KE PANGKUAN AL-QAIDA
kamaa nahsabuhuu
l
MUQADDIMAH
Sesungguhnya, segala puji hanya bagi Allah, hanya kepada-Nya kita meminta
pertolongan dan memohon ampunan dan hanya kepada-Nya kita berlindung dari
kejahatan diri kita dan kejelekan amalan-amalan kita. Barangsiapa yang Allah berikan
hidayah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang Allah sesatkan,
maka tidak ada yang bisa memberikannya hidayah. Aku bersaksi tiada Ilah yang berhak
disembah kecuali Allah, tiada sekutu baginya dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad n
adalah hamba dan Rasul-Nya.
Allah l berfirman:
()
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam. (QS. Ali Imran: 102)
Dan firman-Nya:
()
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu
dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada
keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah
selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisa: 1).
Dan firman-Nya:
( )
()
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan
mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya,
maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al-Ahzab [33]:
70-71).
Amma badu:
Dalam muqaddimah ini sangat penting bagiku untuk menjawab tiga pertanyaan
berkaitan erat dengan kitab ini: Siapa yang menulisnya? Mengapa kitab ini ditulis? Untuk
siapa kitab ini ditulis?
Adapun yang menulis kitab ini adalah seorang lelaki yang menganggap dirinya
berafiliasi (memiliki hubungan) kepada para mujahidin. Ia punya hubungan dekat dengan
mereka. Ia mengharap untuk bisa menghabiskan sisa umurnya dalam rangka membantu
urusan Islam menjalani peperangan seru melawan para thaghut perang salib baru.
Kitab ini ditulis sementara ia dalam kondisi sebagai orang yang sedang diburu dan
menjadi TO (Target Operasi) para thaghut tersebut. Akan tetapi meskipun demikian
---dengan karunia dari Allah--- ia masih bisa merasakan nikmat yang ia sendiri tidak tahu
bagaimana cara mensyukurinya. Nikmat itu adalah nikmat kemuliaan untuk menghadapi
musuh-musuh yang sangat rakus dan serakah, yang tidak rela seorang pun melainkan
harus menjadi orang yang hina, taat dan tunduk kepada mereka.
Adapun mengapa kitab ini ditulis? Mengapa harus ditulis dalam waktu-waktu
seperti ini? Apa manfaaat yang bisa dipetik dari membacanya? Apa yang mungkin bisa
ditambahkan di tengah derasnya arus kitab-kitab yang terbit setiap harinya? Jawaban
pertanyaan-pertanyaan itu sebagai berikut.
Kitab ini ditulis sebagai usaha menghidupkan kesadaran umat Islam mengenai
peranan, kewajiban dan beban yang ada pada diri mereka. Juga untuk menyadarkan
urgensi peranan mereka, sejauh mana permusuhan para neo salibis kepada mereka dan
urgensi memahami permusuhan tersebut agar bisa menjadi pemisah antara orang-orang
yang menjadi musuh dan orang-orang yang menjadi wali.
Kitab ini ditulis pada saat ketika para salibis telah mulai menggunakan senjata
baru (namun sebenarnya merupakan lama) dalam perang yang sedang berkecamuk ini.
Senjata tersebut adalah menghilangkan pembatas antara wali-wali Allah dan musuh-
musuh-Nya, dan menghilangkan perbedaan-perbedaan antara hal-hal yang diharamkan
dan hal-hal yang diwajibkan. Juga, mengkaburkan rambu-rambu target yang telah
ditentukan dan diincar, serta menyamakan antara keteguhan, kesabaran dan kekokohan
dengan menyerah, tawar menawar dan kemunduran.
Kita harus berani mengakui, bahwa usaha-usaha tersebut benar-benar telah sukses
mengobrak-abrik barisan kita. Juga telah berhasil menarik sejumlah nama-nama yang
menyilaukan diantara anggota kita. Ditambah lagi musuh-musuh kita telah memiliki
pasukan yang telah direkrut untuk membantu kepentingan mereka dari golongan para
pemalsu tulisan, penjual prinsip perjuangan dan penjual fatwa.
Kitab ini ditulis pada waktu yang seperti sekarang ini, untuk mengingatkan putera
umat Islam yang sedang bergoncang, bahwa mereka telah menempuh jarak yang cukup
jauh menuju jalan kemenangan. Gerakan mereka telah mengalami lompatan yang cukup
jauh pada dua dekade terakhir, mereka telah berhasil meraih banyak hasil yang
menguntungkan dalam sejarah mereka yang belum lama berlalu. Dan gerakan Islam
(gerakan Islam) secara umum ---khususnya gerakan jihad---, nafas mereka telah
mengambil alih sebidang area di bawah matahari dengan pengorbanan darah para putera
mereka, siksaan yang mereka terima dan keterasingan yang mereka rasakan.
Kitab ini ditulis sebagai peringatan yang kami tujukan kepada kekuatan kejahatan
yang selalu menunggu kekalahan umat ini. Kami serukan bahwa umat ini tengah
melangkah mewujudkan kekalahan kalian, wahai kekuatan kejahatan, hari demi hari tak
pernah berhenti. Usaha umat ini untuk melaksanakan hukum qishash kepada kalian
hampir bisa diwujudkan, meski jalannya selangkah demi selangkah.
Perang yang kalian lakukan melawan umat ini adalah perang yang sudah jelas
hasil akhirnya, yakni kekalahan kalian. Semua usaha keras yang kalian tempuh tidak
lebih hanya sekedar usaha-usaha yang hanya menunda kemenangan umat Islam --bukan
menghalangi kemenangan ini--. Cukuplah bagi kalian bahwa usaha-usaha itu justru akan
membuat kalian mengalami kekalahan.
Kitab ini ditulis untuk memberikan cahaya kepada fase baru dalam jihad umat
Islam yang terus berlangsung tanpa terhenti sesaat pun sejak Allah menciptakan
makhluk-Nya sampai Allah l sendiri yang akan mewarisi bumi ini dan segenap isinya.
Fase ini adalah fase perang global; karena kekuatan kafir telah bersatu untuk melawan
para mujahidin, maka para mujahidin pun harus bersatu untuk menghadapinya.
Pada hari ini, peperangan tidak mungkin dilakukan hanya dalam skala regional
tanpa mempertimbangkan musuh yang sudah mengglobal (dari kekuatan kafir seluruh
dunia). Allah l berfirman,
()
Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi
kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang
bertakwa. (QS. At-Taubah: 36).
Juga, tidak mungkin melakukan perang secara global tanpa melihat kepada
pentingnya kemenangan-kemengan pada skala regional. Dengan bermodalkan kesadaran
ini, para mujahidin harus menerjuni peperangan yang berlangsung tanpa henti, sehingga
mereka bisa merasa tenang menuju janji Rabb mereka, puas dengan keadilan urusan
mereka, percaya akan kejelasan hak mereka dan terus berusaha keras dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan mereka dengan pertolongan, bantuan dan dukungan dari Allah l.
Allah l berfirman,
( )
()
Dan tatkala orang-orang mukmin melihat golongan-golongan yang bersekutu itu,
mereka berkata : "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita". dan
benarlah Allah dan Rasul-Nya. dan yang demikian itu tidaklah menambah kepada
mereka kecuali iman dan ketundukan. Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-
orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara
mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan
mereka tidak merobah (janjinya). (QS. Al-Ahzaab: 22-23)
Saat-saat ini, para mujahidin sedang bergembira dengan keistimewaan yang
dirasakan. Para mujahidin adalah orang yang paling banyak menerima kezhaliman namun
mereka tetap percaya dengan kemampuan Rabb mereka yang akan selalu memberi
pertolongan dengan kekuatan-Nya. Sampai keadaan menjadi berbalik dari yang
sebelumnya mereka terpencar-pencar tidak memiliki apapun kecuali sedikit dan tidak
mengetahui apapun kecuali hanya sedikit, menjadi suatu kekuatan yang ditakuti.
Kekuatan yang selalu mengancam kestabilan sistem dunia baru. Mereka mampu
menghimpun antara kepercayaan terhadap berita dari wahyu yang pasti benar adanya
sehingga mereka merasa tenang, dan dukungan yang terlihat dari kondisi realita
sebenarnya. Sungguh, benarlah Al-Baaruudy ketika mengatakan:
Kadangkala suatu urusan menjadi beres setelah sebelumnya tidak beres
Kesalahan para pendahulu bisa membangkitkan semangat seseorang
Aku berharap kepada Allah, harapanku akan hidup kembali
Hingga wajah menyinarkan rona harapan, tersenyum berseri-seri
Melalui kitab kecil ini, aku berusaha mentransfer sekelumit dari segudang
pengalaman para mujahidin dan perang mereka yang masih berkobar, khusunya perang
untuk menegakkan dienul Islam di Mesir, merujuk dokumen-dokumen yang selama ini
dirahasiakan yang seolah selalu membisu, namun sebenarnya masih memiliki suara
walaupun hanya lamat-lamat, dan masih memiliki denyut mekipun sangat lemah. Sebuah
dokumen yang mengalir dan menyebar ke tengah umat ini laksana menyebarnya cahaya
fajar yang baru muncul di ujung malam yang hampir pergi. Juga laksana aliran darah
yang mengalir pada urat-urat dalam tubuh manusia.
Aku tulis kitab ini dengan selalu memohon pertolongan kepada Allah --karena
Dialah sebaik-baik Penolong--. Aku percaya, dengan ijin Allah, bahwa perkataanku ini
akan menemukan orang-orang yang mau menerimanya dengan penuh kerelaan dari
kalangan generasi muda pejuang Islam; generasi muda mujahid yang selalu merasa
gelisah karena kerinduannya untuk segera membela agama ini dan berlomba-lomba
dengan penuh semangat dan antusiasme yang tinggi untuk menggapai keridhaan Rabb
mereka dan kesuksesan meraih syahadah (mati syahid) di jalan-Nya.
Aku tulis kitab ini di zaman kebanyakan orang hanya bisa berbicara dan sedikit
orang yang mau beramal. Akan tetapi saya berharap bisa menulisnya dengan diberikan
keikhlasan dan ketulusan sebagaimana dalam pepatah Arab, Tangisan sedih ibu yang
kehilangan anaknya tidaklah seperti tangisan perempuan bayaran, artinya perumpamaan
untuk membedakan mana yang tulus dan tidak. Aku berharap, sudara-saudaraku bisa
mendapatkan sesuatu yang dapat membantu mereka untuk menambah pengorbanan dan
bantuan dalam usaha memenangkan agama Allah dan membela panji Rasulullah n.
Aku tulis kitab ini di waktu perlawanan umat Islam semakin meningkat
menghadapi musuh-musuhnya dan permusuhan musuh-musuhnya juga semakin
meningkat terhadapnya. Dengan kitab ini aku ingin menjelaskan beberapa rambu huru-
hara yang masih berlangsung ini. Aku juga ingin memberi peringatan kepada para
pembaca terhadap bahaya musuh-musuh Islam yang sangat nampak dan begitu nyata,
agar jangan sampai para pembegal menghalang-halangi para pembaca dalam meniti
jalannya menuju Allah l.
Benarlah Al-Mutanabbi ketika mengatakan:
Di belakang punggungmu ada Romawi lain selain bangsa Romawi sebenarnya.
Sekarang, engkau mau berperang melawan yang mana?
Aku tulis kitab ini untuk memberi kabar gembira dengan pertolongan Allah yang
segera datang, yang hampir-hampir aku melihatnya dengan sangat jelas di ufuk dalam
jarak yang sangat dekat, yang sedang menunggu kehendak Rabb-nya untuk
menampakkan diri dan sedang menunggu izin Penciptanya untuk segera terbit. Allah l
berfirman,
()
Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al-Baqarah: 214)
Kitab ini juga aku tulis untuk menunaikan amanah kepada generasi kami dan
generasi-generasi berikutnya. Karena, barangkali aku tidak akan mempunyai kesempatan
lagi untuk menulis di tengah kondisi yang sangat mencemaskan dan keadaan yang selalu
berubah setiap saat. Sebagaimana perkataan Al-Mutanabbi:
Aku sangat ingin mengatakan semua apa yang ingin aku katakan tanpa bermaksud
sedikitpun untuk mencari muka dan mengecoh, karena aku telah berjanji kepada Rabbku,
jangan sampai diriku menjadi orang yang terlambat dalam membela agama-Nya.
Hal itu sebagai wujud rasa syukurku atas limpahan nikmat yang Allah l, juga
sebagai perwujudan uangkapan pujianku atas keutamaan-Nya yang merata dan bisa
dirasakan segenap makhluknya, serta sebagai bentuk usaha nyata dalam rangka meraih
keridhaan-Nya. Allah n berfirman,
()
Musa berkata: "Ya Tuhanku, demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaKu,
aku sekali-kali tiada akan menjadi penolong bagi orang- orang yang berdosa." (QS. Al-
Qashash: 17)
Sungguh kan kuperangi selain-Mu dan selama Engkau beri aku umur
Dan sungguh kan kujadikan perang terhadap mereka terus menerus
Kan ku permalukan di hadapan manusia
Dan kan kucabik-cabik kulit mereka dengan lisan ini
Aku selalu memohon kepada Allah Rabbku yang Maha Kuasa atas segala sesuatu
untuk selalu menolongku dalam merealisasikannya dan memberikan pahala atas usaha
tersebut.
Adapun untuk siapa kitab ini ditulis? Kitab ini kutulis supaya dapat dibaca oleh
dua kelompok sebagi berikut: Pertama, umat Islam yang terpelajar dan para intelektual;
Kedua, para putera Islam dari kalangan mujahidin.
Karena alasan itulah, aku sangat berkeinginan supaya kitab ini bisa jelas dan
mudah dipahami. Aku tidak menggunakan metodologi penulisan dan pengambilan dalil
para pakar yang njlimet, aku landaskan pada fakta realita sebenarnya yang memiliki
kekutan tersendiri dalam mempengaruhi jiwa orang yang membacanya, serta aku
dasarkan pada keahlian yang ada dalam fitrah setiap orang yang berfungsi untuk
membedakan kebenaran dan kebatilan.
Dalam kitab ini, aku menyampaikan nasihatku kepada para pembaca dengan
semampuku. Aku juga berusaha untuk berbicara kepada mereka dengan penuh kejujuran
dan terus terang, supaya perkataan bisa menembus ke dalam lubuk hati mereka, bisa
dipahami akal mereka, bisa berinteraksi dengan perasaan mereka dan bisa menggetarkan
hati nurani mereka.
Kitab ini bukan aku tujukan untuk para pakar yang berada di pusat-pusat studi dan
penelitian. Juga bukan untuk orang-orang yang hanya mencari hiburan, bersikap berlebih-
lebihan (tanaththu) dan orang-orang yang telah tumbang di kancah perjuangan. Serta
bukan untuk para kritikus dan orang-orang yang hanya duduk-duduk berpangku tangan
tidak berjihad, dan bukan juga untuk para wartawan dan orang-orang yang hanya mencari
harta dengan membaca kitab ini.
Akan tetapi, kitab ini ditulis bagi orang-orang yang suka berkorban, para
dermawan, orang-orang yang tulus, setia dan memiliki harga diri serta kemuliaan. Juga
untuk orang-orang yang berhijrah menuju Rabb mereka dengan meniggalkan dunia di
belakang mereka untuk mendapatkan kemenangan Islam pada masa yang akan datang
--dengan izin Allah--.
Kitab ini ditulis bagi orang-orang yang mau maju berkorban dengan penuh
ketenangan, berlomba-lomba mempersembahkan pengorbanan dan tidak mengharapkan
balasan dan ucapan terima kasih dari siapa pun.
Kitab ini ditulis bagi para kekasih pemilik kemuliaan, yang jasad mereka terkoyak
peluru-peluru kezhaliman dan kesewenang-wenangan. Leher-leher mereka digantung di
tiang gantungan para boneka dan pengkhianat. Tubuh-tubuh mereka dicambuk dengan
cambuk orang-orang munafik dan para oportunis, dan diri mereka dilemparkan dalam
gelapnya penjara orang-orang murtad dengan kemurtadan model baru.
Kitab ini kupersembahkan kepada orang-orang yang darah mereka menjadi
korban akibat fatwa-fatwa para munafikun. Kehormatan mereka dikotori akibat ulah para
ulama penguasa yang rela menjual kemuliaan mereka kepada orang-orang yang berjiwa
rakus demi mendapatkan gaji, pinjaman, visa, kedudukan dan berbagai gelar.
Kepada orang-orang yang tidak akan engkau dapatkan dalam kantor-kantor
majelis fatwa, kementerian wakaf, surat kabar munafik, partai-partai pemalsu dan tempat-
tempat mesum. Akan tetapi engkau akan menemukan mereka dalam halaqah-halaqah
(majelis) ilmu yang bermanfaat, jamaah-jamaah kaum muslimin, tepi-tepi desa,
kepadatan kota, penjara-penjara penguasa zhalim, ruang-ruang pengadilan militer,
tempat-tempat pembantaian aparat keamanan Yahudi, tempat-tempat berjaga para
mujahidin dan tempat-tempat ribath. Orang-orang yang selalu bersabar dan menguatkan
kesabaran, belajar dan mengajar, berdakwah dan beridad (melakukan persiapan untuk
berjihad) serta selalu bergerak membawa agama ini di atas jalan dakwah dan jihad. Allah
l berfirman,
()
Dan berapa banyaknya Nabi, yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar
dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang
menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada
musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imran: 146)
Kepada mereka semua kutulis kitab ini. Insya Allah, mereka adalah orang yang
paling bahagia dengan adanya kitab ini dan akan menjadi orang yang paling banyak
mengambil manfaat dari kandungan isinya.
Dan aku adalah orang yang paling bahagia ketika mereka mau membaca kitab ini
dan banyak mengambil faidah darinya, insya Allah. Juga ketika mereka mau
menasihatiku saat mereka menemukan kesalahan serta mereka mau mendukungku saat
mereka menemukan kebenaran di dalamnya.
Para pembaca bisa jadi akan banyak berharap menemukan kronologis sejarah
tentang suatu masa, atau menyebutkan rincian kejadian pada suatu fase. Bisa jadi banyak
yang berharap akan menemukan di dalamnya analisa politik, penilaian terhadap berbagai
manhaj atau kritikan terhadap suatu sistem. Akan tetapi aku hanya mengingatkan para
pembaca yang mulia bahwa kitab ini ---meskipun di dalamnya ada beberapa hal
tersebut---, tidak ditulis untuk tujuan semacam itu dan penulisnya merasa tidak cukup
mampu untuk memenuhi keinginan dan harapan tersebut.
Adapun alasan mengapa kitab ini tidak ditulis untuk tujuan itu, karena kitab ini
pada hakikatnya merupakan risalah dari sang penulis kepada umatnya. Bukan
sebagaimana yang banyak diharapkan para pembaca yang mulia, meskipun di dalamnya
mengandung suatu cerita sejarah atau suatu analisa.
