Sistem Produksi Tanaman Pangan
Sistem Produksi Tanaman Pangan
3. Pemupukan
4. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan meliputi penyulaman, penyiraman, dan pembumbunan.
Penyiraman dilakukan untuk menjaga agar tanah tetap lembab. Penyulaman adalah
kegiatan menanam kembali untuk mengganti benih yang tidak tumbuh atau tumbuh tidak
normal. Pembumbunan dilakukan untuk menutup pangkal batang dengan tanah. Standar
pemeliharaan tanaman sebagai berikut :
a. Tanaman pangan harus dipelihara sesuai karakteristik dan kebutuhan spesifik tanaman
agar dapat tumbuh dan berproduksi optimal serta menghasilkan produk pangan bermutu
tinggi.
b. Tanaman harus dijaga agar terlindung dari gangguan hewan ternak, binatang liar,
dan/atau hewan lainnya.
Panen adalah tahap terakhir dari budidaya tanaman pangan. Setelah panen hasil
panen akan memasuki tahapan pascapanen.
a. Standar panen
1) Pemanenan harus dilakukan pada umur/waktu yang tepat sehingga mutu hasil
produk tanaman pangan dapat optimal pada saat dikonsumsi.
2) Penentuan saat panen yang tepat untuk setiap komoditi tanaman pangan mengikuti
standar yang berlaku.
3) Cara pemanenan tanaman pangan harus sesuai dengan teknik dan anjuran baku
untuk setiap jenis tanaman sehingga diperoleh mutu hasil panen yang tinggi, tidak
rusak, tetap segar dalam waktu lama, dan meminimalkan tingkat kehilangan hasil.
4) Panen bisa dilakukan secara manual maupun dengan alat mesin pertanian.
5) Kemasan (wadah) yang akan digunakan harus disimpan (diletakkan) di tempat yang
aman untuk menghindari terjadinya kontaminasi.
b. Standar pasca panen
1) Hasil panen tanaman pangan disimpan di suatu tempat yang tidak lembab.
2) Untuk hasil tanaman pangan yang memerlukan perontokan dan penggilingan dapat
dilakukan secara manual maupun dengan alat mesin pertanian.
Alat-alat maupun mesin untuk budidaya diperlukan untuk mempermudah dan
mempercepat setiap tahapan dalam budidaya tanaman. Peralatan maupun mesin budidaya
digunakan untuk kegiatan pengolah tanah, penanaman, pemeliharaan dan panen.
c. Standar alat
1) Untuk usaha budidaya tanaman pangan perlu disediakan alat dan mesin pertanian
(alsintan) yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pangan, meliputi alat prapanen
(budidaya) dan alat pascapanen (pengelolaan hasil).
2) Penggunaan alsintan prapanen dan pascapanen harus dilakukan secara tepat
sehingga tidak berdampak terhadap pemadatan tanah, erosi tanah, pelongsoran
tanah, atau kerusakan tanah serta tidak berdampak negatif terhadap hasil tanaman
maupun sosial ekonomi masyarakat.
3) Peralatan dan mesin pertanian perlu dijaga dan dirawat dengan baik.
2. Variable Costing
Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya
memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variable ke dalam harga pokok produk
yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaha overhead pabrik
variabel ditambah dengan biaya nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya
administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya
pemasaran tetap dan biaya administrasi dan umum tetap). Dengan demikian harga pokok
produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi seperti
disajikan berikut ini.
Penentuan Harga Pokok Produksi dengan Pendekatan Variable Costing
Biaya bahan baku xxx
Biaya tenaga kerja langsung xxx
Biaya overhead pabrik variabel xxx
Harga Pokok Produksi Variabel xxx
Biaya pemasaran variabel xxx
Biaya administrasi dan umum variabel xxx
Biaya komersil xxx
Total biaya variabel xxx
Biaya overhead pabrik tetap xxx
Biaya pemasaran tetap xxx
Biaya administrasi dan umum tetap xxx
Total biaya tetap xxx
Total Harga Pokok Produksi xxx
Harga/biaya produksi dari barang-barang yang dihasilkan dapat dihitung apabila telah
diketahui hal-hal sebagai berikut.
a. Volume produksi masing-masing barang (anggaran produksi)
b. Biaya bahan mentah untuk masing-masing (anggaran bahan mentah)
c. Biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing barang (anggaran tenaga kerja)
d. Biaya overhead pabrik untuk masing-masing departemen produksi dan departemen jasa
(pembantu)
e. Satuan kegiatan masing-masing departemen produksi dan departemen jasa (pembantu)
f. Angka-angka standar pada masing-masing departemen
Informasi tentang harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu
bermanfaat bagi manajemen dalam hal:
a. Menentukan harga jual produk
b. Memantau realisasi biaya produksi
c. Menghitung laba rugi perusahaan
d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca