Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

Disusun oleh:
Kana Khairunnisa (16)

Kelas XII IPA 4

MADRASAH ALIYAH NEGERI DEMAK


TAHUN AJARAN 2021/2022
Tasamuh

Tasamuh berasal dari bahasa Arab yang berarti toleransi yang mempunyai
arti bermurah hati, kata lain dari tasamuh adalah ‘tasahul’ yang memiliki arti
bermudah-mudahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata toleransi adalah
suatu sikap menghargai pendirian orang lain (sepertin pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan
pendirian diri sendiri.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa toleransi mengandung


sifat-sifat seperti lapang dada, tenggang rasa, menahan diri, dan tidak memaksakan
kehendak orang lain.

Sikap tasamuh juga dapat kita tunjukan dengan sikap sabar menghadapai
keyakinan-keyakinan orang lain, pendapat-pendapat mereka dan amal-amal
mereka walaupun bertentangan dengan keyakinan dengan keyakinan kita dan tidak
sesuai dengan syariat Islam. Kita juga dilarang untuk menyerang, menyakiti dan
mencela orang lain yang tidak sependapat dengan kita.

Dasar dari sikap toleransi adalah kasih sayang. Adanya kasih sayang dari
sesama akan mendorong seseorang untuk menghargai dan menghormati orang lain.
Adapun tujuan dan sikap toleransi adalah menghindari kekerasan dan menciptakan
kerukunan dan kedamaian hidup bersama orang lain.

Dalil Sikap Tasamuh


Rasulullah saw bersabda : Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling
mengasihi, saling belas kasih dan saling cinta itu bagaikan satu jasad (tubuh).
Apabila salah satu anggota tubuh ada yang mengelu, maka seluruh anggota
(tubuh) yang lain gelisah dan panas demam. (H.R. Bukhari)

Dalam kehidupan sehari-ari hendaknya kita membiasakan diri untuk saling bekerja
sama dalam kebaikan, saling menghargai orang lain, dan sikap tenggang rasa.
Allah swt berfirman dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2

َ‫ْي َواَل ا ْلقَاَل ِئ َد َواَل آ ِّمينَ ا ْلبَيْتَ ا ْل َح َرا َم يَ ْبتَ ُغون‬


َ ‫ش ْه َر ا ْل َح َرا َم َواَل ا ْل َهد‬
َّ ‫ش َعاِئ َر هَّللا ِ َواَل ال‬َ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تُ ِحلُّوا‬
ْ‫س ِج ِد ا ْل َح َر ِام َأن‬
ْ ‫َن ا ْل َم‬
ِ ‫صدُّو ُك ْم ع‬ َ ْ‫شنَآنُ قَ ْو ٍم َأن‬ َ ‫اصطَادُوا ۚ َواَل يَ ْج ِر َمنَّ ُك ْم‬ ْ َ‫ض َوانًا ۚ وَِإ َذا َحلَ ْلتُ ْم ف‬ ْ َ‫ف‬
ْ ‫ضاًل ِمنْ َربِّ ِه ْم َو ِر‬
ِ ‫ش ِدي ُد ا ْل ِعقَا‬
‫ب‬ َ َ ‫ان ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ ۖ ِإنَّ هَّللا‬ِ ‫تَ ْعتَدُوا ۘ َوتَ َعا َونُوا َعلَى ا ْلبِ ِّر َوالتَّ ْق َو ٰى ۖ َواَل تَ َعا َونُوا َعلَى اِإْل ْث ِم َوا ْل ُع ْد َو‬
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat doa dan penlanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Musawah

Musawah adalah pengungkapan kalimat yang maknanya sesuai dengan


banyaknya kata-kata, dan kata-katanya sesuai dengan luasnya makna yang
dikehendaki, tidak ada penambahan ataupun pengurangan”. Sedangkan menurut
Imam Akhdlori, “Musawah adalah mendatangkan makna dengan ucapan yang
seukurannya (tidak bertele-tele dan tidak terlalu singkat).

Dari uraian diatas dapat diartikan bahwa, Musawah merupakan cara untuk
menyampaikan maksud atau pernyataan yang sesuai menurut ketentuan yang
berlaku dan ketika menyampaikannya penyampaian itu tidak mengurangi makna,
tidak terlalu singkat, dan tidak pula terlalu panjang ataupun bertele-tele.

