Anda di halaman 1dari 18

Hasrat

(desire) adalah belahan jiwa yang terkait dengan keinginan. Keinginan


manusia ada ribuan dan bahkan jutaan. Setiap detik, menit, jam, akan
bertambah keinginan. Keinginan yang membumbung tinggi, sulit dibendung,
dan menjadi keharusan akan muncul sebagai hasrat. Hasrat juga disebut
“karep”. Hasrat muncul dari titik jiwa yang terdalam. Biasanya, hasrat itu
suasana jiwa yang ingin memiliki apa saja. Dorongan ingin memiliki apa saja
yang belum ada pada dirinya. Termasuk hasrat ingin memiliki lawan jenis.

Hasrat kawin termasuk dorongan terbesar yang menggoda orang Jawa.


Orang Jawa sudah mengikuti hasrat ingin kawin. Hasrat tersebut didorong
oleh naluri. Naluri seorang laki-laki tentu tertarik dengan wanita. Dorongan
lawan jenis itu muncul hingga menumbuhkan hasrat kawin. Perkawinan
berasal dari hasrat hidup perlu melestarikan jenis karena dari perkawinan
dapat melestarikan anak. Jika tidak ada perkawinan, keturunan manusia akan
musnah. Upaya memberdayakan trah menjadi pemicu hasrat seseorang
melangsungkan perkawinan.

Jadi, perkawinan ialah untuk melahirkan anak sejenis. Anak inilah yang akan
melestarikan keturunan bila orangtuanya meninggal dunia sehingga jenis
manusia lestari adanya. Oleh karena itu, perkawinan menjadi keperluan
hidup, dan hidup menjadi tujuan perkawinan. Kelestarian hidup yang
memainkan hasrat seseorang. Namun, manusia sering mengalami kesulitan
dalam perkawinan. Bahkan kesulitan itu sudah dirasanya jauh sebelum
memperoleh suami/istri. Seperti tatkala ditolak pinangannya, atau
ditinggalkan oleh kekasihnya, yang kawin dengan orang lain. Kesusahan
dalam perkawinan itu menyebabkan orang mengarang tujuan hidup yang lain
dari perkawinan. Misalnya, manusia suci yang pantang bersuami/istri. Atau
tujuan hidup untuk mencari kesempurnaan setelah mati. demikian kesulitan
dalam perkawinan mendorong orang mengkhayalkan tujuan hidup tanpa
perkawinan.

Kadang perkawinan dibatasi agama dan etika. Akibatnya hasrat seksual


sering tidak tersalurkan secara bebas. Padahal, pada dasarnya manusia itu
memiliki dorongan seks yang amat tinggi. Ketika dibatasi oleh tradisi, hasrat
seks dalam perkawinan sering tumpul. Maksudnya, ketika hasrat terganggu,
manusia sering mengalami ketidakmapanan jiwa. Konon suatu karangan
tujuan hidup yang berupa perkawinan tanpa beranak, yang membuat
pasangan suami-istri berusaha mencegah kehamilan. Demikian orang
bersusah payah karena tak mengerti bahwa perkawinan ialah syarat
kebutuhan hidup. Seluruh hasrat baru terpenuhi ketika seks terpenuhi,
keturunannya terwujud.

Referensi:

Endraswara, Suwardi. 2013. Ilmu Jiwa Jawa (hlm. 58-59). Yogyakarta: Narasi.


Ketika dibatasi oleh tradisi, hasrat seks dalam perkawinan sering tumpul.

Demikian orang bersusah payah karena tak mengerti bahwa perkawinan


ialah syarat kebutuhan hidup.

Kadang perkawinan dibatasi agama dan etika.

Seluruh hasrat baru terpenuhi ketika seks terpenuhi, keturunannya terwujud.

Konon suatu karangan tujuan hidup yang berupa perkawinan tanpa beranak,
yang membuat pasangan suami-istri berusaha mencegah kehamilan.

Jawaban: C. Kadang perkawinan dibatasi agama dan etika.

Kalimat utama adalah kalimat yang didukung oleh kalimat lainnya dalam
suatu paragraf. Kalimat utama biasanya terletak pada awal atau akhir
paragraf, namun tidak menutup kemungkinan terdapat di tengah. Kalimat
utama paragraf tersebut terdapat pada pilihan C.

