Anda di halaman 1dari 105

KRITIK TERHADAP “LAKU 

PRIHATIN”
Berusaha memaknai laku prihatin secara tepat,
yang selama ini banyak orang telah salah kaprah
dalam memaknai dan memahaminya.

MAKNA PRIHATIN by sabdalangit

Untuk memudahkan pemahaman, prihatin saya akronimkan sebagai kepanjangan dari rasa perih
ing sajroning batin. Perih di dalam batin karena seseorang tidak lagi bergumul dalam
kenikmatan jasad mengumbar nafsu-nafsu ragawinya. Sebaliknya meredam atau mengendalikan
nafsu-nafsu tersebut agar berfungsi secara alamiah dan proporsional, yakni sekedar sebagai alat
mempertahankan kelangsungan hidup (survival), bukan untuk mengumbar segala keinginan
ragawi yang erat dengan kenikmatan.  Pengendalian atas nafsu-nafsu sebagai bentuk sikap
mengikuti kareping rahsa (sejati). Sementara itu sikap mengumbar hawa nafsu merupakan
perilaku menuruti segala macam kemauan dan keinginan panca indera tanpa mempertimbangkan
apa yang menjadi hak-hak dan kewajiban diri pribadinya maupun orang lain. Saya gambarkan
sebagai sikap mengikuti rahsaning karep (mengumbar napsu hawa).

Nafsu tak perlu dimatikan, hanya butuh pengendalian diri atau sikap mengekang hawa nafsu.
Jika belum terbiasa konsekuensinya akan menimbulkan efek perasaan yang tidak nikmat karena
pupusnya kesenangan ragawi yang selalu didambakan jasad. Hal inilah yang membuat 
kekecewaan dan akhirnya menimbulkan efek “kepedihan atau kepahitan”  yang dirasakannya.
Sebaliknya, mengumbar hawa nafsu, akan mendapatkan kesenangan dan kenikmatan (bersifat
semu) yang tiada taranya. Namun kesenangan itu hanya sebatas “kulit” atau kesenangan imitasi
yang tak ada limitnya. Bagai meneguk air laut, semakin banyak diminum, semakin terasa haus.
Untuk lebih jelasnya para pembaca silahkan membuka kembali posting saya terdahulu tentang
“Di manakah level Anda” di mana saya gambarkan proses perjalanan kesadaran manusia.

Itulah gambaran dari rahsaning karep, wujud konkritnya hanya berupa “kesenangan” yang
bersifat  imitasi saja. Sebaliknya, kareping rahsa (sejati) sekalipun terasa pahit hanyalah pada
level  “kulit”nya saja. Bagi orang yang memahami hakekat kehidupan, di balik penderitaan dan
kepahitan itu sungguh menyimpan sejuta kebahagiaan. Hanya saja sedikit orang yang benar-
benar tahu dan mau membuktikan “postulat” ini. Karep maksudnya adalah keinginan nafsu
sering dikiaskan pula sebagai “godaan setan yang terkutuk”.  Godaan bisa berasal dari luar diri,
yang diserap oleh panca indera, yakni; pori-pori kulit sebagai efek rangsangan akibat adanya
persentuhan dengan lawan jenis dsb. Bisa pula melalui rangsangan mata, telinga, penciuman, dan
indera pencicip mulut sebagai gerbang kerakusan perut. Mulut juga bisa berperan sebagai
pengobral kata-kata hasutan, penebar kalimat kebencian dan permusuhan. Dalam cerita
pewayangan, panca indera dilukiskan ke dalam simbol-simbol Pendawa Lima. Jika tepat
memanajemen akan memproduksi output yang sangat positif dan konstruktif, sebaliknya
menimbulkan output yang sangat negatif, merusak, destruktif bagi diri sendiri maupun orang lain
dan lingkungan alamnya.

MANUSIA MENENTUKAN PILIHAN, TUHAN (ALAM) MENENTUKAN


KONSEKUENSINYA
Semua orang dilengkapi dengan panca indera. Panca indera ibarat pisau, manusia bebas memilih
mau menggunakannya sebagai sarana yang positif dan konstruktif atau digunakan sebagai sarana
negatif dan destruktif. Yang jelas, bukan urusan tuhan untuk mengatur apakah seseorang
memilih jahat, hidup berada dalam kegelapan, atau memilih menjadi baik, hidup dalam cahaya
terang. Jika tuhan yang memilihkan, berarti itu tuhan palsu yang berada di dalam imajinasi
manusia. Imajinasi manusia beresiko “menciptakan”  tuhan bodoh dengan manajemen yang tidak
adil. Bagi tuhan yang maha pinter, tentunya untuk menentukan pilihan tersebut semua terserah
manusia. Sementara itu, tuhan atau hukum alam semesta cukup merangkai konsekuensi secara
detil, adil dan lugas untuk masing-masing pilihan manusia tersebut. Nah dengan pemahaman
seperti ini, terasa tuhan lebih adil kan. Selain itu, manusia akan berhenti mencari-cari kambing
hitam, menyalahkan tuhan karena tidak memberikan petunjuk untuk dirinya. Petunjuk untuk
menjatuhkan pilihan pun menjadi tanggungjawab setiap manusia. Siapa yang mau berusaha,
tentu akan membuahkan hasil.

UNTUK APA MENJALANI LAKU PRIHATIN (NURUTI KAREPING RAHSA) ?

Perlu saya garis bawahi bahwa laku prihatin sangat berbeda dengan penderitaan. Penderitaan
merupakan keadaan tidak menyenangkan, yang menyiksa secara lahir atau pun batin. Namun
tidak semua penderitaan adalah bentuk laku prihatin. Untuk menilai apakah suatu keadaan
termasuk kategori laku prihatin ataukah bukan, Anda bisa mencermati faktor penyebabnya.
Selain itu suatu penderitaan termasuk laku prihatin atau bukan, sangat tergantung cara masing-
masing individu dalam mengambil sikap.

Pertama, perilaku dan sikap yang tabah, sabar, tulus, bijaksana dan arif. Tipikal pribadi
demikian ini mempunyai level kesadaran yang bermanfaat sebagai pengendalian nafsu.
Kemerdekaan lahir dan batin yang terbesar manusia justru pada saat mana ia bisa  meredam,
menahan, atau mengendalikan hawa nafsunya sendiri. Inilah sifat arif dan bijaksana, yang
merubah penderitaan menjadi bentuk “laku prihatin”. Bahkan dalam tataran kesadaran spiritual
yang lebih tinggi, seseorang akan menganggap penderitaannya sebagai jalan “penebusan dosa”
atau “menjalani sanksi” (eksekusi pidana) atas kesalahan yang sadar atau tidak telah dilakukan 
di waktu yang telah lalu. Dalam tradisi Jawa-isme, menjalani penderitaan (musibah, bencana,
sakit, kesulitan dll) dengan sikap sabar, tulus, dan tabah, sepadan dengan makna karma-yoga
atau kesadaran diri untuk melakukan penebusan atas kesalahan yang pernah dilakukan.

Kedua, sikap yang keduwung nepsu. Atau dikuasai oleh nafsunya sendiri manakala tengah
mengalami suatu penderitaan. Misalnya sikap emosional yang berlebihan; bersedih terlalu
berlarut-larut, kalap, putus asa, selalu menggerutu dan grenengan, selalu mencari-cari kesalahan
pada pihak-pihak lain, serta tak mau melakukan instropeksi diri.

Mengapa nafsu tak perlu dilenyapkan? Karena melenyapkan atau menghilangkan nafsu
samasekali justru merupakan tindakan melawan kodrat alam. Coba Anda bayangkan jika
nafsu dimusnahkan, pasti kehidupan manusia akan segera punah dari muka bumi dalam waktu
100 tahun ke depan. Karena nafsu itu ada, karena menjadi alat untuk bertahan hidup, regenerasi,
serta melangsungkan kehidupan. Sebaliknya, memanfaatkan nafsu secara berlebihan atau tak
terkendali sama halnya dengan melakukan bunuh diri dan membunuh kehidupan lainnya secara
perlahan namun pasti. Nafsu adalah anugrah Tuhan, berkah alam semesta juga. Nafsu hanya
perlu dimanfaatkan sebagaimana mestinya sesuai kodrat alam. Jika digunakan secara arif dan
bijak akan menghasilkan kebaikan pula. Bukankah semua manusia lahir ke bumi berkat “jasa
baik” sang nafsu juga. Sebab itu, nafsu tidak perlu dimusnahkan atau dilenyapkan dari dalam
jagad alit diri manusia. Pengendalian nafsu bertujuan supaya seseorang berpegang pada prinsip
nuruti kareping rahsa. Bukan sebaliknya nuruti rasaning karep. Sampai disini, alasan utama
mengapa seseorang perlu menjalani laku prihatin, tidak lain untuk menggapai kesadaran
lebih tinggi dalam memaknai apa sejatinya hidup di dunia ini. Pada gilirannya, kesadaran
tersebut dapat menjadi sarana utama untuk menggapai kualitas hidup yang lebih tinggi.
Secara spiritual, laku prihatin mempunyai energi yang memancar ke segala penjuru. Energi yang
timbul dari dalam diri (jagad kecil) yang selaras dan harmonis dengan hukum alam (jagad
besar). Keselarasan dan sinergi di antara keduanya inilah yang akan menempatkan seorang
penghayat laku prihatin dalam jalur hidup yang penuh dengan anugrah dan berkah alam semesta.

PRINSIP DASAR DALAM LAKU PRIHATIN

Menjalani laku prihatin pada prinsipnya adalah perbuatan sengaja untuk mengendalikan
nafsu negatif yang bersumber dari kelima indera yang dengan instrumen hati sebagai terminal
nafsu tersebut (tapa brata dan tarak brata).  Kita semua tahu, bahwa pemenuhan nafsu negatif
memiliki daya tarik yang luar biasa karena di dalamnya menyimpan segudang kenikmatan.
Kenikmatannya sungguh dahsyat dan menggiurkan,  namun bersifat semu atau imitasi. Anda bisa
juga menyebutnya sebagai kenikmatan palsu, di mana kenikmatannya bersifat tidak langgeng,
dan cenderung merusak. Tak ada kepuasan, dan setiap saat minta dituruti kemauannya tanpa
kenal waktu. Setiap hari tuntutan nafsu akan semakin bertambah kompleks dan semakin variatif.
Artinya, tingkat kepuasan nafsu hanyalah sementara saja. Apabila nafsu berubah menjadi liar
maka karakternya menjadi negatif dan destruktif. Sebagai konsekuensinya, bagi yang belum
terbiasa menjalani laku prihatin, ia akan merasakan “kepedihan” dan “kehausan”   dalam hati.
Bagaikan minum air garam, semakin banyak minum Anda akan semakin merasa haus. Itulah
karakter nafsu negatif.  Paling prinsip menjalani laku prihatin, adalah berupa PENGUASAAN
dan DOMINASI “kerajaan batin” terhadap “kerajaan jasad” yang berpusat di dalam gejolak
nafsu.

SULITNYA MENGIDENTIFIKASI LAKU PRIHATIN

Dari pembahasan ini dapat diambil intisari bahwa menjalani keprihatinan (laku prihatin)  sama
sekali TIDAK IDENTIK dengan perilaku yang gemar hidup dalam penderitaan,
kesengsaraan dan serba kekurangan. TIDAK IDENTIK pula dengan perilaku  serba
membatasi diri untuk menghindari gaya hidup yang serba kecukupan lahir dan batin. Bukankah
kita semua tidak ingin menjadi “pengemis” atau menjadi orang “peminta-minta” yang telapak-
tangannya selalu menengadah?!

Untuk menghindari cara hidup seperti itu, kita mesti memegang prinsip bahwa setiap saat
“kerajaan batin” harus mampu ngemong atau mengasuh “kerajaan jasad”  agar tidak nyelonong
ke arah yang negatif. Dengan begitu terbangun pola keseimbangan antara “kerajaan batin”
dengan “kerajaan lahir”. Dalam implementasi perbuatan, dapat dilihat ketika SIKAP
seseorang menjalani hidup ini secara tidak berlebih-lebihan, maksudnya memenuhi segala
keinginannya melebihi apa yang ia butuhkan. Idealnya, hidup ini dijalani dengan sikap
sakmadyaning gesang ; artinya proporsional, selaras, dengan apa yang benar-benar menjadi
kebutuhan hidup. Prinsip keseimbangan tersirat dalam sebuah tamsil “ngono ya ngono ning aja
ngono”. Untuk itu sering kita diingatkan agar supaya menjalani hidup secara proporsional, tetap
berada dalam batas toleransi untuk melakukan sesuatu hal, asal tidak kebablasan, atau
melampaui batas nilai kepantasan, nilai  kebutuhan, dan melebihi batas nilai kewajaran (norak).
Kemewahan hidup bukan lantas berarti seseorang tidak menjalani “laku prihatin”. Namun hidup
bermewah-mewahan konotasinya adalah hidup berlebih-lebihan (melebihi apa yang menjadi
kebutuhan), dan makna ini yang termasuk tidak menjalani “laku prihatin”. Misalnya seorang
pengusaha, membeli mobil berjumlah 10 unit dengan berbagai tipe dan mahal harganya untuk
menjelajah medan yang berbeda-beda, atau untuk memenuhi kebutuhan operasional
perusahaannya. Ini bukan termasuk pola hidup berlebihan dan bermewah-mewah.  Lain halnya,
keluarga kecil yang terdiri hanya 3 orang anggota keluarga, membeli kendaraan mewah hingga 4
unit atau lebih, melebihi apa yang dibutuhkan untuk operasional sehari-hari. Ini termasuk hidup
berlebihan dan bermewah-mewah. Walaupun hal itu menjadi hak setiap orang untuk
melakukannya, namun dampak negatif ada pada dirinya sendiri. Kembali kepada diri sendiri.

CONTOH PENILAIAN TERHADAP “LAKU PRIHATIN”

Berikut di bawah ini, saya kemukakan beberapa contoh teknis mengidentifikasi apakah suatu
penderitaan merupakan bentuk keprihatinan atau bukan. Jika bukan, penderitaan itu bisa jadi
merupakan hukuman atau akibat dari sebab pernah melakukan kesalahan kepada orang lain.
Maka dari itu kita bisa melihat apa faktor penyebab seseorang mengalami penderitaan.

Suatu keadaan menderita BUKAN termasuk dalam kategori LAKU PRIHATIN, apabila
keadaan itu akibat dari ulah perbuatannya sendiri. Misalnya sebagai berikut;

1. Seseorang dipenjara karena ia mencuri, korupsi, membunuh orang.


2. Seseorang yang hidupnya serba susah, celaka, sial dan menemui kesulitan,  karena ia
gemar mempersulit orang lain, menyerobot hak orang lain, dan sering menyakiti hati
sesama, atau sering menyusahkan orang banyak baik disadari maupun tidak disadarinya.
3. Seseorang yang mengalami kesulitan ekonomi, karena ia orang yang malas bekerja,
menyia-nyiakan masa-masa belajar dengan mengejar kesenangan hedonistis.
4. Orang yang kesulitan mendapatkan pekerjaan karena ia orang yang tidak jujur dan tidak
bisa dipercaya untuk bertanggungjawab menjalankan tugas dan tanggungjawab
pekerjaan.
5. Kehilangan harta benda, karena ia seorang yang pelit, atau orang yang mencari harta
denga cara menindas (menari di atas bangkai). Misalnya menangguk untung besar atas
pembebasan tanah (menyerobot) yang dilakukan secara tidak adil, kurang adil dan tidak
jujur, rentenir dan sejenisnya.
6. Sakit parah di masa tua hingga menghabiskan seluruh harta kekayaannya, karena di masa
lalu ia menjadi hakim, pengacara, aparat penegak hukum, jaksa, dsb yang sering
mempraktekan “pagar makan tanaman”, tidak menjunjung tinggi keadilan dan kejujuran.
7. Mengalami berbagai peristiwa tragis, yang mengakibatkan kehilangan harta benda atau
nyawa, sakit parah tak kunjung sembuh, tak ada orang yang mau menolongnya,  karena
di masa lalu ia berpraktek menjadi rentenir, lintah darat, atau memiliki pesugihan, atau
sering menyerobot hal orang lain.

Contoh-contoh di atas lebih berupa hukuman atau karma (karma-pala). Yakni akibat ulah dirinya
sendiri yang menimbulkan dampak berlangsungnya hukum sebab-akibat. Siapa menanam, akan
mengetam. Meskipun demikian, orang yang terkena karma atau terkena eksekusi dari mekanisme
hukum alam, jika dapat menjalani semua penderitaan itu dengan PENUH KESADARAN untuk
menerima dan instropeksi diri akan kesalahannya selama ini, sikap demikian justru akan
mempercepat selesainya “masa hukuman”. Paling tidak, kemungkinan masih ada waktu untuk
mengoreksi kesalahan lalu memperbaiki pada sisa-sisa waktu yang masih ada. Sikap demikian
termasuk laku prihatin level bawah. Caranya adalah menjalani masa-masa “hukuman” dengan
sikap menerima, sabar, ikhlas, tidak menggerutu. Lebih ideal jika kita melakukan evaluasi diri
apakah kira-kira kesalahan yang kita lakukan baik yang kita sadari maupun yang tidak disadari
selama menjalani kehidupan ini. Setelah itu, berusaha mengoreksi kesalahan-kealahan selama
ini, yakni dengan menjalani kehidupan dengan prinsip yang lebih ideal dibanding waktu masa
lalu.

Karena sulitnya mengidentifikasi suatu penderitaan, apakah termasuk hukuman ataukah


jalan untuk laku prihatin. Saya pribadi menempuh sikap “paling aman”, dengan cara lebih
suka menganggap suatu penderitaan sebagai HUKUMAN tuhan atau alam semesta, ketimbang
menganggapnya sebagai COBAAN (bagi orang-orang beriman). Jika saya menganggap setiap
derita sebagai cobaan, maka sikap demikian beresiko menimbulkan sikap kurang waspada dan
kurang eling. Sebaliknya tanpa disadari justru membuat sikap “besar kepala”, merasa diri sudah
beriman lalu disayang tuhan. Karena tuhan sayang kepada kita kemudian tuhan memberi cobaan.
Inilah sikap yang penuh bias, sikap menghibur diri sendiri, sikap GEDE RASA (Ge-eR), dengan
menyangka disayang-sayang Tuhan, lalu tuhan pun mencoba dirinya. Di sinilah awal mula kita
tergelincir karena hilangnya sikap eling dan waspada. Terlalu naif kiranya.

Lalu…manakah yang disebut laku prihatin ? Baiklah, di bawah ini saya fokuskan pembahasan
soal apa saja perbuatan yang termasuk kategori LAKU PRIHATIN. Termasuk pembahasan
beberapa scope atau lingkup/cakupan laku prihatin yang menentukan level-level kualitasnya.
LAKU bermakna bahwa perbuatan yang tidak disengaja maupun disengaja atau direncanakan
secara sadar untuk mengoptimalkan kekuasaan  “kerajaan batin” atas “kerajaan jasad” kita
sendiri.

