Anda di halaman 1dari 83

DARI RAHIM IKHWANUL MUSLIMIN

KE PANGKUAN AL-QAIDA

Syaikh Doktor Aiman Azh-Zhawahiri

Judul Asli: FURSAAN TAHTA RAAYATIN NABI


Penulis: Syaikh Doktor Aiman Azh-Zhawahiri
Penerjemah: Umar & Mushab
Editor: Fauzan

kamaa nahsabuhuu

l
MUQADDIMAH
Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, hanya kepada-Nya kita meminta
pertolongan dan memohon ampunan dan hanya kepada-Nya kita berlindung dari
kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita. Barangsiapa yang Allah berikan
hidayah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang Allah sesatkan,
maka tidak ada yang bisa memberikannya hidayah. Aku bersaksi tiada Ilah yang berhak
disembah kecuali Allah, tiada sekutu baginya dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad n
adalah hamba dan Rasul-Nya.

Allah l berfirman:
()
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam. (QS. Ali Imran: 102)

Dan firman-Nya:


()
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisa: 1).

Dan firman-Nya:

( )
()
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya,
maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al-Ahzab [33]:
70-71).

Amma badu:

Dalam muqaddimah ini sangat penting bagiku untuk menjawab tiga pertanyaan
berkaitan erat dengan kitab ini: Siapa yang menulisnya? Mengapa kitab ini ditulis? Untuk
siapa kitab ini ditulis?
Adapun yang menulis kitab ini adalah seorang lelaki yang menganggap dirinya
berafiliasi (memiliki hubungan) kepada para mujahidin. Ia punya hubungan dekat dengan
mereka. Ia mengharap untuk bisa menghabiskan sisa umurnya dalam rangka membantu
urusan Islam menjalani peperangan seru melawan para thaghut perang salib baru.
Kitab ini ditulis sementara ia dalam kondisi sebagai orang yang sedang diburu dan
menjadi TO (Target Operasi) para thaghut tersebut. Akan tetapi meskipun demikian
---dengan karunia dari Allah--- ia masih bisa merasakan nikmat yang ia sendiri tidak tahu
bagaimana cara mensyukurinya. Nikmat itu adalah nikmat kemuliaan untuk menghadapi
musuh-musuh yang sangat rakus dan serakah, yang tidak rela seorang pun melainkan
harus menjadi orang yang hina, taat dan tunduk kepada mereka.
Adapun mengapa kitab ini ditulis? Mengapa harus ditulis dalam waktu-waktu
seperti ini? Apa manfaaat yang bisa dipetik dari membacanya? Apa yang mungkin bisa
ditambahkan di tengah derasnya arus kitab-kitab yang terbit setiap harinya? Jawaban
pertanyaan-pertanyaan itu sebagai berikut.
Kitab ini ditulis sebagai usaha menghidupkan kesadaran umat Islam mengenai
peranan, kewajiban dan beban yang ada pada diri mereka. Juga untuk menyadarkan
urgensi peranan mereka, sejauh mana permusuhan para neo salibis kepada mereka dan
urgensi memahami permusuhan tersebut agar bisa menjadi pemisah antara orang-orang
yang menjadi musuh dan orang-orang yang menjadi wali.
Kitab ini ditulis pada saat ketika para salibis telah mulai menggunakan senjata
baru (namun sebenarnya merupakan lama) dalam perang yang sedang berkecamuk ini.
Senjata tersebut adalah menghilangkan pembatas antara wali-wali Allah dan musuh-
musuh-Nya, dan menghilangkan perbedaan-perbedaan antara hal-hal yang diharamkan
dan hal-hal yang diwajibkan. Juga, mengkaburkan rambu-rambu target yang telah
ditentukan dan diincar, serta menyamakan antara keteguhan, kesabaran dan kekokohan
dengan menyerah, tawar menawar dan kemunduran.
Kita harus berani mengakui, bahwa usaha-usaha tersebut benar-benar telah sukses
mengobrak-abrik barisan kita. Juga telah berhasil menarik sejumlah nama-nama yang
menyilaukan diantara anggota kita. Ditambah lagi musuh-musuh kita telah memiliki
pasukan yang telah direkrut untuk membantu kepentingan mereka dari golongan para
pemalsu tulisan, penjual prinsip perjuangan dan penjual fatwa.
Kitab ini ditulis pada waktu yang seperti sekarang ini, untuk mengingatkan putera
umat Islam yang sedang bergoncang, bahwa mereka telah menempuh jarak yang cukup
jauh menuju jalan kemenangan. Gerakan mereka telah mengalami lompatan yang cukup
jauh pada dua dekade terakhir, mereka telah berhasil meraih banyak hasil yang
menguntungkan dalam sejarah mereka yang belum lama berlalu. Dan gerakan Islam
(gerakan Islam) secara umum ---khususnya gerakan jihad---, nafas mereka telah
mengambil alih sebidang area di bawah matahari dengan pengorbanan darah para putera
mereka, siksaan yang mereka terima dan keterasingan yang mereka rasakan.
Kitab ini ditulis sebagai peringatan yang kami tujukan kepada kekuatan kejahatan
yang selalu menunggu kekalahan umat ini. Kami serukan bahwa umat ini tengah
melangkah mewujudkan kekalahan kalian, wahai kekuatan kejahatan, hari demi hari tak
pernah berhenti. Usaha umat ini untuk melaksanakan hukum qishash kepada kalian
hampir bisa diwujudkan, meski jalannya selangkah demi selangkah.
Perang yang kalian lakukan melawan umat ini adalah perang yang sudah jelas
hasil akhirnya, yakni kekalahan kalian. Semua usaha keras yang kalian tempuh tidak
lebih hanya sekedar usaha-usaha yang hanya menunda kemenangan umat Islam --bukan
menghalangi kemenangan ini--. Cukuplah bagi kalian bahwa usaha-usaha itu justru akan
membuat kalian mengalami kekalahan.
Kitab ini ditulis untuk memberikan cahaya kepada fase baru dalam jihad umat
Islam yang terus berlangsung tanpa terhenti sesaat pun sejak Allah menciptakan
makhluk-Nya sampai Allah l sendiri yang akan mewarisi bumi ini dan segenap isinya.
Fase ini adalah fase perang global; karena kekuatan kafir telah bersatu untuk melawan
para mujahidin, maka para mujahidin pun harus bersatu untuk menghadapinya.
Pada hari ini, peperangan tidak mungkin dilakukan hanya dalam skala regional
tanpa mempertimbangkan musuh yang sudah mengglobal (dari kekuatan kafir seluruh
dunia). Allah l berfirman,


()
Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi
kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang
bertakwa. (QS. At-Taubah: 36).
Juga, tidak mungkin melakukan perang secara global tanpa melihat kepada
pentingnya kemenangan-kemengan pada skala regional. Dengan bermodalkan kesadaran
ini, para mujahidin harus menerjuni peperangan yang berlangsung tanpa henti, sehingga
mereka bisa merasa tenang menuju janji Rabb mereka, puas dengan keadilan urusan
mereka, percaya akan kejelasan hak mereka dan terus berusaha keras dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan mereka dengan pertolongan, bantuan dan dukungan dari Allah l.
Allah l berfirman,




( )
()
Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu,
mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". dan
benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada
mereka kecuali iman dan ketundukan. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-
orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara
mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan
mereka tidak merobah (janjinya). (QS. Al-Ahzaab: 22-23)
Saat-saat ini, para mujahidin sedang bergembira dengan keistimewaan yang
dirasakan. Para mujahidin adalah orang yang paling banyak menerima kezhaliman namun
mereka tetap percaya dengan kemampuan Rabb mereka yang akan selalu memberi
pertolongan dengan kekuatan-Nya. Sampai keadaan menjadi berbalik dari yang
sebelumnya mereka terpencar-pencar tidak memiliki apapun kecuali sedikit dan tidak
mengetahui apapun kecuali hanya sedikit, menjadi suatu kekuatan yang ditakuti.
Kekuatan yang selalu mengancam kestabilan sistem dunia baru. Mereka mampu
menghimpun antara kepercayaan terhadap berita dari wahyu yang pasti benar adanya
sehingga mereka merasa tenang, dan dukungan yang terlihat dari kondisi realita
sebenarnya. Sungguh, benarlah Al-Baaruudy ketika mengatakan:
Kadangkala suatu urusan menjadi beres setelah sebelumnya tidak beres
Kesalahan para pendahulu bisa membangkitkan semangat seseorang
Aku berharap kepada Allah, harapanku akan hidup kembali
Hingga wajah menyinarkan rona harapan, tersenyum berseri-seri

Melalui kitab kecil ini, aku berusaha mentransfer sekelumit dari segudang
pengalaman para mujahidin dan perang mereka yang masih berkobar, khusunya perang
untuk menegakkan dienul Islam di Mesir, merujuk dokumen-dokumen yang selama ini
dirahasiakan yang seolah selalu membisu, namun sebenarnya masih memiliki suara
walaupun hanya lamat-lamat, dan masih memiliki denyut mekipun sangat lemah. Sebuah
dokumen yang mengalir dan menyebar ke tengah umat ini laksana menyebarnya cahaya
fajar yang baru muncul di ujung malam yang hampir pergi. Juga laksana aliran darah
yang mengalir pada urat-urat dalam tubuh manusia.
Aku tulis kitab ini dengan selalu memohon pertolongan kepada Allah --karena
Dialah sebaik-baik Penolong--. Aku percaya, dengan ijin Allah, bahwa perkataanku ini
akan menemukan orang-orang yang mau menerimanya dengan penuh kerelaan dari
kalangan generasi muda pejuang Islam; generasi muda mujahid yang selalu merasa
gelisah karena kerinduannya untuk segera membela agama ini dan berlomba-lomba
dengan penuh semangat dan antusiasme yang tinggi untuk menggapai keridhaan Rabb
mereka dan kesuksesan meraih syahadah (mati syahid) di jalan-Nya.
Aku tulis kitab ini di zaman kebanyakan orang hanya bisa berbicara dan sedikit
orang yang mau beramal. Akan tetapi saya berharap bisa menulisnya dengan diberikan
keikhlasan dan ketulusan sebagaimana dalam pepatah Arab, Tangisan sedih ibu yang
kehilangan anaknya tidaklah seperti tangisan perempuan bayaran, artinya perumpamaan
untuk membedakan mana yang tulus dan tidak. Aku berharap, sudara-saudaraku bisa
mendapatkan sesuatu yang dapat membantu mereka untuk menambah pengorbanan dan
bantuan dalam usaha memenangkan agama Allah dan membela panji Rasulullah n.
Aku tulis kitab ini di waktu perlawanan umat Islam semakin meningkat
menghadapi musuh-musuhnya dan permusuhan musuh-musuhnya juga semakin
meningkat terhadapnya. Dengan kitab ini aku ingin menjelaskan beberapa rambu huru-
hara yang masih berlangsung ini. Aku juga ingin memberi peringatan kepada para
pembaca terhadap bahaya musuh-musuh Islam yang sangat nampak dan begitu nyata,
agar jangan sampai para pembegal menghalang-halangi para pembaca dalam meniti
jalannya menuju Allah l.
Benarlah Al-Mutanabbi ketika mengatakan:
Di belakang punggungmu ada Romawi lain selain bangsa Romawi sebenarnya.
Sekarang, engkau mau berperang melawan yang mana?

Aku tulis kitab ini untuk memberi kabar gembira dengan pertolongan Allah yang
segera datang, yang hampir-hampir aku melihatnya dengan sangat jelas di ufuk dalam
jarak yang sangat dekat, yang sedang menunggu kehendak Rabb-nya untuk
menampakkan diri dan sedang menunggu izin Penciptanya untuk segera terbit. Allah l
berfirman,



()
Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al-Baqarah: 214)
Kitab ini juga aku tulis untuk menunaikan amanah kepada generasi kami dan
generasi-generasi berikutnya. Karena, barangkali aku tidak akan mempunyai kesempatan
lagi untuk menulis di tengah kondisi yang sangat mencemaskan dan keadaan yang selalu
berubah setiap saat. Sebagaimana perkataan Al-Mutanabbi:

Terasing dari kawan di setiap negara


Jika tuntutan semakin besar maka sedikit orang yang akan membantu

Pula, untuk melaksanakan kewajiban menyampaikan yang diperintahkan Allah l,





()

Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab
(yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu
menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka
dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang
mereka terima. (QS. Ali Imran: 187)

Dan firman Allah l:


()
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah
Perkataan yang benar. (QS. Al-Ahzab: 70).
Serta demi mengamalkan sabda Nabi n, Semoga Allah menjadikan wajah
seseorang bercahaya ketika ia mendengar perkataanku, lalu ia memahaminya kemudian
menyampaikannya sebagaimana ia mendengarkannya. Barangkali orang yang
menyampaikan lebih paham daripada orang yang mendengarkan, dan barangkali orang
yang membawa pemahaman akan menyampaikan kepada orang yang lebih paham dari
dirinya.

Aku sangat ingin mengatakan semua apa yang ingin aku katakan tanpa bermaksud
sedikitpun untuk mencari muka dan mengecoh, karena aku telah berjanji kepada Rabbku,
jangan sampai diriku menjadi orang yang terlambat dalam membela agama-Nya.
Hal itu sebagai wujud rasa syukurku atas limpahan nikmat yang Allah l, juga
sebagai perwujudan uangkapan pujianku atas keutamaan-Nya yang merata dan bisa
dirasakan segenap makhluknya, serta sebagai bentuk usaha nyata dalam rangka meraih
keridhaan-Nya. Allah n berfirman,


()
Musa berkata: "Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaKu,
aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang- orang yang berdosa." (QS. Al-
Qashash: 17)

Sungguh kan kuperangi selain-Mu dan selama Engkau beri aku umur
Dan sungguh kan kujadikan perang terhadap mereka terus menerus
Kan ku permalukan di hadapan manusia
Dan kan kucabik-cabik kulit mereka dengan lisan ini

Aku selalu memohon kepada Allah Rabbku yang Maha Kuasa atas segala sesuatu
untuk selalu menolongku dalam merealisasikannya dan memberikan pahala atas usaha
tersebut.

Adapun untuk siapa kitab ini ditulis? Kitab ini kutulis supaya dapat dibaca oleh
dua kelompok sebagi berikut: Pertama, umat Islam yang terpelajar dan para intelektual;
Kedua, para putera Islam dari kalangan mujahidin.
Karena alasan itulah, aku sangat berkeinginan supaya kitab ini bisa jelas dan
mudah dipahami. Aku tidak menggunakan metodologi penulisan dan pengambilan dalil
para pakar yang njlimet, aku landaskan pada fakta realita sebenarnya yang memiliki
kekutan tersendiri dalam mempengaruhi jiwa orang yang membacanya, serta aku
dasarkan pada keahlian yang ada dalam fitrah setiap orang yang berfungsi untuk
membedakan kebenaran dan kebatilan.
Dalam kitab ini, aku menyampaikan nasihatku kepada para pembaca dengan
semampuku. Aku juga berusaha untuk berbicara kepada mereka dengan penuh kejujuran
dan terus terang, supaya perkataan bisa menembus ke dalam lubuk hati mereka, bisa
dipahami akal mereka, bisa berinteraksi dengan perasaan mereka dan bisa menggetarkan
hati nurani mereka.
Kitab ini bukan aku tujukan untuk para pakar yang berada di pusat-pusat studi dan
penelitian. Juga bukan untuk orang-orang yang hanya mencari hiburan, bersikap berlebih-
lebihan (tanaththu) dan orang-orang yang telah tumbang di kancah perjuangan. Serta
bukan untuk para kritikus dan orang-orang yang hanya duduk-duduk berpangku tangan
tidak berjihad, dan bukan juga untuk para wartawan dan orang-orang yang hanya mencari
harta dengan membaca kitab ini.
Akan tetapi, kitab ini ditulis bagi orang-orang yang suka berkorban, para
dermawan, orang-orang yang tulus, setia dan memiliki harga diri serta kemuliaan. Juga
untuk orang-orang yang berhijrah menuju Rabb mereka dengan meniggalkan dunia di
belakang mereka untuk mendapatkan kemenangan Islam pada masa yang akan datang
--dengan izin Allah--.

Kitab ini ditulis bagi orang-orang yang mau maju berkorban dengan penuh
ketenangan, berlomba-lomba mempersembahkan pengorbanan dan tidak mengharapkan
balasan dan ucapan terima kasih dari siapa pun.

Kitab ini ditulis bagi para kekasih pemilik kemuliaan, yang jasad mereka terkoyak
peluru-peluru kezhaliman dan kesewenang-wenangan. Leher-leher mereka digantung di
tiang gantungan para boneka dan pengkhianat. Tubuh-tubuh mereka dicambuk dengan
cambuk orang-orang munafik dan para oportunis, dan diri mereka dilemparkan dalam
gelapnya penjara orang-orang murtad dengan kemurtadan model baru.
Kitab ini kupersembahkan kepada orang-orang yang darah mereka menjadi
korban akibat fatwa-fatwa para munafikun. Kehormatan mereka dikotori akibat ulah para
ulama penguasa yang rela menjual kemuliaan mereka kepada orang-orang yang berjiwa
rakus demi mendapatkan gaji, pinjaman, visa, kedudukan dan berbagai gelar.
Kepada orang-orang yang tidak akan engkau dapatkan dalam kantor-kantor
majelis fatwa, kementerian wakaf, surat kabar munafik, partai-partai pemalsu dan tempat-
tempat mesum. Akan tetapi engkau akan menemukan mereka dalam halaqah-halaqah
(majelis) ilmu yang bermanfaat, jamaah-jamaah kaum muslimin, tepi-tepi desa,
kepadatan kota, penjara-penjara penguasa zhalim, ruang-ruang pengadilan militer,
tempat-tempat pembantaian aparat keamanan Yahudi, tempat-tempat berjaga para
mujahidin dan tempat-tempat ribath. Orang-orang yang selalu bersabar dan menguatkan
kesabaran, belajar dan mengajar, berdakwah dan beridad (melakukan persiapan untuk
berjihad) serta selalu bergerak membawa agama ini di atas jalan dakwah dan jihad. Allah
l berfirman,




()
Dan berapa banyaknya Nabi, yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar
dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang
menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada
musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imran: 146)

Kepada mereka semua kutulis kitab ini. Insya Allah, mereka adalah orang yang
paling bahagia dengan adanya kitab ini dan akan menjadi orang yang paling banyak
mengambil manfaat dari kandungan isinya.
Dan aku adalah orang yang paling bahagia ketika mereka mau membaca kitab ini
dan banyak mengambil faidah darinya, insya Allah. Juga ketika mereka mau
menasihatiku saat mereka menemukan kesalahan serta mereka mau mendukungku saat
mereka menemukan kebenaran di dalamnya.
Para pembaca bisa jadi akan banyak berharap menemukan kronologis sejarah
tentang suatu masa, atau menyebutkan rincian kejadian pada suatu fase. Bisa jadi banyak
yang berharap akan menemukan di dalamnya analisa politik, penilaian terhadap berbagai
manhaj atau kritikan terhadap suatu sistem. Akan tetapi aku hanya mengingatkan para
pembaca yang mulia bahwa kitab ini ---meskipun di dalamnya ada beberapa hal
tersebut---, tidak ditulis untuk tujuan semacam itu dan penulisnya merasa tidak cukup
mampu untuk memenuhi keinginan dan harapan tersebut.
Adapun alasan mengapa kitab ini tidak ditulis untuk tujuan itu, karena kitab ini
pada hakikatnya merupakan risalah dari sang penulis kepada umatnya. Bukan
sebagaimana yang banyak diharapkan para pembaca yang mulia, meskipun di dalamnya
mengandung suatu cerita sejarah atau suatu analisa.
Adapun alasan mengapa penulisnya merasa tidak cukup mampu untuk memenuhi
harapan para pembaca dikarenakan beberapa sebab. Diantaranya, bahwa penulis tidak
dalam keadaan yang nyaman yang memungkinkan untuk mampu mengumpulkan
berbagai dokumen dan bukti-bukti penting untuk menulis tulisan semacam ini. Penulis
tidak memiliki selain persaksiannya sendiri terhadap sedikit dokumen dan sumber-
sumber rujukan. Bahkan persaksian inipun tidak mungkin dikemukakan dengan rinci,
karena mayoritas para pahlawan pelaku sejarahnya masih berada di tengah-tengah medan
perang, dan mayoritas kejadiannya juga masih berkait dan berpengaruh pada apa yang
terjadi di medan perang saat ini. Maka aku berharap agar para pembaca sudi menerima
kitab ini dengan segala keterbatasannya. Cukuplah dengan kondisi semacam itu bisa tepat
kepada sasaran dan bisa sukses sebagaimana harapan penulis.
Terakhir, ini adalah kitab yang dipersembahkan penulisnya yang sedang dalam
kondisi terasing, berhijrah dan menjadi buruan, kepada saudara-saudaranya dari para
muhajirin dan mujahidin, dengan maksud untuk menguatkan mereka, mengokohkan
azam (keinginan kuat) mereka dan mengingatkan mereka akan rahmat Allah yang amat
luas serta jalan keluar yang segera datang dalam waktu dekat. Untuk itulah kitab ini
ditulis dan dalam koridor tujuan itulah seharusnya dibaca.
Apabila ada kebaikan maka itu berasal dari taufiq (bimbingan) dan anugerah
Allah l, apabila ada kesalahan maka itu berasal dari diriku dan dari setan. Allah l
berfirman,


()
Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan, selama aku masih
berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah.
Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. (QS.
Huud: 88).

Akhir doa kami, segala puji bagi Allah Penguasa alam semesta.

Dr. Aiman Azh-Zhawahiri


AWAL SEBUAH PERMULAAN
Ketika Pemikiran Itu Mulai Bergerak dan Melawan

( )


( )

] :( [)

Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi
(Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-
orang yang mewarisi (bumi), Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi
dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang se-
lalu mereka khawatirkan dari mereka itu. Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa;
"Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai
(Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena
Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah
seorang) dari para rasul. (QS. Al-Qashash: 5-7).

Kalian mencemooh kami karena jumlah yang sedikit


Padahal orang-orang mulia jumlahnya juga sedikit
Jumlah sedikit tidak membahayakan kami
Sementara tetangga kami orang mulia
Dan tetangga kebanyakan orang adalah orang hina
Apabila pemimpin kami mati
Maka akan bangkit menggantikannya
Pemimpin kami yang lain yang banyak berbicara
Namun juga getol melakukan perbuatan orang mulia
(Samual bin Aadiya`)

Perjalanan gerakan jihad yang berlangsung di Mesir melawan pemerintah dimulai


setelah pertengahan tahun 1960-an. Dimana pada saat itu pemerintahan Jamal Abdul
Nashir mengadakan penyerangan kepada Ikhwanul Muslimin pada tahun 1965. Penjara-
penjara Mesir dipenuhi 27 ribu tahanan muslim. Pada saat itu juga, pemerintah Mesir
berhasil mengeksekusi mati Ustadz Sayyid Quthub v dan dua orang kawan seperjuangan
beliau. Pemerintah mengira, dengan hukuman yang diberlakukan terhadap Ikhwanul
Muslimin, telah berhasil mematikan gerakan Islam di Mesir tanpa bisa kembali lagi.
Akan tetapi Allah berkehendak lain. Allah berkehendak, tragedi yang dialami
Ikhwanul Muslimin laksana percikan bunga api sebagai tanda permulaan bagi munculnya
gerakan jihad di Mesir melawan pemerintah. Meskipun sebelumnya, gerakan Islam yang
ada di Mesir pernah melaksanakan jihad melawan musuh-musuh Islam. Akan tetapi alur
jihad mereka secara umum belum tertuju langsung untuk menghadapi pemerintah yang
sedang berkuasa, dari awal jihad mereka masih tertuju untuk melawan musuh dari luar
Mesir. Dan pemikiran (fikrah) gerakan Islam saat itu, berikut media sebagai alat
propaganda mereka masih terus berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa memiliki
kedekatan dengan kepala pemerintahan yang sedang berkuasa dan masih menganggapnya
sebagai penguasa yang syar'i di Mesir.
Kesewenang-wenangan yang terjadi pada masa ini, dari musuh-musuh yang
berasal dari luar Mesir dan boneka-boneka mereka yang ada di dalam negeri, banyak
mengakibatkan bencana dan musibah yang sangat buruk bagi perkembangan gerakan
Islam. Para anggota gerakan Islam laksana sedang menghadapi musuh dengan dada
mereka namun membiarkan punggung mereka telanjang tanpa pelindung bagi sekutu
musuh. Hal itu mengakibatkan sekutu musuh dengan mudah menikam dari belakang.
Dan ironisnya, kekacauan strategi jihad dan pemikiran sebagian orang yang
menisbatkan kepada gerakan Islam masih terjadi sampai sekarang dalam kiprah politik
mereka. Kekacauan yang terjadi sebagai akibat karena gerakan mereka tidak dibangun
berlandaskan syariat dan tidak memiliki sandaran akal yang sehat. Kekacauan yang
menyebabkan goyangnya pandangan mereka, tidak stabilnya posisi mereka dan bisa
membuka celah-celah kelemahan bagi musuh-musuh Islam sehingga mereka dengan
mudah menembus celah-celah tersebut dan masuk ke tengah-tengah barisan orang-orang
yang memperjuangkan Islam. Bahkan sampai pada tataran musuh-musuh tersebut
memanfaatkan sebagian mereka untuk melawan para mujahidin.

Kembali ke awal, pada saat itu Ustadz Syyid Quthub v dan sekelompok orang
yang mengelilingi beliau mempunyai jasa dan keutamaan yang sangat besar ---setelah
keutamaan dari Allah--- dalam dua ranah sebagai berikut:

Pertama: Ranah Aqidah


Dimana Ustadz Sayyid Quthub v menegaskan betapa urgennya persoalan tauhid dalam
Islam. Dan pertempuran antara Islam dan musuh-musuhnya pada asalnya merupakan
pertempuran aqidah yang berkisar seputar masalah tauhid atau seputar masalah hak milik
siapakah yang berhak membuat hukum dan yang menjadi penguasa; apakah menjadi hal
menjadi milik manhaj Allah dan syariat-Nya ataukah hal yang menjadi milik manhaj-
manhaj hasil karya manusia yang ada di bumi dan prinsip-prinsip materialisme, ataukah
juga milik orang yang mengaku sebagi perantara antara Allah Yang Maha Pencipta dan
makhluk-Nya.
Penegasan dari Ustadz Sayyid Quthub v ini memiliki pengaruh yang sangat jelas
bagi gerakan Islam untuk mengetahui dan mentukan siapa musuh-musuh mereka yang
sebenarnya. Juga, untuk memahami bahwa musuh dari dalam tidak kalah bahayanya
daripada musuh dari luar. Bahkan musuh dari dalam dijadikan sebagai alat yang
dipergunakan oleh musuh dari luar dan sebagai tempat perlindungan bagi musuh dari luar
dalam melancarkan serangannya terhadap Islam.

Kedua: Ranah Amal


Sekelompok orang yang mengelilingi Ustadz Sayyid Quthub v , mereka menetapkan
bahwa sasaran serangan-serangan mereka diarahkan untuk melawan pemerintah yang
sedang berkuasa dengan asumsi bahwa pemerintah yang sedang berkuasa tersebut
merupakan pemerintah yang memusuhi Islam, telah keluar dari aturan Allah dan menolak
untuk berhukum kepada syariat-Nya.
Rencana strategi kelompok ini masih sangat sederhana, belum mengarah pada
gerakan yang akan merubah sistem pemerintah, juga belum mengarah pada gerakan
untuk menciptakan kekosongan pada para pemegang kekuasaan. Akan tetapi hanya
sekedar rencana strategi bagi serangan-serangan yang cenderung sebagai tindakan
antisipasi, pembelaan atau balas dendam jika pemerintah berencana menyerang kembali
kaum muslimin.
Akan tetapi rencana strategi tersebut memiliki makna yang lebih besar artinya
daripada kekuatannya secara materi. Rencana itu cukup memberi gambaran secara jelas
bahwa gerakan Islam telah memulai masuk menerjuni perang melawan pemerintah
dengan anggapan bahwa mereka sebagai musuh Islam. Meskipun sebelumnya pemikiran
dan prinsip yang dianut gerakan Islam --yang sebagian mereka masih sering
mendengung-dengungkannya-- mengaskan bahwa musuh Islam sebenarnya adalah
musuh yang berasal dari luar saja.

Demikianlah, peran dan jasa Ustadz Sayyid Quthub v dan sekelompok orang di
sekeliling beliau dalam dua ranah tersebut; ranah aqidah dan amal. Meskipun akhirnya,
kelompok Ustadz Sayyid Quthub v berhasil diringkus dan para anggotanya disiksa di
tangan pemerintah Jamal Abdul Nashir. Namun demikian, pemerintah Jamal Abdul
Nashir tidak berdaya untuk membatasi pengaruh kelompok ini yang sangat besar di
tengah-tengah para pemuda muslim.
Dakwah Ustadz Sayyid Quthub v yang selalu dan senantiasa mengajak untuk
mengikhlaskan tauhid hanya kepada Allah dan menyerah secara total kepada hukum
Allah dan kepada kepemimpinan aturan rabbaniy, laksana percikan api sebagai tanda
dimulainya usaha menyalakan revolusi Islam dalam usaha melawan musuh-musuhnya,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dan babaknya yang berdarah akan selalu
berkembang hari demi hari.
Suatu revolusi, yang setiap hari justru semakin menambah keteguhan dalam
beraqidah, kejelasan dalam bermanhaj dan pemahaman terhadap tabiat pertarungan, serta
keahlian dalam mengelola konflik di tengah jalan perjuangan. Suatu jalan yang persis
dengan jalannya para nabi dan rasul, serta para pengikut mereka sampai Allah l mewarisi
bumi seisinya.
Itulah jalannya, dimana Ustadz Sayyid Quthub v memiliki peran yang sangat
besar dalam mengarahkan para pemuda muslim untuk menempuhnya pada pertengahan
kedua dari abad 20, khususnya di Mesir dan secara umum di kawasan negeri-negeri Arab.
Dengan syahidnya Ustadz Sayyid Quthub v, kalimat dan kata-kata beliau
memiliki pengaruh yang sangat penting dan luas. Suatu keberhasilan yang belum pernah
diperoleh kata-kata selain beliau. Kata-kata beliau, yang digoreskan dengan darah
pemiliknya, menjadi petunjuk jalan kemulian yang sangat panjang di mata para pemuda
muslim. Dan itu semakin menjadi jelas bagi para pemuda muslim seberapa besar
ketakutan pemerintah Jamal Abdul Nashir dan para sekutunya dari kalangan orang-orang
komunis terhadap dakwah Ustadz Sayyid Quthub v kepada tauhid.

Kejujuran ucapan dan keteguhan Ustadz Sayyid Quthub v di atas kebenaran


mengantarkan beliau menjadi icon teladan dan panutan para pejuang di zaman ini. Beliau
telah membuktikan dengan mengatakan kebenaran di hadapan thaghut dan
mengorbankan hidup sebagai harga yang harus dibayarnya. Dan yang semakin
menambah nilai dari kata-kata beliau adalah sikapnya yang sangat agung ketika menolak
untuk mengajukan permohonan maaf kepada Jamal Abdul Nashir . Pada saat itu beliau
mengatakan kalimat yang begitu terkenal: Sesungguhnya jari telunjuk yang selalu
bersaksi kepada Allah untuk bertauhid di setiap shalat tidak sudi untuk merengek-rengek
memohon belas kasihan kepada orang yang zhalim.

