Anda di halaman 1dari 9

PEMBAHASAN

1. Pengertian SOP

Standar Operasional Prosedur adalah suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan
untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

Protap merupakan tatacara atau tahapan yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu,
yang dapat diterima oleh seorang yang berwenang atau yang bertanggung jawab untuk
mempertahankan tingkat penampilan atau kondisi tertentu sehingga suatu kegiatan dapat
diselesaikan secara efektif dan efisien. (Depkes RI, 1995)

SOP merupakan tatacara atau tahapan yang dibakukan dan yang harus dilalui untuk
menyelesaikan suatu proses kerja tertentu. (KARS, 2000)

2. . Tujuan SOP

 Agar petugas menjaga konsistensi dan tingkat kinerja petugas atau tim dalam organisasi
atau unit

 Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi.

 Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas terkait.

 Melindungi organisasi dan staf dari malpraktek atau kesalahan administrasi lainnya.

 Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi dan inefisiensi.

3. Fungsi SOP

 Memperlancar tugas petugas atau tim.

 Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

 Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.


 Mengarahkan petugas untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.

 Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

4. Prinsip-prinsip SOP

 Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan.

 Bisa berubah sesuai dengan perubahan standar profesi atau perkembangan iptek serta
peraturan yang berlaku.

 Memuat segala indikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi pada setiap upaya,
disamping tahapan-tahapan yang harus dilalui setiap kegiatan pelayanan.

 Harus didokumentasikan.

5. Jenis dan ruang lingkup SOP

 SOP pelayanan profesi à terdapat dua kelompok.

 SOP untuk aspek keilmuan à adalah SOP mengenai proses kerja untuk diagnostik dan
terapi.

 SOP untuk aspek manajerial à adalah SOP mengenai proses kerja yang menunjang SOP
keilmuan dan pelayanan pasen non-keilmuan. SOP profesi mencakup : Pelayanan medis,
Pelayanan penunjang, Pelayanan keperawatan.

 SOP administrasi mencakup:

Ø Perencanaan program/kegiatan

Ø Keuangan

Ø Perlengkapan

Ø Kepegawaian
Ø Pelaporan

6. Tahap-tahap Penyusunan SOP

 Merumuskan tujuan SOP

 Menentukan judul

 Menentukan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan SOP

 Menterjemahkan kebijakan atau ketentuan- ketentuan peraturan-peraturan kebijakan


berguna untuk :

Ø Terjaminnya suatu kegiatan

Ø Membuat standar kinerja

Ø Menyelesaikan suatu konflik dalam tim kerja

7. Penyusunan SOP

 Penyusunan Standar Operasional Prosedur terbagi dalam tiga proses kegiatan utama
yaitu:

 Requirement discovery berupa teknik yang digunakan oleh sistem tersebut untuk
mengidentifikasi permasalahan sistem dan pemecahannya dari pengguna sistem.

 Data modeling berupa teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan sistem.

 Process modeling berupa teknik untuk mengorganisasikan dan mendokumentasikan


struktur dan data yang ada pada seluruh sistem proses atau logis, kebijakan prosedur yang
akan diimplementasikan dalam suatu proses sistem.

8. Macam-macam format SOP


Pada suatu SOP akan tergambar identifikasi, pengendalian, kemampuan selusur, konsistensi,
dan akuntabilitas. Suatu SOP hendaklah mempunyai format sebagai berikut :

 Nama lembaga, nama selain pada kop juga ada pada setiap halaman. Judul, judul harus
jelas terurai dan terukur. Karena, pada setiap prosedur diuraikan bagaimana
mengerjakannya, judul mesti bergaya bahasa perintah (direktif) untuk menjelaskan ‘siapa
mengerjakan apa’.

 Halaman, harus tertulis "halaman 3 dari 7", ini menggambarkan ada kelanjutan.

 Identifikasi dan Pengendalian, pada suatu Prosedur mesti teridentifikasi keunikannya.


Identifikasi untuk mempersiapkan akuntabilitas, dan gambaran suatu dokumentasi
sampai fasilitas dan masa kedaluwarsaan perubahan. Akuntabilitas dan gambaran
prosedur berdasarkan pada sejumlah identifikasi atau kode, yang merupakan
pengendalian (seperti, kapan dan berapa kali revisi atau jumlah edisi SOP dilakukan).

 Tujuan, suatu tujuan atau sasaran prosedur mesti dapat diulang (repeat) dan dapat
dikembangkan, dan dinyatakan dalam gaya bahasa perintah, seperti operasi, prosedur,
proses, monitoring, dan rutinitas perawatan dengan perusahaan ABC dand XYZ sistem
WFI.

 Ruang lingkup. Ruang lingkup (scope) harus mempunyai batas penggunaan prosedur.
Apakah itu, sampel tertentu sesuai pengujian dengan metode ini? Apakah operasi ini
terpakai hanya pada perlengkapan tertentu atau bagian tertentu? Apakah ada batasan
kapasitas, volume prosedur?

 Tanggung Jawab. Siapa bertanggung jawab melaksanakan uraian pekerjaan? Siapa


melaporkan pekerjaan? Apakah diperlukan pelatihan khusus atau sertifikat? Pada sesi ini
dibatasi karyawan yang melaksanakan, seperti: siapa yang mempunyai atau sesuai
kualifikasi dalam melaksanakan uraian pekerjaan. Itu akan diatur suatu tahapan untuk
sejumlah detail dalam dokumen berikut.

