X2 BAB 3 SMT II Ayo Menundukkan Nafsu Syahwat dan Gadlab
1. Hakikat dan Sifat Dasar Nafsu
Pada hakikatnya semua manusia memiliki nafsu, karena manusia tidak dapat hidup jika tidak ada nafsu. Allah menciptakan manusia disertai dengan hawa nafsu. Banyak mengandung faedah, meski tidak bisa hidup jika tidak ada nafsu. Andaikata nafsu makan dicabut (misalnya) pasti binasalah manusia. Jika nafsu terhadap lain jenis dihilangkan, mereka tidak punya keturunan dan akhirnya binasa. Nafsu adalah keinginan seseorang atau dorongan hati yang kuat untuk memasuki kebutuhan hidupnya. Hawa nafsu adalah sesuatu yang disenangi oleh jiwa, baik bersifat positif maupun negatif, baik bersifat jasmani maupun ruhani. Perbuatan baik ataupun buruk digerakkan oleh nafsu, artinya menjadi pusat komando segala kegiatan manusia, sekaligus sebagai motor penggerak yang menggerakkan segala macam tingkah laku manusia. Nafsu itu ibarat seperti sungai dia bisa mengalir dengan tenang dan bisa meluap atau menghancurkan, dan karena itu perlu dikontrol dengan sistem bendungan dan irigasi yang baik sehingga memberikan manfaat yang maksimal bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Sehingga pada hakikatnya nafsu itu penting bagi diri manusia akan tetapi penggunaan nafsu yang tidak terkontrol pada diri manusia itu yang berbahaya. 2. Memahami Nafsu Syahwat a. Pengertian Nafsu Syahwat Secara istilah, nafsu adalah keinginan seseorang atau dorongan hati yang kuat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Syahwat secara lughawi artinya menyukai atau menyenangi. Yaitu kecintaan terhadap sesuatu sehingga kecintaan itu menguasai hatinya. Kecintaan itu sering menyeret seseorang untuk melanggar hukum Allah ’azza wa Jalla dengan tujuan untuk mendapatkan yang lezat–lezat Dorongan nafsu syahwat mengarah kepada tiga hal besar, yaitu : 1) Syahwat dan kesenangan terhadap harta benda, sehingga melahirkan kerakusan, perampokan, pencurian, manipulasi, korupsi, bahkan kekerasan fisik, seperti pembunuhan dan penganiayaan. 2) Syahwat dari kesenangan terhadap seks, sehingga melahirkan kejahatan dan kekejian berupa perzinaan, pemerkosaan dan penyimpangan seksualitas lainnya, bahkan hanya karena seks terjadi pembunuhan dan penganiayaan fisik. 3) Syahwat dan kesenangan terhadap jabatan dan kedudukan, sehingga melahirkan para pejabat dan pemimpin yang zalim, otoriter, bahkan diktator. Akhirnya menindas siapa saja yang akan menghalang-halangi.
b. Bahaya Menuruti Nafsu Syahwat
Salah satu sifat dari nafsu syahwat adalah “tidak pernah terpuaskan”, disaat kita menuruti satu keinginannya, nafsu itu akan menuntut hal lain dan akan terus begitu hingga tak ada habisnya. 1)Merusak potensi diri seseorang. Nabi Saw. mengingatkan bahwa mengikuti hawa nafsu akan membawa kehancuran. 2) Mendatangkan kesusahan dan kesempitan 3) Mengakibatkan rusaknya lingkungan alam karena nafsu mengeksploitasi alam yang berlebih-lebihan. 4) Melahirkan kerakusan, perampokan, pencurian, manipulasi, korupsi, bahkan kekerasan fisik, seperti pembunuhan dan penganiayaan. 5) Lahirnya para pejabat dan pemimpin yang zalim, otoriter, bahkan diktator. 6) Dampak menuruti syahwat kesenangan terhadap kelezatan makanan, akan menimbulkan berbagai macam penyakit tubuh. 7) Nafsu akan mendorong manusia untuk berbuat jahat, melampiaskan syahwat dan menentang ajaran agama.
b. Cara Menundukkan Nafsu Syahwat
Maka wajib bagi kita berusaha untuk menundukkan nafsu itu demi keselamatan dan kesejahteraan dunia akhirat dengan jalan sebagai berikut. 1) Meningkatkan taqwa kepada Allah dengan menerapi diri dengan rasa takut kepada Allah Swt. 2) Dengan Mujaahadah Mujaahadah berasal dari kata al-jihad yaitu berusaha dengan segala kesungguhan, kekuatan dan kesanggupan pada jalan yang diyakini benar. Mujaahadah artinya berusaha untuk melawan dan menundukkan kehendak hawa nafsu. Dengan kata lain, seorang yang bermujahadah rela meninggalkan apa yang disukainya demi memburu sesuatu yang diyakininya benar, baik dan betul. Mujaahadah melawan nafsu dengan cara menempuh tiga langkah seperti berikut : 1) Takhalli, mengosongkan diri dari sifat-sifat tercela. 2) Tahalli, menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji 3) Tajalli, tersingkapnya tabir yang menghalangi antara manusia dan Allah, rasa dilihat dan diawasi oleh Tuhan, kerinduan hanya tertuju pada Tuhan. Ketiga peringkat ini hendaklah dilakukan dengan melaksanakan latihan-latihan rohaniah yang dinamakan riyadah al nafs yakni latihan untuk melawan atau menentang atau memerangi semua kehendak-kehendak nafsu yang jahat. 4) Dengan jalan riyadah Riyadah adalah latihan kerohanian dengan menjalankan ibadah dan menundukkan keinginan nafsu syahwat. Riyadah ini dapat ditempuh dengan dua cara yaitu riyadah badan yaitu dengan mengurangi makan, minum, tidur dan mengurangi berkata-kata. Yang kedua riyadah rohani yaitu dengan memperbanyak ibadah, berzikir, bertafakkur, memperhatikan kejadian alam dan susunannya, serta memperhatikan segala keadaan masyarakat yang penuh kejahilan akibat menuruti hawa nafsu.
c. Hikmah Menundukkan Nafsu Syahwat
Nafsu syahwat pada diri manusia itu tidak boleh dihilangkan, tetapi penting untuk ditundukkan dan diarahkan sehingga akan memperoleh manfaat kebaikannya sebagai berikut. 1) Menjadi motivasi untuk berbuat baik, beribadah dan meraih kesuksesan 2) Hidup lebih terarah dan terkontrol. Selamat dan bahagia dunia akhirat 3) Terhindar dari perbuatan keji dan mungkar 4) Disukai banyak orang