Anda di halaman 1dari 50

FONDASI

• Bangunan
- Bangunan atas Î upper/super structure
- Bangunan bawah Î substructure

• Bangunan bawah Î interface dari bangunan atas dan


tanah pendukung.

• Fondasi: bangunan (bagian) bawah yang langsung


berhubungan dengan tanah dan berfungsi meneruskan
beban ke tanah pendukung.

• Tanah pendukung Î 2 hal penting :


1. Kekuatan (kapasitas/daya dukung), qult, qa(qall)
Î Beban/tegangan yang terjadi ≤ kekuatan ijin
2. Penurunan (settlement).
Î Penurunan yang terjadi ≤ penurunan yang diijinkan

• Fondasi:
a) Fondasi dangkal D ≤ B Î telapak/footing (individu,
gabungan, menerus, mats)
b) Fondasi dalam : D > 4-5 B Î sumuran, fondasi tiang
bor, fondasi tiang pancang

• Jenis bangunan:
- bangunan gedung Î bisa ada basement
- cerobong asap, menara radio/TV/listrik Î sering satu
kaki
- bangunan berhadapan dengan air: dermaga, jembatan,
rig (platform lepas pantai)
- struktur penahan Î dinding penahan tanah, pangkal
jembatan.

1
- fondasi mesin Î getaran

PERSYARATAN UMUM FONDASI:


1. Kedalaman Îharus cukup dalam
- mencegah desakan tanah (ke segala arah)
- di bawah level yang dipengaruhi musim/alam

2. Stabilitas Îsistem fondasi harus aman terhadap:


- jungkir/rotasi/guling
- sliding, dan
- keruntuhan kapasitas dukung tanah

3. Deformasi/settlement & differential settl Î dalam batas-


batas yang diijinkan.

4. Fondasi Î tahan/aman Î bahan aktif/ berbahaya


dalam tanah/air Îkorosi/hancur ??

5. Fondasi ekonomis (struktur & pelaksanaan)

6. Jenis fondasi dan pelaksanaan Î memenuhi


persyaratan lingkungan.

7. Sistem fondasi Î dapat mengakomodasi perubahan di


lapangan dan selama pelaksanaan.

PERTIMBANGAN PENTING Îdesain&pelaksanaan

1. Muka air tanah:


- kapasitas dukung
- dewatering/pengeringan

2. Fondasi baru dekat fondasi lama:

2
a. fondasi baru dasarnya lebih tinggi terhadap fondasi
lama Î jarak harus cukup Îfondasi baru tak
membebani fondasi lama (jarak ≥ ∆z)

b. fondasi baru lebih dalam:


- longsor
- Df atau q fondasi lama berkurang Î σult
berkurang Î settlement atau runtuh Î diawali
retak pada bangunan lama.
Î galian dengan turap/perlindungan

c. bangunan besar baru dekat bangunan kecil (lama)


- tanah tergeser
- bangunan lama Î naik/miring

3. Fondasi Î tanah yang terkena erosi (pilar/pangkal


jembatan):
- kedalaman Î di bawah pengaruh erosi/scouring
- jika fondasi dangkal meragukan Î fondasi tiang

4. Fondasi di pasir
- kapasitas dukung tidak merata
- settlement
- kedalaman fondasi Î tidak boleh terlalu dangkal Î
erosi dan perpindahan butiran
- potensi liquefaksi (pasir halus seragam terendam air
kena beban gempa/kejut)

5. Fondasi di tanah ekspansif


- perbaikan tanah (bahan tambah : kapur, semen,
bahan kimia)
- mengontrol arah pengembangan Î waffle slabs
- kontrol air/kebasahan tanah
- fondasi tiang dengan selimut tanpa lekatan

3
- pemberian beban ≥ tekanan pengembangan

6. Fondasi pada lempung dan lanau


- Kondisi bervariasi:
o lunak-sangat lunak (NC) Î sering bermasalah
o kaku/stiff (OC)

- Lempung lunak:
- kapasitas dukung rendah
- penurunan besar

- Stiff Clays:
- cracks
- fissures } gunakan: residual strength
7. Fondasi di atas timbunan
a. Timbunan direncanakan
- material Î baik
- cara penimbunan Î dipadatkan lapis demi lapis
dengan baik
- ukuran min. perbaikan

b. Timbunan tak direncanakan


- kepadatan tak merata
- material campuran (jelek)
- kapasitas dukung ??
- settlement dan differential settlement Î
miring/pecah-pecah

FAKTOR LINGKUNGAN :
• Perancang fondasi Î “bertanggung jawab” Î hasil
design Î tidak merusak lingkungan

• Hal-hal yang perlu diperhatikan:

4
1. Pengeboran Î tidak Î polusi air tanah (tanah
timbunan !! )
2. Cara pelaksanaan/penggalian:
- aliran air permukaan (run off)
- polusi air run off
- debu, bising, bau, dll

3. Penyelidikan tanah Î memikirkan penyelamatan top


soil Î landscaping

4. Fondasi tiang pancang Î getaran dan kebisingan

5. Penebangan pohon-pohon Î perubahan kadar air


tanah Î kembang susut

6. Efek pengeboran pada muka air tanah (terutama di


atas lapisan rapat air)

7. Pengeboran dekat sungai/aliran air Î bisa merusak


struktur tanah

8. Galian dari sungai/laut Î jangan Î pencemaran


(terutama air tanah)

9. Pengambilan bahan timbun dari bukit Î bahaya


longsor

10. Bangunan di air (sungai/laut) Î jangan merusak


lingkungan (makhluk hidup, air tanah, intrusi air
laut, dll)

5
KAPASITAS DUKUNG TANAH UNTUK FONDASI
DANGKAL

• Fondasi Î bagian terbawah dari bangunan.


• Fungsi : meneruskan/memindahkan beban bangunan ke
tanah pendukung.

