Fatwa tentang
oleh:
Alih Bahasa
Harokatusy Syabaab
Publikasi:
Maktab Nidaa-ul Jihad
2
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
Judul Asli :
Penulis :
Edisi Indonesia :
Penerjemah :
Harokatus Syabaab
Publikasi :
Jawab ..
Segala puji bagi Alloh robb (tuhan)
semesta alam, sholawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Nabi dan Rosul yang
4
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
paling mulia, yaitu Nabi Muhammad, juga
kepada keluargan dan seluruh sahabatnya.
Ammaa ba’du:
Sebelum menjawab pertanyaan ini
engkau harus mengetahui bahwa aksi-aksi
semacam ini adalah termasuk permasalahan
kontemporer yang belum pernah dikenal
sebelumnya dengan cara yang dilakukan
pada hari ini. Dan setiap masa itu memiliki
permasalahan khusus yang terjadi pada
jamannya. Lalu para ulama’ berijtihad untuk
mendudukkannya dengan dalil-dalil yang
bersifat nash dan bersifat umum, dan dengan
peristiwa-peristiwa yang mirip dengan
permasalahan tersebut, serta fatwa-fatwa
salaf yang serupa dengan permasalahan
tersebut. Alloh berfirman:
ما َبْيَنُكْم
َ ِفْيِه َفصْل
5
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
.. di dalamnya terdapat penyelesaian masalah yang
terjadi di antara kalian …
ِِ ِ
َ ِإ َّن اهللَ ا ْشَتَرى م َن الْ ُمْؤ من
ني َأن ُف َس ُه ْم
ِ َأن هَل م اجْل نَّةَ ي َقاتِلُو َن يِف سبِ ِيل ِ
اهلل َ ُ َ ُ ُ َّ َو َْأم َواهَلُم ب
َفَي ْقُتلُو َن َويُ ْقَتلُو َن
م#ْ ب فَ َشِّر ْد هِبِم َّم ْن َخ ْل َف ُه ْم لَ َعلَّ ُه ِ فَِإ َّما َت ْث َق َفنَّهم يِف احْل ر
َْ ُْ
يَ َّذ َّك ُرو َن
10
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
ma’ruf nahi munkar, kemudian manusia
mendapatkan petunjuk karenanya sampai
dia terbunuh dalam melaksanakan hal
itu, tentu orang semacam ini adalah
seorang mujahid yang mati syahid.. dan
hal ini adalah seperti apa yang terdapat
dalam sabda Nabi SAW :
ان َجائٍِر
ٍ اد كَلَِمُة َحٍّق ِعْنَد ُسلَْط ِ َأْفضَُل ْال
ِ جَه
11
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
3. Serangan yang dilakukan oleh
Salamah bin Al Akwa’, Al Akhrom Al
Asadiy dan Abu Qotaadah secara
sendiri-sendiri terhadap ‘Uyaiynah bin
Hish-n dan kelompoknya, dan Rosululloh
SAW memuji dengan bersabda:
لمة
َ رجالتَِنا َس
ّ َخْيُر
Sebaik-baik pasukan infantri kita adalah
Salamah. (Muttafaq ‘Alaih)
13
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
5. Serangan yang dilakukan oleh
Hadrod Al Aslamiy bersama dua orang
kawannya terhadap sebuah pasukan yang
besar, padahal mereka hanya bertiga saja,
tidak ada orang yang keempat selain
mereka, maka Allohpun memenangkan
mereka atas orang-orang musyrik. Kisah
ini disebutkan oleh Ibnu Hisyaam di
dalam Siiroh nya dan Ibnun Nuhaas di
dalam Masyaari’ul Asywaaq (I/545)
6. Apa yang dilakukan oleh ‘Abdulloh
bin Handholah Al Ghosiil 1, dalam
sebuah peperangan ia berperang dalam
keadaan tidak berlindung (dengan baju
besi atau perisai-pentj.), ia buang baju
besinya sampai musuh membunuhnya.
Kisah ini disebutkan oleh Ibnun Nuhaas
di dalam buku Masyaari’ul Asywaaq
(I/555)
1
- Dia dijuluki Al Ghosiil / Ghosiilul
Malaa-ikah karena ia ketika berperang
dalam keadaan junub dan belum sempat
mandi dan ia syahid, maka iapun
dimandikan oleh malaikat-pentj.
14
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
. ِالسُيْوف
ُّ الِل
َ حتَ ِظ
ْ جَّنُة َت
َ ْال
جَّنِة
َ ِ ْال#َواهاً لِِرْيح
15
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
ulama’) telah berijma’ atas diperbolehkannya
menceburkan diri kebinasaan dalam jihad.”