 Prosedur. Uraikan prosedur dalam langkah demi langkah (step-by-step) atau kronologis
cara kerja. Gunakan kata kerja aktif dan pernyataan langsung, seperti., "Tambahkan
100.0 ml air murni, PN 0128."Kebutuhan Perhitungan / Penanganan data / Dokumensi.
Uraikan bagaimana data mentah diolah dan dilaporkan. Sediakan contoh perhitungan

9. Standar pelayanan dalam SOP

a. Pengertian Standar

Banyak diskusi dalam mempelajari dan membahas definisi standar. Kamus Oxford
memberikan beberapa pengertian konsep kunci mengenai definisi standar. Pertama,
standar adalah derajat terbaik. Kedua, standar meberikan suatu dasar perbandingan.
Ketiga, beberapa pengertian lain seperti tertulis dibawah ini ;

Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk

tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsesus semua pihak yang terkait
dengan memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan
hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, perkembangan masa
kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya (PP
102 tahun 2000).

1. Standar adalah suatu catatan minimum dimana terdapat kelayakan isi dan akhirnya
masyarakat mengakui bahwa standar sebagai model untuk ditiru.

2. Standar adalah suatu pernyataan tertulis tentang harapan yang spesifik.

3. Standar adalah suatu pernyataan tertulis dari suatu harapan-harapan yang spesifik.

4. Standar adalah suatu patokan pencapaian berbasis pada tingkat tertentu ( dr.Yodi
Mahendra ).

5. Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun dan disepakati bersama serta
dapat diterima pada suatu tingkat praktek untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
( Reyers, 1983).
6. Standar adalah nilai-nilai (velues) yang tertulis yang meliputi peraturan-peraturan
dalam mengaplikasi proses-proses kunci, proses itu sendiri, dan hasil sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan.

7. Standar adalah menaikkan ketepatan kualitatif atau kuantitatif yang spesifik dari
komponen struktural dalam sistem pelayanan kesehatan yang didasarkan pada proses atau
hasil suatu harapan (Donebean).

b. Persyaratan standar

Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran kualitatif yang
tepat seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya. Standar selalu berhubungan
dengan mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara
pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai. Standar yg berbasis
manajemen kinerja, memiliki persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

o S – specific

o M – measurable (terukur)

o A – appropriate (tepat)

o R – reliable (handal)

o T – timely (batas waktu)

c. Ketentuan Standar

Ada 4 Ketentuan Standar

1. Harus tertulis dan dapat diterima pada suatu tingkat praktek, mudah dimengerti
oleh para pelaksananya.

2. Mengandung komponen struktur (peraturan-peraturan), proses


(tindakan/action) dan hasil (outcomes).standar struktur menjelaskan peraturan,
kebijakan fasilitas dan lainnya. Proses standar menjelaskan dengan cara
bagaimana suatu pelayanan dilakukan dan outcome standar menjelaskan hasil dari
dua komponen lainya.

3. Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staf dan sistem dalam organisasi.
Pernyataan standr mengandung apa yang diberikan kepada pelanggan/pasien,
bagaimana staf berfungsi atau bertindak dan bagaimana sistem berjalan. Ketiga
komponen tersebut harusberhubungan dan terintegrasi. Standar tidak akan
berfungsi bila kemampuan atau jumlah staf tidak memadai.

4. Standar harus disetujui atau disahkan oleh yang berwenang. Sekali standar
telah dibuat, berarti sebagian pkerjaan telah dapat diselesaikan dan sebagian lagi
adalah mengembangkannya melalui pemahaman (desiminasi). Komitmen yang
tinggi terhadap kinerja prima melaui penerapan-penerapannya secara konsisten
untuk tercapainya tingkat mutu yang tinggi.

d. Komponen standar

Beberapa komponen yang harus ada pada standar :

·1. Standar Struktur

Standar struktur adalah karakteristik organisasi dalam tatanan asuhan yang


diberikan. Standar ini sama dengan standar masukan atau standar input yang
meliputi;

 Filosofi dan objektif

 Organisasi dan administrasi

 Kebijakan dan peraturan

 Staffing dan pembinaan

 Dekripsi pekerjaan (fungsi tugas dan tanggung jawab setiap posisi klinis)

 Fasilitas dan peralatan


2. Standar Proses

Standar proses adalah kegiatan dan interaksi antara pemberi penerima asuhan.
Standar ini berfokus pada kinerja dari petugas profesional di tatanan klinis,
mencakup :

 Fungsi tugas, tanggung jawab, dan akontabilitas

 Manajemen kinerja klinis

 Monitoring dan evaluasi kinerja klinis

3. Standar Outcomes

Standar outcomes adalah hasil asuhan dalam kaitannya dengan status pasien.
Standar ini berfokus pada asuan pasien yang prima, meliputi :

 Kepuasan pasien

 Keamanan pasien

 Kenyamanan pasien

Dalam pelayanan kesehatan, hasil mungkin tidak selalu seperti apa yang
diharapkan atau diinginkan, namun standar struktur dan proses yang baik akan
menunjukkan sejauh mana kemungkinan pencapaian outcomes atau hasil yang
diharapkan. Outcomes adalah hasil yang dicapai melalui penentuan dan
melengkapi proses. Outcomes ditulis untuk setiap prosedur, pedoman praktek dan
rencana.
DAFTAR PUSTAKA

Safrudin, Hamidah. 2007. Kebidanan Komunitas. Jakarta:EGC.

Satrianegara, M. Fais. 2009. Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai