Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEGAGALAN KONSTRUKSI BANGUNAN

DOSEN PEMBIMBING:
RETNA HAPSARI, MT

OLEH :
EKAWATI LAILY RAMADHANI
H1A110106

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU

2013

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya penulis dapat

menyelesaikan makalah Kegagalan Konstruksi Bangunan sebagai tugas Mata

Kuliah Metode Pelaksanaan Konstruksi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Retna

Hapsari, MT sebagai dosen pembimbing pada mata kuliah Metode Pelaksanaan

Konstruksi, juga kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini

dapat selesai tepat waktu.

Penulis juga menyadari akan adanya keterbatasan pengetahuan yang

penulis miliki, namun penulis juga berusaha menyelesaikan makalah ini dengan

sebaik-baiknya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata dengan segala kekurangan dan kerendahan hati penulis

mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, Mei 2013

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER ..................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 4

1.1 Latar Belakang................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah .............................................................................. 5

1.4 Tujuan Penulisan ............................................................................. 5

1.5 Metode Penulisan ............................................................................ 6

BAB II ISI .................................................................................................... 7

2.1 Pengertian Kegagalan Konstruksi Bangunan .................................. 7

2.2 Penyebab Kegagalan Konstruksi ..................................................... 8

2.3 Unsur-Unsur Kegagalan Konstruksi................................................ 8

2.4 Kasus Kegagalan Konstruksi ........................................................... 9

BAB III PENUTUP ...................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 14

3.2 Saran ................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak hal yang bisa dipelajari dari kegagalan, termasuk
kegagalan struktur bangunan. Dengan mengetahui penyebab-penyebabnya,
bisa diharapkan akan tahu bagaimana menghindarinya. Dalam hal
konstruksi bangunan memang unik, karena ia merupakan produk dari
serangkaian kegiatan-kegiatan dari berbagai disiplin keahlian, mungkin
dari berbagai perusahaan, yang secara kontraktual terpisah. Tanggung
jawabnya juga tidak terpusat pada satu pihak. Ini yang mungkin membuat
rumit dalam menentukan siapa yang sebenarnya bertanggung jawab, jika
terjadi kegagalan struktur atau konstruksi bangunan. Tapi jika terjadi
kegagalan, korban pertama adalah pemilik proyek.
Konstruksi bangunan gedung yang baik harus memenuhi 3 kriteria
yaitu kuat, kaku, dan stabil. Oleh karenanya, suatu bangunan gedung
dikatakan cacat atau mengalami kegagalan konstruksi, bila unsur-unsur
struktur tidak memenuhi salah satu atau keseluruhan kriteria di atas.
Kegagalan bangunan merupakan kejadian yang memiliki spectrum
yang sangat luas. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
maupun penggunaan dan pemanfaatan. Lebih detail seperti kesalahan
desain, pelaksanaan yang tidak sesuai bestek, metode pelaksanaan yang
tidak baik, dan kesalahan penggunaan pembebanan berlebih serta
perawatan yang kurang serta hingga penggunaan yang melampaui batas
umur bangunan semua itu berpotensi untuk menimbulkan kegagalan
konstruksi.
Kegagalan bangunan karena strukturnya gagal berfungsi dapat
menimbulkan kerugian harta benda, bahkan korban jiwa. Oleh karena itu
perlu diantisipasi secara cermat. Bangunan yang didesain terhadap beban-
beban rencana dari code-code yang ada, belum dapat menjamin
sepenuhnya bebas dari segala risiko kegagalan bangunan, karena

4
penyebabnya kompleks. Salah satu strategi mengantisipasi risiko dapat
dimulai dari tahap perencanaan. Langkah pertama yang penting adalah
memperkirakan penyebab kegagalan sehingga dapat dibuat simulasi
kejadiannya. Selain simulasi fisik (eksperimen) maka simulasi numerik
berbasis komputer menjadi alternatif lain yang canggih dan relatif murah.

1.2 Rumusan masalah


Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kegagalan konstruksi bangunan?
2. Apa saja yang dapat menjadi penyebab dan unsur kegagalan suatu
konstruksi bangunan?