• Tanah pendukung Î 2 hal penting :


3. Kekuatan (kapasitas/daya dukung), qult, qa(qall)
Î Beban/tegangan yang terjadi ≤ kekuatan ijin
4. Penurunan (settlement).
Î Penurunan yang terjadi ≤ penurunan yang diijinkan

KAPASITAS DUKUNG ULTIMIT (fondasi dangkal)

• Pola keruntuhan:

q
Q
a

S a General shear failure


q = Q/A b b Local shear failure
c c Punching shear failure

General shear failure:

failure surface/plane

6
• Kondisi kesetimbangan plastis Î penuh di atas failure
plane
• Muka tanah di sekitar menggembung (naik)
• Keruntuhan (slip) Î terjadi di satu sisi Î fondasi miring
(tilting)
• Terjadi pada tanah yang kompresibilitas rendah (padat
atau kaku)
• Kekuatan batas (qult) bisa diamati dengan baik

Local shear failure :

• Terjadi desakan besar di bawah fondasi (lokal)


• failure surface tak sampai ke permukaan (muka tanah
hanya sedikit mengembang)
• miring fondasi Î tak terjadi
• terjadi pada tanah yang kompresibilitas tinggi Î
settlement relatif besar
• kekuatan batas sulit dipastikan Î dibatasi settlement

Punching shear failure:

• desakan di bawah fondasi

7
• pergeseran arah vertikal di sepanjang tepi
• tak terjadi miring (tilting)
• muka tanah tak menggembung
• penurunan besar
• terjadi pada tanah yang kompresibilitas rendah dengan
fondasi agak dalam
• kekuatan batas tak bisa dipastikan

PERSAMAAN KAPASITAS DUKUNG TANAH

B qult

q = γ.Df Df
45o-ϕ/2 45o-ϕ/2 ϕ 45o-ϕ/2 45o-ϕ/2
I II III

1. Terzaghi (1943)
• Pengembangan dari Prandtl & Reissner Î telapak
menerus
• Prinsip Î kesetimbangan batas (gaya/tekanan) arah
vertikal (untuk tinjauan ⊥ bidang gambar = 1m’
B = 2b qult

ϕ ϕ B
W
C = c x BJ
ϕ
Pp j
Pp
tekanan perlawanan pasif

qult (2b).1 = -W + 2C sinϕ + 2 Pp


2b.qult = - γ.b2 tanϕ + 2bc tan ϕ + 2 Pp

8
Pp = 1/2 γ (b tanϕ)2.Kγ + c (b tanϕ) Kc + q (b tanϕ) Kq

Î 2b.qult = 2bc {tanϕ (Kc+1)} + 2b.q (tanϕ .Kq)


+ b2.γ {tanϕ (Kγ .tanϕ - 1)}

Î qult = c {tanϕ (Kc+1)} + q(tanϕ) Kq


+ 1/2.B.γ {tanϕ (Kγ .tanϕ -1)}

General shear failure Î


Fondasi menerus:
qult = c.Nc + q.Nq + 0.5.B.γ.Nγ
Nc, Nq, Nγ Î grafik ϕ dibawah dasar fond
Bujur sangkar:
qult = 1,3 c.Nc + q.Nq + 0.4.B.γ.Nγ

Lingkaran:
qult = 1,3 c.Nc + q.Nq + 0,3.B.γ.Nγ

Local shear failure


q’ult = c’.Nc’ + q.Nq’ + 0.5.B.γ.Nγ’ Î fondasi menerus
Î bentuk lain cara sama
c’ = 2/3.c
tanϕ’ = 2/3.tanϕ Î ϕ’ = …. Î Nc’,Nq’ & Nγ’

CATATAN :
a. Kondisi tersebut di atas Î tanah homogen

b. Nc,Nq,Nγ, Nc’,Nq’,Nγ’= faktor-faktor kapasitas dukung


tanah yang tergantung pada ϕ (sudut gesek intern tanah)
(Terzaghi Îgrafik hubungan ϕ dengan Nc,Nq,Nγ, juga
dengan Nc’,Nq’,Nγ’).

9
Faktor-Faktor Kapasitas Dukung Tanah (Terzaghi, 1943)
General shear Local shear
φ (..o) φ’
Nc Nq Nγ Nc’ Nq’ Nγ’
5.7 1.0 0.0 0 5.7 1.0 0.0
7.3 1.6 0.5 5 6.7 1.4 0.2
9.6 2.7 1.2 10 8.0 1.9 0.5
12.9 4.4 2.5 15 9.7 2.7 0.9
17.7 7.4 5.0 20 11.8 3.9 1.7
25.1 12.7 9.7 25 14.8 5.6 3.2
37.2 22.5 19.7 30 19.0 8.3 5.7
52.6 36.5 35.0 34 23.7 11.7 9.0
57.8 41.4 42.4 35 25.2 12.6 10.1
95.7 81.3 100.4 40 34.9 20.5 18.8

10
c. Kondisi khusus:
a) tanah pasir murni (non kohesif), c = 0
qult = q.Nq + 1/2 B.γ.Nγ
b) lempung murni jenuh air, ϕ = 0 Î Nc = 5,7, Nq = 1, Nγ=0
qult = c.Nc + q atau qult = 5,7 c + q
c) beban di muka tanah, Df = 0 Î q = 0
qult = c.Nc + ½ . B.γ.Nγ

2. PERKEMBANGAN RUMUS KAPASITAS DUKUNG


• Menggunakan rumus dasar dan kondisinya Î Prandtl &
Reissner (dengan baji bersudut : 45o-ϕ/2)
Nq = eπ.tanϕ tan2(45o+ϕ/2) dan Nc = (Nq-1)cotϕ

• Nilai Nγ yang berbeda-beda:


a) Meyerhof
Nγ = (Nq-1) tan (1,4 ϕ)
b) Hansen
Nγ = 1,8(Nq-1) tanϕ
c) Caquot & Kerisel
Nγ = 2(Nq+1) tanϕ

• Dengan persamaan di atas Nc, Nq, dan Nγ bisa dihitung


Î tabel/grafik
• Faktor bentuk Î dekat dengan faktor bentuk dari
Terzaghi.

CONTOH:
Sebuah fondasi telapak setempat direncanakan dengan
ukuran denah 2m x 2m dan kedalaman 1,5 m. Tanah

11
homogin dengan c = 10 kN/m2, ϕ = 30o, γ = 17 kN/m3 Î
kondisi general shear failure Î qult ?

Terzaghi general shear failure


dengan ϕ = 30o Î Nc = 37.2,
Nq = 22,5, Nγ = 19,7
1,5 m
qult = 1,3cNc + qNq + 0,4BγNγ
2m qult = 1,3x10x37.2 + (1,5x17)x22,5
+ 0,4x2x17x19,7
= 1325.27 kN/m2 Î ????
qa ≈ 100-150 kN/m2 Î !!!
CEK : nilai dari : Meyerhof, Hansen, Caquot & Kerisel

Catatan:
Data tanah perlu dikoreksi sebelum digunakan untuk
menghitung qult.

Pengaruh Air Tanah (kekuatan ???)


• Air tanah mengurangi kapasitas dukung tanah Î
tergantung posisi muka air tanah.
a) 0 ≤ D1 ≤ Df

• q = D1.γ + D2.γ ’
m.t • γ ’ = γsat - γw
γ D1
m.a.t
qult = cNc + qNq + 0,5 B γ ' Nγ
γsat Df
D2

b) D1 ≥ Df , 0 ≤ d ≤ B

m.t
q = Df.γ
qult = cNc + qNq + 0,5B γx Nγ
γ γx = 1/B {γ.d + γ’(B-d)}
Df

B d 12
m.a.t
γsat
c) d ≥ B, Î muka air tanah tak berpengaruh pada
kapasitas dukung tanah.

SAFETY FACTOR (FAKTOR KEAMANAN)


• Biasanya SF = 3 Î tak berlebihan
- tanah tak homogen dan tak isotropis
- banyak ketidakpastian Î pengambilan parameter tanah
(φ dan c)

• Tiga definisi Î kapasitas dukung ijin fondasi dangkal:


1. gross allowable bearing capacity
2. net allowable bearing capacity
3. gross allowable bearing capacity dengan faktor
keamanan dikaitkan dengan keruntuhan geser.

a) gross allowable bearing capacity


qall = qult/SF

○ qall = beban yang diijinkan pada fondasi dengan


harapan tak akan terjadi kegagalan bearing
capacity.
- beban: mati dan hidup di atas muka tanah
W(D+L)
- berat sendiri fondasi (WF)
- berat tanah di atas fondasi (WS)
○ (W(D+L) + WF + WS)/A ≤ qall
A = luas dasar fondasi
atau: A ≥ (W(D+L) + WF + WS)/qall

b) net allowable bearing capacity Î beban tambahan


yang diijinkan (per satuan luas) selain berat sendiri

13
tanah (tegangan yang telah ada) pada level dasar
fondasi.
qult(net) = cNc + q(Nq-1) + 1/2.B.γ. Nγ (strip footing)
qult(net) = qult - q
qall(net) = qult(net) / SF

• Dalam praktek qall(net) Î digunakan terhadap beban


bangunan atas saja
• berat fondasi + tanah di atasnya dianggap = berat
tanah saja (q)
q = γ.Df ≈ (WS+WF)/A

W(D+L)/A ≤ qall(net)
Î A ≥ W(D+L)/qall(net)

c) gross allowable bearing capacity dengan faktor


keamanan pada kuat geser tanah (ϕ & c)
○ cd = c/SF
○ tanϕd = tanϕ/SF Î ϕd dihitung
○ dengan ϕd Î Nc, Nq, dan Nγ (dari grafik/tabel)
○ qall = cdNc + qNq + 1/2.B.γ. Nγ
○ SF untuk penyelesaian ini = 2-3 Î kira-kira hasil
sama dengan cara a) dan b) dengan SF = 3-4

Catatan:
o Kapasitas dukung (dengan rumus-rumus di atas) Î
harus dicek terhadap settlement yang diijinkan.
o Rumus kapasitas dukung batas tersebut di atas Î
settlement:
o 5 - 25 % B untuk pasir (B= lebar fondasi)
o 3 - 15 % B untuk lempung
o Untuk fondasi yang sangat lebar Î settlement bisa

14
sangat besar.
o Nc, Nq (Meyerhof, dll) Î relatif tak jauh berbeda,
Nγ Î bervariasi.

BENTUK UMUM PERSAMAAN KAPASITAS DUKUNG


TANAH
qult = (λcs.λcd.λci)cNc +(λqs.λqd.λqi) qNq +
(λγs.λγd.λγi)1/2.B.γ. Nγ

λcs.λqs.λγs = shape factors (faktor bentuk)


λcd.λqd.λγd = depth factor (faktor kedalaman)
λci.λqi.λγi = inclination factor (faktor kemiringan beban)
• Shape factor Î de Beer (1970)
• Depth & inclination factors Î Hansen & Meyerhof
Î dasar Î experimental results

Faktor bentuk Î telapak segi empat


• λcs = 1 + (B/L)(Nq/Nc)
• λqs = 1 + (B/L)tanϕ
• λγs = 1 - 0,4(B/L)

Faktor bentuk Î telapak bujur sangkar dan lingkaran


• λcs = 1 + Nq/Nc
• λqs = 1 + tanϕ
• λγs = 0,6

Faktor kedalaman untuk Df/B ≤ 1


• λqd = 1 + 2 tanϕ(1-sinϕ)2(Df/B)
• λcd = λqd -(1 - λqd)/(Nq.tanϕ)
• λγ d = 1
Faktor kedalaman untuk ϕ = 0

15
• λcd = 1 + 0,4(Df/B)

Faktor kedalaman untuk Df/B > 1


• λqd = 1 + 2 tanϕ (1-sinϕ)2 atan (Df/B)
• λcd = λqd -(1 - λqd)/(Nq.tanϕ)
• λγ d = 1
Faktor kedalaman untuk ϕ = 0
• λcd = 1 + 0,4 atan(Df/B)

Faktor kemiringan beban α


• λci = (1 - α/90o)2
• λqi = (1 - α/90o)2
• λγi = (1 - α/ϕ)2

16
KAPASITAS ULTIMIT Î BEBAN EKSTENTRIS

a) Meyerhof’s theory
b) Theory of Prakash & Saran

a) Meyerhof’s theory Î konsep lebar efektif.


