Kebijakan Kepaniteraan
Kebijakan Kepaniteraan
TENTANG
TENTANG
SURAT PEMBERLAKUAN
PEDOMAN KEPANITERAAN KLINIK PROFESI KEDOKTERAN FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
1
3. Undang –undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN :
2
4. Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
di surat keputusan ini akan dirubah dan diperbaiki
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal Januari 2019
Distribusi:
1. Ka SMF IPD
2. Ka SMF Bedah
3. Ka SMF Obsgyn
4. Ka SMF Anak
5. Ka SMF Saraf
6. Ka SMF Mata
7. Ka SMF THT
8. Ka SMF Kulit & Kelamin
9. Ka SMF Radiologi
10. Ka SMF Anestesi
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
ijinnya, sehingga buku Pedoman Pelaksanaan Kepaniteraan Klinik ini bisa diselesaikan.
Pedoman Pelakasanaan Kepaniteraan ini dimaksudkan untuk dapat memberi acuan
bagi pengajar maupun peserta didik aga terarah dengan baik.
Jakarta, 2019
Tim Penyusun
4
DAFTAR ISI
5
B. Tujuan dan Sasaran Pelaksanaan...................................................................................................34
C. Organisasi Pelaksaan Penelitian.....................................................................................................34
D. Infrastruktur Penelitian dan Sumber Daya Manusia (SDM) Peneliti..............................................34
E. Dana Penelitian..............................................................................................................................35
F. Program – program Bidang Penelitian...........................................................................................35
G. Strategi dan Kebijakan Penelitian..................................................................................................35
H. Hasil penelitian..............................................................................................................................38
BAB VII.................................................................................................................................................39
PENUTUP..............................................................................................................................................39
A. Evaluasi..........................................................................................................................................39
B. Tindak Lanjut Pengembangan........................................................................................................40
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan seperti yang
disebutkan dalam Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
merupakan tempat bekerjanya para tenaga professional yang melaksanan
kegiatannya berdasarkan sumpah dan kode etik profesi. Salah satu tenaga
professional yang sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit
adalah dokter. Untuk menghasilkan seorang dokter yang profesional, harus
melewati dua tahap. Tahap pertama adalah tahapan akademik yang bisa didapatkan
melalui pendidikan di Fakultas Kedokteran yang lulusannya disebut Sarjana
Kedokteran, sedangkan tahap kedua adalah tahap pendidikan profesi yang
dilaksanakan di Institusi Pelayanan Kesehatan baik di rumah sakit maupun
puskesmas. Pada tahap ini rumah sakit tempat para sarjana kedokteran belajar
sangat berperan dalam menjaga mutu pelayanan pendidikan kedokteran.
Rumah Sakit Tingkat II Moh. Ridwan Meuraksa merupakan salah satu Rumah
Sakit Angkatan Darat di Jakarta yang menyelenggarakan pelayanan pendidikan
kedokteran. Rumah Sakit Tingkat II Moh. Ridwan Meuraksa sebagai Rumah Sakit
Pendidikan Satelit Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi. Oleh karena itu untuk
meningkatkan mutu pelayanan pendidikan kedokteran, dipandang perlu untuk
membuat Pedoman Pelaksanaan Kepaniteraan Klinik Kedokteran di lingkungan RS
Tk II Moh. Ridwan Meuraksa. Hal ini juga sesuai dengan Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Klasifikasi dan
Standar Rumah Sakit Pendidikan dan Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 2015
tentang Rumah Sakit Pendidikan.
2. Tujuan
7
a. Terwujudnya tertib manajemen administrasi dalam pelaksanaan
pendidikan praktik klinik kedokteran di RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa.
b. Tercapainya pendidikan profesi kedokteran yang bermutu di RS Tk II
Moh. Ridwan Meuraksa.
c. Tersedianya pelayanan rumah sakit oleh peserta didik sesuai dengan
Standar Pendidikan Dokter.
C. Ruang Lingkup
8
BAB II
A. Visi
Menjadikan rumah sakit pendidikan kebanggan utama dan menjadi rujukan
nasional, berstandar nasional yang terkemuka di wilayah Kodam Jaya/Jayakarta
pada 2020.
B. Misi
1. Memberi pelayanan kesehatan yang prima bertandar nasional dan terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat, melalui pembinaan akuntabilitas koorporasi
dan profesi.
2. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan untuk
menghasilkan SDM yang kompeten di bidang kedokteran dan kesehatan
lainnya.
3. Menyediakan sarana dan pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan
ilmu pengetahuan, teknologi kedokteran dan kesehatan (IPTEKDOKKES)
yang berwawasan global.
9
BAB III
MANAJEMEN PENDIDIKAN
A. Pengorganisasian
1. Kepala RS Tk II Moh Ridwan Meuraksa bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
2. Dalam proses penyelenggaraannya rumah sakit membentuk dan mengangkat
Tim Koordinasi Pendidikan (Timkordik) yang dibantu oleh Koordinator Bagian
Dokter pendidik dan pembimbing/supervisor klinik kedokteran.