Hasrat seksualnya tidak tersalurkan secara bebas.

Akan mengalami ketidakmapanan jiwa.

Akan mencari alternatif lain dalam memenuhi tujuan kehidupan selain


perkawinan.

Upaya melestarikan keturunan tidak dapat terjadi.

Akan bersusah payah dalam hidup.


Jawaban: C. Akan mencari alternatif lain dalam memenuhi tujuan kehidupan
selain perkawinan.

Untuk menjawab soal tersebut, diperlukan pembacaan secara teliti teks


tersebut agar mendapatkan kalimat yang langsung menyatakan dampak.
Berdasarkan informasi paragraf ke-4 teks tersebut, dampak yang akan terjadi
jika manusia tidak kawin adalah dia akan berusaha mengarang tujuan hidup
yang lain selain perkawinan, misalnya adalah menjadi orang suci, atau
mencari kesempurnaan.

Dorongan keluarga.

Hasrat.

Naluri.

Kebudayaan.

Ajaran agama.

Jawaban: B. Hasrat.

Pada teks tersebut, dijelaskan bahwa orang Jawa memiliki hasrat kawin yang
sangat tinggi yang didorong oleh naluri. Yang menyebabkan seseorang ingin
kawin adalah karena dia memiliki hasrat untuk kawin, sedangkan yang
menyebabkan dia memiliki hasrat untuk kawin adalah naluri. Oleh karena itu,
jawaban yang benar adalah B.

Bagi masyarakat Jawa, hasrat kawin merupakan salah satu godaan terbesar
yang didorong oleh naluri.
Tujuan dari adanya perkawinan adalah melestarikan keturunan bila orang
tuanya meninggal dunia sehingga jenis manusia lestari adanya.

Jika seseorang kesusahan dalam menemukan pasangan hidup, akan


mengarang tujuan hidup yang lain dari perkawinan.

Pasangan suami-istri yang mencegah kehamilan merupakan ekspresi dari


ketidaksadaran bahwa perkawinan adalah tujuan hidup.

Seseorang yang memutuskan untuk melakukan perkawinan dengan orang


Jawa harus menerima kebudayaan yang ada.

Jawaban: E. Seseorang yang memutuskan untuk melakukan perkawinan


dengan orang Jawa harus menerima kebudayaan yang ada.

Pernyataan yang tepat sesuai dengan teks dapat dijawab dengan cara
membaca dan memahami inti dari isi teks. Oleh karena itu, pernyataan yang
tidak sesuai atau tidak ada di dalam teks merupakan jawaban yang kurang
tepat. Pilihan E merupakan jawaban yang kurang tepat karena tidak
dicantumkan dalam teks.

Amien Rais pernah menyatakan di salah satu stasiun TV, Metroteve, bahwa
bangsa ini sering terhinggap mental inlander. Celakanya mentalitas inlander
ini tidak hanya mewabah di kalangan rakyat bawah. Tapi juga dialami,
dengan sama-sama akutnya, oleh para pemimpin dan elite politik kita. Kalau
yang terserang mental inlander itu rakyat kecil, paling akibatnya mereka
terkagum-kagum kepada bule dan ketagihan nonton sinetron Indonesia.
Mental inlander sering menghinggapi siapa saja. Mental ini ditandai dengan
dua hal, yaitu (1) merasa dirinya tidak mampu apa-apa, merasa kecil, dan
tidak berdaya dan (2) merasa tidak percaya diri, akibatnya selalu minder dan
banyak kemunduran.

Atas dasar itu, maka sudah saatnya kita merevolusi mental inlander
menjadi mental milyarder. Mental milyarder adalah sikap hidup yang percaya
diri. Seorang milyarder lebih yakin dalam hidupnya. Mental milyarder lebih
banyak memberikan bekal pada seseorang yang pantas memimpin bangsa.
Milyarder adalah mental orang kaya, karena itu lebih percaya diri bahwa
dirinya mampu mengatasi berbagai problem. Seorang milyarder tergolong
banyak senyum kalau memimpin, tidak minder atau dalam bahasa Jawa
ingah-ingih.