1.3 Batasan masalah


Dari sekian permasalahan yang ada tidak mungkin dapat dibahasnya
secara keseluruhan, karena mengingat kemampuan yang dimiliki sangat
terbatas. Maka perlu diberikan batasan-batasan masalah untuk makalah ini.
Oleh karena itu, kami memberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Pengertian kegagalan konstruksi bangunan dari berbagai sumber.
2. Hal-Hal yang dapat menjadi penyebab dan unsur utama dalam
kegagalan suatu konstruksi bangunan.
3. Beberapa contoh kasus kegagalan yang pernah terjadi dalam bidang
konstruksi bangunan beserta penyebabnya.

1.4 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
a. Mengetahui yang dimaksud dengan kegagalan konstruksi bangunan.
b. Menjelaskan penyebab dan unsur-unsur yang dapat mengakibatkan
kegagalan pada konstruksi bangunan.

5
1.5 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam memubuat makalah ini
bersifat kepustakaan. Penulis mengambil referensi dari beberapa situs
internet yang membahas mengenai kegagalan konstruksi bangunan.

6
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Kegagalan Konstruksi Bangunan


Berdasarkan UU-RI No.18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi,
Bab 1, Pasal 1 ayat 6 menyatakan Kegagalan bangunan adalah keadaan
bangunan, yang setelah diserah terimakan oleh penyedia jasa kepada
penguasa jasa, menjadi tidak berfungsi baik secara keseluruhan maupun
sebagian dan/atau tidak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
kontrak kerja konstruksi atau pemanfaatannya yang menyimpang sebagai
akibat kesalahan penyedia jasa dan/atau pengguna jasa.
Sedangkan menurut Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Jasa
Konstruksi, Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi, Bab V Pasal 34 menyatakan Kegagalan
bangunan merupakan keadaan bangunan yang tidak berfungsi, baik secara
keseluruhan maupun sebagian dari segi teknis, manfaat, keselamatan dan
kesehatan kerja, dan atau keselamatan umum sebagai akibat kesalahan
Penyedia jasa dan atau Pengguna jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan
konstruksi.
Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) pada tahun 2001
mencoba mengkaitkan dengan UU-RI No.18 Tahun 1999 Tentang Jasa
Konstruksi, dan memberikan usulan definisi sebagai berikut:
a. Definisi Umum
Suatu bangunan baik sebagian maupun keseluruhan dinyatakan
mengalami kegagalan bila tidak mencapai atau melampaui nilai-nilai
kinerja tertentu (persyaratan minimum, maksimum dan toleransi)
yang ditentukan oleh Peraturan, Standar dan Spesifikasi yang
berlaku saat itu sehingga bangunan tidak berfungsi dengan baik.
b. Definisi Kegagalan Bangunan akibat Struktur.
Suatu bangunan baik sebagian maupun keseluruhan dinyatakan
mengalami kegagalan struktur bila tidak mencapai atau melampaui

7
nilai-nilai kinerja tertentu (persyaratan minimum, maksimum dan
toleransi) yang ditentukan oleh Peraturan, Standar dan Spesifikasi
yang berlaku saat itu sehingga mengakibatkan struktur bangunan
tidak memenuhi unsur-unsur kekuatan (strength), stabilitas (stability)
dan kenyamanan layak pakai (serviceability) yang disyaratkan.

2.2 Penyebab Kegagalan Konstruksi


Penyebab kegagalan konstruksi dapat dibagi dalam dua klasifikasi, yaitu:
a. Dapat diprediksi, yang artinya dapat dikendalikan atau dikarenakan
oleh manusia, diantaranya mencakup:
1) Desain, harus diperhatikan bahwa resiko tidak dapat dihilangkan
sama sekali, tetapi hanya dapat diminimalisir hingga batas yang
dapat diterima.
2) Perencanaan dan pendetailan.
3) Material, kegagalan material biasanya terjadi dikarenakan akibat
kesalahan dalam pemilihan material (mutu yang tidak sesuai)
atau dikarenakan kegagalan dalam proses pembuatan material
tersebut.
4) Pekerja atau tenaga ahli
5) Pengawasan
b. Tidak dapat diprediksi, biasanya hal-hal yang berkaitan dengan
alam, seperti gempa bumi, angin yang terlalu kencang melebihi batas
maksimum peraturan yang ada, kebakaran, dan bencana alam
lainnya.