KATEGORI LAKU PRIHATIN

Dilihat dari faktor penyebabnya, laku prihatin dapat dibagi menjadi dua kategori. Yakni laku
prihatin disengaja, dan laku prihatin tidak disengaja ;  by sabdalangit

Laku Prihatin Tidak Sengaja

Suatu keadaan di mana seseorang terpaksa mengalami suatu penderitaan yang disebabkan bukan
oleh akibat langsung dari ulah dirinya sendiri. Keprihatinan tak sengaja ini disebabkan oleh ulah
orang lain. Seseorang mengalami keprihatinan  karena menjadi obyek penderita saja. Dengan
kata lain keprihatinan timbul sebagai akibat atas situasi dan kondisi keadaan di sekeliling kita,
misalnya ulah orang lain yang bertindak ceroboh, maupun ada unsur sengaja ingin mencelakai
diri kita. Misalnya ulah para koruptor yang menggasak kekayaan negara mengakibatkan
kesengsaraan  rakyat yang tak kunjung usai. Atau ulah teroris yang meledakkan bom, sehingga
membunuh salah satu anggota keluarga yang menopang nafkah bagi seluruh keluarganya.
Akibatnya adalah timbulnya kesulitan hidup bagi anggota keluarga yang dinafkahi korban yang
telah mati. Anggota keluarga yang ditinggalkan, hidup dalam suasana penuh keprihatinan.
Keprihatinan tak sengaja, di dalamnya termasuk keprihatinan sebagai akibat dari force major
atau kejadian yang tak terelakkan seperti musibah dan bencana alam. Penderitaan yang dialami
sebagai ekses atau akibat buruk atas kejadian di luar diri yang menimpanya. Namun demikian
penderitaan yang menimpa diri kita tidak secara otomatis menjadi ajang untuk menjalani (laku)
prihatin.  Semua masih tergantung pada cara kita merespon atau menyikapinya. Apabila
diri kita tetap banyak-banyak mensyukuri sisa-sisa nikmat dan anugrah yang ada, serta tidak
ngedumel atau menggerutu (grenengan), atau selalu mengeluh. Sebaliknya justru dijalani dengan
benteng kekuatan terakhir yakni kesabaran dan ketulusan, tetap kuat dan semangat berusaha
dengan gigih, sekuat tenaga dan pikiran untuk meneruskan hidup, maka penderitaan yang
dialami itu barulah akan berubah menjadi “laku” prihatin.

Sia-sia kah kesabaran, ketulusan, dan sikap gigih berusaha yang Anda lakukan ? Tentu
saja tidak ada yang sia-sia. Dalam kurun waktu tertentu, cepat atau lambat, apa yang Anda
lakukan akan membuahkan hasil yang gemilang. Kesuksesan hidup lahir dan batin akan Anda
rasakan. Begitulah rumus baku sebagai kuci dalam upaya Anda merubah MUSIBAH menjadi
ANUGRAH yang terindah. Masukkan prinsip hidup di atas ke dalam jiwa Anda, lalu wujudkan
kesadaran “jiwa” anda tersebut ke dalam perbuatan nyata, yakni menghayatinya dalam setiap
gerak langkah kehidupan Anda di manapun dan suasana apapun juga. Itulah makna dari JAWA,
yakni jiwa kang kajawi, jiwa kang kajawa. Menjiwai nilai-nilai luhur kedalam perbuatan sehari-
hari. Nilai-nilai luhur yang telah dijiwai, lalu dihayati dalam perbuatan nyata. Jawa iku jawabe !
dudu mung ujare. Yang penting adalah tindakan nyata, bukan sekedar mulut berbusa-busa
memainkan teori. Falsafah hidup bagi orang Jawa yang belum hilang kejawaannya; yang
terpenting dari nilai luhur, bukan sekedar katanya (teorinya), tetapi aplikasinya dalam perbuatan
sehari-hari. Bangunlah jiwanya, maka bangunkan badannya..!! Kesadaran jiwa, diimbangi oleh
kesadaran berbuat.

Laku Prihatin Disengaja

Laku Prihatin disengaja atau direncanakan mempunyai dua macam orientasi. Pertama ; laku
prihatin yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup diri pribadi. Misalnya Anda
melakukan berbagai ritual puasa, cegah turu, atau melek-melek, cegah syahwat atau sesirih.
Anda mengembara berkelana jauh tanpa bekal apapun di tangan dengan tujuan merasakan
kehidupan yang polos, lugas, apa adanya, dan mendapatkan berbagai pengalaman untuk
merasakan sisi kehidupan yang tak pernah Anda rasakan sebelumnya. Atau Anda sengaja hidup
dalam suasana yang serba kekurangan atau pas-pasan. Laku prihatin ini bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas mental lahir dan batin setiap masing-masing pribadi yang sengaja
menjalani “laku prihatin” model demikian. Namun laku prihatin ini manfaatnya belum bisa
dirasakan oleh orang lain atau lingkup yang lebih luas secara langsung. Kedua ; laku prihatin
dengan tujuan agar hidup kita bermanfaat bagi lingkungan yang lebih luas. Misalnya
membantu sesama, atau menolong orang lain yang sedang mengalami penderitaan dan kesulitan
dengan tulus tanpa pamrih apapun (tapa ngrame).

LEVEL LAKU PRIHATIN

Level Bawah (Orientasi Diri Pribadi)

Laku prihatin level bawah berorientasi untuk kebutuhan meningkatkan kualitas diri pribadi.
Masing-masing orang sah-sah saja menjalani laku prihatin level bawah ini dengan cara dan gaya
yang berbeda-beda, misalnya dengan cara berpuasa, cegah tidur, cegah sahwat, cegah makan,
atau mengembara tanpa bekal uang di tangan, makan hanya apa yang ditemukan saja, menjalani
hidup dalam kondisi serba pas-pasan bahkan serba kekurangan. Semua dijalani dengan kesabaran
dan ketulusan, untuk membangun kekuatan mental lahir dan batin. Hilangnya rasa takut berganti
dengan nyali berani hidup dalam gelimang derita dan sengsara (lara lapa). Namun laku prihatin
ini efeknya sebatas mematangkan dan menguatkan keadaan mental lahir dan batin si pelaku.
Apapun cara laku prihatin yang Anda lakukan tidaklah menjadi soal, yang penting dilakukan
dengan sepenuh hati, jangan setengah-setengah karena akan percuma sia-sia saja, tak akan
mendapatkan hasil yang maksimal. Manusia sejati kuat mental lahir dan batin bukanlah orang
yang berani mati, tetapi orang yang berani hidup. Yakni hidup dalam gelimang sengsara dan
derita (kuat tapa brata; lara lapa, lara wirang). Namun, menjalani laku prihatin seperti itu
belumlah cukup untuk meraih suatu kemuliaan yang sejati. Diumpamakan, kita baru
memperoleh instrumen atau alat untuk meraih tujuan. Alat itu berupa kematangan sikap, lahir
dan batin, solah (perilaku lahir) dan bawa (perilaku batin) yang arif dan bijaksana dalam
memahami dan menjalani kehidupan yang teramat kompleks ini.

Level Tinggi (Orientasi Publik)

Berbeda dengan laku prihatin di atas, yang saya kategorikan sebagai bentuk laku prihatin level
bawah, maka laku prihatin ORIENTASI PUBLIK saya kategorikan sebagai laku prihatin level
tinggi. Penghayat laku prihatin bukan lagi berorientasi untuk meningkatkan kualitas mental lahir
dan batin dengan obyek (sasaran) pribadinya sendiri. Dengan bekal instrumen atau alat berupa
kualitas diri lahir dan batin sudah tercapai, maka yang paling utama adalah memanfaatkan
instrumen tersebut dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkup “ruang publik”, dengan
obyek/sasaran yang lebih luas yakni orang banyak.   Laku prihatin berorientasi publik, dilakukan
dengan penuh kesadaran diri akan makna sejatinya kehidupan ini. Termasuk untuk menjawab
atas pertanyaan,”untuk apa kita lahir dan berada di planet bumi ini? Bagi saya pribadi, kita
hidup bukan untuk MENCARI. Melainkan untuk memberi. Memberi artinya membuat diri
kita bermanfaat untuk seluruh makhluk dan lingkungan alam di sekitar kita. Yakni saling
memberi kasih sayang (welas asih) kepada seluruh makhluk tanpa kecuali. Welas asih memiliki
wujud konkrit, yakni berupa SEDEKAH (donodriyah) atau memberikan sesuatu yang
bermanfaat bagi kehidupan seluruh makhluk. Meliputi sedekah lahir berupa harta, tenaga,
pikiran, sedekah doa (paling lemah). Dan sedekah batin berupa kasih sayang yang menghasilkan
rasa nyaman, aman, tenteram. Memberi, atau donodriyah, dalam falsafah hidup Jawa disebut
sebagai mulat laku jantraning bumi. Mengikuti sifat tabiat bumi yang selalu memberi kehidupan
kepada seluruh makhluk tanpa kecuali, dan tanpa pilih kasih. Untuk menghayatinya, kita terlebih
dahulu harus menjadi manusia yang memiliki instrumen lahir dan batin yang cukup ideal. Yakni
menjadi manusia yang MERDEKA LAHIR & BATIN, yang manusia yang tidak lagi tersekat-
sekat oleh primordialisme agama, golongan, kepentingan politik, suku, dan ras.

Coba simak baik-baik serat Wedhatama bait Sinom pupuh 29 berikut ini :

Mungguh ugering ngaurip,


Pedoman hidup itu demikian seyogyanya,
Uripe lan tri prakara,
hidup dengan tiga prinsip;
Wirya arta tri winasis,
Keluhuran (kemuliaan, kekuasaan), harta
Kalamun kongsi sepi,
(kemakmuran), ketiga ilmu pengetahuan.
Saka wilangan tetelu,
Bila tiga perkara itu tak satu pun dapat diraih,
Telas tilasing janma,
habis lah harga diri manusia.
Aji godhong jati aking,
Masih lebih berharga daun jati kering, bakal
mendapatlah derita, sengsara dan terlunta.
Temah papa papariman
ngulandara

Dalam Pupuh Sinom serat Wedhatama karya Ingkang Wicaksana Gusti Mangkunegoro IV di
atas menggambarkan prestasi hidup seseorang yang sangat ideal untuk menjalani laku prihatin.
Sekilas tampak paradoksal dengan laku prihatin yang sering diidentikkan dengan keadaan yang
serba tidak enak, menderita dan sengsara. Tapi coba lah kita telaah dengan melibatkan nurani.
Saya coba berefleksi dengan mengajukan pertanyaan berikut ;

Pilih model yang manakah untuk menjalani laku prihatin, apakah menjalani hidup dalam
keadaan serba kekurangan, pas-pas-an, ataukah menjalani hidup dalam keadaan serba
kecukupan materi, kaya ilmu, dan berkuasa ?

Jangan tergesa menjawab dan menyimpulkan. Para pembaca yang budiman silahkan melanjutkan
membaca tulisan di bawah ini.

Prihatinnya Orang Kaya Harta

Orang yang kaya harta melakukan prihatin dengan cara memanfaatkan hartanya tidak hanya
untuk kepentingan dan kebutuhan dirinya sendiri dan keluarganya saja. Tetapi harta-
kekayaannya dimanfaatkan pula agar menjadi berkah bagi orang-orang di sekitarnya termasuk
lingkungan alamnya. Hartanya bermanfaat untuk menolong dan membantu orang banyak tanpa
pilih kasih, tidak berdasarkan sentimen agama, ras, suku, golongan, kelompok kepentingan.
Itulah orang kaya harta yang mau menjalani laku prihatin. Hidupnya mberkahi, jauh lebih
bermanfaat ketimbang orang yang menjalani laku prihatin level bawah.

Prihatinnya Orang Kaya Ilmu


Orang kaya ilmu, baik ilmu pengetahuan maupun ilmu spiritual, akan menjalani laku prihatin
dengan cara memanfaatkan ilmunya tidak hanya untuk kepentingan dirinya sendiri dan
keluarganya saja. Tetapi dimanfaatkan pula agar menjadi berkah bagi orang-orang di
sekelilingnya, untuk masyarakat luas, bangsa, termasuk lingkungan alam sekitarnya. Ilmunya
dibagi secara tulus, tanpa mengharap upah atau imbalan kepada siapa saja yang memerlukan.
Dan dilakukan  tanpa pilih kasih, tidak berdasar sentimen agama, ras, suku, golongan, kelompok,
dan kepentingan. Itulah orang kaya ilmu yang menjalani laku prihatin.

Prihatinnya Orang Punya Kekuasaan

Orang punya otoritas kekuasaan menjalani laku prihatin dengan cara memanfaatkan
kekuasaannya untuk menciptakan berkah bukan saja bagi diri dan keluarganya, lebih utama
adalah untuk dipersembahkan kepada rakyat dan ibu pertiwinya (alam semesta). Kekuasaannya
dijadikan sarana untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat yang dipimpinnya serta
untuk menjaga kelestarian lingkungan alam. Dengan kata lain, kekuasaan dimanfaatkan untuk
menciptakan negeri yang adil makmur, gemah ripah loh jinawi, tata titi tentrem kerta raharja.
Itulah orang punya otoritas kekuasaan yang menjalani laku prihatin. Negarawan sejati, adalah
wajah orang yang sugih kuwasa yang menjalani laku prihatin. Berbeda dengan “politikus sejati”
yang hanya membela kelompoknya, kepentingannya, golongannya, sesama keyakinan, sesama
suku dan rasnya sendiri. Namun untuk memenuhi kriteria ini bukan berarti kita harus menjadi
pemimpin, pejabat, penguasa. Kita perlu menyadari bahwa setiap diri kita merupakan seorang
pemimpin. Yakni pemimpin untuk diri kita sendiri, keluarga, sahabat, kelompok, organisasi dst.

Kesempatan Besar Menggapai Kamulyan Sejati

Kenapa musti sugih bondo, sugih ngelmu, sugih kuwasa ? Bagaimanapun juga seseorang yang
dilengkapi dengan 3 macam kemampuan tersebut (setidaknya memiliki salah satu di antaranya),
akan memiliki kesempatan besar untuk selalu MEMBERI (telapak tangan telungkup) kepada
yang lain. Lain halnya orang yang menjalani laku prihatin untuk dirinya sendiri, walau kemauan
ada, tetapi belum tentu memiliki kemampuan untuk memberi. Secara logik orang yang lengkap
memiliki 3 kemampuan tersebut akan mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menjalani
laku prihatin level tinggi. Ia memiliki “ladang amal”. Sehingga ia lebih banyak kesempatan
untuk menanam “pohon kebaikan” dengan jumlah sebanyak-banyaknya. Tentu “buah-buah”
yang dihasilkan pun akan lebih banyak lagi. Dalam satu kali tanam saja bisa mencapai ribuan,
bahkan jutaan “pohon kebaikan”. Dengan kata lain, jika benar-benar memanfaatkan kesempatan
yang dimilikinya, seseorang lebih mudah menggapai kamulyan sejati dalam kehidupan dunia
maupun kehidupan sejati kelak. Seorang presiden, ratu, raja, gubernur, bupati, dan pejabat daerah
lainnya, adalah orang-orang yang memiliki ladang amal, alias memiliki kesempatan besar meraih
kamulyan sejati. Persoalannya, apakah orang-orang itu mau memanfaatkan kesempatan besar
itu ? Semua tergantung pilihan sikap dan kesadaran spiritualnya masing-masing.

KAYA HATI ; Laku Prihatin Level Tinggi

Laku prihatin level tinggi, adalah dengan cara memberi sesuatu yang bermanfaat kepada banyak
orang. Memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain artinya adalah BERSEDEKAH.
Sudah beberapa kali saya sampaikan dalam beberapa tulisan terdahulu, jika kita ingin
bersedekah, atau membiasakan telapak tangan kita selalu “telungkup” mulailah sejak kita
belum menjadi orang kaya, sejak belum memiliki ilmu yang luas, dan sebelum menjadi
penguasa. Banyak orang berjanji akan bersedekah (donodriyah) dengan cara membantu,
menolong, memberi tapi nanti jika sudah kaya, sudah punya harta, sudah punya ilmu atau
sudah berkuasa.

wrote by sabdalangit

Prinsip demikian biasanya gagal terlaksana karena setelah benar-benar kaya akan lupa terhadap
janji-janjinya sendiri yang pernah diucap pada waktu masih miskin atau hidup ngrekoso. Maka
idealnya untuk memberi, menolong, membantu sesama hendaknya dibiasakan sejak kita belum
menjadi orang kaya, sejak ilmu pengetahuan dan spiritual kita masih pas-pasan.  Kita harus
mensetting HATI kita, menjadi orang yang KAYA HATI. Orang yang kaya hati tidak lagi
menghitung-hitung berapa prosentase harta untuk dikeluarkan sebagai sarana membantu dan
menolong orang lain. Jika kita masih saja menghitung prosentasenya, kita masih terjebak pada
kebiasaan buruk untuk menggugurkan kewajiban saja. Setelah mengeluarkan hartanya sekian
persen, maka ia menganggap sudah selesailah tanggungjawab sosialnya. Inilah kebiasaan buruk
yang terus terpelihara sampai saat ini.

Sementara itu, menurut pengalaman, KAYA HATI adalah modal utama, terutama untuk meraih
kekayaan ilmu dan materi. Seringkali pintu rejeki seret atau tertutup rapat gara-gara seseorang
memiliki HATI yang MISKIN. Sebuah pengalaman nyata dan bisa dibuktikan oleh siapa saja,
sungguh KAYA HATI justru menjadi kunci pembuka menuju kesuksesan lahir batin, kesuksesan
moril dan materiil.

Untuk menjadi orang yang kaya hati, tentu harus belajar.  Pada tahap awal akan terasa pahit dan
getir menjadi orang yang kaya hati. Untuk itu diperlukan kegigihan, ketekunan, kesabaran, tekad
bulat, serta sikap percaya diri bahwa apa yang Anda lakukan bukanlah hal yang sia-sia. Agar
sikap percaya diri itu bisa tumbuh dalam diri pribadi, biasanya seseorang memerlukan bukti atau
contoh, setidaknya pengalaman yang dialami orang lain. Mudah-mudahan tulisan  ini dapat
menumbuhkan sikap percaya diri bagi para pembaca yang budiman yang tengah belajar menjadi
orang yang kaya hati. Bahwa sikap dan tindakan Anda sama sekali bukanlah hal yang sia-sia.
Sebaliknya, kaya hati merupakan sikap yang selaras dan harmonis dengan hukum alam. Yang
akan membuat diri kita selalu berada dalam lajur yang penuh berkah dan anugrah.