Adapun alasan mengapa penulisnya merasa tidak cukup mampu untuk memenuhi
harapan para pembaca dikarenakan beberapa sebab. Diantaranya, bahwa penulis tidak
dalam keadaan yang nyaman yang memungkinkan untuk mampu mengumpulkan
berbagai dokumen dan bukti-bukti penting untuk menulis tulisan semacam ini. Penulis
tidak memiliki selain persaksiannya sendiri terhadap sedikit dokumen dan sumber-
sumber rujukan. Bahkan persaksian inipun tidak mungkin dikemukakan dengan rinci,
karena mayoritas para pahlawan pelaku sejarahnya masih berada di tengah-tengah medan
perang, dan mayoritas kejadiannya juga masih berkait dan berpengaruh pada apa yang
terjadi di medan perang saat ini. Maka aku berharap agar para pembaca sudi menerima
kitab ini dengan segala keterbatasannya. Cukuplah dengan kondisi semacam itu bisa tepat
kepada sasaran dan bisa sukses sebagaimana harapan penulis.
Terakhir, ini adalah kitab yang dipersembahkan penulisnya yang sedang dalam
kondisi terasing, berhijrah dan menjadi buruan, kepada saudara-saudaranya dari para
muhajirin dan mujahidin, dengan maksud untuk menguatkan mereka, mengokohkan
azam (keinginan kuat) mereka dan mengingatkan mereka akan rahmat Allah yang amat
luas serta jalan keluar yang segera datang dalam waktu dekat. Untuk itulah kitab ini
ditulis dan dalam koridor tujuan itulah seharusnya dibaca.
Apabila ada kebaikan maka itu berasal dari taufiq (bimbingan) dan anugerah
Allah l, apabila ada kesalahan maka itu berasal dari diriku dan dari setan. Allah l
berfirman,
()
Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan, selama aku masih
berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah.
Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali. (QS.
Huud: 88).
Akhir doa kami, segala puji bagi Allah Penguasa alam semesta.
( )
( )
] :( [)
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi
(Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-
orang yang mewarisi (bumi), Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi
dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang se-
lalu mereka khawatirkan dari mereka itu. Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa;
"Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai
(Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena
Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah
seorang) dari para rasul. (QS. Al-Qashash: 5-7).
Kembali ke awal, pada saat itu Ustadz Syyid Quthub v dan sekelompok orang
yang mengelilingi beliau mempunyai jasa dan keutamaan yang sangat besar ---setelah
keutamaan dari Allah--- dalam dua ranah sebagai berikut:
Demikianlah, peran dan jasa Ustadz Sayyid Quthub v dan sekelompok orang di
sekeliling beliau dalam dua ranah tersebut; ranah aqidah dan amal. Meskipun akhirnya,
kelompok Ustadz Sayyid Quthub v berhasil diringkus dan para anggotanya disiksa di
tangan pemerintah Jamal Abdul Nashir. Namun demikian, pemerintah Jamal Abdul
Nashir tidak berdaya untuk membatasi pengaruh kelompok ini yang sangat besar di
tengah-tengah para pemuda muslim.
Dakwah Ustadz Sayyid Quthub v yang selalu dan senantiasa mengajak untuk
mengikhlaskan tauhid hanya kepada Allah dan menyerah secara total kepada hukum
Allah dan kepada kepemimpinan aturan rabbaniy, laksana percikan api sebagai tanda
dimulainya usaha menyalakan revolusi Islam dalam usaha melawan musuh-musuhnya,
baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Dan babaknya yang berdarah akan selalu
berkembang hari demi hari.
Suatu revolusi, yang setiap hari justru semakin menambah keteguhan dalam
beraqidah, kejelasan dalam bermanhaj dan pemahaman terhadap tabiat pertarungan, serta
keahlian dalam mengelola konflik di tengah jalan perjuangan. Suatu jalan yang persis
dengan jalannya para nabi dan rasul, serta para pengikut mereka sampai Allah l mewarisi
bumi seisinya.
Itulah jalannya, dimana Ustadz Sayyid Quthub v memiliki peran yang sangat
besar dalam mengarahkan para pemuda muslim untuk menempuhnya pada pertengahan
kedua dari abad 20, khususnya di Mesir dan secara umum di kawasan negeri-negeri Arab.
Dengan syahidnya Ustadz Sayyid Quthub v, kalimat dan kata-kata beliau
memiliki pengaruh yang sangat penting dan luas. Suatu keberhasilan yang belum pernah
diperoleh kata-kata selain beliau. Kata-kata beliau, yang digoreskan dengan darah
pemiliknya, menjadi petunjuk jalan kemulian yang sangat panjang di mata para pemuda
muslim. Dan itu semakin menjadi jelas bagi para pemuda muslim seberapa besar
ketakutan pemerintah Jamal Abdul Nashir dan para sekutunya dari kalangan orang-orang
komunis terhadap dakwah Ustadz Sayyid Quthub v kepada tauhid.
Pemerintah Jamal Abdul Nashir mengira bahwa gerakan Islam telah mengalami
pukulam mematikan dengan terbunuhnya Ustadz Sayyid Quthub v dan kedua kawannya
serta dengan ditahannya ribuan anggota gerakan Islam. Akan tetapi ketenangan yang
terlihat di atas permukaan, justru bisa menyembunyikan interaksi yang meluap-luap
antara para pegiat pergerakan dengan pemikiran-pemikiran Ustadz Sayyid Quthub dan
dakwah beliau. Pula, bisa menyembunyikan proses permulaan terbentuknya benih
gerakan jihad kontemporer di Mesir.
Demikianlah terbentuknya benih gerakan jihad yang penulis sendiri turut
bergabung kepadanya, yaitu sebuah gerakan jihad dengan nama Jamaah Jihad. Kejadian-
kejadian yang terjadi menjadi faktor yang sangat berbahaya yang banyak mempengaruhi
perjalanan gerakan jihad di Mesir. Diantara kejadian itu adalah kemunduran yang terjadi
pada tahun 1956 M dan peristiwa kalang kabutnya tentara Mesir ketika kabur di gurun
pasir Sina, suatu peristiwa yang menunjukkan kehinaan mereka. Peralatan militer tentara
Mesir hancur dalam waktu yang amat singkat; tragedi yang menghinakan para petinggi
militer Mesir yang telah menggiring umat ini menuju musibah kehancuran. Runtuhlah
sang berhala, Jamal Abdul Nashir, yang telah begitu lama bertahan dan yang oleh para
pengikutnya selalu dicitrakan kepada bangsa Mesir bahwa ia adalah seorang pemimpin
yang akan kekal abadi dan tak terkalahkan.
Terbongkarlah seluruh aib, kerusakan dan ketidakberdayaan pemerintah Mesir di
depan bangsa Mesir sendiri. Bergantilah pemimpin yang sangat bengis terhadap musuh-
musuhnya, selalu mengumbar ancaman dalam setiap pidatonya kepada seorang yang
lemah, dan selalu menjulurkan lidahnya di belakang solusi damai yang bisa menjaga
sedikit air mukanya dari rasa malu.
Gerakan jihad mengerti bahwa sang berhala telah keropos tulang-tulangnya
sehingga semakin melemah kondisinya. Kemudian bumi pun selalu menggoyangnya,
maka ia pun jatuh tersungkur di tengah keterheranan dukun-dukunnya dan kepanikan
para penyembahnya.
Tekad gerakan jihad pun semakin menguat, dan mereka paham bahwa musuh
utama mereka adalah sebuah berhala yang diciptakan oleh alat propaganda yang amat
besar dan selalu melakukan serangan keras dan semakin lama semakin kuat dengan
menyasar orang-orang yang tidak bersenjata dan orang-orang tidak berdosa.
Masyarakat Mesir bisa menyaksikan suatu kondisi yang menjadi pertanda
kembalinya pemahaman mereka. Segenap lapisan masyarakat mulai bergerak kembali
dengan cepat kepada Islam, dan proses kembali kepada Islam ini dimulai dengan sedikit
langkah pada awalnya. Namun langkah tersebut semakin lama semakin bertambah dan
semakin cepat secara serentak.
Kemudian pemerintah Jamal Abdul Nashir menerima pukulan yang mematikan
dengan matinya Jamal Abdul Nashir selang tiga tahun setelah kemundurannya. Kematian
Jamal Abdul Nashir bukan sekedar kematian bagi seorang pribadi, tetapi juga sebagai
kematian bagi prinsip-prinsipnya yang telah terbukti gagal dalam realita, kematian bagi
legenda kebangsaannya yang remuk berkeping-kepign di atas pasir gurun Sina, serta
kematian bagi pemerintahannya yang dibangun di atas sifat kebengisan, cari muka,
kegelisahan dan kerusakan.
Tidak banyak yang melayati jenazah Jamal Abdul Nashir, kecuali para pembantu
setianya ketika ia masih bercokol dan berkuasa di Mesir, juga sebagai bentuk perpisahan
penduduk Mesir dengan firaun mereka yang sudah mati. Mereka itulah orang-orang
yang terus berusaha untuk menggantinya dengan firaun baru, yang akan
memberikannya khayalan baru.
Akan tetapi pergantian perasaan yang merata pada bangsa Mesir yang saling
bertabrakan ini, tidak mempengaruhi prinsip-prinsip baku para anggota gerakan Islam
yang sedang berkembang secara serentak, khususnya para pionir mereka yang selalu
berjihad.
Belum lewat beberapa tahun, nama Jamal Abdul Nashir tidak lagi berkesan bagi
penduduk Mesir secara umum kecuali pada segelintir orang-orang yang masih
menyimpan perasaan hina dan orang-orang yang tidak perduli dengan perkembangan
zaman. Dilantiknya Anwar Sadat menjadi penguasa baru, adalah awal perubahan babak
baru perpolitikan di Mesir. Telah berakhir era Rusia dan dimulailah era Amerika.
Sebagaimana setiap perubahan, ia akan dimulai dalam keadaan lemah, kemudian
berangsur-angsur menguat sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu.
Anwar Sadat mulai menyingkirkan sisa-sisa pemerintahan lama. Dan senjata
andalannya adalah dengan membuka sebagian kebebasan bagi rakyat yang selama masa
pemerintah Jamal Abdul nashir sempat tertahan.
Semakin lama, tekanan dari gerakan Islam semakin kuat, sampai bagaikan sesuatu
yang lepas dari botol, dan semakin jelaslah seberapa besar pengaruh Islam pada bangsa
Mesir. Tidak butuh waktu lama, para pemuda muslim mendominasi berbagai organisasi
mahasiswa dan pelajar di berbagai universitas dan sekolah-sekolah menengah atas. Dan
mulailah gerakan Islam bergerak berusaha menuju persatuan.
Episode baru gerakan Islam telah dimulai, akan tetapi kali ini bukan merupakan
pengulangan dari apa yang telah berlalu, namun merupakan sebuah bangunan baru yang
dibangun atas apa yang telah terjadi pada masa lalu dan banyak mengambil faidah dari
pengalaman, pelajaran dan peristiwa-peristiwa di masa lalu.
Gerakan Islam mulai memasuki periode baru dari periode-periode
perkembangannya. Pemahaman yang mendalam telah banyak tersebar merasuk dalam
diri para pemuda anggota gerakan Islam, bahwa musuh dari dalam tidak kalah berbahaya
daripada musuh dari luar. Pemahan ini semakin lama semakin berkembang dengan kuat
berlandaskan dalil-dalil syar'i yang jelas dan pengalaman pahit mereka dalam praktek
perjuangan di masa yang lalu yang bersejarah. Ya, meski ada usaha-usaha yang
senantiasa dan terus menerus dilakukan oleh sebagian pimpinan lama mereka dengan
selalu mendengung-dengungkan pemahaman-pemahaman yang telah usang bahwa
perang tidak bisa dilakukan melainkan untuk hanya untuk melawan musuh dari luar saja
dan bahwa tidak boleh ada benturan antara gerakan Islam dengan pemerintah yang
berkuasa, tetapi hal itu tidak lagi bisa mempengaruhinya. Kesadaran baru yang tersebar
dalam diri para pemuda gerakan Islam lebih kuat menancap karena dilandasi dasar-dasar
syar'i dan lebih jelas dalam memahami pengalaman mereka yang bersejarah daripada
pemahaman-pemahaman tidak jelas yang didengung-dengungkan tersebut. Dan hasil
pertama yang dipanen dari kesadaran dan pemahaman baru ini adalah sebuah kasus yang
dikenal dengan nama Kasus Akademi Militer.
}
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara
mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya). (QS.
Al-Ahzab: 23)
Aksi militer Al-Faniyyah bukan menjadi satu-satunya fenomena awal ketika itu.
Setelah terjadinya operasi tersebut, beberapa bulan kemudian Al-Akh Asy-syahid dalam
penilaian kamiYahya Hasyim mencoba memulai aksi perang gerilya dari pegunungan
Al-Munya.
Meskipun percobaan pertama ini tidak mencatat sebuah keberhasilan, karena tidak
memperhatikan situasi-situasi yang harus dipenuhi agar perang seperti ini berhasil,
namun itu cukup menjadi indikasi bahwa ide pergerakan Islam ketika itu sudah menjadi
kenyataan yang riil dan bahwa pemuda Islam kali ini bukan lagi seperti para
pendahulunya di era 40-an.
Yahya Hasyim termasuk salah satu perintis gerakan jihad di Mesir, dan dia layak
disebut perintis. Allah telah mengkaruniainya satu nikmat besar berupa jiwa yang kuat
dan cita-cita yang tinggi. Dua hal inilah yang mendorongnya untuk mengorbankan segala
yang dia miliki tanpa memperdulikan lagi rongsokan-rongsokan harta benda duniawi dan
asyiknya manusia dalam memperebutkannya.
Satu lagi sifat terpuji yang dia miliki, yaitu semangatnya dalam mewujudkan apa
yang dia yakini. Ia juga berjiwa bersih, selalu berbaik sangka dan berempati kepada
saudara-saudaranya dan kepada kaum Muslimin.
Yahya Hasyim, tadinya adalah pejabat kejaksaan. Akan tetapi Yahya tidak peduli
dengan jabatan tersebut, ia selalu dalam kondisi siap berkorban di jalan Allah, tidak
peduli dengan harta benda duniawi yang diperebutkan oleh manusia pada umumnya.
Padahal jabatan semacam itu adalah dambaan kebanyakan pemuda saat itu.
Saya kenal Yahya Hasyim setelah ia bergabung dengan kelompok kami pasca
tergulingnya Gamal Abdul Nashir tahun 1967 M.
Bergabungnya dia ke kelompok kami merupakan sebuah kisah yang unik. Ketika
itu Mesir dipenuhi dengan aksi-aksi demonstrasi khususnya di universitas-universitas
dan di kalangan para buruhakibat peristiwa yang sangat memalukan dengan
mundurnya tentara pemerintahan Nashir ketika menghadapi pasukan Israel. Tentara
negara terkuat di Arab dan pemimpin bangsa Arab yang berjanji (sebagaimana klaim
dusta yang sering dia sampaikan kepada rakyatnya) akan membuang Israel ke laut dan
memerangi Israel dan pendukung Israel, ternyata porak poranda. Tentara yang katanya
berkekuatan dahsyat ini berubah menjadi pecundang yang mencari-cari jalan melarikan
diri di tengah gurun Sinai karena dikejar-kejar oleh angkatan bersenjata Israel. Pesawat
mereka keburu hancur di tanah sebelum sempat bergerak.
Kami pun menuju masjid Sayyidina Husain untuk melaksanakan shalat Jumat,
kami berpencar di berbagai sudut masjid. Begitu shalat usai, Yahya Hasyim berdiri
menyampaikan orasi di hadapan jamaah shalat, ia menjelaskan tentang parahnya
musibah-musibah yang menimpa umat Islam, dan kami meresponnya dengan
meneriakkan takbir. Akan tetapi pihak intelejent sudah siap dan memantau terus suasana-
suasana menegangkan ini. Tak lama kemudian Yahya sudah dikepung oleh aparat-aparat
intelejen dan mereka mendorongnya ke luar masjid. Ketika itu orang-orang sangat
terheran-heran dengan keberanian Yahya, karena memang sebelumnya tidak pernah ada
orang yang berani melakukannya di masa kepemimpinan Abdul Nashir yang bengis.
Ketika ia keluar ke pelataran Masjid Imam Husain, ia terus saja berorasi dengan
suara keras. Hal ini memaksa intelejen untuk membuat skenario agar dia bisa didiamkan,
maka salah seorang dari mereka maju dan memegang lehernya sambil berkata
kepadanya: Hei, maling! Kamu mencuri tasku ya! ia berteriak lebih keras daripada
suara Yahya. Kemudian aparat mengelelilinginya dan mendorongnya ke sebuah apotek
yang berdekatan lalu menguncinya di sana. Tak lama kemudian sebuah mobil datang dan
membawanya menghadap direktur intelejen pusat ketika itu dijabat oleh Hasan Thalat.
Saat itu pemerintahan Nasher betul-betul tak bisa berkata apa-apa dan
sempoyongan, aparat keamanannya tak mampu bertindak apapun, mereka seperti berada
di antara dua api: kepemimpinan yang lumpuh oleh kekalahan memalukan sehingga
berakibat terjadi pembusukan dari dalam pada satu sisi, dan perlawanan rakyat anti
pemerintah yang telah menghilangkan rasa takut pada diri mereka dari sisi lain, ditambah
lagi perlawanan dan penolakan baru dari rakyat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Yahya Hasyim bercerita kepada kami mengenai pertemuan seru yang terjadi di
kantor Hasan Thalat dan bagaimana dilema yang dihadapi oleh pemerintah ketika itu.
Kemarahan rakyat bahkan sudah merambah ke institusi pengadilan dan kejaksaan.
Direktur intelejen Keamanan Negara merasa dirinya berurusan dengan kepala kejaksaan
yang konon punya kekebalan hukum, sementara negara mendidih seperti kawah
mengecam tindakan-tindakan Kepala Intelejen Keamanan Negara yang kotor dan
terulang-ulang, khususnya terhadap kaum Muslimin.
Mulailah Hasan Thalat membela dirinya padahal dia adalah sosok yang bengis
dan arogan di hadapan Yahya Hasyim. Berulang-ulang ia menyatakan bahwa dirinya
adalah Muslim yang membela Islam, padahal dia adalah orang naik ke kursi kekuasaan
dengan menginjak darah dan ceceran daging kaum Muslimin.
Akan tetapi Yahya menyerangnya seperti singa perang dan mencibirnya. Ketika
itu di atas kepala Hasan Thalat terpasang papan besar di dinding yang padanya tertulis
lafadz Allah, maka Yahya v berteriak: Mengapa kamu pasang papan ini di atas
kepalamu, padahal kamu tidak mengenal Allah?!!
Menghadapi situasi-situasi yang ada, pemerintah tak punya jalan lain selain
mundur teratur dan mengalah, akhirnya mereka dengan rasa hina membebaskan Yahya
Hasyim.
Aksi demo di Masjid Imam Husain sungguh penuh nuansa simpati yang tepat
dengan usia-usia kami di era tersebut.