Mendengar kata milyarder, yang muncul di benak kita biasanya gambaran


seseorang dengan rumah super mewah, jet pribadi, mobil mahal dan lain-lain.
Kenyataannya, banyak milyarder modern yang memiliki gaya hidup kelas
menengah, seperti berbelanja di hipermarket dan barang diskon. Milyarder
memang orang yang kaya. Sekarang, orang-orang kaya, bukan lagi benda-
benda yang mereka inginkan, tetapi kebebasan untuk memutuskan apa yang
mereka mau. Kekayaan berarti bahwa bisa menyekolahkan anak ke sekolah
mana pun dan berhenti dari pekerjaan yang tidak disukai.

Dari pengertian demikian mental milyarder bercirikan kebebasan. Bebas


memutuskan sesuatu ketika menjadi pucuk pimpinan. Sejumlah milyarder
tetap menempati rumah mereka di kawasan kelas menengah – tanpa
tetangga tahu bahwa mereka adalah milyarder. Tidak sedikit para milyarder
yang mengendarai mobil yang relatif murah, bahkan memilih membawa air
dari rumah ketimbang membeli air mineral kemasan. Dengan kata lain,
rahasia terbesar menjadi milyarder adalah berhenti bersikap boros. Atas
dasar itu, mental milyarder tetap percaya diri memimpin orang lain, dengan
gaya hidup tidak mesti mewah, yang penting memiliki kebebasan berperilaku.

Referensi:

Endraswara, Suwardi. 2015. Revolusi Mental dalam Budaya Jawa (hlm. 95-
96). Yogyakarta: Narasi.

revolusi sifat

revolusi identitas

revolusi mental

revolusi sikap

revolusi raga

Ide pokok adalah ide yang dibahas dalam suatu paragraf atau teks. Teks
tersebut menjelaskan tentang bagaimana karakteristik mental inlander dan
milyarder. Teks tersebut dibuat untuk mengajak agar mengubah mental agar
menjadi lebih baik. Oleh karena itu, ide pokok teks adalah revolusi mental.

Bagaimana cara merubah mental inlander menjadi mental milyarder?


Mengapa sikap hidup mental inlander muncul?

Bagaimana cara memiliki mental milyarder?

Bagaimana seseorang bisa menjadi milyarder?

Mengapa mental milyarder membawa dampak buruk bagi kehidupan?

Jawaban pertanyaan C terdapat pada teks, yaitu “Dengan kata lain, rahasia
terbesar menjadi milyarder adalah berhenti bersikap boros.”, sedangkan
pertanyaan lain perlu dijawab menggunakan referensi atau analisis dari luar
teks.

Kenyataannya, banyak milyarder modern yang memiliki gaya hidup kelas


menengah, seperti berbelanja di hipermarket dan barang diskon.

Sekarang, orang-orang kaya, bukan lagi benda-benda yang mereka inginkan,


tetapi kebebasan untuk memutuskan apa yang mereka mau.

Mental ini ditandai dengan dua hal, yaitu (1) merasa dirinya tidak mampu apa-
apa, merasa kecil, dan tidak berdaya dan (2) merasa tidak percaya diri,
akibatnya selalu minder dan banyak kemunduran.

Tidak sedikit para milyarder yang mengendarai mobil yang relatif mahal,
bahkan memilih membeli air mineral kemasan ketimbang membawa air dari
rumah.

Atas dasar itu, mental milyarder tetap percaya diri memimpin orang lain,
dengan gaya hidup tidak mesti mewah, yang penting memiliki kebebasan
berperilaku.
Kalimat pada pilihan D tidak sesuai dengan teks karena susunan kalimat
terbalik, seharusnya adalah “Tidak sedikit para milyarder yang mengendarai
mobil yang relatif murah, bahkan memilih membawa air dari rumah ketimbang
membeli air mineral kemasan.”

Jika seseorang ingin menjadi milyarder, harus memiliki mental inlander agar
bisa menjadi sederhana.

Jika seseorang masih memiliki materi yang sangat mencukupi, orang tersebut
memiliki mental milyarder.

Seseorang yang memiliki mental inlander hanya akan mengalami


kesengsaraan dalam hidupnya.Seseorang yang memiliki mental inlander
hanya akan mengalami kesengsaraan dalam hidupnya.

Agar menjadi manusia yang lebih bermanfaat, seseorang yang memiliki


mental inlander harus mengubahnya menjadi mental milyarder.