Pemerintah Jamal Abdul Nashir mengira bahwa gerakan Islam telah mengalami
pukulam mematikan dengan terbunuhnya Ustadz Sayyid Quthub v dan kedua kawannya
serta dengan ditahannya ribuan anggota gerakan Islam. Akan tetapi ketenangan yang
terlihat di atas permukaan, justru bisa menyembunyikan interaksi yang meluap-luap
antara para pegiat pergerakan dengan pemikiran-pemikiran Ustadz Sayyid Quthub dan
dakwah beliau. Pula, bisa menyembunyikan proses permulaan terbentuknya benih
gerakan jihad kontemporer di Mesir.
Demikianlah terbentuknya benih gerakan jihad yang penulis sendiri turut
bergabung kepadanya, yaitu sebuah gerakan jihad dengan nama Jamaah Jihad. Kejadian-
kejadian yang terjadi menjadi faktor yang sangat berbahaya yang banyak mempengaruhi
perjalanan gerakan jihad di Mesir. Diantara kejadian itu adalah kemunduran yang terjadi
pada tahun 1956 M dan peristiwa kalang kabutnya tentara Mesir ketika kabur di gurun
pasir Sina, suatu peristiwa yang menunjukkan kehinaan mereka. Peralatan militer tentara
Mesir hancur dalam waktu yang amat singkat; tragedi yang menghinakan para petinggi
militer Mesir yang telah menggiring umat ini menuju musibah kehancuran. Runtuhlah
sang berhala, Jamal Abdul Nashir, yang telah begitu lama bertahan dan yang oleh para
pengikutnya selalu dicitrakan kepada bangsa Mesir bahwa ia adalah seorang pemimpin
yang akan kekal abadi dan tak terkalahkan.
Terbongkarlah seluruh aib, kerusakan dan ketidakberdayaan pemerintah Mesir di
depan bangsa Mesir sendiri. Bergantilah pemimpin yang sangat bengis terhadap musuh-
musuhnya, selalu mengumbar ancaman dalam setiap pidatonya kepada seorang yang
lemah, dan selalu menjulurkan lidahnya di belakang solusi damai yang bisa menjaga
sedikit air mukanya dari rasa malu.
Gerakan jihad mengerti bahwa sang berhala telah keropos tulang-tulangnya
sehingga semakin melemah kondisinya. Kemudian bumi pun selalu menggoyangnya,
maka ia pun jatuh tersungkur di tengah keterheranan dukun-dukunnya dan kepanikan
para penyembahnya.
Tekad gerakan jihad pun semakin menguat, dan mereka paham bahwa musuh
utama mereka adalah sebuah berhala yang diciptakan oleh alat propaganda yang amat
besar dan selalu melakukan serangan keras dan semakin lama semakin kuat dengan
menyasar orang-orang yang tidak bersenjata dan orang-orang tidak berdosa.
Masyarakat Mesir bisa menyaksikan suatu kondisi yang menjadi pertanda
kembalinya pemahaman mereka. Segenap lapisan masyarakat mulai bergerak kembali
dengan cepat kepada Islam, dan proses kembali kepada Islam ini dimulai dengan sedikit
langkah pada awalnya. Namun langkah tersebut semakin lama semakin bertambah dan
semakin cepat secara serentak.
Kemudian pemerintah Jamal Abdul Nashir menerima pukulan yang mematikan
dengan matinya Jamal Abdul Nashir selang tiga tahun setelah kemundurannya. Kematian
Jamal Abdul Nashir bukan sekedar kematian bagi seorang pribadi, tetapi juga sebagai
kematian bagi prinsip-prinsipnya yang telah terbukti gagal dalam realita, kematian bagi
legenda kebangsaannya yang remuk berkeping-kepign di atas pasir gurun Sina, serta
kematian bagi pemerintahannya yang dibangun di atas sifat kebengisan, cari muka,
kegelisahan dan kerusakan.
Tidak banyak yang melayati jenazah Jamal Abdul Nashir, kecuali para pembantu
setianya ketika ia masih bercokol dan berkuasa di Mesir, juga sebagai bentuk perpisahan
penduduk Mesir dengan firaun mereka yang sudah mati. Mereka itulah orang-orang
yang terus berusaha untuk menggantinya dengan firaun baru, yang akan
memberikannya khayalan baru.
Akan tetapi pergantian perasaan yang merata pada bangsa Mesir yang saling
bertabrakan ini, tidak mempengaruhi prinsip-prinsip baku para anggota gerakan Islam
yang sedang berkembang secara serentak, khususnya para pionir mereka yang selalu
berjihad.
Belum lewat beberapa tahun, nama Jamal Abdul Nashir tidak lagi berkesan bagi
penduduk Mesir secara umum kecuali pada segelintir orang-orang yang masih
menyimpan perasaan hina dan orang-orang yang tidak perduli dengan perkembangan
zaman. Dilantiknya Anwar Sadat menjadi penguasa baru, adalah awal perubahan babak
baru perpolitikan di Mesir. Telah berakhir era Rusia dan dimulailah era Amerika.
Sebagaimana setiap perubahan, ia akan dimulai dalam keadaan lemah, kemudian
berangsur-angsur menguat sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu.
Anwar Sadat mulai menyingkirkan sisa-sisa pemerintahan lama. Dan senjata
andalannya adalah dengan membuka sebagian kebebasan bagi rakyat yang selama masa
pemerintah Jamal Abdul nashir sempat tertahan.
Semakin lama, tekanan dari gerakan Islam semakin kuat, sampai bagaikan sesuatu
yang lepas dari botol, dan semakin jelaslah seberapa besar pengaruh Islam pada bangsa
Mesir. Tidak butuh waktu lama, para pemuda muslim mendominasi berbagai organisasi
mahasiswa dan pelajar di berbagai universitas dan sekolah-sekolah menengah atas. Dan
mulailah gerakan Islam bergerak berusaha menuju persatuan.
Episode baru gerakan Islam telah dimulai, akan tetapi kali ini bukan merupakan
pengulangan dari apa yang telah berlalu, namun merupakan sebuah bangunan baru yang
dibangun atas apa yang telah terjadi pada masa lalu dan banyak mengambil faidah dari
pengalaman, pelajaran dan peristiwa-peristiwa di masa lalu.
Gerakan Islam mulai memasuki periode baru dari periode-periode
perkembangannya. Pemahaman yang mendalam telah banyak tersebar merasuk dalam
diri para pemuda anggota gerakan Islam, bahwa musuh dari dalam tidak kalah berbahaya
daripada musuh dari luar. Pemahan ini semakin lama semakin berkembang dengan kuat
berlandaskan dalil-dalil syar'i yang jelas dan pengalaman pahit mereka dalam praktek
perjuangan di masa yang lalu yang bersejarah. Ya, meski ada usaha-usaha yang
senantiasa dan terus menerus dilakukan oleh sebagian pimpinan lama mereka dengan
selalu mendengung-dengungkan pemahaman-pemahaman yang telah usang bahwa
perang tidak bisa dilakukan melainkan untuk hanya untuk melawan musuh dari luar saja
dan bahwa tidak boleh ada benturan antara gerakan Islam dengan pemerintah yang
berkuasa, tetapi hal itu tidak lagi bisa mempengaruhinya. Kesadaran baru yang tersebar
dalam diri para pemuda gerakan Islam lebih kuat menancap karena dilandasi dasar-dasar
syar'i dan lebih jelas dalam memahami pengalaman mereka yang bersejarah daripada
pemahaman-pemahaman tidak jelas yang didengung-dengungkan tersebut. Dan hasil
pertama yang dipanen dari kesadaran dan pemahaman baru ini adalah sebuah kasus yang
dikenal dengan nama Kasus Akademi Militer.

Awal terbentuknya gerakan jihad di Akademi Militer ditandai dengan sampainya


Asy-Syahid --kamaa nahsabuhuu-- Shalih Sariyyah di Mesir. Ia mulai mengadakan
komunikasi dengan petinggi-petinggi Ikhwanul Muslimin, semisal Sayyidah Zainab Al-
Ghazali dan Ustadz Hasan Hudhaibi --rahimahumallah--. Ia sangat bersemangat dalam
membentuk kelompok-kelompok pemuda dan menjelaskan kepada mereka mengenai
wajibnya melawan pemerintah yang sedang berkuasa. Pemerintah yang sangat sengit
permusuhannya terhadap Islam. Ia juga mendorong para pemuda itu untuk melawan
pemerintah Mesir tersebut.
Ustadz Shalih Sariyyah adalah seorang pembicara ulung yang bisa menarik
perhatian banyak pendengarnya. Ia sangat kuat membaca dan memiliki pengetahuan dan
wawasan yang luas. Ia menyelesaikan program doktoral sampai meraih gelar Doktor
dalam bidang tarbiyah (pendidikan) dari Universitas Ain Syams. Di samping itu, ia juga
banyak menguasai berbagai ilmu syar'i.
Allah l mentakdirkan saya bisa bertemu dengan Ustadz Shalih Sariyyah v sekali
di sebuah perkemahan Islami Fakultas Kedokteran. Waktu itu ia diundang oleh salah
seorang peserta perkemahan untuk menyampaikan ceramah kepada para pemuda peserta
perkemahan tersebut. Hanya dengan mendengar ceramah Sang Pengunjung ini saya
langsung mengetahui, bahwa perkataannya memiliki pengaruh yang kuat dan
mengandung makna yang lebih luas dalam masalah wajibnya membela Islam. Saya pun
memutuskan untuk berusaha bertemu kembali dengan Sang Pengunjung ini. Akan
tetapi, segenap usaha kerasku untuk menemuinya tidak berhasil ---dengan takdir Allah
Yang Mahakuasa--- karena suatu urusan yang sudah dikehendaki dan diketahui-Nya l.
Allah l berfirman,
()

Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahuinya. (QS. Yusuf [12]: 21).
Kelompok pemuda yang dibentuk oleh Ustadz Shalih Sariyyah v semakin meluas
dan mampu merekrut sejumlah mahasiswa Akademi Militer yang dikepalai oleh Asy
Syahid ---kamaa nahsabuhuu--- Karim Al-Anadhaliy v. Para pemuda mulai menekan
Ustadz Shalih Sariyyah v untuk mengawali perlawanan secara langsung dengan
pemerintah Mesir.
Ia pun menyetujui permintaan para pemuda tersebut yang bertujuan untuk
menumbangkan pemerintah penguasa Mesir. Usaha itu teringkas dalam kejadian
penyerangan yang dilakukan anggota kelompok tersebut yang menyerang penjaga pintu
gerbang Akademi Militer dengan diam-diam untuk menyusupkan sejumlah besar pemuda
untuk masuk ke dalamnya. Kemudian setelah itu menguasai berbagai persenjataan,
mobil-mobil dan kendaraan-kendaraan militer bersenjata dari Akademi Militer melalui
bantuan saudara-saudara mereka yang menjadi mahasiswa yang sedang berada di dalam
lokasi Akademi. Hal itu dilakukan dengan memanfaatkan kewenangan mahasiswa yang
sedang berada di lokasi dan bertugas sebagai petugas pengganti jaga di malam hari.
Kemudian mereka bergerak ke markas Persatuan Sosialis dengan membawa semua yang
baru mereka peroleh dari Akademi Militer untuk menyerang Anwar Sadat bersama pilar-
pilar penyangga kekuasaannya yang tengah berkumpul untuk mengadakan pertemuan.

Namun Allah menghendaki usaha mereka untuk merebut kekuasaan (kudeta)


tidak berhasil disebabkan karena tidak adanya perhatian terhadap kondisi tempat kejadian
dan tidak adanya persiapan (idad) yang baik untuk melaksanakan aksi tersebut.
Sebenarnya usaha tersebut masih sangat membutuhkan latihan pada para pemuda yang
diberi kewajiban untuk menyerang para pejaga pintu gerbang Akademi Militer. Ibaratnya,
rencana tersebut bagaikan berjalan melewati leher botol dalam lebih dari satu fase. Dan
Allah berkehendak pada fasenya yang pertama menerima kegagalan.
Akan tetapi ada arti penting yang saya ingin tekankan bahwa gerakan Islam,
setelah bertubi-tubi menghadapi pukulan dari pemerintah Jamal Abdul Nashir, ia telah
membuktikan bahwa eksistensinya sudah sangat besar hingga sangat sulit untuk
diberangus dari akarnya ---dengan keutamaan Allah--- dan amat kuat hingga sangat sulit
untuk dijerumuskan kepada keputusasaan dan ketidakberdayaan.
Lihatlah gerakan Islam, mereka telah melahirkan generasi baru hanya dalam
waktu beberapa tahun saja semenjak ujian yang menimpa mereka pada tahun 1965.
Gerakan Islam mampu muncul kembali sekali lagi dengan generasi barunya ke medan
jihad sambil menenteng senjata di hadapan pemerintah yang memusuhi Islam dan
bersekutu dengan Amerika pada kali ini.
Operasi yang dilakukan di Akademi Militer membuktikan bahwa para pemuda
mujahid melihat tidak adanya perbedaan antara era lama rezim Jamal Abdul Nashir yang
berkiblat ke Rusia dan era baru rezim Anwar Sadat yang berkiblat ke Amerika. Kedua
rezim ini sama-sama memusuhi Islam.
Meskipun usaha tersebut mengalami kegagalan, namun tanpa diragukan lagi, ia
telah menambah amunisi baru ---yaitu sikap teguh, kokoh dan tidak sedikitpun goyah
untuk mundur di hadapan para penguasa yang merusak--- kepada sejarah gerakan Islam
yang mengambil jalan jihad sebagai jalan perjuangannya. Juga, meskipun operasi tersebut
telah digagalkan sejak awalnya, namun itu merupakan indikasi baru perubahan dalam
perjalanan scara umum bagi gerakan Islam. Karena gerakan Islam telah memutuskan
untuk mulai mengangkat senjata melawan pemerintah, dan serangan yang dilancarkannya
---setelah serangan kejam yang dilancarkan oleh pemerintah Jamal Abdul Nashir---
membuktikan kepada pemerintah bahwa kekejaman tidak membawa manafaat sedikitpun.
Dan apa yang diperkirakan oleh Si Kejam Jamal Abdul Nashir bahwa serangan yang
ditujukan untuk memberangus gerakan jihad dari akarnya ---pada peyerangan tahun
1965--- tidak pernah menemui hasil yang diharapkan, bahkan justru bagikan percikan
bunga api sebagai pertanda bangkitnya gerakan jihad di Mesir.
Sekelompok pemuda yang melakukan operasi tersebut digiring ke depan
pengadilan setelah mengalami penyikasaan yang sangat kejam. Sedangkan Ustadz Shalih
Sariyyah dan dua orang ikhwan yaitu Karim An-Anadhaliy dan Thilal Al-Anshari divonis
hukuman mati. Pemerintah mulai memberikan tawaran kepada tiga orang yang divonis
mati tersebut untuk mengajukan permintaan maaf kepada Kepala Republik (Presiden)
Mesir. Thilal Al-Anshari mau mengajukan permintaan maaf, sehingga memperoleh
keringanan hukuman menjadi penjara seumur hidup. Sedangkan Ustadz Shalih Sariyyah
dan Karim Al-Anadhaliy menolak mentah-mentah tawaran pemerintah Mesir.
Pada suatu hari, para tahanan politik berkumpul mengerumuni Ustadz Shalih
Sariyyah v di halaman penjara Al-Isti`naf, di salah satu ruang terbuka meskipun
berukuran pendek (pihak manajemen penjara masih memperbolehkan hal ini bagi Ustadz
Shalih di sela-sela isolasi terhadap dirinya). Mereka mendesak kepada Ustadz Shalih
Sariyyah untuk mengajukan permintaan maaf, namun beliau menjawab dengan penuh
keyakinan sebagai seorang mukmin: Apa kemampuan yang dimiliki Anwar Sadat untuk
menyelesaikan urusannya sampai ia mampu untuk memanjangkan umurku walaupun
hanya sedetik? Kemudian melanjutkan: Lihatlah kondisi penjara yang menyedihkan
ini, makanan yang buruk yang diberikan di dalamnya dan kamar-kamar kecil (WC)
tersumbat yang kita membuang makanan ini ke dalamnya! Sesungguhnya, inilah hakikat
dunia yang sebenarnya, maka kenapa kita memeganginya dengan kuat-kuat?
Pada kunjungan terakhir sebelum dieksekusi mati, datanglah istri Ustadz Shalih
Sariyyah bersama anak-anaknya yang berjumlah sembilan orang untuk membesuknya di
penjara, maka beliau v berkata kepada istrinya: Jika engkau mengajukan permintaan
maaf maka engkau aku cerai!!
Adapun Karim An-Anadhaliy, beliau menyibukkan diri dalam penjara dengan
beribadah, berdzikir kepada Allah SWT dan menampakkan ketinggian imannya kepada
para sipir penjara. Pada hari eksekusi mati, masuklah sipir penjara bersama aparat
keamanan Mesir kepada Karim An-Anadhaliy v untuk mengikatnya dan membawanya
menuju tiang gantungan. Lalu beliau minta untuk melaksanakan shalat sunah syahadah
(mau mati syahid) sebanyak dua rakaat. Itu adalah shalat sunah yang dilakukan pertama
kali oleh seorang sahabat mulia Khubaib bin Adiy z. Brigadir Jenderal (Brigjen) Adil
Mujahid yang termasuk salah satu aparat keamanan negara Mesir yang paling jahat-
berkata kepada beliau: Shalatlah dua rakaat untuk Dzat yang kamu akan pergi kepada-
Nya !!
Waktu berjalan dengan tabiatnya yang sangat cepat, dan Brigjen Adil Mujahid itu
pun mendapatkan balasan atas perbuatannya melalui dua orang ikhwan, yaitu Adil Faris
dan Shalah Faris, ketika ia sedang berada dalam penjara. Kedua bersaudara tersebut
memukulnya dengan keras dan bertubi-tubi, kemudian mencongkel matanya. Keadaan itu
memaksanya keluar dari dinas keamanan negara Mesir. Sedangkan Adil dan Shalah Faris
bisa meninggalkan Mesir. Adil Faris pergi ke Afghanistan, dan pada perang Nahrain
menemui syahadahnya. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada beliau dan
kepada seluruh syuhada Islam (orang-orang yang mati syahid).

Merekalah nenek moyangku


Datangkan orang-orang semacam mereka
Jika kau kumpulkan kami wahai pemegang kendali pertemuan
Para pemuda putih bersih ideal
Sempurna akhlaknya dan lembut perangainya
Diri mereka memang fana,
Namun orang yang melihatnya merasa senang dibuatnya
Setelah berlalu beberapa tahun, sebagian orang anggota tim operasi Akademi
Militer yang telah keluar dari penjara berusaha untuk mencoba menghidupkan kembali
tim tersebut untuk kedua kalinya. Percobaan pertama berakhir dengan kegagalan dengan
ditangkapnya seluruh anggota kelompok pada tahun 1977 M. Dan percobaan kedua juga
berakhir dengan penangkapan para pemuda mujahid pada tahun 1979 M. karena adanya
penyusupan dari aparat keamanan yang menyebabkan rencana mereka terbongkar.
Asy Syahid --kamaa nahsabuhuu-- Muhammad Abdus Salam Faraj (penulis kitab
Al-Faridhah Al-Ghaaibah) termasuk orang yang tidak tertangkap saat percobaan kedua.
Beliau v memulai gerakan di Kairo, Jizah dan Mesir Utara dengan penuh semangat dan
sangat giat. Sementara itu, di waktu yang sama gerakan salafi jihadi telah banyak
menguasai organisasi-organisasi mahasiswa di perbagai universitas di Mesir bagian
selatan. Gerakan salafi jihadi ini menolak ajakan Ikhwanul Muslimin untuk menjadi
bagiannya dan bersikap lunak dengan pemerintah Mesir.
Para pemuda tersebut mulai mengenal Syaikh Umar Abdur Rahman (semoga
Allah membebaskan beliau) dan mengundangnya untuk memberikan ceramah di
muktamar-muktamar dan perkemahan-perkemahan yang mereka adakan. Setelah mereka
mampu menguasai universitas masing-masing, para pemuda tersebut mulai
mengembangkan kegiatannya pada kegiatan-kegiatan yang bersifat publik di luar
universitas. Diantara bentuk kegiatan mereka yang paling penting adalah mengadakan
demonstrasi-demonstrasi dan muktamar-muktamar sebagai bentuk protes penentangan
atas perdamaian yang dilakukan oleh pemerintah Mesir dengan Israel dan atas sambutan
Anwar Sadat kepada pemimpin Iran di Mesir.
Allah l mentakdirkan Muhammad Abdus Salam Faraj bertemu dengan saudara-
saudaranya dari para pemuda Mesir bagian selatan. Dengan bersatunya dua gerakan ini,
maka terbentuklah Jamaah Islamiyah Mesir di bawah kepemimpinan (amir) Syaikh Umar
Abdur Rahman (semoga Allah membebaskan beliau).

YAHYA HASYIM, SANG PERINTIS JALAN





}
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara
mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya). (QS.
Al-Ahzab: 23)

Jika aku hidup, aku takkan kehabisan makanan


Kalau aku mati, aku takkan kehabisan kuburan,

Semangatku semangat para raja

Jiwaku jiwa merdeka, yang memandang kehinaan sebagai kekafiran. (Imam


Syafii v).

Aksi militer Al-Faniyyah bukan menjadi satu-satunya fenomena awal ketika itu.
Setelah terjadinya operasi tersebut, beberapa bulan kemudian Al-Akh Asy-syahid dalam
penilaian kamiYahya Hasyim mencoba memulai aksi perang gerilya dari pegunungan
Al-Munya.

Meskipun percobaan pertama ini tidak mencatat sebuah keberhasilan, karena tidak
memperhatikan situasi-situasi yang harus dipenuhi agar perang seperti ini berhasil,
namun itu cukup menjadi indikasi bahwa ide pergerakan Islam ketika itu sudah menjadi
kenyataan yang riil dan bahwa pemuda Islam kali ini bukan lagi seperti para
pendahulunya di era 40-an.

Yahya Hasyim termasuk salah satu perintis gerakan jihad di Mesir, dan dia layak
disebut perintis. Allah telah mengkaruniainya satu nikmat besar berupa jiwa yang kuat
dan cita-cita yang tinggi. Dua hal inilah yang mendorongnya untuk mengorbankan segala
yang dia miliki tanpa memperdulikan lagi rongsokan-rongsokan harta benda duniawi dan
asyiknya manusia dalam memperebutkannya.

Satu lagi sifat terpuji yang dia miliki, yaitu semangatnya dalam mewujudkan apa
yang dia yakini. Ia juga berjiwa bersih, selalu berbaik sangka dan berempati kepada
saudara-saudaranya dan kepada kaum Muslimin.

Yahya Hasyim, tadinya adalah pejabat kejaksaan. Akan tetapi Yahya tidak peduli
dengan jabatan tersebut, ia selalu dalam kondisi siap berkorban di jalan Allah, tidak
peduli dengan harta benda duniawi yang diperebutkan oleh manusia pada umumnya.
Padahal jabatan semacam itu adalah dambaan kebanyakan pemuda saat itu.

Saya kenal Yahya Hasyim setelah ia bergabung dengan kelompok kami pasca
tergulingnya Gamal Abdul Nashir tahun 1967 M.

Bergabungnya dia ke kelompok kami merupakan sebuah kisah yang unik. Ketika
itu Mesir dipenuhi dengan aksi-aksi demonstrasi khususnya di universitas-universitas
dan di kalangan para buruhakibat peristiwa yang sangat memalukan dengan
mundurnya tentara pemerintahan Nashir ketika menghadapi pasukan Israel. Tentara
negara terkuat di Arab dan pemimpin bangsa Arab yang berjanji (sebagaimana klaim
dusta yang sering dia sampaikan kepada rakyatnya) akan membuang Israel ke laut dan
memerangi Israel dan pendukung Israel, ternyata porak poranda. Tentara yang katanya
berkekuatan dahsyat ini berubah menjadi pecundang yang mencari-cari jalan melarikan
diri di tengah gurun Sinai karena dikejar-kejar oleh angkatan bersenjata Israel. Pesawat
mereka keburu hancur di tanah sebelum sempat bergerak.

Kami mengambil keputusan untuk menggerakkan aksi demonstrasi di Masjid


Imam Husain. Rencananya, dari sana kami akan keluar ke jalan raya Al-Azhar dan
bergerak terus hingga ke tengah kota Kairo, berbarengan dengan demo-demo mahasiswa
universitas Al-Azhar dan para buruh dari kawasan industeri Hilwan.

Kami pun menuju masjid Sayyidina Husain untuk melaksanakan shalat Jumat,
kami berpencar di berbagai sudut masjid. Begitu shalat usai, Yahya Hasyim berdiri
menyampaikan orasi di hadapan jamaah shalat, ia menjelaskan tentang parahnya
musibah-musibah yang menimpa umat Islam, dan kami meresponnya dengan
meneriakkan takbir. Akan tetapi pihak intelejent sudah siap dan memantau terus suasana-
suasana menegangkan ini. Tak lama kemudian Yahya sudah dikepung oleh aparat-aparat
intelejen dan mereka mendorongnya ke luar masjid. Ketika itu orang-orang sangat
terheran-heran dengan keberanian Yahya, karena memang sebelumnya tidak pernah ada
orang yang berani melakukannya di masa kepemimpinan Abdul Nashir yang bengis.

Ternyata Yahya tidak berhenti berteriak dengan sekencang-kencangnya, padahal


ia sudah dikepung oleh petugas-petugas intel dari semua arah, mereka juga memegang
dan mendorongnya.

Ketika ia keluar ke pelataran Masjid Imam Husain, ia terus saja berorasi dengan
suara keras. Hal ini memaksa intelejen untuk membuat skenario agar dia bisa didiamkan,
maka salah seorang dari mereka maju dan memegang lehernya sambil berkata
kepadanya: Hei, maling! Kamu mencuri tasku ya! ia berteriak lebih keras daripada
suara Yahya. Kemudian aparat mengelelilinginya dan mendorongnya ke sebuah apotek
yang berdekatan lalu menguncinya di sana. Tak lama kemudian sebuah mobil datang dan
membawanya menghadap direktur intelejen pusat ketika itu dijabat oleh Hasan Thalat.

Saat itu pemerintahan Nasher betul-betul tak bisa berkata apa-apa dan
sempoyongan, aparat keamanannya tak mampu bertindak apapun, mereka seperti berada
di antara dua api: kepemimpinan yang lumpuh oleh kekalahan memalukan sehingga
berakibat terjadi pembusukan dari dalam pada satu sisi, dan perlawanan rakyat anti
pemerintah yang telah menghilangkan rasa takut pada diri mereka dari sisi lain, ditambah
lagi perlawanan dan penolakan baru dari rakyat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Di gedung intelejen, mereka dengan leluasa memukuli Yahya Hasyim, kemudian


mereka membawanya ke kantor Direktur Intelejen Keamanan Pusat, Hasan Thalat.

Yahya Hasyim bercerita kepada kami mengenai pertemuan seru yang terjadi di
kantor Hasan Thalat dan bagaimana dilema yang dihadapi oleh pemerintah ketika itu.
Kemarahan rakyat bahkan sudah merambah ke institusi pengadilan dan kejaksaan.
Direktur intelejen Keamanan Negara merasa dirinya berurusan dengan kepala kejaksaan
yang konon punya kekebalan hukum, sementara negara mendidih seperti kawah
mengecam tindakan-tindakan Kepala Intelejen Keamanan Negara yang kotor dan
terulang-ulang, khususnya terhadap kaum Muslimin.

Mulailah Hasan Thalat membela dirinya padahal dia adalah sosok yang bengis
dan arogan di hadapan Yahya Hasyim. Berulang-ulang ia menyatakan bahwa dirinya
adalah Muslim yang membela Islam, padahal dia adalah orang naik ke kursi kekuasaan
dengan menginjak darah dan ceceran daging kaum Muslimin.

Akan tetapi Yahya menyerangnya seperti singa perang dan mencibirnya. Ketika
itu di atas kepala Hasan Thalat terpasang papan besar di dinding yang padanya tertulis
lafadz Allah, maka Yahya v berteriak: Mengapa kamu pasang papan ini di atas
kepalamu, padahal kamu tidak mengenal Allah?!!

Menghadapi situasi-situasi yang ada, pemerintah tak punya jalan lain selain
mundur teratur dan mengalah, akhirnya mereka dengan rasa hina membebaskan Yahya
Hasyim.

Aksi demo di Masjid Imam Husain sungguh penuh nuansa simpati yang tepat
dengan usia-usia kami di era tersebut.

Yahya Hasyim pun terus melejit dan tidak lagi menyisakan waktu selain untuk
berdakwah, mengobarkan semangat melawan pemerintah dan menyeru kaum Muslimin
untuk berjihad. Kegiatannya ini terus berlangsung menyusul meninggalnya Abdul Nashir
dan bebasnya anggota-anggota Ikhwanul Muslimin di era Anwar Sadat. Yahya Hasyim
kemudian bertemu dengan beberapa tokoh Ikhwanul Muslimin. Dengan wataknya yang
bersih dan semangatnya yang menggebu, ia berkhidmat kepada mereka dengan semua
perasaannya, karena ia menganggap mereka adalah para pemimpin yang syari bagi
pergerakan Islam sebagaimana doktrin yang mereka tanamkan.

Setelah itu Hasyim datang kepada kami membawa ide pergerakan tokoh-tokoh
Ikhwanul Muslimin, pemikiran mereka dibangun di atas prinsip bahwa merekalah yang
berhak memegang kepemimpinan di masa mendatang, tetapi mereka tidak akan
bertanggung jawab terhadap problem apapun yang terjadi pada masing-masing kelompok
anggota. Kukatakan kepada Yahya: Inilah oportunisme sejati, mereka mendapatkan
keuntungan dengan menyandang predikat sebagai pemimpin, sedangkan kita yang
menanggung kerugiannya.

Namun Yahya masih terdorong oleh rasa cinta dan baik sangkanya kepada
mereka. Akhirnya takdir Allah Yang Maha Perkasa menentukan terbongkarnya fakta ini
dalam realita nyata, diawali dari salah seorang saudara Yahya yang menghadapi masalah
keamanan sehingga dengan terpaksa dia harus bersembunyi dari kejaran aparat. Maka
Yahya pergi menemui para tokoh Ikhwanul Muslimin, meminta bantuan mereka
menyelesaikan masalah ini. Ternyata yang dia terima adalah penolakan, sebab mereka
malah mengatakan: Kamu tinggalkan saja orang itu, jangan kamu berikan lagi bantuan
apapun kepadanya.

Ini adalah benturan yang mengakibatkan putusnya hubungan antara Yahya dengan
tokoh-tokoh Ikhwan. Yahya sendiri tetap memberi bantuan dan perhatian kepada
saudaranya tadi hingga akhirnya ia berhasil mengantarkannya ke tempat yang aman,
dengan anugerah Allah.