Yahya Hasyim pun terus melejit dan tidak lagi menyisakan waktu selain untuk
berdakwah, mengobarkan semangat melawan pemerintah dan menyeru kaum Muslimin
untuk berjihad. Kegiatannya ini terus berlangsung menyusul meninggalnya Abdul Nashir
dan bebasnya anggota-anggota Ikhwanul Muslimin di era Anwar Sadat. Yahya Hasyim
kemudian bertemu dengan beberapa tokoh Ikhwanul Muslimin. Dengan wataknya yang
bersih dan semangatnya yang menggebu, ia berkhidmat kepada mereka dengan semua
perasaannya, karena ia menganggap mereka adalah para pemimpin yang syari bagi
pergerakan Islam sebagaimana doktrin yang mereka tanamkan.
Setelah itu Hasyim datang kepada kami membawa ide pergerakan tokoh-tokoh
Ikhwanul Muslimin, pemikiran mereka dibangun di atas prinsip bahwa merekalah yang
berhak memegang kepemimpinan di masa mendatang, tetapi mereka tidak akan
bertanggung jawab terhadap problem apapun yang terjadi pada masing-masing kelompok
anggota. Kukatakan kepada Yahya: Inilah oportunisme sejati, mereka mendapatkan
keuntungan dengan menyandang predikat sebagai pemimpin, sedangkan kita yang
menanggung kerugiannya.
Namun Yahya masih terdorong oleh rasa cinta dan baik sangkanya kepada
mereka. Akhirnya takdir Allah Yang Maha Perkasa menentukan terbongkarnya fakta ini
dalam realita nyata, diawali dari salah seorang saudara Yahya yang menghadapi masalah
keamanan sehingga dengan terpaksa dia harus bersembunyi dari kejaran aparat. Maka
Yahya pergi menemui para tokoh Ikhwanul Muslimin, meminta bantuan mereka
menyelesaikan masalah ini. Ternyata yang dia terima adalah penolakan, sebab mereka
malah mengatakan: Kamu tinggalkan saja orang itu, jangan kamu berikan lagi bantuan
apapun kepadanya.
Ini adalah benturan yang mengakibatkan putusnya hubungan antara Yahya dengan
tokoh-tokoh Ikhwan. Yahya sendiri tetap memberi bantuan dan perhatian kepada
saudaranya tadi hingga akhirnya ia berhasil mengantarkannya ke tempat yang aman,
dengan anugerah Allah.
Pasca meletusnya aksi militer Al-Faniyyah tahun 1974, Yahya Hasyim merasa
sangat tertarik dengan aksi tersebut, dia mengikuti berita-berita tentangnya secara
mendetail. Di masa inilah di otak Yahya Hasyim mulai terbersit ide untuk memulai
konfrontasi bersenjata melawan pemerintah.
Akan tetapi karena wilayah tersebut dekat dengan desa-desa, maka hal itu
mengundang kecurigaan sehingga polisi mengendusnya. Akhirnya polisi menyerang
lokasi di mana para ikhwah itu berada. Pecahlah pertempuran di mana akhirnya polisi
menangkap para ikhwah setelah mereka kehabisan senjata. Yahya v sendiri berusaha
menyerang komandan tim polisi itu, namun komandan itu terlebih dahulu menembakkan
beberapa butir peluru ke arahnya. Dan Yahya pun menemui takdirnya semoga Allah
merahmatinya.
Inilah sebagian dari kisah seorang pahlawan, di mana dia benar-benar layak
disebut sebagai perintis Jihad melawan pemerintah Mesir yang memusuhi Islam. Ia
korbankan semua yang ia miliki untuk membela imannya, sebagaimana dikatakan oleh
Kaab bin Zuhair a:
Orang-orang yang menjual nyawanya untuk membela nabinya, memeluk dan mendekati
kematian
Sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan
penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih
anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka.
Sesungguhnya Firaun termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan kami hendak
memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak
menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi
(bumi), dan akan kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan kami
perlihatkan kepada Firaun dan Haman beserta tentaranya apa yang selalu mereka
khawatirkan dari mereka itu. (Al-Qashash: 4-6).
(Waliyyuddin Yakun).
Terjadi perubahan cepat pada pemikiran dan manhaj yang dianut oleh gerakan
Islam, meskipun jamaah Ikhwanul Muslimin yang oleh pemerintahan Sadat diberi ruang
gerak cukup besarberusaha menghalangi perubahan ini, bahkan mereka juga berusaha
meyakinkan pemerintah bahwa gerakan Islam tidak akan pernah menjadi sumber
ancaman bagi pemerintah. Kendati demikian roda perubahan telah berputar, terdorong
oleh kekuatan dalil-dalil syari dan pengalaman dari peristiwa-peristiwa nyata.
Begitulah, para pemuda era 70-an yang menebar benih-benir gerakan jihad
kontemporer menelurkan perlawanan maksimalnya melawan musuh-musuh internal
Umat Islam (penguasa) dan eksternal (Amerika dan Israel), pemahaman mereka terhadap
prinsip-prinsip syariat dan hal-hal yang menjadi ijmak juga semakin mendalam.
Rupanya peristiwa demi peristiwa tak lagi memberi tenggat waktu terlalu lama
kepada kalangan pemuda Muslim maupun pemerintah Mesir, konfrontasi adalah hal yang
pasti terjadi, sebab masing-masing sudah tidak sabar lagi menahan diri dari musuhnya.
Pertama, (dan ini yang paling penting): Meningkatnya hubungan antara Amerika-Israel-
Mesir. Diawali dengan penarikan diri agen-agen intelejen Rusia sebelum perang 1973,
Mesir tunduk kepada Amerika di tengah berkecamuknya perang Arab I, kemudian Mesir
mengiyakan kemauan-kemauan Kissinger dan berusaha melakukan perundingan pasca
perang yang akhirnya berujung kepada kerugian politik yang luar bisa dan bisa dikatakan
hampir pada keseluruhannya. Kemudian diikuti dengan kunjungan Sadat ke Yerusalem
dan penandatanganan dua perjanjian: perjanjian Camp David dan perjanjian damai Mesir-
Israel, dan disusul dengan dibukanya kedutaan Israel di Kairo dan pemasangan bendera
Israel di langit Mesir, dilanjutkan dengan pengambilan langkah-langkah cepat untuk
melaksanakan hubungan bilateral.
Kedua: Perbuatan Sadat yang menyinggung perasaan kaum Muslimin di seluruh dunia
dengan menerima kedatangan Syah Iran di Mesir pasca pengusirannya dari Iran.
Ketiga: Usaha Sadat melancarkan kembali perang baru dalam menindas Kaum Muslimin
seperti yang sudah terjadi di tahun 1965, 1954 dan 1949.
Ketiga sebab ini bukanlah sebab utama terjadinya konfrontasi langsung, namun
ketiganya hanyalah sebab yang menguak atau yang bersinggungan langsung dengan
konfrontasi tersebut. Adapun penyebab utama perseteruan antara para pemuda Islam
mujahid versus Anwar Sadat adalah tidak diberlakukannya hukum Islam yang
berkonsekuensi terjadinya penyimpangan-penyimpangan pada semua aspek kehidupan,
mulai dari aspek pendidikan, kemasyarakatan, politik, ekonomi, pemikiran dan lain
sebagainya.
Tiga sebab yang kami sebutkan tadi muncul sekedar sebagai minyak yang
dituangkan di atas api yang menyala. Konfrontasi pun tak terelakkan, meletuslah
peristiwa intifadhah Islam tahun 1401 H (1981 M).
Peristiwa intifadhah Islam di bulan Dzul Hijjah 1401 (Oktober 1981) di Mesir
terjadi pada dua poros:
Kedua: Melancarkan gerakan bersenjata untuk menguasai kota Asyuth. Aksi ini terjadi
dua hari pasca terbunuhnya Sadat, dengan kata lain setelah tentara berhasil menguasai
kembali negara dan mengamankan pemerintahan. Dalam aksi ini, beberapa kantor polisi
berhasil dikuasai, namun polisi mengundang pasukan-pasukan khusus yang kemudian
mencoba menghancurkan titik-titik perlawanan para ikhwah, hal itu memaksa para
pemuda mujahid meninggalkan kantor-kantor polisi tersebut ketika persediaan senjata
mereka habis. Aksi bersenjata di Asyuth bisa dikatakan gagal, sebab aksi tersebut
terdorong oleh semangat dan tidak memiliki persiapan rencana yang matang, aksi baru
dilaksanakan dua hari setelah terbunuhnya Sadat, aksi ini juga menggunakan cara yang
tidak realistis yang bertujuan menguasai kota Asyuth kemudian maju ke arah utara
menuju Kairo lalu menaklukkannya, tanpa menghiraukan berapa jumlah kekuatan musuh
dan persenjataannya.
Aksi jihad tahun 1401 (1981 M) berakhir dan berhasil meraih satu keuntungan
politis, yaitu terbunuhnya Anwar Sadat. Percobaan-percobaan lain yang menyertainya
belum ditakdirkan berhasil, sebab tidak ada persiapan yang matang dan sesuai kebutuhan.
Meskipun demikian, peristiwa ini tidak semestinya dilihat dari sudut pandang sempit
berupa kronologis peristiwanya, aksi ini semestinya dilihat dari sudut pandang lebih luas
melampaui tempat kejadian peristiwa, dan mestinya dilihat efek-efek serta fakta-fakta
yang ditimbulkan. Yang jelas intifadhah kali ini memunculkan beberapa fakta berikut ini:
1. Keberanian mujahidin Islam ketika menyerang tentara yang kekuatannya berkala lipat
di atas mereka, baik dari segi jumlah personel, persenjataan, maupun pengalaman
militer.
4. Menunjukkan bahwa era serangan sepihak dari rezim penguasa terhadap gerakan
Islam sudah selesai. Musuh-musuh Islam di Gedung Putih dan Tel Aviv serta agen-
agennya di Kairo kini harus bersiap-siap menuai reaksi yang sangat keras dari setiap
penindasan yang mereka lakukan.
5. Menunjukkan bahwa ide perjuangan melalui jalur konstitusi negara dan patuh
terhadap hukum sekuler yang disahkan oleh fatwa dan pembenaran semu, telah
berubah menjadi ide-ide usang bagi para pemuda mujahid yang ketika itu
memutuskan untuk mengangkat senjata demi membela akidahnya yang hilang,
syariatnya yang dilarang, kehormatan-kehormatannya yang dilanggar, negerinya yang
dijajah oleh kaum neo-imperialis internasional, dan tanah sucinya yang dijual melalui
perjanjian damai dengan Israel.
6. Menunjukkan aparat mengalami kegagalan besar, karena sama sekali tidak tahu
negara sedang bergolak oleh arus gerakan jihad yang mampu menyusup ke angkatan
bersenjata, bahkan menyelundupkan senjata dari sana dan menyusup dalam parade
militer meskipun langkah-langkah untuk mengamankan parade tersebut dijalankan
dalam waktu yang cukup lama. Bahkan dalam jumpa pers yang dilakukan setelah
penangkapan besar-besaran bulan September 1981 (Surat Keputusan Reservasi yang
terkenal itu), Sadat mengatakan bahwa para aktivis Islam tidak punya senjata apapun.
7. Bukan itu saja, bahkan aksi-aksi ini menunjukkan bahwa keamanan pemerintah,
bahkan eksistensi pemerintah itu sendiri, sudah mulai terancam setelah hampir saja
Mujahidin menghabisi tokoh-tokoh dan para pendukungnya dalam parade militer.
8. Aksi ini juga menunjukkan ketidak mampuan konsep-konsep yang menganut prinsip
pasrah kepada realita, baik konsepnya ulama-ulama pro penguasa, atau konsep
mereka yang menganggap pemerintah yang ada adalah sah secara syari, lalu
memperbarui sumpah setia kepadanya dan bersikeras berjuang melalui undang-
undang dan aturan-aturan hukumnya.
Seolah mereka juga lupa bahwa perjuangan politis tak jauh berbeda dengan
perjuangan melalui jalan militerisme dan peperangan; kedua-duanya sama-sama
sebagai sarana meraih tujuan yang seseorang rela berkonfrontasi karenanya. Maka
jika gerakan Islam mengakui keabsahan pemerintah secara syari, mengakui undang-
undang dan aturan hukumnya, itu sama artinya ia telah menggugurkan tujuan yang
selalu ia serukan, yaitu: menegakkan Negara Islam atau Daulah Islamiyah.
Jika negara yang ada sekarang ini itu sah secara syari, undang-undang yang
dimilikinya layak ditaati, peraturan hukumnya tidak boleh dilanggar, dan gerakan
Islam harus memperbarui baiat kepada presidennya, lantas buat apa mendirikan
negara syari lainnya? Kalau begitu, biarlah semua pengorbanan di masa lampau
hilang sia-sia, sebab sekarang terbukti gerakan Islam berjuang demi mewujudkan
sebuah kehidupan yang sekarang sudah terwujud. Gerakan yang seperti ini maksimal
hanya bertujuan melakukan perbaikan-perbaikan parsial agar wajah pemerintah
terlihat lebih baik dan sebagian kebobrakannya tertambal.
Saya katakan: Para pemuda yang terlibat dalam aksi intifadhah Islam tahun 1401 H
(1981 M) adalah orang-orang yang fitrahnya masih bersih dan memiliki pemahaman
mendalam, itu dibuktikan dengan menjauhnya mereka dari perangkap-perangkap
seperti di atas, bahkan mereka menolaknya dan memilih memanggul senjata untuk
membela agamanya, akidahnya, tanah sucinya, umatnya dan negerinya.
Begitulaharus gerakan jihad tahun 1401 H (1981 M) tidak hanya tersaring dari
belitan rasa takut dalam menghadapi penguasa saja, namun juga tersaring dari faham-
faham rancu yang coba disebarluaskan di kalangan para pemuda oleh mereka yang
mengaku aktifis Islam, supaya gerakan mereka terkekang dan perjalanan menuju cita-
cita mereka terhenti, sadar atau tidak sadar.
Saya ceritakan bahwa ada salah seorang pegawai sebuah media informasi di Timur
Tengah yang menemui saya beberapa tahun setelah terjadinya aksi intifadhah, ia
mengkritik aksi tersebut dengan kritikan sangat pedas, katanya: Aksi itu hanya
mengakibatkan terbunuhnya orang-orang tak berdosa. (Maksud dia orang-orang tak
berdosa adalah para anggota polisi dan aparat keamanan pusat).
Saya katakan kepadanya: Silahkan saja Anda mengkritisi aksi-aksi tersebut semau
Anda, asal jangan katakan bahwa para polisi adalah orang-orang yang tak berdosa.
Atau jangan mengingkari bahwa aksi-aksi ini membuktikan keberanian Mujahidin
dan penolakan mereka terhadap pemerintahan yang sudah rusak dan berkhianat.
Saya jawab: Permintaan Anda ini sayang sekalisama dengan permintaan aparat
intelejen kepada saya.
Fakta ini menjadi cabang dari fakta bahwa kekuatan politik yang sebenarnya eksis di
Mesir adalah gerakan Islamiyah, dan rakyat akan bergabung kepadanya tanpa ragu-
ragu jika tekanan-tekanan kepada mereka dihilangkan, aliran-aliran politik lain
sebenarnya hanya sekedar pelengkap namun punya suara tinggi karena luasnya ruang
kebebasan yang diberikan oleh pemerintah kepadanya sedangkan gerakan Islam
dihalang-halangi.
Kekuatan Islam adalah satu-satunya kekuatan yang mampu bertahan teguh dan
hingga saat ini terus teguh menghadapi kekejaman yang terus berlangsung sejak
tahun 40-an dan mencapai puncaknya di era Husni Mubarak. Kekejaman itu tak
sanggup dihadapi oleh kekuatan politik lain.
10. Dengan terbunuhnya Anwar Sadat, isu jihad menjadi meledak di Mesir dan dunia
Arab, bahkan jihad sudah menjadi aktifitas nyata yang berjalan setiap harinya, dan
mengubah front perlawanan melawan pemerintah (yang memerangi Syariat Islam dan
bersekongkol dengan Amerika serta Israel) menjadi pertempuran yang terus
berkelanjutan mata rantainya dan tidak berhenti hingga hari ini. Bahkan setiap hari
bukan malah menyusut tapi justeru meningkat, secara bertahap medannya menjadi
semakin luas, para pembelanya bertambah dari masa ke masa, dan ancamannya
terhadap musuh-musuh jihad di Washington dan Tel Aviv semakin menguat.
Isu-isu yang merebak akibat pembunuhan Anwar Sadat dan peristiwa-peristiwa lain
yang mengiringinya menjadi isu-isu utama yang mengisi fikiran para pemuda
Muslim.
Begitu pula dengan isu-isu seperti berhukum kepada syariat, murtadnya para
penguasa, pengkhianatan pemerintah karena menjadi boneka Amerika dan Israel,
semua ini menjadi hal-hal nyata bagi para pemuda Muslim, selanjutnya mereka rela
berperang karenanya setelah sebelumnya sudah diledakkan secara nyata oleh Asy-
Syahid kamaa nahsabuhuuMuhammad Abdus Salam Faraj dan rekan-rekannya
yang mulia, dan diterangkan oleh Asy-Syahid kamaa nahsabuhuuKhalid
Islambuli v ketika ia ditanya: Mengapa Anda membunuh Anwar Sadat? ia
menjawab: Karena dia tidak berhukum kepada Syariat Islam, karena dia menjalin
perjanjian damai dengan Israel, dan karena dia menghina ulama-ulama Islam.
11. Peristiwa intifadhah menunjukkan permusuhan terhadap Israel dan Amerika adalah
permusuhan yang mengakar kuat di hati para pemuda Muslim mujahid, pembunuhan
Anwar Sadat oleh Khalid Islambuli v dan rekan-rekannya yang mulia menjadi
pukulan keras terhadap program Amerika dan Israel di Kawasan Timur Tengah.
Selain itu, juga membuktikan kebohongan pernyataan yang sering disampaikan kaum
sekuler Arab bahwa mayoritas organisasi-organisasi jihad khususnya yang terlibat
dalam jihad Afghanadalah organisasi buatan Amerika. Lagi pula pasti orang sangat
heran dengan kelancangan para penulis sekuler itu dalam membuat kedustaan,
pasalnya ketika mereka merasa sudah down melihat dukungan masyarakat terhadap
gerakan-gerakan jihad Islam setelah melancarkan pukulan-pukulan menyakitkan
kepada Amerikamereka baru melontarkan kedustaan ini; mereka pura-pura lupa
bahwa boneka terbesar Amerika di Kawasan Arab telah terbunuh di tangan Mujahidin
tahun 1981, artinya di awal-awal pecahnya jihad Afghan, dan mujahidin yang terlibat
dalam pembunuhan ini di kemudian hari ikut serta dalam jihad Afghan. Dan reaksi
pemerintah terhadap peristiwa ini sangat membabi buta kerasnya dan sangat
memalukan caranya, kejamnya penyiksaan dan kekerasan kembali terjadi begitu cepat
guna menuliskan babak berdarah baru dalam sejarah gerakan Islam kontemporer di
Mesir. Penyiksaan itu sangat brutal, mematahkan tulang, menguliti kulit, menyetrum
saraf sampai menghilangkan nyawa. Tekik-tekniknya pun sangat menghinakan,
karena dilakukan dengan diiringi caci maki terhadap Islam dan Allah, penyanderaan
wanita, pelecehan seksual, memanggil lelaki dengan nama-nama wanita, membiarkan
orang kelaparan dan memberinya makanan yang buruk, memutus aliran air,
mengisolasi dan melarang besukan, cara-cara yang biasa dilakukan untuk
menghinakan para tahanan.