Menjadi seseorang yang tidak boros adalah salah satu cara agar bisa
menjadi manusia yang bermental milyarder.

Dalam membuat kesimpulan, yang harus diperhatikan adalah pendekatan:

· “apakah itu mungkin terjadi?”, atau

· “apakah itu sesuai dengan yang disampaikan?”.

Pilihan D merupakan pilihan yang tepat karena secara struktur merupakan


kalimat kesimpulan, sesuai dengan apa yang disampaikan, dan
berkemungkinan terjadi.

Pilihan A kurang tepat karena seharusnya memiliki mental milyarder yang


salah satu sifatnya adalah hidup hemat dan sederhana, seperti beberapa
orang bermental milyarder.

Pilihan B kurang tepat karena pernyataan tersebut belum tentu benar


mengingat banyak masyarakat menengah ke atas yang masih memiliki sifat
seperti bermental inlander.

Pilihan C kurang tepat karena teks tersebut tidak menjelaskan tentang


dampak buruk yang dirasakan oleh masyarakat yang bermental inlander.
Sekalipun iya, hanya sebatas pada tidak percaya diri, merasa tidak bisa apa-
apa, dan lain-lain yang belum tentu menyebabkan mereka sengsara.
Pilihan E kurang tepat karena pernyataan tersebut terdapat secara langsung
pada teks.

Jayabaya adalah raja terbesar dari Kerajaan Panjalu atau Kadiri (Kediri). Ia
memerintah tahun antara tahun 1135 – 1157 M. Dapat dikatakan, pada masa
pemerintahannya, Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya. Sebagai
Maharaja yang berhasil membawa Kediri ke puncak kejayaan (keemasan),
Jayabaya pun kemudian diberi gelar Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya
Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama
Uttungadewa. Bukti sejarah yang menerangkan masa kejayaan Kediri di
bawah kekuasaan Jayabaya, di antaranya berupa prasasti Hantang (1135),
prasasti Talan (1136), dan prasasti Jepun (1144), serta Kakawin
Bharatayuddha (1157).

Dari segi garis keturunan atau silsilah, Prabu Jayabaya adalah


keturunan ke-23 dari Nabi Adam, manusia pertama di muka bumi. Dalam
sebuah kisah diceritakan mengenai nenek moyang (asal usul) Jayabaya
sebagai berikut: Diceritakan bahwa Hyang Guru adalah anak dari Sang
Hyang Tunggal dan Dewi Rakti, maka setelah dewasa dan cukup
berpengetahuan ia datang ke Jawa dan mendirikan sebuah kerajaan.

Sebagai raja termasyhur pada masanya, yang berhasil membawa Kediri


pada puncak kejayaannya, nama Prabu Jayabaya selalu dikaitkan dengan
Jangka Jayabaya yang berisi ramalan-ramalan tentang nasib Pulau Jawa.
Keberhasilan dan kemasyhuran Raja Jayabaya dapat dilihat dari hasil sastra
pada masa pemerintahannya. Atas perintahnya, pujangga-pujangga keraton
berhasil menyusun kitab Bharatayudha. Kitab ini ditulis oleh Empu Sedah dan
diselesaikan oleh Empu Panuluh. Kitab Bharatayudha itu dimaksudkan untuk
mengabadikan kebesaran raja dan memperingati kemenangan-kemenangan
Raja Jayabaya.

Jayabaya bukan hanya seorang raja yang masyhur, namun juga ahli
perbintangan. Dengan kata lain, Jayabaya adalah seorang peramal ulung.
Hal itu terlihat dari ucapan-ucapannya tentang Pulau Jawa (Indonesia) di
masa depan yang terkumpul dalam Jangka Jayabaya. Ia meramal peristiwa
yang akan terjadi di Pulau Jawa hingga tahun 2074 tahun Jawa. Ramalan itu
sendiri dibuat ketika Sang Prabu Jayabaya berdiam di Gunung Wilis. Hingga
saat ini, banyak orang yang percaya bahwa ramalan Prabu Jayabaya
mengandung kebenaran. Oleh karena itu, oleh orang Jawa, Sang Prabu
sangat dihormati.