3. Pelaksanaan pelayanan medis kepada masyarakat yang diberikan oleh
peserta didik di bawah bimbingan Dokter Pendidik Klinik/Dosen Luar Biasa,
Kepala Tim Koordinasi Pendidikan dan dibawah koordinasi Kepala RS Tk II
Moh. Ridwan Meuraksa melalui Timkordik.
4. Kinerja dokter pendidik dan pembimbing / supervisor klinik kedokteran dinilai
oleh Tim Penilai Kinerja Dokter Pendidik. Pembimbing / Supervisor Klinik
yang diangkat oleh Kepala RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa dan disetujui
oleh Dekan Fakultas Kedokteran.
5. Timkordik merupakan pelaksana pengelolaan adminitrasi / manajemen
sistem penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara umum.
B. Timkordik
1. Dalam rangka kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan
kedokteran maka dibentuk suatu Tim Koordinasi Pendidikan Kedokteran
(Timkordik).
2. Keanggotaan Komkordik terdiri dari unsur-unsur perwakilan yang berasal dari
rumah sakit dan Fakultas serta dibantu dengan staf pelaksana administrasi
sebagai sekretariat Timkordik.
3. Ketua dan anggota Timkordik dari unsur RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa
dipilih oleh seluruh pendidik, pembimbing / supervisor klnik Fakultas
Kedokteran yang ada di RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa, sedangkan
anggota dari Fakultas Kedokteran dipilih oleh Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi.
4. Timkordik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Rumah
Sakit.
10
5. Fungsi dari Timkordik adalah menyelenggarakan manajemen / pengelolaan
pendidikan / praktik klinik kedokteran rumah sakit.
6. Tugas pokok Timkordik terdiri dari:
a. Menyusun kebijakan / SOP / prosedur tetap / petunjuk teknis yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan / praktik klinik kedokteran
di rumah sakit.
b. Menyusun program / perencanaan serta melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan pendidikan / praktik klinik kedokteran di rumah
sakit.
c. Melaksanakan proses administrasi / manajemen untuk menunjang
pelaksanaan pendidikan / praktik klinik kedokteran rumah sakit.
d. Memfasilitasi kegiatan pelaksanaan pendidikan / praktik klinik kedokteran
di rumah sakit.
e. Merekapitulasi kegiatan pelaksanaan pendidikan / praktik klinik
kedokteran di rumah sakit.
f. Berkoordinasi secara teknis administrative dalam menyususn dan
melaporkan secara berkala kegiatan pelaksanaan pendidikan praktik klinik
kedokteran di rumah sakit ke Kepla RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa dan
dekan fakultas kedokteran.
g. Melaksanakan proses evaluasi di setiap akhir kepaniteraan, termasuk
evaluasi nilai akhir, pelanggaran kedisiplin mahasiswa dan evaluasi
terhadap dosen luar biasa atau dokter pendidik / pembimbing klinik
C. Koordinator Bagian
1. Dalam rangka mendukung pelaksanaan Kepaniteraan Klinik mahasiswa
Fakultas Kedokteran di RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa perlu dibentuk
Korrdinator Bagian di setiap bagian / SMF yang selanjutnya diangkat oleh
Dekan Fakultas Kedokteran atas usulan Kepala RS Tk II Moh. Ridwan
Meuraksa.
2. Dalam menjalankan tugasnya Kepala RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa
menetapkan tugas, tanggung jawab, dan wewenang Koordinator Bagian.
3. Koordinator Bagian dipilih dan diangkat langsung oleh Kepala RS Tk II Moh.
Ridwan Meuraksa.
4. Koordinator Bagian bertanggung jawab dalam bidang akademik kepada
Dekan dan dalam bidang pelayanan medik dan penggunaan fasilitas rumah
sakit kepada Kepala RS Tk II Moh. Ridwan Meurksa melalui ketua SMF.
5. Koordinator Bagian diangkat untuk masa jabatan 1 (satu) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) tahun berikutnya oleh Dekan sesuai dengan
usulan Kepala Rumah Sakit.
11
6. Tugas Koordinator Bagian
a. Mengatur / melaksanakan koordinasi\
1) Kegiatan seleksi calon peserta (komprehensif OSCE dan tulis)
program-program profesi dokter.
2) Pelaksanaan orientasi / pra pendidikan mahasiswa Fakultas
Kedokteran di RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa.
3) Menyelenggarakan proses pendidikan program profesi dokter
bersama-sama dengan bagian-bagian terkait lainnya yang ada di RS
Tk II Moh Ridwan Meuraksa.