TOLOK UKUR KAYA HATI

KAYA HATI sama dengan MURAH HATI. Orang yang murah hati, akan selalu mudah
rejekinya. Semakin banyak memberi (tentu dengan ketulusan) akan semakin banyak menerima
atau mendapatkan rejeki. Maka orang yang kaya hati, selama hidupnya tak pernah mengalami
penderitaan akibat kekurangan. Orang yang kaya hati, hidupnya akan selalu terjaga dari segala
kefakiran. Sebab kaya hati akan menjadi PAGAR GAIB yang senantiasa melindungi diri kita
dari segala macam marabahaya, derita dan sengsara. Sudahkah kita murah hati ??? Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, seyogyanya dilakukan secara obyektif. Jangan berpegang pada
penilaian dari kacamata kita sendiri (subyektif). Tetapi dengarkan dan lihatlah apa penilaian
orang-orang lain pada diri kita sendiri (obyektif).
“jadilah orang yang kaya hati,

sejak kita belum menjadi kaya harta,

kaya ilmu, dan kaya kuasa”

SETIAP ORANG PUNYA SESUATU UNTUK MEMBANTU & MENOLONG

Sekalipun seseorang paling miskin se-Indonesia, namun bukan berarti tak punya apa-apa lagi
untuk modal menjalani laku prihatin level tinggi. Dalam falsafah hidup Jawa (kejawen)
mempunyai prinsip bahwa bersedekah bisa dilakukan melalui empat cara sesuai dengan
kemampuan masing-masing orang. Cara-cara tersebut menunjukkan level atau tingkatan derajat
nilai dalam menjalani laku prihatin. Berikut ini saya urutkan dari level paling bawah :

1. Sedekah Doa : sedekah doa adalah doa bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk
orang lain. Namun demikian sedekah doa merupakan sedekah yang paling mudah dan
sedekah yang paling lemah. Boleh dibilang sedekah ini tanpa memerlukan modal. Jika
mulut tak kuasa berucap, hatipun masih bisa berdoa. Anda bisa melakukan sambil
berbaringan, sambil duduk santai dst. Bahkan orang yang sedang terkapar sakitpun masih
bisa bersedekah doa untuk orang lain.
2. Sedekah Pikir dan Wicara (tuturkata) : satu level lebih tinggi dari sedekah doa. Sedekah
ini memerlukan modal berupa kemampuan berfikir yang konstruktif, dan kemampuan
menyusun kata-kata menjadi rangkaian kalimat tuturkata yang menentramkan hati dan
menumbuhkan semangat hidup bagi orang lain.
3. Sedekah Tenaga ; satu level lebih tinggi dari sedekah point 2 di atas. Orang yang
bersedekah harta memerlukan modal dan perjuangan yang lebih banyak. Kita butuh
tenaga, untuk memperoleh tenaga kita harus memenuhi kebutuhan makan minum yang
cukup. Pemenuhan kebutuhan makan  dan minum memerlukan beaya. Tenaga yang
keluar merupakan tetesan keringat dan aliran energi yang kita miliki. Jadi sedekah tenaga 
memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit.
4. Sedekah Harta ; satu level lebih tinggi dari sedekah tenaga. Sedekah harta memerlukan
lebih banyak pengorbanan waktu, pikiran, tenaga dan harta itu sendiri. Untuk
memperoleh harta kita butuh pikiran dan tenaga. Kita bisa bayangkan betapa tidak mudah
mencari harta, meskipun demikian setelah mendapatkannya sebagian dari harta kita
sedekahkan untuk membantu dan menolong orang lain. Oleh sebab itu sedekah harta
adalah “laku” prihatin yang paling berat. Apalagi jika sedekah itu bermanfaat tidak hanya
untuk satu dua orang, melainkan dapat dirasakan oleh banyak orang (rakyatnya). Seorang
pemimpin dengan jiwa negarawan sejati, ia akan menjalani “laku” prihatin dengan
melibatkan segenap jiwa raganya. Melibatkan lahir dan batinnya demi mensejahterakan 
rakyat yang dipimpinnya. Oleh sebab itu, seorang pemimpin, ratu, raja, penguasa yang
bersifat adil, arif dan bijaksana, serta berhasil mensejahterakan rakyat serta
memakmurkan bangsanya akan mudah sekali menggapai kemuliaan sejati setelah ia
“lahir” ke dalam kehidupan yang sejati setelah raganya ajal. Karena sedekah yang ia
lakukan tidak lagi bersifat ketengan atau eceran, melainkan bersifat borongan bermanfaat
untuk orang banyak.
Seorang negarawan sejati, pemimpin besar, presiden, ratu, raja, pejabat, seharusnya dipegang
oleh orang-orang yang mampu melakukan ke-empat macam sedekah tersebut. Bahkan setiap diri
kita idealnya jumeneng mandireng pribadi. Pribadi yang mampu mulat laku jantraning bumi
menjadi manusia yang mempunyai kesadaran spiritual tinggi, menjadi manusia kosmologis.
Menjadi pribadi yang mau dan mampu untuk selalu memberi ke-empat macam sedekah.

semoga bermanfaat
asah asih asuh

 
10 Votes
 Januari 19, 2011  SABDå
Kategori: KRITIK TERHADAP "LAKU PRIHATIN" Kaitkata: kritik, kritik laku prihatin, Laku
Prihatin
Suka
4 bloggers like this post.

118 responses to “KRITIK TERHADAP


“LAKU PRIHATIN””

Kaka
Januari 19th, 2011 pukul 03:40

Maturnuwun mbah atas pencerahannya.. pencerahan mbah membvat saya pribadi jadi
lebh sbar dan eling menjalani beratnya kehidupan ini., mbah kalo bleh nanya.. ilmu
pangontongan itu yg bagaimana ia? salah seorang temen saya yg ska bkn jamu2an jawa
pengen blajar itu..

Rate This

Balas

om bud
Januari 19th, 2011 pukul 05:05

sugeng enjang, ki sabda salam hormat kulo katur ki, matur sembah nuwun wejanganipun,
mugyo sedoyo poro maos lan kulo pribadi sageto hanglampahi laku meniko, mugyo
sedoyo tansah nemahi slamet rahayu karaharjan
Nuwun

Rate This

Balas

hartono
Januari 19th, 2011 pukul 06:36

salam kenal ki dr wong tuban. .mkch wejangan nya yg sangta bermanfaat. .mg kisabdo
selalu mendapat rahmat dr allah. .

Rate This

Balas


nataurip
Januari 19th, 2011 pukul 08:17

Salam, selamat pagi. Ijin nyimak.

Rate This

Balas

Setiono
Januari 19th, 2011 pukul 09:19

Sungguh penjelasan yang jelas dan gamblang semoga banyak di baca oleh sesama dan
dapat di aplikasikan ke dalam kehidupan ini termasuk diri saya pribadi matur suwun ki
sabdo, semoga kita selalu mendapatkan rahmat dan ridhonya.

Rate This

Balas

wisa212
Januari 19th, 2011 pukul 09:49

Salam Taklim Kang Sabdo


Luar Biasa Kang Sabdo anda mengulas kritik terhadap laku Prihatin, semoga hal merupa-
pencerahan bagi diri pribadi maupun sedulur lain.
Suatu perjalanan yang panjang dan berat sekali terasa ketika seorang manusia menuju
Kautamaning urip kang sejati, tidak akan ada seorang manusiapun yang dapat menemu
kan titik terang (jalan yang lurus) untuk kembali kepada sang Pencipta kalau tidak bisa
menerima pencerahan-pencerahan positif yang bisa menjadi referensi dan tambahan
wacana Ilmu Ketuhanan
Semoga saja pencerahan ini bisa lebih memantapkan diri untuk mencapai Level yang
tertinggi, Makasih Kang Sabdo

Rate This

Balas

Nura
Januari 19th, 2011 pukul 12:32

Salam Ki Sabda………

Pencerahan yang “agak” lama saya tunggu…………..


Saya berharap bisa mendapat pencerahan berikutnya……….
Matur nuwun……

Rate This

Balas

ngabehi
Januari 19th, 2011 pukul 14:10
Mantap sekali Ki, sangat runtut dan mencerahkan. Tinggal kita mau menjalankannya atau
tidak. Terkadang dalam menjalani hidup ini kita sering jatuh bangun, baik dalam urusan
kadonyan maupun spritual. Namun bagi saya, yang terpenting adalah tekad dan kemauan
untuk segera bangkit lagi dan meneruskan perjalanan.Salam taklim saking kula, mugi
penjenengan sakeluarga tansah pinayungan Gusti ingkan maha asih.

rahayu

Rate This

Balas

sawunggaling
Januari 19th, 2011 pukul 14:18

numpang nimbrung, ini ada sedikit cerita, mudah2an bermanfaat..



Suatu ketika hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak
muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan raut mukanya
ruwet. Tamu itu memang tampak seperti orang yang tidak berbahagia.

Tanpa membuang waktu orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak
itu hanya mendengarkan dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam dan
meminta tamu itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas,
lalu diaduknya perlahan. “Coba minum ini dan katakana bagaimana rasanya”, ujar Pak
Tua itu.

“Pahit.., pahit sekali rasanya…”, jawab tamu itu sambil meludah kesamping.

Pak Tua sedikit tersenyum. Lalu ia mengajak tamunya berjalan ke tepi telaga didalam
hutan didekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya
sampailah mereka ketepi telaga yang tenang itu.

Pak Tua itu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga. Dengan sepotong
kayu dibuatnya gelombang-gelombang dari adukan-adukan itu yang menciptakan riak-
riak air. “Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah”, perintah Pak Tua. Saat tamu itu
selesai meneguk air itu, Pak Tua kembali bertanya, “Bagaimana rasanya?”

“Segar”, sahut tamunya. “Apakah kamu merasakan garam didalam air itu?”, Tanya Pak
Tua lagi. “Tidak”, jawab si anak muda.

Dengan kebapakan Pak Tua menepuk-nepuk punggung anak muda itu. Ia lalu
mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh disamping telaga itu. “Anak muda,
dengarlah. Pahitnya kehidupan itu adalah layaknya segenggam garam, tidak lebih dan
tidak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama. Dan memang akan tetap selalu
sama.”

“Tapi, kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua
akan tergantung pada hati kita. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam
hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. LAPANG kanlah DADA mu
MENERIMA semuanya. LUAS kanlah HATI mu untuk menampung setiap kepahitan
itu.”

Pak Tua itu kembali memberi nasehat, “Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah
tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan
hatimu itu seperti gelas. Buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan
dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.

suwun

Rate This

Balas

UCI eplek-eplek
Januari 19th, 2011 pukul 18:13

setahu uce, garam rasanya “asin” tul gak?

0
0

Rate This

Balas

sawunggaling
Januari 19th, 2011 pukul 18:19

@uci..

kexnya garamnya, garam meja..yg udah kelamaan di toples..hhh

Rate This

abu itza
Januari 20th, 2011 pukul 10:42

@Sawunggaling
Walaupun saya bingung garam yg pahit adanya dimana, tapi ceritane apik.
Cuma saya mau tanya, untuk lapangkan hati itu gimana caranya?

Rate This

uci eplek eplek


Januari 21st, 2011 pukul 21:53

lapangkan hati ya iklas … iklas …. ridho


iklas tanpa pamrih ….. kalau msh ada pamrih jdnya ngrundel ngedumel
sendiri alias gak ridho… hatinya malah makin menciuttttt bukan malah
lapang gitu kali ya?

terus iklasnya jgn karena dipaksa iklas …..

“ini iklas ya uangnya sy ambil” kata perampok yg pinter hipnotis


“ya saya iklas” kata yg dirampok (maklum dia lagi gak sadar)
Dasar itu perampok bego, kalau yg ngasih duwit bilang iklas dianggepnya
halal …. karena yg ngasih iklas

tapi begitu sadar …. dia yg kena rampok gak ridho …. “gua sumpahin itu
org yg ngrampok uang sy agar ini itu dsb ….. ” ya malah tambah sempit
hatinya.
ini kritikan buat yg laku prihatin …. harus iklas, jangan laku prihatin krn
terpaksa krn gak punya beras, terus puasa … bukan itu.
Catat ini usulan !!!

Rate This

Damar Wulan
Januari 19th, 2011 pukul 14:30

Negara kita memang lagi PRIHATIN..saking prihatin nya tahun 2011 ini pemerintah
rencana ngutang lagi 200 Trilyun..(wow, siapa yg bayar ya? masa harus BA/Uci/RP ?)

NAFSU berutang pemerintah makin besar. Sayang, kemampuan membelanjakan dan
memanfaatkannya makin kendor. Tahun ini misalnya, pemerintah menargetkan
penerbitan surat utang negara (SUN) senilai total Rp 200,6 triliun. Selain menambal
kekurangan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011 senilai Rp 124,7
triliun, penerbitan obligasi negara juga bertujuan menyerap aliran dana asing berjangka
pendek (hot money). Maklum, banyak yang memprediksikan, tahun ini dana-dana asing
masih mengalir deras ke Tanah Air.

Pemborosan

Menurut Rahmat, pemerintah akan tetap melelang obligasi negara secara rutin setiap
bulan. Khusus penerbitan Obligasi Negara Ritel (ORI), pemerintah akan menerbitkannya
pada Februari dan Agustus 2011. Bentuknya bisa ORI maupun sukuk ritel.

Latief Adam, Ekonom LIPI, mengingatkan supaya pemerintah memanfaatkan hasil utang
ini untuk membiayai program produktif. “Jangan cuma gali lubang tutup lubang,” kata
dia. Maklum, selama ini hasil penerbitan utang ini lebih banyak dimanfaatkan untuk
mencicil utang lama.

Itu baru satu soal. Di sisi lain, kemampuan berutang pemerintah tak dibarengi dengan
kemampuan membelanjakannya. Tingkat penyerapan anggaran pemerintah, misalnya,
makin memble.Tahun 2010, belanja pemerintah hanya terpakai 90 persen dari total
senilai Rp 1.126 triliun, di bawah penyerapan belanja tahun 2009 yang sebesar 95,8
persen. “Lantas, mengapa kita masih terus berutang? Ini pemborosan,” kata Revrisond
Baswir, Ekonom dari Universitas Gadjah Mada. Jadi, kita membuka TAHUN BARU ini
dengan UTANG BARU

Rate This

Balas

UCI eplek-eplek
Januari 19th, 2011 pukul 18:05

enak aja uce yg hrs bayar !

ini menurut uce yg alumni sekolah pohon beringin,


sebaiknya generasi penerus belajarnya ke begawan Dorna ….
sejak orba, begawan ekonomi indonesia siapa?
mrk itu menerapkan Ekonomi Pembangunan “zero grow”, Itu teori bikinan amrik.
dalam teorinya zero grow, kita ngutang dlm jangka waktu tertentu utang kita akan
habis (0), misalnya dalam jangka waktu REPELITA (setiap 5 th), utang negara
kita dari 100% akan menurut 0%.

Mulailah pembangunan dilaksanakan melalui pinjaman luar negeri. Waktu terus


berjalan. …. utang bukannya lunas tapi justru makin membengkak @#%^^ bocor
di sana sini, yg senyam senyum ya pejabat yg jd mediator atas cairnya pinjaman,
ataupun proyek2 yg lain?
para mediator2 tadi masih mencengkeram ketat pada proyek2 yg telah
dibangunnya, misalnya saja pinjaman untuk PLN, katanya zero grow tapi
kenyataannya setelah jangka waktu pinjaman habis atau utang telah kembali tapi
justru harga listrik makin melaju.
Jalan tol, juga. bukannya zero grow bebas biaya murah untuk rakyat, tapi ini
malah melonjak terussssssssss …… huh
Ini kan kasihan rakyat kecil yg kemampuan akal cari rejekinya baru sebatas otak
dengkul, beban akan semakin bertambah.

Negeri tuyul spt ini sampai kapanpun gak akan maju …


Makanya uce sangat setuju, jika anak2 muda yg belum terkontaminasi &^%$
diberikan peluang spt RP/RD yg msh bersih dari virus2 spt itu untuk memimpin
negeri ini? Jadi mau alumni ITB lah, ui lah, ugm lah …. gak ada kemajuan buat
negeri ini jika akhlaknya tidak jujur, bener, lurus.
Teori2 yg dijejelin ke mahasiswa itukan cuma ilmu terapan, terap sana, terap sini,
jika sudah lulus masih juga gak dihargai ……. lebih seneng jadi kuli dari pada
jadi wirausaha.
Tauh lah pusing %^%$$^^ tanya aja lah sama putrinya bu lurah yg sanadnya dari
Jepang yg sekarang kerja di NASA

Rate This

Balas

Putra kedisan
Januari 19th, 2011 pukul 16:45
Dari Daftar tersebut, saya berada di no 3 n 4. Bodohnya saya.. Bodohnya.. Bahkan
Menganggap hal itu adalah cobaan..

Rate This

Balas

UCI eplek-eplek
Januari 19th, 2011 pukul 19:40

daftar apa sih? bolak balik cari itu daftar, gak juga ketemu.
urutan no. 3 masih juga dapet hadiah, tenang aja
cobaan? seneng-susah, miskin-kaya apa cobaan? ………… itu anugrah

jgn yg susah atau miskin doang yg dianggap sbg cobaan


justru ketika senang jangan harus inget ketika susahnya, biar semua yg kita terima
susah-senang menjadi rasa syukur kpd-Nya

uce adalah teman kalian semua …..

Rate This

Balas

Wilistya
Januari 19th, 2011 pukul 17:19
“”…….menganggap suatu penderitaan sebagai HUKUMAN tuhan atau alam semesta,
ketimbang menganggapnya sebagai COBAAN (bagi orang-orang beriman). Jika saya
menganggap setiap derita sebagai cobaan, maka sikap demikian beresiko menimbulkan
sikap kurang waspada dan kurang eling. Sebaliknya tanpa disadari justru membuat sikap
“besar kepala”, merasa diri sudah beriman lalu disayang tuhan. ……..”

Inilah penyakit umat yang paling besar, tapi jarang disadari. Menjadi PR bagi kita semua.
Tantangannya dalam kehidupan sosial, kita lebih sering “menghibur” orang yang terkena
bencana/musibah dengan berkata “Semoga anda tabah dengan COBAAN ini”, tidak
pernah kita berkata “Semoga anda tabah dengan HUKUMAN ini”.

Rate This

Balas

wongalit
Januari 20th, 2011 pukul 09:23

salamungalaikuum.
Kalau jalma sudh bisa lila, legawa, temen, sabar dan berbudiluhur, yang namanya
susah senang, khawatir, takut, waswas etc itu ya nggak lagi manjing
guwagarbane. karena wis ora gumunan.
Wah rumah Kangmas Sabda semakin gayeng dan indah saja.
Salam Rahayuu wibawa mukti.

Rate This

Balas

angon
Januari 19th, 2011 pukul 18:21

terima kasih atas uraiannya yg gamblang dan mencerahkan… semoga kita semua
semakin menyadari pentingnya laku prihatin baik untuk peningkatan kualitas diri sendiri
maupun untuk kesejahteraan makhluk lain tanpa kecuali….
Salam dari pinggiran kali opak….

Rate This

Balas

Charta Rany S
Januari 19th, 2011 pukul 19:13

Terima kasih..atas penjelasannya, Pak. Jadi jelas bagi saya sekarang, apa laku prihatin itu.
Sebelumnya saya kira laku itu cuma seperti merasa perih sendiri, diam, lantas berdo’a.
Ternyata tidak begitu.
Terima kasih sekali lagi Pak, atas penjelasannya.
Salam dari saya ditepian laut teluk lampung.

Rate This

Balas
o

uci eplek eplek


Januari 21st, 2011 pukul 21:39

“merasa”-nya dibuang … biar matab

Rate This

Balas

sikapsamin
Januari 20th, 2011 pukul 08:34

SABDOPALON dan WANGSIT-SILIWANGI…

adalah Pernyataan Puncak KePRIHATINan

Rate This

Balas

sikapsamin
Januari 20th, 2011 pukul 10:22
BERJUANG MELAWAN DAN MELEPASKAN DIRI dari Penjajahan,
Penjarahan, Pembodohan…ADALAH SALAH SATU BENTUK
PERNYATAAN KEPRIHATINAN…

MATI SAKJERONING URIP…


Jangan disalah artikan menjadi ZOMBIE

Rate This

Balas

'rina aizawa
Januari 21st, 2011 pukul 03:23

dulu ketika kecil saya dialog dengan orang jawa asli, saya sebut asli
karena saya blasteran jawa dan jepang
dia bilang, manusia jawa itu keturunan dari Togog,,,,

hahahaaha,,,,,

kenapa saya pindah, hehehe….

coba deh kang BA yang kadang keminter hahaha…..apa asal kata


Togog….
hehehehehe….

kedua neh, saya sebenarnya hapal cerita wayang….itu favorit saya waktu
ABG smp…
ada kisah menarik tentang KUMBAKARNA…

saya lihat belum ada yang membahas di sini dalam-dalam….

atau saya yang mau mendongeng soal kumbakarna…padahal saya bukan


jawa murni lho, entar malu lagi hahahaha….


sebuah perulangan….BAU WANGIIIIIIII………
sepi nih malam hari….

hehehe….

Rate This

uci eplek eplek


Januari 21st, 2011 pukul 09:04

ZOMBIE ya zombie beda dgn insan kamil ……….


org yg udah bisa melihat bima suci itu namanya insan kamil
kalau zombie ya mayat berjalan hhh ………..

Jadi gini aja deh, diantara makhluk yg punya visi misi jauh kedepan ya
ULAT. Apa visi misinya? dia itu kepingin bisa terbang …….. laku ini
dicontoh oleh para nabi juga para raja yg pandita.
makanya dia laku prihatin, pertama2 dia makan yg banyak biar badannya
gede dulu, setelah itu mulai deh puasa gak makan daun ….. sampai dirinya
jadi kepongpong, terus dan terus dia puasa sampai jadi kupu-kupu.
setelah jadi kupu-kupu (cita2nya terkabul) dia terus terbang ………..

makanya orang jepang negeri sakura itu senang dgn kupu2 malam hhh …..

Rate This


abu itza
Januari 20th, 2011 pukul 10:47

@Sabdalangit
Apakah untuk melaksanakan laku prihatin level tinggi sebaiknya melalui level bawah
dulu?
Atau bisa berbarengan?