Ditinjau gaya ultimit Qu Î bekerja Î eksentrisitas ex
(terhadap sumbu Y) dan ey (terhadap sumbu X)
Qu
• Qu dianggap sentris
Tampang terhadap luasan
efektif (Qu di pusat
B
suatu luasan).
Y
• Dimensi luasan efektif
Qu
L-2ey = L’ x B’
ey L
X L’ = L-2ey
Denah B’ = B-2ex

ex
B-2ex
B

• Kapasitas dukung Î dicari dengan lebar B’:


qult = (λcs.λcd)cNc +(λqs.λqd) qNq + (λγs.λγd)1/2.B’.γ. Nγ
(dengan : λci, λqi & λγi = 1)
faktor bentuk Î gunakan B’ dan L’

Qu = qult (B’ x L’) atau


Qa = qult x (B’ x L’) /SF

17
FONDASI DI ATAS TANAH BERLAPIS
a) Tanah tak padat di atas tanah yang lebih padat:
• tanah kurang padat Î tebal Î kapasitas dukung
lapisan tersebut
• tanah kurang padat Î tipis Î pengaruh lapisan
yang lebih padat
b) Tanah lebih padat di atas tanah kurang padat:
• tanah lebih padat tebal Î kapasitas dukung tanah
yang lebih padat Î cek settlement lapisan kurang
padat
• tanah padat Î tipis :
○ bahaya patah pons
○ gunakan kapasitas dukung lapisan kurang
padat Î banyak teori

UJI BEBAN DI LAPANGAN (PLATE LOAD TEST)


• Standard test : ASTM D-1194
BS 1377 (1990)
• Prinsip :
- plate Î baja ∅ 152 - 762 mm, atau bujur sangkar
305 mm x 305 mm
- lebar galian ≥ 4 x Bplate
- plat dibebani bertahap Î setiap tahap ditunggu
penurunan berhenti Î beban dinaikkan (tahap
selanjutnya)
- hasil Î hubungan tegangan dan penurunan

• Kapasitas dukung :
a) lempung : qult(f) = qult(p)
b) pasir : qult(f) = qult(p) x Bf /Bp
• Untuk tegangan tertentu Î settlement (s)
a) lempung : s(f) = s(p) . B(f) /B(p)
b) pasir : s(f) = s(p){2B(f) /(B(f)+B(p))}2

18
ANALISIS FONDASI DANGKAL (sederhana)
• Jenis beban:
- beban terbagi rata q kN/m2
- Gaya vertikal Î sentris
Î eksentris
- Gaya horisontal
- Momen
- Kombinasi

• Anggapan dasar :
- plat fondasi dianggap kaku sempurna (tidak
melengkung, ”bisa miring”)
- besarnya tekanan pada setiap titik berbanding langsung
dengan penurunan Î cara elastis
- tanah tidak dapat menahan tarik
- tanda: desak (+); tarik (-)

1. Beban merata, q
Q - jika berat fondasi diabaikan:
q
reaksi tanah merata, σ Î σ = q

- jika luas fondasi = A


Resultante: Q = A.q Î tengah-tengah Î sentris
Reaksi: σ = Q/A = A.q/A = q

- untuk suatu telapak Îfondasi & tanah di atasnya Î q1


dan q2

19
q1 ⇒ tanah terbagi rata
q2 ⇒ telapak/fondasi
σ
σ = q1 + q2

2. Beban gaya vertikal sentris


- jika berat sendiri fondasi diabaikan
Q - luas dasar fondasi, A = B.L (m2)
- fondasi kaku dan Q sentris Î turun
Ο
σ merata Î tekanan merata
B Σ Fv = 0
Q = σ.A Î σ = Q/A
2 2 2
Ο L (kN/m ,t/m ,kg/cm )
- jika berat fondasi dan tanah di atasnya
diperhitungkan:
σ = Q/A + q1 + q2
Q

q1
q2
σ

Contoh: Q = 300 kN sentris

1,20 m tanah, γ = 17 kN/m3

0,60 m beton, γ = 22 kN/m3


2,00

Analisis 1: 2,50

20
- Beban dianggap gaya-gaya sentris
Q1 = 300 kN
Q2 (tanah) = 2 x 2,5 x 1,20 x 17 = 102 kN
Q3 (beton) = 2 x 2,5 x 0,60 x 22 = 66 kN
Q total = 300 + 102 + 66 = 468 kN
σ = Qtotal/A = 468/(2 x 2,50) = 93,6 kN/m2

Analisis 2:
- Beban: Q sentris = 300 kN
q1 (tanah) = 1,20 x 17 = 20,4 kN
q2 (beton) = 0,60 x 22 = 13,2 kN
σ = Q/A+q1+q2= [300/(2x2,50)] + 20,4 + 13,2 = 93,6 kN/m2

3. Analisa beban momen


Perjanjian:
- Pusat dasar fondasi O
- Momen berputar terhadap titik O
- Arah pandangan dari depan (bawah) dan kanan
- lebar fondasi searah x Î B
- lebar fondasi searah y Î L
- momen searah jarum jam tanda (+), berlawanan arah
jarum jam (-)
- momen berputar mengelilingi sumbu-y Î My
- momen berputar mengelilingi sumbu-x Î Mx

Gambar di bawah M Î My(+) Î beban luar Î


- bagian kanan turun dan bagian kiri naik (berputar) Î
kanan desak dan kiri tarik Î linier

21
Ο X+
Y+

L X+

σ- R
R
σ+
l

- Reaksi elemen struktur Î momen kopel MR


MR = R.l
R = 1/2 x ½. B x σ x L = 1/4. B L σ
l = 2 x 2/3 x ½. B = 2/3. B
MR = ¼. B.L.σ.2/3. B = 1/6. B2L σ
Î Mbeban = Mreaksi
Î σ = + My/(1/6. B2L) = + 6 My/(B2L)

Catatan:
σmax (desak) Î di kepala momen
σmin (tarik) Î di ekor momen

• Kombinasi beban vertikal sentris dan momen My Î


penjumlahan :
σmax = Q/A + 6 My/(B2L)
σmin = Q/A – 6 My/(B2L)

Q
My
Ο X+
Q/A
22

- 6My/B2L +
• Untuk tanah, σmin ≥ 0 (desak) karena tanah tak bisa
mendukung tarik.
- dengan sb-x positif di kanan O Î reaksi di setiap titik
dengan jarak x dari O :
σx = Q/A + My.x /Iy
σx = Q/(B.L) + My.x /(1/12. B3L)

- tegangan maksimum pada x = B/2


σmax = Q/(B.L) + My/(1/6. B2L) ≤ qall
- tegangan minimum pada x = -B/2
σmin = Q/(B.L) - My/(1/6. B2L) ≥ 0

Kombinasi q, Q(sentris), Mx(+), My(+)Îtegangan di titik


(x,y) :
σ(x,y) = Q/A + My.x/Iy + Mx.y/Ix + q
σ(x,y) = Q/(B.L) + My.x/(1/12. B3L) + Mx.y/(1/12.L3B) + q