4) Melaporkan pada Timkordik hasil dan evaluasi pelaksanaan
kepaniteraan klinik dokter muda.
b. Meningkatkan dan mengembangkan sistem pendidikan profesi dokter di
bagiannya guna mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan dan
berlangsung secara efektif dan efisien.
c. Mempersiapkan semua perangkat akademik yang diperlukan dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar bersama dengan Timkordik.
d. Bersama-sama dengan Timkordik menyusun kebijakan / SOP / prosedur
tetap / petunjuk teknis yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pendidikan / praktik klinik kedokteran di Rumah Sakit.
7. Tanggung Jawab Koordinator Bagian :
a. Koordinator Bagian bertanggung jawab kepada Timkordik.
b. Bertanggung jawab terhadap kelancaran proses manajemen pendidikan
klinik di bagian yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Bertanggung jawab terhadap monitoring dan evaluasi kegiatan pendidikan
klinik / profesi di bagian yang menjadi tanggung jawabnya.
8. Wewenang Koordinator Bagian
a. Mengatur, mengawasi, menilai pelaksanaan dan peraturan pedoman dan
kebijakan yang telah ditentukan untuk dilaksanakan oleh pendidik,
pembimbing klinik di bagian yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Mengusulkan mengenai reward dan punishment bagi semua pihak yang
terlibat dalam proses pendidikan, sesuai peraturan yang berlaku.
12
3. Penilaian dokter pendidik, pembimbing / supervisor klinik dilakukan sekali
dalam setahun.
4. Uraian tentang kriteria, tugas dan tanggung jawab, kewenangan, hak dan
kewajiban penilai dokter pendidik, pembimbing / supervisor klinik dijelaskan
pada BAB IV pedoman ini.
5. Kriteria penilaian yang dipakai adalah :
a. Integritas
b. Disiplin
c. Dedikasi dan loyalitas
d. Semangat dan motivasi
e. Komitmen dan konsistensi
f. Profesionalitas
g. Melayani
h. Akuntabel
i. Harmoni
j. Keadilan
6. Kategori Penilaian Dokter Pendidik, Pembimbing / Supervisor Klinik :
7. Penetapan kategori kinerja adalh sebgai berikut:
a. 91 – 100 amat baik
b. 76 – 90 baik
c. 61 - 75 cukup
d. 51 – 60 sedang
e. <51 kurang
Catatan : Nilai didapat dari nilai rata-rata dengan cara menjumlahkan semua
nilai lalu dibagi jumlah item penilaian.
Kapasitas Kapasitas
No SMF /
Modul Maksimum bagi FK
. Instalasi
(Orang) (Orang)
Penyakit
1 Ilmu Penyakit Dalam 12 12
Dalam
2 Ilmu Bedah Bedah 12 12
13
Ilmu Penyakit Obstetri dan
3 Kebidanan 12 12
Ginekologi
4 Ilmu Kesehatan Anak Anak 12 12
5 Ilmu Penyakit Syaraf Syaraf 8 8
6 Ilmu THT THT 8 8
7 Ilmu Penyakit Kulit Kelamin Kulit Kelamin 8 8
8 Ilmu Penyakit Mata Mata 8 8
9 Ilmu Anestesi Anestesi 5 5
10 Ilmu Radiologi Radiologi 5 5
14
3. Tiap SMF akan membuat matriks kegiatan pendidikan praktik klinik yang
akan dilaksanakn serta pembagian kelompok mahasiswa berikut dosen
pembimbing.
4. Setiap peserta didik sebelum melaksanakan pendidikan modul praktik klinik
kedokteran wajib lapor terlebih dahulu ke Timkordik dan proses pembuatan
name tag dengan masa berlaku sesuai dengan periode kepaniteraan klinik.
5. Program orientasi peserta didik diadakan setiap minggu pertama sebelum
pelaksanaan praktik klinik dengan acara kegiatan adalah penerimaan resmi
oleh kepala rumah sakit / Timkordik dan sosialisasi tentang profil, peraturan –
peraturan, manajemen rekam medis, penanganan infeksi nosocomial, materi
patient safety dan keselamatan kerja (K3) termasuk materi khusus di SMF /
instalasi terkait.
6. Pelaksanaan pendidikan modul praktik klinik dilakukan di instalasi – instalasi
terkait yaitu:
a. Instalasi Rawat Jalan / IRJ
b. Instalasi Rawat Inap / IRP
c. Instalasi Gawat Darurat / IGD
d. Instalasi Bedah Sentral / IBS
7. Evaluasi peserta didik yang telah selesai melaksanakan pendidikan modul
praktik klinik kedokteran dilakukan oleh masing-masinng SMF terkait.
8. Tiap SMF mengirimkan laporan kegiatan pelaksanaan modul praktik klinik
kedokteran ke sekretariat Timkordik paling lambat tujuh hari kerja setelah
pelaksanaan ujian modul.
9. Timkordik melaksanakan penyususnan rekapitulasi nilai dan laporan kegiatan
pelaksanaan pendidikan modul praktik klnik kedokteran dan dikirim ke
Katimkordik dan Dekan melalui Timkordik.