Terima kasih

Rate This

Balas

SABDå
Januari 20th, 2011 pukul 11:30

Mas Abu Itza Yth


Menjalani laku prihatin level wabah dan level tinggi bisa berbarengan. Bisa juga
salah satu. Tapi banyak pula orang yang sudah memiliki kematangan mental lahir
dan batin sebagai bawaan lahir, atau talenta. Orang-orang demikian biasanya tak
perlu belajar menggembleng mental lahir dan batinnya lagi, karena prihatin level
tinggi sudah terimplementasi ke dalam perbuatannya sehari-hari.
Namun bagi yang belum “lulus” prihatin level bawah, prihatin level tingginya
menjadi bersifat SEMU. Karena masih terperangkap oleh pamrih, sekalipun
pamrih (harapan) untuk disanjung-sanjung. Yang lebih parah, pamrih mendapat
upah dari tuhan. Orang seringkali kebablasan, mentang-mentang tuhan dianggap
mahakaya, mahamemberi, mahakuasa, mahapemurah, dst lantas orang selalu
menganggap dirinya pantas utk selalu meminta imbalan atau upah pahala kepada
tuhan. Di mana nilai kepantasannya ? Di mana pula nilai ketulusan kita ? Setiap
orang memang berhak berpamrih kpd tuhan. Itu adl pilihan. Bahkan mungkin
dianggap sbg pilihan TERBAIK. Tetapi sikap tersebut menjadi cermin diri,
sampai di manakah level kesadaran spiritualnya. Yang pasti masih jauh di bawah
level “DUWE RASA, ORA DUWE RASA DUWE”. Titik nol, samudra tanpa
tepi.
Asah asih asuh
0

Rate This

Balas

Edy Yatno Milkhan


Januari 20th, 2011 pukul 14:03

Mas Sabda ,
Bagaimana cara menjalankan lalu prihatin agar sampai ketujuan tidak muter-muter dalam
kegagalan dan bagai mana cara untuk mengetahui sudah sesuai alur atau malah
melenceng mohon pencerahan dan bimbingannya mas, kulo edy yatno milkhan yang
lebaran kemaren sowan ke Rumah matur nuwun

Rate This

Balas

Afif Badawi
Januari 20th, 2011 pukul 14:47

artikel ki sabda selalu buat adem dan tambah ilmu..


:top:

ijin save ya ki

0
0

Rate This

Balas

edy
Januari 20th, 2011 pukul 20:24

Ki Sabda, Yth.

Dalam suasana prihatin, sering kali kita mendengar; jika kita menjalankan puasa
tertentu,dalam waktu tertentu, dengan doa tertentu, keinginan kita bisa segera tercapai.

Saat kita sengaja menjalankan puasa ini, kita berharap tuhan mengabulkan permintaan
kita, dan menarik perhatianNya dengan puasa tertentu dan doa tertentu.

Apakah ini bukan semacam tindakan “pamrih” dan “penyuapan” terhadapNya?


Sebenarnya bagaimana Ki Sabda.

Satu hal lagi Ki Sabda, seandainya tuhan menghukum salah satu dari pasangan suami-
istri, tentunya yang merasakan hukuman itu semua yang ada dalam rumah itu (suami,
istri,anak, pembantu atau bahkan mertua ) karena mereka terlibat secara langsung dalam
keberlangsungan rumah tangga tsb.

Apakah memang demikian Ki Sabda. Mugi panjenengan kerso maringi pitudhuh lan
pepadang. Nuwun Ki.

Apakah demikian Ki

Rate This

Balas

edy
Januari 20th, 2011 pukul 21:55

Ki Sabda Yth,

Dalam suasana prihatin, sering kita dengar bahwa puasa tertentu,dalam waktu tertentu
dan doa tertentu, bisa segera mengabulkan setiap keinginan kita.

Saat kita melakukan puasa ini, tentunya kita berharap agar tuhan bermurah hati segera
mengabulkan keinginan kita, karena kita telah melakukan sesuatu yang khusus(puasa
tertentu, waktu tertentu dan doa tertentu).

Bukankah sebenarnya yang kita lakukan ini semacam perilaku “pamrih” dan sekaligus
tindak “penyuapan” terhadapNya?

Satu hal lagi, Ki Sabda. Saat tuhan menjatuhkan hukuman kepada salah satu pasangan
suami-istri, seisi rumah juga ikut menderita ( suami, istri, anak, pembantu, bahkan
mertua) karena mereka dlam satu kesatuan. Apakah demikian Ki Sabda?

Mohon pencerahannya Ki. Nuwun

Rate This

Balas

Daryono
Januari 20th, 2011 pukul 23:39

Salam Rahayu
Trima kasih saya sampaikan kepada mas Sabda yg telah menjelaskan secara rinci bab
Laku Prihatin ini,dlm pemahaman saya laku prihatin masih seputar puasa dll,teryata
cakupan sangat luas.seandainya saja penguasa,pengusaha,dan cerdik pandai melakukan
prihatin seperti yang di sampaikan Mas Sabda saya yakin Indonesia ndak seperti saat
ini.dan adanya Blog ini merupakan bentuk laku Prihatinya mas Sabda kan ?.
Salam sedjati

Rate This

Balas

Lare_dusun Sempu
Januari 20th, 2011 pukul 23:42

siiippp…mantavvv ki sabdo..ini yg tak tunggu” dari kemarin..mkch atas pencerahannya


ki…..
Rahayu _/\_

Rate This

Balas

Lare_dusun Sempu
Januari 20th, 2011 pukul 23:46

siiippp…mantavvv ki sabdo..ini yg tak tunggu” dari kemarin..mkch atas pencerahannya


ki…..
Rahayu _/\_ .

0
0

Rate This

Balas

Ngglosor Madhep Wetan


Januari 21st, 2011 pukul 00:11

Yth. Poro Pinisepuh & Poro Sedulur, sy minta ijin urun rembug.

Melalui tulisan Mas Sabda ini makin menjadi jelaslah esensi ‘laku prihatin’ spiritual
kejawen, yaitu laku prihatin yg terus-menerus (dg berbagai ragamnya) selama kita hidup.

Laku prihatin yg berarti mau memahami, mengerti, berjuang, menyemangati, berbagi &
memaafkan kepada diri pribadi, sesama & semesta. Inilah laku prihatin sejati, yg secara
wajar dapat dilakukan oleh semua orang, tidak aneh-aneh, tidak memberatkan (mungkin
berat bagi mereka yg terbiasa memelihara serakah-angkara-iri-srei-dengki)…

Di dalam sulur2 ilmu kejawen ada pula dikenal beberapa metode tapa-brata / tarak-brata.
Beberapa orang menyebutkan metode ini menggunakan pendekatan metafisik dg cara
mati-raga atau pantang-puasa untuk mencapai tujuan2 mulia atau hanya sekedar
menggapai suatu ilmu.

Jenis lakunya pun macam2, ada yg puasa biasa, puasa 1 hari full (buka-tutupnya jam
18.00 sore), mutih (hanya makan nasi putih belaka & minum air putih saja), ngalong
(hanya makan buah), ngrowot (hanya makan umbi2an), ngebleng, pati-geni, dlsb.

Dasar dari menjalankan laku adalah membuat diri kita kosong (jasmani & rohani), yg
kemudian digedor dg masukan baru, entah itu berupa nasehat maupun ilmu. Dg kondisi
jasmani & rohani yg ramai maka nasehat atau ilmu akan sulit masuknya, mungkin karena
jika kita tidak dalam kondisi kosong & pasrah maka logika penolakan & superioritas kita-
lah yg bekerja.

Mungkin bisa dibayangkan, kita akan sangat sulit mendapat respon dengan mengetuk2
pintu atau bahkan menggedor2nya jika bangunan yg kita ketuk sedang mengadakan acara
ajeb-ajeb. Berbeda dg rumah yg sepi, beberapa ketukan pelan-pun bisa langsung
mendapatkan respon.
Jadi sebenarnya laku prihatin kejawen itu sangat mudah, yg sebenarnya adalah
penyadaran diri. Laku prihatin dengan cara bermati-raga hanya merupakan panggilan
hidup, & sama sekali tidak baik bila dipaksakan. Para penghayat kejawen biasanya
bermati-raga (pantang / puasa) hanya jika mendapat tuntunan dari Kadhang Sejatinya, &
biasanya ini adalah peristiwa spesial.

Bila kami mengetahui ada saudara yg sedang melakukan dawuh (perintah) spesial ini,
kami akan sangat senang karena bila laku-nya berhasil, maka bukan hanya yg
bersangkutan saja yg menerima berkah, namun juga saudara2 yg lain akan mendapat
berkah juga. Maka dari itu kami mendukung bila ada saudara yg sedang ‘nglakoni’.

Puasa di dalam kejawen bukan bertujuan untuk membuat senang hati Tuhan. Gusti
Ingkang Moho Agung bukan sosok yg gila hormat, yg suka disembah2. Namun Gusti
akan senang sekali jika kita melakukan laku prihatin penyadaran diri. Berkat-Nya pasti
akan diturunkan, tinggal kita menanti waktu saja, dg catatan kita harus selalu berusaha &
tekun. Berusaha loncat sana-sini, pindah sana-sini, baru mulai sudah ganti yg lain : itu
namanya bukan berusaha & bertekun. Gusti menyukai proses & ketekunan di dalam
proses, sebagaimana semesta ini tercipta : dengan proses.

Hla kok ada orang yg prosesnya empuk2, sementara saya prosesnya keras sekali… so
hard !!… Bagaimana ini ? Tuhan tidal adil !!!

Benarkah Tuhan tidak adil ?

Tuhan menjadi tampak tidak adil jika kita tidak mengikuti aturan2-Nya. Aturan seperti
apa ? Aturan agama ? Aturan agama itu baik, tetapi yg lebih pokok adalah hukum
semesta : tekun mengikuti proses, seberat apa-pun.

Mengambil langkah yg selalu baru & berbeda, tanpa ada kesinambungan, bukanlah
mengikuti proses, hal ini tidak mengikuti kaidah hukum semesta. Usaha seperti ini tidak
akan pernah berhasil.

Usaha yg akan berhasil adalah jika kita mau bertekun di dalamnya, seberat apa-pun.
Hasilnya bisa kita petik kemudian : karena Tuhan pasti akan memberikan berkat-Nya utk
kita. Bila kita tidak berhasil di negeri sendiri, mungkin talenta kita yg sudah sekian lama
kita asah dapat laku dijual di luar negeri… siapa tahu..?? hehehe…..

Orang2 yg mengalami jalan mudah-cepat-empuk sebenarnya telah Tuhan sediakan untuk


contoh, namun kita harus menyesuaikannya agar cocok dengan kondisi kita, toh kondisi
kita juga dinamis. Jadi wacananya sebenarnya sudah terpapar, tidak ada rahasia2 lagi.
Dengan demikian hubungan kita dg sesama sebenarnya bisa saling menyemangati…..
hidup menjadi lebih semangat, lebih menyenangkan……

Oh ya, sedikit ilustrasi tentang berusaha & bertekun : buah anggur saat ini harganya 30-
60 ribu per kilonya. tapi apa yg terjadi bila buah anggur tersebut diinjak2 sampai hancur
mumut, diperas sampai sarinya terpisah dg ampasnya, & kemudian disimpan di ruang
bawah tanah – setiap 3 bulan sekali botolnya diputar – & ini dilakukan tahunan. Sungguh
suatu proses panjang yg membutuhkan ketekunan & usaha. Hasilnya ? sebotol anggur
(wine) yg harganya bisa mencapai angka fantastis.

Jadi laku prihatin kita adalah penyadaran diri, berusaha & bertekun di dalam proses.
jangan khawatir ‘Gusti mboten nate sare’ ( Tuhan tidak pernah tidur ) ……..

nuwun
Rahayu

Rate This

Balas

Budak Angotan
Januari 21st, 2011 pukul 01:08

mas ngglosor ……
pernah juga sih aku ditanya ama temen ….. kok bisa punya kelebihan ini-itu tanpa
laku prihatin …. hhh …… lah wong leluhurku biyen sing tuku prihatin topo broto
kanggo anak-cucune, saiki anak cucune tinggal panen

ujare dekne … “enak juga ya, gadah leluhur sing apik-apik lan sakti2, lehe
prihatin kanggo anak-cucune”.
makanya jadi anak ya kudu kenal karo leluhure, orang tua itu kadang-kadang
mbelani banting tulang ya buat anak cucunya jel ……

Rate This

Balas
o

SABDå
Januari 21st, 2011 pukul 01:21

Mas Ngglosor Yth


Maturnuwun panjenengan sampun kerso medar pangandikan ingkang estu ndamel
reno ing manah. Ulasan bab wine, wahh.. Dados kemutan…Sumonggo dipun
unjuk benteran ingkang abrit menopo ingkang pethak mas
Dipun mixed kaliyan softdrink ugi eco, seger lan anget ing badan.

Mas Edy Yth


Puasa (segala macam puasa) pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
kualitas diri pribadi. “Pahalanya” ya berupa kualitas diri yang meningkat. Itupun
kalau kita memahami makna dan fungsi puasa secara tepat. Setelah kualitas diri
meningkat, selanjutnya dijadikan bekal untuk diterapkan dalam perbuatannya
keseharian. Jika panjenengan sudah menghayati mengamalkan ke dalam
perbuatan sehari-hari, “pahala” akan meningkat, kebaikan panjenengan
akannberbuah kebaikan pula.
Nah, apabila seseorang berpuasa untuk suatu tujuan khusus, hal ini sama halnya
dengan BERDOA. Keduanya akan berpengaruh kpd sikap mantab, tekad bulat
dalam diri untuk menggapai suatu harapan dan cita-cita. Efek kemantapan sikap
inilah yang tumbuh di dalam diri si pelaku puasa atau pendoa. Efek tersebut
sangat positif dalam mendukung upaya-upaya pencapaian cita-citanya. Paling
tidak, tumbuhnya rasa percaya diri seseorang dalam upaya meraih keberhasilan
akan sangat menentukan kesuksesannya.

Selanjutnya, soal hukuman kpd suami istri, yang akibatnya ikut dirasakan oleh
anak-anak dan saudara yang lain. Hal itu memang sering terjadi. Oleh sebab itu
kita perlu lebih waspada, bahwa keburukan yg kita lakukan bisa membuahkan
karma atau akibat yg bisa dirasakan tidak hanya diri kita saja, bisa diderita oleh
anak-anak, sodaranya, bahkan tetangganya. Sebaliknya, kebaikan akan
memancarkan hal-hal positif kepada orang-orang terdekat kita, ansk, istri, suami,
ortu, tetangga, sahabat dst.
Apabila kita mengalami penderitaan akibat ulah orang lain, hal itu justru bisa
dijadikan sarana utk “laku prihatin”. Krn derita bukan merupakan hukuman atas
perbuatan yg kita lakukan.
Salam asah asih asuh

 
Rate This

Balas

sikapsamin
Januari 22nd, 2011 pukul 09:46

@ mas Ngglosor, pinanggih malih mas…

Dari paparan panjenengan, tentang aneka cara laku prihatin, spt : mutih, ngalong,
ngebleng, ngrowot, pati-geni dsb,…kayaknya perlu ditambahi NGANGGUR…
artinya dalam waktu tertentu hanya MINUM-ANGGUR saja…
he he he…prihatin ning sssuegggerrr…

Rate This

Balas

hartono
Januari 21st, 2011 pukul 04:55

assalamualaikum. .ki mohon tanya,gmana caranya qt bs menemukan leluhur qt yg bs


membimbing qt ki,krn slama ini saya g tw silsilah dr kakek kakek yg trdahulu,udah pd
meninggal. .sdngkan skrg ziarah nya cuma alm bpk n kakek saya. .pengen bgt ki ktmu
leluhur yg baik atw waskita tp g tw caranya,maaf ki pertanya an yg g mutu tp mohon di
jwb,maaf jg kalo bhasanya kurang sopan n blepotan,assalamualaikum. .slm knl bwt
pinisepuh yg lain dr wong tuban

 
Rate This

Balas

ahmad murtadlo
Januari 21st, 2011 pukul 09:28

assalamualaikum wr. wb.


salam sejahtera.
Yth. ki sabda….
semoga sehat selalu.
setelah membaca tulisan njenengan di atas dan komen-komen dari para sedulur,
sampailah saya pada sebuah pemahaman bahwa laku prihatin bisa kita jadikan salah satu
jalan untuk mendapat kesempurnaan hidup (semoga pemahaman saya tidak salah). tapi
kalu boleh saya urun pendapat? bahwa laku prihatin yang njenengan urai di atas, dari
laku prihatin level bawah dengan objek (sasaran) pribadinya sendiri dan laku prihatin
dengan objek orang banyak (level tinggi). bagaimana kalau di tambah dengan laku
prihatin yang objek sasarannya adalah semua ciptaan tuhan selain manusia (karena
manusia telah menjadi objek laku prihatin level bawah dan level tinggi). misal: hutan
(tumbuhan), laut (sungai, kanal), tanah (bumi), hewan (darat dan laut), mahkluk gaib,
Dsb. karena manusia tidak sendiri hidup di bumi ini. dan juga manusia sangat tergantung
kepada bumi seisinya selain ketergantungannya kepada manusia lain. contoh konkrit;
1. sebagai petani hendaklah kita arif dan bijak dalam mengolah tanah dengan cara tidak
berlebihan menggunakan bahan kimia (pupuk, pestisida),
2. sebagai nelayan janganlah memanen ikan dengan cara racun ikan, pukat harimau, atau
bom ikan.
3. pemilik pabrik hendaknya harus memperhatikan AMDAL, jangan membuang limbah
di laut, sungai. hendaknya pabrik dilengkapi dengan pengolah limbah.
4. pemilik hak pengelolaan hutan hendaklah jangan suka menenang, tetapi gemar
menanam.
5 dan masih banyak tindakn-tindakan yang bijak terhadap alam seisinya.
itulah sedikit yang bisa saya usulkan ki…. semoga berkenan,

Rate This

Balas

singo wongso
Januari 21st, 2011 pukul 10:25

Matur nuwun kagem sederek2 ingkang sampun kerso medar sabdo puniko, mugi2 sedoyo
angsal pinaringan kanugrahan saking Gusti ingkang Moho Kuwaos,,,, Amin.