- tegangan maksimum pada x = B/2, y = L/2


σmax = Q/(B.L) + My/(1/6.B2L) + Mx/(1/6.L2B) + q ≤
qall
- tegangan minimum pada x = -B/2, y = -L/2
σmin = Q/(B.L) - My/(1/6.B2L) - Mx/(1/6.L2B) + q ≥ 0

• Beban Q eksentris

23
Î dianalisis sebagai Q sentris + momen (M)
Q dengan ex Î Q sentris + My Î My = Q.ex
ex
Qsentris
Q My
Ο X+
Ο X+

Q1 ∑Q
Q2
e1
e2
∑ My

∑Q = Q1 + Q2
∑M y = Q1 .e1 − Q 2 .e2

Q
H

Q
h M=H.h

H yg lewat O Î hanya berpengaruh terhadap


penggeseran (tak mempengaruhi σ)

24
Analisis dengan cara lain (untuk beban gaya vertikal
& momen)
Q sentris Q
ex
My

My
Qeksentiris, e x = (±)
Q
Tekanan pada tanah dasar :
Q M Q Q. e x Q 6. e x
σ ext = ± = ± = .(1 ± )
B. L 1 B. L 1 B. L B
. B2 . L . B2 . L
6 6
Rumus Berlaku Î σmin ≥ 0
• Jika σmin = 0 Î
Q Q 6.e
B/6 0= (1 − x )
B.L B
ex = 16 .B

2.Q
σ max =
B.L

• Jika ex > B/6 Î terjadi tarik

e1 Q
Î bagian tarik tak
dapat diperhitungkan

tarik

25
Î Σ Fv = 0 & Σ M = 0
Q
Q=R & berimpit
a1 = B/2 - ex
σmax
R
Daerah yg. bekerja = a2
a1 a2 = 3.a1
a2

1 1 B
R = Q = σ max .a2 .L = σ max 3 ( − ex ) L
2 2 2
2.Q
σ max =
B
3 L ( − ex )
2

• Kondisi Umum
Q 6.ex 6.e y
σ (max/ min) = (1 ± ± )+q
B.L B L
syarat berlaku : σmin ≥ 0 Î jika σmin < 0 Î dianalisis
khusus

Î ∑ Fv = 0 Î cara coba-coba

Î atau cara Mayerhof (luasan


efektif)
tarik

26
Catatan :
• Daerah yang dibatasi ex ≤ B/6 & ey ≤ L/6 (di bagian
tengah) Î inti/core/teras

Jika resultante Q jatuh di


L/6 dalam teras Î seluruh dasar
fondasi Î tegangan desak

B/6

27
PERANCANGAN FONDASI DANGKAL

• Beban Î sesuai peraturan yang berlaku (gedung,


jembatan jalan raya, jembatan jalan rel, dsb)
1. Beban mati (Dead load = D) Î berat sendiri bangunan
(kolom, dinding, atap, lantai, fondasi + tanah di
atasnya)
2. Beban hidup (Live load = L) Î bisa berubah/pindah
3. Beban angin (W)
4. Beban gempa (E)
5. Beban khusus (S)Îpengaruh suhu, gaya rem/sen-
trifugal, dll

I. Kombinasi beban untuk penentuan ukuran (luas) denah


fondasi
A=D+L Î beban permanen/tetap

B1= D + L + W
B2= D + L + E } Beban sementara

C1 =A+S
C2 =B+S } Beban khusus
II. Untuk perancangan beton bertulang Î SK SNI 1991 Î
beban terfaktor

28
PERANCANGAN UKURAN DENAH FONDASI
• Beban: - tetap/permanen
- sementara
1. Kondisi beban tetap Î kapasitas dukung tanah
Î SF ≥ 3
Î qa = qult /3
2. Kondisi beban sementara Îkapasitas dukung tanah SF
≥2
Î qa(sementara) = qult /2
qa(sementara) = 1.5 x qa(beban tetap)

• Perancangan luasan denah


1. Denah dan ukuran Î didasarkan beban tetap/
permanen dengan ketentuan:
a) resultante beban jatuh di pusat luasan dasar fondasi
(sentris)
b) luas dasar fondasi dihitung sesuai σ ≤ qa

2. Dikontrol terhadap beban-beban sementara Î σ ≤ 1,5


qa
3. Jika no. 2 tidak memenuhi Î dimensi diperbesar Î
tetapi tetap sentris terhadap beban permanen

Catatan :
• Sentris : - ukuran ekonomis/hemat
- settlement merata
• Sentris Î resultante beban:
Î gaya, momen, beban terbagi rata (q)

29
Contoh:
Sebuah kolom didukung telapak
setempat, dengan penampang seperti
Q
tergambar.
Beban yang diperhitungkan :
Kombinasi Q (kN) My
My 0.80 beban (kNm)
0.60 Permanen 1000 160
Sementara-1 1000 550
Sementara-2 1500 280

Data lain: γtanah = 18 kN/m3, γbeton = 22 kN/m3, qa = 150


kN/m2.
Rencanakan denah/ukuran fondasi

Penyelesaian:
a) Ukuran denah selalu direncanakan terhadap beban
permanen Î sentris
Beban-beban:
Q = 1000 kN
M = 160 kNm
e = M/Q = 160/1000 = 0,16 m
q = 0,8x18+0,6x22= 27,6 kN/m2 Î sentris

qa = 150 kN/m2
Tegangan yang terjadi di dasar fondasi σ ≤ qa
Dengan e = 0,16 m Î pusat luasan dibuat 0,16 m di
kanan as kolom.
σ = Q/A + q Î 150 ≥ 1000/A + 27,6
Î A ≥ 1000/(150-27,6) = 8,17 m2
Î bujur sangkar Î B = L = √A ÎB = 2,86 m
Î Digunakan 2,90 m x 2,90 m
1.45 1.45

1.45 30
O
Î Dikontrol terhadap beban
sementara

b) Kontrol terhadap beban sementara-1


Q = 1000 kN Î e = -0,16 m terhadap O
M = + 550 kNm
q = 27,6 kN/m2 Î dianggap gaya sentris
Q1 = 2,9 x 2,9 x 27,6 = 232,116 kN

ΣQ = Q1 + Q = 1232,116 kN
ΣM = 1000(-0,16) + 550 + (232,116 x 0) = 390 kNm

Beban : ΣQ = 1232,116 kN sentris


ΣM = + 390 kNm
Î dianalisis : ΣQ = 1232,116 kN dengan eksentrisitas :
e = 390/1232,116 = 0,317 m di kanan O
e < B/6 (=0,483 m) Î σmin > 0

σmax={1232,116/(2,9x2,9)}[1+(6x0,317/2,9)]=242,59 kN/m2
σmax > 1,5 qa (=225 kN/m2)
Î dimensi perlu diperbesar

Misal : arah sumbu-Y tetap Î L = 2,90 m


arah sumbu -X Î B = 3,10 m
A = 8,99 m2 Î Q1 berubah

Q = 1000 kN
ΣM = +390 kNm
q = 27,6 kN/m2

31
σmax = 1000/(8,99) + 390/(1/6 x 2,9 x 3,12) + 27,6
= 222,80 kN/m2 < 225 kN/m2 Î OK
σmin = 1000/(8,99) - 390/(1/6 x 2,9 x 3,12) + 27,6
= 54,87 kN/m2 > 0 Î OK

c) Kontrol beban sementara-2


Q = 1500 kN dengan e = -0,16 m
M = + 280 kNm
q = 27,6 kN/m2

ΣM = 1500(-0,16) + 280 = 40 kNm


Tanpa fondasi dan tanah
e1 = 40/1500 = 0,0267 m
σmax =[(1500/8,99) {1+(6x0,0267/3,1)}] + 27,6
= 203,07 kN/m2 < 225 kN/m2 ÎOK
σmin =[(1500/8,99) {1-(6x0,0267/3,1)}] + 27,6
= 185,83 kN/m2 > 0 Î OK

Jadi fondasi ukuran 2,90 m x 3,10 m dapat digunakan Î


dengan posisi kolom eksentris 0,16 m di kiri pusat luasan
dasar fondasi O.

32
FONDASI GABUNGAN (COMBINED FOOTING)
Î 2 kolom atau lebih menjadi 1 fondasi

Penggunaan:
1. Jarak antar kolom dekat Î dengan fondasi sendiri-
sendiri Î overlapping
2. Ruangan terbatas Î tidak bisa kaki sendiri Î digabung
dengan yang lain

Penyelesaian:
Î menggabung Î membuat fondasi yang sentris terhadap
beban permanen

Bentuk-Bentuk:
a) segi empat siku-siku
b) trapesium
c) bentuk T
d) strap footing
e) mat/raft footing

Prinsip Perancangan :
a) Denah sentris terhadap beban permanen
b) Dikontrol terhadap beban sementara dengan σ ≤ 1,5 qa

33
I. Telapak gabungan empat persegi panjang
Penggunaan: 2 kolom dengan beban kecil terbatas, beban
besar bebas.

Q1 R Q2 • Q2 > Q1 (Q1, Q2 Î beban


permanen)
• R = resultante Î dicari
besar & letak
O • R di tengah-tengah denah
r1 r2 Î L/2 ke kiri, L/2 ke
a1 r a2 kanan dan di tengah-
L/2 L/2 tengah lebar (B)
O Cara:
B
* • R = Q1 + Q2
L
• letak R Î statis momen ke
Q1 Î R.r1 = Q2.r + Q1.0 Î
r1 = Q2.r/R

• Biasanya a1 ditetapkan/diketahui
Î L/2 = r1 + a1 Î L = 2(r1 + a1)
• R sentris Î luas fondasi: A
A = R/{qa - (qfond+tanah)}
• Lebar fondasi B = A/L

Catatan:
• a (a1 atau a2) ≤ B dan ≤ r/2
• jika beban permanen ada My1 dan My2 Î digunakan
untuk mencari letak R:
- R = Q1 + Q2
- letak R Î R.r1 = Q2.r + Q1.0 + (My1) + (My2)
r1 = (Q2.r + My1 + My2)/R Î tanda momen disesuaikan
• Selanjutnya dikontrol terhadap beban sementara. Jika

34
σ > 1,5 qa Î dimensi ditambah ke arah B (arah L tetap
agar kondisi sentris beban permanen terjaga)

Contoh:
2 buah kolom, jarak 5,0 m, ukuran kolom 40 cm x 40 cm
dengan fondasi sebelah kiri terbatas pada tepi luar kolom
kiri (fondasi kolom kanan lahannya bebas). Tebal plat
fondasi = 1,00 m (tanah di atasnya diabaikan). qa tanah
(permanen) = 150 kN/m2, γbeton = 23 kN/m3.
Beban Q1 (kN) Q2 My1 My2
(kN) (kNm) (kNm)
Permanen 700 1000 0 0
Sementara-1 1000 1100 0 0
Sementara-2 1000 1000 -200 -150

Q1 R Q2

r1
a1 = 0,20
r = 5,0 m
Penyelesaian:
a) Denah fondasi sentris terhadap beban permanen
R = Q1 + Q2 = 1700 kN
q = 1 x 23 + tanah diatas fondasi = 23 kN/m2
Letak R terhadap Q1 Î
r1 = (Q2.r+My1+My2)/1700=(1000x5+0+0) / 1700
r1 = 2,941 m
R di tengah-tengah denah Î a1 + r1 Î = L/2
L/2 = 0,2 + 2,941 = 3,141 m
L = 6,282 m

Luas fondasi yang diperlukan

35
A = R/(qa-q) = 1700/(150-23) = 13,386 m2
B = A/L = 2,131 m
Digunakan ukuran denah fondasi
L = 6,30 m
B = 2,20 m
A = 13,86 m2
Letak pusat luasan O (baru):
- dari pusat kolom kiri r1’ = 6,3/2 - 0,2 = 2,95 m
- dari pusat kolom kanan r2’ = 5 - 2,95 = 2,05 m

b) Kontrol terhadap beban sementara-1


q = 23 kN/m2
Q1 = 1000 kN
Q2 = 1100 kN } R = 2100 kN

Letak R terhadap Q1 Î 2100 x ri = 1100x5+My1+My2


Î ri = 2,62 m
R di kiri O dengan e = 2,62 - 2,95 = - 0,33 m Î |e| < L/6
Î σmin > 0 Î (kanan)
Î σmax Î di kiri
σmax =(2100/13,86){1+(6x0,33/6,3)} + 23
= 222,13 kN/m2 < 1,5 qa (=225 kN/m2) Î aman

c) Kontrol terhadap beban sementara-2


q = 23 kN/m2
R = (Q1+Q2) = 2000 kN
Letak R terhadap Q1
Î ri = (5x1000 - 200 - 150)/200
Î ri = 2,325 m
R di kiri O dengan e = 2,325 - 2,95 = - 0,625 m Î |e| < L/6
Î σmax di kiri
σmax =(2000/13,86){1+(6x0,625/6,3)} + q
= 253,19 kN/m2 > 225 kN/m2