Penyiksaan kali ini punya dua perbedaan dengan yang sudah-sudah: Pertama, terus
berlangsung hingga hari ini tanpa kenal henti. Kedua, memakan korban berjumlah
ribuan sejak terbunuhnya Anwar Sadat hingga hari ini. Lembaga Syariat Islam
Untuk Pengacara memperkirakan jumlah penganiayaan yang menimpa tahanan
sejak tahun 1981 hingga 1991 mencapai seperempat juta kasus.
Seperti dikatakan menteri Dalam Negeri pada salah satu statemennya: Jumlah
tahanan seluruhnya ada 10.000 orang. Padahal pemerintah pernah membebaskan
5.000 tahanan yang menyesali perbuatannya dalam satu kali pembebasan! Berarti
berapa jumlah yang tahanan yang tidak menyesali perbuatannya?! Sebenarnya,
jumlah tahanan di penjara-penjara Mesir sekarang ini tak kurang dari 60.000 orang ,
tapi tidak komunikasi dan keberadaan mereka tidak diketahui, karena pemerintah
mengisolasi mereka dengan ketat.
Kemudian Intelejen dan Keamanan Negara serta Intelejen Militer menyerahkan para
tersangka kepada dua kejaksaan sekaligus: kejaksaan sipil dan kejaksaan militer. Dan
penyidikan-penyidikan yang dilakukan oleh kejaksaan ini merupakan babak lain dari
babak-babak yang menyedihkan. Sebab anggota-anggota kejaksaan menyerahkan
proses interogasi kepada jenderal-jenderal intelejen untuk memeriksa kembali kondisi
para tersangka dan mempertimbangkan apa yang sudah mereka ucapkan di sana,
setelah itu kembali menuntun mereka mengucapkan apa yang wajib harus mereka
ucapkan.
Namun kali ini kepercayaan kejaksaan terhadap pemerintah mulai goyah, sebab
mereka melihat langsung tajamnya permusuhan antara pemerintah dan rivalnya.
Akibatnya, mereka berusaha agar kerjasama dengan pihak intelejen sesuai dengan
kadar bahaya yang akan mereka hadapi pada alat-alat bukti material, karena itu bisa
mengakibatkan keadaan berubah dan pemerintahan ambruk.
12. Kegalauan ini mencapai klimaksnya ketika kepala umum bagian militer yang
menangani investigasi pembunuhan Anwar Sadat berusaha tidak mau tahu
tanggung jawab-tanggung jawab yang harus ia pikul, ia tidak pergi ke pentas parade
militer kecuali sehari penuh setelah peristiwa itu terjadi padahal insiden itu
sepenuhnya menjadi tanggung jawabnya, pasalnya yang terbunuh kali ini adalah
komandan tertinggi angkatan bersenjata sedangkan yang menyerang adalah anggota-
anggota angkatan bersenjata sendiri, kejadiannya pun terjadi di arena parade militer,
ia sengaja menunggu hasil-hasil temuan di balik tragedi yang mengguncang
pemerintah hingga mengakibatkannya lumpuh ini.
Kepala umum bagian militer menunggu dan melihat ini perintah siapa dan
dilaksanakan bersama siapa? Siapa mencurigai siapa? Dan siapa menuduh siapa?
Satu hal yang aneh, jenderal Muhsin Sarsawiy kepala penjara Istiqbal Thurah ketika
itu, sesaat setelah Anwar Sadat dibunuh (dan ini adalah contoh sikap kaum
oportunis) datang ke blok penjara yang berlantai empat dan penuh sesak oleh
tahanan-tahanan politik, ia berteriak: Wahai rekan-rekan seperjuangan, Anwar Sadat
terbunuh!
Persidangan militer kali ini kembali menjadi contoh yang terulang dari pertempuran
antara gerakan Islam dan pasukan garis depannya yang mujahid (dengan semua
sifatnya yang bersih, suci dan rela berkorban) melawan kaum sekuler-militer dengan
seluruh kepalsuan, kemunafikan dan kerusakannya.
Dan terbukti, pengadilan menjadikan fatwa Syaikh Jaad Al-Haq (Mufti Negara Mesir
ketika itu dan selanjutnya menjabat sebagai Syaikhul Azhar) sebagai landasan. Maka
dengan fatwanya tersebut, pemuda-pemuda mujahidin disembelih agar pohon
kepentingan-kepentingan Yahudi di Mesir tersirami oleh darah mereka.
Proses pengadilan yang berjalan singkat dan sangat cepat itu juga menjadi saksi atas
sikap-sikap bersejarah dan abadi, di antaranya adalah penolakan Asy-Syahid kamaa
nahsabuhuu Muhammad Abdus Salam Faraj menceritakan penyiksaan-penyiksaan
yang dia alami. Ia mengatakan kepada rekan-rekannya: Kita mengharap pahala dari
penyiksaan ini di sisi Allah, dan kita tidak datang ke sini untuk menarik simpati
orang. Padahal penyiksaan yang dialami Muhammad Abdus Salam Faraj terbilang
sangat brutal dan kotor, tak kenal istilah menghormati lawan, seperti yang biasa
dilakukan kaum militer-sekuler terhadap kita.
Ketika dalam tahanan, paha Muhammad Abdus Salam Faraj patah dan terbalut gip.
Para penyidik memanfaatkan pahanya yang patah untuk menyiksa pahlawan dan
mujahid ini wallahu hasiibuhu, mereka menggoncangkannya dengan keras tanpa
mempedulikan rasa perih tiada tara. Secara teori, itu bisa mengakibatkan kematian
akibat benturan saraf. Saya mendengar sendiri teriakan beliau v di penjara Al-Qalah,
memecah keheningan malam yang mencekam: Kakikukakiku!!
Meski separah ini penyiksaannya, pria gagah berani ini menolak menceritakan
peristiwa-peristiwa penyiksaannya, sebab ia memilih mengharap pahalanya di sisi
Allah, dan karena orang yang mengadili dirinya terlalu hina untuk dimintai simpati.
Kaum militer-sekuler (kaki tangan yahudi) tak punya pilihan selain membunuh
Muhammad Abdus Salam Faraj, sebab dia adalah otak perencanaan sekaligus
pembimbing yang sangat berambisi membunuh Anwar Sadat. Harga diri, keimanan
dan keseriusannya berkhidmat kepada jihad, membuat kaum sekuler keberatan untuk
membiarkannya hidup.
Contoh lainnya adalah sikap sang pahlawan syahid kamaa nahsabuhuu Khalid
Islambuli yang bersikeras bahwa dirinyalah yang harus mengeksekusi Anwar Sadat,
dan alasan dia membunuhnya karena dia tidak berhukum dengan syariat Islam, karena
dia menjalin perjanjian damai dengan yahudi dan menghina ulama-ulama Islam.
Hai hakim bodoh, tahukah kamu bahwa aku sudah tahu akhir hayatku
Israel bersikeras tidak mau menyerahkan gurun Sinai yang sudah terampas dan
menyerahkan senjata kepada Mesir selagi manusia-manusia baik itu tidak dibunuh.
Ariel Sharon juga ngotot ingin menghadiri eksekusi mati mereka, dan ia benar-benar
datang ke Kairo, akan tetapi pemerintah Mesir hanya memberikan kepadanya video
rekaman prosesi eksekusi mati mereka.
Demikianlah, dua barisan saling berpisah kedua kelompok saling berpecah, dan
dua golongan saling memisahkan diri; golongan iman dan golongan setan.
Dan demikianlah kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya jelas jalan orang-
orang yang shalih, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. (Al-
Anam: 55)
Umat Islam kini jadi tahu, siapa sebenarnya kawan dan siapa sebenarnya lawan?
Siapa yang membunuh musuh-musuhnya dan siapa yang dibunuh oleh musuh-
musuhnya? Siapa yang mengorbankan nyawanya demi kemuliannya dan siapa yang
mengorbankan nyawa demi Israel?
Benarlah apa yang dikatakan Umar Abu Raoisyah: Umatku, betapa banyak berhala
yang kuagungkan, ternyata ia tak mampu membersihkan berhala.
Maka ia membebaskan seluruh tahanan politik selain dari kelompok Islam dan
mengadakan pertemuan dengan mereka di istana Al-Urubah, mereka saling
bergantian memberikan ucapan-ucapan simpatik dan kata-kata munafik di saat roda
penyiksaan yang mengerikan berjalan dengan kecepatan maksimal di penjara-penjara
Mesir, yang tiap harinya memakan korban ratusan pemuda Muslim yang baru
ditangkap, berikut kaum kerabat, kenalan-kenalan dan isteri-isteri mereka.
Mereka yang disebut-sebut sebagai tokoh oposisi dari selain kelompok Islam seolah
lupa tentang apa yang tengah berlangsung di penjara, mereka pura-pura lupa bahwa
kekuatan oposisi sejati bahkan kekuatan politik nyatayang mengimbangi
kekuasaan militer-sekuler tengah disiksa habis-habisan, di saat hidangan roti-roti
panggang diedarkan dalam pertemuan mereka dengan Mubarak.
Penyiksaan terhadap Shabir dimulai, tujuannya agar ia mengaku di mana tempat Al-
Akh Al-Mujahid Nabil Naim. Sang singa itu begitu tangguh menghadapi semua jenis
penyiksaan, petugas yang menyiksa bergantian menyiksanya satu demi satu, namun
mereka frustasi dengan semua cara untuk membuat Shabir putus asa, ia tetap teguh
dan tak tergoyahkan sedikitpun. Tiga hari setelah penyiksaan tanpa henti, mereka
menghadirkan saudaranya dan kedua orang tuanya yang sudah berusia udzur. Mereka
masukkan semua sanak familinya itu ke dalam ruang penyiksaan bersama Shabir,
mulailah mereka dipukuli satu persatu. Shabir sendiri mengerang kesakitan,
saudaranya dan kedua orang tuanya juga berteriak kesakitan akibat pukulan, mereka
meminta Shabir untuk mengaku, kemudian salah seorang jenderal satuan intel
berteriak di depan semuanya seperti orang gila: Shabir, mengakulah!!!
Lolongan mereka terus terdengar tanpa putus hingga waktu lama sebelum akhirnya
dihentikan oleh suara salah seorang penyidik, ia berteriak meminta kepada para
petugas mengambil sehelai celana panjang untuk dipakaikan kepada ibunda Shabir
agar kakinya bisa dipukuli, kemudian ia membentak Shabir: Jika kamu tidak
mengaku juga, akan kupanggil sepuluh petugas dan kusuruh mereka memperkosa
ibumu!!
Ini adalah satu dari ribuan kisah yang terjadi di tanah Mesir, tak hanya Mesir bahkan
di semua negeri Muslim kita tanpa kenal henti, dengan tujuan agar musuh-musuh kita
baik kalangan Timur Atheis maupun Barat Kapitalisterus bisa menindas dan
menjajah kita, dan pemerintah-pemerintah boneka dengan perangkat keamaannya
(yang hina) terus bisa mengkekang aspirasi dan penolakan kaum Muslimin untuk
dikendalikan Amerika dan Israel.
Tadi adalah satu dari puluhan cerita yang saya saksikan dan saya dengar langsung di
dalam penjara, dan itu adalah kisah-kisah yang takkan saya lupakan dan mungkin
saya tidak bisa melupakannya, sebab otakku sudah tertusuk oleh paruh orang-orang
dzalim, kehormatanku terlukai oleh taring anjing-anjing Yahudi yang bengis dan
kaum sekuler Mesir.
Kemudian mereka membuat saya seperti puluhan ribu pemuda muslim dibiarkan
memikul dua dendam di atas pundak ini setelah bebas dari pengalaman penjara
tersebut. Dendam pertama adalah untuk Islam yang diserang oleh mereka. Dendam
kedua adalah hak qishash orang-orang yang dianiaya dengan cara terburuk demi
menyenangkan Amerika dan Israel. Maka sungguh, mata para pengecut takkan bisa
terpejam tidur.
Kejadian kedua yang mendorong penaku untuk menulisnya adalah penyiksaan yang
dialami Al-Akh Ismail Rifaiy ketika ditangkap setelah melarikan diri dari kamp
penahanan di Rumah Sakit Al-Qaoshr Al-Aini, ketika itu ia diobati akibat menderita
kelumpuhan tangan akibat pecahnya dua pembuluh darah di lengan karena terlalu
lama digantung dengan rantai di pintu dengan posisi tangan di belakang punggung.
Adapun ayahnya yang juga sudah berumur, Ismail Rifai dibuat kaget begitu melihat ia
berdiri di ruang penyiksaan, akibatnya ia mengalami gangguan lebih parah yaitu
kelumpuhan histeria pada separo badannya, ia tak bisa berbicara selama beberapa
bulan. Sedangkan ayahnya sendiri keluar dari penjara dalam keadaan sudah keropos
dan meninggal tak lama setelah itu.
Dan seperti biasa, pemerintah dan aparat keamanan Mesir selalu menanggapi adanya
penganiayaan-penganiayaan ini dengan pernyataan-pernyataan basi: Itu adalah
cerita-cerita dusta karena reaksi dari para tahanan, di penjara-penjara Mesir para
penghuninya bisa menikmati semua fasilitas yang menyenangkan dan mewah.
Namun karena bodohnya mereka, peristiwa-peristiwa ini sudah terlanjur terdata oleh
tim kedokteran pemerintah yang berada di bawah menteri keadilannya (bukan yang
dibawahi oleh jamaah-jamaah jihad), tercatat oleh petugas-petugas kejaksaan dan
tercatat di dalam persidangan-persidangan.
Akan tetapi karena kaum sekuler-militer tidak punya akhlak dan keberanian sedikit
pun, mereka terus melakukan kedustaan ini dan mengingkari fakta-fakta di atas.
Itulah sekulerisme yang ciri khasnya adalah ideologi menyimpang dan moral yang
bejat, lantas harapan apa lagi untuk mengobatinya?
Kaum sekuler-militer ini tak kenal lelah mengklaim mengusung ajaran demokrasi dan
melindungi kebebasan supaya bantuan-bantuan dari Barat terus mereka terima.
Padahal di saat yang sama, mereka tak segan-segan melecehkan kehormatan dan
menyerang semua kesucian supaya tak ada seorang pun yang berani menyinggung
kepentingan-kepentingan dan aset-asetnya. Sementara Barat menyaksikan pentas
kemunafikan politik dan perilaku lunak ini dengan penuh sukarela, sebab para
pemainnya konsisten menjalankan arahan-arahan induknya di Gedung Putih.
ISHAM AL-QAMARI
Ia tidak mati kecuali dengan pedangnya, karena tikaman dan tertusuk oleh tombak
runcing
(Abu Tamam dalam syair Elegi terhadap Muhammad bin Humaid Ath-Thusi).
Salah satu kelompok penting yang berhasil diungkap adalah kelompok Al-Akh Asy-
Syahid kamaa nahsabuhuuIsham Al-Qamari. Jika disebut nama Isham, kita harus
berhenti sejenak, Isham adalah bagian dari sedikit manusia unik yang tidak mau dikenal
kelebihan dan amal jihadnya, sebab media-media informasi dan alat propaganda di negeri
kita dikendalikan oleh musuh-musuh Islam yang memonopoli hak pemberitaan dan
mengekang kaum Muslimin lantaran mengikuti kebijakan politik barat yang menguasai
hampir seluruh media informasi.
Isham Al-Qamari adalah orang bertipikal serius, sejak menginjak masa muda ia
sudah menyikapi isu-isu keislaman secara sungguh-sungguh. Makanya ia memutuskan
masuk akademi militer karena bertujuan merubah pemerintahan Mesir yang rusak. Inilah
yang dia yakini ketika ia masih jadi siswa dan lulus dari sekolah menengah. Dia pernah
bercerita kepadaku bahwa ia bertanya kepada ayahnya ketika akan masuk ke akademi
militer: Tahukah ayah, mengapa saya masuk akademi militer?
Ayahnya kaget mendengarnya, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa, sebab Isham sudah
terlanjur diterima di akademi militer.
Sejak Isham bergabung meniti jalan ini hingga menemui syahid, dia tak pernah
putus memberikan peran berarti dan pengorbanan besar dalam membela Islam.
Perilaku mulia ini didukung dengan sifat dan akhlaknya yang mulia, Isham adalah
orang yang tepat disebutkan kepadanya semua makna keberanian dan harga diri.
Selesai dari akademi militer, Isham Al-Qamari masuk ke batalyon senjata anti
tank, senjata yang ia gemari dan mahir ia gunakan. Sering sekali ia mengatakan kepada
kami bahwa senjata ini wajib dimiliki kaum Muslimin, sebab senjata ini mempengaruhi
jalannya pertempuran dan mengusir musuh.
Oleh karena itu dia dipilih menjadi ketua dalam pelatihan para komandan
batalyon di Amerika, jika pelatihan ini sudah selesai Isham dijanjikan akan menjadi
komandan batalyon di angkatan pertahanan republik, dan Isham menunggu-nunggu
jabatan ini dengan sangat serius.
Tapi kemudian dia tidak jadi menghadiri latihan tersebut, sebab ada salah seorang
ikhwah yang terlalu berlebihan semoga Allah memaafkannyadalam meyakinkan dia
bahwa tahun 1981 akan menjadi tahun perubahan bagi Mesir dan dia akan mampu
menggalang para pemuda yang mau berjihad dalam jumlah besar untuk bergabung ke
dalam jamaah-jamaah jihad. Atas asumsi yang tak jelas ini akhirnya Isham membatalkan
keberangkatannya ke Amerika, sebagai gantinya ia mendaftarkan diri ke akademi tekik
perang. Akhirnya ia menjadi salah seorang jenderal langka yang ahli dalam
mengoperasikan senjata anti tank yang ia pilih dalam kuliah tersebut.
Berangkat dari perkiraan bahwa tahun 1981 akan menjadi tahun perubahan bagi
Mesir, dengan ijtihadnya Isham bersama kawan-kawannya sesama jenderal bawahannya
mulai mengeluarkan senjata-senjata berikut amunisi-amunisinya yang bisa dikeluarkan
dari kesatuan tentara. Ketika itu kami bertugas menyimpan senjata-senjata tersebut.
Tatkala beberapa senjata terakhir yang dibawa sejak saya mengunjungi gudang
penyimpanan senjata itu dibawa di sebuah tas buku yang isinya beberapa buah senjata
bersama buku-buku dan tulisan-tulisan tentang kemiliteran , si pembawa senjata
tertangkap, namun dia berhasil kabur dan meninggalkan tasnya. Melalui beberapa catatan
yang ada di dalam kertas dan peta yang menunjukkan tempat-tempat penyimpanan tank
di Kairo, beberapa jenderal pengikut Isham Al-Qamari akhirnya terdeteksi
keberadaannya. Isham segera menyadari bahaya ini, maka ia pun melarikan diri tetapi
jenderal-jenderal yang menjadi pengikutnya tertangkap.