Pasca meletusnya aksi militer Al-Faniyyah tahun 1974, Yahya Hasyim merasa
sangat tertarik dengan aksi tersebut, dia mengikuti berita-berita tentangnya secara
mendetail. Di masa inilah di otak Yahya Hasyim mulai terbersit ide untuk memulai
konfrontasi bersenjata melawan pemerintah.

Mula-mula dia ajak orang-orang dekatnya untuk melakukan perang gerilya


dengan segera. Bahkan dia menawarkan ide ini kepada saya, namun saya tidak
menyetujuinya. Saya katakan kepadanya bahwa karakter negeri ini tidak cocok untuk
menjalankan perang seperti itu, kemudian saya memberinya sebuah buku mengenai
perang gerilya. Kendati demikian ide tersebut terus berkecamuk di kepalanya dan di
kepala beberapa ikhwan yang menyertainya.

Yahya mengambil inisiatif untuk menjalin hubungan dengan rekan-rekan yang


menjadi tersangka dalam kasus aksi Al-Faniyah. Ia menyusun rencana agar mereka bisa
kabur dengan memanfaatkan jabatannya sebagai ketua kejaksaan. Inti rencana itu adalah
mengeluarkan surat perintah palsu yang meminta agar mereka dipindahkan, kemudian
dalam proses pemindahan itulah aksi melarikan diri dijalankan.

Sayang sekali, rencana tersebut terbongkar karena pihak intelejen berhasil


menangkap sebuah surat yang diselundupkan dari ruang pengadilan ke sel para tersangka.
Begitu surat yang berisi rincian rencana kabur tertangkap, Yahya Hasyim memutuskan
untuk melarikan diri dan memulai proyek pribadinya menjalankan perang gerilya.

Yahya Hasyim dan beberapa kawan dekatnya pergi ke daerah pegunungan di


profinsi Al-Munya di pinggiran gurun sahara. Mereka membuat kamp konsentrasi di sana
dengan berkamuflase sebagai sebuah tim militer, sebelum itu mereka sudah membeli
beberapa paket senjata.

Akan tetapi karena wilayah tersebut dekat dengan desa-desa, maka hal itu
mengundang kecurigaan sehingga polisi mengendusnya. Akhirnya polisi menyerang
lokasi di mana para ikhwah itu berada. Pecahlah pertempuran di mana akhirnya polisi
menangkap para ikhwah setelah mereka kehabisan senjata. Yahya v sendiri berusaha
menyerang komandan tim polisi itu, namun komandan itu terlebih dahulu menembakkan
beberapa butir peluru ke arahnya. Dan Yahya pun menemui takdirnya semoga Allah
merahmatinya.

Inilah sebagian dari kisah seorang pahlawan, di mana dia benar-benar layak
disebut sebagai perintis Jihad melawan pemerintah Mesir yang memusuhi Islam. Ia
korbankan semua yang ia miliki untuk membela imannya, sebagaimana dikatakan oleh
Kaab bin Zuhair a:


Orang-orang yang menjual nyawanya untuk membela nabinya, memeluk dan mendekati
kematian

Dengan darah orang-orang kafir yang bergelantungan


Mereka membersihkan diri dan menganggapnya sebagai kurban

FIRAUN DAN BALATENTARANYA






Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan
penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih
anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka.
Sesungguhnya Firaun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan kami hendak
memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak
menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi
(bumi), dan akan kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan kami
perlihatkan kepada Firaun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka
khawatirkan dari mereka itu. (Al-Qashash: 4-6).

Siapa yang kita takutkan sedangkan Allah di atas arsy

Seperti apapun manusia berbesar hati

Ada keluasan dalam hari-hari dan ada simpanan dalam takdir-takdir

Dalam berbagai peristiwa ada pelajaran


Jika manusia mau mengambil pelajaran

Pelan-pelan tapi semuanya pasti bergiliran

Berputar dan setelah itu digantikan yang lain

Pedang-pedang Allah jika sudah terhunus,

Maka tak menyisakan dan meninggalkan apapun

(Waliyyuddin Yakun).

Terjadi perubahan cepat pada pemikiran dan manhaj yang dianut oleh gerakan
Islam, meskipun jamaah Ikhwanul Muslimin yang oleh pemerintahan Sadat diberi ruang
gerak cukup besarberusaha menghalangi perubahan ini, bahkan mereka juga berusaha
meyakinkan pemerintah bahwa gerakan Islam tidak akan pernah menjadi sumber
ancaman bagi pemerintah. Kendati demikian roda perubahan telah berputar, terdorong
oleh kekuatan dalil-dalil syari dan pengalaman dari peristiwa-peristiwa nyata.

Perbedaan pemikiran bukan satu-satunya yang membedakan antara pemuda Islam


di era 70-an dengan pemuda di era 40-an; pemuda era 70-an ternyata memiliki satu lagi
perbedaan baru yang penting yaitu meningkatnya perhatian mereka dalam mendalami
ilmu syari, dengan begitu mereka mendapatkan kaidah syari yang ilmiyah dan kuat
serta membantu mengarahkan langkah politik-militer mereka. Perhatian inilah yang
membuat para pemuda era 70-an mengetahui masalah-masalah ijmak dalam fikih Islam,
khususnya dalam masalah-masalah kekuasaan dan perang, atau yang dalam dunia fikih
dikenal dengan istilah siyasah syariyyah.

Begitulah, para pemuda era 70-an yang menebar benih-benir gerakan jihad
kontemporer menelurkan perlawanan maksimalnya melawan musuh-musuh internal
Umat Islam (penguasa) dan eksternal (Amerika dan Israel), pemahaman mereka terhadap
prinsip-prinsip syariat dan hal-hal yang menjadi ijmak juga semakin mendalam.

Rupanya peristiwa demi peristiwa tak lagi memberi tenggat waktu terlalu lama
kepada kalangan pemuda Muslim maupun pemerintah Mesir, konfrontasi adalah hal yang
pasti terjadi, sebab masing-masing sudah tidak sabar lagi menahan diri dari musuhnya.

Setiap hari pemerintah memunculkan alasan baru terpicunya konfrontasi dalam


wujud penyimpangan dari Islam dan tenggelam dalam kubang kerusakan. Peristiwa-
peristiwa terpenting yang menjadikan konfrontasi ini semakin cepat meletus paling tidak
ada tiga point:

Pertama, (dan ini yang paling penting): Meningkatnya hubungan antara Amerika-Israel-
Mesir. Diawali dengan penarikan diri agen-agen intelejen Rusia sebelum perang 1973,
Mesir tunduk kepada Amerika di tengah berkecamuknya perang Arab I, kemudian Mesir
mengiyakan kemauan-kemauan Kissinger dan berusaha melakukan perundingan pasca
perang yang akhirnya berujung kepada kerugian politik yang luar bisa dan bisa dikatakan
hampir pada keseluruhannya. Kemudian diikuti dengan kunjungan Sadat ke Yerusalem
dan penandatanganan dua perjanjian: perjanjian Camp David dan perjanjian damai Mesir-
Israel, dan disusul dengan dibukanya kedutaan Israel di Kairo dan pemasangan bendera
Israel di langit Mesir, dilanjutkan dengan pengambilan langkah-langkah cepat untuk
melaksanakan hubungan bilateral.

Kedua: Perbuatan Sadat yang menyinggung perasaan kaum Muslimin di seluruh dunia
dengan menerima kedatangan Syah Iran di Mesir pasca pengusirannya dari Iran.

Ketiga: Usaha Sadat melancarkan kembali perang baru dalam menindas Kaum Muslimin
seperti yang sudah terjadi di tahun 1965, 1954 dan 1949.

Ketiga sebab ini bukanlah sebab utama terjadinya konfrontasi langsung, namun
ketiganya hanyalah sebab yang menguak atau yang bersinggungan langsung dengan
konfrontasi tersebut. Adapun penyebab utama perseteruan antara para pemuda Islam
mujahid versus Anwar Sadat adalah tidak diberlakukannya hukum Islam yang
berkonsekuensi terjadinya penyimpangan-penyimpangan pada semua aspek kehidupan,
mulai dari aspek pendidikan, kemasyarakatan, politik, ekonomi, pemikiran dan lain
sebagainya.

Tiga sebab yang kami sebutkan tadi muncul sekedar sebagai minyak yang
dituangkan di atas api yang menyala. Konfrontasi pun tak terelakkan, meletuslah
peristiwa intifadhah Islam tahun 1401 H (1981 M).

Peristiwa intifadhah Islam di bulan Dzul Hijjah 1401 (Oktober 1981) di Mesir
terjadi pada dua poros:

Pertama: Penyerangan terhadap Anwar Sadat dan pendukung-pendukung kekuasaannya


dalam parade militer tanggal 6 Oktober, dalam percobaan pembunuhan terhadap sejumlah
besar tokoh-tokoh pemerintahan dan diikuti dengan percobaan menguasai kantor berita.
Gerakan kali ini menuai sukses, Sadat terbunuh dan beberapa pendukung kekuasaannya
selamat, sedangkan percobaan menguasai kantor berita gagal.

Kedua: Melancarkan gerakan bersenjata untuk menguasai kota Asyuth. Aksi ini terjadi
dua hari pasca terbunuhnya Sadat, dengan kata lain setelah tentara berhasil menguasai
kembali negara dan mengamankan pemerintahan. Dalam aksi ini, beberapa kantor polisi
berhasil dikuasai, namun polisi mengundang pasukan-pasukan khusus yang kemudian
mencoba menghancurkan titik-titik perlawanan para ikhwah, hal itu memaksa para
pemuda mujahid meninggalkan kantor-kantor polisi tersebut ketika persediaan senjata
mereka habis. Aksi bersenjata di Asyuth bisa dikatakan gagal, sebab aksi tersebut
terdorong oleh semangat dan tidak memiliki persiapan rencana yang matang, aksi baru
dilaksanakan dua hari setelah terbunuhnya Sadat, aksi ini juga menggunakan cara yang
tidak realistis yang bertujuan menguasai kota Asyuth kemudian maju ke arah utara
menuju Kairo lalu menaklukkannya, tanpa menghiraukan berapa jumlah kekuatan musuh
dan persenjataannya.

Aksi jihad tahun 1401 (1981 M) berakhir dan berhasil meraih satu keuntungan
politis, yaitu terbunuhnya Anwar Sadat. Percobaan-percobaan lain yang menyertainya
belum ditakdirkan berhasil, sebab tidak ada persiapan yang matang dan sesuai kebutuhan.
Meskipun demikian, peristiwa ini tidak semestinya dilihat dari sudut pandang sempit
berupa kronologis peristiwanya, aksi ini semestinya dilihat dari sudut pandang lebih luas
melampaui tempat kejadian peristiwa, dan mestinya dilihat efek-efek serta fakta-fakta
yang ditimbulkan. Yang jelas intifadhah kali ini memunculkan beberapa fakta berikut ini:

1. Keberanian mujahidin Islam ketika menyerang tentara yang kekuatannya berkala lipat
di atas mereka, baik dari segi jumlah personel, persenjataan, maupun pengalaman
militer.

2. Menunjukkan karakter serangan yang dilancarkan oleh gerakan Islam-mujahid yang


berkeputusan menyerang pemerintah dengan cara melakukan percobaan pembunuhan
terhadap tokoh-tokohnya di tengah perkumpulan dan pendukung-pendukungnya.

3. Menunjukkan bahwa mengganti pemerintahan yang menyimpang dari Islam telah


menjadi ide utama yang menyita perhatian para pemuda mujahid, dengan itu mereka
mengabaikan metode-metode seperti reformasi parsial, tekhnik tambal sulam dan
usaha-usaha mewarnai wajah buruk pemerintahan dengan melancarkan langkah-
langkah perbaikan.

4. Menunjukkan bahwa era serangan sepihak dari rezim penguasa terhadap gerakan
Islam sudah selesai. Musuh-musuh Islam di Gedung Putih dan Tel Aviv serta agen-
agennya di Kairo kini harus bersiap-siap menuai reaksi yang sangat keras dari setiap
penindasan yang mereka lakukan.

5. Menunjukkan bahwa ide perjuangan melalui jalur konstitusi negara dan patuh
terhadap hukum sekuler yang disahkan oleh fatwa dan pembenaran semu, telah
berubah menjadi ide-ide usang bagi para pemuda mujahid yang ketika itu
memutuskan untuk mengangkat senjata demi membela akidahnya yang hilang,
syariatnya yang dilarang, kehormatan-kehormatannya yang dilanggar, negerinya yang
dijajah oleh kaum neo-imperialis internasional, dan tanah sucinya yang dijual melalui
perjanjian damai dengan Israel.

6. Menunjukkan aparat mengalami kegagalan besar, karena sama sekali tidak tahu
negara sedang bergolak oleh arus gerakan jihad yang mampu menyusup ke angkatan
bersenjata, bahkan menyelundupkan senjata dari sana dan menyusup dalam parade
militer meskipun langkah-langkah untuk mengamankan parade tersebut dijalankan
dalam waktu yang cukup lama. Bahkan dalam jumpa pers yang dilakukan setelah
penangkapan besar-besaran bulan September 1981 (Surat Keputusan Reservasi yang
terkenal itu), Sadat mengatakan bahwa para aktivis Islam tidak punya senjata apapun.

Dulu di tahun 1965, Abdul Nashir mengira dengan melakukan penangkapan-


penangkapan ia telah berhasil mengubah gerakan Islam menjadi golongan para
tahanan yang menjalani hidup dengan susah (ia melakukannya dalam rangka
melayani kepentingan Uni Soviet), setelahnya datang Anwar Sadat yang mengira
dengan penangkapan-penangkapan bulan September ia telah mengosongkan negara
dari arus gerakan Islam (ia melakukannya untuk Amerika), maka pecahlah aksi-aksi
ini untuk menunjukkan bahwa klaim-klaim semu tadi tidak terbukti sama sekali dan
gerakan Islam serta para pasukan terdepannya yang mujahid telah menancapkan
akarnya di tengah masyarakat, lalu akar itu tumbuh seperti pepohonan di tengah
bebatuan keras di mana saat mencabutnya sudah terlambat, politik represif dan
penyiksaan sudah tidak efektif lagi untuk menghadapi arus kebangkitan Islam.

7. Bukan itu saja, bahkan aksi-aksi ini menunjukkan bahwa keamanan pemerintah,
bahkan eksistensi pemerintah itu sendiri, sudah mulai terancam setelah hampir saja
Mujahidin menghabisi tokoh-tokoh dan para pendukungnya dalam parade militer.

8. Aksi ini juga menunjukkan ketidak mampuan konsep-konsep yang menganut prinsip
pasrah kepada realita, baik konsepnya ulama-ulama pro penguasa, atau konsep
mereka yang menganggap pemerintah yang ada adalah sah secara syari, lalu
memperbarui sumpah setia kepadanya dan bersikeras berjuang melalui undang-
undang dan aturan-aturan hukumnya.

Para penganut konsep-konsep ini mengklaim dirinya sebagai orang-orang


berpengalaman dalam perjuangan politik, mereka lupa bahwa rumus terpenting dalam
gerakan politik adalah: Kekuatan politikmu hanyalah terjemahan dari kemampuan
materi dan realitamu, orang yang pasrah kepada realita serta tidak memanggul
senjata atau tidak bisa melancarkan serangan kepada lawannyatidak akan mampu
mewujudkan keberhasilan politik apapun.

Seolah mereka juga lupa bahwa perjuangan politis tak jauh berbeda dengan
perjuangan melalui jalan militerisme dan peperangan; kedua-duanya sama-sama
sebagai sarana meraih tujuan yang seseorang rela berkonfrontasi karenanya. Maka
jika gerakan Islam mengakui keabsahan pemerintah secara syari, mengakui undang-
undang dan aturan hukumnya, itu sama artinya ia telah menggugurkan tujuan yang
selalu ia serukan, yaitu: menegakkan Negara Islam atau Daulah Islamiyah.

Jika negara yang ada sekarang ini itu sah secara syari, undang-undang yang
dimilikinya layak ditaati, peraturan hukumnya tidak boleh dilanggar, dan gerakan
Islam harus memperbarui baiat kepada presidennya, lantas buat apa mendirikan
negara syari lainnya? Kalau begitu, biarlah semua pengorbanan di masa lampau
hilang sia-sia, sebab sekarang terbukti gerakan Islam berjuang demi mewujudkan
sebuah kehidupan yang sekarang sudah terwujud. Gerakan yang seperti ini maksimal
hanya bertujuan melakukan perbaikan-perbaikan parsial agar wajah pemerintah
terlihat lebih baik dan sebagian kebobrakannya tertambal.

Dengan demikian, berarti sama artinya gerakan menyerah kepada musuh-musuhnya,


yaitu Yahudi dan Amerika, terjebak dalam perangkap mereka dan rela jika wakil
mereka menjadi penguasanya sehingga mereka bisa mengendalikannya sesuai
kepentingan dan kemauan mereka.

Saya katakan: Para pemuda yang terlibat dalam aksi intifadhah Islam tahun 1401 H
(1981 M) adalah orang-orang yang fitrahnya masih bersih dan memiliki pemahaman
mendalam, itu dibuktikan dengan menjauhnya mereka dari perangkap-perangkap
seperti di atas, bahkan mereka menolaknya dan memilih memanggul senjata untuk
membela agamanya, akidahnya, tanah sucinya, umatnya dan negerinya.

Begitulaharus gerakan jihad tahun 1401 H (1981 M) tidak hanya tersaring dari
belitan rasa takut dalam menghadapi penguasa saja, namun juga tersaring dari faham-
faham rancu yang coba disebarluaskan di kalangan para pemuda oleh mereka yang
mengaku aktifis Islam, supaya gerakan mereka terkekang dan perjalanan menuju cita-
cita mereka terhenti, sadar atau tidak sadar.

Saya ceritakan bahwa ada salah seorang pegawai sebuah media informasi di Timur
Tengah yang menemui saya beberapa tahun setelah terjadinya aksi intifadhah, ia
mengkritik aksi tersebut dengan kritikan sangat pedas, katanya: Aksi itu hanya
mengakibatkan terbunuhnya orang-orang tak berdosa. (Maksud dia orang-orang tak
berdosa adalah para anggota polisi dan aparat keamanan pusat).

Saya katakan kepadanya: Silahkan saja Anda mengkritisi aksi-aksi tersebut semau
Anda, asal jangan katakan bahwa para polisi adalah orang-orang yang tak berdosa.
Atau jangan mengingkari bahwa aksi-aksi ini membuktikan keberanian Mujahidin
dan penolakan mereka terhadap pemerintahan yang sudah rusak dan berkhianat.

Ia menimpali: Kewajibanmu adalah menyeru para pemuda untuk menghentikan


aksi-aksi bodoh seperti itu.

Saya jawab: Permintaan Anda ini sayang sekalisama dengan permintaan aparat
intelejen kepada saya.

9. Peristiwa intifadhah menunjukkan sebuah fakta penting dalam sejarah perjalanan


Mesir, bahwa satu-satunya kekautan yang mampu dan berani melakukan perubahan
adalah gerakan Islam. Meski semua gerakan politik lain mengakui kerusakan
pemerintahan dan kezaliman yang ditimpakan kepada mereka, namun kekuatan yang
mau bergerak dan memikul beban berkonfrontasi dan terjun dalam pertempuran untuk
perubahan dan hingga hari ini masih terus bertempurhanyalah gerakan Islam.

Fakta ini menjadi cabang dari fakta bahwa kekuatan politik yang sebenarnya eksis di
Mesir adalah gerakan Islamiyah, dan rakyat akan bergabung kepadanya tanpa ragu-
ragu jika tekanan-tekanan kepada mereka dihilangkan, aliran-aliran politik lain
sebenarnya hanya sekedar pelengkap namun punya suara tinggi karena luasnya ruang
kebebasan yang diberikan oleh pemerintah kepadanya sedangkan gerakan Islam
dihalang-halangi.

Satu contoh yang menggelikan sekaligus menyedihkan, seperti kata Al-Mutanabbi:


Berapa banyak di Mesir lelucon-lelucon, tapi dia tertawa seperti menangis,
bahwasanya pemilik perusahaan manapun bisa memasang iklan bayaran yang isinya
menutut dibuangnya undang-undang atau surat keputusan pemerintah, dan semua
sutradara bisa memasukkan undang-undang yang sedang berjalan dalam drama yang
ia buat, sebagaimana penulis mana pun bisa ia mengkritik hukum-hukum perundang-
undangan, merendahkannya dan menuduhnya semau dia, dalam hal ini kasus Faraj
Faudah masih segar dalam ingatan kita, wartawan manapun bisa menyebut
pemerintah dengan sebutan paling keras sekalipun, mengkritik pengkhianatannya,
keputusannya dan undang-undangnya, hanya satu saja yang tidak bisa melakukan
semua itu yaitu khatib masjid. Sebab pada pasal 201 undang-undang pidana
dinyatakan: Tidak diperkenankan bagi siapapun termasuk tokoh-tokoh agama
dalam lingkup ibadah menyampaikan perkataan yang mengkritik keputusan
pemerintah, atau undang-undang yang sudah final atau adat yang berlaku, walaupun
ia mengatakannya dalam rangka menyampaikan ceramah agama. Barangsiapa
melakukannya maka ia dikenakan pidana penjara dan didenda 500 pound, jika ia
masih melawan maka denda dan hukuman penjaranya ditambah.

Dan satu-satunya golongan yang dilarang menjalankan haknya membentuk


organisasi-organisasi padahal hak seperti ini dijamin di Mesir hingga para artis
adalah para ulama dan dai.

Kekuatan Islam adalah satu-satunya kekuatan yang mampu bertahan teguh dan
hingga saat ini terus teguh menghadapi kekejaman yang terus berlangsung sejak
tahun 40-an dan mencapai puncaknya di era Husni Mubarak. Kekejaman itu tak
sanggup dihadapi oleh kekuatan politik lain.

10. Dengan terbunuhnya Anwar Sadat, isu jihad menjadi meledak di Mesir dan dunia
Arab, bahkan jihad sudah menjadi aktifitas nyata yang berjalan setiap harinya, dan
mengubah front perlawanan melawan pemerintah (yang memerangi Syariat Islam dan
bersekongkol dengan Amerika serta Israel) menjadi pertempuran yang terus
berkelanjutan mata rantainya dan tidak berhenti hingga hari ini. Bahkan setiap hari
bukan malah menyusut tapi justeru meningkat, secara bertahap medannya menjadi
semakin luas, para pembelanya bertambah dari masa ke masa, dan ancamannya
terhadap musuh-musuh jihad di Washington dan Tel Aviv semakin menguat.

Isu-isu yang merebak akibat pembunuhan Anwar Sadat dan peristiwa-peristiwa lain
yang mengiringinya menjadi isu-isu utama yang mengisi fikiran para pemuda
Muslim.

Begitu pula dengan isu-isu seperti berhukum kepada syariat, murtadnya para
penguasa, pengkhianatan pemerintah karena menjadi boneka Amerika dan Israel,
semua ini menjadi hal-hal nyata bagi para pemuda Muslim, selanjutnya mereka rela
berperang karenanya setelah sebelumnya sudah diledakkan secara nyata oleh Asy-
Syahid kamaa nahsabuhuuMuhammad Abdus Salam Faraj dan rekan-rekannya
yang mulia, dan diterangkan oleh Asy-Syahid kamaa nahsabuhuuKhalid
Islambuli v ketika ia ditanya: Mengapa Anda membunuh Anwar Sadat? ia
menjawab: Karena dia tidak berhukum kepada Syariat Islam, karena dia menjalin
perjanjian damai dengan Israel, dan karena dia menghina ulama-ulama Islam.

11. Peristiwa intifadhah menunjukkan permusuhan terhadap Israel dan Amerika adalah
permusuhan yang mengakar kuat di hati para pemuda Muslim mujahid, pembunuhan
Anwar Sadat oleh Khalid Islambuli v dan rekan-rekannya yang mulia menjadi
pukulan keras terhadap program Amerika dan Israel di Kawasan Timur Tengah.
Selain itu, juga membuktikan kebohongan pernyataan yang sering disampaikan kaum
sekuler Arab bahwa mayoritas organisasi-organisasi jihad khususnya yang terlibat
dalam jihad Afghanadalah organisasi buatan Amerika. Lagi pula pasti orang sangat
heran dengan kelancangan para penulis sekuler itu dalam membuat kedustaan,
pasalnya ketika mereka merasa sudah down melihat dukungan masyarakat terhadap
gerakan-gerakan jihad Islam setelah melancarkan pukulan-pukulan menyakitkan
kepada Amerikamereka baru melontarkan kedustaan ini; mereka pura-pura lupa
bahwa boneka terbesar Amerika di Kawasan Arab telah terbunuh di tangan Mujahidin
tahun 1981, artinya di awal-awal pecahnya jihad Afghan, dan mujahidin yang terlibat
dalam pembunuhan ini di kemudian hari ikut serta dalam jihad Afghan. Dan reaksi
pemerintah terhadap peristiwa ini sangat membabi buta kerasnya dan sangat
memalukan caranya, kejamnya penyiksaan dan kekerasan kembali terjadi begitu cepat
guna menuliskan babak berdarah baru dalam sejarah gerakan Islam kontemporer di
Mesir. Penyiksaan itu sangat brutal, mematahkan tulang, menguliti kulit, menyetrum
saraf sampai menghilangkan nyawa. Tekik-tekniknya pun sangat menghinakan,
karena dilakukan dengan diiringi caci maki terhadap Islam dan Allah, penyanderaan
wanita, pelecehan seksual, memanggil lelaki dengan nama-nama wanita, membiarkan
orang kelaparan dan memberinya makanan yang buruk, memutus aliran air,
mengisolasi dan melarang besukan, cara-cara yang biasa dilakukan untuk
menghinakan para tahanan.

Penyiksaan kali ini punya dua perbedaan dengan yang sudah-sudah: Pertama, terus
berlangsung hingga hari ini tanpa kenal henti. Kedua, memakan korban berjumlah
ribuan sejak terbunuhnya Anwar Sadat hingga hari ini. Lembaga Syariat Islam
Untuk Pengacara memperkirakan jumlah penganiayaan yang menimpa tahanan
sejak tahun 1981 hingga 1991 mencapai seperempat juta kasus.

Seperti dikatakan menteri Dalam Negeri pada salah satu statemennya: Jumlah
tahanan seluruhnya ada 10.000 orang. Padahal pemerintah pernah membebaskan
5.000 tahanan yang menyesali perbuatannya dalam satu kali pembebasan! Berarti
berapa jumlah yang tahanan yang tidak menyesali perbuatannya?! Sebenarnya,
jumlah tahanan di penjara-penjara Mesir sekarang ini tak kurang dari 60.000 orang ,
tapi tidak komunikasi dan keberadaan mereka tidak diketahui, karena pemerintah
mengisolasi mereka dengan ketat.

Kemudian Intelejen dan Keamanan Negara serta Intelejen Militer menyerahkan para
tersangka kepada dua kejaksaan sekaligus: kejaksaan sipil dan kejaksaan militer. Dan
penyidikan-penyidikan yang dilakukan oleh kejaksaan ini merupakan babak lain dari
babak-babak yang menyedihkan. Sebab anggota-anggota kejaksaan menyerahkan
proses interogasi kepada jenderal-jenderal intelejen untuk memeriksa kembali kondisi
para tersangka dan mempertimbangkan apa yang sudah mereka ucapkan di sana,
setelah itu kembali menuntun mereka mengucapkan apa yang wajib harus mereka
ucapkan.

Namun kali ini kepercayaan kejaksaan terhadap pemerintah mulai goyah, sebab
mereka melihat langsung tajamnya permusuhan antara pemerintah dan rivalnya.
Akibatnya, mereka berusaha agar kerjasama dengan pihak intelejen sesuai dengan
kadar bahaya yang akan mereka hadapi pada alat-alat bukti material, karena itu bisa
mengakibatkan keadaan berubah dan pemerintahan ambruk.

12. Kegalauan ini mencapai klimaksnya ketika kepala umum bagian militer yang
menangani investigasi pembunuhan Anwar Sadat berusaha tidak mau tahu
tanggung jawab-tanggung jawab yang harus ia pikul, ia tidak pergi ke pentas parade
militer kecuali sehari penuh setelah peristiwa itu terjadi padahal insiden itu
sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya, pasalnya yang terbunuh kali ini adalah
komandan tertinggi angkatan bersenjata sedangkan yang menyerang adalah anggota-
anggota angkatan bersenjata sendiri, kejadiannya pun terjadi di arena parade militer,
ia sengaja menunggu hasil-hasil temuan di balik tragedi yang mengguncang
pemerintah hingga mengakibatkannya lumpuh ini.

Kepala umum bagian militer menunggu dan melihat ini perintah siapa dan
dilaksanakan bersama siapa? Siapa mencurigai siapa? Dan siapa menuduh siapa?

Satu hal yang aneh, jenderal Muhsin Sarsawiy kepala penjara Istiqbal Thurah ketika
itu, sesaat setelah Anwar Sadat dibunuh (dan ini adalah contoh sikap kaum
oportunis) datang ke blok penjara yang berlantai empat dan penuh sesak oleh
tahanan-tahanan politik, ia berteriak: Wahai rekan-rekan seperjuangan, Anwar Sadat
terbunuh!

Si berhala tua itu sudah roboh, para dukun-dukun dan penyembah-penyembahnya


melewati masa linglung sejenak sampai mereka pastikan siapa berhala baru
berikutnya.

Dewan kejaksaan militer segera mengajukan nama-nama para tersangka ke


mahkamah militer dengan tuduhan: Membunuh Anwar Sadat. Mahkamah militer
tersebut digelar dengan diketuai oleh Muhammad Samir Fadhil.

Pentas memalukan baru penyiksaan kaum sekuler-militer di tubuh tentara Mesir


terhadap lawan-lawannya dari kaum Muslimin kembali terjadi, ketika tentara Mesir
memutar punggungnya ke arah Israel dan mengarahkan senjatanya ke arah bangsanya
sendiri. Ia bungkukkan badannya dengan penuh kehinaan terhadap bendera Amerika
yang berkibar di atas pangkalan-pangkalan militernya yang bertebaran di tanah Mesir,
dan terhadap bendera Israel yang mengkotori langit ibukota Mesir di atas gedung
kedutaannya, di negeri Al-Azhar dan di negeri Shalahuddin Al-Ayyubi.

Persidangan militer kali ini kembali menjadi contoh yang terulang dari pertempuran
antara gerakan Islam dan pasukan garis depannya yang mujahid (dengan semua
sifatnya yang bersih, suci dan rela berkorban) melawan kaum sekuler-militer dengan
seluruh kepalsuan, kemunafikan dan kerusakannya.

Kaum sekuler-militer mengklaim bersikap demokratis dan menghormati otoritas


hukum, namun pengadilan ini dan semua yang menyaksikannya sepakathanyalah
sandiwara murahan dan hasil keputusannya sudah rusak oleh vonis yang sudah
disiapkan sebelumnya. Kaum sekuler-militer juga mengklaim akan membebaskan
Palestina, tapi ternyata mereka justeru menumpahkan darah mujahidin; musuh-musuh
Yahudi.

Kaum militer-sekuler selalu menyatakan bahwa mereka menghormati Islam, namun


menghormati Islam versi kaum sekuler hanya punya satu arti: Mempekerjakan para
ulama munafik untuk merestui dan membenarkan apa yang mereka lakukan.