2. Tahap Pelatihan
15
Bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan praktik
klinik yang terdiri dari:
a. Kasus Diskusi
Kasus diskusi adalah diskusi tentang masalah pasien berdasarkan
kelompok yang telah ditunjuk.
b. Kerja Ruangan di Ruang Rawat Inap
Mahasiswa dibagi berkelompok untuk bekerja memeriksa pasien,
menganalisis penyakitnya, melihat tindakan ataupun mengerjakan
tindakan dengan didampingi supervisor.
c. Bedside Teaching
Mahasiswa melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien
didampingi oleh dokter yang bertugas di bangsal / poliklinik.
d. Kerja di Poliklinik
Mahasiswa dibagi berkelompok untuk bekerja memeriksa pasien,
menganalisis penyakitnya, melihat tindakan ataupun mengerjakan
tindakan dengan didampingi supervisor.
e. Mini – CEX
Mini –CEX adalah penilaian terhadap mahasiswa yang dilakukan oleh
supervisor selama 5-10 menit mengenai anamnesis, pemeriksaan fisik,
diagnosis dan tata laksana pasien Mini – CEX ini dapat berupa penilaian
formatif atau sumatif.
f. Kerja di Ruang Prosedur
Mahasiswa melakukan kegiatan praktik klinik misalnya di ruang
ekokardiografi, ruang hemodialisa, dan ruang khusus lainnya seperti ICU.
g. Kerja di Instalasi Gawat Darurat
Mahasiswa dibagi berkelompok untuk bekerja memeriksa pasien,
menganalisis penyakitnya, melihat tindakan ataupun mengerjakan
tindakan dengan didampingi supervisor.
h. Kerja Ruangan di SMF Penunjang
Dilakukan di Instalasi Radiologi dimana mahasiswa didampingi oleh
dokter pendidik / pembimbing klinik mempelajari hasil pemeriksaan
radiologi dan interpretasi hasil pemeriksaan.
18
untuk ditetapkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran dan disetujui oleh Kepala
RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa untuk dipakai sebagai pedoman dalam
bimbingan klinik kedokteran mahasiswa Fakultas Kedokteran di RS Tk II
Moh. Ridwan Meuraksa.
7. Fakultas Kedokteran dan RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa membuat Surat
Keputusan Bersama tentang pemakaian Modul Kepaniteraan Klinik
Kedokteran Fakultas Kedokteran di RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa.
19
BAB IV
20
d) Membuat surat pernyataan kesediaan melaksanakan proses
belajar mengajar.
e) Diangkat dan ditetapkan dengan surat keputusan dekan atas
usulan Kepala.
b. Tugas dan tanggung jawab pembimbing / supervisor klinik:
1) Bertanggung jawab kepada Koordinator Bagian.
2) Melaksanakan bimbingan / bedside teaching sesuai dengan metode
five step microskills.
3) Melaksanakan pelaksanaan laporan kasus pada case report session.
4) Menilai pelaksanaan presentasi referat pada Clinical Science Session.
5) Mengisi logbook pembimbingdan mengingatkan peserta didik mengisi
logbook mahasiswa.
6) Melaksanakan koordinasi dengan Koordinator Bagian tentang jadwal
pelaksanaan bimbingan kepaniteraan klinik.
7) Bekerja sama dengan Koordinator Bagian untuk membuat jadwal
kegiatan perperiodik sesuai ruang lingkup kerjanya.
8) Bekerja sama dengan pendidik klinik untuk menyiapkan bahan ujian
peserta didik.
9) Melaporkan hasil bimbingan klinik kepada Koordinator Bagian.
c. Kewenangan dokter pembimbing / supervisor klinik :
1) Melaksanakan bimbingan secara langsung kepada peserta didik
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
2) Memberikan teguran langsung kepada peserta didik apabila
melanggar tata tertib.
3) Melaksanakan monitoring dan evaluasi peserta didik dalam
pelaksanaan modul kepaniteraan klinik termasuk absensi peserta
didik.
d. Hak dokter pembimbing / supervisor klinik :
1) Berhak melaksanakan bimbingan langsung kepada peserta didik
sesuai ruang lingkup kerjanya.
2) Berhak memberikan reward dan punishment kepada peserta didik
sesuai dengan peraturan yang berlaku di RS Tk II Moh. Ridwan
Meuraksa.
3) Berhak menerima jasa bimbingan sesuai dengan peraturan yang
berlaku di Fakultas Kedokteran dan RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa.
e. Kewajiban dokter pembimbing / supervisor klinik:
1) Memberikan bimbingan langsung kepada seluruh peserta didik di
bawah ruang lingkup tanggung jawabnya.
2) Melaksanakan monitoring dan evaluasi peserta didik selama proses
bimbingan.
3) Mendokumentasi hasil rencana dan pelaksaaan bimbingan klinik.
21
4. Pendidik / Penguji Praktik Klinik Kedokteran
a. Kriteria pendidik / penguji praktik klinik kedokteran
1) Telah memenuhi semua kriteria pembimbing / supervisor klinik.
2) Seorang pendidik / penguji praktik klinik kedokteran adalah seorang
dokter spesialis / subspesialis yang telah melakukan pekerjaan
professional minimal 3 tahun di rumah sakit (sebagai staf) atau di
fakultas kedokteran (sebagai dosen aktif).
b. Tugas dan tagging jawab pendidik / penguji prakitik klinik kedokteran:
1) Bertanggung jawab kepada Koordinator Bagian yang terkait (SMF
terkait).
2) Bekerja sebagai penguji modul kepaniteraan klinik.
3) Membantu pembimbing klinik untuk memberikan bimbingan kepada
peserta didik apabila diperlukan atau atas permintaan pembimbing
klinik.
4) Melaksanakan ujian dengan metode mini-cex, OSCE, SOCA, MDE.
5) Sebagai narasumber dalam pertemuan ilmiah dan Journal reading.
c. Kewenangan pendidik / penguji praktik klinik kedokteran:
1) Menguji peserta didik kepaniteraan klinik sesuai dengan bidang
keilmuannya.
2) Menetapkan lulus dan tidak lulusnya peserta didik.
3) Bekerja sama dnegan Koordinator Bagian untuk memberikan sanksi
bagi peserta didik apabila terjadi pelanggaran selama mengalami
proses kepaniteraan klinik.
d. Hak pendidik / penguji praktik klinik pendidik klinik kedokteran :
1) Berhak mendapatkanjasa sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2) Berhak menguji peserta didik.
3) Berhak menetapkan nilai modul kepaniteraan klinik.
4) Menetapkan kelulusan peserta didik, her atau mengulang modul,
bekerja sama dengan Koordinator Bagian.
e. Kewajiban pendidik / penguji praktik klinik kedokteran :
1) Berkewajiban untuk mengadakan pertemuan ilmiah / journal reading
dengan peserta didik sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
2) Menguji modul kepaniteraan klinik sesuai dengan bidang keilmuannya.
3) Membuat laporan nilai kepada Koordinatir bagian ( SMF terkait).
23
1) Berkewajiban melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
proses pendidikan klinik. Fakultas Kedokteran di lingkungan RS Tk II
Moh. Ridwan Meuraksa.
2) Berkewajiban memberikan teguran secara lisan atau tertulis kepada
dokter pembimbing klinik apabila ditemukan pelanggaran dalam
proses pelaksanaan bimbingan klinik.
3) Membuat laporan tertulis tentang hasil kinerja dokter pembimbing klinik
RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa seklai dalam setahun kepada
Timkordik.
25
e) Nama-nam ayang telah lulus secara administrative diusulkan e
Fakultas Kedokteran untuk mendapatkan Diklat TOT Pembelajaran
Modul Praktik Klinik Kedokteran.
f) RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa membuat usulan ke Fakultas
Kedokteran untuk mengangkat nama-nama yang telah memnuhi
persyaratan / kriteria umum maupun khusus untuk diangkat
sebagai dokter pembimbing / supervisor klinik mahasiswa Fakultas
Kedokteran.
g) Dekan membuat surat pengangkatan dokter-dokter yang telah
diusulkan tersebut sebagai dokter pembimbing / supervisor klinik
kedokteran di RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa.
2) Dokter pembimbing / supervisor klinik dari unsur Fakultas Kedokteran
a) Fakultas mengusulkan Dosen Fakultas Kedokteran yang telah
direkomendasikan oleh Dekan diusulkan sebagai dokter
pembimbing / supervisor klinik kedokteran Fakultas Kedokteran di
RS Tk II Moh. RIdwan Meuraksa.
b) Kepala membuat surat pengangkatan dosen yang telah diusulkan
oleh fakultas sebagai dokter pembimbing / supervisor klinik
kedokteran Fakultas Kedokteran di RS TK II Moh. Ridwan
Meuraksa.
b. Dokter pendidik / penguji praktik klinik
1) Dokter pendidik / penguji dari RS Tk II Moh. RIdwan MEuraksa :
a) Diusulkan oleh ketua SMF masing-masing ke Ketua Timkordik.
b) Ketua Timkordiik memeriksa persyratan administrasi nama-nama
yang diusulkan.
c) Apabila persyaratan administrasi telah dipenuhi ketua Timkordik
membuat usulan pengangkatan nama-nama tersebut sebagai
dokter pendidik / penguji praktik klinik Fakultas Kedokteran ke
Fakultas Kedokteran dengan persetujuan Kelapa RS Tk II Moh.
Ridwan Meuraksa.
d) Dekan Fakultas Kedokteran mengangkat nama-nama dokter
tersebut sesuai usulan Kepala RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa.
2) Dokter pendidik / penguji dan Fakultas Kedokteran
a) Dekan mengusulkan nama-nama dokter yang telah memenuhi
persyaratan sebagai dokter pendidik / penguji praktik klinik
kedokteran ke Kepala RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa.
b) Kepala RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa mengangkat nama-nama
dokter yang telah diusulkan oleh Dekan Fakultas Kedokteran
sebagai dokter pendidik / penguji praktik klinik kedokteran di RS Tk
II Moh. Ridwan Meuraksa.
c. Dosen Luar Biasa:
26
1) Fakultas membuat daftar persyaratan dosen luar biasa untuk
disampaikan ke seluruh dokter pendidik / pembimbing klinik
kedokteran Fakultas Kedokteran di RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa.
2) Dokter pembimbing klinik memenuhi persyaratan administrasi ke
Fakultas Kedokteran melalui Timkordik untuk selanjutnya diteruskan
ke Fakultas.
3) Fakultas mengusulkan nama yang telah memenuhi syarat ke dikti
untuk mendapatkan NIDN (NomorInduk Dosen Nasional).
27
5) Ruang jaga
6) Skill Lab
3. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana pembelajaran
Pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran menjadi tanggung jawab
bersama.
28
BAB V
29
b) Tiga shift pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional yaitu shift I, II
dan III
c) Ketentuan waktu Shift:
(1) Shift I pukul 07.00-15.00 WIB
(2) Shift II pukul 15.00-21.00 WIB
(3) Shift III pukul 21.00-07.00 WIB
h. Alasan syah untuk tidak hadir
1) Sakit dibuktikan dengan surat keterangan dokter lain di luar poli Fakultas
Kedokteran dan RS Tk II Moh. Ridwan MEuraksa dalam 24 jam harus
disyahkan oleh dokter di poli Fakultas Kedokteran / RS Tk II Moh. Ridwan
Meuraksa.
2) Apabila mahasiswa ijin, sakit / dirawat, melahirkan, kematian anggota
keluarga lebih dari dua hari untuk modul minor dan lebih dari empat hari
untuk modul mayor, maka dianggap gugur dan harus mengulang praktik
klinik modul yang bersangkutan di waktu mendatang.
3) Yang dimaksud dengan kematian anggota keluarga adalah kematian
orang tua / mertua, saudara kandung, istri / suami atau anak kandung.
4) Menjalanakan tugas yang diberikan pimpinan fakultas dengan melaporkan
dan menunjukkan surat tugas yang disampaikan kepada Kepala RS Tk II
Moh. Ridwan Meuraksa melalui Sekretariat Timkordik.
5) Mendapatkan ijin cuti menikah atau lain-lain atas dasar permohonan
tertulis dari mahasiswa yang bersangkutan yang disampaikan ke
sekretariat Timkordik dan diketahui oleh koordinator kepaniteraan klinik
SMF dan Fakultas.
i. Bila mahasiswa tidak dapat menyelesaikan modul praktik klinik harus
memberitahukan secara tertulis kepada koordinatir kepaniteraan klinik SMF.
j. Menyimpan rahasia kedokteran.
k. Mengembalikan barang-barang / buku perpustakaan yang dipinjam dari
rumah sakit sesuai peraturan yang berlaku.
l. Mengisi kuisioner penilaian pelaksanaan kegiatan modul praktik klinik yang
tersedia di setiap SMF dan mengembalikan kuisioner tersebut beserta name
tag ke sekretariat Timkordik.
30
e. Menerima pembayaran dari pasien setelah memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien.
f. Merokok di lingkungan rumag sakit.
4. Penghargaan peserta didik
Setiap mahasiswa yang mentaati semua tata tertib dan tidak menlanggar
larangan dalam menjalankan praktik klinik kedokteran di RS Tk II Moh. Ridwan
Meuraksa akan memperolah pembimbing klinik yang berkualitas, saran dan
prasaran parktik klinik yang memadai, lingkungan belajar yang aman dan
nyaman serta memperoleh untuk menyelesaikan praktik klinik kedokteran sesuai
batas waktu yang telah ditentukan.
31
2) Skorsing selama 1 (satu) siklus kepaniteraan bila mahasiswa melakukan
pelanggaran ringan, seperti pelanggaran tata tertib dan peraturan RS.
3) Skorsing selama 1- 2 semester bila mahasiswa melakukan pelanggaran
sedang, berupa pelecehan seksual.
4) Skorsing berupa pemutusan studi dan dikeluarkan dari Fakultas
Kedokteran, bila mahasiswa tersebut melakukan pelanggaran berat,
berupa perbuatan criminal dan penyalahgunaan obat-obat terlarang.
5) Apabila adanya gugatan perdata dari pihak ketiga kepada peserta didik
yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan praktik klinik, maka kepada
peserta didik tersebut bertanggung jawab baik seluruhnya atau sebagian
atas pemenuhan gugatan tersebut, termasuk biaya yang timbul untuk
proses atau berita acara dalam menghadapi gugatan perdata tersebut.