Isham terus melarikan diri sejak bulan Februari hingga Oktober 1981, sampai
akhirnya ia tertangkap tak lama setelah pembunuhan Anwar Sadat. Sepanjang rentang
waktu ini, Isham menjalaninya dengan sabar, tidak pernah mengeluh, tidak pernah
menggerutu dan tidak pernah menyalahkan siapapun, dia justru menganggap hal ini
biasa-biasa saja dan dia terus menguatkan semangat rekan-rekannya.
Pertemuan kami dengan Al-Akh Abud berakhir dengan nasehat kami kepadanya
supaya dia mencoba keluar dari Mesir untuk saat ini agar bisa melanjutkan serangan di
lain waktu. Tetapi Abud tidak bisa menerima masukan ini, sebab dia sudah terlanjur
menjalin sumpah setia dengan rekan-rekannya untuk melanjutkan pertempuran, walaupun
ketika di penjara dulu dia percaya dengan pendapat kami tetapi sumpahnya kepada rekan-
rekannya membuatnya tak mau menerima ide kami tadi.
Isham punya teori sendiri dalam menjalankan jihad dan dia berusaha sekuat
tenaga untuk memperoleh sarana-sarana yang bisa merealisasikannya. Akan tetapi takdir
belum mengizinkannya.
Teori tersebut hingga kini masih menjadi alternatif pelaksanaan operasi jihad yang
tepat jika pendukung-pendukungnya ada. Teori itu dibangun atas dasar-dasar berikut ini:
1. Bahwa para penguasa di negeri kita punya cadangan kekuatan militer yang tidak
mungkin dihadapi selain dengan kekuatan senjata yang memiliki cadangan peluru
dalam jumlah besar dan beberapa kendaraan militer untuk menguasai ibu kota dan
terjun ke kancah pertempuran dengan teguh selama satu hingga dua pekan, di
mana dalam tempo ini para tokoh penguasa berhasil dihabisi dan para tentara
sisanya menjadi frustasi.
4. Maka ide Isham adalah melatih beberapa ratus pemuda Muslim menggunakan
senjata, menggunakan dan menyetir tank, walaupun sekedar latihan untuk pemula.
5. Melalui kerjasama antara beberapa jenderal dan pemuda Muslim yang sudah
terlatih, sangat memungkinkan untuk menggerakkan beberapa buah tank menuju
ibukota. Dengan adanya kerjasama antara kekuatan tentara dengan pemuda
Muslim mujahid, bisa dilakukan penyerangan mendadak ke markas-markas
militer yang punya banyak tank, lalu menguasai tank-tank tersebut untuk
digunakan, atau paling tidak dimusnahkan di tempat. Dan dengan observasi yang
bagus serta pengintaian yang detail mengenai titik-titik penyebaran tentara
pemerintah di ibukota dan sekitarnya, bisa ditentukan mana target yang menjadi
prioritas serangan sehingga pertahanan pemerintah runtuh. Oleh karena itu, data-
data tekhnis yang rinci sudah ada di fikiran Isham untuk melaukan perubahan.
6. Adapun kekuatan polisi dan keamanan pusat serta kekuatan yang menginduk ke
kementerian dalam negeri, Isham melihatnya dengan mata sebelah dan
menganggap mereka sebagai buih, mereka takkan mampu bertahan di hadapan
kekuatan kendaraan tempur yang dikendalikan oleh para pemegang akidah yang
kokoh.
Isham mengkritik para pemuda Muslim yang sibuk menyerang polisi dan
kurangnya perhatian mereka kepada situasi militer dengan pengamatan yang
ilmiyah dan terukur berdasarkan data-data yang ada.
Isham menaruh kepercayaan yang besar kepada pemuda Muslim yang terlatih, ia
pernah berkata: Polisi berlagak seperti singa di depan kita karena ikhwan-ikhwan
kita tidak terlatih, apabila kita melatih mereka kemudian memberi mereka sedikit
senjata maka tak ada satu polisi pun yang bertahan di depan mereka.
Teori dia ini menjadi titik perdebatan antara diriku dan dia dalam waktu lama,
baik sebelum dipenjara maupun ketika dipenjara. Dan saya bersaksi bahwa banyak sekali
prediksi-prediksi dia yang dikemudian hari terbukti oleh berbagai peristiwa.
Rencananya yang berani ini bergantung kepada hasil pengintaian yang teliti,
analisa ilmiyah dan data-data riil. Yang demikian itu cocok sekali dengan kepribadian
Isham yang memiliki unsur-unsur ini dengan sempurna; hati yang pemberani, ilmu
militer, dan kerja serius, semoga Allah merahmatinya.
Teori Isham punya banyak perincian dan sisi yang beragam, tapi saya hanya
mengisyaratkan poin-poin utamanya saja. Dan teori itu termasuk warisan bagi gerakan
Islam dan ijtihad-ijtihadnya yang berharga yang harus dikembangkan melalui kajian dan
riset, entah kita setuju dengan teori tersebut atau tidak.
Pertempuran ini punya kedudukan penting dalam sejarah pergerakan Jihad Islam,
sebab ia menunjukkan fakta-fakta penting dalam kaitannya konfrontasi antara mujahidin
melawan penguasa, dan karena ia juga menunjukkan kejujuran Isham dalam berteori dan
isi teorinya yang memiliki rencana jauh ke depan. Di sini kita berhenti sejenak untuk
menjabarkan rincian dari pertempuran itu:
Sesaat sebelum fajar terbit, panggilan melalui pengeras suara mulai diarahkan
kepada ikhwah yang ada di dalam bengkel, bahwa bengkel sudah dikepung dan
sebaiknya mereka menyerah saja. Tak lama setelah itu, tim serbu yang terdiri dari
komandan-komandan keamanan pusat yang terbaik (mereka menggunakan rompi anti
peluru) langsung maju menyerbu pintu bengkel dengan menembakinya tanpa henti
sambil meneriaki para ikhwah untuk menyerah. Para ikhwah terbangun mendengar suara
menakutkan ini.
Akan tetapi Isham dan kawan-kawan sudah siap dengan kemungkinan seperti ini,
karena itulah mereka memasang kawat listrik yang jaraknya hanya beberapa sentimeter
dari terali besi, mereka juga membawa dua senjata serbu menengah, dua buah pistol dan
beberapa geranat tangan.
Tatkala unit serbu mendobrak terali besi, mereka tersetrum oleh aliran listrik dan
langsung mundur ke belakang saling bertubrukan satu sama lain dan dipenuhi ketakutan.
Suasana itu tak disia-siakan oleh Isham, ia langsung menyambut mereka dengan granat
tangan dari atas terali dan jatuh tepat di tengah-tengah tim serbu itu, mereka pun
berjatuhan, ada yang terluka dan ada yang tewas.
Al-Akh Ibrahim Salamah kebetulan ingin buang hajat, akhirnya ia memutar badan
ke arah pintu masuk gua sementara punggung Isham dan Nabil hanya berjarak beberapa
meter darinya. Saat itulah geranat tangan itu jatuh dan terlihat pemicunya tergeser lagi
sesaat setelah ia jatuh. Sejurus kemudian para ikhwah mendengar seperti ada bunyi
ledakan kapsul, maka Ibrohim segera menelungkupkan badannya ke atas geranat itu
untuk melindungi dua rekannya dari ledakannya. Senyapnya malam itu terrobek oleh
ledakan geranat, mencabik-cabik lambung Ibrohim yang menutup ledakan geranat.
Sungguh sebuah takdir mengejutkan yang terjadi di luar dugaan, setelah para
ikhwah berhasil melarikan diri dari kepungan tentara keamanan pusat yang jumlahnya
seratus kali lipat, Ibrahim ternyata menemui syahid sesuai dengan waktu yang
ditakdirkan untuknya, yang tidak diketahui oleh selain Dzat Yang Maha Mengetahui
perkara ghaib.
Isham dan Nabil hanya terdiam kebingunan dan linglung melihat peristiwa
mendadak yang mengerikan itu.
Sebab pedang bisa menguasai satu pertempuran tapi toh ia akhirnya menyesal
Atau seperti perkataan Mutanabbi dalam eleginya terhadap Abu Syuja Fatik:
Abu Syuja bapak semua keberanian
Mengenai pelajaran-pelajaran yang bisa diambil dari pertempuran ini, secara ringkas
adalah sebagai berikut:
1. Bahwa seorang Mujahid Muslim yang terlatih dengan keimanannya tak kan
bisa dikalahkan oleh pasukan thaghut.
3. Menggunakan geranat tangan secara khusus, dan bahan peledak secara umum,
dalam membebaskan diri dari pengepungan harus menjadi sarana utama yang
wajib dimiliki oleh seorang Muslim mujahid dalam pertempuran.
Hakim berusaha melewati bab kekejaman itu, namun Isham terus berbicara
hingga hakim mengancam akan mengusirnya, Isham tak peduli. Hakim pun
memerintahkan untuk mengusirnya tapi Isham menolak, para petinggi Keamanan Pusat
berusaha mendekati sel Isham dengan hati-hati, namun begitu dekat Isham membentak
mereka dan mereka pun mundur ketakutan.
Persidangan pun lepas kendali, para ikhwah yang menjadi terdakwa turun
menumpahkan kemarahannya. Ketika itu saya ditunjuk para ikhwah untuk menjadi
penanggung jawab dalam mengatur jalannya persidangan. Akhirnya saya meminta para
ikhwah untuk diam, saya berteriak keras-keras dan mengancam jika Isham dipaksa keluar
dari ruang sidang mereka meletakkannya di sel tersendiri dan jauh dari sel ikhwah lain
yang jadi terdakwamaka tidak akan ada lagi persidangan.
Suasana di ruang sidang semakin tegang, hakim baru menyadari jika dirinya
sedang melihat kasus yang belum pernah ada sebelumnya dan telah menjerumuskan
dirinya untuk berbenturan dengan para terdakwa. Di sinilah akhirnya para pengacara turut
campur, mereka akhirnya memutuskan sidang dilanjutkan.
Begitulah Isham memulai sidang pertamanya dan seperti itu kebiasaan dia dalam
segala hal; menampakkan sikap yang kuat dan berani.
Selama di penjara, Isham tidak hanya mencukupkan diri dengan belajar atau
mengajar para ikhwah, hal terpenting yang ia fikirkan adalah: bagaimana mengatur
penyelamatan para ikhwah yang menunggu eksekusi setelah mereka divonis mati.
Atas kehendak Allah, saya diberi kehormatan untuk menemani Isham selama
beberapa bulan di penjara Liman Thurah dalam satu sel. Pada masa ini ia tidak henti-
hentinya menyiapkan gambaran-gambaran untuk masa mendatang dan menyiapkan
solusi-solusinya yang realistis, serta melakukan kajian-kajian terhadap problematika-
problematika yang muncul secara nyata.
Namun takdir menentukan kami harus berpisah, saya divonis tiga tahun penjara
dan sebagian besar sudah saya jalani sebelum vonis dijatuhkan. Sedangkan Isham divonis
10 tahun penjara, dan seperti biasanya ia menyambut vonis tersebut dengan keteguhan
dan ketenangannya yang unik. Bahkan ia pernah meneguhkan dan mendukungku dengan
mengatakan: Aku kasihan kepadamu melihat beban yang harus kau pikul di usia tuamu
nanti.
Selama di penjara, Isham tak pernah berhenti menyusun rencana untuk kabur. Dan
setelah melakukan beberapa kali percobaan, akhirnya ia bersama dua orang ikhwah,
yaitu: Khamis Muslim dan Muhammad Al-Aswaniy berhasil menjalankan aksi melarikan
diri yang gagah berani dan hebat dari penjara Liman Thuroh yang kokoh itu pada tanggal
17 Juli 1988. Ini bukan aksi melarikan diri biasa, ia diawali oleh persiapan panjang dan
rumit yang menjadikan pelarian ini sangat hebat, yang menggunakan metode menyerbu
tembok-tembok penjara, menembus kepungan penjagaan di sekitarnya, lalu
menyeberangi sungai Nil.
Tanpa mengetahui proses pelarian secara lebih detail, Menteri Dalam Negeri
sudah menanggung malu karena tak mengira sama sekali ada pelarian terang-terangan
yang seberani ini, yang dimulai dengan menarik jeruji jendela sel, setelah itu menawan
para penjaga blok, kemudian menerobos tembok yang tingginya sekitar empat meter,
kemudian membuang geranat suara di tempat-tempat yang terpisah, lalu baku tembak
dengan salah seorang penjaga tembok dan merampas senjatanya, setelah itu keluar dari
area penjara Liman Thurah di tengah malam di tengah penjagaan super ketat. Setelah
Isham dan dua rekannya kabur dari penjara, mereka menyeberangi sungai Nil menuju
tepi bagian barat, setelah itu mereka berjalan kaki ke tengah lahan pertanian hingga
sampai di tengah-tengah Delta.
Karena terlalu banyak berjalan, telapak kaki Khamis Muslim mulai pecah-pecah
dan kemudian bernanah yang mengakibatkan ia menderita demam dan gemetaran.
Untuk mengobati Khamis, para ikhwah menuju ke rumha Khalid Bakhit yang
sudah menyediakan rumahnya di pemukiman Idyal di Syarabiyah. Namun atas kehendak
Allah aparat keamanan negara menyerbu rumah Khalid Bakhit di waktu Subuh tanggal
25 Juli 1988 dalam penangkapan besar-besaran yang dilakukan pasca kaburnya tiga
ikhwah ini.
Di sini terjadi pertempuran gagah berani sekali lagi, baru saja petinggi aparat (ia
seorang jenderal di intelejen keamanan negara) mengetuk pintu rumah, ia langsung
diserbu oleh geranat-geranat suara yang sudah disiapkan para ikhwah, lalu Isham Al-
Qamari menyerangnya dengan sebilah pisau dapur, ia pun lari tunggang langgang dan
membuang pistolnya, pasukan dan komandan-komandan lainnya pun ikut lari ketakutan.
Maka Isham memungut pistol pimpinan aparat tadi, para ikhwah pun segera kabur
menuju jalan raya dan terus berlari.
Di ujung jalan, Isham berdiri melakukan baku tembak dengan anggota polisi
untuk melindunga dua kawannya, maka sebutir peluru mendarat tepat di perutnya, ia pun
langsung jatuh seketika. Kedua kawannya berusaha membawanya tetapi ia larang, ia
malah memberikan senjatanya kepada mereka berdua dan menyuruh mereka terus lari,
arwahnya pun melayang menuju Penciptanya untuk menjemput syahid seperti yang layak
ia dapatkan wallahu hasiibuh.
Dan dalam perkiraan saya, tidak ada gerakan jihad di Mesir yang meraih
keberhasilan seperti keberhasilan yang dicapai oleh Isham, dan ini merupakan kesaksian
dari orang yang hidup langsung bersamanya dari dekat dalam kondisi-kondisi genting
dan sangat sulit, baik sebelum penjara maupun ketika di penjara.
Semoga salam sejahtera dari Allah tercurah kepadamu wahai Qais bin Ashim,
Ia terus menjadi contoh yang ditiru dan teladan yang diikuti dalam hal kerja keras,
kedermawanan, pengorbanan dan dalam memusuhi musuh-musuh Islam; Amerika,
Yahudi dan kaki tangan mereka yang menguasai kita, dan contoh dalam membalaskan
dendam orang yang disakiti, sebagaimana dikatakan oleh Syauqi dalam eleginya terhadap
Umar Mukhtar v:
Dan kamu takkan melihat ada singa yang menangis di penjara karena ingin
bebas
Satu hal yang unik, aku pernah mencandai Isham dengan kata-kata Syauqi dalam
qashidahnya:
Pahlawan kesiangan tidak berperang di atas timah dan tidak berkendara di awang-
awang
Namun ahli kuda selalu menjaga punggung kudanya dan mengendalikan perang dari
pelananya
DI PERSIDANGAN
Aku orang Islam, aku hidup demi agamaku dan mati karenanya
Tak mungkin apapun yang terjadiaku akan diam sedangkan Islam diperangi di mana-
mana.
Dan persidangan kali ini lain daripada biasanya dan dipenuhi dengan kejutan-
kejutan, namun ada dua peristiwa paling penting dalam persidangan ini: pertama ketika
DR. Umar Abdur Rahman menyampaikan pernyataan-pernyataannya (yang kini sangat
popular) selama tiga hari berturut-turut, kemudian satu lagi adalah kesaksian bersejarah
yang disampaikan oleh Syaikh Shalah Abu Ismail v.
Akan tetapi DR. Umar Abdur Rahman semoga Allah membebaskan beliau dari
penjara bersikeras untuk tetap membela urusan Islam di pengadilan walaupun itu bisa
mengancam dirinya sendiri. Bahkan beliau memposisikan hakim sebagai tersangka,
menganggapnya bertanggung jawab atas kezaliman yang dia lakukan terhadap kaum
Muslimin dan mengingatkannya akan siksa dan balasan dari Allah. Beliau juga
mengajaknya berhukum kepada syariat Islam dan mengingatkannya akan akibat
meninggalkan hukum syariat Islam.
Pernyataan-pernyataan beliau ini sungguh sangat kuat dan lugas hingga sampai
tingkatan mempengaruhi pemikiran majelis hakim yang di dalam butir-butir petikan
vonisnya sendiri menyatakan bahwa Mesir tidak menggunakan Syariat Islam dan undang-
undangnya bertentangan dengan syariat Islam dalam banyak hal.
Dan ketika itu DR. Umar Abdur Rohman berijtihad bahwa sekaranglah waktu
yang tepat untuk menyampaikan isu tentang berhukum kepada apa yang diturunkan Allah
yang beliau tidak ingin melewatkannya begitu saja. Beliau juga menilai pernyataan-
pernyataannya ini adalah bentuk pembelaan terbaik yang bisa dia berikan kepada ikhwan-
ikhwannya yang kemungkinan akan divonis mati, dengan menunjukkan bahwa mereka
adalah pihak yang benar dan bertujuan mulia.
Dan ternyata benar, hakim tidak menjatuhkan vonis mati kepada siapa pun dalam
kasus ini, hakim justeru memakai hal-hal yang meringankan karena melihat mulianya
tujuan yang dianut para tersangka, seperti yang mereka jelaskan dalam butir-butir
putusannya.
Syaikh Umar Abdur Rohman berkata: Point pertama, Jaksa mengatakan bahwa
orang-orang yang mengusung slogan berhukum kepada hukum Allah padahal
menginginkan merekalah yang memutuskan hukum disebut oleh seluruh umat Islam dan
disebut di dalam sejarah Islam sebagai Orang-orang Khawarij (Orang-orang yang
keluar) dari masyarakat.