36
Luas dasar fondasi perlu ditambah Î ke arah B agar
kondisi sentris (mendekati sentris terpelihara)

Misal: B = 2,50 m
A = 6,30 x 2,50 = 15,75 m2
σmax =(2000/15,75){1+(6x0,625/6,3)} + 23
= 225,57 kN/m2 ≈ 225 kN/m2
Î cukup aman

Jadi fondasi yang digunakan:


L = 6,30 m
B = 2,50 m

37
Fondasi Gabungan Bentuk Trapesium
Penggunaan: daerah terbatas pada kolom dengan beban
besar (kolom dg. beban kecil bisa bebas/terbatas)

• Luas trapesium
x
O
A = 1/2 L (B1+B2)
B1
* B2 • Pusat luasan terhadap sisi B2
1 2 B + B2
x= L 1
L 3 B1 + B2
Q1 R Q2 atau thd sisi B1 :
1 B1 + 2 B2
x= L
3 B1 + B2
O • Q2 > Q1 dengan sebelah kanan
r1 r2 terbatas (biasanya tepi kolom)
a1 r a2
• Kapasitas dukung tanah qa
• Dengan beban sentris Î luas fondasi
R
A=
qa − q( f + s)
................................... (1)
• Panjang fondasi ditetapkan:
L = r + a1 + a2 ................................... (2)
Q1 .r
• Letak R terhadap Q2 Î r2 = R ....... (3)
• Dituntut R melalui Ο
r2 + a2 = x ............................................ (4)
• A = ½ L (B1+B2) Î B2 = (2A/L) - B1 ..... (5)
• Letak O:
− 1 2 B + B2
x= L 1
3 B1 + B2

38
A 2A
3x 2 B1 + 2 − B 1 B 1 +
= L = L
L A 2A
B1 + 2 − B1
L L
3x 2 A 2 A
B1 = −
L L L
2 A ⎛ 3x ⎞
B1 = ⎜ − 1⎟
L ⎝ L ⎠
................................ (6)
• Kriteria/batasan
a. Jika x ≤ 1/3 L Î tak dapat digunakan
b. Jika B1 terlalu kecil (< lebar kolom) Î tak dapat
digunakan
c. Jika a/b terjadi Î bentuk lain: T atau strap footing
• Fondasi dikontrol terhadap beban sementara dengan σ =
1,5 qa
Cara:
Y+

x
O X+
*

1. Dicari pusat berat luasan trapesium (O)


2. Dibuat salib sumbu di titik O
3. Beban-beban yang bekerja dianalisis terhadap O
4. Tegangan ekstrim
σka = (R/A) + (My. x /Iy) + q Î x (+), M(+/-)
σki = (R/A) - (My.(L- x )/Iy) + q
5. Penentuan Iy

O B1 B2-B1

L L

39
Empat persegi panjang
I terhadap Ο : Io = 1/12 .B L3
I tepi kanan : I = 1/3 .B L3

Segi tiga :
I terhadap Ο : Io = 1/36 .B L3
I tepi kanan : I = 1/12 .B L3

Secara umum:
I terhadap sembarang garis
I = Io + A.x2 atau
Io = I - A.x2

Io trapesium:
1/12 .B1L3+(B1L)x12+ 1/36 (B2-B1)L3+ ½(B2-B1)L.x22
x1 = jarak pusat luasan segi empat ke pusat
trapesium
x2 = jarak pusat luasan segi tiga ke pusat
trapesium
atau
2
Io-trap = Itepi kanan - Atrap. x
1 1
2
= 3 B1L3 + 12 (B2-B1)L3 - A. x

40
Fondasi Gabungan Bentuk T :

Q1 R Q2 • Dibuat garis kerja R berimpit


dengan pusat luasan fondasi
• Cara sama dengan trapesium
Î 3 variabel B1, B2, dan l2
O Î coba-coba Î ditetapkan 2
r2 variabel Î 1 dicari
L Î hasil bisa berbeda Î dipilih
x yang baik
O
B1 * B2

l1 l2

Strap Footing
• Penggunaan: fondasi gabungan bentuk lain tak baik
(biasanya Î beban relatif kecil dibandingkan qa Î luas
kecil)
• Penyelesaian: seolah-olah kolom dengan fondasi sendiri
Î digabung dengan balok penghubung (strap beam)
yang kaku Î fondasi bisa dianggap satu kesatuan.

• Pemakaian:
- satu sisi terbatas
strap beam
- kedua sisi terbatas

Catatan: strap beam


Luas dasar strap beam tak
diperhitungkan pada luas
fondasi, A

• Prinsip hitungan

41
- membuat denah fondasi dengan pusat luasan gabungan
(2 kaki) berimpit dengan resultante beban (sentris).
r
Q1 R Q2

O1 O O2
r1 s

B1 O B2

B1 L

• fondasi Î luas total = A


A1 = B12
A2 = B2L
• Pusat luasan O, R di O Î sentris Î σ merata
R = Q1 + Q2
R R

σ = A + q Î A = (qa − q)
• Letak R dari Q1
r1 = Q2.r/R
• Pusat luasan gabungan (A1+A2) dari O1 juga = r1
A.r1 = A2.s Î s = jarak O1 - O2
• B1,B2, dan L Î coba-coba (berbeda)
misal: L ditetapkan, O2 bisa dicari, s bisa dicari
A.r1 A2
A2 = s Î B2 = L
A1
Î A1 = A - A2 Î B1 =

• Catatan: Bentuk yang baik mendekati bujur sangkar Î


jika tak baik bisa diulang

42
Contoh :
Dua kolom, jarak antar pusatnya = 6,0 m. Kolom kiri 40 cm
x 40 cm, kolom kanan 60 cm x 60 cm, fondasi kiri terbatas
pada tepi luar kolom kiri.
Tebal plat fondasi 0,80m (tanah diatasnya diabaikan) γbeton
= 23 kN/m3, qult = 450 kN/m2.
Pembebanan Q1 Q2 My1 My2
Tetap/permanen 700 1100 0 0
Sementara 1000 1200 -150 -100
Rancang denah (ukuran ) fondasi