Dan terbukti, pengadilan menjadikan fatwa Syaikh Jaad Al-Haq (Mufti Negara Mesir
ketika itu dan selanjutnya menjabat sebagai Syaikhul Azhar) sebagai landasan. Maka
dengan fatwanya tersebut, pemuda-pemuda mujahidin disembelih agar pohon
kepentingan-kepentingan Yahudi di Mesir tersirami oleh darah mereka.

Proses pengadilan yang berjalan singkat dan sangat cepat itu juga menjadi saksi atas
sikap-sikap bersejarah dan abadi, di antaranya adalah penolakan Asy-Syahid kamaa
nahsabuhuu Muhammad Abdus Salam Faraj menceritakan penyiksaan-penyiksaan
yang dia alami. Ia mengatakan kepada rekan-rekannya: Kita mengharap pahala dari
penyiksaan ini di sisi Allah, dan kita tidak datang ke sini untuk menarik simpati
orang. Padahal penyiksaan yang dialami Muhammad Abdus Salam Faraj terbilang
sangat brutal dan kotor, tak kenal istilah menghormati lawan, seperti yang biasa
dilakukan kaum militer-sekuler terhadap kita.

Ketika dalam tahanan, paha Muhammad Abdus Salam Faraj patah dan terbalut gip.
Para penyidik memanfaatkan pahanya yang patah untuk menyiksa pahlawan dan
mujahid ini wallahu hasiibuhu, mereka menggoncangkannya dengan keras tanpa
mempedulikan rasa perih tiada tara. Secara teori, itu bisa mengakibatkan kematian
akibat benturan saraf. Saya mendengar sendiri teriakan beliau v di penjara Al-Qalah,
memecah keheningan malam yang mencekam: Kakikukakiku!!

Meski separah ini penyiksaannya, pria gagah berani ini menolak menceritakan
peristiwa-peristiwa penyiksaannya, sebab ia memilih mengharap pahalanya di sisi
Allah, dan karena orang yang mengadili dirinya terlalu hina untuk dimintai simpati.

Kaum militer-sekuler (kaki tangan yahudi) tak punya pilihan selain membunuh
Muhammad Abdus Salam Faraj, sebab dia adalah otak perencanaan sekaligus
pembimbing yang sangat berambisi membunuh Anwar Sadat. Harga diri, keimanan
dan keseriusannya berkhidmat kepada jihad, membuat kaum sekuler keberatan untuk
membiarkannya hidup.

Contoh lainnya adalah sikap sang pahlawan syahid kamaa nahsabuhuu Khalid
Islambuli yang bersikeras bahwa dirinyalah yang harus mengeksekusi Anwar Sadat,
dan alasan dia membunuhnya karena dia tidak berhukum dengan syariat Islam, karena
dia menjalin perjanjian damai dengan yahudi dan menghina ulama-ulama Islam.

Bagus sekali ucapan saudaranya yang penyair, Anwar Ukkasyah, ketika ia


menggambarkan harga diri iman dalam bait-bait, yang diucapkan oleh Khalid:

Hai hakim bodoh, tahukah kamu bahwa aku sudah tahu akhir hayatku

dan itu sudah cukup bagiku?


Aku yang membunuh, dan jika aku masih hidup aku akan membunuh

Orang-orang yang berhukum dengan syariat setan

Pengadilan berakhir dengan dijatuhkannya vonis mati untuk Muhammad Abdus


Salam Faraj, Khalid Islambuli, Abdul Hamid Abdus Salam, Husain Abbas dan Atha
Thayal semoga Allah merahmati mereka dan semua syuhada kaum Muslimin.

Israel bersikeras tidak mau menyerahkan gurun Sinai yang sudah terampas dan
menyerahkan senjata kepada Mesir selagi manusia-manusia baik itu tidak dibunuh.
Ariel Sharon juga ngotot ingin menghadiri eksekusi mati mereka, dan ia benar-benar
datang ke Kairo, akan tetapi pemerintah Mesir hanya memberikan kepadanya video
rekaman prosesi eksekusi mati mereka.

Demikianlah, dua barisan saling berpisah kedua kelompok saling berpecah, dan
dua golongan saling memisahkan diri; golongan iman dan golongan setan.






Dan demikianlah kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya jelas jalan orang-
orang yang shalih, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. (Al-
Anam: 55)

Umat Islam kini jadi tahu, siapa sebenarnya kawan dan siapa sebenarnya lawan?
Siapa yang membunuh musuh-musuhnya dan siapa yang dibunuh oleh musuh-
musuhnya? Siapa yang mengorbankan nyawanya demi kemuliannya dan siapa yang
mengorbankan nyawa demi Israel?

Benarlah apa yang dikatakan Umar Abu Raoisyah: Umatku, betapa banyak berhala
yang kuagungkan, ternyata ia tak mampu membersihkan berhala.

Setelah Anwar Sadat dibunuh, penggantinya Husni Mubarakbertekad tidak


mengulang kesalahan yang terjadi pada pendahulunya (Sadat), yaitu menyebabkan
seluruh arus perlawan (oposisi) terpusat kepada dirinya, oleh karena itu Husni
mencoba memecah-belah kaum perlawanan dengan harapan bisa mengisolir gerakan
jihad sehingga berikutnya mudah diberangus dan dimatikan.

Maka ia membebaskan seluruh tahanan politik selain dari kelompok Islam dan
mengadakan pertemuan dengan mereka di istana Al-Urubah, mereka saling
bergantian memberikan ucapan-ucapan simpatik dan kata-kata munafik di saat roda
penyiksaan yang mengerikan berjalan dengan kecepatan maksimal di penjara-penjara
Mesir, yang tiap harinya memakan korban ratusan pemuda Muslim yang baru
ditangkap, berikut kaum kerabat, kenalan-kenalan dan isteri-isteri mereka.

Mereka yang disebut-sebut sebagai tokoh oposisi dari selain kelompok Islam seolah
lupa tentang apa yang tengah berlangsung di penjara, mereka pura-pura lupa bahwa
kekuatan oposisi sejati bahkan kekuatan politik nyatayang mengimbangi
kekuasaan militer-sekuler tengah disiksa habis-habisan, di saat hidangan roti-roti
panggang diedarkan dalam pertemuan mereka dengan Mubarak.

Penyiksaan di penjara terus berlangsung untuk mengambil pengakuan para tahanan


dengan cara apapun. Jika saya lupa, tapi saya tidak akan pernah melupakan
penyiksaan mengenaskan yang dialami oleh Al-Akh Shabir. Kebetulan sel saya
berada di barisan sel-sel yang berdekatan dengan ruang interogasi di penjara Al-
Qalah, jarak antara sel saya dan ruang interogasi sekitar sepuluh meter, kadang-
kadang interogasi dilakukan di gang tempat lewat sepanjang sel sehingga saya bisa
menyaksikannya dari dekat sel.

Penyiksaan terhadap Shabir dimulai, tujuannya agar ia mengaku di mana tempat Al-
Akh Al-Mujahid Nabil Naim. Sang singa itu begitu tangguh menghadapi semua jenis
penyiksaan, petugas yang menyiksa bergantian menyiksanya satu demi satu, namun
mereka frustasi dengan semua cara untuk membuat Shabir putus asa, ia tetap teguh
dan tak tergoyahkan sedikitpun. Tiga hari setelah penyiksaan tanpa henti, mereka
menghadirkan saudaranya dan kedua orang tuanya yang sudah berusia udzur. Mereka
masukkan semua sanak familinya itu ke dalam ruang penyiksaan bersama Shabir,
mulailah mereka dipukuli satu persatu. Shabir sendiri mengerang kesakitan,
saudaranya dan kedua orang tuanya juga berteriak kesakitan akibat pukulan, mereka
meminta Shabir untuk mengaku, kemudian salah seorang jenderal satuan intel
berteriak di depan semuanya seperti orang gila: Shabir, mengakulah!!!

Lolongan mereka terus terdengar tanpa putus hingga waktu lama sebelum akhirnya
dihentikan oleh suara salah seorang penyidik, ia berteriak meminta kepada para
petugas mengambil sehelai celana panjang untuk dipakaikan kepada ibunda Shabir
agar kakinya bisa dipukuli, kemudian ia membentak Shabir: Jika kamu tidak
mengaku juga, akan kupanggil sepuluh petugas dan kusuruh mereka memperkosa
ibumu!!

Setelah itu saya tidak tahu cerita selanjutnya.

Ini adalah satu dari ribuan kisah yang terjadi di tanah Mesir, tak hanya Mesir bahkan
di semua negeri Muslim kita tanpa kenal henti, dengan tujuan agar musuh-musuh kita
baik kalangan Timur Atheis maupun Barat Kapitalisterus bisa menindas dan
menjajah kita, dan pemerintah-pemerintah boneka dengan perangkat keamaannya
(yang hina) terus bisa mengkekang aspirasi dan penolakan kaum Muslimin untuk
dikendalikan Amerika dan Israel.

Tadi adalah satu dari puluhan cerita yang saya saksikan dan saya dengar langsung di
dalam penjara, dan itu adalah kisah-kisah yang takkan saya lupakan dan mungkin
saya tidak bisa melupakannya, sebab otakku sudah tertusuk oleh paruh orang-orang
dzalim, kehormatanku terlukai oleh taring anjing-anjing Yahudi yang bengis dan
kaum sekuler Mesir.

Kemudian mereka membuat saya seperti puluhan ribu pemuda muslim dibiarkan
memikul dua dendam di atas pundak ini setelah bebas dari pengalaman penjara
tersebut. Dendam pertama adalah untuk Islam yang diserang oleh mereka. Dendam
kedua adalah hak qishash orang-orang yang dianiaya dengan cara terburuk demi
menyenangkan Amerika dan Israel. Maka sungguh, mata para pengecut takkan bisa
terpejam tidur.

Kejadian kedua yang mendorong penaku untuk menulisnya adalah penyiksaan yang
dialami Al-Akh Ismail Rifaiy ketika ditangkap setelah melarikan diri dari kamp
penahanan di Rumah Sakit Al-Qaoshr Al-Aini, ketika itu ia diobati akibat menderita
kelumpuhan tangan akibat pecahnya dua pembuluh darah di lengan karena terlalu
lama digantung dengan rantai di pintu dengan posisi tangan di belakang punggung.

Sesaat setelah dia tertangkap lagi, mereka membawanya ke penjara Al-Qalah


bersama saudaranya, ibu dan bapaknya yang sudah tua. Adapun ibunya yang sudah
tua, ia mengalami gangguan jiwa sehingga ia tak bisa makan dan minum, ia sangat
ketakutan dengan penyiksaan mengerikan yang terjadi di sekelilingnya, hal ini
memaksa petugas penjara memberinya makan melalui aliran selang, tapi mereka tetap
tidak membebaskannya dengan kondisinya tersebut.

Adapun ayahnya yang juga sudah berumur, Ismail Rifai dibuat kaget begitu melihat ia
berdiri di ruang penyiksaan, akibatnya ia mengalami gangguan lebih parah yaitu
kelumpuhan histeria pada separo badannya, ia tak bisa berbicara selama beberapa
bulan. Sedangkan ayahnya sendiri keluar dari penjara dalam keadaan sudah keropos
dan meninggal tak lama setelah itu.

Dan seperti biasa, pemerintah dan aparat keamanan Mesir selalu menanggapi adanya
penganiayaan-penganiayaan ini dengan pernyataan-pernyataan basi: Itu adalah
cerita-cerita dusta karena reaksi dari para tahanan, di penjara-penjara Mesir para
penghuninya bisa menikmati semua fasilitas yang menyenangkan dan mewah.

Namun karena bodohnya mereka, peristiwa-peristiwa ini sudah terlanjur terdata oleh
tim kedokteran pemerintah yang berada di bawah menteri keadilannya (bukan yang
dibawahi oleh jamaah-jamaah jihad), tercatat oleh petugas-petugas kejaksaan dan
tercatat di dalam persidangan-persidangan.

Akan tetapi karena kaum sekuler-militer tidak punya akhlak dan keberanian sedikit
pun, mereka terus melakukan kedustaan ini dan mengingkari fakta-fakta di atas.
Itulah sekulerisme yang ciri khasnya adalah ideologi menyimpang dan moral yang
bejat, lantas harapan apa lagi untuk mengobatinya?

Kaum sekuler-militer ini tak kenal lelah mengklaim mengusung ajaran demokrasi dan
melindungi kebebasan supaya bantuan-bantuan dari Barat terus mereka terima.
Padahal di saat yang sama, mereka tak segan-segan melecehkan kehormatan dan
menyerang semua kesucian supaya tak ada seorang pun yang berani menyinggung
kepentingan-kepentingan dan aset-asetnya. Sementara Barat menyaksikan pentas
kemunafikan politik dan perilaku lunak ini dengan penuh sukarela, sebab para
pemainnya konsisten menjalankan arahan-arahan induknya di Gedung Putih.

Berbagai kesatuan keamanan bekerja ekstra keras untuk menunjukkan kemampuan


pemerintah Mesir, kesetiaannya kepada Amerika dan kemampuannya menjaga
keamanan. Namun semua itu mereka lakukan setelah semuanya terjadi, Anwar Sadat
terbunuh dan Husni Mubarak selamat dari upaya pembunuhan karena kehendak Allah
semata, bukan karena kepandaiannya atau tindakan profesional aparat keamanan yang
dia miliki.

Tim intelejen negara mencoba mengalamatkan keteledoran terburuk itu kepada


intelejen militer, sebab menurut mereka pembunuhan Anwar Sadat dilakukan oleh tim
yang berada di dalam kesatuan militer.

Namun dengan cepat semuanya terungkap jelas di depan seluruh masyarakat.


Kemarahan itu ternyata meluas lebih lebar dari yang mereka bayangkan, ternyata
benih-benih penolakan sudah tertanam di masyarakat, dan ternyata negara ini sedang
dipenuhi gelombang para pemuda mujahid yang mampu menyusup ke tubuh pasukan
bersenjata dan kepolisian.

ISHAM AL-QAMARI

Pemuda mati antara tikaman dan pukulan,

Dengan kematian yang mewakili kemenangan, meskipun kemenangan tak ia raih

Ia tidak mati kecuali dengan pedangnya, karena tikaman dan tertusuk oleh tombak
runcing

Sungguh lewatnya kematian adalah mudah, maka ia didorong ke arahnya oleh

Sekop-sekop dan perangai kasar

Maka ia tancapkan kakinya di kubang kematian, dan ia katakan kepadanya:

Dari bawah telapak kakimu kelak semua akan dibangkitkan

(Abu Tamam dalam syair Elegi terhadap Muhammad bin Humaid Ath-Thusi).

Salah satu kelompok penting yang berhasil diungkap adalah kelompok Al-Akh Asy-
Syahid kamaa nahsabuhuuIsham Al-Qamari. Jika disebut nama Isham, kita harus
berhenti sejenak, Isham adalah bagian dari sedikit manusia unik yang tidak mau dikenal
kelebihan dan amal jihadnya, sebab media-media informasi dan alat propaganda di negeri
kita dikendalikan oleh musuh-musuh Islam yang memonopoli hak pemberitaan dan
mengekang kaum Muslimin lantaran mengikuti kebijakan politik barat yang menguasai
hampir seluruh media informasi.
Isham Al-Qamari adalah orang bertipikal serius, sejak menginjak masa muda ia
sudah menyikapi isu-isu keislaman secara sungguh-sungguh. Makanya ia memutuskan
masuk akademi militer karena bertujuan merubah pemerintahan Mesir yang rusak. Inilah
yang dia yakini ketika ia masih jadi siswa dan lulus dari sekolah menengah. Dia pernah
bercerita kepadaku bahwa ia bertanya kepada ayahnya ketika akan masuk ke akademi
militer: Tahukah ayah, mengapa saya masuk akademi militer?

Kenapa? Ayahnya balik bertanya.

Supaya aku bisa melakukan kudeta militer di Mesir.

Ayahnya kaget mendengarnya, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa, sebab Isham sudah
terlanjur diterima di akademi militer.

Sebenarnya nilai ujian Isham Al-Qamari di sekolah-sekolah menengah cukup


baginya untuk masuk ke jurusan-jurusan yang bersifat ilmiyah (seperti kedokteran,
tekhnik sipil dan lain sebagainya), dan ketika itu bahkan sampai hari ini biasanya
orang lebih memilih mendaftar kuliah di jurusan-jurusan ilmiyah daripada kuliah
kemiliteran, namun Isham menyelisihi tren ini karena punya tujuan sendiri.

Dalam pendidikan militer inilah Isham Al-Qamari berkenalan dengan Muhammad


Mushthafa Ulaiwah (saudara kandung Alwi Mushthafa Ulaiwah, ia aktif di jamaah kami)
yang akhirnya dia direkrut olehnya untuk masuk ke Jamaah Jihad, jamaah di mana kami
berada. Itulah cerita Isham bergabung bersama mujahidin di Mesir.

Sejak Isham bergabung meniti jalan ini hingga menemui syahid, dia tak pernah
putus memberikan peran berarti dan pengorbanan besar dalam membela Islam.

Perilaku mulia ini didukung dengan sifat dan akhlaknya yang mulia, Isham adalah
orang yang tepat disebutkan kepadanya semua makna keberanian dan harga diri.

Bahkan semua kepayahan yang ia hadapi dan pengorbanan yang ia persembahkan


dengan penuh ridha dan tenang faktornya adalah kebesaran hati dan keberanian yang
terpatri dalam dirinya.

Selesai dari akademi militer, Isham Al-Qamari masuk ke batalyon senjata anti
tank, senjata yang ia gemari dan mahir ia gunakan. Sering sekali ia mengatakan kepada
kami bahwa senjata ini wajib dimiliki kaum Muslimin, sebab senjata ini mempengaruhi
jalannya pertempuran dan mengusir musuh.

Kemahiran Isham Al-Qamari dalam mengoperasikan senjata anti tank sangat


diperhitungkan, Isham memang benar-benar mendedikasikan diri untuk mempelajari dan
memahami ilmu militer dan mempraktekkannya di lapangan, sebab ia merasa itu
berpahala di jalan Allah. Maka tak heran jika Isham selalu unggul dalam latihan-latihan
mengalahkan teman-temannya.

Oleh karena itu dia dipilih menjadi ketua dalam pelatihan para komandan
batalyon di Amerika, jika pelatihan ini sudah selesai Isham dijanjikan akan menjadi
komandan batalyon di angkatan pertahanan republik, dan Isham menunggu-nunggu
jabatan ini dengan sangat serius.

Tapi kemudian dia tidak jadi menghadiri latihan tersebut, sebab ada salah seorang
ikhwah yang terlalu berlebihan semoga Allah memaafkannyadalam meyakinkan dia
bahwa tahun 1981 akan menjadi tahun perubahan bagi Mesir dan dia akan mampu
menggalang para pemuda yang mau berjihad dalam jumlah besar untuk bergabung ke
dalam jamaah-jamaah jihad. Atas asumsi yang tak jelas ini akhirnya Isham membatalkan
keberangkatannya ke Amerika, sebagai gantinya ia mendaftarkan diri ke akademi tekik
perang. Akhirnya ia menjadi salah seorang jenderal langka yang ahli dalam
mengoperasikan senjata anti tank yang ia pilih dalam kuliah tersebut.

Berangkat dari perkiraan bahwa tahun 1981 akan menjadi tahun perubahan bagi
Mesir, dengan ijtihadnya Isham bersama kawan-kawannya sesama jenderal bawahannya
mulai mengeluarkan senjata-senjata berikut amunisi-amunisinya yang bisa dikeluarkan
dari kesatuan tentara. Ketika itu kami bertugas menyimpan senjata-senjata tersebut.

Tatkala beberapa senjata terakhir yang dibawa sejak saya mengunjungi gudang
penyimpanan senjata itu dibawa di sebuah tas buku yang isinya beberapa buah senjata
bersama buku-buku dan tulisan-tulisan tentang kemiliteran , si pembawa senjata
tertangkap, namun dia berhasil kabur dan meninggalkan tasnya. Melalui beberapa catatan
yang ada di dalam kertas dan peta yang menunjukkan tempat-tempat penyimpanan tank
di Kairo, beberapa jenderal pengikut Isham Al-Qamari akhirnya terdeteksi
keberadaannya. Isham segera menyadari bahaya ini, maka ia pun melarikan diri tetapi
jenderal-jenderal yang menjadi pengikutnya tertangkap.

Isham terus melarikan diri sejak bulan Februari hingga Oktober 1981, sampai
akhirnya ia tertangkap tak lama setelah pembunuhan Anwar Sadat. Sepanjang rentang
waktu ini, Isham menjalaninya dengan sabar, tidak pernah mengeluh, tidak pernah
menggerutu dan tidak pernah menyalahkan siapapun, dia justru menganggap hal ini
biasa-biasa saja dan dia terus menguatkan semangat rekan-rekannya.

Di masa pelariannya, Isham tidak berhenti menjalankan aktifitasnya. Bahkan


sebaliknya, meskipun banyak sekali masalah besar yang ia hadapi dan tekanan mental
serta suasana tegang dalam setiap detik hidupnya, semua itu tidak menghentikannya
untuk terus berbuat dan mengerahkan semua upaya.

Salah satunya ia sudah mengintai beberapa target serangan, tempat-tempat tentara


dan kantor-kantor polisi, serta sudah menyiapkan rencana-rencana untuknya, ia juga
menjalankan beberapa kali percobaan.

Setelah pembunuhan Anwar Sadat, Isham meminta saya untuk


menghubungkannya dengan tim yang menjadi pelaku pembunuhan tersebut, maka saya
pun menghubungkannya dengan Al-Akh Abud Az-Zumar. Di tengah kondisi-kondisi sulit
seperti inilah Isham mengkaji situasi bersama Abud dan mencoba menyelamatkan apa
yang masih mungkin untuk diselamatkan, namun waktu ternyata tidak memungkinkan.
Isham berencana menyerang jenazah Sadat dan tokoh-tokoh Amerika dan Israel yang
mendampinginya. Ia juga berencana menguasai beberapa kendaraan lapis baja kemudian
menggerakkannya menuju target yang fital atau ke jenazah Anwar Sadat. Sayangnya
fasilitas-fasilitas yang dimiliki lebih sedikit daripada apa yang ia obsesikan, dan
waktunya pun sudah lewat.

Pertemuan kami dengan Al-Akh Abud berakhir dengan nasehat kami kepadanya
supaya dia mencoba keluar dari Mesir untuk saat ini agar bisa melanjutkan serangan di
lain waktu. Tetapi Abud tidak bisa menerima masukan ini, sebab dia sudah terlanjur
menjalin sumpah setia dengan rekan-rekannya untuk melanjutkan pertempuran, walaupun
ketika di penjara dulu dia percaya dengan pendapat kami tetapi sumpahnya kepada rekan-
rekannya membuatnya tak mau menerima ide kami tadi.

Isham punya teori sendiri dalam menjalankan jihad dan dia berusaha sekuat
tenaga untuk memperoleh sarana-sarana yang bisa merealisasikannya. Akan tetapi takdir
belum mengizinkannya.

Teori tersebut hingga kini masih menjadi alternatif pelaksanaan operasi jihad yang
tepat jika pendukung-pendukungnya ada. Teori itu dibangun atas dasar-dasar berikut ini:

1. Bahwa para penguasa di negeri kita punya cadangan kekuatan militer yang tidak
mungkin dihadapi selain dengan kekuatan senjata yang memiliki cadangan peluru
dalam jumlah besar dan beberapa kendaraan militer untuk menguasai ibu kota dan
terjun ke kancah pertempuran dengan teguh selama satu hingga dua pekan, di
mana dalam tempo ini para tokoh penguasa berhasil dihabisi dan para tentara
sisanya menjadi frustasi.

2. Harakah Islam punya ribuan pemuda yang berlomba-lomba mencari kesyahidan,


tetapi para pemuda tersebut tak pernah dilatih dan tak punya pengalaman tempur.

3. Penyusupan gerakan Islam ke tubuh tentara selalu akan mengalami pembersihan.


Dan sulit sekali bagi gerakan mengkader jenderal-jenderal dalam jumlah besar di
tubuh tentara untuk tidak terbongkar, melihat adanya pengawasan-pengawasan
keamanan yang ketat di tubuh angkatan bersenjata.

4. Maka ide Isham adalah melatih beberapa ratus pemuda Muslim menggunakan
senjata, menggunakan dan menyetir tank, walaupun sekedar latihan untuk pemula.

5. Melalui kerjasama antara beberapa jenderal dan pemuda Muslim yang sudah
terlatih, sangat memungkinkan untuk menggerakkan beberapa buah tank menuju
ibukota. Dengan adanya kerjasama antara kekuatan tentara dengan pemuda
Muslim mujahid, bisa dilakukan penyerangan mendadak ke markas-markas
militer yang punya banyak tank, lalu menguasai tank-tank tersebut untuk
digunakan, atau paling tidak dimusnahkan di tempat. Dan dengan observasi yang
bagus serta pengintaian yang detail mengenai titik-titik penyebaran tentara
pemerintah di ibukota dan sekitarnya, bisa ditentukan mana target yang menjadi
prioritas serangan sehingga pertahanan pemerintah runtuh. Oleh karena itu, data-
data tekhnis yang rinci sudah ada di fikiran Isham untuk melaukan perubahan.
6. Adapun kekuatan polisi dan keamanan pusat serta kekuatan yang menginduk ke
kementerian dalam negeri, Isham melihatnya dengan mata sebelah dan
menganggap mereka sebagai buih, mereka takkan mampu bertahan di hadapan
kekuatan kendaraan tempur yang dikendalikan oleh para pemegang akidah yang
kokoh.

Isham mengkritik para pemuda Muslim yang sibuk menyerang polisi dan
kurangnya perhatian mereka kepada situasi militer dengan pengamatan yang
ilmiyah dan terukur berdasarkan data-data yang ada.

Isham menaruh kepercayaan yang besar kepada pemuda Muslim yang terlatih, ia
pernah berkata: Polisi berlagak seperti singa di depan kita karena ikhwan-ikhwan
kita tidak terlatih, apabila kita melatih mereka kemudian memberi mereka sedikit
senjata maka tak ada satu polisi pun yang bertahan di depan mereka.

Teori dia ini menjadi titik perdebatan antara diriku dan dia dalam waktu lama,
baik sebelum dipenjara maupun ketika dipenjara. Dan saya bersaksi bahwa banyak sekali
prediksi-prediksi dia yang dikemudian hari terbukti oleh berbagai peristiwa.

Rencananya yang berani ini bergantung kepada hasil pengintaian yang teliti,
analisa ilmiyah dan data-data riil. Yang demikian itu cocok sekali dengan kepribadian
Isham yang memiliki unsur-unsur ini dengan sempurna; hati yang pemberani, ilmu
militer, dan kerja serius, semoga Allah merahmatinya.

Kapan kamu memiliki hati yang cerdas dan senjata tajam

Dan sifat pemberani, maka kezaliman-kezaliman akan menghindarimu

Teori Isham punya banyak perincian dan sisi yang beragam, tapi saya hanya
mengisyaratkan poin-poin utamanya saja. Dan teori itu termasuk warisan bagi gerakan
Islam dan ijtihad-ijtihadnya yang berharga yang harus dikembangkan melalui kajian dan
riset, entah kita setuju dengan teori tersebut atau tidak.

Akhirnya Allah berkehendak Abud harus tertangkap. Para penyidik berhasil


mengungkap bahwa sang jenderal yang melarikan diri selama delapan bulan itu muncul
sebagai dalang berbagai insiden selama ini. Akibat gencarnya perburuan, saya sendiri
akhirnya tertangkap dan kemudian terjadi penggerebekan ke persembunyian Isham di
wilayah Jamaliyah, Kairo, di mana ketika itu pecah pertempuran penting yaitu
pertempuran Jamaliyah.

Pertempuran ini punya kedudukan penting dalam sejarah pergerakan Jihad Islam,
sebab ia menunjukkan fakta-fakta penting dalam kaitannya konfrontasi antara mujahidin
melawan penguasa, dan karena ia juga menunjukkan kejujuran Isham dalam berteori dan
isi teorinya yang memiliki rencana jauh ke depan. Di sini kita berhenti sejenak untuk
menjabarkan rincian dari pertempuran itu:

Pertempuran terjadi di daerah Mansyiyyah Nashir, wilayah Jamaliyah. Ini adalah


lingkungan miskin yang padat oleh rumah-orang orang-orang fakir yang saling
berdempetan dan hanya dipisahkan oleh gang-gang sempit.

Isham bersembunyi di bengkel gerinda yang didirikan oleh Al-Akh Muhammad


Abdur Rahim Asy-Syarqawi sebagai salah satu basecamp kami bersama dua orang
ikhwah yaitu Ibrahim Salamah dan Nabil Nuaim. Bengkel ini hanya sebuah rumah
sederhana terdiri dari ruang lewat tanpa atap dan di sebelah kiri kanannya ada dua kamar,
lalu di bagian depan tempat lewat itu ada terali besi. Bengkel ini terletak di sebuah gang
sempit dan buntudikelilingi oleh beberapa rumah yang rata-rata bertingkat lebih dari
satu lantai.

Ketika kementerian dalam negeri mengetahui Isham bersembunyi di bengkel ini,


mereka segera mengepung seluruh daerah tersebut dengan mengerahkan polisi dan aparat
keamanan pusat, dan dalam menggerebek bengkel tersebut mereka kerahkan satuan
terbaiknya: tim anti teror keamanan pusat. Tim ini terus mengepung bengkel selama
beberapa jam, selama itu mereka memblokade jalur-jalur ke arah bengkel dan mengambil
posisi di atas rumah-rumah bertingkat sambil memasang senjata-senjata serbunya.

Sesaat sebelum fajar terbit, panggilan melalui pengeras suara mulai diarahkan
kepada ikhwah yang ada di dalam bengkel, bahwa bengkel sudah dikepung dan
sebaiknya mereka menyerah saja. Tak lama setelah itu, tim serbu yang terdiri dari
komandan-komandan keamanan pusat yang terbaik (mereka menggunakan rompi anti
peluru) langsung maju menyerbu pintu bengkel dengan menembakinya tanpa henti
sambil meneriaki para ikhwah untuk menyerah. Para ikhwah terbangun mendengar suara
menakutkan ini.

Akan tetapi Isham dan kawan-kawan sudah siap dengan kemungkinan seperti ini,
karena itulah mereka memasang kawat listrik yang jaraknya hanya beberapa sentimeter
dari terali besi, mereka juga membawa dua senjata serbu menengah, dua buah pistol dan
beberapa geranat tangan.

Tatkala unit serbu mendobrak terali besi, mereka tersetrum oleh aliran listrik dan
langsung mundur ke belakang saling bertubrukan satu sama lain dan dipenuhi ketakutan.
Suasana itu tak disia-siakan oleh Isham, ia langsung menyambut mereka dengan granat
tangan dari atas terali dan jatuh tepat di tengah-tengah tim serbu itu, mereka pun
berjatuhan, ada yang terluka dan ada yang tewas.

Begitu komandan-komandan batalyon dan tentaranya yang lain setelah gegap


gempita berteriak-teriak hendak menyerbumendengar lolongan tim serbu, rasa takut
langsung merasuki mereka. Malam seperti terlipat oleh kesunyian yang mati. Saat itulah
Isham dan kawan-kawan melompat dari atap bengkel dan mulai menembaki atap rumah-
rumah tetangga dengan senjata serbu bekas mereka yang tak lama setelah dipakai
langsung macet. Tapi Isham dan kawan-kawannya tak berhenti, mereka kemudian
melempari tentara dengan sepuluh geranat dan sembilan di antaranya meledak di tengah-
tengah mereka. Perlawanan tentara pun terhenti. Di sini tahulah Isham bahwa batalyon
yang lagaknya seperti singa itu kini berubah menjadi sekawanan kelinci. Maka rekan-
rekannya segera keluar dari pintu bengkel, tiba-tiba mereka melihat seorang tentara
menenteng senjata di hadapan mereka, tapi ternyata ia berbalik badan karena ketakutan,
Al-Akh Nabil Nuaim kemudian membunuhnya dengan menembakkan sebutir peluru ke
kepalanya.

Kemudian Isham memerintahkan kawan-kawannya bersembunyi dan


menunggunya melemparkan granat tangan, setelah itu mereka hendaknya segera
melarikan diri melalui arah ledakannya. Benar, para ikhwah melarikan diri di tengah
pengepungan, mereka seperti lari di tengah onggokan mayat dan hantu-hantu saja,
mereka terus berlari hingga tiba di bukit Maqtham yang kebetulan dekat, setelah itu
mereka duduk sambil memantau batalyon tentara yang ketakutan dan penuh luka-luka
tadi yang sedang mengumpulkan anggota-anggotanya untuk mundur ke mobil. Saat inilah
Al-Akh Ibrahim Salamah berusul: bahwa sekarang waktu yang paling tepat menyerang
batalyon tersebut dengan amunisi yang masih dimiliki para ikhwah. Namun Isham
memutuskan serangan yang telah mereka lakukan tadi sudah cukup.

Para ikhwah terus melanjutkan perjalanan melalui bukit Maqtham . Al-Akh


Ibrohim Salamah memegang granat tangan, sebelumnya ia sudah melepas pemicunya
namun ia pasang kembali, tetapi nampaknya di tengah perjalanan pemicu itu sudah
bergeser dari tempatnya. Tak lama kemudian para ikhwah berhenti sebentar di salah satu
lubang gua.

Al-Akh Ibrahim Salamah kebetulan ingin buang hajat, akhirnya ia memutar badan
ke arah pintu masuk gua sementara punggung Isham dan Nabil hanya berjarak beberapa
meter darinya. Saat itulah geranat tangan itu jatuh dan terlihat pemicunya tergeser lagi
sesaat setelah ia jatuh. Sejurus kemudian para ikhwah mendengar seperti ada bunyi
ledakan kapsul, maka Ibrohim segera menelungkupkan badannya ke atas geranat itu
untuk melindungi dua rekannya dari ledakannya. Senyapnya malam itu terrobek oleh
ledakan geranat, mencabik-cabik lambung Ibrohim yang menutup ledakan geranat.

Sungguh sebuah takdir mengejutkan yang terjadi di luar dugaan, setelah para
ikhwah berhasil melarikan diri dari kepungan tentara keamanan pusat yang jumlahnya
seratus kali lipat, Ibrahim ternyata menemui syahid sesuai dengan waktu yang
ditakdirkan untuknya, yang tidak diketahui oleh selain Dzat Yang Maha Mengetahui
perkara ghaib.

Isham dan Nabil hanya terdiam kebingunan dan linglung melihat peristiwa
mendadak yang mengerikan itu.

Isham telah mewariskan semua yang bisa dijadikan manusia untuk


memperjuangkan Islam secara sungguh-sungguh. Benarlah apa yang dikatakan Al-
Barudi:

Tak aneh jika kemuliaan-kemuliaan tak memperoleh apa-apa

Sebab pedang bisa menguasai satu pertempuran tapi toh ia akhirnya menyesal

Atau seperti perkataan Mutanabbi dalam eleginya terhadap Abu Syuja Fatik:
Abu Syuja bapak semua keberanian

Satu kengerian dikembangkan menjadi kengerian-kengerian oleh peperangan

Seolah jiwamu tak rela kau menjadi pemiliknya

Kecuali jika dirimu sering melakukan peperangan

Ia tak menganggapmu pelindung nyawanya

Kecuali jika engkau berkorban untuknya dalam kengerian

Kalau bukan karena kesusahan, tentu semua manusia menjadi tokoh

Kedermawanan dan keberanian menuntut mereka semua untuk berperang

Mengenai pelajaran-pelajaran yang bisa diambil dari pertempuran ini, secara ringkas
adalah sebagai berikut:

1. Bahwa seorang Mujahid Muslim yang terlatih dengan keimanannya tak kan
bisa dikalahkan oleh pasukan thaghut.

2. Bahwa keteguhan ketika mengalami peristiwa-peristiwa dahsyat dan genting


dan ini merupakan nikmat Allah terbesartermasuk senjata paling utama bagi
orang beriman dalam semua pertempuran dan huru-hara. Akhi Nabil Nuaim
bercerita kepada saya bahwa Isham memiliki keteguhan yang menakjubkan di
saat pecah pertempuran Jamaliyah, seolah ia berada dalam kondisinya yang
paling santai.

3. Menggunakan geranat tangan secara khusus, dan bahan peledak secara umum,
dalam membebaskan diri dari pengepungan harus menjadi sarana utama yang
wajib dimiliki oleh seorang Muslim mujahid dalam pertempuran.

4. Senjata orang Muslim yang tak mungkin terkalahkan adalah kecintaannya


mencari kesyahidan. Sedangkan kematian thaghut dan para pengikutnya itu
adalah karena mereka saling keroyok mencari dunia.

Takdir kemudian menentukan bahwa Isham harus tertangkap. Ia pun diajukan ke


pengadilan karena kasus jihad. Jaksa tidak menghadirkannya di ruang sidang setelah
bekerjasama dengan intelejendalam sidang perdana. Mereka baru menghadirkannya
bersama Al-Akh Rifai Thaha (dari sel mereka berdua di penjara Al-Qalah) pada sidang
kedua. Dalam persidangan ini Isham membeberkan makar buruk tadi, ia terus
menceritakan kekejaman dari para komandan intel selama di penjara Al-Qalah.

Hakim berusaha melewati bab kekejaman itu, namun Isham terus berbicara
hingga hakim mengancam akan mengusirnya, Isham tak peduli. Hakim pun
memerintahkan untuk mengusirnya tapi Isham menolak, para petinggi Keamanan Pusat
berusaha mendekati sel Isham dengan hati-hati, namun begitu dekat Isham membentak
mereka dan mereka pun mundur ketakutan.

Persidangan pun lepas kendali, para ikhwah yang menjadi terdakwa turun
menumpahkan kemarahannya. Ketika itu saya ditunjuk para ikhwah untuk menjadi
penanggung jawab dalam mengatur jalannya persidangan. Akhirnya saya meminta para
ikhwah untuk diam, saya berteriak keras-keras dan mengancam jika Isham dipaksa keluar
dari ruang sidang mereka meletakkannya di sel tersendiri dan jauh dari sel ikhwah lain
yang jadi terdakwamaka tidak akan ada lagi persidangan.

Suasana di ruang sidang semakin tegang, hakim baru menyadari jika dirinya
sedang melihat kasus yang belum pernah ada sebelumnya dan telah menjerumuskan
dirinya untuk berbenturan dengan para terdakwa. Di sinilah akhirnya para pengacara turut
campur, mereka akhirnya memutuskan sidang dilanjutkan.

Begitulah Isham memulai sidang pertamanya dan seperti itu kebiasaan dia dalam
segala hal; menampakkan sikap yang kuat dan berani.

Selama di penjara, Isham tidak hanya mencukupkan diri dengan belajar atau
mengajar para ikhwah, hal terpenting yang ia fikirkan adalah: bagaimana mengatur
penyelamatan para ikhwah yang menunggu eksekusi setelah mereka divonis mati.

Atas kehendak Allah, saya diberi kehormatan untuk menemani Isham selama
beberapa bulan di penjara Liman Thurah dalam satu sel. Pada masa ini ia tidak henti-
hentinya menyiapkan gambaran-gambaran untuk masa mendatang dan menyiapkan
solusi-solusinya yang realistis, serta melakukan kajian-kajian terhadap problematika-
problematika yang muncul secara nyata.

Namun takdir menentukan kami harus berpisah, saya divonis tiga tahun penjara
dan sebagian besar sudah saya jalani sebelum vonis dijatuhkan. Sedangkan Isham divonis
10 tahun penjara, dan seperti biasanya ia menyambut vonis tersebut dengan keteguhan
dan ketenangannya yang unik. Bahkan ia pernah meneguhkan dan mendukungku dengan
mengatakan: Aku kasihan kepadamu melihat beban yang harus kau pikul di usia tuamu
nanti.

Selama di penjara, Isham tak pernah berhenti menyusun rencana untuk kabur. Dan
setelah melakukan beberapa kali percobaan, akhirnya ia bersama dua orang ikhwah,
yaitu: Khamis Muslim dan Muhammad Al-Aswaniy berhasil menjalankan aksi melarikan
diri yang gagah berani dan hebat dari penjara Liman Thuroh yang kokoh itu pada tanggal
17 Juli 1988. Ini bukan aksi melarikan diri biasa, ia diawali oleh persiapan panjang dan
rumit yang menjadikan pelarian ini sangat hebat, yang menggunakan metode menyerbu
tembok-tembok penjara, menembus kepungan penjagaan di sekitarnya, lalu
menyeberangi sungai Nil.

Tanpa mengetahui proses pelarian secara lebih detail, Menteri Dalam Negeri
sudah menanggung malu karena tak mengira sama sekali ada pelarian terang-terangan
yang seberani ini, yang dimulai dengan menarik jeruji jendela sel, setelah itu menawan
para penjaga blok, kemudian menerobos tembok yang tingginya sekitar empat meter,
kemudian membuang geranat suara di tempat-tempat yang terpisah, lalu baku tembak
dengan salah seorang penjaga tembok dan merampas senjatanya, setelah itu keluar dari
area penjara Liman Thurah di tengah malam di tengah penjagaan super ketat. Setelah
Isham dan dua rekannya kabur dari penjara, mereka menyeberangi sungai Nil menuju
tepi bagian barat, setelah itu mereka berjalan kaki ke tengah lahan pertanian hingga
sampai di tengah-tengah Delta.

Karena terlalu banyak berjalan, telapak kaki Khamis Muslim mulai pecah-pecah
dan kemudian bernanah yang mengakibatkan ia menderita demam dan gemetaran.

Untuk mengobati Khamis, para ikhwah menuju ke rumha Khalid Bakhit yang
sudah menyediakan rumahnya di pemukiman Idyal di Syarabiyah. Namun atas kehendak
Allah aparat keamanan negara menyerbu rumah Khalid Bakhit di waktu Subuh tanggal
25 Juli 1988 dalam penangkapan besar-besaran yang dilakukan pasca kaburnya tiga
ikhwah ini.

Di sini terjadi pertempuran gagah berani sekali lagi, baru saja petinggi aparat (ia
seorang jenderal di intelejen keamanan negara) mengetuk pintu rumah, ia langsung
diserbu oleh geranat-geranat suara yang sudah disiapkan para ikhwah, lalu Isham Al-
Qamari menyerangnya dengan sebilah pisau dapur, ia pun lari tunggang langgang dan
membuang pistolnya, pasukan dan komandan-komandan lainnya pun ikut lari ketakutan.
Maka Isham memungut pistol pimpinan aparat tadi, para ikhwah pun segera kabur
menuju jalan raya dan terus berlari.

Di ujung jalan, Isham berdiri melakukan baku tembak dengan anggota polisi
untuk melindunga dua kawannya, maka sebutir peluru mendarat tepat di perutnya, ia pun
langsung jatuh seketika. Kedua kawannya berusaha membawanya tetapi ia larang, ia
malah memberikan senjatanya kepada mereka berdua dan menyuruh mereka terus lari,
arwahnya pun melayang menuju Penciptanya untuk menjemput syahid seperti yang layak
ia dapatkan wallahu hasiibuh.

Cukuplah untuk menunjukkan frustasi menteri dalam negeri sebuah peristiwa


yang diceritakan kepadaku oleh Al-Akh Nabil Nuaim, ia bercerita kepadaku bahwa
dirinya berkata kepada salah seorang petinggi intelejen di penjara Liman Thurah pasca
kaburnya Isham dkk, dengan nada meremehkannya yang khas: Kamu pasti akan
dimutasi ke atas (maksudnya Mesir Selatan) sekarang. Maka dengan penuh percaya diri
pimpinan itu menjawab: Tidak mungkin mereka bisa melakukannya, seharusnya mereka
memberiku tanda bintang baru karena aku berhasil menjaga Isham Al-Qamari di penjara
sini selama beberapa tahun. Dan benar, ternyata ia tidak dimutasi dari jabatannya.

Termasuk tanda-tanda menggembirakan yang ada: bahwasanya Al-Akh Nabil


Nuaim bercerita kepadaku bahwa Isham bercerita kepadanya beberapa hari sebelum ia
kabur bahwa dirinya melihat Asy-Syahid kamaa nahsabuhuuShalih Siriyah
memanggilnya dari ketinggian: Kemarilah bergabung bersama kami! Mimpi ini
dianggap oleh Isham sebagai berita gembira, ia mengerti bahwa kesyahidannya sudah
dekat.
Demikianlah sang perwira gagah berani di bawah panji Nabi n berlalu menuju
Robbnya Yang Maha Mulia dalam keadaan syahid, kamaa nahsabuhuu.

Dan dalam perkiraan saya, tidak ada gerakan jihad di Mesir yang meraih
keberhasilan seperti keberhasilan yang dicapai oleh Isham, dan ini merupakan kesaksian
dari orang yang hidup langsung bersamanya dari dekat dalam kondisi-kondisi genting
dan sangat sulit, baik sebelum penjara maupun ketika di penjara.

Semoga salam sejahtera dari Allah tercurah kepadamu wahai Qais bin Ashim,

Dan mencurahkan rahmat-Nya yang Ia kehendaki

Tidaklah kematian Qais kematian satu orang,

Namun ia adalah bangunan suatu kaum yang dirobohkan

Begitulah, Isham Al-Qamari pergi sebagai syahid wallahu hasiibuhuseperti yang ia


cita-citakan.

Dan nyawa orang syahid punya dua tujuan;

Sampai kepada kematian dan memperoleh cita-citanya

Dan jasadnya terayun-ayun di padang pasir, disambut oleh luka-luka dataran


tanah

Ia terus menjadi contoh yang ditiru dan teladan yang diikuti dalam hal kerja keras,
kedermawanan, pengorbanan dan dalam memusuhi musuh-musuh Islam; Amerika,
Yahudi dan kaki tangan mereka yang menguasai kita, dan contoh dalam membalaskan
dendam orang yang disakiti, sebagaimana dikatakan oleh Syauqi dalam eleginya terhadap
Umar Mukhtar v:

Mereka pasang jasadmu di tanah lapang sebagai bendera

Yang membangkitkan lembah setiap pagi dan sore

Celaka mereka, mereka memasang bendera dari darah

Yang mengilhamkan kemarahan kepada generasi mendatang

Kamu diberi pilihan lalu kamu memilih menginap dalam lapar

Kamu tak mencari harta dan tak mengharap kekayaan

Si singa mengaum di dalam jeruji besi,

Dan kamu takkan melihat ada singa yang menangis di penjara karena ingin
bebas
Satu hal yang unik, aku pernah mencandai Isham dengan kata-kata Syauqi dalam
qashidahnya:


Pahlawan kesiangan tidak berperang di atas timah dan tidak berkendara di awang-
awang

Namun ahli kuda selalu menjaga punggung kudanya dan mengendalikan perang dari
pelananya

DI PERSIDANGAN

Aku orang Islam, aku hidup demi agamaku dan mati karenanya

Tak mungkin apapun yang terjadiaku akan diam sedangkan Islam diperangi di mana-
mana.

(Syaikh Umar Abdur Rahman di ruang persidangan).

Setelah masa penyidikan dan penyiksaan selesai, plus penyidikan-penyidikan dari


kejaksaan, akhirnya kejaksaan melimpahkan para tersangka ke pengadilan dalam kasus
terbesar sepanjang sejarah peradilan Mesir. Sebab kejaksaan mengajukan 302 orang
tersangka ke pengadilan, dan sidang baru dimulai sekitar dua tahun sejak terbunuhnya
Anwar Sadat.

Dan persidangan kali ini lain daripada biasanya dan dipenuhi dengan kejutan-
kejutan, namun ada dua peristiwa paling penting dalam persidangan ini: pertama ketika
DR. Umar Abdur Rahman menyampaikan pernyataan-pernyataannya (yang kini sangat
popular) selama tiga hari berturut-turut, kemudian satu lagi adalah kesaksian bersejarah
yang disampaikan oleh Syaikh Shalah Abu Ismail v.

DR. Abdur Rohman kemudian mendokumentasikan pernyataan-pernyatannya itu


dalam bukunya: Kalimatul Haq.

Dalam pernyataan-pernyataannya ini beliau mengangkat isu berhukum dengan


syariat Islam dan berjihad untuk merealisasikannya, lengkap dengan dalil-dalil
terperincinya dari Al-Quran, As-Sunnah dan Ijmak Ulama Umat, beliau juga membantah
argumentasi balik dari jaksa dan pernyataan Al-Azhar yang mereka pakai.

Pernyataan beliau ini sebenarnya sangat membahayakan posisi beliau secara


hukum, sebab pernyataan itu berisi bukti-bukti bahwa beliau membela program jihad
yang dilaksanakan dalam rangka menegakkan syariat. Hakim juga sudah mengingatkan
bahwa kata-katanya itu membahayakan dirinya sendiri, lain dengan perkataan dari
pengacara yang aslinya juga bersumber dari jaksa sehingga bisa dicabut, tapi jika
perkataan itu bersumber dari dia langsung maka itu akan digunakan di pengadilan.

Akan tetapi DR. Umar Abdur Rahman semoga Allah membebaskan beliau dari
penjara bersikeras untuk tetap membela urusan Islam di pengadilan walaupun itu bisa
mengancam dirinya sendiri. Bahkan beliau memposisikan hakim sebagai tersangka,
menganggapnya bertanggung jawab atas kezaliman yang dia lakukan terhadap kaum
Muslimin dan mengingatkannya akan siksa dan balasan dari Allah. Beliau juga
mengajaknya berhukum kepada syariat Islam dan mengingatkannya akan akibat
meninggalkan hukum syariat Islam.

Pernyataan-pernyataan beliau ini sungguh sangat kuat dan lugas hingga sampai
tingkatan mempengaruhi pemikiran majelis hakim yang di dalam butir-butir petikan
vonisnya sendiri menyatakan bahwa Mesir tidak menggunakan Syariat Islam dan undang-
undangnya bertentangan dengan syariat Islam dalam banyak hal.

Dan ketika itu DR. Umar Abdur Rohman berijtihad bahwa sekaranglah waktu
yang tepat untuk menyampaikan isu tentang berhukum kepada apa yang diturunkan Allah
yang beliau tidak ingin melewatkannya begitu saja. Beliau juga menilai pernyataan-
pernyataannya ini adalah bentuk pembelaan terbaik yang bisa dia berikan kepada ikhwan-
ikhwannya yang kemungkinan akan divonis mati, dengan menunjukkan bahwa mereka
adalah pihak yang benar dan bertujuan mulia.

Dan ternyata benar, hakim tidak menjatuhkan vonis mati kepada siapa pun dalam
kasus ini, hakim justeru memakai hal-hal yang meringankan karena melihat mulianya
tujuan yang dianut para tersangka, seperti yang mereka jelaskan dalam butir-butir
putusannya.

Saya tidak bisa melewatkan begitu saja pembahasan mengenai pernyataan-


pernyataan DR. Umar Abdur Rahman di pengadilan tanpa mengutip sebagian
pernyataannya yang begitu kuat menyuarakan kebenaran dan menggelegarkan kejujuran
di saat situasi genting, di mana jaksa menuntutnya dengan hukuman mati dan menilai
semua kata-kata yang beliau keluarkan. Akan tetapi beliau memang ulamanya mujahidin
dan mujahid yang ulama (hanya Allah Yang Menilai beliau sebenarnya).

Syaikh Umar Abdur Rohman berkata: Point pertama, Jaksa mengatakan bahwa
orang-orang yang mengusung slogan berhukum kepada hukum Allah padahal
menginginkan merekalah yang memutuskan hukum disebut oleh seluruh umat Islam dan
disebut di dalam sejarah Islam sebagai Orang-orang Khawarij (Orang-orang yang
keluar) dari masyarakat.

Benar bahwa Hukum itu hanya milik Allah adalah kata-kata yang benar dan
diserukan oleh orang mulia putera orang mulia putera orang mulia (Nabi Yusuf putera
Nabi Yaqub putera Nabi Ishaq putera Nabi Ibrahim), beliau menyerukannya kepada para
tahanan lain di penjaranya di Mesir, belenggu terali penjara tidak menghalangi beliau
untuk mengucapkan kebenaran yang ia dakwahkan secara terus terang seperti halnya
yang dilakukan oleh seluruh rasul. Dengan demikian, slogan itu adalah dakwah kaum
Muslimin dalam seluruh rentang waktu sejarah.

Bahkan label Khawarij pernah dialamatkan kepada seorang pemimpin yang sabar
memegang kebenaran yang ia jalankan, mereka melabelkannya kepada Khulafa`u
Rasyidin keempat (Ali bin Abi Thalib z).

Jika label itu di generasi awal dulu disebut Khawarij, maka untuk zaman sekarang
label itu maksudnya ditujukan kepada Mujahidin. Dan jika kami ini Khawarij, lantas
siapakah kalian? Apa kalian itu Ali bin Abi Thalib dan para pengikut beliau? Apakah dulu
Ali pernah mengambil hukum-hukum yang ia berlakukan dari undang-undang produk
Persia dan Romawi?

Apakah hukum beliau itu berdasarkan faham sosialis, demokrasi, atau beliau
menyeru kepada persatuan nasional dan perdamaian bersama? Pernahkah beliau
bersekutu dengan Yahudi dan berteman dekat dengan Beijing?

Apakah beliau meninggalkan hukum-hukum Allah dan melaksanakan hukuman-


hukuman yang tidak Allah turunkan hujjahnya?

Apakah Ali menganggap ajakan untuk menegakkan kekhilafahan sebagai


kejahatan yang tak terampuni?

Apakah Ali memerangi kesucian diri, menyeru kepada kebebasan wanita dan
tabarruj?

Apakah Ali termasuk orang-orang yang menjadikan isi Al-Quran terbagi-bagi,


yang mengatakan: tidak ada Islam dalam politik dan tidak ada politik dalam Islam?

Point kedelapan: Jaksa keberatan jika masyarakat yang ada sekarang ini disebut
sebagai masyarakat jahiliyah. Tentu saja, sebagai pengayom masyarakat pemerintah tidak
akan senang masyarakatnya disebut sebagai masyarakat Jahiliyah?

Apakah kami yang menyebutnya jahiliyah? Allahlah yang di dalam Kitab-Nya


menyebut dengan nama yang tidak kalian senangi itu, wahai para pengayom masyarakat
jahiliyah. Allah Taala berfirman:



Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih
baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS. Al-Maidah: 50)

dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah
(QS. Al-Ahzab : 33)

mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah
(Ali Imron: 154)

Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu)


kesombongan jahiliyah (QS. Al-Fath: 26)

Point kesembilan: Jaksa membela keberadaan perjanjian damai antara kita


dengan Yahudi. Saya tidak akan mendebat jaksa dalam hal ini, karena saya sudah menulis
bantahannya terhadap Lajnah Al-Azhar dan itu sudah cukup untuk menjawabnya. Saya
hanya akan membantah pengambilan dalil yang dilakukan oleh Ulama yang hebat di
jajaran Jaksa yang melegitimasi perjanjian dengan Yahudi dengan firman Allah Taala:
maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus
(pula) terhadap mereka. (QS. At-Taubah: 7). Dan firman Allah Taala: Dan jika
mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(QS. Al-Anfal: 61)

Kami katakan: Apakah yahudi berlaku lurus kepada kita? Apakah mereka
condong kepada perdamaian? Ataukah kita yang condong kepada perdamaian dan
berlaku lurus? Beritahulah aku dengan dasar ilmu jika kalian adalah orang-orang yang
benar.

DR. Umar Abdur Rohman juga mengatakan: Point kedua puluh delapan: Terakhir
saya katakan, dosa saya adalah karena saya mengkritik negara dan menelanjangi
kerusakan-kerusakan serta permusuhan-permusuhan terhadap agama Allah yang terdapat
dalam masyarakat, dan karena saya mengatakan yang benar apa adanya yang menjadi
pokok agama dan keyakinan di mana-mana. Sesungguhnya saya tertuntut oleh agama dan
hati nurani saya untuk melawan kezaliman dan keangkara-murkaan, membantah syubhat-
syubhat dan kesesatan-kesesatan, mengungkap kesesatan dan penyimpangan, dan
mempermalukan aib orang-orang dzalim di depan umat manusia, meskipun semua itu
akan mengorbankan hidup saya dan semua yang saya miliki. Saya tidak takut penjara dan
hukuman mati, saya juga tak gembira ketika mendapat pengampunan atau vonis tak
bersalah, saya tidak sedih ketika saya harus dihukum mati sebab itu adalah mati syahid di
jalan Allah dan ketika itu saya akan katakan: Aku menang, demi Rabb Kabah, ketika
itu juga saya katakan:

Aku tak peduli ketika aku terbunuh dalam keadaan Muslim

Dalam kondisi apa saja, asal kematianku karena Allah

Sesungguhnya saya orang Islam, saya hidup untuk agama saya dan mati karenanya. Dan
tak mungkin saya akan diam apapun kondisinya sementara Islam diperangi di mana-
mana. Tidak, dan seribu kali tidak! Kami tidak akan ridha dengan hukum thaghut, kami
tidak akan merasa tenang terhadap hukum buatan manusia yang menindas sesama
manusia, menghinakan mereka dan menjadikan mereka hamba selain hamba Allah.

Tuan penasehat Ketua Pengadilan Keamanan Tinggi Negara, hujjah sudah


ditegakkan, kebenaran telah nampak, dan cahaya subuh telah terlihat bagi setiap yang
punya kedua mata, maka tidak ada pilihan lain bagi Anda selain berhukum dengan
Syariat Allah dan menerapkan hukum-hukum Allah, sesungguhnya jika Anda tidak
melakukannya berarti Anda kafir, dzalim dan fasik, sebab Anda terkena firman Allah:
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka
itu adalah orang-orang yang kafir. (QS. Al-Maidah: 44)

Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang yang dzalim. (QS. Al-Maidah: 45)

Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Maidah: 47)

Vonis yang sebenarnya bukanlah yang dijatuhkan di ruang ini, atau ketika masih
di dunia. Vonis yang sebenarnya adalah di akhirat yang diputuskan oleh Dzat Yang Maha
Bijak lagi Maha Adil: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain
dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul
menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. (QS. Ibrahim: 48)

Dan sesungguhnya kami tidak gentar dengan penjara atau hukuman mati, kami
tidak takut dengan penyiksaan dan gangguan seperti apapun, kami katakan seperti
perkataan mantan tukang-tukang sihir Firaun kepada Firaun: Mereka berkata: Kami
sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata yang telah
datang kepada kami dan daripada Robb yang telah menciptakan kami; maka
putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat
memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja. (QS. Thaha: 72)

Ketahuilah wahai tuan penasehat, Allah menurunkan hukum-hukum hudud dalam


rangka menghentikan perbuatan-perbuatan keji, lalu bagaimana jika orang yang
seharusnya menjalankan hukum tersebut justeru yang melakukannya? Dan Allah
menurunkan hukum qishash demi menjaga kehidupan hamba-hamba-Nya, lalu
bagaimana jika para hamba itu justeru dibunuh oleh orang yang seharusnya menjalankan
qishash untuk mereka?

Ingatlah wahai tuan penasehat, kematian dan apa yang terjadi setelahnya, ingatlah
sedikitnya pengikut dan penolongmu ketika itu, maka carilah bekal untuk menghadapinya
dan menghadapi kegoncangan besar hari kiamat setelahnya.

Apa yang akan Anda lakukan, wahai penasehat, jika datang kepadamu penghina
semua raja, yang mengalahkan semua penindas, yang menghancurkan semua thaghut,
lalu membiarkanmu tergeletak di tengah orang-orang yang Anda cintai dan tetangga-
tetanggamu, Anda tinggalkan keluarga dan saudara-saudaramu, mereka tidak bisa
memberi manfaat apapun kepadamu dan tidak bisa membelamu.
Wahai penasehat, ketua majelis hakim: Sesungguhnya Allah bisa menghalangimu
dari penguasa tapi penguasa tidak akan bisa menghalangimu dari Allah. Perintah Allah itu
berada di atas segala perintah, dan tidak ada ketaatan dalam bermaksiat kepada Allah.
Saya mengingatkan Anda akan siksaan Allah yang tidak bisa tertolak dari orang-orang
jahat.

Wahai para Penasehat, hisab (penghitungan amal) menantimu dengan cambukan


demi cambukan, kemurkaan demi kemurkaan, dan Allah Maha Mengawasi.
Wassalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh.

Adapun kesaksian Syaikh Shalah Abu Ismail v, adalah kesaksian yang berbahaya
karena berisi jabawan-jawaban yang jelas terhadap beberapa pertanyaan penting terkait
dengan hukum yang berlaku di Mesir dan kedudukannya dalam Islam.

Syaikh Shalah Abu Ismail menegaskan dalam kesaksiannya bahwa ketika Anwar
Sadat menyatakan: Tidak ada politik dalam Islam dan tidak ada Islam dalam politik,
maka dia telah melepas keislamannya. Dalam kesaksiannya ini Syaikh Shalah Abu Ismail
juga bercerita tentang usaha-usahanya memperbaiki sistem hukum melalui majelis
parlemen, namun mengharap syariat Islam bisa diterapkan melalui jalan ini berujung
kepada keputusasaan akibat banyaknya konspirasi dan penipuan yang terus menerus
dilakukan pemerintah yang sudah terbiasa memanipulasi pemilu dan hasil-hasilnya.
Pemilu-pemilu itu adalah pelajaran menyakitkan bagi mereka yang menempuh jalan
perjuangan seperti itu dengan alasan mereka akan mewujudkan maslahat bagi Islam dan
bisa berhukum kepada syariat (tapi dengan cara menyelisihi syariat), mereka
beranggapan bahwa situasi-situasi saat ini menuntut adanya fleksibilitas politik dalam
menyikapi nash-nash syari. Akhirnya, mereka rugi agamanya dan tidak pula mendapat
keuntungan dunia.

Adapun vonis-vonis dari pengadilan, ternyata hasilnya sangat mengagetkan pihak


pemerintah, aparat keamanan dan kejaksaan. Sebab pengadilan tidak menjatuhkan
hukuman mati kepada siapapun dalam kasus ini. Pengadilan memvonis bebas kepada 194
terdakwa dari total 302 orang. Dan butir-butir dalam petikan vonis ternyata jauh lebih
penting isinya daripada vonis itu sendiri:

1. Pengadilan mengakui bahwa Mesir tidak berhukum dengan syariat Islam.

2. Mengakui bahwa berhukum dengan syariat adalah wajib dan harapan


setiap Muslim.