Benar bahwa Hukum itu hanya milik Allah adalah kata-kata yang benar dan
diserukan oleh orang mulia putera orang mulia putera orang mulia (Nabi Yusuf putera
Nabi Yaqub putera Nabi Ishaq putera Nabi Ibrahim), beliau menyerukannya kepada para
tahanan lain di penjaranya di Mesir, belenggu terali penjara tidak menghalangi beliau
untuk mengucapkan kebenaran yang ia dakwahkan secara terus terang seperti halnya
yang dilakukan oleh seluruh rasul. Dengan demikian, slogan itu adalah dakwah kaum
Muslimin dalam seluruh rentang waktu sejarah.
Bahkan label Khawarij pernah dialamatkan kepada seorang pemimpin yang sabar
memegang kebenaran yang ia jalankan, mereka melabelkannya kepada Khulafa`u
Rasyidin keempat (Ali bin Abi Thalib z).
Jika label itu di generasi awal dulu disebut Khawarij, maka untuk zaman sekarang
label itu maksudnya ditujukan kepada Mujahidin. Dan jika kami ini Khawarij, lantas
siapakah kalian? Apa kalian itu Ali bin Abi Thalib dan para pengikut beliau? Apakah dulu
Ali pernah mengambil hukum-hukum yang ia berlakukan dari undang-undang produk
Persia dan Romawi?
Apakah hukum beliau itu berdasarkan faham sosialis, demokrasi, atau beliau
menyeru kepada persatuan nasional dan perdamaian bersama? Pernahkah beliau
bersekutu dengan Yahudi dan berteman dekat dengan Beijing?
Apakah Ali memerangi kesucian diri, menyeru kepada kebebasan wanita dan
tabarruj?
Point kedelapan: Jaksa keberatan jika masyarakat yang ada sekarang ini disebut
sebagai masyarakat jahiliyah. Tentu saja, sebagai pengayom masyarakat pemerintah tidak
akan senang masyarakatnya disebut sebagai masyarakat Jahiliyah?
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih
baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin? (QS. Al-Maidah: 50)
dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah
(QS. Al-Ahzab : 33)
mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah
(Ali Imron: 154)
Kami katakan: Apakah yahudi berlaku lurus kepada kita? Apakah mereka
condong kepada perdamaian? Ataukah kita yang condong kepada perdamaian dan
berlaku lurus? Beritahulah aku dengan dasar ilmu jika kalian adalah orang-orang yang
benar.
DR. Umar Abdur Rohman juga mengatakan: Point kedua puluh delapan: Terakhir
saya katakan, dosa saya adalah karena saya mengkritik negara dan menelanjangi
kerusakan-kerusakan serta permusuhan-permusuhan terhadap agama Allah yang terdapat
dalam masyarakat, dan karena saya mengatakan yang benar apa adanya yang menjadi
pokok agama dan keyakinan di mana-mana. Sesungguhnya saya tertuntut oleh agama dan
hati nurani saya untuk melawan kezaliman dan keangkara-murkaan, membantah syubhat-
syubhat dan kesesatan-kesesatan, mengungkap kesesatan dan penyimpangan, dan
mempermalukan aib orang-orang dzalim di depan umat manusia, meskipun semua itu
akan mengorbankan hidup saya dan semua yang saya miliki. Saya tidak takut penjara dan
hukuman mati, saya juga tak gembira ketika mendapat pengampunan atau vonis tak
bersalah, saya tidak sedih ketika saya harus dihukum mati sebab itu adalah mati syahid di
jalan Allah dan ketika itu saya akan katakan: Aku menang, demi Rabb Kabah, ketika
itu juga saya katakan:
Sesungguhnya saya orang Islam, saya hidup untuk agama saya dan mati karenanya. Dan
tak mungkin saya akan diam apapun kondisinya sementara Islam diperangi di mana-
mana. Tidak, dan seribu kali tidak! Kami tidak akan ridha dengan hukum thaghut, kami
tidak akan merasa tenang terhadap hukum buatan manusia yang menindas sesama
manusia, menghinakan mereka dan menjadikan mereka hamba selain hamba Allah.
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang yang dzalim. (QS. Al-Maidah: 45)
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al-Maidah: 47)
Vonis yang sebenarnya bukanlah yang dijatuhkan di ruang ini, atau ketika masih
di dunia. Vonis yang sebenarnya adalah di akhirat yang diputuskan oleh Dzat Yang Maha
Bijak lagi Maha Adil: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain
dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul
menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa. (QS. Ibrahim: 48)
Dan sesungguhnya kami tidak gentar dengan penjara atau hukuman mati, kami
tidak takut dengan penyiksaan dan gangguan seperti apapun, kami katakan seperti
perkataan mantan tukang-tukang sihir Firaun kepada Firaun: Mereka berkata: Kami
sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata yang telah
datang kepada kami dan daripada Robb yang telah menciptakan kami; maka
putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat
memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja. (QS. Thaha: 72)
Ingatlah wahai tuan penasehat, kematian dan apa yang terjadi setelahnya, ingatlah
sedikitnya pengikut dan penolongmu ketika itu, maka carilah bekal untuk menghadapinya
dan menghadapi kegoncangan besar hari kiamat setelahnya.
Apa yang akan Anda lakukan, wahai penasehat, jika datang kepadamu penghina
semua raja, yang mengalahkan semua penindas, yang menghancurkan semua thaghut,
lalu membiarkanmu tergeletak di tengah orang-orang yang Anda cintai dan tetangga-
tetanggamu, Anda tinggalkan keluarga dan saudara-saudaramu, mereka tidak bisa
memberi manfaat apapun kepadamu dan tidak bisa membelamu.
Wahai penasehat, ketua majelis hakim: Sesungguhnya Allah bisa menghalangimu
dari penguasa tapi penguasa tidak akan bisa menghalangimu dari Allah. Perintah Allah itu
berada di atas segala perintah, dan tidak ada ketaatan dalam bermaksiat kepada Allah.
Saya mengingatkan Anda akan siksaan Allah yang tidak bisa tertolak dari orang-orang
jahat.
Adapun kesaksian Syaikh Shalah Abu Ismail v, adalah kesaksian yang berbahaya
karena berisi jabawan-jawaban yang jelas terhadap beberapa pertanyaan penting terkait
dengan hukum yang berlaku di Mesir dan kedudukannya dalam Islam.
Syaikh Shalah Abu Ismail menegaskan dalam kesaksiannya bahwa ketika Anwar
Sadat menyatakan: Tidak ada politik dalam Islam dan tidak ada Islam dalam politik,
maka dia telah melepas keislamannya. Dalam kesaksiannya ini Syaikh Shalah Abu Ismail
juga bercerita tentang usaha-usahanya memperbaiki sistem hukum melalui majelis
parlemen, namun mengharap syariat Islam bisa diterapkan melalui jalan ini berujung
kepada keputusasaan akibat banyaknya konspirasi dan penipuan yang terus menerus
dilakukan pemerintah yang sudah terbiasa memanipulasi pemilu dan hasil-hasilnya.
Pemilu-pemilu itu adalah pelajaran menyakitkan bagi mereka yang menempuh jalan
perjuangan seperti itu dengan alasan mereka akan mewujudkan maslahat bagi Islam dan
bisa berhukum kepada syariat (tapi dengan cara menyelisihi syariat), mereka
beranggapan bahwa situasi-situasi saat ini menuntut adanya fleksibilitas politik dalam
menyikapi nash-nash syari. Akhirnya, mereka rugi agamanya dan tidak pula mendapat
keuntungan dunia.
Terkait dengan materi kedua secara khusus: maka yang menjadi kesimpulan kuat
di fikiran dewan hakim adalah: bahwasanya hukum-hukum syariat Islam tidak diterapkan
di Republik Arab Mesir. Ini adalah fakta yang disimpulkan dari fakta pertama yaitu
wajibnya menerapkan Syariat Islam.
Setelah itu hakim menyebutkan bukti-bukti lenyapnya syariat dari hukum negara,
di antaranya: Adanya fenomena-fenomena di tengah masyarakat Mesir yang tidak sesuai
dengan hukum-hukum Syariat Islam yang suci, seperti klub-klub malam yang berisi
berbagai kejahatan yang mengerikan dan negara memberi kemudahan untuk
mengelolanya, kemudian pabrik-pabrik miras yang pendiriannya dilegalkan oleh
pemerintah, tempat-tempat penjualan dan penyajian miras yang juga dilegalkan oleh
negara, media-media informasi baik radio, televisi maupun cetak yang menyiarkan hal-
hal yang tidak sesuai dengan hukum-hukum syariat Islam, kemudian tabarruj kaum
wanita yang menyelisihi ketetapan hukum dari agama resmi negara yaitu Islam.
(Syair Syaikh Yusuf Abu Hilalah atas syahidnya kamaa nahsabuhuu Abdullah Azzam
v).
Hubunganku dengan Afghanistan dimulai pada musim panas tahun 1980, sesuai
urutan takdirku ketika itu aku bekerja sebagai pegawai sementara menggantikan temanku
di klinik milik Ibu Zainab, cabang dari Ikatan Kedokteran Islam yang merupakan bagian
dari unit amal usaha Ikhwanul Muslimin.
Problem mencari basis yang aman untuk operasi jihad di Mesir menjadi hal yang
sangat menyita perhatianku, melihat kondisi gerakan-gerakan jihad yang terlibat langsung
dalam pertempuran di Mesir sebagai negara yang punya sistem keamanan ketat dan
pemerintah pusat yang diktator, dan juga karakter geografis yang mudah untuk dikontrol
dengan mengalirnya sungai Nil dengan lembah-lembahnya yang sempit d antara dua
padang pasir membentang yang tak ada tumbuhan dan air sama sekali. Karakter tersebut
membuat perang gerilya di Mesir tidak mungkin dilakukan. Akibatnya penduduk di
lembah-lembah dipaksa untuk tunduk kepada pemerintahan pusat yang mengendalikan
segalanya, mulai dari penertiban opini, penindasan, wajib militer dan pemberantasan
semua gerakan pemberontak. Akhirnya, tempat pelampiasan dari kezaliman penguasa
yang diktator dalam sejarah bangsa Mesir selalunya adalah letupan-letupan yang jaraknya
saling berjauhan, seperti kawah mendidih yang tak seorang pun tahu kapan ia akan
menyemburkan laharnya, atau seperti gempa yang tak seorang pun tahun kapan bumi
akan diguncang olehnya. Tak aneh jika sejarah gerakan Islam modern di Mesir identik
dengan sejarah tindakan-tindakan kejam yang silih berganti, sejak tahun 40-an hingga
hari ini.
Oleh karena itu, ajakan untuk ikut dalam misi kedokteran untuk kaum muhajirin
Afghan ini benar-benar tepat datang kepada saya, saya menyetujuinya karena sangat
ingin mencari medan-medan yang tepat untuk membangun basis yang aman demi
kelanjutan amal jhad di Mesir, khususnya di era Anwar Sadat ketika tanda-tanda serangan
Neo-perang salib akan segera dimulai tampak begitu jelas bagi siapa saja, nyata bagi
setiap yang memperhatikan urusan umatnya.
Dan benar, akhirnya saya pergi ke kota Peshawar, Pakistan, dengan ditemani oleh
kawan yang spesialis di bidang pembiusan. Tak lama kemudian ada lagi satu kawan
menyusul, ia ahli di bidang operasi rehabilitasi. Kami bertiga adalah harapan dari Arab,
yang bekerja untuk misi sosial bagi para muhajirin Afghan.
Kamal As-Sananiri terbunuh akibat penyiksaan yang dilakukan oleh Hasan Abu
Basya, Direktur Pelaksana Intelejen Keamanan Negara, dan Menteri Dalam Negeri
sendiri. Dan kita harus berhenti sejenak memperhatikan bagaimana kisah terbunuhnya
Kamal As-Sananiriy v.
Salah satu file yang dibuka kembali adalah file-file Ikhwanul Muslimin setelah
pemerintah tak percaya lagi kepada pernyataan-pernyataan Intelejen Keamanan Negara
yang kelemahannya terbukti sangat nyata, di mana lembaga itu tak mampu mengungkap
pembunuhan Anwar Sadat kecuali setelah itu terjadi, bahkan tak mampu membongkar
organisasi-organisasi jihad yang muncul segera setelah peristiwa pembunuhan terjadi.
Kebodohan Intelejen Negara mengenai apa yang tengah terjadi di Mesir begitu
parah, hingga pada tingkat mereka meyakinkan Sadat bahwa penangkapan yang ia
perintahkan terhadap para penentang di bulan September 1981 telah mengamankan
kepentingan negaranya dari perlawanan politik secara umum dan perlawanan dari
kelompok Islam secara khusus.
Oleh karena itu, pihak intelejen segera melakukan investigasi baru terhadap
Ikhwanul Muslimin, walaupun sebelumnya mereka yakin Ikhwanul Muslimin adalah
orang-orang yang menempuh jalan damai. Investigasi itu difokuskan kepada mereka yang
berada di jajaran kedua dan ketiga, dan termasuk yang paling penting adalah Ustadz
Kamal As-Sananiri v karena beberapa pertimbangan, di antaranya: Mursyid Ikhwanul
Muslimin, Umar Tilmisani, sudah tua dan tak mungkin kuat menghadapi penyiksaan,
ditambah lagi dia adalah simbol moral sebagai Mursyid Aam bagi Ikhwan, ini bisa
mengundang banyak masalah bagi pemerintah jika pemerintah menyiksanya dengan
pukulan, pelecehan atau ia tewas karena disiksa. Pemerintah juga faham bahwa kunci
semua permasalahan dan rincian-rincian dari program-program Ikhwan bukan pada Umar
At-Tilmisani.
Pertimbangan lain adalah besarnya program yang dijalankan oleh Kamal As-
Sananiri yang berusaha menjalin hubungan antara Ikhwanul Muslimin di Mesir dengan
organisasi internasional di luar negeri dan seringnya ia bepergian untuk urusan ini.
Interogasi kasar terhadap Kamal As-Sananiri pun dimulai. DR. Abdul Munim
Abul Futuh beliau adalah teman saya di Fakultas Kedokteran Kairo bercerita kepada
saya ketika kami berbincang-bincang melalui jendela sel kami di penjara Al-Qalah,
tentang bagaimana Ustadz Kamal As-Sananiri v diambil dari tengah-tengah ikhwan yang
lain termasuk salah satunya adalah Abdul Munim Abul Futuh dari sebuah sel di
penjara Istiqbal Thurah, ia mengenakan jilbab dan sepotong jubah dan setelah itu Abdul
Munim tak pernah melihatnya lagi kecuali di kantor Responden Umum Sosialis, di mana
tubuhnya terlihat membengkak dan tampak bekas-bekas penyiksaan yang keras, ia
mengatakan kepada mereka bahwa dirinya mengalami penyiksaan yang belum pernah ia
alami pasca era Abdul Nashir, ia menceritakan penyiksaan ini kepada tim investigasi dari
Responden Umum Sosialis itu.
Tak lama setelah itu, salah seorang pemantau penjara memberitahu Abdul Munim
Futuh bahwa salah seorang kawan mereka hari ini ada yang tewas akibat penyiksaan. Di
kemudian hari diketahui bahwa ternyata dia adalah Ust. Kamal As-Sananiri v.
Menteri Dalam Negeri lalu mengumumkan bahwa ia mati karena bunuh diri
dengan cara gantung diri di pipa saluran kamar mandi di dalam sel isolasinya
menggunakan tali yang ia lilitkan pada tubuhnya, setelah sebelumnya menulis di dinding
sel: Aku bunuh diri karena melindungi saudara-saudaraku.
Abdul Munim Abul Futuh menuturkan kepadaku betapa kisah murahan ini sarat
dengan rekayasa, sebab ketika Ustadz Kamal meninggalkan dirinya, beliau tidak
membawa tali tetapi mengenakan jilbab dan kain, lagi pula pihak pengurus penjara tidak
akan mungkin mengizinkan penghuni penjara siapapunmenyimpan ikat pinggang, tali
atau ikat leher, dan juga pipa saluran ke kamar mandi tidak mungkin bisa dipakai untuk
mengggantung diri, sebab jaraknya dengan tanah sangat dekat.
Al-Akh Thalat Fuad Qashim yang diculik Amerika di Kroasia lalu diserahkan
kepada Mesirbercerita kepada saya bahwa Kamal As-Sananiri ditahan di sel isolasi
yang bersebelahan dengan selnya di lantai bawah tanah blok I penjara Istiqbal Thurah.
Kemudian di suatu malam ia mendengar suara keributan, sejurus kemudian pintu-pintu
blok dibuka dan sekelompok perwira dan tentara masuk, ia mengintip dari celah pintu
dan ia melihat Mayjend Muhsin As-Sarsawi kepala penjara Istiqbal Thurahberkata
dengan nada gugup dan gelisah: Mana sel almarhum? para petugas pun
menunjukkannya, Mayjen Muhsin meminta pintunya dibuka, kemudian para tentara tadi
memasukkan ke dalamnya sesosok mayat lalu menguncinya kembali.
Penuturan ini memperkuat bahwa Ustadz Kamal As-Sananiri sudah dibunuh
terlebih dahulu di luar penjara, setelah itu jasadnya dimasukkan ke dalamnya. Ini yang
benar dan bukan seperti cerita bohong murahan Menteri Dalam Negeri.
Ada saksi lain yang bercerita kepadaku, ia ada ketika Ustadz Kamal As-Sananiri
disiksa di malam terakhir dari umurnya: Bahwa beliau menerima penyiksaan sangat sadis
dan yang menangani penyiksaan itu adalah Hasan Abu Basya pembantu Menteri Dalam
Negeri ketika itu dan selanjutnya dilantik menjadi menteri Dalam Negerilangsung,
orang ini mencaci beliau dengan kata-kata paling buruk sambil menanyainya: Siapa
Mursyid di permukaan? Siapa Mursyid di bawah tanah? Ustadz Kamal As-Sananiri
karena saking tak berdayanya menjawab dengan suara lemah akibat penyiksaan: Tidak
ada Mursyid bawah tanah.
Yang mengherankan, setelah semua fakta yang terkenal ini terungkap dan
meyakinkan fihak Ikhwanul Muslimin, tidak ada seorang pun dari mereka yang bergerak
menuntut balas terhadap darah As-Sananiri meskipun mereka tahu betul cerita detail
tentang pembunuhannya atau bahkan sekedar bahkan menuntut mereka yang
bertanggung jawab dalam pembunuhannya (dan mereka orang-orangnya jelas, untuk
membuktikannya juga sangat mudah) di pengadilan pun tidak.
Kamal As-Sananiri masuk penjara masih dalam kondisi berjalan kaki, dan keluar
sudah menjadi mayat yang terbujur kaku. Maka kepala dan pengurus penjara serta
Menteri Dalam Negeri adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas semua ini, dan
hasil otopsi jenazah akan menjelaskan dengan gamblang mengenai kebohongan cerita
yang dibuat-buat oleh Menteri Dalam Negeri.
Dan jika mereka mau, mereka juga bisa melatih generasi muda mereka untuk
melakukan aksi pembalasan terhadap kaum Muslimin yang terbunuh, terhadap tokoh-
tokoh dan pembesar-pembesar mereka yang terbunuh. Namun yang menggelikan
sekaligus memilukan, mereka keluar penjara justeru memuji-muji Husni Mubarak, sebab
dalam pandangan mereka ia tak terlibat dalam penyiksaan terhadap orang-orang Ikhwan,
karena dialah yang membuka pintu kebebasan-kebebasan.