32
h. Melakukan evaluasi modul praktik klinik kedokteran bersama-sama
dengan dosen pembimbing klinik dari unsur Fakultas Kedokteran.
33
BAB VI
PENELITIAN
A. Pengertian Penelitian
Penelitian adalah program penelitian kesehatan yang dilakukan bersama antara
RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa dan Fakultas Kedokteran yang diselenggarakan
di lingkungan RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa dan telah mendapat persetujuan
lebih dahulu oleh kepala RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa dan Dekan Fakultas
Kedokeran.
34
D. Infrastruktur Penelitian dan Sumber Daya Manusia (SDM) Peneliti
Infrastruktur Penelitian:
1. Perpustakaan buku dan jaringan internet telah tersedia dengan jaringan
komputer yang cukup.
2. E-Journal
3. Sumber Daya Penelitian:
a. Adanya RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa yang menjadi
pelaksanaan program pendidikan kepaniteraan klinik.
b. Adanya pokja peneliti di RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa dengan
didukung SDM yang dapat bekerja sebagai peneliti dengan bidang
keilmuan yang berbeda-beda.
E. Dana Penelitian
Dana penelitian dapat bersumber dari:
1. Peserta didik / mahasiswa Fakultas Kedokteran (mandiri).
2. Fakultas Kedokteran
3. RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa
4. Pihak luar atas ijin Kepala RS Tk II Moh Ridwan Meuraksa dan Dekan
Fakultas Kedokteran.
35
G. Strategi dan Kebijakan Penelitian
Strategi Penelitian:
1. Pemantapan pelaksanaan penelitian dengan pendanaanm yang terencana
dengan baik.
2. Pengembangan mutu sumber daya manusia sebagai peneliti dalam
pengelolaan penelitian di lingkungan RS Tk II Moh. RIdwan Meuraksa
dengan menata pengelolaan SDM untuk meningkatkan bidang penelitian.
3. Penciptaan lingkungan yang kondusif bagi penerapan good governance
dalam penyelenggaraan program dan administrasi penelitian.
4. Peningkatan jaringan kerja sama dan partisipasi masyarakat daam
pengembangan penelitian di RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa dengan
melibatkan mahasiswa Fakultas Kedokteran secara langsung.
5. Memperkuat fasilitas dan koordinasi pelaksanaan penelitian antara RS Tk II
Moh. Ridwan Meuraksa dengan Fakultras Kedokteran .
6. MEmanfaatkan asset dan sumber daya keuangan secara elektif dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan di bidan pendidikan
7. Menyelenggarakan penelitian yang terstruktur dan berkesinambungan
dengan memaksimalkan kerja sama anatara RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa
dengan Fakultas Kedokteran dan rumah sakit jejarinng Fakultas KEdokteran
lainnya.
8. Membentuk organisasi peneliti di lingkungan RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa
secara resmi.
9. Mengadakan program penunjang dengan:
a. Melakukan koordinasi, evaluasi, monitoring serta pengendalian sumber
daya dalam menjalankan penelitian.
b. Membantu RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa dan Fakultas Kedokteran
dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan.
c. Menerbitkan hasil penelitian dan informasi terkait lainnya..
d. Melakukan seminar hasil penelitian.
e. Meningkatkan keterampilan peneliti melalui penataran dan lokakarya
dalam metode penelitian.
Kebijakan Penelitian:
36
3. Pelaksanaan penelitian dapat dilakukan secara mandiri oleh peserta didik
dari Fakultas Kedokteran maupun oleh penilai, pendidik, pembimbing /
supervisor klinik kedokteran maupun petugas terkait yang terlibat dalam
proses pelaksanaan kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran di RS Tk II Moh.
Ridwan Meuraksa dan rumah sakit jejaring Fakultas Kedokteran.
4. Penelitian dapat dilaksanakan dengan melibatkan pihak luar atas
sepengetahuan RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa dan Fakultas Kedokteran.
5. Hasil penelitian baik berupa alih teknologi maupun kekayaan intelektual
menjadi milik RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa dan Fakultas Kedokteran.
6. Proses dan tahapan penelitian:
a. Peneliti mandiri oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran:
1) Mengajukan ijin penelitian ke Kepala RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa
melalui Timkordik setelah disetujui oleh Dekan dan Pembimbing dari
Fakultas.
2) Timkordik meneliti kelengkapan berkas penelitian proposal yang telah
disetujui oleh pembimbing kaji etik dan kelengkapan administrasi
lainnya.
3) Timkordik membuat surat permohonan ijin penelitian ke bagian yang
terkait sesuai dengan judul penelitian.
4) Setelah ijin bagian diterima / disetujui, peneliti dan penanggung jawab
penelitian (dari fakultas) menandatangani surat pernyataan penelitian
yang dikeluarkan oleh RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa.
5) Timkordik membuat surat disposisi ke diklat untuk penyelesaian
administrasi.
6) Peneliti menyelesaikan administrasi pembayaran melalui Timkordik
ke bagian keuangan RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa.
7) Peneliti menyerahkan bukti pembayaran penelitian / kuuitansi ke
Timkordik.
8) Timkordik membuat surat pengantar penelitian ke bagian yang dituju.
9) Penelitian menyerahkan hasil penelitian ke Timkordik sesuai dengan
surat pernyataan yang telah ditandatangani.
10)Dokumen haasil penelitian diserahkan ke pokja peneliti RS Tk II moh.
Ridwan Meuraksa.
b. Penelitian yang dibutuhkan oleh peneliti dari RS Tk II Moh. Ridwan
Meuraksa dan Fakultas Kedokteran baik secara mandiri maupun
kelompok.
1) Peneliti mengusulkan proposal penelitian ke pokja peneliti RS Tk II
Moh. Ridwan Meuraksa.
2) Pokja peneliti RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa menilai kelengkapan
berkas penelitian yang terdiri dari:
a) Proposal termasuk sumber pendanaan.
37
b) Kontrak penelitian.
c) Format monitoring dan evaluasi kemajuan penelitian.
d) Menanda tangani surat pernyataan akan mematuhi peraturan
penelitian.
3) Ketua pokja peneliti RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa membuat
pengantar ijin peneliti ke bagian yang terkait.
4) Kepala RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa atau Dekan Fakultas
Kedokteran mengeluarkan ijin penelitian.
5) Ketua pokja peniliti menunjuk penanggung jawab peneliti untuk
melakukan monitoring dan evaluasi kemajuan penelitian.
6) Penanggung jawab peneliti yang ditunjuk melakukan monitoring dan
evaluasi sesuai dengan kebutuhan dan selanjutnya melaporkan ke
ketua pokja peneliti.
7) Peneliti menyerahkan hasil penelitian ke Timkordik dan ke pokja
peneliti RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa masing-masing 1 (satu)
eksemplar.
8) Peneliti paling sedikit 2 (dua) kali seminar untuk menyampaikan hasil
penelitiannya dengan melibatkan unsur RS Tk II Moh. Ridwan
Meuraksa dan Fakultas Kedokteran yang terkait.
9) Publikasi hasil penelitian harus sepengetahuan Kepala RS Tk II Moh.
Ridwan Meuraksa dana tau Dekan Fakultas Kedokteran.
H. Hasil penelitian
1. Hasil karya ilmiah di bidang pelayanan atau pendidikan kedokteran /
kesehatan baik berupa:
a. Produk iptek dalam bentuk metode, blue print, prototype, sistem,
kebijakan atau modal yang bersifat strategis dan berskala tertentu.
b. Artikel ilmiah.
c. Bahan ajar.
d. Teknologi tepat guna.
e. HKI.
2. Penerjemah / penyaduran buku ilmiah.
3. Pengadilan karya ilmiah.
38
BAB VII
PENUTUP
A. Evaluasi
Penyusunan pedoman pelaksanaan kepaniteraan klinik kedokteran
Fakultas Kedokteran di RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa dimaksudkan untuk
memeberikan bahan acuan dan pendoman pelaksanaan pelayanan, penelitian
dan pendidikan praktik klinik kedokteran di RS Tk II Moh. Ridwan Meuraksa bagi
mahasiswa Fakultas Kedokteran.
Unsur-unsur dalam proses penyelenggaraan pelayanan kesehatan,
penelitian dan pendidikan kedokteran harus benar-benar dipahami oleh semua
orang yang terlibat di dalamnya baik bagi para peserta didik itu sendiri, dosen /
dokter pendidik / pembimbing klinik, koordinator kepaniteraan klinik, Timkordik
dan sumber daya manusia lainnya menjadi unsur penunjang dalam
penyelenggaraan kepaniteraan klinik kedokteran Fakultas Kedokteran di RS Tk II
Moh. Ridwan Meuraksa. Unsur yang harus dipahami tersebut meliputi
manajemen pendidikan, penyelenggaraan pendidikan praktik klinik, SDM, sarana
dan prasarana pendidikan praktik klinik, hak dan kewajiban, penghargaan dan
sanksi baik bagi peserta didik maupun bagi dokter pendidik / pembimbing klinik.
Pemahaman yang baik tentang unsur-unsur dalam proses penyelenggaraan
pendidikan kedokteran ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan
efektivitas.
39
B. Tindak Lanjut Pengembangan
Dalam penulisan pedoman pelaksanaan kepaniteraan klinik kedokteran
ini, disadari masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang
sifatnya membangun dan khususnya penyempurnaan akan sangat bermanfaat
dalam mengembangkan pedoman ini.
Semoga buku pedoman ini berguna dan membantu dalam proses
penyelenggaraan pelayanan pendidikan praktik klinik kedokteran secara umum
khususnya bagi proses bimbingan mahasiswa Fakultas Kedokteran yang sedang
menempuh proses pendidikannya di lingkungan RS Tk II Moh Ridwan Meuraksa.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal
40