3. Mengakui bahwa undang-undang dan konstitusi Mesir bertentangan


dengan hukum-hukum Islam.

4. Mengakui bahwa kerusakan dan kemurtadan dari Islam sudah merajalela


di masyarakat Mesir di bawah perlindungan dari undang-undang.

5. Mengakui terjadinya penyiksaan fisik terhadap para terdakwa, sehingga


berakibat kepada cacat permanen pada sebagian mereka. Pengadilan juga meminta
mereka yang bertanggung jawab dalam penyiksaan diperiksa.
Di sini akan kami kutipkan beberapa point petikan vonis pengadilan yang
dibacakan oleh hakim Abdul Ghaffar Muhammad:

Terkait dengan materi kedua secara khusus: maka yang menjadi kesimpulan kuat
di fikiran dewan hakim adalah: bahwasanya hukum-hukum syariat Islam tidak diterapkan
di Republik Arab Mesir. Ini adalah fakta yang disimpulkan dari fakta pertama yaitu
wajibnya menerapkan Syariat Islam.

Setelah itu hakim menyebutkan bukti-bukti lenyapnya syariat dari hukum negara,
di antaranya: Adanya fenomena-fenomena di tengah masyarakat Mesir yang tidak sesuai
dengan hukum-hukum Syariat Islam yang suci, seperti klub-klub malam yang berisi
berbagai kejahatan yang mengerikan dan negara memberi kemudahan untuk
mengelolanya, kemudian pabrik-pabrik miras yang pendiriannya dilegalkan oleh
pemerintah, tempat-tempat penjualan dan penyajian miras yang juga dilegalkan oleh
negara, media-media informasi baik radio, televisi maupun cetak yang menyiarkan hal-
hal yang tidak sesuai dengan hukum-hukum syariat Islam, kemudian tabarruj kaum
wanita yang menyelisihi ketetapan hukum dari agama resmi negara yaitu Islam.

Dalam butir-butir yang lain, vonis pengadilan juga menyatakan: Sebenarnya


setelah pasal 12 dari undang-undang direvisi, isinya menyatakan bahwa Islam adalah
agama resmi negara, bahasa Arab adalah bahasa resmi negara dan prinsip-prinsip Syariat
Islam adalah sumber utama penetapan undang-undang. Namun demikian, sebagai bukti
bahwa hukum-hukum konstitusi negara tidak bersesuaian dengan hukum-hukum syariat
Islam majelis hakim cukup merujuk pernyataan yang disampaikan saudara Umar Ahmad
Abdur Raohman di mana yang bersangkutan termasuk salah satu ulama Islam di
hadapan majelis hakim dalam sidang 3 September 1983 bahwa undang-undang negara
bertentangan dengan Syariat Islam dan tidak menjadikannya sebagai hukum, sebab pada
pasal 86, 107, 108, 109, 112, 113, 189 dinyatakan bahwa majelis permusyawaratan rakyat
punya hak membuat undang-undang dan memberlakukan hukum, padahal di dalam Islam
hak seperti itu hanya milik Allah saja. Juga pada pasal 165 dinyatakan bahwa vonis di
pengadilan yang didasarkan kepada undang-undang, cara penjatuhan vonis dan butir-butir
isinya tidak bersesuaian dengan syariat Islam.

Dalam butir-butir putusan vonis di tempat lain juga disebutkan, ketika


menjelaskan keadaan masyarakat Mesir sebelum terjadinya kasus pembunuhan Anwar
Sadat: Hilangnya syariat Allah dari tanah Republik Arab-Mesir; majelis hakim
sebelumnya sudah menunjukkan bukti-bukti yang kuat, sehingga kami kira tidak perlu
diulang kembali. Tetapi majelis hakim berpendapat bahwa pejabat pembuat undang-
undang tak henti-hentinya berusaha memperbaiki penerapan syariat Islam, dan mereka
sudah mulai menjalankannya sejak tahun 1979. Ini masih ditambah lagi dengan
fenomena-fenomena di tengah masyarakat Mesir yang tidak sesuai sama sekali dengan
pokok-pokok ajaran Islam, tidak bisa dibayangkan sebuah negara Islam tapi memberi
kemudahan dibukanya tempat-tempat hiburan yang di dalamnya berbagai dosa besar
dilakukan, memberi kemudahan produksi miras atau pembukaan tempat menjual dan
mengkonsumsinya. Atau terus terang memerintahkan media-media informasi, baik
televisi, radio dan cetak, untuk menyebarkan apa-apa yang tidak sesuai dengan syariat
Allah, atau menyiarkan wanita yang berdandan dengan pakaian yang menyelisihi apa
yang digariskan oleh Islam.

Dan presiden dengan kapasitasnya sebagai pemegang kendali pembenaran


membenarkan penilaian ini sesuai yang tertuang dalam undang-undang pembentukan
Mahkamah Keamanan Tinggi Negara (Thawari). Presiden membenarkan bahwa dirinya:

1. Tidak berhukum dengan hukum Islam.

2. Bahwa undang-undang dan konstitusi berseberangan dengan syariat Islam.

3. Bahwa berbagai kerusakan merajalela di bawah perlindungan undang-undang.

4. Bahwa pemerintahnya menyiksa kaum Muslimin dengan siksaan yang


dahsyat.

AFGANISTAN: HIJRAH DAN IDAD

Terimalah kabar gembira atas pengorbananmu, wahai fulan

Orang-orang yang hilang itu kini sampai di medan tempur

Mereka masuk dalam pentas sejarah melalui gerbang-gerbang Afghan

(Syair Syaikh Yusuf Abu Hilalah atas syahidnya kamaa nahsabuhuu Abdullah Azzam
v).

Hubunganku dengan Afghanistan dimulai pada musim panas tahun 1980, sesuai
urutan takdirku ketika itu aku bekerja sebagai pegawai sementara menggantikan temanku
di klinik milik Ibu Zainab, cabang dari Ikatan Kedokteran Islam yang merupakan bagian
dari unit amal usaha Ikhwanul Muslimin.

Suatu malam, direktur klinik juga anggota Ikhwanul Muslimin mengatakan


kepadaku tentang ide pergi ke Pakistan dalam rangka memberi bantuan pengobatan
operasi luka kepada muhajirin Afghanistan. Tanpa pikir panjang aku langsung
menyetujuinya, sebab aku melihat ada peluang emas dalam tawaran ini untuk berkelana
di salah satu medan jihad yang mungkin bisa dijadikan sebagai alternatif atau basis untuk
mengoperasikan jihad di Mesir dan dunia Arab yang notabene sebagai jantung dunia
Islam, tempat di mana pertempuran politik Islam antara kaum Muslimin melawan
pembesar-pembesar pasukan neo perang salib (Amerika, Yahudi, dan penguasa-penguasa
Arab yang menjalankan kebijakan politiknya) akan berlangsung.

Problem mencari basis yang aman untuk operasi jihad di Mesir menjadi hal yang
sangat menyita perhatianku, melihat kondisi gerakan-gerakan jihad yang terlibat langsung
dalam pertempuran di Mesir sebagai negara yang punya sistem keamanan ketat dan
pemerintah pusat yang diktator, dan juga karakter geografis yang mudah untuk dikontrol
dengan mengalirnya sungai Nil dengan lembah-lembahnya yang sempit d antara dua
padang pasir membentang yang tak ada tumbuhan dan air sama sekali. Karakter tersebut
membuat perang gerilya di Mesir tidak mungkin dilakukan. Akibatnya penduduk di
lembah-lembah dipaksa untuk tunduk kepada pemerintahan pusat yang mengendalikan
segalanya, mulai dari penertiban opini, penindasan, wajib militer dan pemberantasan
semua gerakan pemberontak. Akhirnya, tempat pelampiasan dari kezaliman penguasa
yang diktator dalam sejarah bangsa Mesir selalunya adalah letupan-letupan yang jaraknya
saling berjauhan, seperti kawah mendidih yang tak seorang pun tahu kapan ia akan
menyemburkan laharnya, atau seperti gempa yang tak seorang pun tahun kapan bumi
akan diguncang olehnya. Tak aneh jika sejarah gerakan Islam modern di Mesir identik
dengan sejarah tindakan-tindakan kejam yang silih berganti, sejak tahun 40-an hingga
hari ini.

Oleh karena itu, ajakan untuk ikut dalam misi kedokteran untuk kaum muhajirin
Afghan ini benar-benar tepat datang kepada saya, saya menyetujuinya karena sangat
ingin mencari medan-medan yang tepat untuk membangun basis yang aman demi
kelanjutan amal jhad di Mesir, khususnya di era Anwar Sadat ketika tanda-tanda serangan
Neo-perang salib akan segera dimulai tampak begitu jelas bagi siapa saja, nyata bagi
setiap yang memperhatikan urusan umatnya.

Dan benar, akhirnya saya pergi ke kota Peshawar, Pakistan, dengan ditemani oleh
kawan yang spesialis di bidang pembiusan. Tak lama kemudian ada lagi satu kawan
menyusul, ia ahli di bidang operasi rehabilitasi. Kami bertiga adalah harapan dari Arab,
yang bekerja untuk misi sosial bagi para muhajirin Afghan.

Sebelum kami, Ustadz Kamal As-Sananiriy v sudah mendahului datang ke


Peshawar. Kami menggunakan nama beliau sebagai simbol untuk pergi ke mana saja.
Rumah sakit tempat kami bekerja pertama kali adalah rintisannya, para komandan
Mujahidin yang kami temui selalu menceritakan bantuan-bantuannya kepada mereka dan
usahanya menyatukan mereka. Dan meskipun saya belum pernah bertemu dengan Kamal
As-Sananiri, tapi kegiatan-kegiatan dan program-programnya menunjukkanya dia adalah
sosok pekerja keras dan gemar berkorban di jalan Allah. Makanya tidak aneh jika Kamal
As-Sananiri diberitakan terbunuh pada peristiwa penangkapan yang dimulai sejak
dikeluarkannya surat keputusan reservasi di bulan September 1981.

Kamal As-Sananiri terbunuh akibat penyiksaan yang dilakukan oleh Hasan Abu
Basya, Direktur Pelaksana Intelejen Keamanan Negara, dan Menteri Dalam Negeri
sendiri. Dan kita harus berhenti sejenak memperhatikan bagaimana kisah terbunuhnya
Kamal As-Sananiriy v.

Kamal As-Sananiriy tertangkap pada bulan September 1981. Setelah pembunuhan


Anwar Sadat bulan Oktober 1981, pemerintah mengetahui bahwa aparat keamanannya
intelejen keamanan negara, intelejen perang dan intelejen umumadalah fihak yang
paling terakhir tahu mengenai apa yang sebenarnya terjadi di Mesir, yaitu kemarahan
terselubung dan pemberontakan yang terus mengalami eskalasi.

Melihat instabilitas yang mengguncang pemerintahan, dan hampir saja pilar-


pilarnya hancur, maka pemerintah memutuskan untuk mengusut sebab yang memicu
semua kejadian ini. Dan pertama-tama yang pemerintah lakukan adalah menolak semua
usulan yang diajukan oleh aparat keamanan yang terbukti lemah, pemerintah mulai
melakukan investigasi berdarah-darah dan kasar untuk membuka semua file data baik
yang lama maupun yang baru.

Salah satu file yang dibuka kembali adalah file-file Ikhwanul Muslimin setelah
pemerintah tak percaya lagi kepada pernyataan-pernyataan Intelejen Keamanan Negara
yang kelemahannya terbukti sangat nyata, di mana lembaga itu tak mampu mengungkap
pembunuhan Anwar Sadat kecuali setelah itu terjadi, bahkan tak mampu membongkar
organisasi-organisasi jihad yang muncul segera setelah peristiwa pembunuhan terjadi.

Kebodohan Intelejen Negara mengenai apa yang tengah terjadi di Mesir begitu
parah, hingga pada tingkat mereka meyakinkan Sadat bahwa penangkapan yang ia
perintahkan terhadap para penentang di bulan September 1981 telah mengamankan
kepentingan negaranya dari perlawanan politik secara umum dan perlawanan dari
kelompok Islam secara khusus.

Oleh karena itu, pihak intelejen segera melakukan investigasi baru terhadap
Ikhwanul Muslimin, walaupun sebelumnya mereka yakin Ikhwanul Muslimin adalah
orang-orang yang menempuh jalan damai. Investigasi itu difokuskan kepada mereka yang
berada di jajaran kedua dan ketiga, dan termasuk yang paling penting adalah Ustadz
Kamal As-Sananiri v karena beberapa pertimbangan, di antaranya: Mursyid Ikhwanul
Muslimin, Umar Tilmisani, sudah tua dan tak mungkin kuat menghadapi penyiksaan,
ditambah lagi dia adalah simbol moral sebagai Mursyid Aam bagi Ikhwan, ini bisa
mengundang banyak masalah bagi pemerintah jika pemerintah menyiksanya dengan
pukulan, pelecehan atau ia tewas karena disiksa. Pemerintah juga faham bahwa kunci
semua permasalahan dan rincian-rincian dari program-program Ikhwan bukan pada Umar
At-Tilmisani.

Pertimbangan lain adalah besarnya program yang dijalankan oleh Kamal As-
Sananiri yang berusaha menjalin hubungan antara Ikhwanul Muslimin di Mesir dengan
organisasi internasional di luar negeri dan seringnya ia bepergian untuk urusan ini.

Pertimbangan lainnya lagi adalah pernyataan dia mengenai masalah Afghanistan


dan langkah pertamanya dalam membantu jihad Afghan serta menjalin hubungan dengan
komandan-komandannya.
Selain itu, yang juga menjadi pertimbangan adalah posisi Kamal As-Sananiri di
organisasi Ikhwanul Muslimin. Susunan pengurus di tubuh Ikhwan memang sedikit unik,
tokoh di permukaan yang diwakili oleh Mursyid Aam dalam hal ini Umar Tilmisani
muncul di hadapan orang banyak dan pemerintah, sedangkan kepemimpinan yang
sebenarnya dikendalikan oleh satu tim khusus seperti Mushthafa Masyhur, DR. Ahmad
Milth v, dan termasuk Ust. Kamal As-Sananiri v. Dari sinilah Intelejen Negara
berkeyakinan bahwasanya jika Ikhwanul Muslimin memiliki organisasi rahasia maka
pasti rahasia itu ada pada Ust. Kamal As-Sananiri v.

Interogasi kasar terhadap Kamal As-Sananiri pun dimulai. DR. Abdul Munim
Abul Futuh beliau adalah teman saya di Fakultas Kedokteran Kairo bercerita kepada
saya ketika kami berbincang-bincang melalui jendela sel kami di penjara Al-Qalah,
tentang bagaimana Ustadz Kamal As-Sananiri v diambil dari tengah-tengah ikhwan yang
lain termasuk salah satunya adalah Abdul Munim Abul Futuh dari sebuah sel di
penjara Istiqbal Thurah, ia mengenakan jilbab dan sepotong jubah dan setelah itu Abdul
Munim tak pernah melihatnya lagi kecuali di kantor Responden Umum Sosialis, di mana
tubuhnya terlihat membengkak dan tampak bekas-bekas penyiksaan yang keras, ia
mengatakan kepada mereka bahwa dirinya mengalami penyiksaan yang belum pernah ia
alami pasca era Abdul Nashir, ia menceritakan penyiksaan ini kepada tim investigasi dari
Responden Umum Sosialis itu.

Tak lama setelah itu, salah seorang pemantau penjara memberitahu Abdul Munim
Futuh bahwa salah seorang kawan mereka hari ini ada yang tewas akibat penyiksaan. Di
kemudian hari diketahui bahwa ternyata dia adalah Ust. Kamal As-Sananiri v.

Menteri Dalam Negeri lalu mengumumkan bahwa ia mati karena bunuh diri
dengan cara gantung diri di pipa saluran kamar mandi di dalam sel isolasinya
menggunakan tali yang ia lilitkan pada tubuhnya, setelah sebelumnya menulis di dinding
sel: Aku bunuh diri karena melindungi saudara-saudaraku.

Abdul Munim Abul Futuh menuturkan kepadaku betapa kisah murahan ini sarat
dengan rekayasa, sebab ketika Ustadz Kamal meninggalkan dirinya, beliau tidak
membawa tali tetapi mengenakan jilbab dan kain, lagi pula pihak pengurus penjara tidak
akan mungkin mengizinkan penghuni penjara siapapunmenyimpan ikat pinggang, tali
atau ikat leher, dan juga pipa saluran ke kamar mandi tidak mungkin bisa dipakai untuk
mengggantung diri, sebab jaraknya dengan tanah sangat dekat.

Al-Akh Thalat Fuad Qashim yang diculik Amerika di Kroasia lalu diserahkan
kepada Mesirbercerita kepada saya bahwa Kamal As-Sananiri ditahan di sel isolasi
yang bersebelahan dengan selnya di lantai bawah tanah blok I penjara Istiqbal Thurah.
Kemudian di suatu malam ia mendengar suara keributan, sejurus kemudian pintu-pintu
blok dibuka dan sekelompok perwira dan tentara masuk, ia mengintip dari celah pintu
dan ia melihat Mayjend Muhsin As-Sarsawi kepala penjara Istiqbal Thurahberkata
dengan nada gugup dan gelisah: Mana sel almarhum? para petugas pun
menunjukkannya, Mayjen Muhsin meminta pintunya dibuka, kemudian para tentara tadi
memasukkan ke dalamnya sesosok mayat lalu menguncinya kembali.
Penuturan ini memperkuat bahwa Ustadz Kamal As-Sananiri sudah dibunuh
terlebih dahulu di luar penjara, setelah itu jasadnya dimasukkan ke dalamnya. Ini yang
benar dan bukan seperti cerita bohong murahan Menteri Dalam Negeri.

Ada saksi lain yang bercerita kepadaku, ia ada ketika Ustadz Kamal As-Sananiri
disiksa di malam terakhir dari umurnya: Bahwa beliau menerima penyiksaan sangat sadis
dan yang menangani penyiksaan itu adalah Hasan Abu Basya pembantu Menteri Dalam
Negeri ketika itu dan selanjutnya dilantik menjadi menteri Dalam Negerilangsung,
orang ini mencaci beliau dengan kata-kata paling buruk sambil menanyainya: Siapa
Mursyid di permukaan? Siapa Mursyid di bawah tanah? Ustadz Kamal As-Sananiri
karena saking tak berdayanya menjawab dengan suara lemah akibat penyiksaan: Tidak
ada Mursyid bawah tanah.

Yang mengherankan, setelah semua fakta yang terkenal ini terungkap dan
meyakinkan fihak Ikhwanul Muslimin, tidak ada seorang pun dari mereka yang bergerak
menuntut balas terhadap darah As-Sananiri meskipun mereka tahu betul cerita detail
tentang pembunuhannya atau bahkan sekedar bahkan menuntut mereka yang
bertanggung jawab dalam pembunuhannya (dan mereka orang-orangnya jelas, untuk
membuktikannya juga sangat mudah) di pengadilan pun tidak.

Kamal As-Sananiri masuk penjara masih dalam kondisi berjalan kaki, dan keluar
sudah menjadi mayat yang terbujur kaku. Maka kepala dan pengurus penjara serta
Menteri Dalam Negeri adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas semua ini, dan
hasil otopsi jenazah akan menjelaskan dengan gamblang mengenai kebohongan cerita
yang dibuat-buat oleh Menteri Dalam Negeri.

Padahal sebenarnya para pengacara dari Ikhwanul Muslimin mereka adalah


orang-orang ahli dalam dunia hukumbisa mengangkat perkara ini hingga sampai ke
presiden, jangkauan media informasi mereka yang luas juga bisa jika mereka mau
membentuk opini masyarakat Mesir dan dunia Arab seputar kejahatan yang sadis ini.

Dan jika mereka mau, mereka juga bisa melatih generasi muda mereka untuk
melakukan aksi pembalasan terhadap kaum Muslimin yang terbunuh, terhadap tokoh-
tokoh dan pembesar-pembesar mereka yang terbunuh. Namun yang menggelikan
sekaligus memilukan, mereka keluar penjara justeru memuji-muji Husni Mubarak, sebab
dalam pandangan mereka ia tak terlibat dalam penyiksaan terhadap orang-orang Ikhwan,
karena dialah yang membuka pintu kebebasan-kebebasan.

Lebih parah lagi mereka mengirim telegram berisi ucapan selamat terhadap Hasan
Basya pembunuh As-Sananiri, karena ia selamat dari usaha pembunuhan terhadapnya,
dan mereka menilai usaha pembunuhan itu adalah konspirasi Zionis-Komunisdsb.

Begitulah, darah Kamal As-Sananiri v tertumpah begitu saja di penjagalan sikap


damai terhadap Husni Mubarak, sebagaimana sebelumnya darah Hasan Al-Banna juga
tertumpah begitu saja ketika para pengikutnya mau menandatangani daftar penghormatan
terhadap Istana Abidin setelah pemilihan lembaga Irsyad yang baru, mereka mengulurkan
tangannya kepada Raja Faruq, orang yang membunuh sesepuh mereka. Persis seperti kata
Al-Mutanabbi:

Betapa banyak di Mesir cerita-cerita menggelikan,

Namun mentertawakannya seperti menangis

Kembali ke Peshawar. Dengan bersinggungan dengan jihad Afghanistan sejak


tahun 1980, tahulah saya kalau medan jihad ini memiliki banyak kekayaan dan manfaat
yang bisa dia berikan kepada umat Islam secara umum, dan gerakan jihad secara khusus.
Saya juga menyimpulkan betapa pentingnya memanfaatkan medan ini. Oleh karena itu,
saya tinggal di sana untuk pertama kalinya selama empat bulan. Saya kembali lagi ke
sana pada bulan Maret 1981 dan tinggal selama dua bulan, saya terpaksa kembali ke
Mesir karena situasi mendesak yang ada di sana.

Kemudian Allah l berkehendak (Dia Maha Terpuji, baik dalam kondisi lapang
maupun sempit) saya harus masuk penjara di Mesir selama tiga tahun dan masa tahanan
itu berakhir di akhir tahun 1984. Namun karena kondisi pribadi yang menyangkut diri
saya sendiri, saya baru bisa kembali ke medan jihad Afghanistan pada pertengahan tahun
1986.

Selama bersinggungan dan bergaul dengan para aktifis di front, saya memperoleh
fakta-fakta sangat penting yang harus dicatat di sini:

1. Bahwa gerakan jihad butuh kepada medan jihad sebagai tempat pengasuhan yang
menumbuhkan benih yang baru muncul, juga untuk memperoleh pengalaman-
pengalaman nyata, pengalaman-pengalaman perang, pengalaman politik dan
berorganisasi.

Saudara kami yang sudah syahid kamaa nahsabuhuu Abu Ubaidah Al-
Bansyiri v pernah berkata: Di Afghanistan, umur saya bertambah seratus tahun.

2. Para pemuda Muslim di Afghanistan terjun dalam pertempuran untuk


memerdekakan tanah air Islam di bawah bendera Islam yang murni. Ini adalah
perkara yang sangat penting, mengingat bahwa kebanyakan perang kemerdekaan
yang berlangsung di dunia Islam kita benderanya masih bercampur dengan
bendera-bendera nasionalisme dan kebangsaan, bahkan kadang-kadang tercampur
dengan bendera kiri-komunis. Akibatnya, ada kerenggangan dalam diri pemuda
Muslim antara ideologi jihad Islam yang harus dibangun di atas pondasi
kemurnian agama hanya untuk Allah dengan praktek nyatanya di lapangan.

Kasus Palestina adalah contoh paling nyata dalam hal ini. Berbagai bendera dan
ideologi di sana bercampur aduk di bawah slogan persatuan (dengan setan) demi
membebaskan tanah Palestina. Akhirnya mereka bersekutu dengan setan, namun
tak berhasil membebaskan Palestina. Maha Benar Allah yang berfirman:




(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia
berkata kepada manusia: Kafirlah kamu, maka tatkala manusia itu telah kafir,
maka ia berkata: Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena
sesungguhnya aku takut kepada Allah, Robb semesta alam. (QS. Al-Hasyr: 16).

Hal lain yang juga penting, bahwa pertempuran-pertempuran yang mengibarkan


bendera-bendera selain Islam atau bendera yang bercampur-campur telah
menghilangkan garis pembatas antara siapa kawan dan siapa lawan dalam
kacamata seorang pemuda Muslim. Akhirnya, musuh jadi tak jelas, apakah yang
disebut musuh itu yang berasal dari luar negeri lalu menjajah negeri kaum
Muslimin, ataukah musuh itu mereka yang tidak mau berhukum dengan hukum
Islam, menindas kaum Muslimin, menyebarkan maksiat dan budaya pornografi
dengan mengatasnamakan kebebasan, nasionalisme dan kemerdekaan, yang
menggiring negara kepada kehancuran dari dalam dan mengalah kepada musuh
asing, seperti yang terjadi di mayoritas negeri kita yang tunduk kepada undang-
undang globalisasi.

Adapun Afghanistan, bentuknya jelas sekali: bangsa Muslim berperang di bawah


bendera Islam, musuhnya adalah orang asing yang bengis dan kafir dengan
dibantu rezim lokal yang murtad dan rusak. Makanya praktek teori ajaran ke
dunia nyata di sana sangat jelas dan nyata. Kejelasan seperti ini juga berguna
untuk mematahkan syubhat dari orang-orang yang terjun ke perjuangan Islam tapi
lari dari medan perang dengan alasan tidak ada medan perang yang di situ kaum
Muslimin terpisah secara jelas dari musuh-musuhnya.

3. Medan jihad Afghanistan juga menjadi contoh nyata (terutama setelah Rusia
mundur) jihad melawan para penguasa yang keluar dari Islam, yang bersekutu
dengan musuh-musuh Islam dari luar. Najibullah di Afghanistan adalah contoh
terulang bagi para penguasa kita, dia juga shalat, puasa dan naik hajji, tapi di saat
yang sama tidak mau berhukum dengan hukum Islam dan bersekutu dengan
musuh Islam serta mempersilahkan mereka masuk ke negaranya, ia juga bertindak
kejam kepada kaum Muslimin yang berjihad.

4. Urgensi pertempuran di Afghanistan adalah keberhasilannya menghancurkan


mitos kekuatan super power dari benak para pemuda Muslim yang berjihad.
Uni Soviet (sebagai negara super power yang memiliki angkatan darat terkuat di
dunia) dibuat babak belur dan lari mundur dari Afghanistan di depan mata para
pemuda Muslim dan dengan peran mereka.

Maka jihad Afghan ini adalah pelatihan yang sangat penting untuk menyiapkan
pemuda Muslim mujahid guna menerjuni medan tempur melawan kekuatan super
power berikutnya yang sudah menunggu, yang hari ini satu-satunya yang
memegang adalah Amerika.

5. Keikut sertaan para pemuda muslim dalam jihad baik yang dari Arab, Pakistan,
Turki, Asia Tengah, Asia Timur dan dari berbagai penjuru duniamemberi
kesempatan besar bagi mereka untuk saling mengenal dalam momentum jihad
Afghan dan sepenanggungan dalam memanggul senjata melawan musuh-musuh
Islam.

Demikianlah, para pemuda mujahid dan harakah-harakah jihad menjalin


perkenalan yang kokoh, saling tukar pengalaman dan memahami masalah-
masalah yang dihadapi saudara mereka.

Melalui muaskar-muaskar tadrib dan front-front jihad terbentuk kesadaran yang


luas dan pemahaman mendalam pada diri para pemuda yang berjihad akan
konspirasi yang dilancarkan terhadap Islam, juga pemahaman syari yang lebih
kuat lagi mengenai kewajiban mereka dalam menghadapi musuh-musuh Islam,
baik musuh yang asing maupun yang lokal yang menjadi bonekanya.

6. Para pemuda muslim yang berjihad di Afghanistan inilah cikal bakal dari apa
yang kenal dikenal di media informasi sekarang dengan sebutan: orang Afghan-
Arab. Istilah ini punya misi terselubung, sebab para pemuda itu bukan saja dari
Arab tapi berasal dari berbagai penjuru dunia Islam, meskipun orang Arab
menjadi unsur yang paling menonjol di tengah mereka.

Dan para pemuda ini membentuk sebuah fenomena baru yang penuh berkah
dalam sejarah gerakan Islam kontemporer, fenomena berupa lahirnya para
pemuda yang mempersembahkan dirinya untuk jihad fi sabilillah demi membela
umat Islam, yang berpindah dari Afghanistan menuju Kashmir, Bosnia, Tajikistan,
Cechnya. Dengan begitu, para pemuda yang baik tersebut telah menghidupkan
kembali kewajiban yang umat Islam sudah lama terhalang untuk melaksakannya.

7. Sudah secara otomatis tatanan dunia baru takkan pernah senang dengan
kemunculan fenomena yang terus berkembang dan tak bisa dikendalikan serta
mengancam eksistensinya ini, apalagi setelah mengorbankan banyak tenaga yang
terus menerus selama kurang lebih satu abad sehingga Barat dan Komunis bisa
menjajah negeri-negeri Islam, sehingga bangsa-bangsa Muslim tunduk kepada
hukum, undang-undang, dan pemilu yang sudah dimanipulasi, tunduk kepada
undang-undang darurat dan aturan tentang imigrasi dan kewarganegaraan.

Maka pressure mulai diberlakukan dalam rangka mengusir para pemuda Arab
yang terlibat dalam jihad dari Pakistan, dimulai di awal tahun 90-an dan mencapai
klimaksnya pada tahun 1992.

Demikianlah, pemerintah sekuler Pakistan mengusir orang-orang yang


membentengi perbatasan-perbatasan Pakistan hingga mereka menjadi orang-orang
yang tak jelas. Yang mengerikan, wilayah Towrkham di perbatasan Pakistan-
Afghanistan yang menjadi jalur masuk terdapat sekitar seratus kuburan mujahidin
Arab yang ikut berperang di Afghanistan. Ini sudah cukup menjadi bukti dalam
sejarah tentang perlakuan buruk pemerintah Pakistan terhadap orang-orang yang
melindungi perbatasan Pakistan dari ancaman komunis.

Makar busuk ini diketuai oleh Amerika dan Arab Saudi setelah mereka sadar
bahwa para pemuda yang ikut berjihad itu akan merusak rencana-rencana mereka
untuk menguasai Afghanistan. Akhirnya satu kelompok orang-orang baik ini
harus berpencar-pencar ke berbagai penjuru dunia, ada yang meminta suaka
politik, ada yang eksodus, ada yang bersembunyi, ada yang tertangkap, ada yang
terbunuh, dan ada juga yang pergi ke medan jihad lain mengangkat senjata.
Bahkan ada juga yang putus asa dan mencoba kembali ke kehidupan normal
setelah ia melihat musuh yang begitu kuat dan gencarnya perburuan terhadap
mujahidin.

Di sisi lain, media informasi Arab dan Barat mulai menggambarkan buruknya
citra para pemuda itu, menggambarkan mereka sebagai orang-orang tak waras dan
gila yang menantang Amerika, padahal Amerikalah yang dulu melatih dan
mendanai mereka. Kebohongan opini ini semakin tajam setelah para pemuda
kembali berjihad untuk kedua kalinya ke Afghanistan di pertengahan tahun 90-an,
terutama pasca peledakan bom di dua kedutaan Amerika di Nairobi dan Darus
Salam.