Lebih parah lagi mereka mengirim telegram berisi ucapan selamat terhadap Hasan
Basya pembunuh As-Sananiri, karena ia selamat dari usaha pembunuhan terhadapnya,
dan mereka menilai usaha pembunuhan itu adalah konspirasi Zionis-Komunisdsb.
Kemudian Allah l berkehendak (Dia Maha Terpuji, baik dalam kondisi lapang
maupun sempit) saya harus masuk penjara di Mesir selama tiga tahun dan masa tahanan
itu berakhir di akhir tahun 1984. Namun karena kondisi pribadi yang menyangkut diri
saya sendiri, saya baru bisa kembali ke medan jihad Afghanistan pada pertengahan tahun
1986.
Selama bersinggungan dan bergaul dengan para aktifis di front, saya memperoleh
fakta-fakta sangat penting yang harus dicatat di sini:
1. Bahwa gerakan jihad butuh kepada medan jihad sebagai tempat pengasuhan yang
menumbuhkan benih yang baru muncul, juga untuk memperoleh pengalaman-
pengalaman nyata, pengalaman-pengalaman perang, pengalaman politik dan
berorganisasi.
Saudara kami yang sudah syahid kamaa nahsabuhuu Abu Ubaidah Al-
Bansyiri v pernah berkata: Di Afghanistan, umur saya bertambah seratus tahun.
Kasus Palestina adalah contoh paling nyata dalam hal ini. Berbagai bendera dan
ideologi di sana bercampur aduk di bawah slogan persatuan (dengan setan) demi
membebaskan tanah Palestina. Akhirnya mereka bersekutu dengan setan, namun
tak berhasil membebaskan Palestina. Maha Benar Allah yang berfirman:
(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia
berkata kepada manusia: Kafirlah kamu, maka tatkala manusia itu telah kafir,
maka ia berkata: Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena
sesungguhnya aku takut kepada Allah, Robb semesta alam. (QS. Al-Hasyr: 16).
3. Medan jihad Afghanistan juga menjadi contoh nyata (terutama setelah Rusia
mundur) jihad melawan para penguasa yang keluar dari Islam, yang bersekutu
dengan musuh-musuh Islam dari luar. Najibullah di Afghanistan adalah contoh
terulang bagi para penguasa kita, dia juga shalat, puasa dan naik hajji, tapi di saat
yang sama tidak mau berhukum dengan hukum Islam dan bersekutu dengan
musuh Islam serta mempersilahkan mereka masuk ke negaranya, ia juga bertindak
kejam kepada kaum Muslimin yang berjihad.
Maka jihad Afghan ini adalah pelatihan yang sangat penting untuk menyiapkan
pemuda Muslim mujahid guna menerjuni medan tempur melawan kekuatan super
power berikutnya yang sudah menunggu, yang hari ini satu-satunya yang
memegang adalah Amerika.
5. Keikut sertaan para pemuda muslim dalam jihad baik yang dari Arab, Pakistan,
Turki, Asia Tengah, Asia Timur dan dari berbagai penjuru duniamemberi
kesempatan besar bagi mereka untuk saling mengenal dalam momentum jihad
Afghan dan sepenanggungan dalam memanggul senjata melawan musuh-musuh
Islam.
6. Para pemuda muslim yang berjihad di Afghanistan inilah cikal bakal dari apa
yang kenal dikenal di media informasi sekarang dengan sebutan: orang Afghan-
Arab. Istilah ini punya misi terselubung, sebab para pemuda itu bukan saja dari
Arab tapi berasal dari berbagai penjuru dunia Islam, meskipun orang Arab
menjadi unsur yang paling menonjol di tengah mereka.
Dan para pemuda ini membentuk sebuah fenomena baru yang penuh berkah
dalam sejarah gerakan Islam kontemporer, fenomena berupa lahirnya para
pemuda yang mempersembahkan dirinya untuk jihad fi sabilillah demi membela
umat Islam, yang berpindah dari Afghanistan menuju Kashmir, Bosnia, Tajikistan,
Cechnya. Dengan begitu, para pemuda yang baik tersebut telah menghidupkan
kembali kewajiban yang umat Islam sudah lama terhalang untuk melaksakannya.
7. Sudah secara otomatis tatanan dunia baru takkan pernah senang dengan
kemunculan fenomena yang terus berkembang dan tak bisa dikendalikan serta
mengancam eksistensinya ini, apalagi setelah mengorbankan banyak tenaga yang
terus menerus selama kurang lebih satu abad sehingga Barat dan Komunis bisa
menjajah negeri-negeri Islam, sehingga bangsa-bangsa Muslim tunduk kepada
hukum, undang-undang, dan pemilu yang sudah dimanipulasi, tunduk kepada
undang-undang darurat dan aturan tentang imigrasi dan kewarganegaraan.
Maka pressure mulai diberlakukan dalam rangka mengusir para pemuda Arab
yang terlibat dalam jihad dari Pakistan, dimulai di awal tahun 90-an dan mencapai
klimaksnya pada tahun 1992.
Makar busuk ini diketuai oleh Amerika dan Arab Saudi setelah mereka sadar
bahwa para pemuda yang ikut berjihad itu akan merusak rencana-rencana mereka
untuk menguasai Afghanistan. Akhirnya satu kelompok orang-orang baik ini
harus berpencar-pencar ke berbagai penjuru dunia, ada yang meminta suaka
politik, ada yang eksodus, ada yang bersembunyi, ada yang tertangkap, ada yang
terbunuh, dan ada juga yang pergi ke medan jihad lain mengangkat senjata.
Bahkan ada juga yang putus asa dan mencoba kembali ke kehidupan normal
setelah ia melihat musuh yang begitu kuat dan gencarnya perburuan terhadap
mujahidin.
Di sisi lain, media informasi Arab dan Barat mulai menggambarkan buruknya
citra para pemuda itu, menggambarkan mereka sebagai orang-orang tak waras dan
gila yang menantang Amerika, padahal Amerikalah yang dulu melatih dan
mendanai mereka. Kebohongan opini ini semakin tajam setelah para pemuda
kembali berjihad untuk kedua kalinya ke Afghanistan di pertengahan tahun 90-an,
terutama pasca peledakan bom di dua kedutaan Amerika di Nairobi dan Darus
Salam.
Tujuan dari pembunuhan karakter ini jelas sekali; yaitu Amerika ingin
menghalangi umat Islam dari kemuliaan menjadi pahlawan, seolah ia ingin
katakan kepada kaum Muslimin: Orang-orang yang selama ini kalian anggap
sebagai pahlawan itu sebenarnya adalah kader dan agen-agenku, mereka
melawanku ketika bantuan yang kuberikan kepada mereka kuhentikan.
Opini dusta ini secara subtansial sudah mengandung kontradiktif, sebab jika
memang para pemuda yang berjihad di Afghanistan itu agennya kader-kadernya
Amerika lantas mengapa mereka terus dikejar-kejar selama dua tahun?
Fakta yang harus diketahui oleh semua orang adalah: Amerika tidak pernah
membantu para pemuda Arab yang berjihad di Afghanistan, walau dengan satu
Rupee. Jika Amerika membantu Pakistan dan faksi-faksi mujahidin dengan
kucuran dana dan senjata, maka sebenarnya hubungan pemuda Arab yang
berjihad dengan Amerika adalah kebalikannya. Bahkan keberadaan para pemuda
Arab dan semakin bertambahnya jumlah mereka adalah kerugian bagi langkah
politik Amerika, sekaligus membuktikan akan kebodohan politik Amerika selama
ini.
Syaikh Usamah bin Ladin memberitahu saya dan beliau adalah sebaik-baik saksi
tentang jumlah bantuan masyarakat Arab untuk mujahidin Afghan yang
melebihi jumlah yang beliau ketahui selama ini; untuk urusan militer saja
sumbangannya berjumlah 200 juta dollar, ini untuk waktu sepuluh tahun. Lalu
berapa kira-kira sumbangan yang disalurkan untuk selain keperluan militer,
seperti urusan pengobatan, kesehatan, pendidikan, pelatihan kerja, pemenuhan
gizi dan sumbangan sosial (seperti sumbangan untuk anak yatim, para janda dan
orang-orang cacat)? Belum lagi sumbangan-sumbangan yang datang di
momentum-momentum penting, seperti hari raya dan bulan Romadhon dan lain-
lain.
Melalui bantuan tak resmi dari masyarakat inilah mujahidin Arab membangun
kamp-kamp latihan dan dakwah, mereka juga membuka front-front jihad yang
telah melatih dan mengkader ribuan mujahidin Arab, memenuhi keperluan hidup,
tempat tinggal, dana perjalanan dan organisasi mereka.
Jika memang mujahidin Arab itu agen Amerika yang sekarang melawannya
(seperti yang diisukan), lantas mengapa sampai sekarang Amerika tak mampu
membeli mereka lagi? Bukankah sampai sekarang mereka terutama Syaikh
Usamah bin Ladindianggap sebagai bahaya nomor satu bagi kepentingan-
kepentingan Amerika? Bukankah membeli mereka akan jauh lebih murah
biayanya daripada anggaran yang selama ini dikeluarkan Amerika untuk
membangun keamanan dan tekhnologi perlindungan dari serangan mereka?
Saya teringat, dulu Syaikh Usamah pernah mengunjungi kami di Rumah Sakit
Bulan Sabit Kuwait di Peshawar, beliau menyampaikan kepada kami tentang isi
pidatonya itu, dan seingat saya ketika itu saya katakan kepada beliau: Sejak
sekarang Anda harus mengubah sistem pengawalan dan keamanan Anda, sebab
kepala Anda sekarang bukan hanya diburu oleh kaum komunis dan Rusia saja,
tapi juga oleh Amerika dan Yahudi. Anda sekarang tengah memukul kepala ular.
Mungkinkah gerakan jihad di Mesir menjadi agen Amerika padahal gerakan ini
mendidik anggota-anggotanya untuk selalu menentang Israel dan semua
kesepakatan damai dengannya, dan menganggap perjanjian damai dengannya
bertentangan dengan Syariat Islam?
Tak heran jika Amerika menyadari bahaya yang sama di Bosnia, maka syarat
pertama yang diberlakukan sebelum penandatanganan kesepakatan Dayton
adalah: mengusir mujahidin Arab dari Bosnia.
8. Bahaya dari keberadaan para pemuda Muslim terutama Arabdi medan jihad
Afghanistan adalah: mengubah isu Afghanistan dari masalah lokal dalam negeri
menjadi masalah umat Islam seluruh dunia yang mana seluruh umat ikut berperan
serta di dalamnya.
Tidak ada perang selain yang kamu ketahui dan kamu rasakan,
Mulailah pemerintah Mesir mencari-cari siapa saja orang-orang Arab dan Mesir
yang masih tersisa, khususnya di Pakistan. Bahkan tindakan mereka ini mengakibatkan
salah seorang mahasiswa yang belajar dengan jalur resmi dideportasi dari Universitas
Islam Islamabad, kemudian penangkapan terhadap dua orang Mesir yang memakai
kewarganegaraan Pakistan karena mereka kebetulan menikah dengan wanita Pakistan.
Maka harus ada balasan terhadap konspirasi jahat yang dilakukan oleh pemerintah
Pakistan bersama Mesir, Amerika dan Saudi ini.
Begitu juga dengan rencana menyerang salah satu kedutaan negara Barat, ternyata
itu juga diatas kemampuan yang dimiliki tim yang akan ditugaskan.
Akhirnya diputuskan bahwa kedubes Mesir di Islamabad lah yang akan diserang,
sebab kedubes itu bukan hanya mengendalikan aksi perburuan terhadap mujahidin Arab
di Pakistan, tapi juga melakukan aksi spionase yang membahayakan Mujahidin Arab.
Ditambah dengan temuan aparat keamanan Pakistan di bekas reruntuhan gedung kedubes
Mesir yang lama bahwa ternyata ada kerjasama antara India-Mesir untuk memata-matai
Pakistan.
Sebelum aksi pengeboman, tim eksekutor memberitahu kami bahwa mereka siap
menyerang kedubes Amerika dan Mesir secara bersamaan asalkan kami bisa memberi
biaya tambahan. Namun kami sudah mengerahkan semua yang ada pada kami dan kami
tak sanggup lagi menganggarkan biaya tambahan. Akhirnya, tim terfokus untuk
meledakkan kedubes Mesir, dan Allah memberi kemudahan, operasi itu terlaksana.
Reruntuhan bangunan kedubes itu memberikan pesan yang sangat dalam artinya
dan sangat gamblang penjelasannya, tentang balasan bagi siapa saja yang bekerjasama
dengan Amerika dan Yahudi dalam memerangi kaum Muslimin.
AMALIYAH-AMALIYAH DI MESIR
} {
Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya
mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong
mereka itu, (yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa
alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: Rabb kami hanyalah Allah. Dan
sekiranya Allah tiada menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang
lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat
orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah.
Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya
Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Hajj : 39-40)
()
Jika kalian berpaling dari kami, kami akan akan berumrah
1. Bisa kita awali rekaman amaliyah-amaliyah yang ada di Mesir dengan mengingat
peristiwa penyerangan pemerintah tirani Mesir terhadap wilayah Ain Syams,
Kairo. Ketika aparat kepolisian menyerbu Masjid Adam setelah shalat Maghrib,
pada hari Jumat 12 Agustus tahun 1988, tempat di mana Jamaah Islamiyah
menggelar kajian mingguannya.
Perlu diketahui bahwa Masjid Adam sudah pernah diserang beberapa kali oleh
aparat kepolisian, dan menyerang masjid sudah menjadi hal biasa bagi polisi,
mereka menyerang masjid tanpa melepas sepatu, mereka menghancurkan semua
yang ada di dalamnya, merobek-robek kitab, menembakkan gas air mata dan
rentetan peluru ke dalamnya tanpa memilah-milah.
Semua kezaliman ini merupakan luka yang masih basah di hati kaum Muslimin,
ketika mereka menyaksikan masjid mereka yang suci dilanggar kehormatannya di
bawah sepatu-sepatu kasar polisi. Kezaliman ini juga menjadi pemicu kemarahan
baru di hati kaum Muslimin dan menjadi contoh dari kebijaksanaan pemerintah
dalam menyikapi gerakan perlawanan Islam, sekaligus menjadi contoh dari
kemunafikan pemerintahan Amerika yang menampakkan diri seolah-olah
menghormati syiar-syiar Umat Islam, tapi kenyataannya di saat yang sama mereka
menutup mata dari kelakuan pemerintah Mesir, mengamini, mendukung dan
membantu semua yang mereka lakukan dalam memusuhi kaum Muslimin.
Sesungguhnya kezaliman yang terus berulang hingga hari ini tidak mungkin lewat
begitu saja tanpa adanya hukuman balasan, dengan izin Allah. Kejahatan-
kejahatan ini tanggung jawabnya dipikul oleh menteri Dalam Negeri dan Husni
Mubarak dan pemerintahan Amerika yang mana kejahatan ini tidak akan mungkin
terjadi tanpa restu dari mereka, sesuai dengan pemantauan mata dan telinga
mereka, dan demi menjalankan kebijakan politik mereka untuk membungkam
gerakan Islam yang melawan perluasan wilayah Israel di Kawasan Timur Tengah.
Kejahatan ini cukup menjadi provokasi bagi penduduk sekitar yang secara
otomatis berfihak kepada anggota-anggota Jamaah Islamiyah untuk melawan
kejahatan polisi. Dengan demikian, area chaos meluas hingga ke seluruh daerah
tersebut.
Wajar saja jika kemudian penduduk setempat marah atas kezaliman yang semena-
mena ini, maka kaum wanita dan anak-anak melempar batu ke arah polisi dari
loteng-loteng dan jendela-jendela rumah mereka. Ada dua jenderal dan empat
polisi yang terluka, jenderal Muhammad Zakariya akhirnya tewas akibat luka di
kepalanya karena batu yang dilempar oleh seorang ibu yang marah dari atas
rumahnya sebab ia melihat sendiri bagaimana anaknya satu-satunya terkapar di
atas tanah menggelepar kesakitan di tengah genangan darah karena terluka oleh
tindakan salah seorang jenderal. Penduduk setempat juga membakar dua mobil
polisi sebagai aksi balasan atas pembantaian keji yang dilakukan polisi terhadap
masyarakat.
Hal ini tentu saja membuat aparat keamanan memberlakukan larangan keluar di
seluruh jalan yang ada di daerah itu. Menteri dalam negeri mengirim pasukan
tambahan dalam jumlah besar dari berbagai satuannya untuk memberi pelajaran
kepada daerah tersebut.
Dalam kurun waktu sepekan saja, aparat telah menimpakan berbagai macam
kekejaman, kemurkaan dan penyiksaan kepada penduduk daerah tersebut. Mereka
yang ditangkap juga menghadapi penyiksaan yang buas di dalam ruang
pemeriksaan polisi dan di berbagai penjara tempat mereka disebar.
2. Serangan kedua terhadap daerah Ain Syams terjadi pada hari Rabu 1988, ketika
menteri dalam negeri, Zaki Badar, memanfaatkan masuknya laporan akan adanya
niat dari Jamaah Islamiyah menggerakkan aksi jalan damai menuju istana negara
di Kubbah untuk mengungkapkan dukungannya terhadap Intifadhah Palestina di
tanah Palestina yang terjajah.
Akhirnya polisi kembali menyerbu Masjid Adam sebelum shalat Subuh dan
menangkapi siapa saja yang ada di dalamnya. Mereka melakukan pengkapan
besar-besaran ke semua anggota Jamaah Islamiyah di wilayah-wilayah Ain Syam,
Mathariyah, Al-Alef, Maskan, dan Maskan Ain Syams. Lebih dari 180 orang
tertangkap.
Dalam perkembangan yang begitu cepat, seorang pedagang di pasar Ain Syams
menikam salah seorang jenderal besar polisi bernama Isham Syams, wakil unit
intelejen untuk Kairo Timur. Sang jenderal tewas akibat luka yang ia derita.
Pedagang itu kemudian kabur, di mana berdasarkan investigasi dari tim kejaksaan
ternyata namanya adalah Syarif Muhammad Ahmad.
Dalam pernyataan juga disebutkan bahwa telah ditemukan beberapa pucuk senjata
di samping mayat ketiga korban, salah seorang petinggi Jamaah Islamiyah untuk
wilayah itu juga ikut terbunuh, namanya Jabir Muhammad Ahmad. Polisi
mengklaim seperti biasabahwa dia melawan aparat dan berusaha membunuh
salah seorang komandan polisi hingga pasukan polisi terpaksa menembakkan
peluru ke arahnya.
Dan segera setelah insiden itu terjadi, larangan keluar rumah diberlakukan di
jalan-jalan daerah itu. Aksi penangkapan besar-besaran dilakukan kepada siapa
saja yang dicurigai terkait dengan peristiwa itu. Salah satu pemicu insiden
pembunuhan jenderal tadi adalah penyiksaan membabi buta yang dia lakukan
terhadap mereka yang ditangkapi di polisi resort Ain Syams.