Semua pihak berpendapat bahwa Prabu Jayabaya sangatlah bijak, kuat


tirakatnya dalam mengemban tugas negara. Salah satu contohnya adalah
ketika dihadapkan pada persoalan negara. Untuk memecahkan persoalan
negara yang pelik, Sang Prabu disertai oleh permaisurinya, Ratu
Pagedhongan, disertai pula oleh beberapa menteri terkait. Ia melakukan
perenungan di Padepokan Mamening, memohon petunjuk Gusti, Tuhan.

...

Referensi:

Abimanyu, Soedjipto. 2014. Intisari Kitab-kitab Adiluhung Jawa Terlengkap


(hlm. 16-17; 21-22). Yogyakarta: Laksana.


Selama masa perenungan di Mamenang, raja dan ratu hanya menyantap
sedikit kunyit dan temulawak (tiga buah sebesar jari telunjuk) dan minum
secangkir air putih.

Setelah mendapatkan jawaban/solusi, raja dan rombongan kembali ke istana


Kediri.

Perenungan bisa berlangsung beberapa hari, minggu, bisa juga sebulan,


sampai mendapat jawaban/petunjuk dari Dewata Agung.Perenungan bisa
berlangsung beberapa hari, minggu, bisa juga sebulan, sampai mendapat
jawaban/petunjuk dari Dewata Agung.

Jadi, seorang raja/pemimpin itu harus memenuhi janji dan yang diucapkan
harus ditepati, tidak boleh mencla-mencle, cedera janji.

Pada keputusan tersebut, raja mengumumkan kebijakan yang diambil


kerajaan dan yang mesti dijalankan dan ditaati seluruh pejabat dan kuwala.

Untuk menjawab soal tersebut, harus melihat kalimat terakhir paragraf


sebelumnya agar dapat mengetahui topik apa yang akan dibahas
selanjutnya. Kalimat terakhir paragraf ke-5 adalah “Ia melakukan perenungan
di Padepokan Mamening, memohon petunjuk Gusti, Tuhan.” sehingga
kemungkinan terbesar agar kalimat paragraf selanjutnya menjadi padu adalah
pilihan C yang menjelaskan tentang perenungan tersebut.

Pilihan A lebih cocok dijadikan kalimat pendukung pilihan C.

Pilihan B lebih cocok dijadikan kalimat utama setelah paragraf pilihan C.

Pilihan D lebih cocok dijadikan kalimat pendukung setelah pilihan E.

Pilihan E lebih cocok dijadikan kalimat pendukung pilihan B.

tersohor

agung
suci

berwibawa

terabadikan

Kata “termasyhur” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti: ‘dikenal


banyak orang; terkenal; kenamaan’. Kata tersohor pada pilihan A memiliki arti
‘termasyhur; ternama; terkenal’ sehingga arti kata termasyhur memiliki arti
yang sama dengan tersohor.

Diceritakan bahwa Hyang Guru adalah anak dari Sang Rakti dan Dewi Hyang
Tunggal, maka setelah dewasa dan cukup berpengetahuan ia datang ke
Jawa dan mendirikan sebuah kerajaan.

Sebagai raja termasyhur pada masanya, yang berhasil membawa Kediri pada
puncak kejayaannya, nama Prabu Jayabaya selalu dikaitkan dengan Jangkar
Jayabaya yang berisi ramalan-ramalan tentang nasib Pulau Jawa

Semua pihak berpendapat bahwa Prabu Jayabaya sangatlah bijak, kuat


tirakatnya dalam mengemban tugas negara.

Bukti sejarah yang menerangkan masa kejayaan Kediri di bawah kekuasaan


Jayabaya, di antaranya berupa prasasti Talan (1135), prasasti Jepun (1136),
dan prasasti Hantang (1144), serta Kakawin Bharatayuddha (1157).

Untuk memecahkan persoalan negara yang pelik, Sang Prabu disertai oleh
permaisurinya, Ratu Pagelaran, disertai pula oleh beberapa menteri terkait.