Tujuan dari pembunuhan karakter ini jelas sekali; yaitu Amerika ingin
menghalangi umat Islam dari kemuliaan menjadi pahlawan, seolah ia ingin
katakan kepada kaum Muslimin: Orang-orang yang selama ini kalian anggap
sebagai pahlawan itu sebenarnya adalah kader dan agen-agenku, mereka
melawanku ketika bantuan yang kuberikan kepada mereka kuhentikan.

Opini dusta ini secara subtansial sudah mengandung kontradiktif, sebab jika
memang para pemuda yang berjihad di Afghanistan itu agennya kader-kadernya
Amerika lantas mengapa mereka terus dikejar-kejar selama dua tahun?

Fakta yang harus diketahui oleh semua orang adalah: Amerika tidak pernah
membantu para pemuda Arab yang berjihad di Afghanistan, walau dengan satu
Rupee. Jika Amerika membantu Pakistan dan faksi-faksi mujahidin dengan
kucuran dana dan senjata, maka sebenarnya hubungan pemuda Arab yang
berjihad dengan Amerika adalah kebalikannya. Bahkan keberadaan para pemuda
Arab dan semakin bertambahnya jumlah mereka adalah kerugian bagi langkah
politik Amerika, sekaligus membuktikan akan kebodohan politik Amerika selama
ini.

Kegiatan mujahidin Arab di Afghanistan didanai melalui sumbangan umat


terhadap Afghanistan, dan itu adalah sumbangan yang tak bisa dianggap kecil.
Para mujahidin Arab juga tak hanya mendanai diri mereka sendiri, mereka juga
datang membawa sumbangan dari kaum Muslimin untuk mujahidin dan muhajirin
Afghanistan.

Syaikh Usamah bin Ladin memberitahu saya dan beliau adalah sebaik-baik saksi
tentang jumlah bantuan masyarakat Arab untuk mujahidin Afghan yang
melebihi jumlah yang beliau ketahui selama ini; untuk urusan militer saja
sumbangannya berjumlah 200 juta dollar, ini untuk waktu sepuluh tahun. Lalu
berapa kira-kira sumbangan yang disalurkan untuk selain keperluan militer,
seperti urusan pengobatan, kesehatan, pendidikan, pelatihan kerja, pemenuhan
gizi dan sumbangan sosial (seperti sumbangan untuk anak yatim, para janda dan
orang-orang cacat)? Belum lagi sumbangan-sumbangan yang datang di
momentum-momentum penting, seperti hari raya dan bulan Romadhon dan lain-
lain.

Melalui bantuan tak resmi dari masyarakat inilah mujahidin Arab membangun
kamp-kamp latihan dan dakwah, mereka juga membuka front-front jihad yang
telah melatih dan mengkader ribuan mujahidin Arab, memenuhi keperluan hidup,
tempat tinggal, dana perjalanan dan organisasi mereka.

Jika memang mujahidin Arab itu agen Amerika yang sekarang melawannya
(seperti yang diisukan), lantas mengapa sampai sekarang Amerika tak mampu
membeli mereka lagi? Bukankah sampai sekarang mereka terutama Syaikh
Usamah bin Ladindianggap sebagai bahaya nomor satu bagi kepentingan-
kepentingan Amerika? Bukankah membeli mereka akan jauh lebih murah
biayanya daripada anggaran yang selama ini dikeluarkan Amerika untuk
membangun keamanan dan tekhnologi perlindungan dari serangan mereka?

Amerika dengan gaya lamanya dalam membesar-besarkan perkara dan


penanganan yang dangkal berusaha memperjual belikan sesuatu yang
membingungkan kepada umat manusia, dengan mengabaikan fakta-fakta yang
sebenarnya terjadi. Sekarang apa mungkin orang seperti Usamah bin Ladin yang
dalam pidatonya tahun 1987 di Saudi menyerukan pentingnya memboikot
produk-produk Amerika demi mendukung intifadhah Palestina menjadi agen
Amerika di Afghanistan?

Saya teringat, dulu Syaikh Usamah pernah mengunjungi kami di Rumah Sakit
Bulan Sabit Kuwait di Peshawar, beliau menyampaikan kepada kami tentang isi
pidatonya itu, dan seingat saya ketika itu saya katakan kepada beliau: Sejak
sekarang Anda harus mengubah sistem pengawalan dan keamanan Anda, sebab
kepala Anda sekarang bukan hanya diburu oleh kaum komunis dan Rusia saja,
tapi juga oleh Amerika dan Yahudi. Anda sekarang tengah memukul kepala ular.

Apakah mungkin Asy-Syahid--kamaa nahsabuhuu-- Abdullah Azzam menjadi


agen Amerika padahal beliaulah yang tak kenal lelah mengobarkan semangat para
pemuda untuk melawannya dan mendukung gerakan Hamas dengan segala yang
beliau miliki? Apakah mungkin gerakan jihad di Mesir itu agennya Amerika,
padahal Khalid Islambuli dkk-lah yang membunuh Anwar Sadat, agen setia
Amerika di Timur Tengah, sebelum fenomena mujahidin Arab di Afghanistan
muncul?

Mungkinkah gerakan jihad di Mesir menjadi agen Amerika padahal gerakan ini
mendidik anggota-anggotanya untuk selalu menentang Israel dan semua
kesepakatan damai dengannya, dan menganggap perjanjian damai dengannya
bertentangan dengan Syariat Islam?

Sesungguhnya Amerika dibuat kaget karena masakannya di Afghanistan dirusak


oleh mujahidin Arab dan mujahidin Afghan yang tulus. Amerika menginginkan
Afghanistan mewakilinya dalam perang melawan Rusia, tapi Mujahidin Arab
dengan karunia Allahmembaliknya menjadi kampanye menghidupkan kembali
kewajiban yang selama ini hilang; jihad fi sabilillah.

Tak heran jika Amerika menyadari bahaya yang sama di Bosnia, maka syarat
pertama yang diberlakukan sebelum penandatanganan kesepakatan Dayton
adalah: mengusir mujahidin Arab dari Bosnia.

8. Bahaya dari keberadaan para pemuda Muslim terutama Arabdi medan jihad
Afghanistan adalah: mengubah isu Afghanistan dari masalah lokal dalam negeri
menjadi masalah umat Islam seluruh dunia yang mana seluruh umat ikut berperan
serta di dalamnya.

KEDUTAAN BESAR MESIR DI ISLAM ABAD

Tidak ada perang selain yang kamu ketahui dan kamu rasakan,

Perang bukanlah kata-kata yang dikira-kira.

(Zuhair bin Abi Salamah).

Setelah terjadi gelombang pengusiran Mujahidin Arab di Pakistan dan setelah


mereka bercerai-berai tak karuan seperti yang kami singgung sebelumnya pemerintah
Mesir mulai berlagak singa di Pakistan, karena mereka mengandalkan sokongan yang
diberikan oleh dua pemerintahan; pemerintahan Amerika Serikat dan Saudi yang
notabene punya pengaruh kuat terhadap pemerintah Pakistan. Kebetulan ketika itu
bahkan sejak tahun 50-an hubungan antara pemerintah Mesir dan pemerintah Pakistan
memburuk, disebabkan oleh sikap pemerintah Mesir yang mendukung India dalam
masalah Kashmir dan pemerintah Mesir sejak era Abdul Nashirmenilai masalah
Kashmir adalah masalah internal India.

Mulailah pemerintah Mesir mencari-cari siapa saja orang-orang Arab dan Mesir
yang masih tersisa, khususnya di Pakistan. Bahkan tindakan mereka ini mengakibatkan
salah seorang mahasiswa yang belajar dengan jalur resmi dideportasi dari Universitas
Islam Islamabad, kemudian penangkapan terhadap dua orang Mesir yang memakai
kewarganegaraan Pakistan karena mereka kebetulan menikah dengan wanita Pakistan.

Sikap mengalah pemerintah Pakistan sampai pada tingkat mereka mau


menyerahkan dua orang yang sudah mendapatkan kewarganegaraan Pakistan kepada
pemerintah Mesir ketika mereka berdua sedang disidang terhadap penganiayaan yang
mereka alami, tanpa memperhitungkan lagi aturan hukum Pakistan.

Maka harus ada balasan terhadap konspirasi jahat yang dilakukan oleh pemerintah
Pakistan bersama Mesir, Amerika dan Saudi ini.

Begitu pula sikap pemerintah Mesir yang memperluas perang permusuhannya


terhadap Islam di Mesir, persekutuannya yang terang-terangan dengan Amerika dan
peperangan yang ia pindahkan tidak hanya di Mesir tapi juga keluar Mesir, semua ini
harus ada reaksi balasan. Oleh karena itu, kami mengambil keputusan untuk melancarkan
balasan terhadap target yang menyakitkan bagi konspirasi jahat ini.

Setelah melakukan pengkajian, akhirnya dibentuk sebuah tim untuk melakukan


pembalasan. Tim ini ditugaskan untuk menyerang target-target berikut ini secara
berurutan:

Pertama, menyerang Kedubes AS di Islamabad. Jika tidak berhasil, maka


menyerang salah satu target-target Amerika di Islamabad. Jika tidak berhasil maka
menyerang kedubes negara barat yang permusuhan sejarahnya terhadap Islam sudah
masyhur. Jika tidak berhasil, maka menyerang kedubes Mesir.

Setelah melakukan survei intensif dan terperinci, disimpulkan bahwa menyerang


kedubes AS melebihi kemampuan yang dimiliki tim yang akan ditugaskan, ditambah lagi
dengan survei ke salah satu target Amerika di Islamabad yang ternyata jumlah pegawai
Amerikanya sedikit, kemungkinan mayoritas yang akan terkena serangan adalah orang-
orang Pakistan sendiri.

Begitu juga dengan rencana menyerang salah satu kedutaan negara Barat, ternyata
itu juga diatas kemampuan yang dimiliki tim yang akan ditugaskan.

Akhirnya diputuskan bahwa kedubes Mesir di Islamabad lah yang akan diserang,
sebab kedubes itu bukan hanya mengendalikan aksi perburuan terhadap mujahidin Arab
di Pakistan, tapi juga melakukan aksi spionase yang membahayakan Mujahidin Arab.
Ditambah dengan temuan aparat keamanan Pakistan di bekas reruntuhan gedung kedubes
Mesir yang lama bahwa ternyata ada kerjasama antara India-Mesir untuk memata-matai
Pakistan.

Sebelum aksi pengeboman, tim eksekutor memberitahu kami bahwa mereka siap
menyerang kedubes Amerika dan Mesir secara bersamaan asalkan kami bisa memberi
biaya tambahan. Namun kami sudah mengerahkan semua yang ada pada kami dan kami
tak sanggup lagi menganggarkan biaya tambahan. Akhirnya, tim terfokus untuk
meledakkan kedubes Mesir, dan Allah memberi kemudahan, operasi itu terlaksana.
Reruntuhan bangunan kedubes itu memberikan pesan yang sangat dalam artinya
dan sangat gamblang penjelasannya, tentang balasan bagi siapa saja yang bekerjasama
dengan Amerika dan Yahudi dalam memerangi kaum Muslimin.

AMALIYAH-AMALIYAH DI MESIR

} {









Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya
mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong
mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa
alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: Rabb kami hanyalah Allah. Dan
sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang
lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat
orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah.
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Hajj : 39-40)

()
Jika kalian berpaling dari kami, kami akan akan berumrah

Lalu terjadi kemenangan dan tirai akan tersingkap

Jika tidak, maka bersabarlah untuk menghadapi kerasnya hari

Di mana Allah memenangkan siapa yang Dia Kehendaki

(Zaid bin Tsabit a).

Mungkin kurang tepat kami menceritakan di sini secara terperinci mengenai


amaliyah-amaliyah jihad melawan pemerintahan di Mesir, oleh karena itu kami akan
berusaha memaparkan penjabaran global disertai dengan peristiwa-peristiwa yang paling
penting dan makna-makna yang terkandung di dalamnya dalam kaitannya dengan
perlawanan lama terhadap pemerintah Mesir.

Pertama-tama akan kami paparkan amaliyah-amaliyah paling penting, setelah itu


makna-makna yang bisa diambil dari amaliyah-amaliyah tersebut: Berikut ini adalah
amaliyah-amaliyah penting tersebut;

1. Bisa kita awali rekaman amaliyah-amaliyah yang ada di Mesir dengan mengingat
peristiwa penyerangan pemerintah tirani Mesir terhadap wilayah Ain Syams,
Kairo. Ketika aparat kepolisian menyerbu Masjid Adam setelah shalat Maghrib,
pada hari Jumat 12 Agustus tahun 1988, tempat di mana Jamaah Islamiyah
menggelar kajian mingguannya.

Perlu diketahui bahwa Masjid Adam sudah pernah diserang beberapa kali oleh
aparat kepolisian, dan menyerang masjid sudah menjadi hal biasa bagi polisi,
mereka menyerang masjid tanpa melepas sepatu, mereka menghancurkan semua
yang ada di dalamnya, merobek-robek kitab, menembakkan gas air mata dan
rentetan peluru ke dalamnya tanpa memilah-milah.

Semua kezaliman ini merupakan luka yang masih basah di hati kaum Muslimin,
ketika mereka menyaksikan masjid mereka yang suci dilanggar kehormatannya di
bawah sepatu-sepatu kasar polisi. Kezaliman ini juga menjadi pemicu kemarahan
baru di hati kaum Muslimin dan menjadi contoh dari kebijaksanaan pemerintah
dalam menyikapi gerakan perlawanan Islam, sekaligus menjadi contoh dari
kemunafikan pemerintahan Amerika yang menampakkan diri seolah-olah
menghormati syiar-syiar Umat Islam, tapi kenyataannya di saat yang sama mereka
menutup mata dari kelakuan pemerintah Mesir, mengamini, mendukung dan
membantu semua yang mereka lakukan dalam memusuhi kaum Muslimin.

Sesungguhnya kezaliman yang terus berulang hingga hari ini tidak mungkin lewat
begitu saja tanpa adanya hukuman balasan, dengan izin Allah. Kejahatan-
kejahatan ini tanggung jawabnya dipikul oleh menteri Dalam Negeri dan Husni
Mubarak dan pemerintahan Amerika yang mana kejahatan ini tidak akan mungkin
terjadi tanpa restu dari mereka, sesuai dengan pemantauan mata dan telinga
mereka, dan demi menjalankan kebijakan politik mereka untuk membungkam
gerakan Islam yang melawan perluasan wilayah Israel di Kawasan Timur Tengah.

Penyerangan itu dimulai dengan menghancurkan jendela-jendela masjid, setelah


itu melempar bom berisi gas air mata dan bom Molotov ke dalamnya untuk
memaksa keluar penghuninya. Ketika orang-orang yang berada di shaf terakhir
mulai keluar, aparat kepolisian pun menyerbu masjid dan menembakkan peluru
tanpa pilih-pilih.

Kejahatan ini cukup menjadi provokasi bagi penduduk sekitar yang secara
otomatis berfihak kepada anggota-anggota Jamaah Islamiyah untuk melawan
kejahatan polisi. Dengan demikian, area chaos meluas hingga ke seluruh daerah
tersebut.

Fihak menteri Dalam Negeri semakin menggila, mereka malah mengeluarkan


perintah-perintah untuk menembakkan peluru, tak pelak korban pun berjatuhan,
sejak dari anak-anak, wanita, orang tua dan anak muda. Jalan-jalan dan rumah-
rumah penuh oleh korban luka dan tewas yang tenggelam dalam darah-darah
mereka. Truk-truk polisi penuh sesak oleh ratusan orang yang ditangkap.

Wajar saja jika kemudian penduduk setempat marah atas kezaliman yang semena-
mena ini, maka kaum wanita dan anak-anak melempar batu ke arah polisi dari
loteng-loteng dan jendela-jendela rumah mereka. Ada dua jenderal dan empat
polisi yang terluka, jenderal Muhammad Zakariya akhirnya tewas akibat luka di
kepalanya karena batu yang dilempar oleh seorang ibu yang marah dari atas
rumahnya sebab ia melihat sendiri bagaimana anaknya satu-satunya terkapar di
atas tanah menggelepar kesakitan di tengah genangan darah karena terluka oleh
tindakan salah seorang jenderal. Penduduk setempat juga membakar dua mobil
polisi sebagai aksi balasan atas pembantaian keji yang dilakukan polisi terhadap
masyarakat.

Hal ini tentu saja membuat aparat keamanan memberlakukan larangan keluar di
seluruh jalan yang ada di daerah itu. Menteri dalam negeri mengirim pasukan
tambahan dalam jumlah besar dari berbagai satuannya untuk memberi pelajaran
kepada daerah tersebut.

Dalam kurun waktu sepekan saja, aparat telah menimpakan berbagai macam
kekejaman, kemurkaan dan penyiksaan kepada penduduk daerah tersebut. Mereka
yang ditangkap juga menghadapi penyiksaan yang buas di dalam ruang
pemeriksaan polisi dan di berbagai penjara tempat mereka disebar.

2. Serangan kedua terhadap daerah Ain Syams terjadi pada hari Rabu 1988, ketika
menteri dalam negeri, Zaki Badar, memanfaatkan masuknya laporan akan adanya
niat dari Jamaah Islamiyah menggerakkan aksi jalan damai menuju istana negara
di Kubbah untuk mengungkapkan dukungannya terhadap Intifadhah Palestina di
tanah Palestina yang terjajah.

Namun dengan keangkuhannya pemerintah Mesir tidak mengizinkan Jamaah


Islamiyah menampakkan eksistensinya di jalan-jalan dalam rangka menggelar
demonstrasi, apapun alasannya.

Akhirnya polisi kembali menyerbu Masjid Adam sebelum shalat Subuh dan
menangkapi siapa saja yang ada di dalamnya. Mereka melakukan pengkapan
besar-besaran ke semua anggota Jamaah Islamiyah di wilayah-wilayah Ain Syam,
Mathariyah, Al-Alef, Maskan, dan Maskan Ain Syams. Lebih dari 180 orang
tertangkap.

Setelah itu koran-koran milik pemerintah memuat pernyataan dari Kementerian


Dalam Negeri yang memutar balikkan fakta-fakta, berisi pengakuan bahwa Ain
Syams memang diserang dan puluhan anggota Jamaah Islamiyah telah ditangkap.
Pernyataan itu mengklaim telah mengamankan sejumlah selebaran dan senjata
yang ditemukan di tempat-tempat sebagian mereka yang ditangkap dan
bahwasanya aparat kepolisian telah menutup Masjid Adam serta masih terus
menyisir wilayah itu untuk mencari anggota Jamaah Islamiyah yang hendak
ditangkap.

Anehnya pernyataan itu tak menyinggung sama sekali penangkapan terhadap


kaum wanita, yaitu isteri-isteri dan ibu-ibu dari mereka yang melarikan diri serta
anak-anak mereka, sebagai tebusan untuk memaksa mereka menyerahkan diri.
Juga tidak menyebutkan penyiksaan buas yang mereka lakukan di rumah-rumah
keluarga mereka.

Dalam perkembangan yang begitu cepat, seorang pedagang di pasar Ain Syams
menikam salah seorang jenderal besar polisi bernama Isham Syams, wakil unit
intelejen untuk Kairo Timur. Sang jenderal tewas akibat luka yang ia derita.

Pedagang itu kemudian kabur, di mana berdasarkan investigasi dari tim kejaksaan
ternyata namanya adalah Syarif Muhammad Ahmad.

Ia mengalami pemukulan yang meninggalkan bekas luka hingga berkali-kali


setelah ditangkap oleh tangan komandan-komandan intelejen seperti yang telah
kami ceritakan sebelumnya pada peristiwa bulan Agustus. Ia kembali menerima
penyiksaan hebat di resort Ain Syams. Akhir daripada peristiwa ini
menggambarkan sebuah drama buruk yang dimainkan oleh aparat kepolisian,
melalui tindakan penyidik, hakim dan para algojo, dalam waktu yang bersamaan.
Syarif Muhammad Ahmad pun tewas bersama dua rekannya yaitu Khalid Ismail
dan Asyraf Darwisy, akibat tertembus tembakan timah panas. Setelah itu, dalam
pernyataan yang ia keluarkan, menteri dalam negeri mengklaim bahwa ketiga
korban tewas itu akibat perlawanan (saat akan ditangkap) selama tiga jam di salah
satu jalanan Syibra. Padahal tidak ada satupun komandan atau pasukan yang
terluka oleh sebutir peluru pun!!

Dalam pernyataan juga disebutkan bahwa telah ditemukan beberapa pucuk senjata
di samping mayat ketiga korban, salah seorang petinggi Jamaah Islamiyah untuk
wilayah itu juga ikut terbunuh, namanya Jabir Muhammad Ahmad. Polisi
mengklaim seperti biasabahwa dia melawan aparat dan berusaha membunuh
salah seorang komandan polisi hingga pasukan polisi terpaksa menembakkan
peluru ke arahnya.

Dan segera setelah insiden itu terjadi, larangan keluar rumah diberlakukan di
jalan-jalan daerah itu. Aksi penangkapan besar-besaran dilakukan kepada siapa
saja yang dicurigai terkait dengan peristiwa itu. Salah satu pemicu insiden
pembunuhan jenderal tadi adalah penyiksaan membabi buta yang dia lakukan
terhadap mereka yang ditangkapi di polisi resort Ain Syams.

Kemudian terjadi aksi-aksi demontrasi anak-anak akibat kebrutalan polisi. Anak-


anak di sekolah Al-Huriyyah Al-Idadiyah bertekad mengungkapkan kemarahan
mereka terhadap kebrutalan polisi pasca terbunuhnya jenderal Isham Syams.
Maka mereka mengatur sebuah aksi demo yang cukup ramai di dalam bangunan
sekolahan. Menanggapi aksi tersebut, polisi menyerbu sekolahan dan
menembakkan gas air mata ke dalam kompleknya, mereka menyerang murid-
murid tanpa ampun dengan memukuli mereka menggunakan pentungan, tongkat
keras dan tongkat berlistrik, mereka juga menangkap 21 anak kecil dan puluhan
anak mengalami luka serius.

Kemudian keluar perintah memberhentikan jam sore di semua sekolahan di


daerah tersebut, lalu dibentuk unit kesatuan dari dinas intelejen negara yang
bertugas memantau semua sekolah dan melarang anak kecil berdemonstrasi
mengecam kebrutalan polisi.

Zaki Badar Menteri Dalam Negerijuga memerintahkan penangkapan terhadap


30 ibu-ibu dan wanita-wanita muda dari kalangan para ibu, isteri dan saudari-
saudari kandung para tokoh Jamaah Islamiyah yang melarikan diri. Setelah
mereka disiksa sedemikian sadis di resort Ain Syams, mereka kemudian dipindah
ke Kantor Intelejen Keamanan Negara di Ladzoghliy. Di sini mereka ditelanjangi,
ditampar, ditendang dan dicaci dengan berbagai cacian buruk dan hina. Para
jenderal juga mengancam akan menyuruh pasukan keamanan pusat untuk
memperkosa mereka dan mengeluarkan berita bohong tentang kehormatan
mereka jika mereka tidak mau menunjukkan di mana tempat keluarga mereka
bersembunyi.

Begitulah berbagai tragedi Ain Syams menjadi sebuah permusuhan terang-


terangan terhadap Jamaah Islamiyah, bahkan terhadap masyarakat di wilayah
tersebut. Tujuannya jelas; menghancurkan kegiatan dakwah damai yang
dilaksanakan oleh Jamaah Islamiyah di wilayah tersebut setelah jamaah ini
berhasil mendapat dukungan masyarakat karena program sosial dan pembangunan
moral yang dikerahkan oleh anggota-anggotanya. Tetapi pemerintahan yang
menganut politik menghabisi anggota organisasi-organisasi Islam dan mencegah
program yang mereka jalankan, tak akan tinggal diam melihat hal itu. Inilah siasat
politik yang oleh Zakki Badar Menteri Dalam Negeridisebut-sebut sebagai
politik: Memukul ulu hati, memukul kelompok-kelompok religius.

Jika membunuh harus dibalas bunuh, lalu bagaimana pendapat Anda jika orang
yang membunuh itu menyerang Islam, membela kepentingan-kepentingan
Amerika dan menyerah kepada Israel, sedangkan yang dibunuh adalah orang yang
menuntut diberlakukannya hukum Islam dan berusaha membebaskan Mesir dari
kendali Amerika serta membebaskan Al-Quds dari penjajahan Israel? Di sinilah
permusuhan itu berubah menjadi permusuhan antara orang-orang angkuh dan
memerangi Islam vs orang-orang lemah yang membelanya.

3. Jamaah Islamiyah akhirnya memutuskan untuk melaksanakan aksi balasan.


Balasan itu adalah melancarkan ambush terhadap rombongan Zakki Badar dengan
menggunakan mobil bermuatan bom pada tanggal 26 Desember 1989. Sayangnya
ambush ini gagal karena ada kekeliruan pada bahan peledak yang dipasang di
dalam mobil. Pengemudinya sendiri tertangkap.

Kasus ini sendiri bisa dijaga (tidak terlalu membesar) karena Zakki Badr ketika
itu menjadi sosok yang banyak dibenci lantaran dia menyerang semua tokoh
politik dan para menteri yang lain. Bahkan permusuhannya juga melebar hingga
ke Husni Mubarak. Zakki pun akhirnya dicopot dari kementerian dan kasus
penyerangan itu hanya ia simpan sendiri.

4. Tak lama setelah itu, Departemen Dalam Negeri melakukan pembunuhan secara
terang-terangan di siang hari di jalan raya terhadap DR. Alla Muhyiddin v. Beliau
adalah salah seorang tokoh Jamaah Islamiyah yang menyerukan untuk berdialog
dengan pemerintah, ia menyampaikannya di berbagai kesempatan dengan
mengusung slogan: Mari kita berdialog secara terbuka dan berimbang. Dan cara
seperti ini terbukti gagal total dalam menghadapi para penguasa kita (dulu boneka
Rusia dan sekarang boneka Amerika).

Pembunuhan terhadap Alla Muhyiddin v ini mengandung pesan yang sangat jelas
kepada Jamaah Islamiyah bahwa seruan melakukan dialog balasananya adalah
pembunuhan, dan bahwa pemerintah tidak terima dengan keberadaan organisasi-
organisasi jihad. Dan rupanya pemerintah benar-benar berfikir rasional, sebab
organisasi-organisasi jihad memang penentang paling berbahaya dihadapi. Sebab
organisasi seperti inilah yang paling mampu menggalang para pemuda Muslim
dan menyebar di kalangan mereka, organisasi seperti ini juga paling
membahayakan hubungan bilateral Mesir dengan Israel, dan Israel tidak akan
pernah nyaman berada di atas tanah Mesir selagi masih ada ancaman-ancaman
dari jamaah-jamaah Islam.

5. Jamaah Islamiyah melalukan pembalasan terhadap terbunuhnya Alla Muhyiddin


v dengan memasang ranjau bagi menteri Dalam Negeri, Abdul Halim Musa.
Namun Allah berkehendak yang lewat adalah rombongan Rafat Mahjub ketua
Majelis Rakyat, maka Rafat terkena bom tersebut dan tewas.

Begitulah, Jamaah Islamiyah yang semua menjalankan program dakwah jangka


panjang kini berubah menjadi program perlawanan terhadap penguasa yang
secara dzalim memeranginya.
6. Di awal tahun 90-an terjadi perkembangan lain yang cukup penting, yaitu
penangkapan terhadap rekan-rekan kami di Jamaah Jihad dan 800 orang di
antaranya diajukan ke pengadilan militer. Inilah yang dikenal dengan peristiwa
Thalaiul Fath. Pengadilan menjatuhkan vonis mati kepada empat orang di
antaranya.

Koran-koran pemerintah dengan gembira dan bangga memuat penangkapan


terhadap 800 anggota Jamaah Jihad tanpa harus menembakkan satu peluru pun.
Kami pun memutuskan untuk terjun ke dalam perang perlawanan terhadap
pemerintah setelah sebelumnya program kami adalah menyebar diri dan
menyiapkan anasir-anasir dalam rangka menghadapi perang menuju perubahan.

7. Balasan kami adalah menyerang rombongan Menteri Dalam Negeri Hasan Laffhi
menggunakan sepeda motor yang dipasangi bom. Sang menteri selamat dari maut,
ia hanya mengalami patah ringan di tangannya, ia selamat dari maut karena
terhalang oleh setumpuk arsip yang ia letakkan di bagian samping tubuhnya yang
kemudian serpihan-serpihan bom banyak bersarang di dalamnya.

8. Aksi ini diikuti oleh serangan dari rekan-rekan Jamaah Islamiyah terhadap
Menteri Penerangan Shafwat Syarif tapi dia selamat dari serangan tersebut.

9. Di waktu yang bersamaan Jamaah Islamiyah menyerang komandan wilayah


militer pusat, karena ia dinilai sebagai kunci yang menentukan vonis-vonis
hukuman di pengadilan militer. Serangan ini tidak berhasil, sebab mobil yang ia
kendarai berpelindung.

10. Rekan-rekan kami di Jamaah Jihad juga menyerang rombongan Perdana Menteri
Athif Shidqi dengan sebuah bom mobil, namun perdana menteri selamat dari
serangan tersebut karena mobil yang ia tumpangi keluar dari area radius ledakan
beberapa detik, mobilnya hanya terkena serpihan-serpihan bom.

Serangan ini mengakibatkan seorang anak perempuan terbunuh, namanya


Syaima. Ia adalah seorang murid di sekolah yang berdekatan dengan lokasi
ledakan, kebetulan ia berdiri tak jauh dari TKP.

Pemerintah tak menyia-nyiakan momen terbunuhnya Syaima semoga Allah


merahmatinyaini, mereka mengopinikan bahwa peristiwa kali ini adalah
serangan dari Jamaah Jihad Mesir terhadap anak perempuan kecil bernama
Syaima, dan bukan terhadap perdana Menteri Athif Shidqi.

Koran-koran memuat foto kedua orang tua Syaima yang menangisi puterinya dan
foto-foto Syaima ketika masih balita.

Pemerintah berusaha memancing emosi rakyat terhadap cara-cara seperti ini


dalam rangka menjauhkan pandangan manusia dari isu utama dalam pertempuran
antara Mujahidin melawan pemerintah, yaitu isu pembelaan terhadap Islam yang
diserang, isu negara Muslim yang dibuka lebar-lebar untuk tentara-tentara kafir,
duta-duta besar dan agen-agen intelejen mereka, isu syariat yang dicabut dari
kedudukannya lalu diganti dengan undang-undangan positif dan hukum sekuler
dengan kekuatan, kekejaman dan manipulasi.

Rekan-rekan kami yang melaksanakan serangan tersebut ketika melakukan survei


melihat bahwa sekolahan itu baru sedang direnovasi, sehingga mereka mengira
sekolahan itu tidak ada muridnya. Namun ternyata di kemudian hari terlihat
bahwa yang dibangun hanya bagian yang direnovasi, sedangkan bagian yang lain
masih tetap dipakai.