Jika membunuh harus dibalas bunuh, lalu bagaimana pendapat Anda jika orang
yang membunuh itu menyerang Islam, membela kepentingan-kepentingan
Amerika dan menyerah kepada Israel, sedangkan yang dibunuh adalah orang yang
menuntut diberlakukannya hukum Islam dan berusaha membebaskan Mesir dari
kendali Amerika serta membebaskan Al-Quds dari penjajahan Israel? Di sinilah
permusuhan itu berubah menjadi permusuhan antara orang-orang angkuh dan
memerangi Islam vs orang-orang lemah yang membelanya.
Kasus ini sendiri bisa dijaga (tidak terlalu membesar) karena Zakki Badr ketika
itu menjadi sosok yang banyak dibenci lantaran dia menyerang semua tokoh
politik dan para menteri yang lain. Bahkan permusuhannya juga melebar hingga
ke Husni Mubarak. Zakki pun akhirnya dicopot dari kementerian dan kasus
penyerangan itu hanya ia simpan sendiri.
4. Tak lama setelah itu, Departemen Dalam Negeri melakukan pembunuhan secara
terang-terangan di siang hari di jalan raya terhadap DR. Alla Muhyiddin v. Beliau
adalah salah seorang tokoh Jamaah Islamiyah yang menyerukan untuk berdialog
dengan pemerintah, ia menyampaikannya di berbagai kesempatan dengan
mengusung slogan: Mari kita berdialog secara terbuka dan berimbang. Dan cara
seperti ini terbukti gagal total dalam menghadapi para penguasa kita (dulu boneka
Rusia dan sekarang boneka Amerika).
Pembunuhan terhadap Alla Muhyiddin v ini mengandung pesan yang sangat jelas
kepada Jamaah Islamiyah bahwa seruan melakukan dialog balasananya adalah
pembunuhan, dan bahwa pemerintah tidak terima dengan keberadaan organisasi-
organisasi jihad. Dan rupanya pemerintah benar-benar berfikir rasional, sebab
organisasi-organisasi jihad memang penentang paling berbahaya dihadapi. Sebab
organisasi seperti inilah yang paling mampu menggalang para pemuda Muslim
dan menyebar di kalangan mereka, organisasi seperti ini juga paling
membahayakan hubungan bilateral Mesir dengan Israel, dan Israel tidak akan
pernah nyaman berada di atas tanah Mesir selagi masih ada ancaman-ancaman
dari jamaah-jamaah Islam.
7. Balasan kami adalah menyerang rombongan Menteri Dalam Negeri Hasan Laffhi
menggunakan sepeda motor yang dipasangi bom. Sang menteri selamat dari maut,
ia hanya mengalami patah ringan di tangannya, ia selamat dari maut karena
terhalang oleh setumpuk arsip yang ia letakkan di bagian samping tubuhnya yang
kemudian serpihan-serpihan bom banyak bersarang di dalamnya.
8. Aksi ini diikuti oleh serangan dari rekan-rekan Jamaah Islamiyah terhadap
Menteri Penerangan Shafwat Syarif tapi dia selamat dari serangan tersebut.
10. Rekan-rekan kami di Jamaah Jihad juga menyerang rombongan Perdana Menteri
Athif Shidqi dengan sebuah bom mobil, namun perdana menteri selamat dari
serangan tersebut karena mobil yang ia tumpangi keluar dari area radius ledakan
beberapa detik, mobilnya hanya terkena serpihan-serpihan bom.
Koran-koran memuat foto kedua orang tua Syaima yang menangisi puterinya dan
foto-foto Syaima ketika masih balita.
Saudara kami, Sayyid Shalah meringkaskan sikap ini dalam ucapannya ketika ia
ditanya oleh penyidik kejaksaan terkait dengan terbunuhnya Syaima, bahwa
dirinya sangat bersedih dengan terbunuhnya anak kecil ini, namun demikian tidak
kemudian jihad harus dihentikan.
Dan apa yang kami sebutkan ini adalah pendapat mayoritas fuqaha empat
madzhab. Intinya bahwa menyerang kumpulan orang-orang kafir meskipun
mereka berbaur dengan orang-orang Muslim atau dengan orang-orang kafir yang
haram dibunuhboleh-boleh saja asalkan demi keperluan jihad atau daruratnya
jihad dan dilakukan tanpa menyengaja menyerang orang-orang Muslim atau
orang-orang kafir yang tidak boleh dibunuh. Masalah ini sudah saya jabarkan
secara detail dalam risalah berjudul: Syifa Shuduril Mukminin.
Oleh karena itu, kami menganggap terbunuhnya kaum Muslimin yang terjadi
karena takdir bukan disengajadalam amaliyah-amaliyah seperti ini maka kita
punya kewajiban yang harus kita tunaikan kepada wali-wali korban berupa
membayar diyat.
Masalah ini jangan dilihat dari sudut pandang sempit, yaitu jatuhnya korban dari
kaum Muslimin tanpa sengajadalam operasi-operasi jihad melawan penguasa.
Namun harus dilihat juga situasi-situasi yang meliputi perlawanan umat Islam
dengan seluruh kelompoknya terutama kelompok yang berjihadterhadap
penguasa yang menguasai mereka dan memerangi Islam.
Jika kita ingin meletakkan masalah Syaima dalam timbangan yang benar maka di
timbangan yang lain kita juga harus meletakkan puteri-puteri kita dan isteri-isteri
kita yang menjadi yatim dan janda tanpa dosa apapun, bahkan penyebabnya
adalah karena bapak-bapak dan suami-suami mereka melaksanakan kewajiban
termulia: kewajiban jihad fi sabilillah.
Al-Akh Sayyid Qarni, rumahnya diserbu oleh polisi. Dan tatkala anak
perempuannya lari ketakutan menghindari desingan-desingan peluru, seorang
polisi menembaknya hingga tersungkur tewas seketika. Siapa yang hendak
menangisi puteri Sayyid Qarni ini?
Puluhan ribu dari isteri-isteri, saudari-saudari dan ibu-ibu kita sekarang berdiri di
pintu-pintu penjara, berharap ada anak-anak atau saudara-saudara mereka atau
suami-suami mereka yang datang membesuk. Siapakah yang mau memperhatikan
penderitaan mereka?
Lengan dari seorang wanita bernama Sana Abdur Rahman patah akibat dipukul
polisi secara brutal, dia dipukul bersama anak perempuannya bernama
Khadijah yang usianya baru tiga tahun di depan penjara Istiqbal Thurrah, sebab
waktu itu ibu-ibu yang menunggu-nunggu anaknya menangis manakala salah
seorang tahanan keluar menuju pengadilan sambil berujar: Para tahanan akan
mati, lakukanlah apa saja, pergilah ke perwakilan umum!.
Koran Asy-Syaab mempublikasikan foto Sana dan lengannya yang terbalut, dan
di sampingnya ada anak perempuan dia yang bernama Khadijah. Organisasi
Amnesti Internasional sampai mengeluarkan laporan penting pada bulan Maret
1998, judulnya: Mesir...Sana salah satu korban akibat hubungan keluarga.
Kemudian izinkan kami memperluas pembahasan dari sisi lain untuk semakin
memperjelas: Apa yang diinginkan pemerintahan rusak itu terhadap anak
perempuan kita, entah itu Syaima atau yang lain? Siapakah yang melarang jilbab
di sekolah-sekolah dan melarang cadar di universitas-universitas dalam rangka
memerangi adab-adab Islam dan memaksa puteri-puteri kita mengenakan busana
dan dandanan Barat?
Siapa yang memberi tempat kepada Israel di negeri kita? Siapakah yang menjaga
hubungan bilateral dengan polisi dan aparat keamanannya dalam rangka
menyerang agama kita, akhlak kita dan generasi kita?
Bahkan siapakah yang melindungi negara pezina, penjudi dan rusak di Mesir
dengan alasan menarik wisatawan? Negara menakutkan yang menggunakan anak-
anak perempuan miskin dalam melakukan perbuatan-perbuatan cabul,
memanfaatkan kemiskinan mereka di bawah penjagaan polisi. Mungkinkan
pemerintahan seperti ini bisa dipercaya menjaga anak-anak perempuannya seperti
Syaima dan generasi Syaima?
13. Amaliyah paling penting yang dilakukan Jamaah Islamiyah adalah pembunuhan
terhadap Mayjend Rauf Khairat pada tanggal 9 April 1994. Rauf Khairat termasuk
jenderal paling berbahaya di tubuh Satuan Intelejen Negara yang memerangi
Islam. Ia menempuh proteksi-proteksi pengamanan berlapis yang sangat ketat, di
antaranya ganti rumah setiap bulan, tidak menempatkan seorang pengawal pun di
rumahnya, menyopir mobil sendiri, semua ini dalam rangka usaha dia untuk
tampil seperti orang biasa yang tidak punya hubungan dengan aparat. Meskipun
demikian ikhwah di Jamaah Islamiyah masih bisa menemukan dia, begitu ia
keluar dari rumahnya dan mulai mengendarai mobilnya, salah seorang ikhwah
Mujahidin mendekatinya dan melemparkan sebuah geranat tangan ke dalam
mobil yang ia kendarai, dan dia pun tewas seketika.
15. Ikhwan-ikhwan kami di Jamaah Jihad melancarkan dua operasi dalam waktu yang
hampir bersamaan, satu di luar negeri yaitu meledakkan kedubes Mesir di
Islamabad pada musim semi tahun 1995 ini sudah kami ceritakan sebelumnya
dan satu lagi di dalam negeri yaitu menyerang turis-turis dari Israel yang
kemudian dikenal dengan insiden Khan Al-Khalili.
16. Di bulan Juli 1997, dari dalam penjara Jamaah Islamiyah mengeluarkan perintah
untuk menghentikan kekerasan secara sepihak. Namun setelah dikeluarkannya
perintah tersebut, satu tim dari Jamaah Islamiyah kembali melancarkan operasi
Al-Aqshar yang menyerang turis-turis dari Barat.
Semua yang kami kisahkan di atas adalah pemaparan singkat mengenai peristiwa-
peristiwa operasi jihad paling penting melawan pemerintah Mesir sejak tahun 1988
hingga 1997, kami sengaja melewati banyak sekali rincian-rinciannya.
Kemudian yang kedua, berikut ini pelajaran-pelajaran yang bisa diambil dari
amaliyah-amaliyah jihad melawan Pemerintah Mesir:
Tujuan dari penyerbuan brutal itu jelas, yaitu menanamkan keputusasaan di hati
para pemuda Islam dan mengesankan kepada mereka bahwa perlawanan
berbentuk apapun tidak akan berguna, tidak akan menghasilkan apa-apa bagi
pelaku-pelakunya selain musibah-musibah dan bencana-bencana, dan bahwa jalan
satu-satunya hanyalah menyerah kepada politik pemerintah yang menyerukan
untuk tunduk kepada Amerika dan Israel.
Diam dan tidak membalas aksi brutal ini, hasil yang bisa dipastikan adalah
hilangnya rasa percaya diri dari gerakan Islam, mundurnya ia ke belakang,
terisolir, pasif dan kembali ke era ketakutan rezim Abdul Nashir. Memicu
keputusasaan dari semua aksi perlawanan seperti ini merupakan batu perluasan
bagi yahudi di Kawasan. Sebab, Amerika dan Yahudi yang ada di baliknya faham
betul bahwa Umat Islam di jantung wilayah dunia Islam tidak akan pernah
menerima eksistensi Israel dan hegemoni Amerika, apapun alasannya. Dan
selanjutnya mereka juga faham bahwa menghentikan perlawan terhadap mereka
tidak akan berhasil selain dengan menanamkan rasa putus asa di hati kaum
Muslimin.
Dan keputusasaan ini tidak mungkin membuahkan hasil kecuali melalui tindakan
kejam, penindasan, penyiksaan dan pembunuhan yang diharapkan menjadi
pelajaran bagi yang lain, juga dengan menjadikan siapa saja yang berusaha
melawan kebijakan pemerintah sebagai seikat jerami yang terbelenggu sehingga
setiap orang yang melihatnya ketakutan dan merasa putus asa.
2. Di saat yang sama, melawan tindakan brutal ini cukup untuk merusak semua
rencana mereka dan menjungkir balikkan meja hidangan pemerintah.
Sesungguhnya membalas tindakan kejam ini dengan operasi-operasi jihad tidak
hanya menjaga pemuda Muslim dari keputusasaan, tapi juga menumbuhkan di
hati mereka harapan dan percaya diri setelah percaya kepada Allah Taala.
Bukan itu saja, bahwa juga akan membongkar lemahnya kekuatan penguasa di
hadapan serangan-serangan Mujahidin dan memotivasi para pemuda Islam untuk
meningkatkan serangannya kepada pemerintah. Para pemuda akan mengerti
bahwa ternyata menyerang pemerintah dan para tokohnya bukan perkara sulit.
Perlawanan sudah menjadi realita nyata dan tak bisa dipungkiri. Pertempuran
sudah dimulai dan eskalasinya terus meningkat, dan tidak akan pernah berhenti
sampai dibebaskannya Al-Quds, Mekkah, Madinah, Kairo, dan Grozni, insya
Allah.
6. Atas dasar semua ini, maka harus ada perlawanan. Bahkan tak hanya itu,
perlawanan harus terus dilanjutkan. Setiap pengamat akan bisa menyimpulkan
betapa besar bencana-bencana yang akan terjadi sekiranya Anwar Sadat tidak
dibunuh dan perlawanan terhadap pemerintah Mesir tidak dilanjutkan hingga hari
ini.
Kekuatan pertama didukung oleh Amerika, Barat, Israel dan mayoritas penguasa
Arab. Sedangkan kekuatan kedua hanya bersandar kepada Allah saja, setelah itu
mengandalkan penyebarannya di kalangan masyarakat yang luas dan
kerjasamanya dengan gerakan-gerakan jihad dalam tubuh Umat Islam secara
keseluruhan, mulai dari Cechnya di utara hingga Somalia di selatan, dan dari
Turkistan Timur di timur hingga Maghrib di barat.
Mengenai sebab konfrontasi antara dua kekuatan di atas maka sangat jelas sekali,
yaitu karena kekuatan pertama bersikeras untuk:
Sungguh ini adalah pertempuran ideologi dan perang eksistensi, perang yang tak
mengenal gencatan senjata.
HASIL-HASIL SELAMA SATU PERIODE
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal
kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang
beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum
(kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan
kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran);
dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir)
supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada, dan Allah tidak
menyukai orang-orang yang zalim, (QS. Ali Imron: 139).
Namun aku memohon ampunan kepada Ar-Rahman
Semoga Allah memberimu petunjuk, wahai orang yang berperang, dan sungguh ia telah
mendapat petunjuk.
Menjawab pertanyaan ini kami katakan, hasil-hasil dari satu periode ini teringkas
dalam point-point di bawah ini:
Pertama, ia adalah kekuatan yang memiliki akar mendalam dan lahan yang
subur. Terbukti meski serangan demi serangan dan pengorbanan demi
pengorbanan terus berlanjut di mana itu tak sanggup dipikul oleh kekuatan
politik manapun di Mesirnamun gerakan jihad di lapangan masih terus bekerja
dan melakukan idad di jalan Allah.
Kedua, ia masih sebagai bahaya nomor satu yang mengancam keamanan negara.
Bukti dari itu adalah masih terus berjalannya undang-undang darurat, mahkamah-
mahkamah militer dan undang-undang anti teror tanpa ada perkiraan apakah
aktifitas ini akan berhenti dalam waktu dekat. Belum lagi berbicara tentang
penjara-penjara yang dipenuhi oleh 60.000 pemuda Muslim dan sebagian mereka
sudah menjalani sekitar 10 tahun tanpa adanya hasil positif bagi pemerintah.
Rezim Husni Mubarak hingga kini sudah mengganti enam menteri dalam
negerinya dan masing-masing sesumbar akan memberantas terorisme, tapi toh
akhirnya masing-masing dicopot dari jabatannya dan digantikan oleh orang
berikutnya yang juga memberikan statemen yang sama dengan yang
sebelumnya!!
6 Kejelasan fikroh dan manhaj. Gerakan jihad meraih keberhasilan besar dalam
menjelaskan prinsip-prinsipnya dengan bersandarkan kepada landasan-landasan
yang kuat dari dari dalil-dalil Al-Quran, Sunnah maupun ijma para fuqaha yang
diakui keilmuannya. Ini cukup menjadi landasan kuat untuk mengibarkan bendera
hingga setiap hari berkat karunia Allahselalu mendapat pendukung baru.
Ditambah lagi pembatasan ruang informasi bagi gerakan jihad, kemudian upaya
penyesatan dan kedustaan yang dilakukan oleh media informasi pemerintah, tentu
akan menambah besar jarak kesefahaman antara gerakan jihad dan masyarakat
awam.
Jawabannya:
a. Kita harus mengakui bahwa tujuan gerakan jihad (di Mesir__ed) adalah
tegaknya pemerintahan Islam di Mesir, dan itu hingga hari ini belum
terwujud.
c. Yang jelas menurut saya, gerakan jihad telah melakukan langkah besar untuk
menuju kemenangan:
Gerakan jihad tidak hanya berhenti pada permainan opini dan teori saja,
namun ia benar-benar terjun dalam dunia praktek dengan melakukan
serangan yang mampu mengguncang pilar-pilar penguasa Mesir berkali-
kali. Bahkan berhasil membunuh presidennya yang lama, dan terus
memburu presiden yang sekarang baik di dalam maupun di luar negeri.
Hasil dari semua ini, gerakan jihad punya pengaruh kuat dalam diri
pemuda Muslim baik dari sisi pemikiran maupun praktek nyata, sehingga
semangat jihad terus tersebar di tengah banyak pemuda di Mesir. Bukan
itu saja, gerakan jihad bahkan juga mempengaruhi lapisan masyarakat
secara meluas di Mesir. Sebagai contoh, ada salah seorang ikhwah yang
menjadi terdakwa dalam kasus pembunuhan Anwar Sadat bercerita
kepadaku bahwa salah seorang pengacara pernah mendekat ke sel tempat
para terdakwa ditahan, dengan penuh takjub dan semangat pengacara itu
berkata: Siapa sebenarnya kalian dan dari mana kalian berasal?
Dari sini bisa kita pastikan bahwa secara umum gerakan jihad sedang
dalam peningkatan dan kemajuan, meskipun secara pribadi-pribadi ada
yang futur dan ada yang menyerah akibat kekejaman-kekejaman dan
pengekangan yang berjalan dalam waktu lama. Oleh karena itu, gerakan
jihad hendaknya tidak berhenti melakukan perlawanan dan berusaha
mengajak seluruh komponen umat untuk turut serta bersamanya dalam
pertempuran.
bersambung..
DARI RAHIM IKHWANUL MUSLIMIN
KE PANGKUAN AL-QAIDA [II]
(Peta Gerakan Jihad dan Musuh-Musuh Islam)