Contoh:
‫وما تقدموا النفسكم من خير تجدوه عند هللا‬

Dan apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan
mendapat pahalanya pada sisi Allah. (QS. Al-Baqarah: 110)

‫وال يحيق المكر السيي اال باهله‬

Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa kecuali atas orang yang
merencanakannya. (QS. Faathir: 43)

Bila kita perhatikan contoh-contoh diatas, kita dapatkan bahwa kata-katanya


disusun sesuai dengan makna yang dikehendaki, dan seandainya kita tambahi satu
kata saja, niscaya tampak ada kelebihan; dan bila kita kurangi satu kata saja,
niscaya akan mengurangi maknanya. Jadi, kata-kata yang tersusun dalam setiap
contoh diatas sama dengan banyaknya makna. Oleh karena itu, pengungkapan
kalimat yang demikian disebut sebagai musawah.
Ukhuwah

Ukhuwah artinya persaudaraan. Istilah ini menjadi tidak asing bila dikaitkan
dengan hubungan sosial sesama umat muslim yang ingin hidup berkelompok.
Berikut ini penjelasan ukhuwah dalam Islam.
Menurut Ar Raghib dalam Mufradat Alfazhil Quran, kata ukhuwuah berasal dari
kata akhun. Akun mengandung arti berserikat dengan yang lain karena kelahiran
dari dua belah pihak atau karena persusuan. Kata ini juga menjelaskan seluruh
mukmin adalah bersaudara.

Baca juga:
Etos Kerja dalam Islam yang Dicontohkan Rasulullah SAW
Sementara menurut Imam Hasan Al Banna, ukhuwah dapat diartikan sebagai
keadaan mengikatnya hati-hati dan jiwa-jiwa dengan ikatan akidah. Ikatan inilah
yang mendefinisikan ukhuwan sebagai saudaran keimanan.

Senada dengan itu, dikutip dari buku Akhlak Keagamaan Kelas XII karya Rofa'ah,
ukhuwah artinya jalinan persaudaraan yang didasari dengan keimanan pada Allah
dan RasulNya. Istilah lain yang kerap kita jumpai adalah ukhuwah islamiyah.

Persoalan ukhuwah Islamiyah juga sudah diterangkan dalam firman Allah QS Al


Hujurat ayat 10,

َ‫م ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬Xْ ‫ِإنَّ َما ْال ُمْؤ ِمنُونَ ِإ ْخ َوةٌ فََأصْ لِحُوا بَ ْينَ َأ َخ َو ْي ُك‬

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu


damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada
Allah agar kamu mendapat rahmat."

Berdasarkan ayat di atas, Allah menggunakan kata ikhwah atau saudara


seketurunan untuk menjelaskan hubungan sesama umat muslim. Dilansir dari
ulama Quraish Shihab dalam buku Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu'i atas
Pelbagai Persoalan Umat, hal ini untuk mempertegas jalinan hubungan antar
sesama muslim.
Hubungan tersebut tidak hanya terjalin oleh keimanan, tetapi dibuat seakan-akan
terikat dalam persaudaraan seketurunan. Sebab, menjalin hubungan yang harmonis
bagi sesama muslim menjadi kewajiban bagi tiap-tiap muslim itu sendiri.

Untuk menjalin persaudaraan sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya,


diperlukan tiang penyangga agar ukhuwah bisa tetap berdiri kokoh. Terutama di
kalangan umat muslim. Ada 4 asas ukhuwah Islamiyah yang diajarkan dalam
Islam. Ada apa saja?

4 Asas Ukhuwah dalam Islam

1. Taaruf
Asas ini mengandung makna saling mengenal. Namun, tidak hanya terbatas pada
hal yang bersifat fisik atau identitas ringkas. Namun, mengenal lebih dalam lagi
seperti, latar belakang pendidikan, budaya. keagamaan, pemikiran, ide-ide, cita-
cita serta masalah kehidupan.

2. Tafahum
Artinya saling memahami kelebihan dan kekurangan atau pun kekuatan dan
kelemahan masing-masing. Bila ini tercapai, segala macam bentuk
kesalahpahaman dapat dihindari.

3. Ta'awun
Asas ta'awun berarti saling tolong menolong. Konsepnya bisa berupa yang kuat
menolong yang lemah atau yang dirasa mampu agar menolong yang kekurangan.
Melalui asas ini kerja sama akan tercipta dengan baik dan saling menguntungkan
sesuai fungsi dan kemampuan masing-masing.

4. Takaful

Baca juga:
Sifat Orang yang Mencerminkan Al-Wakil, Satu dari 99 Asmaul Husna
Asas yang terakhir adalah saling memberikan jaminan. Artinya sesama umat
muslim harus saling memberikan rasa aman dan terhindar dari kekhawatiran serta
kecemasan. Jaminan ini mirip dengan asas sebelumnya, misalnya ada jaminan dari
sesama saudara muslim untuk memberi pertolongan saat menghadapi masalah.

Itulah penjelasan dari ukhuwah yang artinya persaudaraan dalam Islam berikut
dengan 4 asasnya. Semoga dengan pemahaman ini kita dapat meningkatkan
ukhuwah dengan sesama muslim ya.

Anda mungkin juga menyukai