Rate This

Balas

uci eplek eplek


Januari 21st, 2011 pukul 10:30

Betul kang sabda ….


selain manusia, spt binatang atau tumbuh2an juga ada laku prihatin? tapi kalau dicermati
laku prihatin binatang/tumbuh2an adalah proses alami menuju out put …..
Tp intinya baik binatang/tumbuh2an ingin memberikan contoh kepada manusia agar
mereka mengerti dan menghargai makna hidup dan kehidupan di alam bebrayan ya di
dunia ini hhh ….
kang sabda coba kita lihat semut? ada beberapa hikmah yg bisa kita petik dari gerak gerik
semut ya kan?
kemudian tanaman padi, makin tinggi makin merunduk ya kan?
kemudian pohon pisang? pohon ini hendak memberikan pelajaran buat manusia, bahwa
hidup ini harus memberi manfaat. Pohon pisang ditebang tumbuh lagi, di tebang tumbuh
lagi terus ….. dia gak bakalan mati, dia cuma kepingin mati jika sudah memberi manfaat
yaitu buah pisangnya, artinya tanpa ditebang pun jika sudah berbuah dia akan mati
sendiri ya kan? ya itu laku prihatinnya barang kali loh

kemudian uce pernah ngobrol di makam pangeran jayakarta di jakarta kaum, pingin tahu
siapa beliau dsb ….
ini asal-usulnya, ilmunya dari akademis mana? hhh …..
jawabannya juga bagus, tapi kalau asal-usul gak mau uci cerita disini, nanti ada yg marah
krn ada yg gak terima krn gak sama hhh ….. maklumlah cara pandang sejarah dgn cara
pandang dari hasil dialog kadang suka gak serasi.
ada 3 (tiga) pertanyaan dari uce :
1. kita hidup di dunia ini untuk apa?
2. kenapa orang2 selalu jahat kpd uce, mereka banyak yg nipu uce
3. apa bener eyang jayakarta benar2 sakti ?

kemudian beliau menjawab pertanyaan, pertama, katanya beliau kuliahnya di


padepokannya sunan gunung jati (hhh …. beliau alumni dari gunung jati). Perumpamaan
hidup di dunia dia cerita gini …. ketika dia mesantren (istilah pesantren itu sekarang
kalau dulu pesantren itu padepokan) para santri disuruh pergi mengembalakan sapi ke
suatu tempat (kalau istilah sekarang PKL/Praktek Kerja Lapangan, masing2 santri
dibekali sapi …. maka pergilah semua santri menggembalakan ternak ya sapi tadi selama
sekian bulan.
Setelah selesai, para santri pulang ke padepokan, kemudian sunan gunung jati bertanya
kepada semua santri …”HIKMAH APA YG KAMU PEROLEH DARI PKL?”
Masing2 santri memberikan jawaban, sesuai dgn pengalamannya masing2.
Umumnya hikmah yg diperoleh para santri yg diceritakan kpd gurunya, adalah kelaparan,
kedinginan (hhh …. dasar anak manja kt bathin uce).
Jawaban yg paling menajubkan justru dari Pangeran Jayakarta, dia dapet nilai A (hebat
hhh …… apa ada nilai di atas A ya?).
Kata beliau….. “HIDUP DI DUNIA INI HENDAKNYA BERMANFAAT BUAT
ORANG LAIN, MENCONTOH SEPERTI SAPI”
lah apa yg dicontoh dari binatang sapi?
coba cermati sapi :
1. dari tenaganya bermanfaat buat bajak sawah
2. susunya bermanfaat untuk kesehatan
3. kulitnya bisa bermanfaat buat bikin sepatu, baju, dll
4. dari kotorannya bermanfaat buat pupuk
5. dari dagingnya bermanfaat
6. dst ….. capailah

lah ini kok ada manusia yg tidak berguna buat orang lain? …..

jawaban yg kedua, kenapa manusia berkelakuan suka berbohong?


kata beliau, TIDAK ADA SATUPUN MANUSIA YG DAPAT MENGHINDARI DARI
KERIDOAN ALLAH? apa maksudnya ya?
setelah direnung2in, ternyata ya memang banyak perbuatan kita yg tidak diridoi allah yg
kita jalani, coba hitung dalam satu hari berapa perbuatan kita yg tidak diridhoi allah?

Jawban yg ketiga, beliau tidak sakti (mungkin beliau merendah padahal sakti hhh …),
ketika melawan penjajah belanda, beliau pakai siasat istilahnya pakai akal lah, ketika
dikejar2 belanda, pakaiannya di lempar ke sumur (di makam sana emang ada sumur) lah
dikira Pangeran Jayakarta masuk ke sumur, maka sumur di lempar batu sampai yg
nglempar cape ….. sebulan kemudian ternyata beliau masih hidup segar bugar lagi
ceramah di padepokan ….. (jangan2 simbad juga pakai trik kamera kali yah?).
amat sedikit orang yg sakti ya? kakek uce juga dulu ketika bergerilya melawan belanda,
ditembak gak mati-mati? kata uce kpd kawan2.
kata kawan2 “hebat dong .. sakti dong”
lalu kata uce “ya jelas gak mati karena gak kena! alias peluruhnya meleset”.
teman2 ” huuuuuu ……”

Rate This

Balas

lulu syahputri
Januari 21st, 2011 pukul 16:53

salam mas Sabda

tulisan ini selain untuk cermin diri, juga untuk obat diri, terutama buat yang merasa super
dan merasa puas telah berhasil membuat semua menjadi “prihatin” tanpa pegangan alias
kembali lebih terpuruk

laku Prihatin …..ya benar , sekarang seperti teraplikasi untuk diri secara nyata

Rate This

Balas

'rina aizawa
Januari 21st, 2011 pukul 18:47
tidak ada yang tertinggal kecuali di mataku yang masih sipit, semua sudah
dijelaskan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya walau
bukan dalam ukuran waktu cepat dalam pemahaman manusia.,…

andai semua menjalankan apa saran saya, tidak ada yang kacau dan kehilangan
pegangan, ah semua bandel sih….hehehe…

sudah saya bilang, saya tuh jenius, semua sudah saya paparkan dan sampaikan
masalah berikut solusinya dan semua pertanyaan dan keluhan sudah ada
jawabannya, tinggal dijalankan…

sebenarnya mudah bagi saya menjelaskan semua dengan sangat detail, tapi
nantinya bangsa ini impoten tidak ada arus pemikiran yang keluar dan berproses
melalui kaidah hierarki…

itu sajalah hehehe…

Rate This

Balas

uci eplek eplek


Januari 21st, 2011 pukul 20:15

hhh …. nah kan ngaku ….. jeng Rina mata masih sipit, ya pantesan gak
jelas melihatnya ….. hanya mata yg lebar lah yg mampu melihat sempurna
….
seperti bulan bentuknya masih sipit juga pantulannya masih gelap remang
… dan jika bulan telah terbuka semua namanya bulan purnama …. dia
mampu menerangi kegelapan …..
kata orang nih …. terang mana matahari dgn bulan? jawabannya pasti
terang bulan……
ditengah kegelapan malam hari ketika manusia tidak punya penerangan
yang lain spt listrik dll dan matahari juga sudah tidak peduli lagi, justru
bulan dan bintang yg bisa memberikan penerangan ….
oleh karena itu bulan dan bintang sbg lambang apa? ya lambangnya si
pemberi penerangan kpd yg tertimpa kegelapan …..
Rina dari negeri matahari ya pasti benci jika datang bulan ya kan? karena
jika datang bulan buat perempuan, badan jadi gak enak lah …. tapi jangan
lupa dgn datang bulan Rina jadi sehat dan subur karena darah kotornya
terbuang …. lah kok nglantur sih uce ngomongnya, datang bulan aja
diomong, apa ada kaitannya dgn kritik terhadap laku prihatin?
ya maaf deh ….. habis lg kesel aja ama Rina yg matanya masih sipit dan
cara pandangnya pasti sebelah mata uhh

Rate This

bocah
Januari 21st, 2011 pukul 19:55

salam kenal ki bagaimana kita bisa tau dan yakin dengan jalan hidup yang kita pilih

Rate This

Balas

SABDå
Januari 21st, 2011 pukul 21:31

Bocah Yth
Salam kenal kembali,
ki bagaimana kita bisa tau dan yakin dengan jalan hidup yang kita pilih ?
Hal itu lebih mudah, kita hidup ada dalam dua macam dimensi. Hidup yang
bersinggungan dengan dimensi gaib. Dan hidup yang bersinggungan dengan
dimensi wadag atau nyata, riil, fisik.
Hidup dalam dunia wadag, fisik, riil, tentu lebih mudah memastikan mana yang
tepat dan benar dilakukan. Karena semua orang bisa membuktikan dan bisa juga
menyaksikan. Sedangkan hidup yang bersinggungan dengan dimensi gaib. Karena
dimensi gaib sulit disaksikan, apalagi disaksikan oleh khalayak, sehingga sulit
juga membuktikannya. Lantas orang hanya ditekankan utk SEKEDAR YAKIN
saja terhadap hal-hal gaib. Yakin artinya percaya tanpa perlu membuktikannya.
Namun kita harus menyadari bahwa
Agar selamat, yang penting kita jalani hidup ini dengan TIDAK mencelakai, tidak
merugikan, tidak menyakiti hati orang lain, dengan dalih apapun juga.
Sebaliknya, buatlah diri bermanfaat utk seluruh makhluk, dan alam semesta. Hal
itu akan membuat diri kita selalu mendapat keselamatan jiwa-raga.

Perdebatan mengenai hal-hal bersifat realitas, fisik, wadag, sudah lazim dilakukan
utk mencari deskripsi dan eksplanasi yang tepat akurat. Lain halnya dengan hal-
hal gaib, jika didiskusikan secara ngotot menjadi sangat rawan terjadi perpecahan.
Nah, akhirnya hidup selalu dalam perpecahan, perselisihan, pertengkaran akan
sesuatu yang gaib yang sulit dibuktikan secara obyektif. Jika kita mau jujur,
pembuktian akan hal gaib pun yang paling mudah dilaksanakan justru dalam
pendekatan rasionalitas.
salam asah asih asuh

Rate This

Balas

bocah
Januari 21st, 2011 pukul 23:23

Terima kasih ki. ki sabda saya saat ini tidak menjalankan agama saya
dengan benar . saya mulai kehilangan keyakinan terhadap agama saya .
terkadang saya juga merasa kehidupan saya hanya jalan di tempat alias
tidak ada perubahan

0
0

Rate This

UCI eplek-eplek
Januari 24th, 2011 pukul 14:34

es lilin … es lilin …. oi siapa mau beli


caranya makan di jilatin aja ditempat gak usah jalan2, sampai habis …..

Rate This

uci eplek eplek


Januari 21st, 2011 pukul 22:16

ngapunten ya kang sabda (hhh … uce juga tahu diri biar kang sabda dulu tuan
rumah, siapa tahu ada rejeki dari kang sabda)

ini bocah tua atau bocah kecil ya? krn ada bocah tua nakal di film Andylauw
gini ya masalaj jalan … ini tentang jalan ya?
ehm … kalau ditanya nanti ditanya ama sesama bocah “kalau kita mau ke Monas,
jakarta starnya dari Depok, jalan ada berapa belokan?” tolong dijawab 2 (dua)
belokan, yaitu belok kiri dan belok kanan tul kan?
terus kalau ditanya, ujungnya dimana? tolg jawab “ujungnya ada di monas !”
betul kan?
Itu kan berangkat, lah kalau pulangnya juga sama ada 2 (dua) belokan kanan-kiri
… terus kalau di tanya ujungnya di mana? tolong jawab ujungnya ya di rumah?
tul gak?

artinya kalau kita udah tahu jalan hidup dan ujungnya, pasti mantab toh?
lah kalau gak tahu jalan bisa kesasar, masih untung gak masuk selokan got, atau
melanggar rambu-rambu lalu lintas, bisa ditilang kena pasal rp 750 ribu, tul kan?
lah untuk mencapai monas sampai kembali pulang, kuncinya harus punya bekal,
iman, sabar, tawakal …. pasti slamet deh kembali kpd-Nya.
Kalau di jalan ketemu perempuan spt Rina Aizawa jgn mau di ajak, itu godaan yg
amaaaaaaat mengerikan. Ok!
Agar dicatat ini masukan! hhh …. kali2 bisa diterima.

Rate This

Balas

uci eplek eplek


Januari 21st, 2011 pukul 22:45

nambah deh …. doakan ya biar gepokan cepat cair ….


itu BA lagi nuntut warisan mataram tp belum cair2, masalahnya di dunia
ghaib juga administrasinya ruwet, banyakbiro krasinya ….
itu gepokan buat kalian para bocah yg pada mau belajar serta menjalankan
laku urip, biar tahu jalan pulangnya …. halal kok wong itu hadiah dari
allah, biasalah akhir tahun (akhir jaman) perusahaan2 baik di alam kita
dgn alam ghaib sama bagi2 SHU sisa hasil usaha …. bru dijuru, bro
dipantau, ngalayah di tengah imah, amiiin robal alamin

Rate This

uci eplek eplek


Januari 21st, 2011 pukul 23:45
kalau dirasa setiap pertanyaan hampir sama, uce jadi inget org jualan di
kaki lima yg teman2 yg jualan pura2 jadi pembeli …..???
supaya dagangannya laku hhh …. trik kali
begitu dibuka kardusnya, ternyata isinya cuma gelas, uce pikir isinya jam
tangan dari emas … tapi ya gak papa, perjuangan emang kt RD harus dgn
air mata ….. kasihan deh uce ini ….
uce kamu itu virus kata suara di sana …. mau ngapain keluyuran
mbangunin orang tidur, biarin aja kenapa? lagi tidur mimpi enak2
dibangunin ya percuma …. awalnya sih teriak2 kembalikan – kembalikan
itu barang dagangan sy yang di rusak ….. ya udahlah mungkin Rina
Aizawa yg benar ….. togog ya magog ya ma-juj ….
kakang Semar, uce nyuwun pangapura, gak sanggup cari saja yg lain, uce
mau pulang aja deh …. habis uce udah berani melawan Rina Aizawa ….
maafin aku ya Rina sayang …… ternyata kamu tuh cantik, hatinya mulia,
uce udah salah sangka …..

Rate This

uci eplek eplek


Januari 22nd, 2011 pukul 23:42

Kakang Semar ….. ternyata yg jualan dagangan dan yg beli dagangan di


monas ya itu2 juga orangnya, artinya cuma trik agar menarik pembeli yg
sesungguhnya …. “gemana critanya ngger?” kt semar.
tujuannya agar pembeli (asli) biar pd tertarik melihat adanya demo laris
manis tanjung kimpul ……. “mas-mas ini barangnya apik tenan, jam
tangan asli dari emas, kemarin sy beli barang spt ini di sana jelek2 alias
palsu kenapa ya? saya kok jadi ragu ama barang yg sudah sy beli?” kata
penjual yg menyamar jadi pembeli.
“oho disana emang begini…. begitu …. begini…. dst …..” kata penjual
menjawab pertanyaan yg pura2 jd pembeli.
Melihat pemandangan tsb, para pejalan kaki jadi pada tertarik
berkerumun, pulangnya pada linglung krn terngiang2 kata2 penjual
dagangan, sampai2 pulangnya muter-muter ada juga yg memilih jalan kiri,
lah gak sampai2 kembali ke rumahnya masing2 krn kehabisan ongkos …..
setelah dibuka kardusnya eyallah cuma kardus isi gelas ….. ya nangis hhh
….. kacihan
0

Rate This

uci eplek eplek


Januari 22nd, 2011 pukul 23:48

lah gmn? mau protes protes ama siapa? mau kembalikan itu gelas satu
kardus gak punya ongkos balik ke monas …. hhh ….. lagian itu pedagang
kaki lima udah pada ngibrit kabur di kejar-kejar kamtib.
nangis ….. nongkrong di pinggir jembatan, sampai akhir jaman lah
kacihan deh …..

Rate This

arinugh
Januari 21st, 2011 pukul 21:16

Hmmm matur suwun mas sabda,

Rate This

Balas

Sriyono Semarang
Januari 21st, 2011 pukul 22:44

Matur nuwun ki,


nek perlu konsultasi pripun carane,
bales via email nggih ki,
suwun…

Rate This

Balas

Admin
Januari 22nd, 2011 pukul 01:31

baru tau kalau ada laku priatin seperti ini

15 Gratisan dari Internet

Rate This

Balas


ahmad murtadlo
Januari 22nd, 2011 pukul 09:08

penting sekali kesadaran bahwa menjalankan Laku Prihatin tiada akhir tiap waktu hingga
ajal menjemput. berupa tindakan untuk hamemayu hayuning diri dan hamemayu
hayuning buwono (semoga ga salah sebut).

Rate This

Balas

UCI eplek-eplek
Januari 24th, 2011 pukul 14:28

nggih leres mas, niku laku prihatin ingkang sahe

panjenengan niku sederek kulo nggih? matur nuwun … mangke gepokan mbok
menawi sampun wancinipun bade kulo transfer, tenggo kemawon nggih hhh ….

Rate This

Balas

inem
Januari 22nd, 2011 pukul 11:42
siang pak..
maaf jika pertanyaan saya sangat mendasar dan msh dlm tataran syariat.

apakah ada korelasi linear antara ‘laku prihatin/berperilaku baik’ dengan ‘syariat
beragama sipil’..? gmn dg fenomena melakukan syariat beragama sipil tapi tidak
berperilaku baik dan berperilaku baik tanpa syariat beragama sipil.
apakah misal, jka hakekatnya syariat sudah dipahami, apakah tatacara nya masih
diperlukan ?

terima kasih.

Rate This

Balas

uci eplek eplek


Januari 23rd, 2011 pukul 00:30

ya kang sabda …. uce juga mau nanya?


apa ada syareat beragama militer? hhh …… kali2 ada!
dasarnya uce korelasinya sila pertama “Ketuhanan Yg Maha Esa” itu lambangnya
Bintang hhh ……. bisa2 tuhan2 pd kabur takut ketembak dooor …, lah nekad
kalau bisa anarki, todong aja pakai bedil biar doanya terkabul jel ….

tolg ya kang .. harus dijawab!

Rate This

Balas

Cah Kla 10
Januari 22nd, 2011 pukul 12:13

salam kenal kagem ki sabda

ki sabda yth.
apakah masih bisa di katagorikan laku prihatin kl kita masih berharap dari laku tsb.?
bagi saya laku prihatin hilangnya rasa berkorban . bukankah adanya susah senang sakit
dsbnya kalau dirasakan. mohon pencerahan dr ki sabda. atas pernyatan dr bocah ling lung
ini. matur suwun.

Rate This

Balas

UCI eplek-eplek
Januari 24th, 2011 pukul 14:21

cah kelas 10= 3 + 7= selama 7 th disayang bu guru hhh ….

uce belum pernah denger ada laku prihatin tanpa berharap #%^&$#
setiap laku prihatin pasti punya “niatan” atau “harapan”

misalnya laku prihatin :

Laku prihatinnya nb daud …. laku prihatin bidang politik, ktk nb daud berharap
ingin mengalahkan raksasa “goliat”, bentuk laku prihatinnya puasa (sehari puasa,
sehari tidak), laku ini konon critanya diikuti oleh amin rais ktk ingin mengalahkan
raksasa suharto.

Bentuk prihatinnya Ratu Kalinyamat.


Sultan Hadirin dibunuh oleh Arya Penangsang. Untuk membalas dendam, Ratu
Kalinyamat topo broto menuntut keadilan. Berkelana (lelono) ke mana-mana, dari
beberapa tempat yang sudah disinggahi atau yang cocok yaitu di Dukuh Sonder
Desa Tulakan, Keling Kabupaten Jepara. Di tempat itu beliau topo bronto, topo
wudo, yaitu meninggalkan pakaian kraton (sebagai orang biasa) sampai dia
berhasil hingga bertahun-tahun.
Ratu Kalinyamat yang dilukiskan cantik ini bertapa hanya dengan berbalutkan
rambutnya yang panjang. Ia memohon pertolongan dari Tuhan agar bisa
melampiaskan dendam kesumatnya terhadap Aryo Penangsang, salah seorang
murid kesayangan Sunan Kudus. Dendam ini menggumpal di dada Kalinyamat
karena suaminya, telah dibunuh secara keji oleh Aryo Penangsang. Dia sempat
bersumpah ”ora pisan-pisan ingsun jengkar saka tapa ingsun yen durung iso
kramas getihe lan kesed jambule Aryo penangsang” (Ia tidak akan menghentikan
laku tapanya jika belum bisa keramas rambut dengan darah Aryo Penangsang).
Akhirnya, dendam kesumat Ratu Kalinyamat terbalas sudah. Aryo Penangsang
terbunuh dalam satu pertempuran dengan Danang Sutowijo, yang kemudian hari
mendirikan Kerajaan Mataram. Pertempuran tersebut berlangsung di dekat sungai
Kedung Srengenge, dalam duel sengit tersebut Aryo Penangsang tewas secara
tragis dengan usus terburai oleh kerisnya sendiri.
Laku tapa Ratu Kalinyamat dengan sumpahnya itu ditafsirkan oleh masyarakat
desa Tulaan sebagai wujud kesetiaan, kecintaan, dan pengabdian sang ratu kepada
suaminya. Ia dengan kesadaran dan keiikhlasannya yang tinggi bersedia
meninggalkan gemerlapnya kehidupan istana dari sebelumnya dan sampai
sekarang dengan pertapa di tempat itu sampai Jambul Uwanen tidak akan lepas
dari pertapaannya. Kemudian menjadi sedekah bumi, yang namanya Upacara
Jembul desa Tulakan. Sampai terkenal di desa Tulakan, Ratu Kalinyamat bertapa
sangat lama sampai-sampai rambutnya dikubur di situ.

Umat islam ingin agar dosa-dosanya selama satu tahun dihapus oleh Allah, maka
puasa romadhon 1 (satu) bulan penuh di bulan ramadhan.

puasanya uce gak makan sehari gak ada tujuan karena emang gak punya beras
hhh …..