Untuk menjawab soal tersebut, diperlukan pembacaan secara teliti dan tepat.
Kalimat pada pilihan C merupakan kalimat yang sesuai dengan teks,
sedangkan:


pilihan A seharusnya anak dari Sang Hyang Tunggal dan Dewi Rakti;

pilihan B seharusnya Jangka Jayabaya;

pilihan D seharusnya prasasti Hantang (1135), prasasti Talan (1136), dan


prasasti Jepun (1144), serta Kakawin Bharatayuddha (1157);

pilihan E seharusnya Ratu Pagedhongan.

membuat pertimbangan melalui analisis secara mendalam tentang apa yang


akan terjadi pada bangsa Indonesia

menjadi manusia berguna yang dapat membawa kesejahteraan dan kejayaan


bagi bangsa dan negara

membuat Kitab Bharatayudha versi kita ketika berkontribusi bagi bangsa dan
negara agar kelak menjadi wawasan bagi generasi seterusnya

tetap menjalankan budaya yang kita miliki

menjadi seseorang yang bijak dalam membuat keputusan agar kelak bisa
terhindar dari praktik kecurangan dan intoleransi

Untuk menjawab soal tersebut, diperlukan analisis tentang apa yang dapat
diteladani dari tokoh dan mencari hubungannya dengan kehidupan mencintai
Indonesia. Pilihan C merupakan sikap yang seharusnya tidak dicontoh karena
esensi pembuatan Bharatayudha adalah sebagai sarana pencatatan
kebesaran dan kemenangan raja. Sikap tersebut tidak seharusnya dicontoh
dalam kehidupan mencintai Indonesia.

Insects are fundamental to the functioning of land and freshwater ecosystems.


They permeate all aspects of these ecosystems and provide ecological
processes of vital importance for frogs, lizards, birds and mammals, especially
as food items for these vertebrates.

Insects also supply ecosystem services of great benefit in support of human


activity, especially food and fibre production, through actions such as
pollination, nutrient cycling and control of pest insects. This means that the
fate of insects is entwined with that of people and of many other vertebrates.

Yet all is not well with this entomological fabric. Insects are declining in
abundance in many parts of the world, and species are being lost at a rapid
rate, especially through the felling of tropical trees.
Scientists warn that these declines and losses are undermining the
ecosystems on which many lives depend. One of the known root causes is
habitat loss. This occurs especially through insect population decline and
extinctions arising from the carving up of the landscape and planting extensive
fields of single crops which causes landscape degradation and eventually
leads to loss of their natural habitat.

Other factors are the uncontrolled use of polluting compounds, especially


nitrogen-based fertilisers, overuse of pesticides, the spread of invasive alien
species and loss because other species on which they depend are also being
lost.

Overarching all of these impacts is global climate change, which is complex in


its manifestation on insect populations and interacts with the other impacts.
Climate change is associated with more extreme weather events and with
more intense and frequent fires reducing insect populations. It also changes
pest prevalence, making their control more difficult.

In addition to this, landscape fragmentation and habitat loss mean that insects
cannot move so easily across the terrain to find the conditions that suit them
best, as they once did. And these optimal habitats are becoming further apart
and smaller. Yet the future is not at all hopeless. Strategies are being put in
place in various parts of the world that when scaled up, will benefit insects
globally.

Source: Samways, M. (2020, March 2). Weaving insect wildlife back into the tapestry of life.
https://theconversation.com/

insects’ dependency towards human and other vertebrates

the overuse of pesticides

insect population decline

climate change

insects’ ecosystems

Jawaban: C. insect population decline

Pembahasan:
Topik yang dibahas pada teks di atas adalah berkurangnya populasi
serangga. Perhatikan bahwa setiap paragraf pada teks ini membahas tentang
topik tersebut, baik sebab maupun cara menanggulanginya. Jawabannya
adalah C.

virus spread

lack of food

insect hunting

habitat loss

controlled use of polluting compounds

Jawaban: D. habitat loss

Pembahasan:

Berdasarkan paragraf ke-4, penyebab berkurangnya populasi serangga


adalah hilangnya habitat alami dari serangga, yang tertulis jelas pada kalimat
kedua:

One of the known root causes is habitat loss.

Opsi A, B, dan C kurang tepat karena tidak terdapat pada teks. Opsi E kurang
tepat karena seharusnya “uncontrolled use of polluting compounds”.

It is complicated.

It will benefit insects globally.

It causes extreme weather.

It changes pest prevalence.


It is related to the other impacts.It is related to the other impacts.

Jawaban: B. It will benefit insects globally.

