Anda di halaman 1dari 2

Puasa dan Jihad Melawan Nafsu

Makan, minum, berhubungan suami –istri, berbicara dan segala macam perbuatan, adalah
berpangkal pada nafsu Maka semua itu akan dapat dikuasai jika nafsu itu dapat dikuasainya. Sedang
untuk menguasai nafsu itu diperluka perjuangan yang terus menerus . Perjuangan untuk itu disebut
“Jihad” karena kata jihad itu dalam salah satu definisinya yang diungkapkan oleh Abdullah bin Al
Mubarok adalah: “ Perjuangan melawan nafsu dan setiap keinginan”

Arti melawan nafsu

Melawanhawa nafsu yang dimaksud di sini, bukan berarti memusuhi, karena nafsu atau hawa
itu sendiri adalah potensi yang diletakkan oleh Allah SWT pada diri setiap manusia sebagai instrument
atau alat pengatur dan demi kemajuan dirinya. Karena itu tidak salah kalau nafsu atau hawa sebagai
pendorong, pendorong untuk berkreatif menuju kehidupan yang baik.

Maka wahyu yang diturunkan Allah Ta’ala itu, bukan mematikan atau memusuhi nafsu ini
karena manusia kalau telah kehilangan nafsu berarti bukan mansia. Tetapi nafsu berperan sepertiitu
tidak jarang akan meluncur dan berakibat fatal apabila dilepaskan begitu saja tanpa kendali.

Seseorang menjadi arogan, karena nafsu ingin berkuasa yang berlebih-lebihan. Seseorang
menjadi koruptor, pencuri, manipulator atau pungliator adalah karena nafsu ingin mendapatkan
kekayaan yang meluap. Dan begitulah setiap tindakkan negative baik yang menyangkut pribadi ataupun
masyarakat adalah berpangkal pada nafsu yang tidak terkendali.

Dengan pengertian ini, maka yang dimaksud “melawan hawa nafsu” itu ialah mengendalikan
hawa nafsu dan membimbngnya sehingga akan benar-benar nafsu itu berfungsi sebagai instrument
untuk menciptakan hidup dan kehidupan yang indah dan harmonis

Dan untuk ini diperlukan perhatian yang serius dan perjuangan yang gigih serta kontinyu, seperti
yang difirmankan Allah Ta’ala;

‫ِدِه ُهَو ٱۡج َتَبٰى ُك ۡم َو َم ا َج َعَل َع َلۡي ُك ۡم ِفي ٱل ِّديِن ِم ۡن َح َر ٖۚج ِّم َّل َة َأِبيُك ۡم‬
‫َو َٰج ِهُد وْا ِفي ٱِهَّلل َح َّق ِج َها ۚۦ‬
‫ِإۡب َٰر ِهيَۚم ُهَو َسَّم ٰى ُك ُم ٱۡل ُم ۡس ِلِم يَن ِم ن َقۡب ُل َو ِفي َٰه َذ ا ِلَيُك وَن ٱلَّرُس وُل َش ِهيًدا َع َلۡي ُك ۡم َو َتُك وُن وْا‬
‫ُش َهَد ٓاَء َع َلى ٱلَّناِۚس َف َأِقيُم وْا ٱلَّص َلٰو َة َوَء اُت وْا ٱلَّز َك ٰو َة َو ٱۡع َتِص ُم وْا ِبٱِهَّلل ُه َو َم ۡو َلٰى ُك ۖۡم َفِنۡع َم‬
٧٨ ‫ٱۡل َم ۡو َلٰى َو ِنۡع َم ٱلَّنِص يُر‬
Dan ”
berjuanglah kamu di (jalan) Allah dengan sungguh-sungguh berjuang......” Qs Al Hajj 22: 78

Ibnul Qoyim menafsirkan ayat tersebut mengatakan :” Maka yang dimaksud sungguh-sungguh berjuang
itu ialah : sungguh-sungguh berjuan( menguasai) nafsu nya untuk menyerahkan hati, lisan dan anggota
badannya kepada Allah, sehingga semuanya digunakan karena Allah dan dengan nama Alla, bukan
.karena nafsu dan dengan nafsu

Dengan melihat penekanannya dari puasa sebagai penguasaan nafsu dan pengertian jihad yang
diuraikan oleh Ibnul Qoyim maka jelas sekali bahwa puasa adalah jihad yang tidak kalah nilainya dengan
jihad melawan musuh islam itu sendiri. Ditilik dari berbagai sudut aspeknya keduanya mempunyai titik
persamaan. Kalau jihad melawan musuh alaha demi memperoleh ketentraman lahir dan batin dalam
kehidupan berjama’ah maka puasapun adalah bertujuan demikian. Dengan puasa orang dilatih untuk
bersabar, berkasih sayang sesamanya dan berperangai luhur, yang semuanya merupakan etika
esensisial. Pokok-pokok akhlak dalam pergaulan .

Dalam hal ini Ibnul Qoyim mengatakan tentang tujuan puasa ini sebagaiberikut:

“Yang dituju dari puasa ialah; menahan nafsu syahwat dan memutus nafsu makan serta
meluruskan kekuatan nafsu syahwat, sebagai petensi untuk mencari kebahagiaan dan kenikmatan serta
menerima kesucian hidup yang abadi. Kelaparan dan kehausan yang dirasakan dalam berpuasa itu
dapat menguasai kemarahan dan luapan nafsu, bahkan dapat mengingatkan betapa kepedihan yang
dirasaka oleh orang-orang miskin. Sempitnya gerak setan itu adalah karena sempitnya gerak nafsu
makan dan minum. Puasa juga dapat mengendalikan tenaga seseorangterhadap sesuatu yang
membahayakan kehidupannya di dunia dan di akhirat serta dapat menenangkan setiap orang dari
pengaruh –pengaruh yang tidak baik itu dari setiap kekuatan yang mendorong manusia untuk
memperturutkan hawa nafsunya . dengan puasa semuanya dapat terkendalikan . sehingga dengan
demikian , maka puasa itu adalah kendali orang-orang yang taqwa . perisaibagi orang-orang yang
terjun ke medan perang dan latihan bagi orang-orang yang baik atau untuk mendekatkan diri kepada
Allah Ta’ala.

Dari uraian di atas jelas sekali bahwa puasa itu besar sekali pengaruhnya bagi pengen
dalian anggota lahiriyah dan dorongan nafsu, yang keduanya itu bagi kehidupan manusia merupaka
instrument yang dominan.

Anda mungkin juga menyukai