Anda di halaman 1dari 2

1.

Hakikat dan Sifat Dasar Nafsu

Kenapa hawa nafsu diciptakan? Pada hakikatnya semua manusia memiliki nafsu,
karena manusia tidak dapat hidup jika tidak ada nafsu. Allah menciptakan
manusia disertai dengan hawa nafsu. . Nafsu adalah keinginan seseorang atau
dorongan hati yang kuat untuk memasuki kebutuhan hidupnya. Hawa nafsu
adalah sesuatu yang disenangi oleh jiwa, baik bersifat positif maupun negatif, baik
bersifat jasmani maupun ruhani. Sehingga pada hakikatnya nafsu itu penting bagi
diri manusia akan tetapi penggunaan nafsu yang tidak terkontrol pada diri
manusia itu yang berbahaya.

2. Memahami Nafsu Syahwat

a. Pengertian Nafsu Syahwat

Secara istilah, nafsu adalah keinginan seseorang atau dorongan hati yang kuat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Syahwat secara lughawi artinya menyukai
atau menyenangi. Yaitu kecintaan terhadap sesuatu sehingga kecintaan itu
menguasai hatinya. Kecintaan itu sering menyeret seseorang untuk melanggar
hukum Allah ’azza wa Jalla dengan tujuan untuk mendapatkan yang lezat–lezat.
Adapun secara istilah syari’at, nafsu syahwat adalah kecondongan jiwa terhadap
sesuatu yang disukainya sehingga keluar dari batas syari’at. Maka hakikat syahwat
(keinginan) nafsu adalah kecenderungan kepada sesuatu yang sesuai dengan
tabi’atnya (watak) dan menjauhi sesuatu yang tidak disukai dan dicintai. Akan
tetapi, sebenarnya keberadaan syahwat pada manusia itu tidak tercela, karena
terdapat faedah dan manfaat didalamnya. Celaan itu tertuju jika manusia
melewati batas dalam memenuhi syahwat. Misalnya, menuruti nafsu syahwat
dengan melakukan kemaksiatan

Dorongan nafsu syahwat mengarah kepada tiga hal besar, yaitu :

1) Syahwat dan kesenangan terhadap harta benda, sehingga melahirkan


kerakusan, perampokan, pencurian, manipulasi, korupsi, bahkan kekerasan fisik,
seperti pembunuhan dan penganiayaan.
2) Syahwat dari kesenangan terhadap seks, sehingga melahirkan kejahatan dan
kekejian berupa perzinaan, pemerkosaan dan penyimpangan seksualitas lainnya,
bahkan hanya karena seks terjadi pembunuhan dan penganiayaan fisik.

3) Syahwat dan kesenangan terhadap jabatan dan kedudukan, sehingga


melahirkan para pejabat dan pemimpin yang zalim, otoriter, bahkan diktator.
Akhirnya menindas siapa saja yang akan menghalang-halangi.

Anda mungkin juga menyukai