Dan menukil perkataan Al Ghozaaliy dalam
Ihyaa-u ‘Uluumid Diin yang berbunyi: “Dan
tidak diperselisihkan lagi bahwasanya
seorang muslim itu boleh menyerang dan
memerangi barisan orang-orang kafir
meskipun dia mengetahui bahwa ia akan
terbunuh.”
17
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
menceburkan diri ke dalam barisan musuh
dan mengorbankan nyawa, adalah
bahwasanya permasalahan tersebut sama
dengan seorang mujahid yang mengorbankan
nyawanya atau menceburkan diri ke dalam
sekumpulan orang-orang kafir secara
sendirian lalu perbuatannya itu menimbulkan
kematian atau luka atau kerugian pada
musuh.
19
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
sehingga harus mengorbankan sebagian
orang Islam yang dijadikan tameng tersebut,
dalam rangka untuk dapat mencapai musuh
dan menyerang mereka, hal ini lebih berat
dari hanya sekedar seorang mujahid yang
menghilangkan nyawanya sendiri di dalam
‘amaliyyah istisyhaadiyyah yang bertujuan
untuk dapat mencapai musuh dan menyerang
mereka. Bahkan sesungguhnya membunuh
orang-orang Islam yang dijadikan tameng itu
lebih berat lagi karena seorang muslim
membunuh orang muslim lainnya itu lebih
berat dosanya dari pada seorang muslim yang
membunuh dirinya sendiri. Karena
membunuh orang lain itu merupakan
kedholiman yang dilakukan terhadap orang
lain sebab bahaya yang ditimbulkannya
mengenai orang lain, adapun seorang muslim
yang membunuh dirinya sendiri itu
bahayanya hanya mengenai dirinya sendiri,
akan tetapi hal itu diperbolehkan di dalam
jihad. Dan apabila diperbolehkan
menghilangkan nyawa orang Islam dengan
menggunakan tangan orang-orang Islam
dengan tujuan untuk membunuh musuh,
maka sesungguhnya seorang mujahid yang
menghilangkan nyawanya sendiri dengan
menggunakan tangannya sendiri dengan
tujuan untuk menyerang musuh adalah sama
dengannya atau lebih mudah lagi. Maka
20
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
apabila perbuatan yang lebih berat dosanya
saja boleh dilakukan apalagi perbuatan yang
lebih ringan dari pada itu, lebih
diperbolehkan lagi apabila tujuan dari
keduanya adalah sama yaitu mencapai
musuh dan menyerangnya. Hal ini
berdasarkan hadits:
. ِالنَيات
ِّ ال ِب
ُ ِإَّنَما ْاَألْعَم
22
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
Begitu pula anak-anak dan perempuan-
perempuan orang-orang kafir ketika
menyergap pada malam hari, mereka
dibunuh dengan tangan orang yang
sebenarnya tidak boleh membunhunya kalau
bukan karena untuk kepentingan jihad dan
penyergapan.
Kesimpulan ..
24
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
dirinya di dalam ‘amaliyyah istiyshaadiyyah
dengan jiwa yang bahagia dan senang yang
menjemput kesyahidan, jannah (syurga) dan
apa yang ada di sisi Alloh, dan dengan tujuan
untuk membela diin (agama), merugikan
musuh dan jihad fii sabiilillaah, mereka itu
tidaklah sama. Alloh SWT berfirman:
َحُكُمْون
ْ جِرمِْيَن َمَالُكمْ َكْيفَ َت
ْ جعَُل ْالُمْسلِِمْيَن َكْالُم
ْ َأَفَن
َجعََلُهمْ َكَّالذِْين
ْ ات َأْن َن
ِ اجَتَرُحوا السَِّّيَئ
ْ ب َّالذِْيَن
َ َِأْم َحس
اهمْ َوَممَُاتُهمْ َسَاء مَا ُ حَي
ْ َحاتِ َسَواء م َ الصِال
َّ آمُنْوا َوَعِملُوا
َ
حُكمُْوَن ْ َي
25
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
Dan Alloh SWT bwefirman:
26
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
27
Fatwa tentang ‘amaliyyah istisyhaadiyyah
Perhatian:
Dipersilahkan kepada siapa saja untuk
memperbanyak atau menukil isi buku ini
baik sebagian maupun secara
keseluruhan dengan cara apapun, tanpa
merobah isinya. Semoga Alloh memberi
balasan kepada siapa saja yang membantu
tersebarnya buku ini
28