Pembahasan:

Opsi B merupakan pernyataan yang kurang tepat karena berdasarkan


paragraf ke-6, perubahan iklim justru berdampak buruk dengan adanya cuaca
ekstrim dan lain-lain.

Opsi A merupakan pernyataan yang benar karena pada paragraf ke-6


disebutkan perubahan iklim merupakan sesuatu yang “complex” yang berarti
rumit (complicated). Opsi C, D, dan E juga merupakan pernyataan yang benar
karena disebutkan pada paragraf ke-6.

weaving

preserving

constructing

excavating

impairing

Jawaban: E. impairing

Pembahasan:

Undermining berarti merusak. Sinonim dari undermining adalah impairing.

Weaving = menenun/menganyam (emang gaada nyambung2nya hehe)

Preserving = melestarikan

Constructing = membangun

Excavating = menggali
climate change

the impacts mentioned in the previous paragraphs

a supernatural horror movie

the reduce of insect population

extreme weather events and frequent fires

Jawaban: A. climate change

Pembahasan:

“It” merupakan kata ganti singular, oleh karena itu opsi B dan E dapat kita
eliminasi karena tidak singular.

Climate change is associated with more extreme weather events and with
more intense and frequent fires reducing insect populations. It also changes
pest prevalence, making their control more difficult.

Kata “it” mengacu pada kalimat sebelumnya. Subjek pada kalimat


sebelumnya adalah climate change, sehingga kata “it” mengacu pada
climate change.

Hayoo siapa yg jawab C xixixi,,,,,

Imagine you’re a cat, and, every time you meowed, the loud voice of a snooty-
sounding British gentleman kindly informed your human guardian of your
every thought and feeling (well, the thoughts and feelings you had before you
were terrified by the sound of the voice).

A new product called the Catterbox – the world’s first talking cat collar –
purports to do just that, using Bluetooth technology, a microphone and a
speaker to capture a cat’s meow and translate it into an English-speaking
human voice.

It’s not a joke; nor it is the first time a company has tried to use technology to
translate cat meows for humans. A few years ago, the Meowlingual promised
to interpret feline vocalization and expressions, but it didn’t exactly fly off the
shelves or revolutionize our relationships with cats.

Still, the fact that these devices exist speak to the obsession humans seem to
have with figuring out what their cats are thinking and feeling. Cats have a
reputation for being hard to read – their mind is a “black box” – and some
animal scientists have suggested that cats are just too challenging to even
study.
But while a talking cat collar isn’t likely to solve the mystery of the meow,
scientists have already discovered a few helpful things about human-cat
communication and cats’ environmental needs.

Source: Delgado, M. (2016, May 18). Could the mystery of the meow be solved by a new
talking cat collar?.
https://theconversation.com/

claims

promises

anchors

strokes

believes

Jawaban: A. claims

Pembahasan:

Purports artinya mengaku/menyatakan, sama dengan claims (opsi A).

Promises (opsi B) artinya berjanji,

anchors (opsi C) artinya berlabuh,

strokes (opsi D) artinya mengelus,

believes (opsi E) artinya percaya.

-Opsi edisi falling in love-

It is a joke that there is another company that tried to use technology to


translate cat meows for humans.
There has been another company that tried to use technology to translate cat
meows for humans, and it is not a joke.

There is no other company that tried to use technology to translate cat meows
for humans, but it is a joke.

There is no other company that tried to use technology to translate cat meows
for humans, yet it is not a joke.

There has been another company that tried to use technology to translate cat
meows for humans, but it is a joke.

Jawaban: B. There has been another company that tried to use technology to
translate cat meows for humans, and it is not a joke.

Pembahasan:

It’s not a joke; nor it is the first time a company has tried to use technology to
translate cat meows for humans.

Kata kunci pada kalimat ini adalah nor. Kata nor digunakan untuk
menggabungkan dua kalimat yang negatif.

Oleh karena itu, inti dari kalimat tersebut adalah:

To be used frequently.

To be unpopular.

To be invented correctly.

To be sold rapidly.

To be made in a large scale.


Jawaban: D. To be sold rapidly.

Pembahasan:

Fly off the shelves merupakan sebuah idiom/ungkapan yang berarti laku
terjual atau populer.


Yuk Daftar Tryout Selanjutnya!
Stay tune di instagram kita @edukasystem!

Anda mungkin juga menyukai