2.3 Unsur-Unsur Kegagalan Konstruksi


Kegagalan dalam konstruksi dapat diakibatnya oleh beberapa unsur,
diantaranya sebagai berikut :
a. Keruntuhan, ketika semua resistensi gaya dalam struktur tidak lagi
ada, maka akan mengakibatkan keruntuhan total.

8
b. Keruntuhan progresif biasanya terjadi sangat parah karena ketika
terjadi suatu kesalahan pada satu bagian saja, akan berefek kepada
bagian lain dalam struktur dan ini dapat berlangsung cepat sejak
kegagalan awal dimulai, dinamakan kegagalan "efek domino".
c. Kinerja yang tidak bagus.

Semua proyek konstruksi berjalan secara bertahap sesuai dengan daur


hidupnya (life cycle), yang umumnya terdiri dari 4 tahapan. Tahapan yang
dimaksud adalah:
a. Konsep dan kelayakannya.
b. Desain, detail, dan spesifikasi dokumen kontrak.
c. Kinerja pekerjaan, konstruksi aktual, kontrol, bimbingan, dan
inspeksi pengawasan.
d. Pemilik dan penggunaan fasilitas umum setelah bangunan selesai.

2.4 Kasus Kegagalan Konstruksi


Kegagalan konstruksi telah banyak terjadi diseluruh dunia sejak
dikenalnya sistem konstruksi modern. Berikut merupakan beberapa contoh
kegagalan konstruksi yang pernah terjadi dalam konstruksi gedung, ialah
sebagai berikut :
1. Skyline Plaza – Bailey’s Crossroads (2 Maret 1973)
Bangunan ini adalah suatu kompleks bangunan yang besar di
Virginia. Kompleks yang terdiri atas delapan apartemen, enam tower
perkantoran, sebuah hotel, dan pusat perbelanjaan. Insiden terjadi
pada suatu tower apartemen dan garasi parkir yang mengakibatkan
14 orang tewas dan melukai 34 orang.
Penyebab dari keruntuhan ini adalah pada pembongkaran bekisting
penyangga lantai 23 yang tidak benar yang mengakibatkan
peningkatan gaya geser sekitar kolom. Bangunan ini hancur secara
keseluruhan karena keruntuhan satu lantai teratas. Kolom mengalami
kelebihan tegangan sehingga terjadi keruntuhan pada seluruh lantai

9
23. Keruntuhan tersebut menyebabkan lantai 22 kelebihan beban
sehingga menyebabkan keruntuhan lantai 22, begitu seterusnya
hingga ke lantai dasar.
Kesalahan utama dari keruntuhan ini adalah pada sequence
pembongkaran bekisting yang terlihat tidak diperhitungkan dengan
cermat terutama penyebaran beban ke lantai bawah oleh system
perancah dan asumsi kekuatan beton pada saat dilakukan
pembongkaran bekisting.

Gambar 2.1. Keruntuhan Gedung Skyline Plaza

2. Harbour Cay Condominium (27 Maret 1981)


Harbour Cay Condominium adalah bangunan struktur beton
bertulang bertingkat rendah (lima lantai) yang runtuh akibat
kesalahan desain dan konstruksi. Bangunan ini runtuh akibat

10
kegagalan punch shear. Kegagalan plat pada suatu kolom mengawali
keruntuhan keseluruhan lantai lima. Lalu lantai lima yang runtuh
jatuh dan menjadi beban plat di bawahnya. Akibat kelebihan beban,
lantai empat menjadi runtuh dan begitu seterusnya hingga terjadi
keruntuhan total bangunan.
Hasil investigasi yang dilakukan menunjukkan bahwa terjadi
kesalahan design dimana:
a. Syarat ketebalan plat adalah 11 inch dimana pada gedung
tersebut didesain 8 inch.
b. Ditemui pula bahwa tulangan terlalu rapat.
c. Tidak ada perhitungan mengenai kapasitas punching shear
atau geser balok
d. Tidak dilakukan pengecekan peraturan untuk spasi penulangan
kolom..
e. Perhitungan menggunakan mutu tulangan U40 namun di
gambar menggunakan U60.
f. Tidak dilakukan perhitungan actual ketebalan actual pelat
berdasarkan penulangan yang terjadi.
g. Penulangan kolom yang terlalu padat sehingga menyulitkan
beton untuk mengisi keseluruhan elemen kolom sehingga
mengurangi gaya lekat tulangan dan beton.
Dari sisi konstruksi juga terdapat kesalahan sebagai berikut:
a. Dari sisi konstruksi didapati pula bahwa kaki ayam untuk
menopang tulangan atas terlalu pendek sehingga mengurangi
ketebalan efektif pelat lantai yang akhirnya akan mengurangi
kapasitas geser “punch”.
b. Banyak tulangan bawah plat yang tidak terpasang melewati
kolom.
c. Beberapa tulangan vertikal telah dibengkokkan selama proses
fabrikasi