Rate This

Balas


hanoman
Januari 25th, 2011 pukul 13:20

emang jarang makan beras..tapi sekali makan beras nya rojo lele..yg se
liternya 10 rebu…mahal banget ya, kasian yg pengen makan beras pulen
tp duit cekak?

Rate This

UCI DONGA (Dongake ben luNga) hhh ...


Januari 25th, 2011 pukul 14:42

kakang Hanoman kinasih ….


apakah kakang juga sulit mencerna kalimat-demi kalimat yg uce tulis?
maksud kakang bukan masalah beras, tapi bahwa setiap laku prihatin itu
pasti punya tujuan/pamrih ….
seandainya laku prihatin tanpa tujuan diperumpamakan, puasa krn
terpaksa gak punya beras … begicu maksud uce …

kalau uce punya telik sandi yg gak bisa mengerti bahasa isyaratku, uce
takut kakang salah nangkep sasaran …. tugasnya Hanoman dari kanjeng
Rm Wijaya itu sangat berat … maka hendaknya setiap kata-kata dicerna
dulu sebelum ditenggak …. itu yg uce takuti … salah2 bisa uce dicap
STRESS .. padahal emang lagi stres … udah tahu uce lagi stess mba Dewi
Sinta malah ngurus kakek jompo

Rate This

o
Dalbo
Januari 25th, 2011 pukul 12:10

Nuwun sewu..
@ Cah Kla 10 salam kenal.
saya Dalbo, bukan ki Sabda..Izin kan sy merespon comen/pertanyaan njenengan.
yg ini
.
apakah masih bisa di katagorikan laku prihatin kl kita masih berharap dari laku
tsb.?

Saya percaya dan tidak mau munafik bahwa sikap berharap/ pamrih dlm
melakukan suatu tindakan apapun yg di motifasi oleh alam kesadaran akan selalu
ada dlm diri manusia, namun di sini kita akan bisa membedakan jenis pamrih yg
bagai mana, hanya diri kita masing2 yg tahu, contohnya: Saya mau laku prihatain
agar saya bisa lebih, eling lan was pada, tentu akan sanagt berbeda dg motivasi yg
ini’ Saya akan laku prihatin, puasa senen kemis, dll agar jadi orang sakti, lalu bisa
mempengarui siapa saja, gampang dapet cewek.. dll. contohnya lagi:
saya mau menyembah Tuhan demi rasa bersyukur saya atas segala karunianya,
dll, akan berbeda dg saya akan menyembah Tuhan agar saya di beri banyak rejeki
dan nanti masuk surga,
Saya akan rajin meditasi agar saya lebih matep dlm mengenal/menghayati jati diri
sendiri..dll semua itu adalah pamrih, dan itu syah2 saja

Ada suatu perbuatan yg tanpa pamrih, biasanya justru motiwasi oleh alam bawah
sadar, hati nurani ,yg bersifat biasanays spontanitas, contohnya: ini pengalaman
sy pribadi, waktu itu sy hendak pergi nonton film di chinema, pas mau berangkat,
hati nurani seperti brbicara, “jangan prgi skrang” sy tdk punya pamrih apa2 sy
hanya tidak jadi pergi bgtu saja, bg mana seandainya sy nekad pergi? sy tidak
tahu, ketika sy tdk jd pergi juga tidak terjadi apa2,
contoh lainya; waktu saya duduk melamun di verandah, lalu hati nurani berbisik,
pergilah ke pantai ( ini bukan keinginan nafsu lho) lalu aku pergi begitu saja tanpa
harus menghitung untung rugi.
dan tentunya peristiwa semacam ini juga pernah di alami oleh saudara2 yg lain di
blog ini termasuk njenengan,
Ok Mas hanya itu yg bisa sy sharing dg anda , maaf atas keterbatasan saya ini..

Puting beliung, kaline banjir…


Ra usah bingung, ra usah kuwatir..mengalir, lir..lir..lir..

ngeli istilahe wong jawa..

Salam asah asih asuh..

Dalbo, with love..


0

Rate This

Balas

Cah Kla 10
Januari 28th, 2011 pukul 14:38

salam kenal jg buat bpk/mas DALBO


Matur suwun responipun. namanya sy lg belajar. kalau ada kurang dan
ketidaktauan sy udah semestinya. mohon maaf atas petanyaan yg krg
bermutu tadi. nderek sinau wonten blok niki. matur suwun.

Rate This

edy
Januari 22nd, 2011 pukul 23:00

Ki Sabda langit, Yth

Matur Nuwun, sampun kerso maringi pepadang Ki Sabda.

Satu lagi, yang saya ingin tahu dari jawaban Ki Sabda, dari pertanyaan lain, adalah
pernyataan ini;…Jika kita mau jujur, pembuktian akan hal gaib pun yang paling mudah
dilaksanakan justru dalam pendekatan rasionalitas.

Maksudnya Ki?!
0

Rate This

Balas

Bois
Januari 24th, 2011 pukul 04:28

Mas Sabda yang terhormat, saya mau tanya. Apa definisi “orang beriman” menurut
pemahaman anda? Dan apa yang dimaksud dengan “cobaan” menurut pemahaman anda?
Samakah “cobaan dan ujian” menurut pemaham anda?

Rate This

Balas

uci eplek eplek


Januari 24th, 2011 pukul 09:02

hhh ….. barangkali namanya juga barang kali jd inget lagunya kang ebit g ade
yg punya ruma ini kan uci = urang cinta indonesia hhh … apa dasarnya? (enak aja
ngaku2 aku huh …)
lah emang gak boleh … jaman edan kan tamu yg nyuguhi jamuan makan
kang sabda itu kan ibarat tukang … tukang yg dpt keuntungan yg ongkos bayaran gajinya
tukang …. coba siapa yg bangun tugu monas? jawabannya soekarno … ya salah lah,
jawaban yg bener ya tukang … ada kepuasan bhatin buat tukang ya karena itu ibadahnya?
bisa dinikmati oleh org banyak walaupun yg dapet nama soekarno ….
setelah jadi rumah ini ya blok ini, kang sabda sabda tinggal ngisi perabotan, ambil dari
sana, ambil sini … rumahnya jadi mewah, buku-bukunya banyak tertata rapih ….
kalau bukunya banyak … misalnya spt mbak Rina itu bukunya banyak, dulu beliau itu
sekolahnya di Jepang ya pasti yg dikupas dikedepankan ya jepang terus hhh ….
artinya baik mbak Rina ataupun kang sabda buku2nya banyak gitu lo ….
orang mengira wah hebat mbah Rina bisa bikin buku, pengalamannya banyak, bisa tahu
tentang jenglot tentang wayang, tentang tafsir mimpi dll …
tapi ya itulah keuntungannya kalau kita sudah punya rumah atau organisasi, pasti nyaman
gak kehujanan …. lah ini ke depannya ya jangan spt rapat erte dateng kumpul terus bubar
…. sebaiknya melangkah lebih maju … tampung ini warna-warni yg masuk di blog sini
menjadi satu wadah yg mampu mencerminkan kebhinekaan, memunculkan kembali
secara formal wujud iniloh budaya nusantara yg sarat dgn etika adab sopan santun,
menghormati sesama hidup baik lahir dan bhatin, sehingga DPR yg lagi tidur gak akan
pergi ke Yunani belajar etika yg akan diterapkan di Indonesia? yg belum tentu sama
budaya sana dgn budaya nusantara? tapi entahlah uhh … yg jelas uce mau bikin rumah
sendiri ajalah untuk menampung satu warna sajalah yaitu yg mau menghidupkan “urip”,
agar suwungnya menjai ada isi-Nya. hhh …. mimpi kali

Rate This

Balas

'rina aizawa
Januari 24th, 2011 pukul 09:55

siapa bilang saya sekolah di Jepang, saya keturunan Jepang tuh jelas, maka sifat
saya tuh sesuai dengan orang Jepang, BAIK DAN BURUKNYA,,,,kalian sendiri
udah tahu SEMUA KEBAIKAN SAYA DAN SEMUA KEBURUKAN SAYA…
DAN SIFAT KESHATRIA HAHAHA….

ah hahaha…….bangsa ini memang dari dulu tertarik sama orang Jepang kan,
hahaha,,,memang harus diakui mereka lebih maju dalam segala hal dibandingkan
kita….sampai muda mudi indonesia saja mabuk asmara berat ama bintang2 dari
Jepang….

tuh jelas, mereka cara berpikirnya sudah maju,…kang BA saja dah berkali2 ke
Jepang….lihat sendiri kan…
kalau mau melihat gambaran real Jepang di Indonesia adalah saya hahaha…

tapi saya tuh jujur, tidak hanya yang baik saja yang saya berikan, AIB saya pun
semua sudah tahu,,,,,,

nah saya lagi kan anda dalam menilai saya….artinya apa hayo…LOMBOK
PEDAS hahaha….

Rate This

Balas

'rina aizawa
Januari 24th, 2011 pukul 09:58

nah SALAH lagi kan anda dalam menilai saya….artinya apa hayo…
LOMBOK PEDAS hahaha….

edited….hehe…

Rate This

blackarai
Januari 24th, 2011 pukul 20:36
Uci eplek eplek kayanya udah tau bener tentang hakekat kehidupan Sana sini
menasehati .
Tapi kesan yg saya tangkap Uci kaya orang yg frustasi sama kehidupanya

Rate This

Balas

UCI eplek-eplek
Januari 24th, 2011 pukul 20:51

hhh …. itu cuman nasehat aja


kalau anda tidak mau dinasehati oleh orang fustasi terus siapa lagi?
uce cuma nasehati agar anda yg lagi tidur/mati rasa jatinya agar “urip” itu
aja!
tiada yg lebih indah sebuah nasehat yg datangnya dari yg frustasi krn tulus
iklas tanpa minta imbalan hhh …… awan-awan mulai gelap ya? bentar
lagi gelap gulita!

Rate This

nde'
Januari 24th, 2011 pukul 10:11

ijin mohon menyimak, cukup ramai pr koment

0
0

Rate This

Balas

Tatang Sidik
Januari 24th, 2011 pukul 12:37

Sebuah artikel yang sangat bagus dan sangat bermanfaat. Matur nuwun Mas Sabda.

Rate This

Balas

UCI eplek-eplek
Januari 24th, 2011 pukul 21:00

@ blackarai

Adakah yg lainnya, yg menganggap uce adalah penasehat yg frustasi?


atau penasehat yg gila? atau yg aneh2?
uce cuma menjalankan perintah leluhur saja …
kalaupun uce ini cuman manusia biasa, dengan segala keterbatasan, gagal memberi
nasehat ya uce serahkan lagi kepada yg memberi tugas, selesai … artinya ya cuman
sebatas itu yg uce bisa …

1
 

Rate This

Balas

slamet2066
Januari 25th, 2011 pukul 23:23

Ikut nyimak……… salam sejahtera untuk semuanya.

Rate This

Balas

Kang Sukma
Januari 26th, 2011 pukul 09:26

Prihatin banyak diajarkan oleh Rasulullah SAW , dalam kontex Jawi disebutkan dengan
nama Prihatin dan kesamaan dalam ajaran Islam dapat diartikan sebagai Qona’ah ,
tenggang rasa , tidak berfoya dengan cara bersedekah , yang kesemuanya mencerminkan
pribadi Rasul dengan kesederhanaan dengan bersumber pada ke Tawaqqal an kepada
Sang Khaliq pemilik seluruh kerajaan di seluruh Alam ……

Rate This

Balas

ahmad murtadlo
Januari 26th, 2011 pukul 10:27

Mengutip kalimat yang ki sabda tulis di posting memulai laku prihatin 21 januari 2009
bahwa “Dalam setiap melakukan amal baik kepada sesama, kita “transaksikan” kebaikan
itu dengan Tuhan, jangan dengan orang yang kita baiki.”. bisa diambil kesimpulan bahwa
laku prihatin (saya pahami sebagai amal baik) yang dijalani jangan ditransaksikan dengan
objek laku prihatin (diri pribadi, orangbanyak/orientasi publik dan alam semesta), tetapi
laku prihatin tersebut ditransaksikan dengan tuhan. (semoga ga salah)

Rate This

Balas

ratansolomj9
Januari 27th, 2011 pukul 00:31

Ikut menyimak Kang Mas Sabda, dan menanti artikel yang bikin pencerahan lagi ….

Salam Rahayu,

Bambang HS

Rate This

Balas

Bajul Kesupen ( 085725534448 )


Januari 28th, 2011 pukul 15:53

sugeng sonten sedulur-sedulur


nafsu ibarat kuda dan kita adalah kusirnya, kuda akan mengikuti perintah sang kusir,
maka nafsu harus kita yang perintah bukan kita diperintah oleh nafsu. laku prihatin bukan
dengan cara menyiksa diri tapi laku prihatin adalah hidup sewajarnya atau tidak
berlebihan dan menggunakan sesuatu hal sesuai dengan fungsinya atau kodratnya yang
sesuai dengan norma yang tercantum dalam suatu keyakinan yang kita yakini.

Rate This

Balas

Sado
Januari 28th, 2011 pukul 18:51

Derita binatang KUDA

kasihan kuda, cuma jadi alat oleh kusirnya, untuk cari duit?
akal kusir …. gemana caranya agar kudanya gak tahu alias dibodohi, agar duitnya
mengalir ke supir …..
maka salah satu jalan, matanya kuda ditutup, kenapa ditutup?
ya biar kuda gak protes kpd sang supir
yg capai jalan-jalan …. nganter penumpang sampai tujuan….. eh yg dapet duit
kok supirnya …. ya itulah yg namanya kekuasaan

 
Rate This

Balas

hanoman
Januari 28th, 2011 pukul 18:05

Pemerintah MULAI LAGI melakukan KEBIJAKAN yg KONTRA..


ANTI PRIHATIN..PEJABAT NAIK GAJI ! rakyat ? tau deh! EGP kata Uci?

“Tak Cuma SBY, DPR Juga Diusulkan Naik Gaji


Kementerian Keuangan sudah menyiapkan penyesuaian gaji para wakil rakyat tersebut.”

Ditengah BANJIR LAHAR DINGIN MERAPI & BROMO dilanjut dengan TRAGEDI
TABRAKAN KERETA API Mutiara Selatan dan Kereta Api Kutojaya di Banjar (Jabar)

Ada ex-Pejabat bilang 40 juta gaji sebulan mana cukup buat hidup di jakarta??

Emang cukupnya berapa ya?? 40 ribu aja gimana?? malu dong sama rakyat..

Rate This

Balas

Prabu Rama
Januari 28th, 2011 pukul 19:05

Namanya juga manusia … gak ada cukupnya

Hanoman juga digaji prabu Rama … gajinya Rp 50 juta + tunjangan Rp 2 Milyar


(spt gaji presiden RI) dgn jabatan Kepala Intelijen….. juga sama, gak cukup2 !!!
kerjanya malah molor terus …. ngitip orang mandi di atas pohon, emang
dasar monyet juga …… udah ketemu belum itu LEBAK CEWENE? kalau gak
ketemu ntar pecat deh …..

Rate This

Balas

Susanto
Januari 29th, 2011 pukul 01:46

Ki sabda..matur sembah nuwun wejanganipun. Ki..kulo sampun berusaha dados tiyang


sae.Mengeluarkan sedekah tiap bulan dan menyantuni anak yatim. Tapi Ki..cita-cita dan
kerinduan saya belum terwujud.Saya masih sangat malas beribadah..saya seoarang
muslim.berat banget rasanya untuk sholat. Padaahal kalau kerja sangat rajin. Saya sendiri
pengen menjadi oarang yang rajin ibadah. Apa yang harus saya lakukan Ki untuk bisa
memerangi ini?
Ya kalau kita tanya ke orang jawabannya pasti ya jangan malas..Saya pengen dapat
merasakan nikmatnya beriman Ki.Mohon petunjuk dan pencerahan serta bimbingan dari
Ki sabda.

Matur sembah nuwun Ki

Rate This

Balas

o
Sholeh
Januari 29th, 2011 pukul 04:28

Ngapunten kulo tiyang cubluk nimbrung ….


Mudah-mudahan mas Santoso tiyang ingkan jujur, maksud delem bener2 agami
islam, sanes ngayuworo ….
Nik belajar ingkang pertama niku iman dulu, iman artinya “percaya” apapun
agamanya utawi agemanipun. kaping kalih islam lan kaping tigo ikhsan.
Pertama Iman/percaya jika islam niku artinya “selamat”, ya selamat di dunia lan
selamat di akherat (alam kalanggengan) artinya bisa masuk surganya Allah baik
di dunia maupun di alam kelanggenga, kemudian nggih jalani rukun islam yaitu
hukum-hukum syareat agama juga pemerintah. Hukum agama (syareat) juga
berisi tentang rambu-rambu yg dilarang dan diperbolehkan, begitu juga hukum
pemerintah/tata negara juga berisi ttg rambu-rambu aturan main yg berlaku di
negara tertentu.
kemudian meningkat ke bab masalah ikhsan, kalau manembah gustine gih
sampun angan-angan tapi nggih kedah haqul yakin. Jalan ini memang dilalui dari
syareat, tharekat, hakekat dan ma’rifatullah yg masing2 mempunyai penjabaran
sendiri2. Saran sy masuk islam hendaknya melalui jalan baiat atau melalui jalan
sanad, cari guru yg sanadnya dari Allah swt, Jibril, nb saw, sahabat, tabiit, tabiin
terus sampai jaman akhir, karena kelak akan ditanya ttg sanadnya.
Kemudian untuk takaran hakekat itu nggih mempunyai makna manunggal ing
kawula gusti yaitu ilmu untuk menyatukan hakekatnya sbg makluk Tuhan dengan
Dzat Sang Khaliq.
Kalau kesadaran untuk menyatukan hakekat telah muncul dan menjadikan dirinya
selalu dekat mendekatkan diri bahkan berusaha menyatu dgn sang kekasih, maka
dilambangkan sanghyang tunggal, kemanunggalannya terus menerus dipelihara.
Menurut pengakuan mas Susanto yg suka bersedekah dan menyantuni anak yatim
itu ibadah yg bagus, jangan mau diajak ngebom, akhirnya masuk neraka dunia
kalau ketangkep di penjara ya toh?
Shalat itu kan artinya do’a, shalat macem2 bentuknya, ada shalat syareat
bentuknya shalat fardhu, ada shalat sunah yg lain, kemudian ada shalat hakekat
yaitu shalat wustal atau shalat da’im.
Kalau pengetahuan shalat syareat sudah banyak yg tahu, akan tetapi shalat da’im
ini sudah sangat minim sekali, umumnya para sesepuh kraton, karena memang
dulunya dikonsumsi untuk dalem kraton artinya rakyat umum gak dikasih tentang
pemahaman ini dgn penyebab entahlah? tapi sebetulnya pemahaman ini sudah
menyebar ke pelosok-pelosok ….
Apa itu shalat da’im? yaitu shalatnya keluar masuknya nafas dirahsa (olah rasa
sejati) istilahnya sholat ini cuma 2 rakaat yaitu mlebu-metu (hu mlebu – Allah
metu) dalam bahasa ilmu sastrajendra adalah ilmu yg dapat dicapai siapapun yg
dapat menyatukan hakikat-Nya sbg makluk Tuhan dgn Dzat Sang Khaliq, atau
makrifat daru gusti Allah yg kita peroleh setelah berhasil “manunggal ing kawula
gusti”.
Nah pemahaman ttg ini menjadi pertentangan antara ulama syareat (lahir/kulit)
dan ulama hakekat (bhatin) ini sudah berlangsung sejak 200 th wafatnya nb saw,
atau semenjak al-qur’an di bukukan di kertas atau sejak al-qur’an yg dikertas di
akademikan maka timbul madzab-madzab ada madzab syafii, hanafi, maliki,
hambali ….. sampai sekarang. Bahkan para sahabat dan tabiit kemudian cucunya
nb saw aja dibunuh oleh ulama syareat, ujung2nya adalah politik pemaksaan
madzab….. itulah gambaran ttg bentuk2 ibadah …

Rate This

Balas

Arif Albisri
Januari 29th, 2011 pukul 22:58

Ijin mengikuti mbah…

Laku yang disengaja bagai Lir-Ilir (dikipas-kipas segala keinginan (nafsu))


Laku yang tidak disengaja mengkuti hasil dari perbuatan pribadi itu sendiri (hukum alam/
sunnatullah yang mengakibatkan hukum karma seperti Tasydid diatas huruf Lam lafad
ALLAH)

salam, mohon izin menyimak

Rate This

Balas


sikapsamin
Januari 30th, 2011 pukul 08:56

Kadang2.., saking prihatinnya…komentar saya malah memprihatinkan…….