Q1 6,0 Q2
R

O1 O O2
r2
s

B1 O B2

L B2

Penyelesaian :
a) Beban tetap/permanen
R = 700 + 1100 = 1800 kN
letak R terhadap Q2 :
700.6
r2 = = 2,333 m
1800
qa = qult/3 = 450/3 = 150 kN/m2
q = 0.8 x 23 = 18.4 kN/m2
1800
A= = 13,68 m 2
Luas fondasi : (150 − 18,4)
Dicoba L = 2.50 m Î s = 6 + 0.2 – 2.50/2 = 4.95

43
Statis momen terhadap O2:
A.r2 = A1.s Î 13,68 x 2,333 = A1 x 4,95
2
A1 = 6,45 m Î luas fondasi kiri
B1 = 6,45/2,5 = 2,58 m

Luas fondasi kanan : A2 = A - A1 = 7,23 m2


Î bentuk bujur sangkar, B2 = √7.23 = 2,69 m

Digunakan:
o fondasi kiri = 2,60 m x 2,50 m
o fondasi kanan = 2,70 m x 2,70 m
Î A1 = 6,50 m2 2
A2 = 7,29 m2 }A = 13,79 m

b) Kontrol terhadap beban sementara


R ΣM y x
σ= + +q
A Iy
A = luas total = A1 + A2
I = gabungan dari A1 dan A2 Æ terhadap O baru
O baru dicari dari A1 dan A2 yang digunakan
qa = qult/2 = 225 kN/m2

44
Mat Footing (Raft Footing)
Î 3 kolom (dinding) atau lebih yang tidak satu
deret Î 1 fondasi plat yang lebar (sering-sering
seluruh kolom + dinding dari satu gedung Î 1 plat
fondasi).
• Penggunaan:
- tanah mempunyai qa relatif rendah
- jika dengan fondasi sendiri-sendiri Î luas
fondasi total > 1/2 luas bangunan
• Jenis-jenis:
- plat datar rata atas dan bawah
- plat dengan pertebalan di bawah kolom
- beams dan slab Î balok-balok dua arah saling
berpotongan dan kolom-kolom ditempatkan pada
pertemuan balok-balok tersebut
- plat dengan dinding-dinding basement (dinding
basement sebagai pengaku)
• Mat footing bisa dengan fondasi tiang
• Prinsip-prinsip analisis :
- diusahakan resultante beban permanen Î
sentris
Jika sentris σ = ΣQ/A ≤ qa
Jika tak sentris Î dicari σmin > 0 dan σmax ≤ qa
- dikontrol terhadap beban-beban sementara
σmax ≤ 1,5 qa ; σmin > 0
- tegangan di sembarang titik di dasar fondasi
ΣQ ΣM y . x ΣM x . y
σ= + + +q
A Iy Ix

45
• Contoh:
Mat footing mendukung 9 kolom tergambar
„ semua kolom: 50 cm x 50 cm

Y B
„ beban-beban:
A
1 2 3
Q1 = Q3 = 400 kN
Q4 = Q5 = Q6 = 600 kN
7,50 Q2 = Q9 = 450 kN
4 5 6 Q7 = Q8 = 500 kN
X „ tebal plat 1,50 m, γc = 23
kN/m3
7,50 „ Tentukan tegangan di sudut-
7 8 9 sudutnya
C D
5,0 5,0
Penyelesaian :
• Pusat luasan O di tengah-tengah, B = 10,50 m
L = 15,50 m Î A = 10,50 x 15,50 = 162, 75 m2
• Koordinat: A(-5,25;7,75), B(5,25;7,75), C( -5,25;-7,75),
D(5,25; -7,75)

• R = 2(400) + 3(600) + 2(450) + 2(500) = 4500 kN


• My = -5(400 + 600 + 500) + 0 + 5(400 + 600 + 450)
= -250 kNm
• Mx = -7,5(500+500+450) + 0 + 7,5(400+450+400)
= -1500 kNm
1
• Iy = 12 (15,5)(10,5)3 = 1495,27 m4
1
• Ix = 12 (10,5)(15,5)3
= 3258,39 m4
• Tegangan yang terjadi

46
4500 250(5,25) 1500(7 ,75)
σA = + − + 34 ,5 = 59 ,46 kN / m 2
162 ,75 1495,27 3258,39
4500 250(5,25) 1500(7 ,75)
σB = − − + 34 ,5 = 57 ,70 kN / m 2
162 ,75 1495,27 3258,39
4500 250(5,25) 1500(7 ,75)
σC = + + + 34 ,5 = 66,60 kN / m 2
162 ,75 1495,27 3258,39
4500 250(5,25) 1500(7 ,75)
σD = − + + 34 ,5 = 64 ,84 kN / m 2
162 ,75 1495,27 3258,39

ΣQ Σ M y . x Σ M x . y
σ= + + +q
A Iy Ix
Catatan :
q = 1,5(23) = 34,5 kN/m2

47
ANALISIS PENULANGAN TELAPAK SETEMPAT
1. Dicari tegangan netto pada tanah dasar (qnet)
Untuk beban sentris qnet = qa – q (fondasi & tanah)
2. Luas dasar fondasi, A = (D+L)/qnet Î panjang dan lebar
fondasi ditetapkan
3. Beban terfaktor
U = 1.4 D + 1.7 L
4. Tegangan terfaktor dari tanah :
qs = U/A
Catatan : Selimut beton minimum = 50 mm

Tegangan geser :
- Gaya geser lintang (satu
a1
arah) :
Vu = qs.A = qs.B.x
< φ.Vc
o
45

d - Gaya geser dua arah


(pons) :
qs Vu = qs.(B.L – a22)
x
< φ.Vc
d/2

B a2

a2
L

Momen : penulangan tunggal

48
1. Tulangan utama Î arah memanjang
⎛ L − a1 ⎞
2

qs B ⎜ ⎟
Mu = ⎝ 2 ⎠
2
a1 x a1

dd

qs

2. Tulangan bagi arah pendek


⎛ B − a1 ⎞
2

qs L ⎜ ⎟
Mu = ⎝ 2 ⎠
2

Pemasangan tulangan :
- Tulangan utama arah memajang Î merata

49
- Tulangan bagi arah pendek
o bagian tengah selebar B Î 2/(βc +1) dg βc = L/B
o Bagian sisa Î disebar rata tetapi perlu dicek
terhadap tulangan minimum

50

Anda mungkin juga menyukai