Kami sungguh sangat menyesal dan bersedih dengan terbunuhnya anak


perempuan kecil tak berdosa ini tanpa kami sengaja. Namun apa lagi yang bisa
kami lakukan, kami baru berjihad melawan pemerintah yang memerangi syariat
Allah dan yang memberikan loyalitasnya kepada musuh-musuh-Nya.

Dan sebelumnya kami sudah berkali-kali mengingatkan anggota-anggota


masyarakat khususnya setelah penyerangan terhadap Menteri Dalam Negeri
Hasan Laffhi agar mereka menjauh dari tempat-tempat para tokoh penguasa,
dan dari rumah-rumah dan tempat-tempat mereka beraktifitas.

Tokoh-tokoh pemerintah itu tidak mengambil posisi tersendiri di rumah-rumah,


atau kantor-kantor atau rombongan-rombongan yang jauh dari orang banyak,
tetapi mereka berbaur dan bahkan menjadikan keramaian orang sebagai tameng,
maka kami tak punya pilihan selain tetap menyerang mereka dengan terus
mengingatkan masyarakat secara umum.

Saudara kami, Sayyid Shalah meringkaskan sikap ini dalam ucapannya ketika ia
ditanya oleh penyidik kejaksaan terkait dengan terbunuhnya Syaima, bahwa
dirinya sangat bersedih dengan terbunuhnya anak kecil ini, namun demikian tidak
kemudian jihad harus dihentikan.

Dan apa yang kami sebutkan ini adalah pendapat mayoritas fuqaha empat
madzhab. Intinya bahwa menyerang kumpulan orang-orang kafir meskipun
mereka berbaur dengan orang-orang Muslim atau dengan orang-orang kafir yang
haram dibunuhboleh-boleh saja asalkan demi keperluan jihad atau daruratnya
jihad dan dilakukan tanpa menyengaja menyerang orang-orang Muslim atau
orang-orang kafir yang tidak boleh dibunuh. Masalah ini sudah saya jabarkan
secara detail dalam risalah berjudul: Syifa Shuduril Mukminin.

Dan terkait dengan konsekwensi-konsekwensi terkenanya kaum Muslimin tanpa


sengajadalam serangan ini, kami memilih pendapat Imam Syafii v yaitu
membayar diyat kepada wali-wali korban, dalam rangka mengambil pendapat
yang lebih hati-hati dalam masalah ini.

Oleh karena itu, kami menganggap terbunuhnya kaum Muslimin yang terjadi
karena takdir bukan disengajadalam amaliyah-amaliyah seperti ini maka kita
punya kewajiban yang harus kita tunaikan kepada wali-wali korban berupa
membayar diyat.
Masalah ini jangan dilihat dari sudut pandang sempit, yaitu jatuhnya korban dari
kaum Muslimin tanpa sengajadalam operasi-operasi jihad melawan penguasa.
Namun harus dilihat juga situasi-situasi yang meliputi perlawanan umat Islam
dengan seluruh kelompoknya terutama kelompok yang berjihadterhadap
penguasa yang menguasai mereka dan memerangi Islam.

Sesungguhnya Mujahidin di Mesir tidak berangkat kecuali dalam rangka


membela agama mereka, membela rakyat mereka, membela bapak-bapak,
saudara-saudara, ibu-ibu dan saudari-saudari mereka.

Jika kita ingin meletakkan masalah Syaima dalam timbangan yang benar maka di
timbangan yang lain kita juga harus meletakkan puteri-puteri kita dan isteri-isteri
kita yang menjadi yatim dan janda tanpa dosa apapun, bahkan penyebabnya
adalah karena bapak-bapak dan suami-suami mereka melaksanakan kewajiban
termulia: kewajiban jihad fi sabilillah.

Sungguh, pemerintah pernah menggiringku bersama 285 orang lainnya ke


pengadilan, dan di sana jaksa menuntut agar kami semua dihukum mati. Dengan
kata lain, jaksa ingin puteri saya yang masih berusia dua tahun (juga anak
perempuan rekan-rekan saya) menjadi anak-anak yatim. Sekarang siapa yang
menangisi anak-anak perempuan kami dan memperhatikan mereka?

Al-Akh Sayyid Qarni, rumahnya diserbu oleh polisi. Dan tatkala anak
perempuannya lari ketakutan menghindari desingan-desingan peluru, seorang
polisi menembaknya hingga tersungkur tewas seketika. Siapa yang hendak
menangisi puteri Sayyid Qarni ini?

Puluhan ribu dari isteri-isteri, saudari-saudari dan ibu-ibu kita sekarang berdiri di
pintu-pintu penjara, berharap ada anak-anak atau saudara-saudara mereka atau
suami-suami mereka yang datang membesuk. Siapakah yang mau memperhatikan
penderitaan mereka?

Lengan dari seorang wanita bernama Sana Abdur Rahman patah akibat dipukul
polisi secara brutal, dia dipukul bersama anak perempuannya bernama
Khadijah yang usianya baru tiga tahun di depan penjara Istiqbal Thurrah, sebab
waktu itu ibu-ibu yang menunggu-nunggu anaknya menangis manakala salah
seorang tahanan keluar menuju pengadilan sambil berujar: Para tahanan akan
mati, lakukanlah apa saja, pergilah ke perwakilan umum!.

Koran Asy-Syaab mempublikasikan foto Sana dan lengannya yang terbalut, dan
di sampingnya ada anak perempuan dia yang bernama Khadijah. Organisasi
Amnesti Internasional sampai mengeluarkan laporan penting pada bulan Maret
1998, judulnya: Mesir...Sana salah satu korban akibat hubungan keluarga.

Laporan ini mengungkap kejahatan aparat kepolisian dan keamanan terhadap


puluhan wanita dan dijadikannya mereka sebagai sandera, mereka disiksa karena
memiliki hubungan kerabat dengan anggota-anggota jamaah-jamaah Islam. Lalu
siapakah yang mau bergerak untuk menghentikan kejahatan yang dialami wanita-
wanita yang disiksa itu?

Kemudian izinkan kami memperluas pembahasan dari sisi lain untuk semakin
memperjelas: Apa yang diinginkan pemerintahan rusak itu terhadap anak
perempuan kita, entah itu Syaima atau yang lain? Siapakah yang melarang jilbab
di sekolah-sekolah dan melarang cadar di universitas-universitas dalam rangka
memerangi adab-adab Islam dan memaksa puteri-puteri kita mengenakan busana
dan dandanan Barat?

Siapa yang menyebar luaskan kebobrokan dan pornografi di media informasi


yang rusak yang dikendalikan oleh Menteri Shafwat Syarif, sebagai penanggung
jawab tim pengontrol Aparat Intelejen Pusat? Tim yang bertanggung jawab
terhadap terpancingnya musuh-musuhnya dalam kasus-kasus memalukan, lalu
berubah menjadi aksi pemuasan nafsu-nafsu pribadi, dan dengan sebab itu pula
Shafwat Syarif diajukan ke pengadilan dalam kasus kerusakan aparat intelejent.

Jika Shafwat Syarif di era Abdul Nashir menguasai semua perangkat


pembentukan opini dan tutup mata bersama lelaki-lelaki rusak dan wanita-wanita
rusak, maka Husni Mubarak memberinya kekuasaan penuh terhadap semua media
informasi, Husni juga memberinya dana yang bisa dia gunakan untuk
mempekerjakan laki-laki rusak dan wanita-wanita rusak di Mesir.

Siapa yang memberi tempat kepada Israel di negeri kita? Siapakah yang menjaga
hubungan bilateral dengan polisi dan aparat keamanannya dalam rangka
menyerang agama kita, akhlak kita dan generasi kita?

Bahkan siapakah yang melindungi negara pezina, penjudi dan rusak di Mesir
dengan alasan menarik wisatawan? Negara menakutkan yang menggunakan anak-
anak perempuan miskin dalam melakukan perbuatan-perbuatan cabul,
memanfaatkan kemiskinan mereka di bawah penjagaan polisi. Mungkinkan
pemerintahan seperti ini bisa dipercaya menjaga anak-anak perempuannya seperti
Syaima dan generasi Syaima?

Sesungguhnya fakta-fakta yang ada mengarah kepada kita, mengejar dan


mengepung kita serta menegakkan hujjahnya kepada kita. Dan sesungguhnya
agama kita, harga diri dan kehormatan kita menuntut kita demi Syaima dan
setiap anak seperti diauntuk memberantas kerusakan ini.

11. Rekan-rekan kami di Jamaah Jihad menyiapkan penyergapan terhadap rombongan


Husni Mubarak di jalan Shalah Salim. Akan tetapi dia tidak melewati jalan ini
ketika hendak berangkat menuju Shalat Ied.

12. Disusul dengan percobaan pembunuhan terhadap Husni Mubarak di bandara


Sayyidi Barani, dilakukan oleh ikhwan-ikhwan dari Jamaah Islamiyah, namun
tidak berhasil karena terbongkar dulu sebelum dilaksanakan.

13. Amaliyah paling penting yang dilakukan Jamaah Islamiyah adalah pembunuhan
terhadap Mayjend Rauf Khairat pada tanggal 9 April 1994. Rauf Khairat termasuk
jenderal paling berbahaya di tubuh Satuan Intelejen Negara yang memerangi
Islam. Ia menempuh proteksi-proteksi pengamanan berlapis yang sangat ketat, di
antaranya ganti rumah setiap bulan, tidak menempatkan seorang pengawal pun di
rumahnya, menyopir mobil sendiri, semua ini dalam rangka usaha dia untuk
tampil seperti orang biasa yang tidak punya hubungan dengan aparat. Meskipun
demikian ikhwah di Jamaah Islamiyah masih bisa menemukan dia, begitu ia
keluar dari rumahnya dan mulai mengendarai mobilnya, salah seorang ikhwah
Mujahidin mendekatinya dan melemparkan sebuah geranat tangan ke dalam
mobil yang ia kendarai, dan dia pun tewas seketika.

14. Jamaah Islamiyah semakin meningkatkan serangan. Mereka menyerang


rombongan Husni Mubarak di Adis Ababa pada musim panas tahun 1995. Namun
serangan kali ini tidak berhasil dan Husni Mubarak selamat, sebab salah satu dari
dua mobil yang diduetkan untuk menyerang mengalami kerusakan.

15. Ikhwan-ikhwan kami di Jamaah Jihad melancarkan dua operasi dalam waktu yang
hampir bersamaan, satu di luar negeri yaitu meledakkan kedubes Mesir di
Islamabad pada musim semi tahun 1995 ini sudah kami ceritakan sebelumnya
dan satu lagi di dalam negeri yaitu menyerang turis-turis dari Israel yang
kemudian dikenal dengan insiden Khan Al-Khalili.

16. Di bulan Juli 1997, dari dalam penjara Jamaah Islamiyah mengeluarkan perintah
untuk menghentikan kekerasan secara sepihak. Namun setelah dikeluarkannya
perintah tersebut, satu tim dari Jamaah Islamiyah kembali melancarkan operasi
Al-Aqshar yang menyerang turis-turis dari Barat.

Semua yang kami kisahkan di atas adalah pemaparan singkat mengenai peristiwa-
peristiwa operasi jihad paling penting melawan pemerintah Mesir sejak tahun 1988
hingga 1997, kami sengaja melewati banyak sekali rincian-rinciannya.

Kemudian yang kedua, berikut ini pelajaran-pelajaran yang bisa diambil dari
amaliyah-amaliyah jihad melawan Pemerintah Mesir:

1. Kekejaman yang dilakukan pemerintah Mesir sejak pembunuhan Anwar Sadat


bertujuan mematahkan semangat gerakan Islam dan tunas-tunasnya yang kokoh
yang terwujud dalam gerakan-gerakan jihad. Siasat seperti ini mendapat point
penting dan terus meningkat sejak Zakki Badr menjabat sebagai Menteri Dalam
Negeri, di mana ia mulai membangga-banggakan diri secara terang-terangan
bahwa solusi untuk menangani gerakan-gerakan Islam hanya dengan melancarkan
pukulan ke jantung hatinya.

Tujuan dari penyerbuan brutal itu jelas, yaitu menanamkan keputusasaan di hati
para pemuda Islam dan mengesankan kepada mereka bahwa perlawanan
berbentuk apapun tidak akan berguna, tidak akan menghasilkan apa-apa bagi
pelaku-pelakunya selain musibah-musibah dan bencana-bencana, dan bahwa jalan
satu-satunya hanyalah menyerah kepada politik pemerintah yang menyerukan
untuk tunduk kepada Amerika dan Israel.
Diam dan tidak membalas aksi brutal ini, hasil yang bisa dipastikan adalah
hilangnya rasa percaya diri dari gerakan Islam, mundurnya ia ke belakang,
terisolir, pasif dan kembali ke era ketakutan rezim Abdul Nashir. Memicu
keputusasaan dari semua aksi perlawanan seperti ini merupakan batu perluasan
bagi yahudi di Kawasan. Sebab, Amerika dan Yahudi yang ada di baliknya faham
betul bahwa Umat Islam di jantung wilayah dunia Islam tidak akan pernah
menerima eksistensi Israel dan hegemoni Amerika, apapun alasannya. Dan
selanjutnya mereka juga faham bahwa menghentikan perlawan terhadap mereka
tidak akan berhasil selain dengan menanamkan rasa putus asa di hati kaum
Muslimin.

Dan keputusasaan ini tidak mungkin membuahkan hasil kecuali melalui tindakan
kejam, penindasan, penyiksaan dan pembunuhan yang diharapkan menjadi
pelajaran bagi yang lain, juga dengan menjadikan siapa saja yang berusaha
melawan kebijakan pemerintah sebagai seikat jerami yang terbelenggu sehingga
setiap orang yang melihatnya ketakutan dan merasa putus asa.

2. Di saat yang sama, melawan tindakan brutal ini cukup untuk merusak semua
rencana mereka dan menjungkir balikkan meja hidangan pemerintah.
Sesungguhnya membalas tindakan kejam ini dengan operasi-operasi jihad tidak
hanya menjaga pemuda Muslim dari keputusasaan, tapi juga menumbuhkan di
hati mereka harapan dan percaya diri setelah percaya kepada Allah Taala.

Bukan itu saja, bahwa juga akan membongkar lemahnya kekuatan penguasa di
hadapan serangan-serangan Mujahidin dan memotivasi para pemuda Islam untuk
meningkatkan serangannya kepada pemerintah. Para pemuda akan mengerti
bahwa ternyata menyerang pemerintah dan para tokohnya bukan perkara sulit.

Buah dari perlawanan jihad tidak berhenti sekedar menumbuhkan harapan di


dalam diri para pemuda Muslim, lebih dari itu juga akan mengarahkan senjata
yang sama kepada para pengikut pemerintah, artinya mereka akan merasakan
perang psikologis, moral mereka akan hancur ketika mereka melihat kawan-
kawan mereka berjatuhan di sekeliling mereka.

3. Meningkatkan operasi jihad yang menyerang target-target Amerika dan Yahudi


juga akan membangkitkan semangat perlawanan di tengah masyarakat yang
menganggap Yahudi dan Amerika sebagai simbol buruk dari keangkuhan dan
tirani.

4. Dengan kaum Muslimin memberi reaksi balasan terhadap pemerintah Amerika


dan Yahudi, akan membuat segitiga penguasa yang menguasai negeri kita ini
mengerti bahwa kekejaman apapun yang dilancarkan terhadap kaum Muslimin
tidak akan lewat begitu saja tanpa ada harganya, tanpa ada qishash dan tanpa ada
kerugian-kerugian, dan bahwasanya era Abdul Nashir yang penuh ketakutan
sudah selesai dengan kekuatan dan takdir Allahdan takkan pernah kembali,
dan perluasan tanah Yahudi serta hegemoni Amerika akan ditebus harganya pada
hari ini oleh bangsa Muslimdan harga itu sangatlah mahal.
5. Benar bahwa bisa saja pemerintah apalagi jika bersekutu dengan Amerika dan
Baratmelemahkan gerakan perlawanan Islam kepadanya sesekali waktu, tetapi
program secara umum dan gerakan sejarah yang berlaku adalah program
perlawanan dan gerakan jihad. Sesungguhnya hari ini umat Islam sedang
melalukan perlawanan, baik di Mesir, Palestina, Cechnya, Afghanistan dan lain-
lain.

Perlawanan sudah menjadi realita nyata dan tak bisa dipungkiri. Pertempuran
sudah dimulai dan eskalasinya terus meningkat, dan tidak akan pernah berhenti
sampai dibebaskannya Al-Quds, Mekkah, Madinah, Kairo, dan Grozni, insya
Allah.

6. Atas dasar semua ini, maka harus ada perlawanan. Bahkan tak hanya itu,
perlawanan harus terus dilanjutkan. Setiap pengamat akan bisa menyimpulkan
betapa besar bencana-bencana yang akan terjadi sekiranya Anwar Sadat tidak
dibunuh dan perlawanan terhadap pemerintah Mesir tidak dilanjutkan hingga hari
ini.

7. Dengan mengamati situasi politik di Mesir, akan terlihat bahwa Mesir


diperebutkan oleh dua kekuatan: Kekuatan resmi yang terwujud berupa presiden
negara dan kekuatan angkatan bersenjatanya, kepolisiannya, petugas-petugas
penyiksa dan aparat keamanannya, dan kekuatan rakyat yang akarnya kuat; yaitu
gerakan Islam secara umum dan benih-benih jihadnya yang kokoh secara khusus.

Kekuatan pertama didukung oleh Amerika, Barat, Israel dan mayoritas penguasa
Arab. Sedangkan kekuatan kedua hanya bersandar kepada Allah saja, setelah itu
mengandalkan penyebarannya di kalangan masyarakat yang luas dan
kerjasamanya dengan gerakan-gerakan jihad dalam tubuh Umat Islam secara
keseluruhan, mulai dari Cechnya di utara hingga Somalia di selatan, dan dari
Turkistan Timur di timur hingga Maghrib di barat.

Mengenai sebab konfrontasi antara dua kekuatan di atas maka sangat jelas sekali,
yaitu karena kekuatan pertama bersikeras untuk:

a. Melenyapkan Islam dari hukum (kekuasaan) dan menjauhkannya dari seluruh


sektor kehidupan dengan kekuatan, kekerasan, pemilu-pemilu yang
dimanipulasi dan pemberitaan yang rusak.

b. Membiarkan negeri-negeri Islam diduduki musuh-musuh Islam Amerika dan


Yahudimelalui perjanjian-perjanjian damai, pelarangan senjata-senjata
pemusnah masal secara sepihak (bagi kita saja), melucuti persenjataan di
gurun Sinai, penjajahan Amerika secara langsung terhadap negeri kita, dan
kebijakan-kebijakan militer gabungan.

Sungguh ini adalah pertempuran ideologi dan perang eksistensi, perang yang tak
mengenal gencatan senjata.
HASIL-HASIL SELAMA SATU PERIODE






Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum
(kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan
kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran);
dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir)
supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada, dan Allah tidak
menyukai orang-orang yang zalim, (QS. Ali Imron: 139).


Namun aku memohon ampunan kepada Ar-Rahman

Dan tebasan keras yang menyemburkan abu panas

Atau tikaman membara di tanganku secepat kilat

Dengan tombak yang menembus perut dan hati


Supaya jika mereka melewati jenazahku, mereka berkata

Semoga Allah memberimu petunjuk, wahai orang yang berperang, dan sungguh ia telah
mendapat petunjuk.

(Abdullah bin Rawahah a ketika berangkat menuju perang Mutah).

Sekarang setelah pemaparan singkat mengenai sejarah gerakan jihad Islam di


Mesir, kita bisa menengok kembali ke masa lalu yang baru saja lewat untuk melihat apa
saja hasil-hasil yang diperoleh pada periode ini, yang berlangsung kira-kira dari tahun
1966 hingga tahun 2000?

Menjawab pertanyaan ini kami katakan, hasil-hasil dari satu periode ini teringkas
dalam point-point di bawah ini:

1 Penyebar luasan. Tidak diragukan bahwa gerakan jihad telah melakukan


penyebar luasan yang terus meningkat selama periode ini, khususnya di kalangan
para pemuda Mesir. Penyebaran ini berkat anugerah Allahterus berkembang
dan bertambah.

2 Konfrontasi langsung. Gerakan jihad memiliki karakter khusus yaitu menyerang


musuh-musuh Islam dan melakukan perlawanan hingga nyawa terakhir. Dan
peristiwa-peristiwa besar sejak serangan militer Al-Fanniyah tahun 1974 hingga
insiden Al-Aqshar 1997 tak lain adalah bukti dari itu.

3 Pengorbanan besar yang terus berlanjut. Gerakan jihad telah


mempersembahkan puluhan ribu anggotanya sejak dari yang ditangkap, yang
disiksa, yang terluka, dan ribuan korban tewas, dalam konfrontasinya yang terus
berlanjut melawan pemerintah Mesir. Dengan pengorbanan itu gerakan jihad
membuktikan dua hal:

Pertama, ia adalah kekuatan yang memiliki akar mendalam dan lahan yang
subur. Terbukti meski serangan demi serangan dan pengorbanan demi
pengorbanan terus berlanjut di mana itu tak sanggup dipikul oleh kekuatan
politik manapun di Mesirnamun gerakan jihad di lapangan masih terus bekerja
dan melakukan idad di jalan Allah.

Kedua, ia masih sebagai bahaya nomor satu yang mengancam keamanan negara.
Bukti dari itu adalah masih terus berjalannya undang-undang darurat, mahkamah-
mahkamah militer dan undang-undang anti teror tanpa ada perkiraan apakah
aktifitas ini akan berhenti dalam waktu dekat. Belum lagi berbicara tentang
penjara-penjara yang dipenuhi oleh 60.000 pemuda Muslim dan sebagian mereka
sudah menjalani sekitar 10 tahun tanpa adanya hasil positif bagi pemerintah.

4 Adanya persekongkolan internasional dan perburuan antar negara.


Pemerintah Mesir tak punya pilihan selain mengubah pertempuran melawan
gerakan Islam menjadi pertempuran lintas negara, setelah Amerika berkesimpulan
bahwa pemerintah Mesir tak sanggup bertahan sendirian melawan arus
perlawanan jihad ini. Juga setelah Amerika berkesimpulan kuat bahwa semangat
jihad ini bisa mengubah total segala hal di Kawasan Timur Tengah lalu mengusir
Amerika dari sana. Jika ini terjadi maka kegoncangan yang selama ini
dikhawatirkan akan menerpa Barat menjadi kenyataan, yaitu: berdirinya Khilafah
Islamiyah di Mesir, negara yang jika itu benar-benar terjadi insya Allah, apalagi
melihat Mesir yang letakknya berada di jantung dunia Islam maka akan mampu
mengarahkan seluruh dunia Islam berjihad melawan Barat, Mesir akan menjadi
pilihan tempat berkumpulnya kaum Muslimin di seluruh dunia. Jika ini terjadi
insya Allah maka sejarah akan memainkan peran barunya mengarahkan
serangan Bali kepada imperium Amerika dan pemerintahan yahudi
internasional.

5 Terus berlanjutnya pertempuran. Setiap orang yang mengamati perkembangan


gerakan jihad Islam akan mendapati bahwa pertempurannya melawan penguasa
masih berjalan hingga hari ini, dan pertempuran itu belum berhenti sejak 36 tahun
silam. Gerakan jihad tak pernah berhenti atau istirahat, ia selalu menyerang atau
persiapan menyerang, takpernah keluar dari keduanya.

Sedangkan pemerintah dengan media informasi yang ia miliki berusaha


meyakinkan manusia, baik di dalam maupun di luar negeri, bahwa pertempuran
ini sudah selesai meskipun keadaan darurat masih terus diberlakukan dan
anggaran keamanan yang besar terus dikuras, di mana itu menunjukkan bahwa
pemerintah masih dalam kondisi takut, terus memantau dan ekstra waspada
disebabkan karena pertempuran masih berjalan dan situasi bisa meledak sewaktu-
waktu. Pemerintah bahkan tahu persis bahwa gerakan jihad telah menelurkan
generasi-generasi baru, yang aparat keamanan manapun takkan mungkin mampu
memberantasnya.

Rezim Husni Mubarak hingga kini sudah mengganti enam menteri dalam
negerinya dan masing-masing sesumbar akan memberantas terorisme, tapi toh
akhirnya masing-masing dicopot dari jabatannya dan digantikan oleh orang
berikutnya yang juga memberikan statemen yang sama dengan yang
sebelumnya!!

6 Kejelasan fikroh dan manhaj. Gerakan jihad meraih keberhasilan besar dalam
menjelaskan prinsip-prinsipnya dengan bersandarkan kepada landasan-landasan
yang kuat dari dari dalil-dalil Al-Quran, Sunnah maupun ijma para fuqaha yang
diakui keilmuannya. Ini cukup menjadi landasan kuat untuk mengibarkan bendera
hingga setiap hari berkat karunia Allahselalu mendapat pendukung baru.

7 Lemahnya perencanaan dan persiapan untuk melakukan operasi-operasi


jihad. Kita harus mengakui bahwa perencanaan dan persiapan yang bagus, tidak
terpenuhi pada kebanyakan operasi-operasi jihad yang besar. Dalam kasus operasi
Al-Faniyah misalnya, juga dalam peristiwa Asyuth, kekurang matangan dalam
perencanaan terlihat nampak sekali. Dan meskipun perencanaan dalam
pembunuhan Anwar Sadat, pelarian Isham Al-Qamari, pembunuhan Al-Mahjub,
penyerangan terhadap Husni Mubarak dan peledakan kedubes Mesir di Islamabad
berjalan baik, namun gerakan jihad masih harus melepaskan diri dari kebiasaan
tergesa-gesa dan serampangan yang masih banyak menyelimuti kebanyakan
operasi-operasi yang dilancarkannya.

8 Lemahnya hubungan komunikasi dengan masyarakat luas. Komunikasi


gerakan jhad pada umumnya terbatas kepada anggota gerakan Islam dan orang-
orang tertentu (eksklusif__ed), bukan komunikasi yang bisa difahami masyarakat
awam dan mayoritas manusia. Ini merupakan kelemahan yang cukup mendasar,
sebuah celah yang harus ditutup secara serius.

Ditambah lagi pembatasan ruang informasi bagi gerakan jihad, kemudian upaya
penyesatan dan kedustaan yang dilakukan oleh media informasi pemerintah, tentu
akan menambah besar jarak kesefahaman antara gerakan jihad dan masyarakat
awam.

9 Mundurnya sebagian tokoh pergerakan. Barangkali contoh paling gamblang


dari ini adalah perintah menghentikan kegiatan militer yang dikeluarkan oleh
jajaran kepemimpinan Jamaah Islamiyah di penjara Liman Thurah, seperti yang
akan kami jelaskan secara terperinci nanti, insya Allah.

10 Alhasil, apakah gerakan jihad mengalami kegagalan ataukah menuai sukses


selama kurun waktu 36 tahun ini?

Jawabannya:

a. Kita harus mengakui bahwa tujuan gerakan jihad (di Mesir__ed) adalah
tegaknya pemerintahan Islam di Mesir, dan itu hingga hari ini belum
terwujud.

b. Meskipun demikian, tujuan ini tidak diberikan batas waktu untuk


mencapainya, dan yang lebih penting lagi itu adalah target yang bisa jadi
baru terwujud setelah menghabiskan beberapa generasi. Tentara perang salib
saja baru hengkang di Syam dan Palestina setelah dilakukannya jihad selama
dua abad berturut-turut, padahal ketika itu umat Islam punya sultan-sultan
yang mujahid dan tentara-tentara yang siap layaknya suatu korp, itu masih
dipimpin oleh para ulama besar yang dijadikan panutan seperti Al-Izz bin
Abdus Salam, An-Nawawi, Ibnu Taimiyah semoga Allah merahmati mereka
semua, toh pasukan salibis tak kunjung hengkang selama kurun waktu tiga
puluh atau lima puluh tahun.

Inggris menjajah Mesir selama 70 tahun. Perancis menjajah Aljazair selama


120 tahun.

c. Yang jelas menurut saya, gerakan jihad telah melakukan langkah besar untuk
menuju kemenangan:

Ia memiliki manhaj pemikiran yang jelas, berdasarkan kepada landasan-


landasan syari yang kokoh dan bukti-bukti nyata yang riel.
Ia berhasil menyebarkan di tengah para pemuda isu-isu yang selama ini
hilang dari benak kebanyakan kaum Muslimin, seperti masalah berhukum
kepada Syariat Islam, murtadnya penguasa yang tidak berhukum dengan
apa yang diturunkan Allah, wajibnya memerangi penguasa dan
balatentaranya, wajibnya memberontak penguasa yang loyal kepada
musuh-musuh Islam.

Gerakan jihad juga berhasil membongkar adanya persekongkolan antara


penguasa internasional dengan penguasa Mesir untuk memerangi Islam.

Gerakan jihad tidak hanya berhenti pada permainan opini dan teori saja,
namun ia benar-benar terjun dalam dunia praktek dengan melakukan
serangan yang mampu mengguncang pilar-pilar penguasa Mesir berkali-
kali. Bahkan berhasil membunuh presidennya yang lama, dan terus
memburu presiden yang sekarang baik di dalam maupun di luar negeri.

Hasil dari semua ini, gerakan jihad punya pengaruh kuat dalam diri
pemuda Muslim baik dari sisi pemikiran maupun praktek nyata, sehingga
semangat jihad terus tersebar di tengah banyak pemuda di Mesir. Bukan
itu saja, gerakan jihad bahkan juga mempengaruhi lapisan masyarakat
secara meluas di Mesir. Sebagai contoh, ada salah seorang ikhwah yang
menjadi terdakwa dalam kasus pembunuhan Anwar Sadat bercerita
kepadaku bahwa salah seorang pengacara pernah mendekat ke sel tempat
para terdakwa ditahan, dengan penuh takjub dan semangat pengacara itu
berkata: Siapa sebenarnya kalian dan dari mana kalian berasal?

Dengan melakukan pembunuhan terhadap Anwar Sadat dan


operasi-operasi jihad setelah itu, para pemuda mujahid telah berhasil
menghidupan kembali semangat yang selama ini umat sudah putus asa
terhadapnya.

Bahkan banyak sekali sekarang ini pergerakan Islam yang meyakini


bahwa: Tidak ada solusi selain jihad, meskipun mungkin mereka tidak
menyatakannya terus terang atau menyatakan pernyataan sebaliknya.

Orang yang mengamati gerakan jihad bisa menyimpulkan adanya


perbedaan yang jelas dalam hal kapasitas pemikiran dan peningkatan
pergerakan, antara ketika gerakan itu baru dirintis dengan kondisinya
sekarang.

Dari sini bisa kita pastikan bahwa secara umum gerakan jihad sedang
dalam peningkatan dan kemajuan, meskipun secara pribadi-pribadi ada
yang futur dan ada yang menyerah akibat kekejaman-kekejaman dan
pengekangan yang berjalan dalam waktu lama. Oleh karena itu, gerakan
jihad hendaknya tidak berhenti melakukan perlawanan dan berusaha
mengajak seluruh komponen umat untuk turut serta bersamanya dalam
pertempuran.
bersambung..
DARI RAHIM IKHWANUL MUSLIMIN
KE PANGKUAN AL-QAIDA [II]
(Peta Gerakan Jihad dan Musuh-Musuh Islam)

Anda mungkin juga menyukai