11
d. Kualitas beton yang tidak konsisten yang sulit untuk dilakukan
pengecoran yang baik

Gambar 2.2. Tampak Gedung Harbour Cay Condominium

Gambar 2.3. Keruntuhan Gedung Harbour Cay Condominium

3. David L. Lawrence Convention Center


Bangunan ini adalah suatu perluasan Convention Centre existing
yang telah ada dengan maksud untuk meningkatkan daya saing pada
awal 1990 di Pittsburgh. Bangunan dibuka tahun 2003 dengan biaya

12
USD 354 juta dan meraih sertifikat emas pertama di dunia untuk
bangunan convention centre yang ramah lingkungan. Banyak
keruntuhan mulai terjadi sejak awal bangunan ini didirikan.
Adapun penyebab dari keruntuhan gedung adalah pada kesalahan
penggunaan mur dan baut yang terjadi akibat perubahan penopang
rangka baja yang semula didesain penopang tekan menjadi penopang
tarik. Perubahan tersebut tidak ditindaklanjuti lebih lanjut menjadi
perubahan lainnya secara detil termasuk penggunaan mur dan
bautnya. Sehingga terjadi salah lokasi pasang mur dan baut dimana
terdapat dua jenis mur dan baut yang digunakan pada kondisi yang
berbeda.

Gambar 2.4. Kegagalan Struktur Baja

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan pada bab II, maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Suatu bangunan baik sebagian maupun keseluruhan dinyatakan
mengalami kegagalan bila tidak mencapai atau melampaui nilai-nilai
kinerja tertentu (persyaratan minimum, maksimum dan toleransi)
yang ditentukan oleh Peraturan, Standar dan Spesifikasi yang
berlaku saat itu sehingga bangunan tidak berfungsi dengan baik.
2. Kegagalan Konstruksi dapat diakibatkan oleh 2 hal, yaitu akibat
kesalahan manusia dan akibat kejadian alam yang tidak dapat
diprediksi. Sedangkan unsur utama keruntuhan dapat diakibatkan
oleh keruntuhan bangunan itu sendiri karena kesalahan pada desain
sehingga bangunan tidak mampu menopang beban yang bekerja dan
diakibatkan oleh kinerja pelaksanaan konstruksi yang tidak bagus.

3.2 Saran
Diharapkan pada semua pihak terkait dalam bidang konstruksi,
khususnya kalangan kontraktor dan jasa konstruksi agar selalu
meningkatkan mutu dan kualitas saat pengerjaan proyek. Maupun dari sisi
desainer, arsitek dan perancang agar selalu melakukan konsolidasi dan
pengawasan secara berkala terhadap pihak-pihak terkait dilapangan, agar
kegagalan konstruksi yang dapat menimbulkan banyak korban dapat
diminimalisir.

14
DAFTAR PUSTAKA

Tumilar, Steffie. 2006. Latar Belakang dan Kriteria dalam Menentukan “Tolak
Ukur” Kegagalan Bangunan. Seminar HAKI. Jakarta.

Syuhada, Mukoddas. 2009. Kegagalan Bangunan dan Kegagalan Konstruksi.

http://konsolidasi.wordpress.com/category/newsletter/

http://gouw2007.wordpress.com/2011/11/04/mengungkap-kegagalan-struktur/

http://manajemenproyekindonesia.com/?p=1303

15

Anda mungkin juga menyukai