Rate This

Balas

arek
Januari 30th, 2011 pukul 22:01

nuwun sewu
menurut sepengetahuan saya,ajaran kejawen membagi nafsu menjadi 4
1.nafsu birahi
2.nafsu amarah
3.nafsu materi
4.nafsu kebaikan
dimana bahwa nafsu yg bersifat distruktif ada 3,yaitu birahi,amarah,dan materi.
dan sepengetahuan saya dlm ilmu keseimbangan bhwa sesucinya seseorang pasti ada
nafsu jahatnya.
dan sejahat seseorang pasti ada titik kebaikannya.
jadi nafsu sampe kapanpun tetap ada selama manusia tsb hidup.

Rate This

Balas

o
Dalbo
Februari 3rd, 2011 pukul 11:28

Nuwun sewu..
@ mas Arek salam kenal,..
Betul mas.nafsu akan selalu ada dalam diri manusia, namanya saja manungso,
katone meneng, ning ngongso,,
Nafsu memang sebagai predikat pelengkap untuk manusia, dan itu berperan sngt
penting sekali, kalau menurut saya, tidak ada nafsu yg distructive, sebenarnya yg
distructive itu, bagaimana kita mengendalikan/memanfaatkan nafsu itu. misal;
Nafsu sexual. apa yg akna terjadi kalau manusia tidak punya nafsu sexual/birahi,
mungkin tidak akan terjadi pengembang biakan. betapa sepinya bumi ini..

Nafsu Amarah, coba kalu kita terus2 an di kibuli, di injak2 di plokoto terus2an
sampai kita nggak berdaya apa2 karna nggak ada nafsu amarah, wah..bisa2 NKRI
sdh di ambil alih oleh Belanda smpai skrng.

Nafsu materi: Kita lahir procot dlm keadaan telanjang, terus tumbuh besar,
bersekolah, berpacaran berumah tangga dll, kita nggak mau to mas tetep
telanjang,..wehh kayak tarzan jadianya.

Jadi menurutku nafsu tidak lain adalh sebuah Energy/ E-motion= Energy yg
Motion/bergerak, tidak ubahnya Energy cinta..
jadi tergantung bagaimana kita memanfaatkanya, Dlm khasanah kejawen kita
sering di ingatkan oleh bbrp prinsip al: Eling lan waspodho, sak madya wae,
ngona,ngono ning ojo ngono, ini dalah parameter sebagai panduan keseimbangan
dlm menjalani kehidupan di marca pada agar kita sebagai manungso ora
kebablasan, keseimbamngan adalh kunci yg paling penting,

O.K mas Arek, itu cuma sekedar opini saja, maaf saya tidak bermaksud
mengguruhi, wong saya di blog ini juga berstatus sbg murid kok..
Eh..ngomomg2 sampean Arek endi? Jatim ta?

Mawar merah, melathi putih, Nafsu Amarah perlu kendali..

Salam Asah, asih asuh,

dalbo, with love..

Rate This
Balas

arek
Februari 8th, 2011 pukul 01:34

Yth @mas Dalbo


kulo saking suroboyo mas,
ya mas maturnuwun sdh dilengkapi dan ini sbg tukar kaweruh,jg sbg input
buat saya.ini yg saya ungkapkan hanya skdr teori saja,prakteknya sndri utk
mengendalikan nafsu,saya msh jauh sekali.
tapi selama manusia hidup memang hrs berusaha terus,sbb bagi saya hidup
adalah kesempatan.syukur sampe detik ini kita msh diberi waktu utk
bertaubat.
setiap manusia diberi kebebasan utk berbuat baik maupun jahat,hidup adl
memilih,memilih jalan.
mungkin semua manusia memilih hdp di jln yg baek,tp dlm prakteknya
nafsu sangatlah menggoda,yg akirnya secara gak sadar membuat manusia
memilih jalan nafsu.
baru setelah peringatan2 Allah dtg berupa sakit dll,barulah manusia itu
kembali sadar,walau hanya bersifat sementara.
mungkin stlh pertobatan,secara gak sadar lg,manusia akan terjebak lg.
itu memang sdh sifat manusia yg selalu labil.
mungkin ada masukan bgmn mengatasi kelabilan manusia?
matur nuwun….

Rate This

Husni
Januari 31st, 2011 pukul 07:49

Presiden mesir husni mubaroq udah lari ke london inggris…sbelumnya presiden


tunisia…dan beberapa negara dikawasan arab sedang dlm persiapan
revolusi….bagaimana dg indon ? akan munculkah jalan yg lebih baix ? ato apakah ufo
sungguhun akan benar2 menjejak di yogya ?

Rate This

Balas

"dewi
Februari 9th, 2011 pukul 01:17

buanglah sifat iri dan dengki …

apa itu jalan terbaik? kenapa itu jalan terbaik?

Rate This

Balas

hartono
Februari 2nd, 2011 pukul 20:56

sesungguhnya allah bersama dgn org sbr

0
 

Rate This

Balas

uci prihatin
Februari 3rd, 2011 pukul 10:03

prihatin yg emang kudu sabar, hhh …

apa lagi mengupas “benang kusut” ….


udah berkali2 uci (urang cinta indonesia) bilang kunci segi tiga itu kunci kemakmuran ….
kenapa segi tiga? lah kalau segi empat ya kiamat hhh ….
krn makna segi empat itu artinya sudah sempurna, ya gak butuh lagi itu gepokan ya gak?

Bentuk yg segi empat itu apa aja? ya Ka’bah, Borobudur (kalau yg ini belah ketupat ya
segi empat juga) …. apa kita mau buka asset yg ada di ka’bah? Borobudur? aduh jangan
nanti kiamat … aduh itu asetnya banyak banget bro.

udah dibilang juga kalau kerajaan Mataram Kuno (Bagelan) itu areanya juga berbentuk
segi tiga, puncuk yg atas : UTARA, kanan bawah : BARAT, balik ke wengkon/kiri
bawah : SELATAN …. lah di tengah2 SEGI TIGA tsb adalah SUMUR alias LEBAK
CEWENE apa itu Lebak Cewene? ya puser bumi gambarnya lingkaran2 gitu lo …

Kunci/laku prihatinnya ya harus yakin, lihat kebelakang dan tutup indra.


Kelak yg akan berperan adalah dari kraton Timur? kenapa bukan Barat?
ini critanya, sejak jaman dulu kerajaan2 di jawa dwipa bahkan hastina raya, bahkan
iskandar zulkarnaen sbg simbol/lambang tanduk 2 (dua) yaitu pemegang kekuasaan
Timur dan Barat sbg lambang bumi dan langit, bapak – biyung …. artinya kt ini jangan
melupakan asal usul kita.
Airlangga yg juga keturunan Mataram Kuna juga memecah kerajaannya menjadi jenggala
– kediri ….
kemudian Raja Sanjaya (mataram kuno) yg mewarisi kerjaan Medang di barat mengatur
pembagian kekuasaan antara Tamperan dan Resiguru Demunawan, Sunda-Galuh menjadi
kekuasaan TAMPERAN, sedangkan kerajaan Kuningan & Galunggung kpd Resiguru
Demunawan (putra bungsu Sempakwaja). Lah berantem lagi deh itu Manarah bales
dendam …. Resi Demunawan mendamaikan kedua belah yg bertikai …. akhirnya
memecah kerajaan menjadi Galuh-Sunda (perjanjian Galuh 739M).
Kemudian kerajaan Majapahit juga ada 2 (dua) kraton yaitu kraton Barat dan kraton
wetan (blambangan) yg akhirnya perang paregreg. Kalau ditelusuri itu Sunan Geseng
diurut silsilahnya ya dari trah kraton wetan Majapahit (blambangan) dari hayam wuruk
terus ke anaknya wirabhumi dst …… maka kata Brawijaya/sunan kalijaga dlm karya
sastra serat darmogandul …. gantinen banyuwangi menjadi blambangan sbg tanda
Sabdopalon kembali ke tanah jawa membawa momongannya.
Kemudian Mataram Islam juga ada 2 (dua) kraton Barat (bahas jawanya Kulon) dan
Timur (bahasa Jawanya Wetan), berantem lagi deh, antara kraton Barat-Wetan itu antara
Amangkurat III (dari trah istri amangkurat I kraton Kulon) dgn Pangeran Puger (dari istri
Amangkurat I selir kraton Wetan)…. dah berantem lagi deh menang Pangeran Puger
bergelar PB I sedangkan Amangkurat III diasingkan ke Srilangka …. putra mahkota
amangkurat III sbg pewaris sah mataram lari gak mau berantem dgn mbahnya …. ketika
BA tanya kenapa mbah? itu cincin sy direbut embahku, aku gak mau ribut … beliau pergi
ke lereng gunung Slamet (maknanya kepingin slamet).
Itulah sekilas info laku prihatin, ngelus dada hhh …. gak pernah rukun negeri kita.
lah dalam cerita jayabaya diceritakan ttg kali tempuran, apa itu kali tempuran? kali itu
sungai atau aliran air kehidupan yg terus berjalan … tempuran itu “kawin” jadi kalau
digabung artinya kali kawin. Siapa yg kawin? ya kraton Barat dan Kraton Wetan …
kapan kawinnya? lah ini uci gak tahu deh …
kalau 2 trah itu kawin itu tandanya kemakmuran nusantara ….. ya kita sbg orang awam
dalam laku prihatin lebih baik nanya kpd leluhur atau baca wangsit siliwangi & jayabaya
…. ujung2nya wangsit siliwangi cuma bilang ….”cari budak angon, jangan noleh ke
belakang ….. nusa bersatu lagi (barat-timur) nusa jaya lagi ….
Mohon maaf lah ini cuma pandangan dari uci yg cubluk alias bodoh katotoloyo …
Uce ini cape dikejar-kejar Rina Aizahwat yg orang jepang itu …. udah tahu uce ini
Togog moncongnya panjang gak mempan lombok merah …. masih aja itu anak bawa2
cabe merah … ya rasain aja kalau cabe sekarang harganya mahal ….

Rate This

Balas

Manusia kumuh
Februari 8th, 2011 pukul 12:06

Kebenaran milik penguasa ah tidak juga, ucapan itu hanya untuk penjilat

0
 

Rate This

Balas

tiorepro
Februari 8th, 2011 pukul 23:36

salam sejahtera untuk semuanya,,,,


“hidup adalah memberi,dan hidup bukanlah mencari”
Saya setuju dengan ungkapan yang pertama,tapi tidak untuk yang kedua,,
Mau nanya ki sabda,apa panjenengan mempunyai kesimpulan itu memang dari kecil atau
dari sebuah proses pencarian,,,?
Terima kasih atas responnya,,,,

Rate This

Balas

"dewi
Februari 9th, 2011 pukul 01:13

apa itu hidup?


apa itu memberi?
siapa yg engkau beri? apa yg telah engkau berikan?

kenapa engkau membenci mencari? apakah engkau sudah menemukan hidup?


dimanakah hidup? apa wujudnya hidup?

kesimpulan apa? apa yg disimpulkan?

0
0

Rate This

Balas

SABDå
Februari 9th, 2011 pukul 09:16

Mas Tiorepro Yth


Kesimpulan seperti itu merupakan kesimpulan dari proses panjang perjalanan
hidup. Ternyata, untuk mendapatkan, atau dalam kiasan (tangan tengadah) kita
musti menjadi orang yg selalu memberi, atau (tangan telungkup). Jika kita bisa
melakukan hal itu dengan rasa ikhlas, tulus, dengan welas asih, belum lagi kita
mencari apa yg kita cari, ternyata harapan tersebut sudah datang terlebih dulu.
Jadi pas dengan apa yg sedang kita butuhkan dan harapkan. Sehingga saya bisa
mengambil kesimpulan bahwa, modal utk mendapatkan apa yg pantas utk kita
dapatkan, utk menjadi kaya dan sukses dst, kita harus menjadi ORANG YG
KAYA HATI. Kaya hati tidak lain adalah sikap lapang hati utk SELALU
MEMBERI.
Berikan dan berikan, tebarkan kasih, tebarkan rasa welas asih, tebarkan berkah
kpd org2 di sekitar kita, kpd orangbbanyak tanpa pilih kasih, dan selanjutnya
rasakan dan cermati efek positif ada diri panjenengan.
Mencari tanpa mau memberi/berbagi terlebih dulu, tentu kalaupun mendapatkan
hasil, tdk akan menjadi berkah buat diri kita dan kel.
Salam asah asih asuh

Rate This

Balas


Dalbo
Februari 9th, 2011 pukul 09:27

Nueun sewu..

Lives is Art, The art of lives..


Lives is love, and love is art, The Art of love lives..

Hmmm pertanyakan Princes satu ini membuat orang2 di sini jadi perlu betul2 merenungi
Ehh jangan2 sampai seumur hidup bggak ketemu..2

Esuk2 kepingin lemper, lempere bu Sri ra teko teko.


Thenguk2 linggih thenger2, ngrasake ati ke tulo tulo…
wele hh omahe adoh….wis tak mulih di sik wae…wis…

Asah asih asuh

Dalbo with love…


.

Rate This

Balas

bbs
Februari 13th, 2011 pukul 21:40

….. tulisan yang mencerahkan….. semoga kita selalu diberi kelapangan hati untuk
memberi..

 
Rate This

Balas

Rudy suwarno
Februari 28th, 2011 pukul 23:51

Benar mas Bbs..

Jg perlukan pemahaman, kesadaran, dan kelebihan khusus untuk bisa


menuangkannya dalam bentuk tulisan.

Sangat Islamis sekali.

Matur Nuwun Ki..

Rahayu

Rate This

Balas

arashi kensho
Februari 17th, 2011 pukul 03:54

kt pembantu saya prihatin tuh prih di batin.. Wk..wk.

 
Rate This

Balas

tiorepro
Februari 20th, 2011 pukul 14:41

ki Sabda: apa termasuk mencari sesuatu, agar saya semakin yakin,,,?


terima kasih atas bimbingannya,,,,

Rate This

Balas

ketutbiu
Maret 7th, 2011 pukul 01:51

KI sabda Yth,
mohon bimbingannya dan nasehat utk kehidupan saya kedepan nanti,,,,
terima kasih

Rate This

Balas

ragil
Maret 24th, 2011 pukul 13:21

bagus pencerahannya, saya tunggu ulasan-ualsan yang lain, misalnya roso sejati, guru
sejati dll. suwun

Rate This

Balas

Heru Haerudin Aprianto


April 5th, 2011 pukul 11:11

Hatur nuhunpisan…..kana seratan-seratannasaparantos abdi ngabandingkeun


prinsipkajawen sareng Sunda Wiwitan,garismerahnasami. Kantun urang
menselarasakanna sareng Agama…

Rate This

Balas

nonggeng
April 10th, 2011 pukul 23:17
Mas SABDå,

Komentar2 anda sungguh menarik, bagaimana mencari apa yg kita cari, dicari dimana
semua jd mencari cari. Apa sudah anda tebarkan, jd tdk bisa dicari2. Cari lah ilmu ke
negri cina.

Mohon pencariannya.

Salam asuh, asih dan asik

Rate This

Balas

sasmito andi
April 13th, 2011 pukul 14:45

Wah tiap kali saya buka blog aki serasa saya pulang kampung, diasah.asih.asuh lan selalu
diuri” kabudayan jawi..

malu, aku Ki…. hidup di ibukota memang penuh tuntutan, sehingga kadang membuat
hati yang sudah kita tata ini terlena dengan tuntutan duniawi.. duniawi… duniawi

tiap kali bertemu dengan tiyang sepuh” du kampung hati terasa tenang tertata kembali
dan enak pula melakukan rutinitas seudah di kota

tetapi beberapa minggu/bulan kemudian begitu lagi… silap dengan tuntutan dunia
pesenipun “menengo sakbisomu meski sedelo” bahkan kadang terasa berat dan susah…
Ki…

pripun nggih… kok kados ngungkal gaman setahun namung sepisan, nggih mboten
tajem” Ki…

suwun…. kangge pencerahanipun

0
0

Rate This

Balas

izen
April 21st, 2011 pukul 00:48

aslmlkm..wr wb.. cuma pengen nanya siapa sejati nya bpk Al fatah yasin yang memimpin
di padepokan alang alang kumitir . desa rejo qaton (RQ) raman utara lampung timur
lampung. mohon penjelasan nya.. ki sabdo.. dan poro pini sepuh .. matur nuwon
aslmlkum.wr.wb

Rate This

Balas

hi hi hi
April 21st, 2011 pukul 06:18

rasa rasa nya pernah ‘lihat…hi hi hi…

Rate This
Balas

hi hi hi
April 21st, 2011 pukul 06:21

jama’ …aaah…oooh…jama’…aaah…hi hi hi…

Rate This

Balas

garjito
Mei 5th, 2011 pukul 14:00

Mohon penjelasan pak sabdo apakah dipadepokan pak sabdo secara berkala diadakan
pertemuan untuk wedar kawruh dimana alamatnya mohon diinfokan rasanya ingin
bertemu langsung dan ngangsu kawruh dengan ki sabda langit nuwun

Rate This

Balas

o
SABDå
Mei 5th, 2011 pukul 14:44

Mas Garjito Yth


Utk sementara ini saya belum ada padepokan yg resmi. Hanya saja setiap saat
selalu ada dulur dulur yg rawuh ke rmh utk anjang sana, dan mempererat tali
persaudaraan serta saling tukar kawruh utk asah asih asuh. Utk copdar blm ada yg
rutin, hanya bersifat temporer atau insidentil jika dulur dulur dari grup,
paguyuban, organisasi, komunitas yg ingin mendakana suatu acara sarasehan atau
yg sejenis.
Salam karaharjan

Rate This

Balas

garjito
Mei 6th, 2011 pukul 12:21

Matur nuwun pak sejatesipun kulon remen sanget menawi saged sowan piyambak
wonten dalem pak Sabdo kagem nampi wejangan saking pak sabdo piyambak nangin
dugi sakmeniko dereng mangertosi alamat tuin kontak personipun nuwun

Rate This

Balas


indra
Mei 8th, 2011 pukul 22:33

Assalamualaikum Ki’ Sabda..


perkenalkan dulu sy Indra madiun,. sudah beberapa kali saya membaca artikel2 di blog
panjenengan, dan sy mengucapkan terimakasih sekali Ki karena artikel yang sy baca
disini sangat bermanfaat untuk sy,. untuk menambah wawasan dan memperbaiki serta
mencerahkan pola pikir sy ki, dan semoga juga artikel2 yg ada disini bisa bermanfaat
bagi banyak orang… sekian dulu dari sy
berharap kelak bisa kenal lebih dekat dan bisa silaturahim kalihan panjenengan.. AMIN
Wassalamualaikum wr wb

Rate This

Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *

Nama *

Email *

Situs web

Beritahu saya mengenai komentar-komentar selanjutnya melalui surel.

Beritahu saya tulisan-tulisan baru melalui surel.


