Anda di halaman 1dari 2

Puasa dan Kebutuhan Manusia

Puasa Ramadhan adalah ibadah massal, Suatu masyarakat tentu saja terdiri atas individu-
individu yang bergam pencapaian atau pemuasan kebutuhannya. Sedangkan puasa Ramadhan
bertujuan ntuk menciptakan masyarakat, bukan cuma pribadi, yang bertaqwa(ayat 183,187) , bersyukur
( ayat 185) dan yang mendapat petunjuk( ayat 186) , dan pada akhirnya menjadi masyarakat yang
memperoleh kemenangan (ayat 189). Nah puasa ramadhan pada sasaran akhirnya adalah masyarakat
yang mendapat kemenangan.

Tetapi kemenangan itu tak akan tercapai bila individu-individu itu berjalan sendiri-sendiri .
Sebagai gerakan massal, keharmonisan antara individu-individu di dalamnya harus ditegakkan. Jika tidak
ditegakkan percuma ilusi dan angan angan . karena ilusi yang adadi masyarakat akamn membelengu
pribadi-pribadi di dalamnya. Jika yang yang miskin diseru untuk puasa Ramadhan, maka kelas
menengah ke atas harus memikirkan kehidupan mereka. Secara lahiriah mereka yang miskin sudah
biasa merasakan lapar dan dahaga. Untuk memenuhi kebutuhan yang paling dasar sudah pontang
panting. Tidak adil bila mereka paksa untuk berpuasa! Namun jika mereka tidak berpuasa Ramadhan,
tidak akan tercipta gerakan massal untuk membangan masyarakat yang bertakwa. Solidaritas untuk
memperoleh kemenangan bersama harus didasari dengan puasa yang belandskan iman dan
ihtisaban.Sehingga betulah pernyataan Rasulullah SAW. Yang dikatakan oleh Abu Hurairah bahwa “jika
bulan Ramadhan datang pintu-pintu surge di buka, pintu-pintu neraka di tutup dan setan-setan
dibelengu”

Tekanan dalam puasa Ramadhan adalah memberi makan orang miskin (ayat 184) ,
mendengarkan permohonan Allah ( ayat 185), mengetahui batas-batas puasa ( ayat 186) dan menjauhi
ketamakan dalam harta benda (ayat 188). Memberi makan pada zaman sekarang tentnya tidak harfiah
seperti pada masa dahulu. Ayat 184 tersebut harus dibaca secara utuh sehingga ketahuan yang jelas
permohonan Allah Ta’ala di situ. Untuk itu bagian kalimat yang mencantumkan pemberian makan ayat
di bawah ini

‫ة ِّم ۡن َأَّي اٍم ُأَخ َۚر َو َع َلى ٱَّل ِذ يَن‬ٞ ‫َأَّياٗم ا َّم ۡع ُد وَٰد ٖۚت َفَم ن َك اَن ِم نُك م َّم ِريًض ا َأۡو َع َلٰى َس َفٖر َفِع َّد‬
‫ر َّلُك ۡم ِإن‬ٞ ‫ر َّل ۚۥُه َو َأن َتُص وُم وْا َخ ۡي‬ٞ ‫ة َطَع اُم ِم ۡس ِكيٖۖن َفَم ن َتَطَّوَع َخ ۡي ٗر ا َفُه َو َخ ۡي‬ٞ‫ُيِط يُقوَن ۥُه ِفۡد َي‬
١٨٤ ‫ُك نُتۡم َتۡع َلُم وَن‬
“. ….dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah,
(yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan[114],
Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”AlBaqarah : 184

Bila ayat tersebut dibaca dengan cermat maka kita tahu bahwa yang dimaksud dengan orang-
orang yang merasa berat menjalani puasa adalah mereka secara psikologis terasa berat
menjalankannya. Jadi bukan orang yang memang secara fisik berat untuk mengerjakannya. Karena itu,
mereka waajib berfidyah, yaitu membebaskan kewajiban puasa di dalam bulan Ramadhan .
Pada masa Nabi SAW. Satu hari tidak berpuasa diganti dengan memberi makanan yang setara
dengan yang ia makan . namun, dalam hal yang sifatnya penerapannya, subtsansi ayat jauh lebih
penting. Apa substansinya ? yaitu memberantas kemiskinan. Karena itu, lanjutan ayat adalah” dia yang
memberi lebih atas kesadaranya sendiri, maka hal itu lebih baik baginya “. Ayat ini jelas permohonan
kepada kelas menengah ke atas yang keberatan melaksakan puasa. Inilah salah satu bentuk solidaritas
umat dalam menggalang gerakkan puasa secara massa. Bagi yang tidak berpuasa hendaknya membantu
membebaskan kemiskinan.Ilusi dibebaskan dan smber ilusi, yaitu kemiskinan, dilenyapkan.

Anda mungkin juga menyukai