan oleh tamu karena kecakapannya sehingga memberikan sikap positif
terhadap tindakannya. Tetapi alangkah baiknya bila kedepannya waiter tersebut dapat bertindak
14
sesuai SOP yang berlaku agar tidak menimbulkan masalah dalam kinerjanya ataupun kinerja
oleh staf-staf lain yang bersangkutan.
Beberapa supervisor lain setuju akan tindakan yang dilakukan oleh waiter tersebut karena dia
mampu memenuhi hasil akhir sebagaimana harusnya meski melanggar ketentuan dan peraturan
yang ada. Bila dihubungkan Menurut Prawirosentono (1999, dalam Thomas 2017) menyatakan
bahwa faktor– faktor yang mempengaruhi kinerja, waiter tersebut mampu memenuhi efektifitas
dan efisiensi serta inisiatif, dia mampu bertindak secepat dan seperlu mungkin dengan tindakan
yang dia pikirkan sendiri demi memenuhi target meski ia juga melanggar otoritas dan disiplin
karena tidak taat pada hukum yang berlaku dan bertindak melebihi yang harusnya ia
kontribusikan.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Sebaiknya karyawan tersebut segera lapor kepada supervisor-nya jika ada barang tamu yang
tertinggal, diharapkan kedepannya karyawan dapat berlaku sebagai mana dengan SOP yang
berlaku agar tidak menimbulkan kesalahan maupun kesalahpahaman.
16
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, M. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Dasar dan Kunci Keberhasilan.
Bandung: PT Eresko. Halaman 11.
Hasibuan, M. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Halaman 89.
Kavanaugh, R.R. dan Ninemeier, J. D. 2001. Supervision in the Hospitality Industry. Amerika:
Educational Institute of the American Hotel & Lodging Association.
Kertonegoro. 1998. Perilaku di tempat kerja individu dan kelompok. Jakarta: Yayasan Tenaga
Kerja Indonesia. Halaman 163.
Larasati, S. 2018. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Deepublish. Halaman 193-
203.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipat ganda
Kinerja Keuangan Perusahaan Edisi kedua. Jakarta: Salemba empat. Halaman 416.
Rivai dan Basri. 2004. Penilaian Kinerja dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Halaman 58.
Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen: Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen.
Jakarta: Grasindo. Halaman 311.
Thomas, Y.A. 2017. Pengaruh Fasilitas Kerja terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor
Dinas Pendidikan Minahasa Tenggara. Jurnal Administrasi Publik UNSRAT. Volume 3 No.
046.
17