« KIRAB AGUNG TAPA mBISU
PERSOALAN DI SEPUTAR MEDITASI RINGAN »
 TOTAL PENGUNJUNG
o 1,363,259 Para Rawuh Dahat Kinurmatan

 ISI HALAMAN
o ATUR SABDO PAMBAGYO

 KEJAWEN ; Ajaran Luhur Yang Dicurigai & Dikambinghitamkan


 Rahasia Kekuatan Doa
 Membangun Kesadaran Rasa Sejati
o PENGALAMAN GAIB

 Misteri Kehidupan
 Arwah Beramanat
 Misteri Jenglot (Bathara Karang)
 Reinkarnasi Atau Hukuman Tuhan ?
 Naga Raksasa Di Langit Bengkulu
 Rahasia Di Balik 40 Hari
 Kunci Merubah “Kodrat”
o INFORMASI PENTING

 “Bencana Spiritual Nusantara”
 Misteri Di balik Bulan Sura
 NPWP !!! Mudah & Gratis
 Hubungan Leluhur & Kembalinya Kejayaan Nusantara
 Negeri Penuh Teka-teki
 Harta, Tahta, Wanita
o per-EMPU-an

 Deklarasi Kaum Perempuan Nusantara


 Perlukah Perempuan Disunat (circumsition)?
 TULISAN TERBARU
o MEDITASI CAKRA dan OLAH SEMEDI

o PERSOALAN DI SEPUTAR MEDITASI RINGAN

o KRITIK TERHADAP “LAKU PRIHATIN”

o KIRAB AGUNG TAPA mBISU

o SECERCAH HARAPAN MERAPI

o Rasionalisasi Kejawen

o SUMPAH BUDAYA II

o MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

o MISTERI DI BALIK MERAPI

o TUNE UP POTENSI DIRI !!

o UNDANGAN TERBUKA

o Apakah Nasib Orang-Orang Ini Tergantung Pada Agama ?

o SELAMAT HARI RAYA IED 1431 H

o Penderitaan Di Atas Berlian Berjuta Karat

o Benarkah Manusia Bisa Mendahului Kehendak Tuhan ??

 FALSAFAH & BUDAYA


o -

o BAHASA ALAM (SASTRA JENDRA)

 Bahasa Isyarat pada Kucing


 Benarkah Manusia Bisa Mendahului Kehendak Tuhan ??
 Binatang Reinkarnasi
 MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI
 Misteri Di Balik Merapi
 Secercah Harapan Merapi
o BENDAHARA KATA JAWA
 PERIBAHASA JAWA
 SANEPAN
 TEMBUNG GARBA
o BUDAYA & SASTRA

 MAKNA TEMBANG MACAPAT


 Mengapa Budaya Jawa Tersingkir ?
 RATU ADIL KIAN DEKAT
 WAHYU PANCA WARSITA
 WARNING DALAM RAMALAN
 WULANG SUNU (NASEHAT MULIA BAGI ANAK TERCINTA)
o FALSAFAH JAWA

 FALSAFAH HIDUP KEJAWEN


 Kiat Sukses Mendidik Anak
 KRITIK TERHADAP "LAKU PRIHATIN"
 KUNCI SUKSES DALAM KEHIDUPAN
 MELURUSKAN MAKNA MISTIK
 MENELISIK RAHASIA FILSAFAT KEJAWEN (1)
 Mengenal Ngelmu Sastra Jendra
 NEGARAWAN SEJATI
 NILAI HAKEKAT MISTIK KEJAWEN
 PUNCAK ILMU KEJAWEN
 PUSAKA KALIMASADHA & CHUNDAMANI
 SEJATINYA GURU SEJATI
 TITIK AWAL MANUNGGALING KAWULA GUSTI
o FILSAFAT PEWAYANGAN

 KEPEMIMPINAN PUNAKAWAN : Semar-Gareng-Petruk-Bagong


 PENDAWA LIMA
 PERANG BHARATAYUDHA; Nafsu Paling Menghancurkan
 PUSAKA HASTA BRATA; Calon Presiden Harus Memiliki
 WAHYU DEWA WISNU
 WAYANG; Upaya Nenek Moyang Menggapai Kesadaran Rahsa Sejati
o HAKEKAT-MAKRIFAT

 AJARAN SYEH SITI JENAR & KEJAWEN Dalam Memandang


Ketuhanan Neraka Surga
 KONTEMPLASI RAMADHAN
 MEMBEDAH ALAM FIKIRAN SYEKH SITI JENAR
 MENGENAL GARIS BESAR AJARAN SYEH SITI JENAR
o HIKMAH SPIRITUAL

 Sukma Tahu Kapan Raganya Akan Mati


o JAVANESE TRADITION

 Bahasa Simbol (Makna Bunga)


 BANCAKAN SELAPANAN BAYI
 CONTOH UNDANGAN 7 BULAN
 KIRAB AGUNG TAPA mBISU
 MEDITASI
 PERSOALAN DI SEPUTAR MEDITASI RINGAN
 MISTERI CUPU PANJALA
 MITONI (SELAMATAN 7 BLN)
 OLAH SEMEDI
 MEDITASI CAKRA dan OLAH SEMEDI
 PENYEMPURNAAN ARWAH
 RAHASIA JANIN
 SELAMATAN USIA KEHAMILAN
 TATA CARA BANCAKAN WETON
 TENAGA DALAM
o OPINI BEBAS

 AKSIDEN LUPA INDONESIA RAYA


 ALAM SADAR & BAWAH SADAR
 Apakah Nasib Orang-Orang Ini Tergantung Pada Agama ?
 ILUSI NEGARA ISLAM
 KRITIK BUAT PARA RAJA JAWA
 Laporan Sarasehan Sidoarjo
 LETAKKAN AGAMA DI BAWAH NEGARA
 MERUBAH MUSIBAH MENJADI ANUGERAH
 MISTERI 17
 MISTERI ANGKA DI BALIK BOM
 NEGARA-IDEOLOGI-AGAMA
 PENDERITAAN DI ATAS BERLIAN BERJUTA KARAT
 SELAMAT HARI RAYA
 SELAMATKAN GENERASI BANGSA
 SIAPA YANG MASUK SURGA ?
 Sumpah Budaya
 Sumpah Budaya II
 TATA CARA MELIHAT TUHAN
 THE MYSTERIOUS DAY
 TUNE UP POTENSI DIRI !!
 UNDANGAN TERBUKA
o PINTU PEMBUKA RAHASIA SPIRITUAL RAJA-RAJA MATARAM

 SERAT WEDHATAMA (i)


 SERAT WEDHATAMA (ii)
 TANDA-TANDA PENCAPAIAN Neng Ning Nung Nang
 WIRID KARANA JATI : Mengungkap Misteri Tuhan
 WIRID LAKSITA JATI; Meraih Kasampurnan Hidup
 WIRID PURBA JATI : MENGENALI JATI DIRI (Hakekat Neng Ning
Nung Nang)
 WIRID SALOKA JATI; memahami jati diri
 WIRIT MAKLUMAT JATI
o PRIMBON JAWA

 MENGUNGKAP MISTERI 2012


 MISTERI 2012 (Seri 1)
 MISTERI 2012 (Seri 2)
 MISTERI 2012 (Seri 3)
 RUMUS-RUMUS TERSEMBUNYI BENCANA ALAM
 TAFSIR MIMPI
o RANGGA WARSITA

 SERAT JAKALODANG
 SERAT SABDAJATI
 SERAT SABDATAMA
o SEJARAH LELUHUR

 BERDIRINYA MATARAM & HUBUNGAN MISTIK KANJENG


RATU KIDUL
 SERAT DARMAGANDUL
o SPIRITUAL JAWA

 BAGAIMANA HARUS BERSERAH DIRI PADA TUHAN


 DI MANAKAH LEVEL ANDA
 ELING & WASPADA
 Jiwa-Raga-Sukma-Nyawa
 MEMULAI LAKU PRIHATIN
 Mengolah dan Mempertajam Nurani
 Pasrah Atau Fatalis kah Diri Anda ??
o SUMBANGSIH SAHABAT

 Rasionalisasi Kejawen
o TANAMAN HERBAL

 Mukjizat Pohon Kaladewa


o WORO-WORO

o Z. FAQ

 FAQ : Guru Sejati versus Unsur Ragawi


 FAQ : KETUHANAN ; KEMANUNGGALAN ; OLAH RASA
 FAQ : TES KEJUJURAN DALAM BERAGAMA
 FAQ: LELUHUR; PUSAKA; GURU SEJATI
 FAQ: Manitis; Jangkung; Pamomong; Guru Sejati; Moksa; Ngahiang
 FAQ; Membangun Laku Prihatin
 PANTANGAN DAN RINTANGAN DALAM MENJALANI
LAKU PRIHATIN
 KETIKA AGAMA BERPOLITIK KETUHANAN
 Komentar Terakhir

RP on satria piningit semakin d…

ngoceh on satria piningit semakin d…

ngoceh on satria piningit semakin d…

bob on MEDITASI CAKRA dan OLAH S…

mbah tukul on MEDITASI CAKRA dan OLAH S…

O'on on satria piningit semakin d…

tiorepro on MEDITASI CAKRA dan OLAH S…


kironggohartono on MEDITASI CAKRA dan
OLAH S…

Wongsorejo on satria piningit semakin d…

Wongsorejo on satria piningit semakin d…

ratansolomj9 on MEDITASI CAKRA dan OLAH S…

bukan D-asep yg D-ul… on satria piningit semakin d…

ngoceh on satria piningit semakin d…

ngoceh on satria piningit semakin d…

bukan D-asep yg D-ul… on satria piningit semakin d…

 ATUR KAUNINGAN

Para pembaca yang budiman, dengan senang hati, saya persilahkan memberikan
komentar, saran, penegasan, termasuk bila anda ingin menyampaikan pendapat yang
berbeda. Namun harapan saya, marilah kita bersama-sama menyingkirkan segala macam
adat istiadat buruk dalam berdiskusi dan pergaulan luas. Kita hilangkan kebiasaan mudah
terpancing emosi, kagetan dan gumunan, mudah menyalahkan orang lain dan
menganggap diri paling benar. Marilah kita bersama-sama membuka diri, berbekal hati
yang bersih, batin yang bening, kita belajar bersama di sini. Pada saat tertentu anda
menjadi guru bagi kami, namun di saat lain anda dapat belajar di sini dengan sajian
seadanya. Kita luruhkan sifat-sifat negatif, golek menange dewe, golek butuhe dewe, dan
golek benere dewe. Kita tetap solid bersatu di atas perbedaan, bersama-sama
menciptakan negeri yang tenteram, damai, aman dan sentosa. Kita junjung tradisi saling
asah asih dan asuh. Hamemayu hayuning bawana, sastra jendra hayuningrat
pangruwating diyu. Suradira jayaningrat lebur dening pangastuti. Tak lupa saya haturkan
beribu terimakasih atas sumbang sih dan konstribusi anda para pembaca yang budiman di
gubuk sederhana ini. Tali persaudaraan adalah lebih utama. Salam sejati, salam sih
katresnan. Jayalah NKRI.

 Visitors Flag
 Arsip Bulan
 Meta
o Daftar

o Masuk log

o RSS Entri

o RSS Komentar

o WordPress.com

 Pilih panel di bawah ini untuk berbagi

  
Januari 2011
S S R K J S M
« Des   Feb »
  1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31  
 HOT NEWS
o MEDITASI CAKRA dan OLAH SEMEDI

MEDITASI CAKRA dan OLAH SEMEDI Meditasi dibagi dalam dua alur besar.
Yakni meditasi mikorokosmos atau pemusatan konsentrasi pada jagad alit yakni
unsur-unsur yang ada dalam diri tubuh kita. Dan meditasi makrokosmos atau
meditasi jagad ageng. Meditasi cakra merupakan subsistem dari meditasi
mikrokosmos. By sabdalangit CAKRA DASAR, ROOT CHAKRA, Jayengdriyo,
Mu […]

o PERSOALAN DI SEPUTAR MEDITASI RINGAN

Berikut ini saya upload pertanyaan dari para sedulur melalui email seputar
meditasi. Semoga jawaban yang saya berikan seadanya dan sebisanya, mendapat
tempat di hati para sedulur semuanya, dengan harapan sedikit memberi manfaat
untuk kebaikan kepada sesama titah gusti. Apa yang dimaksud meditasi ringan ?
Jawab : meditasi ringan sama halnya dengan konsentrasi […]
o KRITIK TERHADAP “LAKU PRIHATIN”

Berusaha memaknai laku prihatin secara tepat, yang selama ini banyak orang
telah salah kaprah dalam memaknai dan memahaminya. MAKNA PRIHATIN by
sabdalangit Untuk memudahkan pemahaman, prihatin saya akronimkan sebagai
kepanjangan dari rasa perih ing sajroning batin. Perih di dalam batin karena
seseorang tidak lagi bergumul dalam kenikmatan jasad mengumbar naf […]

o KIRAB AGUNG TAPA mBISU

KIRAB AGUNG TAPA mBISU Adakah sebuah skenario besar ? SUGENG


MAHARGYO WARSO ENGGAL Rebo Kliwon, 1 Sura 1944 Bé Kurup Asapon
(1936 – 2052 M) Windu Kuntara Lambang Windu Kulawu Tahun Bé Lambang
Tahun Buda Mahésa (Kerbau) Kumarané rupa Mina Lodan Paarasan Lakuning
Srengéngé Pancasuda Lebu Katiyub Angin Kamarokam Kala Tinantang Watak
Sasi Sasi Rahayu Watak […]

o SECERCAH HARAPAN MERAPI

SECERCAH HARAPAN MERAPI Hari ini (Jumat Legi tanggal 19 Nopember


2010) adalah hari ke 35 atau tepat selapan hari sejak  acara labuh ke Merapi pada
Jumat legi tanggal 15 Oktober 2010. Kali ini kami kembali melaksanakan ritual
agung multi etnis dan multi kepercayaan yang kami pusatkan di dua tempat,
Pasarean Agung Agung Kotagede di mana [...]

o Rasionalisasi Kejawen

Pasugatan Ki Sondong Mandali Kodrat Tuhan, bahwa bangsa manusia diciptakan


Tuhan berikut perangkat ‘build-in spirituil’ atau ‘wiji spirituil’ yang ‘jumbuh’
(sesuai) untuk menjalani hidup di habitat tempat  bangsa manusia tersebut
diciptakan. Kenyataan yang ada, sesuai dinamika semesta, bahwa keadaan alam
(termasuk geo spiritual) di bumi ini tidak sama.  Deng […]

o SUMPAH BUDAYA II

SUMPAH BUDAYA II Situasi mental sosial-budaya bangsa yang cukup


memprihatinkan ini harus segera dicarikan jalan keluarnya dan harus ada langkah
raksasa agar ada keperdulian dari semua elemen bangsa untuk memelihara dan
menjaga budaya nusantara tidak sekedar parsial namun dalam scope nasional
secara komprehensif. Perlu pula dilakukan semacam revitalisasi buda […]

o MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI

MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI Prediksi bukan untuk menakut-nakuti


Tetapi supaya kita lebih hati-hati Anugerah Vulkanik Terimakasih tak terhingga
kepada Merapi. Ia telah menaburkan ratusan juta meter kubik pupuk organik
super istimewa kualitas tinggi. Walau ulahmu membuat jutaan mata terpana ngeri.
Namun ia sedang mengembalikan tanah Jawa supaya kembali menj […]

o MISTERI DI BALIK MERAPI

Pada hari Rabu tanggal 13 Oktober 2010, YM Sultan Adji Sulaiman Raja Kutai
Kertanegara ke 18 memerintah pada pertengahan abad 18, mengingatkan supaya
segera melaksanakan perintah untuk ritual labuh ke puncak Gunung Merapi.  Tak
boleh mundur lagi. Batas akhir yang ditentukan adalah hari Jumat Legi, tanggal
15 Oktober 2010. Secara logika, pada tanggal 13 Oktob […]

o TUNE UP POTENSI DIRI !!

TINGKAT KESADARAN OTAK Telah lama diteliti bahwa selama hidupnya,


manusia hanya menggunakan kurang dari 10% potensi diri yang tersembunyi di
dalam otak. Bahkan sebagian besar manusia menggunakannya di bawah bilangan
5%. Lalu kemana yang 90% ? Jawabannya adalah potensi diri tersebut menunggu
untuk digali. Dua dekade terakhir, penelitian tentang potensi diri m […]

o UNDANGAN TERBUKA

UNDANGAN TERBUKA by ki WONGALUS SEDULURKU SEMUA, KAMI


MENGUNDANG ANDA DALAM ACARA….ACARA: SYAWALAN DAN
SILATURAHIM PEMBACA BLOG ”KAMPUS WONG ALUS”
(www.wongalus.wordpress.com) TEMA : MENJADI MANUSIA INDONESIA
SEJATI, YANG MEMILIKI SIPAT KANDEL, WINASIS SEBAGAI PRIBADI
YANG TERWACA, WASKITA DAN PERMANA. HARI/TANGGAL: JUMAT,
17 SEPTEMBER 2010 JAM: SORE PUKUL 1 […]

 ASTROLOGI JAWA
o Mencari Weton Anda 0

 BLOG Bonafit
o Faisal Saleh (Info Lowongan PNS) 0

o Jalan Setapak Menuju Nusantara Jaya 0

o Kariyan Santri Gundul 0

o Ki Ngabehi KM Herdjuno 0

o KwekLina’s Imagination 0

o Nurdayat 0

o Padepokan Gantharwa 0
o RatanaKumaro 0

o SABDALANGIT.COM 0

o TOMYARJUNANTO (Mata Air) 0

 CINTA DAMAI
o Annan Khrisna 0

o Dukur Sikap Samin 0

o Gerakan National Integrasi Bangsa 0

o Keutamaan Sekulerisme-Kebebasan Liberalisme 0

o Rumah Sanjiwani 0

o Sebentang Jalan Cinta 0

o YANGKUNG 0

 FORUM TANYA JAWAB


o KULINER JOGJA 0

o MEDIA TANYA JAWAB 1

 GUDANG ILMU
o AlangAlangKumitir 0

o SABDALANGIT.COM 0

o SEKAR JAGAD NUSANTARA 0

o WONGALUS 0

 HAKEKAT-MAKRIFAT
o Ilmu Hakekat-Makrifat 0

o Islam Abangan 0

o Islam Instropeksi 0

o Kang Haji Tohar 0

o Kang Sumego 0

o Mas Bambang Sidharta 0


o Mazadjie Al Gurandil 0

o Memahami Sufi 0

o Pengembarajiwa 0

o Qarrobin 0

o Quantum Ilahi 0

o Sufi Muda 0

 INTERMEZO
o Budaya Jawa Penyejuk Hati 0

o Celetukan Segar 0

o Kangboed 0

o Krishnabalagita 0

o KULINER JOGJA 0

o Mas8Nur 0

o Mistis 0

o Sebuah Kontemplasi 0

o Sebuah Perjalanan Spiritual 0

o SUKOLARAS 0

 KABUDAYAN JAWA
o BELAJAR HURUF JAWA 0

o DBO911 0

o Joyokusumo 0

o Kang Suket 0

o Kang Tono 0

o KanjengRatuKidul 0

o Kraton Jogja 0

o KULINER JOGJA 0
o Menjelajah Situs Purba 0

o Padepokan Mangundirjo 0

o Penjawi 0

o Pernikahan Adat 0

o PUTUNE (Budaya Jawa) 0

o Siti Jenang 0

 MEDIA TANYA JAWAB


o MEDIA TANYA JAWAB 1

o SABDALANGIT.COM 0

 MENYIMAK SEJARAH KONFLIK YAHUDI-


PALESTINA
FORUM SARASEHAN BUDAYA JAWA

 Jagad Para Sedulur


 Sangkan Paran Pengunjung

Get a FREE visitor map for your site!

 GEO CLOCK
widget

 Sabdalangit

RUWATAN MASSAL
Di Saat Alam Murka

Mega Disaster In Aceh, 24 Desember 2004

Gempa Jogja dan sekitarnya 27 Mei 2006

Follow me on Vodpod

 Translator

 HITS

free counter

 Klik Tertinggi
o nurahmad.wordpress.com
o bausastra.com

o sabda17.blog.plasa.com

o id.wordpress.com/tag/cont…

o sabdalangit.files.wordpre…

o id.wordpress.com/tag/cont…

o pemegangpetir.blogspot.co…

o id.wordpress.com/tag/pusa…

o alangalangkumitir.wordpre…

o bhinnekatunggalika.org/do…

o wongalus.wordpress.com

o addthis.com/bookmark.php?…


 Spam Blocked
2.337 spam comments

Blog pada WordPress.com. | Theme: Dark Wood by Nischal Maniar.

Anda mungkin juga menyukai